Palembang, 2013 Plt.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dr.Hj.Fenty Aprina, M.Kes

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Palembang, 2013 Plt.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dr.Hj.Fenty Aprina, M.Kes"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur senantiasa dipersembahkan ke hadirat Allah SWT atas taufiq dan hidayah-nya, sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2012 dapat diselesaikan. Seharusnya penerbitan buku profil kesehatan dapat dilaksanakan setiap awal tahun anggaran sebagai informasi terhadap kegiatan pembangunan kesehatan pada tahun sebelumnya. Namun pada tahun ini masih mengalami keterlambatan, dikarenakan berbagai kendala, antara lain : 1) Sumber data berupa tabel profil dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota hampir sebagian besar belum disampaikan kepada Dinas Kesehatan Povinsi Sumatera Selatan, 2) masih terdapat perbedaan antara data dari Kabupaten/Kota dengan data dari pengelola program di Provinsi. Oleh karena itu, pada akhirnya data yang dipergunakan untuk penyusunan profil ini menggunakan data-data dari pengelola program di Provinsi. Sulitnya memperoleh data yang akurat dan tepat waktu dari waktu ke waktu akan bisa diatasi dengan mengoptimalkan peran petugas sistem pencatatan dan pelaporan mulai di tingkat Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan kabupaten/kota sampai di tingkat puskesmas serta memaksimalkan sistem monitoring dan evaluasi melalui supervisi-supervisi sekaligus melakukan pembinaan secara kontinyu oleh petugas/pengelola data di wilayah kerjanya termasuk upaya proaktif untuk memenuhi kebutuhan data yang bersifat segera. Berdasarkan pengalaman yang ada, akan ditemukan perbedaan data antara pengelola program yang ada di Subdin-Subdin Dinas Kesehatan Provinsi dengan data di Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga perlu disempurnakan lagi melalui konfirmasi (crosscheck) dengan buku profil yang telah diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota baik dari segi data maupun dari segi pembahasan yang lebih mendalam lagi. Kegiatan-kegiatan pemutakhiran data dengan melibatkan pengelola program, lintas sektor bahkan pejabat struktural di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page i

3 Kabupaten/Kota harus dilakukan paling sedikit dua kali dalam setahun untuk memberikan masukan dan validasi data. Disamping itu juga perlu dilakukan Pelatihan Pengelola data dan informasi untuk petugas pengelola data di kabupaten/kota. Kemampuan Kabupaten/kota dalam menyediakan anggaran untuk pelaksanaan pelatihan dan kegiatan pengumpulan data dan keterbatasan sumber daya manusia dalam hal kualitas maupun kuantitasnya juga sangat mempengaruhi ketepatan waktu penerbitan buku profil kesehatan provinsi Sumatera Selatan. Dengan tersusunnya buku profil kesehatan provinsi Sumatera Selatan tahun 2012 diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang dibutuhkan saran dan kritik agar Buku Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 akan lebih baik dan berkualitas. Diharapkan dengan terbitnya buku profil kesehatan ini, akan dapat memberikan informasi sekaligus bahan evaluasi terhadap program-program kesehatan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dan yang tak kalah pentingnya adalah untuk bahan perencanaan pada tahun-tahun berikutnya dalam upaya mewujudkan Visi Sumatera Selatan di bidang kesehatan. Palembang, 2013 Plt.Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dr.Hj.Fenty Aprina, M.Kes Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page ii

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi iii Daftar Gambar vi Daftar Tabel x Daftar Lampiran xi Bab 1 PENDAHULUAN 1 Bab 2 GAMBARAN UMUM Keadaan Penduduk Letak Geografis dan Luas Wilayah Keadaan Pemerintahan Pendidikan Ekonomi 10 Bab 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN MORTALITAS Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Kasar (AKK) Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) ANGKA KESAKITAN Penyakit Menular Malaria TB Paru Pneumonia Pengidap HIV dan Penderita AIDS Kusta Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) AFP Rate (Non Polio) < 15 Tahun Campak 35 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page iii

5 Penyakit Potensial KLB/Wabah Demam Berdarah Dengue Diare STATUS GIZI MASYARAKAT Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Gizi Balita 40 Bab 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pertolongan Persalinan oleh Nakes dengan Kompetensi Kebidanan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kunjungan Neonatus Kunjungan Bayi Pelayanan Imunisasi PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Pembinaan Kesehatan Lingkungan Pengawasan Sarana Air Bersih Penyehatan Perumahan Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan 59 Makanan Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan PERBAIKAN GIZI MASYAR AKAT Pemberian Kapsul Vitamin A Pemberian Tablet Besi Bayi dengan ASI Eksklusif 63 Bab 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN SARANA KESEHATAN Puskesmas Rumah Sakit Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat 68 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page iv

6 5.2. TENAGA KESEHATAN ANGGAR AN KESEHATAN 73 Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Rasio Beban Tanggungan di Sumatera Selatan 4 Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin 5 Gambar 2.3 Rata-Rata Jiwa Per Rumah Tangga 6 Gambar 2.4 Distribusi Persentase PDRB menurut Lapangan Usaha 10 Atas Dasar Harga Berlaku dengan Migas Gambar 2.5 Distribusi Persentase PDRB menurut Lapangan Usaha 11 Atas Dasar Harga Berlaku tanpa M igas Gambar 3.1 Angka Lahir Mati (Dilaporkan) 14 Gambar 3.2 Jumlah Kematian Ibu 15 Gambar 3.3 Jumlah Kematian Ibu menurut Kabupaten/Kota 16 Gambar 3.4 Umur Harapan Hidup 17 Gambar 3.5 Kasus Malaria Berdasarkan Pemerikasaan Darah 18 Gambar 3.6 Prevalensi TB Paru menurut Kabupaten/Kota 20 Gambar 3.7 Jumlah Kematian Akibat TB Paru menurut 20 Kabupaten/Kota Gambar 3.8 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR) 21 Gambar 3.9 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR) 22 menurut Kabupaten/Kota Gambar 3.10 Success Rate TB Paru 23 Gambar 3.11 Succes Rate TB Paru menurut Kabupaten/Kota 23 Gambar 3.12 Persentase Penderita Pneumonia Balita yang Ditangani 24 Gambar 3.13 Jumlah Pengidap HIV (+) 25 Gambar 3.14 Penyebaran Pengidap HIV (+) menurut 26 Kabupaten/Kota Gambar 3.15 Jumlah Kasus Baru Penderita HIV (+) menurut 27 Kabupaten/Kota Gambar 3.16 Jumlah Penderita AIDS 28 Gambar 3.17 Jumlah Kasus Baru Penderita AIDS Kabupaten/Kota 28 Tahun Gambar 3.18 Jumlah Kasus Baru Penderita AIDS Kabupaten/Kota 29 Tahun 2012 Gambar 3.19 Jumalah Kasus Baru Infeksi Menular Seksual (IMS) 29 Gambar 3.20 Jumlah Kasus Baru Infeksi Menular Seksual (IMS) 30 Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 3.21 CDR Kusta 31 Gambar 3.22 Penemuan Kasus Baru Pausi Basiler (PB) dan Multi 32 Basier (MB) menurut Kabupaten/Kota Gambar 3.23 Penemuan Kasus Baru Pausi Basiler (PB) dan Multi 32 Basier (MB) menurut Jenis Kelamin Gambar 3.24 Jumlah Penderita Kusta Cacat Tingkat II 33 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page vi

8 Gambar 3.25 Jumlah Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) 34 Gambar 3.26 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) menurut 35 Kabupaten/Kota Gambar 3.27 Jumlah Kasus Campak 36 Gambar 3.28 Jumlah Kasus DBD menurut Jenis Kelamin 37 Gambar 3.29 Jumlah Kasus Meninggal DBD menurut Jenis Kelamin 37 Gambar 3.30 Jumlah Kasus Meninggal DBD Tahun Gambar 3.31 Kasus Diare Ditangani 39 Gambar 3.32 Jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) menurut 40 Kabupaten/Kota Gambar 3.33 Persentase Balita Gizi Lebih 41 Gambar 3.34 Persentase Balita Gizi Baik 41 Gambar 3.35 Persentase Balita Gizi Kurang 42 Gambar 3.36 Persentase Balita Gizi Buruk 42 Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil 44 Gambar 4.2 Persentase Cakupan TT2+ pada Ibu Hamil menurut 45 Kabupaten/Kota Gambar 4.3 Persentase Cakupan Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil 46 Gambar 4.4 Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 47 Gambar 4.5 Persentase Ibu Hamil Komplikasi Kebidanan ditangani 47 oleh Tenaga Kesehatan menurut Kabupaten/Kota Gambar 4.6 Cakupan Pelayanan Nifas menurut Kabupaten/Kota 48 Gambar 4.7 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 49 menurut Kabupaten/Kota Gambar 4.8 Cakupan KN Lengkap menurut Kabupaten/Kota 50 Gambar 4.9 Cakupan Neonatus Komplikasi Ditangani menurut 50 Kabupaten/Kota Gambar 4.10 Persentase Kunjungan Bayi 51 Gambar 4.11 Cakupan Kunjungan Bayi M inimal Empat Kali 52 menurut Kabupaten/Kota Gambar 4.12 Cakupan Bayi Mendapat Vitamin A 52 Gambar 4.13 Cakupan Anak Balita Mendapat Vitamin A 53 Gambar 4.14 Cakupan Desa/Kelurahan UCI 54 Gambar 4.15 Cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut 54 Kabupaten/Kota Gambar 4.16 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar 55 Menurut Jenis Jaminan Gambar 4.17 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat M iskin 56 (dan Hampir M iskin) menurut Strata Sarana Kesehatan Gambar 4.18 Cakupan Keluarga Menggunakan Sarana Air Bersih 57 Menurut Kabupaten/Kota Gambar 4.19 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan 58 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page vii

9 Gambar 4.20 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota 59 Gambar 4.21 Cakupan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota 60 Gambar 4.22 Cakupan Institusi Dibina Sarana Kesehatan 61 Lingkungan Menurut Kabupaten/Kota Gambar 4.23 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A pada Bayi 62 Menurut Kabupaten/Kota Gambar 4.24 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A pada Balita 62 Menurut Kabupaten/Kota Gambar 4.25 Persentase Pemberian Tablet Besi Pada Ibu Hamil (Fe1 63 dan Fe3) Gambar 4.26 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 64 Gambar 5.1 Gambar 5.2 Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Jumlah Puskesmas Tahun Gambar 5.3 Jumlah Rumah Sakit 67 Gambar 5.4 Gambar 5.5 Gambar 5.6 Gambar 5.7 Gambar 5.8 Gambar 5.9 Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan Jumlah Posyandu Jumlah Posyandu dan Posyandu Aktif Jumlah Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota Jumlah Posyandu Menurut Kabupaten/Kota Persentase Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Gambar 5.10 Gambar 5.11 Gambar 5.12 Gambar 5.13 Gambar 5.14 Mandiri Cakupan Desa Siaga dan Desa Siaga Aktif Jumlah Dokter Jumlah Tenaga Keperawatan Jumlah Tenaga Kesehatan Lainnya Persentase Anggaran Kesehatan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page viii

10 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penduduk 5 Tahun ke atas menurut Wilayah dan Pendidikan 9 Tertinggi yang Ditamatkan Tabel 3.1 Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 Kelahiran Hidup di 14 Indonesia Tahun Tabel 5.1 Alokasi Anggaran Sektor Kesehatan 73 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page x

11 DAFTAR LAMPIRAN Tabel 1 Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan,Jumlah Penduduk,Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupatem/Kota Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin,Kelompok Umur,Rasio Beban Tanggungan,Rasio Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis kelamin dan Kelompok Umur Tabel 4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 5 Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun Ke atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tabel 6 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 8 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur dan Kabupaten/Kota Tabel 9 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota Tabel 10 Jumlah Kasus Baru TB Paru Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 11 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA(+) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 12 Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA (+) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 13 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 14 Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual Lainnya Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 15 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut jenis Kelamin Tabel 16 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 17 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 18 Kasus Baru 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 19 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 20 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 21 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 22 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page xi

12 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kabupaten/Kota Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Menurut Kabupaten/Kota Tabel 31 Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten/Kota Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Cakupan Desa/kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 43 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Tabel 44 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin dan Tabel 45 Kabupaten/Kota Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapatkan Perawatan Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page xii

13 Tabel 48 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 67 Tabel 68 Tabel 69 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB menurut Jenis KLB Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani <24 Jam Menurut Kabupaten/Kota Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Cakupan Jaminan Pemeliharaan Pra Bayar Menurut Jenis Jaminan dan Kabupaten/Kota Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat M iskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat M iskin (dan Hampir Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Jumlah Kunjungan Rawat, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Kabupaten/Kota Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut Kabupaten/Kota Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air bersih yang Digunakan Kabupaten/Kota Persentase Keluarga Menurut Sumber Air minum yang Digunakan Kabupaten/Kota Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Kabupaten/Kota Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kabupaten/Kota Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page xiii

14 Tabel 78 Tabel 79 Kesehatan Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan Anggaran Kesehatan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page xiv

15 BAB 1 PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diselenggarakan dalam upaya untuk mencapai Visi : Indonesia Sehat Untuk mencapai visi tersebut, Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah menetapkan Visi Departemen Kesehatan yaitu : Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat. Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Sebagai penjabaran dari visi kementerian kesehatan, maka tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat dicapai melalui pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan, serta pemantapan fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang didukung oleh sistem informasi kesehatan (SIK), ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, serta hukum kesehatan. SIK di setiap institusi pelayanan kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi sampai tingkat Pusat, harus terus dikembangkan sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan dalam rangka pelaksanaan fungsi manajemen kesehatan. SIK yang baik akan dapat memberikan informasi yang akurat dan up to date untuk proses pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk output dari SIK adalah penerbitan buku profil kesehatan yang dilakukan setiap tahun anggaran oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi sampai kepada tingkat Pusat. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 1

16 Tujuan penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah memberikan informasi tentang hasil pencapaian program pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan umumnya, termasuk pencapaian indikator-indikator pembangunan kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan. Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut : Bab-1 : Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 serta sistematika penyajiannya. Bab-2 : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan M inimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota. Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab-6 : Kesimpulan. Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 2

17 mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lampiran. Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kab/Kota dan 79 tabel data yang merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 3

18 BAB 2 GAMBARAN UMUM Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum Sumatera Selatan dan perilaku penduduk pada tahun 2012 yang meliputi: keadaan penduduk, letak geografis dan luas wilayah, keadaan pemerintahan, keadaan pendidikan, dan keadaan ekonomi KEADAAN PENDUDUK Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2012 berdasarkan proyeksi BPS Provinsi Sumatera Selatan berjumlah jiwa, dengan rasio jenis kelamin 103,34 dan rasio beban tanggungan 50,90. Gambar 2.1 Rasio Beban Tanggungan di Sumatera Selatan Tahun Persentase OKU OKI M.E NIM LAH AT MUR A MUB A BAN YUA SIN OKU S OKU T OGA N ILIR E.LA WAN G PALE MBA NG PRA BUM ULIH P.AL AM L.LIN GGA U SUM SEL Rasio beban tanggungan Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Sumsel, 2012 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 4

19 Tingkat kepadatan penduduk provinsi Sumatera Selatan sekitar 89 km 2. Dari 15 Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang mempunyai kepadatan penduduk yang tertinggi sebesar orang per km 2, sedangkan kepadatan penduduk yang terendah adalah Kabupaten Musi Banyuasin yaitu 40,57 orang per km 2. Penduduk menurut kelompok umur menunjukkan bahwa 29,65% penduduk Sumatera Selatan berusia muda (0-14 tahun), 63,92% berusia produktif (umur tahun), dan hanya 6,43% yang berumur 60 tahun lebih. Gambar 2.2 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Provinsi Sumatera Selatan tahun Perempuan Laki-Laki -450, ,000-50, , ,000 Sumber : Badan Pusat Statistik Prov Sumsel, 2012*(*Data Sementara) Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 5

20 Gambar 2.3 Rata-Rata Jiwa Per Rumah Tangga Provinsi Sumatera Selatan Tahun OKU OKI M.E NIM LAH AT MUR A MUB A BAN YUAS IN OKU S OKU T OGA N ILIR E.LA WAN G PALE MBA NG PRAB P.AL UMU AM LIH L.LIN SUM GGA SEL U Rata-rata jiwa per rumah tangga Sumber : Badan Pusat Statistik Prov Sumsel, LETAK GEOGRAFIS DAN LUAS WILAYAH Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 o sampai 4 o Lintang Selatan dan 102 o sampai 106 o Bujur Timur dengan luas wilayah hektar terdiri dari pegunungan dan pesisir pantai dan dilintasi oleh banyak sungai dan karenanya sering terjadi banjir. Sebagian besar lahan terdiri dari hutan produksi, lahan pertanian, eksplorasi dan eksploitasi gas bumi dan bahan galian lainnya seperti minyak tanah dan batubara. Batas daerah ini adalah di sebelah Utara dengan Provinsi Jambi, di sebelah Selatan dengan Provinsi Lampung, di sebelah Timur dengan Provinsi Bangka Belitung, di Pantai Timur tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa tumbuhan palmase dan kayurawa (bakau). Semakin ke barat merupakan dataran tinggi dan terdapat daerah Bukit Barisan. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 6

21 Jarak terjauh dari Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan, ke ibukota kabupaten/kota adalah jarak dari Palembang ke Lubuk Linggau, ibukota kota Lubuk Linggau. Jaraknya mencapai 342 km jika ditempuh melalui Prabumulih, sedangkan melalui Sekayu akan mencapai jarak 307 km. Ibukota kabupaten yang terdekat dengan Palembang adalah Indralaya (Kabupaten Ogan Ilir), dengan jarak sekitar 16 km. Jarak Palembang dengan kabupaten/kota lainnya di Sumatera Selatan adalah sebagai berikut: Palembang Baturaja 234 km, Palembang-Muaraenim 129 km, Palembang-Lahat 167 km, Palembang-Martapura 265 km, Palembang-Tebing Tinggi 241 km, Palembang-Prabumulih 63 km, dan Palembang-Pagaralam 230 km KEADAAN PEMERINTAHAN Provinsi Sumatera Selatan dikenal juga sebagai Bumi Sriwijaya karena pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya yang terkenal dengan kerajaan maritim terbesar. Provinsi Sumatera Selatan berdiri pada tanggal 12 September Seperti halnya provinsi-provinsi lain di Indonesia, Sumatera Selatan dibagi habis menjadi kabupaten dan kota. Kabupaten/kota dibagi menjadi kecamatan-kecamatan, dan selanjutnya kecamatan dibagi lagi menjadi desa-desa dan kelurahan-kelurahan. Jumlah kabupaten di Sumatera Selatan mencapai sebelas kabupaten dan empat kota pada tahun Secara total, jumlah wilayah administrasi di Sumatera Selatan tahun 2012 mencapai desa, 372 kelurahan dan 221 kecamatan PENDIDIKAN Dalam bidang pendidikan, variabel-variabel seperti jumlah gedung sekolah, jumlah murid dan jumlah guru sering kali ditampilkan untuk menggambarkan situasi pendidikan. M isalnya dua variabel terakhir diatas dapat digunakan untuk menghitung rasio murid-guru. Pada tahun ajaran 2011/2012, Sumatera Selatan memiliki gedung Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 7

22 sekolah sebanyak sekolah yang terdiri atas Taman Kanak- Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 797 Sekolah Menengah Umum (SMU), termasuk kejuruan. Gedung-gedung sekolah tersebut dipakai oleh murid-murid sekolah negeri dan swasta. Selama tahun ajaran 2011/2012, jumlah murid TK sebesar orang, SD sebanyak orang, SLTP sebanyak orang, dan SMU sebanyak orang Jumlah guru yang mengajar di masing-masing sekolah pada tahun 2011/2012 ini terdiri atas guru taman kanak-kanak, orang guru Sekolah Dasar, orang guru SLTP, serta guru SMU, termasuk SMU kejuruan sebanyak orang. Pada tahun 2012, jumlah guru yang ada cenderung mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Perbandingan jumlah guru yang mengajar di sekolah-sekolah dengan murid-murid ditunjukkan dengan rasio guru-murid. Rasio guru-murid TK di Sumatera Selatan tahun 2011/2012 sebesar 14,47, untuk SD sebesar 15,97, SLTP sebesar 13,77 dan SMU sebesar 21,20. Jika dibandingkan dengan periode 2010/2011, rasio guru-murid TK hingga SLTA menunjukkan peningkatan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 8

23 Tabel 2.1 Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Wilayah dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010 Pendidikan Tertingg i y ang D itam atkan NO KAB UP ATE N/KO T A Tida k/be lum Pernah Seko lah Tida k/be lum Tam at SD SD /MI/Se derajat SLTP/MTs /Se derajat SLT A/MA/S edera jat S M Kejuru an D iplom a I/II D iplom a III D iplom a IV/U niv e rs itas S2/S3 Tida k Terjaw a b Jum lah 1 2 O GAN KO MER IN G UL U O GAN KO MER IN G IL IR MU AR A E N IM LAH AT MUS I R AW AS MUS I B AN YU AS IN BAN YU AS IN O KU SEL AT AN O KU T IMUR O GAN IL IR E MP AT L AW AN G KO TA P ALE MB ANG KO TA PR AB U MUL IH KO TA P AG AR AL AM KO TA L UB UK 15 L IN G G AU SU MSE L Sumber : Badan Pusat Statistik Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 9

24 2.5. EKONOMI Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama untuk mengukur pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah. Selama empat tahun terakhir, PDRB Sumsel dengan migas atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 nilai tambah yang terbentuk sebesar 137,33 trilyun rupiah. Pada tahun 2010, angka ini sebesar 157,74 trilyun rupiah dan tahun 2011 sebesar 182,39 trilyun rupiah. Pada tahun 2012, nilainya menjadi sebesar 206,33 trilyun rupiah. Gambar 2.4 Distribusi Persentase PDRB menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dengan Migas (Persen) Provinsi Sumatera Selatan Tahun Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan,Persewaan,& Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Sumber : Badan Pusat Statistik Prov Sumsel, 2012 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 10

25 Gambar 2.5 Distribusi Persentase PDRB menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku tanpa Migas (Persen) Provinsi Sumatera Selatan Tahun Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan,Persewaan,& Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Sumber : Badan Pusat Statistik Prov Sumsel, 2012 Gambar 2.6 Persentase Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Sumatera Selatan Tahun PDRB tanpa Migas PDRB dengan Migas Sumber : Badan Pusat Statistik Prov Sumsel, 2012 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 11

26 Angka pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan dengan migas melambat dibanding tahun 2011 dari sebesar 6,50 persen tahun 2011 menjadi 6,01 persen tahun Begitu juga pertumbuhan ekonomi tanpa migas melambat dari sebesar 8,09 persen tahun 2011 menjadi 7,93 persen tahun Tiga sektor besar yang mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sector keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor listrik, gas dan air bersih. Sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat dari sebesar 7,96 persen tahun 2011 menjadi 9,45 persen tahun 2012, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan meningkat dari sebesar 8,30 persen tahun 2011 menjadi 9,01 persen tahun 2012, sektor listrik, gas dan air bersih meningkat dari sebesar 8,06 persen tahun 2011 menjadi 8,48 persen tahun Sedangkan sektor yang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi terbesar adalah sektor bangunan dari sebesar 12,87 persen tahun 2011 menjadi 8,93 persen tahun 2012 atau menurun sebesar negatif 3,94 persen. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 12

27 BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN Gambaran derajat kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator seperti mortalitas, morbiditas, dan angka status gizi masyarakat. Berikut ini diuraikan tentang indikator-indikator tersebut MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping kejadian kematian dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan dibawah ini Angka Kematian Bayi (AKB) Menurunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup mengindikasikan meningkatnya derajat kesehatan penduduk. Berdasarkan Sensus Penduduk (SP) 1990, estimasi angka kematian bayi di Sumatera Selatan diperkirakan 71 per 1000 kelahiran, sedangkan berdasarkan SP 2000, angka kematian bayi di Sumatera Selatan turun drastis menjadi 53 per 1000 kelahiran, atau turun 25 persen selama 10 tahun atau rata-rata turun 2,5 persen per tahun. AKB Sumsel lebih tinggi dibandingkan Angka Nasional yaitu 42 per 1000 kelahiran hidup (SUSENAS 2007). Menurut target MDGs AKB diharapkan turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 13

28 Gambar 3.1 Angka Lahir Mati (Dilaporkan) di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Angka Lahir Mati (Dilaporkan) per 1000 kelahiran hidup Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov. Sumsel Angka Kematian Balita (AKABA) Berdasarkan SDKI 2007 AKABA sekitar 44 per kelahiran hidup. AKABA Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2008 adalah 52 per kelahiran hidup berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik. Gambaran perkembangan AKABA berdasarkan estimasi SUPAS, SUSENAS, dan SDKI pada tahun disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Angka Kematian Balita (AKABA) Per Kelahiran Hidup Di Indonesia Tahun Tahun Estimasi SUPAS 1995 Estimasi Laki- Laki Perempuan Jumlah (L+P) SUSENA S SDKI ,36 57,61 64, ,44 53,05 59, ,77 39,00 44, Sumber : Profil Kesehatan Indonesia 2004, SDKI 2012 Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 14

29 Berdasarkan SDKI Tahun 2012, angka kematian balita di Provinsi Sumatera Selatan adalah 37 per kelahiran hidup Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Sampai dengan saat ini informasi tentang AKI masih berpedoman pada hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). Menurut SKRT, AKI Nasional menurun dari 450 per kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per kelahiran hidup pada tahun Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai AKI. Kemudian pada tahun , AKI menjadi 307 per kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) AKI Provinsi Sumatera Selatan masih berpedoman pada hasil SUSENAS 2005 yaitu 262 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa AKI cenderung mengalami penurunan. Target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per kelahiran hidup. Gambar 3.2 Jumlah Kematian Ibu Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kematian Ibu Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 15

30 Gambar 3.3 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kenatian Ibu OKU OKI M.ENI M BANY OGAN E.LAW LAHAT MURA MUBA OKUS OKUT UASIN ILIR ANG PALE MBAN G PRAB P.ALA L.LING UMUL M GAU IH Ibu Hamil Ibu Bersalin Ibu Nifas Jumlah Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Angka Kematian Kasar (AKK) AKK Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan estimasi pada tahun 2005 sebesar 22,2 per 1000 penduduk, menurun menjadi 21,8 per 1000 penduduk pada tahun 2006, kemudian menurun lagi menjadi 21,4 per 1000 penduduk Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Sejalan dengan menurunnya estimasi angka kematian bayi, maka estimasi angka harapan hidup mengalami kenaikan. Menurut hasil SP 1990, estimasi angka harapan hidup Sumatera Selatan adalah 59,83 tahun, sepuluh tahun kemudian mengalami kenaikan sebesar 7 persen, menjadi 64,02 tahun menurut SP Sedangkan menurut hasil Supas 2005 besarnya angka harapan hidup penduduk Sumatera Selatan adalah sebesar 69,5 tahun. Kondisi ini menunjukan bahwa anak yang baru lahir diperkirakan akan hidup rata-rata sampai umur 69 tahun. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 16

31 Gambar 3.4 Umur Harapan Hidup (UHH) Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Umur (tahun) SP 1971 SP 1980 SP 1990 SPS SP UHH 44,1 53,6 59,8 63,7 69,05 71,1 69,9 Sumber: Badan Pusat Statistik Prov Sumsel 3.2. ANGKA KESAKITAN Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) Malaria Di Indonesia terdapat 24 Kabupaten endemis malaria dari 576 kabupaten yang ada, dan diperkirakan 45% penduduk Indonesia berisiko tertular malaria. Di Sumatera Selatan terdapat 8 Kabupaten endemis malaria dari 15 Kabupaten /Kota yang ada, dan diperkirakan 8 per 1000 penduduk Sumatera Selatan berisiko tertular malaria. Tujuan Program Pemberantasan Malaria di Provinsi Sumatera Selatan adalah Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 17

32 terwujudnya masyarakat yang hidup sehat dalam lingkungan yang terbebas dari penularan malaria tahun Tujuan khususnya adalah : 1. Tercapainya eliminasi malaria di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun Pada tahun 2010 seluruh kabupaten/kota mampu melakukan pemeriksaan sediaan darah malaria dan memberikan pengobatan tepat dan terjangkau. 3. Pada tahun 2020 seluruh wilayah Sumatera Selatan sudah melaksanakan intensifikasi dan integrasi dalam pengendalian malaria dan tahun 2030 untuk Seluruh Indonesia. Pokok kegiatan untuk mencapai eliminasi malaria adalah : 1. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko 2. Penemuan penderita dan tatalaksana kasus 3. Peningkatan surveilans epidemiologi & penanggulangan wabah 4. Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit Gambar 3.5 Kasus Malaria Berdasarkan Pemeriksaan Darah Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus OKU OKI M.EN IM LAHA T MUR A MUB A BANY UASI N OKUS OKUT OGA N ILIR E.LA WAN G PALE MBA NG PRAB UMU LIH P.ALA M L.LIN GGA U Tanpa Pemeriksaan Sediaan Darah Dengan Pemeriksaan Sediaan Darah Positif Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 18

33 TB Paru Penanggulangan tuberkulosis menerapkan strategi DOTS yang dilaksanakan secara Nasional di seluruh UPK terutama puskesmas yang di integrasikan dalam pelayanan kesehatan dasar. Hasil survey Prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 bahwa prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per penduduk, secara regional di Indonesia dikelompokkan dalam 3 wilayah. Sumatera masuk dalam wilayah 1 dengan prevalensi TB adalah 160 per penduduk. Tujuan dari Program Pemberantasan TB Paru adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB, memutuskan mata rantai penularan serta mencegah terjadinya MDR TB. Targetnya adalah tercapainya penemuan pasien baru TB BTA positif paling sedikit 70% dari perkiraan dan menyembuhkan 85% dari semua pasien tersebut serta mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat TB hingga separuhnya pada tahun 2010 dibanding tahun 1990, dan mencapi tujuan millenium development goals (MDGs) pada tahun Prevalensi TB Paru di provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2012 adalah 77, menurun dibandingkan tahun 2011 yaitu 99. Kematian akibat TB paru pada tahun 2012 adalah 77 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2011yaitu 33 kasus. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 19

34 Gambar 3.6 Prevalensi TB Paru Per Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Prevalensi TB Paru (per Penduduk) OKU OKI M.ENI M BANYU OGAN E.LAW PALEM PRABU P.ALA LAHAT MURA MUBA OKUS OKUT ASIN ILIR ANG BANG MULIH M L.LING GAU Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Gambar 3.7 Jumlah Kematian Akibat TB Paru Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kematian TB Paru OKU OKI M.ENI M BANYU OGAN LAHAT MURA MUBA OKUS OKUT ASIN ILIR E.LAW ANG PALEM PRABU P.ALA BANG MULIH M L.LING GAU Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 20

35 Angka penemuan pasien baru TB BTA positif (Case Detection Rate) di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2000 s/d 2012 berfluktuatif, sedangkan target mulai dari tahun 2005 sebesar 70 %, dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 3.8 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR) Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun CDR (%) Target CDR Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 21

36 Gambar 3.9 Angka Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif (CDR) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun %CDR OKU OKI M.ENIM LAHAT MURA MUBA BANYUA SIN OKUS OKUT OGAN ILIR E.LAWA NG PALEMB PRABUM P.ALAM L.LINGG ANG ULIH AU Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Angka kesembuhan (Cure Rate) merupakan angka pasien baru TB BTA positif yang sembuh setelah masa pengobatan. Angka Kesuksesan (Success Rate) merupakan angka kesembuhan yang disertai dengan cakupan pengobatan lengkap. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 22

37 Gambar 3.10 Success Rate (%) TB Paru di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Succes Rate (%) Tahun Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Gambar 3.11 Success Rate (%) TB Paru Menurut Kabupaten/kota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Succes Rate (%) OKU OKI M.ENI M LAHAT MURA MUBA B.ASIN OKUS OKUT OI E. LWG PLB PRB PA LL Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 23

38 Pneumonia Pneumonia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya infeksi dari satu atau kedua paru-paru, yang biasanya disebabkan oleh bakteri dan virus, menimbulkan gejala yang menyerupai gejala pilek yang dimulai dengan demam dan batuk, diikuti oleh gejala lain, seperti pernafasan yang pendek, berkeringat, nyeri dada, rusty sputum (dahak seperti berkarat) dan menggigil. Gambar 3.12 Persentase Penderita Pneumonia Balita yang Ditangani di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Persentase Pneumonia Balita Ditangani SUMSEL Tahun Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Pengidap HIV dan Penderita AIDS Infeksi HIV dan AIDS dalam 10 tahun terakhir semakin nyata menjadi masalah kesehatan masyarakat di Sumatera Selatan yang dibuktikan dengan terus meningkatnya kasus yang ditemukan melalui kinik VCT dan laporan suveilans AIDS dari RS. Infeksi HIV dan AIDS sudah menyebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota di wilayah Sumatera Selatan, dan di Indonesia sendiri telah mengalami perubahan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 24

39 dari epidemi rendah menjadi epidemi terkonsentrasi, hal ini karena hasil survei pada sub populasi tertentu menunjukkan prevalensi HIV di beberapa provinsi telah melebihi 5 % secara konsisten, tetapi di Sumatera Selatan masih pada epidemi rendah karena prevalensi HIV 0,6 %. Pada era sebelumnya upaya penanggulangan HIV dan AIDS di prioritaskan pada upaya pencegahan. Dengan semakin meningkatnya pengidap HIV dan kasus AIDS yang memerlukan terapi antiretroviral ( ARV), maka strategi penanggulangan HIV dan AIDS dilaksanakan dengan memadukan upaya pencegahan dengan upaya perawatan, dukungan serta pengobatan. Dan juga dalam rangka mendukung target VCT pada MDGs untuk tahun 2010 yaitu klien yang melakukan complate testing, maka peran klinik VCT dalam upaya untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus baru serta penanganan 100 % juga harus dimaksimalkan. Gambar 3.13 Jumlah Pengidap HIV (+) PerTahun di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus HIV HIV Kumulatif Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Peningkatan jumlah pengidap HIV selain dikarenakan meningkatnya kasus itu sendiri, juga didukung oleh meningkatnya kunjungan klien ke klinik VCT (Voluntary Counseling and Testing) untuk mengetahui status HIVnya secara sukarela baik datang ke layanan VCT statis maupun layanan mobile clinic VCT.Klien dalam Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 25

40 hal ini adalah kelompok resiko tinggi tertular HIV yaitu ; Wanita Pekerja Seks, Waria, Pengguna narkoba suntik, Laki-laki Seks dengan Laki-laki, dan Pelanggan seks. Dan juga dengan mulai bertambahnya jumlah Klinik Layanan Infeksi Menular Seksual (IMS) di beberapa Puskesmas yang terletak di Kabupaten/Kota akan memudahkan klien tersebut di atas untuk mendapatkan akses layanan yang komprehensif (IMS-VCT) sehingga status HIV seseorang dapat lebih dini diketahui untuk dilakukan tatalaksana selanjutnya dengan segera mungkin yang dapat mencegah infeksi penyerta lainnya serta meningkatkan kualitas hidup klien yang pada akhirnya epidemic HIV dan AIDS di Sumatera Selatan dapat dikendalikan. Gambar 3.14 Penyebaran Pengidap HIV (+) Per Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus Baru HIV OKU OKI M.ENIM LAHAT MURA MUBA BANYU ASIN OKUS OKUT OGAN ILIR E.LAWA NG PALEM BANG PRABU L.LINGG P.ALAM MULIH AU Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 26

41 Gambar 3.15 Jumlah Kasus Baru Penderita HIV Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus Baru HIV OKU OKI M.E LAH MUR MUB B.AS OKU OKU OI E. PLB PRB PA LL NIM AT A A IN S T LWG Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Selanjutnya adalah gambaran penderita AIDS provinsi Sumatera Selatan. Seperti halnya pengidap HIV, Kota Palembang menyumbangkan jumlah tertinggi penderita AIDS yaitu 66 penderita dari total 119 penderita AIDS di provinsi Sumatera Selatan. Jumlah kasus baru infeksi menular seksual (IMS) juga mengalami kenaikan cukup tinggi pada tahun 2012 dibandingkan tahun Peningkatan jumlah kasus IMS pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan pada tahun tersebut. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 27

42 Gambar 3.16 Jumlah Penderita AIDS di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus AIDS AIDS KUMULATIF Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Gambar 3.17 Jumlah Kasus Baru Penderita AIDS Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus Baru AIDS OKU OKI M.ENIM LAHAT MURA MUBA BANYU ASIN OKUS OKUT OGAN ILIR E.LAWA NG PALEM BANG PRABU L.LINGG P.ALAM MULIH AU Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 28

43 Gambar 3.18 Jumlah Kasus Baru Penderita AIDS Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Jumlah Kasus Baru AIDS OKU OKI M.E LAH MU MU B.AS OKU OKU OI E. PLB PRB PA LL NIM AT RA BA IN S T LWG Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki Seksi : Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Gambar 3.19 Jumlah Kasus Baru Infeksi Menular Seksual (IMS) Lainnya di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus IMS sumsel Tahun Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 29

44 Gambar 3.20 Jumlah Kasus Baru Infeksi Menular Seksual (IMS) Lainnya Berdasarkan Jenis K elamin di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus IMS Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Tahun Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Kusta Provinsi Sumatera Selatan termasuk daerah Low Endemik Kusta, dengan Prevalensi Rate (PR) < 1/ penduduk dan Case Detection Rate (CDR) < 5 / penduduk. Dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2010 terjadi statis dalam penemuan kasus kusta (CDR), ada fluktuasi penemuan kasus baru tetapi tidak berselisih jauh tiap tahun, dan belum ada tanda-tanda ke arah penurunan kasus. Cacat tingkat II juga masih tinggi sejak tahun 1997 s.d 2010, yaitu masih di atas 5%. Deteksi dini yang masih kurang menyebabkan angka kecacatan yang masih tinggi yaitu di atas 5%. Selain itu ini disebabkan karena adanya kurangnya kesadaran dan stigma masyarakat akan penyakit kusta sehingga penderita ditemukan dalam keadaan sudah cacat. Tujuan dari program kusta adalah menurunkan transmisi penyakit kusta pada tingkat tertentu sehingga kusta tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat, mencegah kecacatan pada semua penderita baru yang ditemukan melalui Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 30

45 pengobatan dan perawatan yang benar, menghilanglang stigma sosial dalam masyarakat dengan mengubah paham masyarakat terhadap penyakit kusta melalui penyuluhan secara intensif. Kebijakan yang ditempuh meliputi pelaksanaan program pengendalian kusta diintegrasikan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, pengobatan penderita kusta dengan MDT sesuai dengan rekomendasi WHO di berikan cuma-cuma, penderita tidak boleh diisolasi, dan memperkuat sistem rujukan. Case Detection Rate (CDR) Penemuan kasus baru penderita kusta (case detection rate/ CDR) di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 dan 2008, yaitu sebesar 3,00/ pada tahun 2010, 3,05/ pada tahun 2009 dan 3,99/ pada tahun Target SPM untuk CDR kusta adalah <5/ , ini menunjukkan bahwa P2 Kusta telah memenuhi atau mencapai target SPM untuk tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar 3.21 CDR (case detection rate) Kusta di Provinsi Sumatera Selatan Tahun CDR CDR Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 31

46 Gambar 3.22 Penemuan Kasus Baru Pausi Basiler (PB) dan Multi Basiler (MB) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus Baru OKU OKI M.ENI M LAHAT MURA MUBA B.ASIN OKUS OKUT OGAN ILIR E. PALEM PRABU P.ALA LAWA BANG MULIH M NG L.LING GAU PB MB Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Gambar 3.23 Penemuan Kasus Baru Pausi Basiler (PB) dan Multi Basiler (MB) Menurut Jenis K elamin di Provinsi Sumatera Selatan Tahun L P L+P L P L+P Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 32

47 Dalam upaya penanggulangan penyakit kusta, salah satu indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilannya adalah angka proporsi cacat tingkat II (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata) dan proporsi anak diantara kasus baru. Gambar berikut menunjukkan angka proporsi Cacat tingkat II Provinsi Sumatera Selatan yaitu 16%, masih dibawah target SPM untuk proporsi Cacat tingkat II yaitu 5%. Hal ini disebabkan karena keterlambatan penemuan kasus, tingginya Leprae Phoby di masyarakat, dan petugas kurang terampil dalam deteksi dini penyakit kusta karena daerah low endemic. Gambar 3.24 Jumlah Penderita Kusta Cacat Tingkat II di Provinsi Sumatera Selatan Tahun L L P L+P P L+P Sumber : Seksi Bindal P3 Dinkes Prov Sumsel Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Program imunisasi sampai dengan tahun 2012 ini masih merupakan salah satu program prioritas, terutama dalam upaya penanggulangan Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 33

48 Gambar 3.25 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Jumlah Kasus Sumber: Seksi Bindal P2WB Dinkes Prov Sumsel AFP Rate (Non Polio) < 15 Tahun Acute Flacid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan pada anak berusia kurang dari 15 tahun yang bersifat layuh (Flaccid) terjadi secara akut, mendadak dan bukan disebabkan ruda paksa. AFP Rate dihitung per penduduk berusia kurang dari 15 tahun di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. AFP Rate prov sumsel tahun 2012 adalah 3.9 per penduduk berusia kurang dari 15 tahun. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 34

49 Gambar 3.26 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus AFP (Non Polio) OKU OKI M.ENI M LAHAT MURA MUBA BANYU ASIN OKUS OKUT OGAN ILIR E.LAW ANG PALEM PRABU P.ALA BANG MULIH M L.LING GAU Sumber: Seksi Bindal P2WB Dinkes Prov Sumsel Campak Seorang anak dikatakan mendapat imunisasi lengkap bila telah menerima imunisasi Hb-0, BCG, DPT/HB1-2-3, Polio dan Campak. Angka drop out (DO) dinilai dari selisih dari anak yang mendapat imunisasi DPT/HB1 dan imunisasi Campak sebagai imunisasi terakhir. Angka yang ditolerir pada indikator DO ini adalah < 10 %. Artinya makin tinggi angka DO artinya makin banyak anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap. Angka DO provinsi Sumatera selatan tahun 2012 adalah 7,9. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 35

50 Gambar 3.27 Jumlah Kasus Campak di Provinsi Sumatera Selatan Tahun L P L+P Sumber: Seksi Bindal P2WB Dinkes Prov Sumsel Penyakit Potensial KLB / Wabah Demam Berdarah Dengue Sejak terjadi KLB pada tahun 1998 yang diperkirakan terjadi lagi di tahun 2003 (pola lima tahunan) namun hingga tahun 2009 tidak terjadi KLB dan juga adanya penurunan kasus/penderita dimana situasi tahun 2010 jika dibandingkan dengan tahun 2009 dari 1854 penderita (IR. 26/ dan CFR.0,32%) menurun menjadi 1161 penderita (IR. 16/ dan CFR.0,43%) ditahun Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 36

51 Gambar 3.28 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Selatan Tahun L P L+P Sumber: Seksi Bindal P2WB Dinkes Prov Sumsel Gambar 3.29 Jumlah Kasus Meninggal DBD Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Selatan Tahun L P L+P Sumber: Seksi Bindal P2WB Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 37

52 Gambar 3.30 Jumlah Kasus Meninggal DBD di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Meninggal Penderita Sumber: Seksi Bindal P2WB Dinkes Prov Sumsel Diare Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu: infeksi, malabsorpsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lain.tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Distribusi penderita diare pada tahun per kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 38

53 Gambar 3.31 Kasus Diare Ditangani di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Jumlah Kasus Diare Ditangani OKU OKI ME LH MURA MUBA BA OKUS OKUT OI E. LWG PLB PRB PA LL Sumber: Seksi Bindal P2WB Dinkes Prov Sumsel 3.3. STATUS GIZI MASYARAKAT Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status Gizi Balita, Status Gizi Wanita Usia Subur, Kurang Energi Kronik (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) BBLR (kurang dari gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu : BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetap berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 39

54 IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, Anemia, Malaria, dan menderita Penyakit Menular Seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. Gambar 3.32 Jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Menurut Kabupaten / Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun ,600 Jumlah BBLR 1,400 1,200 1, Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan anthropometri yang menggunakan indeks Berat Badan Umur (BB/U). Kategori yang digunakan adalah : gizi lebih (z-score > + 2 SD); gizi baik (z-score 2 SD sampai + 2 SD); gizi kurang (z-score < - 2 SD sampai 3 SD); gizi buruk (zscore < - 3 SD). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 40

55 Gambar 3.33 Persentase Balita Gizi Lebih di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Persentase Balita Gizi Lebih OKU OKI M.ENI M LAHAT MURA MUBA B.ASIN OKUS OKUT OI E. LWG PLB PRB PA LL Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Gambar 3.34 Persentase Balita Gizi Baik di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Persentase Balita Gizi Baik OKU OKI M.EN IM LAHA T MUR A MUB A B.ASI N OKUS OKUT OI E. LWG PLB PRB PA LL Gizi Baik Gizi Baik Gizi Baik Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 41

56 Gambar 3.35 Persentase Balita Gizi Kurang di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Persentase Balita Gizi Kurang OKU OKI M.ENI M LAHAT MURA MUBA B.ASIN OKUS OKUT OI E. LWG PLB PRB PA LL Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Gambar 3.36 Persentase Balita Gizi Buruk di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Persentase Balita Gizi Buruk OKU OKI M.ENI M LAHAT MURA MUBA B.ASIN OKUS OKUT OI E. LWG PLB PRB PA LL Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 42

57 BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN Sesuai dengan tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Berikut ini akan diuraikan beberapa upaya pelayanan kesehatan selama tahun PELAYANAN KESEHATAN DASAR Pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) merupakan langkah awal yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat telah dapat diatasi. Pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu : Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi. Pelayanan kesehatan ibu meliputi pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan, pelayanan terhadap ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk, kunjungan neonatus, dan kunjungan bayi Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan kesehatan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 43

58 Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Gambaran cakupan K1 dan K4 Provinsi Sumatera Selatan dalam 10 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Dari gambar tersebut dapat dilihat selisih antara K1 dan K4, yang semakin menurun dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa semakin banyak ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal diteruskan hingga kunjungan keempat pada trimester 3 sehingga kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Selain mengupayakan peningkatan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 44

59 cakupan K4, harus diupayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang diberikan saat pelayanan antenatal yang menjadi standar kualitas adalah imunisasi TT (TT2) dan pemberian zat besi (Fe) 90 tablet (Fe3). Gambar 4.2 Persentase Cakupan TT2 + pada Ibu Hamil menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kab/Kota Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 45

60 Gambar 4.3 Persentase Cakupan Fe1 dan Fe3 pada Ibu Hamil di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Pertolongan Persalinan oleh Nakes dengan Kompetensi Kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan. Dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan meningkat sekitar 10,5%, yaitu dari 79,25% pada tahun 2004 menjadi 89,8% pada tahun Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dari tahun dapat dilihat pada gambar berikut ini : Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 46

61 Gambar 4.4 Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber: Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Gambar 4.5 Persentase Ibu Hamil K omplikasi Kebidanan Ditangani oleh Tenaga Kesehatan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber: Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 47

62 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan waktu: 1). Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari; 2). Kunjungan nifas kedua (KF2) dilakukan pada minggu ke-2 setelah persalinan; dan 3). Kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu ke-6 setelah persalinan. Pelayanan yang diberikan meliputi: 1). Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2). Pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3). Pemeriksaan lokhia dan per vaginam lainnya; 4). Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, 5). Pemberian kapsul vitamin A IU sebanyak 2x (2x24 jam), dan 6). Pelayanan KB pasca persalinan. Gambar 4.6 Cakupan Pelayanan Nifas menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 48

63 Gambar 4.7 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Kunjungan Neonatal Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0 7 hari dan satu kali pada umur 8 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 49

64 Gambar 4.8 Cakupan K N Lengkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Gambar 4.9 Cakupan Neonatus Komplikasi Ditangani Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 50

65 Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi berumur 29 hari sampai 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan, dan sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal empat kali yaitu satu kali pada umur 29 hari sampai 3 bulan, satu kali pada umur tiga sampai enam bulan, satu kali pada umur enam sampai sembilan bulan, dan satu kali pada umur sembilan sampai sebelas bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit, pemantauan pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia enam sampai sebelas bulan. Gambar 4.10 Persentase Kunjungan Bayi di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 51

66 Gambar 4.11 Cakupan Kunjungan Bayi Minimal Empat Kali Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Gambar 4.12 Cakupan Bayi Mendapat Vitamin A di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 52

67 Gambar 4.13 Cakupan Anak Balita Mendapat Vitamin A di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Pelayanan Imunisasi UCI Desa merupakan indikator penting dalam program imunisasi. Sesuai Kepmenkes RI nomor 482 tahun 2010, target UCI Desa tahun 2010 adalah >80 %, artinya target UCI tercapai bila minimal 80 % desa/kelurahan di kabupaten/kota telah memenuhi target imunisasi campak sebagai imunisasi rutin terakhir. Desa/kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana lebih besar atau sama dengan 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Cakupan desa/kelurahan UCI di provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 53

68 Gambar 4.14 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Pencegahan Pengamatan Wabah dan Bencana Gambar 4.15 Cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Pencegahan Pengamatan Wabah dan Bencana Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 54

69 4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG Jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar merupakan suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali. Pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien rawat jalan masyarakat miskin dan hamper miskin di sarana kesehatan strata pertama di suatu wilayah kerja tertentu pada waktu tertentu. Sarana kesehatan strata pertama merupakan tempat pelayanan kesehatan yang meliputi antara lain, puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktek bersama dan perorangan. Pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin merupakan jumlah kunjungan pasien rawat jalan masyarakat miskin dan hampir miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Sarana kesehatan strata dua dan strata tiga terdiri dari, balai kesehatan mata masyarakat, balai pengobatan penyakit paru, balai kesehatan indera masyarakat, balai besar kesehatan paru masyarakat, rumah sakit baik milik pemerintah maupun milik swasta. Gambar 4.16 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Jaminan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Jaminan Kesehatan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 55

70 Gambar 4.17 Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) menurut Strata Sarana K esehatan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Jaminan Kesehatan Dinkes Prov Sumsel 4.3. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat- Tempat Umum (TTU) Pembinaan Kesehatan Lingkungan Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi pengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 56

71 penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain Pengawasan Sarana Air Bersih Air bersih merupakan sumber air untuk keperluan minum/masak serta mandi/cuci sebagian besar penduduk. Jenis sarana air bersih yang diamati terdiri dari air kemasan, air ledeng, sumur pompa tangan (SPT), sumur galian (SGL), penampungan air hujan (PAH), mata air, dan lainnya. Air kemasan merupakan air yang diproduksi dan di distribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air minum isi ulang. Air ledeng adalah air yang di produksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Gambar 4.18 Cakupan K eluarga Menggunakan Sarana Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Lingkungan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 57

72 Gambar 4.19 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Lingkungan Dinkes Prov Sumsel Penyehatan Perumahan Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai, dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Kepmenkes Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 58

73 Gambar 4.20 Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten / Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Lingkungan Dinkes Prov Sumsel Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TUPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TUPM secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin usaha. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 59

74 Gambar 4.21 Cakupan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Lingkungan Dinkes Prov Sumsel Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungan Institusi yang dibina merupakan unit kerja yang dalam memberikan pelayan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan mencakup rumah sakit, sekolah, instalasi pengolahan air minum, perkantoran, industri rumah tangga, dan industri kecil serta tempat penampungan pengungsi. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 60

75 Gambar 4.22 Cakupan Institusi Dibina Sarana Kesehatan Lingkungan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Lingkungan Dinkes Prov Sumsel 4.4. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai padsa kelompok masyarakat adalah kekurangan Kalori Protein, kekurangan vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, dan anemia gizi besi Pemberian Kapsul Vitamin A Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali. Cakupan distribusi kapsul Vitamin A pada bayi dan anak balita dalam kurun waktu tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut: Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 61

76 Gambar 4.23 Cakupan Distribusi K apsul Vitamin A pada Bayi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Gambar 4.24 Cakupan Distribusi K apsul Vitamin A pada Balita Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 62

77 Pemberian Tablet Besi Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Persentase pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar berikut ini : Gambar 4.25 Persentase Pemberian Tablet Besi Pada Ibu Hamil (Fe1 dan Fe3) di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Bayi dengan ASI Eksklusif ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga berusia enam bulan (ASI Ekslusif). Riset Medis mengatakan bahwa ASI Eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Provinsi Sumatera Selatan menurut Kabupaten/Kota pada tahun dapat dilihat pada gambar berikut ini: Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 63

78 Gambar 4.26 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 64

79 BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan dapat dilihat pada bab 5 sebagai berikut : 5.1. SARANA KESEHATAN Pada bab ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya puskesmas, rumah sakit, sarana Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan Puskesmas Pada periode tahun , jumlah puskesmas terus meningkat dari 235 unit pada tahun 2002 menjadi 312 unit pada tahun Gambar 5.1. Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 65

80 Gambar 5.2. Jumlah Puskesmas Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Dasar Dinkes Prov Sumsel Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 66

81 Gambar 5.3 Jumlah Rumah Sakit di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Gambar 5.4 Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Kesehatan Rujukan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 67

82 Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa) dan sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan Diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Gambaran perkembangan Posyandu dari tahun dan jumlah posyandu menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 5.5 Jumlah Posyandu di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Promkes dan Pemberdayaan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 68

83 Gambar 5.6 Jumlah Posyandu dan Posyandu Aktif di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Promkes dan Pemberdayaan Dinkes Prov Sumsel Gambar 5.7 Jumlah Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : Seksi Bindal Promkes dan Pemberdayaan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 69

84 Gambar 5.8 Jumlah Posyandu Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Promkes dan Pemberdayaan Dinkes Prov Sumsel Gambar 5.9 Persentase Posyandu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Promkes dan Pemberdayaan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 70

85 Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah/ancaman kesehatan (termasuk bencana dan kegawat-daruratan kesehatan) secara madiri dalam rangka mewujudkan desa sehat. Tujuan desa siaga adalah untuk mewujudkan masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Salah satu kriteria desa siaga adalah minimal memiliki 1 (satu) Poskesdes (Pos Kesehatan Desa). Berikut adalah persentase Poskesdes terhadap desa/kelurahan: Gambar 5.10 Cakupan Desa Siaga dan Desa Siaga Aktif di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Promkes dan Pemberdayaan Dinkes Prov Sumsel 5.2. TENAGA KESEHATAN Data mengenai tenaga kesehatan di Provinsi Sumatera Selatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun swasta masih sulit diperoleh. Pada tabel berikut disajikan jumlah tenaga kesehatan menurut golongan medis, paramedis dan tenaga kesehatan lainnya. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 71

86 Gambar Jumlah Dokter Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : PPSDM Dinkes Prov Sumsel Tabel Jumlah Tenaga K eperawatan Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : PPSDM Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 72

87 Tabel Jumlah Tenaga K esehatan Lainnya Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2012 Sumber : PPSDM Dinkes Prov Sumsel 5.3. ANGGARAN KESEHATAN Tabel 5.1 Alokasi Anggaran Sektor K esehatan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Tahun Total APBD I (Rp.) Alokasi Sektor Kesehatan Provinsi % (Rp.) , , , , , , , , , , Sumber : Seksi Bindal Perencanaan dan Pendayagunaan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 73

88 Gambar 5.14 Persentase Anggaran Kesehatan Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber : Seksi Bindal Perencanaan dan Pendayagunaan Dinkes Prov Sumsel Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2012 Page 74

89

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2012 BAB 1 PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan diselenggarakan dalam upaya untuk mencapai Visi : Indonesia Sehat 2014. Untuk mencapai visi tersebut, Departemen

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 201 3

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 201 3 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 dapat diselesaikan. Buku profil kesehatan ini menampilkan situasi kesehatan di Provinsi

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Palembang, 2011 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dr.H.Zulkarnain Noerdin, M.Kes

Palembang, 2011 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dr.H.Zulkarnain Noerdin, M.Kes KATA PENGANTAR uji dan Syukur senantiasa dipersembahkan ke hadirat Allah SWT atas taufiq dan hidayah-nya, sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 21 dapat diselesaikan. Seharusnya

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 Profil Kesehatan Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN KANTOR PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH LANTAI V JL. JEND SUDIRMAN KM 12 CAMBAI KODE POS 31111 TELP. (0828) 81414200 Email: dinkespbm@yahoo.co.id KOTA PRABUMULIH Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA PALEMBANG PEMERINTAH KOTA PALEMBANG PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG JL. MERDEKA NO. 72 PALEMBANG www.dinkes.palembang.go.id DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas berkat dan rahmat-nya, buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2012 dapat diterbitkan. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN

JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN PER KAB/KOTA DI PROV. SULUT TAHUN 2016 270 202 167 153 177 131 144 109 93 81 80 87 69 44 33 15 25 15 19 17 10 6 10 12 6 5 12 8 5 4 JMH DESA/KELURAHAN JMH KECAMATAN JUMLAH

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG

PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG PEMERINTAH KOTA PALEMBANG PROFIL KESEHATAN KOTA PALEMBANG TAHUN 2011 D IThis N Apage S Kwas E created S E H Ausing T ABCL N ALLPDF K O T AConverter P A L Etrial Msoftware. B A N G J L M E R D E K A N O

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. i Daftar Isi. ii Daftar Grafik. v Gambar. x Daftar Tabel

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. i Daftar Isi. ii Daftar Grafik. v Gambar. x Daftar Tabel DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Grafik v Gambar x Daftar Tabel xi BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 7 2.1. Keadaan Penduduk 7 2.2. Letak Geografis dan Luas Wilayah 9 2.3. Keadaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci