BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengelolaan Pembelajaran. Pengelolaan adalah suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengelolaan Pembelajaran. Pengelolaan adalah suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang"

Transkripsi

1 22 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan adalah suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu, yang meliputi kegiatan merencanakan, melaksanakan, sampai dengan penilaian, dan pengawasan (Koswara & Suryadi, 2007). Menurut Rohman & Amri (2012:36) Pengelolaan adalah proses pengintegrasian sumber-sumber manusiawi dan material ke dalam suatu sistem keseluruhan untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan keterampilan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik (Sagala, 2010). Menurut Rukmana & Suryana (2008:10) Pembelajaran merupakan suatu proses melihat dan mengalami, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang ditentukan, melalui pembinaan, pemberian penjelasan, dan dorongan. 8

2 23 Prinsip dalam pengelolaan pendidikan antara lain: (1) tujuan pendidikan dan perkembangan anak didik harus mendasari semua kegiatan pengelolaan, (2) penggunaan waktu, tenaga, alat secara efektif, (3) memprioritaskan tujuan dan mekanisme kerja, (4) mengkoordinasi wewenang dan tanggung jawab, (5) tanggung jawab harus disesuaikan dengan kemampuan orang, (6) mengenal secara baik faktor psikologis manusia, (7) adanya fleksibilitas dan relativitas nilai (Koswara & Suryadi, 2007:16) Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan pengelolaan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses panjang yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan pembelajaran. Tahapan pengelolaan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut meliputi : perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan. a. Perencanaan Perencanaan merupakan dasar tindakan pengelolaan agar berhasil dengan baik, yang dilakukan seseorang pengelola untuk memikirkan dengan matang tujuan atau sasaran yang hendak dicapai, menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefektif dan seefisien mungkin. Perencanaan juga dapat merumuskan program, tujuan-tujuan dan teknik-teknik untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut (Koswara & Suryadi, 2007). Proses perencanaan di sekolah harus dilaksanakan secara kolaboratif, artinya mengikutsertakan personil sekolah dalam semua tahapan perencanaan. Pengikutsertaan ini akan menimbulkan perasaan

3 24 ikut memiliki yang dapat memberikan dorongan kepada guru untuk berusaha agar rencana tersebut berhasil. Lingkup perencanaan meliputi semua komponen pengelolaan sekolah seperti perencanaan kurikulum, keuangan, sarana dan prasarana, kepegawaian, hubungan masyarakat, proses belajar mengajar, dan ketatausahaan sekolah (Koswara & Suryadi, 2007). Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran meliputi: 1) Menetapkan hal yang akan dilakukan, kapan, dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran 2) Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil 3) Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran 4) Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran 5) Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak yang berkepentingan. 6) Melakukan evaluasi rencana 7) Melaksanakan revisi dan perencanaan kembali (Sagala, 2010). Salah satu tugas utama guru dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP

4 25 merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Mulyasa (2009:219), prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPP meliputi: (1) Kompetensi yang dirumuskan dalam pelaksanaan pembelajaran harus jelas, (2) Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik, (3) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya, dan (4) harus ada koordinasi antar pelaksana program di sekolah agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran yang lain. Berdasarkan prinsip pengembangan RPP di atas, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran, pembagian waktu yang digunakan secara proporsional, penetapan penilaian, pencatatan kemajuan belajar, peningkatan kualitas pembelajaran, dan pembelajaran remedial. Cara pengembangan RPP secara garis besar mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: 1) Mengisi kolom identitas 2) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan 3) Menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), serta indikator yang akan digunakan

5 26 4) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK dan KD, serta indikator yang telah ditentukan. 5) Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok 6) Menentukan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan 7) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir 8) Menentukan alat, bahan, dan sumber belajar yang digunakan. 9) Menyusun kriteria penilaian, contoh soal, dan teknik penskoran (Mulyasa, 2009). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa perencanaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran. Perencanaan akan menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, dan menentukan kualitas pendidikan, serta kualitas SDM. b. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah kegiatan mengimplementasikan rencana yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Koswara & Suryadi, 2007). Proses implementasi rencana pembelajaran terdiri dari pengorganisasian dan penggerakan. Pengorganisasian pembelajaran meliputi aspek: (1) menyediakan pendukung pembelajaran seperti fasilitas, perlengkapan, dan personel yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efisien; (2) Pengelompokan komponen pembelajaran dalam struktur sekolah secara teratur; (3)

6 27 membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi pembelajaran. Penggerakan dalam proses pembelajaran dilakukan oleh pendidik dengan suasana yang edukatif, agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar dengan penuh antusias, dan mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan baik (Sagala, 2010). Menurut Rukmana & Suryana (2008:12) langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut: 1) Membuka kegiatan pembelajaran melalui apersepsi, yaitu mengaitkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan materi yang sudah dipelajari sebelumnya, maupun dengan pengalaman atau pemahaman yang sudah dimiliki peserta didik 2) Menjelaskan program pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik, yaitu menginformasikan tujuan dan program pembelajaran yang dirancang guru 3) Mengorganisasikan pelaksanakan kegiatan belajar peserta didik (individual, kelompok, atau klasikal) 4) Penyajian belajar dengan metode dan model pembelajaran yang sesuai melalui pemanfaatan sumber belajar dan fasilitas belajar yang tersedia 5) Memotivasi kegiatan peserta didik melalui penguatan, penjelasan, penghargaan, ataupun apresiasi terhadap perilaku belajar peserta didik

7 28 6) Melakukan penyesuaian-penyesuaian kegiatan belajar peserta didik berdasarkan analisis aktual kondisi proses pembelajaran yang terjadi, agar kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah kegiatan melaksanakan dan menerapkan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam RPP. Kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan optimal jika didukung dengan sarana dan fasilitas belajar yang memadai. c. Penilaian Menurut Koswara & Suryadi (200:51) Penilaian merupakan seperangkat kegiatan yang menentukan baik tidaknya programprogram atau kegiatan-kegiatan yang sedang dijalankan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Tyler dalam (Arikunto, 2009:3) Penilaian adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Guru dalam melakukan penilaian pembelajaran menggunakan alat pengumpul informasi yang dinamakan tes. Menurut sagala (2010) tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dibedakan menjadi dua macam tes, yaitu: 1) Tes formatif adalah tes yang dilaksanakan guru setiap mengakhiri satu pokok bahasan yang berupa ulangan harian.

8 29 2) Tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program, dalam pengalaman di sekolah, tes sumatif biasanya dilaksanakan pada tiap akhir semester. Hal yang harus diperhatikan guru dalam melakukan penilaian hasil belajar adalah guru harus menilai siswa secara menyeluruh, baik dari segi pemahamannya terhadap materi, maupun dari segi sikap, dan pengamalannya. Arikunto (2009) mengemukakan ada tiga ranah yang harus dilakukan dalam penilaian hasil belajar, yaitu (1) ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan mengenal, menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi; (2) ranah afektif, mencakup sikap, perilaku, minat, nilai, dan moral; (3) ranah psikomotor, berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan dan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh dan bagian-bagiannya. Sesuai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar merupakan rangkaian proses yang dilakukan guru guna mendapatkan data tentang proses belajar yang dilakukan secara kontinyu. Data yang diperoleh tersebut kemudian akan dianalisis, sehingga menjadi sebuah informasi yang berarti dalam pengambilan sebuah keputusan.

9 30 d. Pengawasan Pengawasan adalah suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana, dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai (Rohman & Amri, 2012:28). Menurut Koswara & Suryadi (2007:42) fungsi pengawasan mencakup pengendalian, penilaian, pelaksanaan, dan pengambilan tindakan yang sifatnya represif dan preventif terhadap kegiatan pengelolaan. Apabila dalam tindakan pengawasan ditemukan hambatan atau penyimpangan, hendaknya diambil tindakan positif berupa perbaikan atau perubahan dalam pelaksanaannya. Implikasi dari pengawasan ini, bahwa derajat produktivitas sistem pengelolaan pendidikan ditentukan oleh mekanisme kerja sistem pengawasan yang dikembangkan oleh pengelola. Pengawasan pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan Dinas Pendidikan setempat sesuai dengan bidang keahliannya, melalui supervisi. Supervisi diartikan sebagai aktivitas yang menentukan kondisi atau syarat-syarat yang esensial yang menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan (Koswara & Suryadi, 2007). Tugas kepala sekolah dalam melakukan supervisi adalah memberikan bantuan untuk melaksanakan penilaian dan supervisi dari segi teknis pendidikan dan administrasi, dalam bentuk memberikan arahan, bimbingan, dan contoh tentang pelaksanaan mengajar guru, sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar. (Fathurrohman & Suryana, 2011:8).

10 31 Pengawas Dinas Pendidikan mempunyai tugas sesuai dengan fungsinya yaitu: 1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya dengan baik; 2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajarmengajar; 3) Bersama guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntunan kurikulum yang berlaku; 4) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan mengirim mereka untuk penataran dan seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing (Fathurrohman & Suryana, 2011). Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007, tindak lanjut kegiatan pengawasan adalah sebagai berikut. a. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar. b. Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar. c. Guru diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran lebih lanjut. Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa peran pengawas sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di lembaga sekolah. Pengawasan harus dilakukan secara profesional oleh

11 32 kepala sekolah dan Dinas Pendidikan dengan tindak lanjut berupa pembinaan kepada para guru. B. Bahasa Inggris di SD Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang dianggap penting diajarkan untuk tujuan penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya, serta pengembangan hubungan antar bangsa (Herlianasari, 2013:3). Kedudukan Bahasa Inggris di SD saat ini adalah ada yang sebagai mata pelajaran untuk kelas 2,3,5,6, dan untuk kelas 1 dan 4 karena berlakunya kurikulum 2013 maka dilaksanakan sebagai ekstrakurikuler. Sekolah dapat mengajarkan Bahasa Inggris sebagai muatan lokal atau pelajaran tambahan selama konten yang diberikan tidak membebani dan dapat diterima baik oleh siswa, selain itu juga mempertimbangkan kesiapan berbagai komponen pembelajaran yang ada seperti tenaga pengajar, sarana dan prasarana, kurikulum, dan bahan pengajaran. Mata pelajaran Bahasa Inggris dapat diajarkan di SD apabila dianggap perlu oleh masyarakat yang bersangkutan di daerah yang bersangkutan, dan didukung dengan adanya guru yang berkemampuan untuk mengajarkan mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu, Bahasa Inggris tidak diwajibkan dilaksanakan di SD melainkan diselenggarakan sebagai muatan lokal (Suyanto, 2010).

12 33 Mata pelajaran Bahasa Inggris berfungsi sebagai wahana pengembangan diri siswa dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya sehingga pertumbuhan mereka tetap berkepribadian Indonesia (Mutmainah, 2011:8). Mata pelajaran Bahasa Inggris di SD diajarkan kepada siswa, diharapkan siswa memiliki kemampuan (language competence) yang mencakup unsur-unsur tata bunyi, kosakata, tata bahasa, tata tulis, dan tata budaya serta memiliki keterampilan menggunakan (language performance) unsur-unsur tersebut dalam bentuk yang sederhana (Mutmainah, 2011:10). Tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di SD adalah agar peserta didik mampu : a. mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah b. memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global (Janah, 2011:1) Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SD mencakup kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut (Suyanto, 2010:5): a. Mendengarkan Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang disampaikan secara lisan dalam konteks sekolah, dan lingkungan sekitar.

13 34 b. Berbicara Mengungkapkan makna secara lisan dalam wawancara interpersonal dan transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar. c. Membaca Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi, informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar. d. Menulis Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat. Komponen Bahasa Inggris di SD meliputi : a. Kosakata atau vocabulary, merupakan kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa dan memberikan makna bila kita menggunakan bahasa tersebut. Kosakata Bahasa Inggris yang perlu dipelajari oleh siswa SD diperkirakan sebanyak lebih kurang 500 kata. b. Tata bahasa atau grammar, merupakan pola dan aturan yang harus diikuti bila kita mau belajar suatu bahasa dengan benar. Komponen ini merupakan kerangka bahasa yang harus diikuti agar bahasa bisa diterima. c. Pelafalan atau pronunciation, adalah cara mengucapkan kata-kata suatu bahasa. Ucapan Bahasa Inggris sangat berbeda dengan sistem ucapan bahasa ibu dan Bahasa Indonesia (Suyanto, 2010:43).

14 35 Topik utama pembelajaran Bahasa Inggris di SD meliputi: Tabel 2.1 Topik utama pembelajaran Bahasa Inggris di SD Kelas Materi I a) Greetings b) Introduction c) Number (1-10) d) Alphabet e) My face f) Things in classroom g) Family II a) Greeting and parting (Reinforcement) b) Number (1-30) c) Things in the classroom d) My body (simple) e) Action: doing this f) Days of week g) Animals III a) Human body b) Animals c) Colours d) School e) Number (1-100) f) Foods and drinks g) Family members IV a) Self introducing b) Days and Months c) Foods and drinks d) Body e) Fruits and vegetables f) Parts of house g) Families and home activities V a) Time b) Date c) Daily Activities d) Foods and drinks e) Home activities f) Clothing g) Parts of the body VI a) Direction b) My Hobby c) Preposition of place d) Describing people and objects e) Shopping f) ownership g) Public place and activities ( Sumber : Mustofa, 2012 [Online] )

15 36 C. Karakteristik Anak SD Menurut Suyanto (2010:15), salah satu tujuan penting dalam pembelajaran Bahasa Inggris di SD adalah menumbuhkan minat anak dalam belajar Bahasa Inggris. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut kita perlu memahami karakteristik anak sehingga bisa memilih metode dan bahan pembelajaran yang tepat bagi mereka. Menurut Nasution (dalam Djamarah, 2008: ), masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Karakteristik anak masa kelas-kelas rendah sekolah dasar dan masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar sebagai berikut : a. Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar 1) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah. 2) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturanperaturan permainan yang tradisional. 3) Ada kecenderungan memuji sendiri. 4) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain. 5) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting. 6) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

16 37 b. Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar 1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. 2) Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. 3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor. 4) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya. 5) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka membuat peraturan sendiri (Djamarah, 2008:124). Menurut Suyanto (2010:15) Ciri-ciri dari pembelajar muda secara umum yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam belajar Bahasa Inggris yaitu : a. Pada umumnya, anak-anak usia 5-7 tahun memiliki sikap egocentric di mana ada kecenderungan mereka suka menghubungkan apa yang mereka pelajari atau mereka lakukan dengan dirinya sendiri. b. Pembelajar muda kelompok Level One, yaitu usia 5-7 tahun masih suka membedakan hal-hal yang konkret dan yang abstrak.

17 38 c. Anak-anak juga cenderung imajinatif dan aktif. Mereka menyukai pembelajaran melalui permainan, cerita maupun lagu sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris walaupun secara tidak langsung. d. Perasaan mudah cepat bosan juga merupakan salah satu ciri anakanak. Mereka mempunyai tingkat konsentrasi dan perhatian yang pendek. e. Kehidupan anak-anak penuh warna dan keceriaan. Kegiatan dan tugas yang disertai dengan gambar yang menarik dan berwarnawarni akan membuat anak-anak lebih gembira. f. Anak-anak menyukai cerita sebagaimana mereka menyukai permainan. Melalui cerita, siswa dapat dilatih untuk lebih memusatkan perhatian pada konteks secara keseluruhan daripada jika dinyatakan kata per kata. g. Secara alami sebagai pelajar pemula, younger group lebih menyukai mengerjakan tugas sendiri, tetapi dengan teman di dekatnya. Mereka belum bisa berbagi dan sangat self centered sampai batas usia 7 tahun. h. Pelajar usia 8-10 tahun cukup mempunyai kesadaran dan kesiapan berbahasa. Kesiapan berbahasa yang mereka miliki akan mereka usung ke dalam kelas Bahasa Inggris. i. Pada dasarnya, anak-anak menyukai percakapan intrinsik berinteraksi dan berbicara tentang apa yang dimiliki. Anak sebagai

18 39 pembelajar Bahasa Inggris sangat penting bagi pembelajar bahasa. j. Last but not least, hal penting yang harus diingat, siswa SD umumnya adalah pembelajar yang merupakan pemikir aktif. Mereka senang belajar sesuatu, termasuk juga belajar bahasa dengan cara melakukan sesuatu (learning by doing), misalnya bermain atau bernyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh untuk memberi isyarat atau memberi makna ungkapan yang diucapkan. D. Perkembangan Bahasa Anak Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi entah itu lisan, tertulis atau isyarat-isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh masyarakat beserta aturan-aturan tertentu untuk menyusun berbagai variasi dan mengkomunikasikannya (Santrock, 2007:353). Tahapan perkembangan bahasa anak menurut Santrock (2007:358) adalah : a. Masa Bayi Bayi-bayi secara efektif mengeluarkan suara sejak ia dilahirkan. Tujuan komunikasi awal ini adalah menarik perhatian pengasuhpengasuhannya dan orang-orang lain dalam lingkungannya. Katakata pertama antara usia 8 sampai 12 bulan, bayi seringkali mengindikasikan pemahaman kata-kata mereka yang pertama. Katakata pertama yang diucapkan bayi adalah suatu peristiwa yang dengan tak sabar dinanti-nantikan oleh setiap orang tua. Ucapan-

19 40 ucapan dua kata ketika anak berusia 18 hingga 24 bulan, mereka lazimnya mengucapkan ucapan-ucapan dua kata. b. Masa kanak-kanak Awal Ketika anak-anak meninggalkan tahapan dua kata, mereka bergerak cepat menuju kombinasi tiga-empat-lima kata. Peralihan dari kalimat-kalimat sederhana (yang mengekspresikan preposisi tunggal) menjadi kalimat-kalimat kompleks diawali antara usia 2 hingga 3 tahun dan lanjut hingga SD. Pada usia 4 tahun, anak-anak mengembangkan kepekaan besar terhadap kebutuhan orang lain dalam percakapan. Anak-anak sekitar usia 4 hingga 5 tahun belajar mengubah pola percakapan mereka sesuai situasi. Contohnya, seorang anak berusia 4 tahun akan membedakan cara berbicaranya terhadap anak usia 2 tahun dibandingkan ketika berbicara dengan anak-anak yang sebaya dengannya, mereka menggunakan kalimatkalimat yang lebih pendek ketika berbicara dengan anak berusia 2 tahun. c. Masa kanak-kanak Menengah Akhir Selama masa kanak-kanak menengah dan akhir, anak-anak membuat banyak kemajuan dalam kosakata serta tata bahasa mereka. Selama tahun-tahun sekolah dasar, anak-anak lebih mampu memahami dan menggunakan tata bahasa yang kompleks. Contohnya, anak mampu menyatakan kalimat seperti the boy who kissed his mother who wore a hat (anak laki-laki yang mencium ibunya yang memakai

20 41 sebuah topi). Mereka juga belajar menggunakan bahasa dalam cara yang lebih teratur. Sekarang mereka dapat membuat percakapan yang rapi, menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lain dan menghasilkan deskripsi, definisi, dan cerita (narasi) yang saling melengkapi serta masuk akal. d. Masa Remaja Perkembangan bahasa selama masa remaja meliputi peningkatan penguasaan dalam penggunaan kata-kata yang kompleks. Ketika mereka mengembangkan pemikiran abstrak, para remaja menjadi lebih baik daripada anak-anak dalam menganalisa fungsi suatu kata yang berperan dalam sebuah kalimat. Dari perkembangan bahasa di atas dapat diketahui bahwa masa kanak-kanak menengah akhir yang ditandai anak masuk sekolah dasar perkembangan Bahasa anak sudah mulai meningkat. Anak juga sudah mulai menghasilkan deskripsi, definisi, dan narasi. Oleh karena itu, pada usia ini sangat ideal bagi anak untuk dikenalkan berbagai kosa kata dalam berbagai bahasa khususnya Bahasa Inggris karena dapat memperkaya wawasan anak sekaligus akan mudah diterima karena anak sudah mampu memahami kosa kata tertentu.

21 42 E. Pemerolehan Bahasa Anak di SD Salah satu asumsi dari banyak penelitian mutakhir tentang bahasa anak adalah sistematisitas proses pemerolehan. Dari tata bahasa proses hingga ujaran tiga-empat kata, hingga kalimat lengkap yang panjangnya nyaris tak tertentu, anak-anak memperlihatkan kemampuan luar biasa untuk menerka sistem fonologis, struktural, leksikal, dan semantik bahasa. Menurut Brown (2007:47) proses pemerolehan bahasa anak melalui: a. Peniruan Dalam pengamatan umum, anak-anak adalah peniru yang baik. Peniruan adalah salah satu strategi penting yang dipakai anak dalam pemerolehan bahasa. Kesimpulan ini secara umum dipercaya. Bahkan, penelitian membuktikan bahwa menirukan berulang-ulang adalah strategi sangat penting dalam pembelajaran bahasa dan merupakan aspek penting penguasaan fonologis usia dini. Peniruan sejalan dengan prinsip-prinsip pemerolehan bahasa menurut kaum behavioris-prinsip yang relevan, paling tidak untuk tahap-tahap awal b. Latihan dan Frekuensi Persoalan lebih luas yang berkaitan dengan gagasan tentang peniruan adalah bagaimana karakteristik latihan dalam Bahasa anak-anak. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa anak-anak berlatih Bahasa terus-menerus, terutama dalam tahap awal ketika

22 43 mereka mengeluarkan ujaran satu-dua kata. Sebuah model behavioristik pemerolehan bahasa pertama akan menyatakan bahwa latihan dengan pengulangan dan asosiasi adalah kunci bagi pembentukan kebiasaan melalui pengkondisian. Latihan yang dilakukan oleh anak-anak tampaknya merupakan kunci bagi pemerolehan bahasa. c. Masukan Peran masukan dalam pemerolehan bahasa anak jelas sangat penting. Masukan orang dewasa tampaknya membentuk pemerolehan bahasa anak-anak dan pola-pola interaksi antara anak dan orang tua berubah mengikuti peningkatan keterampilan berbahasa si anak. Pengasuhan dan lingkungan jelas sangat penting dalam hal ini, walaupun tetap harus dilihat seberapa penting masukan orang tua sebagai bagian dari keseluruhan masukan. d. Wacana Anak tidak hanya belajar bagaimana memulai sebuah percakapan tetapi juga bagaimana merespon ujaran orang lain. Pertanyaan bukan sekadar pertanyaan, tetapi dimengerti fungsinya sebagai permintaan akan informasi, tindakan, dan pertolongan. Pada usia relatif muda, anak-anak mempelajari perbedaan-perbedaan terkecil antara kata-kata, pernyataan dan penentangan. Mereka mempelajari bahwa ujaran mempunyai makna baik harfiah maupun tersirat atau fungsional.

23 44 Proses pemerolehan bahasa tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris. Proses pembelajaran bahasa yang memperhatikan karakteristik dan perkembangan anak tentu akan lebih diterima. Suyanto (2010:21) mengemukakan faktor yang mempengaruhi pembelajaran English for Young Learners meliputi: bahasa ibu, bahan ajar, interaksi sosial, media pengajaran, dan latar belakang keluarga. Dalam pembelajaran, hal tersebut harus benar-benar diperhatikan, misalnya dalam penggunaan media, penggunaan alat bantu ajar atau media yang berbentuk benda nyata seperti gambar, puppets, dan miniatur dapat membuat penyajian materi lebih menarik dan menyenangkan. Richard da Rodg (dalam (Brown, 2007:54) meringkas prinsipprinsip metode langsung yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa sebagai berikut: a. Instruksi di kelas diberikan hanya dalam bahasa yang diajarkan. b. Hanya kosakata atau kalimat sehari-hari yang diajarkan. c. Keterampilan komunikasi lisan dibangun bertahap melalui tanya jawab antara guru dan siswa dalam kelas kecil dan intensif. d. Tata bahasa diajarkan sambil berjalan. e. Poin-poin pengajaran baru diperkenalkan secara lisan. f. Kosakata konkret diajarkan melalui peragaan, objek, dan gambar, kosakata abstrak diajarkan melalui asosiasi gagasan. g. Pemahaman wicara dan menyimak diajarkan. h. Pengucapan dan tata bahasa yang tepat ditekankan.

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS III - SEMESTER 2 1 KEPALA SEKOLAH PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. item jawaban pertanyaan penelitian sebelumnya untuk mendapatkan hasil jawaban

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. item jawaban pertanyaan penelitian sebelumnya untuk mendapatkan hasil jawaban BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan kajian teori pada bab II berikut merupakan deskripsi jawaban daripada pertanyaan penelitian yang telah dilakukan penelitian terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi dimanapun di dunia ini. Seperti yang telah

Lebih terperinci

WORKSHOP BAHASA INDONESIA DI SD. ISAH CAHYANI Diadaptasi dari berbagai sumber

WORKSHOP BAHASA INDONESIA DI SD. ISAH CAHYANI Diadaptasi dari berbagai sumber WORKSHOP BAHASA INDONESIA DI SD ISAH CAHYANI Diadaptasi dari berbagai sumber Bahasa Indonesia sangat penting dipelajari anak-anak sekolah dasar BI mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini UPAYA MENINGKATKAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS ANAK MELALUI METODE MIND MAPPING PADA ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PABELAN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan dewasa ini dapat dilihat dari peningkatan sistem pelaksanaan pendidikan dan pengembangan pembelajaran yang selalu diusahakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS III - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS III - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS III - SEMESTER 1 1 .PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : III (Tiga) / 1 (satu) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini ketika kemajuan IPTEK semakin pesat, hal ini juga berimbas pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampuan mereka sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pokok. Kemampuan ini telah berkembang selama berabad-abad yang lalu untuk. ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.

BAB II KAJIAN TEORI. pokok. Kemampuan ini telah berkembang selama berabad-abad yang lalu untuk. ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Definisi Kemampuan Kemampuan yang dimiliki oleh manusia merupakan bekal yang sangat pokok. Kemampuan ini telah berkembang selama berabad-abad yang lalu untuk memperkaya diri dan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS II - SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS II - SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS II - SEMESTER 2 1 KEPALA SEKOLAH PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : II (dua) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN TIPE KANCING GEMERINCING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN TIPE KANCING GEMERINCING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam proses perkembangan unik karena proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, dalam standar kompetensi dalam Kurikulum 2004,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS II - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS II - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS II - SEMESTER 1 1 .PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : II (Dua) / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, meliputi perubahan kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan periode masa emas bagi perkembangan anak dimana tahap perkembangan otak pada anak usia dini menempati posisi yang paling vital yakni meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS IV - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS IV - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS IV - SEMESTER 1 1 .PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : IV (Empat) / 1 (satu) Standar Kompetensi :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi wicara bermakna dalam BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Hakikat Membaca Pada hakikatnya membaca merupakan keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk lambang lambang grafis, yang perubahannya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Sejak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Musik adalah aktivitas budaya yang sangat akrab dengan kehidupan manusia. Dalam berbagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, merupakan bahasa asing pertama yang harus diajarkan di sekolah mulai dari tingkat dasar. Hal ini ditegaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan yang penting dalam dunia pendidikan dan merupakan penunjang dalam semua bidang studi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan mengkaji tentang metode penelitian. Bab ini terdiri dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan mengkaji tentang metode penelitian. Bab ini terdiri dari 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan mengkaji tentang metode penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa sub judul yaitu : a. Metode Penelitian b. Prosedur Penelitian c. Lokasi dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Membaca Menurut Dechant (melalui Zuchdi, 2008:21), membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:623),

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:623), BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kemampuan Mengeja Alphabet/Abjad 2.1.1 Kemampuan Mengeja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:623), kemampuan berarti kesanggupan atau kecakapan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan di SD Negeri Dawuan Timur I, yang beralamatkan di Jl. Sumur Bandung desa Dawuan

Lebih terperinci

BAB V UPAYA PELESTARIAN NYANYIAN RAKYAT KAU-KAUDARA DI SEKOLAH. Pada bagian ini membahas tentang upaya pelestarian kau kaudara yang

BAB V UPAYA PELESTARIAN NYANYIAN RAKYAT KAU-KAUDARA DI SEKOLAH. Pada bagian ini membahas tentang upaya pelestarian kau kaudara yang 175 BAB V UPAYA PELESTARIAN NYANYIAN RAKYAT KAU-KAUDARA DI SEKOLAH A. Pengantar Pada bagian ini membahas tentang upaya pelestarian kau kaudara yang dapat dilakukan di sekolah, antara lain (1) nyanyian

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, bahasa Inggris memegang peranan penting dalam hal komunikasi. Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional karena telah dipakai

Lebih terperinci

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS V SD NEGERI 106146 MULIOREJO MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri 106146 Muliorejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan merupakan penunjang keberhasilan siswa dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Membuka Dan Menutup Pelajaran Guru sangat memerlukan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Keterampilan membuka adalah perbuatan guru untuk menciptakan sikap mental

Lebih terperinci

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak sehingga menjadikan anak lebih tanggap terhadap lingkungan di sekelilingnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa Inggris sebagai salah satu media yang mutlak kebutuhannya. Tanpa kemampuan berbahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas /Semester : X / 1. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :...

PROGRAM SEMESTER. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas /Semester : X / 1. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM SEMESTER Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas /Semester : X / 1 Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :... KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV - SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV - SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV - SEMESTER 2 1 KEPALA SEKOLAH PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : IV (Empat) / 2 (dua) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun. Dalam kelompok ini dicakup bayi hingga anak

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui. Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun ISSN 2301-9905 Volume 6, No. 1, Juli 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan- Universitas Muhammadiyah Tangerang Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi.

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Keterangan Kelas 1 1. Mendengarkan Mampu mendengarkan dan memahami

Lebih terperinci

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya. 1 BAB I PENDAHAULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah mempunyai rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang terpelajar dan berpendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi sudah pasti ingin memiliki kemampuan berbicara Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Memasuki era globalisasi, bahasa Inggris telah banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hartati (2006: 34)

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hartati (2006: 34) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi manusia untuk menjalin hubungan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Hartati (2006: 34) bahasa adalah simbol

Lebih terperinci

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dimaksud adalah guru. Guru merupakan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS V - SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS V - SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD/MI KELAS V - SEMESTER 1 1 .PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 1 (satu) Standar Kompetensi : 1.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Anita Roslina Simanjuntak Dewi Komalasari PG-PAUD fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Jl.

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP

PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP PUTRI AYU HANDAYANI NIM:08030053 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) 37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, tidak langsung dapat berdiri sendiri, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Purwo (Aris

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Purwo (Aris BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Kemampuan Penguasaan Kosakata Penguasaan kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai penguasaan bahasa, semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang maka

Lebih terperinci

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya.

II.KAJIAN PUSTAKA. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih. berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. 7 II.KAJIAN PUSTAKA A. Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak usia ini memiliki karakteristik

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Inggris yang dianggap sebagai bahasa dunia, dimana bahasa ini dipakai hampir di seluruh negara sebagai bahasa penghubung antara wilayah satu dengan wilayah lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action research (CAR).

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN WIWIT SYOFIANI Abstrak Perkembangan kemampuan membaca awal anak masih sangat rendah. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alam semesta beserta isinya diciptakan untuk memenuhi semua kebutuhan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan survei yang telah dilakukan dan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak masih kurang efektif,

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 2 1 KEPALA SEKOLAH PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Inggris KELAS / SEMESTER : I (Satu) / 2 (dua) Standar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan

Lebih terperinci

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang paling banyak dipelajari dan digunakan dalam berkomunikasi antar bangsa. Ini sesuai dengan peran

Lebih terperinci