SKALA MINIMUM AGROINDUSTRI CABAI BUBUK
|
|
- Susanto Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SKALA MINIMUM AGROINDUSTRI CABAI BUBUK Riky Sulistianto 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Enok Sumarsih 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tenten Tedjaningsih 3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya, pendapatan, titik impas nilai penjualan, dan titik impas volume produksi usaha pengolahan cabai bubuk. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus pada usaha pengolahan cabai bubuk Kelompok Tani Harapan Mukti di Desa Parakan Honje Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan dari bulan Mei sampai dengan bulan Agustus Biaya total yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani Harpan Mukti selama satu bulan proses produksi Rp ,33 penerimaan sebesar Rp dan pendapatan sebesar Rp ,33. Titik impas nilai penjualan pengolahan cabai bubuk oleh Kelompok Tani Harpan Mukti sebesar Rp ,66. dan titik impas volume produksi sebesar 7,41 kilogram. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan pada saat harga jual turun 5 persen titik impas nilai penjualan menjadi ,78 sedangkan untuk titik impas volume produksi mengalami kenaikan sebesar 8,15 kilogram. Kenaikan harga input sebesar 135 persen titik impas nilai penjualan naik menjadi Rp ,92 dan titik impas volume produksi naik sebesar 14,47 kilogram. Turunnya harga output sebesar 5 persen yang kemudian disertai naiknya harga input sebesar 135 persen mengakibatkan kenaikan pada titik impas nilai penjualan Rp ,32 maupun titik impas volume produksi menjadi 17,58 kilogram. ABSTRACT This study aims to determine the cost of revenues, breakeven value of sales, and the break-even point of production volume chili powder processing business. The method used in this study is the case study method in processing business chili powder Farmers Harapan Mukti Parakan Honje Bantarkalong Tasikmalaya. This study was conducted over four months from May to the month of August ) Peneliti 2) Pembimbing 1 3) Pembimbing 2 1
2 2 Total cost incurred by Farmers Harapan Mukti production process Rp ,33. revenue of Rp and profit Rp ,33. Breakeven value of sales of chili powder processing by Farmers Harapan Mukti Rp ,33 and break even point of production volume 7,41 kilograms. The results of the sensitivity analysis shows the current selling price fell 5 percent breakeven value of sales to Rp ,78 while the break even point of production volume increased by 8,15 kilograms. The increase in the price of inputs by 135 percent breakeven value of sales rose to Rp ,92 and break even point of production volume rose by 14,47 kilograms. The fall in output prices of 5 per cent which is then accompanied by rising prices of inputs by 135 percent resulted in an increase in the breakeven point of sales value of Rp ,32 well as the break even volume production to 17,58 kilograms. I. PENDAHULUAN Cabai rawit merupakan salah satu hasil pertanian yang penting di Indonesia, seperti halnya produksi pertanian lainnya cabai rawit bersifat kamba dan mudah rusak. Pada mulanya cabai rawit dikonsumsi hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yaitu untuk bumbu dapur, bahan penyedap dan ramuan obat-obatan tradisional. Namun seiring dengan kebutuhan manusia dan teknologi yang berkembang saat ini, cabai rawit juga dapat menjadi bahan baku kosmetik, zat warna dan penggunaan lainnya. Setiadi (2006) menyatakan bahwa cabai rawit paling banyak mengandung vitamin A dibandingkan cabai lainnya. Cabai rawit segar mengandung SI vitamin A, sedangkan cabai rawit kering mengandung mengandung SI. Sementara itu, cabai hijau segar hanya mengandung 260 SI vitamin A, cabai merah segar 470, dan cabai merah kering 576 SI. Selain untuk sayuran, cabai mempunyai kegunaan yang lain dengan beberapa keunggulan tersebut, cabai dianggap penting untuk bahan ramuan industri makanan, minuman maupun farmasi. Malahan, dengan kandungan vitamin A yang tinggi, selain bermanfaat untuk kesehatan mata, cabai juga cukup manjur untuk menyembuhkan sakit tenggorokan. Cabai bisa menggantikan fungsi minyak gosok untuk mengurangi pegal pegal, rematik, sesak nafas, juga gatal gatal. Dengan ketajaman aromanya, cabai juga digunakan untuk menyembuhkan radang tenggorokan akibat udara dingin serta mengatasi polio (Setiadi, 2006). Kandungan Flavonoid dan antioksidan yang terdapat dalam Cabai rawit juga dapat mencegah kanker.
3 3 Produksi cabai rawit saat panen raya sangat melimpah, hal ini dapat menyebabkan harga cabai rawit menjadi fluktuatif. Perubahan harga tersebut diakibatkan pada musim panen yang melimpah dan karakteristik cabai rawit yang tidak tahan untuk disimpan dalam jangka waktu lama karena hanya bisa tahan kurang lebih 3 hari. Sebaliknya pada saat produksi cabai rawit rendah, maka harga cabai rawit melambung tinggi terutama pada saat di luar musim panen. Fluktuasi produksi dan harga ini akan terus terjadi apabila tidak dilakukan penanganan yang meyeluruh dan terpadu agar cabai rawit menjadi suatu komoditi yang mempunyai nilai tambah, baik bagi produsen maupun bagi konsumen. Cabai rawit dapat dikategorikan sebagai komoditas komersial, karena sebagian besar ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar. Karakteristik pengembangannya memungkinkan komoditas ini untuk dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan. Upaya yang dilakukan oleh Kelompok Tani Harapan Mukti untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam pengembangan komoditas cabai rawit yang diusahakan petani, maka cabai rawit yang tidak lolos proses sortasi diolah menjadi cabai bubuk sehingga memberikan kontribusi besar terhadap penghasilan petani. Apabila produk cabai rawit yang tidak lolos sortasi tersebut dijual langsung ke pasar umum maka harganya akan menjadi rendah dan tidak menguntungkan bagi petani. Pengolahan cabai bubuk dapat memperpanjang daya simpan serta mempermudah penanganan baik dalam pengangkutan maupun penggunaannya. Setiap awal periode petani sudah harus menpunyai perencanaan produksi dan penjualan. Rencana produksi dan penjualan bisa direncanakan dengan menggunakan konsep Break Event Point (BEP) atau Titik impas. Penjualan yang direncanakan petani tentunya disertai dengan target laba yang diinginkan. Dengan demikian rencana jumlah penjualan minimal yang harus tetap dipertahankan supaya petani tidak menderita kerugian. Sehingga petani bisa menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki.
4 4 Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian pada aspek ekonomi usaha mengenai Skala Minimum Agroindustri Cabai Bubuk yang dilaksanakan oleh Kelompot Tani Harapan Mukti di Desa Parakanhonje Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat di identifikasikan dalam penelitian ini yaitu, 1) Berapa keuntungan biaya, penerimaan pada agroindustri cabai bubuk? 2) Berapa titik impas nilai penjualan dan volume produksi yang dapat dicapai pada agroindustri cabai bubuk? 3) Berapakah penjualan minimal agroindustri cabai bubuk agar meningkatkan keuntungan sebesar 50 persen? 4) Bagaimana pengaruh perubahan harga input dan output terhadap pergeseran titik impas pada agroindustri cabai bubuk? Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1) Untuk mengetahui keuntungan atau laba yang diperoleh agroindustri cabai bubuk. 2) Untuk mengetahui titik impas nilai penjualan dan volume produksi pada agroindutri cabai bubuk. 3) Penjualan minimal pengolahan cabai bubuk agar meningkatkan keuntungan sebesar 50 persen. 4) Pengaruh perubahan harga input dan output terhadap pergeseran titik impas pada agroindustri cabai bubuk. II. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada Kelompok Tani Harapan Mukti Desa Parakanhonje Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Suharsimi Arikunto (2006) menyatakan bahwa Studi Kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, intuisi atau gejala-gejala tertentu. Peneliti mencoba untuk mencermati individu atau satu unit secara mendalam. Umumnya studi kasus dilakukan karena kebutuhan pemecahan masalah. Kelompok Tani Harpan Mukti dipilih atas dasar pertimbangan bahwa kelompok tersebut memanfaatkan cabai rawit afkir menjadi cabai bubuk dengan tujuan meningkatkan daya simpan dan nilai tambah. 2.1 Kerangka Analisis Hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, harga jual, nilai penjualan dan volume produksi dari pengolahan cabe bubuk oleh Kelompok Tani Harapan
5 5 Mukti Desa Parakan Honje Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya menggunakan rumus Analisis Titik Impas yang dikemukakan oleh Soehardi Sigit (1993) adalah sebagai berikut: 1) Penerimaan: R = Py.Y Keterangan: R Py Y = Penerimaan = Harga Jual = Hasil Produksi 2) Titik Impas Nilai Penjualan BEP Nilai Penjualan = Keterangan: FC VC S = Biaya Tetap = Biaya Variabel FC 1 VC S = Nilai Penjualan = Penerimaan 3) Titik Impas Volume Produksi BEP Volume Produksi = 4) Penjualan Minimal Penjualan minimal = FC + Keuntungan 1- VC S Titik BEP Penjualan Harga Jual Adapun untuk mengetahui perubahan Titik Impas yang disebabkan adanya kemungkinan perubahan biaya dan harga jual digunakan Analisis Sensitivitas dengan rumus sebagai berikut : Sensitivity Analisis = Biaya Tetap x Nilai Penjualan Nilai penjualan Biaya Variabel
6 6 III. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Letak Desa Desa Parakan Honje adalah salah satu desa di Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Wilayah Desa Parakanhonje terletak sekitar 7 km dari ibu kota kecamatan dan 60 km dari ibu kota kabupaten. Desa Parakanhonje mempunyai luas wilayah 702,5 hektar dengan jumlah penduduk orang yang tersebar di 3 dusun, 3 RW dan 22 RT. Secara administratif batas-batas wilayah Desa Parakanhonje Kecamatan Bantar kalong dapat dirinci sebagai berikut : Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pamijahan Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Hegarwangi Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Mertajaya Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mertajaya IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tehnik Pengolahan Cabai Bubuk Pengolahan hasil pertanian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan merubah bahan pangan sehingga menjadi beraneka ragam bentuk dan macamnya disamping juga untuk memperpanjang daya simpan, dengan pengolahan diharapkan bahan hasil pertanian akan memperoleh nilai tambah yang jauh lebih besar. 1. Perebusan Tahap pertama yang dilakukan dalam pengolahan cabai bubuk adalah perebusan. Proses ini bertujuan untuk membersihkan bakteri dan penyakit yang terdapat pada cabai rawit, proses perebusan dilakukan bertahap untuk sekali perebusan sebanyak 20 kilogram cabai rawit. 2. Pengeringan Setelah proses perebusan selesai cabai rawit dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan dengan penjemuran. Proses penjemuran dilakukan selama satu hari penuh mulai dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore, hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada cabai rawit yang bisa mengurangi kualitas cabai bubuk. Pada proses pengeringan cabai rawit dibolak-balik agar keringnya merata.
7 7 3. Penggilingan Cabai rawit yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan menggunakan hammer mill (mesin pengilingan) sehingga diperoleh bubuk cabai. Rendemen pada proses pengolahan cabai bubuk adalah 75 persen atau dari pengolahan 1 kilogram cabai rawit akan menghasilkan cabai bubuk sebanyak 0,25 kilogram. 4. Pengemasan Kegiatan terakhir dari proses pembuatan cabai bubuk adalah pengemasan. Produk cabai bubuk dikemas dengan kemasan plastik. Tujuan pengemasan ini adalah untuk melindungi produk agar dapat disimpan lebih lama dan untuk memudahkan distribusi. Masing-masing kemasan cabai bubuk memiliki kapasitas 250 gram. 5. Pemasaran Hasil olahan cabai bubuk dipasarkan di pasar lokal Kecamatan Bantar kalong dan toko penjual bahan makanan di Kota Tasikmalaya. Cabai bubuk dijual kepasar dengan harga Rp per kilogram Analisis Usaha Agroindustri Cabai Bubuk Biaya Tetap Biaya Tetap merupakan biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap dalam pengolahan cabai bubuk terdiri dari sewa tempat dan penyusutan alat. Besarnya biaya tetap pengolahan cabai bubuk sebesar Rp ,33 supaya lebih jelas bisa dilihat di tabel 10. Tabel 10. Rincian Biaya Tetap Usaha Pengolahan Cabai Bubuk Pada Kelompok Tani Harapan Mukti dalam satu bulan Produksi No Uraian Jumlah Unit Harga Beli Per Unit Umur Ekonomis Penyusutan Alat Per Bulan (Rp) Tahun 1 Sewa Tempat ,33 2 Penyusutan Alat Hammer Mill Katel Kompor Alat Pres Plastik Tabung Gas Tampan Biaya Tetap Total ,33 Sumber : Data Primer Diolah, 2015
8 8 Penyusutan alat dihitung berdasarkan pengurangan nilai pembelian dengan nilai sisa dibagi dengan umur ekonomis yaitu pada saat alat-alat tersebut mulai digunakan sampai tidak dapat dipergunakan kembali. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani Harapan Mukti untuk pengolahan cabai bubuk untuk satu bulan produksi yang meliputi sewa tempat sebesar Rp ,33 dan biaya penyusutan alat untuk satu bulan produksi sebesar Rp Adapun alat-alat yang digunakan dalam usaha pengolahan cabai bubuk terdiri dari katel, hammer mill (mesin penggilingan), kompor, alat pres plastik, dan tampah Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh volume produksi. Biaya variabel untuk pengolahan cabai bubuk pada Kelompok Tani Harapan Mukti menyangkut sarana produksi, tenaga kerja dan transportasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Rincian Biaya Variabel Pengolahan Cabai Bubuk No Uraian Unit Satuan Harga Per Unit (Rp) 1 Sarana Produksi Cabai 250 Kg Plastik 1 Kg Gas 3 kg 2 Tabung Bahan Bakar Penggilingan 2 Liter Tenaga Kerja Perebusan 4 HOK Penjemuran 4 HOK Penggilingan 4 HOK Pengemasan 4 HOK Transportasi Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Berdasarkan tabel 11 bahwa biaya variabel untuk sarana produksi terdiri dari cabai rawit, plastik, gas 3 kg, dan bahan bakar. Untuk biaya cabai rawit sebesar Rp ,- Plastik Rp ,- Gas Rp ,- dan Bahan bakar penggilingan sebesar Rp Jenis tenaga kerja yang dipergunakan merupakan tenaga kerja harian atau tidak tetap yang meliputi upah untuk perebusan Rp ,- penjemuran Rp ,- penggilingan Rp ,- dan pengemasan sebesar Rp Jumlah biaya tenaga
9 9 kerja untuk satu bulan produksi cabai bubuk sebesar Rp untuk biaya transportasi sebesar Rp ,- selama satu bulan produksi Biaya Total Biaya total dalam usaha pengolahan cabai bubuk yang dilakukan oleh Kelompok Tani Harpan Mukti merupakan hasil penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada pada Tabel 12. Tabel 12. Biaya Total Pada Usaha Pengolahan Cabai Bubuk No Uraian Pengolahan Cabai Bubuk (Rp) Presentase (%) 1 Biaya Tetap ,33 12,80 2 Biaya Variabel ,20 Jumlah , Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Tabel di atas menunjukkan besarnya biaya total pada usaha pengolahan cabai bubuk yang dilakukan Kelompok Tani Harapan Mukti adalah Rp ,33. Dimana besarnya biaya tetap dari usaha pengolahan cabai bubuk sebesar Rp ,33 dan biaya variabel sebesar Rp Penerimaan dan Pendapatan Penerimaan yang diperoleh oleh Kelompok Tani Harapan Mukti selama satu bulan yaitu perkalian antara hasil produksi dengan harga jual cabai bubuk yang berlaku saat penelitian, dari 250 kilogram cabai rawit menghasilkan 62,5 kilogram cabai bubuk dengan harga jual Rp per kilogram dengan total penerimaan sebesar Rp Sedangkan untuk pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya total produksi sebesar Rp ,33. Tabel 13. Pendapatan Pengolahan Cabai Bubuk No Uraian Pengolahan Cabai Bubuk (Rp) 1 Penerimaan Biaya Total ,33 Jumlah ,33 Sumber : Data Primer Diolah, 2015 Jadi pendapatan yang diterima oleh Kelompok Tani Harapan Mukti selama satu bulan produksi menerima pendapatan sebesar Rp ,67.
10 Analisis Titik Impas Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dapat diketahui bahwa usaha pengolahan cabai bubuk yang dilakukan oleh Kelompok Tani Harapan Mukti berada dalam keadaan yang menguntungkan. Sebab nilai penjualan, volume produksi lebih besar dari titik impas nilai penjualan Rp ,66 dengan volume produksi 7,41 kilogram cabai bubuk Penjualan Minimal Pada setiap awal periode setiap perusahaan sudah harus mempunyai perencanaan produksi. Rencana produksi dan penjualan bisa direncanakan dengan konsep Break Event Point. Dimana jumlah penjualan minimal untuk meningkatkan keuntungan sebesar 50 persen Kelompok Tani Harapan Mukti harus memproduksi dan menjual produknya sebesar Rp atau sebanyak 360 kilogram cabai rawit afkir Analisis Sensitivitas (Sensitivity Analisis) Analisis Sensitivitas memerlukan ansumsi-ansumsi yang harus dipenuhi, diantaranya adalah harga jual per kilogram cabai bubuk pada saat penelitian tidak berubah atau tetap saja berapapun banyaknya produk yang dijual, maka dari itu untuk mendinamiskannya dilakukan Analisis Sensitivitas. Faktor harga dalam usaha pengolahan cabai bubuk memegang peranan yang sangat penting karena setiap waktu harga dapat mengalami perubahan berdasarkan permintaan cabai bubuk dan kualitas dari cabai bubuk itu sendiri. Apabila menggunakan rumus analisis sensitivitas maka harga persatuan akan berubah sehingga dapat diketahui perubahan nilai titik impas yang akan dicapai (Soehardi Sigit, 1995). Harga jual cabai bubuk pada waktu tertentu dapat mengalami perubahan, dikarenakan stok yang masih banyak dan kualitas dari cabai bubuk itu sendiri sehingga akan mempengaruhi permintaan. Agar tidak terjadi hal demikian, maka dari itu perlu dihitung pencapaian titik impas pada saat harga turun sesuai dengan harga terendah pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan data yang didapat harga jual terendah Rp
11 11 Terjadinya perubahan harga tentunya akan mempengaruhi terhadap nilai titik impas yang dicapai. Keadaan titik impas yang baru karena mengalami perubahan harga jual dapat dilihat pada Tabel 14. Yaitu sebagai berikut: Tabel 14. Perubahan Titik Impas Akibat dari Perubahan harga Output dan Input Harga Output dan Input (Rp) a. Output dari menjadi b. Input dari menjadi c. Output turun 5% dan Input naik 135% Penjualan Titik Impas Volume Produksi Nilai Perubahan Jumlah Perubahan (Rp) (%) (Kg) (%) ,78 4,44 8,15 9, ,92 95,34 14,47 95, ,32 125,36 17,58 137,22 Berdasarkan Tabel 14. Dapat dilihat apabila harga jual terendah Rp per kilogram maka harga jual tersebut turun Rp per kilogram, maka titik impas pada nilai penjualan berubah dari Rp menjadi Rp ,78 atau mengalami kenaikan sebesar 4,44 persen. Sedangkan untuk titik impas volume produksi dari 7,45 kilogram menjadi 8,15 kilogram atau mengalami kenaikan sebesar 9,94 persen. Terjadinya perubahan harga output dan input Usaha Agroindustri Cabai Bubuk yang dilakukan Kelompok Tani Harapan Mukti masih menguntungkan bagi anggota kelompok, apabila bahan baku yang digunakan cabai rawit afkir karena harga yang relatif lebih murah.
12 12 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil analisis yang telah dilakukan mengenai analisis Titik Impas usaha pengolahan Cabai Bubuk di Kelompok Tani Harapan Mukti, maka dapat diambil keputusan sebagai berikut: 1) Usaha pengolahan cabai bubuk yang dilaksanakan Kelompok Tani Harapan Mukti dapat menghasilkan cabai bubuk sebanyak 62,5 kilogram dalam satu bulan dengan penerimaan yang diperoleh sebesar Rp dan memerlukan biaya produksi sebesar Rp maka dari itu diperoleh keuntungan sebesar Rp pada saat harga jual cabai bubuk Rp per kilogram. 2) Titik impas nilai penjualan dan volume produksi usaha pengolahan cabai bubuk yang dilakukan Kelompok Tani Harapan Mukti sebesar Rp ,45 atau setara dengan 7,45 kilogram cabai bubuk. 3) Penjualan minimal dihasilkan usaha pengolahan cabai bubuk untuk meningkatkan keuntungan 50 persen adalah sebesar Rp ) Peningkatan bahan baku input lebih sensitif dari pada penurunan harga output Saran Berdasarkan hasil dan simpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan ini maka penulis menyarankan: 1) Kelompok Tani Harapan Mukti perlu meningkatkan volume produksi pengolahan cabai rawit untuk mengoptimalkan kapasitas produksi dengan cara menampung cabai rawit afkir diluar kelompok tani dan menampung cabai rawit dari pasar.
13 13 DAFTAR PUSTAKA Setiadi Cabai Rawit Jenis dan Budaya. Penebar Swadaya. Jakarta. Soehardi Sigit Analisa Break Even. BPFE UGM. Yogyakarta. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
KAJIAN INTEGRASI USAHA BUDIDAYA CABAI RAWIT (Capsicum frutescen) DENGAN USAHA PENGOLAHAN CABAI RAWIT MENJADI CABAI BUBUK.
KAJIAN INTEGRASI USAHA BUDIDAYA CABAI RAWIT (Capsicum frutescen) DENGAN USAHA PENGOLAHAN CABAI RAWIT MENJADI CABAI BUBUK Irvani 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi irvanidprasnanto@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )
ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* ) (BREAK-EVEN POINT ANALYSIS AS A PLANNING TOOL TRADERS INCOME CAYENNE PEPPER IN TRADITIONAL MARKETS GORONTALO
Lebih terperinciPENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG
1 PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG Agus Gusmiran 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mirand17@yahoo.com Eri Cahrial, Ir.,
Lebih terperinciC.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN
C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga
Lebih terperinci23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN
23 ANALISIS USAHA PEMBUATAN TAHU (Studi Kasus pada Pabrik Tahu Berkat Sekumpul Martapura) (Farm Analysis of Tofu Produce) (Case Study in Berkat Sekumpul Tofu Produce Factory at Martapura District) Fitriani,
Lebih terperinciPERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)
PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER) PROFIT PLANNING WITH BREAK EVEN POINT METHOD (CASE STUDY ON POULTRY HUSBANDRY
Lebih terperinciTenten Tedjaningsih Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
KERAGAAN AGROINDUSTRI YOGHURT DENGAN PENDEKATAN SISTEM AGRIBISNIS Destry Deriani Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi tdes45@yahoo.co.id Tenten Tedjaningsih Fakultas Pertanian
Lebih terperinci22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan
22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan KERAGAAN USAHA BUDIDAYA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) DALAM PEMANFATAAN LAHAN PEKARANGAN DI DESA JANTI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN PROVINSI
Lebih terperinciANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)
AGRISE Volume XI No. 3 Bulan Agustus 2011 ISSN: 1412-1425 ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan) (BENEFIT ANALYSIS OF MAKING ORGANIC
Lebih terperinciNILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Nenengirma11@yahoo.com Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi enoksumarsih@yahoo.com Fakultas
Lebih terperinciKAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU
KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU STUDY ON ADDED VALUE OF SOYBEAN AGRIBUSINESS PRODUCT AT MAJU LESTARI TOFU INDUSTRY
Lebih terperinciKELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Irfan_fathurrahman58@yahoo.com Hj. Enok Sumarsih 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN INDUSTRI CABE BUBUK DI KABUPATEN CIANJUR
STUDI KELAYAKAN INDUSTRI CABE BUBUK DI KABUPATEN CIANJUR Iffan Maflahah Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Abstract This research has aimed to find out the feasibility
Lebih terperinciNILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI
NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI Vagar Basma Laksagenta¹ Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi vagargenta@yahoo.co.id Riantin Hikmah Widi² Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. buah dan sayur termasuk produk yang cepat rusak (perishable).
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bersama, kita kaya sekali akan berbagai macam buah dan sayur. Hampir di setiap daerah menghasilkan komoditas ini, bahkan di beberapa daerah mempunyai
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH
224 ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH (Analyze Break Even Point (BEP) And The Risk Of Snakehead Fish
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA PADA USAHA PENGGILINGAN IKAN TENGGIRI DI KOTA BENGKULU (STUDI KASUS HOME INDUSTRY BINTANG LAUT)
ANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA PADA USAHA PENGGILINGAN IKAN TENGGIRI DI KOTA BENGKULU (STUDI KASUS HOME INDUSTRY BINTANG LAUT) COST, VOLUME, DAN PROFIT ANALYSIS OF GRINDING FISH IN BENGKULU CITY (CASE
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari kawasan Amerika Selatan dan Tengah. Tanaman cabai yang dicakup disini adalah cabai merah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah besar (Capsicum Annum L.) merupakan komoditas yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Buahnya dapat digolongkan
Lebih terperinciKAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI
KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,
Lebih terperinciALTERNATIF PENANGANAN PASCA PANEN CABAI MERAH YANA MELIMPAH
ALTERNATIF PENANGANAN PASCA PANEN CABAI MERAH YANA MELIMPAH DISUSUN OLEH DARA TIKA SARI PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu komoditas pertanian khas tropis yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI TANAMAN KETEPENG CINA (Cassia alata L) PADA PT. SRIKAYA SEGA UTAMA BANJARBARU
164 ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI TANAMAN KETEPENG CINA (Cassia alata L) PADA PT. SRIKAYA SEGA UTAMA BANJARBARU (Break even point Analysis of Candle Bush (Cassia alata L) at Srikaya Sega Utama company
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU
ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU Khairizal dan Sisca Vaulina Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau
Lebih terperinciBAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI
BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH DAN EVALUASI KELAYAKAN USAHA RAJANGAN TEMBAKAU SAMPORIS
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN EVALUASI KELAYAKAN USAHA RAJANGAN TEMBAKAU SAMPORIS Rini Purwatiningsih dan Adi Ismanto Fakultas Pertanian Universitas Bondowoso email: rinipningsih@gmail.com ABSTRACT In the
Lebih terperinciPERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS
99 Buana Sains Vol 12 No 1: 99-103, 2012 PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS Muhsina, S. Masduki dan A A. Sa diyah PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana
Lebih terperinciSOCIETA III - 2 : , Desember 2014 ISSN
ANALISIS TITIK IMPAS DAN NILAI TAMBAH KEDELAI DALAM USAHA PEMBUATAN TEMPE DI KELURAHAN TALANG JAWA KELURAHAN TALANG JAWA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU Rosnaliza Testiana r.testiana@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Teknologi Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan
Lebih terperinci22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN
22 ANALISIS FINANSIAL USAHATANI PADI CIHERANG PADA SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN SUNGAI TABUKAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROPINSI KALIMANTAN SELATAN (Financial Analysis Of Ciherang Rice Farming
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN PENGOLAHAN SUSU KEDELAI DI KOTA MEDAN JURNAL
ANALISIS KELAYAKAN PENGOLAHAN SUSU KEDELAI DI KOTA MEDAN (Studi Kasus: Kec. Medan Amplas, Kec. Medan Denai, Kec. Medan Tembung) JURNAL OLEH : ZALWA NAHLA LUBIS 120304100 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Lebih terperinciTITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis (3) : 95-30, Juni 04 ISSN : 338-30 TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU Break Even Point of Processed Chocolate Product At Industry Sa'adah
Lebih terperinciX. ANALISIS KELAYAKAN USAHA
X. ANALISIS KELAYAKAN USAHA 10.1. Pengantar Kebutuhan pangan semakin hari semakin banyak seiring dengan perkembangan penduduk, sementara itu ketersediaan lahan pertanian semakin menyempit dengan makin
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU
INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO
FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO (Studi Kasus di Desa Arjasa, Kec. Arjasa, Kab. Situbondo) Oleh : Yoki Hendra Sugiarto*), Yohanes
Lebih terperinciAGUS PRANOTO
ANALISIS USAHA PENGGILINGAN PADI DI DESA RAMBAH BARU KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU ARTIKEL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas
Lebih terperinciArman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :
174 ANALISIS FINANSIAL USAHA ABON IKAN TUNA (Thunnus sp) PRODUKSI UMKM KOTA PAREPARE Arman 1, Ruslang T. 2 1 Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Parepare 2 Program Studi Ekonomi Pembangunan
Lebih terperinciANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA
e-j. Agrotekbis 5 (1) : 72-76, Februari 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA Break Even Point Analysis of Kacang Goyang Business at Prima Jaya
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciAnalisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar
Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Ishak Manggabarani 1, Baharuddin 2 Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciDIVERSIFIKASI CABAI MERAH KERING SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN PASCA PANEN CABAI MERAH DI KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
DIVERSIFIKASI CABAI MERAH KERING SEBAGAI ALTERNATIF PENANGANAN PASCA PANEN CABAI MERAH DI KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA Mutiara Nugraheni, Titin Hera W.H. mutiara_nugraheni@uny.ac.id (Penerapan
Lebih terperinciSaluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)
Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L) Benidzar M. Andrie 105009041 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi BenizarMA@yahoo.co.id Tedi Hartoyo, Ir., MSc.,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk
28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR
ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR INCOME ANALYSIS OF PINEAPPLE CHIPS AND JACKFRUIT CHIPS AGROINDUSTRY IN KUALU NENAS
Lebih terperinciAnalisis Titik Impas dan Efisiensi Pada Usaha Domba...Reka Maharnika ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA
ANALISIS TITIK IMPAS DAN EFISIENSI PADA USAHA DOMBA ANALYSIS OF BREAKEVEN POINT AND EFFICIENCY OF SHEEP FARM Reka Maharnika*,Linda Herlina**,Achmad Firman** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciTitik Impas dan Bauran Pemasaran Bunga Rosella pada UD Bali Gendis di Desa Dawan Kelod Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung
Titik Impas dan Bauran Pemasaran Bunga Rosella pada UD Bali Gendis di Desa Dawan Kelod Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung JESSICA ARILA I NYOMAN GEDE USTRIYANA IDA AYU LISTIA DEWI*) PS Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciSOCIETA IV - 1 : 48 53, Juni 2015 ISSN
PENGELOLAAN PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI KELURAHAN SETERIO KECAMATAN BANYUASIN III KABUPATEN BANYUASIN Rafeah Abubakar 1, Harniatun Iswarini 1, Meliana Sari 2 1 Dosen Agribisnis,
Lebih terperinciPENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)
PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI) Income and Value Added of Robusta Ground Coffee in North Lebong Subdistrict Lebong
Lebih terperinciANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125) ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam memajukan negara tersebut, sebab dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi, dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan sebagai sumber
Lebih terperinciFaidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau
A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau gejala-gejala
Lebih terperinciNILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI
NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI Cici Aulia Permata Bunda 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi ciciaulia@rocketmail.com Unang 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan
Lebih terperinciANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 3 (3) : 353-359, Juni 05 ISSN : 338-30 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU Break
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )
KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG Agus Muharam 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi agusmuharam@studdent.unsil.ac.id M. Iskandar Mamoen 2 ) Fakultas
Lebih terperinciBAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan
Lebih terperinciANALISIS KERAGAAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI RAWIT DI KOTA GORONTALO JURNAL ILMIAH MEIKO SAIDI
ANALISIS KERAGAAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI RAWIT DI KOTA GORONTALO JURNAL ILMIAH MEIKO SAIDI 614409062 JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 1 ANALISIS KERAGAAN
Lebih terperinciOleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RENTABILITAS AGROINDUSTRI TAHU BULAT (Studi Kasus Pada Perusahaan Tahu Bulat Asian di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TANI TERUNG DI DESA TULUNGSARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA. Intisari
ANALISIS BREAK EVEN POINT USAHA TANI TERUNG DI DESA TULUNGSARI KECAMATAN SUKAMAJU KABUPATEN LUWU UTARA Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andi Djemma Palopo Email : intisarilatief@gmail.com Abstrak Konsep
Lebih terperinciBisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan
Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai
Lebih terperinciOleh. Adi Syahputra 1), Lamun Bathara 2) dan Eni Yulinda 2) ABSTRAK
ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN TINGKAT KEUNTUNGAN PEMBUATAN PELLET IKAN (KASUS MINA SENTOSA) DI DESA LENGGADAI HULU KECAMATAN RIMBA MELINTANG KABUPATEN ROKAN HILIR POVINSI RIAU Oleh Adi Syahputra 1), Lamun
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.
PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK
1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004
KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG DI TINGKAT PETERNAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Reli Hevrizen dan Reny Debora Tambunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Jl. Z.A Pagar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI APRIL 2016 DEFLASI 0,61 PERSEN
BPS KABUPATEN BANYUWANGI No.04/April/3510/Th.III, 01 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI APRIL 2016 DEFLASI 0,61 PERSEN Pada bulan April 2016 Banyuwangi mengalami deflasi sebesar
Lebih terperinciANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA C.V DUTA AGROLESTARI DI KOTAPALU
e-j. Agrotekbis 1 (4) : 361-369, Oktober 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA BAWANG GORENG PADA C.V DUTA AGROLESTARI DI KOTAPALU Analysis Of Break Even Poin On Fried Onions Business
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU
ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR
KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM RAS PETELUR Rio Aditia Nugraha 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Silentmonday11@Gmail.com Dedi Djuliansyah 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas
Lebih terperinciPENERAPAN BREAK-EVEN DAN SALES MINIMAL DALAM PRODUKSI BRIKET BATUBARA PADA USAHA KARYA BERSAMA SAMARINDA
http://karyailmiah.polnes.ac.id PENERAPAN BREAK-EVEN DAN SALES MINIMAL DALAM PRODUKSI BRIKET BATUBARA PADA USAHA KARYA BERSAMA SAMARINDA Khairil Akbar (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Agribisnis Semakin bergemanya kata agribisnis ternyata belum diikuti dengan pemahaman yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering
Lebih terperinciAGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN
60 ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) USAHA PEMASARAN KACANG METE DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: Wa Ode Farida S. Djarudju 1 ABSTRACT The research aims to identify and analyze the volume and price of
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi
ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Refa ul Khairiyakh Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRACT This research aimed to determine farm income and feasibility of papaya
Lebih terperinciDIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP
1 DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Ribut Santosa (1) ; Awiyanto (2) ; Amir Hamzah (3) Alamat Penulis :(1,2,3) Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di Indonesia untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhan serta permintaan masyarakat. Keanekaragaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)
ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Nurul Fitry, 2 Dedi Herdiansah, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai
Lebih terperinciFungsi biaya. Biaya tetap (fixed cost) Biaya variabel (variable cost) FC = k VC = f (Q) = vq C = g(q) = FC + VC = k + vq
Fungsi biaya Biaya tetap (fixed cost) Biaya variabel (variable cost) FC = k VC = f (Q) = vq C = g(q) = FC + VC = k + vq Fungsi biaya Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000,
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN
HALAMAN JUDUL PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : 1. Ruli Nurmala (1201413055) 2013
Lebih terperinciPEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi
PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.
Lebih terperinciANALISIS BIAYA PRODUKSI MIE NON GANDUM SKALA UMKM DI SUBANG JAWA BARAT
Irawan, Analisis Biaya Produksi Mie Non Gandum ANALISIS BIAYA PRODUKSI MIE NON GANDUM SKALA UMKM DI SUBANG JAWA BARAT Berlian Irawan 1) Rima Kumalasari 2) Muhammad Zaini 3) Bina Unteawati 4) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL
Jurnal AgribiSains ISSN 2442-5982 Volume 1 Nomor 2, Desember 2015 33 ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA PRODUK OLAHAN KERUPUK WORTEL DAN SIRUP WORTEL (Daucus carota L) (Kasus di KWT Citeko Asri
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat memiliki potensi cukup besar di bidang perkebunan, karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai untuk komoditi perkebunan. Beberapa
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG
WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592 ANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG Khairunnisyah Nasution Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Jl. Karya Bakti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato
KELAYAKAN USAHATANI POLA TANAM ROTASI CABAI MERAH DAN TOMAT Feasibility of Cropping Pattern of Red Chili and Tomato 1. Ema Husnul Chotimah 2. Suyudi 3. Hj. Tenten Tedjaningsih 1. Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang
46 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu komponen subsektor peternakan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah agribisnis persusuan. Susu merupakan komoditas yang mudah rusak, mempunyai
Lebih terperincidengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era Globalisasi perdagangan internasional memberi peluang dan tantangan bagi perekonomian nasional, termasuk didalamnya agribisnis. Kesepakatankesepakatan GATT, WTO,
Lebih terperinci