PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH"

Transkripsi

1 DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 156 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH Umbar Rumanti *) NIP SD Negeri 2 Kalitengah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang *) umbar_rumanti07@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar Matematika materi perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka di kelas II SD Negeri 2 Kalitengah Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini yaitu ingin menigkatkan prestasi belajar Matematika di kelas II SD Negeri 2 Kalitengah. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas metode Make A Match. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah kelas II sebanyak 22 anak terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016 antara bulan Januari s.d April Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode Make A Match dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika materi perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. Hal ini tampak dari nilai rata-rata kelas yang pada awalnya hanya 59 dengan ketuntasan 27%, padasiklus I nilai rata-rata kelas 68 dengan ketuntasan 64%, kemudian pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 79 dengan ketuntasan belajar juga meningkat menjadi 91%. Kata kunci: Prestasi belajar, Model Make a match. 1. Pendahuluan Pada kenyataannya yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Kalitengah kurang memperhatikan faktor proses, berpusat ada guru, metode yang digunakan selalu monoton yaitu metode ceramah, alat peraga juga tidak dimanfaatkan secara maksimal, tidak menarik, sehingga perhatian siswa kurang, akibatnya prestasi yang diperoleh siswa sangat rendah. oleh karena itu guru harus memperbaiki keadaan tersebut, membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Sebagaimana Matematika di kelas II SD Negeri 2 Kalitengah Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 tentang perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka, prestasi belajar yang diperoleh rendah dan belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal pada awal. Dari 22 siswa hanya 6 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Keuntasan Minimal). Jadi yang mengalami ketuntasan hanya 27%. Sehingga sebagian besar siswa atau 73% siswa masih dinyatakan belum berhasil, karena nilai yang diperoleh di bawah batas KKM pada mata pelajaran Matematika di SD Negeri 2 Kalitengah Kecamatan Pancur, yaitu 70. Harapan dari peneliti agar dalam Matematika dengan pokok bahasan perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka ini siswa dapat tuntas 85% dengan nilai minimal sama dengan atau diatas KKM yaitu 70, dan dapat mengikuti proses dengan senang, menarik, dapat berbuat, berbicara, mengamati, menggambar dan memecahkan masalah dengan baik sesuai yang diharapkan. Untuk memecahkan masalah tersebut, penulis melakukan diskusi dengan teman sejawat yang nanti menjadi rekan kolaborator. Dari hasil diskusi penulis dan rekan kolaborator menemukan solusinya terhadap permasalah perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka di kelas II, dengan metode Make A Match. 2. Materi dan Metode 2.1. Materi Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang menekankan pada kemampuan berhitung. Matematika mulai diperkenalkan pada siswa SD sejak dini yaitu mulai dari kelas 1 (satu), mengingat

2 DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 157 begitu pentingnya matematika bagi anak SD. Matematika bagi anak SD berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya termasuk permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Manfaat lain yang menonjol adalah matematika dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis dan kritis dengan penuh kecermatan. Namun pengembangan sistem atau model matematika itu tidak sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada siswa SD. Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal-hal itu.untuk dapat memahami struktur serta hubungan-hubungannya diperlukan penguasaan tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika.matematika juga berkaitan dengan ide abstrak dan penggunaan simbol yang tersusun secara hirearkis dengan penalarannya yang deduktif dalam nya menuntut kegiatan mental yang relatif tinggi.sedangkan tahap perkembangan berpikir anak usia SD belum formal dan relatif masih konkret ditambah lagi dengan faktor keanekaragaman intelegensitasinya serta jumlah populasi siswanya yang besar, menyebabkan pelajaran matematika di SD sulit untuk diterima oleh siswa. Perkalian merupakan topik yang sangat penting dalam matematika karena sangat sering dijumpai penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya opreasi yang lain, perkalian dipilih dalam dua hal, yaitu perkalian dasar dan perkalian lanjut. Perkalian dasar yang dimaksud adalah perkalian dari dua bilangan yang masing masing merupakan bilangan satu angka, sedangkan perkalian lanjut adalah perkalian selain perkalian dua bilangan satu angka. Jadi dapat berupa perkalian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka, bilangan satu angka dengan bilangan dua angka, bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka, bilangan tida angka dengan bilangan dua angka dan seterusnya ( Marsudi dkk, 2009 ) Metode make a match merupakan salah satu yang dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun Model make a match yaitu model mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal dari kartu yang dimiliki sebelum batas waktu yang ditetapkan. Pada model make a match sangat diperlukan ketelitian, kecermatan, ketepatan dan kecepatan siswa untuk mencari pasangan dari kartu yang dimilikinya. Make a match termasuk dalam model kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbedabeda (tinggi, sedang, rendah). Model kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka mencapai tujuan make a match yang memiliki keunggulan siswa belajar mengenai suatu konsep atau topic dengan cara mencari pasangan dimana setiap siswa mendapat sebuah kartu (bisa soal atau jawaban), lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai kartu yang ia pegang dalam suasana yang menyenangkan Metode Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan April Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Kalitengah Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas II SD Negeri 2 Kalitengah tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 22 siswa. Sumber data adalah siswa, sebagai subjek penelitian. Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang terdiri atas materi perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka. Selain siswa, penulis juga menggunakan teman sejawat guru kelas sebagai sumber data. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes. Tes tertulis digunakan pada akhir siklus I dan siklus II, Sedangkan Teknik non tes meliputi teknik observasi dan dokumentasi. Observasi digunakan pada saat pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data khususnya nilai mata pelajaran Matematika. Validasi data meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses. a. Validasi hasil belajar Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoretis dan validasi empiris. Validasi teoretis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas tampilan tes, validitas isi dan validitas kostruksi. Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir-butis soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor. b. Validasi proses Validasi proses dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subjek penelitian yaitu siswa kelas II SD Negeri 2 Kalitengah dan kolaborasi dengan guru kelas III.

3 DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 158 Triangulasi metode dilakukan dengan penggunaan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses Matematika. Analisis data mwnggunakan teknik analisis dekskriptif, yang meliputi: a. Analisis deskriptif komparatif b. Analisis deskriptif kualitatif Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Deskripsi Kondisi Awal Data hasil siswa pra siklus dengan materi perkalian bilangan yang hsilnya bilangan dua angka menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 1: Analisis Hasil Post Tes Materi Merkalian Bilangan Pra Siklus Nilai Banyak nilai Rata rata Kelas Taraf Seraf % K K M Ketuntasan Tuntas Belum % % Berdasar Tabel 1, tampak bahwa nilai ketuntasan prasiklus adalah 27%, sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 73%. 3.2 Deskripsi Tiap Siklus Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Sebelum pelaksanaan penulis melakukan persiapan sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pembelajaran dengan metode Make A Match. 2) Menyiapkan kartu angka sebagai alat peraga 3) Menyiapkan Lembar kerja 4) Menyiapkan Lembar Observasi aktivitas siswa dan guru, serta alat tes akhir. b. Pelaksanaan Pelaksanaan Pembelajaran siklus I diamati dengan lembar pengamatan oleh teman sejawat. Pengamatan difokuskan aktivitas siswa dan guru selama proses. Aspek-aspek tingkah laku guru dan siswa secara rinci dapat dilihat pada setiap lampiran RPP. 1) Kegiatan awal a) Guru mengondisikan siswa lalu menuliskan topik yang akan dipelajari yaitu perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka b) Guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab yang berkaitan dengan materi perkalian bilangan c) Guru menghubungkan apersepsi dengan materi yang akan disampaikan d) Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai 2) Kegiatan inti a) Guru mengelompokkan peserta didik menjadi beberapa kelompok yang heterogen (beragam). Tiap kelompok terdiri atas 4-6 siswa. b) Guru membagikan bahan ajar untuk didiskusikan oleh kelompok. c) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lain kartu jawaban. d) Pecahkan siswa menjadi dua kelompok, misalnya menjadi kelompok A dan kelompok B. e) Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B. f) Setiap siswa mendapat sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. g) Tiap siswa memikirkan jawaban /soal dari kartu yang dipegang. h) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. i) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. j) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan soal atau kartu jawaban) akan mendapat hukuman, yang telah disepakati bersama. k) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya demikian seterusnya l) juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. m) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. 3) Kegiatan penutup a) Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dibahas. b) Guru dan siswa melakukan refleksi. c) Guru memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

4 DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 159 c. Pengamatan Tahap observasi Siklus I dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Dalam tahap ini guru berperan sebagai penyampai materi sekaligus sebagai objek pengamatan. Selain sebagai observer aktifitas siswa guru merupakan objek pengamatan dari observer teman sejawat. Hal ini dilakukan agar obyektifitas penelitian ini memiliki kredibilitas yang tinggi. Pengamatan pada siswa difokuskan pada aktifitas siswa selama mengikuti. Sebab sikap siswa yang ditunjukkan akan mempengaruhi perolehan hasil belajarnya. Demikian pula motivasi siswa untuk mengikuti juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan. Pengamatan oleh observer dilakukan pada teknik dan strategi pembelaran yang diterapkan guru. Kekurangan dan kelebihan pelaksanaan oleh guru data diketahui dari hasil pengamatan oleh teman sejawat sebagai observer. Hasil pengamatan tersebut dijadikan dasar untuk memperbaiki proses selanjutnya. d. Refleksi Refleksi merupakan langkah instrospeksi terhadap kelemahan yang telah dilakukan. Tahap refleksi siklus I ini dilakukan dengan mengadakan diskusi dari peneliti, guru observer maupun pembimbing. Materi diskusi difokuskan pada kekurangan dan kelebihan tindakan yang dilakukan oleh guru selama. Pada tahap refleksi ini juga dilakukan analisis terhadap data temuan selama observasi untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan telah dapat dicapai. Kegiatan refleksi akan terus dilakukan selama hasil perbaikan belum memenuhi tujuan yang diharapkan. Tahap refleksi ini juga digunakan untuk menyusun perencanaan pada siklus selanjutnya dengan menyempurnakan perencanaan pembelajarn pada siklus sebelumnya. Refleksi akan berakhir apabila tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai dengan harapan Hasil belajar siswa dalam post tes tampak dalam tabel tabel berikut Tabel 2: Analisis Hasil Post Tes Materi Merkalian Bilangan Siklus I NO Tahap Jumlah Yang Mendapat Nilai JumlNi lai Ratarata 1. SIKLUS I Persentase nilai a. yang belum tuntas 14 b. yang tuntas = 22 8 x 100% = 36 % 22 x 100% = 64 % Berdasarkan tabel diatas, hasil belajar siswa melalui tes formatif ada peningkatan. Terlihat dari siswa yang mendapat nilai tuntas sebesar 64%, sedangkan yang belum tuntas berkurang menjadi 36%. Sedangkan ratarata nilai kelas mencapai 68. Walaupun demikian, tujuan penelitian ini belum tercapai, yaitu ketuntasan mencapai 75%. Hal ini juga didapat dari refleksi yang menyatakan hal-hal sebagai berikut: a. Nilai hasil belajar siswa siklus I, menjadi lebih meningkat. b. Nilai ketuntasan belajar siswa dari 27%, menjadi 64% hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan guru dalam perbaikan menunjukkan perubahan positif. Perbaikan pada penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II, karena tujuan penelitian belum berhasil mencapai tuntas 75% Deskripsi Siklus II 1. Perencanaan Sebelum pelaksanaan penulis melakukan persiapan sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pembelajaran, yang menggunakan metode Make A Match 2) Menyiapkan kartu angka sebagai alat peraga. 3) Menyiapkan Lembar Kerja 4) Menyiapkan Lembar Observasi aktivitaas guru dan siswa, dan alat tes akhir 2. Pelaksanaan 1) Kegiatan awal a) Guru mengondisikan siswa lalu menuliskan topik yang akan dipelajari yaitu perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka b) Guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab yang berkaitan dengan materi perkalian bilangan c) Guru menghubungkan apersepsi dengan materi yang akan disampaikan d) Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai 2) Kegiatan inti a) Guru membagikan bahan ajar untuk masingmasing siswa. b) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lain kartu jawaban. c) Pecahkan siswa menjadi dua kelompok, misalnya menjadi kelompok A dan kelompok B. d) Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B. e) Setiap siswa mendapat sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. f) Tiap siswa memikirkan jawaban /soal dari kartu yang dipegang.

5 DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 160 g) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. h) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. i) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan soal atau kartu jawaban) akan mendapat hukuman, yang telah disepakati bersama. j) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya demikian seterusnya k) juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. l) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. 3) Kegiatan penutup a) Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dibahas. b) Guru dan siswa melakukan refleksi. c) Guru memberikan tes akhir siklus 2 kepada siswa d) Guru meminta lembar jawab siswa 3. Pengamatan Fokus observasi oleh guru pada siklus II diarahkan pada siswa yang pada uji kompetensi siklus I belum mencapai ketuntasan belajar. Perhatian ini ditujukan untuk mengetahui penyebab siswa tersebut mengalami kegagalan. Hal tersebut dilakukan agar guru segera dapat melakukan tindakan perbaikan secara tepat. Sedangkan observasi oleh observer dalan siklus II berfokus pada pengubahan strategi yang disampaikan oleh guru 4. Refleksi Refleksi siklus II dilakukan setelah guru melaksanan tindakan perbaikan pada siklus I. Refleksi dilaksanakan dengan melakukan analisa data-data temuan pada siklus I. Refleksi dilakukan dengan melibatkan teman sejawat yang telah melakukan observasi terhadap tindakan pada siklus I. Dalam refleksi siklus II ini akan dibahas perlu tidaknya dilakukan siklus III Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pada siklus II berjalan cukup baik. Pengamatan hasil belajar siswa melalui tes formatif dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3: Analisis Hasil Post Tes Materi Merkalian Bilangan Siklus II Jumlah Yang Mendapat Nilai JumlNi Ratarata NO Tahap lai 1. Siklus II Persentase nilai a. yang belum tuntas 2 x 100% = 9 % b. yang tuntas = 22 x 100% = 91 % Berdasarkan table di atas, hasil belajar siswa melalui tes formatif ada peningkatan. Terlihat dari siswa yang mendapat nilai tuntas sebesar 91%, sedangkan yang belum tuntas berkurang menjadi 9%. Sedangkan rata-rata nilai kelas mencapai 79. Tujuan penelitian ini sudah tercapai, yaitu ketuntasan mencapai 91%. Hal ini juga didapat dari refleksi yang menyatakan hal-hal sebagai berikut : a. Nilai hasil belajar siswa siklus II, menjadi meningkat. b. Nilai ketuntasan belajar siswa dari 64%, menjadi 91% hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan guru dalam perbaikan menunjukkan perubahan positif. c. Perbaikan pada penelitian ini akan selesai sampai pada siklus II, karena tujuan penelitian telah berhasil mencapai tuntas 91%. 3.3 Pembahasan Hasil penelitian tentang hasil belajar siswa melalui tes formatif, pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam materi perkalian bialngan yang hasilnya bilangan dua angka pada siswa kelas II SD Negeri 2 Kalitengah Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, penulis paparkan sebagai berikut. a. Pengamatan tingkah laku siswa Hasil pengamatan tingkah laku siswa selama proses dapat dilihat dirinci menurut jenis-jenis prilaku menyimpang yang diamati oleh guru dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) yang belum siap di dalam kelas pada Awal sebesar 45%, siklus I sebesar 23% dan pada siklus II sebesar 0%, artinya siswa berubah tingkah lakunya menjadi siap dalam di alam. 2) yang tidak aktif dalam kegiatan di dalam kelas pada Awal sebesar 36%, siklus I menjadi 18%, dan siklus II menjadi 9%, artinya siswa berubah tingkah lakunya menjadi aktif kegiatan di dalam kelas. 3) yang tidak aktif dalam kerja kelompok pada Awal sebesar 36%, siklus I menjadi 18%, sedang siklus II menjadi 0%, artinya siswa sadar akan pentingnya kerja kelompok dan keuntungan kerja kelompok bagi siswa. 4) yang tidak memperhatikan instruksi guru dalam mengerjakan LKS pada Awal sebesar 27%, siklus I menjadi 9%, siklus II menjadi 0%, artinya sisa sadar akan pentingnya instruksi guru dalam mengerjakan LKS. 5) yang tidak melaporkan hasil diskusi pada Awal sebesar 0%, siklus I menjadi 18%, dan siklus II menjadi 0%, artinya siswa makin berani dalam meyampaikan pendapat.

6 DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 161 6) tidak bisa mengerjakan tugas dari guru pada Awal sebesar 36%, siklus I sebesar 18% dan siklus II menjadi 9%, artinya ada perubahan hasil belajar siswa menuju perbaikan. b. Pengamatan Aktivitas Guru Hasil pengamatan aktivitas guru yang diamati oleh teman sejawat dalam proses pada Pembelajaran Awal, siklus I, dan silklus II dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4: Perubahan guru dalam materi perkalian bilangan pada Pembelajaran Awal, Siklus I, Siklus II No Prilaku yang Diamati 1 Mempersiapkan sarana 2 Memberikan apersepsi yang menarik Awal Siklus I Siklus II Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan 4 Menggunakanvkartu angka dengan maksimal 5 Membentuk kelompok secara seimbang Menyiapkan LKS yang terstruktur 7 Membimbing diskusi kelompok Memberikan kegiatan di kelas yang bervariatif Melibatkan siswa dalam proses 10 Mengajukan pertanyaan secara merata Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi 12 Melaksanakan evaluasi Memberikan tindak lanjut Jumlah Persentase Sedangkan hasil belajar siswa melalui post tes pada materi perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka, tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah: Tabel 5: Perbandingan tingkat Tingkat Ketuntasan Belajar antara pra siklus, siklus I dan siklus II No Kegiatan Persentase Ketuntasan 1 Pembelajaran Awal 27% 2 Siklus I 64% 3 Siklus II 91% Berdasarkan tabel 5 tampak bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal meningkat. Hal ini disebabkan oleh model yang menyenangkan dan dilakukan di dalam kelas dengan model Make A Match dan kartu angka sebagai alat peraga. selalu dalam kondisi yang menyenangkan sehingga senang melaksanakan tugas-tugas dan berkreasi dengan kartu angka. Dari 27% pada awal menjadi 64% pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 91% pada siklus II. 4. Simpulan Berdasarkan pemaparan pada hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Make A Match pada pelajaran Matematika dengan materi perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka dan kartu angka sebagai alat peraga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningktan prestasi itu ditandai dengan peningkatan rata-rata prestasi siswa dari 59 pada awal, menjadi 68 pada siklus I, dan 79 pada siklus II. Demikian juga tingkat ketuntasan belajar secara klasikal dari 27% menjadi 64%, dan akhirnya 91%. Referensi Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hamalik, Oemar Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo Ketut Sukardi, Dewa Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Poerwadarminta, WJS Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Roestiyah, NK, 1985 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Data yang didapat sebelum melaksanakan penelitian, ditemukan permasalahan yang perlu diberikan solusi untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subejk Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas I SDN Madugowongjati 02, kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.

Lebih terperinci

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI METODE SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI)

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI METODE SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DIDAKTIKA PGRI, 1, (1), 2015, 52 PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MELALUI METODE SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) Hintikah *) Sekolah Dasar Negeri Ngroto UPT Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas II SD 5 Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Siswa kelas II ini berjumlah 24 anak

Lebih terperinci

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB III METODEI PENELITIAN 15 BAB III METODEI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri Besani, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Siswa kelas III

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian. 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Terkesi Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan tepatnya di ruang kelas I. Alasannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan Kelas IV yang berjumlah 25 orang, yaitu 11 orang perempuan dan 14 orang lakilaki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting Penelitian 3.1.1. Setting Waktu Pelaksanaan penelitian direncanakan berlangsung dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2012. Adapun jadwal penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang sebelum proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57 Dumbo Raya Kota Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri Grujugan Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 semester I SD Negeri Pungangan 02 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri

Lebih terperinci

DENGAN MATERI PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

DENGAN MATERI PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 P E N I N G K A T A N K E T E R A M P I L A N B E L A J A R P K ; S I S WA K E L A S I V DENGAN MATERI PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Binangun 01, Kecamatan Bandar Kabupaten Batang pada semester 2tahun 2011/2012. Subjek penelitian

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bawang 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang pada semester I tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SENYAWA TURUNAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode tertentu sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September Nopember tahun 2012. dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Kenconorejo 03 dan berjalan dalam 2 siklus. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 01, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Siswa SD Negeri Salatiga 01 terdiri dari kelas 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan yang telah diajukan oleh peneliti. Hasil penelitian disajikan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di MI Falahiyyah Rowosari yang berjumlah 18 siswa. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian PTK ini terdiri dari dua siklus dan diawali dengan pra siklus. Setiap siklus terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS 7C

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS 7C PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS 7C SMP NEGERI 2 BLADO Oleh : Nama : Ahmad Baroyi NIP : 197903232010011020

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Penetapan Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1 Limboto, khususnya di Kelas X THP-1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan penyusunan proposal penelitian yang dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelas I SD Negeri 3 Belor Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun pembelajaran 2011 / 2012 dengan jumlah siswa 33 orang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris dikenal dengan classroom Action Research. Karakteristik dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Seting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Klakahkasihan 01 Kecamatan Gembong Kabupaten Pati. SD ini terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran serta meningkatkan kualitas pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 6 semester genap SD Negeri Jolosekti UPT Disdikpora Kecamatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Langgenharjo 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada semester I (gasal) tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Suhardjono (dalam Mohammad Asrori,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Menurut Zainal Aqib (2006:13), penelitian tindakan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Hasil Penelitian.1.1 Deskripsi Prasiklus Pembelajaran IPS siswa kelas V SDN Kenconorejo 03 Kecamatan Tulis Kabupaten Batang pada kondisi prasiklus menggunakan metode

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI SRI WAHYUNINGSIH A54B090075 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN Rejoagung 01, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati. Jumlah siswa kelas IV adalah 22 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas I SDN Adinuso 02, kecamatan Subah Kabupaten Batang. Adapun dipilihnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

Hasil Belajar Prasiklus

Hasil Belajar Prasiklus 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan perbaikan penulis terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian a. Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas III SDN I Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu Semester Dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas III SDN Ngurenrejo Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 19

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media visual.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan media visual. 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Penelitian ini bersifat deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP N 1 Kembaran Kabupaten Banyumas dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 16 siswa lakilaki dan 16 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Cepokokkuning berlokasi di Desa Cepokokuning, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD N Kalimanggis, Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Adapun

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah siswa Kelas IV semester Genap MI Baiturrahim Kecamatan Tembalang Kota Semarang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

Yuyun Ambarwanto SD Negeri II Ngadirojo Kabupaten Wonogiri PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN BIASA MELALUI METODE INKUIRI BAGI SISWA KELAS VA SDN II NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Yuyun Ambarwanto SD

Lebih terperinci

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF (JIGSAW) PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN PENGGUNAANNYA DI KELAS IV SD NEGERI SEPANJANG JAYA II TAHUN 2015 Daenah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Waktu Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada tahun ajaran 2011 /

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan setting penelitian 1. jenis penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian tindakan kelas adalah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk 28 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Tindakan 1. Deskripsi Kondisi Awal a. Situasi Kelas Hasil observasi kelas menyatakan bahwa ada kelebihan dari tindakan `perbaikan ini antara lain :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkuyudan No.2. Lokasi sekolah berada di jalan Samanhudi No.32 Kelurahan Purwosari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 s.d April 2012, karena waktu itu awal

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan Jurnal Penelitian Pendidikan (JPPI) Vol. 1, No. 1, Januari 2016 ISSN2477-2240 SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode latihan atau drill

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang, yaitu merupakan salah satu SD Negeri yang berada di daerah kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Masalah diidentifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru berdasarkan studi kasus yang ditulis guru. Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suharsimi Arikunto menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan sengaja dimunculkan dan terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Subyek Penelitian Pembelajaran Subyek penelitian pembelajaran ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Sidalang 01 dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1 Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, berturut-turut akan dibahas mengenai deskripsi kondisi awal (Pra Siklus), hasil penelitian siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. Gambaran Umum Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Randu 3 berlokasi di Desa Randu, Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Propinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Tanjungsari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. PTK adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian 24 Bab III Metode Penelitian 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Arikunto (2008) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, selama 3 bulan mulai bulan

Lebih terperinci