BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Kegiatan pembangunan atau kegiatan proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu dan tebatas dengan alokasi sumber daya tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau deliverable dengan kriteria mutu yang telah ditentukan. Lingkup tugas kegiatan proyek tersebut dapt berupa pembangunan pabrik, pembuatan produk yang baru atau pelaksanaan penelitian dan pembangunan (Soeharto, 1997). Dari pengertian diatas maka ciri pokok dari kegiatan proyek adalah sebagai berikut: a. Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir. b. Dalam proses mewujudkan lingkup itu maka ditentukan jumlah biaya, jadwal serta kriteria mutu. c. Bersifat sementara dalam artian, umurnya dibatasi oleh selesai tugas, dalam hal ini titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas. d. Tidak rutin tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang waktu (selama proyek berlangsung). Menurut Gray et al. dalam Mahendra (2011) sumber-sumber yang digunakan dalam pelaksanaan suatu proyek konstuksi dapat berupa modal, lahan, bahan-bahan mentah setengah jadi maupun bahan mentah ataupun dapat berupa waktu dan tenaga kerja. Sumber-sumber tersebut baik sebagian atau seluruhnya dapat dianggap sebagai barang atau jasa konsumsi yang dikorbankan atau digunakan sebagai modal dari masa sekarang untuk mendapatkan benefit atau keuntungan yang lebih besar dari modal yang telah di keluarkan dimasa lalu. Keuntungan tersebut dapat berupa bentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, bertambahnya kesempatan bekerja, perbaikan dibidang pendidikan ataupun kesehatan dan perbaikan system atau strukur. Suatu proyek dapat dinyatakan selesai atau berakhir apabila sudah pasti atau diduga tidak menghasilkan keuntungan.

2 Untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka diperlu parameter dalam suatu pelaksanaan proyek. Parameter tersebut meliputi biaya, mutu dan waktu. Ketiga parameter ini disebut tiga kendala (Triple constraint). Adapun tiga kendala tersebut antara lain: Biaya (Cost) Biaya (Cost) merupakan semua pengorbanan yang diperlukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang dikur dengan nilai uang. Adapun klasifikasi dari biaya (cost) antara lain: biaya berdasarkan kolompok penggunaannya, biaya berdasarkan produknya dan biaya berdasarkan volume produknya. A. Biaya berdasarkan produknya Pedoman dasar dari pengeluaran adalah rencana kegiatan kerja yang berpengaruh secara langsung. Sebagai contoh nyata bila suatu kegiatan membesar maka pengeluaran kegiatan tersebut akan membesar pula, namun hubungannya tidak linier tergantung kebijakan pembiayaan (cash atau credit). Biaya proyek konstruksi (dengan modal tetap) dapat dibagi dua, yaitu: 1) Biaya langsung (Direct cost) Biaya langsung atau direct cost merupakan biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi (Giatman, 2006). Biaya langsung didapat dengan mengalihkan volume/kwitansi suatu pos pekerjaan dengan harga satuan (unit cost) pekerjaan tersebut. Harga suatu pekerjaan tersebut dapat berupa pekerjaan yang dihitung menurut satuan pekerjaan. Harga satuaan pekerjaan tersebut dapat berupa harga bahan, upah tenaga kerja dan biaya peralatan. Volume atau kwitansi pekerjaan dihitung menurut satuan dari harga satuan. Dari kedua hal tersebut harus cocok. Volume tidak lain dapat dihitung dengan cara panjang x lebar x tinggi, maka untuk menghitung volume tersebut dapat mengukur secara langsung pada gambar perncanaannya. Adapun hal-hal yang dapat memengaruhi dan perlu diperhatikan pada saat perhitungan biaya langsung adalah sebagai berikut: a) Material Yang memengaruhi biaya langsung dari item material antara lain: - Bahan sisa/yang terbuang (waste).

3 - Harga material yang tebaik dan sesuai dengan perencanaan diawal. b) Upah Tenaga Kerja - Untuk pembayaran tenaga kerja dapat dibedakan menjadi upah harian, upah per item pekerjaan atupun upah borongan total (borongan dol). - Perlu diperhatikan kemapuan yang dimiliki tenaga kerja agar setiap item pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tenaga kerja tersebut. - Perlu diperhitungkan akomodasi tenaga kerja agar anggaran untuk tenaga kerja tidak meningkat mengingat jika mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah maka perlu biaya yang cukup besar unuk mendatangkan tenaga kerja tersebut. c) Peralatan - Untuk peralatan yang disewa perlu diperhitungkan biaya keluar masuk peralatan tersebut, ongkos operator peralatan tersebut, bahan baku dan biaya reparasi kecil. Biaya langsung dapat dihitung pada awal perencanaan suatu proyek konstruksi dimana biaya tak langsung ini tidak akan berubah pada saat pelaksanaannya. 2) Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) Biaya tak langsung atau indirect cost merupakan biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi namun biaya tak tangsung ini harus diperhitungkan dan tidak dapat lepas dari proyek tersebut (Giatman, 2006). Adapun biaya tak langsung tersebut adalah: a) Biaya Overhead Biaya overhead dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis biaya, yaitu: Overhead Proyek (di lapangan) - Biaya personil lapangan

4 - Fasilitas sementara di lapangan, seperti: gudang, kantor, penerangan, pagar, alat komunikasi, transportasi dan sebagainya. - Bank penjamin asuransi, bunga bank, ijin pembangunan, pajak dan sebagainya. - Rapat-rapat lapangan (site meeting). - Dan lain-lain. Overhead Kantor Overhead kantor merupakan biaya untuk menjalankan suatu usaha. Termasuk didalamnya adalah biaya sewa kantor, fasilitas, gaji pegawai kantor, ijin-ijin usaha dan sebagainya yang bersifat dengan birokrasi. b) Biaya Tak Terduga (Contigencies) Biaya tak terduga (contingencies) adalah salah satu dari biaya tak langsung, biaya tak terduga adalah biaya untuk mengatasi semua kegiatan yang terjadi tidak sesuai dengan rencana awal (Giatman, 2006). Contohnya kejadian bencana alam yang memengaruhi kegiatan pemabangunan seperti longsong, banjir dan lain-lain. Dalam suatu perencanaan biasanya biaya tak terduga ini sebesar 0.5% sampai 5% dari rencana anggaran biaya pembangunan suatu proyek. Yang termasuk dalam biaya tak langsung adalah: Kesalahan - Kealphaan suplier dalam mendatangkan material di beberapa pos pekerjaan. - Gambar perencanaan yang kurang lengkap dan kurang jelas. Ketidakpastian yang subjektif (Subjective Unvertainties) - Ketidakpastian yang subyektif dapat terjadi karena interprestasi subyektif terhadap bestek, misalnya tercantum dalam RKS: Bahan dengan merk ex H atau lainnya yang disetujui direksi. Dalam hal ini dapat diartikan boleh menggunakan merk lain yang kualitasnya sama dan harganya

5 lebih murah, tetapi belum tentu dapat disetujui oleh konsultan pengawas - Ketidakpastian yang subyektif lainnya antara lain adalah fluktuatif harga material dan upah buruh yang tidak diperkirakan sebelumnya. Ketidakpastian yang objektif (chance variation) Ketidakpastian yang objektif merupakan ketidakpastian mengenai suatu pekerjaan yang perlu tidaknya suatu pekerjaan dilakukan, dimana ketidakpastian tersebut ditentukan oleh obyek diluar kemampuan sumber daya manusia, misalnya: perlu tidaknya dipasang site pile untuk pembuatan pondasi suatu bangunan dimana dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan berdasarkan keadaan lapangan. Variasi Efisiensi (chance Variation) Variasi efesiensi atau chance variation adalah variasi efesiensi dari sember daya yang ada baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alam, seperti efesiensi tenaga kerja, peralatan ataupun bahan. Dimana efesiensi ini diharapkan tidak mengurangi kualitas maupun kuantitas suatu bangunan. B. Biaya Berdasarkan Kelompok Sifat Penggunaannya Biaya berdasarkan kelompok penggunaannya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1) Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang ditanamkan dalam rangka mempersiapkan kebutuhan usaha agar siap digunakan dan siap beroperasi dengan baik dan sesuai rencana. Biaya investasi ini biasanya dikeluarkan pada awal-awal kegiatan usaha dengan jumlah yang relatif besar dan berdampak jangka panjang dan bekesinambungan. 2) Biaya Operasional

6 Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan dengan tujuan menjalankan suatu aktivitas usaha yang telah ditentukan dan memiliki suatu tujuan utama. Dimana biaya operasional ini biasanya dikeluarkan secara rutin ataupun berkala dalam jumlah yang relative sama ataupun sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah direncanakan. 3) Biaya perawatan (Maintenance Cost) Biaya perawatan ini diperuntukan dalam jangka waktu tertentu dalam rangka menjaga/menjamin performa kerja fasilitas ataupun perlatan agar selalu prima dan siap untuk dioperasikan. C. Biaya Berdasarkan Volume Produk Biaya berdasarkan volume produk ini dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Biaya tetap (fixed cost) Biaya tetap atau fixed cost ini dikeluarkan dalam jumlah yang relative sama dalam setiap pengeluarannya walaupun dalam produksi volumenya berubah-ubah, misalnya: biaya pembayaran listrik untuk produksi, penerangan, operasi peralatan ataupun untuk biaya pembayaran tenaga kerja. 2) Biaya Variable (Variable cost) Biaya variable ini bersifat tidak konstan atau berubah ubah setiap waktunya, namun besar perubahan ini balance antara jumlah produksi dengan biaya yang dikeluarkan Mutu Mutu suatu produk atau hasil dari suatu proses pembangunan harus sesuai dengan spesifikasi awal yang telah direncankan dan sesuai dengan kriteria yang telah disepakati antara pelaksana dengan owner. Memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi dan menjalankan semua tugas atau yang sering disebut fit and the intended use Waktu (Time) Kegiatan pembangunan proyek harus sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan telah ditentukan diawal, hal ini bertujuan agar biaya tidak membengkak.

7 2.2 Produktivitas Pengertian Produktivitas Produktivitas secara umum dapat diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan sebenarnya. Contohnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara input dengan output, masukan sering dibatasi dengan masuknya kelompok tenaga kerja atau personal tenaga kerja, sedangkan untuk keluar diukur dalam satuan fisik bentuk mental. Produktivitas dapat diartikan pula sebagai suatu tingkatan efesiensi dalam menghasilkan atau memproduksi suatu barang ataupun jasa. Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara totalitas output pada waktu tertentu dibagi totalitas input selama waktu tertentu. Dalam bekerja produktif harus memerlukan keterampilan kerja yang sesuai dengan isi kerja sehingga bias menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk menghasilkan atau memperbaiki cara kerja atau mempertahakan yang sudah baik. Adapun kerja produktif sangat memerlukan syarat-syarat pendukung sebagai berikut: - Kemauan kerja yang tinggi. - Lingkungan pekerjaan yang nyaman dan kondusif. - Penghasilan yang dapat memenuhi kehidupan minimum. - Jaminan sosial tenaga kerja terjamin Produktivitas dan Efektivitas Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata berupa fisik (barang atau jasa) dengan masukan sebenarnya. Misalnya produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif diartikan sebagai suatu perbandingan antara hasil output dengan input. Masukan pada umumnya sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, adapun keluaran diukur dalam kesatuan berupa fisik, bentuk dan nilai. Produktivitas dapat pula diartikan sebagai peningkatan efisiensi dalam menghasilkan atau memproduksi barang-barang atau jasa. Ukuran produktivitas yang paling terkenal yang berkaitan secara langsung dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja tenaga kerja (Muchdarsyah, 2003).

8 Produktivitas tenaga kerja konstruksi dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk, contohnya jumlah unit yang diselesaikan oleh tenaga kerja dibagi dengan sumber daya dalam hal ini waktu pekerjaan yang digunakan (Soeharto, 1997). Produktivitas dapat diartikan sebagai suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif dan efesien, pembuatan rencana kerja, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efesien dan tetap menjaga kualitas dan kuantitas mutu konstruksi yang sesuai dengan rencana diawal. Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor yang bersifat mendasar, yaitu investasi, manajemen, dan tenaga kerja (Muchdarsyah, 2003). 1) Investasi Bagian utama dari investasi adalah modal, dimana modal merukana landasan gerak suatu usaha, namun modal berupa materi saja tidak cukup, untuk itu harus dimasukan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang maju dalam berbagai bidang kita harus dapat menguasai berbagai teknologi modern untuk memberikan dukungan kepada kemajun pembangunan nasional, ditingkat mikro tentunya teknologi yang mampu mendukung kemajuan industri usaha di barbagai bidang. 2) Manajemen Kelompok manajemen dalam suatu organisasi mempunyai tugas pokok untuk menggerakan orang lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik. Hal-hal yang kita hadapi dalam manajemen, terutama dalam organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemanjuan teknologi modern yang mempunyai pengaruh kepada seluruh aspek organisai seperti proses produksi, distribusi hasil produksi dan pemasaran. Kemajaun teknologi yang berjalan cepat harus diimbangi dengan proses yang terusmenerus melalui pengembangan sumber daya manusia yakni pendidikan dan pengembangan. Dari pendidikan, latian dan pengembangan tersebut maka antara lain akan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan cekatan serta menguasai aspek-aspek teknis dan aspek-aspek manajerial.

9 3) Tenaga kerja Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan faktor-faktor tenaga kerja adalah: a. Disiplin, motivasi pengabdian, etos kerja produktivitas dan masa depan pekerja. b. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan. (Muchdarsyah, 2003) Peningkatan Produktivitas Salah satu cara yang paling berpotensi untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan mengurangi jam kerja yang tidak efektif. Kesempatan utama dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja terletak pada kemampuan individu tenaga kerja tersebut, sikap individu tenaga kerja dalam bekerja serta manajemen maupun organisasi kerja. Setiap tindakan perencanan peningkatan produktivitas individual paling sedikt mencakup tiga tahapan, yaitu: - Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas. - Mengukur pentingnya system faktor dan menentukan hal-hal yang bersifat utama. - Merencanakan sistem tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan pekerja dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama produktivitasnya (Muchdarsyah, 2003) Pada umumnya suatu proyek pekerjaan konstruksi berlangsung dalam kondisi yang berbeda-beda, maka dalam merencanakan tenaga kerja hendaknya dilengkapi dan disertai dengan analisis produktivitas dan indikasi variabel yang memengaruhi (Soeharto, 1997). Kebijakan kesempatan kerja efektif merupakan salah satu inikasi atau faktor penting bagi peningkatan produktivitas nasional pada umumnya atau produktivitas suatu kelompok tenaga kerja khususnya karena produktivitas ekonomi nasional semata-mata harus dipandang dari sudut pemberdayaan semua tenaga kerja yang memiliki kemampuan (Muchdarsyah, 2003). Ketika seorang tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja teroganisir melakukan suatu pekerjaan yang identik dan berulang-ulaang, makan dapat diharapkan akan menjadi suatu pengurangan jam tenaga kerja atau biaya untuk

10 menyelesaikan pekerjaan berikutnya, dibanding dengan yang terdahulu bagi setiap unitnya, dengan kata lain produktivitas naik (Soeharto, 1997) Produktivitas Tenaga Kerja Keterkaitan hubungan ini dikenal dengan pola umum yang menggambarkan profil kecenderungan naik turunnya produktivitas tenaga kerja (direct labor) selama tahap pembangunan konstruksi. Apabila keadaan fisik di lapangan dan jadwal pembangunan konstruksi telah diketahui, maka profil tersebut seharusnya segera direncanakan dan selanjutnya diadakan penyesuaian (up-dating) berdasarkan masukan-masukan hasil implementasi sesungguhnya (Soeharto, 1997). 1) Mobilisasi Pada tahap awal pembangunan yang berlangsung sekitas 10-15% dari masa konstruksi, produktivitas akan berkurang (± 10 %). Hal ini dikarenakan tenaga kerja memerlukan masa pengenalan dan penyesuaian pekerjaan. Pada masa menanjak atau yang sering disebut build up sering kali sulit mengikuti secara tepat kenaikan jumlah pekerjaan dengan kenaikan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga menimbulkan pengaturan yang kurang efisien. 2) Periode Puncak Pada periode puncak ini akan dicapai produktivitas optimal, jumlah pekerja tidak bertambah dan telah tebiasa dengan pekerjaan maupun kondisi di lapangan yang dihadapi. 3) Periode Menurun Keadaan dimana proyek pekerjaan konstruksi akan berakhir, produktivitas akan cenderung menurun. Hal ini dapat disebebkan oleh: a. Sikap mental atau semngat tenaga kerja yang mengendur, karena melihat pekerjaan yang akan mulai berkurang dan belum tentu tersedia lapangan kerja yang berikutnya. b. Kurang tepatnya perencanaan. Contohnya masa kontrak kerja belum berakhir sedangkan pekerjaan sudah menipis, sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja maka sebagian tenaga kerja akan menganggur atau tidak produktif lagi.

11 c. Terlambatnnya mobilisasi. Banyak dijumpai penyedia atau suplyer ingin menahan pekerjaan yang berlebihan dengan menunggu sampai hasil kerjanya menyakinkan. Apabila faktor-faktor diatas diperhitungkan sebelumnya, maka dapat direncanakan pendekatan pengelolaan yang sebaik mungkin. Produktivitas tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap biaya dan waktu pekerjaan proyek (Soeharto, 1997) Faktor-faktor yang Memengaruhi Produktivitas. Banyak faktor yang memengaruhi produktivitas dimana hal ini dipandang sebagai sub sistem untuk menunjukkan dimana potenssi produktivitas dan cadangannya disimpan. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: Adapun menurut Ervianto (2005) yaitu: Faktor yang memengaruhi produktivitas dalam sebuah proyek dapat di klasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu: a. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan penjadwalan, tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen peralatan, manajemen tenaga kerja b. Metode dan teknologi, terdiri atas faktor: desain rekayasa, metode konstruksi, urutan kerja, pengukuran kerja c. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, pembagian keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja d. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi Selain itu menurut Soeharto (1997) yaitu: Adapun variabel-variabel yang menjadi pengaruh dalam produktivitas tenaga kerja di lapangan dapat di kelompokkan menjadi: a. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu Dimana yang dimaksut kondisi fisik ini adalah iklim, musim atau keadaan cuaca pada saat proyek pembangunan berlangsung. Kondisi

12 fisik di lapangan sangat berpengaruh besar terhadap produktivitas tenaga kerja, dimana hal ini memengaruhi pergerakan setiap individu tenaga kerja maupun peralatan yang akan digunakan. b. Supervisi, perencanaan dan koordinassi yang dimaksud dengan penyelia atau supervise adalah segala sesuatu yang berkaitan secara langsung dengan tugas mengelola tenaga kerja, memimpin tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya masing masing, termasuk didalamnya menjelaskan secara detail tentang perencanaan pengendalian menjadi langkah-langkah jangka pendek, serta berkoordinasi dengan rekan atau penyelia lain yang memiliki keterkaitan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Keharusan memiliki kecakapan memimpin anak buah bagi penyelia, bukanlah sesuatu hal yang perlu dipersoalkan lagi. Melihat lingkup tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengaturan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja, maka kualitas penyelia besar pengaruhnya terhadap produktivitas secara menyeluruh. c. Komposisi kelompak kerja Pada suatu kegiatan proyek pembangunan konstruksi seorang penyelia lapangan memimpin satu kelompok kerja dimana didalamnya terdiri dari bermacam-macam pekerjaan lapangan atau yang sering disebut labor craft, seperti tukang kayu, tukang batu, tukang instalasi dan lain-lain. Komposisi kelompok pekerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Dimana yang dimaksud dengan komposisi kelompok kerja adalah: - Perbandingan jam-orang untuk disiplin kerja - Perbandingan jam-orang penyelia dan pekerja yang dipimpinnya - Perbandingan jam-orang penyelia terhadap semua jamorang kelompok kerja yang dipimpinnya, mennunjukkan indikasi besarnya rentang kendali yang dimiliki. Dalam suatu proyek pembangunan industri yang tidak terlalu besar

13 kompleks dan berukuran sedang ke atas, perbandingan yang menghasilkan efisiensi kerja optimal dalam praktek berkisar antara 1:10 jam-orang yang berlebihan akan menaikkan biaya, sedangkan bila kurang akan menurunkan produtivitas. d. Kerja lembur atau tambahan jam kerja Kerja lembur sering kali terlampau panjang, penambahan jam kerja ini perminggunya dapat mencapai 40 jam. Hal ini tidak dapat dihindari mengingat penambahan jam kerja ini guna mencapai target pembangunan yang telah di tentukan di awal, namun hal ini berdampak pada berkurangnya produktivitas tenaga kerja pada akhirnya. e. Ukuran besar proyek Penelitian menujukan bahwa besar proyek (dinyatakan dalam jamorang) juga memengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan, dalam arti semakin besar ukuran proyek produktivitas menurun. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan seorang individu tenaga kerja yang berkurang karena terlapau panjang jam kerjanya. f. Kurva pengalaman Kurva pengalaman atau yang sering disebut learning curve didasarkan atas suatu asumsi bahwa seseorang atau kelompok orang yang sering mengerjakan pekerjaan yang sama dan berulang-ulang maka hal ini dapat menambah keahlian seorang tenaga kerja. g. Pekerjaan langusung versus kontraktor Ada dua cara bagi kontraktor utama dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan yaitu dengan merekrut langsung tenaga kerja dan memberikan direct hire (kepenyelian) atau menyerahkan paket kerja tertentu kepada subkontraktor. Dari segi produktivitas umumnya subkontraktor lebih tinggi 5-10% dibanding pekerja langsung. Hal ini disebabkan tenaga kerja subkontraktor telah terbiasa dalam pekerjaan yang relatif terbatas lingkup dan jenisnya, ditambah lagi prosedur kerjasama telah dikuasai dan terjalin lama antara pekerja maupun dengan penyelia. Meskipun produktivitas lebih

14 tinggi dan jadwal penyelesaian pekerjaan potensial dapat lebih singkat, tetapi dari segi biaya belum tentu lebih rendah dibanding memakai pekerja langsung, karena adanya biaya overhead (lebih) dari perusahaan subkontraktor. h. Kepadatan tenaga kerja. Dalam batas pagar lokasi yang nantinya akan dibangun instalasi proyek, yang sering disebut juga dengan battery limit, ada korelasi antara jumlah tenaga kerja konstruksi, luas area tempat kerja, dan produktivitas. Korelasi ini dinyatakan sebagai kepadatan tenaga kerja, yaitu jumlah luas tempat kerja bagi setiap tenaga kerja. Jika kepadatan ini melewati tinngkat jenuh, maka produktivitas tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda menurun. Hal ini disebabkan karena dalam lokasi proyek tempat buruh bekerja, selalu ada kesibukan manusia, gerakan peralatan serta kebisingan yang menyertai. Semakin tinggi jumlah pekerja per-area atau semakin turun luas area per-pekerja, maka semakin sibuk kegiatan per-area, akhirnya akan mencapai titik Diana kelancaran pekerjaan terganggu dan mengakibatkan penurunan produktivitas (Soeharto, 1997) Peningkatan Produktivitas Dalam berlangsungnya suatu pekerjaan harus diukur hasil-hasil yang telah dicapai untuk dibandingkan dengan rencana awal. Obyek pengawasan ditujukan pada pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan agar proses kontruksi secara teknis dapat berlangsung baik. Dalam mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengetahui penyebab penyimpangan terhadap estimasi semula. Pemantauan atau monitoring berarti melakukan observasi dan pengujuian pada tiap interval tertentu untuk memeriksa kinerja maupun dampak sampingan yang tidak diharapkan (Dipohusodo, 1996). Karena dalam rangka memenangkan tender, produktivitas tenaga kerja akan besar pengaruhnya terhadap total biaya proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah dengan memakai parameter indeks produktivitas (Soeharto, 1997).

15 Pendekatan untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja adalah dengan menggunakaan metode yang mengklasifikasikan aktifitas pekerja. Dimana metode tersebut yaitu produtivity rating, dimana aktivitas pekerja diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu Not Useful (pekerjaan tidak efektif), Effective work (pekerjaan efektif), dan Essential contributory work. 1) Not Useful (pekerjaan tidak efektif) Pekerjaan tidak efektif yaitu kegiatan selain diatas yang tidak menunjang penyelesaian pekerjaan. Seperti meninggalkan zona pengerjaan, berjalan di zona pengerjaan dengan tangan kosong dan mengobrol sesama pekerja sehingga tidak maksimalnya bekerja. Sehingga faktor utilitas pekerjaan (LUR) dapat dihitung: Faktor utilitas pekerja = waktu kerja efektif kerja konstribusi pengamatan total x 100% (2.1) Pengamatan total = Waktu efektif+waktu Konstribusi+Waktu tidak efektif Untuk sebuah tim kerja dikatakan mencapai waktu efektif atau memuaskan bila faktor utilitas pekerjanya lebih dari 50% (Oglesby, 1989 dalam Aprilian, 2008). Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut system pemasukan fisik perorangan/per-orang atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut pandang pengawasan harian, pemngukuranpengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah kedalam unit-unit pekerjaan yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana: Pengukuran waktu tenaga kerja = hasil dalam jam jam standar masukan dalam jam jam standar (Muchdarsyah, 2003) (2.2)

16 Waktu efektif adalah waktu dimana pekerja melakukan aktivitas yang dapat dikualifikasikan sebagai bekerja (working). Waktu tidak efektif adalah waktu dimana pekerja melakaukan aktivitas yang adapt dikualifikasikan sebagai tidak bekerja (not working). Kualifikasi aktivitas pekerja dalam metode ini tidaklah absolute, artinya dapat menyesuaikan dengan kondisi di lapangan untuk mendapatkan data yang diperlukan (Oglesby, 1989 dalam Aprilian, 2008). Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan dengan menggunakan rumusan menurut Yana (2006) produktivitas adalah kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan pekerjaan (satuan volume pekerjaan) yang dibagi dalam satuan waktu, jam atau hari. Produktivitas dapat digunakan untuk menentukan jumlah tenaga kerja beserta upah yang harus dibayarkan. Kebutuhan tenaga kerja dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : Produktivitas = Volume durasi normal (2.3) Dimana volume merupakan volume satuan item pekerjaan dibagi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu item pekerjaan. Berdasarkan beberapa toeri diatas adapun faktor-faktor yang berpengaruh pada produktivitas tenaga kerja dalam penelitian ini adalah: a. Keahlian atau kemapuan individu tenaga kerja b. Pengalaman tenaga kerja c. Kondisi lapangan dan sarana penunjang d. Keseuaian upah e. Jaminan kesehatan untuk pekerja f. Koordinasi dan perencanaan g. Manajerial 2.3 Rencana Anggaran Biaya Rencana anggaran biaya atau yang sering disebut RAB merupakan rencana suatu perkiraan atau perhitungan (anggaran) besarnya pengeluaran (biaya) dari setiap jenis pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan persyaratanya baik itu spesifikasinya maupun sistem administrasinya unutk suatu bangunan yang akan dilaksanakan pembangunannya.

17 Tujuan dari menghitung atau mebuat RAB guna sebagai estimasi rincian biaya yang dapat diajukan suatu perusahaan dalam penawaran pada suatu pelaksanaan pelelangan dalam hal ini pelelangan pekerjaan konstruksi (Rahenyantono,1994). Rencana anggaran biaya ini merupakan kegiatan estimasi untuk menghitung seberapa besar biaya untuk suatu bangunan atau suatu pekerjaan konstruksi. Dalam membuat sistem pembiayaan kagiatan mengitung estimasi biaya ini dapat digunakan juag untuk merencanakan jadwal pelaksanaan konstruksi. Kegiatan estimasi pada umumnya dilakukan dengan terlebih dahulu atau dilakuan diawal guna mempelajari gambar rencana dan spesifikasi. Dalam melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator harus memahami proses konstruksi secara menyeluruh, termasuk jenis, kebutuhan alat dan lain lain karena faktor tersebut dapat memengaruhi biaya konstruksi (Ervianto, 2005). Contoh RAB dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2. 1 Rencana Anggaran Biaya Bangunan Rumah Tinggal No Uraian Pekerjaan Volume Harga/m2 (Rp) Total Harga (Rp) 1 Bangunan Pokok , ,000, Bangunan Samping , ,800, Bangunan Untuk Gang , ,600, Serambi 10 80, , Sumber: Rahenyantono (1994) 2.4 Analisi Harga Satuan Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan berupa bahan bangunan, upah tenaga kerja dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standar pembayaran atau pengupahan pekerjaa dan harga sewa atau beli peralatan untuk menyelesaikan persatuan pekerjaan konstruksi suatu bangunan (Ibrahim, 1993). Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menunjukkan nilai satuan bahan atau material, nilai satuan alat, dan nilai satuan upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat dipergunakan sebagai panduan atau acuan untuk merencanakan atau

18 mengendalikan biaya suatu proyek konstruksi atau suatu pekerjaan. Unutk harga bahan material di dapat dari harga pasaran terutama harga yang terdapat didaerah proyek konstruksi tersebut di kerjakan, yang kemudian dikumpulkan dan dibuat suatu daftar yang dinamakan harga satuan bahan/material, sedangkan untuk harga upah tenaga kerja didapat dari dinas pekerjaan umum tempat proyek konstruksi tersebut dilaksanakan ataupun dapat diperoleh dari harga pasaran upah tenaga kerja yang terdapat didaerah tersebut lalu harga tersebut dikumpulkan dan diolah menjadi daftar harga saatuan upah tenaga kerja. Harga satuan yang digunakan haruslah sesuai dengan kondisi real atau nyata di lapangan baik itu kondisi material, peralatan ataupun metode pelaksanaannya. Skema harga satuan perkerjaan yang dipengaruhi oleh faktor bahan/materian, peralatan dan tenaga kerja dapat dirangkum sebagai berikut ini: Gambar 2.1 Skema Harga Satuan Pekerjaan Dalam skema diatas dijelaskan bahwa untuk mendapatkan harga satuan pekerjan maka harga material/bahan, harga satuan tenaga kerja serta harga satuan alal harus diketahui terlebih dahulu yang kemudian dikalikan dengan koefisien yang telah ditentukan oleh pemerintah sehingga akan di dapat perumusan sebagai berikut: Bahan : Harga satuan x koefisien (analisa upah) Alat : Harga satuan x koefisien (analisa bahan)

19 Upah : Harga satuan x koefisien (analisa upah) Maka akan didapat: Harga satuan pekrjaan = Upah + Bahan + Peralatan (2.4) Besarnya nilai harga satuan pekerjaan tergantung dari besarnya harga satauan baik itu harga satuan bahan, alat maupun tenaga kerja. Penentuan harga satuan upah tergantung pada tingkat produktivitas dari pekerja dalam menyelesaikan suatu item pekerjaan. Harga satuan alat baik itu sewa ataupun investasi tergantung kondisi lapangan dimana proyek tersebut dilaksanakan, kondisi alat/efesiensi, metode pelaksanaannya, jarak angkut dan pemeliharaan jenis peralatan itu sendiri. 2.5 Metode SNI (Standar Nasional Indonesia) SNI atau yang sering disebut Standar Nasional Indonesia ini merupakan pembaharuan dari analisa Burgeslijke Openbare Werken (BOW) 1921, dengan kata lain bahwasanya analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbahurui. Analisa Standar Nasional Indonesia ini dikeluarkan oleh pusat penelitian dan pengembangan pemukiman. Sistem penyusunan biaya dengan menggunakan sistem analisa SNI ini hamper sama sistem perhitugannya dengan analisa BOW. Prinsip dasar pada metode Standar Nasional Indonesia adalah upah, bahan dan alat sudah ditetapkan oleh pemerintah untuk menganalisa biaya dan harga yang diperlukan dalam membuat harga satu satuan pekerjaan konstruksi. Dari ketiga koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan, kalkulasi upah yang mengerjakan, serta kalkulasi peralatan yang akan dibutuhkan. Komposisi perbandingan dan susunan material, peralatan dan upah tenaga kerja pada satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga material, peralatan dan upah yang berlaku dipasaran. Dari data kegiatan tersebut diatas, menghasilkan produk sebuah analisa yang dikukuhkan sebagai SNI pada tahun , dan pada tahun 2001 hingga sekarang, SNI ini disempurnakan dan diperluas sesuai dengan sasaran analisa biayanya. Contoh analisa SNI dapat dilihat pada table 2.2 dan 2.3 Tabel 2. 2 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank Kode analisa : RSNI T (6.4)

20 Jenis pekerjaan Satuan pembayaran : m : 1 m Pengukuran dan Pemasangan Bowplank Contoh 2.3 Pekerjaan Galian Tanah Tabel 2. 3 Pekerjaan Galian Tanah Kode analisa : RSNI T (6.4) Jenis Pekerjaan : Galian 1 m 3 tanah biasa sedalam 1.00 m Satuan pembayaran : m Untuk perhitungan jumlah harga dengan SNI rumus yang digunakan: Biaya = Volume x Koefisien/Indeks x Harga Satuan (2.5) 2.6 SNI Sebagai Alat Pembanding dengan Analisa Lainnya Analisa Standar Nasional Indonesia merupakan analisa yang sering dipakai baik instansi pemerintah atau swasta, karena analisa ini dikembangkan melalui pendekatan penelitian yang dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan datadata sekunder yang berupa analisa biaya yang digunakan oleh beberapa kontraktor dalam menghitung harga satuan pekerjaan dan data-data primer dengan melakukan penelitian di lapangan pada kegiatan proyek konstruksi. Data primer yang diperoleh

21 dipakai sebagai pembanding terhadap kesimpulan data sekunder yang didapat (BSN, 2008). Acuan atau standar normatif yang diberlakukan dalam tata cara perhitugan pada analisa SNI ini merujuk pada hasil penelitian atau pengkajian dari beberapa analisa pekerjaan yang telah dikerjakan oleh beberapa kontraktor dengan pembanding yang ada. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam analisa SNI ini adalah (BSN, 2008) antara lain: 1) Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi sebesar 15 % - 20 %, dimana didalamnya termasuk angka susut yang besarnya tergantung dari jenis bahan dan komposisi adukan, termasuk biaya langsung dan tak langsung. 2) Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan. 3) Untuk perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk wilayah seluruh Indonesia, berdasarkan harga bahan, upah tenaga dan peralatan disesuaikan dengan kondisi setempat. 4) Jam kerja efektif untuk para pekerja diperhitungkan selama 5 jam per-hari. 2.7 Metode Pengamatan Langsung Metode pengamatan langsung merupakan teknik pengumpulan data secara langsung yang dilakukan di lapangan atau pada objek yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi di lapangan. Melalui observasi atau pengamatan langsung penganalisis dapat memperoleh pandanganpandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan di lapangan, melihat langsung berapa banyak kebutuhan tenaga kerja sesungguhnya dan bagaimana produktivitas tenaga kerja sesungguhnya di lapangan. Dalam menganalisa menggunakan metode pengamatan langsung terdapat kelebihan dan kelemahan pada metode tersebut. Kelebihan metode pengamatan langsung (observasi): 1. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan. 2. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, karena ada pekerjaan-pekerjaan yang sulit dijelaskan dalam bentuk katakata.

22 Kelemahan metode pengamatan langsung (observasi): 1. Biasanya orang yang diamati merasa terganggu sehingga akan melakukan pekerjannya dengan tidak semestinya. 2. Dapat mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini yang diamati secara langsung adalah produktivitas tenaga kerja untuk mengerjakan satu item pekerjaan berdasarkan durasi atau waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan satu item pekerjaan tersebut. Sehingga dari pengamatan yang dilakukan kita dapat mengetahui tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakan satu item pekerjaan dan mengetahui biaya upah realisasi untuk penyelesaian satu item pekerjaan.

23 23

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada pengalaman Estimasi Dalam

Lebih terperinci

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut :

Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Harga Satuan Pekerjaan 2.1.1 Pengertian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

Pertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA

Pertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA Pertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA Halaman 1 dari Pertemuan keempat Untuk menyelenggarakan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas

Lebih terperinci

Kajian Teori Manajemen Perubahan: Studi Kasus Produktivitas Tenaga Kerja Mulyanto *), Didi Juardi **)

Kajian Teori Manajemen Perubahan: Studi Kasus Produktivitas Tenaga Kerja Mulyanto *), Didi Juardi **) Kajian Teori Manajemen Perubahan: Studi Kasus Produktivitas Tenaga Kerja Mulyanto *), Didi Juardi **) Abstrak Pengelolaan dan pembenahan manajemen sumber daya manusia menempati posisi yang strategis. Walupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PRODUKTIVITAS 2.1.1. PENDAHULUAN Produktivitas pekerja hanyalah salah satu dari sekitar banyak faktor yang terkait di dalam produktivitas secara keseluruhan, disamping itu

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN. zacoeb.lecture.ub.ac.id

Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN. zacoeb.lecture.ub.ac.id Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN zacoeb.lecture.ub.ac.id PENDAHULUAN Koefisien analisa harga satuan adalah angka yang menunjukkan jumlah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 1. Estimasi Biaya Proyek : Macam-macam estimasi biaya Jenis-jenis biaya proyek konstruksi 2. RAB Susunan RAB Tahap-tahap penyusunan RAB Contoh RAB ESTIMASI

Lebih terperinci

Ary Setyoningrum I BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan proyek merupakan kegiatan yang bersifat multikompleks, hal ini dapat

Ary Setyoningrum I BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan proyek merupakan kegiatan yang bersifat multikompleks, hal ini dapat Tinjauan produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan pemasangan batu granit (studi kasus proyek pembangunan gedung bukopin kantor cabang Solo) Disusun Oleh : Ary Setyoningrum I.1104204 BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6

Hariyono Seputro Youngky Pratama 6 PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN PASANGAN BATA RINGAN (Studi Kasus Proyek Pembangunan MIPA Center Tahap 2 Universitas Brawijaya) Hariyono Seputro Youngky Pratama 6 Abstrak: Suatu keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan

Lebih terperinci

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut:

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut: 19 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Produktivitas secara umum, produktvitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan yang dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN Martho F. Tolangi J.P. Rantung, J.E.Ch. Langi, M. Sibi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: martho_toex@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis Rencana Anggaran Biaya Pada Proyek Konstruksi Analisis rencana anggaran biaya merupakan bagian dari proses pembangunan, perencanaan biaya bangunan biasanya dilakukan sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek dengan sumber daya tertentu

Lebih terperinci

dengan manajemen konstruksi. Dalam tahapan manajemen konstruksi tersebut, terdapat

dengan manajemen konstruksi. Dalam tahapan manajemen konstruksi tersebut, terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bclakang Salah satu tujuan dari perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang sering disebut sebagai perusahaan kontraktor adalah untuk mendapatkan hasil kcuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi) dalam batasan waktu, biaya, dan mutu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi

Lebih terperinci

Anggaran dan Borongan ( Rencana Anggaran Biaya Bangunan ), 1990

Anggaran dan Borongan ( Rencana Anggaran Biaya Bangunan ), 1990 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rencana Anggaran Biaya 3.1.1 Definisi Menurut John W. Niron dalam buku yang berjudul Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan ( Rencana Anggaran Biaya Bangunan ), 1990 Rencana Anggaran

Lebih terperinci

Perbandingan Antara Biaya Nyata Dengan Biaya Teliti Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Gedung Indomaret Sam Ratulangi, Manado)

Perbandingan Antara Biaya Nyata Dengan Biaya Teliti Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Gedung Indomaret Sam Ratulangi, Manado) Perbandingan Antara Biaya Nyata Dengan Biaya Teliti Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Gedung Indomaret Sam Ratulangi, Manado) Hamka Prasetia Mamonto Jermias Tjakra, Pingkan A.K. Pratasis Fakultas

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional SNI 03-2335-2002 Prakata Untuk menentukan biaya bangunan / building cost rancangan

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri

BAB II LANDASAN TEORI. pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri BAB II LANDASAN TEORI Untuk dapat menentukan suatu nilai dari harga satuan dalam suatu pekerjaan, baik pekerjaan yang dilelangkan ataupun yang dikerjakan sendiri merupakan suatu tugas yang tidak mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masih banyak melakukan pembangunan di berbagai sektor. Dengan kekayaan alam dan penduduk yang besar sehingga sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Proyek konstruksi merupakan suatu proyek yang erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur, termasuk di dalamnya bidang teknik dan arsitektur. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Produktivitas Produktivitas memiliki pengertian yang beraneka ragam berkaitan dengan aspek ekonomi, kesejahteraan, teknologi, dan sumber daya. Pembahasan mengenai

Lebih terperinci

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara)

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara) ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN METODE BOW, SNI, DAN LAPANGAN (Pekerjaan Beton Bertulang Pada Pembangunan Rumah Tinggal Perum Bugel, Jepara) Fatchur Roehman Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu penelitian dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Drainase Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan kompenen penting dalam perencanaan kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Proyek konstruksi dalam pencapaian tujuannya melibatkan banyak pihak dan para pelaksana, dimana semua pihak harus saling bekerja sama untuk keberhasilan proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas tersebut dalam satu periode tertentu. yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas tersebut dalam satu periode tertentu. yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan sebuah rencana yang sistematis dengan meliputi sumber dana dan pengalokasian dana keseluruhan kegiatan atau aktifitas dalam sebuah proyek

Lebih terperinci

PERKIRAAN BIAYA PROYEK

PERKIRAAN BIAYA PROYEK Halaman 1 dari Pertemuan 5 Pertemuan 5 PERKIRAAN BIAYA PROYEK 5.1 KEGUNAAN a. Bagi Pemilik, menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan investasi. b. Bagi Konsultan, diajukan kepada pemilik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Biaya dan Waktu Dalam pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi sering mengalami keterlambatan akibat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya kerugian materi dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proyek adalah suatu urutan kegiatan dan peristiwa yang dirancang dengan baik pada suatu permulaan dan suatu akhir dari sebuah kegiatan, yang diarahkan untuk mencapai

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Menurut Ir. Abrar Husen, MT., Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah

Lebih terperinci

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional Prakata Untuk menentukan biaya bangunan / building cost rancangan pekerjaan konstruksi

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN UPAH METODE SNI DENGAN UPAH BERDASARKAN PRODUKTIVITAS

ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN UPAH METODE SNI DENGAN UPAH BERDASARKAN PRODUKTIVITAS Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil ANALISA PERBANDINGAN HARGA SATUAN UPAH METODE SNI DENGAN UPAH BERDASARKAN PRODUKTIVITAS Sayu Sri Arthayanti 1, Putu Darma Warsika 2, Ariany Frederika

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar

BAB II LANDASAN TEORI. masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada tahap awal perencanaan proyek, para kontraktor selalu dihadapkan akan masalah mengenai cara untuk mengestimasi biaya proyek sehingga harga yang keluar untuk tender tidaklah

Lebih terperinci

tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif

tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif BAB III LANDASAN TEORI III.l. Produktivitas III.1.1. Pengertian Produktivitas Dalam doktrin pada konfrensi oslo 1984 tercantum devinisi umum tentang produktivitas semesta, yaitu : "Produktivitas adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Pemilihan Kontraktor Dalam industri konstruksi, ada dua pihak yang sangat berperanan penting, yaitu owner dan kontraktor. Dimana owner adalah orang atau badan hukum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Kontruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Kontruksi Dipohusodo (1996) menyatakan bahwa suatu proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TAHAPAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Diagram Alir Tahapan Penulisan Tugas Akhir MULAI Survei Literatur Identifikasi Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data b. Jadwal Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BIAYA TOTAL PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL (Studi Kasus : Proyek Apartemen GCC Tower B Jl. Gajah Mada Jakarta Barat) Heny Purwanti ABSTRAK Dalam merencanakan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Sebuah proyek merupakan suatu upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. optimal dalam hal kinerja, mutu dan waktu, serta keslamatan kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. optimal dalam hal kinerja, mutu dan waktu, serta keslamatan kerja. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek merupakan penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan, cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas untuk

Lebih terperinci

Kajian Teori Biaya Konstruksi

Kajian Teori Biaya Konstruksi 18 BAB II Kajian Teori Biaya Konstruksi II. 1 Pengertian Konstruksi Dalam tahapan suatu pelaksanaan proyek, terdapat suatu tahapan yang disebut proses konstruksi. Tahapan ini adalah suatu proses dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari dunia kontruksi berkembang makin pesat. Kita sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari dunia kontruksi berkembang makin pesat. Kita sebagai pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin hari dunia kontruksi berkembang makin pesat. Kita sebagai pelaku konstruksi dituntut untuk mampu memahami dan menguasai setiap aspek yang berkembang

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW

PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA DENGAN METODE SNI DAN BOW Mahardika Rahmawan Putra 1), Nur Azizah Affandy 2) 1 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan ²Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Makalah Kewirausahaan. Ketegasan dalam Aspek Produksi. Disusun oleh: Ambar Dwi Wuladari. Irfan Priabodo

Makalah Kewirausahaan. Ketegasan dalam Aspek Produksi. Disusun oleh: Ambar Dwi Wuladari. Irfan Priabodo Makalah Kewirausahaan Ketegasan dalam Aspek Produksi Disusun oleh: Ambar Dwi Wuladari Irfan Priabodo Ketegasan dalam Aspek Produksi Pendahuluan: Kegiatan produksi dengan menciptakan atau menambah nilai

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BIAYA TOTAL PEKERJAAN NO. KODE : BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas adalah lebih dari sekedar ilmu pengetahuan, teknologi, dan manajemen karena produktivitas mengandung falsafah dan sikap mental yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan method.

BAB I PENDAHULUAN. proyek terdiri dari man, materials, machine, money dan method. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang dikerjakan secara terperinci dalam waktu terbatas untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan program jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA

BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA BAB III PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA A. DATA PERENCANAAN Untuk menetukan besarnya jumlah tenaga kerja diperlukan input data: 1. Volume Pekerjaan Volume pekerjaan sering disebut juga Bill Of Quantity

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN HARGA SATUAN SNI DAN HARGA SATUAN JADI DI KOTA MANADO

KAJIAN PENERAPAN HARGA SATUAN SNI DAN HARGA SATUAN JADI DI KOTA MANADO KAJIAN PENERAPAN HARGA SATUAN SNI DAN HARGA SATUAN JADI DI KOTA MANADO Yorristia Adelia Layzanda Robert J. M. Mandagi, Pingkan A. K. Pratasis Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA SAMARINDA Diajukan oleh : ABD RAHMAN 08.11.1001.7311.106

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Semua proyek konstruksi pasti memiliki rencana anggaran biaya serta jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan dapat berjalan sesuai

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Krisis Ekonomi Global Krisis ekonomi global adalah sebuah krisis ekonomi yang disebabkan merosotnya perekonomian Amerika. Krisis moneter di Amerika Serikat kali ini menumbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Di dalam rangkaian kegiatan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal BAB VI PENGENDALIAN PROYEK & KEMAJUAN PROYEK 6.1 Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I-1

BAB I PENDAHULUAN BAB I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang dikerjakan dalam waktu terbatas menggunakan sumber daya tertentu dengan harapan untuk memperoleh hasil yang terbaik pada

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI

A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI PROYEK KONSTRUKSI A. PENGERTIAN PROYEK KONSTRUKSI Suatu rangkaian kegiatan di bedakan atas dua jenis yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek, yaitu : Kegiatan rutin adalah suatu kegiatan yang terus menerus

Lebih terperinci

ANALISA PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG. Oleh : Mohamad Harun. Abstrak

ANALISA PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG. Oleh : Mohamad Harun. Abstrak ANALISA PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG Oleh : Mohamad Harun Abstrak Banyaknya permasalahan konstruksi di Kabupaten Sumenep menyebabkan kualitas pekerjaan kurang baik sehingga

Lebih terperinci

Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN

Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN Halaman 1 dari Pertemuan ke - 7 Halaman 2 dari Pertemuan ke - 7 Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi merupakan rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk 9 BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Optimalisasi Optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi maksud dari optimalisasi pada penelitian ini adalah proses pencapaian

Lebih terperinci

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana 1 COST CONTROL Pada bab Cost control akan membahas kegiatan pengendalian dan evaluasi biaya proyek sejak saat proyek tersebut dimulai sampai dengan proyek tersebut selesai berdasarkan suatu tolak ukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Biaya Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang merupakan dasar untuk pengendalian biaya proyek serta aliran kas proyek tersebut. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci