Silabus Sekolah Kita Rumpin Dipersiapkan sebagai Panduan Mengajar untuk Kakak Pengajar Sekolah Kita Rumpin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Silabus Sekolah Kita Rumpin Dipersiapkan sebagai Panduan Mengajar untuk Kakak Pengajar Sekolah Kita Rumpin"

Transkripsi

1 Silabus Sekolah Kita Rumpin 2014 Dipersiapkan sebagai Panduan Mengajar untuk Kakak Pengajar Sekolah Kita Rumpin

2 Daftar Isi I. II. III. IV. Kurikulum Sekolah Kita Rumpin 3 Tema Dwi-bulanan Sekolah Kita Rumpin.7 Penjelasan per Tema..8 Teknis Pengumpulan Materi Ajar 14 2

3 I. Kurikulum Sekolah Kita Rumpin Sekolah Kita Rumpin berbeda dengan sekolah-sekolah lainnya karena kita mengedepankan pengajar values education di dalam setiap materi ajar yang kami ajarkan di kelas. Materi ajar yang dibuat oleh para kakak pengajar harus sejalan dengan empat tujuan utama kurikulum: Membangunkan empati dalam diri anak dan kakak pengajar Meningkatkan rasa percaya diri dalam anak dan kakak pengajar Menumbuhkan rasa ingin tahu anak dan kakak pengajar Menciptakan anak-anak dan kakak-kakak yang kreatif 1.Meningkatkan rasa percaya diri pada anak Mengapa penting? Keadaan sosio-ekonomi di perkampungan seringkali membuat anak-anak menjadi kurang percaya diri dan malu ketika bertemu dengan orang baru. Hanya sedikit dari anak-anak di Rumpin yang sering keluar dari kampugn Cibitung, kebanyakan mereka hanya menetap di sana tanpa tahu dunia di luar Rumpin seperti apa. Belum lagi, anak-anak di Rumpin adalah korban sengketa tanah yang hingga saat ini tak kunjung selesai. 3

4 Hal ini telah meninggalkan trauma dan keadaan ekonomi yang jauh dari mencukupi untuk mereka. Rasa percaya diri sangatlah penting untuk ditumbuhkembangkan sejak dini. Rasa percaya diri lahir dari apresiasi atas diri kita sendiri. Hal ini penting, karena bagaimana kita bisa mengapresiasi orang lain ketika kita tidak bisa mengapresiasi diri kita sendiri? Bagaimana caranya? Metode yang digunakan tidak kompleks, bahkan sangat simpel. Pada dasarnya di Sekolah Kita mengaplikasi dua metode dasar: partisipasi aktif dan appreciative inquiry. Partisipasi aktif dilakukan melalui permainan, pengajaran, dan kegiatan yang melibatkan anak secara aktif, di mana mereka diajari untuk tampil di depan kelas sehingga perlahan terbiasa untuk tampil tanpa rasa malu. Metode ini bertujuan untuk melahirkan suatu keberanian dalam diri anak. Apabila anak berani, terutama dengan didukung motivasi dan semangat dari kakak pengajar dan temantemannya, ia akan percaya diri. Kedua, adalah appreciative inquiry. Metode baru ini mengedepankan pentingnya apresiasi dalam suatu hubungan. Seringkali kita diberitahu bahwa menjadi kritis itu sulit, dan memuji dan mengapresiasi orang lain itu mudah. Kita temukan hal sebaliknya. Memuji dan mengapresiasi adalah bukan hal yang mudah. Namun, dampak yang bisa terjadi pada anak ketika ia diapresiasi dan mulai terbiasa mengapresiasi sejak dini adalah besar. Ia akan tumbuh menjadi anak dengan pola pikir yang positif, solutif dan apresiatif. Di Sekolah Kita Rumpin, kami mengaplikasikannya dalam Pekan Apresiasi dan amplop-amplop apresiasi yang terlibat di dalamnya. 2. Meningkatkan rasa keingintahuan dalam anak Mengapa penting? Curiosity, atau rasa keingintahuan itu sudah semestinya tumbuh sejak dini. Dengan rasa keingintahuan yang tinggi, anak akan ingin selalu belajar tanpa harus dipaksa oleh guru, orang tua, dan tidak mudah dibodohi dan ditipu oleh informasi yang sesat. Ia tidak akan menerima segala yang diberikan dunia padanya, tapi dia akan bertanya. Mencari tahu penjelasan di balik setiap fenomena yang terjadi di dunia. Rasa keingintahuan paling tepat ditumbuhkembangkan sejak kecil pada anak-anak. Di masa kecil, anak-anak adalah makhluk paling jujur yang pernah kita temui. Segala yang mereka temukan adalah hal baru, yang belum terikat dan terlapisi oleh prasangka dan kepentingan. Dalam hal ini, Kita berharap anak-anak di Sekolah Kita akan bertumbuh menjadi anak-anak yang selalu ingin tahu. Sehingga, walaupun mereka tidak bisa kita jamin akan kelanjutan pendidikan mereka setelah SMA, tapi mereka akan menjadi anak yang selalu ingin tahu dan ingin belajar. Harapannya, mereka bisa mengadvokasi masyarakat Rumpin dengan modal rasa ingin tahu yang kuat dan semangat yang tidak padam untuk menjunjung keadilan. Bagaimana caranya? Bertanya, bertanya, dan bertanya. Kakak pengajar diharapkan dalam sesi ini terus bertanya, dan melemparkan pertanyaan stimulus agar anak terus bertanya. Pertanyaan-pertanyaan ini akan menumbuhkan pertanyaan baru, hingga suatu saat, anak-anak akan menemukan jawabannya sendiri atas pertanyaan tersebut. Kakak pengajar tidak boleh terlalu menjuruskan anak-anak kepada jawaban tertentu, agar proses self-discovery dapat terjadi dengan baik pada anak dalam proses belajarmengajar di kelas. 4

5 3. Meningkatkan kreativitas anak Mengapa penting? Imajinasi yang bebas dan tidak terbatas yang bisa menumbuhkan ide-ide orisinil adalah kreativitas yang Kita maksudkan di sini. Kita ingin anak-anak mengeksplor kedalaman imajinasi dan tidak membatasi ruang ekspresi dan kreasi mereka. Menjadi kreatif juga berarti kritis terhadap suatu persoalan. Kritis terhadap diri sendiri dan mencoba mencari sebuah solusi terbaik dengan menggunakan kekuatan imajinasi dan ide. Kreativitas adalah suatu komponen krusial bagi anak untuk dapat melihat dunia dari perspektif yang baru, menjadi pemecah masalah dalam kehidupannya sendiri juga dapat membantu menyelesaikan permasalahan masyarakatnya. Bagaimana caranya? Kreativitas hanya bisa lahir ketika ruang untuk berkreasi dan berekspresi itu ada, sehingga Sekolah Kita akan hadir menjadi ruang itu. Permainan, kegiatan dan pembelajaran yang mengedepankan imajinasi, seni, dan ide akan selalu mengisi sesi kelas Sekolah Kita. Hal yang terpenting dalam pencapaian ini adalah tidak membatasi antara salah dan benar. Dalam dunia imajinasi dan ide, yang terbaik adalah bagaimana anak bisa mempresentasikan dan mengkritisi karyanya juga karya teman-temannya, untuk bisa terus menumbuhkan karya-karya baru. 4. Menum buhkan rasa empati dalam diri anak Mengapa penting? Empati, sebuah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain adalah yang menjadikan dunia ini sebuah tempat yang masih layak dan menyenangkan untuk ditinggali. Dengan empati, kita akan berpikir dua kali untuk berlaku sesuatu kepada orang lain karena adanya kesadaran dan pemahaman tentang perasaan orang lain tersebut. Empati sudah ada sejak kita lahir, hanya ketika tumbuh dewasa kita yang mengelabuinya dengan perasaan-perasaan dingin. Riset yang dilakukan neuroscientists 20 tahun silam membuktikan bagaimana manusia akan bereaksi secara spontan tatkala menyaksikan seseorang terluka, didorong oleh neuron dalam otak yang disebut mirror neurons.[1] Penemuan neuron cermin ini merupakan terobosan signifikan karena menunjukkan bahwa otak kita telah berevolusi dengan cara yang memungkinkan kita untuk mengenali dan memahami emosi dan maksud orang lain bukan hanya dengan berpikir tetapi juga merasa. Ini menghasilkan ripple effect melalui sejumlah disiplin ilmu dan menantang pemahaman kita tentang segala sesuatu dari bahasa dan filsafat psikoterapi dan tentu empati. Maka dari itu, empati, tidak dapat dipelajari, tetapidibangunkan. Bagaimana caranya? Feel. Imagine. Do. Share. Begitu salah satu metode membangunkan empati dalam diri anak menurut salah satu Ashoka Fellow, seorang ahli empati, Kiran Bir Sethi. Pada awalnya, anak-anak akan dibawa untuk bisa merasakan apa yang orang lain rasakan. Hal ini tidak sulit, karena pada dasarnya setiap manusia dapat turut merasakan perasaan orang lain. Sensitivitas ini dapat dibangun di sela-sela pengajaran oleh kakak pengajar yang terus mengingatkan pentingnya merasakan perasaan orang lain sebelum bertindak. Imagine. Bayangkan apa yang terjadi apabila hal tersebut menimpa diri kita. Tahapan ini seringkali orang dewasa lewati dan membuat kita berhenti untuk berempati. Kita malas untuk membayangkan penderitaan dan perasaan orang. Dengan adanya imajinasi ini, akan memperkuat perasaan yang telah menjadi modal dasar anak-anak untuk dapat berempati. 5

6 Lalu, setiap pengajaran dalam sesi empati akan mendorong anak untuk melakukan yang bisa membantu mereka yang menderita. Setiap tindakan akan menjadi lemah apabila tidak didasarkan pada kesadaran dan pemahaman. Maka dengan melalui dua tahapan awal yakni feel dan imagine, anak-anak semakin yakin untuk berbuat baik dengan sesama. Terakhir, adalah sharing atau berbagi. Seperti ilmu, inspirasi dan nilai-nilai kehidupan sudah sepatutnya dibagikan kepada sesama. Dengan begitu, empati tidak hanya bangun di dalam diri satu orang anak saja, tapi, empati akan menjadi suatu nilai yang dibangunkan menjadi rumah bersama di Sekolah Kita 6

7 2. Tema Dwi-bulanan Sekolah Kita Rumpin 2014 Dengan landasan empat tujuan ini, untuk tahun 2014, telah dipersiapkan tematema dwibulanan baru sebagai lanjutan dari tema-tema dwibulanan tahun lalu. Tema ini berguna untuk memberi panduan materi ajar para kakak pengajar kelas umum baik spesialis dalam berkreasi di kelas, juga memberikan sebuah kedalaman dalam pengetahuan dan pengalaman yang dibagikan di kelas. Berikut adalah urutan tema dwibulanan untuk tahun 2014: Januari Februari Maret April Tema Bebas Kita Mengawali tahun 2014 dengan membebaskan para pengajar berkarya sekreatif mungkin. Memberikan waktu penyesuaian kepada para pengajar yang baru diterima sebagai angkatan III. Teknologi Kita Mempelajari ragam macam teknologi dimulai yang sederhana hinggal yang rumit, dan bagaimana peran teknologi dalam membantu kehidupan manusia Mei Juni Juli Agustus Sejarah Kita Mengenal beberapa potongan sejarah dunia, bumi, Indonesia, Jawa Barat sampai Rumpin lebih dalam untuk dapat memahami peran masa lalu untuk masa kini, juga peran masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat. Agama Kita Mengenal, memahami dan merayakan keberagaman di Sekolah Kita Rumpin. Diadakan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. September Oktober November Desember Budaya-budaya Kita Berkenalan lebih dekat dengan beragam budaya pribumi di Indonesia, sekaligus melahirkan apreasi terhadap perbedaan dan persamaan yang ada di antaranya. Panggung Kita Pentas seni tari, nyanyi, puisi, visual, dan teater merayakan akhir tahun di Sekolah Kita Rumpin. Baik adik-adik, kakak-kakak, dan orang tua murid turut berpartisipasti dalam acara ini. 7

8 3. Penjelasan per Tema 1. Januari Februari 2014: Tema Bebas Kita (Karena jadwal yang berubah, tema ini hanya berlaku untuk tanggal 26 Januari, untuk Kakak Pengajar Kelas Umum) Deadline pengumpulan materi ajar untuk Kakak Pengajar Kelas Umum: 22 Januari 2014 Standar kompentensi yang ingin dicapai: Kebebasan berekpresi dan bereksplorasi kakak-kakak pengajar lama dan baru dalam merumuskan materi ajar di kelas. Ringkasan: Dengan adanya kakak-kakak pengajar angkatan baru di awal 2014, adalah bijaksana untuk memberikan waktu adaptasi kepada mereka untuk menyesuaikan diri dengan ritme kerja Sekolah Kita Rumpin. Dalam tema kali ini, para tim pengajar akan dibebaskan dalam menentukan materi ajar di kelas asalkan sesuai dengan tujuan kurikulum Sekolah Kita Rumpin. Materi diharapkan dapat menjadi kesegaran di awal tahun, juga penyemangat untuk memulai kegiatan belajar di tahun Usulan Kakak Kurikulum: Mengingat begitu banyaknya kakak-kakak yang direkrut dari beragam latar belakang pendidikan dan profesi, akan sangat menarik apabila materi ajar disesuaikan dengan keahlian kakak-kakak. Sehingga materi yang diajar dapat dikembangkan sedalam dan semenarik mungkin. Contohnya, kakakkakak calon dokter berencana memberikan penyuluhan kesehatan kepada adik-adik di tema kali ini. Pilihan Subtema: Karena tema kali ini bebas, subtema pun dibebaskan. Adapun beberapa usulan yang dapat dikembangkan apabila ada yang tertarik: - Kuliner Kita (membahas ragam macam makanan di Indonesia, lalu bisa diselingi dengan masak-masak bersama di Rumpin.) - Rumpin Fashion Week (berkreasi dengan pakaian yang ada, baik pakaian muslim pakaian sehari-hari, ataupun kreasi avant garde dari kertas, Koran, kardus, dll, di akhir membuat sebuah fashion show seru bersama-sama) Bahan pendukung: - Buku-buku kuliner sederhana, buku masak ibu kita sendiri, dan video-video kuliner dan demo masak sederhana, ada di youtube semua. - Bahan-bahan rujukan tentang fesyen tradisional maupun kontemporer 8

9 2. Maret April 2014: Teknologi Kita Deadline pengumpulan materi ajar: 24 Februari 2014 Standar kompetensi yang ingin dicapai: Pemahaman akan ragam macam teknologi dimulai dari yang sederhana hinggal yang rumit, dan bagaimana peran teknologi dalam membantu kehidupan manusia. Ringkasan: Banyak teknologi diciptakan manusia untuk membantu dan memudahkan hidup, namun seringkali kita menerima keberadaan mereka tanpa rasa ingin tahu atau sikap kritis. Dalam tema kali ini, kita ingin mendobrak kebiasaan lama di mana setiap orang tidak begitu memahami asal muasal teknologi, bagaimana cara kerja sebenarnya, dan bagaimana peran teknologi tersebut dalam memudahkan hidup masyarakat. Pilihan subtema: 1. Teknologi sederhana: telepon, tv, lampu, kompor, sel surya, PLTU, PLTS, dll. 2. Teknologi yang lebih rumit: roket, internet, teknologi di bidang kesehatan yang high tech, dll. Projek Akhir Tema (PAT): Teknologi sederhanaku Untuk adik-adik kelas besar (5SD, 6SD dan SMP/SMK), diharapkan dibimbing oleh kakak-kakak untuk membuat projek teknologi sederhana per kelompok. Contohnya adalah teknologi sederhana penjernih air (menggunakan pasir, arang, kerikil, ijuk, dll) atau mencoba menciptakan energi listrik dari buah, dll. Dan masih banyak contoh lain yang bisa didapatkan di internet dan temanteman dengan latar belakang pendidikan teknik. 9

10 3. Mei Juni 2014: Sejarah Kita Deadline pengumpulan materi ajar: 25 April 2014 Standar kompetensi yang ingin dicapai: Pemahaman yang menyeluruh mengenai konsep sejarah serta kisah-kisah sejarah yang diharapkan akan berimbas kepada pemahaman masa lalu untuk masa kini dan peran diri dalam bermasyarakat (social inquiry). Ringkasan: Masa lalu adalah bagian yang penting untuk bisa memposisikan diri di hari ini. Pemahaman ini sudah sepatutnya tumbuh dalam diri seseorang. Namun, pelajaran sejarah di sekolah selama ini hanya berpatok kepada tanggal, hafalan, dan pahlawan yang sesungguhnya tidak pernah kita bener-benar kenal baik juga. Maka dalam tema kali ini, kita akan membedah sejarah, dimulai dari yang besar: sejarah dunia, manusia, Indonesia, Jawa Barat hingga nantinya ke Rumpin sendiri dengan cara yang berbeda. Kita akan menggali nilai, dan bagaimana pemahaman kritis tentang sejarah dapat memberi pengertian terhadap hidup yang lebih baik di hari ini. Kita akan mencari potongan-potongan sejarah, sederhana tapi sarat nilai, dan kita akan lemparkan kepada adik-adik untuk mereka bedah dan telaah bersama. Secara kritis, kreatif dan menyeluruh. Pilihan subtema: Diharapkan materi-materi yang dibagikan di kelas berkaitan dengan hal-hal sederhana yang dekat dengan kehidupan, atau nilai yang terkandung dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Semisal, membahas peristiwa kemerdekaan tahun 1945, selain reka ulang perstiwa yang dikemas dalam cerita menarik, bisa juga dilempar suasananya dibuat menjadi studi kasus. Salah satu anak SMP menjadi Soekarno, ada yang menjadi Hatta, dan mereka akan mencoba menyelesaikan permasalahan a la mereka. Bisa juga nanti ada sesi diskusi, mengapa Indonesia harus merdeka? Yang nantinya akan berakhir pada pertanyaan, apakah semua manusia pada dasarnya merdeka? Atau kemerdekaan harus diperoleh melalui perjuangan? (Agak ke ranah filosofis, kontemplatif) Adapun beberapa pilihan subtema yang dapat dipilih (lainnya juga boleh tentunya): Sejarah bumi Sejarah manusia Sejarah Indonesia Sejarah Jawa Barat Sejarah Rumpin Projek Akhir Tema (PAT): Museum Rumpin Setelah menggali pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai sejarahsejarah di luar Rumpin, saatnya menggali sejarah tentang Kampung Cibitung itu sendiri. Anak-anak akan dibagi kelompok dan diberi tugas untuk mewawancara, mendokumentasi dan meneliti kampungnya sendiri. Pengajar bebas memberikan angle riset. Setelah itu, penemuan adik-adik akan dipresentasikan dalam bentuk karya, apapun: tulisan, visual seperti poster, atau gambar, foto, nyanyian, rekaman, dll. Akan diabadikan menjadi Museum Rumpin (Taman Baca yang dihias sementara). 10

11 4. Juli Agustus 2014: Agama Kita Deadline pengumpulan materi ajar: 23 Juni 2014 Standar kompetensi yang ingin dicapai: Pemahaman dan perayaan keberagaman di Sekolah Kita Rumpin. Diadakan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan. Ringkasan: Indonesia adalah negara yang multikultural dan multireligius yang terdiri atas berbagai macam suku, budaya, agama, dan golongan. Adanya perbedaan tersebut tidak hanya memberikan keunikan yang menarik, namun juga dapat menimbulkan konflik. Beberapa konflik dan kekerasan mewarnai perjalanan negeri ini, dan itu semua muncul akibat adanya rasa sentimen dan egoisme agama, etnis, ras, suku dan golongan tertentu dalam mengakui kebenaraannya terhadap golongan lain. Pendidikan yang menanamkan toleransi dan berwawasan multikultural merupakan langkah strategis untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Indonesia akan signifikansi dari pentingnya toleransi. Hal ini bertujuan dan diharapkan agar toleransi diimplementasikan dalam bentuk interaksi kehidupan sosial sehari-hari. Salah satu kekurangan dari pendidikan toleransi adalah minimnya exposure secara nyata terhadap suatu perbedaan yang harus mereka tolerir, seperti perayaan hari besar suatu agama atau individu yang berbeda agama. Dikarenakan minimnya exposure tersebut siswa akan sulit mengimplementasikan apa yang telah mereka pelajari di kelas. Di sinilah Sekolah Kita dengan kakak pengajarnya yang berlatar belakang berbagai macam agama, ras, suku dan budaya dapat menjadi katalis untuk siswa-siswa Rumpin agar secara perlahan terbuka terhadap individu yang berbeda dengannya. Diharapkan dengan mulainya keterbukaan tersebut dan juga kakak pengajar yang menjadi panutan moral siswa, para siswa dapat melihat dan memahami secara perlahan bahwa individu lain yang berbeda agama, ras, suku, budaya harus dihormati perbedaanya dan bahwa kita tidak bisa menilai seseorang dari agama, ras, suku, budaya dsbnya. Dari pemahaman inilah diharapkan pemahaman dan perayaan atas keberagaman muncul. Pilihan subtema: - Kakak-kakak berbagi wawasan tentang agamanya masing-masing - Sesi berbagi tentang pengalaman spiritual yang menyentuh, menggali apa dan kenapa - Berdiskusi dalam tentang makna puasa dan mempresentasikan hasil diskusi tersebut dalam bentuk-bentuk kreatif, lagu, poster, foto, tarian, drama, dll. - Mendiskusikan nilai-nilai universal yang terdapat di dalam ajaran agama, dan mendiskusikan juga apa saja nilai yang telah kita lakukan dan aplikasikan dalam hidup. Projek Akhir Tema (PAT): Pohon Surat untuk Tuhan Kita Setiap anak menuliskan surat untuk Tuhan, tentang apapun (terutama keberagaman boleh berupa protes, harapan, impian, atau lainnya), dan akan dipajang di poster berbentuk pohon. Tujuannya adalah untuk mengenal lebih jauh hubungan adik dengan Tuhannya. 11

12 5. September Oktober 2014: Budaya-budaya Kita Deadline pengumpulan materi ajar: 29 Agustus 2014 Standar kompetensi yang ingin dicapai: Pemahaman tentang ragam budaya pribumi di Indonesia, dan lahirnya apresiasi terhadap perbedaan dan persamaan yang ada di antaranya. Ringkasan: Kebudayaan tradisonal di Indonesia begitu banyak. Banyak pula menyimpan kesamaan ataupun perbedaan di antaranya. Dalam tema kali ini, kita akan menggali lebih dalam lagi beberapa pilihan budaya yang ada di Indonesia untuk memperluas wawasan dan pemahaman adik-adik tentang Indonesia. Kebudayaan yang dipilih bisa berupa apapun, dimulai dari norma, kebiasaan, karya seni, kepercayaan, apapun asalkan budaya tersebut adalah budayabudaya yang tidak melulu Jawa atau Jawa Barat saja. Dalam tema ini, diharapkan juga kita menggunakan media kreatif seperti film, video, poster, baju daerah, dll dalam menerangkan materi ajar sehingga adikadik dapat memahami dengan pengalaman gerak, audio maupun visual. Pilihan subtema: - Kebudayaan di Jawa Barat: Ciptagelar, Sunda Wiwitan, Baduy dalam - Kebudayaan di Jawa Tengah: Keraton Jogjakarta, Keraton Solo, Dataran Tinggi Dieng - Kebudayaan Jawa Timur: Suku Samin, Upacara Kasoso di Bromo, Reog Ponorogo, karapan sapi, dll - Kebudayaan Sumatera: Padang, Padang Pariaman Kota Tabuik, Aceh, Suku Rimba, Suku Anak Dalam, Suku Batak, Karo, dll - Kebudayaan di Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB, Papua, Maluku, semuanya bisa. Projek Akhir Tema (PAT): Aku adalah kamu (masih bisa berubah) Aku adalah kamu adalah projek kerja sama dengan tim Fotografer dan Riset, di mana kita mengadakan sesi foto/video per kelompok, di mana sebuah kelompok menjadi sebuah suku lain di Indonesia. Menjadi suku lain tidak perlu menggunakan baju daerah, tapi juga bisa membacakan dongeng, membuat poster, membuat miniature rumah adat, dll. 12

13 6. November Desember 2014: Panggung Kita Deadline pengumpulan materi ajar: 29 Oktober 2014 Standar kompetensi yang ingin dicapai: Partisipasi aktif adik-adik, kakak-kakak, dan orang tua murid dalam pementasan seni. Ringkasan: Sudah seringkali adik-adik dan kakak-kakak berkreasi di Sekolah Kita Rumpin, tapi belum pernah ada suatu panggung yang menyatukan karya-karya tersebut dan membungkusnya menjadi pesta merayakan akhir tahun yang seru. Panggung Kita, adalah tema dwibulanan pertama sejak Sekolah Kita Rumpin berdiri yang akan menjadi kesempatan pertama untuk kita semua berkarya, pentas dan berpesta bersama di Rumpin. Pilihan pembagian kelompok pentas: - Pementasan boleh dibagi kelompok, disesuaikan dengan kelas spesialis - Boleh juga membentuk kelompok bebas atas nama kelas, menampilkan apa saja, dibimbing oleh tim pengajar - Boleh juga lintas kelas, asalkan memiliki pembimbing (bisa dari kakak fotografer, riset, penggalang dana, humas, atau tim inti) - Boleh juga kolaborasi adik dan kakak (duet, grup, keroyokan, dll) - Antar kakak, sangat dianjurkan. - Gabungan adik, kakak dan orang tua, akan lebih seru lagi. Pilihan sub-tema: Bebas. Diharapkan yang dipentaskan bentuknya sekreatif mungkin, dan juga tidak lupa menghadirkan pameran poster, foto, prakarya, dekorasi, serta karya visual lainnya, untuk menemani panggung. Projek Akhir Tema (PAT): Pesta Rakyat Rumpin (akan dibentuk kepanitiaan khusus untuk ini) Kebebasan berekspresi yang dituangkan dalam bentuk seni tari, nyanyi, puisi, visual, teater, dan masih banyak lagi dalam rangka merayakan akhir tahun di Sekolah Kita Rumpin. Baik adik-adik, kakak-kakak, dan orang tua murid turut berpartisipasti dalam acara ini. 13

14 IV. Teknis Pengumpulan Materi Ajar Bacalah kurikulum Sekolah Kita Rumpin yang terdapat di Silabus 2014 atau Lihat jadwal mengajarmu di website Sekolah: Bacalah tema dwi-bulanan Sekolah Kita Rumpin yang terdapat di Silabus Bacalah materi-materi ajar yang sudah pernah diajarkan di Sekolah Kita Rumpin sebagai referensi dalam menyusun materi ajar, dapat diakses di laman Pelajaran Kita: Periksa deadline pengumpulan materi ajar sebelum mengirim materi ajar. Diskusikan bersama tim pengajarmu mengenai materi yang akan diajarkan dan pembagian dalam pengajaran. Apabila ada pertanyaan sebelum mengirimkan formulir, layangkan surel ke Kakak Kurikulum: atau whatsapp ke Isi dan kirimlah formulir Materi Ajar Kakak Pengajar Sekolah Kita di tautan berikut: k8uqllhtdz0/viewform Data seluruh materi ajar yang sudah terkumpul dapat diakses di googledoc berikut: Bahan bacaan menarik: Beberapa bahan bacaan menarik telah diunggah di sini: Silakan dibaca apabila tertarik. 14

Silabus Sekolah Kita Rumpin Dipersiapkan sebagai Panduan Mengajar untuk Kakak Pengajar Sekolah Kita Rumpin

Silabus Sekolah Kita Rumpin Dipersiapkan sebagai Panduan Mengajar untuk Kakak Pengajar Sekolah Kita Rumpin Silabus Sekolah Kita Rumpin 2016 Dipersiapkan sebagai Panduan Mengajar untuk Kakak Pengajar Sekolah Kita Rumpin Daftar Isi I. Kurikulum Sekolah Kita Rumpin..3 II. Mengajar di Sekolah Kita Rumpin.6 III.

Lebih terperinci

Standar Kompetensi yang ingin dicapai: Toleransi dalam berbagai aspek kehidupan

Standar Kompetensi yang ingin dicapai: Toleransi dalam berbagai aspek kehidupan Silabus Toleransi Beragama/Agama Kita Sekolah Kita Juli Agustus 2013 Standar Kompetensi yang ingin dicapai: Toleransi dalam berbagai aspek kehidupan Penjelasan singkat: Indonesia adalah negara yang multikultural

Lebih terperinci

Silabus Tema Besar Sekolah Kita: Kerajaan Hutan Rumpin

Silabus Tema Besar Sekolah Kita: Kerajaan Hutan Rumpin Silabus Tema Besar Sekolah Kita: Kerajaan Hutan Rumpin September - Oktober 2013 Standar Kompetensi yang ingin dicapai: Kepekaan terhadap alam dan lingkungan Tujuan Kurikulum yang ingin dicapai: Rasa ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia memiliki begitu banyak budaya, dari tiap-tiap provinsi memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dengan ciri khas yang dimiliki. Masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni pertunjukan yang ada di Indonesia sangat beragam bentuk dan jenisnya. Seni pertunjukan yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat Indonesia tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk karya yang bereaksi langsung secara kongkret (Hasanuddin, 2009:1). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai suatu genre sastra, drama mempunyai kekhususan dibanding genre puisi atau genre fiksi. Kesan dan kesadaran terhadap drama lebih difokuskan kepada

Lebih terperinci

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK 48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dilihat dari perspektif filsafat ilmu, paradigma Pendidikan Bahasa Indonesia berakar pada pendidikan nasional yang mengedepankan nilai-nilai persatuan bangsa.

Lebih terperinci

: Perbedaan Waktu dan Pengaruhnya. Materi Pembelajaran Saling ketergantungan. Alokasi Waktu

: Perbedaan Waktu dan Pengaruhnya. Materi Pembelajaran Saling ketergantungan. Alokasi Waktu Tema 8 Subtema 1 : Bumiku : Perbedaan dan Pengaruhnya Mata Pelajaran PPKn Bahasa Indonesia 3.6 Memahami saling ketergantungan dalam membangun kehidupan kebangsaan 4.6 Menyajikan realita keberagaman untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 17 SILABUS Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi seni rupa 9.1.Mengidentifikasi jenis motif hias pada seni rupa

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan senantiasa mengalami perubahan yang bertujuan untuk mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai pengembangan kebijakan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Sumardjo (Mursini 2010:17) yang mengemukakan bahwa sastra adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses kegiatan mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan. Salah satu bentuk pendidikan adalah pendidikan yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Standar : SMP : VII (Tujuh) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA : SENI RUPA 1. Mengapresiasi Karya Seni Rupa 1.1. Mengindentifikasi jenis karya seni rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan bermain peran merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan yang penting dikuasai oleh siswa, termasuk siswa Sekolah Menengah Pertama. Seperti

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LILO (LITTLE THING WITH LOVE) BERSENI DENGAN ANAK JALANAN BIDANG KEGIATAN :

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LILO (LITTLE THING WITH LOVE) BERSENI DENGAN ANAK JALANAN BIDANG KEGIATAN : USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LILO (LITTLE THING WITH LOVE) BERSENI DENGAN ANAK JALANAN BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Diusulkan oleh : Satria Bagus Pamungkas A12.2012.04545

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetik dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis, apresiatif dan kreatif

Lebih terperinci

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA

SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA SEJARAH SUMBER TERBUKA: PEMETAAN PAMERAN SENI RUPA DI INDONESIA Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum MACAN) mengundang Anda untuk berpartisipasi pada acara Sejarah Sumber Terbuka:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH DAN KESENIAN 2013 DRAFT-1 DAN MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan Bahasa Nasional Republik Indonesia dan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Dalam kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sekarang ini. Penerapan pendidikan dalam kehidupan masyarakat yaitu agar terciptanya manusia yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kepada pemaparan hasil penelitian yang sudah disajikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Pertama, penerapan metode diskusi kelompok

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) DRAF EDISI 27 FEBRUARI 2016 KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) Dokumen ini telah disetujui Pada tanggal: Kepala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Nurmina 1*) 1 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: minabahasa1885@gmail.com

Lebih terperinci

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs

2. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMP/MTs 2. KOMPETENSI INTI DAN BAHASA INDONESIA SMP/MTs KELAS: VII Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cerita tidak hanya sekedar hiburan melainkan merupakan suatu cara yang dipandang cukup efektif digunakan dalam mencapai target pendidikan. Oleh karena itu melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa kelas VII semester dua adalah keterampilan menulis puisi. Dalam silabus bahasa Indonesia berkarakter

Lebih terperinci

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1 C. Hakikat Seni Anak Usia Dini Seni mewakili perasaan dan persepsi tentang dunia anak. Seorang anak menggambar dan menulis untuk mengatur gagasan dan membangun makna dari pengalamannya (Baghban, 2007).

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP N 2 BANJAR : Seni Budaya (Seni Teater) : VIII / (Satu) : x pertemuan (3 JP) A. Kompetensi Inti. Menghargai dan

Lebih terperinci

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN

BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 3 BUKTI FISIK STANDAR KOMPETENSI LULUSAN - SMK BIMBINGAN AKREDITASI SEKOLAH Disusun oleh : ALMAN 2014 Bukti fisik nomor 32 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Rata-rata nilai ketuntasan belajar kelompok mata

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah :... Kelas/ Semester : VII (Tujuh)/ 2 (Dua) Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Standar : 9. Mengapresiasi Karya Seni Rupa. * 9.1 Mengindetifikasi jenis karya seni rupa terapan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai oleh siswa. Sekilas kompetensi menulis itu tampak mudah tapi jika diteliti lebih dalam lagi kompentensi

Lebih terperinci

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D. Bab 2 Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) Peta Materi Pengertian Jenis Karya Berkarya Seni Rupa 3 D Simbol Karya Nilai Estetis Proses Berkarya 32 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari Bab 2

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMP : VIII (Delapan) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa Kegiatan 1.1 Mengidentifikasi jenis karya

Lebih terperinci

Menanya Tanya jawab berbagai hal tentang penemuan

Menanya Tanya jawab berbagai hal tentang penemuan Tema 3 Subtema 1 : Tokoh Penemu : Penemu yang Mengubah Dunia Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian PPKn Bahasa Indonesia 3.2 Memahami hak, kewajiban tanggungjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik SILABUS Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Standar : SMP : VIII (Delapan)/ 1 (Satu) : SENI BUDAYA : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan Sejarah

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pajangan Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan. Tahun Pelajajaran : 2016/2017

SILABUS PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pajangan Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan. Tahun Pelajajaran : 2016/2017 SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pajangan Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : VII Tahun Pelajajaran : 2016/2017 Kompetensi Inti : 1. Menghargai dan menghayati ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi medium untuk menggerakkan dan mengangkat manusia pada harkat yang paling tinggi. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. 79 Universitas Indonesia. Materi dan metode..., Muhammad Yakob, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Dari hasil pembahasan karya akhir ini dapat disimpulkan bahwa materi ajar cerpen adalah subtansi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran sastra tingkat MTs.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. Produktif

Lebih terperinci

MENULIS ITU BERCERITA!

MENULIS ITU BERCERITA! SERI JURNALISME DESA MENULIS ITU BERCERITA! Menulis itu (terasa) sulit. Demikian komentar banyak orang ketika mereka harus menulis. Benar kah demikian? Atau barangkali itu hanya pikiran kita saja? Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN. Paket produk pengembangan ini terdiri dari tiga bagian.

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN. Paket produk pengembangan ini terdiri dari tiga bagian. BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Deskripsi Produk Paket produk pengembangan ini terdiri dari tiga bagian. 1. Panduan. Panduan ini terdiri dari tiga bagian pula, yaitu; a. Deskripsi Pelaksanaan.

Lebih terperinci

PROBLEMA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIF DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

PROBLEMA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIF DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PROBLEMA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIF DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Essay diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Problematika Pembelajaran Sejarah yang diampu oleh Dosen: Prof. Dr.

Lebih terperinci

ADA PENYULUHAN DI BALIK ANGKLUNG. Oleh : Endang Dwi Hastuti* Musik angklung merupakan kesenian tradisional asli dari Jawa Barat yang sudah dikenal

ADA PENYULUHAN DI BALIK ANGKLUNG. Oleh : Endang Dwi Hastuti* Musik angklung merupakan kesenian tradisional asli dari Jawa Barat yang sudah dikenal 1 ADA PENYULUHAN DI BALIK ANGKLUNG Oleh : Endang Dwi Hastuti* Musik angklung merupakan kesenian tradisional asli dari Jawa Barat yang sudah dikenal di seluruh dunia sebagai warisan budaya Indonesia, terbuat

Lebih terperinci

SUBTEMA 1: Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Sangat Mengagumkan

SUBTEMA 1: Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Sangat Mengagumkan SUBTEMA 1: Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia Sangat Mengagumkan Menghargai tubuh sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai Memiliki perilaku hidup sehat Mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia dan segala macam kehidupannya. Di samping berfungsi sebagai media untuk menampung teori

Lebih terperinci

SILABUS PRAKARYA SMPN 2 BANJAR KELAS VIII TAHUN 2016/2017

SILABUS PRAKARYA SMPN 2 BANJAR KELAS VIII TAHUN 2016/2017 Aspek : Kerajinan Satuan Pendidikan : SMP /MTs Kelas : VIII (delapan) Kompetensi Inti : KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG Dwi Sulistyorini Abstrak: Dalam kegiatan pembelajaran menulis, siswa masih banyak mengalami kesulitan

Lebih terperinci

KI 1 Belitung, 22 April 2017

KI 1 Belitung, 22 April 2017 kelasinspirasilombok.org KI 1 Belitung, 22 April 2017 kelasinspirasibelitung.org 1 P a n d u a n D o k u m e n t a t o r K e l a s I n s p i r a s i L o m b o k SEKILAS PROGRAM Indonesia Mengajar merupakan

Lebih terperinci

: Rukun dalam Perbedaan.

: Rukun dalam Perbedaan. Tema 2 Subtema 1 : Persatuan dalam Perbedaan. : Rukun dalam Perbedaan. Mata PPKn Bahasa Indonesia 3.5 Memahami Nilainilai Persatuan pada masa penjajahan, pergerakan nasional dan kemerdekaan 4.5 Menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia sedang gencar-gencarnya dibenahi. Salah satunya yaitu pembaharuan sistem kurikulum guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Supaya perubahan pada peserta didik dalam

Lebih terperinci

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI Mata Pelajaran KESENIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS dan MADRASAH ALIYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Jakarta, Tahun 2003 Katalog dalam Terbitan Indonesia. Pusat Kurikulum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan yang terjadi di masyarakat ataupun kehidupan seseorang. Karya sastra merupakan hasil kreasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

SILABUS SMA. Sumber Belajar. Kompetensi Dasar Materi pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu

SILABUS SMA. Sumber Belajar. Kompetensi Dasar Materi pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu SILABUS SMA Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan kreativitas di dalam dunia pendidikan pada saat ini masih dirasakan kurang maksimal, karena guru sebagai pendidik kurang bisa dalam membangun stimulus

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS SEMESTER STANDAR KOMPETENSI : : SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN : V : 2 (Genap) : 9. Mengapresiasi karya seni rupa Kompetensi Dasar 9.1 mengidentifi-kasi

Lebih terperinci

Manfaat Mempelajari Sejarah

Manfaat Mempelajari Sejarah Manfaat Mempelajari Sejarah MODUL 2 MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER 1 Penyusun : Yayan Syalviana, S.Pd. Wiwi Wiarsih, SS. SMA Negeri 26 Bandung Jalan Sukaluyu No. 26 Cibiru Bandung 40614 SMAN 26

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 1 Telagasari : Prakarya (Pengolahan) : VII/1 : Pengolahan Minuman Segar : 1 Pertemuan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA. Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2

KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA. Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2 KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2 : Nama Guru NIP / NIK : : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan

Lebih terperinci

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 Mengapa Kebudayaan? Tujuan, Komponen Utama Bagaimana cara kerjanya?, Tentang PNPM Mandiri Perdesaan, Kegiatan Kegiatan Mendatang Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kreativitas Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah suatu kemampuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal tahun pelajaran 2006/2007 telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. Interaksi tersebut selalu didukung oleh alat komunikasi vital yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses yang melibatkan berbagai unsur agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu penting sekali bagi setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang memegang peranan sangat penting. Manusia mampu mengungkapkan pikiran, ide, gagasan, dan perasaannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau dan dihuni 931 kelompok etnik, mulai dari Aceh di Sumatera

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah aset yang sangat berharga, tidak hanya bagi orang tua, keluarga, masyarakatnya tetapi juga bagi keberlangsungan sebuah peradaban, sehingga anak juga disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya

Lebih terperinci

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA - 345 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif yang paling sedikit digunakan di antara empat keterampilan yang kita miliki; mendengarkan, berbicara, membaca

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK Kelas/Semesrter Tema Subtema Alokasi Waktuq : IV / 1 (Satu) : Indahnya Kebersamaan : Budaya Bangsaku : 1 X Pertemuan (6 JP) Kompetensi Inti : 3. Memahami pengetahuan faktual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra ialah karya tulis yang, jika dibandingkan dengan karya tulis yang lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, serta

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan 7.1.1 Peran OSIS Dalam Pengembangan Kepemimpinan Dan Patriotisme A. Peran OSIS Dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMA Negeri 3 Kota Yogyakarta Pengurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku bangsa di Indonesia memiliki seni dan budaya tradisional masing-masing yang kemudian secara

Lebih terperinci