BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Hasil Penelitian Tahap Sebelumnya
|
|
- Benny Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 73 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Pengerjaan Hasil Penelitian Tahap Sebelumnya Penentuan parameter yang akan diteliti Penentuan metode pengambilan sampel Pemilihan metode analisa sampel. Persiapan Alat dan Bahan Pengambilan Data Sekunder : - Data teknis SPAB kota Bandung - Peta layanan SPAB kota Bandung - Penentuan lokasi sampling Pengambilan Data Primer : - Pengukuran parameter di lapangan - Pengambilan sampel Analisa Laboratorium untuk sampel yang telah diambil dari titik yang telah terpilih Analisa data hasil pengukuran dan penarikan kesimpulan Gambar 4.1 Tahapan Pengerjaan Penelitian
2 Persiapan Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah peralatan untuk pengukuran di lapangan dan pengukuran di laboratorium. Untuk pengukuran di lapangan menggunakan alat pengukur multi-parameter yang dapat menentukan nilai suhu, ph, konduktivitas, turbiditas, DO dan salinitas yaitu HORIBA Water Analyzer tipe U-10. Alat yang digunakan di laboratorium meliputi peralatan gelas untuk pengujian seperti Erlenmeyer, gelas ukur, pipet, tabung COD, corong, labu ukur, alat timbang, lemari pendingin, kertas saring, reaktor COD merk Hach, statip, cawan, oven merk WTC Binder, Furnace merk Thermolyne, spektrofotometer. Peralatan pendukung yang dibutuhkan adalah peralatan fungsional seperti ember, stop watch, tali dan bola. Gambar 4.2 Alat pengukuran lapangan Gambar 4.3 Reaktan dan sampel
3 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan hasil yang ditemukan pada penelitian tahap sebelumnya oleh Gustiani (2006) sebagai acuan. Penelitian tersebut membahas tentang kinetika penyisihan organik pada air buangan dalam sewerage sebagai reaktor aliran sumbat. Penelitian akan dilakukan di lapangan untuk meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya dan melakukan pengukuran materi organik untuk menentukan kinetika biodegradasi zat organik pada air buangan yang mengalir di saluran tersebut. Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada karakteristik air buangan dan tidak memperhitungkan kondisi lapisan biofilm yang terdapat di sistem saluran air buangan. Pengambilan sampel dilakukan pada lima titik yang terletak di saluran utama kota Bandung. Lokasi pengambilan yang terpilih adalah saluran air buangan yang terletak di sepanjang Jl. Kuningan, Kelurahan Antapani, Kota Bandung. Saluran tersebut termasuk bagian dari sistem saluran terpusat dengan tujuan akhir penyaluran adalah IPAL Bojongsoang. Manhole yang tersedia di sepanjang saluran sebagai perlengkapan yang digunakan untuk mengontrol aliran dijadikan titik pengambilan sampel. Untuk mempermudah penelitian, saluran dianggap menjadi satu segmen dengan titik pengambilan sampel yang pertama adalah titik awal segmen dan titik pengambilan sampel yang kelima adalah titik akhir segmen. Panjang segmen saluran tersebut adalah 817 meter dengan slope rata-rata 0, Denah lokasi ditunjukkan oleh gambar 4.4 dan skema lokasi penelitian ditunjukkan oleh gambar 4.5. Berdasarkan jarak lokasi penelitian dari titik akhir saluran, yang merupakan titik inlet IPAL, diasumsikan bahwa pda lokasi tersebut terdapat air buangan yang sudah tercampur dan dapat mewakili karakteristik air buangan domestik kota Bandung. Untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang ditemukan dapat mewakili keadaan sesungguhnya, maka dilakukan pengujian secara statistik dan data sekunder kualitas air buangan dari IPAL Bojongsoang sebagai perbandingan. Pertimbangan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel adalah : 1. Mudah dijangkau.
4 76 2. Kondisi jalan tidak terlalu ramai sehingga tidak terganggu oleh lalu lintas dan begitu pula sebaliknya. 3. Saluran yang dipilih merupakan aliran downstream sehingga karakteristiknya dianggap lebih mewakili kualitas air buangan domestik yang ada di kota Bandung. 4. Jarak antara titik sampling (manhole) tidak terlalu jauh, yaitu sekitar 200 meter untuk mengurangi pengaruh infiltrasi. Lokasi penelitian : Jl. Kuningan, Bandung Tengah Gambar 4.4 Denah Lokasi Penelitian 190 m 177 m 190 m 260 m M1 M2 M3 M4 M5 Gambar 4.5 Skema Lokasi Penelitian, jl. Kuningan, Bandung Tengah Pengambilan contoh air di lapangan dilakukan selama tujuh hari pada musim hujan, yaitu pada hari Rabu, 5 Desember 2007 Selasa, 11 Desember Untuk mengetahui perbedaan kualitas air buangan, pengambilan sampel awalnya
5 77 dilakukan hanya pada pagi hari dan kemudian juga dilakukan pada sore hari selama tiga hari terakhir, sehingga terdapat data dengan variasi diurnal selama tiga hari. Pada pagi hari, pengukuran dilakukan di antara jam pagi, sedangkan untuk pengukuran sore hari dilakukan di antara jam Berdasarkan variasi pengukuran tersebut, maka pola aktifitas masyarakat yang menghasilkan air buangan akan terukur, sehingga bisa menentukan waktu penghasilan debit maksimum danwaktu penghasilan debit minimum. Sampel yang telah diambil disimpan dalam botol plastik dan diawetkan terlebih dahulu sebelum disimpan di dalam laboratorium. Pengawetan ini bertujuan untuk menjaga kualitas air buangan agar tidak berubah sampai dilakukan pengukuran. Berdasarkan literatur dan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, maka tahap pelaksanaan untuk pengambilan sampel air adalah sebagai berikut : 1. Menentukan karakteristik saluran (bentuk, diameter, kemiringan). 2. Mengukur kedalaman hidrolis dan mengukur kecepatan air dalam saluran dengan bantuan bola. Kondisi saluran dan kecepatan air kemudian digunakan untuk menghitung angka debit dan waktu tinggal air buangan dalam saluran. 3. Mengambil sampel dari 5 titik yang telah ditentukan. Untuk pengukuran BOD, sampel hanya diambil dari titik 1 dan titik 5. Pembagian jumlah sampel dan ukuran botol sampel ditampilkan pada tabel Mengukur kualitas air buangan secara onsite untuk parameter DO, ph, konduktivitas, turbiditas, salinitas dan suhu. 5. Sebelum diukur di laboratorium, sampel terlebih dahulu diawetkan sesuai dengan kebutuhan penelitiannya. Metode pengawetan dan penyimpanan sampel juga ditunjukkan pada tabel Pemeriksaan sampel dilakukan untuk parameter COD, TSS, VSS, Nitrat, Nitrit dan BOD. Metode dan alat pengukuran ditunjukkan pada tabel 4.2. Semua pengukuran dilakukan di laboratorium penelitian Teknik Lingkungan ITB.
6 78 Tabel 4.1 Jumlah sampel, penyimpanan dan pengawetan No. Paramater Analisa Jumlah Sampel Ukuran Sampel Penambahan zat Penyimpanan Karakteristik COD, TSS, VSS BOD Nitrat & Nitrit liter 2 liter 2 liter 500 ml - Asam sulfat lemah - - Freezer 5 C Freezer 5 C Freezer 5 C Freezer 5 C Tabel 4.2 Metode dan alat pengukuran parameter (APHA, 1998) Parameter Metode Pengukuran Alat Closed reflux, titrimetric Electrometric Electrometric Electrometric Electrometric Electrometric Gravimetric Gravimetric Diazotasi spectrofotmetri Brucin Spectrofotometri Soxhlet Ekstraksi Ekstraksi dengan cloroform COD ph Suhu DO Turbiditas Konduktivitas TSS VSS Nitrat Nitrit Minyak & Lemak Deterjen Buret, COD cooker (hach), closed reflux Horiba Horiba Horiba Horiba Horiba Cawan pijar, oven 105 C Cawan pijar, oven 105 C, oven 600 C. Spektrofotometer Spektrofotometer Soxhlet extraction, hotplate Spektrofotometer Gambar 4.6 Lokasi pengambilan sampel jl. Kuningan, Bandung Tengah, Desember 2007
7 79 Gambar 4.7 Kondisi titik pengambilan sampel, Jl. Kuningan, Bandung Tengah, Desember Parameter Yang Diamati Karakteristik air buangan ditentukan oleh transformasi materi yang terjadi di dalamnya dan variasi aliran yang terjadi. Air buangan mengandung hampir 70% zat padat yang berada dalam fase tersuspensi. Transformasi organik diukur berdasarkan perubahan konsentrasi zat yang terdapat di dalam air buangan. Perubahan ini diukur dengan mengukur beberapa parameter, yaitu 1. Debit air buangan Salah satu cara pendekatannya adalah dengan mengukur kecepatan aliran menggunakan bantuan bola pingpong. Dengan alat bantu stopwatch, pengukuran kecepatan saluran diulang sebanyak tiga kali untuk mendapatkan angka rata-rata. 2. COD Prinsip pengukuran COD adalah oksidasi senyawa organik menjadi CO 2 dan H 2 O oleh oksidator kuat dalam suasana asam. Konsentrasi yang terukur menggambarkan oksigen yang dobutuhkan untuk proses oksidasi aerob menjadi CO 2 dan H 2 O dengan asumsi bahwa semua materi organik mudah terbiodegradasi. Pengukuran COD mengukur materi organik yang bisa teroksidasi namun tidak membedakan materi organik yang bisa terdekomposisi dan tidak (Benefield & Randall,1980).
8 80 3. BOD BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan zat organik dalam air buangan pada kondisi aerob, dengan suhu dan waktu optimum. Pengukuran ini dikenal dengan BOD 5 yang menunjukkan sekitar 70% dari BOD total. Perubahan angka DO menunjukkan nilai BOD pada air buangan. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk merancang sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Tujuan dari pengukuran BOD adalah untuk mengetahui rentang kekuatan air buangan dan kemampuannya untuk bisa diolah secara biologis. 4. Nitrat Prinsip pengukuran nitrat adalah nitrat dalam air dalam suasana asam dengan brusin sulfat dan asam sulfanilat membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning. Intensitas warna yang terjadi diukur absorbannya pada panjang gelombang 420 nm. Pengukuran nitrat dan nitrit dilakukan pada 3 hari terakhir untuk melihat kemungkinan apakah terjadi kondisi anoksik di dalam saluran air buangan. 5. Nitrit Nitrit terbentuk dari hasil reaksi dari nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO 2 ) dan larutan hidroksida, atau melalui dekomposisi termal nitrat. Nitirit merupakan berntuk sementara dari nitrat yang telah bereaksi. Pada kondisi anoksik, nitrat yang akan terlebih dahulu digunakan oleh mikroorganisme sebagai akseptor elektron, diubah menjadi nitrit, kemudian nitrit digunakan sampai habis bereaksi. Nitrit juga bisa terbentuk melalui reduksi dari nitrat. Nitrit dengan asam sulfanilat dan N dihidroklorida dalam suasana asam membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Warna ungu yang terjadi diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm. Nitrit diukur
9 81 bersamaan dengan sampel nitrat. Konsentrasi nitrit juga digunakan untuk menunjukkan apabila terjadi kondisi anoksik atau tidak. 6. VSS Zat padat di dalam air buangan terbagi menjadi padatan terlarut, padatan koloidal dan padatan tersuspensi. Padatan tersuspensi menyebabkan kondisi yang tidak diinginkan yaitu peningkatan kekeruhan dan beban pasir pada badan air penerima. Konsentrasi biomassa dalam air dinyatakan dalam mg/l VSS, karena biomassa merupakan bahan organik yang menguap pada suhu tinggi. Pengukuran VSS dilakukan dengan metode gravimetri, sebelum dilakukan pengukuran, sampel harus disaring sehingga diperoleh endapan. Selanjutnya endapan ini dibakar dalam oven 105 C dan 600 C. Secara teoretis, kadar VSS akan meningkat sesuai dengan penurunan kadar substrat. VSS juga akan menunjukkan apakah bakteri yang ada di saluran air buangan berada dalam keadaan tersuspensi atau juga terlekat. Untuk menentukan nilai VSS, nilai TSS juga harus ditentukan menggunakan metode gravimetri. 7. DO DO merupakan jumlah oksigen terlarut pada sampel air khusus. Hal ini ditunjukkan dalam mg/l, ppm atau persen saturasi. Air buangan menempatkan kebutuhan oksigen terlarut pada bawaan air sebagai bawaan limbah. Bila oksigen yang cukup secara kontinu disuplai secara buatan, air buangan akan tetap aerob melalui proses pengolahan. Angka DO ditentukan dalam percobaan untuk menghitung angka BOD. Pengukuran konsentrasi oksigen terlarut dilakukan di lapangan menggunakan alat ukur elektronik. 8. ph Konsentrasi ion hidrogen merupakan parameter kualitas yang penting baik untuk air alami atau air buangan. Metode umum untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen adalah sebagai ph, yang didefinisikan
10 82 sebagai logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen. ph = -log (H+). Pengukuran ph dilakukan di lapangan menggunakan alat ukur elektronik. 9. Suhu Suhu air buangan umumnya lebih tinggi daripada suhu persediaan air karena penambahan air hangat dari rumah tangga dan aktivitas industri. Pada suhu tertentu, pertumbuhan bakteri tidak akan terjadi. Pada saat terjadi peningkatan suhu, maka pertumbuhan bakteri akan mencapai laju maksimum. Pengukuran suhu dilakukan di lapangan menggunakan alat ukur elektronik. 10. Parameter lainnya Karakteristik air buangan ditentukan dengan pengukuran beberapa parameter tambahan yaitu minyak dan lemak, deterjen sebagai MBAS dan nitrogen sebagai amonia. Pengukuran parameter minyak dan lemak dilakukan karena dapat mengganggu proses biologi aerob dan anaerob dan juga menurunkan efisiensi pengolahan air limbah apabila berada dalam konsentrasi yang berlebih. Karaktersitik air buangan menunjukkan kekuatan dari air buangan di lokasi pengambilan sampel bila dibandingkan dengan literatur. Karakteristik air buangan kualitas air buangan domestik dan seberapa besar pengaruh masukan limbah industri terhadap kualitas air buangan tersebut. 4.5 Pengukuran dan Perhitungan Debit Air Buangan Perhitungan debit air buangan dilakukan dengan menggunakan data-data tinggi aliran air dan kecepatan air yang mengalir dipermukaan air di dalam sewer. Kecepatan aliran diukur dengan menghitung waktu tempuh bola di dalam area manhole. Cara pengukuran kecepatan aliran ini sebenarnya relatif kurang akurat, oleh karena aliran di dalam pipa sewer mempunyai distribusi kecepatan yang berbeda-beda (gambar 4.8). Cara ini dilakukan karena pengukuran debit secara konvensional dibatasi oleh ketersediaan alat, dan metode pengukuran dengan
11 83 metode area-velocity terkendala oleh alat ukur current meter yang tidak bisa dioperasikan di lokasi pengukuran. Pengukuran kecepatan diulang 3 kali untuk tiap ruas manhole dan diambil nilai rata-ratanya. Gambar 4.8 Distribusi kecepatan di dalam pipa sewer (Huisman, 2003) Perhitungan debit di dalam sewer dilakukan dengan menggunakan grafik elemen hidrolis untuk pipa sewer berbentuk bulat dari ASCE (Gambar 4.9). Prosedur perhitungan debit adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil pengukuran, didapatkan kecepatan aliran di dalam sewer, v s, kedalam aliran air buangan, d, dan diameter pipa Sewer, D. 2. Dihitung rasio kedalaman aliran terhadap diameter saluran (d/d), untuk kemudian diplotkan ke gambar 4.5, sehingga didapatkan rasio luas area aliran, terhadap luas area circular sewer total (A/A full ) 3. A full dihitung dengan: 4. A dapat dihitung dengan : 5. Debit air buangan dihitung dengan:
12 84 Perhitungan ini dirasakan yang paling sesuai, mengingat data angka kekasaran Manning (n) secara aktual tidak diperoleh/diukur. Gambar 4.9 Grafik elemen hidrolis untuk pipa sewer bulat (ASCE, 1969)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
85 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Karakteristik Limbah Pemeriksaan karakteristik limbah cair dilakukan untuk mengetahui parameter apa saja yang terdapat dalam sampel dan menentukan pengaruhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air buangan merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi atas sumber aktifitasnya,
Lebih terperinciPENENTUAN KUALITAS AIR
PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.
Lebih terperinciIII.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.
39 III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug yang terletak di Jalan Ciledug Raya no. 4 A, Tangerang. Instalasi Pengolahan Air
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan
Lebih terperinciAnalisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri
11 didinginkan. absorbansi diukur pada panjang gelombang 410 nm. Setelah kalibrasi sampel disaring dengan milipore dan ditambahkan 1 ml natrium arsenit. Selanjutnya 5 ml sampel dipipet ke dalam tabung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini bertempat di Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni
Lebih terperinciA. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang digunakan adalah air limbah industri tepung agar-agar. Bahan kimia yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
Lebih terperinciPenentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius
Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi oleh: Yulfiperius Pendahuluan Alat-alat ukur : ph meter, oksigen meter, dan pengukur (probe) amonia. Alat-alat diatas amatlah berguna namun tidak murah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Hotel Mutiara Kota Gorontalo di mana limbah cair yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari limbah cair
Lebih terperinciBab III Bahan, Alat dan Metode Kerja
Bab III Bahan, Alat dan Metode Kerja III.1. Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan limbah pulp kakao yang berasal dari perkebunan coklat PT IGE di updelling Cipatat sebagai media atau substrat untuk
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN
EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plan (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Limbah cair usaha kegiatan peternakan dari MT Farm Ciampea b. Air Danau LSI IPB. c.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciLampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
LAMPIRAN 55 56 Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Kegiatan Alat Bahan Pengambilan contoh Alat aerasi hipolimnion Generator System GPS Van Dorn water sampler Tali berskala ph meter
Lebih terperinciPerencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya
D25 Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya Zella Nissa Andriani dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia, dan manusia selama hidupnya selalu membutuhkan air. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciBab IV Data dan Hasil Pembahasan
Bab IV Data dan Hasil Pembahasan IV.1. Seeding dan Aklimatisasi Pada tahap awal penelitian, dilakukan seeding mikroorganisme mix culture dengan tujuan untuk memperbanyak jumlahnya dan mengadaptasikan mikroorganisme
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER
PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER Afry Rakhmadany 1, *) dan Nieke Karnaningroem 2) 1)Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dan efisiensi Anaerobic Baffled Reactor dalam mengolah air limbah dari Rumah Pemotongan Hewan dan industri tahu.
Lebih terperinciKombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi
Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan
Lebih terperinciMETODE SAMPLING & PENGAWETAN SAMPEL
METODE SAMPLING & PENGAWETAN SAMPEL PENDAHULUAN Memegang peranan sangat penting akan mempengaruhi data hasil analisis. Apabila terdapat kesalahan dalam pengambilan contoh, maka contoh yang diambil tidak
Lebih terperinciMetodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat dibawah ini : Ide Studi Penurunan Fe total dan Mn dengan Saringan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah BOD 5.1.1. Parameter BOD Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT
PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT Oleh : Agus Mirwan, Ulfia Wijaya, Ade Resty Ananda, Noor Wahidayanti Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,
III. METODOLOGI PENELITIAN.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran, Lampung. Penelitian ini secara umum mencakup tahapan yaitu survei lapangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap
Lebih terperinciGambar 3.1 Desain Penelitian Sumber : Dokumen Pribadi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui variabel yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan, juga memiliki sisi negatif yaitu berupa limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan oleh
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal dalam melakukan penelitian ini dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahu merupakan salah satu jenis makanan sumber protein dengan bahan dasar kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain mengandung gizi yang baik,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciDosen Pembimbing: Prof. DR. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc
TugasAkhir RE 091324 Dosen Pembimbing: Prof. DR. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. 19550128 198503 2001 Oleh : Andrew indrawanto 3309100011 Tiap tahun bertambahnya jumlah penduduk Terjadinya banyaknya air
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi
17 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan contoh air dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Lokasi penelitian di Way Perigi, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v viii ix xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Pertanyaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan pada penelitian ini secara garis besar terbagi atas 6 bagian, yaitu : 1. Analisa karakteristik air limbah yang diolah. 2.
Lebih terperinciBuku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN
I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.
BAB 3 METODE PERCOBAAN Pada analisis yang dilakukan terhadap penentuan kadar dari beberapa parameter pada limbah cair pengolahan kelapa sawit menggunakan beberapa perbedaan alat dan metode, adapun beberapa
Lebih terperincidilakukan di laboratorium rancang bangun dan laboratorium kulitas lingkungan
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dapat disebut dengan penelitian ilmiah apabila memiliki metode penelitian yang sistematis. Metode penelitian yang digunakana dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah
Lebih terperinciPERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY
PERSYARATAN PENGAMBILAN SAMPEL Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY Pengambilan sampel lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat : 1. Obyektif : data yg dihasilkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan kegiatan terencana dalam upaya merubah suatu keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu membawa dampak positif dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian disusun untuk mengarahkan langkah-langkah penelitian agar tujuan penelitian dapat dicapai dengan benar. Garis besar dari metode penelitian adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Agustus 2009 di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor. Lokasi pengambilan contoh (Dekeng)
Lebih terperinciPrestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN
STUDI PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS DAN ph LIMBAH PABRIK TAHU MENGGUNAKAN METODE AERASI BERTINGKAT Fajrin Anwari, Grasel Rizka Muslim, Abdul Hadi, dan Agus Mirwan Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pelaksanaan penelitian ini mengikuti metode ilmiah dengan langkah-langkah yang diuraikan berikut ini. Dari ide studi sebagaimana diuraikan pada Bab 1.1, maka digali
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit
Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Konsentrasi zat di titik sampling masuk dan keluar Hari/ mingg u WT H (jam) Masu k Seeding
Lebih terperinciPENGAMBILAN SAMPEL AIR
PENGAMBILAN SAMPEL AIR A. Pemeriksaan : Pengambilan Sampel Air B. Tujuan :Untuk memperoleh sampel air guna pemeriksaan parameter lapangan C. Metode : Langsung D. Prinsip : Sungai dengan debit kurang dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KerangkaPenelitian Tahapan dalam penelitian ini dimulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian dibawah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup seperti tumbuh-tumbuhan atau hewan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. TUJUAN Mampu memeriksa kadar Nitrat dalam air.
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Nitrat (NO 3 ) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciProses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka
Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 3(C) 13307 Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka Fahma Riyanti, Puji Lukitowati, Afrilianza Jurusan Kimia
Lebih terperinciBAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK
BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini diperlukan alur penelitian agar pelaksanaannya terarah. Berikut merupakan diagram alir penelitian Studi Literatur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini diperlukan alur penelitian, berikut merupakan diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. STUDI LITERATUR
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu blotong dan sludge industri gula yang berasal dari limbah padat Pabrik Gula PT. Rajawali
Lebih terperinciMukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang
OP-18 REKAYASA BAK INTERCEPTOR DENGAN SISTEM TOP AND BOTTOM UNTUK PEMISAHAN MINYAK/LEMAK DALAM AIR LIMBAH KEGIATAN KATERING Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelituan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian experimental murni atau eksperimental sungguhan atau
Lebih terperinciI. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.
I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN II. TUJUAN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan oksigen kimia 3. Untuk mengoksidasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini diberikan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, karena pada penelitian ini diberikan perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian disertai dengan adanya kontrol
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, yaitu pada 7 Oktober 2015 hingga 7 November 2015 di Sub Lab Kimia FMIPA UNS dan Balai Laboratorium Kesehatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL), Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri
Lebih terperinciBAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan
Lebih terperinciWaterlettuce (Pistia statiotes L.) as Biofilter
EFEKTIVITAS PENURUNAN BAHAN ORGANIK DAN ANORGANIK PADA LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN TUMBUHAN KAYU APU ( (Pistia statiotes L.) SEBAGAI BIOFILTER Decreasing Effectiveness of Organic and Inorganic
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, mulai bulan Juli hingga November 2009. Pemeliharaan ikan dilakukan di Kolam Percobaan, Departemen Budidaya
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi saluran sekunder sungai Sawojajar Saluran sekunder sungai Sawojajar merupakan aliran sungai yang mengalir ke induk sungai Sawojajar. Letak
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1. Umum Pada Bab IV ini akan dijabarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian yang didapatkan. Secara garis besar penjelasan hasil penelitian
Lebih terperincipenambahan nutrisi berupa lumpur sebanyak ± 200 ml yang diambil dari IPAL
63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dengan menggunakan Fluidized Bed Reaktor secara aerobik dengan media styrofoam ini dimulai dengan melakukan strarter bakteri yaitu dengan penambahan
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERENCANAAN
BAB IV DASAR PERENCANAAN IV.1. Umum Pada bab ini berisi dasar-dasar perencanaan yang diperlukan dalam merencanakan sistem penyaluran dan proses pengolahan air buangan domestik di Ujung Berung Regency yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dan Laboratorium Pengelolaan Limbah
Lebih terperincikompartemen 1, kompartemen 2, kompartemen 3 dan outlet, sedangkan untuk E.Coli
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini parameter yang diuji adalah COD, E. Coli dan ph. Pemeriksaan COD dan ph dilakukan setiap 2 sekali dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern ini, proses modernisasi akan menaikkan konsumsi sejalan dengan berkembangnya proses industrialisasi. Dengan peningkatan industrialisasi tersebut maka
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman
Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari
Lebih terperinciSTUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG
INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 STUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG Yonik Meilawati Yustiani, Astri Hasbiah *), Muhammad Pahlevi Wahyu Saputra
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plant (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat.Analisa laboratorium
Lebih terperinci