BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka
|
|
- Susanti Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Public Relations (PR) Pengertian PR Institute of Public Relations dalam Jefkins (2003) menyatakan definisi PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Pernyataan Meksiko (The Mexican Statement) dalam Jefkins (2003) menyatakan bahwa praktik PR adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan programprogram tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya. Definisi PR menurut Jefkins (2003) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Public Relation News yang dikutip oleh Cutlip dkk (2005) mendefinisikan PR secara oprasional yaitu fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, mengenali kebijakan dan prosedur individu atau organisasi dalam kepentingan masyarakat dan merencanakan serta melaksanakan program tindakan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan masyarakat.
2 Peranan PR Ada empat peranan utama yang dituntut dari petugas PR menurut Ruslan (2008) yaitu sebagai berikut: 1. Communicator Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komunikasi antar personal (personal communication) dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuasif. 2. Relationship Kemampuan PR membangun hubungan positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal maupun eksternal. Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Selain itu, relationship juga berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak. 3. Backup management Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan demi terciptanya tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan. 4. Good image maker Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan prestasi, reputasi dan menjadi tujuan utama aktivitas PR dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra perusahaan.
3 Kegiatan-kegiatan PR Kegiatan-kegitan yang dilakukan PR merupakan langkah penting dalam menjaga eksistensi perusahaan. Kegiatan yang dilakukan seorang PR tersebut dapat berupa kegiatan internal dan eksternal perusahaan. Suhandang (2004) menyebutkan bahwa titik berat kegiatan PR adalah kepentingan dan kepercayaan publiknya. Praktisi PR harus berusaha menciptakan dan memelihara hubungan yang bermanfaat bagi publiknya. Kegiatan PR bertujuan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, jasa baik, kepercayaan dan penghargaan dari publik khususnya serta masyarakat pada umumnya. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan bersikap simpatik, terbuka dalam menerima saran, kritik atau opini publik. Jika hal ini dapat dilakukan akan memberikan keuntungan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu kegiatan eksternal PR yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan adalah program CSR. CSR merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan kepada publiknya terutama masyarakat Corporate Social Responsibility (CSR) Pengertian CSR Tanudjaja (2006) mengatakan bahwa CSR dapat diartikan sebagai komitmen industri untuk mempertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkunganya. Melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan penerimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan.
4 10 Definisi CSR sangatlah beragam, bergantung pada visi dan misi perusahaan yang disesuaikan dengan needs, desire, wants dan interest komunitas. Berikut ini beberapa definisi CSR yang dikutip oleh Rahman (2009): a) Melakukan tindakan sosial (termasuk kepedulian terhadap lingkungan hidup, lebih dari batas-batas yang dituntut peraturan undang-undang (Chanbers dalam Iriantara, 2004). b) Komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas (Trinidad & Tobacco Bureau of Standarts). c) Komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat (local) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup (The World Bussiness Council for Suistanable Development) Tahap-tahap Penerapan CSR Menurut Wibisono (2007) umumnya terdapat empat tahapan CSR yang diterapkan perusahaan yaitu: 1. Tahap perencanaan Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu Awareness Building, CSR Assessement, dan CSR Manual Building. Awareness Building merupakan
5 11 langkah utama membangun kesadaran pentingnya CSR dan komitmen menejemen, upaya ini dapat berupa seminar, lokakarya dan lain-lain. CSR Assessement merupakan upaya memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasikan aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkah selanjutnya membangun CSR Manual Building, dapat melalui benchmarking, menggali dari referensi atau meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisien. 2. Tahap implementasi Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang penting diperhatikan, yaitu pengorganisasian (organizing) sumber daya, penyusunan (staffing), pengarahan (direction), pengawasan atau koreksi (controlling), pelaksanaan sesuai rencana dan penilaian (evaluation) tingkat pencapaian tujuan. Tahap implementasi terdiri dari tiga langkah utama, yaitu sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi CSR. Agar efektif, upaya ini perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk langsung berada di bawah pengawasan salah satu direktur atau CEO yang ditunjuk sebagai CSR Champion di perusahaan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman
6 12 CSR yang ada. Internalisasi mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh proses bisnis perusahaan. 3. Tahap evaluasi Tahap evaluasi perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR. 4. Tahap pelaporan Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan Manfaat CSR CSR mendatangkan berbagai manfaat bagi perusahaan dan masyarakat yang terlibat dalam menjalankannya. Menurut Wibisono (2007) manfaat bagi perusahaan yang berupaya menerapkan CSR, yaitu dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, serta berpeluang mendapatkan penghargaan. Menurut Sukada (2007), manfaat CSR diantaranya bagi perusahaanperusahaan yang memiliki CSR yang baik berkesempatan mendapatkan sumber daya manusia terbaik, produktivitas pekerja di perusahaan bereputasi baik dicatat lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang bereputasi lebih rendah selain juga jauh lebih
7 13 loyal, mendapatkan kesempatan investasi yang lebih tinggi di masa depan dan sebagainya. Manfaat CSR bagi komunitas menurut Ambadar (2008), yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi dan investasi dari rumah tangga warga komunitas Pandangan Perusahaan terhadap CSR Wibisono (2007) menjelaskan bahwa perusahaan memiliki berbagai cara pandang dalam memandang CSR. Berbagai cara pandang perusahaan terhadap CSR, yaitu: 1. Sekedar basa-basi atau keterpaksaan Perusahaan mempraktekan CSR karena external driven (faktor eksternal), environmental driven (karena terjadi masalah lingkungan dan reputation driven (karena ingin mendongkrak citra perusahaan). 2. Sebagai upaya memenuhi kewajiban (compliance) CSR dilakukan karena terdapat regulasi, hukum dan aturan yang memaksa perusahaan menjalankannya. 3. Dorongan yang tulus dari dalam (internal driven) CSR diimplementasikan karena adanya dorongan yang tulus dari dalam (internal driven). Perusahaan menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya saja, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ini karena dalam kegiatan CSR itu ada nuansa member dan berkomunikasi
8 14 dengan masyarakat. Jadi semata-mata tulus karena niat berbuat baik saja. Bahwa kemudian efek positif ke arah pembentukan citra itu sudah seharusnya Model CSR Merujuk pada Saidi dan Abidin (2004) dalam Suharto (2006), ada empat model CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu: 2. Keterlibatan langsung Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan kepada masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti Corporate Secretary atau Public Affairs Manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat PR. 3. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaanperusahaan di negara maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal dan dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. 4. Bermitra dengan pihak lain Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasai non-pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media
9 15 massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. 5. Mendukung atau bergabung dalam suatu lembaga Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat hibah pembangunan. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama Citra Perusahaan Pengertian Citra Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai citra. Citra perusahaan didapat dari semua publiknya, baik yang internal maupun eksternal. Tugas perusahaan dalam rangka membentuk citranya adalah dengan mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata masyarakat. Jefkin (2003) menyimpulkan bahwa citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Rakhmat (2000) menyebutkan bahwa
10 16 citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi. Solomon dalam Rakhmat (2000) mengemukakan sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada citra tentang obyek tersebut Jenis-jenis Citra Jefkins dan Yadin (2003) mengungkapkan tentang lima jenis citra, sebagai berikut: 1. Citra bayangan (mirror image) Citra bayangan adalah citra yang terdapat pada pihak internal mengenai anggapannya terhadap pihak eksternal. Namun citra ini seringkali tidak tepat karena hanya merupakan fantasi pihak internal. 2. Citra yang berlaku (current image) Citra ini berkebalikan dengan citra bayangan. Citra yang berlaku merupakan pandangan pihak ekstrenal terhadap organisasi. Citra tersebut juga tidak selalu tepat karena terbatasnya pengetahuan pihak eksternal sehingga seringkali pandangannya bersifat negatif. 3. Citra yang diharapkan (wish image) Citra yang diharapkan adalah citra yang diharapkan oleh pihak manajemen. Citra tersebut juga tidak selalu sama dengan kenyataan namun berkonotasi lebih baik. 4. Citra perusahaan (corporate image) Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Citra perusahaan terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat
11 17 meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset. 5. Citra majemuk (multiple image) Citra majemuk seringkali muncul karena banyaknya pegawai dan cabang perusahaan yang kemungkinan bisa melunturkan citra perusahaan. Untuk mengatasinya, maka upaya perusahaan adalah menyeragamkan setiap pakaian pegawai, logo dan warna perusahaan pada alat transportasi dan aksesoris lainnya Proses Pembentukan Citra Citra merupakan kesan seseorang tentang suatu objek setelah dipertimbangkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Kesan terhadap suatu objek akan membentuk sikap orang tersebut pada objek dan sikap kemudian akan terwujud dalam tindakan. Sikap dan tindakan yang terjadi didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif. Efek kognitif komunikasi dapat ikut mempengaruhi proses pembentukan citra. Danasaputra dalam Soemirat dan Ardianto (2002) menjelaskan tentang proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi seperti digambarkan dalam Gambar 1. Gambar 1 terlihat bahwa PR dalam pembentukan citra merupakan sebuah proses input dan output. Input yang
12 18 diberikan berupa stimulus rangsang dan output yang diberikan adalah respon perilaku. Proses pembentukan citra terjadi dalam melalui persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. Respon yang terjadi atas stimulus bisa positif ataupun negatif. Respon negatif mengakibatkan proses berhenti sedangkan respon positif akan mengakibatkan sebuah bentuk komunikasi yang berkelanjutan. Persepsi, kognisi, motivasi dan sikap dapat dikatakan sebagai sebuah tahapan yang memiliki definisi berbeda. Persepsi dalam hal ini diartikan sebagai sebuah pemaknaan karena telah melakukan pengamatan pada lingkungan. Persepsi seseorang akan positif jika stimulus memenuhi kognisi orang itu. Kognisi merupakan keyakinan diri seseorang terhadap stimulus karena telah mengerti. Pada akhirnya, motivasi dan sikap yang akan menentukan tindakan orang tersebut. Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu agar tujuannya tercapai. Sikap bukanlah perilaku melainkan kecenderungan cara-cara berperilaku karena telah memiliki persepsi. Jadi sikap merupakan sebuah proses evaluasi, namun masih bisa diubah atau diperkuat. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu. Gambar 1 Model Pembentukan Citra (Pengalaman mengenai Stimulus) Kognisi Stimulus Rangsang Persepsi Motivasi Sikap Respon Perilaku Sumber: Soemirat dan Ardianto (2002)
13 19 Proses pembentukan citra akan menghasilkan sikap seseorang atau masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan. Sikap masyarakat terhadap suatu perusahaan diketahui dengan melakukan suatu penelitian agar perusahaan mengetahui dan dapat memenuhi keinginan masyarakat sebagai salah satu publiknya. Gambar 2 menunjukkan orientasi dari PR yaitu membangun citra (image building) yang dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam PR. Gambar 2 Model Komunikasi dalam PR Sumber Komunikator Pesan Komunikan Efek Perusahaan Lembaga Organisasi Bidang/ divisi Public Relation Kegiatankegiatan Publikpublik PR Citra publik terhadap perusahaan Sumber: Soemirat dan Ardianto (2002) 2.2. Kerangka Pemikiran Implementasi program CSR yang dilakukan suatu perusahaan mempunyai hubungan dengan citra perusahaan tersebut. Implementasi program CSR, yaitu program TML 2010 dipengaruhi oleh model program CSR, yaitu keterlibatan langsung, berbentuk yayasan atau organisasi, bermitra dan bergabung dengan yayasan lain serta pandangan terhadap program CSR yang terdiri dari eksternal driven, compliance dan internal driven. Implementasi program CSR juga melalui tahap-tahap, yaitu tahap perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. Implementasi program CSR tersebut akan berhubungan dengan citra perusahaan melalui proses pembentukan citra. Proses pembentukan citra terdiri dari tingkat
14 20 persepsi, kognisi, motivasi dan sikap peserta terhadap program. Maka terbentuklah citra perusahaan dikalangan peserta program apakah citra perusahaan yang terbentuk positif atau negatif. Gambar 3 Kerangka Pemikiran Implementasi Program CSR (Program TML 2010) Proses Pembentukan Citra: -Tingkat persepsi peserta terhadap program -Tingkat kognisi peserta terhadap program -Tingkat motivasi peserta terhadap program -Tingkat sikap peserta terhadap program Citra Perusahaan: -Positif -Negatif Pandangan terhadap Program CSR: -External Driven -Compliance -Internal Driven Model Program CSR: -Keterlibatan Langsung -Yayasan atau Organisasi -Bermitra -Bergabung dengan Lembaga Tahap-Tahap Penerapan Program CSR: -Tahap Perencanaan -Tahap Implementasi -Tahap Evaluasi -Tahap Pelaporan Keterangan: : mempengaruhi 2.3. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis pengarah penelitian adalah diduga ada hubungan antara implementasi program CSR dan citra perusahaan. Dalam menguji data kuantitatif, dibuatlah hipotesis uji yaitu: 1. Semakin tinggi atau positif tingkat persepsi peserta terhadap program maka semakin positif citra perusahaan yang terbentuk.
15 21 2. Semakin tinggi tingkat kognisi peserta terhadap program maka semakin positif citra perusahaan yang terbentuk. 3. Semakin tinggi tingkat motivasi peserta terhadap program maka semakin positif citra perusahaan yang terbentuk. 4. Semakin tinggi atau positif tingkat sikap peserta terhadap program maka semakin positif citra perusahaan yang terbentuk Definisi Operasional Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis kelamin dinyatakan dari jenis kelamin peserta program TML Jenis kelamin dibagi menjadi dua kategori, yaitu: - Laki-laki : 1 - Perempuan : 2 2. Tingkat pengalaman organisasi adalah seberapa banyak peserta program TML 2010 bergabung dengan organisasi selama di universitas. Perhitungan tingkat pengalaman organisasi, sebagai berikut: Max= 5 Min= 1 Σk= 3 N= Max - Min = 5 1 = 4 = 1 Σk 3 3 Sehingga skor tingkat pengalaman organisasi dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut: Tidak : 0 Rendah : 1 Sedang : 2
16 22 Tinggi : 3 x 5 3. Tingkat keterlibatan peserta dalam program adalah seberapa jauh peran serta responden pada program TML Pengukuran keterlibatan diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu: - Ya : 3 - Ragu-ragu : 2 - Tidak : 1 Perhitungan tingkat keterlibatan peserta dalam program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3 N= Max - Min = 15 9 = 6 = 2 Σk 3 3 Sehingga skor tingkat keterlibatan peserta dalam program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut: Rendah : x 10 Sedang : 11 x 12 Tinggi : 13 x Tingkat persepsi peserta terhadap program adalah sebuah pemaknaan peserta karena telah melakukan pengamatan pada program TML Pengukuran persepsi diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu: - Ya : 3 - Ragu-ragu : 2 - Tidak : 1 Perhitungan tingkat persepsi peserta terhadap program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3
17 23 N= Max - Min = 15 9 = 6 = 2 Σk 3 3 Sehingga skor tingkat persepsi peserta terhadap program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut: Rendah : x 10 Sedang : 11 x 12 Tinggi : 13 x Tingkat kognisi peserta terhadap program merupakan keyakinan diri peserta terhadap pengetahuan yang diberikan pada program TML Pengukuran kognisi diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu: - Tahu : 3 - Ragu-ragu : 2 - Tidak Tahu : 1 Perhitungan tingkat kognisi peserta terhadap program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3 N= Max - Min = 15 9 = 6 = 2 Σk 3 3 Sehingga skor tingkat kognisi peserta terhadap program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut: Rendah : x 10 Sedang : 11 x 12 Tinggi : 13 x Tingkat motivasi peserta terhadap program adalah dorongan peserta untuk melakukan sesuatu agar tujuan dari program TML 2010 tercapai. Pengukuran motivasi diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu:
18 24 - Setuju : 3 - Ragu-ragu : 2 - Tidak Setuju : 1 Perhitungan tingkat motivasi peserta terhadap program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3 N= Max - Min = 15 9 = 6 = 2 Σk 3 3 Sehingga skor tingkat kognisi peserta terhadap program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut: Rendah : x 10 Sedang : 11 x 12 Tinggi : 13 x Tingkat sikap peserta terhadap program adalah kecenderungan cara-cara berperilaku peserta. Pengukuran sikap diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu: - Setuju : 3 - Ragu-ragu : 2 - Tidak Setuju : 1 Perhitungan tingkat sikap peserta terhadap program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3 N= Max - Min = 15 9 = 6 = 2 Σk 3 3 Sehingga skor tingkat sikap peserta terhadap program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut: Rendah : x 10
19 25 Sedang : 11 x 12 Tinggi : 13 x Tingkat citra perusahaan adalah cara pandang peserta terhadap perusahaan. Pengukuran citra diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu: - Setuju : 3 - Ragu-ragu : 2 - Tidak Setuju : 1 Perhitungan tingkat citra perusahaan, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3 N= Max - Min = 15 9 = 6 = 2 Σk 3 3 Sehingga skor tingkat citra perusahaan dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut: Rendah : x 10 Sedang : 11 x 12 Tinggi : 13 x 15
HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN CITRA PERUSAHAAN (Kasus Program Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum)
HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN CITRA PERUSAHAAN (Kasus Program Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum) ASTATIN FITRIANI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciKomunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Bentuk Khusus Media Komunikasi Pemasaran Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Marketing Public Relation
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Hubungan Masyarakat atau Public Relations saat ini sangat populer di Indonesia, banyaknya jumlah perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan yang
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Citra dan Citra Perusahaan 2.1.1 Pengertian citra Menurut Kotler (1985) dalam Suwandi, Citra adalah seperangkat keyakinan, ide, opini dan impresi seseorang terhadap suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Humas Humas adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama terhadap perusahaan (organisasi), saling memahami signifikansi masing-masing dan membuat
Lebih terperinci17 BAB 1 PENDAHULUAN
17 BAB 1 PENDAHULUAN 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakikatnya setiap orang maupun organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungannya. Pada konteks perusahaan, tanggung jawab
Lebih terperinciHAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal
HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : VI (Enam) Topik/Pokok Bahasan : Membangun Citra Organisasi Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi sekarang ini komunikasi merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era globalisasi sekarang ini komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang paling mendasar dan sangat penting mengingat manusia tidak mungkin mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik. Pemkot ataupun lembaga lain harus mempunyai humas yang bisa membangun citra positif serta memberikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap manajemen dan organisasi atau perusahaan yang satu dengan yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan operasional usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi memiliki istilah dalam bahasa Inggris yang disebut communication atau dari kata communis yang memiliki arti sama atau sama maknanya atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Humas (Public Relations) Menurut Sirait (1970;16) dalam Suhandang (2012:46) public relations sebagai aktivitas yang dilakukan oleh industri, perserikatan, perusahaan, perhimpunan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Ada pun beberapa penelitian yang membahas mengenai program CSR yang mendasari peneliti melakukan penelitian ini. Annisa Rahmawati (2010) dalam jurnalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting di setiap perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta. PR
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Public Relations atau yang biasa disingkat PR merupakan salah satu aspek penting di setiap perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta. PR muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan radio mulai berkembang. Semakin banyak perusahaan radio, semakin
BAB I PENDAHULUAN I.1 Belakang Masalah Hiburan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang utama pada saat ini. Hal ini disebabkan karena gaya hidup, tingkat stres yang tinggi dan masih banyak lainnya.
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORETIS
5 BAB II PENDEKATAN TEORETIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Public Relations Cutlip et all (2000) menyatakan public relations sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Public Relations 2.1.1. Definisi Public Relations Menurut Denny Griswold yang dikutip Ardianto (2011, p.14) yang menjelaskan bahwa PR sebagai fungsi manajemen yang mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah penting yang dihadapi oleh lembaga-lembaga baik ekonomi, sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan hubungan yang baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali perusahaan yang terus berlomba melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendapatkan perhatian stakeholdersnya. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Didalam menjalankan strategi komunikasi sangat tergantung dari faktor pendukung yang berada dibelakangnya, yaitu publik internal yang terdiri dari karyawan, pemegang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Public Relations 2.1.1.1 Definisi Public Relations Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi sekarang ini, Public Relations (PR) atau yang sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Aktivitas
Lebih terperinciMODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan 11 MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Public Relations (PR) DESKRIPSI Dalam pokok bahasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi hasilnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar atau Umum Secara umum teori - teori yang digunakan menjadi dasar dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 2.1.1 Definisi Komunikasi Setiap orang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari analisa keadaan dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada BAB III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris aktivitas Public Relation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan
Lebih terperinciBerikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada Corporate Social
L1 Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada Corporate Social Responsibility (CSR) & Corporate Communication GlobalTV, yaitu Bapak Hendra Eteng. Menurut Anda, 1. Apa itu public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan informatif. Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya transportasi darat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) masih senantiasa bertahan dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja digunakan perusahaan sebagai alat pantau dari suatu rencana. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja organisasi untuk memberikan
Lebih terperinciBAB II PELAKSANAAN PKL. Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1
BAB II PELAKSANAAN PKL 2.1. Kegiatan selama PKL Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1 No Hari/Tgl Jam Datang 1 Senin, 09-08- 2 Selasa, 10-09- 3 Rabu, 11-08- 4 Kamis, 12-08-
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Public Relations
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Public Relations (PR) Public Relations termasuk kedalam salah satu bentuk kegiatan promosi yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Public Relations
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. analisa yang diteliti. Menurut Griffin mengatakan bahwa teori adalah paparan atas
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai pedoman dasar berpikir dan berfungsi untuk mendukung kegiatan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1.1 Konsep Corporate Social Responsibility Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki banyak definisi
Lebih terperinciBAB 2 STUDI PUSTAKA. Komunikasi adalah sebuah proses di mana suatu ide yang ada di dalam pikiran
BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Komunikasi memiliki beberapa pengertian menurut beberapa para ahli. Komunikasi adalah sebuah proses di mana suatu ide yang ada di dalam pikiran disampaikan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam
Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. PT Telekomunikasi Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak terlampau pesat di Indonesia. Tetapi secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hubungan Masyarakat 2.1.1. Pengertian Hubungan Masyarakat Terdapat beberapa pengertian mengenai Hubungan Masyarakat, yaitu antara lain sebagai berikut: Menurut Cutlip, dkk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, dimana arus informasi begitu deras dan kegiatan komunikasi sangat sering dilakukan dalam segala bentuk kegiatan dalam kehidupan, hampir semua perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins merupakan semua bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins merupakan semua bentuk komunikasi yang terencana baik kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan seluruh
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. organisasi yang bersifat komersial maupun non-komersial. Kehadirannya tidak
BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Public Relations (PR) II.1.1. Pengertian Public Relations Public relations (PR) menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program-program perusahaan. Dengan adanya Public Relations perusahaanperusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Public Relations saat ini sudah semakin maju, keberadaannya bagi sebuah perusahaan sangat diperlukan dalam menjalankan program-program perusahaan.
Lebih terperinciSTAKEHOLDER RELATIONS
Modul ke: STAKEHOLDER RELATIONS COMMUNITY RELATIONS Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi PUBLIC RELATIONS www.mercubuana.ac.id PROGRAM COMMUNTY RELATIONS Community Relation
Lebih terperinciMODUL ENAM KERJANYA OPINI PUBLIK
MODUL ENAM KERJANYA OPINI PUBLIK Opini publik bekerja dalam konteks sebagai berikut: 1. Membentuk Citra Baru 2. Mempertahankan Citra yang Sudah Terbangun 3. Memperbaiki Citra yang Terpuruk 4. Menguatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap instansi pemerintah dalam menjalankan tugasnya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah, apakah itu dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelola sekolah harus mengadakan hubungan baik secara terus-menerus dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan tidak lepas dari masyarakat, dimana pendidikan didirikan oleh masyarakat, lembaga pendidikan dipandang sebagai suatu lembaga yang dapat memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat saat ini, mendorong perusahaan untuk dapat berpikir strategis guna menjaga kelangsungan hidup usahanya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Pada beberapa buku yang biasanya mengkritik PR (atau kadang pada esai tentang PR yang dibuat mahasiswa) sering kali memulai isinya dengan
Lebih terperinciKata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.
Studi Perbandingan Pemahaman Konsep Public Relations Menurut Manajemen dan Staff Public Relations di Mirota Kampus Florensia Samodra / Ike Devi Sulistyaningtyas, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Teori Teori Umum Pada bab ini penulis akan membahas mengenai teori teori yang terdapat pada judul skripsi. Penulis juga akan membahas teori teori yang berhubungan dengan topik
Lebih terperinciCorporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian
Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Paradigma dalam CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-7 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN
Lebih terperincifleksibel dan reputasi yang baik untuk dapat bertahan dan bersaing. Karyawan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia perbankan yang semakin ketat menuntut setiap organisasi perbankan untuk memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif, respons yang cepat, fleksibel
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Ibis Hotel Jakarta Slipi) maka penulis menggunakan teori-teori dasar yang berkaitan
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dengan judul Peranan Public Relations dalam proses pencitraan (Studi Kasus : Ibis Hotel Jakarta Slipi) maka penulis menggunakan teori-teori dasar yang berkaitan diantaranya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. memperkaya teori dalam mengkaji penelitian. Penulis tidak menemukan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis menggunakan beberapa jurnal penelitian terdahulu sebagai salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian. Hal ini ditujukan agar dapat memperkaya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Dalam definisi dari komunikasi manusia adalah komunikasi yang menggambarkan dalam mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari sebuah individu atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Public Relations sebagai salah satu bentuk interaksi dalam kegiatan komunikasi yang di maksudkan untuk membangun citra positif Hal tersebut di perjelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.I Latar Belakang Masalah Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi. Public relations atau PR memiliki peranan penting dalam perusahaan yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsisbilities atau CSR)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman, wacana mengenai peran etika dan tanggung jawab sosial perusahaan semakin marak diperbincangkan oleh para pelaku bisnis, organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikategorikan untuk pelayanan pelanggan loyal yang sangat mengesankan para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan seorang Humas disuatu Instansi pemerintah sangat dibutuhkan, seorang Humas bukan hanya sekedar satu arah arus informasi, ia juga memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Namun, sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan
18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri rokok merupakan salah satu industri yang memberikan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan bagi perekonomian bangsa. Kontribusinya bagi penerimaan pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha kini berkembang pesat seiring dengan perkembangan pesat dalam dunia teknologi dan informasi yang kemudian melahirkan era globalisasi dan memicu
Lebih terperinciPARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH
KOMINFO PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH Disampaikan Pada Acara Bimtek Kehumasan Peran Humas Dalam Implementasi UU No. 14 Tahun 2008, Kisaran, 23 Nopember 2010 oleh S O E K A R
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam menyampaikannya atau dengan kata lain penyampaian informasi tidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan proses yang dilakukan oleh manusia dalam membina hubungan dengan individu lain. Dalam proses komunikasi tersebut
Lebih terperinciEtika Profesi Public Relations
Modul ke: Etika Profesi Public Relations KESALAHAN ETIKA Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S, M.IKom Program Studi Public Relations Kesalahan Etika Modul 5 Syerli Haryati, SS. M.Ikom 0812-966 2614 Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia di dalam masyarakat dan mempunyai proses yang jelas, baik itu proses secara primer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu lingkup dimana orang melakukan kegiatan usaha demi mendatangkan keuntungan atau laba. Selain mencari keuntungan, perusahaan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini publik merupakan sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama yang berhubungan dengan arah opini, pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. Perubahan-perubahan yang dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu organisasi atau perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi atau perusahaan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis ini menjadi sangat tajam baik dipasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional. Untuk memenangkan persaingan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Perusahaan besar memiliki bagian Humas dan memiliki fungsi dan peran penugasannya dalam mensosialisasikan dan menginformasikan programprogram kebijakan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Universitas Islam bandung terkenal dengan universitas bernafaskan Islam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Universitas Islam bandung terkenal dengan universitas bernafaskan Islam. Hal tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk warga Bandung atau pun seluruh masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan keluarga besar yang memiliki tujuan dan target yang hendak dicapai, perusahaan berada di tengah lingkungan masyarakat yang lebih besar (community).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations atau Humas secara garis besar adalah komunikator sebuah organisasi atau perusahaan, baik kepada publik internal maupun publik eksternal. Bagi sebuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Public Relations dalam Perusahaan Hubungan masyarakat (Humas) atau Public Relations (PR) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melalui komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang di butuhkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Komunikasi memainkan peran penting bagi manusia untuk dapat berinterkasi dan berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai alat interaksi makhluk sosial. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian
Lebih terperinci