Home Diarrhoeal Treatment in Under-five-year-old Children in Purworejo Regency. Penatalaksanaan Diare di Rumah pada Balita di Kabupaten Purworejo
|
|
- Sucianty Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Home Diarrhoeal Treatment in Under-five-year-old Children in Purworejo Regency Penatalaksanaan Diare di Rumah pada Balita di Kabupaten Purworejo ABSTRACT Arie J. Pitono 1, Djaswadi Dasuki 2, Djauhar Ismail 3 Background : Diarrhoeal diseases are a leading cause of childhood morbidity and mortality in developing countries, and an important cause of malnutrition. Most diarrhoeal deaths are caused by failure to treat acute dehydration properly and to correct electrolyte imbalances. Studies from both the developing and developed world demonstrate that morbidity and mortality can be drastically reduced by the prompt introduction of two simple treatments: oral rehydration therapy and early refeeding. Mother s actions in treating diarrhoea at home, especially in giving oral rehydration and feeding, are very important to reduce morbidity and mortality due to diarrhoea. Method : This was an observational and cross-sectional study among 245 families with under-five-year-old children with diarrhoea within the last 2 weeks before the survey. The study was based on the longitudinal survey in Purworejo Regency in by the LPKGM, Gadjah Mada University School of Medicine. Results : Based on the bivariate and multivariate analysis, the variables which related to diarrhoeal duration are the treatment on diarrhoea and the children age. The diarrhoeal treatment showed a very significant relationship with the diarrhoeal duration (p= 0.003). Better diarrhoeal treatment had probability 2.2 times shorter diarrhoeal duration compared with worse diarrhoeal treatment (OR= 2.2; CI 95%= ). Conclusions : There was a relationship between diarrhoeal treatment at home with the diarrhoeal duration on under-five-year-old children. Better diarrhoeal treatment would have shorter diarrhoeal duration compared with worse diarrhoeal treatment. Another factor influenced the diarrhoeal duration was the children age. Keywords : diarrhoeal treatment, diarrhoeal duration, under-five-year-old children. Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 26
2 PENGANTAR Diare adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak-anak terutama di negara berkembang, dan merupakan penyebab utama terjadinya malnutrisi. Anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) di negara-negara berkembang, rata-rata mengalami 1,6 sampai 2,3 episode diare per tahun. 1 Di Amerika Utara, selama masa balita seorang anak mengalami 6 sampai 12 episode diare akut. Hal ini berkontribusi terhadap kurang lebih 12 persen perawatan anak-anak di rumah sakit dan menyebabkan kurang lebih 300 kematian per tahun. 2 Di dunia, pada tahun 1993 diperkirakan 3,2 juta anak balita meninggal disebabkan diare. 3 Di Indonesia, berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997, 10 persen anak balita menderita diare dalam 2 minggu terakhir. 4 Data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada bayi dan penyebab kematian nomor satu pada anak balita. Di Kabupaten Purworejo pada tahun 1999, kejadian diare pada anak berusia di bawah 4 tahun berkontribusi terhadap 10,18 persen kasus rawat jalan di Puskesmas, 22,20 persen kasus rawat jalan di rumah sakit, dan 23,89 persen kasus rawat inap di rumah sakit. 5 Sebagian besar kematian pada penderita diare disebabkan oleh kegagalan dalam penanganan dehidrasi dan memperbaiki keseimbangan elektrolit. Perkembangan penting yang ditemukan bahwa dehidrasi pada diare akut oleh berbagai etiologi dan usia, kecuali pada dehidrasi berat, dapat dengan aman dan efektif diobati dengan metode yang praktis yaitu rehidrasi oral menggunakan satu cairan. 6 Serangan diare yang berulang dapat mengakibatkan malnutrisi, dan diare cenderung menyebabkan kematian pada anak-anak yang mengalami malnutrisi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek samping diare pada anak-anak dengan berbagai status gizi dapat dikurangi atau dicegah dengan pemberian makanan yang kontinyu selama mengalami diare. Bhan menyatakan Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 27
3 bahwa mengatasi malnutrisi adalah salah satu kunci yang diperlukan untuk mengurangi durasi dan beratnya diare akut. 7 American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa early refeeding (pemberian makan kembali sesegera mungkin), baik dengan air susu ibu (ASI) maupun makanan setelah rehidrasi dapat mengurangi durasi diare selama kurang lebih setengah hari. 8 Selain itu, penelitian baik di negara-negara berkembang maupun negara-negara maju menunjukkan bahwa morbiditas dan mortalitas akibat diare dapat dikurangi secara drastis dengan melakukan dua langkah mudah, yaitu rehidrasi oral dan early refeeding. 2 Tindakan ibu di rumah selama anak mengalami diare sangat menentukan tingkat kesembuhan dan lamanya (durasi) penyakit tersebut. Ibu adalah orang yang pertama mengetahui dan menghadapi anaknya yang menderita diare sehingga tindakan ibu dalam penanganan diare di rumah, terutama dalam pemberian rehidrasi oral dan makanan sangatlah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat diare. WHO telah menetapkan penatalaksanaan diare di rumah sebagai berikut: (1) memberi anak cairan lebih banyak daripada biasanya, untuk mencegah dehidrasi, (2) meneruskan memberi anak makanan, untuk mencegah malnutrisi, (3) membawa anak ke petugas kesehatan bila terdapat tanda-tanda dehidrasi atau lainnya. 6 Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah tindakan ibu yang sesuai dengan prosedur penatalaksanaan diare di rumah akan menurunkan durasi diare pada balita? KEGUNAAN PENELITIAN Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang durasi diare pada balita yang dilihat dari penatalaksanaan di rumah. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pelaksanaan Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 28
4 kegiatan program maupun penetapan kebijakan program yang akan datang khususnya penatalaksanaan diare di rumah oleh keluarga. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional, dengan rancangan potong lintang (cross-sectional) dan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data Survailan Longitudinal tahun (siklus ke-14 dan ke-15) yang dilakukan di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah oleh Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi Masyarakat (LPKGM) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Penggunaan data LPKGM ini dimaksudkan untuk memanfaatkan data yang telah ada sesuai dengan tujuan penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu rumah tangga yang mempunyai anak balita yang menderita diare di Kabupaten Purworejo. Subyek dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang menjadi sampel surveilan longitudinal yang mempunyai anak balita yang menderita diare dalam 2 minggu terakhir sebelum survei dilaksanakan. Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 29
5 Tabel 1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No. Nama Variabel Definisi Operasional Skala Pengukuran Penilaian 1. Penatalaksanaan diare di rumah Tindakan yang dilakukan terhadap Nominal 0. relatif baik anak yang sedang mengalami diare, ( median) yaitu: pola pemberian ASI, pola 1. kurang baik pemberian minum, pola pemberian (< median) makan, pemberian oralit, pencarian pengobatan 2. Durasi diare Lama waktu sejak terjadi diare dalam satuan hari Nominal 0. singkat (< median) 1. lama ( median) 3. Usia balita Usia balita dalam satuan tahun Nominal 0. > 1 tahun 1. 1 tahun 4. Jenis kelamin balita Jenis kelamin balita Nominal 0. perempuan 1. laki-laki 5. Pendidikan ibu Pendidikan formal terakhir yang sedang atau pernah dicapai oleh subjek 6. Pekerjaan ibu Kegiatan yang dilakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga Ordinal 0. SLTA 1. SLTP 2. SD Nominal 0. tidak bekerja 1. bekerja 7. Tempat tinggal keluarga Lokasi berdomisilinya keluarga Nominal 0. perkotaan 1. pedesaan HASIL PENELITIAN b. Surveilan longitudinal di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dilaksanakan dari tanggal 22 Januari 2000 sampai dengan 20 November Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 30
6 1. Karakteristik Responden a. Usia balita berdasarkan jenis kelamin. Jumlah (persen) Perempuan Laki-laki Usia Balita (bulan) Gambar 1. Distribusi Usia Berdasarkan Jenis Kelamin Balita Sumber: Data Surveilan Longitudinal LPKGM b. Tingkat pendidikan ibu balita PT SLTA SLTP SD Tidak Sekolah bar 2. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu Balita yang Mengalami Diare Sumber: Data Surveilan Longitudinal LPKGM L Gam c. Status pekerjaan ibu dan tempat tinggal keluarga. Tabel 2. Status Pekerjaan Ibu dan Tempat Tinggal Keluarga Balita yang Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 31
7 Mengalami Diare (N=245) Variabel n % Status Pekerjaan Ibu 1. Tidak bekerja 2. Bekerja Tempat Tinggal Keluarga 1. Perkotaan 2. Pedesaan ,0 58,0 7,3 92,7 d. Penatalaksanaan diare di rumah. Dari 245 orang responden, nilai median penatalaksanaan diare di rumah adalah 2,00, dengan mean 2,24. Distribusi masing-masing penatalaksanaan dapat dilihat pada gambar % 90% 30 Jumlah (persen) 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% Kurang Baik 10% 0% 18 ASI Minum Makan Oralit Pertolongan Penatalaksanaan mbar 3. Distribusi Penatalaksanaan Diare di Rumah Sumber: Data Surveilan Longitudinal LPKGM Ga e. Durasi diare. Dari 245 orang balita yang mengalami diare, durasinya antara 1 sampai 9 hari dengan nilai median 3,04, dan nilai mean 3,00. Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 32
8 Jumlah (persen) Durasi (hari) Gambar 4. Distribusi Durasi Diare pada Balita Sumber: Data Surveilan Longitudinal LPKGM Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 33
9 2. Analisis Bivariabel a. Hubungan penatalaksanaan diare di rumah dan karakteristik demografi balita (usia dan jenis kelamin) dengan durasi diare pada balita. Tabel 3. Hubungan Penatalaksanaan Diare di Rumah dan Karakteristik Demografi Balita dengan Durasi Diare pada Balita (N=245) Variabel Durasi Diare Singkat Lama (< 3,04 hari) ( 3,04 hari) n % n % χ 2 p OR (IK 95%) Penatalaksanaan Relatif baik Kurang baik ,3 40, ,7 59,5 6,89 0,01* 1,97 (1,18-3,27) Usia bulan 0-11 bulan ,9 35, ,1 64,8 5,27 0,02* 2,07 (1,11-3,87) Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki ,6 48, ,4 51,6 0,03 0,86 5 (0,63-1,73) *signifikan (p<0,05) Dari 245 balita yang mengalami diare, proporsi yang mempunyai durasi yang singkat sebanyak 49 persen (120 orang) dan yang lama 51 persen (125 orang). Tabel 3 menyatakan proporsi penatalaksanaan diare di rumah yang relatif baik dan mempunyai durasi yang singkat sebanyak 57,3 persen (71 orang) dan mempunyai durasi yang lama sebanyak 42,7 persen (53 orang). Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penatalaksanaan diare di rumah dengan durasi diare pada balita (p= 0,01). Selanjutnya diketahui bahwa penatalaksanaan diare di rumah yang relatif baik mempunyai peluang 1,97 kali akan mengalami durasi diare yang singkat dibandingkan dengan penatalaksanaan yang kurang baik (OR= 1,97; IK 95%= 1,18-3,27). Berdasarkan usia balita yang mengalami diare, proporsi kelompok usia mempunyai durasi yang singkat sebesar 52,9 persen (101 orang) dan Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 34
10 durasinya yang lama sebesar 47,1 persen (90 orang). Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia balita dengan durasi diare pada balita (p= 0,02). Selanjutnya dapat diketahui bahwa balita yang diare mempunyai usia bulan mempunyai peluang 2,07 kali akan mengalami durasi yang singkat dibandingkan kelompok usia 0-11 bulan (OR= 2,07; IK 95%= 1,11-3,87). Berdasarkan jenis kelamin balita, baik pada anak perempuan maupun anak laki-laki dalam durasi diare menunjukkan tidak jauh berbeda. Terbukti anak perempuan yang mengalami diare dengan durasi yang singkat sebanyak 49,6 persen dan anak laki-laki 48,4 persen. Secara statistik jenis kelamin balita tidak berhubungan dengan durasi diare pada balita (p= 0,86). b. Hubungan karakteristik sosial keluarga dengan durasi diare pada balita. Tabel 4. Hubungan Karakteristik Sosial Keluarga dengan Durasi Diare pada Balita (N=245) Variabel Durasi Diare Singkat Lama (< 3,04 hari) ( 3,04 hari) n % n % X 2 p OR (IK 95%) Pendidikan Ibu SLTA & PT SLTP SD ,1 54,8 47, ,9 45,2 52,7 0,74 0,69 8 (0,56-2,08) 1,35 (0,64-2,85) Pekerjaan Ibu Tidak bekerja Bekerja ,5 47, ,5 52,1 0,74 0,79 1,11 (0,67-1,84) Tempat Tinggal Perkotaan Pedesaan ,9 49, ,1 50,2 0,42 0,52 0,64 (0,24-1,72) *signifikan (p<0,05) Tabel 4 menunjukkan proporsi ibu yang berpendidikan SLTA dan Perguruan Tinggi pada balita yang mengalami diare dan mempunyai durasi Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 35
11 yang singkat sebesar 49,1 persen dan yang lama 50,9 persen. Selanjutnya ibu dengan pendidikan SLTP mempunyai durasi yang singkat 54,8 persen dan yang lama 45,2 persen; SD mempunyai durasi yang singkat 47,3 persen dan yang lama 52,7 persen. Secara statistik tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan durasi diare pada balita (p= 0,69). Berdasarkan pekerjaan ibu, ibu yang tidak bekerja mempunyai balita diare dengan durasi singat sebesar 50,5 persen dan yang lama 49,5 persen. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan antar pekerjaan ibu dengan durasi diare pada balita (p= 0,79). Tempat tinggal keluarga secara statistik juga tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan durasi diare pada balita (p= 0,52). 3. Analisis Multivariabel Tabel 5. Perkiraan Odds Ratio dari Analisis Multivariabel Menggunakan Model Regresi Logistik Variabel Model 1 Model 2 Model 3 Penatalaksanakan Relatif baik Kurang baik 2,1* (1,3-3,6) 2,0* (1,2-3,4) 2,2* (1,3-3,7) Usia Balita bln 0-11 bln Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Pendidikan Ibu SLTA & PT SLTP SD Pekerjaan Ibu Tidak bekerja Bekerja Tempat Tinggal Perkotaan Pedesaan 2,3*(1,2-4,4) (0,6-1,7) 0,7 (0,4-1,4) 0,7 (0,4-1,5) 1,1 (0,6-1,8) 0,5 (0,2-1,5) 2,3* (1,2-4,5) (0,6-1,7) 0,7 (0,4-1,3) 0,7 (0,4-1,4) (0,6-1,7) 0,6 (0,2-1,7) R 2 (%) Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 36
12 N *signifikan (p<0,05) Tabel 5 menunjukkan bahwa model 1 menyatakan pentingnya penatalaksanaan diare di rumah dan faktor demografi balita (usia dan jenis kelamin) terhadap durasi diare yang dialami balita. Secara statistik penatalaksanaan diare di rumah mempunyai hubungan yang signifikan dengan durasi diare yang dialami balita (p= 0,004). Dalam hal ini terlihat penatalaksanaan yang relatif baik mempunyai peluang 2,1 kali akan mengalami durasi yang singkat dibandingkan dengan penatalaksanaan kurang baik (OR= 2,1; IK 95%= 1,3-3,6). Usia balita juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan durasi diare yang dialami balita (p= 0,011). Model 1 tersebut dapat menjelaskan hubungan serta memprediksi durasi diare sebesar 8 persen. Model 2 bertujuan untuk melihat hubungan penatalaksanaan diare di rumah dengan durasi diare yang dialami balita dan sekaligus mengontrol faktor karakteristik sosial keluarga (pendidikan dan pekerjaan ibu serta tempat tinggal keluarga). Dalam model ini hanya penatalaksanaan diare yang berhubungan dengan durasi diare yang dialami balita (p= 0,008) sedangkan variabel lain yang turut dikendalikan tidak menunjukkan hubungan. Model ini dapat menjelaskan hubungan atau memprediksi durasi diare hanya sebesar 5 persen. Model 3 memasukkan semua variabel yang turut dikendalikan dalam analisis multivariabel. Secara statistik penatalaksanaan diare di rumah tetap menunjukkan hubungan yang signifikan dengan durasi diare yang dialami balita (p= 0,003). Dalam hal ini terlihat penatalaksanaan diare di rumah yang relatif baik mempunyai risiko/ peluang 2,2 kali akan mengalami durasi yang singkat (OR= 2,2; IK 95%= 1,3-3,7). Hasil analisis berdasarkan model 3, menunjukkan bahwa variabel-variabel yang terbukti mempengaruhi durasi diare pada balita adalah penatalaksanaan diare di rumah dan usia balita. Model ini dapat menjelaskan hubungan atau memprediksi durasi diare pada balita sebesar 9 Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 37
13 persen, paling besar diantara ketiga model yang ada, sehingga model inilah yang digunakan pada penelitian ini. PEMBAHASAN Penatalakanaan diare di rumah merupakan salah satu upaya terpenting yang dapat dilakukan keluarga, dalam hal ini ibu, sebelum anaknya dibawa ke pelayanan kesehatan. Upaya ini dapat menentukan tingkat kesembuhan dan lamanya (durasi) penyakit diare yang dialami balita, bahkan dapat menurunkan angka kematian balita yang disebabkan oleh diare. 9 Waldman et al. mengemukakan bahwa pengelolaan anak sakit yang baik di rumah dapat mencegah kesakitan dan komplikasi yang lebih berat bahkan dapat mencegah mortalitas balita akibat diare. 10 Hasil analisis tentang durasi diare yang dialami balita menunjukkan bahwa rata-rata balita diare dalam penelitian ini selama 3 hari dengan rentang antara 1 sampai dengan 9 hari. Dari beberapa tahap analisis yang dilakukan baik pada analisis bivariabel maupun multivariabel, variabel yang terbukti berhubungan dengan durasi diare adalah penatalaksanaan diare di rumah dan usia balita yang mengalami diare. Penatalaksanaan diare di rumah dalam penelitian ini dibedakan pada penatalaksanaan relatif baik dan kurang baik. Hasil analisis menunjukkan 50,6 persen responden sudah melakukan penatalaksaan relatif baik dan masih terdapat 49,4 persen keluarga melakukan penatalaksanaan yang kurang baik. Ibu yang melakukan penatalaksaan yang relatif baik memiliki peluang 2,2 kali balitanya akan mengalami durasi diare yang singkat dibandingkan ibu yang melakukan penatalaksanaan yang kurang baik (OR= 2,2; IK 95%= 1,3-3,7). Penatalaksanaan diare di rumah tangga merupakan respon ibu yang bersifat aktif terhadap kejadian diare yang dialami oleh balita. 11 Dalam penatalaksanaan diare akut, yang diutamakan adalah upaya rehidrasi oral (URO) berupa cairan oralit dan cairan rumah tangga. 12 Penatalaksanaan diare di rumah merupakan upaya keluarga di rumah tangga dalam mengelola anak Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 38
14 sakit diare sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih berat bahkan dapat mencegah terjadinya kematian pada balita. 10 Peranan ibu di rumah tangga sangat penting, dimana ibu adalah orang yang melihat dan menghadapi anaknya yang sedang menderita diare. 13 Pradono dan Budiarso yang melakukan penelitian berdasarkan SDKI 1997, melaporkan bahwa penatalaksanaan diare berupa pemberian oralit semakin meningkat diberikan pada kelompok usia tahun. 14 Rendahnya proporsi pemberian oralit pada usia kurang dari 6 bulan kemungkinan karena bayi tersebut masih mendapat ASI. Begitu juga pemberian cairan menunjukkan lebih dari separoh anak mendapat cairan lebih banyak dari biasa. Ini menunjukkan bahwa ibu sudah mengetahui akan pentingnya pemberian cairan pada anak diare. Hasil analisis tentang usia balita terbukti berhubungan dengan durasi diare yang dialami balita. Dalam analisis terlihat balita yang mempunyai kelompok usia bulan memiliki peluang 2,3 kali akan mengalami durasi yang singkat (OR= 2,3; IK 95%= 1,2-4,5). Usia dan jenis kelamin balita merupakan karakteristik demografi balita yang mempengaruhi pencarian pengobatan khususnya pada balita diare. 15 Hasil penelitian ini sama dengan yang dilaporkan oleh Rautanen, Isolauri, Salo, Vesikari yang mengemukakan bahwa usia balita berhubungan dengan lamanya balita mengalami diare. 16 Pradono dan Budiarso menemukan bahwa semakin kecil usia balita semakin lama balita tersebut mengalami diare. Rata-rata lamanya anak usia kurang dari 6 bulan menderita sakit diare selama 3,5 hari sedangkan kelompok usia bulan selama 2,9 hari. 14 Sepulveda, Willett, Munoz mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara usia balita dengan durasi diare yang terjadi pada balita. Balita yang berusia 0-5 bulan rata-rata mengalami diare selama 3,7 hari dan balita dengan kelompok usia bulan selama 2,2 hari. 17 Menurut Andersen usia dan jenis kelamin balita memperngaruhi pencarian pengobatan khususnya pada balita diare. 15 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Goldman dan Hauveline bahwa anak usia kurang dari 1 tahun yang mengalami diare cenderung dibawa ke pelayanan kesehatan dibandingkan anak usia bulan. 18 Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 39
15 Hasil analisis mengenai jenis kelamin balita secara statistik tidak berhubungan dengan durasi diare (p>0,05). Hasil penelitian ini sama dengan dilaporkan oleh Pradono dan Budiarso bahwa tidak terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan dalam durasi sakit diare (rata-rata 3,1 hari). 14 Sepulveda et al. juga melaporkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin balita dengan durasi diare yang dialami balita dalam hal ini anak lakilaki rata-rata mengalami diare selama 3,2 hari sedangkan anak perempuan selama 3,1 hari. 17 Hasil analisis tentang pendidikan ibu balita, sebagian besar tingkat pendidikan ibu dalam penelitian ini adalah SD (59,6 persen), selanjutnya SLTA dan Perguruan Tinggi (23,3 persen), kemudian SLTP (17,1 persen). Secara statistik tingkat pendidikan ibu tidak berhubungan dengan dengan durasi diare pada balita. Berbeda dengan yang dialaporkan Buor bahwa pendidikan ibu berhubungan dengan kejadian dan durasi diare, infeksi saluran pernapasan, dan malnutrisi pada balita. 19 Hussain dan Smith yang mengadakan penelitian di Bangladesh menyatakan bahwa pendidikan ibu berhubungan dengan lamanya balita mengalami diare. 20 Pradono dan Budiarso menemukan semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka durasi diarenya semakin singkat. Terlihat dari ibu berpendidikan SLTP ke atas durasi diarenya rata-rata 2,9 hari sedangkan yang SD dan tidak sekolah selama 3,3 hari. 14 Hal ini kemungkinan ibu telah memperoleh informasi tentang penatalaksanaan diare dari berbagai sumber, yaitu Puskesmas, Posyandu, radio dan televisi. 21 Berdasarkan pekerjaan ibu, secara statistik tidak terbukti berhubungan dengan durasi diare yang dialami balita (p>0,05). Artinya tidak ada perbedaan durasi diare pada balita dengan ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja. Hasil penelitian ini sama dengan yang dilaporkan oleh Hussain dan Smith bahwa status pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan lamanya balita menderita diare. 20 Begitu juga Sepulveda et al. melaporkan bahwa ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja tidak menunjukkan perbedaan yang berarti terhadap durasi diare yang dialami balita. 17 Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 40
16 Hasil analisis tentang tempat tinggal keluarga secara statistik tidak berhubungan dengan durasi diare yang dialami balita (p>0,05). Berbeda dengan yang dilaporkan Pradono dan Budiarso bahwa balita yang tinggal di perkotaan rata-rata mengalami diare selama 2,8 hari sedangkan balita yang tinggal di pedesaan rata-rata mengalami diare selama 3,5 hari. 14 Hal ini kemungkinan karena ketersedian sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di kota lebih mudah diakses oleh masyarakat dibandingkan dari pedesaan. 15 Pernyataan ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Kloos di Ethiopia, bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di daerah pedesaan masih sangat rendah. Hambatan utama disebabkan oleh faktor geografis (jarak atau lama dan transportasi ke tempat pelayanan kesehatan), jenis penyakit, sosial ekonomi keluarga dan budaya serta ketersediaan fasilitas. 22 KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Penatalaksanaan diare di rumah pada balita oleh ibu/ keluarga rata-rata melakukan 2 dari 5 kriteria berikut: pemberian oralit, pemberian minum, ASI, makanan yang lebih banyak atau sama banyak seperti biasanya, dan pencarian pertolongan/ pengobatan; (2) Durasi diare yang dialami balita rata-rata selama 3 hari; (3) Terdapat hubungan antara penatalaksanaan diare di rumah dengan durasi diare yang dialami balita. Penatalaksanaan diare di rumah yang relatif baik memiliki peluang akan mengalami diare yang singkat dibandingkan penatalaksanaan diare yang kurang baik. Faktor lain yang turut berpengaruh terhadap durasi diare adalah usia balita. SARAN Saran penelitian adalah bahwa untuk mengurangi durasi diare pada balita maka perlu diperhatikan penatalaksanaan diare di rumah tangga seperti meningkatkan pemberian ASI bagi bayi yang masih menyusui, pemberian minuman dan makanan lebih banyak dari biasanya serta diberi oralit sebelum Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 41
17 anak dibawa ke pelayanan kesehatan dan segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya terjadinya keadaan yang lebih berat. Selain itu perlu penelitian lebih lanjut tentang metode pemberian informasi kepada masyarakat tentang penatalaksanaan diare di rumah. Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 42
18 KEPUSTAKAAN 1. World Health Organization. (1995). World Health Report World Health Forum, 6, Butzner,J.D. (2000). Acute Diarrhea in Children. In A.B.R.Thomson & E.A.Shaffer (Eds.), First Principle of Gastro-enterology : The Basis of Disease and an Approach to Management. Astra Zaneca Canada, Inc. 3. World Health Organization. (1993). Programme for Control of Diarrhoeal Diseases. Interim Programme Report 1992, Biro Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/ Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan, Macro International Inc. (1998). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Jakarta: Author. 5. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. (2000). Profil Kesehatan Kabupaten Purworejo Tahun Semarang: Author. 6. World Health Organization, Division of Diarrhoeal and Acute Respiratory Disease Control. (1995). The Treatment of Diarrhea : A Manual for Physicians and Other Senior Health Workers. Geneva: Author. 7. Bhan,M.K. (2000). Current and Future Management of Childhood Diarrhoea. International Journal of Antimicrobiology Agents, 14(1), American Academy of Pediatrics, Provisional Committee on Quality Improvement, Subcommittee on Acute Gastroenteritis. (1996). Practice Parameter : The Management of Acute Gastro-enteritis in Young Children. Pediatrics, 97(3), Sutoto, Indriyono. (1996). Kebijaksanaan Pemberantasan Penyakit Diare dalam Pelita V. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, XXIV, 7, Waldman,R.J., Bartlett,A.V., Campbell,C.C., Staktee,R.W. (1998). The Pathway to Survival: A Conceptual Framework. Child Survival BASICS, 5, Notoatmodjo,S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 12. Sudarmo,S.M., Suparto,P., Suharso,D., & Ontoseno,T. (2001). Tindakan Ibu terhadap Anaknya yang Menderita Gastroenteritis Akuta/ Diare Akut. Bulletin Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Unair RSUD Dr.Soetomo Surabaya, XXX(2). Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 43
19 13. Lubis,I.Z., Pasaribu,S., Lubis,M., Lukman,H., Lubis,C.P. (1991). Resiko Terjadinya Diare: Identifikasi Faktor pada Bayi. Medika, 2, Pradono,J., Budiarso,L.R. (1999). Prevalensi dan Perawatan Diare pada Balita: SDKI 1991, 1994 dan 1997, Buletin Penelitian Kesehatan, 26 (4), Andersen,R.M. (1995). Revisiting the Behavioral Model and Acces to Medical Care : Does It Matter? Journal of Health and Social Behavior, 36(3), Rautanen,T., Isolauri,E., Salo,E., Vesikari,T. (1998). Management of Acute Diarrhoea with Low Osmolarity Oral Rehidration Solutions and Lactobacillus Strain GG. Archives of Disease in Childhood, 79, Sepulveda,J., Willett,W., Munoz,A. (1998). Malnutrition and Diarrhea: A Longituditudinal Study Among Urban Mexican Children, American Journal of Epidemiology. 127 (2): Goldman,N., Heuveline,P. (2000). Health Seeking Behavior for Child Illness in Guatemala Buor,D. (2003). Mother Education and Childhood Mortality in Ghana, Health Policy, 64, Hussain,T.M., Smith,J.F. (1999). The Relationship between Maternal Work and Other Socioeconomic Factors and Child Health in Bangladesh. Public Health, 113, Surapati,A. (1990). Persepsi Ibu tentang Diare: Studi Kasus di Empat Desa/ Kelurahan Sumatera Selatan. Seminar Perilaku Penyaji Pelayanan Masyarakat tentang Penanggulangan Penyaakit Diare. 22. Kloos,H. (1990). Utilization of Selected Hospitals, Health Centres and Health Stations in Central, Southern and Western Ethiopia, Social Science & Medicine, 31 (2): Jurnal Kesehatan Kartika/ LPPM 44
PREVALENSI DAN PERAWATAN DIARE PADA BALITA SDKI 1991,1994 dan 1997 PREVALENCE AND CARE FOR DURRXXEA AMONG CHILDREN UNDER FIVE YEARS OF AGE
PREVALENSI DAN PERAWATAN DIARE PADA BALITA SDKI 1991,1994 dan 1997 Julianty ~radono*, L.Ratna Budiarso* ABSTRACT PREVALENCE AND CARE FOR DURRXXEA AMONG CHILDREN UNDER FIVE YEARS OF AGE In Indonesia diarrheal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gastroenteritis hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia
Lebih terperinciNOVICA ARIYANTI PUTRI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU DALAM REHIDRASI ORAL PADA IBU YANG MEMPUNYAI ANAK DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: NOVICA ARIYANTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama pada anak di negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diare masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama pada anak di negara berkembang. Tahun 2003 diperkirakan 1,87 juta anak dibawah 5 tahun meninggal karena
Lebih terperinciRelation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan
Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan Hubungan antara Polusi Udara Dalam Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Usia Balita
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Pendahuluan. Rahmah et al., Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita tentang Diare terhadap Tindakan...
1 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita tentang Diare terhadap Tindakan Pemberian Cairan Rehidrasi pada Anak Balita Diare, Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember) (The Relation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau diobati dengan akses yang mudah dan intervensi yang terjangkau. Kasus utama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2011 sebanyak 6,9 juta anak meninggal dunia sebelum mencapai usia 5 tahun. Setengah dari kematian tersebut disebabkan oleh kondisi yang dapat dicegah atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.
7 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas anak di dunia. Diare menjadi penyebab kedua kematian pada anak di bawah lima tahun, sekitar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diare merupakan salah satu penyakit infeksi pada saluran pencernaan yang sampai saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampai saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia sebagai penyebab mortalitas dan morbiditas. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Rawat inap ulang merupakan masalah kesehatan yang penting. Hal ini disebabkan karena morbiditas yang bermakna dan mempengaruhi pembiayaan kesehatan yang meningkat.
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id
TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE AKUT SERTA PENANGANANNYA DI PUSKESMAS KOTA BANDUNG Lisa AdhiaGarina ViniNilasari DickySantosa Ismawati KhairuliAmri ImasVivih FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita
ABSTRAK GAMBARAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADAPENDERITA DIARE DI DESA KINTAMANI KABUPATEN BANGLI BALI TAHUN 2015 Steven Awyono Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Diare masih merupakan penyebab kematian
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Gusti Ridha Ahda Putri 1 ; Amaliyah Wahyuni 2 ; Rina Feteriyani 3 Menurut WHO,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK Yumeina Gagarani 1,M S Anam 2,Nahwa Arkhaesi 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran SYLVA MEDIKA PERMATASARI G0010186 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita
Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita (WHO, 2013 & 2016). Sebanyak 760 ribu balita meninggal karena diare di tiap tahunnya (WHO, 2013).
Lebih terperinciPENANGANAN ORAL HIDRASI DAN KEJADIAN DEHIDRASI ANAK DIARE
81 PENANGANAN ORAL HIDRASI DAN KEJADIAN DEHIDRASI ANAK DIARE Fera Dwi Purwanti ¹, Retno Sumiyarini 1 1 STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta ABSTRACT Background: Many deaths due to diarrheal dehydration.
Lebih terperinciImmawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif
PENGARUH LAMA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOJATI KECAMATAN METRO BARAT Immawati Akper Dharma Wacana Metro ABSTRACT Background: Infant mortality rate
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang tinggi dan akan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai dengan kondisi dan situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING
HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde*, Nancy S.H Malonda*, Paul A.T Kawatu*
Lebih terperinciRisk Factors of Moderate and Severe Malnutrition in Under Five Children at East Nusa Tenggara
Laporan hasil penelitian Faktor Risiko Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita di Kabupaten Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur K. Dwi Ariesthi 1, K. Tresna Adhi 1,2, D.N. Wirawan 1,3 1 Program Studi Magister
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi di sektor
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J
PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN DIARE BALITA PADA KELOMPOK MASYARAKAT YANG SUDAH MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DENGAN KELOMPOK MASYARAKAT YANG BELUM MEMILIKI JAMBAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : Januariska
Lebih terperinciKeywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu
Correlation of Attitudes and Participation Mother in Posyandu with The Occurance Diarrhea of Toddlers in Posyandu Natar Village Nusadewiarti A, Larasati TA, Istiqlallia Faculty of Medicine Lampung University
Lebih terperinciThe Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada
Lebih terperinciSri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP BAYI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012 ABSTRACT
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP BAYI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012 Anastasya Napitupulu 1, Yusniwarti Yusad 2, Abdul Jalil 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi
Lebih terperinciHubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang
452 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Penanganan Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang Yessi Arsurya 1, Eka Agustia
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas
Lebih terperinciHubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri
Ni Putu Lisa Eka Pratiwi, Luh Seri Ani (Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan E-JURNAL Ibu MEDIKA, dengan VOL. Sikap 6 dan NO. 10, Perilaku OKTOBER, Ibu...) 2017 : 45-49 ISSN: 2303-1395 Hubungan Antara Tingkat
Lebih terperinciDaniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif
Gambaran Pengetahuan Wanita pada Usia Produktif tentang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Knowledge of Women on Childbearing Age about Exclusive Breastfeeding Daniel 1, Murniati Manik 2 1 Mahasiswa F. Kedokteran
Lebih terperinciKata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN TABLET ZINC PADA BALITA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Chairunnisa 1 ; Noor Aisyah 2 ; Soraya 3 Diare merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia, termasuk anak-anak. Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sehat dan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI USIA 0-6 BULAN PADA IBU BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG Disusun Oleh :
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Kedokteran Faris Budiyanto G0012074
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012
UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012 I GEDE DODY WIRADHARMA 0720025027 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciArtikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Silvia Rane 1, Yusri Dianne Jurnalis 2, Djusmaini Ismail 3
391 Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare Akut pada Balita di Kelurahan Lubuk Buaya Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2013 Silvia Rane 1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi tinja encer, dapat berwarna hijau atau dapat
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J
ARTIKEL ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU PERMATA DESA BAKI PANDEYAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN
KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN 2011-2012 Rivando Fernandus 1 ; Sori Muda Sarumpaet 2 ; Hiswani 2. 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, angka kematian bayi yang disebabkan oleh penyakit infeksi masih tinggi. Hal ini dibuktikan oleh data Riskesdas (2007) bahwa penyebab kematian bayi terbanyak
Lebih terperinciGAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013
GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013 PROFILE OF TODDLER MALNUTRITION AT PRIMARY HEALTH CENTER CARINGIN BANDUNG AT SEPTEMBER 2012
Lebih terperinciDETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN HIDUP BAYI NEONATAL DI INDONESIA
DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN HIDUP BAYI NEONATAL DI INDONESIA lngan Ukur Tarigan1, dan Tati Suryati1 ABSTRACT Background: Health care for children under five year in Indonesia was still
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Perbedaan Faktor Lingkungan, Perilaku Ibu dan Faktor Sosiodemografi Pasien Diare Anak di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Al Islam Bandung pada Peserta BPJS dan
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.
20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong
Lebih terperinciGAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :
GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI 2013 - DESEMBER 2013 OLEH : LUSIA A TARIGAN 110100243 NIM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi. Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diare masih merupakan penyebab kematian paling utama pada anak-anak, dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun 1978, saat World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyebab terbesar kematian anak di seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan penyebab terbesar kematian anak di seluruh dunia. Sebanyak 1,4 juta anak atau sekitar 18% anak < 5 tahun setiap
Lebih terperinciABSTRAK. Lidya K S Arung, 2015 Pembimbing Utama : Dani, dr., M.Kes. Pembimbing Pendamping: Dr. Philips Onggowidjaja, S.Si.,M.Si.
ABSTRAK PENGARUH TERAPI SINBIOTIK DAN NONSINBIOTIK TERHADAP LAMA RAWAT INAP PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013 Lidya K S Arung, 2015 Pembimbing
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015 Oleh : SEO ZIH SIANG 120100438 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persentase populasi ADB di Indonesia sekitar %. Prevalensi ADB di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia paling umum ditemukan di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah Anemia Defisiensi Besi (ADB). Data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014
Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Penyebab utama kematian diare
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan
Lebih terperinciJurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22
HUBUNGAN PENIMBANGAN BALITA BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) TERHADAP STATUS GIZI BADUTA BAWAH GARIS MERAH (BGM) (Relationship between weighing of Children Under Two Years (BADUTA) With Nutrition Status of Below
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Penyakit ini terutama disebabkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat akses kebersihan
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Analisis Deskriptif Angka Kematian Balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2012
ARTIKEL ILMIAH Analisis Deskriptif Angka Kematian Balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2012 KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Dimploma III
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Evi Susanti 1), Tanto Hariyanto 2), Ragil Catur Adi 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas dalam pemeliharaan status kesehatan holistik manusia telah dimulai sejak janin, bayi, anak, remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Dalam setiap tahapan dari siklus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap
Lebih terperinciHubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014
1 Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014 Oleh: LIA OKTAVIA SARI 110100120 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008
ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 Ivone. 2008.Pembimbing I : July Ivone, dr., MS. Pembimbing II : Meilinah
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, didapatkan bahwa penyebab kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hidup manusia dan derajat kesehatan masyarakat dalam aspek pencegahan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat
Lebih terperinciPROFIL PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN Oleh : AHMAD SYAFIQ AKMAL BIN ISHAK
PROFIL PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2009 Oleh : AHMAD SYAFIQ AKMAL BIN ISHAK 070100463 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013
ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013 Melianti Mairi, 2014. Pembimbing 1 : dr. Dani, M.Kes Pembimbing 2 : dr. Budi Widyarto, M.H Pneumonia
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015
Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015 The correlation of mother's knowledge with nutritional
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR RISIKO INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 6,9 juta jiwa, tercatat kematian balita dalam sehari, 800 kematian balita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka kematian balita di seluruh negara pada tahun 2011 mencapai 6,9 juta jiwa, tercatat 1.900 kematian balita dalam sehari, 800 kematian balita setiap jam dan 80% kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. pada masa bayi, balita maupun remaja (Sidhartani, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir (Mchpee and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di bawah tiga tahun rata-rata mengalami 3 episode diare setiap tahun (Kosek
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan penyebab kematian dan kesakitan di negara berkembang, dan penyebab penting dari malnutrisi. Pada tahun 2003 diperkirakan 1,87 juta anakanak di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita di negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya masih tinggi. Sekitar 80% kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang anak-anak adalah diare, pneumonia, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit yang sering menyerang anak-anak adalah diare, pneumonia, dan malaria. Secara global, diare dan pneumonia menjadi penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada
Lebih terperinciJURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DETERMINAN KAJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI INDONESIA (ANALISIS LANJUT DATA SDKI 2012)
JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 7 Nomor 01 Maret 2016 Artikel Penelitian DETERMINAN KAJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI INDONESIA (ANALISIS LANJUT DATA SDKI 2012) DETERMINANT OF DIARRHEA ON CHILDREN
Lebih terperinciPREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG II, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG
UNIVERSITAS UDAYANA PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG II, KECAMATAN PETANG, KABUPATEN BADUNG NI WAYAN ALININGSIH S PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA
Jurnal ISSN Farmasetis : Cetak 2252-9721 Volume 2 No 1, Hal 13-18, Mei 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA Itsna Diah Kusumaningrum
Lebih terperinciRUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018
RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018 OLEH : PEMEGANG PROGRAM DIARE PUSKESMAS RAMPAL CELAKET KOTA MALANG JANUARI 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat
Lebih terperinciABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I
DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN... i SAMPUL DALAM... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN...
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016
HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI RS. X KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD JURNAL PENELITIAN Oleh : 1. Anik Enikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep 2. Fatihah Hidayatul Aslamah, Amd.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciPERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG IBUNYA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI WILAYAH KELURAHAN PURWODININGRATAN KOTA SURAKARTA
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG IBUNYA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI WILAYAH KELURAHAN PURWODININGRATAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting merupakan salah satu masalah gizi balita. Stunting menggambarkan kegagalan pertumbuhan yang terakumulasi sejak sebelum dan sesudah kelahiran yang diakibatkan
Lebih terperinciKeywords : diarrhea, zinc, diarrhea
PENGARUH PEMBERIAN TABLET ZINC DENGAN LAMANYA DIARE AKUT PADA BALITA DI KECAMATAN KURANJI PADANG TAHUN 2012 Delima, Yossi Suryarilnilsih, (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai upaya pembangunan di bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi dan anak. Bayi menjadi fokus dalam setiap program kesehatan karena
Lebih terperinciKata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN BARAT Preisy D. Mongkol*, Nova H. Kapantow*, Nancy S. H. Malonda** *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinci