Oleh : MUHAMMAD HASBI ASSIDDIQI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : MUHAMMAD HASBI ASSIDDIQI"

Transkripsi

1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU Oleh : MUHAMMAD HASBI ASSIDDIQI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU KARYA TULIS ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Oleh : MUHAMMAD HASBI ASSIDDIQI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 LEMBAR PENGESAHAN Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Penanganan Diare pada Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru NAMA : M. HASBI ASSIDDIQI NIM : Pembimbing Penguji (dr. Zairul Arifin, Sp.A, DAFK) ( dr. Arlinda Sri Wahyuni, M.Kes ) NIP: NIP: Medan, 2 Desember 2009 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH ) NIP:

4 ABSTRAK Diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia, yang menyebabkan satu miliar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Diare membutuhkan penanganan yang cepat dan adekuat, karena itulah pengetahuan keluarga akan penanganan diare sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan diare pada balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Desain penelitian ini adalah penelitian survey deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 267 orang ibu yang memiliki balita yang berdomisili di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Subjek yang memenuhi syarat dan bersedia mengikuti penelitian ini serta telah menandatangani surat persetujuan penelitian akan diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan kuesioner. Selanjunya data dianalisa dengan analisa deskriptif program SPSS 15. Dari penelitian ini diperoleh bahwa pengetahuan responden terhadap penanganan diare mayoritas berada pada kategori sedang, yaitu 178 orang (66.7%) responden, kategori baik sebanyak orang 62 (23.2%) responden, dan kategori kurang sebanyak 27 orang (10.1 %) responden. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu terhadap penanganan diare pada balita di di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru berada pada kategori sedang. Kata kunci: penanganan, diare, pengetahuan, ibu

5 ABSTRACT Diarrhea is the leading cause of morbidity and mortality in worldwide children population, which caused 1 billion incidences of diarrhea and 2-4 million deaths every year. Diarrhea needs a fast and adequate treatment, that is the reason why prior knowledge in treating diarrhea is crucial. The objective of this study is to know about the prior knowledge of the mothers in treating toddler with diarrhea in Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. This study used a descriptive design. The subjects of the study are 267 mothers who have toddler and resided in Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. The subjects who were qualified and consented to participate in the research by signing the form will be asked to answer the questionnaire. The collected datas will be analyzed using SPSS 15 program. The study result for knowledge level showed the majority of 178 subjects (66.7%) were catagorized as moderate, 62 subjects (23.2%) were catagorized as poor, and 27 subjects (10.1%) were catagorized as good. From the overall study result, we can conclude that the knowledge level of the mothers in Kelurahan Kota Matsum III Kecamatan Medan Kota were in moderate category. Keyword: treatment, diarrhea, knowledge, mother

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Karya tulis ilmiah ini berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Penanganan Diare di Kelurahan Padag bulan Kecamatan Medan Baru. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak dr. Zairul Arifin, Sp.A, DAFK, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Ibu dr. Endang H. Ganie, DTM&H, Sp.ParK, selaku Dosen Penasehat Akademis yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran USU. 4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 5. Terima kasih yang tiada tara penulis persembahkan kepada Bapak dan ibu tercinta dr. Muhammad Siddik dan Hanna, yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan. 6. Seluruh masyarakat Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru atas bantuan dan partisipasinya dalam proses pengumpulan data penelitian ini.

7 7. Seluruh teman-teman Stambuk 2006, terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih dan semoga Allah SWT memberikan imbalan pahala yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua. Medan, 25 November 2009 Penulis, M. Hasbi Assiddiqi

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PERSETUJUAN... i ABSTRAK... ii ABSTRACK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Diare Definisi Klasifikasi Patofisiologi Patogenesis Diagnosis Penatalaksanaan Pengetahuan BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL Kerangka Konsep Penelitian Definisi Operasional BAB 4 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian... 19

9 4.4. Etika Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Deskripsi Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Penanganan Diare Akut pada Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Pembahasan BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 2.1. Skor Penilaian Klinis Dehidrasi 10 Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur 23 Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 24 Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan 24 Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner 25 Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 26

11 DAFTAR LAMPIRAN Daftar Riwayat Hidup Kuesioner Penelitian Lembar Persetujuan (Informed Consent) Penelitian Surat Izin Penelitian Data Induk

12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia, yang menyebabkan satu miliar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya (Pickering, 2000). Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota Assosiation South East Asia Nation (ASEAN). Penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang adalah diare. Sampai saat ini diare tetap sebagai child killer peringkat pertama di Indonesia (Warouw, 2002 dalam Warman, 2008). Di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya, sebagian besar dari penderita ini adalah anak dibawah lima tahun. Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kejadian diare. Sebagian dari penderita akan jatuh kedalam dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong, 50-60% diantaranya dapat meninggal. Hal inilah yang menyebabkan sejumlah anak dibawah lima tahun meninggal setiap tahunnya (Noerasid, 2003). Pada anak dan keluarga diare menyebabkan masalah keperawatan yang kompleks, diantaranya kurang volume cairan, kurang nutrisi, gangguan integritas kulit, kurang pengetahuan (keluarga), kecemasan atau ketakutan. Masalah kurang pengetahuan (keluarga) pada anak dengan diare ini dapat disebabkan oleh karena informasi yang kurang atau budaya yang menyebabkan tidak mementingkan pola hidup yang sehat. Sehingga rasa ingin tahu masih

13 kurang, khususnya dalam penanganan atau pencegahan diare. Untuk itu rencana yang dilakukan adalah mengatasi masalah pengetahuan agar keluarga memahami atau mengetahui cara mangatasi masalah diare (Hidayat, 2006) Rumusan Masalah Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan diare akut pada balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tujuan Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan diare akut pada balita Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang penangan diare secara umum 2. Mengetahui gambaran karakteristik usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan ibu yang memiliki balita di Kelurahan Padang Bulan Manfaat 1. Bidang pengabdian masyarakat, berguna untuk meningkatkan promosi kesehatan tentang penanganan diare akut pada masyarakat di kawasan penelitian. 2. Di bidang penelitian, hasil penelitian daharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan penanganan diare pada balita. 3. Bagi institusi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi puskesmas di wilayah penelitian sebagai bahan evaluasi dalam promosi kesehatan tentang penangan diare.

14 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare Definisi Diare adalah buang air besar yang lunak atau cair dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari. Biasanya merupakan gejala dari infeksi gastrointestinal yang dapat diasebabkan oleh berbagai bakteri, virus ataupun parasit. Infeksi dapat menular dari makanan ataupun minuman yang terkontaminasi, ataupun melalui personal yang kebersihannya kurang (WHO, 2009). Menurut Hidayat (2006), diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali sehari dan pada neonatus lebih dari empat kali sehari dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat, 2006). Definisi terbaik untuk diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja. Bayi kecil mengeluarkan tinja kira-kira 5 g/kgbb/hari. Jumlah ini meningkat sampai 200 gram tiap hari pada orang dewasa. Penyerapan air terbanyak terjadi di dalam usus halus; kolon memekatkan isi usus pada keadaan osmotik tinggi. Usus halus pada orang dewasa dapat menyerap cairan, yang diminum atau yang disekresikan, sebanyak L/hari; sedangkan kolon menyerap sekitar setengah liter. Kelainan yang mengganggu penyerapan di usus halus cenderung menyebabkab diare yang lebih banyak, sedangkan kelainan penyerapan di kolon menyebabkan diare yang lebih sedikit (Ulshen, 2000) Klasifikasi Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan:

15 1. Lama waktu diare: a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair atau lembek dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. b. Diare kronik, adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari. Sebenarnya para pakar di dunia telah mengajukan beberapa kriteria mengenai batasan kronik pada kasus diare tersebut, ada yang 15 hari, 3 minggu, 1 bulan dan 3 bulan, tetapi di Indonesia dipilih waktu 15 hari agar dokter tidak lengah, dapat lebih cepat menginvestigasi penyebab diare dengan lebih cepat. 2. Mekanisme patofisiologik: a. osmolalitas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik b. sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik c. malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak d. defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit e. motilitas dan waktu transit usus abnormal f. gangguan permeabilitas usus g. inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik h. infeksi dinding usus, disebut diare infeksi 3. Penyebab infektif atau non-infektif 4. Penyebab organik atau fungsional (Simadibrata, 2006) Patofisiologi Dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus, perpindahan air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran

16 larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida dan glukosa. Patogenesis kebanyakan episode diare dapat dijelaskan dari kelainan sekretorik, osmotik atau motilitas, atau kombinasi dari hal-hal tersebut (Ulshen, 2000) Diare Sekretorik Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali (Simadibrata, 2006). Diare sekretorik sering disebabkan oleh zat-zat pemacu sekresi, seperti toksin kolera, yang terikat pada reseptor di epitel permukaan usus dan kemudian memacu akumulasi camp atau cgmp di dalam sel. Beberapa asam lemak intralumen dan garam empedu menyebabkan mukosa kolon mensekresi melalui mekanisme ini. Diare sekretorik umumnya menetap walaupun dipuasakan (Ulshen, 2000) Diare Osmotik Diare osmotik terjadi setelah makanan cair sulit diserap. Larutan tersebut mungkin memang merupakan larutan yang biasanya sulit diserap (misalnya, magnesium, fosfat, atau zat yang tak tercerna, gula yang tak terserap, alkohol, atau sorbitol) atau zat yang tidak diserap dengan baik karena adanya kelainan pada usus halus. Karbohidrat yang mengalami malabsorbsi ini secara khas difermentasi di usus besar dan menghasilkan asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid = SCFA). Walaupun asam lemak rantai pendek yang ada di kolon dapat diserap dan dipakai sebagai sumber tenaga, namun pengaruh sebenarnya adalah meningkatnya beban larutan osmotik. Bentuk diare ini biasanya jumlahnya lebih sedikit dibanding diare sekretorik dan berhenti dengan berpuasa. Osmolalitas tinja tidak bisa dihitung dari kandungan elektrolitnya, karena adanya komponenkomponen osmotik lainnya. Gangguan motilitas mungkin berhubungan dengan perpindahan yang cepat atau lambat, dan umumnya tidak berhubungan dengan

17 jumlah diare yang banyak. Motilitas yang lambat mungkin berhubungan dengan pertumbuhan bakteri yang berlebihan sebagai penyebab diare (Ulshen, 2000) Malabsorbsi asam empedu dan asam lemak Diare tipe malabsorbsi asam empedu dan melabsorbsi lemak didapatkan pada gangguan pembentukan getah empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati (Simadibrata, 2006) Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit Diare akibat defek sistem pertukaran anion/transpor elektrolit aktif di enterosit disebabkan adanya hambatan mekanisme transpor aktif Na-K-ATPase di enterosit dan absorbsi natrium dan air yang abnormal (Simadibrata, 2006) Motilitas dan waktu transit usus abnormal Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan irregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Penyebab gangguan motilitas antara lain diabetes melitus dan hipertiroid (Simadibrata, 2006) Gangguan permebilitas usus Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal akibat kelainan morfologi membran epitel spesifik pada usus halus (Simadibrata, 2006) Diare inflamatorik

18 Diare tipe ini disebabkan adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumen, gangguan absorbsi air dan elektrolit. Inflamasi mukosa usus halus dapat disebabkan infeksi atau non infeksi (Simadibrata, 2006) Diare infeksi Diare akut infektif sering terjadi. Diare menyebar dengan cepat dalam komunitas tertutup, seperti di rumah atau bangsal perawatan rumah sakit. Diare berpotensi menjadi penyakit mematikan, terutama pada bayi kecil atau bayi dengan malnutrisi. Penyebabnya adalah virus atau bakteri, meski penyakit serupa dapat disebabkan oleh eksotoksin bakteri atau keracunan bahan kimia (Meadow, 2005) Patogenesis Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausal dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna, antara lain: keasaman lambung, motilitas usus, imunitas dan juga lingkungan mikroflora usus. Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman. Patogenesis diare karena infeksi bakteri terdiri atas: a. Diare karena bakteri non-invasif Bakteri non-invasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresi oleh bakteri tersebut, yang disebut diare toksigenik. Enterotoksin yang dihasilkan kuman Vibrio cholera merupakan protein yang dapat menempel pada epitel usus, yang lalu membentuk adenosin monofosfat siklik (AMP siklik) di dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat dan kation natrium dan kalium. Mekanisme absorbsi ion natrium

19 melalui mekanisme pompa natrium tidak terganggu, karena itu keluarnya ion klorida (diikut i ion bikarbonat, air, natrium, ion kalium) dapat dikompensasi oleh meningginya absorbsi ion natrium (diiringi oleh air, ion kalium, dan ion bikarbonat, klorida). b. Diare karena bakteri invasif Bakteri yang merusak antara lain Enteroinvasive E. Coli (EIEC), Salmonella, Shigella, Yersinia, C.perferingens tipe C. Diare disebabkan oleh kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi. Sifat diarenya sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Walaupun demikian infeksi kuman-kuman ini dapat juga bermanifestasi sebagai diare koleriformis. (Simadibrata, 2006) Diagnosis Anamnesis Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya berlangsung kurang dari 15 hari. Diare karena penyakit usus halus biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering berhubungan dengan malabsorpsi, dan dehidrasi sering didapatkan. Diare karena kelainan kolon seringkali berhubungan dengan tinja berjumlah kecil tetapi sering, bercampur darah dan ada sensasi ingin ke belakang. Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas, yaitu mual, muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang sering, malabsorptif, atau berdarah tergantung bakteri patogen yang spesifik. Secara umum, patogen usus halus tidak invasif, dan patogen ileokolon lebih mengarah ke invasif. Muntah yang mulai beberapa jam

20 dari masuknya makanan mengarahkan kita pada keracunan makanan karena toksin yang dihasilkan. Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan asupan oral terbatas karena mual dan muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia. Dehidrasi bermanifestasi seagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan warna urine gelap, tidak mampu berkeringat, dan perubahan ortostatik. Pada keadaan berat, dapat mengarah ke gagal ginjal akut dan perubahan status jiwa seperti kebingungan dan pusing kepala. Derajat dehidrasi dapat ditentukan berdasarkan: a. Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan: 1. Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB). Gambaran klinisnya turgor berkurang, suara serak, dan pasien belum jatuh dalam presyok. 2. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB). Dengan gambaran klinis turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam. 3. Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10% BB). Dengan gambaran tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran yang menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, dan sianosis. b. Berat Jenis Plasma: pada dehidrasi BJ plasma meningkat 1. Dehidrasi berat: BJ plasma 1,032-1, Dehidrasi sedang: BJ plasma 1,028-1, Dehidrasi ringan: BJ plasma 1,024-1,028 c. Pengukuran Central Venous Pressure (CVP): Bila CVP +4 sampai dengan +11 cm H 2 O: normal. Syok atau dehidrasi maka CVP kurang dari +4 cm H 2 O. (Simadibrata, 2006)

21 Pemeriksaan Fisik Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna dalam menetukan beratnya diare daripada menentukan penyebab diare. Status volume dinilai dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal yang penting. Adanya dan kualitas bunyi usus dan ada tidaknya distensi abdomen dan nyeri tekan merupkan clue bagi penentuan etiologi (Simadibrata, 2006) Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada diare akut antara lain: 1. Rehihdrasi. Bila pasien keadaan umum baik tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup dan keripik asin. Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik mengandung elektrolit dan gula atau starch harus diberikan. Terapi rehidrasi oral murah, efektif dan lebih praktis daripada cairan intravena. Cairan diberikan ml/kgbb/24jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi. Prinsip menentukan jumlah cairan yag akan diberikan yaitu sesuai dengan jumah cairan yang keluar dari tubuh. Macam-macam peberian cairan: 1. BJ plasma dengan rumus: BJ plasma 1,025 Kebutuhan cairan = 0,001 x Berat badan x 4ml 2. Metode Pierce berdasarkan klinis: Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5% x berat badan(kg) Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan = 8% x berat badan(kg)

22 Dehidrasi berat, kebutuhan cairan =10% x berat badan(kg) 3. Metode Daliyono berdasarkan skor klinis: Tebel 2.1. Skor Peilaian Klinis Dehidrasi Klinis Rasa haus/muntah Tekanan darah sistolik mmhg Tekanan darah sistolik < 60 mmhg Frekuensi nadi>120 kali/menit Kesadaran apati Kesadaran somnolen, sopor atau koma Frekuensi napas > 30 kali/menit Facies cholerica Vov cholerica Skor Turgor kulit menurun Washer woman s hand Ekstremitas dingin Sianosis Umur tahun Umur > 60 tahun Kebutuhan cairan = Skor 15 x 10% x kgbb x 1 liter Bila skor kurang dari 3 dan tidak ada syok, maka hanya diberikan cairan peroral (sebanyak mungkin sedikit demi sedikit). Bila skor lebih atau sama dengan 3 disertai syok diberikan ceiran per intravena. Cairan rehidrasi dapat diberikan melalui oral, enteral melalui selang nasogastrik atau intravena. Bila dehidrasi sedang/berat sebaiknya pasien diberikan cairan melalui infus pembuluh darah. Sedangkan dehidrasi ringan/sedang pada pasien masih dapat diberikan cairan peroral atau selang nasogastrik, kecuali bila ada kontraindikasi atau saluran cerna atas tak dapat dipakai. Pemberian cairan dehirasi terbagi atas:

23 1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial) diberikan jumlah total kebutuhan cairan menurut rumus diberikan langsung 2. Satu jam berikut (tahap kedua) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan cairan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor Daliyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral. 3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan Insensible water loss (IWL). Pada keadaan dehidrasi ringan, rehidrasi dapat dilakukakan oleh ibu dengan menggunakan prinsip penangan diare di rumah yaitu: 1. Beri cairan tambahan sebanyak yang anak mau, dengan: Jelaskan kepada ibu: a. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian. b. Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. c. Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif berikan 1 atau lebih cairan berikut: oralit, larutan gula garam, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang. Anak harus diberi oralit di rumah jika: a. Anak telah diobati dengan rencana terapi C dalam kunjungan. b. Anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah parah. Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit dengan memberi 6 bungkus oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah.

24 Tunjukkan kepada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairannya sehari-hari a. Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak. b. Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali berak. Katakan Kepada ibu: a. Agar meminumkan sedikit demi sedikit tetapi sering dari cangkir. b. Jika anak muntah, tunggu 10 menit kemudian lanjutkan lagi lebih lambat. c. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti. 2. Lanjutkan pemberian makan 3. Kapan harus kembali ke Puskesmas (Departemen Kesehatan, 2006) 2. Diet Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat. Pasien dianjurkan justru minum muniman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik dan sup. 3. Antibiotik Kebanyakan pasien memiliki penyakit yang ringan, self limited disease karena virus dan bekteri non-invasif, pengobatan empirik tidak dianjurkan pada semua pasien. Pengobatan empirik diindikasikan pada pasien-pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif, diare turis atau imunosupresif. Obat pilihan yaitu Kuinolon (misal Siprofloksasin 500 mg selama lima sampai tujuh hari). Metronidazol 250 mg tiga kali sehari selama tujuh hari diberikan bagi yang dicurigai giardiasis. (Simadibrata, 2006)

25 2.2. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia terhadap objek melalui indra yang dimilikinya, seperti mata, hidung, telinga, dan alat indera lainnya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2005a). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dsb. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan dan dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek/materi yang diketahui. Orang yang telah paham terhadap objek/materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dsb.

26 c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (synthesis) Sintesis merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi/objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan menggunakan kriteria yang telah ada. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. b. Umur

27 Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umurumur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. c. Tingkat pendidikan Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. d. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bias mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. e. Sumber informasi Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan seseorang akan meningkat. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku. f. Penghasilan

28 Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. g. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat pengetahuan di atas (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan sebagai parameter keadaan sosial dapat sangat menentukan kesehatan masyarakat. Masyarakat dapat terhindar dari penyakit asalkan pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan, sehingga perilaku dan keadaan lingkungan sosialnya menjadi sehat (Slamet, 1994 dalam Warman, 2008).

29 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Responden Usia Tingkat Pendidikan Pekerjaan Sumber Informasi Media Informasi Teman Tenaga Kesehatan Pengalaman menangani diare Pengetahuan Variabel terikat variabel yang diteliti Penanganan diare akut pada balita Variabel bebas variabel yang tidak diteliti 3.2. Definisi Operasional 1. Diare akut adalah kejadian buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi cair yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 15 hari yang terjadi pada balita. 2. Balita adalah kelompok usia anak dengan usia dibawah 5 tahun. 3. Pengetahuan ibu adalah kumpulan informasi tentang diare yang dipahami oleh ibu yang memiliki anak balita di Kelurahan Padang Bulan

30 Kecamatan Medan Baru, yang diperoleh dari pengalaman dan penginderaan terhadap objek tertentu, yang diukur dengan menggunakan kuesioner rancangan penulis dengan skala ukur. Selanjutnya pengetahuan dikategorikan atas baik, sedang dan kurang sebagai berikut (Pratomo, 1986) a. Baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruhnya tentang penanganan diare pada balita (skor jawaban responden > 75% dari nilai tertinggi). b. Sedang, apabila responden mengetahui sebagian mengenai penanganan diare pada balita (skor jawaban responden 40-75% dari nilai tertinggi). c. Kurang, apabila responden mengetahui sebagian kecil mengenai penanganan diare pada balita (skor jawaban responden < 40% dari nilai tertinggi).

31 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan studi crosss sectional secara deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam penanganan diare pada balita. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2009, dan dilanjutkan dengan pengolahan data serta penyusunan laporan hasil penelitian. 4.3 Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita yang tinggal di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Data yang diperoleh merupakan jumlah balita yang terdapat di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, yang berjumlah 796 orang. Jumlah sampel diambil secara proporsional dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Cara menentukan ukuran sampel adalah dengan formula sebagai berikut: n = N 1 + N(d 2 ) Keterangan: N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan ( 0,05 )

32 (Notoatmodjo, 2005) 796 n = 1 + { 796 x (0,05) 2 } n = n = ( 796 x 0,0025 ) ,99 n = 267 Dengan metode perhitungan sampel tersebut, diperoleh jumlah sampel untuk penelitian ini sebanyak 267 orang. 4.4 Etika Penelitian Peneliti menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, dengan meminta subjek mengisi kuesioner yag diberikan sesuai dengan keadaan dirinya. Dalam hal ini peniliti tetap mempertimbangan prinsip etik, yaitu responden memiliki hak untuk menerima atau menolak untuk menjadi subjek dalam penelitian, tentunya setelah mendapat penjelasan mengenai tujuan penelitian dari peneliti secara lengkap dan jelas. Responden juga harus diperlakukan baik sebelum, selama dan sesudah penelitian dilakukan, dan data yang diperoleh harus dijaga kerahasiaanya. 4.5 Metode Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada Kelurahan Padang Bulan. Setelah mendapat izin dari Lurah Padang Bulan, peniliti melaksanakan proses pengumpulan data. Data yang diperoleh dikelompokkan menjadi data primer dan data skunder.

33 4.5.1 Data Primer Data primer diperoleh dari kuesioner penelitian yang telah dirancang dan disiapkan oleh peneliti, dan kemudian disebarkan kepada responden yang terpilih. Sebelum digunakan, dilakukan uji validitas dan uji reabilitas dari kuesioner yang dibuat agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kuesioner dibagikan kepada para ibu di Kelurahan Padang Bulan dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan penelitian. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani lembar persetujuan Data Sekunder Data sekunder yang diperlukan didapat dari Kantor Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru setelah mendapat izin dari lurah setempat Uji validitas dan Reabilitas Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner rencangan peneliti yang bersumber dari beberapa literatur. Sehingga untuk digunakan dalam lahan penelitian, perlu dilalukan uji validitas dan reabilitas dari kuesioner yang dibuat. Uji validitas dan reabilitas kuesioner dilakukan pada daerah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, dengan responden para ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun (balita). Jumlah responden yang digunakan sebanyak 20 orang. Uji validitas dinilai menggunakan korelasi Pearson. Skor yang didapat dari tiap pertanyaan dikorelasikan dengan skor total variabel yang diukur. Nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai r tabel. Dalam aplikasi pelaksanaan, peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS 15 untuk mendapatkan data korelasi

34 tersebut. Pertanyaan yang valid adalah pertanyaan yang meniliki nilai koefisien korelasi pearson lebih besar dari r tabel. Uji reabilitas untuk seluruh pertanyaan dilakukan menggunakan koefisien Reabilitas Alpha pada aplikasi SPSS 15. Pertanyaan yang realibel adalah pertanyaan yang memiliki nilai alpha lebih besar dari r tabel. Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas dari kuesioner yang telah disusun, didapat bahwa seluruh pertanyaan valid dan reliabel dengan koefisien reabiliras alpha 0, Metode Analisis Data Analisa data yang digunakan adalah dengan memakai bantuan program SPSS ver.15. Adapun tahapan pengolahan data yang dilakukan adalah: 1. Editing Pada tahap ini peneliti akan memeriksa kuesioner yang telah diisi, apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisiannya. 2. Coding Peneliti akan mengklasifikasikan kategori-kategori dari data yang didapat dan dilakukan dengan cara memberi tanda atau kode berbentuk angka pada masing-masing kategori. 3. Scoring Data yang telah dikumpulkan kemudian diberikan skor sesuai ketentuan pada aspek pengukuran. 4. Entry Merupakan kegiatan memasukan data dari hasil kuesioner kedalam komputer setelah kuesioner terisi semua dan benar setelah melewati tahap koding. 5. Analysis

35 Data di analisa dengan analisa deskriptif program SPSS 15.

36 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Ditinjau dari letak geografisnya, Kelurahan Padang Bulan termasuk di dalam Kecamatan Medan Baru dengan luas wilayah ±168 Ha. Luas wilayah kelurahan ini banyak digunakan untuk pemukiman dan sarana umum (kantor, kampus, sekolah, tempat ibadah, kuburan dan sebagainya). Kelurahan ini dibatasi oleh wilayah-wilayah sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Merdeka. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi rante. c. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Selayang. d. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Polonia Deskripsi Karakteristik Responden Responden yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 267 orang ibu yang memiliki anak balita dan berdomosili di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Data gambaran karakteristik responden yang diamati adalah usia ibu, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu. Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur Responden (tahun) Frekuensi (orang) % Total

37 Dari tabel 5.1 tentang distribusi responden berdasarkan umur diketahui bahwa sampel yang diteliti berusia tahun, dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia tahun, yaitu sebanyak 136 orang (50.9%) diikuti dengan kelompok usia tahun sebanyak 111 orang (41.6%). Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) % Tidak Sekolah SD SMP/sederajat SMA/sederajat Perguruan Tinggi/sederajat Total Dari tabel 5.2 tentang distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian memiliki tingkat pendidikan SMA/sederajat, yaitu sebanyak 96 orang (36%), dan 83 orang (31%) memiliki tingkat pendidikan SMP/sederajat. Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Responden Frekuensi (orang) % Ibu Rumah Tangga Wiraswasta PNS Lain-lain Total Dari tabel 5.3 tentang distribusi responden berdasarkan pekerjaan diketahui sebanyak 164 orang (61.4%) responden adalah tangga. Responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 74 orang (27.7%), sedangkan yang bekerja sebagai PNS sebanyak 15 orang (5.6%).

38 5.1.3 Tingkat Pengetahuan Ibu terhadap Penanganan Diare Akut pada Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner No. Pertanyaan Pengetahuan Salah (Skor 0) Benar (Skor 1) Total N % N % N % 1. Penanganan awal diare Pemberian makan pada anak diare Pemberian ASI pada anak diare Tanda anak kekurangan cairan (lebih dari 1) 5. Cairan atau makanan yang diberikan pada anak diare 6. Pemberian cairan pada anak yang muntah Cairan pengganti oralit (lebih dari 1) Pembutan larutan gula garam Pemberian antibiotik pada anak diare Pemberian obat penghenti diare Dari tabel 5.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden menjawab salah pada pertanyaan 4, yaitu sebanyak 201 orang (75.3%) responden, pertanyaan 6 sebanyak 163 orang (61%) responden, dan pertanyaan 7 sebanyak 174 orang (65.2%) responden. Mayoritas responden menjawab benar pada pertanyaan 2 sebanyak 160 orang (59.9%) responden, pertanyaan 3 sebanyak 159 orang (59.6%) responden, dan pertanyaan 5 sebanyak 144 orang (53.9%) responden.

39 Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) % Kurang Sedang Baik Total Pada tabel 5.5 tentang distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang sedang mengenai penanganan diare pada balita, yaitu sebanyak 178 orang (66.7%) responden. Kemudian, 62 orang (23.2%) responden memiliki tingkat pengetahuan kurang, sedangkan 27 orang (10.1%) responden memiliki tingkat pengetahuan baik. 5.2 Pembahasan Pertanyaan dalam kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan responden mengenai penanganan diare pada balita. Hal-hal yang ditanyakan antara lain penanganan awal diare (pertanyaan 1 ), pemberian makan pada anak diare (pertanyaan 2), pemberian asi pada anak diare (pertanyaan 3), tanda anak kekurangan cairan (pertanyaan 4), cairan atau makanan yang diberikan pada anak diare (pertanyaan 5), pemberian cairan pada anak yang muntah (pertanyaan 6), cairan pengganti oralit (pertanyaan 7), pembutan larutan gula garam (pertanyaan 8), pemberian antibiotik pada anak diare (pertanyaan 9), dan pemberian obat penghenti diare (pertanyaan 10). Dari hasil penelitian (Tabel 5.4) diketahui bahwa sebagian besar responden (54.4%) belum mengetahui hal yang sebaiknya dilakukan jika balita mengalami diare, tetapi 59.9 % responden sudah mengetahui cara pemberian makan pada

40 anak diare dan 59.6% responden sudah mengetahui cara pemberian ASI pada bayi diare. Mayoritas responden (75.3%) tidak mengetahui tanda-tanda anak kekurangan cairan, namun 53.9% responden mengetahui cairan yang sebaiknya diberikan pada anak diare. Kebanyakan responden tidak mengetahui cara pemberian cairan pada anak yang muntah (61%), serta tidak mengetahui jenis cairan pengganti oralit (65.2%). Sebagian responden (49.1%) juga tidak mengetahui cara pembuatan larutan gula garam. Selain itu, sebagian responden juga tidak mengetahui kapan sebaiknya memberikan antibiotik pada anak diare (57.7%) dan kapan sebaiknya menggunakan antidiare pada anak. (58.1%). Menurut pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor umur, tingkat pendidikan, penghasilan, dan sumber informasi yang digunakannya. Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada peningkatan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan dalam menerima dan mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Pada penelitian ini, mayoritas responden berada dalam kelompok umur tahun (47.9%), dan kelompok umur (41.4%). Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA (36%) dan SMP (31%). Hal ini juga yang menyebabkan mayoritas responden memiliki pengetahuan kategori sedang terhadap penanganan diare pada balita..

41 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan ibu terhadap penanganan diare di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru pada umumnya berada di tingkat pengetahuan sedang, yaitu sebanyak 178 orang (66.7%) responden Saran Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu: 1. Diharapkan kepada Dinas Kesehatan Kotamadya Medan, khususnya pusat pelayanan kesehatan primer yang memiliki wilayah kerja di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru, untuk lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai penanganan diare pada balita. 2. Diharapkan kepada pembina puskesmas setempat agar membentuk dan mendidik kader-kader khusus untuk menyebarkan informasi mengenai penanganan diare sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi akibat diare.. 3. Bagi penelitian selanjutnya dengan masalah yang sama, diharapkan agar lebih memperdalam cakupan penelitiannya, khususnya dalam hal pengetahuan ibu tentang pencegahan diare, sehingga dapat lebih bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan

42 DAFTAR PUSTAKA Boyle, J.T., Diare Kronis. In: Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson, ed. Ilmu Kesehatan Anak Vol.2 Edisi 15. Jakarta: EGC, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Manajemen Terpadu Balita Sakit. Halim, Chandra., Suganti, Jaya., Putra, Yuda Perdana., Alfarabi., Gambaran Faktor Lingkungan dan Pengetahuan Ibu terhadap Kejadian Diare Akut di Dusun Lima Desa Pasar Lapan Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara Propinsi Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Hidayat, Azis Alimul, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta: Salemba Medika. Meadow, Roy., Newell, Simon J., Lecture Notes Pediatrika.. Jakarta: Erlangga, 180. Noerasid, H., Suraatmadja, Sudaryat., Asnil, Parma O, Gastroenteritis (Diare) Akut. In: Suharyono., Boediarso, Aswhita., Halimun, E.M., ed. Gastroenterologi Anak Praktis. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 51. Notoatmodjo, S., 2005a. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rieka Cipta., 2005b. Metodelogi Penelitin Kesehatan. Jakarta: Rieka Cipta.

43 , IlmuKesehatan Masyarakat Prinip-prinsip Dasar. Jakarta: Rieka Cipta. Pickering, Larry K. & Snyder, John D., Gastroenteritis. In: Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson, ed. Ilmu Kesehatan Anak Vol.2 Edisi 15. Jakarta: EGC, 889. Simadibrata, Marcellus & Daldiyono, Daire Akut. In: Sudoyo, Aru W. et al, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ulshen, Martin, Manifestasi Klinis Penyakit Saluran Pencernaan. In: Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson, ed. Ilmu Kesehatan Anak Vol.2 Edisi 15. Jakarta: EGC, Warman, Yance, Hubungan Faktor Lingkungan, Sosial Ekonomi dan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Diare Akut Pada Balita di Kelurahan Pekan Arba Kecamatan Tembilahan Kabupaten Inhil. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Available from: [Accessed 25 March 2009] WHO, Diarrhoea. Available from: [Accesed 26 April 2009]

44 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Tempat / Tanggal Lahir Agama Alamat : : : : Muhammad Hasbi Assiddiqi Tebing Tinggi / 9 Oktober 1987 Islam Jl. Balai Umum No.17 Desa Tembung Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Riwayat Pendidikan Riwayat Pelatihan : : 1. Sekolah Dasar Negeri INTI Percut Sei Tuan 2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Percut Sei Tuan 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan 1. Workshop Resusitasi Jantung Paru Otak Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran USU 2. Emergency Life Support 1. Panitia Hari Besar Islam FK USU 2. Tim Bantuan Medis FK USU Riwayat Organisasi :

45

46 KUESIONER PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN PADANG BULAN KECAMATAN MEDAN BARU Karakteristik responden: Nama : Umur : tahun Alamat : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Agama : Jumlah anak usia 0-5 tahun : 1. Menurut Ibu, apa yang sebaiknya dilakukan untuk penanganan anak saat diare? a. biarkan sampai berhenti b. segera bawa ke pukesmas atau dokter c. segera beri cairan tambahan 2. Bagaimana cara memberikan makanan pada anak yang sedang diare? a. anak dipuasakan, hanya diberi cairan b. beri makanan seperti biasa, namun dilunakkan c. beri makanan yang lunak, perlahan (sedikit demi sedikit) namun sering

47 3. Bagaimana cara memberikan ASI pada bayi yang sedang diare? a. hentikan pemberian asi sampai diare berhenti b. ganti asi dengan susu formula selama anak diare c. tetap lanjutkan pemberian ASI 4. Menurut Ibu, apa saja tanda anak yang kekurangan cairan tubuh? (contreng jawaban yang dianggap benar, jawaban dapat lebih dari 1) anak merasa sangat haus anak lemas dan tidak mau bermain kencing lebih jarang dari biasanya 5. Apa yang ibu berikan saat anak ibu mengalami diare? a. oralit b. air matang c. beri makan makanan seperti biasa 6. Kalau anak ibu muntah saat diberi oralit, apakah pemberian oralit perlu diteruskan? a. hentikan pemberian oralit dan tidak perlu dilanjutkan b. tetap berikan dengan jumlah lebih banyak c. hentikan sejenak, kemudian lanjutkan pemberian secara perlahan 7. Menurut Ibu, cairan apa saja yang dapat digunakan saat tidak ada oralit? (contreng jawaban yang dianggap benar, jawaban dapat lebih dari 1) Kuah sayur Air tajin Larutan gula garam 8. Bagaimana cara membuat larutan gula garam? a. satu sendok teh gula pasir dan seperempat sendok teh garam dapur dilarutkan dalam air satu gelas. b. satu sendok teh gula pasir dan satu sendok teh garam dapur dilarutkan dalam air satu gelas. c. satu sendok teh garam dapur dan seperempat teh gula pasir dilarutkan air satu gelas kecil. 9. Saat anak diare, kapan sebaiknya antibiotik digunakan? a. selama anak diare sampai berhenti b. hanya saat anak menjadi demam

bubur Setengah bubur Setengah padat padat

bubur Setengah bubur Setengah padat padat Mekanisme pembentukan feses Gerakan kolon lambat dan non-propulsif. Interval antara 2 kontraksi haustra dapat mencapai 30 menit. Gerakan haustra secara perlahan mengaduk isi kolon melalui gerakan maju

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA BERKACAMATA TENTANG KELAINAN REFRAKSI DI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN Oleh : RAHILA

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA BERKACAMATA TENTANG KELAINAN REFRAKSI DI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN Oleh : RAHILA GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA BERKACAMATA TENTANG KELAINAN REFRAKSI DI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN 2010 Oleh : RAHILA 070100129 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 GAMBARAN PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.. Diare 2.. Definisi Diare Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya ( >3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Diare adalah peningkatan frekuensi dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus normal individu, merupakan gejala dari suatu penyakit sistemik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan

Lebih terperinci

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) JELASKAN KEPADA IBU TENTANG 4 ATURAN PERAWATAN DI RUMAH: BERI CAIRAN TAMBAHAN a. Jelaskan kepada ibu: - Pada bayi muda, pemberian ASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk

Lebih terperinci

BONA F. P. BANJARNAHOR

BONA F. P. BANJARNAHOR Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI ) pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tiga Balata Tahun 10 Oleh: BONA F. P. BANJARNAHOR 070100098

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Perawatan Anak Dengan Diare Hari/Tanggal : Rabu/ 23 Januari 2008 Pukul : 11.00-11.45 Sasaran: Seluruh orang tua bayi/anak di RT 02 / RW 04 Kel. Andalas Timur Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia, selain itu diare juga membunuh 1.5 juta anak tiap tahunnya. Angka kejadian diare akut diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) (2009) diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dengan frekuensi lebih dari tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran pencernaan merupakan bagian tubuh manusia yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Saluran pencernaan yang bekerja dengan baik senantiasa dapat menyediakan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare Akut dan Tata Laksananya Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi 3x/hari disertai perubahan konsistensi tinja (lembek atau cair) dengan

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. I. Data Pribadi : Tami Fediani Tempat/ Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 15 Februari 1991

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. I. Data Pribadi : Tami Fediani Tempat/ Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 15 Februari 1991 Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Data Pribadi Nama : Tami Fediani Tempat/ Tanggal Lahir : Pekanbaru/ 15 Februari 1991 Agama : Islam Alamat : Kompleks Villa Setia Budi Garden No B-25 Pasar 2 Telepon :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit diare 1. Definisi Diare merupakan buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek dan dapat berupa air saja dengan frekuensi buang air besar lebih dari normalnya

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP KANKER LEHER RAHIM (CERVICAL CANCER) DI KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN

PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP KANKER LEHER RAHIM (CERVICAL CANCER) DI KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN LAMPIRAN 1 PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TERHADAP KANKER LEHER RAHIM (CERVICAL CANCER) DI KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN KARYA TULIS ILMIAH OLEH : HABIBAH NOVITASARI LUBIS 090100031

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN IBU MENGENAI KEJANG DEMAM PADA ANAK DI KELURAHAN TEMBUNG TAHUN Oleh: INDAH TRIANA SARI POHAN

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN IBU MENGENAI KEJANG DEMAM PADA ANAK DI KELURAHAN TEMBUNG TAHUN Oleh: INDAH TRIANA SARI POHAN GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN IBU MENGENAI KEJANG DEMAM PADA ANAK DI KELURAHAN TEMBUNG TAHUN 2010 Oleh: INDAH TRIANA SARI POHAN 070100359 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004). 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN DIARE Diare adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, kadang disertai muntah

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Diare a. Pengertian diare Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak dibawah lima tahun (balita) dengan disertai muntah dan buang air besar

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk melaksanakan setiap aktivitas kehidupannya. Energi ini berasal dari metabolisme yang bahan dasarnya berasal dari makanan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TATALAKSANA DIARE PADA BALITADI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL. Oleh: SILVANA NOVERICA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TATALAKSANA DIARE PADA BALITADI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL. Oleh: SILVANA NOVERICA GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TATALAKSANA DIARE PADA BALITADI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL Oleh: SILVANA NOVERICA 070100030 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 GAMBARAN PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seringkali, buang air besar yang berbentuk cair bukanlah diare. Hanya bayi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seringkali, buang air besar yang berbentuk cair bukanlah diare. Hanya bayi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare 2.1.1. Definisi Diare Diare adalah buang air besar yang sering dan cair, biasanya paling tidak tiga kali dalam 24 jam. Namun, lebih penting konsistensi tinja dari pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis. lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis. lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor

Lebih terperinci

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare SAP DIARE PADA BALITA Topik : Penyakit Berbasis Lingkungan Sub topik : Diare dan pertolongan pertama penderita diare Sasaran : Warga Desa / Ibu Balita Tempat : Desa Ciawi Hari/Tanggal : Selasa, 13 Agustus

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare Akut dan Tatalaksananya Diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang cair dengan frekuensi 3x/hari disertai perubahan konsistensi tinja (lembek atau cair) dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Diare Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA UMUR TAHUN YANG BERADA DI KELURAHAN SEI RENGAS I MEDAN MENGENAI SADARI KELVIN YUWANDA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA UMUR TAHUN YANG BERADA DI KELURAHAN SEI RENGAS I MEDAN MENGENAI SADARI KELVIN YUWANDA GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA UMUR 20-65 TAHUN YANG BERADA DI KELURAHAN SEI RENGAS I MEDAN MENGENAI SADARI Oleh : KELVIN YUWANDA 070100048 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, dengan konsisten feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat

Lebih terperinci

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1 105 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU IBU TENTANG PENANGANAN AWAL DIARE DALAM MENCEGAH TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2012 I. Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan susu hasil sekresi dari payudara setelah ibu melahirkan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan. 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu PENGARUH PEMBERIAN SUSU BEBAS LAKTOSA TERHADAP KARAKTERISTIK BUANG AIR BESAR PASIEN ANAK 1 24 BULAN DENGAN DIARE AKUT DI RUANG PERAWATAN ANAK RSU ANUTAPURA PALU 2013 Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN 2014 Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN 110100276 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA Suryagustina*, Rimba Aprianti**, Isna Winarti*** Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KALANGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADANG BULAN TAHUN 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KALANGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADANG BULAN TAHUN 2012 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KALANGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS PADANG BULAN TAHUN 2012 Oleh: GRACE A M HUTAGALUNG 090100245 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi

Lebih terperinci

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH : GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI 2013 - DESEMBER 2013 OLEH : LUSIA A TARIGAN 110100243 NIM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa dimasa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Anak yang sehat merupakan dambaan dari semua orang tua,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diare 2.1.1. Definisi Diare Menurut Latief, dkk. (2005), diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare 1. Pengertian diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali disertai

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah dunia sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak terutama di negara berkembang, dengan perkiraan

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Merokok di SMA Negeri 1 Medan

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Merokok di SMA Negeri 1 Medan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Merokok di SMA Negeri 1 Medan Oleh : HALIDA RAHMAH NASUTION 080100227 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT AWAM TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI KELURAHAN PETISAH TENGAH TAHUN 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT AWAM TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI KELURAHAN PETISAH TENGAH TAHUN 2009 KARYA TULIS ILMIAH. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT AWAM TERHADAP PENDERITA HIV/AIDS DI KELURAHAN PETISAH TENGAH TAHUN 2009 KARYA TULIS ILMIAH Oleh: ERNY TANDANU 060100018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA DIARE DI RUMAH DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN ABSTRACT Esri Rusminingsih* Diare masih merupakan salah satu masalah

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie

Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie Pokok Bahasan: GASTROENTEROLOGI dan HEPATOLOGI Sakit perut berulang M. Juffrie Definisi Sakit perut yang terjadi paling sedikit 3 kali, cukup berat sampai tidak bisa melakukan kegiatan sehari hari dalam

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HEPATITIS B DAN IMUNISASI HEPATITIS B SERTA JADWAL PEMBERIAN VAKSINASINYA PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HEPATITIS B DAN IMUNISASI HEPATITIS B SERTA JADWAL PEMBERIAN VAKSINASINYA PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HEPATITIS B DAN IMUNISASI HEPATITIS B SERTA JADWAL PEMBERIAN VAKSINASINYA PADA BAYI DI PUSKESMAS PADANG BULAN, MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: PUVANA SRE A/P D.MANIRAO

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI UMUR 6 12 BULAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI UMUR 6 12 BULAN KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI UMUR 6 12 BULAN Oleh: Namira Amanda Lubis 100100105 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 GAMBARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP IBU TERHADAP PENANGANAN PERTAMA DIARE BALITA USIA 1-4 TAHUN (Studi Di Puskesmas Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang 2013)

PENGARUH SIKAP IBU TERHADAP PENANGANAN PERTAMA DIARE BALITA USIA 1-4 TAHUN (Studi Di Puskesmas Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang 2013) 45 PENGARUH SIKAP IBU TERHADAP PENANGANAN PERTAMA DIARE BALITA USIA 1-4 TAHUN (Studi Di Puskesmas Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang 2013) Kholifatur Rofi ah, Endang Yuswatiningsih, Agustina Maunaturrohmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal dan dapat mengakibatkan kematian pada penderita dalam waktu yang relatif singkat.penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Terjadinya Diare Anak Usia Toodler (1-3 Tahun) 1. Pengertian Diare Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, demam,

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, demam, BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Diare Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses tidak berbentuk atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak

TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Diare Definisi Diare Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih)

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STAMBUK 2007 TERHADAP POSISI DUDUK YANG BENAR

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STAMBUK 2007 TERHADAP POSISI DUDUK YANG BENAR TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STAMBUK 2007 TERHADAP POSISI DUDUK YANG BENAR Oleh : DES LASTRIANI HIA 070100161 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, sebagai sumber energi vital manusia agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik. Kandungan dalam makanan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

PERILAKU SISWA SMP DHARMA PANCASILA, MEDAN TENTANG MEROKOK. Oleh : AHMAD SYAFIQ BIN THANTHAWI JAUHARI

PERILAKU SISWA SMP DHARMA PANCASILA, MEDAN TENTANG MEROKOK. Oleh : AHMAD SYAFIQ BIN THANTHAWI JAUHARI PERILAKU SISWA SMP DHARMA PANCASILA, MEDAN TENTANG MEROKOK Oleh : AHMAD SYAFIQ BIN THANTHAWI JAUHARI 070100399 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERILAKU SISWA SMP DHARMA PANCASILA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan suatu masalah yang mendunia. Seperti sebagian besar penyakit anak-anak lainnya, penyakit diare tersebut jauh lebih banyak dan sering terjadi di negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Perilaku Menurut Bloom, derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor genetik. Faktor perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit infeksi pencernaan yang merupakan masalah masyarakat di Indonesia adalah penyakit diare. Diare adalah peningkatan frekuensi buang air besar

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi di sektor

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 Ivone. 2008.Pembimbing I : July Ivone, dr., MS. Pembimbing II : Meilinah

Lebih terperinci

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas Batu Jaya Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas Batu Jaya Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas Batu Jaya Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012 Henrikus Sejahtera Universitas Kristen krida Wacana Abstrak Hingga saat ini penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J 500 040 043 Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) 1 Senin/27 Januari 2014 2 Senin/27 Januari 2014 16.00 1. Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011 HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO.101837 SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011 Oleh : NURAMALINA BINTI NORDIN 080100323 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan 4 milyar kasus diare terjadi di dunia dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak di bawah umur 5 tahun.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PARASETAMOL OLEH PELAJAR SMA DAN TUKANG BECAK. Oleh : PARVITHRAH APPARAVOO

PENGGUNAAN PARASETAMOL OLEH PELAJAR SMA DAN TUKANG BECAK. Oleh : PARVITHRAH APPARAVOO PENGGUNAAN PARASETAMOL OLEH PELAJAR SMA DAN TUKANG BECAK Oleh : PARVITHRAH APPARAVOO 080100432 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 PENGGUNAAN PARASETAMOL OLEH PELAJAR SMA DAN TUKANG

Lebih terperinci

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN BAYI DENGAN MENGGALAKKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang

Lebih terperinci

HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : ANNISA DWI ANDRIANI

HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : ANNISA DWI ANDRIANI HUBUNGAN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012 Oleh : ANNISA DWI ANDRIANI 090100056 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 HUBUNGAN DIABETES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Oleh : WENNY DWI PUTRI K 100 080 046 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DRPs 2.1.1 Definisi DRPs DRPs adalah adalah kejadian yang tidak diinginkan pasien terkait terapi obat, dan secara nyata maupun potensial berpengaruh pada outcome yang diinginkan

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014 Zumrotur Rohmah 1, Sri Handajani 1, Rosida 1 1. Akademi Farmasi Jember Korespondensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1 sampai 4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang berusia di bawah 5 tahun terdapat kematian di. miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang berusia di bawah 5 tahun terdapat kematian di. miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN. Proposal Penelitian dengan Judul: Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab dan Pencegahan Keputihan

HALAMAN PERSETUJUAN. Proposal Penelitian dengan Judul: Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab dan Pencegahan Keputihan HALAMAN PERSETUJUAN Proposal Penelitian dengan Judul: Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab dan Pencegahan Keputihan Mahasiswi Kedokteran USU Angkatan 2007 Yang dipersiapkan oleh: INTHIRA SANMUGAM 070100393

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir,sedangkan diare akut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir,sedangkan diare akut adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare adalah salah satu penyakit menular yang merupakan penyebab kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari 5.000 anak yang meninggal setiap

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MAHASISWI USU TERHADAP PEMENUHAN KECUKUPAN KALSIUM HARIAN. Oleh: ESTER SIBUEA

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MAHASISWI USU TERHADAP PEMENUHAN KECUKUPAN KALSIUM HARIAN. Oleh: ESTER SIBUEA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN MAHASISWI USU TERHADAP PEMENUHAN KECUKUPAN KALSIUM HARIAN Oleh: ESTER SIBUEA 070100092 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan buang air besar

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV / AIDS

PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV / AIDS PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MENGENAI HIV / AIDS Oleh : ABDUL RAHIM B ABDUL RAUF 100100283 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PENGETAHUAN

Lebih terperinci