BAB II BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT"

Transkripsi

1 BAB II BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT A. Sejarah Ringkas 1. Kementerian Pekerjaan Umum Istilah Pekerjaan Umum adalah terjemahan dari bahasa Belanda Openbare Werken yang pada zaman Hindia Belanda disebut Waterstaat Swarken. Dilingkungan pusat pemerintahan dibina oleh Dept. Van Verkeer & Waterstaat (Dept. V&W), yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept. Van Guovernements Bedri Jven dan Dept. Van Burgewrlijke Openbare Werken.Dept V&W dikepalai oleh seorang direktur yang membawahi beberapa afdelingen dan diensten sesuai dengan tugas dan/ wewenang kementerian ini. yang meliputi dibidang PU ( Openbare Werken ) termasuk afdeling Waterstaat dan onder afdelingen: 1. Lands Gebouwen 2. Wagen 3. Irrigatie & Assainering 4. Water Kracht 5. Constructie Burreau Disamping yang tersebut diatas, yang meliputi bidang PU (Openbare Werken) juga afd. Havenwezen (pelabuhan), afd. Electriciteitswezen (kelistrikan ) dan afd. Luchtvaart (penerbangan sipil). Organisasi PU (Openbare Werken) didaerah-daerah adalah sebagai berikut : di provinsi Jawa

2 Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur urusan Waterstaat/openbere werken diserahkan kepada pemerintah Provinsi yang disebut Provinciale Waterstaatdienst dan dikepalai oleh seorang Hoofd Provinciale Waterstaatdienst (H.P.W), di wilayah Gouv. Yogyakarta dan Gouv. Surakarta urusan-urusan Pekerjaan Umum/ Waterstaat dijalankan oleh Sultanas Werken (Yogyakarta), dan Rijkswerken (Surakarta), Mangkunegaranwerken. Disamping itu di wilayah Vorstenslander terdapat 3organisasi Waterschap, s Lands Gbouwendienst, Regentschap Werken dan Gremeente Werken. Untuk derah luar Jawa Gouv. Sumatera, Borneo (Kalimantan) dan Grote Oost ( Indonesia Timur) terdapat organisasi Gewestelijke Inspective v/d Waterstaat dikepalai oleh seorang inspektur. Diwilayah Residentie terdapat Residentie Water Staatdienst yang dahulu dikenal dengan nama Dienst der B.O.W dan dikepala dinas ini biasa disebut E.A.Q (Eerst Aanwzend Waterstaatambtenar). Ketentuan yang dikeluarkan pada zaman Hindia Belanda untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam linkungan Pekerjaaan Umum dapat dibaca dalam A.W.R. 193 B.W.R 1934 dan W.V.O/W.V.V. Setelah Belanda menyerah dalam perang pasifik pada tahun 194 kepada Jepang, maka daerah Indonesia ini dibagi oleh Jepang dalam 3 wilayah pemerintahan, Jawa/Madura, Sumatera dan Indonesia Timur dan tidak adapusat pemerintahan tertinggi di Indonesia yang menguasai ke tiga wilayah pemerintahan tersebut.

3 Dibidang Pekerjaan Umun pada tiap-tiap wilayah organisasi pemerintahan militer Jepang tersebut diatas, diperlukan organisasi zaman Hindia Belanda dan disesuaikan dengan ketentuan- ketentuan dari pihak Jepang, kantor pusat V &W. Di Bandung dinamakan Kotubu Bunsitsu, setelah saat itu istialah Pekerjaan Oemoem (P.O), Oeroesan Pekerdjaan Oemoem (O.P.O0, Pekerjaan Umum ( PU), disamping Doboku lazin dipergunakan. Katubu bonsitsu di Bandung hanya mempunyai hubungan denga wilayah pemerintahan di Jawa/Madura, hubungan dengan luar Jawa tidak ada. Organisasi Pekerjaan Umum di daerah-daerah, di karesidenankaresidenan pada umumnya berdiri sendiri-sendiri. Sistem pelaksanaan pekerjaan ada yang mempergunakan sistem dan nama jaman Ned.Indie, dismaping menurut sistem Jepang. Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka semenjak itu pemuda-pemuda Indonesia mulai berangsur-angsur merebut kekuasaan pemerintahan dari tangan Jepang baik dipusat pemerintahan (Jakarta/Bandung) maupun pemerintahan daerahdaerah. Sesudah pemerintahan Indonesia membentuk kabinet yang pertama, maka para menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada waktu itu (1945) berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas V&W (dikenal dengan nama Gedung Sate. Ketika Belanda ingin mengembalikan kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda sebelum perang, datang mengikuti tentara sekutu masuk ke Indonesia. Akibat dari keinginan pemerintahan Belanda ini, terjadilah

4 penentangan fisik dengan pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan tanah air berikut gedung-gedung yang telah didudukinya, antara lain Gedung Sate yang telah menjadi Gedung Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu ( peristiwa bersejarah itu dikenal dengan peristiwa 3 Desember 1945 ). Pada waktu revolusi fisik dari tahun 1945 s/d 1949, Pemerintahan Pusat RI di Jakarta terpaksa mengungsi ke Purworejo untuk selanjutnya ke Yogyakarta begitu juga Kementerian PU. Sesudah Pemerintahan Belanda tahun 1949 mengakui kemerdekaan Republik Indonesia maka pusat pemerintahan RI di Yogyakarta berpindah lagi ke Jakarta. Sejak tahun 1945 itu, Pekerjaan Umum (PU) telah sering mengalami perubahan pimpinan dan organisasi, sesuai situasi politik pada waktu itu. Sebagai gambaran garis besar organisasi PUT diuraikan sebagai berikut: 1. Sebelum tentara Belanda masuk ke Yoyakarta, susuana kementerian PU. Perhubungan dapat dibagi menjadi 8 Jawatan dan 4 balai. 2. Khusus pada masa Republik India Serikat Kementerian Perhubungan dan POU RIS dibagi dalam beberapa departemen dan beberapa jawatan dan beberapa instansi yang hubungan erat dengan tugas dari Dept.PU.RIS. Kementerian Perhubungan PU.RIS tersebut terdiri atas penggabungan 3 Departemen prae federal yaitu: 1. Departemen Verkeer, Enerrgie dan Mynbouw dulu kecuali Mynbouw yang masuk dalam kementerian kemakmuran) 2. Departemen Van Waterstaat di Wederopbouw 3. Departemen Van Scheepvaart

5 Penggabungan dari 3 Departemen dari pemerintahan prae federal dalam satu Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS dianggap perlu, agar hubungan 3 Deprtemen tersebut satu dengan yang lain menjadi sangat erat, terlebih-lebih jika diingat bahwa untuk pembangunan Negara akan diadakan koordianasi dan rasionalisasi yang baik dan adanya tenaga ahli dan pula untuk melancaran semua tugas yang dibebankan kepada Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS. Khusus pada permulaan terbentuknya Negara Kesatuan RI, maka susunan kementerian berbeda. Dalam masa prolog G 30 S PKI terjuadilah dalam sejarah Pemerintahan RI suatu cabinet yang besar disebut dengan nama Kabinet Dwuikora atau Kabinet 100 Menteri, dimana pada masa ini dibentukn koordinator Kementerian. Tidak luput Departemen PUT yang pada masa itu ikut mengalami perubahan organisasi yang menjadi 5 Departemen dibawah Komprartemen PUT Kabinet Dwikor, dipimpin Jenderakl Suprajogi. Adapun Kompartemen PUT ketika membawahi Departemen, antara lain: 1. Departemen Listrik dan Ketenagaan 2. Departemen Bina Marga 3. Departmen Cipta Karya 4. Departemen Pengairan Dasar 5. Departemen Jalan Raya Sumatera Setelah peristiwa G 30S PKI pemerintaha segera menyempurnakan Kabinet Dwikora dengan menunjuk Ir. Soekarni sebagai menteri PUT untuk memimpin Kompartemen PUT. Kabinet yang disempurnakan dipertahankan. Kabinet Ampera sebagai cabinet pertama dalam masa Orde Baru, kembali

6 organisasi PUT dibentuk dengan Ir. Soekarni sebagai menteri. dengan Surat Keputusan Menteri PUT tertanggal 17 juni 1968 No.3/PRT/1968 dan dirubah dengan Peraturan Menteri tertanggal 1 Juni 1970 No.4/PRT/1970. Departemen PUT telah memiliki suatu susunan struktur organisasi. Sebagai gambaran lebih jauh pembagian tugas-tugas dalam lingkungan Departemen PUT,maka pada waktu itu azas tugas-tugas PU telah diserahkan pada kewenangan daerah itu sendiri. Selanjutnya, pada awal kemerdekaan tahun 1945, nama Pekerjaan Umum tetap dipergunakan dalam cabinet pertama Republik Indonesia yang diumumkan tanggal 2 September 1945, dibawah Perdana Menteri Moh. Hatta, bernama Kementerian Umum dengan Menterinya Abikusno Tjokrosoejoso seorang arsitek otodidak. Kemudian sejak awal kemerdekaan sampai saat ini, dalam perjalanan sejarahnya Departemen kementerian PU telah berkali-kali berganti nama. Mulai dengan nama Kementerian Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga, Departemen Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah, Departemen Pemukiman dan Prasarana. Dalam Kabinet Kerja dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo, Kementerian Pekerjaan Umum berubah nama menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun Meskipun berganti-ganti nama, akan tetapi esensi tugas pokok dan fungsinya tak berubah, yaitu penyediaan pekerjaan umum dan pemukiman.

7 2. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Penyelenggaraan pembangunan disektor pengairan/sumber daya air dihadapkan pada berbagai tantangan yang makin kompleks, sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk serta peningkatan aktivitas masyarakat. Sedemikian pentinnya air dalam kehidupan, sehingga UUD 1945 dalam pasal 33 ayat (3) mengamanatkan bahwa air dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Agar amanah tersebut dapat tercapai dengan sebaikbaiknya, perlu dilakukan upaya pengelolaan yang tepat dan terpadu sehingga dapat diwujudkan kemanfaatan sumber daya air secara optimal dan berkelanjutan. Pemerintah pusatmelalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, lintas berwenang Negara, dan wilayah sungai strategis nasional. Ditjen SDA juga memiliki kewenangan dalam menetapkan pola pengolaan dan rencana pengolaan atas ketiga wilayah sungai tersebut. Ditjen SDA mendasari pengolaan pada sifat alami sumber daya air yang tidak mengenal batas wilayah administrasi serta adanya hubungan sebab akibat antara bagian satu denan yang lain pada siklus hidrologi. Oleh karena itu, pengelolaan SDA haruslah dilakukan secara menyeluruh pada suatu kesatuan sistem hidrologinya dengan memadukan seluruh pihak terkait, baik menjaga kelestariannya (konservasi), yang memanfaatkannya (pendayagunaan), maupun yang mungkin dapat terkena bencana (pengendalian daya rusak). 3. Visi dan Misi.

8 a. Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakayat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Tidak hanya melakukan pembangunan prasarana fisik, pengelolaan sumber daya air yang dilakukan oleh Ditjen SDA juga memperhatikan penanganan nonfisik, seperti gerakan kemitraan dan pemberdayaan para petani pengguna air, dan juga didukung oleh basis dan informasi. Dalam mengelola sumber daya air Dijen SDA mempunyai visi: Mewujudkan kemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. b. Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Untuk mewujudkan visi tersebut telah ditetapkan lima misi yang sejalan dengan UU No. 7/2004, yakni : 1. Konservasi sumber daya air yang berkelanjutan 2. Pendayagunaan sumber daya air secara adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat yang memenuhi kualitas dan kuantitas. 3. Pengendalian daya rusak air. 4. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, swasta, dan pemeritah dalam pengelolahan sumber daya air. 5. Peningkatan keterbukaan dan ketersediaan data serta informasi dalam pengelolahan sumber daya air.

9 4. Balai Besar Wilayah Sungai/Balai Wilayah Sungai Secara konsep, sumber daya air haruslah dikelola secara komprehensif berdasarkan wilayah sungai, tidak berdasarkan wilayah administrasi. Untuk mewujudkan konsep tersebut serta untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang menyeluruh dan berkelanjutan, dibentuk Balai Besar dan Balai Wilayah Sungai (BBWS & BWS) yang bertugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, serta operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. Pembentukan BBWS & BWS merupakan kosekuensi logis dari adanya kewenangan dan tanggung juawab pengelolaan sumber daya air sebagaimana diatur dalam UU No.7/2004 tentang Sumber Daya Air pasal 14,15, dan 16.Pemeritah Pusat melalui Departemen Kementerian Umum dan perumahan Rakyat mempunyai kewenangan melaksanakan pengelolaan sumber daya air di wilayah yang bersifat lintas Negara, lintas provinsi dan strategi nasional. Penentuan wilayah sungai di Indonesia mengacu pada keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.11A/PRT/M/2006, sementara belum ditetapkan oleh Presiden sebagaimana tercantum dalam UU.NO.7/2004, yang membagi wilayah sungai di Indonesia menjadi 133 wilayah sungai, terdiri dari 4 buah wilayah sungai Lintas Negara, 26 buah wilayah Lintas Provinsi, 38 buah wilayah sungai Strategis Nasional, 49 wilayah sungai Lintas Kabupaten/Kota dalam Provinsi,dan 16 buah wilayah sungai dalam Kabupaten/Kota. dari 133 wilayah sungai, 69 buah wilayah sungai merupakan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat.

10 Sampai saat ini telah dibentuk 12 BBWS dan 19 BWS yang tersebar diberbagai provinsi. Dengan berbagai pertimbangan, dari 69 wilayah sungai kewenangan pusat hanya 31 BBWS & BWS, sehingga satu BBWS & BWS umumnya mempunyai wilayah kerja lebih dari satu wilayah sungai. bahkan terdapat satu wilayah sungai (Ciujung,Cidanau, Cidurian, Ciliwung, Cisadane, dan Citarum) yang dikelola oleh tiga BBWS. 5. Satuan Kerja Balai Wialayah Sungai Sumatera II Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II) berada dibawah pembinaan dan tanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air melalui Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I.I. Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sunagi Sumatera II berkedudukan di Jalan Jenderal Besar DR. A.H Nasution No.30 Pkl. Mansyur Medan. Dalam menjalankan kegiatan BWSS II mempunyai tujuan dan tugas pokok yang telah ditetapkan sesuai dengan keputusan Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II tentang Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Pejabat int dan Pembantu Pejabat Inti satuan Kerja Balai Wilayah Sunagi Sumatera II pada tahun anggaran 2013 yang terttulis pada pasal 2 tentang Tujuan dan Tugas Pokok yaitu: 1. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Air serta untuk meningkatkan persediaan air guna memenuhi kebutuhan Sumber Daya Air secara efektif dan efisien. 2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas Sumber Daya Air.

11 3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air. B. Struktur Organisasi Adanya struktur organisasi yang menggambarkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing pegawai serta dukungan perlengkapan yang dikelola dengan baik akan menghasilka produktivitas yang akan meningkatkan kinerja pegawai. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan,sehingga efisiensi dan efektivitas kinerja pegawai dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga apa yang menjadi tujuan BWSS II dapat tercapai. Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II telah memutuskan serta menetapkan struktur organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II guna untuk melaksanakan tujuan dan tugas pokok yang telah ditetapkan. Bagan struktur organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai sumatera II (BWSS II) dapat dilihat dalam gambar 2.1. Struktur Organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut : a. Kepala Satuan Kerja/ Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa pengguna Barang Balai Wilayah Sungai Sumatera II b. Pejabat Inti Satuan kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II terdiri dari: 1. Pejabat Pembuat Komitmen. 2. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran. 3. Bendahara Pengeluaran

12 c. Dalam melaksanakan kegiatan para Pejabat Inti Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II dibantu oleh: 1. Perencana Teknik KTTL, Perencanaan dan Program dan O&P SDA. 2. Perencana Teknik Bidang Program dan Pelaporan. 3. Pelaksanaan Administrasi 4. Petugas Akuntansi UAKPA 5. Pelaksana Administrasi UAKPB 6. Bendahara Pembantu 7. Pelaksana C. Job Description Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 02/PRT/M/2008 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Umum yang merupakan Kewenangan Pemeritah dan Dilaksankan sendiri serta Peraturan Presiden Republik Indonesia No.54 Tahun 2010 tentang pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah ditetapkan tugas dan tanggung jawab Pejabat Inti Satuan Kerja terdiri dari: 1. Kepala Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II Mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut: a. Melaksanakan seluruh tugas Satuan kerja terutama pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam Daftar isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

13 b. Memimpin Pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA. c. Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada Pejabat Inti Satuan Kerja dibawahnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan. d. Mengusulkan Struktur Organisasi dan Pembantu Pejabat Inti Satuan Kerja yang dipimpinnya sesuai kebutuhan yang sekanjutnya ditetapkan oleh Atasan Langsung. e. Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran (gaji non PNS, lembur, honor, vakasi, dan perjalanan dinas) f. Melakukan pelimpahan sebagian kewenangan pelaksanaan kegiatan operasional Kegiatan kepada Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja (Pejabat Pembuat Komitmen), maupun kepada pejabat yang Melakukan Pengujian danperintah Pembayaran yang ditetapkan oleh Menteri selaku Pengguna Anggaran/ Barang. g. Menetapkaan dana Menandatangani Surat Keputusan Panitian Pengadaan barang/jasa. h. Menandatangani Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak (Dalam hal Kepala Satuan Kerja merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen). i. Menyetujui Surat Perintah Kerja/Kontrak yang ditandatangani Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran

14 Anggaran Belanja/ Pejabat Pembuat Komitmen (Dalam hal Kepala Satuan Kerja tidak merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen). j. Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan oleh Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen untuk diteruskan kepada pejabat yang melakukan pengujian dan Perintah Pembayaran (Dalam hal Kepala Satuan Kerja tidak merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen). k. Menyampaikan laporan seluruh kegiatan Satuan Kerja sesuai peraturan yang berlaku. l. Melaporkan setiap terjadinyakerugian Negara menurut bentuk dan cara yang ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna Anggran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. m. Menyusun usulan Rencana Kegiatan Satuan Kerja Tahunan yang merupakan Sebagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) untuk tahun berikutnya. 2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat inti Satuan Kerja a. Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara Mempunyai Uraian Tugas sebagai berikut: 1. Melaksanakan seluruh tugas Satuan Kerja terutama pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

15 2. Memimpin Pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA. 3. Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada Pejabat Inti Satuan Kerja dibawahnya untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan. 4. Mengusulkan Struktur Organisasi dan Pembantu Pejabat Inti Satuan Kerja yang dipimpinya sesuai kebutuhan yang selanjutnya ditetapkan Atasan Langsung. 5. Menandatangani Surat Keputusan yang mengakibatkan pengeluaran (gaji non PNS,lembur,honor,vakasi dan perjalanan dinas) 6. Melaksanakan pelimpahan sebagian kewenangan pelaksanaan kegiatan operasional Satuan Kerja kepada pejabat yang melakukan tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja (Pejabat Pembuat Komitmen), maupun kepada Pejabat yang melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran yang ditetapkan oleh Menteri selaku Pengguna Anggaran/Barang. 7. Menetapkan dan menandatangani Surat Keputusan Susunan Anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa. 8. Menandatangani Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak (Dalam hal Kepala Satuan Kerja Merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen). 9. Menyetujui setiap Surat Perintah Kerja/Kontrak yang ditandatangani Pejabat yang melakukan tindakan yang

16 mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen Kontrak (Dalam hal Kepala Satuan Kerja Merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen). 10. Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan oleh pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran Anggran Belanja/Pejabat pembuat Komitmen untuk diteruskan kepada Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran. Kontrak (Dalam hal Kepala Satuan Kerja Merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen). 11. Menyampaikan laporan seluruh kegiatan Satuan Kerja sesuai peraturan yang berlaku 12. Melaporkan setiap terjadinya kerugian Negara mnurut bentuk dan cara yang ditetapkan, tepat pada waktunya kepada Pengguna Anggaransesuai dengan ketentuan yang berlaku. 13. Menyusun usulan Rencana Kegiatan kementerian/lembaga (RKA- KL) untuk tahun berikutnya. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan/rencana kerja yang tertuang dalam DIPA a. Bertanggung jawab atas semua penerimaan/pengeluaran anggaran Satuan Kerja yang APBN. b. Bertanggung jawab atas kebenaran material setiap Surat Keputusan/Surat Perintah Kerja/Kontrak yang ditandatangani nya serta akibat timbul dari SK/SPK/Kontrak tersebut.

17 c. Bertanggung jawab terhadap realisasi keuangan dan pencapaian keluaran/output yang telah ditetapkan d. Bertanggung jawab terhadap penatausahaan dan pemeliharaan Barang Milik/Kekayaan Negara Satuan Kerja. e. Bertanggung jawab atas tertib penatausahaan anggaran serta tertib pengadaan barang dan jasa yang dialokasikan kepada satuan kerja yang dipimpinnya sesuai peraturan yang berlaku. f. Bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran melalui atasan Langsung/Pelaksana Program. b. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran Melaksanakan sebagian tugas Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara, dengan Uraian Tugas sebagai berikut : a. Menerima berkas SPP yang disampaikan oleh Pejabat Yang Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja. b. Memeriksa Kelengkapan berkas SPP, mengisi check list kelengkapan berkas SPP dan mencatat dalam buku pengawasan penerimanaan SPP c. Memeriksa secara rinci keabsahan dokumen pendukung SPP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

18 d. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas PAGU anggaran. e. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain : 1. Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama orang/perushaan, alamat, No.rekening dan nama Bank) 2. Nilai tagihan yang harus dibayar (kesesuaian dan/atau kelayakan dengan prestasi kerja yang dicapai sesuai spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak yang berkenaan) 3. Jadwal waktu pembayaran (kesesuaian dengan jadwal penarikan dana yang tercantum dalam DIPA serta ketepatannya terhadap jadwal waktu pembayaran guna meyakinkan bahwa tagihan yang harus dibayar belum daluarsa) f. Memeriksa pencapaian tujuan dan/atau ssaran kegiatan sesuai dengan indicator kinerja yang tercantum dalam DIPA berkenaan dan/atau spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak. g. Menandatangani dan menerbitkan SPM sekurang kurangnya dalam rangkap 6 dengan 1. Lembar kesatu dan lembar disampaikan kepada KPPN pembayaran 2. Lembar ketiga sebagi pertinggal pada Pejabat yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran

19 3. Lembar keempat disampaikan kepada Petugas Akuntansi/Verifikasi keuangan. 4. Lembar kelima disampaikan kepada pejabat yang melakukan Tindakan yang mengakibatkan Pengeluaran Anggaran/Pembuat Komitmen. 5. Lembar keenam disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran h. Menyampaikan SPM yang telah ditandatangani ke KPPN setempat i. Menyusun laporan seluruh kegiatan yang dilakukan sesuai DIPA dan menyampaikannya kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara Selaku Atasan Langsungnya. Tanggung Jawab : a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pengujian dan perintah pembayaran serta akibat yang timbul atas tindakannya meliputi aspek hokum, peraturan perundangundangan dan tujuan pengeluaran b. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara. c. Bendahara Pengeluaran Melaksanakan sebagian tugas Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara, sebagai berikut :

20 a. Menyelenggarakan pembukuan seluruh transaksi keuangan yang dilaksanakan SNVT Pelaksanaan jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara pada Buku Kas Umum (BKU), Buku Pembantu, Buku tambahan, serta buku-buku tambahan lainnya. b. menyiapkan rincian jumlah Pengauan SPP UP, SPP TUP, SPP GUP serta dokumen dokumen pendukung lainnya. c. Menandatangani Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP UP) yang diajukan oleh pejabat Pembuat Komitmen dan selanjutnya menyampaikannya kepada Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran. d. Menandatangani SPP LS yang pembayarannya melalui rekening Bendahara. e. Melakukan pengamanan kas serta surat-surat berharga lainnya yang berada dalam pengurusannya (Brankas) untuk menghindari terjadinya kerugian Negara. f. Menguji kebenatran tagihan pembayaran Uang persediaan meliputi kesesuaian dengan akun, DIPA dan peraturan keuangan yang berlaku sebelum dilakukan pembayaran g. Melakukan pembayaran melului Uang Persedian atas persetujuan Pejabat yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II untuk belanja barang yaitu akun : 5211(belanja barang operasional), 5212 (belanja nonoperasional),

21 5211 (belanja lain-lain), dengan nilai setinggi-tingginya sebesar Rp (sepuluh juta rupiah), kecuali ada ketentuan lain dari Kementerian Keuangan. h. Wajib menolak perintah bayar dari Kasa pengguna Anggaran/Pejabat Yang ditunjuk apabial persyaratan pembayaran tidak terpenuhi. i. Menerima dan menyetor ke Rekening kas Negara atas pajak dan penerimaan lainnya yang dipungut serta melaporkannya menurut bentuk dan cara yang telah ditetapkan, tepat pada waktunya kepada masing-masing instalasi yang terkait. j. Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan bukti- bukti pembukuan Tanggung Jawab : a. Bertanggung jawab atas pengeolaan uang persediaan b. Bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian keuangan Negara yang berada dalam pengurusannya. c. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksana Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara. Tanggung Jawab : Dalam melaksanakan tugas Perencana Teknik Bidang Kegiatan Sungai dan Pantai bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja. 3. Pembantu Pejabat Inti SNVT Peaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Provinsi Sumatera Utara a. Perencana Teknik Pada Sungai dan Pantai

22 Membantu melaksanakan tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai berikut : 1. Pembinaan Penyusunan program dan kegiatan pada unit pelaksana kegiatan Sungai dan Pantai 2. Meneliti dan membantu penyusunan perencanaan pengadaan barang/jasa kegiatan Sungai dan Pantai 3. Membina, meneliti dan mengevaluasi dokumen-dokumen pengadaan barang/jasa Kegiatan Sungai dan Pantai 4. Melaksanakan pembinaan terhadap pelaksanan Kegiatan Sungai dan Pantai 5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi atas kinerja pelaksanaan Kegiatan Sungai dan Pantai 6. Dengan persetujuan Kepala Satuan Kerja melaksanakan dan mengikuti rapat-rapat koordinasi pelaksanaan Kegiatan Sugai dan pantai dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Satuan Kerja. 7. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala Satuan Kerja baik diminta maupun tidak diminta 8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Kerja yang berkaitan dan sesuai dengan bidang tugasnya. Tanggung Jawab : Dalam melaksanakan tugasnya Perencana Teknik Bidang Kegiatan Sungai dan Pantai bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja. b. Penyusun Monev dan Pelaporan E-Monitoring

23 Membantu melaksanakan sebagian Pejabat Inti Satuan Kerja sebagai berikut : 1. Pembinaan penyusunan program da kegiatan pada masingmasing unit pelaksanaan pengelola sumber daya air 2. Mempersiapkan konsep arah kebijakan program kegiatan tahunan dalam jangka menengah dan jangka panjang pada SNVT 3. Menghimpun/mengevaluasi laporan kinerja pelaksanaan program tahunan yang disampaikan oleh masing-masing unit kegiatan pelaksanaan pengelolaan sumber daya air. 4. Dengan persetujuan kepala SNVT melaksankan dan mengikuti rapat-rapat dalam rangka penyelarasan program dan melaporkan hasilnya kepada Kepala SNVT 5. Bekerja sama dengan Perencana Teknik yang lain dan Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pengujian dan penelitian atas program/kegiatan yang diusulkan. 6. Melakukan monitoring dan evalasi secara administrasi dan phisik terhadap arah dan kinerja pelaksanaan program. 7. Mempersiapkan dan mensosialisasikan norm, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang diperlukan sesuai peraturan yang berlaku. 8. Membina dan mendayagunakan Sumber Daya manusia pada unit kerjanya. 9. Memberikan saran dan masukan kepada Kepala SNVT baik diminta maupun tidak diminta.

24 10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala SNVT yang berkaitan dan sesuai bidang tugasnya. Tanggung Jawab : a. Bertanggung jawab atas kebenaran program dan pelaporan Sumber Daya Air yang dikerjakan b. Bertanggung jawab kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara c. Pelaksana Administrasi Membantu melaksanakan sebagian tugas Pejabat Inti Satuan Kerja sebagi berikut : 1. Melakukan tugas-tugas kerumahtanggaan, kesekretariatan, kesejahteraan, dan keselamatan kerja pada SNVT Pelaksanaa Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara. 2. Menyusun rencana pengadaan kebutuhan-kebutuhan kegiatan, peralatan dan perlengkapan serta bahan-bahan lainnya untk SNVT, Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara. 3. Melaksanakan administrasi umum SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara. 4. Melaksanakan administrasi BMN SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara. 5. Melaksanakan rencana pengedaan dan penatausahaan barang-barang kebutuhan SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara.

25 6. Membuat laporan secara berkala kepada Kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara. 7. Melaksanakan kegiatan keamanan dan pengamanan di Lingkungan SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara. 8. Menginput Aplikasi Persediaan dan SIMAK BMN pada masing-masing unit Kegiatan. Tanggung Jawab : Dalam melaksanakan tugasnya Pelaksana Administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja. d. Petugas Verifikasi UAKPB Membantu melaksanakansebagian tugas Kepala Satuan Kerja sebagai berikut : 1. Menyusun data Transaksi BMN pada setiap akhir bulan. 2. Melaksanakan pencocokan data antar laporan BMN dengan laporan keuangan yang disusun oleh petugas akuntansi. 3. Menyusun laporan BMN setiap semesteran dan Laporan BMN beserta LKB. 4. Menyimpan arsip dan BMN dan melakukan proses tutup buku setiap akhir tahun anggaran 5. menyusun Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Kondisi Barang Satuan Kerja sesuai dengan Sistem Akuntansi Instansi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan

26 6. Menyampaikan laporan BMN dan LKB kepala Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAKPAB-W) beserta arsip data computer. Tanggung Jawab : Dalam melaksanakan tugasnya Pelaksana Administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja e. Petugas Akuntansi UAKPA 1. Menerima copy Data Sumber seprti SPM,SP2D, STS, dan DIPA pada ADK BMN beserta pengantar (SP)/Lembar Pengontrol dari Bendaharawan 2. Memastikan bahwa Data Sumber dan ADK tersebut kepada petugas komputer 3. Menerima Data Sumber yang diterima pada buku control dan mengrimkan DS dan ADK kepada petugas komputer. 4. Melakukan rekonsiliasi dengan KPPN 5. Melakukan verifikasi atas CALK, dan mengirimkannya ke UAPPA-W/UAPPA-EI tiap semester Tanggung Jawab : a. Bertanggung jawab atas kebenaran materi laporan BMN ddan LKB sesuai standar Akuntansi Pemerintah b. Bertanggung jawab kepada kepala SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Sumatera II Prov. Sumatera Utara.

27 f. Bendahara Pembantu a. Membantu bendahara Pengeluaran didalam Pengelolaan Uang Persediaan (UP). b. Menyusun Laporan Keuangan yang dilakukannya sesuai DIPA dan menyampaikannya kepada Bendahara Pengeluaran c. Bertanggung jawab atas pengelolaan Uang Persediaan (UP) yang dilakukan atas aspek hukum, peraturan perundangundangan dan tujuan pengeluaran. Tanggung Jawab: Dalam melaksanakan tugasnya Bendahara Pembantu bertanggung jawab kepada Bendahara Pengeluaran. D. Jaringan Kegiatan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (SNVT PJSA) bergerak di dalam bidang jasa yaitu mewujudkan kemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Lima jenis usaha kegiatan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (SNVT PJSA) : 1. Pembuatan tebing sungai. 2. Pembuatan tanggul sungai. 3. Pembuatan bendungan sungai 4. Pembebasan tanah/ganti rugi. 5. Perkuatan tebing sungai.

28 E. Kinerja Kegiatan Terkini Setiap perusahaan atau instansi memiliki visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan membutuhkan waktu untuk mewujudkan itu semua. Begitu pula pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahana Rakyat yang akan terus berupaya mewujudkan visi dan misinya yang telah ditetapkan. Tidak mudah untuk mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan kedisiplinan serta loyalitas dalam bekerja. Tidak hanya sungai, danau, bendungan, irigasi, rawa dan pantai yang menjadi potensi kinerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahana Rakyat namun Bandara Kualanamu juga menjadi objek pengembangam Sumber Daya Air dan juga proyek-proyek lain seperti: 1. Pembangunan Box culvert Kanalisasi Deli-Percut 2. Divertion Structure Kanalisasi Deli-Percut. 3. Perkuatan Tebing Kanalisasi Deli-Percut. 4. Bendungan Irigasi Batang Ilung. 5. Bendungan Irigasi Batang Gadis. 6. Bendungan karet Bandar Sidoras. 7. Perkuatan Tebing Sungai. Selain menjalani kegiatan pokok, kegiatan-kegiatan yang diluar kegiatan pokok juga tetap dilaksanakan. Misalnya saja kegiatan kerohanian seperti perayaan hari-hari besar keagamaan misalnya hari raya Idhul Fitri para

29 pegawai saling bersilaturahmi diacara halal bihalal yang dibuat bersama, sehingga kegiatan ini mengandung nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup. Tidak hanya rohani, para pegawai juga melakukan kegiatan jasmani seperti melakukan senam pagi disetiap hari jum at dan juga sesekali melakukan kegitatan outbond bersama. F. Rencana Kegiatan Untuk mendorong hasil yang maksimal dibutuhkan kinerja yang bermutu dimana kinerja-kinerja tersebut dapat membantu mewujudkan misi yang menjadi tujuan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dijalankan lembaga/instansi dimana rencana kegiatan tersebut menjadi tugas pokok yang telah ditetapkan antara lain adalah : 1. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Air serta untuk meningatkan persediaan air guna memenuhi kebutuhan Sumber Daya Air secara efektif dan efisien. 2. Meningkatkan efesiensi, efektivitas dan produktivitas Sumber Daya Air. 3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengoprasian dan pemeliharaan prasaran Sumber Daya Air. Kegiataan yang dihasilkan atau yang sedang berjalan yang meliputi kemampuan Sumber Daya Air guna untuk meningkatkan persediaan air diantaranya adalah dengan memelihara dan meningkatkan kemampuan sungai, danau, bendungan, irigasi, rawa dan pantai yang menjadi potensi dan prasarana Sumber Daya Air guna untuk meningkatkan tapi juga berupaya untuk mengembangkan Sumber Daya Air yang telah ada.

30

Departemen Pekerjaan Umum

Departemen Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum Istilah "Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda " Openbare Werken" yang pada zaman Hindia Belanda disebut "Waterstaat swerken". Di lingkungan Pusat Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II

BAB II KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II BAB II KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II 2.1 Sejarah Singkat Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING INSTITUSI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR III.1. SEJARAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BAB III KONDISI EKSISTING INSTITUSI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR III.1. SEJARAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BAB III KONDISI EKSISTING INSTITUSI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR III.1. SEJARAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Salah satu dari kementerian yang dibentuk sesaat setelah proklamasi kemerdekaan adalah Kementerian

Lebih terperinci

PROFIL DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BANDUNG

PROFIL DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BANDUNG PROFIL DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BANDUNG 1. Kedudukan dan Struktur Dinas Bina Marga dan Kota Bandung. Kedudukan dan struktur Dinas Bina Marga dan telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB II SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR. Untuk lebih efektifnya pengelolaan SDA dan didasarkan kepada Undangundang

BAB II SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR. Untuk lebih efektifnya pengelolaan SDA dan didasarkan kepada Undangundang BAB II SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR A. Sejarah Singkat Untuk lebih efektifnya pengelolaan SDA dan didasarkan kepada Undangundang No. 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

Lebih terperinci

KETENTUAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANA KEGIATAN SKPD-KSD

KETENTUAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANA KEGIATAN SKPD-KSD LAMPIRAN A2 : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PRT/M/2009 TANGGAL : 17 APRIL 2009 KETENTUAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANA KEGIATAN SKPD-KSD A. Tugas dan Tanggungjawab 1. Kepala SKPD-KSD

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/422.012/2013 TENTANG PENUNJUKANN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN KOTA BATU TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM SATKER WILAYAH 1 PROVINSI SUMATERA UTARA. openbare werken yang pada zaman Hindia belanda disebut waterstaat

BAB II PROFIL KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM SATKER WILAYAH 1 PROVINSI SUMATERA UTARA. openbare werken yang pada zaman Hindia belanda disebut waterstaat BAB II PROFIL KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM SATKER WILAYAH 1 PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Perusahaan Istilah pekerjaan umum adalah terjemahan dari istilah bahasa belanda openbare werken yang pada zaman

Lebih terperinci

BAB II SNVT (SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU) PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II

BAB II SNVT (SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU) PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II BAB II SNVT (SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU) PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR (PJPA) BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II A. Sejarah Ringkas Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. No.103, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.05/2009

Lebih terperinci

MEKANISME PENGUJIAN SPP DAN PENERBITAN SPM DI BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO. LMS. Kristiyanti Akademi Akuntansi Surakarta.

MEKANISME PENGUJIAN SPP DAN PENERBITAN SPM DI BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO. LMS. Kristiyanti Akademi Akuntansi Surakarta. MEKANISME PENGUJIAN SPP DAN PENERBITAN SPM DI BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO LMS. Kristiyanti Akademi Akuntansi Surakarta Abstrak Pertanggungjawaban pengelolaan keuangaan Negara merupakan wujud

Lebih terperinci

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha No.8, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pelaksanaan Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pencairan Anggaran Belanja di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Program Studi Manajemen. N a m a : AHMAD IRHAMNI N I M :

SKRIPSI. Program Studi Manajemen. N a m a : AHMAD IRHAMNI N I M : PENGARUH PERSEPSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG KEARSIPAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA ARSIPARIS PADA KANTOR PUSAT DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SKRIPSI Program Studi Manajemen N a m

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDINESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDINESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDINESIA, NOMOR 15/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM YANG MERUPAKAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAN DILAKSANAKAN MELALUI DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.530, 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Akuntansi. Pelaporan. Keuangan. Sistem. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Ringkas Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal. Sumber Daya Air Pada Penyediaan Air Baku

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Ringkas Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal. Sumber Daya Air Pada Penyediaan Air Baku BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Penyediaan Air Baku "Pekerjaan Umum" adalah terjemahan dari istilah bahasa Belanda " Openbare

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Dalam melakukuan penelitiannya Penulis mengambil lokasi bertempat penelitian di Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah II Direktorat

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kerja praktek di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN TERKAIT PELAKSANAAN DEKONSENTRASI TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan Umum BOGOR, 1 FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG PEJABAT PERBENDAHARAAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 34 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG,

Lebih terperinci

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 002/Sek/SK/I/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Kas Kecil Bendahara Pengeluaran adalah orang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.229,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PMK.08/2012 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA CADANGAN PENJAMINAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 134/PMK.06/ 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBAYARAN DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan wajib di bidang pekerjaan. 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan wajib di bidang pekerjaan. 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cirebon Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cirebon merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 62, 2013 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kegiatan. Anggaran. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.353, 2016 KEMENPU-PR. Pertanggungjawaban Anggaran. Verifikasi. Juklak. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN KEWENANGAN DEKONSENTRASI DAN PENUGASAN TUGAS PEMBANTUAN KEPADA DINAS SOSIAL DAERAH PROVINSI DAN DINAS SOSIAL DAERAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.746, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Hibah. Millenium Challenge Corporation. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124/PMK.05/2012 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA No. 1671, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWS MS) merupakan salah satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada subbagian

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada subbagian BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada subbagian keuangan yang ada di Pusat Penelitian dan pengembangan Sumber Daya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 199/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN JASA BANK PENATAUSAHA PENERUSAN PINJAMAN ATAS BEBAN BAGIAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009 Menimbang : a. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2017 KEMENKEU. Pembayaran Jasa Bank Penatausaha. Penerusan Pinjaman PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2017 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN

Lebih terperinci

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBAYARAN DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN

GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN 1 Menjelaskan Pengertian Pembukuan Menerangkan Dasar Hukum Pembukuan Menguraikan Ruang Lingkup Pembukuan Menerangkan Ketentuan Umum Pembukuan Menjelaskan Pemeriksaan Kas Menguraikan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2015 TENTANG PENGALIHAN ALUR SUNGAI DAN/ATAU PEMANFAATAN RUAS BEKAS SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/V/2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2008 18 Januari 2008 Tentang: ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAFTAR ISI PENGANTAR I. Direktorat

Lebih terperinci

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan No.462, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Cadangan Beras Pemerintah. Penghitungan. Pembayaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.02/2011 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2070, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN. Otoritas Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN,

Lebih terperinci

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1088, 2016 KEMENKEU. PPLN. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN PENERUSAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 54 /PB/2007 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PENGUATAN MODAL

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA IURAN JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli No. 2006, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Iuran. Jaminan. Kecelakaan Kerja. Kematian. TNI. POLRI. ASN. Lingkungan KEMHAN dan POLRI. Penyediaan. Pencairan. Pertanggungjawaban PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial

2015, No Peraturan Menteri Sosial tentang Rencana Program, Kegiatan, Anggaran, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Sosial BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1913, 2015 KEMENSOS. Anggaran. Dekonsentrasi. Tugas Pembantuan. Rencana Program. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAGIAN V KEUANGAN 310

BAGIAN V KEUANGAN 310 BAGIAN V KEUANGAN 310 Un-11.JSOPP-05-01.R0 SOP PENYUSUNAN ANGGARAN 1 Tujuan Menjelaskan proses penyusunan anggaran pada UIN Sumatera Utara Medan. 2 Ruang Lingkup 2.1 Jenis anggaran 2.2 Waktu penyusunan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang No.268, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pembayaran Kegiatan. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 14 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang No.1001, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN Kemhan. TNI. Mekanisme. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109/PMK.05/2016 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 03/PRT/M/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 03/PRT/M/2008 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 03/PRT/M/2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM YANG MERUPAKAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/ PRT/M/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/ PRT/M/2016 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/ PRT/M/2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN VERIFIKASI PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1609, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Iuran. Jaminan Kesehatan. Penyediaan. Pencairan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, No.1464, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Anggaran. Bantuan Pemerintah. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

INVENTARIS ARSIP STATIS

INVENTARIS ARSIP STATIS INVENTARIS ARSIP STATIS KEARSITEKTURAN GEDUNG SATE KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2012 KEARSITEKTURAN GEDUNG SATE

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem No.933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. Dekonsentrasi. Penatausahaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN SISTEM E-MONITORING SERAPAN ANGGARAN UNTUK PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 81a /PB/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELUNCURAN PROGRAM/KEGIATAN REHABILITASI

Lebih terperinci

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2075, 2014 KEMENSOS. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Anggaran. Kegiatan. Program. Rencana. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated IV. GAMBARAN UMUM A. Umum Dalam Pemenuhan kebutuhan sumber daya air yang terus meningkat diberbagai sektor di Provinsi Lampung diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air terpadu yang berbasis wilayah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS. PERENCANAAN Melakukan Rapat dalam rangka sinkronisasi dan

Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS. PERENCANAAN Melakukan Rapat dalam rangka sinkronisasi dan SOP DIBIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN 1. SOP Perencanaan Anggaran PELAKSANA MUTU BAKU No Uraian Prosedur PANITERA/ STAF TIM Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS PERENCANAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.391, 2016 KEMENHUB. Pelaporan Keuangan. Berbasis Akrual. Sistem dan Prosedur Akuntansi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 21 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1610, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Iuran. Jaminan Kesehatan. Penyediaan. Pencairan Pertanggungjawaban. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.231, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA ARSIP NASIONAL. Pengelolaan APBN. Tahun Anggaran 2013. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 155/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN UMUM POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN

A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tanggal 5 April 2003, tentang Keuangan Negara. 2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tanggal 14 Januari 2004,

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemba

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1916, 2014 KEMENHUB. Anggaran. Administrasi. Pelaksanaan. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 80 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. analisis kualitatif diguanakan untuk memecahkan persoalan yang ada yaitu

BAB III METODE PENULISAN. analisis kualitatif diguanakan untuk memecahkan persoalan yang ada yaitu 13 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sumber yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA CADANGAN BERAS PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci