HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG BEKERJA PART TIME DALAM MENGHADAPI SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG BEKERJA PART TIME DALAM MENGHADAPI SKRIPSI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG BEKERJA PART TIME DALAM MENGHADAPI SKRIPSI RACHMAWATI MARIANA Program Studi Psikologi, Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara optimisme dengan coping stress pada mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode statistik korelasional. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil populasi mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time di kota Malang. Skala pada variabel optimisme berdasarkan teori Seligman dan skala pada variabel coping stress berdasarkan teori Aldwin dan Revenson. Peneliti melakukan modifikasi pada variabel coping stress dengan tidak mengikutsertakan salah satu dimensi dari emotion focused coping yaitu seeking meaning dengan pertimbangan bahwa dimensi tersebut tidak relevan atau sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengambilan sampel adalah nonprobability sampling dengan menggunakan 30 mahasiswa part time yang berada di Universitas Brawijaya sebagai uji coba penelitian serta 100 mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi yang berada di kota Malang. Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach-Alpha. Hasil penelitian dengan analisis statistik korelasi pearson product moment menunjukkan bahwa variabel optimisme dan coping stress memperoleh korelasi sebesar -0,374 dengan nilai signifikan 0,000 (sig < 0,05) yang artinya terdapat hubungan negatif antar variabel sehingga semakin tinggi optimisme, maka semakin rendah coping stress yang digunakan mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi. Hipotesa yang diajukan peneliti dapat diterima dengan menyebutkan adanya hubungan antara optimisme dengan coping stress pada mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi. Kata kunci : Optimisme, coping stress, dan mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time. 1

2 2 THE RELATIONSHIP BETWEEN OPTIMISM AND COPING STRESS IN A GRADUATE STUDENT WHO WORKS PART TIME IN THE FACE OF THESIS ABSTRACT Research aims to know whether there is a relation between optimism with coping stress on senior year student who works part time in facing thesis.. This type of quantitative research using statistical correlation methods. Data collection is done by taking the population of a graduate student who works part time in the city of Malang. Optimism based on a variable scale Seligman s theory and coping stress scale based on Aldwin and Revenson s theory. Researchers make modifications to the variable coping stress with not include one dimension of emotion focused coping is seeking meaning in consideration that these dimensions are not relevant or appropriate to the research objectives. Nonprobability sampling technique is using sampling with 30 part-time students who are at University of Brawijaya as research trials and 100 senior year student who works part time in the face of the thesis was in the city of Malang. Validity test used is content validity and reliability testing using Cronbach - Alpha. The results of the study with statistical analysis Pearson product moment correlation indicates that the variables of optimism and stress coping obtain a correlation of with a significant value of ( sig < 0.05 ), which means there is a negative relationship between variables so that the higher the optimism, the lower the stress coping used a graduate student who works part time in the face of the thesis. Researchers proposed hypothesis can be accepted by mentioning the relationship between optimism coping with stress in a graduate student who works part time in the face of the thesis. Keywords : Optimism, Coping Stress, and Senior year student who works part time.

3 3 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Bangku kuliah merupakan mediasi yang tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya serta sebagai wadah untuk bereksplorasi yang seluas luasnya. Bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, mereka dituntut untuk menyelesaikan studinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya memperoleh gelar yang dapat mereka banggakan, tuntutan dari pihak akademik, dorongan dari teman, dosen, maupun keinginan dari diri sendiri. Setelah beberapa tahun dilalui dengan menerima berbagai teori dan beberapa buku yang dijadikan literatur secara tekun, seorang mahasiswa akan mencapai jumlah SKS yang menjadi prasyarat utama untuk menempuh tahap selanjutnya. Tahap terakhir dalam masa kuliah tersebut adalah masa penyelesaian tugas akhir atau skripsi. Skripsi merupakan tugas akhir di mana mahasiswa melakukan sebuah penelitian pada kasus-kasus atau fenomena yang muncul yang kemudian diteliti dengan menggunakan teori-teori yang relevan yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan dan akhirnya akan dianalisis untuk mendapatkan hasil dari penelitian tersebut. Tidak sedikit mahasiswa berkeluh kesah di saat mereka menulis skripsi. Keluh kesah merupakan salah satu gejala yang menunjukkan adanya stresss dalam diri orang yang mengeluh. Dewasa ini, beberapa mahasiswa terutama mahasiswa tingkat akhir yang sedang menghadapi skripsi terkadang memutuskan untuk mengambil kuliah sambil bekerja sehingga bukan hanya tugas belajar saja yang harus dipikul melainkan juga tugas pekerjaan. Mahalnya pendidikan, tuntutan persyaratan pendidikan minimum oleh perusahaan, keinginan untuk menaikkan jabatan atau hanya sekedar ingin update pengetahuan merupakan beberapa alasan yang diambil dari sebagian mahasiswa yang kuliah sambil bekerja (Yenni, 2007). Menurut Wibowo (2004) motivasi mahasiswa tersebut berbeda-beda, ada yang ingin membantu orang tuanya dalam membiayai kuliahnya, ingin hidup mandiri dan mencari pengalaman. Kebanyakan pekerjaan yang paling banyak dilakukan mahasiswa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part-time).

4 4 Banyak orang beranggapan bahwa kuliah sambil bekerja beresiko gagal dalam melanjutkan kuliah. Tak jarang mahasiswa akhirnya putus kuliah karena sulitnya mengatur waktu antara kuliah dan kerja, karena sangat diperlukan pertimbangan yang matang ketika mahasiswa mengambil kuliah sambil bekerja. Namun di sisi lain kuliah sambil bekerja memiliki keuntungan bagi mahasiswa yang mempunyai masalah finansial, bekerja akan memberikan tambahan untuk biaya kuliah. Mahasiswa dituntut untuk bisa mengatur aktivitas dengan baik antara padatnya kegiatan yang dilakukan saat kuliah dan bekerja, terutama bagi mahasiswa yang telah memasuki semester akhir dan mulai menyusun tugas akhir. Flavel (Suci, 2009) mengatakan bahwa pembagian waktu atau aktivitas ini tergantung dari bagaimana seseorang mampu untuk mengatur dirinya agar tujuan tetap tercapai. Sebaliknya, jika mahasiswa tidak mampu mengatur kegiatan aktivitasnya baik kegiatan perkuliahan atau pekerjaannya maka mahasiswa tersebut akan mengalami tekanan yang disebut stresss. Dalam bahasa sehari hari stress dikenal sebagai stimulus atau respon yang menuntut individu untuk melakukan penyesuaian. Lazarus dan Folkman (Halgin, 2010) mengatakan bahwa stress adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Penyebab stress biasanya disebut sumber stress atau stressor yang menurut Lazarus dan Folkman terdiri dari dua jenis sumber stress yaitu sumber internal dan eksternal. Tuntutan internal merupakan penyebab stress yang berasal dari dalam diri individu, yaitu tuntutan dari diri sendiri seperti keinginan untuk selalu menjadi yang terbaik dan kepribadian masing-masing individu, sedangkan tuntutan eksternal bisa bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di perkuliahan dan penyesuaian sosial di lingkungan kampusnya. Mahasiswa yang bekerja mempunyai banyak kegiatan diluar perkuliahan yang dapat membuatnya lebih stress yaitu seperti mahasiswa tingkat akhir yang disibukkan dengan penyusunan skripsi tetapi ia juga mempunyai kegiatan lain diluar kuliah misal bekerja sambilan (part time), dimana mereka mengalami tekanan untuk mengatur waktu agar kegiatan-kegiatan yang dimiliki tidak bertabrakan dan dapat menyelesaikan tugas kuliah dengan tepat waktu meskipun mereka harus bekerja. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai stressor atau sumber tekanan yang dimiliki oleh mahasiswa akhir yang bekerja part time. Penurunan stress dapat diatasi dengan cara melakukan coping, hal ini disebabkan oleh timbulnya perasaan yang tidak menyenangkan akibat tidak tercapainya tujuan. Lazarus dan

5 5 Folkman (Safaria, 2006) mengemukakan bahwa coping merupakan usaha sadar individu untuk mengelola situasi yang menekan atau intensitas kejadian yang ditanggapi sebagai situasi yang menekan. Lebih jauh Folkman (Nurhayati, 2006) menjelaskan bahwa strategi coping adalah usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengurangi, mengatasi, atau melakukan toleransi terhadap tuntutan internal dan eksternal yang terjadi karena adanya transaksi dengan lingkungan yang penuh stresss. Kondisi yang stressful juga akan berkurang jika individu memiliki sikap optimisme, dimana sikap tersebut dapat mengarahkan pemikirannya pada tindakan yang positif atau membangun harapan positif yang dapat mengatasi hambatan atau permasalahan yang sedang dialami. Optimisme mendorong individu untuk selalu berfikir bahwa sesuatu yang terjadi adalah hal yang terbaik bagi dirinya. Optimisme tersebut akan membantu seseorang untuk bisa mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam pencapaian tujuan atau target seorang individu (Ekasari & Susanti, 2009). Fenomena sosial yang terjadi pada mahasiswa pekerja part time, seperti permasalahan dengan pembagian waktu dan percabangan konsentrasi yang dialami, mereka diharapkan mempunyai sikap dan pemikiran yang optimis. Sikap optimis akan membantu mahasiswa pekerja part time yang mempunyai masalah sehingga mereka akan berusaha bangkit dari keterpurukan atau masalah-masalah yang menimbulkan stress yang sedang dihadapi. Usaha yang dilakukan dapat meliputi menyusun rencana untuk langkah selanjutnya agar tidak jatuh pada situasi yang menekan lagi, menghindari masalah, bertindak serta berpikir positif agar tekanan atau stress yang mereka alami dapat berkurang. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyusun skripsi ini dengan tujuan untuk melihat apakah optimisme dan bentuk dari coping stress dapat meningkatkan orientasi pada target yang sudah ditetapkan yaitu target penyelesaian skripsi. Dalam hal ini peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Optimisme dengan Coping stress pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang Bekerja Part time dalam Menghadapi Skripsi. HIPOTESA PENELITIAN Adanyan hubungan yang signifikan antara optimisme dengan coping stress pada mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi.

6 6 TINJAUAN PUSTAKA OPTIMISME Dalam Kamus besar bahasa Indonesia (Khalid, 2011), optimisme berarti paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan seperti sikap selalu mempunyai harapanbaik dari segala hal. Optimis adalah selalu berpengharapan baik, semangat meraih keberhasilan. Menurut Sagerestrom (Khalid, 2011) optimisme merupakan cara berpikir yang positif dan realistis dalam memandang suatu masalah. Berpikir positif adalah berusaha mencapai hal terbaik dari keadaan terburuk. Optimisme dapat memebantu meningkatkan kesehatan secara psikologis, memiliki perasaan yang baik, melakukan penyelesaian masalah dengan cara yang logis sehingga hal ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Aspek-aspek Optimisme Menurut Saligman (Waruru, 2006) terdapat beberapa cara individu memandang suatu peristiwa atau masalah berhubungan erat dengan gaya penjelasan (explanatory style). Gaya penjelasan (explanatory style) seseorang terdiri dari tiga aspek, yaitu : a. Permanent Gaya penjelasan peristiwa ini menggambarkan bagaimana individu melihat peristiwa berdasarkan waktu, yaitu sifat sementara (temporary) dan menetap (permanent). Orang-orang yang mudah menyerah (pesimis) percaya bahwa penyebab kejadian-kejadian buruk yang menimpa mereka bersifat permanen atau kejadian itu akan terus berlangsung dan selalu hadir mempengaruhi hidup mereka. Orang-orang yang melawan ketidakberdayaan (optimis) percaya bahwa penyebab kejadian buruk tersebut bersifat sementara atau temporary. b. Pervasive (spesific vs universal) Gaya penjelasan peristiwa ini berkaitan dengan ruang lingkup peristiwa tersebut, yang meliputi universal (menyeluruh) dan spesific (khusus). Orang yang pesimis akan mengungkap pola pikir dalam menghadapi peristiwa yang tidak menyenangkan dengan cara universal, sedangkan orang yang optimis dengan cara spesifik. Dalam menghadapi peristiwa yang menyenangkan, orang yang optimis melihatnya secara universal atau keseluruhan, sedangkan orang yang pesimis memandang peristiwa menyenangkan disebabkan oleh faktorfaktor tertentu. Sebagian orang bisa melupakan persoalan dan melanjutkan kehidupan mereka bahkan ketika salah satu aspek penting dari kehidupan (misal: pekerjaan) berantakan. Ada

7 7 sebagian lain yang membiarkan satu persoalan melebar mempengaruhi segala segi keidupan mereka dan menganggapnya sebagai bencana. c. Personalization Gaya penjelasan masalah yang berkaitan dengan sumber dari penyebab kejadian tersebut dan dibedakan menjadi internal dan eksternal. Orang yang optimis memandang masalah-masalah yang menekan dari sisi lingkungannya (eksternal) dan memandang peristiwa yang menyenangkan berasal dari dalam dirinya (internal). Sebaliknya, orang yang pesimis memandang masalah-masalah yang menekan bersumber dalam dirinya (internal) dan menganggap keberhasilan sebagai akibat dari situasi diluar dirinya (eksternal). COPING STRESS Menurut Lazarus dan Folkman (Utomo, 2008), coping didefinisikan sebagai proses untuk mengelola jarak antara tuntutan-tuntutan baik yang berasal dari individu (internal) maupun dari luar individu (eksternal) dengan sumber-sumber daya yang digunakan dalam menghadapi tekanan. Aldwin dan Revenson (Kertamuda & Herdiansyah, 2006) menyatakan bahwa pengertian strategi coping merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan oleh tiap individu untuk mengatasi dan mengendalikan situasi atau masalah yang dialami dan dipandang sebagai hambatan, tantangan yang bersifat menyakitkan, serta merupakan ancaman yang bersifat merugikan. Jenis-jenis Coping stress Cara mengatasi stress (coping) antara individu yang satu dengan yang lain berbedabeda. Namun demikian para ahli telah menggolongkan bentuk coping. Adapun bentu-bentuk coping menurut Lazarus dan Folkman (1984) terbagi menjadi 2 yaitu : a. Problem-focused coping Digunakan oleh individu dengan mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh tekanan atau mengembangkan sumber daya pada dirinya. Individu akan mengurangi stressor dengan mempelajari cara atau keterampilan baru. Pendekatan ini cenderung digunakan jika individu yakin dapat merubah situasi sehingga individu tersebut dapat mengurangi ketegangan dengan cara melakukan sesuatu, seperti memodifikasi, atau meminimalis situasi yang sedang dihadapi.

8 8 b. Emotion-focused Coping Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan respon emosi menggunakan dua pendekatan yaitu perilaku dan kognitif. Pendekatan perilaku termasuk dengan menggunakan alkhol, mencari social support dari teman atau keluarga, dan melakukan aktivitas lain. Sedangkan pendekatan kognitif adalah bagaimana orang berpikir mengenai situasi yang penuh tekanan. Aspek-aspek Coping stress Aldwin dan Revenson (Utomo, 2008) juga mengemukakan indikator-indikator strategis dalam menghadapi permasalahan yang dikembangkan dari teori Lazarus dan Folkman. Aldwin dan Revenson juga membagi coping menjadi dua yaitu : a. Problem focused coping Indikator yang menunjukkan berorientasi pada strategi ini antara lain: 1) Instrumental action (tindakan secara langsung) Individu melakukan usaha dan memecahkan langkah-langkah yang mengarahkan pada penyelesaian masalah secara langsung serta menyusun rencana bertindak dan melaksanakannya. 2) Cautiousness (kehati-hatian) Individu berfikir, meninjau dan mempertimbangkan beberapa alternatif pemecahan masalah, berhati-hati dalam memutuskan masalah, emminta pendapat orang lain dan mengevaluasi tentang strategi yang pernah diterapkan selanjutnya. 3) Negotiation (negosiasi) Individu membicarakan serta mencari penyelesaian dengan orang lain yang terlibat di dalamnya dengan harapan masalah dapat terselesaikan. b. Emotion focused coping Indikator yang menunjukkan berorientasi pada strategi ini antara lain : 1) Escapism (pelarian diri dari masalah) Usaha yang dilakukan individu dengan cara berkhayal atau membayangkan hasil yang akan terjadi atau mengkhayalkan seandainya ia berada dalam situasi yang lebih baik dari situasi yang dialaminya sekarang. 2) Minimization (meringankan beban masalah) Usaha yang dilakukannya adalah dengan menolak memikirkan masalah dan menganggapnya seakan-akan masalah tersebut tidak ada dan membuat masalah menjadi ringan.

9 9 3) Self blame (menyalahkan diri sendiri) Perasaan menyesal, menghukum dan menyalahkan diri sendiri atas tekanan masalah yang terjadi. Strategi ini bersifat pasif yang ditunjukkan pada dalam diri sendiri. 4) Seeking meaning (mencari arti) Usaha individu untuk mencari makna atau hikmah dari kegagalan yang dialaminya dan melihat hal-hal yang penting dalam kehidupannya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala coping stress yang berdasarkan dari teori Aldwin dan Revenson dengan menggunakan dimensi yang telah dijelaskan seperti diatas tetapi pada aspek emotion focused coping peneliti tidak menggunakan semua dimensi melainkan menghilangkan salah satu dimensi yaitu seeking meaning dengan pertimbangan bahwa pengertian dari dimensi seeking meaning tidak sesuai dengan maksud dari tujuan penelitian yang dilakukan. METODE PENELITIAN Variabel Penelitian Variabel independen (bebas) yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini adalah optimisme, sedangkan variabel dependen (terikat) adalah coping stress. Subjek penelitian Subjek penelitian terdiri dari 100 mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time yang berada di kota Malang. Uji coba penelitian menggunakan 30 mahasiswa yang bekerja part time yang berada di Universitas Brawijaya. Alat Ukur 1. Optimisme Variabel optimisme dalam penelitian ini diukur dengan skala yang disusun dengan mengacu pada aspek-aspek optimisme dari teori Seligman (Khalid, 2011) yaitu Permanent, Pervasive, dan Personalization. Skala optimisme terdiri 30 aitem pernyataan dengan skor skala likert yang menyediakan empat alternatif respon jawaban. Pada uji coba penelitian uji reliabilitas skala menggunakan analisis aitem dengan koefisien Cronbach Alpha dan menghasilkan nilai sebesar 0,839 dengan standar aitem gugur sebesar 0,25 dan menghasilkan 17 aitem lolos dan dapat dijadikan sebagai aitem penelitian. Hal tersebut berarti bahwa skala optimisme merupakan layak untuk digunakan dalam penelitian (standar reliabilitas > 0,60).

10 10 2. Coping stress Skala coping stress dalam penelitian ini diukur dengan skala yang disusun dengan mengacu pada aspek-aspek coping stress dari teori skala coping stress yang disusun berdasarkan pemaparan teori menurut Aldwin dan Revenson (Utomo, 2008) dimana teori tersebut berasal dari pengembangan teori Lazarus dan Folkman. Dimensi-dimensi tersebut yaitu Instrumental action, Cautiousness, Negotiation, Escapism, Minimization, Self blame. Pada aspek emotion focused coping, peneliti melakukan modifikasi dari teori sebenarnya dengan tidak diikutsertakan dimensi seeking meaning kedalam penelitian karena dianggap tidak sesuai dengan maksud dari penelitian, dan dengan hanya menyertakan ketiga dimensi emotion focused coping sudah dapat menunjukkan inti dari teori. Skala coping stress terdiri 30 aitem pernyataan dengan skor skala likert yang menyediakan empat alternatif respon jawaban. Pada uji coba penelitian uji reliabilitas skala menggunakan analisis aitem dengan koefisien Cronbach Alpha dan menghasilkan nilai sebesar 0,861 pada aspek problem focused coping dan 0,812 pada aspek emotion focused copoing dengan standar aitem gugur sebesar 0,25 dan menghasilkan 24 aitem serta 15 aitem di setiap aspek coping stress tersebut. Hal tersebut berarti bahwa skala coping stress layak untuk digunakan dalam penelitian (standar reliabilitas > 0,60). METODE ANALISIS Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adal korelasi Pearson Product Moment. HASIL Hasil uji korelasi dapat diperoleh besarnya korelasi antara variabel optimisme dan coping stress diperoleh besarnya korelasi yaitu -0,374 dengan nilai signifikan 0,000, dimana terdapat tanda negatif pada nilai tersebut dan mempunyai arti semakin tinggi optimisme maka semakin rendah coping stress yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time. Nilai signifikan yang diperoleh variabel optimisme dengan coping stress sebesar 0,000. Artinya, nilai signifikan lebih kecil dibanding dengan α (sig < 0,05) yang berarti terdapat hubungan signifikan antara kedua variabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel optimisme dengan coping stress. Hipotesa yang diajukan oleh peneliti yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara optimimsme

11 11 dengan coping stress pada mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi dapat diterima. PEMBAHASAN Hasil pemelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif secara signifikan dengan coping stress pada mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menyelesaikan skripsinya. Semakin tinggi optimisme maka semakin rendah coping stress yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi. Hal tersebut terjadi dikarenakan hasil penelitian menunjukkan adanya koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,374 dimana nilai korelasi tersebut memiliki nilai yang negatif. Nilai signifikansi yang dihasilkan adalah 0,000 yang merupakan nilai tersebut berada di bawah α = 0,05 atau 5% atau dapat dikatakan signifikan. Hasil analisa secara statistik menunjukkan bahwa hipotesa yang diajukan oleh peneliti dapat diterima. Scheir dan Carver (Sari, 2007) menyatakan bahwa optimisme sangat berhubungan dengan hasil-hasil positif yang diinginkan seseorang seperti kondisi moral yang bagus, prestasi yang memuaskan, serta adanya kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang muncul. Optimisme sangatlah penting bagi individu yang sedang mengalami masalah atau tekanan, khususnya mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time sambil menyelesaikan skripsi. Mahasiswa part time tersebut tidak dapat mengatasi masalahnya jika mahasiswa tersebut tidak memiliki optimisme dalam dirinya. Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi mempunyai sikap optimisme yang cukup tinggi dengan prosentase 48% pada kategori tinggi, 52% pada kategori sedang, dan tidak seorang pun berada pada kategori rendah dari 100 responden yang menjadi subjek penelitian. Namun, memiliki sikap optimisme saja tidaklah cukup, oleh karena itu perlu adanya coping stress yang dapat mengatasi stres atau permasalahan yang sedang dialaminya. Dari hasil analisa tabel pada coping stres, diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi menggunakan strategi coping stress dengan tingkat sedang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil kategorisasi subjek yaitu terdapat prosentase 91% berada di kategori sedang, prosentase 9% berada di kategori tinggi, dan tidak terdapat seorang pun berada di kategori rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi

12 12 skripsi memiliki sikap optimisme yang cukup tinggi, dan tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa yang bekerja part time tersebut dapat menurunkan serta menyelesaikan masalah yang sedang dialaminya dengan menggunakan strategi coping stress yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Lazarus dan Folkman (Nurhayati, 2006) mengemukakan terdapat dua macam strategi coping, yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Problem focused coping merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu untuk mencoba memecahkan masalah yang sedang dihadapinya dengan melakukan perubahan terhadap dirinya dan lingkungannya. Emotion focused coping merupakan pikiran-pikiran atau tindakan-tindakan yang bertujuan untuk mengurangi atau meredakan tekanan emosi yang ditimbulkan oleh stressor, sedangkan kondisi obyektif yang menimbulkan masalah tidak ditangani. Berdasarkan hasil perolehan skor dari bentuk strategi coping stress dapat dilihat bahwa dari 100 responden penelitian terdapat 67 mahasiswa cenderung menggunakan problem focused coping dan sisanya 33 mahasiswa cenderung menggunakan emotion focused coping dalam mengatasi stressor atau tekanan yang sedang dialaminya. Dari hasil penelitian, mahasiswa yang bekerja part time dalam menghadapi permasalahannya sebagian besar mereka lebih condong menggunakan strategi coping yang memfokuskan pada masalah yakni problem focused coping. Taylor (Utami, 2010) yang menyatakan bahwa faktor internal yang dapat mempengaruhi coping adalah kepribadian yang dimiliki seseorang seperti sikap optimis, cara berfikir, dan kontrol diri. Seperti pada hasil penelitian yang menyatakan bahwa optimisme mempunyai hubungan dengan coping stress karena berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik yang menunjukkan bahwa terdapat 0,140 atau 14% sumbangan yang diberikan antara variabel optimisme kepada variable coping stress, dan sisanya sebesar 86% berasal dari faktor lain yang lebih berhubungan dengan coping stress dibandingkan dengan faktor optimisme yang dimiliki mahasiswa yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan strategi coping yang dilakukan oleh individu yaitu meliputi usia, pendidikan, status sosial ekonomi, dukungan sosial, jenis kelamin, serta pengalaman tiap individu (Utami, 2010). Hasil analisa data penelitian ini menunjukkan adanya korelasi negatif antara variabel optimisme dengan coping stress, yang artinya semakin tinggi optimisme maka semakin rendah coping stress yang digunakan mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi dan sebaliknya, semakin rendah optimisme maka semakin tinggi coping

13 13 stress yang digunakan oleh mahasiswa tersebut. Sementara dalam penlitian ini terdapat mahasiswa yang memiliki optimisme cukup tinggi (optimis). Artinya Mahasiswa yang optimis dapat melihat dengan cara pandang yang positif dan terus melakukan yang lebih baik saat menghadapi masalah atau kesulitan. Jika mahasiswa yang bekerja part time tersebut menghadapi kendala dalam proses penyusunan skripsi maka mahasiswa tersebut akan terus berusaha menghadapi kendala tersebut sampai masalah yang dihadapi terselesaikan. Sebaliknya, mahasiswa bekerja part time yang kurang optimis dalam menyusun skripsi, ketika menghadapi hambatan maka merekan akan melihat hambatan tersebut sebagai suatu beban dan kurang memiliki keyakinan untuk menghadapi hambatan tersebut, sehingga mereka belum dapat menyelesaikan masalah atau kesulitan yang mereka hadapi. KESIMPULAN Hasil penelitian dengan menggunakan analisa korelasi Product moment-pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antar variabel sehingga semakin tinggi optimisme pada mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time, maka semakin rendah coping stress yang digunakan mahasiswa tingkat akhir yang bekerja part time dalam menghadapi skripsi. Hipotesa yang diajukan oleh peneliti yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara optimisme dengan coping stress dapat diterima. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Saran Metodelogis a. Penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan metode kualitatif agar dapat memberikan informasi yang lebih mendalam. Metode kualitatif dianggap mampu mengungkapkan suatu permasalahan secara mendalam. b. Teori yang digunakan dalam penelitian selanjutnya diharapkan berasal dari teori yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 2. Saran Praktis a. Bagi Mahasiswa yang telah memasuki tingkat akhir atau yang sedang mengahadapi skripsi diharapkan dapat fokus pada satu kegiatan saja yaitu menyelesaikan studinya dengan baik dan tepat waktu agar tidak mengalami tekanan dan dapat fokus pada pendidikannya.

14 14 b. Kuliah sambil bekerja baiknya dilakukan saat mahasiswa memasuki semester awal sampai pertengahan agar tidak memperlambat kelulusannya, karena bekerja part time dapat dilakukan setelah mahasiswa menyelesaikan jam kuliahnya dan dapat mengatur jadwal sesuai kesibukannya di kampus. c. Bagi keluarga, teman atau lingkungan, diharapkan orang di sekitar subjek dapat memberikan masukan sesuai pengalaman dan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa part time yang sedang menghadapi skripsi agar keputusan yang diambil oleh mahasiswa tersebut dapat membuahkan hasil baik untuk studi atau pekerjaannya. KETERBATASAN PENELITIAN Penjabaran keterbatasan penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. Berikut adalah beberapa keterbatasan dan kekurangan yang dilakukan oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini : 1. Penelitian ini tidak menggunakan semua dimensi coping stress menurut Aldwin & revenson melainkan tidak mengikutsertakan salah satu dimensi yaitu seeking meaning, dengan alasan menganggap bahwa salah satu dari dimensi tersebut tidak sesuai dengan maksud dari penelitian. 2. Hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan karena peneliti elah melakukan kesalahan seperti yang dijelaskan diatas yaitu tidak mengikutsertakan semua dimensi yang terkait dengan teori yang dipakai. DAFTAR PUSTAKA Ekasari, A & Susanti, N. D. (2009). Hubungan Antara Optimisme Dan Penyesuaian Diri Dengan Stress Pada Narapidana Kasus NAPZA di Lapas Kelas II A Bulak Kapal Bekasi. Jurnal Soul, Vol. 2, September. Bekasi. Halgin, R. P.,& Withbourne, S. K. (2010). Psikologi Abnormal : Perspektif Klinis Pada Gangguan Psikologi. Edisi 6 Jilid 1 (terjemahan). Jakarta : Salemba Humanika. Kertamuda, F., & Herdiyansyah, H. (2009). Pengaruh Strategi Coping Terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru. Jurnal Psikologi Vol. 6 No. 1. Universitas Paramadina. Jakarta. Khalid, I. (2011). Pengaruh Self Esteem dan Dukungan Sosial Terhadap Optimisme Hidup Penderita HIV/AIDS. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

15 15 Hidayatullah Jakarta. Nurhayati, S.R Peningkatan Kemampuan Menggunakan Problem Focused Coping Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jurnal Humanitas : Inodnesia Psychological Journal Vol.3 No.1 Januari 2006: Safaria, T. (2006). Stres Ditinjau Dari Active Coping, Avoidance Coping dan Negative Coping Jurnal Humanitas Vol. 3 No. 2. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Sari, V. Y. (2007). Hubungan Antara Optimisme Dengan Problem Focused Coping Pada Mahasiswa Pengambil Skripsi. Naskah Publikasi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Suci, R. R. (2009). Perbedaan Self-Regulation Pada Mahasiswa yang Bekerja dan Mahasiswa yang Tidak Bekerja. Jurnal Psikologi Program Studi Psikologi Universitas Paramadina. Jakarta. Utami, M. N. F. A. (2010). Dinamika Coping Stress Pada Istri Yang Memiliki Suami Penderita Diabetes Mellitus. (Skripsi) Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang. Utomo. (2008). Hubungan Antara Model-Model Coping Stres Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. (skripsi) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Waruru, F.E Korelasi Antara Optimisme dan Prestasi Akademik Siswa SD Santa Maria Kelas 6 di Cirebon. Jurnal Psikologi Vol 4 No. 1, Juni Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara Jakarta. Wibowo, S. (2004). Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Kerja Paruh Waktu. Skripsi (tidak diterbitkan) Universitas Atmajaya. Jakarta. Yenni, D. (2007). Kuliah Sambil Kerja Why Not. Majalah Medan Bisnis 1 Edisi Desember. Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini para peserta didik berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress 1. Definisi Coping Stress Lazarus dan Folkman (Sugianto, 2012) yang mengartikan coping stress sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang ketika dihadapkan

Lebih terperinci

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari

Rizki Ramadhani. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. Intisari HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN COPING STRESS PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI DI STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA Rizki Ramadhani Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Perfeksionisme dan Strategi Coping: Studi pada Mahasiswa Tingkat Akhir

Perfeksionisme dan Strategi Coping: Studi pada Mahasiswa Tingkat Akhir MEDIAPSI 2017, Vol. 3, No. 1, 9-16 Perfeksionisme dan Strategi Coping: Studi pada Mahasiswa Tingkat Akhir Syakrina Alfirani Abdullah, Thoyyibatus Sarirah, Sumi Lestari syakrina93@gmail.com Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress/Coping Stress MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10 MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental Mengatasi Stress/Coping Stress Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 10 MK61112 Aulia Kirana, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004). 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau 48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

juga kelebihan yang dimiliki

juga kelebihan yang dimiliki 47 1. Pengertian Optimisme Seligman (2005) menjelaskan bahwa optimisme adalah suatu keadaan yang selalu berpengharapan baik. Optimisme merupakan hasil berpikir seseorang dalam menghadapi suatu kejadian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dan perlu mendapatkan perhatian serius. Pendidikan dapat menjadi media untuk memperbaiki sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan model kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang dituntut untuk

Lebih terperinci

PENGARUH BULLYING, COPING STRESS, KONSEP DIRI DAN OPTIMISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DAN VIII DI MTS PGAI PADANG

PENGARUH BULLYING, COPING STRESS, KONSEP DIRI DAN OPTIMISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DAN VIII DI MTS PGAI PADANG PENGARUH BULLYING, COPING STRESS, KONSEP DIRI DAN OPTIMISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII DAN VIII DI MTS PGAI PADANG Pratiwi Novripa¹, Mona Amelia², Hayu Yolanda Utami² 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN STRATEGI COPING PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RSUD BANJARNEGARA Sugianto 1, Dinarsari Eka Dewi 2 1 Alumni Program Studi Psikologi,Univ Muhammadiyah Purwokerto 2 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian dituntut untuk menggunakan angka mulai dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan

Lebih terperinci

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Kesehatan Mental. Mengatasi Stress / Coping Stress. Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Kesehatan Mental Mengatasi Stress / Coping Stress Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Coping Stress Coping Proses untuk menata tuntutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, beringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Jenjang pendidikan tertinggi

BAB I PENDAHULAN. adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Jenjang pendidikan tertinggi 1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Seiring dengan hal globalisasi yang tidak dapat diprediksi, peningkatan sumber daya mansia sangat dibutuhkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung.

Lebih terperinci

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak 1. Pengertian Coping Stress Coping adalah usaha dari individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lingkungannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penelitian. Dalam bab ini diuraikan: metode dan pendekatan penelitian, definisi operasional, lokasi, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN STRES KERJA PADA SALES MARKETING PT ASURANSI JIWASRAYA : DILA DWISERA NPM :

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN STRES KERJA PADA SALES MARKETING PT ASURANSI JIWASRAYA : DILA DWISERA NPM : HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN STRES KERJA PADA SALES MARKETING PT ASURANSI JIWASRAYA NAMA : DILA DWISERA NPM : 12513458 PEMBIMBING : MIMI WAHYUNI BAB I LATAR BELAKANG MASALAH ASURANSI SALES MARKETING

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB). Jika 76 BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian JAFEB-UB merupakan salah satu jurusan dari tiga jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB-UB).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme,

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sugiyono (2009:14), mengemukakan bahwa pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, Metode kuantitatif menurut Sugiono (2008) adalah metode penelitian yang berlandaskan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI Ushfuriyah_11410073 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara usia 12 sampai 21 tahun dan terbagi menjadi masa remaja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Atas (SMA) dan universitas merupakan dua institusi yang memiliki perbedaan nyata baik dari segi fisik hingga sistem yang meliputinya. Adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman semakin dibutuhkan pula individu yang berkompetensi dalam berbagai bidang, salah satu indikator kompetensi individu tercermin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem focused coping (Y)

Lebih terperinci

Motivasi untuk Berhenti Merokok pada Mahasiswa Perokok Berat ditinjau dari Self Efficacy dan Pengetahuan Bahaya Rokok

Motivasi untuk Berhenti Merokok pada Mahasiswa Perokok Berat ditinjau dari Self Efficacy dan Pengetahuan Bahaya Rokok Motivasi untuk Berhenti Merokok pada Mahasiswa Perokok Berat ditinjau dari Self Efficacy dan Pengetahuan Bahaya Rokok TESIS Oleh : Siska Adinda Prabowo Putri 12. 92. 0001 Program Magister Sains Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di era modern masa kini, banyak ditemukannya permasalahan yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak sesuai dengan rencana. Segala permasalahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Peraturan Republik Indonesia No. 30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan strategi coping stres pada perawat yang berada

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha iv Abstrak Memiliki anak dengan autism dapat membuat seorang ibu mengalami stress sehingga ibu membutuhkan coping stress untuk meredakan stress yang dirasakan. Penelitian ini menggunakan teori mengenai

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN Sri Ratna Ningsih & Hikmah Sobri STIKES Aisyiyah Yogyakarta E-mail: myratna_cute@yahoo.co.id Abstract: The

Lebih terperinci

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 13 GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Anies Andriyati Devi 1 Dra.Retty Filiani 2 Dra.Wirda Hanim, M.Psi 3 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Prestasi Akademik dalam Layanan Bimbingan Belajar. Pengertian bimbingan menurut Crow dan Crow (Prayitno, 2004) adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Prestasi Akademik dalam Layanan Bimbingan Belajar. Pengertian bimbingan menurut Crow dan Crow (Prayitno, 2004) adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Akademik dalam Layanan Bimbingan Belajar 1. Layanan Bimbingan Belajar Pengertian bimbingan menurut Crow dan Crow (Prayitno, 2004) adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Efi Oktawidiyanti Santosa, Imam Setyawan*

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DENGAN STRES DALAM MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Pada umumnya penelitian kuantitatif dianggap mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini termasuk penelitian kuantitatif korelasional Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. ini termasuk penelitian kuantitatif korelasional Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Bagian yang paling utama di dalam membuat suatu penelitian adalah bagaimana membuat rencana atau rancangan penelitian. Penelitan ini termasuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET DENGAN POLA KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : MASYITHOH PUTRI PERTIWI 12500041 ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara suami istri saja melainkan juga melibatkan anak. retardasi mental termasuk salah satu dari kategori tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. antara suami istri saja melainkan juga melibatkan anak. retardasi mental termasuk salah satu dari kategori tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan berumah tangga, setiap pasangan tentu mendambakan kehadiran seorang anak sebagai pelengkap kebahagiaan serta puncak pemenuhan dari kebutuhan pernikahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya penyakit Lupus. Penyakit ini merupakan sebutan umum dari suatu kelainan yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap pasangan menikah pasti menginginkan agar perkawinannya langgeng hingga akhir hayat mereka. Namun, dalam kenyataannya harapan akan kelanggengan perkawinan

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari subjek penelitian, metode dan desain penelitian. Selain itu, akan dijelaskan pula mengenai definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. pada diri seseorang terkadang membuat hilangnya semangat untuk berusaha, akan

BAB II KAJIAN TEORITIS. pada diri seseorang terkadang membuat hilangnya semangat untuk berusaha, akan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Optimisme 2.1.1 Definisi Optimisme Optimisme merupakan bagaimana seseorang bereaksi terhadap kegagalan sosial dalam kehidupannya (Myers, 2008). Dalam keadaan yang memicu stress

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang Berawal dari pemikiran dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan di Kedungkandang

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI ORGANISASI DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH MOTIVASI ORGANISASI DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH MOTIVASI ORGANISASI DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

Angket Strategi Coping

Angket Strategi Coping Angket Strategi Coping PETUNJUK PENGISIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, di sini anda di minta untuk memberikan respon atau jawaban yang sesuai dengan diri anda sendiri dengan memberikan tanda

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN KEMAMPUAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA YANG BEKERJA PART TIME SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN KEMAMPUAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA YANG BEKERJA PART TIME SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN KEMAMPUAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA YANG BEKERJA PART TIME SKRIPSI Oleh: Siti Faridah Azmi NIM: 201210230311039 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian Proses pengambilan data penelitian ini dimulai pada hari Selasa, 5 April 2016 hingga 13 April

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk membuktikan hipotesa. Data penelitian yang akan digunakan guna menguji hipotesa

Lebih terperinci

STRATEGI COPING PADA REMAJA PASCA PUTUS CINTA NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI COPING PADA REMAJA PASCA PUTUS CINTA NASKAH PUBLIKASI STRATEGI COPING PADA REMAJA PASCA PUTUS CINTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota Bandung melalui kuesioner yang disebarkan secara online dengan format Google Docs melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : RIZKI YULIANTI ZAINI

SKRIPSI. Oleh : RIZKI YULIANTI ZAINI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA NARAPIDANA YANG AKAN KELUAR BEBAS BERSYARAT DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II-A BEKASI. SKRIPSI Oleh : RIZKI YULIANTI ZAINI 201010515022 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI ADE RIZA RAHMA RAMBE

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI ADE RIZA RAHMA RAMBE HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi prasyaratan Ujian sarjana Psikologi Oleh ADE RIZA RAHMA RAMBE 051301136

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN OPTIMISME DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN STIKES TELOGOREJO SEMARANG TESIS Oleh : Dwi Ari Sulistyowati 12.92.0063 MAGISTER SAINS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia dalam kehidupannya bisa menghadapi masalah berupa tantangan, tuntutan dan tekanan dari lingkungan sekitar. Setiap tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMESTER 2 STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2010

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMESTER 2 STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2010 HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEMESTER 2 STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2010 Sri Ratna Ningsih 1. Hikmah Sobri 2 Abstrack : The objective

Lebih terperinci

Abstrak. Hubungan Tingkat Pendapatan (Vera Widyastuti)1. Oleh : Vera Widyastuti, Universitas Negeri Yogyakarta,

Abstrak. Hubungan Tingkat Pendapatan (Vera Widyastuti)1. Oleh : Vera Widyastuti, Universitas Negeri Yogyakarta, Hubungan Tingkat Pendapatan (Vera Widyastuti)1 HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SMK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN EMOSIONAL DAN KETANGGGUHAN PSIKOLOGIS DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM PROFESI PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG TESIS Program Pendidikan Profesi Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsure penting dalam suatu pendekatan ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER JARINGAN 1 SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Pudyastuti Widhasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Antara Dukungan Emosional Dan Resiliency Pada ODHA Di Yayasan X Bandung. Tujuannya adalah mengetahui hubungan antara dukungan emosional dan resiliency pada ODHA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DAYA JUANG DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR YANG MENGERJAKAN SKRIPSI PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa usia lanjut merupakan periode terakhir dalam perkembangan kehidupan manusia yang ditandai dengan berbagai problematika, seperti perubahan kondisi fisik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakanpenelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik

BAB III METODE PENELITIAN. merupakanpenelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakanpenelitian yang menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang menggabungkan antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2). Secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur budaya universal yang menjadi cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi perjalanan

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Abstract This study aims to determine whether there is a relationship between the density (density) in a boarding house with student learning

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A 1 HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A Rohmatul Ummah, Anita Listiara* Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Mahasiswa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan

Lebih terperinci

DEWI KUSUMA WARDHANI F

DEWI KUSUMA WARDHANI F HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhui Sebagian

Lebih terperinci