BAB II LANDASAN TEORI. adalah zat besi selama hamil dengan rata-rata 800mg 1040mg.
|
|
- Sudirman Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pisang Ambon Menurut Susiloningtyas (2007), Kebutuhan nutrisi salah satunya adalah zat besi selama hamil dengan rata-rata 800mg 1040mg. Kebutuhan ini diperlukan untuk : ± 300mg diperlukan untuk pertumbuhan janin, ± 50mg - 75mg untuk pembentukan plasenta, ± 500mg digunakan untuk meningkatkan massa hemoglobin maternal atau sel darah merah, ± 200mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin, dan kulit, serta ± 200mg lenyap ketika melahirkan. a. Pengertian Pisang Ambon Pisang ambon atau biasa dikenal dengan pisang hijau adalah pisang yang dagingnya tebal, berwarna putih kekuningan, kulitnya kehijau-hijauan sampai kuning (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Online). Buah ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia dengan harga relatif murah, pisang juga mudah diolah menjadi beragam masakan (Yuliarti, 2011). b. Manfaat dan Kandungan Pisang Pisang sejak lama telah dikenal sebagai buah lezat dan berkhasiat bagi kesehatan. Buah pisang mengandung kalium (potasium) yang bermanfaat untuk penyeimbangan ph atau derajat keasaman didalam lambung (Lalage, 2013). Selain itu, kalium 5
2 6 bermanfaat untuk pengendalian tekanan darah, memengaruhi irama jantung, terapi darah tinggi, membersihkan karbondioksida didalam darah, berperan dalam kepekatan saraf dan otot, serta memicu kerja otot dan simpul saraf (Astrawan, 2008). Kalium yang tinggi juga akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu keseimbangan cairan di dalam tubuh (Kowalski, 2010). Tabel 2.1 Kandungan Buah Pisang Nutrisi Jumlah per 100 Pemenuhan gram dapat dimakan kecukupan / hari (%) Vitamin B6 0,68 mg 34,0 Vitamin C 10,74 mg 17,9 Kalium 467,28 mg 13,4 Serat mg 11,3 Mangan (Mn) 0,18 mg 9,0 Sumber : Nixon (2009) 2. Hemoglobin Dalam Kehamilan Kehamilan menyebabkan meningkatnya volume plasma, massa sel darah merah, kebutuhan zat besi, dan asam folat. Sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb) dalam jumlah yang signifikan dan fungsi utamanya membawa oksigen dalam darah dan dibentuk di sumsum tulang belakang, serta terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen janin dan ibu (Bothamley, 2011). Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb di bawah 11g/dl pada trimester 1 dan 3, atau kadar <10,5 g/dl pada trimester 2 (Prawirohardjo, 2009). a. Pengertian Hemoglobin Hemoglobin adalah salah satu komponen dari eritrosit yang terdiri atas heme dan globin. Heme merupakan gabungan protoporfirin
3 7 dengan besi sedangkan globin adalah bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta (Handayani, 2008). Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, pada mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Molekul hemoglobin tersusun dari empat sub unit yaitu 2 rantai α dan 2 rantai ß. Masing-masing globin membentuk sebuah kantong untuk molekul heme sehingga memiliki kapasitas mengikat sampai empat molekul oksigen. 2,3 DPG mengikat 2 rantai ß untuk menstabilkan molekul saat molekul berada dalam keadaan terdeoksigenasi (Sacher dkk, 2004). Setiap gram hemoglobin mengandung 1,3 ml oksigen. 97% oksigen yang dibawa dari paru-paru dan hanya 3 % yang larut dalam plasma. Sehingga hemoglobin merupakan mengangkut utama oksigen di dalam tubuh (Guyton, 2008). Hemoglobin yang terpajang oksigen, akan membentuk oksihemoglobin hasil pengikatan molekul oksigen pada rantai alfa dan beta. Oksihemoglobin akan diedarkan ke seluruh tubuh. Sampai di jaringan, molekul oksigen akan dilepaskan ke jaringan, disini menjadi deoksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi (Sloan, 1996).
4 8 b. Fungsi Hemoglobin Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen, satu gram hemoglobin akan bergabung dengan 1,34 ml oksigen. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah merah. Oksihemoglobin merupakan hemoglobin yang berkombinasi atau berkaitan dengan oksigen. Tugas akhir hemoglobin adalah menyerap karbondioksida dan ion hidrogen serta membawanya ke paru tempat zat-zat tersebut dilepaskan dari hemoglobin (Handayani, 2008). Menurut Hoffbrand (2005), eritrosit dalam darah arteri sistemik mengangkut O2 dari paru ke jaringan dan kembali dalam darah vena dengan membawa CO2 ke paru. Pada saat molekul hemoglobin mengangkut dan melepas O2, masing-masing rantai hemoglobin dalam molekul hemoglobin bergerak pada satu sama lain menstabilkan molekul tersebut. Menurut Kumalasari (2015) fungsi hemoglobin antara lain sebagai berikut : 1) Untuk mengikat oksigen yang kita hirup dan ditransportasikan ke berbagai bagian tubuh. 2) Memberi warna merah pada darah. 3) Mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh.
5 9 c. Jumlah Kadar Hemoglobin Jumlah normal kadar hemoglobin yaitu pada wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg% (Handayani, 2008). Derajat kadar hemoglobin pada ibu hamil yaitu: Tabel 2.2 Derajat Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Derajat kadar hemoglobin pada ibu Jumlah dalam gr/dl hamil Normal >11 gr/dl Anemia Ringan 9-10 gr/dl Anemia Sedang 7-8 gr/dl Anemia Berat <7 gr/dl Sumber: Manuaba (2010) Pada ibu hamil anemia kadar hemoglobin dibawah 11 g% pada trimester 1 dan 3, atau kadar <10,5 g% pada trimester 2 (Saifuddin, 2009). d. Etiologi Anemia Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, malabsorbsi, kehilangan darah yang banyak persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain (Sofian, 2011). e. Klasifikasi Anemia Kehamilan 1) Anemia (hemoglobin menurun) Defisiensi Besi Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat peningkatan kebutuhan zat besi atau absorbsi zat besi yang tidak adekuat (Robson, 2011). Anemia defisiensi besi adalah penyebab paling umum dari anemia (Proverawati, 2011).
6 10 2) Anemia (hemoglobin menurun) Megaloblastik Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi asam folat dan juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12 (kobalamin) (Saifuddin, 2009). 3) Anemia (hemoglobin menurun) Hipoplastik Anemia hipoplastik terjadi karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah baru. Penyebabnya belum diketahui (Sofian, 2011). 4) Anemia (hemoglobin menurun) Hemolitik Anemia hemolitik disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah lebih cepat dari pembuatannya. Ini disebabkan oleh kelainan-kelainan gambaran darah (Sofian, 2011). f. Keluhan Subjektif Anemia Keluhan pasien dengan anemia (hemoglobin menurun) diantaranya merasa lelah, lesu, dan pusing (Handayani, 2008). g. Bahaya Anemia terhadap Kehamilan Dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Bahaya anemia terhadap janin antara lain anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia
7 11 dapat terjadi gangguan dalam bentuk seperti abortus, kematian intrauterin, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dan dapat terjadi cacat bawaan (Manuaba, 2010). h. Penanganan Anemia secara Farmakologi 1) Pemberian suplemen Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi berupa ferrosulfat, ferro gluconat atau Na-ferrobisitrat. Pemberian preparat Fe 60 mg per hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 g% per bulan (Prawirohardjo, 2009). Pemberian asam folat 5 mg selama 4 bulan untuk anemia karena defisiensi asam folat (Mehta, 2006). 2) Transfusi Darah Jika kadar hemoglobin kurang dari 9,0 gr%, tranfusi darah diperlukan, jika kadar hemoglobin kurang dari 11 gr% diberi saran mengenai diet yang tepat dan diberi zat besi jika ibu menolak tranfusi. Jika terlihat gejala anemia meliputi letargi, takikardi, dan sesak napas, serta gambaran klinis membran mukosa pucat, segera lakukan pemeriksaan darah (Fraser, 2009). i. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kadar Hemoglobin Kadar hemoglobin seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh paparan Pb (timbal), kebiasaan minum teh setiap hari setelah makan, mengkonsumsi alkohol serta merokok dapat memengaruhi kadar
8 12 hemoglobin (Mehdi et al., 2000). Konsumsi teh setiap hari dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga akan memengaruhi kadar hemoglobin (Gibson, 2005). Beberapa faktor lain yang memengaruhi kadar hemoglobin antara lain: usia, jenis kelamin, penyakit sistemik, pola makan (Caesaria, 2015). j. Cara Pengukuran Hemoglobin Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan sebelum perlakuan dan sesudah diberikan pengaruh pisang ambon selama antara 7-14 hari. Dalam penelitian ini peneliti memberikan intervensi waktu pemberian pisang ambon pada responden selama tujuh hari. Hal ini didasari pada teori Burke, et al (1996) bahwa jumlah sel-sel darah merah terjadi dalam waktu yang dapat diprediksi yaitu 7-14 hari. Perlu diketahui bahwa kebutuhan folat selama 2-4 bulan disimpan dihati (Sibernagl dan Lang, 2007). Alat pengukuran hemoglobin menggunakan pemeriksaan langsung ke responden metode pengukuran kadar hemoglobin adalah cyanmethemoglobin yang dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Pengambilan darah dilakukan menggunakan lancet melalui darah tepi yang ditampung pada tabung yang telah berisi larutan Ethyl Diamine Tetra Aceticacid (EDTA) untuk menghindari pembekuan darah. Selanjutnya, hasil tersebut dibawa ke Puskesmas Ngoresan Surakarta atau ke laboratorium terdekat di Surakarta.
9 13 Pengukuran kadar hemoglobin tersebut membutuhkan 20 mikron sampel yang ditambah 415 ml reagen Drabkin (NaHCO 31gram, KCN 50 mg dan K3FeCN 200 mg). Setelah itu, darah diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37ºC dan hasil dibaca dengan menggunakan alat spectrophotometry pada gelombang tertentu (a = 546 nm). Spektofotometer yang digunakan adalah photometer 5010 Mannheim Boehringer dengan ketelitian 0,01 mg/dl. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan oleh peneliti dibantu oleh petugas kesehatan. k. Pengertian Kehamilan Normal Kehamilan merupakan proses fisiologis pada setiap wanita yang diawali dengan fertilisasi, nidasi, dan lahirnya janin. Periode dalam kehamilan normal selama 40 minggu atau 280 hari yang dibagi menjadi 3 trimester, yaitu trimester pertama berlangsung pada minggu pertama hingga minggu ke-12, trimester dua pada minggu ke-12 hingga minggu ke-28, dan trimester tiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (Sofian, 2013). l. Proses Kehamilan Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan (konsepsi) yang dimulai dengan penyatuan sperma dan ovum di ampula tuba, hasil dari pertemuan tersebut terbentuk zigot. Untuk berjalan ke dalam uterus zigot memerlukan waktu 6 sampai 8 hari. Ketika mencapai uterus, zigot yang merupakan massa sel disebut morula kemudian terpisah menjadi dua lapisan yaitu massa sel luar dan massa sel dalam yang disebut
10 14 blastokist. Sekitar 10 hari setelah terjadi fertilisasi, blastokist akan menanamkan dirinya dalam endometrium yang disebut implantasi. Setelah implantasi terjadi, lapisan uterus (desidua) akan menyelimuti blastokist dan kehamilan terbentuk (Hutahaean, 2013). Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal untuk mendeteksi bahaya dan komplikasi dalam kehamilan (Saifuddin, 2010). m. Perubahan Hematologi Kehamilan Perubahan hematologi selama kehamilan menurut Hoffbrand (2005) meliputi : anemia fisiologis yaitu volume plasma darah meningkat 45% dan massa eritrosit meningkat 25%. Trombositopenia yaitu terjadinya jumlah trombosit menurun 10%. Koagulasi yaitu faktor-faktor pembekuan meningkat dan fibrinolisis berkurang. Kebutuhan untuk eritropoiesis meningkat yaitu terjadi peningkatan 2-3 kali lipat dalam kebutuhan folat dan diperlukan 900 mg besi untuk ibu dan janin. 3. Pengaruh Pemberian Pisang Ambon Terhadap Hemoglobin Pada Ibu Hamil Pisang mengandung vitamin dan mineral yang unggul dibandingkan dengan buah lain, terutama untuk vitamin B6 (pyridoxine), vitamin C, Kalium (K), serat dan mangan (Mn). Hal ini karena pisang bermanfaat dalam mengendalikan tekanan darah tinggi dan stroke, mengendalikan
11 15 kadar gula darah, mencegah depresi dan stres, baik daya pikir, mengobati radang pencernaan, serta baik bagi kesehatan mata (Nixon, 2009). Pisang ambon merupakan buah yang kaya akan kandungan kalium. Kalium merupakan mineral yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel, mengendalikan keseimbangan cairan dalam jaringan dan sel tubuh, membantu memperlancar pengiriman oksigen ke otak, serta membantu mengatur tekanan darah (Kowalski, 2010). Konsumsi kalium banyak akan meningkatkan konsentrasinya didalam cairan intraselular, sehingga cenderung menarik cairan dari berbagai ekstraselular (Astrawan, 2008). Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Kandungan kalium berbagai jenis pisang berbeda-beda, rata-rata sebuah pisang ukuran sedang dapat menyumbang kalium sebesar 440 mg per 100 gram. Berbeda halnya dengan kalium, kadar natrium pada pisang sangat rendah. Rasio yang tinggi antara kalium dan natrium pada pisang sangat menguntungkan untuk mendukung proses relaksasi otot (Astrawan, 2008). Menurut Nixon (2009), anjuran untuk mengkonsumsi kalium perhari adalah 2.000mg dan sebuah pisang dengan berat 120 gram, mampu menyumbang kalium sebesar 560mg dari kebutuhan sehari. Suplementasi besi berupa besi oral digunakan untuk profilaksis maupun terapi. Besi oral biasanya merupakan besi non-heme. Besi oral bisa dalam bentuk garam ferro atau ferri, namun yang paling banyak
12 16 digunakan adalah garam ferro disebabkan sifat-sifatnya yang baik seperti kelarutannya yang tinggi dalam lambung, mudah diabsorbsi yaitu 3x dari penyerapan bila dalam bentuk ferri, terutama pada keadaan perut kosong. Suplemen tersebut menyediakan zat besi non-heme dan absorbsi akan banyak ketika ditelan dengan sumber vitamin C yang mempermudah penyerapan (Lestari, 2008). Efek pertama suplemen besi oral pada sejumlah sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin terjadi selama 2 minggu (Ibrahim, 2007). Besi non-heme terdapat didalam telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah-buahan. Konsumsi sumber zat besi heme dan non-heme secara bermakna dapat meningkatkan penyerapan besi non-heme. Salah satunya buah pisang merupakan sumber vitamin C yang dapat meningkatkan optimalisasi penyerapan zat besi non-heme. Masih kurangnya frekuensi konsumsi sumber vitamin ini, bisa menjadi salah satu penyebab masih terdapatnya ibu hamil yang anemia meskipun telah dilakukan edukasi gizi (Adi, 2012). Vitamin C berguna untuk membantu penyerapan besi sehingga absorbsi akan lebih banyak dalam usus. Vitamin C atau asam askorbat memiliki sifat berbentuk serbuk atau hablur, berwarna putih agak kekuningan, larut baik dalam air, sukar larut dalam ethanol dan tidak larut dalam kloroform. Sensitif terhadap cahaya sehingga bila terkena cahaya akan berubah warna menjadi gelap. Mudah teroksidasi. Sifatnya asam (Soemardjo, 2009). Sebagai reduktan, vitamin C mereduksi cupri (Cu2+)
13 17 menjadi cuprus (Cu+) dan ion ferri (Fe3+) menjadi ion ferrous (Fe2+) yang akan berpengaruh terhadap penyerapannya di usus halus dan dengan demikian memberikan efek yang menguntungkan (Jourkesh et al., 2011). Angka kecukupan yang direkomendasikan untuk vitamin C adalah 75 mg untuk wanita. Asam askorbat akan dikeluarkan melalui urin pada intake lebih dari 60 mg per hari (Bailo et al., 2011). Pada manusia sehat kebutuhan vitamin C 400mg mg (Sari, 2011). Pisang ambon berpengaruh terhadap hemoglobin pada ibu hamil karena pisang mengandung zat kalium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B, vitamin C (Cahyono, 2009). Faktor-faktor yang memengaruhi kadar hemoglobin seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh paparan Pb (timbal), kebiasaan minum teh setiap hari setelah makan, mengkonsumsi alkohol serta merokok dapat memengaruhi kadar hemoglobin (Mehdi et al., 2000). Konsumsi teh setiap hari dapat menghambat penyerapan zat besi sehingga akan memengaruhi kadar hemoglobin (Gibson, 2005). Beberapa faktor lain yang memengaruhi kadar hemoglobin antara lain: usia, jenis kelamin, penyakit sistemik, dan pola makan (Caesaria, 2015).
14 18 B. Kerangka Konsep Konsumsi Pisang Ambon pada Ibu Hamil Tambahan asupan nutrisi : a. Vitamin B6 b. Vitamin C c. Serat d. Mangan (Mn) e. Kalium Mengatur pengiriman zat gizi ke sel-sel dan memperlancar aliran oksigen ke otak Meningkatkan optimalisasi penyerapan zat besi non-heme sehingga absorbsi akan lebih banyak dalam usus Hemoglobin mengikat oksigen Faktor-faktor penghambat : a. Usia b. Umur Kehamilan c. Paritas Kadar Hemoglobin Meningkat d. Jenis Kelamin e. Penyakit sistemik f. Pola makan, g. Konsumsi teh, h. Konsumsi kopi, i. Merokok, j. Minum alkohol. Keterangan : Diteliti : Tidak Diteliti : Variabel Bebas : Variabel Perantara : Variabel Terikat : Variabel Luar : Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pemberian Pisang Ambon Terhadap Hemoglobin Pada Ibu Hamil di Puskesmas Ngoresan Surakarta. Sumber : Nixon (2009), (Hoffbrand, 2005), (Sofian, 2011), (Handayani, 2008), (Manuaba, 2010), (Adi, 2012), (Soemardjo, 2009), (Mehdi et al., 2000), (Gibson, 2005), (Caesaria, 2015).
15 19 C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini, ada pengaruh pemberian pisang ambon terhadap hemoglobin pada ibu hamil di Puskesmas Ngoresan Surakarta.
BAB V PEMBAHASAN. Data yang terkumpul telah dilakukan pengolahan data yang diupayakan dapat
BAB V PEMBAHASAN Data yang terkumpul telah dilakukan pengolahan data yang diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian pisang ambon terhadap kadar hemoglobin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012). Selama proses kehamilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel spermatozoa yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis (Mitayani, 2012). Peristiwa ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
Lebih terperinci2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan konseling kepada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, menggunakan jenis penelitian quasy experimental dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui hemoglobin pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Pada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Jarak Kehamilan Pengertian jarak kehamilan a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
Lebih terperincib) Anemia Megaloblastik Megaloblastik dalam kehamilan disebabakan karena defisiensi asam folik c) Anemia Hipoplastik
A. PENGERTIAN Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia apabila kadar hemoglobinnya dibawah 10 gr/dl. ( Arief Masjoer, dkk, 2001 ). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi tumbuh kembang janinnya. Saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal masa sebelum menjelang persalinan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Anemia secara praktis didefenisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas normal. Namun, nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia Pada Kehamilan Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Retensio Plasenta 1. Definisi Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir 30 menit setelah bayi lahir pada manajemen aktif kala tiga. 1 2. Patologi Penyebab retensio plasenta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Resiko Tinggi 1. Definisi Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi komplikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Anemia pada kehamilan a. Pengertian anemia Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan di mana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hemoglobin 1. Pengertian Hemoglobin merupakan pigmen yang mengandung zat besi terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi terutama dalam pengangkutan oksigen dari paru- paru
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Anemia pada ibu hamil a. Definisi anemia pada ibu hamil Anemia didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb dalam darah dibawah normal. Sebagian besar anemia
Lebih terperinciANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE
ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Ibu yang sedang hamil mengalami proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan fetus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Defenisi motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakan (Winardi, 2007). Swanburg 2002 mendefenisikan motivasi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu golongan dari suatu kelompok usia yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan yang akan dikonsumsinya. Taraf kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang cepat pada tubuh remaja membawa
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara
Lebih terperinciDr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY
Dr. Indra G. Munthe, SpOG DEPARTMENT OF OBSTETRICS AND GYNECOLOGY FACULTY OF MEDICINE THE UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA A. Jenis-jenis Penyakit Darah 1. Anemia Dalam Kehamilan Secara fisiologik konsentrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia 1. Definisi Anemia Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Pada Kehamilan 1. Pengertian Anemia atau sering disebut kurang darah adalah keadaan dimana darah merah kurang dari normal, dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan / atau vitamin B12, yang kesemuanya berakar pada asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia 1. Pengertian Anemia Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari nilai normal yaitu dibawah 11 g/dl pada trimester
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan pada ibu akan terjadi apabila terjadi pembuahan yaitu bertemunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Yang secara normal akan terjadi di tuba uterina. Selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi sangat berkaitan erat dengan status kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu faktor yang menenutkan kualitas sumber daya manusia, status gizi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang dengan paparan timbal mempunyai kecenderungan lebih besar untuk menjadi anemia dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar timbal. Padahal anemia sudah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita (1). Di mana dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepatuhan 1. Pengertian Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan dan menggambarkan penggunaan obat sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan suatu masalah gizi yang tersebar di seluruh dunia, baik di negara berkembang dan negara maju. Penderita anemia di seluruh dunia diperkirakan mencapai
Lebih terperinciKEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN
HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGKONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Lia Natalia ABSTRAK Anemia dalam kehamilan
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI KARTASURA 1 KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesehatan Reproduksi Ibu Hamil Kesehatan ibu hamil yang dimulai dari konsepsi hingga melahirkan, ibu dan anak merupakan satu kesatuan yang erat dan tak terpisahkan.kesehatan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anemia Ibu Bersalin a. Definisi Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunya hemoglobin sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak dijumpai di berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Wanita muda memiliki risiko yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi mikro yang cukup serius dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagian besar anemia di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi (pembuahan) hingga permulaan persalinan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Anemia a. Pengertian Anemia Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan olahraga sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari. Olahraga banyak diminati oleh masyarakat karena dikenal memiliki berbagai manfaat untuk menjaga kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia pada remaja putri merupakan salah satu dampak masalah kekurangan gizi remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)
anemia. (14) Remaja putri berisiko anemia lebih besar daripada remaja putra, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit dalam darah kurang dari yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) tertinggi di ASEAN. Menurut data SDKI tahun 2007 didapatkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Anemia 1. Anemia Definisi Anemia Anemia adalah jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari 12gr/100 ml (Prawiroharjo, 2006). Anemia adalah penyakit yang terjadi karena konsumsi zat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Hani, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses alamiah untuk mejaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai
Lebih terperinciDEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST
DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST PENGERTIAN Defisiensi : suatu keaadaan atau kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan sesuatu dari yang seharusnya terpenuhi. Defisiensi zat gizi : suatu keadaan dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritroprotein. Akibatnya volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit)
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zat Besi 2.1.1. Fungsi Zat Besi Zat besi (Fe) merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Pudjiadi,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI Skripsi ini ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi besi, yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah khususnya remaja (Bakta, 2006).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering terjadi pada semua kelompok umur di Indonesia, terutama terjadinya anemia defisiensi besi. Masalah anemia
Lebih terperinciApakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?
Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Anemia 1. Definisi Anemia gizi adalah keadaan kadar hemoglobin dalam darah yang lebih rendah dari normal akibat kekurangan satu macam atau lebih zat-zat gizi yang diperlukan
Lebih terperinciSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia A. Topik : Sistem Hematologi B. Sub Topik : Anemia C. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Umum : Setelah penyuluhan peserta diharapkan dapat mengtahui cara mengatasi terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung yang terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu pembangunan yang telah memperhitungkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume
Lebih terperinciMAKALAH GIZI ZAT BESI
MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN
Lebih terperinciTHALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010
THALASEMIA A. DEFINISI Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan keadaan dimana kebutuhan ibu terhadap besi meningkat dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan fetal, plasenta, dan penambahan jumlah eritrosit selama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan menginginkan kehamilan berlangsung dengan baik, bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang dari angka normal sesuai dengan kelompok jenis kelamin dan umur.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan kadar hemoglobin di dalam darah kurang dari angka normal sesuai dengan kelompok jenis kelamin dan umur. Kriteria anemia berdasarkan WHO
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan satu dari empat masalah gizi yang ada di indonesia disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah gangguan akibat kurangnya
Lebih terperinci