Kata kunci: Minyak jelantah, Ibu rumah tangga, Pengetahuan, Sikap, Tindakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci: Minyak jelantah, Ibu rumah tangga, Pengetahuan, Sikap, Tindakan"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KLEAK KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Ferat F. K. Imbiri*, Lery Suoth *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Minyak jelantah adalah minyak goreng yang digunakan secara berulang kali ( 2 kali) tanpa penambahan minyak yang baru. Minyak goreng yang digunakan berulang kali (minyak jelantah) akan mengalami oksidasi. Hal ini bisa menyebabkan iritasi saluran pencernaan, diare dan kanker. Selain itu minyak goreng tersebut juga akan mengalami ketengikan sehingga merusak tekstur dan citra rasa bahan makanan yang digoreng. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada ibu rumah tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. Sampel sebesar 50 responden. Data diperoleh menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan uji Fisher s Exact dengan tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Kesimpulan, berdasarkan uji univariat responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 31 orang (62%), responden yang memiliki sikap baik sebanyak 36 orang (72%) dan responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 33 orang (66%). Berdasarkan uji bivariat, tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada ibu rumah tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado yaitu nilai (p = 0,058) dan terdapat hubungan anatara sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada ibu rumah tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado yaitu nilai (p = 0,047). Peneliti menyarankan kepada Dinas Kesehatan provinsi / kota, BPOM Provinsi Sulawesi Utara kiranya dapat melaksanakan penyuluhan mengenai efek yang akan ditimbulkan bagi kesehatan jika sering melakukan penggorengan bahan makanan menggunakan minyak goreng yang digunakan berulang kali (minyak jelantah). Kata kunci: Minyak jelantah, Ibu rumah tangga, Pengetahuan, Sikap, Tindakan ABSRTACT Jelantah cooking oil is cooking oil that has been repeatedly used ( 2 times) with addition of new cooking oil. Repeatedly used cooking oil (jelantah cooking oil) will be oxidized. This may cause irritation of the digestive tract, diarrhea, cancer. In addition, this kind of oil will undergo rancidity thus ruining the texture and flavor of the fried food. The objective of this research was to find out the relationship between knowledge and attitude with the practice of jelantah cooking oil usege by housewife of Kleak Village of Malalayang Sub District of Manado City. The type of this research was analytical survey with a cross sectional study desing. The population of this research was the housewife of Kleak Village of Malalayang Sub District of Manado City. The sample ware 50 respondents. The data were collected using questionnaires. The data ware analyzed using Fisher's Exact Test with the confidence interval 95% and α = 0,05. Based on the univariate test, the findings show that 31 respondents (62%) had good knowledge, 36 respondents (72%) had good attitude, and 33 respondents (66%) had good practice. Based on the bivariate test, there was no relationship between knowledge and practice of jelantah cooking oil usege by the housewife of Kleak Village of Malalayang Sub District of Manado City, the value is (p = 0,058), but there was a relationship between attitude and practice of jelantah cooking usege by the housewife of Kleak Village of Malalaya City, the value (p = 0,047). It is then suggested that the Provincial/City Health Office and BPOM North Sulawesi provice conduct health education sessions on the health effects resulting from frequent usege of repeatedly used cooking oil (jelantah cooking oil). Keywords: Jelantah cooking oil, Housewife, Knowledge, Attitude, Practice 1

2 PENDAHULUAN Minyak goreng merupakan bahan makanan yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat untuk memasak makanan. Minyak goreng lebih digemari karena mempunyai penampakan, rasa dan tekstur yang lebih menarik daripada makanan yang diolah dengan cara lain (Ambarita, 2002). Jenis dan jumlah minyak goreng yang dikonsumsi sehari-hari sangat erat kaitannya dengan kesehatan. Minyak goreng yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah yang berbahan baku minyak sawit (>70%), diikuti dengan minyak kelapa (Elisabeth, 2002 dalam Lin, 2011). Lemak atau minyak yang dioksidasikan secara sempurna dalam tubuh menghasilkan 9,3 kalori lemak per gram, sedangkan protein dan karbohidrat masing-masing menghasilkan 4,1 dan 4,2 kalori setiap gram. Lemak atau minyak yang ditambahkan ke dalam bahan pangan atau yang dijadikan sebagai bahan pangan perlu memenuhi persyaratan dan sifatsifat tertentu. Minyak dan lemak juga memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memberikan energi kepada tubuh sebanyak 9 kalori tiap gram lemak. Minyak nabati pada umumnya merupakan sumber asam lemak tidak jenuh, beberapa diantaranya merupakan asam lemak esensial, misalnya asam oleat, linoleat, linolenat dan asam arachidonat. Asam-asam lemak esensial ini dapat mencegah timbulnya gejala artherosclerosis, karena penyempitan pembuluh-pembuluh darah. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K (Ketaren, 2008). Oleh karena itu penggunaan minyak goreng sering kali digunakan dalam pengolahan bahan makanan yang digoreng. Minyak goreng yang sering digunakan oleh masyarakat terdiri dari dua jenis, minyak goreng bermerek dan minyak goreng tidak bermerek. Minyak goreng bermerek merupakan minyak yang proses pengolahannya dilakukan di pabrik dengan berbagai perlakuan. Minyak goreng tak bermerek (curah) merupakan minyak goreng hasil olahan pengusaha industri kecil yang memerlukan penanganan yang lebih mengingat proses pengolahannya yang bersifat tradisional (Trubus, 2005 dalam Rahayu dkk, 2007). Karena proses pengolahannya berbeda maka akan berpengaruh pula pada mutu minyak termasuk pada minyak jelantahnya. Masyarakat Indonesia biasanya menggunakan cara deep frying dalam menggoreng bahan makanan, yaitu dengan merendam seluruh bahan makanan dalam minyak panas. Dengan cara tersebut, akan diperoleh minyak goreng bekas. Minyak goreng bekas tersebut biasanya akan digunakan kembali dalam menggoreng bahan makanan yang lain dengan atau tanpa menambah sedikit minyak goreng yang baru pada minyak goreng bekas (Lin, 2011). Minyak goreng digunakan berulang kali akan mengalami oksidasi. Hal ini bisa menyebabkan iritasi saluran pencernaan, diare dan kanker. Selain itu minyak goreng tersebut juga akan mengalami ketengikan sehingga merusak tekstur dan citra rasa bahan makanan yang digoreng (Khomsan, 2004). Minyak goreng yang digunakan berulang kali ( 2 kali) tanpa penambahan minyak goreng yang baru, biasanya disebut minyak jelantah (Fransiska, 2010). Penelitian oleh Jonarson, (2004) tentang analisa kadar asam lemak minyak goreng yang digunakan penjual makanan jajanan gorengan di padang menyebutkan bahwa terdapat rata-rata perbedaan jumlah asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada minyak goreng yang belum digunakan hingga 3 kali pemakaian. Penelitian dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata kadar asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh pada minyak goreng yang belum digunakan hingga pemakaian ketiga. Semakin sering minyak goreng tersebut digunakan, maka semakin tinggi kandungan asam lemak jenuhnya yaitu pada minyak yang belum dipakai (45,96%), 1 kali pakai (46,09%), 2 kali pakai (46,18%), 3 kali pakai (46,32%). Semakin sering minyak goreng tersebut digunakan maka kandungan asam lemak tidak jenuh minyak goreng tersebut akan semakin berkurang. Kandungan asam lemak tidak jenuh pada minyak yang belum dipakai (53,95%), 1 kali pakai (53,78%), 2 kali pakai (53,69%), 3 kali pakai (53,58%). Ibu rumah tangga memegang peran penting dalam pemenuhan kebutuhan makan keluarga. Seluruh bahan makanan sehari-hari biasanya diolah oleh ibu rumah tangga. Pengolahan makanan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga biasanya dilakukan dengan proses menggoreng, merebus, menumis dan olahan lainnya. Kenaikan harga bahan sembako setiap tahunnya membuat ibu rumah tangga berpikir ulang untuk mengelola keuangan keluarga. Harga minyak goreng yang semakin membumbung tinggi 2

3 membuat ibu rumah tangga untuk menghemat pemakaian minyak goreng. Salah satu cara yang ibu rumah tangga gunakan adalah dengan meggunakan minyak goreng berulang kali tanpa mengetahui akibat yang akan ditimbulkan (Fransiska, 2010). Kebanyakan ibu-ibu rumah tangga sering melakukan penggorengan bahan makanan dengan cara terputus-putus, artinya minyak yang sudah terpakai didinginkan dan kemudian digunakan lagi untuk menggoreng bahan pangan lainnya. Penggorengan terputus ini mengakibatkan kerusakan minyak semakin cepat karena terjadi penambahan hidroperoksida selama pendinginan yang diikuti dengan dekomposisi jika minyak dipanaskan lagi (Khomsan, 2004). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado mulai dari Mei 2012 sampai dengan Agustus Jenis Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan desain cross sectional study. Populasi dan Sampel : 1. Populasi : Ibu rumah tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado dengan besar sampel 1480 jiwa. 2. Sampel : Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara non probability sampling yaitu secara purposive sampling. Sampel ditentukan sebesar 50 responden dengan pertimbangan memenuhi kriteria sampel besar yaitu 30. HASIL dan PEMBAHASAN Karakteristik Responden Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan dan manusia berperilaku, karena punya aktifitas masing-masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas manusia,baik yang dapat diamati langsung amaupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Maulana, 2009). Dari hasil penelitian uji univariat karakteristik responden yang dinilai yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur dan penghasilan/bulan. Dalam penelitian ini responden berjumlah 50 orang yaitu ibu rumah tangga yang berada di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak adalah SMA/sederajat yaitu 22 orang (44%) dan tingkat pendidikan terendah adalah SMP yaitu 4 orang (8%). Seorang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi tidak sama pemahamannya dengan dengan orang yang berpendidikan rendah. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka semakin mudah juga orang tersebut untuk menerima informasi dan pada akhirnya semakin banyak juga pengetahuan yang miliki (Notoadmodjo, 2003). Apabila dilihat dari segi umur responden 23-34, 35-46, 47-56, maka penelitian ini menunjukan bahwa responden yang memiliki umur adalah yang terbanyak yaitu 25 orang (50%) dan responden yang memiliki umur terendah adalah yaitu 8 orang (16%). Berdasarkan penghasilan/bulan, penelitian ini menunjukan responden yang memiliki penghasilan/bulan terbanyak adalah < yaitu sebanyak 27 0rang (54%) dan responden yang memiliki penghasilan/bulan sedikit adalah yaitu sebanyak 23 orang (46%). Pengetahuan Responden Tentang Penggunaan Minyak Jelantah Hasil penelitian uji univariat tentang responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 31 orang (62%), responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (28%) dan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik sebanyak 5 orang (10%). Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Fransiska (2010) tentang karakteristik, pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan minyak goreng berulang kali di desa tanjung selamat kecamatan sunggal tahun 2010 yaitu hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu rumah tangga tentang penggunaan minyak goreng berulang kali umumnya berada pada kategori pengetahuan cukup sebanyak 63 orang (63%). Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Lin (2011) karakteristik pengetahuan sikap dan tindakan penjual gorengan tentang penggunaan minyak goreng di kawasan kampus universitas sumatera utara medan pada tahun 2011 yaitu pengetahuan penjual gorengan berdasarkan hasil wawancara mengenai penggunaan minyak goreng hanya 21 orang (67,7%) penjual gorengan yang memiliki pengetahuan berkategori yang baik, 3

4 10 orang (32,3%) memiliki pengetahuan berkategori sedang dan tidak ada penjual gorengan yang memiliki pengetahuan kurang. Untuk mengukur tahu tentang sesuatu, dapat menyebutkan dan menanyakan mengenai hal tersebut sedangkan tingkat memahami adalah kemampuan mengingat dan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan denagan benar. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indra penglihatan (mata) dan pendengaran (telinga). Pengetahuan sangat penting dalam terbentuknya tindaan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Menurut Notoadmojo (2007), ada 6 hal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman dan informasi. Informasi memengang peranan yang cukup besar dalam mempegaruhi pengetahuan seseorang. Selain itu pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media cetak, media elektronik, media poster, bahkan kerabat dekat yang dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan responden yang dinilai berkategori baik. Minyak goreng di gunakan berulang kali (minyak jelantah) akan mengalami oksidasi. Hal ini bisa menyebabkan iritasi saluran pencernaan, diare dan kanker. Selain itu minyak goreng tersebut juga akan mengalami ketengikan sehingga merusak tekstur dan citra rasa bahan makanan yang digoreng (Khomsan, 2004). Berdasarkan hasil penelitian responden tentang pengetahuan penggunaan minyak jelantah, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab benar dalam pertanyaan pengaruh minyak goreng yang digunakan berulang kali (minyak jelantah) akan mengalami oksidasi (reaksi dengan udara) yang berpotensi bisa mengakibatkan iritasi saluran pencernaan sebanyak 40 orang (80%). Hasil penelitian tentang penggunaan minyak jelantah, responden yang menjawab benar dalam pertanyaan minyak goreng yang digunakan berulang kali akan mengalami oksidasi yang berpotensi mengakibatkan diare sebanyak 39 orang (78%). Responden yang menjawab benar dalam pertanyaan minyak goreng berulang kali akan mengalami oksidasi yang berpotensi mengakibatkan kanker sebanyak 43 orang (86%). Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) disebut juga kolesterol jahat karena bila kadarnya berlebihan akan menyumbat dinding pembuluh darah sehingga akhirnya timbullah penyakit jantung koroner (Khomsan, 2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menjawab benar dalam pertanyaan efek kesehatan yang akan terjadi jika terus-menerus mengkonsumsi makanan yang menggunakan minyak goreng berulang kali dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner sebanyak 42 orang (84%). Penggunaan minyak jelantah untuk menggoreng bahan makanan berprotein, akan menurunkan nilai gizi proteinnya, bahkan minyak jelantah yang sudah terlalu lama digunakan dapat membahayakan kesehatan tubuh, karena banyak mengandung senyawa peroksida (radikal) serta asam lemak tidak jenuh trans (Muchtadi, 2009). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan responden yang menjawab benar dalam pertanyaan minyak goreng yang digunakan berulang kali dalam menggoreng bahan makanan berprotein akan menurunkan nilai gizi proteinnya sebayank 46 orang (92%). Responden yang menjawab benar dalam pertanyaan kerusakan minyak goreng akibat digunakan berulang kali untuk menggoreng bahan makanan dapat menyebabkan hipertensi sebanyak 32 orang (64%). Pengaruh suhu dan lama proses menggoreng (deep frying) terhadap pembentukan asam lemak trans. Asam lemak trans (elaidat) baru terbentuk setelah proses menggoreng (deep frying) setelah penggulangan ke-2, dan kadarnya akan semakin meningkat sejalan dengan penggunaan minyak (Sartika, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menjawab benar dalam pertanyaan asam lemak trans (lemak jahat) dalam minyak goreng yang digunakan berulang kali terbentuk setelah penggoreng yang ke- 2 sebanyak 37 orang (44%). Asam lemak trans dapat meningkatkan Kolesterol LDL dan menurunkan Kolesterol-HDL akibatnya akan menyebabkan dislipidemia dan arterosklerosis yang ditandai dengan adanya timbunan atau endapan lemak pada pembuluh darah. Timbunan lemak ini akan menyumbat aliran darah pada beberapa bagian tubuh seperti jantung dan otak. Bila penyumbatan terjadi di jantung akan menyebabkan jantung koroner dan bila penyumbatan terjadi di otak akan menyebabkan stroke (Sartika, 2007). Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa 4

5 responden yang menjawab benar dalam pertanyaan kerusakan minyak goreng akibat digunakan berulang kali untuk menggoreng bahan makanan dapat menyebabkan stroke sebanyak 39 orang (78%). Penggorengan terputus-putus mengakibatkan kerusakan minyak semakin cepat karena terjadi penambahan hidroperoksida selama pendinginan yang diikuti dengan dekomposisi jika minyak dipanaskan lagi (Khomsans, 2004). Hasil penelitian menunjukkan responden yang menjawab benar dalam pertanyaan penggunaan minyak terputusputus atau minyak yang sudah terpakai didinginkan kemudian digunakan kembali untuk menggoreng bahan pangan lainnya akan mengakibatkan kerusakan minyak semakit cepat sebanyak 40 orang (80%). Minyak yang telah rusak tidak hanya mengakibatkan kerusakan nilai gizi, tetapi juga merusak tekstur dan rasa dari bahan pangan yang digoreng (Ketaren 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menjawab benar dalam pertanyaan minyak goreng yang telah rusak dan digunakan kembali akan merusak tekstur dari bahan pangan yang digoreng sebanyak 41 orang (82%). Sikap Responden Tentang Penggunaan Minyak Jelantah Berdasarkan hasil penelitian uji univariat responden tentang sikap tentang penggunaan minyak jelantah, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki sikap baik sebanyak 36 orang (72%), responden yang memiliki sikap tidak baik sebanyak 14 orang (28%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Fransiska (2010) yaitu penelitiannya menunjukkan bahwa sikap ibu rumah tangga tentang penggunaan minyak goreng berulang kali di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Tahun 2010 umumnya berada pada kategori baik sebanyak 97 orang (97%). Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Lin (2011) tentang karakteristik pengetahuan sikap dan tindakan penjual gorengan tentang penggunaan minyak goreng di kawasan kampus universitas sumatera utara medan pada tahun 2011 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang baik tentang penggunaan minyak goreng sebanyak 20 orang (64,5%). Sebagian kecil lagi memiliki sikap yang sedang tentang penggunaan minyak goreng yaitu sebanyak 11 orang (35,5%). Tidak ada responden yang memiliki sikap yang kurang tentang penggunaan minyak goreng. Sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespon (baik secara positif maupun negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional (afektif) disamping komponen pengetahuan (koknitif) serta kecenderungan untuk bertindak (konatif) (Sarwono, 1997 dalam Lin 2011). Sikap dapat merupakan suatu pandangan tetapi dalam hal ini masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai objek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu (Gerungan, 2004 dalam Fransiska 2010). Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap penggunaan minyak goreng jelantah, sikap responden dikatakan berkategori baik yaitu responden dengan menjawab setuju dalam pertanyaan minyak goreng yang sudah digunakan 1 kali sebaiknya tidak digunakan kembali sebanyak 33 orang (66%). Responden yang menjawab tidak setuju dalam pertanyaan menggunakan minyak goreng berulang kali tidak menyebabkan ganguan pada kesehatan sebanyak 45 orang (90%). Hasil penelitian sikap responden yang menjawab setuju dalam pertanyaan minyak goreng yang sudah rusak sebaiknya tidak digunakan kembali untuk menggoreng bahan makanan karena akan menurunkan nilai gizi pada makanan tersebut sebanyak 36 orang (72%). Responden yang menjawab setuju dalam pertanyaan minyak goreng berulang kali yang sudah mengalami oksidasi (reaksi dengan udara) sebaiknya tidak digunakan kembali karena dapat mengakibatkan kanker sebanyak 39 orang (78%). Hasil penelitian sikap responden yang menjawab tidak setuju dalam pertanyaan menggoreng makanan yang berbeda sebaiknya menggunakan minyak goreng yang sama sebanyak 40 orang (80%). Sikap responden yang menjawab setuju dalam pertanyaan minyak goreng berulang kali yang sudah mengalami oksidasi (reaksi dengan udara) sebaiknya tidak digunakan kembali karena dapat mengakibatkan hipertensi sebanyak 38 orang (76%). Tindakan Responden Tentang Penggunaan Minyak Jelantah Berdasarkan hasil penelitian uji univariat responden tentang tindakkan penggunaan minyak jelantah, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki 5

6 tindakan baik sebanyak 33 orang (66%), responden yang memiliki tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (34%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Fransiska (2010) yaitu penelitiannya menunjukkan bahwa tindakan ibu rumah tangga tentang penggunaan minyak goreng berulang kali di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Tahun 2010 umumnya berada pada kategori baik sebanyak 92 orang (92%). Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Lin (2011) tentang karakteristik pengetahuan sikap dan tindakan penjual gorengan tentang penggunaan minyak goreng di kawasan kampus universitas sumatera utara medan pada tahun 2011 yaitu penelitiannya menunjukkan bahwa tindakan penjual gorengan tentang penggunaan minyak goreng pada kategori sedang sebanyak 23 orang (74,2%). Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa sikap tidak selalu terwujud dalam setiap tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau situasi yang memungkinkan seperti sarana dan prasarana dan juga dukungan dari pihak lain. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa suatu sikap yang sudah positif terhadap nilai-nilai dalam kesehatan belum tentu terwujud dalam suatu tindakan yang nyata. Berdasarkan hasil penelitian frekuensi tindakan responden tentang penggunaan minyak jelantah, hasil penelitian ini dikatakan baik karena sebagian besar responden yang menjawab ya untuk pertanyaan apakah ibu menggunakan minyak goreng yang baru setiap kali menggoreng jenis makanan yang berbeda sebanyak 32 orang (64%). Tindakan responden yang menjawab ya untuk pertanyaan apakah ibu berusaha untuk tidak menggunakan minyak goreng berulang kali dalam menggoreng bahan pangan sebanyak 36 orang (72%). Responden yang menjawab ya untuk pertanyaan apakah ibu menyaring minyak goreng yang telah selesai dipergunakan sebelum digunakan kembali sebanyak 32 orang (64%) Tindakan responden yang menjawab tidak untuk pertanyaan apakah ibu tetap mempergunakan minyak goreng bekas walaupun sudah berubah warna menjadi coklat kehitaman sebanyak 44 orang (88%). Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Minyak Jelantah pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado Berdasarkan hasil penelitian uji bivariat diketahui bahwa nilai p value sebesar 0,058 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada ibu rumah tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. Hasil penelitian hubungan antara pengetahuan dengan tindakan tentang penggunaan minyak jelantah menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik sebanyak 31 orang (62%) dan responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 33 orang (66%), responden yang berpengetahuan cukup 14 orang (28%) sedangkan responden yang berpengetahuan tidak baik 5 orang (10%) dan responden yang memiliki tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (34%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Fransiska (2010) yaitu penelitiannya menunjukkan bahwa 35 responden yang tingkat pengetahuannya baik, keseluruhannya memiliki tingkat tindakan yang baik juga. Dari 63 responden yang berpengetahuannya cukup terdapat 56 orang (56%) responden yang tindakannya baik dan 7 orang (7%) responden tindakannya cukup. Dari 2 responden yang tingkat pengetahuannya kurang terdapat 1 orang (1%) responden tindakannya cukup. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapi suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas, yang merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan dan fantasi. Gejala itu muncul bersamaan dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, perilaku manusia selalu kompleks (Notoadmodjo, 2007). Tindakan yang didasari dari pengetahuan akan lebih baik dari pada tindakan yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan membuat manusia tidak ragu-ragu dalam bertindak. Pengetahuan yang baik 6

7 diharapkan dapat menghasilkan tindakan yang baik juga (Fransiska, 2010). Hubungan antara Sikap dengan Tindakan Penggunaan Minyak Jelantah pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado Berdasarkan hasil penelitian uji bivariat diketahui bahwa nilai p value sebesar 0,047 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada ibu rumah tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. Hasil penelitian antara hubungan sikap dengan tindakan pengguanaan minyak jelantah pada ibu rumah tangga menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap baik sebanyak 36 orang (72%) sedangkan responden yang memiliki tindakan baik sebanyak 33 orang (66%), responden yang memiliki sikap tidak baik sebanyak 14 orang (26%) sedangkan responden yang memiliki tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (34%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Fransiska (2010) dimana keterkaitan tingkat sikap responden dengan tingkat tindakan responden tentang penggunaan minyak goreng berulang kali ( 2 kali) menunjukkan bahwa dari 92 orang (90%) responden yang memiliki tingkat sikap baik terdapat 90 orang (90%) yang tingkat tindakan baik.dan 2 orang (2%) responden yang tingkat tindakan cukup. Dari 8 orang (8%) responden yang memiliki tingkat sikap yang cukup terdapat 7 orang (7%) responden yang tingkat tindakan baik dan 1 orang (1%) responden yang tingkat tindakan cukup. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan sikap tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoadmodjo, 2007). Sikap dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk merespon. Sikap tidak selalu otomatis dapat terwujud menjadi sebuah bentuk tindakan, namun sikap merupakan kesiapan manusia untuk bertindak (Fransiska, 2010). Sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan, namun tidak dapat dikatakan bahwa suatu sikap dan tindakan yang memiliki hubungan yang sistematis, atau dengan kata lain bahwa suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (Notoadmodjo, 2005). Sikap ibu rumah tangga yang baik sejalan dengan tindakan ibu rumah tangga yang baik. Sikap responden yang baik menandakan responden sudah siap untuk bertindak. Sikap responden yang baik membuat responden melakukan tindakan yang baik juga (Fransiska, 2010). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada ibu rumah tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. 2. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan minyak jelantah pada ibu rumah tangga di Kelurahan Kleak Kecamatan Malalayang Kota Manado. DAFTAR PUSTAKA Ambarita, M T D Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas Untuk Produksi Metil Ester. Tesis. Program Studi Ilmu Pangan Paska Sarjana IPB. Budiarto, E Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Fadhilla, R A.2008.Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Minyak Goreng Kemasan Merek Bimoli (Kasus : Rumah Tangga Di Kota Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Fransiska, E Karakteristik,Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Rumah Tangga tentang Penggunaan Minyak Goreng Berulang Kali di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal Tahun Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Handoko, Tiyono, Narsito, Dewi T Peningkatan Kualitas Minyak Jelantah 7

8 Menggunakan Adsorben H 5 -NZA dalam Reaktor Sistem Fluid fixed bed. Jurnal,Vol.10,No.2, Hal 122. Jurusan Kimia. Jonarson Analisa Kadar Asam Lemak Minyak Goreng yang Digunakan Penjual Makanan Jajanan Gorengan di Padang Bulan Medan Tahun Skripsi FKM USU, Medan. Ketaren, S Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Kusnandar, F Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta: PT. DIAN RAKYAT Lin, L W Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penjual Gorengan tentan Penggunaan Minyak Goreng di Kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara Medan pada Tahun Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Pembentukan Asam Lemak Trans. Jurnal Kesmas Nasional,Vol.13,No.1, Hal 26. Sartika, R A D Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesmas Nasional Vol.2,No.4. Hal 159. Khomsan, A Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Winarno, FG Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Maulana, H D J Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Muchtadi, D Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta Notoatmodjo, S Pengantar Pendidikan dan Ilmu perilaku Kesehatan. Jakarta Rineka Cipta. Notoadmodjo, S Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Natoatmodjo, S Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Natoatmodjo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Rahayu, A, Husamah, Nugroho, A.D Studi Frekuensi Penggorengan Dari Minyak Jelantah Bermerek Dan Tidak Bermerek Terhadap Nekrosis Sel Hati. PKM penulisan Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Malang. Riyanto, A Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Rukmini, A Regenerasi Minyak Goreng Bekas dengan Arang Sekam Menekan Kerusakan Organ Tubuh. Seminar Nasional Teknologi.Yogyakarta: Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Sartika, R A D Pengaruh Suhu dan Lama Proses Menggoreng(Deep Frying) tehadap 8

9 ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP DI KOTA MANADO Stevinus Pamuna*, Lery Suoth *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukantoro (2010) disimpulkan bahwa pengelolaan limbah klinis tajam Puskesmas di Kota Yogyakarta belum memenuhi kaidah pengelolaan limbah layanan kesehatan yang aman, angka kecelakaan limbah klinis tajam dalam satu tahun dialami oleh 17,20 % petugas yang melayani pasien, 11,11% petugas pengumpul limbah. Kecelakaan juga dialami oleh petugas pengangkut limbah yang berjumlah satu orang. Limbah medis padat mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium dalam bentuk padatan. Selain itu, limbah layanan kesehatan juga mencakup limbah yang berasal dari sumber-sumber kecil atau menyebar misalnya limbah hasil peralatan yang dilakukan di rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis proses pemilahan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan pemusnahan limbah medis padat di puskesmas rawat inap di kota manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang bagaimana pengelolaan limbah medis padat puskesmas di Kota Manado. Lokasi penelitian adalah 3 unit puskesmas yang memiliki insenerator di Kota Manado, yaitu Puskesmas Bahu, Puskesmas Paniki, dan Puskesmas Minanga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli tahun 2012.Berdasarkan observasi yang dilakukan ditemukan bahwa proses pemilahan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan pemusnahan limbah medis padat belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari WHO karena banyaknya kendala teknis dan operasional. Kata kunci: Pemilahan, Pengangkutan, Penyimpaan sementara dan Pemusnahan ABSRACT Based on research by sukantoro in 20th Century, a health care waste management in jogjakarta district still very low compared to WHO s standar procedures, in one year there is 17,20% accident among health staff and 11,11% on people who work on healt care waste management. Solid waste from health care activities is all waste come from health care institute, farm facilities and laboratory which in a solid form. Soled waste from health care activities also classified from a multiple sources as example from health care activities in home. The main purpose of this study is to analyse the segregation, transportation, collecting room, and the annihilation process of this waste from healthcare activities in manado region. This study using qualitative design to get more information about waste from health care activities on paniki bawah health centre, minanga health centre and bahu health centre on june to july Based on the observation and indepth interview the conclusion is the waste of health care activities management on 3 health instalation in manado district still below the WHO s standar because of lack of a lot tecnical and operational problems. Keyword: Segregation, Transportation, Collecting room and The Annihilation 9

10 PENDAHULUAN Saat ini limbah merupakan masalah yang cukup serius, terutama di kota-kota besar. Banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah, swasta maupun secara swadaya oleh masyarakat untuk menanggulanginya, dengan cara mengurangi, mendaur ulang maupun memusnahkannya. Namun semua itu hanya bisa dilakukan bagi limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga saja. Lain halnya dengan limbah yang di hasilkan dari upaya medis seperti Puskesmas, Poliklinik, dan Rumah Sakit. Jenis limbah yang dihasilkan oleh instalasi kesehatan termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan, dimana disana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat zat yang membahayakan lainnya, sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu diatas 800 derajat celcius. WHO (2010) menegaskan bahwa penanganan limbah medis sudah sangat mendesak dan menjadi perhatian Internasional (Pruss, 2005). Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas sebagai salah satu instalasi kesehatan yang menghasilkan limbah, memiliki kewajiban untuk memelihara lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta memiliki tanggung jawab khusus yang berkaitan dengan limbah yang dihasilkan tersebut. Kewajiban yang dimaksud diantaranya adalah kewajiban untuk memastikan bahwa penanganan, pengolahan serta pembuangan limbah yang dilakukan tidak akan menimbulkan dampak yang merugikan kesehatan dan lingkungan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sukantoro (2010) disimpulkan bahwa pengelolaan limbah klinis tajam Puskesmas di Kota Yogyakarta belum memenuhi kaidah pengelolaan limbah layanan kesehatan yang aman, angka kecelakaan limbah klinis tajam dalam satu tahun dialami oleh 17,20 % petugas yang melayani pasien, 11,11% petugas pengumpul limbah. Kecelakaan juga dialami oleh petugas pengangkut limbah yang berjumlah satu orang. Kota Manado yang terdiri dari 9 kecamatan, 87 kelurahan dan memiliki 15 unit puskesmas dimana 6 diantaranya melayani pelayanan rawat inap. Namun, pengelolaan limbah medis padatnya belum dilakukan dengan baik. Berdasarkan survey awal yang diakukan di salah satu puskesmas didapati bahwa meskipun pemilahan limbah medis padatnya telah di programkan tetapi sisa-sisa kegiatan medisnya seperti kapas yang bercampur darah pasien masih menyatu dengan sampah umum, perilaku petugas pengangkut sampah yang mencampurkan sampah medis padat dengan sampah umum juga menjadi masalah. Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado untuk kedepannya seluruh puskesmas di Kota Manado akan beroperasi 24 jam yang pastinya akan meningkatkan volume limbah medis, sementara fasilitas pemusnah limbah medis berupa incenerator yang berfungsi dengan baik hanya 4 dari 15 puskesmas. Menyadari pentingnya pengelolaan limbah medis sesuai prosedur yang dianjurkan dan melihat kenyataan bahwa program pengelolaan limbah medis padat puskesmas di wilayah Kota Manado belum dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran pengelolaan limbah medis padat di masing-masing puskesmas yang ada di Kota Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang bagaimana pengelolaan limbah medis padat puskesmas di Kota Manado. Lokasi penelitian adalah 3 unit puskesmas yang memiliki insenerator di Kota Manado, yaitu Puskesmas Bahu, Puskesmas Paniki, dan Puskesmas Minanga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli tahun Data dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti berdasarkan observasi di lapangan dan wawancara mendalam terhadap informan. Informan yang dimaksud ialah: a. Kepala puskesmas yang terdiri dari: 1. Kepala Puskesmas Minanga 2. Kepala Puskesmas Bahu 3. Kepala Puskesmas Paniki Bawah b. Kepala bidang kesehatan lingkungan puskesmas yang terdiri dari: 1. Kepala bidang kesehatan 2. lingkungan di Puskesmas Minanga 3. Kepala bidang kesehatan lingkungan di Puskesmas Bahu 4. Kepala bidang kesehatan lingkungan di Puskesmas Paniki Bawah 10

11 5. Kepala seksi penyehatan dan pengelolaan lingkungan Dinas Kesehatan Kota Manado. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui sumber lain mengenai gambaran umum puskesmas terkait yang diambil dari profil Dinas Kesehatan Kota Manado. Untuk menetapkan keabsahan data, dilakukan dengan teknik pemeriksaan melalui beberapa kegiatan antara lain dengan triangulasi. Adapun trianguasi yang dilakukan ialah: 1. Triangulasi Sumber Dilakukan wawancara dengan informan yang berbeda, yaitu selain diambil dari Kepala Puskesmas, juga diambi dari Staff Kesehatan Lingkungan, dan pengelola teknis limbah padat di masing-masing puskesmas. 2. Triangulasi Metode Selain menggunakan wawancara mendalam, menggunakan panduan observasi langsung serta penelusuran dokumen. Penyajian data dianggap selesai apabila telah memenuhi kriteria kesesuaian dan kecukupan adekuasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi proses pemilahan di Puskesmas Minanga, Bahu dan Paniki Bawah telah dilakukan, yaitu sampah dipilah berdasarkan jenisnya sampah medis dan sampah nonmedis. Prosedur pemilahan limbah medis padat lanjutan seperti yang dianjurkan WHO yaitu sampah medis dipilah berdasarkan jenisnya belum dilakukan. Hal ini merupakan kebijakan dari kepala masing-masing puskesmas dengan tujuan untuk meminimalisasi biaya dan mempermudah managemen pengelolaan limbah mengingat seluruh limbah medis dimusnahkan di insenerator, padahal WHO merekomendasikan bahwa limbah medis harus dipilah berdasarkan jenisnya karena masing-masing jenis limbah medis memerlukan wadah serta penanganan khusus, yaitu kantung kuat anti robek untuk limbah benda tajam. Di Puskesmas Minanga tempat sampah medisnya tidak memilih tutup seperti di tempat sampah medis di Puskesmas Paniki Bawah dan Bahu, padahal seharusnya tempat sampah medis harus tertutup rapat karena limbah infeksius seperti kapas beresiko bila dapat diakses bebas oleh vektor (WHO,2006). Pemilahan limbah medis padat telah dilakukan di setiap ruangan pelayanan medis dan sesuai observasi di lapangan petugas medis telah meletakkan limbah medis terpisah dari sampah nonmedis. Wadah tempat sampah terpisah tersedia di setiap ruangan pelayanan medis, sedangkan tempat sampah umum disetiap puskesmas telah dipilah antara sampah basah dan sampah kering semuanya dalam wadah tertutup dan dalam kondisi yang baik sesuai dengan ketentuan dari WHO. Secara keseluruhan di Puskesmas Bahu, Minanga dan Paniki tidak memprogramkan adanya training khusus mengenai pengelolaan limbah kepada staf puskesmas, sementara WHO dalam Pruss et all (2005) menuliskan bahwa sebagai proses yang paling penting, seharusnya pihak instansi melakukan training teknik pengeolaan limbah medis bagi staf operasional pengelolaan limbah medis maupun para perawat yang secara langsung menempatkan limbah medis. Petugas operasional penanganan limbah medis yang walaupun latar belakang pendidikannya S1 dan D3 Kesehatan lingkungan harus tetap diingatkan mengenai pentingnya kondisi terpilah ini agar bertahan hingga tahap akhir yaitu pemusnahan karena jika proses segregasi dilakukan dengan baik maka akan menghemat biaya pengelolaan hingga 40% (Pruss, 2005). Berdasarkan hasil wawancara, Puskesmas Paniki dulunya mengalami kendala dalam pemilahan limbah medis padat, yaitu ditemukan sampah medis di tempat sampah umum. Walaupun hal ini sudah tidak terjadi di masa sekarang tetapi tetap menjadi pertimbangan serius melihat di Puskesmas Bahu, Minanga, dan Paniki belum dilakukan proses pengontrolan selama pemilahan, padahal WHO sendiri menganjurkan pentingnya pemantauan khusus selama pemilahan limbah medis, hal ini perlu ditindak lanjuti agar kedepannya tidak terjadi kerugian-kerugian yang seharusnya dapat dicegah. (WHO 2006). Pengangkutan di Puskesmas Bahu, Paniki, dan Minanga dilakukan sesuai dengan frekuensi limbah medisnya. Di puskesmas Minanga yang limbah medisnya relatif sedikit diangkut saat kantong limbah medisnya ¾ dan itu memakan waktu beberapa hari. Di Puskesmas Bahu dan Paniki limbah medisnya diangkut seminggu sekali saat kantong limbah sudah ¾, tapi jika banyak sampah medis yang mengandung darah hari itu juga 11

12 diangkut. Menurut WHO (2005) limbah medis harus diangkut setiap hari, tetapi untuk asas efisiensi hal itu belum dilakukan di ketiga puskesmas ini mengingat kuantitas limbah medis yang sebagian besar berasal dari luar instansti dan periode pembakaran insenerator yaitu 2 minggu sekali. Pengangkutan off-site hanya terdapat di puskesmas bahu dengan angkutan khusus untuk pengangkutan limbah medis, pengangkutan on-site masih dilakukan secara manual oleh petugas yang mana di Puskesmas Paniki dan Minanga petugas operasionalnya menggunakan APD saat pengumpulan, sementara di Puskesmas Bahu staf operasionalnya tidak menggunakan APD sesuai anjuran karena alasan kenyamanan. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat belum tersedianya troli pengangkut dan pangangkutan secara manual sangat rentan akan kecelakaan akibat limbah benda tajam (sukantoro 2010). Di Puskesmas Minanga, yang walaupun limbah medisnya sedikit tetapi melayani pemusnahan limbah medis dari siloam hospital dalam jumlah yang relative besar belum memiliki ruang penampungan sementara limbah medis. Limbah medis padanya diletakkan didekat incenerator yang mana dapat diakses oleh tikus dan serangga yang menjadi vektor berbagai penyakit. Di puskesmas paniki yang melayani pemusnahan limbah medis sebagian besar puskesmas masih meletakkan limbah medisnya di ruangan sementara yang masih dapat diakses oleh vektor penyakit seperti tikus dan serangga. Puskesmas bahu telah memiliki ruang tetap untuk penampungan sementara limbah medis namun ruang penampungannya belum bebas hewan pengerat dan serangga, sementara WHO mengharuskan ruang tertutup bebas serangga dan hewan pengerat sebagai ruang penampungan sementara. Untuk waktu penampungan telah melewati standar yang ditetapkan oleh WHO yaitu limbah medis ditampung maksimal selama 48 jam (WHO, 2006), mengingat kapasitas incenerator yang frekuensi pembakarannya sekali dalam 2 minggu mengharuskan limbah medis ditampung sedikit lama. Hal ini kiranya dapat menjadi acuan kedepannya untuk system penampungan limbah medis padat yang baik. Pemusnahan limbah medis padat puskesmas di Kota Manado secara keseluruhan menggunakan incenerator. Baru-baru ini Dinas Kesehatan Kota Manado menempatkan 2 unit incenerator di puskesmas minanga dan puskesmas paniki, yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan puskesmas mengenai pengelolaan limbah medis padat. Secara keseluruhan tahapan ini mengalami kendala, di Puskesmas Bahu yang inceneratornya lebih dahulu ada, saat ditempatkan di areal puskesmas mendapat protes dari warga sekitar karena asap sisa pembakaran dari incenerator berwarna hitam dan dinilai mencemari lingkungan namun sekarang telah direlokasi ke tempat yang jauh dari pemukiman. Di Puskesmas Minanga inceneratornya tidak berfungsi dengan maksimal karena gangguan teknis yaitu aliran listrik yang seringkali padam, mengakibatkan sampah medis tidak terbakar sempurna, kemampuan incenerator yang seharusnya dapat membakar botol bekas dan jarum suntik dalam sekali bakar juga belum dicapai, hal ini juga dibuktikan oleh staff operasional Puskesmas Minanga yang mengatakan untuk botol dan jarum hancur menjadi abu saat pembakaran yang kelima kali. Sementara seharusnya incenerator harus membakar habis semua jenis sampah dalam sekali pembakaran (WHO 2005). Ketiga puskesmas ini juga mengalami kendala dalam penganggaran yang masih mengandalkan kebijakan khusus dari pihak puskesmas untuk sumber anggaran yang seharusnya sudah di anggarkan oleh dinas kesehatan. Namun pemusnahan limbah medis padat di kedua puskesmas ini dalam kurun waktu 1 dekade terakhir dinilai tidak mengganggu lingkungan dan masyarakat. Kontrol dan Evaluasi dari Dinas Kesehatan Kota Manado Pengawasan dari pihak Dinas Kesehatan Kota Manado telah sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh WHO yaitu 1x24 jam. Dinas kesehatan harus bekerjasama dengan seluruh puskesmas Kota Manado untuk menemukan solusi bersama yang tepat berdasarkan kendala yang ada, koordinasi yang baik harus ditingkatkan agar tidak terjadi miskomunikasi antara kedua belah pihak. Penampungan sementara dan pemusnahan yang banyak mengalami kendala teknis dan operasional harus segera dicari pemecahannya agar kedepannya pengelolaan limbah medis padat tidak mengganggu keseimbangan ekologis, mungkin proses pemusnahan dilakukan secara community based seperti di negara asia lainnya dapat dianut karena dinilai lebih baik daripada sistem parsial (WHO, 1997). 12

13 KESIMPULAN 1. Sistem pemilahan limbah telah dilakukan pada Puskesmas Bahu, Puskesmas Minanga dan Puskesmas Paniki Bawah. Limbah umum telah terpilah dari limbah medis namun limbah medisnya belum dipilah mengingat kuantitas dan efektifitas teknik pemusnahannya dimana limbah medis dimusnahkan sekaligus di insenerator, saat ini sudah tidak pernah ditemukan sampah medis yang bercampur dengan sampah nonmedis yang mengindikasikan sampah medis padatnya telah terpilah. 2. Sistem pengangkutan limbah medis padat di puskesmas Bahu, Puskesmas Minanga dan Puskesmas Paniki Bawah masih dilakukan secara manual dimana petugas operasional di puskesmas minanga dan paniki telah memakai peralatan pelindung sesuai dengan yang dianjurkan, kecuali di puskesmas bahu. Pengangkutan off-site hanya dilakukan di puskesmas bahu dengan menggunakan angkutan khusus puskesmas berupa mobil pick-up yang tidak digunakan untuk fungsi lain. 3. Penampungan sementara di Puskesmas Bahu, Puskesmas Minanga dan Puskesmas Paniki memerlukan perhatian khusus, mengingat hanya Puskesmas Bahu yang memiliki ruang penampungan sementara limbah medis padat dan belum bebas serangga serta hewan pengerat, limbah medis di Puskesmas Paniki Bawah masih ditempatkan sementara di ruangan baru yang belum difungsikan. Namun, kedepannya pihak puskesmas akan menyediakan ruang khusus untuk penampungan limbah medis. Di Puskesmas Minanga yang jumlah limbah medisnya sedikit tidak menampung limbah medis mereka, limbah medis diangkut saat akan dimusnahkan. Namus, Puskesmas Minanga melayani pemusnahan limbah medis padat dari Rumah Sakit Siloam yang jumahnya reatif besar dan ditenpatkan di dekat insenerator karena belum memiliki ruang penampungan sementara limbah medis padat. 4. Sistem pemusnahan limbah medis padat di puskesmas Bahu, Puskesmas Minanga dan Puskesmas Paniki menggunakan Insenerator dimana dalam pengoperasiannya masih banyak mengalami kendala teknis dan operasional yang perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti, di Puskesmas Paniki Bawah dan Puskesmas Minanga memiliki type insenerator yang sama dimana belum mampu memusnahkan seluruh jenis sampah medis dalam sekali pembakaran sedangkan di Puskesmas Bahu sebelum direlokasi mendapat protes dari masyarakat sekitar karena dinilai mengganggu kenyamanan. Ketiga puskesmas ini juga memiliki kendala teknis berupa kelangkaan bahan bakar serta kendala operasional mengenai pembiayaan yang sifatnya masih ditanggung puskesmas secara mandiri. DAFTAR PUSTAKA Azwar, A Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Dinas Kesehatan Kota Manado Profil Dinas Kesehatan Kota Manado. Manado Mukono, H.J Prinsip dasar kesehatan lingkungan, Airlangga University Press Mulyani sri Evaluasi pengelolaan kesehatan lingkungan puskesmas poned omben kabupaten sampang, edition (online) diakses 6 maret 2012 Notoatmodjo. S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pruss, A., Giroult, E. & Rushbrook, P Safe Management of Waste from Health Care Activities. 1st Edition. Alih Bahasa. Widyastuti, P. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC Reinhardt PA, Gordon JH Infectious and medical waste. Chelsea MI, Lewis Pubishers. Satori, D & Komariah, A Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :Alfabeta Sukantoro Pengelolaan limbah klinis tajam puskesmas kota Yogyakarta, 13

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP DI KOTA MANADO Stevinus Pamuna* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSRACT Based on research by sukantoro in 20th Century,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Minyak jelantah, Pelaku Usaha Rumah Makan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Minyak jelantah, Pelaku Usaha Rumah Makan, Pengetahuan, Sikap, Tindakan HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH PADA PELAKU USAHARUMAH MAKAN DI KELURAHAN BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Janis Anugerah Mikhael Warouw* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat

Lebih terperinci

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH DAN PENDAPATAN DENGAN TIDAKAN PENGGUNAN MINYAK JELANTAH PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA POIGAR III KECAMATAN POIGAR KABUPATEN BOLAANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat pengolah bahan bahan makanan. Dalam keseharian minyak

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai alat pengolah bahan bahan makanan. Dalam keseharian minyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolah bahan bahan makanan. Dalam keseharian minyak berfungsi sebagai penghantar panas

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH PADA PENJUAL GORENGAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN ABSTRAK

PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH PADA PENJUAL GORENGAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN ABSTRAK PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH PADA PENJUAL GORENGAN DI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN Ariana Sumekar 1, Siti Uswatun Chasanah 2 Citra Levitania Puspita Dewi 3 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi

I. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi I. PENDAHULUAN Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak goreng merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, dan karena itu dalam keseharian minyak berfungsi sebagai penghantar panas dan penambah cita rasa gurih.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih.

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minyak goreng merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, dan karena itu dalam keseharian minyak berfungsi sebagai penghantar panas dan penambah cita rasa gurih.

Lebih terperinci

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGOLAH SAMPAH DI DUSUN PADUKUHAN DESA SIDOKARTO KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Surahma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA. Meytha Mandagi*, Christian R. Tilaar*, Franckie R.R Maramis*

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng

BAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng dalam minyak. Masyarakat Indonesia sebagian besar menggunakan minyak goreng untuk mengolah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III Reinhard Yosua Lontoh 1), A. J. M. Rattu 1), Wulan P. J. Kaunang 1)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Glorio F. Kawulur*, Franckie R. R. Maramis*, Ardiansa A. T. Tucunan*

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan

Lebih terperinci

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETUGAS KEBERSIHAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PUSKESMAS KOTA BANJARBARU Norsita Agustina, Hilda Irianty, Nova Tri Wahyudi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak merupakan salah satu sumber energi yang penting bagi tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan menjadi dua, yaitu lemak

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI Afifa Ayu, Farida Rahmawati, Saifudin Zukhri INTISARI Makanan jajanan sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG BAHAYA MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) BAGI KESEHATAN

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG BAHAYA MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) BAGI KESEHATAN KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG BAHAYA MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) BAGI KESEHATAN Di Dusun Ngendut Utara Desa Pucanganom Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Oleh : USWAH AZIZAH NIM: 11611976

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN PROMOSI BPJS KESEHATAN DAN PENGETAHUAN PASIEN DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BPJS KESEHATAN DI RSUD AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN Vera J. Tumbuan *, Febi K. Kolibu *, Budi T. Ratag * * Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan tempat yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Hampir semua orang tidak tergantung usia dan tingkat sosial yang menyadari

Lebih terperinci

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir akhir ini persoalan limbah menjadi masalah yang cukup serius bagi pencemaran lingkungan, dimana aktiftitas dan jumlah penduduk yang semakin bertambah menambah

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN RABIES PADA PEMILIK ANJING DI KELURAHAN BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO TAHUN 2016 Julianti Jeanette Sabono*, Jootje M. L. Umboh*, Billy

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS DI RUMAH SAKIT TK.II KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA Desi Juliannur, Sunarsieh dan Aryanto Purnomo Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail:

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE

Lebih terperinci

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG

PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG J. Pilar Sains 6 (2) 2007 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ISSN 1412-5595 PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng sering digunakan untuk menggoreng makanan secara berulangulang, sehingga warnanya berubah menjadi coklat tua atau hitam dan kemudian limbah minyak tersebut

Lebih terperinci

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MODOINDING KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN Susdita R. Mailangkay*, Ardiansa A.T.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan dan upaya pemerintah dalam memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO (World Health Organisation) tahun 1957 diberikan batasan yaitu suatu bagian menyeluruh, integrasi dari

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan kebutuhan masyarakat yang saat ini harganya masih cukup mahal, akibatnya minyak goreng digunakan berkali-kali untuk menggoreng, terutama dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. ini mempunyai konsekuensi perlunya pengelolaan limbah rumah sakit sebagai bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber limbah B3 yang harus mendapat perhatian. Limbah B3 yang dikeluarkan dari rumah sakit meliputi limbah infeksius, sisa operasi, sisa suntikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari. tujuan nasional (Depkes RI, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional Indonesia yang diatur di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dijelaskan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde*, Nancy S.H Malonda*, Paul A.T Kawatu*

Lebih terperinci

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT EFFECT OF SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURE (SSOP) SOCIALIZATION TO KNOWLEDGE ON SANITATION HYGIENE OF FOOD PROCESSING STAFF AT NUTRITION INSTALLATION OF PROF. DR. W. Z JOHANES HOSPITAL KUPANG Cindy

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO TAHUN 2014 Merry M. Senduk*, Ricky C. Sondakh*,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN TINDAKAN PEMILIK ANJING DALAM PENCEGAHAN RABIES DI DESA KOHA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Mentari O.Pangkey*John. Kekenusa** Joy.A.M. Rattu*

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh lapisan masyarakat indonesia. Kebutuhan akan minyak goreng setiap tahun mengalami peningkatan karena makanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO Fitri Wulandani Suikromo 1), Ardiansa Tucunan 1), Christian Tilaar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal kehidupan manusia, sampah/limbah belum menjadi suatu masalah tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan ruang untuk hidup tetap, maka makin

Lebih terperinci

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI SDN 001 TERATAK KECAMATAN RUMBIO JAYA TAHUN 2015 Syafriani Lecturer STIKes Tambusai Riau Syafrianifani@ymail.com ABSTRAK Menurut

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013 TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Kriswiharsi Kun Saptorini *), Tiara

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis professional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Pas Photo. 3x4 cm. Tempat / Tanggal Lahir : Johor, Malaysia / 3 July : No. 4, Jalan Dr Mansyur, Medan.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Pas Photo. 3x4 cm. Tempat / Tanggal Lahir : Johor, Malaysia / 3 July : No. 4, Jalan Dr Mansyur, Medan. Lampiran 1: DAFTAR RIWAYAT HIDUP Pas Photo 3x4 cm Nama : Lau Wei Lin Tempat / Tanggal Lahir : Johor, Malaysia / 3 July 1990 Agama Alamat Riwayat Pendidikan : Buddha : No. 4, Jalan Dr Mansyur, Medan. :

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Putu Rivan Gregourian Budiarta 1), Chreisye K. F. Mandagi 1),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan November 2011, dimana data yang diambil adalah data sekunder

Lebih terperinci

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

OLEH: S. HINDU MATHI NIM FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN 2013 SKRIPSI OLEH: S. HINDU MATHI

Lebih terperinci

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA BORGO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA. Yosh Christanto Doa*, Jootje M.L. Umboh*,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis sistem..., Dian Fitri Arestria, FKM UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perhatian dunia saat ini terhadap keberlangsungan bumi dan lingkungan semakin meningkat. Berbagai forum internasional tentang lingkungan terus digelar yang telah menghasilkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan* FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan* *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Dengan adanya

Lebih terperinci

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu Correlation of Attitudes and Participation Mother in Posyandu with The Occurance Diarrhea of Toddlers in Posyandu Natar Village Nusadewiarti A, Larasati TA, Istiqlallia Faculty of Medicine Lampung University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan minyak nabati yang telah dimurnikan, dibuat dari bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski dari bahan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 http://jurnal.fk.unand.ac.id 635 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 Selvi Indriani Nasution 1, Nur Indrawati Liputo 2, Mahdawaty

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain studi Penelitian ini merupakan penelitian yang memanfaatkan penelitian sebelumnya mengenai Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans terhadap Profil Lipid Darah yang dilakukan

Lebih terperinci

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN TINDAKAN MENGIMUNISASI POLIO DI POSYANDU ANGGREK DESA LANGENHARJO KELURAHAN LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Sri Aminingsih

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,

Lebih terperinci

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bahan bakar minyak bumi merupakan sumber energi utama yang digunakan di berbagai negara. Tingkat kebutuhan manusia akan bahan bakar seiring meningkatnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh : MEIRINA MEGA MASTUTI 040112a028 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM. HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN RUMAH SEHAT DI KELURAHAN PEKAN SELESEI KECAMATAN SELESEI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 Oleh: ROY ANTONIUS TARIGAN NIM. 061000113

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 0 Cut Permataan Cahaya Mahasiswi S- Kesehatan Masyarakat STIKES

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG May Ira Sopha Abel 9810044 Pembimbing: Felix Kasim, dr, M.Kes

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU Rita Afni Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. KANDOU KOTA MANADO RELATIONSHIP BETWEEN NURSE SERVICE WITH THE

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang). HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA THE RELATIONSHIP BETWEEN WORK MOTIVATION WITH THE PERFORMANCE OF HEALTH WORKERS IN

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN PENDORONG TERHADAP PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUTAR KECAMATAN PAGARAN KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013 PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013 I Gusti Ngurah Agung Indra Suharta 1, I Ketut Suarjaya 2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SARAH PATUMONA MANALU NIM. 091000047

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINGKAT PENERAPAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA Rusiawati, 2 Agus Fitriangga, Virhan Novianry mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter FK untan, 2 Departemen IKM, IKK, dan Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis,

Lebih terperinci

PENCEGAHAN PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS MINYAK KELAPA SAWIT

PENCEGAHAN PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS MINYAK KELAPA SAWIT PENGARUH ASAM LEMAK TRANS MINYAK KELAPA SAWIT Pada PENGOLAHAN MAKANAN TERHADAP KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN dan LOW DENSITY LIPOPROTEIN dalam TUBUH dan PENCEGAHAN PEMBENTUKAN ASAM LEMAK TRANS MINYAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini masih mengahadapi masalah sanitasi dan perilaku untuk hidup bersih dan sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat

Kata Kunci : Pengelolaan, Limbah Medis Padat ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT TK.III ROBERT WOLTER MONGINSIDI MANADO Bebi Darlin Kakambong *, Harvani Boky *, Rahayu H. Akili * * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola* HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. Randa Manik*, Franckie R.R. Maramis*, Febi K. Kolibu*

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan.kebutuhan

Lebih terperinci

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty

Lebih terperinci