BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Komunikasi Interpersonal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI Teori Komunikasi Interpersonal"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori Komunikasi Interpersonal Trenholm dan Jensen (dalam Suranto Aw, 2011: 3) mendefenisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah: (a) spontan dan informal; (b) saling menerima feedback secara maksimal; (c) partisipan berperan fleksibel. Selain definisi menurut Trenholm dan Jensen tadi, Littlejohn (dalam Suranto Aw, 2011: 3) juga memberikan definisi komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu. Agus M. Hardjana (dalam Suranto Aw, 2011: 3) mengatakan, komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antardua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung pula. Pendapat senada dikemukakan oleh Deddy Mulyana (dalam Suranto Aw, 2011: 3) bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adlaah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. 13

2 14 Definisi lain juga dikemukakan oleh Devito (dalam Suranto Aw, 2011: 4), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Arni Muhammad (dalam Suranto Aw, 2011: 4) mengemukakan pengertian komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya (komunikasi langsung). Selanjutnya Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono (dalam Suranto Aw, 2011: 4) memaparkan, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berbentuk tatap muka, interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal, serta saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antarindividu di dalam kelompok kecil. Dengan melihat seluruh definisi komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh berbagai ahli maka peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara pengirim dan penerima pesan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dikatakan terjadi secara langsung apabila komunikasi ini dilakukan secara tatap muka dan dikatakan tidak terjadi secara langsung apabila komunikas ini dilakukan dengan menggunakan media tertentu. Jadi komunikasi interpersonal tidak semata-mata terjadi hanya diantara dua orang saja, bisa terjadi antara seseorang dengan sekelompok kecil orang.

3 Karakteristik Komunikasi Interpersonal Richard L. Weaver II mengemukakan karakteristikkarakteristik komunikasi interpersonal (dalam Budyatna, 2011: 15-21), yaitu: 1. Melibatkan paling sedikit dua orang Komunnikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang. Menurut Weaver, apabila kita mendefenisikan komunikasi antarpribadi dalam arti jumlah orang yang terlibat, haruslah diingat bahwa komunikasi antarpribadi sebetulnya terjadi antara dua orang yang merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar. Apabila dua orang dalam kelompok yang lebih besar sepakat mengenai hal tertentu atau sesuatu, maka kedua orang itu nyata-nyata terlibat dalam komunikasi antarpribadi. 2. Adanya umpan balik atau feedback Komunikasi antarpribadi melibatkan umpan balik. Umpan balik merupakan pesan yang dikirim kembali oleh penerima kepada pembicara. Dalam komunikasi antarpribadi hampir selalu melibatkan umpan balik langsung. Sering kali bersifat segera, nyata, dan berkesinambungan. 3. Tidak harus tatap muka Komunikasi antarpribadi tidak harus tatap muka. Bagi komunikasi antarpribadi yang sudah terbentuk, adanya saling pengertian antara dua individu, kehadiran fisik tidaklah terlalu penting. Misalnya, interaksi antara dua rekan kerja, bisa melalui

4 16 telepon, , dan media lainnya. Namun menurut Weaver, bentuk ideal suatu komunikasi tetap dengan adanya kehadiran secara fisik dalam berinteraksi secara antarpribadi, walaupun tanpa kehadiran fisik masih dimungkinkan. 4. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect Untuk dapat dianggap sebagai komunikasi antarpribadi yang benar, maka sebuah pesan harus menghasilkan atau memiliki efek atau pengaruh. Efek atau pengaruh itu tidak harus segera dan nyata, tetapi harus terjadi. Contoh komunikasi antarpribadi yang tidak menghasilkan efek misalnya, Anda berbicara dengan orang yang lagi asyik mendengarkan musik melalui headphones. Contoh tersebut bukanlah komunikasi antarpribadi jika pesanpesan yang Anda sampaikan tidak diterima dan tidak mnghasilkan efek. 5. Pesan dikirim dan diterima dalam bentuk verbal maupun nonverbal Untuk meningkatkan keefektifan komunikasi antarpribadi, peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan, dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal secara bersamaan, saling mengisi, saling memperkuat sesuai tujuan komunikasi Sikap Positif yang Mendukung Komunikasi Interpersonal Devito (dalam Suranto Aw, 2011: 82-84) mengemukakan lima sikap positif yang perlu dipertimbangkan ketika seseorang

5 17 merencanakan komunikasi interpersonal. Lima sikap positif tersebut meliputi: 1. Keterbukaan (openness) Keterbukaan ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Dengan keterbukaan ini, maka komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi. 2. Empati (empathy) Empati ialah kemampuan seseorang untuk merasakan kalau seandainya menjadi orang lain, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami sesuatu persoalan dari sudut pandang orang lain, melalui kacamata orang lain. 3. Sikap mendukung (supportiveness) Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Artinya masingmasing pihak yang berkomunikasi memiliki komiutmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. 4. Sikap positif (positiveness) Sikap positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap, maksudnya adalah bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran positif, bukan prasangka dan curiga. Dalam bentuk perilaku, artinya bahwa tindakan yang dipilih adalah relevan

6 18 dengan tujuang komunikasi interpersonal, yaitu secara nyata melakukan aktivitas untuk terjalinnya kerjasama. 5. Kesetaraan (equality) Kesetaraan ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Kita harus bisa menempatkan diri setara dengan orang lain, menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda, tidak memaksakan kehendak, komunikasi dua arah, dan suasan komunikasi. Kelima sikap tersebut apabila bisa selalu dijaga dan diperhatikan maka hubungan komunikasi interpersonal akan berlangsung dengan efektif dan terjaga dalam jangka waktu yang lama. Serta juga akan selalu memberikan hasil yang positif Hambatan Dalam Komunikasi Interpersonal Meskipun kita sudah berusahan untuk berkomunikasi dengan sebaik-baiknya, namun komunikasi dapat menjadi gagal karena berbagai alasan. Usaha untuk berkomunikasi secara memadai kadang-kadang diganggu oleh hambatan tertentu. Suranto (2011: 86-87) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menghambat efektivitas komunikasi interpersonal dapat disebutkan sebagai berikut. 1. Kredibilitas komunikator rendah Komunikator yang tidak berwibawa di hadapan komunikan, menyebabkan berkurangnya perhatian komunikan terhadapt komunikator.

7 19 2. Kurang memahami latar belakang sosial dan budaya Nilai-nilai sosial budaya yang berlaku di suatu komunitas atau di masyarakat harus diperhatikan, sehingga komunikator dapat menyampaikan pesan dengan baik, tidak bertentangan dengan nilai-nalai sosial budaya yang berlaku. Sebaliknya, antara pihakpihak yang berkomunikasi perlu menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang berlaku. 3. Kurang memahami karakteristik komunikan Karakteristik komunikan meliputi tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan sebagainya perlu dipahami oleh komunikator. Apabila komunikator kurang memahami, cara komunikasi yang dipilih mungkin tidak sesuai dengan karakteristik komunikan dan hal ini dapat menghambat komunikasi karena dapat menimbulkan kesalah pahaman. 4. Prasangka buruk Prasangka negatif antara pihak-pihak yang terlibat komunikasi harus dihindari, karena dapat mendorong ke arah sikap apatis dan penolakan. 5. Komunikasi satu arah Komunikasi berjalan satu arah, dari komunikator kepada komunikan terus-menerus dari awal sampai akhir, menyebabkan hilangnya kesempatan komunikan untuk meminta penjelasan terhadap hal-hal yang belum dimengerti.

8 20 6. Tidak digunakan media yang tepat Pilihan penggunaan media yang tidak tepat dapat menyebabkan pesan yang disampaikan sukar dipahami oleh komunikan. 7. Perbedaan persepsi Apabila pesan yang dikirimkan oleh komunikator dipersepsi sama oleh komunikan, maka keberhasilan komunikasi menjadi lebih baik. Namun perbedaan latar belakang sosial budaya, sering kali mengakibatkan perbedaan persepsi, karena semakin besar perbedaan latar belakang budaya, semakin besar pula pengalaman bersama. Kurang lebih faktor-faktor diatas adalah faktor yang paling sering menghambat jalannya komunikasi interpersonal dengan baik. Maka dari itu butuh perhatian lebih untuk memperhatikan faktorfaktor tadi dalam menjalin komunikasi Public Relations Definisi Public Relations menurut penulis buku Public Relations Edisi Kelima Frank Jefkins (2004: 10) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Definisi Public Relations menurut Dr. Rex Harlow (dalam Ruslan, 2012: 16) yaitu PR adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi

9 21 dengan publiknya menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantuk manajemen untuk mampu menganggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Selain definisi tadi, dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi (Rosady, 2012: 17) juga terdapat definisi Public Relations yang dikemukakan oleh para pakar Public Relations pada pertemuan di Mexico City pada bulan Agustus 1978 yang dikenal dengan sebutan The Statement of Mexico, yang berbunyi: Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-koensekuensinya, menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum Spesialisasi Public Relations Dalam buku Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional, Morissan (2010: 32-34) menjelaskan bahwa public relations memiliki speasialisasi. Lihat pada tabel berikut ini:

10 22 Bidang Pekerjaan Public Relations Publisitas Public Affairs Pemasaran Hubungan investor Manajemen isu Lobi Spesialisasi Media Relations Community Relations Government Relations Industrial Relations Marketing Relations Customer Relations Hubungan investor Peneliti kehumasan Lobyis Target Khalayak Wartawan, media massa Masyarakat sekitar Badan/lembaga pemerintah Buruh, badan pemerintah, dan lain-lain Masyarakat konsumen Pelanggan Pemegang saham, calon investor, wartawan keuangan, masyarakat pasar modal Tergantung keperluan Anggota parlemen, pejabat eksekutif, partai politik Tabel 2.1 Spesialisasi Public Relations Pengetahuan tambahan yang dibutuhkan Ilmu jurnalistik Pengetahuan mengenai media Sosiologi, budaya, agama. Ilmu hukum, ilmu politik, sosiologi dan budaya Hukum perburuhan, psikologi Ilmu Pemasaran Ilmu pemasaran, sosiologi, psikologi. Pengetahuan pasar modal, ilmu keuangan, akuntansi, ilmu hukum. Metode riset kehumasan Semua ilmu 1. Publisitas melahirkan bidang kekhususan public relations yang disebut dengan media relations. Media relations mengkhususkan khalayak pada wartawan (pers) dan media massa pada umumnya. Organisasi tertentu menjadikan hubungan baiknya dengan media massa sebagai sesuatu yang sangat penting bagi kemajuan usahanya.

11 23 2. Public affairs melahirkan 3 bidang kekhususan, yaitu community relations, government relations dan terakhir adalah industrial relations. a. Community relations mengkhususkan khalayak mereka pada masyarakat yang tinggal atau berada disekitar perusahaan (pabrik). Perusahaan tertentu memberikan penekanan pada aspek ini dalam aktivitas kehumasannya karena perusahaan atau pabrik berada di tengah lingkungan masyarakat di mana pengertian dan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tujuan perusahaan. b. Government relations yang khusus terfokus dalam hubungannya dengan aparat pemerintahan. Lembaga tertentu memiliki unit ini karena mereka banyak melakukan proyek yang harus terus-menerus bekerja sama atau berkoordinasi dengan pemerintah. c. Industrial relations khusus menangani kelompok buruh atau pekerja. Perusahaan tertentu akan lebih menekankan pada aspek perburuhan ini karena, misalnya, sebagian besar usaha perusahaan sangat ditentukan oleh adanya kerja sama yang baik antara perusahaan dan buruh. 3. Pemasaran melahirkan bidang kekhususan yang disebut dengan marketing relations (disebut juga marketing communication) dan customer relations yang khusus melayani khalayak konsumen dan pelanggan. Perusahaan lebih fokus kepada konsumen atau pelanggan, yaitu khalayak yang langsung berhubungan dengan

12 24 perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Komunikasi pemasaran merupakan hal yang sangat ditekankan dalam marketing dan customer relations ini. Hubungan investor khusus melayani khalayak pemilik atau penanam modal (investor) perusahaan dan masyarakat pasar modal. 4. Manajemen isu melahirkan bidang khusus, yaitu riset kehumasan yang bertujuan untuk mengetahui pandangan dan opini khalayak terhadap organisasi atau perusahaan atau untuk mengetahui tingkat kepuasan khalayak terhadap produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan terkadang membayar jasa konsultan humas yang khusus mendalami masalah riset kehumasan ini. 5. Lobi telah pula menjadi bidang khusus, lobi merupakan kegiatan humas yang bertujuan untuk membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah utamanya untuk tujuan memengaruhi peraturan dan perundang-undangan. Pada penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada kegiatan media relations, meliputi strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk membangun hubungan yang baik dengan media dalam kaitannya dengan pembentukan citra perusahaan di mata media.

13 Teori Khusus Media Relations Lesly (dalam Darmastuti, 2012: 42) menjelaskan bahwa media relations merupakan kegiatan yang berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespons kepentingan media terhadap organisasi. Lesly memberikan penekanan dalam media relations lebih pada publisitas. Dan menurut Frank Jefkins (dalam Darmastuti, 2012: 42), definisi media relations adalah usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Media relations menempati posisi penting dalam pekerjaan seorang PR karena media massa menjadi gatekeepers dan mengontrol informasi yang mengalir ke masyarakat dalam suatu sistem sosial. Yosal Iriantara (2011: 37) juga mengemukakan bahwa kegiatan media relations bukan hanya untuk menggunakan media untuk berkomunikasi dengan publik, tetapi juga menggunakan media untuk mendengarkan atau mengikuti apa yang dikomunikasikan publikpublik organisasi kepada organisasi. Namun, hubungan personal yang kurang harmonis antara PR dan media massa merupakan alasan mengapa pekerja media kurang melibatkan public relations dalam pekerjaan mereka. Padahal,

14 26 informasi yang dibatasi oleh pekerja media ini adalah informasi yang sangat diperlukan oleh masyarakat. Informasi ini biasanya dibutuhkan untuk membangun citra positif perusahaan yang mereka wakili dan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan atau organisasi tersebut. Pada tataran inilah dibutuhkan keahlian seorang public relations untuk menggunakan strategi yang tepat dalam melakukan pendekatan kepada institusi media dan pekerja media (Darmastuti, 2012: 40-42) Prinsip-Prinsip Media Relations Menurut Jefkins (dalam Ardianto, 2011: 181) ada enam prinsip yang perlu diketahui oleh seorang PR dalam menjalin media relations (hubungan pers) yang baik, yaitu: 1. Memahami dan melayani media. Seorang PR harus mampu menjalin kerja sama dengan pihak media. Ia harus menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. 2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Para pejabat PR harus senantiasa siap menyediakan waktu atau memasok materi-materi yang akurat di mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah ia akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh pers. 3. Menyediakan salinan naskah yang baik. Misalnya saja menyediakan reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan jelas. Dengan adanya teknologi input langsung dari komputer akan

15 27 sangat mudah mengoreksi dan menyusun ulang siaran berita atau news release. 4. Bekerjasama dalam penyediaan materi. Sebagai contoh, pejabat PR dan wartawan dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu. 5. Menyediakan fasilitas verifikasi. Para pejabat PR juga perlu memberi kesempatan kepada wartawan untuk melakukan verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima. 6. Membangun hubungan personal yang kokoh. Suatu hubungan personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerjasama dan sikap saling menghormati profesi masing-masing Kegiatan Media Relations Menurut Soemirat dan Ardianto (2003), dalam upaya membina media relations (hubungan pers), maka PR melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan media massa atau pers antara lain: 1. Konferensi Pers, temu pers atau jumpa pers yaitu informasi yang diberikan secara simultan/berbarengan oleh sorang pejabat pemerintah atau swasta kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan sekaligus. Syarat utama dari sebuah konferensi pers adalah berita yang akan disampaikan sifatnya sangat penting.

16 28 2. Press Briefing, yaitu pemberian informasi diselenggarakan secara regular oleh seorang pejabat PR. Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan tanggapan atau pertanyaan bila wartawan belum puas dan menginginkan keterangan lebih terperinci. 3. Press Tour, yaitu suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau lembaga untuk mengunjungi daerah tertentu dan mereka pun (pers) diajak menikmati objek wisata yang menarik. 4. Press Release (News Release) atau Siaran Pers sebagai publisitas, yaitu media yang banyak digunakan dalam kegiatan PR untuk menyebarkan berita. 5. Special Events, yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, yang mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera publik. Seperti peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan, seminar, pameran lokakarya, open house, dan lainnya. Dalam kegiatan ini PR biasanya mengundang pers atau media untuk meliputnya. 6. Press Luncheon, yaitu pejabat PR mengadakan jamuan makan siang bagi para wakil media massa/wartawan/reporter, sehingga pada kesempatan ini pihak pers bisa bertemu dengan top manajemen perusahaan/lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaan atau lembaga tersebut.

17 29 7. Wawancara Pers, yaitu wawancara yang sifatnya lebih pribadi, lebih individu. PR atau top manajemen yang diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan atau reporter yang bersangkutan Citra Citra merupakan serangkaian pengetahuan, pengalaman, perasaan (emosi) dan penilaian yang di organisasikan dalam sistem kognisi manusia atau pengetahuan pribadi yang sangat diyakini kebenarannya (Ardianto, 2011: 98). Citra adalah dunia menurut persepsi kita (Rakhmat, dalam Ardianto. 2011: 99). Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi (Canton, dalam Ardianto. 2011: 99). Dari teori-teori tersebut dapat dilihat bahwa citra merupakan persepsi dari publik suatu perusahaan. Publik itu sendiri sangat luas, pada penelitian ini penulis akan memfokuskan pada media. Dimana dalam strategi media relations tentunya perusahaan menginginkan citranya terbentuk dengan baik di mata publiknya terutama media itu sendiri. Karena media adalah corong dari perusahaan dan yang membentuk opini di public mengenai perusahaan Okezone.com.

18 Jenis Citra yaitu: Frank Jefkins (2004: 20-23) menuturkan ada lima jenis citra, 1. Citra Bayangan Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan atau pun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. 2. Citra yang Berlaku Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku (current image) ini adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihakpihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang biasanya serba terbatas. Biasanya pula, citra ini cenderung negatif. 3. Citra yang Diharapkan Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik

19 31 atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada; walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan. 4. Citra Perusahaan Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di bidang keuangan, kualitas produk, dan lain sebagainya. 5. Citra Majemuk Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya.

20 Kerangka Teori PR Komunikasi Interpersonal Kegiatan Media Relations Citra Gambar 2.1 Kerangka Teori Berdasarkan kerangka teori di atas, penulis akan meneliti mengenai strategi media relations yang digunakan oleh PR Okezone.com dan teori-teori yang mempengaruhi adalah teori komunikasi interpersonal yaitu yang mendasari bagaiamana pendeketan secara personal berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan media relations. Teori yang terakhir adalah teori citra, karena PR Okezone.com perlu menjaga hubungan baiknya dengan media dalam upaya untuk pembentukan citra perusahaan di benak publik sesuai dengan citra yang diharapkan oleh Okezone.com sendiri.

21 Kerangka Pikir Untuk lebih mengarahkan penelitian ini makan penulis membuat sebuah kerangka pemikiran. Berikut kerangka pemikiran penulis dalam penelitian ini: OKEZONE.COM KEGIATAN PR (MEDIA RELATIONS) PUBLIC RELATIONS MEDIA PLANNER KEGIATAN MEDIA RELATIONS dan MENGELOLA RELASI PEMBENTUKAN CITRA Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Komunikasi Komunikasi berasal dari Bahasa inggris yaitu Communication dan dalam Bahasa latin berasal dari kata Communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Public Relations sebagai salah satu bentuk interaksi dalam kegiatan komunikasi yang di maksudkan untuk membangun citra positif Hal tersebut di perjelas

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Sering masyarakat menganggap public relations identik dengan figur wanita cantik, menggambar senyum, melayani tamu dan tugasnya mempengaruhi orang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Adapun teori-teori dasar yang digunakan oleh penulis di antaranya :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Adapun teori-teori dasar yang digunakan oleh penulis di antaranya : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar/umum Adapun teori-teori dasar yang digunakan oleh penulis di antaranya : 2.1.1 Public Relations 2.1.1.1 Pengertian Public Relations Menurut Scott M. Cutlip, Allen

Lebih terperinci

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Komunikasi Interpersonal a. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang keunikkan dan keanekaragaman budaya dan suku yang ada

BAB I PENDAHULUAN. adalah tentang keunikkan dan keanekaragaman budaya dan suku yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah sebuah Negara maritim dimana sebagian besar negaranya adalah perairan, negeri yang beriklim tropis ini memiliki banyak kekayaan alam, wisata,

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : V (Lima) Topik/Pokok Bahasan : Hubungan Eksternal Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. Media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Public Relations Jefkins yang diterjemahkan oleh Yadin (2003:10) mendefinisikan PR sebagai berikut: PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan Mayarakat (Humas) berupaya merebut dukungan publik melalui program yang dilakukannya agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Humas (Public Relations) Menurut Sirait (1970;16) dalam Suhandang (2012:46) public relations sebagai aktivitas yang dilakukan oleh industri, perserikatan, perusahaan, perhimpunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam menjalankan strategi komunikasi sangat tergantung dari faktor pendukung yang berada dibelakangnya, yaitu publik internal yang terdiri dari karyawan, pemegang

Lebih terperinci

Publik Eksternal. Pertemuan 8-9

Publik Eksternal. Pertemuan 8-9 Publik Eksternal Pertemuan 8-9 DEFINISI Publik Eksternal adalah public yang berada di luar organisasi/instansi/perusahaan yang harus diberikan penerangan/informasi untuk dapat membina hubungan baik KOMUNITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi memiliki istilah dalam bahasa Inggris yang disebut communication atau dari kata communis yang memiliki arti sama atau sama maknanya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal merupakan bagian dari ilmu komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam suatu organisasi untuk kelancaran kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada.

BAB 1 PENDAHULUAN. di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah tangga tempat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori-teori umum yang menjadi landasan dalam penelitian, diantaranya: 2.1.1 Komunikasi Publik 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat (Humas) sangat berkembang di masyarakat. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat (Humas) sangat berkembang di masyarakat. Pesatnya perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, Public Relations yang sebelumnya dikenal dengan Hubungan Masyarakat (Humas) sangat berkembang di masyarakat. Pesatnya perkembangan PR dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori umum merupakan teori yang dimanfaatkan oleh penulis untuk mendukung

BAB II LANDASAN TEORI. Teori umum merupakan teori yang dimanfaatkan oleh penulis untuk mendukung 15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum merupakan teori yang dimanfaatkan oleh penulis untuk mendukung penelitian mengenai Analisa Special Event XL Award 2010 Sebagai Strategi Media Relations

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi adalah topik yang sering diperbincangkan, tidak hanya oleh para ilmuwan komunikasi, melainkan juga dikalangan awam. Sehingga komunikasi memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan radio mulai berkembang. Semakin banyak perusahaan radio, semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan radio mulai berkembang. Semakin banyak perusahaan radio, semakin BAB I PENDAHULUAN I.1 Belakang Masalah Hiburan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang utama pada saat ini. Hal ini disebabkan karena gaya hidup, tingkat stres yang tinggi dan masih banyak lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu organisasi atau perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan public

BAB 2 LANDASAN TEORI. tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan public 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1 Definisi J.H Wright mengemukakan Public Relations yang modern adalah suatu rencana tentang kebijaksanaan dan kepemimpinan yang akan menanamkan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH LOKAKARYA KEHUMASAN DALAM MEMBANGUN CITRA PTS DAN KOPERTIS OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH 15/03/2017 HUMAS (YY) 2 15/03/2017 HUMAS (YY) 3 15/03/2017 HUMAS (YY) 4 15/03/2017

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : VI (Enam) Topik/Pokok Bahasan : Membangun Citra Organisasi Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian

Lebih terperinci

HUMAS & HUBUNGAN PERS (MEDIA RELATIONS)

HUMAS & HUBUNGAN PERS (MEDIA RELATIONS) HUMAS & HUBUNGAN PERS (MEDIA RELATIONS) PERANAN MEDIA RELATIONS DALAM STRATEGI KEHUMASAN Sasaran utama Humas Strategi program kerja humas Corporate PR Stake holder relations Marketing PR In house journal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang berlangsung tidak menentu di Indonesia belakangan ini memberikan dampak yang cukup drastis bagi para pebisnis maupun masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia setiap hari melakukan komunikasi mulai dari lingkungan keluarga, di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi adalah

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH KOMINFO PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH Disampaikan Pada Acara Bimtek Kehumasan Peran Humas Dalam Implementasi UU No. 14 Tahun 2008, Kisaran, 23 Nopember 2010 oleh S O E K A R

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan melibatkan masyarakat umum atau khalayak luas, biasanya diperlukan kegiatan Media Relations ( Menjalin Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media cetak maupun elektronik. Komunikasi merupakan kunci Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. media cetak maupun elektronik. Komunikasi merupakan kunci Public Relations BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan. Media penyampaian pesan dalam komunikasi tersebut bisa melalui media cetak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. teori-teori dasar yang berkaitan diantaranya :

BAB 2 LANDASAN TEORI. teori-teori dasar yang berkaitan diantaranya : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dengan judul Strategi media relations dalam mengelola citra (Studi kegiatan media relations pada Mercure Hotel Jakarta Kota), maka digunakan teori-teori dasar yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1. Definisi Public Relations Menurut Denny Griswold yang dikutip Ardianto (2011, p.14) yang menjelaskan bahwa PR sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness

BAB I PENDAHULUAN. terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olah raga saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan. Mengingat terbatasnya waktu dan daya tempuh, banyak orang sepulang kerja pergi ke fitness center yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian yang mendahului Penelitian yang mendahului untuk penelitian ini adalah penelitian dengan Judul Pemetaan Model E-PR dalam pekerjaan Public Relations Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memberikan kemudahan dan batasan-batasan mengenai teori-teori apa saja yang digunakan maka turut dicantumkan landasan teori di dalam penelitian ini. Setiap penelitian membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang 80 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah diperoleh dari beberapa informan yang telah dipilih

Lebih terperinci

MARKETING PUBLIC RELATIONS

MARKETING PUBLIC RELATIONS MARKETING PUBLIC RELATIONS Iman Mulyana Dwi Suwandi www.e iman.uni.cc Seri Manajemen Pemasaran Halaman 2 Istilah marketing public relations dikemukakan pertama kali oleh Thomas L. Harris yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu publik eksternal public relations adalah media. Media memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu publik eksternal public relations adalah media. Media memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu publik eksternal public relations adalah media. Media memiliki peranan yang ampuh dalam menyebarkan informasi kepada khalayak. Membina hubungan baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik dipasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional. Untuk memenangkan persaingan,

Lebih terperinci

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Komunikasi Interpersonal?? Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sales and Marketing BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara 4.1.1.1 Wawancara terhadap Public Relations Executive dan Director of Sales and Marketing Ketika penulis mengajukan pertanyaan tentang

Lebih terperinci

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Manajemen Isu dan Manajemen Krisis Modul ke: 11 Media Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan 11 Media Relations

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Produksi Media PR AVI Modul ke: Pengantar dan Signifikanasi Produksi Media PR AVIl Fakultas Fakultas Ilmu KOmunikasi Hendrata Yudha S.sos, M.ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Tolok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi hasilnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang. dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang. dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Peranan Peranan bermula dari pola kehidupan yang dijalani seseorang dan peranan itu akan menentukan apa yang diperbuat oleh seseorang tersebut untuk masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dengan adanya informasi yang semakin terbuka dan kompetitif ini, profesi Humas sudah tidak terdengar asing lagi di telinga. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, sehingga peran dan fungsinya semakin maksimal. perusahaan salah satunya melalui kegiatan media relations.

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, sehingga peran dan fungsinya semakin maksimal. perusahaan salah satunya melalui kegiatan media relations. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah hubungan masyarakat atau humas sebagai profesi telah dikenal di Indonesia sejak awal kemerdekaan. Humas yang kemudian dikenal sebagai Public Relations (PR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap manajemen dan organisasi atau perusahaan yang satu dengan yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan operasional usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar atau Umum Secara umum teori - teori yang digunakan menjadi dasar dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 2.1.1 Definisi Komunikasi Setiap orang memerlukan

Lebih terperinci

ANALISIS HUMAS PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) AREA SAMARINDA MENJALIN HUBUNGAN MEDIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN

ANALISIS HUMAS PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) AREA SAMARINDA MENJALIN HUBUNGAN MEDIA DALAM MEMPERTAHANKAN CITRA PERUSAHAAN ejournal Ilmu Komunikasi, 5, (3) 2017 : 63-75 ISSN 2502-5961 (Cetak), ISSN 2502 597X (Online), ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS HUMAS PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) AREA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. mengharuskan manusia berhubungan dengan manusia lainnya dan membuat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. mengharuskan manusia berhubungan dengan manusia lainnya dan membuat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari mengharuskan manusia berhubungan dengan manusia lainnya dan membuat manusia tidak bisa menghindar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Keberadaan Humas dalam sebuah instansi atau organisasi terus berkembang pesat, meskipun belum ada standarisasi yang jelas dan baku bagi mereka yang akan menggeluti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, yang berarti berpartisipasi untuk memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

Etika Profesi Public Relations

Etika Profesi Public Relations Modul ke: Etika Profesi Public Relations KESALAHAN ETIKA Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations Kesalahan Etika Modul 5 Syerli Haryati, SS. M.Ikom 0812-966 2614 Email:

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI Modul ke: 05Fakultas Frenia KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Tugas dan Fungsi Humas Manfaat Etika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pikiran. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. pikiran. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Komunikasi Menurut Effendi dalam buku Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi (2012: 81-82), kata komunikasi berasal dari perkataan bahasa Latin: communication

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya hubungan-hubungan dalam masyarakat yang lebih padat namun bersifat

BAB I PENDAHULUAN. adanya hubungan-hubungan dalam masyarakat yang lebih padat namun bersifat 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, kegiatan hubungan masyarakat merupakan kebutuhan. Humas akan terus berkembang sesuai dan sejalan dengan adanya hubungan-hubungan

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document

BAB III PENYAJIAN DATA. dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document 37 BAB III PENYAJIAN DATA Dengan melangkah ke bab tiga ini, penulis berusaha memaparkan hasil dari indepth interview, observasi dan pengumpulan document yang pernah penulis adakan di Dinas Kebudayaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di luar perusahaan, oleh karena itu kegiatan Public Relations (Humas) bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di luar perusahaan, oleh karena itu kegiatan Public Relations (Humas) bertujuan 22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PengertianPublic Relations Pada pelaksanaan suatu kegiatan komunikasi dalam perusahaan, tidak akan lepas hubungannya dengan khalayak (masyarakat) baik di dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi sekarang ini, Public Relations (PR) atau yang sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Aktivitas

Lebih terperinci

Strategi Humas Setda Kabupaten Kendal Dalam Menjalin Hubungan Baik Dengan Pers

Strategi Humas Setda Kabupaten Kendal Dalam Menjalin Hubungan Baik Dengan Pers Strategi Humas Setda Kabupaten Kendal Dalam Menjalin Hubungan Baik Dengan Pers TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hubungan masyarakat memiliki peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan, sekaligus harus mampu menjembatani dan mempertahankan citra positif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu (State of the art) Dalam penelitian ini digunakan beberapa penelitian terlebih dahulu sebagai pedoman dalam memberikan arahan yang sesuai dengan topik penelitian

Lebih terperinci

Efektifitas Komunikasi Interpersonal Umat Beragama di Perumahan Bekasi Jaya Indah Rt 10/14

Efektifitas Komunikasi Interpersonal Umat Beragama di Perumahan Bekasi Jaya Indah Rt 10/14 Jurnal Studi Al-Qur an; Vol. 10, No. 2, Tahun. 2014 Membangun Tradisi Berfikir Qur ani Efektifitas Komunikasi Interpersonal Umat Beragama di Perumahan Bekasi Jaya Indah Rt 10/14 Yudwy Pradipta, Kusnul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam landasan teori penulis akan membahas beberapa teori-teori yang berkaitan dengan judul skripsi Strategi public relations Shangri-La Hotel Jakarta dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena didalam organisasi terdapat interaksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan. Hubungan Masyarakat

Standar Kompetensi Lulusan. Hubungan Masyarakat Standar Kompetensi Lulusan Hubungan Masyarakat Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2012

Lebih terperinci

Produksi Media PR AVI

Produksi Media PR AVI Modul ke: Produksi Media PR AVI Produk Reportase dan Press Conference Fakultas Ilmu Komunikasi Novida Irawan, M.Si Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Penyelenggaraan Konferensi

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa public relations. Banyak nya kesuksesan dari perusahaan adalah salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa public relations. Banyak nya kesuksesan dari perusahaan adalah salah satu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hampir semua perusahaan besar sudah banyak menggunakan jasa public relations. Banyak nya kesuksesan dari perusahaan adalah salah satu peran yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjelaskan atau menyajikan kembali suatu pengalaman adalah teori. Ide tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. menjelaskan atau menyajikan kembali suatu pengalaman adalah teori. Ide tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum Littlejohn, melalui (Suparmo, 2011:2) mengatakan bahwa setiap upaya untuk menjelaskan atau menyajikan kembali suatu pengalaman adalah teori. Ide tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengevaluasi opini, sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur suatu individu

Lebih terperinci

WAWANCARA MENDALAM DENGAN MANAGER PUBLIC RELATIONS YAYASAN PUTERI INDONESIA. 1. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pekerjaan PR YPI?

WAWANCARA MENDALAM DENGAN MANAGER PUBLIC RELATIONS YAYASAN PUTERI INDONESIA. 1. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pekerjaan PR YPI? WAWANCARA MENDALAM DENGAN MANAGER PUBLIC RELATIONS YAYASAN PUTERI INDONESIA Public Relations 1. Apa saja yang mencakup ruang lingkup pekerjaan PR YPI? Ruang lingkup pekerjaan PR Yayasan Puteri Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar atau Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi merupakan kegiatan pertukaran informasi/ pesan yang dilakukan oleh komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, apakah itu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Public Relations saat ini sudah semakin maju, keberadaannya bagi sebuah perusahaan sangat diperlukan dalam menjalankan program-program perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra organisasi yaitu Televisi Republik Indonesia ( TVRI). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia perkembangan media televisi sekarang ini yang semakin maju dan berkembang memiliki tingkat persaingan yang cukup besar di kalangan masyarakat.sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bila sakitnya ringan, cukup membeli obat di warung, bisa sembuh kembali. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bila sakitnya ringan, cukup membeli obat di warung, bisa sembuh kembali. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi kerap dilukiskan sebagai suatu organisme hidup. Karena itu organisasi dipandang berdasarkan berdasarkan siklus hidup satu organisme. Ada saat kelahiran,

Lebih terperinci