BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Sejarah Hubungan Mayarakat (Public Relations)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Sejarah Hubungan Mayarakat (Public Relations)"

Transkripsi

1 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hubungan Masyarakat (Public Relations) 1. Sejarah Hubungan Mayarakat (Public Relations) Mengenai sejarah Public Relations, dikutip dari buku Jefkins dan Yadin (2003:1) Sering dikatakan bahwa PR merupakan suatu bidang baru yang muncul beberapa tahun yang lalu, katakanlah sejak berakhirnya perang dunia kedua, atau pada permulaan abad ke-20. Kesan seperti ini terutama terdapat dinegara-negara yang baru meraih kemerdekaan selama tiga puluh tahun terakhir. Sedangkan dinegara-negara yang sudah sejak lama merdeka dan bahkan telah mencapai Negara industri, pendapat umum yang ada mengatakan bahwa PR merupakan hasil penemuan Amerika Serikat. Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relative baru bagi masyarakat bangsa kita. PR itu sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan, organisasi, dan lembaga. Dalam kaitan dengan pengertian tersebut dan dilihat dalam kenyataannya, dapat dikatakan bahwa PR berfungsi menumbuhkan relasi baik antar setiap komponen organisasi, menumbuhkan motivasi, menggiatkan partisipasi dan menjadikan proaktif. Serta untuk memperoleh opini publik yang merupakan input organisasi dan menguntungkan bagi kedua kedua belah pihak. Organisasi mendapatkan input untuk perbaikan dan pengembangan, sedangkan pada pihak publikakan dipenuhi kebutuhan dan harapannya. 7

2 8 Kurang lebih 100 tahun, PR mengalami perkembangan sangat pesat. Untuk masing-masing Negara tidak sama bentuk maupun kualitasnya. Prosesnya ditentukan dengan kesadaran terhadap situasi yang kompleks tersebut. Masingmasing periode memiliki strategi perkembangan, mempengaruhi publiknya, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya. 2. Definisi Hubungan Masyarakat (Public Relations) Dikutip dari Jefkins dan Yadin (2003:9) Untuk menghindari salah pengertian, kita lihat saja makna atau definisi PR menurut beberapa ahli berikut, karena sebagian besar salah kaprah yang beredar atas pengertian PR itu sebenarnya disebabkan oleh keengganan diri kita sendriri untuk melihat isi kamus. Disini kita akan meninjau tiga definisi PR yang secara internasional telah dianggap sebagai batasan pengertian yang lazim bagi orang-orang yang setiap harinya menggeluti dunia PR. - Definisi Menurut (British) Institute of Public Relations (IPR) PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antar anggota organisasi dengan segenap khalayaknya. - Definisi menurut Frank Jefkins PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam

3 9 rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. - Pernyataan Meksiko (The Mexican Statement) Pertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia di mexico city pada bulan agustus 1978, menghasilkan pernyataan mengenai definisi PR sebagai berikut: Praktik PR adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayak. 3. Fungsi Hubungan Masyarakat (Public Relations) Mengenai konsep fungsional humas, Scoot M. Cutlip dan Allen Center dalam bukunya, Effective Public Relations, yang dikutip oleh Effendy (1986:43) memberikan penjelasan sebagai berikut: a. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari publikpublik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan bersifat operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut. b. Menasehati manajemen mengenai jalan dan cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk diterima secara maksimal oleh publik.

4 10 c. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi. Yang berbeda pendapatnya dengan kedua pengarang diatas adalah Bertrand R. Canfield, yang dalam bukunya, Public Relations Priciples and Problems, mengemukakan fungsi humas sebagai berikut: a. Pengabdian kepada kepentingan umum Hal ini ditekankan karena ada sementara orang yang menganggap para kahumas sebagai sewaan orang-orang kaya yang menginginkan orang-orang miskin tetap hidup melarat. Yang mereka maksudkan dengan orang-orang kaya adalah para manajer, sedangkan yang mereka katakana orang miskin adalah para karyawan. b. Pemeliharaan komunikasi yang baik Hubungan komunikatif antara perhumas dengan publik baik internalmaupun eksternal dan dengan manajer beserta stafnya, dilakukan secara timbal balik dan dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati. c. Menitikberatkan moral dan perilaku yang baik Ditekannya moral dan perilaku ini ialah karena humas yang diwakili oleh para kahumas, yang sebagai wakil organisasi berhubungan dengan publik menjadi citra organisasi. Berdasarkan uraian mengenai ciri-ciri humas beserta penegasan kegiatan humas menurut Cutlip dan Center serta Canfield diatas, yang dinyatakan dalam

5 11 kutipan dari Effendy (1986:46) maka fungsi humas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Menunjang kegiatan Manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ekstern maupun intern. 3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 4. Tujuan Hubungan Masyarakat (Public Relations) Dari rangkaian pembahasan yang kami lakukan dari sejumlah pemimpin organisasi terkemuka, berikut ini dapat kami sajikan sebuah daftar yang memuat aneka tujuan dari kegiatan PR yang dinyatakan oleh Jefkins dan Yadin (2003:23). Ruang lingkup tujuan PR itu sendiri ternyata sedemikian luas. Namun sehubungan dengan keterbatasan sumber daya, maka kita harus selalu membuat skala prioritas. Dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan kegiatan PR sebuah perusahaan. Beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut: a. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan. b. Untuk meningkatkan bobot kualitas calon pegawai.

6 12 c. Untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan. d. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar ekspor baru. e. Untuk mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang akango public. f. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan. g. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan. h. Untuk meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali sesudah terjadinya suatu krisis. i. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi risiko pengambil alihan. j. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru. k. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidipan sosial sehari-hari. l. Untuk mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dalam penyelenggaraan suatu acara. m. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatankegiatan atau produk perusahaan yangh positif, agar perusahaan yang

7 13 bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan. n. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset ytang telah dilakukan perusahaan. Tujuan sentral humas yang akan dicapai adalah tujuan organisasi, sebab humas dibentuk atau digiatkan guna menunjamg manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi. Telah disinggung bahwa organisasi adalah kerangka kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan kegiatan itu adalah pengerahan manusia-manusiasecara terarah yang dinamakan manajemen. Tujuan organisasi yangdiperjuangkan oleh manajemen dan ditunjang oleh humas itu bergantung pada sifat organisasi. Sifat organisasi yang berbeda, tetapi dalam kegiatan humas terdapat kesamaan, yakni upaya membina hubungan yang harmonisantara organisasi dengan publik. 5. Tugas Hubungan Masyarakat (Public Relations) Menurut kutipan buku dari Rumanti (2005:39) menjelaskan bahwa lima pokok tugas public relations sehari-hari adalah sebagai berikut: - Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan. - Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. Di samping itu, menjalankan dan bertanggung jawab terhadap

8 14 kehidupan kita bersama dengan lingkungan. Karena mereka ikut menentukan kehidupan organisasi apabila kita tidak saling mengganggu, perlu diajak berunding. - Memperbaiki citra organisasi Bagi PR, menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi, dan seterusnya, tetapi terletak pada bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan pembangunan secara berkesinambungan yang selalu dibuka untuk dikontrol, di evaluasi, dan dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks. - Tanggung jawab sosial PR merupakan instrument untuk bertanggungjawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. Penting diusahakan bahwa seluruh organusasi bersifat terbuka dan jujur terhadap semua kelompok atau publik yang ada hubungannya dan memerlukan informasi. - Komunikasi PR mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbal-balik, maka, pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. Dalam funginya, komunikasi itu sentral. Perlu juga dimiliki yaitu pengetahuan manajemen dan kepemimpinan, struktur organisasi.

9 15 6. Ruang Lingkup Hubungan Mayarakat Dalam kutipan buku Morissan (2008:13) pembahasan mengenai ruang lingkup humas memberikan pandangan kepada kita, bahwa pekerjaan humas saat ini sudah terspesialisasi. Setiap organisasi atau perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan khalayaknya. Khalayak humas dapat dibagi menjadi khalayak internal (internal relations), yaitu mereka yang terlibat dalam perkerjaan internal organisasi, serta khalayak eksternal (eksternal relations), yaitu khalayak yang berada di luar organisasi misalnya masyarakat sekitar, konsumen, pemerhati, lingkungan, investor, dan lain sebagainya. Organisasi atau perusahaan pasti selalu berhubungan dengan khalayaknya. Namun demikian, dewasa ini praktisi humas sudah harus memfokuskan pekerjaannya pada khalayak tertentu saja, ini berarti tidak semua khalayak harus dilayani. Saat ini, humas sudah harus memilih unsur atau segmen masyarakat tertentu sebagai khalayaknya yang sengaja dipilih untuk kebih mengefektifkan penerimaan pesan-pesan. Apa saja ruang lingkup humas itu? Jawaban tehadap pertanyaan ini berbeda-beda dari masa ke masa. Pada awal perkembangnnya, ruang lingkup humas hanya sebatas mengenai kegiatan yang berhubungan dengan media massa. Pada awal perkembangannya, ruang lingkup humas hanya sebatas mengenai kegiatan yang berhubungan dengan media massa. Selain itu, awalnya ruang lingkup humas hanya berkisar pada kegiatan publisitas atau propaganda sehingga orang cenderung memahami humas sama dengan propaganda dan publisitas.

10 16 Ruang lingkup humas yang luas ini menyebabkan praktisi humas harus memilih bidang kekhususan humas yang diminatinya (spesialisasi). Perkembangan mutakhir menunjukkan bahwa ruang lingkup pekerjaan humas kini sudah mencakup seluruh bentuk kegiatan komunikasi tersebut diatas. Dengan kata lain, kegiatan seperti propaganda, publisitas, iklan telah menjadi bagian dari pekerjaan humas. Menurut Cutlip-Center-Broom dalam bukunya Effective Public Relations ruang lingkup humas mutakhir mencakup tujuh bidang pekerjaan. Sebagaimana yang dikemukakan mereka: The contemporary meaning and practice ofr public relations includes all of the following activitiesand specialties (publicity,advertising, press agentry, public affairs, issues management, lobbying, dan investorrelations).dengan demikian, menurut Cutlip dan rekan, perkembangan mutakhir humas mencakup seluruh kegiatan tersebut yaitu: publisitas, iklan, press agentry, public affairs, manajemen isu, lobi, dan hubungan investor. B. Penjelasan Citra Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) yang dikutip oleh Soemirat(2012:111)mengatakan bahwa citra adalah kesan, gambaran, perasaan, gambaran diri public terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi). Jadi, ungkap Sukatendel, citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi.

11 17 Ada beberapa jenis citra (image). Pada bagaian ini kita akan mempelajari 5 jenis citra, yakni: citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image), citra yang diharapkan (wish image), citra perusahaan (corporate imege), serta citra majemuk (multiple image). a. Citra Bayangan Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pimpinannya-mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianutoleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citraini seringkali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. b. Citra yang berlaku Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku (current image) ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan,citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai. Citra ini sepenuhnya ditentuka oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki penganut atau mereka yamg mempercayainya. c. Citra yang diharapkan

12 18 Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menuyengangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu baik juga baik juga bisa merepotkan. Citra yang di harapkan itu biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk menyambut sesuatu yang relative baru, yakni ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya. d. Citra Perusahaan Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayannya. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal posirif yang dapat meningkatkan suatu citra perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan dibidang keuangan yang pernah diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar dan sebagainya. e. Citra Majemuk Setiap perusahaan atau organisasipasti memiliki banyak unit dan pegawai (anggota). Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra itu harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan.

13 19 C. Kliping 1. Pengertian Kliping Ruslan (2006:227) menyatakan bahwa kliping merupakan salah satu kegiatan public relations yang berkaitan dengan menelaah, menganalisis dan kemudian mengevaluasi perkembangan dari kemajuan bisnis perusahaan atau lembaga, aktivitas-aktivitas dan program acara tertentu baik bersifat komersial maupun non komersial yang telah dimuat atau dipublikasikan diberbagai media massa maupun non massa. Pengamatan, analisis, dan evaluasi tersebut kemudian disimpan sekaligus dijadikan rujukan penting atau informasi yang diperlukan untuk membuat rencana program kerja Humas/ PR berikutnya. Bentuk kliping berita merupakan kegiatan humas/pr dalam arti sempit; yaitu suatu kegiatan memilih, menggunting, menyimpan dan kemudian memperbanyak mengenai suatu berita (news) atau karangan (artikel), serta foto berita (photo press) pada event atau peristiwa tertentu yang telah terjadi dan dimuat diberbagai media cetak, seperti surat kabar, majalah berita, tabloid, dan lain sebagainya yang kemudian di kliping. Teknis membuat kliping ada dua yaitu sistem ordnere (satu bendel berisi satu tema tanpa memperhatikan judul surat kabar maupun urutan waktu, misal tentang adat istiadat daerah tertentu, olah raga). Kedua, sistem evixe (menitikberatkan pada satu surat kabar atau majalah yang terbit dalam jangka waktu tertentu secara kronologis, misal mengkliping koran dengan batasan waktu satu atau dua bulan). Teknis kedua ini resikonya ada bermacam-macam tema.

14 20 Fungsinya dapat untuk melacak suatu peristiwa pada waktu-waktu tertentu dengan lebih mudah. 2. Fungsi Kliping Fungsi kliping oleh Azhar Arsyad (2003:3) adalah mengemas ulang bacaan, sedangkan yang dikliping bisa berupa artikel, berita atau foto. Agar terkliping dengan baik maka sumber harus jelas (nama koran, majalah atau yang lain, tanggal terbit, halaman ), tenaga yang telaten, teliti dan kreatif, profesional (bisa memilih tema yang dikliping misal sesuai pengguna atau misi lembaga). Selain itu fungsi kliping diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menunjang kegiatan pribadi dan organisasi lainnya. 2. Menambah koleksi perpustakaan. 3. Memperkaya sumber ilmu pengetahuan. 4. Bahan bacaan dalam meningkatkan cakrawala berfikir. 5. Sumber dokumentasi informasi. 6. Masalah tertentu dapat dijadikan bukti autentik, 7. Bahan penelitian untuk makalah, tesis 3. Fungsi Kliping Bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta

15 21 Masing-masing tiap perusahaan memiliki strategi sendiri dalam pengawasan pemberitaan dari media, karena apabila pemberitaan yang sifatnya mengandung nilai negatif maka akan mampu mempengaruhi perkembangan citra perusahaan. Citra perusahaan harus tetap di control guna mengetahui perkembangan perusahaan apakah terjadi peningkatan atau penururnan citra. Di PT KAI (Persero) Daop 6 Yogyakarta sudah lama menerapkan sistem kliping sebagai monitoring perusahaan. Karena Daop 6 Yogyakarta satu tubuh dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) maka tentunya harus mampu mengawasi perkembangan citra didaerah wilayah Daop 6 Yogyakarta. Jadi fungsi kliping sendiri bagi PT KAI (Persero) Daop 6 Yogyakarta sebagai media monitoring dan control mengenai pemberitaan apa saja menyangkut Kereta Api sebagai transportasi massal yang sudah banyak dipercaya oleh masyarakat. Nantinya setiap kliping yang isi pemberitaan mengenai Daop 6 Yogyakarat akan dirangkum dan dikirimkan ke kantor pusat, dari situ nantinya setiap berita-berita akan di control langsung oleh humas kantor pusat PT KAI (Persero). Selain sebagai media controlling kliping juga berfungsi sebagai dokumen data, dimana setiap sebulan sekali kliping akan diarsipkan dan disimpan agar dapat memudahkan pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai kliping.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Humas (Public Relations) Menurut Sirait (1970;16) dalam Suhandang (2012:46) public relations sebagai aktivitas yang dilakukan oleh industri, perserikatan, perusahaan, perhimpunan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1. Definisi Public Relations Menurut Denny Griswold yang dikutip Ardianto (2011, p.14) yang menjelaskan bahwa PR sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hubungan Masyarakat 2.1.1. Pengertian Hubungan Masyarakat Terdapat beberapa pengertian mengenai Hubungan Masyarakat, yaitu antara lain sebagai berikut: Menurut Cutlip, dkk,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Pada beberapa buku yang biasanya mengkritik PR (atau kadang pada esai tentang PR yang dibuat mahasiswa) sering kali memulai isinya dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Public Relations sebagai salah satu bentuk interaksi dalam kegiatan komunikasi yang di maksudkan untuk membangun citra positif Hal tersebut di perjelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Masyarakat 2.1.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Public Relations) Public relations adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : VI (Enam) Topik/Pokok Bahasan : Membangun Citra Organisasi Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN PKL. Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1

BAB II PELAKSANAAN PKL. Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1 BAB II PELAKSANAAN PKL 2.1. Kegiatan selama PKL Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1 No Hari/Tgl Jam Datang 1 Senin, 09-08- 2 Selasa, 10-09- 3 Rabu, 11-08- 4 Kamis, 12-08-

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Sering masyarakat menganggap public relations identik dengan figur wanita cantik, menggambar senyum, melayani tamu dan tugasnya mempengaruhi orang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Perusahaan PT KAI (Persero) Daop 6 Yogyakarta sendiri selalu melakukan. control pemberitaan yang beredar melalui kliping.

BAB V PENUTUP. Perusahaan PT KAI (Persero) Daop 6 Yogyakarta sendiri selalu melakukan. control pemberitaan yang beredar melalui kliping. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam penulisan laporan Tugas Akhir mengenai Kuliah Kerja Media ini maka penulis dapat menyimpulkan: a. Bahwa dalam setiap perusahaan atau instansi sangat penting dalam mempertahankan

Lebih terperinci

MODUL ENAM KERJANYA OPINI PUBLIK

MODUL ENAM KERJANYA OPINI PUBLIK MODUL ENAM KERJANYA OPINI PUBLIK Opini publik bekerja dalam konteks sebagai berikut: 1. Membentuk Citra Baru 2. Mempertahankan Citra yang Sudah Terbangun 3. Memperbaiki Citra yang Terpuruk 4. Menguatkan

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KOMINFO PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH Disampaikan Pada Acara Bimtek Kehumasan Peran Humas Dalam Implementasi UU No. 14 Tahun 2008, Kisaran, 23 Nopember 2010 oleh S O E K A R

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar atau Umum Secara umum teori - teori yang digunakan menjadi dasar dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 2.1.1 Definisi Komunikasi Setiap orang memerlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Sosial RI merupakan Instansi Pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas umum Pemerintahan dan Pembangunan di bidang Kesejahteraan Sosial.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Public Relations Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations yang dipakai dalam penelitian ini. Berikut pendapat para ahli mengenai definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Press release atau yang dalam bahasa Indonesianya disebut sebagai siaran pers menurut Ronald D. Smith adalah a communication format commonly used by organization to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, apakah itu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI Oleh: Lena Satlita Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan Pendidikan ( Perguruan Tinggi Negeri, Dinas Pendidikan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Public relations (PR) atau hubungan masyarakat (humas) telah menjadi semacam kebutuhan dalam manajemen di Indonesia, dengan berbagai istilahnya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH LOKAKARYA KEHUMASAN DALAM MEMBANGUN CITRA PTS DAN KOPERTIS OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH 15/03/2017 HUMAS (YY) 2 15/03/2017 HUMAS (YY) 3 15/03/2017 HUMAS (YY) 4 15/03/2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap manajemen dan organisasi atau perusahaan yang satu dengan yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan operasional usaha

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Hubungan Masyarakat atau Public Relations saat ini sangat populer di Indonesia, banyaknya jumlah perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan yang

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 MANUAL PROSEDUR ALUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja karyawanya dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Public Relations saat ini sudah semakin maju, keberadaannya bagi sebuah perusahaan sangat diperlukan dalam menjalankan program-program perusahaan.

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

Standard Operating Procedure PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT Standard Operating Procedure PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen : Pelayanan Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi sekarang ini, Public Relations (PR) atau yang sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Aktivitas

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT

MANUAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT MANUAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 0 MANUAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Humas Humas adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama terhadap perusahaan (organisasi), saling memahami signifikansi masing-masing dan membuat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Dalam penelitian ini digunakan beberapa penelitian terlebih dahulu sebagai pedoman dalam memberikan arahan yang sesuai dengan topik penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam menjalankan strategi komunikasi sangat tergantung dari faktor pendukung yang berada dibelakangnya, yaitu publik internal yang terdiri dari karyawan, pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Public Relations atau sering disebut dengan Humas merupakan komponen penting untuk membentuk citra dan image dalam suatu instansi/perusahaan. Sesuai dengan fungsinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Terjalinnya hubungan baik dalam sebuah perusahaan dengan publiknya baik internal maupun eksternal merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan visi dan misi sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan dalam Bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak terlampau pesat di Indonesia. Tetapi secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan pada

Lebih terperinci

Produksi Media PR Cetak

Produksi Media PR Cetak Produksi Media PR Cetak Modul ke: 07Fakultas FIKOM Humas dan Audiens Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang bertugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra (image) yang baik di semua aspek yang terkait atau berhubungan dengan organisasi atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. perspective (So & King:2011) mengatakan keuntungan signifikan yang benefit

BAB 2 LANDASAN TEORI. perspective (So & King:2011) mengatakan keuntungan signifikan yang benefit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Journal Building and Measuring Hotel Brand Equity: The customers perspective (So & King:2011) mengatakan keuntungan signifikan yang benefit dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang berdiri sendiri maupun melebur dengan bagian yang lain. Misalnya di Pemkot Batu, Humas dilebur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu organisasi atau perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, perusahaan bahkan pemerintahan. Kebutuhan dan. elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, perusahaan bahkan pemerintahan. Kebutuhan dan. elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Public Relations atau Humas Pada dasarnya Public Relations atau disebut juga Humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, perusahaan

Lebih terperinci

URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Akhmad Sukardi (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Eksistensi lembaga pendidikan sampai saat ini masih berkesan

Lebih terperinci

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si Dasar-dasar PR Oemi abdul rahman Dasar-dasar PR M. Assumpta rumanti, OSF Effective PR Scott M. Cultip Hand book of PR Robert L. Heath Hubungan masyarakat; prinsip, kasus

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas Dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Siti Zulaikha Eka Claudya Gambar 3.1 Struktur pusat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai wujud keseriusan PT CahayaSurya IndahBusana Jakarta untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai wujud keseriusan PT CahayaSurya IndahBusana Jakarta untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pameran Polo Ralph Lauren adalah event rutin tahunan yang diselenggrakan di hampir seluruh cabang Polo Ralph Lauren di Indonesia. Dengan tujuan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran humas dalam pemerintahan sangatlah penting karena mereka memiliki tugas untuk mengkomunikasikan segala bentuk kebijakan baru pemerintah kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Komunikasi Interpersonal

BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Komunikasi Interpersonal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Teori Komunikasi Interpersonal Trenholm dan Jensen (dalam Suranto Aw, 2011: 3) mendefenisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 PROSES PELAKSANAAN UMUM 3.1.1 KEDUDUKAN HUMAS DAN FUNGSI DALAM STRUKTUR ORGANISASI (FUNGSIONAL) Gambar 2.6 Struktur pusat informasi dan humas Sumber : www.kemenag.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era globalisasi yang semakin berkembang pesat maka persaingan yang terjadi di dalam dunia telekomunikasi juga semakin meningkat. Hal ini membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PR menurut (British) Institute of Public Relations adalah kesuluruhan upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. PR menurut (British) Institute of Public Relations adalah kesuluruhan upaya yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pentingnya keberadaan komunikasi dirasakan oleh perusahaan terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan atau organisasi yang membentuk departemen khusus

Lebih terperinci

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS presented by : B.Natalia Sari Pujiastuti, S.Psi, M.Si Exclusive for YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL KARANGTURI SEMARANG 2015 KONSEP DASAR PUBLIC RELATIONS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum 3.1.1 Kedudukan Humas dan Fungsi Dalam Struktur Organisasi (Fungsional) Praktikan Dewi Aryanti Gambar 3.1 Struktur pusat informasi dan humas Sumber

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Pengantar dan Signifikanasi Produksi Media PR AVIl Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tolok

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3. KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS Kuliah ke-3 1 The key words for PR Management function Planed Relationship Goodwill Understanding Acceptance Public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat harus mencari tahu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan informasi untuk masyarakat luas semakin diperlukan baik dalam segala sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan maupun infrastruktur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi menjdi salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah

Lebih terperinci

: Aji prakoso : 1B : ILMU KOMUNIKASI

: Aji prakoso : 1B : ILMU KOMUNIKASI EFEKTIVITAS PERAN HUMAS PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DALAM MENJAGA HUBUNGAN BAIK ANTAR KARYAWAN ( Studi kasus PT. Kereta Api Indonesia DAOP I Jakarta) Nama NPM PRODI : Aji prakoso : 1B815829 : ILMU

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 7 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Public Relations (PR) 2.1.1.1 Pengertian PR Institute of Public Relations dalam Jefkins (2003) menyatakan definisi PR adalah keseluruhan upaya yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori-teori umum yang menjadi landasan dalam penelitian, diantaranya: 2.1.1 Komunikasi Publik 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Publik

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN PKL. Subang, kegiatan rutin dilakukan selama 1 bulan adalah mengikuti Relip ( rencana

BAB II PELAKSANAAN PKL. Subang, kegiatan rutin dilakukan selama 1 bulan adalah mengikuti Relip ( rencana 18 BAB II PELAKSANAAN PKL 2.1 Aktivitas kegiatan Praktek Kerja Lapangan Selama Praktek kerja Lapangan ( PKL ) di Dinas komunikasi dan Informatika kota Subang, kegiatan rutin dilakukan selama 1 bulan adalah

Lebih terperinci

EVALUASI PUBLISITAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

EVALUASI PUBLISITAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA EVALUASI PUBLISITAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA (Analisis Isi Perbandingan Press Release dan Pemberitaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Media Cetak Periode Januari 2012 Juni 2013) Agata Sri Krisdiyati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini adalah jamannya menggunakan segala sesuatunya dengan online. Mulai dari menonton televisi, bermain game, mengirimkan pesan, memesan kendaraan

Lebih terperinci

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan melibatkan masyarakat umum atau khalayak luas, biasanya diperlukan kegiatan Media Relations ( Menjalin Hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Public Relations

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Public Relations BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Public Relations (PR) Public Relations termasuk kedalam salah satu bentuk kegiatan promosi yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Public Relations

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Divisi Public Relations (PR) diperlukan untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Public Relations di Indonesia dewasa ini sangat signifikan. Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan peran dan fungsi Public Relations karena mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan masyarakat (Humas) sangat berkembang dan di mana posisi humas bisa juga menentukan sukses dan di kenalnya sebuah perusahaan yang memiliki citra yang

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Marketing PT. Braja Mukti Cakra selama kurang lebih satu bulan. Banyak

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Marketing PT. Braja Mukti Cakra selama kurang lebih satu bulan. Banyak BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 2.1 Aktifitas Kegiatan PKL Penulis melaksanakan aktifitas Praktek Kerja Lapangan (PKL) di bagian Marketing PT. Braja Mukti Cakra selama kurang lebih satu bulan.

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI Modul ke: 05Fakultas Frenia KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Tugas dan Fungsi Humas Manfaat Etika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi di instansi pemerintahan umumnya berisi tentang acara kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagaimana kita ketahui, bahwa saat ini sebagian besar aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari proses komunikasi dan komunikasi tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya sebuah organisasi atau perusahaan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan organisasi atau perusahaan tersebut dalam melakukan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban Negara serta tanggung jawab pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan Mayarakat (Humas) berupaya merebut dukungan publik melalui program yang dilakukannya agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah yang digulirkan oleh pemerintah setelah runtuhnya rezim Orde Baru merupakan sebuah jawaban atas berbagai gejolak yang terjadi di dalam masyarakat akibat

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : V (Lima) Topik/Pokok Bahasan : Hubungan Eksternal Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang keunikkan dan keanekaragaman budaya dan suku yang ada

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang keunikkan dan keanekaragaman budaya dan suku yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah sebuah Negara maritim dimana sebagian besar negaranya adalah perairan, negeri yang beriklim tropis ini memiliki banyak kekayaan alam, wisata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan

Lebih terperinci

Materi I. Bahan Ajar Produksi Media Public Relations Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si.

Materi I. Bahan Ajar Produksi Media Public Relations Dosen : Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Materi I Ada empat esensi Public Relations, yakni : Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh goodwill, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik/masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak terkait agar mendapat dukungan dari Stakeholders-nya sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak terkait agar mendapat dukungan dari Stakeholders-nya sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media internal merupakan salah satu sarana komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi dari suatu organisasi kepada khalayak. Dalam berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teori Uses and Gratification merupakan teori yang menjelaskan bahwa adanya keterkaitan publik sebagai alasan mengapa sebuah media dibutuhkan. Menurut West and Turner

Lebih terperinci

Etika Profesi Public Relations

Etika Profesi Public Relations Modul ke: Etika Profesi Public Relations HUMAS SEBAGAI PROFESI ETIS Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Public Relations memiliki karakteristik,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PEMBENTUK PRAKTEK PUBLIC RELATIONS

ANALISIS FAKTOR PEMBENTUK PRAKTEK PUBLIC RELATIONS ANALISIS FAKTOR PEMBENTUK PRAKTEK PUBLIC RELATIONS DI BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) (Studi kasus di PT. KAI Persero DAOP VI Yogyakarta) Daniel Setia Candra Wijaya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian dan Definisi Public relations. sebagai hubungan kepada masyarakat.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian dan Definisi Public relations. sebagai hubungan kepada masyarakat. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar 2.1.1 Pengertian dan Definisi Public relations Istilah Public relations berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu Publik, yang artinya publik, rakyat, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, krisis multi dimensi semakin tahun semakin bertambah tidak hanya di lingkungan sosial masyarakat, tetapi juga di lingkungan sosial perusahaan.

Lebih terperinci

Human Relations. Public Relations dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

Human Relations. Public Relations dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat Human Relations Modul ke: Public Relations dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Public Relations dalam Manajemen Manusia adalah

Lebih terperinci