IKATAN FRASA VERBAL DALAM TIGA DONGENG ANAK RUSIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IKATAN FRASA VERBAL DALAM TIGA DONGENG ANAK RUSIA"

Transkripsi

1 IKATAN FRASA VERBAL DALAM TIGA DONGENG ANAK RUSIA Giantika Rorinda Pangestu / Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia giantika.rorinda@ui.ac.id ABSTRAK Jurnal ini berisi tentang ikatan frasa verbal dalam Bahasa Rusia yang memiliki dua tipe ikatan sintaksis, yaitu pengendalian dan penggabungan. Untuk menganalisis data, metode yang digunakan ialah deskriptif analisis, mulai dari mengumpulkan dan mengelompokkan data. Korpus yang digunakan adalah tiga buku dongeng anak Rusia yang sangat digemari pada masanya dan sampai saat ini. Hasil analisis ini membentuk gambaran dalam menentukan ikatan sintaksis pada frasa verbal. Kata kunci: Frasa verbal, Ikatan pengendalian, Ikatan penggabungan, Kata utama, Kata tergantung ABSTRACT This journal contains about verbal phrases in Russian language, which has two types of bond of syntax, namely incorporation and control. To analyze the data, the method used is descriptive analysis, ranging from collecting and classifying data. The corpus that is used is three children's fairy tale books of Russia, which have been very popular in his time and until recently. The results of this analysis formed a picture in determining a bond on the verbal phrase syntax. Keywords: Verbal phrases, bond of adjustment, bond of incorporation, independent word, dependent word 1 PENDAHULUAN Bahasa merupakan salah satu bentuk alat komunikasi yang telah diterima manusia sejak mereka lahir. Oleh karena itu keberadaan bahasa sangatlah penting. Jika melihat bentuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menemukannya dalam bentuk tulisan maupun lisan. Bentuk tulisan bahasa dapat menyimpan pengetahuan yang berguna dari satu generasi ke generasi lainnya sedangkan bentuk lisan bahasa untuk mengarahkan perilaku manusia dalam berinteraksi di kehidupannya sehari-hari (Sulistyowati, 2012:4). Bentuk bahasa tersebut melahirkan sebuah ilmu tata bahasa yang disebut linguistik. Dalam linguistik, bahasa merupakan suatu sistem tanda bunyi yang telah disepakati pemakaiannyaoleh suatu kelompok masyarakat.

2 Adanya ilmu linguistik membuat bahasa dapat dibuat sebagai bahan penelitian karena ilmu ini membagi pembahasannya menjadi dua bagian, yaitu morfologi dan sintaksis. Morfologi merupakan ilmu bahasa yang membahas tentang bagian-bagian kata, sedangkan sintaksis terdiri dari bagian yang lebih besar dari kata, seperti frasa, klausa, dan kalimat (Kushartanti, dkk, 2005:73). Dalam Bahasa Indonesia bentukan sintaksis terlihat pada frasa begitu juga pada Bahasa Rusia. Dalam Bahasa Rusia tidsk mengenal istilah frasa, namun mereka menggunakan istilah rangkaian kata atau словосочетание (slovosočetanie). Namun untuk penelitian kali ini penulis menggunakan istilah frasa.menurut Popov, frasa dalam Bahasa Rusia ialah rangkaian sejumlah kata tidak setara yang memiliki makna gramatikal maupun semantikal dan bersifat nonpredikatif yang mempunyai hubungan atributif, objek, dan keterangan (1978:273). Dapat dikatakan bahwa frasa merupakan sebuah struktur yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih. Jenis Frasa dalam bahasa Rusia terdapat empat jenis, yaitu frasa verbal, frasa nominal, frasa adjektival, dan frasa adverbial (Popov,1978:283). Frasa tersebut berangkaian membentuk suatu ikatan dan hubungan. Dalam Bahasa Rusia, frasa memiliki tiga ikatan dan jenis hubungan sintaksis, sehingga untuk menganalisis dapat dilakukan dengan dua cara. Untuk jenis hubungan tersebut ialah атрибутивные отношения (atributivnye otnošenija) hubungan atributif, объектные отношения (ob ektnye otnošenija) hubungan objektif, dan обстоятельствениые отношения (obstijatel stvennye otnošenija) hubungan keterangan (Popov,1978: ) dan untuk ikatan sintaksis terdiri dari Согласование (soglasovanie) penyesuaian yang umumnya pada nomina-adjektiva, Управление (upravlenie) pengendalian yang umumnya pada verba-nomina, dan Примыкание (primykanie) penggabungan yang umumnya pada gabungan kelas kata dengan syarat tidak terjadi perubahan pada akhiran di KT, sebagai contoh verba-adverbia. Penilitian saya kali ini terfokus pada frasa verbal sehingga tipe ikatan lebih tepat dipilih, yang dilihat dari struktur frasa verbal dengan verba sebagai kata utama dan kelas kata lain sebagai kata tergantung. Penulis memilih wacana naratif yang digunakan sebagai media penelitian, karena banyak munculnya frasa yang menyatakan suatu kegiatan dengan berbagai tipe ikatannya, seperti juga yang terdapat pada teks dalam buku dongeng anak Rusia. Pengertian wacana naratif ini sendiri ialah suatu bentuk kisahan mengenai suatu peristiwa fiksi maupun non-fiksi ( Wacana naratif yang bersifat non fiksi antara lain, biografi dan autobiografi, sedangkan untuk fiksi berupa cerpen, novel, dan dongeng (Ramdayani,2000:7). Di rusia, nuku dongeng anak sangat populer yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan tulisan yang mudah dimengerti anak. 1.1 Rumusan Masalah Apa dan bagaimana tipe ikatan sintaksis frasa verbal yang terdapat pada buku dongeng anak Rusia? 1.2 Tujuan Penelitian Memaparkan analisis ikatan sintaksis frasa verbal yang ada dalam dongeng anak Rusia. 1.3 Metode dan Teknik Penelitian Metode yang digunakan dalam skripsi ini ialah metode deskriptif yang merupakan prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian (dapat berupa seseorang, lembaga, data-data dan lain-lain)

3 sebagaimana adanya (Zulnaidi, 2007:11). Penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan korpus berupa dongeng anak Rusia. Teknik analisis dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mencatat seluruh frasa verbal yang ada dalam kartu data 2. Kartu dipilih-pilih menurut struktur frasa verbal yang ada kemudian dikelompokkan berdasarkan kesamaan struktur frasa dan ikatan sintaksisnya, kemudian membuat tabel pengelompokkannya. 3. Membuat analisis dari data yang telah terkumpul sesuai struktur frasa dan ikatan sintaksisnya. 4. Menarik kesimpulan dari data dan pembahasan. 1.4 Sumber Data Sumber data yang dipakai adalah kumpulan dongeng-dongeng anak Rusia yang diambil dalam rentang waktu tahun an. Pemilihan beberapa dongeng-dongeng anak Rusia ini dilakukan secara bervariasi. Ketiga dongeng anak ini sangat terkenal mulai dari diterbitkannya sampai saat ini bahkan dari ketiga dongeng ini dimunculkan animasi kartun, teater dan film serinya di Rusia. Ketiga dongeng tersebut, yaitu Masha dan Beruang, 1988, Маша и Медведь (masha i medved ); Tiga Beruang, 1872, Три Медведя (tri medvedja); dan Beruang dan Anjing, 1890, Медведь и Собака (medved i sobaka). Seluruh sumber data diambil melalui situs kumpulan dongeng-dongeng anak Rusia ( ( dan ( 2 LANDASAN TEORI Dalam ilmu linguistik, terdapat beberapa tipe kelas kata maupun frasa. Pengertian frasa menurut Popov ialah rangkaian sejumlah kata tidak setara yang memiliki makna gramatikal maupun semantikal dan bersifat nonpredikatif yang mempunyai hubungan atributif, objek, dan keterangan (1978:273). Dalam Bahasa Rusia, frasa terbagi menjadi empat kategori, yaitu frasa verbal, substantif atau nominal, adjektival dan adverbial (Popov,1978:283). Dalam analisis, penulis memakai kedua teori di atas untuk pengelompokkan frasa, secara khusus frasa verbal. 2.1 Frasa Verbal (Popov,1978: 283) Frasa verbal adalah frasa yang terdiri dari dua kelas kata atau lebih, dimana kelas kata verba menjadi kata utamanya atau disebut главное слово (glavnoe slovo) dan kelas kata lain menjadi kata tergantungnya atau disebut зависимое слово (zavisimoe slovo), dengan contoh berikut: 1. Verba + nomina/pronomina, Читаешь газету (čitaeš gazetu) kamu membaca koran, terdiri dari Читаешь (čitaeš ) kamu membaca dan газету (gazetu) koran. 2. Verba + verba infinitif, Хочу отдыхать (xoču otdyxat ) saya ingin beristirahat, terdiri dari Хочу (xoču) saya ingin dan отдыхать (otdyxat ) istirahat.

4 3. Verba + adverbia, Видеть ровно (videt rovno) melihat dengan tajam, terdiri dari Видеть (videt ) melihat dan ровно tajam. 2.2 Ikatan Sintaksis dalam Bahasa Rusia (Popov,1978:276) Bahasa Rusia mengenal tiga tipe ikatan sintaksis yang terbentuk oleh rangkaian kata atau frasa. Ikatan sintaksis tersebut ialah Согласование (soglasovanie) penyesuaian, Управление (upravlenie) pengendalian, dan Примыкание (primykanie) penggabungan Согласование (soglasovanie) penyesuaian (Popov,1978: ) Ikatan penyesuaian ialah hubungan yang terjadi jika KT memiliki ciri jenis, jumlah dan kasus yang sama dengan KU. Dapat dikatakan bahwa KT mengalami penyesuaian jenis, jumlah dan kasus yang sama dengan KU, contoh: Моя ручка (moja ručka) pensil saya, Pronomina Моя (moja) saya (feminin) sebagai KT mengalami penyesuaian dengan nomina ручка (ručka) pensil sebagai KU yang memiliki jenis feminin, bentuk tunggal dan kasus nominatif. Вторую картину (vtoruju kartinu) lukisan kedua Numeralia вторый (vtoryj) kedua sebagai KT mengalami penyesuaian dengan nomina картина (kartina) lukisan sebagai KU yang berubah menjadi картину (kartinu) karena memiliki jenis feminin, bentuk tunggal, dan kasus akusatif Управление (upravlenie) pengendalian (Popov,1978: ) Ikatan pengendalian ialah hubungan yang tidak setara yang terjadi apabila KT nya selalu dikendalikan oleh KU dalam setiap kasus. Dapat dikatakan apabila KT berubah merupakan bentuk pengendalian KU dengan kasus yang terlihat dari perubahan akhiran KT. Pengendalian terbagi menjadi dua, yaitu Сильное управление (sil noe upravlenie) pengendalian kuat dan Слабое управление (slaboe upravlenie) pengendalian lemah. Pengendalian kuat adalah bentuk pengendalian yang terjadi apabila kehadiran KT bersifat wajib atau tidak dapat dilakukan penghilangan atau penggantian KT nya, contoh: Любить естеественность (ljubit esteestvennost ) menyukai keindahan. Frasa ini jika dalam kalimat menjadi он любит естеественность (on ljubit esteestvennost) dia (laki-laki) menyukai keindahan. Nomina естеественность (esteestvennost ) sebagai KT dikendalikan oleh verba любить (ljubit ) yang membentuk kasus akusatif. Dalam hal ini posisi KT tidak bisa dihilangkan karena keberadaannya wajib sebagai objek langsung atau dapat dikatakan kalimat он любит (on ljubit) tidak dapat berdiri sendiri. Pengendalian lemah adalah bentuk pengendalian yang terjadi apabila kehadiran KT tidak wajib atau dapat dihilangkan dan digantikan dengan kelas kata lain, contoh: Услыбнуться другу (uslybnut sja drugu) tersenyum kepada teman. Frasa ini apabila diaplikasikan ke dalam kalimat seperti он услыбнуется другу (on uslybnuetsja drugu) dia (laki-laki tersenyum kepada teman. Nomina друг (drug) mengalami bentuk kasus datif yang mengambil posisi sebagai

5 KT yang dikendalikan oleh verba услыбнуться (uslybnut sja), di mana penghilangan KT dalam konstruksi frasanya tidak akan mengganggu kegramatikalan kalimat karena dengan KT dihilangkanpun kalimat он услыбнуется (on uslybnuetsja) tetap dapat berdiri sendiri Примыкание (primykanie) penggabungan (Popov,1978:280) Ikatan penggabungan ialah bentuk ikatan yang terjadi apabila KT tidak mengalami perubahan bentuk, mulai dari jenis, jumlah dan kasus. Ikatan antara KT dan KU berdasarkan atas makna seluruhnya sesuai letak maupun susunannya. Urutan pada frasa nya dapat menentukan tipe ikatan sintaksis pada KT dan KU sehingga makna sangat memegang peran penting dan tidak boleh berubah, perubahan urutan kata atau posisi dapat mengubah makna. Contoh: Костюм помоднее (Kostjum pomodnee) kostum model terakhir, KU nya adalah nomina костюм (kostjum) kostum, di mana adjektiva yang menyatakan tingkat помоднее (pomodnee) model terakhir yang menjadi KT. Perbedaan antara ikatan pengendalian dan penggabungan ialah pada ikatan pengendalian KT berubah akibat pengaruh dari KU dalam bentuk kasus, sedangkan untuk ikatan penggabungan KT tidak mengalami perubahan dan posisi KT biasanya setelah KU dan tidak dapat berubah karena berkaitan dengan makna. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pada penggabungan, posisi KU dan KT nya yang mempengaruhi makna kalimat. Selain itu, pada pengendalian KT yang dipengaruhi bentuk kasus oleh KU ada yang muncul dengan diikuti preposisi, sedangkan untuk ikatan penggabungan tidak menggunakan preposisi. Oleh karena itu diperlukan teori tentang preposisi dalam penelitian ini. 2.3 Предлог (predlog) preposisi (Savko,2005:90) Preposisi merupakan kelas kata bantu atau tambahan, yang menunjukkan hubungan nomina, numeralia, dan pronomina dengan kata lain dalam frasa dan kalimat. Preposisi pada frasa digunakan untuk mengendalikan kata sesudahnya terutama pada kata yang menunjukkan hubungan dalam frasa atau kalimat tersebut dan makna yang terkandung dalam frasa dan kalimat tersebut, seperti: Menyatakan ruang dan tempat, ditunjukkan dengan preposisi к, в, у, за, под, из-за, из-под, до, мимо, влизи, около. Dengan contoh: жить в налатке (žit v nalatke) tinggal di nalatka, сидеть около озера (sidet okolo ozera) duduk di tepi danau, dan дойти до поворота (dojti do poborota) mencapai pada gilirannya. Menyatakan waktu, ditunjukkan dengan preposisi через, до, в течение, в продожение, после. Dengan contoh: приехать через день (priexat čerez den ) datang pada suatu hari, быть до вечера (byt do večera) akan sampai malam, dan бежать в течение часа (bežat v tečenie časa) berlari selama satu jam. Menyatakan sebab akibat, ditunjukkan dengan preposisi из-за, по, от, вследствие, благодаря. Dengan contoh: отсутствовать по болезни (otsustvovat po bolezni) absen karena sakit, не соглашаться из-за упрямства (ne soglašat sja iz-za uprjamstva) tidak menerima sikap yang keras kepala, dan отчислись вследствие неуспеваемости (otčislis vsledstvie neuspevaemosti) diusir karena kemiskinan.

6 Menyatakan tujuan,ditunjukkan dengan preposisi для, за, по, ради. Dengan contoh: делать для удовольствия (delat dlja ydovol stvija) melakukan untuk bersenang-senang, работать ради будущего (rabotat radi buduščego) bekerja ntuk masa depan, dan пойти за покупкой (pojti za pokupkoj) pergi untuk berbelanja. Menyatakan objek, ditunjukkan dengan preposisi о, об, про, насчет. Dengan contoh: думать о сестре (dumat o sestre) memikirkan tenteng saudara perempuan, забыть про сон (zabyt pro son) lupa pada tidur, dan договариться насчет экскурсии (dogovarit sja nasčet ekskursii) persetujan tentang tur. Menyatakan pantang menyerah, ditunjukkan dengan preposisi несмотря на dan вопреки. Dengan contoh: пойти, несмотря на дождь (nesmotrja na dožd ) (bergegas) pergi, meskipun hujan, сделать вопреки совету (sdelat vopreki sovetu) bertentangan dengan nasihat. Menyatakan perbandingan, ditunjukkan dengan preposisi вроде, наподобие, dll. Dengan contoh: дом наподобие башни, яблоко с кулак (dom napodobie bašni, jabloko s kulak) rumah serupa menara, seperti apel sekepalan tangan. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam analisis, penulis menggunakan data dari tiga buku dongeng anak Rusia. Dalam menganalisis data yang dimiliki, penulis membuat lambang untuk tiga sumber data yang dianalisis sebagai berikut: Dongeng anak Rusia yang berjudul Маша и Медведь (masha i medved ) dilambangkan dengan ММ. Dongeng anak Rusia yang berjudul Три Медведя (tri medvedja) dilambangkan dengan ТМ. Dongeng anak Rusia yang berjudul Медведь и Собака (Medved i sobaka) dilambangkan dengan MC. Penulis juga melengkapi analisis dengan mencantumkan nomor kalimat setelah lambang buku dongeng tersebut. Untuk menganalisis data ini, penulis mengacu pada teori yang telah dipaparkan di bab II, dengan menggunakan teori Popov (1978). Pada analisis data ditemukan frasa verbal dengan satu tipe ikatan sintaksis pengendalian kuat dan lemah serta frasa verbal dengan satu tipe ikatan penggabungan. Untuk ikatan pengendalian kuat dan pengendalian lemah, penulis memberikan dua contoh analisis. Jumlah tersebut dianggap sudah mewakili analisis. Pada frasa satu tipe ikatan dalam analisis ditemukan penggunaan preposisi untuk ikatan pengendalian lemah. Hal tersebut menunjukkan bahwa preposisi juga berperan dalam sebuah ikatan untuk memperkuat ikatan antara KU dan KT nya. Dalam ikatan penggabungan sesuai dengan teori bahwa posisi KU dan KT sangat menentukan makna keseluruhan frasa nya. Pada ikatan penggabungan juga tidak ditemukan penggunaan preposisi seperti pada ikatan pengendalian. Untuk peneitian frasa verbal yang KU nya merupakan verba dan KT nya merupakan kelas kata lain, sehingga dalam analisis tidak ditemukan bentukan ikatan penyesuaian.

7 Selain bentukan frasa verbal satu tipe ikatan, penulis menemukan frasa verbal dengan dua tipe ikatan dalam data analisis. Frasa verbal dua tipe ikatan yang ditemukan, ada yang terdiri dari dua tipe ikatan yang sama yaitu pengendalian+pengendalian dan dua tipe ikatan yang berbeda yaitu pengendalian+penggabungan. 3.1 Analisis Frasa Verbal Satu Tipe Ikatan Управление (upravlenie) pengendalian Медведь схватил жеребца, жеребец упал.(mc.13) (Medved sxvatil žerebca, žerebec upal) Beruang menangkap kuda jantan, kuda jantan jatuh Схватил жеребца Схватил жеребца Dalam kalimat terdapat frasa verbal Схватил жеребца, yang terbentuk dari verba dan nomina. Verba Схватил (stavil) menangkap berkedudukan sebagai KU dan nomina жеребца (žerebca) kuda jantan berkedudukan sebagai KT. Схватил жеребца Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan Сильное управление (sil noe upravlenie) pengendalian kuat, di mana nomina жеребца dalam bentuk tunggal, maskulin, kasus genetif yang dikendalikan kuat oleh verba Схватить dalam bentuk konjugasi orang ke-3 tunggal, maskulin dan kala lampau. Dalam hal ini keberadaan KT wajib karena penghilangannya akan mengubah makna kalimat tersebut atau KT tidak dapat digantikan dengan nomina atau kelas kata lainnya. Кто сидел на моем стуле и сдвинул его? (TM.29) (Kto sidel na moem stule i sdvinul ego?) Siapa yang duduk di kursi saya dan memindahkan nya (kursi) Сдвинул его Сдвинул его

8 Dalam kalimat terdapat frasa verbal Сдвинул его, yang terbentuk dari verba dan pronomina. Verba Сдвинул (Sdvinul) memindahkan berkedudukan sebagai KU dan pronomina его (ego) nya (kursi) berkedudukan sebagai KT. Сдвинул его Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan Сильное управление (sil noe upravlenie) pengendalian kuat, di mana pronomina его dalam bentuk orang ke-3 tunggal, maskulin, dan kasus akusatif yang dikendalikan kuat oleh verba Сдвинуть dalam bentuk konjugasi orang ke-3 tunggal, maskulin dan kala lampau. Dalam hal ini keberadaan KT wajib karena penghilangannya akan mengubah makna kalimat atau KT tidak dapat digantikan dengan nomina atau kelas kata lainnya. Только его тогда дома не было: он по лесу ходил. (MM.19) (Tol ko ego togda doma ne bylo: on po lesu xodil) Pada waktu itu hanya dia (Beruang) tidak seorang pun di rumah: dia berjalan menuju hutan Ходил по лесу Ходил по лесу Dalam kalimat terdapat frasa verbal Ходил по лесу, yang terbentuk dari verba dan nomina. Verba Ходил (xodil) berjalan berkedudukan sebagai KU dan nomina лесу (lesu) hutan yang diikuti preposisi по (po) menuju berkedudukan sebagai KT. Ходил по лесу Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan Слабое управление (slaboe upravlenie) pengendalian lemah, di mana nomina лес yang diikuti preposisi по dalam bentuk tunggal, maskulin dan kasus datif dikendalikan lemah oleh verba Ходить dalam bentuk konjugasi orang ke-3 tunggal, maskulin dan kala lampau. Dalam hal ini keberadaan KT tidak wajib karena penghilangannya tidak akan mengubah makna kalimat atau KT dapat digantikan dengan nomina atau kelas kata lainnya.

9 Еще как хочется-то!-ну, пойдем со мной.(mc.10) (ešče kak xočetsja-to!- nu, pojdem so mnoj) seperti yang anda inginkan-itu!yah, (kita) pergi bersama saya пойдем со мной пойдем со мной Dalam kalimat ini terdapat frasa verbal пойдем со мной, yang terbentuk dari verba berkonjugasi dan pronomina. Verba пойдем (pojdem) pergi berkedudukan sebagai KU dan pronomina со мной (so mnoj) dengan saya sebagai KT. пойдем со мной Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan Слабое управление (slaboe upravlenie) pengendalian lemah, dimana pronomina со мной yang menunjukkan orang ke-1 tunggal dan kasus instrumental dikendalikan lemah oleh verba пойти. Dalam hal ini keberadaan KT tidak wajib karena penghilangannya tidak mengubah bentuk gramatikal KU tersebut atau KT dapat digantikan dengan nomina atau kelas kata lainnya. Примыкание (primykanie) penggabungan Она взяла синенькую чашечку на колени и стала есть. (TM.19) (Ona vzjala sinen kuju čašečku na koleni i stala est ) dia (Mashenka) mengambil di dan mulai makan Стала есть Стала есть Dalam kalimat ini terdapat frasa verbal Стала есть, yang terbentuk dari verba berkonjugasi dan verba infinitif. Verba Стала (stala) mulai berkedudukan sebagai KU dan verba infinitif есть (est ) makan sebagai KT. Стала есть

10 Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan примыкание (primykanie) Penggabungan. Verba Стала yang merupakan verba berkonjugasi bentuk lampau untuk orang ke-3 tunggal, feminim, kala lampau dan verba есть yang merupakan verba bentuk infinitif. Verba есть sebagai KT tidak mengalami perubahan bentuk, baik jenis, jumlah maupun kasus yang digunakan. Posisi letak KU dan KT juga mempengaruhi makna dalam kalimatnya. Oleh karena itu, KU dan KT nya tidak dapat dipisahkan karena sudah menjadi satu kesatuan. А медведи пришли домой голодные и захотели обедать. (TM.25) (A medvedi prišli domoj golodnye i zaxoteli obedat ) Dan beruang tiba pulang dengan kedinginan dan ingin makan malam захотели обедать захотели обедать Dalam kalimat ini terdapat frasa verbal захотели обедать, yang terbentuk dari verba berkonjugasi dan verba infinitif. Verba захотели (zaxotela) ingin berkedudukan sebagai KU dan verba infinitif обедать (obedat ) makan malam sebagai KT. захотели обедать Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan примыкание (primykanie) Penggabungan. Verba захотели yang merupakan verba berkonjugasi untuk orang ke-3 jamak, kala lampau dan verba обедать yang merupakan verba bentuk infinitif. Verba обедать sebagai KT tidak mengalami perubahan bentuk, baik jenis, jumlah maupun kasus yang digunakan. Posisi letak KU dan KT juga mempengaruhi makna dalam kalimatnya. Oleh karena itu, KU dan KT nya tidak dapat dipisahkan karena sudah menjadi satu kesatuan Frasa Verbal Dua Tipe Ikatan yang Sama Одна девочка ушла из дома в лес. (TM.1) (odna devočka ušla iz doma v les) seorang anak perempuan pergi dari rumah ke hutan Dalam kalimat ini terdapat frasa verbal ушла из дома dan ушла в лес. Kedua frasa verbal ini memiliki tipe ikatan yang sama yaitu, pengendalian.

11 ушла из дома ушла из дома Struktur frasa verbal yang pertama terdiri dari verba dan nomina. Verba ушла (ušla) pergi (meninggalkan) berkedudukan sebagai KU dan nomina из дома (iz doma) dari rumah yang berkedudukan sebagai KT. Ушла из дома Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan Слабое управление (slaboe upravlenie) pengendalian lemah, di mana nomina дом dalam bentuk tunggal, maskulin, dan kasus genetif yang diikuti dengan preposisi из (iz) dikendalikan lemah oleh verba уидти dalam bentuk konjugasi orang ke-3, tunggal feminin dan kala lampau. ушла в лес ушла в лес Struktur frasa verbal yang kedua terdiri dari verba dan nomina. Verba ушла (ušla) pergi (meninggalkan) berkedudukan sebagai KU dan nomina лес (les) hutan yang diikuti preposisi в (v) ke berkedudukan sebagai KT. Ушла в лес Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan Слабое управление (slaboe upravlenie) pengendalian lemah, di mana nomina лес dalam bentuk tunggal, maskulin, dan kasus akusatif yang diikuti dengan preposisi в dikendalikan lemah oleh verba уидти dalam bentuk konjugasi orang ke-3, tunggal feminin dan kala lampau Frasa Verbal Dua Tipe Ikatan yang Berbeda Пришли звать с собой и Машеньку. (MM.4) (Prišli zvat s soboj i Mašen ku) mereka (teman-teman masha) tiba mengundang masha dengan nya

12 Dalam kalimat ini terdapat frasa verbal Пришли звать dan звать Машеньку. Kedua frasa verbal ini memiliki tipe ikatan yang berbeda yaitu, pengendalian dan penggabungan. Пришли звать Пришли звать Untuk frasa verbal yang pertama Пришли звать, terbentuk dari verba berkonjugasi dan verba infinitif. Verba пришли (prišli) tiba berkedudukan sebagai KU dan verba infinitif звать (zvat ) mengundang sebagai KT. Пришли звать Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan примыкание (primykanie) Penggabungan. Verba пришли yang merupakan verba berkonjugasi bentuk lampau untuk orang ke-3 jamak, kala lampau dan verba звать yang merupakan verba bentuk infinitif. Verba звать sebagai kata tergantung tidak mengalami perubahan bentuk, baik jenis, jumlah maupun kasus yang digunakan. Posisi letak KU dan KT juga mempengaruhi makna dalam kalimatnya. Oleh karena itu, KU dan KT nya tidak dapat dipisahkan karena sudah menjadi satu kesatuan. Звать Машеньку Звать Машеньку Untuk frasa verbal yang kedua Звать Машеньку, terbentuk dari verba infinitif dan nomina. Verba Звать (zvat ) mengundang berkedudukan sebagai KU dan nomina Машеньку (Mašen ku) Mashenka sebagai KT. Звать Машеньку Frasa verbal ini tergolong ke dalam ikatan Сильное управление (silnoe upravlenie) pengendalian kuat, di mana nomina Машеньку dalam bentuk tunggal, feminin, dan kasus akusatif yang dikendalikan kuat oleh verba Звать dalam bentuk infinitif.

13 4. KESIMPULAN Dalam ikatan sintaksis frasa verbal merupakan salah satu pembentuknya, terutama di dalam pengendalian dan penggabungan. Hal inilah yang membuat penulis menganalisis frasa verbal dengan pengendalian dan penggabungan yang dibentuknya pada tiga buku dongeng anak Rusia, yaitu Маша и Медведь (Maša i Medved ), Три Медведя (Tri Medvedja), dan Медведь и Собака (Medved i Sobaka). Dalam analisis ini, penulis menemukan bentuk frasa verbal yang sering muncul dengan berbagai variasi tipe ikatan sintaksis. Dari ketiga buku dongeng anak Rusia yang telah dianalisis ditemukan bahwa ikatan pengendalian lebih dominan keberadaannya dibanding ikatan penggabungan. Dalam analisis Penulis juga menemukan dalam satu kalimat dengan satu ikatan dan lebih dari satu ikatan frasa verbal. Frasa verbal tersebut memiliki rangkaian kata yang berbeda-beda. Pada frasa verbal yang memiliki lebih dari satu ikatan terdapat dua pola yaitu antara pengendalian dan pengendalian; dan antara pengendalian dan penggabungan. UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-nya, penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. jurnal ini ditulis sebagai salah satu ketentuan akademik untuk mencapai gelar Sarjana Humaniora pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Saya juga bersyukur karena dalam penulisan jurnal ini, saya mendapatkan dukungan bahkan bimbingan dari berbagai pihak. Saya mengalami pasang surut dalam penulisan skripsi ini, disatu sisi saya harus bisa membagi waktu untuk mengerjakan skripsi. Namun mengingat adanya dukungan serta bimbingan yang begitu besar, saya tetap bersemangat dan berusaha menyelesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Sari Gumilang, M. Hum., sebagai dosen pembimbing yang sudah sabar meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya. Dia juga memberikan semangat dan perhatiannya. 2. Ibu Sari Endahwarni, M. A., sebagai ketua sidang yang sudah meluangkan waktu dan tenaganya untuk menguji dalam skripsi saya dan juga untuk saran dan koreksi yang sudah dia berikan, sangat membangun untuk penulisan skripsi saya. 3. Ibu Nia Kurnia Sofiah, M. App. Ling., sebagai penguji dan pembaca yang sudah meluangkan waktu dan tenaganya untuk menguji dalam sidang skripsi saya. 4. Seluruh dosen Program Studi Sastra Rusia: Prof. Dr. N. Jenny MT Hardjatno, Dr. Zeffry Alkatiri, Mina Elfira, Ph. D., Dr. Thera Widyastuti, Fadli Zon, M. Sc., Ahmad Fahrurodji, M. A., Ahmad Sujai, M. A., Mohammad Nasir Latief, M. A., Reynaldo de Archellie, M. Si., Hendra Kaprisma, S. Hum. dan Abuzar Roushanfikri, S. Hum., terima kasih atas ilmu yang telah diberikan selama 4 tahun saya menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. 5. Kedua orang tua saya, khususnya Mami saya, Ibu Sugianti yang telah melimpahkan semua perhatian dan dorongan juga doa nya setiap hari demi untuk mendukung saya menyelesaikan skripsi ini. Untuk (Alm)

14 papi saya, Bapak Johan Rohanda walaupun tidak ada di samping saya tetapi selalu tetap membuat saya semangat mengerjakan skripsi ini jika saya mengingatnya. 6. Sahabat-sahabat SMA, Putra, Bram, Dany, Dhira yang selalu ada dengan suka rela mendengarkan keluh kesah dan lelah saya saat mengerjakan skripsi ini. 7. Teman-teman MEANIES, Aniska Rizky Poetri Shivalaya, Retno Ayu Lastianti Suprobo, Henny Riyah Tristanti, Ivana Kristiastuti, Herlina Anca Simatupang, dan Maria Nirmala Darmastuti, kita berjuang bersama, saling mendukung satu sama lain, selalu memberikan semangat dan dukungan. 8. Semua teman-teman dan Kabag BCA KCU Serpong, Ibu Yulianah, Ibu Lim Sui Lian, dan Ibu Ratna Lie yang telah mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 9. Dan kepada para pembaca yang telah menyempatkan waktu untuk membaca skripsi ini. Penulis berharap skipsi ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pembacanya. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga jurnal ini membawa manfaat bagi yang membacanya. DAFTAR ACUAN Buku : Akademi Nauk, USSR, Grammatika Russkogo Jazyka II. Moskva: Nauka. Davidescu, Cristiana, dkk, Sintaksis Bahasa Rusia. Jatinangor: Sastra UNPAD Press. Kridalaksana, Hrimurti, Kamus Istilah Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kushartanti, dkk, Pengantar Linguistik Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Parera, J.D, Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga. Popov, G. N, dkk, Sovremenny Russkij Jazyk. Moskva: Provescenie. Ramdayani, Siti, Jenis-jenis Wacana (Narasi, Deskriptif, dan Argumentasi). Banjarmasin: Universitas Islam Negeri IAIN Antasari Ramlan, M. (1996). Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono. Rudnev, A. A, Sintaksis Sovremennogo Russkogo Jazyka. Moskva: Vsanaja Skola. Savko, I. E, Russkij Jazyk. Minsk: Xarvest. Sulistyowatyowati, Henny Mengenal Struktur Frasa. Jombang: STKIP PGRI Publishing.

15 Zulnaidi, Metode penelitian. Medan: Universitas Sumatera Utara Internet : Chernov, Leonid, Plot of Cartoon s Article, diunduh pada tanggal 7 April 2013 pukul 18:00 Loveyko, Article review Masha and Medved for Public, diunduh pada tanggal 6 April 2013 pukul 19:00 diunduh pada tanggal 6 April 2013, pukul 18:00 diunduh pada tanggal 06 April 2013, pukul 18:35 diunduh pada 7 Juni 2013, pukul 17:00

FRASA ADVERBIAL DALAM BAHASA RUSIA (Tinjauan Sintaksis) Oleh: INTAN NIRMALASARI

FRASA ADVERBIAL DALAM BAHASA RUSIA (Tinjauan Sintaksis) Oleh: INTAN NIRMALASARI FRASA ADVERBIAL DALAM BAHASA RUSIA (Tinjauan Sintaksis) Oleh: INTAN NIRMALASARI 180710080008 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA RUSIA BANDUNG AGUSTUS,2012 FRASA ADVERBIAL

Lebih terperinci

PENULISAN PARTIKEL НЕ PADA ADJEKTIVA DALAM BAHASA RUSIA

PENULISAN PARTIKEL НЕ PADA ADJEKTIVA DALAM BAHASA RUSIA PENULISAN PARTIKEL НЕ PADA ADJEKTIVA DALAM BAHASA RUSIA S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Skripsi Pada Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran MUHAMMAD RIDWAN

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA UNSUR KALIMAT DAN KELAS KATA DALAM BAHASA RUSIA

KORELASI ANTARA UNSUR KALIMAT DAN KELAS KATA DALAM BAHASA RUSIA Korelasi Antara Unsur Kalimat dan Kelas Kata dalam Bahasa Rusia (Davidescu Cristiana) KORELASI ANTARA UNSUR KALIMAT DAN KELAS KATA DALAM BAHASA RUSIA Davidescu Cristiana Staf Pengajar Jurusan Sastra Rusia,

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

Carolus Yudi Tri Kurnianto, Sari Gumilang, M. Hum. Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok

Carolus Yudi Tri Kurnianto, Sari Gumilang, M. Hum. Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok Tipe Hubungan dan Ikatan Rangkaian Kata Verba Imperatif dalam Rubrik Персональный Тренер (Personal nyj Trener) Pelatih Pribadi Majalah Men s Health Rusia Carolus Yudi Tri Kurnianto, Sari Gumilang, M. Hum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, 654 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, uji lapangan, dan temuan-temuan penelitian, ada beberapa hal yang dapat

Lebih terperinci

DESKRIPSI STRUKTUR FRASA BERDASARKAN JENIS KATA UNSUR PEMBENTUKNYA PADA WACANA TEKS EKSPLANASI DALAM BUKU TEKS SMP KELAS VII

DESKRIPSI STRUKTUR FRASA BERDASARKAN JENIS KATA UNSUR PEMBENTUKNYA PADA WACANA TEKS EKSPLANASI DALAM BUKU TEKS SMP KELAS VII i DESKRIPSI STRUKTUR FRASA BERDASARKAN JENIS KATA UNSUR PEMBENTUKNYA PADA WACANA TEKS EKSPLANASI DALAM BUKU TEKS SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

UNGKAPAN PERASAAN DALAM BAHASA RUSIA. Nia Kurnia Sofiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya ABSTRAK

UNGKAPAN PERASAAN DALAM BAHASA RUSIA. Nia Kurnia Sofiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya ABSTRAK UNGKAPAN PERASAAN DALAM BAHASA RUSIA Nia Kurnia Sofiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya niadee@gmail.com ABSTRAK Bahasa menunjukkan bangsa. Ungkapan ini sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana karakter

Lebih terperinci

PREFIKS PEMARKAH INKOAKTIF PADA VERBA BAHASA RUSIA

PREFIKS PEMARKAH INKOAKTIF PADA VERBA BAHASA RUSIA PREFIKS PEMARKAH INKOAKTIF PADA VERBA BAHASA RUSIA MAKALAH Dipresentasikan di Program Pascasarjana BKU Linguistik Maret 2007 Oleh Tri Yulianty K. NIP 132310586 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 FRASA VERBA DALAM NOVEL SEBUAH LORONG DI KOTAKU KARYA NH. DINI : ANALISIS TEORI X-BAR SKRIPSI OLEH SRI YOHANNA ARITONANG 080701020 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h BAHAN AJAR SINTAKSIS BAHASA INDONESIA (FRASA) 4 SKS Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto) 111 PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI diajukan untuk memenuhi Ujian Sarjana pada Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Bahasa Universitas Widyatama Oleh: R. Harisma

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO Ni Kadek Nomi Dwi Antari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

RINGKASAN PENELITIAN

RINGKASAN PENELITIAN RINGKASAN PENELITIAN KONSTRUKSI KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI GURU-GURU SEKOLAH DASAR KABUPATEN CIAMIS OLEH DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI Penelitian yang berjudul Konstruksi

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS Kode/Nama Rumpun Ilmu** :741/ Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 1 ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS  SKRIPSI RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Unsur-unsur kebahasaan seperti fonem, morfem, frasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

Bayu Ardianto LPMP Sulawesi Barat ABSTRAK

Bayu Ardianto LPMP Sulawesi Barat   ABSTRAK Naskah diterbitkan: 30 Juni 2017 DOI: doi.org/10.21009/aksis.010102 PENGGUNAAN STRUKTUR FRASE EKSOSENTRIS DIREKTIF DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA (A. FUADI) DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE 4.1 Pengantar Bagian ini akan membicarakan analisis unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam campur kode dan membahas hasilnya. Analisis

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu

a. Pengertian 5. N+FP 6. Ar+N b. Struktur Frasa Nomina 7. yang+n/v/a/nu/fp 1. N+N 2. N+V 8. Nu+N 3. N+A 4. N+Nu 1. Frasa Nominal a. Pengertian frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata benda atau nomina. contoh : mahasiswa baru sepeda ini anak itu gedung sekolah b. Struktur Frasa Nomina Secara kategorial

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

TIPOLOGI STRUKTUR FRASE PREPOSISIONAL BAHASA RUSIA, INGGRIS, DAN INDONESIA (Suatu Kajian konstraktif)

TIPOLOGI STRUKTUR FRASE PREPOSISIONAL BAHASA RUSIA, INGGRIS, DAN INDONESIA (Suatu Kajian konstraktif) Tipologi Struktur Frase Preposisional Bahasa Rusia, Inggris, dan Indonesia (Suatu Kajian Konstraktif) (Susi Machdalena dkk.) TIPOLOGI STRUKTUR FRASE PREPOSISIONAL BAHASA RUSIA, INGGRIS, DAN INDONESIA (Suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMAN 2 SUKOHARJO

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMAN 2 SUKOHARJO NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMAN 2 SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Interaksi dan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL GARIS PEREMPUAN KARYA SANIE B. KUNCORO: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN: STUDI KASUS PERAN INSTRUMEN DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA

ANALISIS PERAN: STUDI KASUS PERAN INSTRUMEN DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA ANALISIS PERAN: STUDI KASUS PERAN INSTRUMEN DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra

Lebih terperinci

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk Siti Junawaroh

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Kajian Deskriptif Struktural Wacana Grafiti Pada Truk Siti Junawaroh KAJIAN DESKRIPTIF STRUKTURAL WACANA GRAFITI PADA TRUK Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT This paper is entitled A Descriptive Study of Graffiti Discourse Structure on Trucks. This

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2014

ANALISIS PENGGUNAAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2014 ANALISIS PENGGUNAAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2014 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Penelitian dengan Judul Analisis Frasa Eksosentrik dan Endosentrik Rubrik

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Penelitian dengan Judul Analisis Frasa Eksosentrik dan Endosentrik Rubrik 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan Judul Analisis Frasa Eksosentrik dan Endosentrik Rubrik Berita Puan dalam Surat Kabar Tribunnews Tanjungpinang Edisi Februari 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sejenis yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Bentuk Frasa Pada Wacana Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas XII SMA Karangan Dawud DKK Penerbit : Erlangga 2004 oleh

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA

CAMPUR KODE DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA CAMPUR KODE DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Oleh VEROWATY PUTRI NAIBAHO NIM 060701015 DEPARTEMEN SASTRA DAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

Peta Kompetensi Bahasa Indonesia Tata Bahasa dan Komposisi/BING4212/4 sks Bahasa Indonesia Tatabahasa dan Komposisi /BING4212

Peta Kompetensi Bahasa Indonesia Tata Bahasa dan Komposisi/BING4212/4 sks Bahasa Indonesia Tatabahasa dan Komposisi /BING4212 xi S Tinjauan Mata Kuliah emakin hari semakin disadari pentingnya kegiatan berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain. Dalam kegiatan apapun manusia menggunakan bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik.

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik. PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik Abstract The language change could occur at all levels, both phonology,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT OLEH REMAJA TUNARUNGU DI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI. oleh Rina Widiastuti NIM

PENGGUNAAN KALIMAT OLEH REMAJA TUNARUNGU DI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI. oleh Rina Widiastuti NIM PENGGUNAAN KALIMAT OLEH REMAJA TUNARUNGU DI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI oleh Rina Widiastuti NIM 100110201052 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2014 PENGGUNAAN KALIMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada keterampilan mendengar dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul

Lebih terperinci

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Kesalahan penggunaan struktur frasa dalam karangan narasi ekspositoris siswa kelas VIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE BAHASA INDONESIA

HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE BAHASA INDONESIA HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE BAHASA INDONESIA Efri Yades dan Leni Syafyahya Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas email: efriyades@ymail.com email: lenisyafyayah@gmail.com

Lebih terperinci

Penulisan Huruf Kapital

Penulisan Huruf Kapital Syarat penulisan huruf kapital: Huruf pertama kata pada awal kalimat Huruf pertama petikan langsung Huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk

Lebih terperinci

FRASA PREPOSISIONAL DALAM KUMPULAN CERPEN PILIHAN KOMPAS 2014

FRASA PREPOSISIONAL DALAM KUMPULAN CERPEN PILIHAN KOMPAS 2014 FRASA PREPOSISIONAL DALAM KUMPULAN CERPEN PILIHAN KOMPAS 2014 Lina, Sisilya Saman, Agus Syahrani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak Email: linaspd@yahoo.com Abstract

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS XII IPS 3 SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG SKRIPSI

ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS XII IPS 3 SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG SKRIPSI ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS XII IPS 3 SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ini. Pada bagian simpulan akan dipaparkan poin-poin utama yang diperoleh dari keseluruhan

BAB V PENUTUP. ini. Pada bagian simpulan akan dipaparkan poin-poin utama yang diperoleh dari keseluruhan BAB V PENUTUP Pada bagian ini dipaparkan simpulan dan saran sebagai bagian akhir dalam penelitian ini. Pada bagian simpulan akan dipaparkan poin-poin utama yang diperoleh dari keseluruhan analisis data

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2 54 BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang interferensi gramatikal bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2 Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan Judul Struktur dan Ciri Bahasa Teks Fabel dalam Karangan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Malang Tahun 2015 oleh Anitah Karisma Zaki 2015.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

RISKI EKA AFRIANTI NIM

RISKI EKA AFRIANTI NIM ANALISIS KESALAHAN FRASE PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ARTIKEL E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana komunikasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan masyarakat. Adanya suatu bahasa sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 2008: 24). Bahasa merupakan kemampuan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 2008: 24). Bahasa merupakan kemampuan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti mengatur bersama-sama (Verhaar dalam Markhamah, 2009: 5). Chaer (2009: 3) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. sepuluh. Menurut Kridalaksana kelas kata terbagi sepuluh macam sebagai 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata unsur terpenting di dalam bahasa. Tanpa kata mungkin tidak ada bahasa, sebab itulah kata yang merupakan perwujudan bahasa (Chaer,2011:86). Kelas kata dalam bahasa

Lebih terperinci

NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra

NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Program Studi Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM S K R I P S I diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu persyaratan

Lebih terperinci

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia Analisis Fungsi Mana dalam Bahasa Sri Puji Astuti Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro sripujiastuti0116@gmail.com Abstract The characteristic of interrogative sentence, one of them is the presence

Lebih terperinci

PEMILIHAN BAHASA DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI

PEMILIHAN BAHASA DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI PEMILIHAN BAHASA DALAM IKLAN KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagai Persyaratan guna Mendapatkan Gelar Sarjana Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR

STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR STRUKTUR FRASA NOMINA DALAM STIKER VULGAR Usulan Penelitian untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan Oleh: KARTIKA WAHYUNINGTYAS A310

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

DESAIN BUKU AJAR BAHASA MADURA BERBASIS BUDAYA: Sebagai Upaya Pemertahanan Bahasa dan Budaya Madura

DESAIN BUKU AJAR BAHASA MADURA BERBASIS BUDAYA: Sebagai Upaya Pemertahanan Bahasa dan Budaya Madura LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING Bidang Ilmu Humaniora DESAIN BUKU AJAR BAHASA MADURA BERBASIS BUDAYA Sebagai Upaya Pemertahanan Bahasa dan Budaya Madura Peneliti Utama Dr. Akhmad Sofyan, M.Hum Anggota

Lebih terperinci

Konjungsi yang Berasal dari Kata Berafiks dalam Bahasa Indonesia. Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Konjungsi yang Berasal dari Kata Berafiks dalam Bahasa Indonesia. Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Konjungsi yang Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro moejid70@gmail.com Abstract Conjunctions are derived from the basic + affixes, broadly grouped into two, namely the coordinative

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KODE : SINTAKSIS BAHASA INDONESIA : IN 104 Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. NIP 196201091987032002 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY ARTIKEL E-JOURNAL Oleh TIARA CITRA IDILA NIM 090388201337 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci