BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konflik diantara Korea Utara dan Korea Selatan berlangsung dari tahun dan sudah terjadi gencatan senjata antara kedua belah pihak (Hawley, 2005: 195). Didalam bukunya, Yang & Mas oed (2003: 5) menjelaskan bahwa alasan awal terjadinya konflik ini adalah perbedaan ideologi serta isu perbatasan yang menjadi isu yang sangat sensitif antara kedua wilayah ini. Perang Korea pada tahun 1950-an sekiranya membuat hubungan Korea Utara dan Selatan menjadi tidak sehat. Awal mulanya wilayah Korea Utara tergabung dengan wilayah Korea Selatan, dikarenakan adanya perselisihan dalam kedua negara Korea inilah yang kemudian berimbas pada terjadinya perang saudara antar Korea di Semenanjung Korea. Konflik di Semenanjung Korea mengakibatkan terpisahnya Korea menjadi dua bagian yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Namun walaupun sudah terjadinya gencatan senjata antara kedua belah pihak pada tahun 1953, masih belum ditemukan jalan damai antara kedua negara tersebut. Hingga sampai saat ini masih sering terjadi konflik konflik kecil yang membuat keadaan kedua negara saling memanas. Konflik konflik kecil yang terjadi di semenanjung Korea seperti ancamana dari salah satu pihak terhadap pihak yang lain. Banyak hal hal yang memicu ketegangan antara kedua negara seperti isu nuklir, kerjasama Korea Selatan dan Amerika Serikat, dan isu isu lain yang berkembang di semenanjung Korea. Contohnya adalah pada maret 2013 (Korut nyatakan perang terhadap Korsel, 2013), Korea Utara menyatakan telah memasuki keadaan perang dengan Korea Selatan. Pernyataan ini dikeluarkan menanggapi apa yang mereka sebut sebagai tindakan provokatif Amerika Serikat dan Korsel melalui latihan militer bersama. 1

2 Pada saat ini, Korea Selatan sangatlah terkenal dengan Korean Wave yang merupakan diplomasi kebudayaan Korea Selatan terhadap dunia. Korean Wave adalah sebuah istilah yang merujuk pada popularitas budaya pop Korea di luar negeri. Genre Korean Wave berkisar dari film, drama televisi, dan musik pop (Korean Wave, n.d.). Dari Korean Wave ini lah, Korea Selatan membangun citra positif global sehingga dapat menjalin hubungan dengan berbagai negara. Korea Selatan bisa dibilang sangat sukses dalam menjadikan Korean Wave sebagai ujung tombak diplomasi kebudayaan Korea Selatan di berbagai negara. Park & Snyder (2012: 196) mengatakan bahwa Korean Wave masuk ke Korea Utara sejak awal tahun 2000an lewat penyelundupan CD dan DVD. Dengan perkembangannya teknologi, musik pop Korea Selatan dan drama yang beredar pada saat ini menggunakan MP3 player, USB, dan chip memori di telepon seluler. Korean Wave masuk ke Korea Utara lewat penyelundupan yang dilakukan oleh para penyelendup dan kemudian dijual di pasar gelap di Korea Utara secara diam diam. Sudah banyak warga Korea Utara yang mengakses Korean Wave dan Korean Wave pun menjadi sangat populer di kalangan masyarakat Korea Utara. Jang Se Yul (The New York Times, 2015) mengatakan bahwa Kim Jong Un selaku Presiden Korea Utara telah menyampaikan retorika yang begitu kuat mengenai drama Korea Selatan dan hiburannya dan menyebut media adalah unsur beracun kapitalisme. Menurut penjelasan Andrei Lankov (Aljazeera, 2014), pada Januari 2012, Kim Jong Un memerintahkan untuk pembentukkan tim yang disebut sebagai 114 tim. Tim tim ini terdiri dari polisi politik dan pejabat dari Partai Pekerja Korea yang berkuasa. Tim tim tersebut memiliki tugas untuk memastikan bahwa rakyat Korea Utara tidak akan menonton melodrama dan thriller Korea Selatan, atau film Hollywood. Dengan kata lain, tugas mereka adalah untuk mengakhiri pasar ilegal yang sedang marak untuk penjualan DVD bajakan asing. Setelah satu tahun dibentuk, 114 tim sudah menangkap sejumlah orang yang memproduksi dan menjual DVD acara acara TV Korea Selatan. 2

3 Pemerintah Korea Utara melarang warga Korea Utara untuk mengakses Korean Wave dan bahkan menghukum mati warganya yang tertangkap mengakses Korean Wave. Seperti dilansir oleh Daily NK (Kang, 2015) bahwa pemerintah Korea Utara mengeksekusi 3 warga dari provinsi Yanggang karena menonton drama Korea Selatan menggunakan telepon genggam mereka. Agen Departemen Keamanan Negara menangkap mereka dan menyerahkan mereka ke Kementerian personil Keamanan Rakyat setelah diinterogasi. Kemudian ketiga warga tersebut dieksekusi secara tertutup. Tidak hanya warga biasa, pejabat negara pun tidak dapat mengelak dari hukuman mati tersebut. Seperti yang diberitakan oleh The Telegraph (Ryall, 2014) lansiran Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS), negara pimpinan Kim Jong Un itu telah mengeksekusi mati sekitar 10 pejabat dari Partai Pekerja Korea karena menonton acara opera sabun yang ditayangkan Korea Selatan. Selain itu juga, Radio Free Asia (Moon, 2015) melansir bahwa Korea Utara memberlakukan larangan ketat pada media asing, dan hukuman yang keras, termasuk eksekusi, dapat diturunkan kepada mereka tertangkap menonton drama TV Korea Selatan diselundupkan ke negara itu melalui DVD dan perangkat penyimpanan elektronik lainnya. Pemerintah Korea Utara mengeluarkan kebijakan untuk mencegah dan melarang masuknya Korean Wave ke Korea Utara. Dalam mencegah masuknya Korean Wave, pemerintah Korea Utara mengeluarkan kebijakan hukuman mati bagi warganya yang ketahuan ataupun tertangkap tangan mengakses Korean Wave. Masyarakat Korea Utara masih banyak yang mengakses Korean Wave yang merupakan sebuah larangan dari pemerintah Korea Utara. Untuk mencegah banyaknya pembelot dan pergeseran pemikiran yang diakibatkan oleh Korean Wave, hukuman mati adalah hukuman yang diberikan bagi warga Negara Korea Utara apabila terbukti ataupun ketahuan mengakses Korean Wave tersebut. 3

4 B. Rumusan Masalah Dari apa yang telah dijelaskan dalam latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah yaitu Bagaimana pengaruh Korean Wave terhadap Korea Utara dan mengapa pemerintah Korea Utara gagal membendung pengaruh Korean Wave di Korea Utara? C. Tinjauan Pustaka Didalam penelitian ini, penulis melihat ada tiga isu utama sehingga muncullah pertanyaan penelitian yang telah disampaikan sebelumnya. Tiga isu utama tersebut adalah Juche Korea Utara, konflik di Semenanjung Korea antara Korea Utara dan Korea Selatan, dan Korean Wave sebagai diplomasi kebudayaan Korea Selatan di dunia pada saat ini. Hal ini dikarenakan dengan Juche dan konflik di semenanjung Korea sangat mempengaruhi pemblokan Korean Wave yang merupakan ujung tombak diplomasi kebudayaan Korea Selatan di dunia saat ini. Menurut Grace lee dipenelitiannya yang berjudul The Political Philosophy of Juche (Lee, 2012), Juche itu sendiri adalah memegang teguh independen, menolak ketergantungan pada orang lain, menggunakan otak sendiri, percaya pada kekuatan sendiri, menampilkan semangat revolusioner kemandirian, dan dengan demikian memecahkan masalah sendiri untuk diri sendiri pada tanggung jawab sendiri dalam semua keadaan. Hal ini lah yang sebenarnya di jelaskan oleh Kim Il Sung sebagai Presiden Korea Utara dan orang yang mengeluarkan ideologi Juche itu sendiri. Juche merupakan aplikasi prinsip Marxis dan Leninis dengan realitas politik modern di Korea Utara. Kim Il Sung membagi Juche menjadi tiga aplikasi khusus filsafat Juche: politik dan kemerdekaan ideologis, kemandirian ekonomi, dan sistem pertahanan nasional. Prinsip kemerdekaan politik merupakan salah satu prinsip utama ideologi Juche. Sehubungan dengan hubungan internasional, prinsip-prinsip Juche adalah kesetaraan dan saling menghormati antar bangsa. Selanjutnya, ideologi Juche menegaskan bahwa setiap negara memiliki hak penentuan nasib sendiri untuk mengamankan kebahagiaan dan kesejahteraan rakyatnya. Adanya intervensi asing 4

5 ataupun campur tangan akan menciderai kemerdekaan dan kedaulatan nasional. Merupakan tanggung jawab bangsa untuk membela kepentingan rakyatnya. Ketergantungan pada kekuatan asing akan mengakibatkan kegagalan revolusi sosialis Korea. Di antara negara - negara yang dianggapnya rekan-rekan sosialis, seperti Cina, Uni Soviet, Kuba dan beberapa negara Afrika, Kim Il Sung mendesak kerjasama dan menekankan perlunya saling mendukung dan ketergantungan terbatas. Prinsip yang kedua adalah kemandirian ekonomi. Ekonomi nasional yang independen dan mandiri diperlukan baik dalam rangka untuk mengamankan integritas politik dan untuk mencapai kesejahteraan nasional. Menurut Kim Jong Il, membangun perekonomian nasional yang mandiri berarti membangun ekonomi yang bebas dari ketergantungan pada orang lain dan yang berdiri di atas kaki sendiri, ekonomi yang melayani diri sendiri dan berkembang pada kekuatan sumber daya dari negara sendiri dan oleh upaya diri sendiri. Kim Il Sung menyatakan bahwa membangun ekonomi nasional yang independen sesuai prinsip Juche tidak identik dengan membangun ekonomi terisolasi. Kim Il Sung menegaskan kerjasama ekonomi dan teknis yang erat antara negara-negara sosialis dan negara-negara yang baru-muncul sebagai bantuan dalam pembangunan ekonomi dan kesatuan ideologis. Dan prinsip yang terakhir adalah kemandirian dalam pertahanan. Karakteristik mendasar dalam filsafat Juche adalah negara berdaulat yang independen. Imperialisme harus dilawan untuk mempertahankan kemerdekaan. Penerapan sistem pertahanan mandiri ini akan melibatkan mobilisasi seluruh negeri dan penanaman ideologi dalam angkatan bersenjata. Pemerintah mempersiapkan orang-orang Korea dan tentara secara menyeluruh dan ideologis untuk mengatasi perang dan membuat persiapan materi penuh untuk membela negara dengan mengandalkan perekonomian nasional yang mandiri. Dapat dilihat dari literatur diatas adalah Juche mempunyai tiga prinsip utama yaitu politik dan kemerdekaan ideologis, kemandirian ekonomi, dan sistem 5

6 pertahanan nasional. Juche menjadi pemikiran awal Korea Utara dalam membangun bangsa dari zaman kepemimpinan Kim Il Sung hingga sekarang. Kemandirian dan menentang imperialism merupakan kunci utama dalam pemikiran Juche itu sendiri. Kemandirian inilah yang membuat negara negara lain melihat Korea Utara sebagai negara yang tertutup. Yang dimaksud dengan tertutup disini adalah Korea Utara sangat membatasi campur tangan asing dan membatasi hubungan dengan negara lain. Hal ini dikarenakan Korea Utara menolak ketergantungan akan hal apapun. Prinsip berdiri dikaki sendiri merupakan prinsip yang sangat dipegang teguh oleh Korea Utara. Sampai saat ini Juche masih digunakan oleh Korea Utara sebagai ideologi negara tersebut dan membuat Korea Utara menjadi salah satu negara yang sangat tertutup didunia. Juche itu sendiri lahir akibat perang dingin dan pembagian wilayah antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Sebagai negara yang menjadi negara sekutu Uni Soviet, Korea Utara menerapkan prinsip prinsip sosialis sehingga muncullah Juche sebagai ideologi negara tersebut. Dan akibat perbedaan ideologi dan pembagian wilayah di Korea, maka terciptalah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang disebut konflik semenanjung Korea. Korea Selatan merupakan sekutu Amerika Serikat pada pasca perang dingin. Permasalahan yang ada di semenanjung Korea memang sudah sangat lama. Hal ini dikarenakan permasalahan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat pada perang dingin. Perang dingin menyebabkan terbagi nya Korea menjadi dua bagian yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Perseteruan antara Korea Selatan dan Korea Utara sudah berlangsung sejak terpecahnya Korea hingga sekarang. Permasalahan utama hingga saat ini adalah tentang ideologi kedua Negara dan kegiatan reaktor nuklir milik Korea Utara. Permasalahan di semenanjung Korea tidak pernah mendekati kata damai. Hal ini dibuktikan dengan sering memanasnya keadaan di semenanjung Korea. Korea Utara menyatakan telah memasuki "keadaan perang" dengan Korea Selatan. Pernyataan ini dikeluarkan menanggapi apa yang mereka sebut sebagai "tindakan 6

7 provokatif" Amerika Serikat dan Korsel melalui latihan militer bersamanya. Korea Utara mengancam akan mengadakan perang nuklir terhadap Korea Selatan karena hubungan yang erat antara Amerika Serikat dan Korea Selatan (BBC Indonesia, 2013). Dari konflik yang terjadi di semenanjung Korea, bisa dilihat bahwa perseteruan antara Korea Selatan dan Korea Utara sulit untuk berakhir dan menemukan kata damai bagi dua negara ini. Konflik yang sudah terjadi selama berpuluh puluh tahun ini sangat mempengaruhi hubungan kedua negara yang selalu memanas. Konflik ini sangat mempengaruhi kebijakan Korea Utara dalam menanggapi fenomena Korean Wave. Sebagai negara yang bisa dibilang sangat membenci Korea Selatan, konflik di semenanjung Korea merupakan faktor utama tentang berbagai kebijakan Korea Utara terhadap hal hal yang berhubungan dengan Korea Selatan. Hal ini juga sangat berimbas dengan Korean Wave yang merupakan sebuah gerakan baru yang dibawa Korea Selatan sebagai bentuk diplomasi kebudayaannya. Menurut Ayu Riska Wahyudiya dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Soft Diplomacy Dalam Membangun Citra Korea Selatan di Indonesia (Wahyudiya, 2012), membangun citra merupakan hal yang dilakukan oleh Korea Selatan melalui Korean Wave. Hal ini dilakukan guna menjalin dan memperat hubungan bilateralnya sekaligus untuk memperkukuh posisinya di forum internasional. Masyarakat Indonesia sendiri bisa dibilang terbuka dalam menerima budaya asing serta adanya kedekatan kultur sebagai negara timur menjadikan budaya Korea Selatan dapat diterima dengan mudah. Perkembangan Korean Wave didukung oleh peran sinkronisasi antara aktor negara, yakni Pemerintah Korea Selatan itu sendiri dengan aktor non-negara seperti para pelaku bisnis, masyarakat, selebritis dan media. Kebudayaan sebagai salah satu faktor ujung tombak soft diplomacy menjadi konsentrasi Korea Selatan yang digunakan untuk media komunikasi penyampaian misi politik luar negerinya. Langkah yang bisa ditempuh untuk membangun citra 7

8 Global Korea. Soft power diperlukan tidak hanya sekedar memperkenalkan identitas politik, ekonomi dan budaya Korea Selatan di Luar Negeri tetapi mendukung pencapaian kepentingan nasional dalam hal ini mewujudkan citra Global Korea. Peluang berhasilnya pelaksanaan soft diplomacy didukung oleh hubungan bilateral Korea-Indonesia yang bersifat saling mengisi kepentingan masing-masing negara serta hubungan Korea Selatan-Indonesia sebagai mitra kerjasama strategis. Pengaruh Soft Diplomacy Korea Selatan lewat kebudayaan korea pada perkembangannya memberi efek positif bagi citra Korea. Terjalinnya kerjasama dalam hal kebudayaan memberi jalan untuk kepentingan nasional Korea Selatan yang lain seperti Politik dan Ekonomi. Korea Selatan mampu membangun kepercayaan dengan menampilkan wajah kebudayaanya yang positif dan sangat digemari masyarakat Indonesia. Pembangunan citra itu sendiri tidak serta merta hanya dengan menjalin kerjasama saja, namun korea mampu memperkuat Soft diplomacy nya lewat mengembangkan profesionalisme kerja aktor-aktor nonnegara nya dan penggunaan teknologi informasi yang maksimal. Korea terbilang sangat berhasil menerapkan Soft diplomacy dengan dukungan Era Globalisasi yang memang sedang menawarkan Informasi yang cepat. Soft Diplomacy yang merujuk ke arah sukses ini tidak serta merta menuai hambatan. Dalam jangka panjang citra positif yang dibangun korea memang memberi kestabilan bilateral berbagai negara dan Korea Selatan, namun hal ini harus diikuti dengan kerjasama yang lebih intens. Tentu saja citra Korea Selatan dari Korean Wave sendiri membuat Citra Korea Selatan positif guna menjalin dan memperat hubungan bilateralnya sekaligus untuk memperkukuh posisinya di forum internasional. Tetapi hal ini tidak terjadi di Korea Utara. Pemerintah Korea Utara mengeluarkan kebijakan terhadap masuknya Korean Wave ke Korea Utara. Hukuman mati adalah hukuman yang menunggu bagi warga Negara Korea Utara apabila terbukti ataupun ketahuan mengakses Korean Wave tersebut. Sebagai 8

9 Negara yang sangat tertutup dari dunia Internasional, kekejaman Korea Utara dengan dihukum matinya warga negara Korea Utara yang mengakses Korean Wave membuktikan bahwa pemerintah Korea Utara memblok Korean Wave yang masuk di Korea Utara lewat penyelundupan. Dari literatur literatur diatas, penelitian tentang Korean Wave masih hanya dalam batas bagaimana peran Korean Wave sebagai diplomasi kebudayaan Korea Selatan. Masih belum ada penelitian yang membahas bagaimana Korean Wave di Korea Utara. Sebagai negara yang sangat tertutup dari dunia internasional dan berkonflik dengan Korea Selatan, maka akan sangat relevan apabila membahas bagaimana pengaruh Korean Wave di Korea Utara, bagaimana tanggapan pemerintah Korea Utara tentang pengaruh Korean Wave itu sendiri, dan bagaimana respon masyarakat terhadap kebijakan pemerintah terhadap Korean Wave. Hukuman mati yang diberikan kepada warga Korea Utara yang mengakses Korean Wave tentu saja menjadi hal yang sangat penting untuk dibahas sehingga penelitian ini sangatlah penting dalam menganalisa respon Korea Utara terhadap Korean Wave di Korea Utara dan respon masyarakat Korea Utara terhadap kebijakan pemerintah Korea Utara mengenai Korean Wave. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa kebijakan Korea Utara terhadap Korean Wave. Korean Wave merupakan ujung tombak Korea Selatan untuk melakukan diplomasi kebudayaan di berbagai negara. Melihat keadaan Korea Utara yang sangat tertutup karena ideologi Juche nya dan keadaan di semenanjung Korea yang merupakan konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan, Korea Utara memberlakukan kebijakan untuk mencegah masuknya Korean Wave ke Korea Utara. Pemerintah Korea Utara mengeluarkan kebijakan untuk menghukum mati bagi warga negaranya yang terbukti ataupun ketahuan mengakses Korean Wave. Tapi dalam kenyataannya, masih banyak masyarakat yang masih mengakses Korean Wave dan bahkan membelot dari Korea Utara karena terbuka pemikirannya setelah menonton drama Korea Selatan. Karena masyarakat masih 9

10 mengakses Korean Wave, timbullah satu pertanyaan yang patut untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana pengaruh Korean Wave terhadap Korea Utara. Selain itu juga pemerintah Korea Utara mengalami kesulitan untuk membendung masuknya Korean Wave ke Korea Utara. Banyaknya masyarakat yang masih mengakses Korean Wave dan bahkan membelot dari Korea Utara karena terbukan pemikirannya setelah menonton drama Korea Selatan. Sehingga penelitian ini akan menjelaskan bagaimana kebijakan pemerintah Korea Utara dalam melihat, mencegah, dan menghukum mati masyarakat Korea Utara yang tertangkap ataupun ketahuan mengakses Korean Wave namun di satu sisi pemerintah Korea Utara masih sulit untuk membendung Korean Wave walaupun sudah mengelurakan sebuah kebijakan untuk mencegah masuknya Korean Wave ke Korea Utara. D. Kerangka Konseptual Untuk menjawab rumusan masalah diatas, maka penulis menggunakan dua konsep yaitu, uses and gratifications dan juche. Konsep uses and gratifications diharapkan bisa menjawab respon masyarakat Korea Utara terhadap Korean Wave. Konsep juche akan menjelaskan kebijakan pemerintah Korea Utara dalam merespon masuknya Korean Wave di Korea Utara. Sedangkan Untuk selanjutnya penjabaran dari konsep konsep tersebut yaitu : 1. Uses And Gratifications Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori Uses and Gratifications (kegunaan dan kepuasan) ini dikenalkan tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communications : Current Perspective on Gratification Research. Teori Uses and Gratifications milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, Teori Uses and Gratifications mengasumsikan bahwa pengguna 10

11 mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nurudin, 2007: 192). Menurut para pendirinya, Elihu Katz; Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (1974) (Werner J Severin, 2005: 355), Uses and Gratifications berkaitan dengan (1) asal-usul kebutuhan secara psikologis dan sosial; (2) kebutuhan yang melahirkan; (3) harapan-harapan akan; (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang mengarah pada; (5) berbagai pola paparan media yang berbeda (atau keterkaitan dalam berbagai aktivitas lain), yang menghasilkan; (6) gratifikasi kebutuhan maupun; (7) konsekuensi-konsekuensi lain, mungkin merupakan konsekuensi-konsekuensi yang paling tidak diniatkan. Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya dan mempunyai tujuan. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang. Dari sinilah timbul istilah uses and gratification (pengunaan dan pemenuhan kebutuhan). Sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto dan Erdinaya, 2004:71). Teori uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial meliputi ciri ciri afiliasi kelompok dan ciri ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan sebagai berikut (Effendy, 2003:294) : 1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan. 11

12 2. Affective needs (Kebutuhan Afektif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal Integrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal hal terebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs (Kebutuhan Sosial Secara Integratif) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Escapist needs (Kebutuhan Pelepasan) Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan. Dari penjelasan mengenai uses and gratification, terdapat 5 kebutuhan mengapa masyarakat Korea Utara tetap mengakses Korean Wave yang merupakan larangan dari pemerintah Korea Utara. Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan kognitif. Berdasarkan rasa ingin tahu masyarakat Korea Utara tentang bagaimana kehidupan diluar Korea Utara dan Korea Selatan pada khusunya, masyarakat Korea Utara mengaskses Korean Wave. Sudah banyaknya penyelundupan penyelundupan berupa DVD DVD bajakan yang masuk ke Korea Utara menyebabkan adanya rasa ingin tahu yang sangat besar masyarakat Korea Utara terhadap kehidupan didunia luar. Hal ini dikarenakan kebijakan juche yang memblokade masuknya informasi informasi dari dunia luar. Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan afektif. Pada kebutuhan ini, setelah mengakses Korean Wave, masyarakat Korea Utara tetap mengakses walaupun adanya larangan karena kebutuhan yang menyenangkan. Yang dimaksud adalah, banyaknya informasi informasi tentang kebudayaan dan keadaan Korea Selatan dan dunia membuat masyarakat Korea Utara tertarik akan budaya Korea Selatan yang disampaikan melalui Korean Wave. Opera sabun merupakan acara televisi 12

13 Korea Selatan yang sangat digemari oleh masyarakat Korea Utara. Karena sangat digemari dan banyak diakses oleh masyarakat Korea Utara, opera sabun yang merupakan salah satu bentuk Korean Wave menjadi kebutuhan afektif masyarakat Korea Utara itu sendiri. Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan pribadi secara integratif. Yaitu kebutuhan akan status individual. Contohnya adalah seperti Jang Se Yul seorang professor matematika Korea Utara yang membelot dari Korea Utara ke Korea Selatan setelah menonton K-drama. Setelah menonton K-drama, ia memiliki harapan yang lebih besar untuk hidup. Jang Se Yul yakin drama ini berdampak pada Korea Utara, dan beliau sendiri adalah buktinya. Hal ini membuktikan ada beberapa masyakarakat Korea Utara yang membelot dari Korea Utara setelah mengakses Korean Wave karena adanya perbandingan kehidupan yang sangat jauh antara Korea Utara dan Korea Selatan dimana Korea Utara merupakan negara yang sangat menutup diri dari dunia internasional dan membatasi informasi informasi yang masuk. Hal ini dikarenakan ideologi juche itu sendiri yang membuat Korea Utara sangat menutup diri dari dunia internasional. Adanya harapan yang lebih besar untuk hidup menjadi alasan yang dijadikan alasan masyarakat Korea Utara tetap mengakses Korean Wave. Kebutuhan yang keempat adalah kebutuhan sosial secara integratif. Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak, teman, dan dunia. Dalam permasalahan Korean Wave, masyarakat Korea Utara tetap mengkases Korean Wave yaitu ingin tetap memperteguh pengetahuan tentang dunia. Diaman pada saat ini, Korea Selatan merupakan negara yang sangat berkembang dengan pesat disegala aspek yang dimilikinya. Dengan mengakses Korean Wave, maka kebutuhan akan peneguhan akan pengetahuan tentang dunia akan didapatkan dimana bentuk bentuk Korean Wave seperti K-drama dan K-pop sangatlah berkembang di dunia saat ini. Korean Wave mempresentasikan keadaan dunia pada saat ini. Oleh sebab itulah masyarakat Korea Utara tetap mengakses Korean Wave. 13

14 Kebutuhan yang terkahir yaitu kebutuhan pelepasan. Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan dan kebutuhan akan hiburan. Setelang mengakses Korean Wave, terbuka pandangan masyarakat Korea Utara tentang bagaimana kehidupan di Korea Selatan dan dunia pada saat ini. Kehidupan di Korea Utara sangat lah jauh berbeda dengan kehidupan diluar Korea Utara. Di Korea Utara sendiri hanya terdapat satu stasiun televisi yang selalu menyiarkan propaganda propaganda pemerintah Korea Utara terhadap warganya. Hiburan satu satu nya masyarakat Korea Utara hanyalah acara dari siaran televisi nasional tersebut. Korean Wave memberikan hiburan baru bagi masyarakat Korea Utara. Dilansir oleh Sindo News (Maulana, 2015) bahwa Robert King, seorang perwakilan Amerika untuk Korea Utara mengatakan bahwa Korsel membuat drama yang sangat bagus, dan ternyata warga Korut juga menggemari hal itu. Sekitar 80 persen warga Korut menyaksikannya, tapi secara illegal. Menyaksikan secara illegal yang dimaksud adalah menyaksikan drama tersebut secara diam diam yang diperoleh dari penyelundup penyelundup di pasar gelap. Dengan tertutupnya dan hanya ada satu stasiun televisi di Korea Utara membuat masyarakat Korea Utara menjadikan Korean Wave sebagai hiburan baru dan pandangan baru terhadap situasi dan keadaan di Korea Selatan. Hal ini tentu saja membuat terbukanya pemikiran pemikiran masyarakat Korea Utara tentang hal hal luar yang diblokade oleh pemerintah. Dengan alasan akan kebutuhan akan hiburan, maka masyarakat Korea Utara tetap mengakses Korean Wave walaupun sudah dilarang dan dihukum apabila ketahuan mengakses Korean Wave tersebut. Dari lima kebutuhan tersebut dapat terlihat jelas bahwa walaupun pemerintah sudah membendung masuknya Korean Wave ke Korea Utara, tetapi masyarakat Korea Utara tetap memerlukan Korean Wave untuk memenuhi kebutuhannya. Pemerintah Korea Utara melarang masuknya dan membendung penyebaran Korean Wave karena Korean Wave tidak sesuai dengan prinsip juche Korea Utara. Tetapi hal ini tidak memadamkan antusias masyarakat Korea Utara untuk mengakses Korean Wave untuk memenuhi kebutuhan mereka. Walaupun sulit 14

15 untuk bisa mengakses Korean Wave dan dihukum mati apabila ketahuan mengakses Korean Wave, masyarakat Korea Utara tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang didapatkan ketika mengakses Korean Wave. 2. Juche Juche adalah ideologi resmi rejim Korea Utara. Juche adalah teori yang mengadilkan sistem penguasaan tunggal di bawah Kim Il sung hingga Juche bisa dikatakan sebagai pemujaan personal untuk Kim Il Sung sebagai ideologi yang didukung oleh konstitusi. Istilah Juche pertama kali diungkapkan secara resmi dalam pidato yang dilaksanakan oleh Kim dalam Sidang propaganda dan promosi partai buruh Korea pada 28 Desember 1955, berjudul Tentang pembangunan secara mandiri dan menghapuskan dogmatisme dan formalisme dalam proyek ideologi. Pada awalnya, Juche diperkenalkan sebagai suatu pedoman untuk arah proyek terkait ideologi, tetapi dalam proses berlanjutnya penghapusan beberapa fraksi anti Kim dalam intern partai buruh, ideologi itu tersebarluas dan diterapkan lebih luas sebagai ideologi untuk indepeden di berbagai bidang termasuk ekonomi, dan juga pertahanan. Setelah itu, saat Soviet dan Cina saling konflik dengan masalah ideologi tentang revisionist berkembang, Juche juga diterapkan sebagai pedoman di bidang diplomatik. Setelah pekerjaan untuk mengkokohkan landasan penguasaan tunggal dan pekerjaan untuk mendewakan Kim secara besar-besaran selesai, rejim Korea Utara menciptakan sistem ideologi tunggal. Istilah itu tidak lain adalah ideologi Juche yang berarti perwujudan kesatuan politik dan ideologi di masyarakat Korea Utara berdasarkan ideologi Juche (Indeologi Juche, n.d.). Hingga sampai saat ini, bisa dibilang bahwa ideologi Korea Utara yaitu Juche sangat mempengaruhi dalam mekanisme pengambilan suatu keputusan ataupun kebijakan di Korea Utara. Menurut C. Kenneth Quinones, Ph.D. (2008) dalam penelitiannya yaitu Juche s Role in North Korea s Foreign Policy, juche sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan ataupun kebijakan di Korea Utara. Berikut adalah bagaimana penggunaan Juche dalam kebijakan: 15

16 - Untuk menjaga independensi bangsa, "Pemimpin meletakkan prinsipprinsip Juche ideologi, kemandirian dalam politik, swasembada ekonomi dan kemandirian dalam pertahanan sebagai prinsip-prinsip mewujudkan Chajusong. - Juche di Ideologi: "seluruh partai" (KWP) dan "seluruh masyarakat" harus dijiwai dengan ini Juche di atas segalanya dan rasa hormat terhadap Korea. Flunkeyism harus dihindari, terutama "perbudakan AS" imperialisme. - Independensi dalam politik, menjunjung tinggi kemerdekaan dan kedaulatan negara. Menghindari intervensi dan tekanan asing. Kedaulatan tidak dapat diganggu gugat. Memperkuat solidaritas negara-negara sosialis dan gerakan komunis internasional atas dasar menentang imperialisme. - Perekonomian, harus percaya pada kekuatan sendiri dan bergantung padanya dalam bidang hal ekonomi. Membangun perekonomian nasional yang independen berarti membangun ekonomi yang bebas dari ketergantungan pada orang lain dan yang berdiri di atas kaki sendiri, ekonomi yang melayani orang sendiri dan berkembang pada kekuatan sumber daya negeri sendiri dan dengan upaya sendiri. - Kemandirian dalam pertahanan, dimana negara negara persaudaraan dan teman diperbolehkan membantu. Tapi hal yang paling utama adalah kekuatan sendiri. Imperialisme merupakan penyebab konstan perang, dan kekuatan utama agresi dan perang saat ini adalah imperialisme AS." Tentu, tanggung jawab utama tentara adalah untuk membela bangsa kedaulatan. Juche sangat berperan dalam mempengaruhi kebijakan Korea Utara. Terutama kebijakan luar negeri Korea Utara. Hal ini dikarenakan self determination itu sendiri. Sebagai ideologi negara tersebut, Juche menyebabkan ketertutupan Korea Utara terhadap imperialisme. Kebencian yang muncul dikarenakan perang dingin ini membuat Juche dan Korea Utara sangat anti imperialisme. Konflik di 16

17 semenanjung Korea sangat mempengaruhi bagaimana Juche memandang negara tersebut. Juche itu sendiri lahir karena konflik pada perang dingin saat itu. Korea Selatan lebih memilih untuk lebih terbuka ke dunia Internasional, mendemokrasikan negara nya, dan menjadi negara yang benar benar liberal. Tentu saja hal ini sangat bertolak belakang dengan Korea Utara yang menggunakan Juche sebagai ideologinya. Juche sangat mempengaruhi Korea Utara dalam pengambilan keputusan ataupun kebijakan Korea Utara. Sampai saat ini, Korea Utara merupakan negara yang sangat tertutup karena masih menganut Juche sebagai ideologi negara. Prinsip kemandirian dan berdiri diatas kaki sendiri membuat Korea Utara menjadi salah satu negara didunia saat ini yang sangat tertutup. Hal ini juga sangat mempengaruhi tentang kebijakan Korea Utara dalam hal Korean Wave. Sebagai negara yang tertutup dan anti asing, tentu saja Korean Wave sangat dilarang di Korea Utara. Hal ini diperkuat dengan keadaan di Semenanjung Korea atau konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan yang sudah terjadi dari berpuluh puluh tahun yang lalu. Dari prinsip prinsip diatas, C. Kenneth Quinones menulis bagaimana juche mempengaruhi kebijakan luar negeri Korea Utara. Ada 4 poin yang disampaikan C. Kenneth Quinones bagaimana juche mempengaruhi kebijakan Korea Utara terhadap Korean Wave, yaitu yang pertama untuk menjaga independensi bangsa. Yang kedua adalah juche di ideologi: "seluruh partai" (KWP) dan "seluruh masyarakat" harus dijiwai dengan ini juche di atas segalanya dan rasa hormat terhadap Korea. Yang ketiga adalah independensi dalam politik, menjunjung tinggi kemerdekaan dan kedaulatan negara. Dan yang terkahir adalah perekonomian, harus percaya pada kekuatan sendiri dan bergantung padanya dalam bidang hal ekonomi. Poin pertama yaitu, menjaga independensi bangsa, pemimpin meletakkan prinsip - prinsip juche ideologi, kemandirian dalam politik, swasembada ekonomi dan kemandirian dalam pertahanan sebagai prinsip-prinsip mewujudkan 17

18 Chajusong. Hal ini merupakan prinsip prinsip utama juche. Korean Wave yang merupakan budaya Korea Selatan sangatlah berbeda dengan Korea Utara. Ideologi Korea Utara sangat berbeda dengan Korea Selatan. Akibat dari perbedaan ideologi adalah konflik di Semenanjung Korea. Konflik di Semenanjung Korea adalah konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perbedaan ideologi inilah yang membuat Korea Utara sangat tertutup bagi dunia internasional dan melarang masuknya budaya budaya asing. Poin yang kedua yaitu, juche di ideologi: "seluruh partai" (KWP) dan "seluruh masyarakat" harus dijiwai dengan ini juche di atas segalanya dan rasa hormat terhadap Korea. Flunkeyism harus dihindari, terutama "perbudakan AS" imperialisme. Hal ini hampir sama dengan poin menjaga independensi bangsa, pemimpin meletakkan prinsip - prinsip juche ideologi, kemandirian dalam politik, swasembada ekonomi dan kemandirian dalam pertahanan sebagai prinsip-prinsip mewujudkan Chajusong. Dengan masuknya Korean Wave, maka akan ada perbudakan budaya dari Korean Wave sehingga akan mengikis pemikiran juche di masyarakat Korea Utara. Poin yang ketiga yaitu, independensi dalam politik, menjunjung tinggi kemerdekaan dan kedaulatan negara. Menghindari intervensi dan tekanan asing. Kedaulatan tidak dapat diganggu gugat. Memperkuat solidaritas negara-negara sosialis dan gerakan komunis internasional atas dasar menentang imperialisme. Dengan terjadinya pergeseran pemikiran, maka akan ada upaya dari masyarakat untuk merubah sistem pemerintahan Korea Utara. Apabila hal ini terjadi, maka Amerika Serikat dan Korea Selatan akan melakukan intervensi untuk membantu merubah Korea Utara. Hal ini sangat berlawanan dengan prinsip dimana kedaulatan negara sangat dijunjung tinggi. Dengan terjadinya intervensi tersebut, maka akan terganggunya kedaulatan Korea Utara. Poin yang terkahir adalah perekonomian, harus percaya pada kekuatan sendiri dan bergantung padanya dalam bidang hal ekonomi. Dengan masuknya Korean Wave, maka akan ada pergeseran pemikiran masyarakat. Apabila berubahnya 18

19 sistem pemerintahan Korea Utara, maka akan berubah juga sistem ekonomi Korea Utara. Sistem perekonomian Korea Utara akan menjadi sistem ekonomi yang terbuka. Hal ini sangat bertentangan dengan konsep juche dimana percaya dengan ekonomi sendiri dan poin pentingnya adalah poin berdikari. Dari keempat poin diatas, dapat dilihat bahwa saling berkaitan antara keempat poin tersebut. Dimana apabila Korean Wave masuk ke Korea Utara, maka akan menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat juche. Oleh sebab itu pemerintah Korea Utara melarang masuknya Korean Wave ke Korea Utara dengan cara mencegah masuknya Korean Wave ke Korea Utara. Selain itu, pemerintah Korea Utara akan menghukum mati warganya apabila ketahuan ataupun tertangkap mengakses Korean Wave. Hukuman mati ini bukanlah kebijakan luar negeri, tapi hukuman mati ini adalah implikasi dari kebijakan luar negeri Korea Utara dalam membendung masuknya Korean Wave ke Korea Utara. Tetapi karena tutupnya Korea Utara akibat juche yang melarang budaya asing seperti Korean Wave masuk ke Korea Utara membuat rasa ingin tahu masyarakat yang besar sehingga masyarakat mengakses Korean Wave. Penyelundupan yang terjadi sehingga Korean Wave bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat Korea Utara membuat Korean Wave sulit untuk dibendung oleh pemerintah Korea Utara. Selain itu juga, dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap Korean Wave, masyarakat Korea Utara akan terus mencari dan mengakses Korean Wave dengan membelinya di pasar gelap. Karena hanya dipasar gelap lah Korean Wave masuk lewat penyelundupan dan bisa diakses oleh masyarakat Korea Utara. E. Argumen Utama Berdasarkan kerangka konseptual diatas, penulis beragumen bahwa Korean Wave memiliki pengaruh yang besar terhadap Korea Utara. Masyarakat Korea Utara mengakses Korean Wave demi memenuhi kepuasan mereka. Korean Wave memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial masyarakat Korea Utara. Korean Wave menjadi kebutuhan masyarakat Korea Utara. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan pribadi secara integratif, 19

20 kebutuhan sosial secara integratif, dan kebutuhan pelepasan. Setelah terpenuhinya kebutuhan masyarakat Korea Utara yang didapatkan oleh Korean Wave, maka masyarakat Korea Utara terpuaskan oleh Korean Wave. Korean Wave memenuhi dan memuaskan kebutuhan pribadi masyarakat Korea Utara sendiri yang tidak mereka dapatkan karena tertutupnya Korea Utara. Masyarakat diperkenalkan dengan suatu budaya baru yang selama ini selalu dilarang oleh pemerintah Korea Utara masuk ke Korea Utara. Dengan masuknya Korean Wave ke Korea Utara, masyarakat mendapatkan media dan budaya baru yang memperlihatkan perbedaan kehidupan di Korea Selatan dan dunia. Korean Wave pun menjadi hiburan baru bagi masyarakat Korea Utara. Pemerintah Korea Utara mencoba untuk membendung dengan cara melarang masuknya Korean Wave ke Korea Utara dan melarang menghukum masyarakat Korea Utara yang tertangkap mengakses Korean Wave. Namun, walaupun pemerintah sudah membendung masuknya Korean Wave dan mengeluarkan kebijakan dalam mersepon Korean Wave, masyarakat merespon kebijakan pemerintah tersebut dengan tetap mengakses Korean Wave. Penyelundupan yang terjadi sehingga Korean Wave bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat Korea Utara membuat Korean Wave sulit untuk dibendung oleh pemerintah Korea Utara. Selain itu juga, dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap Korean Wave, masyarakat Korea Utara akan terus mencari dan mengakses Korean Wave dengan membelinya di pasar gelap. Karena hanya dipasar gelap lah Korean Wave masuk lewat penyelundupan dan bisa diakses oleh masyarakat Korea Utara. F. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode deduktif, yakni berdasarkan pada kerangka konseptual untuk kemudian ditarik sebuah argumen utama. Pengumpulan data akan dilakukan dengan melalui studi pustaka berupa bukubuku, jurnal, browsing internet, dan sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. Berita berita di internet tentang eksekusi mati yang dilakukan pemerintah Korea Utara digunakan sebagai data yang relevan sehingga penelitian ini 20

21 menghadirkan penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian penelitian, buku buku, dan berita tentang konflik Korea Utara dan Korea Selatan digunakan sebagai data data yang akan dianalisa. Konsep uses and gratifications akan digunakan untuk menganalisa bagaimana pengaruh Korean Wave di Korea Utara. Konsep uses and gratifications akan menggunakan data data dari buku, jurnal, dan berita berita tentang Korean Wave yang masuk ke Korea Utara. Jurnal C. Kenneth Quinones, Ph.D. tentang Juche digunakan sebagai kerangka konseptual dalam menganalisa data yang ada untuk mencegah masuknya Korean Wave ke Korea Utara dan hukuman mati sebagai implikasi kebijakan tersebut. Data data yang dikumpulkan selanjutnya akan dianalisa dengan menggunakan konsep yang digunakan sehingga pembuktian argumen utama dapat dilakukan. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah : BAB I : Pada BAB ini, akan membahas pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tinjauan pustaka, kerangka konseptual, argumen utama, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Pada BAB ini, akan membahas pengaruh Korean Wave terhadap masyarakat Korea Utara dan respon masyarakat Korea Utara terhadap Korean Wave. Masyarakat merespon dengan tetap mengakses Korean Wave untuk pemuasan kebutuhan mereka meskipun dilarang oleh pemerintah. BAB III : Pada BAB ini, akan membahas kebijakan Korea Utara dalam mencegah masuknya Korean Wave di Korea Utara. Bagaimana ideologi Juche yang merupakan ideologi Korea Utara dan konflik di semenanjung Korea mempengaruhi kebijakan Korea Utara terhadap Korean Wave. Serta kegagalan juche dalam membendung Korean Wave. 21

22 BAB IV : Pada BAB ini, penelitian akan ditutup dengan kesimpulan yang merupakan ringkasan dari hasil analisis respon dan kebijakan pemerintah Korea Utara terhadap Korean Wave dan respon masyarakat terhadap kebiajakan pemerintah tersebut. 22

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep 2.1.1 Kebutuhan Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan dasar. Katz, Gurevitch, dan Haas (dalam Effendi, 2003 : 296) mendeskripsikan lima kebutuhan dasar tersebut

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini sangat cepat. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kehidupan masyarakat termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010. BAB 4 KESIMPULAN Korea Utara sejak tahun 1950 telah menjadi ancaman utama bagi keamanan kawasan Asia Timur. Korea Utara telah mengancam Korea Selatan dengan invasinya. Kemudian Korea Utara dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menekankan pada proses peredaan ketegangan dalam konflik Korea Utara dan Korea Selatan pada rentang waktu 2000-2002. Ketegangan yang terjadi antara Korea Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Korea Utara adalah Negara yang dikenal banyak orang sebagai Negara yang mandiri dan tertutup. Korea Utara adalah negara yang menyatakan secara sepihak sebagai negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB III KEMUNCULAN IDEOLOGI JUCHE. Setelah semenanjung Korea terbagi menjadi dua bagian pada tahun 1945, Korea

BAB III KEMUNCULAN IDEOLOGI JUCHE. Setelah semenanjung Korea terbagi menjadi dua bagian pada tahun 1945, Korea BAB III KEMUNCULAN IDEOLOGI JUCHE Setelah semenanjung Korea terbagi menjadi dua bagian pada tahun 1945, Korea Utara memiliki posisi ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan ekonomi di Korea Selatan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas Siapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kebudayaan disadari atau tidak merupakan bagian dari identitas yang melekat pada suatu bangsa dimana didalamnya terkandung pesan identitas "Siapa bangsa itu" dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN Dewi Triwahyuni International Relation Department, UNIKOM 2013 Backgroud History 1950an 1980an Hubungan internasional di Asia Tenggara pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan sumber informasi yang disajikan oleh media. Masyarakat menjadikan media sebagai subjek pembicaraan di

Lebih terperinci

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high BAB V KESIMPULAN Dari keseluruhan uraian skripsi maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : Hubungan luar negeri antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak menimbulkan isu-isu dan permasalahan dalam hubungan antar negara, berbagai macam seperti permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada motif audiens atau khalayak masyarakat Surabaya dalam mendengarkan program acara Good Morning Hard Rockers Surabaya. Motif merupakan

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keberadaan media massa sudah menjadi sebuah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat dan media massa sendiri dapat menjangkau massa dengan jumlah

Lebih terperinci

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea, RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ideologi marxisme pada saat ini telah meninggalkan pemahaman-pemahaman pertentangan antar kelas yang dikemukakan oleh Marx, dan menjadi landasan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Modul ke: 8 Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa Teori DeFleur dan Ball-Rokeach Tentang Pertemuan Dengan Media Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang India dan Afganistan merupakan dua negara tetangga yang mempunyai keterikatan sejarah yang kuat. Hubungan baik antar kedua negara pun sudah terjalin sejak lama. India

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika. KEWARGANEGARAAN Modul ke: GLOBALISASI DAN NASIONALISME Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian globalisasi

Lebih terperinci

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk BAB IV KESIMPULAN Sejak berakhirnya Perang Dingin isu-isu keamanan non-tradisional telah menjadi masalah utama dalam sistem politik internasional. Isu-isu keamanan tradisional memang masih menjadi masalah

Lebih terperinci

Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan

Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cina dan Taiwan adalah dua kawasan yang memiliki latar belakang

Lebih terperinci

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya. Politik Luar Negeri Amerika Serikat Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013

Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 Keterangan Pers Presiden RI Terkait Surat Balasan PM. Australia, 26 Nov 2013, di Kantor Presiden Selasa, 26 November 2013 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT TERBATAS TERKAIT SURAT

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran teknologi tak pelak memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN KOREA SELATAN KUNJUNGAN KENEGARAAN KE KOREA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Setiap usaha dan tindakan manusia selalu berlandaskan motif. Motif menjadi alasan untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, seperti kegiatan belajar, bekerja,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949

Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 Amerika Tanam Pengaruh di Asia Sejak Desember 1949 http://forum.viva.co.id/showthread.php?t=1896354 Jika kita telisik lebih mendalam, sebenarnya kebijakan strategis AS untuk menguasai dan menanam pengaruh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. timur China yang beribu kotakan di Taipei. Secara resmi memang banyak negara belum

BAB V KESIMPULAN. timur China yang beribu kotakan di Taipei. Secara resmi memang banyak negara belum BAB V KESIMPULAN Taiwan merupakan salah satu negara yang memiliki pengaruh kuat di kawasan Asia. Negara yang memisahkan diri dan merdeka dari China ini merupakan sebuah pulau di sebelah timur China yang

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas

BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas BAB IV KESIMPULAN Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas dari keputusan presiden Park Chung Hee untuk mengubah perekonomian yang pada awalnya beorientasi kearah impor menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Khususnya di daerah Tangerang, menurut Tempo.co jumlah warga. seperti Lippo Karawaci dan Summarecon.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Khususnya di daerah Tangerang, menurut Tempo.co jumlah warga. seperti Lippo Karawaci dan Summarecon. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia saat ini banyak diminati oleh warga negara asing menjadi tempat mereka untuk tinggal dan menetap. Menurut berita yang ditulis oleh kabarbisnis.com terdapat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.

RESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Penelitian ini berfokus pada motif pendengar di Surabaya dalam mendengarkan program dari colors radio 87,7 FM Casual and Fun. Motif merupakan penggerak untuk melakukan

Lebih terperinci

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan teknologi informasi di Indonesia berpengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah dengan masuknya budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu pada 14 Agustus 1945 menandai berakhirnya Perang Dunia II, perang yang sangat mengerikan dalam peradaban manusia di dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan industri media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelompok anak punk oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai kelompok yang meresahkan serta mengganggu ketertiban umum. Di setiap sudut kota sering pula kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah

Lebih terperinci

A. Pengertian Pancasila

A. Pengertian Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang

Lebih terperinci

akan senantiasa terjalin dengan baik. Tanpa prinsip tersebut dapat mengarah kepada timbulnya hubungan tidak baik antar negara. Disamping itu juga, di

akan senantiasa terjalin dengan baik. Tanpa prinsip tersebut dapat mengarah kepada timbulnya hubungan tidak baik antar negara. Disamping itu juga, di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara merupakan alat (agency) dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat atau menurut Roger H.

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Modul ke: 11 Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa Teori Penggunaan dan Gratifikasi dan Teori Pencarian Informasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., Ph.D Program Studi Broadcasting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan berbagai aspek yang telah dinilai oleh pembuat kebijakan di Montenegro untuk bergabung dalam NATO, terdapat polemik internal dan eksternal yang diakibatkan oleh kebijakan

Lebih terperinci

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa saat ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, tak dapat kita pungkiri bila animo masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media

Lebih terperinci

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA --------- POINTERS Dengan Tema : Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri OLEH : WAKIL KETUA MPR RI HIDAYAT NUR

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi atas dampak peristiwa Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri (1750-1850). Para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang begitu cepat menyebabkan masyarakat memiliki kemudahan dalam mengakses informasi yang diinginkan, tanpa batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang setiap jamannya. Film adalah sebuah produk seni yang memiliki kebebasan dalam berekspresi, juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi para produsen produk sejenis. Perubahan gaya hidup, kemajuan pemikiran, membuat konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam era globalisasi saat ini, media massa mempunyai peran yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam era globalisasi saat ini, media massa mempunyai peran yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi saat ini, media massa mempunyai peran yang penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Masyarakat membutuhkan berbagai informasi untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

SENGKETA INTERNASIONAL

SENGKETA INTERNASIONAL SENGKETA INTERNASIONAL HUKUM INTERNASIONAL H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si Indonesia-Malaysia SENGKETA INTERNASIONAL Pada hakikatnya sengketa internasional adalah sengketa atau perselisihan yang terjadi antar

Lebih terperinci

Dalam dua dekade terakhir, tren jumlah negara yang melakukan eksekusi hukuman mati menurun

Dalam dua dekade terakhir, tren jumlah negara yang melakukan eksekusi hukuman mati menurun Konferensi Pers SETARA Institute Temuan Pokok Riset tentang Pemetaan Implikasi Politik Eksekusi Mati pada Hubungan Internasional Indonesia Jakarta, April 2015-04- Dalam dua dekade terakhir, tren jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. online. Namun dari sekian banyak media masa, televisi merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. online. Namun dari sekian banyak media masa, televisi merupakan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia informasi dewasa ini semakin berkembang, media pun seperti itu seiring dengan teknologi yang ada, media yang semula hanya cetak kini semakin berkembang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini informasi menjadi hal utama yang sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat. Semakin berkembangnya media komunikasi, masyarakat dapat semakin

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME 1 1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME Dalam sejarahnya, manusia memang sudah ditakdirkan untuk berkompetisi demi bertahan hidup. Namun terkadang kompetisi yang dijalankan manusia itu tidaklah sehat dan menjurus

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB I I. PENDAHULUAN BAB I I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berkembang masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media massa mengalami kemajuan melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Oleh : Widy Rentina Putri F 100 040 185 FAKULTAS

Lebih terperinci

Denis M c Q u a il. Teori Komunikasi Massa c Q a il

Denis M c Q u a il. Teori Komunikasi Massa c Q a il Denis M c Q u a il Teori Komunikasi Massa c Q a il Prakata Bagaimana Menggunakan Buku Ini ix xi BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1 1 Pengenalan terhadap Buku 3 Objek Studi 4 Struktur Buku Tema dan Isu dalam Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Teori Uses and Gratifications menjelaskan bahwa bukanlah media yang mengubah sikap dan perilaku khalayak, namun bagaimana media tersebut dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia. Globalisasi juga menyatukan unit-unit ekonomi dunia

BAB I PENDAHULUAN. manusia di seluruh dunia. Globalisasi juga menyatukan unit-unit ekonomi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia menuju era globalisasi sekarang ini sangat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Globalisasi itu sendiri merupakan sebuah istilah yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau informasi oleh komunikator kepada komunikan, dengan perantara media sebagai alat yang menjembatani untuk sampainya

Lebih terperinci