BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fraktur Hip sering dijumpai pada populasi berusia 60 tahun. Angka rata-rata fraktur

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fraktur Hip sering dijumpai pada populasi berusia 60 tahun. Angka rata-rata fraktur"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori A.1 Fraktur Collum Femur Fraktur Hip sering dijumpai pada populasi berusia 60 tahun. Angka rata-rata fraktur hip pada wanita di Inggris didistribusikan secara eksponensial 20 per , 38 per dan 73 per pada usia 65, 70 dan 75 tahun (Apley s 9 th, 2010). Hanya 5% fraktur terjadi pada pria dan wanita di bawah usia 60 tahun. Karena semakin meningkatnya populasi manula,maka jumlah fraktur hip diperkirakan akan meningkat Hampir setengah dari seluruh fraktur hip adalah intrakapsular, yaitu fraktur yang tidak stabil di mana suplai darah ke head femur akan terganggu, dan mempengaruhi proses penyembuhan fraktur (Apley s 9 th, 2010). Fraktur kolum femur sering tejadi pada wanita disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasca menopause. Fraktur dapat berupa fraktur subkapital, transervikal dan basal, yang kesemuannya terletak didalam simpai sendi panggul atau intrakapsular, fraktur intertrokanter dan subtrokanter terletak ekstra kapsuler. A.2 Klasifikasi Klasifikasi Garden berdasarkan atas sudut yang dibentuk oleh garis fraktur dan bidang horizontal pada posisi tegak (Apley s 9 th, 2010). a. Dislokasi atau tidak fragment ( menurut Garden s) adalah sebagai berikut : Grade I : Fraktur inkomplit ( abduksi dan terimpaksi) Grade II : Fraktur lengkap tanpa pergeseran 4

2 Grade III : Fraktur lengkap dengan pergeseran sebagian (varus malaligment) Grade IV : Fraktur dengan pergeseran seluruh fragmen tanpa ada bagian segmen yang bersinggungan. Gambar. 2.1 Klasifikasi Garden untuk Fraktur Collum Femur. Apley 9 th ed, 2010 A.3 Manifestasi klinis dan pemeriksaan fisik. Pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan berat namun pada penderita usia tua biasanya hanya dengan trauma ringan sudah dapat menyebabkan fraktur collum femur. Penderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada pada panggul. Posisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. Didapatkan juga adanya pemendekakan dari tungkai yang cedera. Tungkai dalam posisi abduksi dan fleksi serta eksorotasi.pada palpasi sering ditemukan adanya hematom di panggul. Pada tipe impacted, biasanya penderita masih dapat berjalan disertai rasa sakit yang tidak begitu hebat. Posisi tungkai tetap dalam keadaan posisi netral. 5

3 A.4 Diagnosis Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan : adanya riwayat trauma/ jatuh yang diikuti nyeri pinggul, pada pemeriksaan didapatkan posisi panggul dalam keadaan fleksi, eksorotasi dan abduksi dan ROM hip sangat terbatas karena nyeri. A.5 Pemeriksaan penunjang Proyeksi AP dan lateral serta kadang juga dibutuhkan axial. Pada proyeksi AP kadang tidak jelas ditemukan adanya fraktur pada kasus yang impacted, untuk ini diperlukan pemerikasaan tambahan proyeksi axial. A.6 Hip Hemiarthroplasty Hip hemiarthroplasty merupakan prosedur operasi yang paling sering dilakukan pada kasus - kasus rekonstruksi hip usia dewasa. Pada awalnya indikasi dilakukan hip arthroplasty adalah untuk menghilangkan nyeri pada pasien yang mengalami arthritis pada usia lebih dari 65 tahun, dimana nyeri ini tidak dapat dihilangkan dengan pengobatan konservatif dan indikasi lainnya adalah memperbaiki dari fungsi hip joint (Apley s 9 th, 2010). Setelah banyak operasi hip hemiarthroplasty yang berhasil maka indikasi operasi ini berkembang semakin luas. Penatalaksanaan untuk kasus fraktur intrakapsular saat ini tergantung dari mobilitas pasien sebelum trauma dan permintaan dari pasien. Individu dengan fraktur intrakapsular displace, mobilitas yang rendah, gangguan kognitif, dan rendahnya harapan dari pasien biasanya dilakukan Hemiarthroplasty (Kenzora JE et all, 1984). Namun Hemiarthroplasty sering dihubungkan dengan nyeri, infeksi, loosening dan erosi acetabulum. Oleh karena itu tingkat revisi lebih tinggi dibandingkan dengan Total Hip Arthroplasty. Belum ada 6

4 konsensus yang jelas antara Hemiarthroplasty atau Total Hip Arthroplasty untuk fraktur hip intrakapsular. A.7 Indikasi Hemiarthroplasty : Pasien dengan fraktur collum femur yang memenuhi kriteria: - kondisi umum pasien yang buruk - fraktur patologis - penyakit parkinson's, hemiplegia, defisit neurologis lainnya - usia fisiologis pasien > 70th - osteoporosis berat dengan kehilangan trabekula primer pada head femur - gagal closed reduction; - neglected fraktur collum yang displace - penyakit dasar lainnya (DJD, RA, AVN) A.8 Kontraindikasi: - sepsis - pasien usia muda - internal fiksasi yang gagal - penyakit pada acetabulum A.9 Komplikasi pasca hemiarthroplasty: A.9.1 mortalitas: - Kenzora et. al.melaporkan : 14% mortalitas pada tahun pertama setelah fraktur hip dibandingkan dengan 9% mortalitas pada populasi normal pada usia yang sama - mortalitas setelah hemiarthroplasty adalah 10 sampai 40% 7

5 A.9.2 Fraktur femur: - Hampir sebagian besar terjadi pada saat dilakukan reduksi prosthesa 4.5% (Kenzora JE et all, 1984) - Biasanya non displace dan mengenai greater trokanter - Pada fraktur shaft femur digunakan methyl methacrylate dan long stem prosthesa A.9.3 Dislokasi: - kurang dari 10 % (Carter LW et all, 1995) -biasanya terjadi karena terlalu besar derajat anteversion atau retroversion, posterior capsulectomy, & posisi pasien postoperative flexion atau rotasi dengan adduksi hip yang berlebih A.9.4 post op: sepsis: - lebih sering dijumpai pada posterior surgical approach 2% to 20% ( Muller ME, 1992). - infeksi dapat superficial atau deep A.9.5 loosening dan migrasi: - adanya gambaran zona radiolucent zone disekitar prosthesa - jika secara klinis dan radiologis terbukti maka dipertimbangkan untuk revision THR( Muller ME, 1992). - erosi cenderung terjadi pada pasien yang aktif dengan cemented Thompson hemiarthroplasty A.9.6 pain: - painful hemiarthroplasty - konversi ke THR ( Muller ME, 1992). 8

6 A.10 Post Operatif Rehabilitasi Pertahankan posisi dari hip joint: 15 O abduksi, eksternal rotasi dengan menggunakan bantal yang berbentuk segitiga Pasien diinstruksikan untuk melakukan latihan otot setiap beberapa menit dalam beberapa jam begitu pasien sadar Drain diangkat dalam jam Hari pertama atau hari kedua pasien dapat duduk disamping bed. Sebaiknya dilakukan pemasangan abduction pillow Latihan berjalan sebaiknya dimualai pada hari pertama sebaiknya dengan walker A.11 Rontgen preoperatif Rencana preoperative selalu merupakan bagian integral dari hip arthroplasty. Baik Charnley dan Muller menitikberatkan pada pentingnya rontgen preoperatif dalam menentukan tipe dan ukuran prosthesa yang akan digunakan, agar mendapatkan posisi dan orientasi implan yang benar sehingga tidak terjadi perbedaan panjang kaki dan mengurangi komplikasi intraoperatif (Capello WN, 1986) Sebelum operasi kita evaluasi tentang rontgen hip pasien, dan jika ada indikasi maka kita lakukan pemeriksaan rontgen tulang belakang dan lutut pasien. Diperlukan minimal 2 proyeksi yaitu rontgen pelvis AP yang dapat melihat proximal femur dan rontgen pelvis lateral. Rontgen pelvis ini perlu dievaluasi secara teliti untuk menilai integritas dari acetabulum, agar dapat memperkirakan ukuran implan yang dibutuhkan dan seberapa banyak reaming yang akan dilakukan. CT scan juga dapat bermanfaat pada kasus- kasus yang kompleks. Lebarnya canal medula juga perlu dievaluasi oleh karena mungkin saja sempit terutama pada pasien usia muda, pasien dengan dysplasia dan kerdil. Pada kasus kasus 9

7 seperti ini mungkin saja dibutuhkan komponen femoral dengan straight stem atau stem yang dimodifikasi (Schwartz JT et all, 1989). Pada penyakit Paget, fraktur lama shaft femur dan kelainan kongenital, rontgen lateral proximal femur dapat menunjukan adanya anterior bowing, dimana hal ini dapat mempersulit preparasi canal. Jika terdapat bowing yang berat dan terjadi rotasi maka perlu dilakukan osteotomi femur terlebih dahulu sebelum arthroplasty. Templating secara teliti sebelum operasi akan mengurangi pekerjaan pekerjaan yang tidak perlu selama operasi sehingga dapat mempersingkat lama operasi. Perkiraan ukuran dan orientasi implan yang baik akan mempermudah fitting implan intraoperatif A.12 Landmark anatomis Landmark secara anatomis seharusnya dapat dengan mudah diidentifikasi pada rontgen pelvis AP, bahkan jika sudah tidak jelas lagi oleh karena suatu patologi. Pada regio femur dapat digunakan sebagai landmark yaitu canal medula, trokanter mayor (2) dan minor. Pada pertemuan antara batas superior collum femur dan trokanter mayor disebut sebagai saddle (3). Pada regio acetabulum dapat diidentifikasi acetabular roof dan gambaran teardrop yaitu superposisi antara medial wall acetabulum dengan tip anterior dan posterior horn acetabulum. Gambar. 2.2 Landmark pada rontgen pelvis AP (Sumber: Merrill s Atlas Of Radiographic Positions And Radiologic Procedures. commit Ed to 10, user 2003) 10

8 Untuk mendapatkan rontgen dengan kualitas yang baik pada hip templating, dibutuhkan ekspose dan orientasi yang baik dalam proses pengambilan rontgen. Walaupun hal ini sepertinya mudah namun dalam prakteknya sulit. Kami biasanya memfokuskan beam rontgen pada pubis untuk hip templating, dengan proyeksi ini dapat terlihat femur 1/3 proksimal. Untuk mengevaluasi leg length discrepancies dan pelvic tilting pada bidang frontal dan sagital foto rontgen pelvis AP diambil pada posisi berdiri dengan jarak kedua spina iliaca sama terhadap film. A.13 Mekanisme terjadinya Sinar-X A.13.1 Potensial listrik pada tabung Aspek-aspek kuantitatif dari energi potensial listrik dapat diselidiki dengan menggunakan alat bantu seperti tersaji pada Gambar 2.3 Gambar 2.3. Diagram potensial listrik (Sumber: Reitz, Milford and Christy, Foundations of Electromagnetic Theory, 4th Edition, 1993) 11

9 Keterangan gambar: Diagram yang menggambarkan usaha yang dilakukan untuk menggerakkan suatu muatan antara dua titik dengan potensial yang berbeda dalam medan listrik. Muatan + Q menimbulkan medan listrik yang tersebar ke semua arah dengan sama rata, sedangkan muatan + q diperlukan untuk menyelidiki medan listrik yang ditimbulkan oleh Q. Jika muatan q berada pada titik a, dan berjarak ra dari Q, maka muatan tersebut akan memiliki sejumlah energi potensial yang tergantung pada besarnya Q, q dan ra. Jika muatan q harus dipindahkan ke titik b, yang semakin dekat. terhadap titik Q maka harus dilakukan usaha untuk menggerakkan muatan dari titik a ke titik b karena adanya gaya tolak antara kedua muatan tersebut. Besamya usaha yang harus dilakukan untuk menggerakkan muatan q dari titik a ke titik b adalah : W= Fr (2.1) dengan: W = usaha (joule) F = gaya (newton) - r = jarak yang ditempuh (meter) F merupakan gaya luar yang dibutuhkan untuk melawan gaya Coulomb : F = k Qq/r 2 (2.2) dengan: k = konstanta listrik di ruang hampa = 9 x 10 9 N m 2 C " 2 Q dan q = besar muatan di titik a dan b (coulomb) r = jarak antara muatan (meter) Gaya tidak selalu konstan, tetapi berubah secara berkebalikan dengan kuadrat jarak antara muatan-muatan. Besarnya gaya akan meningkat commit to secara user cepat jika muatan q mendekati Q. 12

10 Pengeluaran energi total atau naiknya energi potensia! dari muatan q merupakan jumlah dari semua penambahan usaha yang sangat kecil. Pertambahan energi yang sangat kecil dinyatakan dengan ( Bushong, 2009 ): dw = - F. dr (2.3) dengan: dw = pertambahan energi yang kecil ~ = tanda minus karena bertambahnya energi potensial diakibatkan oleh berkurangnya jarak antara kedua muatan. F = gaya Coulomb (newton) dr = vektor perubahan posisi Jika nilai F dari persamaan (2.2) dimasukkan ke dalam persamaan (2.3) maka didapatkan: Integrasi persamaan (2.5) memberikan 4,19 : (2.4) (2.6) dengan: W = energi (jouie) r», ^ = jarak a dan b (meter) Q, q = muatan (coulomb) k = konstanta listrik di ruang hampa = 9 x 10 9 Nm 2 C -2 13

11 Potensial listiik di titik manapun yang disebabkan oleh medan listrik dari suatu titik Q didefinisikan sebagai energi potensial yang akan dimiliki oleh suatu medan positif +q jika muatan tersebut dibawa dari titik yang berjarak tak berhingga dari Q ke titik yang sedang dibicarakan. Potensial listrik pada titik b pada Gambar 1 dapat dihitung dari persamaan (2.5) dengan memasang jarak r a sama dengan tak berhingga, sehingga potensial pada titik b, V b didefinisikan sebagai energi potensial per satuan muatan positif yaitu ; (2.7) dengan : Vb = potensial listrik di titik b (volt) W = energi potensial (joule) q = muatan (coulomb) Arus dan tegangan listrik pada tabung Arus listrik I didefinisikan sebagai laju pengangkutan muatan melalui permukaan tertentu dari sistem hantar. Kuat arus dirumuskan (Reitz, 1993 ) : (2.8) dengan: I = arus (ampere) q = muatan (coulomb) t =waktu(detik) Di dalam konduktor padat sebagai pembawa muatan adalah elektron bebas dan di dalam konduktor cair atau elektrolit pembawa muatannya adalah ion. Elektron bebas dan ion dalam konduktor bergerak karena pengaruh medan listrik dengan rapat arus: j = I/A 14

12 dengan: j =rapat arus (A/m 2 ) A = Iuas penampang konduktor (meter 2 ) I = arus tabung (ampere) Jika rapat arus sebanding dengan medan listrik yang menimbulkannya maka (Reitz, 1993 ): (2.10) dengan: j = rapat arus (A/m 2 ) σ= konduktifitas listrik (siemens / meter) E = medan listrik Di dalam logam yang berarus listrik, pembawa muatan bergerak dan bertumbukan dengan atom-atom logam. Akibat dari tumbukan pembawa muatan kehilangan sejumlah energinya sehingga bergerak dengan kecepatan tetap dan atom-atom logam makin cepat sehingga menimbulkan panas. Bila sejumlah muatan dq bergerak di bawah pengaruh beda potensial V, muatan ini harus mendapatkan tambahan energi sebesar: du = V dq (2.11) dengan: du = tambahan energi dq = pertambahan muatan (coulomb) V = tegangan (volt) Karena arus I tetap, maka kecepatan tetap dan energi kinetik pun tidak berubah. Energi ini hilang sebagai panas dan diterima logam dengan daya disipasi: 15

13 dengan: P = daya (watt) I = arus (ampere) V = tegangan (volt) Karena beda potensial V = IR maka persarnaan (2.12) menjadi : P = I 2 R (2.13) Persamaan (2.13) menyatakan daya yang hilang atau daya disipasi pada konduktor dengan hambatan R bila dialiri arus listrik l Kalor disipasi dalam waktu dt adalah : dq = I 2 R dt (2.14) dengan: dq = kalor yang terdisipasi (joule) I = aras (ampere) R = hambatan (ohm) dt = waktu (detik j A.14 Pembangkitan sinar-x Sinar-X dihasilkan jika filamen (katoda) dalam tabung rontgen dipanaskan dengan arus listrik sampai lebih 2000 C sehingga terjadi awan-awan elektron di sekitamya yang disertai emisi termionik. Bila antara anoda dan katoda diberi beda potensial yang tinggi, maka elektron-elektron itu akan bergerak dengan kecepatan tinggi dari katoda melalui ruang hampa menuju anoda. Elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi itu menumbuk target sehingga tenaga gerak elektron akan berubah menjadi sinar-x (lebih kurang 1%) dan selebihnya berubah menjadi panas ( Meredith, 1977). Tabung sinar-x dibuat dalam keadaan hampa, dengan tujuan untuk menghindari gesekan molekul udara dan elektron katoda yang 16

14 terpancar. Sehingga elektron yang terpancar akan melaju tanpa hambatan sehingga tidak ada energi yang hilang aelama perjalanannya dari katoda ke anoda. Elektron yang diberi tegangan sangat tinggi akan meradiasikan gelombang elektromagnetik dan elektron yang bergerak cepat dan tiba-tiba dihentikan oleh target akan mengalami suatu perubahan kecepatan. Radiasi yang ditimbulkan dalam keadaan demikian disebut "Bremsstrahlung" atau radiasi pengereman ( Bushong, 2009 ). Peristiwa "Bremsstrahlung" yang menghasilkan sinar-x ini disajikan pada Gambar 2.2 Gambar 2.4. Sinar-X Bremsstrahlung hasil interaksi antara proyektil elektron dengan inti atom. Bushong, Stewart, Radiologic Science for Technologists, 9th ed Untuk menafsirkan bahaya Bremsstrahlung dapat dipergunakan perumusan sebagai berikut : f = 3,5x10-4 ZE (2.15) dengan : f = fraksi energi beta yang menyertai yang diubah rnenjadi foton Z = nomor atom penguap ; E = energi maksimum partikel beta, MeV 17

15 A.15 Karakteristik Sinar-X Sinar-X yang dihasilkan dari focal spot dengan panjang gelombang yang berbeda akan memancar secara divergen ke segala arah. Pada saat sebagian dari radiasi ini mengenai suatu materi akan menyebabkan ionisasi dengan materi tersebut. Ionisasi adalah pembentukan sepasang ion yaitu ion positif dan ion negatif. Kemampuan sinar-x untuk menimbulkan ionisasi inilah yang dimanfaatkan daiam radio diagnostik khususnya pada radiografi ( Meredith, 1977). A.16 Variabel Geometri yang Mempengaruhi Kualitas Gambar Rontgen Variabel geometri yang mempenganihi kualitas Gambar Rontgen dapat menimbulkan : 1. Magnifikasi. 2. Distorsi. A.16.1 Distorsi Distorsi adalah perubahan bentuk bayangan dari obyek yang disebabkan karena perbedaan letak atau posisi dari obyek, focal spot dan film. Distorsi dapat terjadi pada perubalian posisi focal spot, yang dapat dilihat pada Gambar 2.5 Gambar 2.5. Perubahan bentuk bayangan tergantung pada posis focal spot. Meredith dan Massey,

16 Keterangan gambar: Fi = posisi focal spot 1 F2 = posisi focal spot 2 K = obyek (bola) Si.Sz = bayangan A B = permukaan iilm Pada obyek padat, setiap bagian mendapat perbesaran yang berlainan, tergantung pada jarak obyek ke film sehingga bentuk keseluruhan akan berubah. Proses ini disajikan pada Gambar 2.6. Gambar 2.6. Perubahan bentuk bayangan karena letak lateralnya Meredith dan Massey, 1997 Keterangan gambar: ab = cd = ef AB < CD < EF Distorsi dari bentuk dan posisi dapat dibuat sekecil mungkin dengan pemakaian jarak focal spot film yang besar dan jarak obyek - film yang kecil dan berkas sinar-x yang tegak hinis film ditunjukkan pada bagian yang akan diperiksa Distorsi dapat terjadi pada penempatan obyek yang tidak sejajar dengan film. Bentuk dan ukuran bayangan tergantung dari sudut 8 dari obyek terhadap film. 19

17 B. Magnifikasi Magnifikasi merupakan gambar yang dihasilkan oleh sinar rontgen pada film dan selalu sedikit lebih besar dari gambar aslinya, dan efek ini disebut sebagai magnifikasi (Battiato, 2007). Faktor magnifikasi adalah derajat pembesaran yang dapat dihitung dengan: M = SID / SOD Dimana M adalah faktor magnifikasi Gambar 2.7. Faktor magnifikasi. Principles of Radiographic Imaging: An Art and A Science, 5th ed, 2013 Faktor magnifikasi dapat digunakan untuk memperkirakan ukuran sebenarnya dari sebuah benda yang diproyeksikan sinar rontgen dengan menggunakan rumus: O = I / M Dimana O = ukuran dari objek I = ukuran gambar M = Faktor magnifikasi Dari rumus diatas didapatkan O = I / (SID/SOD) 20

18 Pada foto rontgen polos magnifikasi bergantung pada jarak antara pasien dengan film, dan jarak antara pasien dengan fokus sinar rontgen. Pembesaran minimum dihasilkan jika film diletakkan dekat dengan pasien dan jarak pasien dengan fokus tube sinar rontgen jauh (Battiato, 2007). Magnifikasi pada rontgen pelvis AP adalah bervariasi. Untuk meningkatkan akurasi template, diperlukan metode yang praktis dan sederhana. Suatu benda yang sudah diketahui ukurannya diletakkan pada film sehingga dapat ditentukan besarnya magnifikasi. Uang koin 10 cent dengan diameter 24.50mm dengan toleransi ± 0.125mm dan ketebalan 1.85 mm, digunakan untuk mengetahui besarnya magnifikasi, koin ini diletakkan pada plate film. Semakin jauh jarak antara sumber dengan plate film maka magnifikasi yang terjadi semakin kecil tetapi magnifikasi akan semakin besar jika jarak antara objek dengan plate film semakin jauh. Faktor yang mempengaruhi jarak pada rontgen hip adalah besarnya ukuran tubuh pasien dan rotasi dari pelvis. Gambar skematis dapat dilihat pada Gambar 2.8, besarnya magnifikasi pada koin akan sesuai dengan besarnya magnifikasi pada femur. Besarnya magnifikasi akan bertambah 2x lipat dari 10 % menjadi 20% jika jarak antara femur ke plate film bertambah dari 90mm menjadi 170mm. Gambar 2.8. Kalkulasi faktor magnifikasi.j Bone Joint Surg [Br] 2002;84-B:

19 Metode Conn dengan meletakkan suatu objek yang sudah diketahui ukurannya disamping paha pasien pada level femur telah banyak digunakan pada berbagai studi dan diakui sebagai salah satu metode yang akurat. Tetapi dalam prakteknya, metode ini kurang familier dan sulit bagi radiografer dan kurang disukai oleh pasien. Kami memodifikasi metode ini dengan cara melakukan rontgen pelvis AP preoperatif dan mengatur jarak sumber dengan plate film konstan 100cm, kemudian menghitung perbedaan antara ukuran head femur pada rontgen preoperatif dan ukuran sebenarnya pada intraoperatif. Sebanyak 47 pasien yang dilakukan operasi menjalani hemiarthroplasty dari pinggul atau penggantian panggul total yang terdaftar dalam penelitian ini. Keakuratan metode pengukuran ini dinilai dengan membandingkan diameter sebenarnya dari kepala prosthesis dengan diameter pada foto rontgen preoperatif. Gambar 2.9. Variasi faktor magnifikasi berdasarkan height of hip joint. Journal of Digital Imaging, Vol 20, No 4 December,

20 Gambar Variasi faktor magnifikasi berdasarkan bentuk objek. Journal of Digital Imaging, Vol 20, No 4 December, C. Kerangka Konsep Teori 23

21 D. Hipotesis 1. Terdapat perbedaan perkiraan besar magnifikasi diameter head femur pada rontgen pelvis AP hip hemiarthroplasty di RS Ortopedi Prof Soeharso Surakarta. 24

Wan Rita Mardhiya, S. Ked

Wan Rita Mardhiya, S. Ked Author : Wan Rita Mardhiya, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr PENDAHULUAN Fraktur femur mempunyai pengaruh sosial ekonomi

Lebih terperinci

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment Dislokasi Hips Posterior Mekanisme trauma Caput femur dipaksa keluar ke belakang acetabulum melalui suatu trauma yang dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi panggul dalam posisi fleksi atau semifleksi.

Lebih terperinci

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Rangkuman Listrik Statis

Rangkuman Listrik Statis Nama : Adinda Dwi Putri Kelas : XII MIA 2 Rangkuman Listrik Statis (Hukum Coulomb, Medan Listrik dan Potensial Listrik) Hukum Coulomb Pada tahun 1785, seorang ahli fisika Prancis bernama Charles Augustin

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur femur proksimal atau secara umum disebut fraktur hip

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur femur proksimal atau secara umum disebut fraktur hip 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fraktur femur proksimal atau secara umum disebut fraktur hip diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatominya. Fraktur neck femur dan intertrokanter femur memiliki

Lebih terperinci

DISLOKASI SENDI PANGGUL

DISLOKASI SENDI PANGGUL DISLOKASI SENDI PANGGUL Pembimbing: Prof. dr. H. Hafas Hanafiah, Sp.B, Sp.OT(K), FICS Oleh: Leni Agnes Siagian (070100153) Rahila (070100129) Hilda Destuty (070100039) ILMU BEDAH ORTOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) ARUS LISTRIK Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) Konduktor terisolasi Elektron-elektron tersebut tidak mempunyai

Lebih terperinci

Tujuan. Untuk memahami: 1. Energi Potensial Listrik 2. Potensial Listrik 3. Permukaan Ekuipotensial 4. Tabung Sinar Katoda

Tujuan. Untuk memahami: 1. Energi Potensial Listrik 2. Potensial Listrik 3. Permukaan Ekuipotensial 4. Tabung Sinar Katoda Potensial Listrik Tujuan Untuk memahami: 1. Energi Potensial Listrik 2. Potensial Listrik 3. Permukaan Ekuipotensial 4. Tabung Sinar Katoda Gaya Konservatif Kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif memiliki

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat,

BAB I PENDAHULUAN. patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur adalah patahan tulang merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan umumnya disebabkan oleh tulang patah dapat berupa trauma

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I

DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I DDH (Developmental Displacement of the Hip)-I DDH juga diistilahkan sebagai Developmental Displasia of the hip. Dahulu, lebih populer dengan nama CDH (Congenital Dislocation of the Hip) atau yang dalam

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2007 1. Suatu segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat yang berbeda panjang 0,42 cm, lebar 0,5 cm. Maka luas segi empat tersebut dengan penulisan angka penting 2. adalah... A. 0,41 B. 0,21 C. 0,20

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2

Latihan Soal UN Fisika SMA. 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 C. ML-1T-2 D. ML2 T-2 E. ML-2T-2 Latihan Soal UN Fisika SMA 1. Dimensi energi potensial adalah... A. MLT-1 B. MLT-2 ML-1T-2 ML2 T-2 ML-2T-2 2. Apabila tiap skala pada gambar di bawah ini = 2 N, maka resultan kedua gaya tersebut adalah...

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan 1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan setiap benda akan memancarkan cahaya bila dipanaskan, contoh besi yang dipanaskan warna yang terpancar tidak bergantung pada jenis bahan atau warna asalnya, melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berjalan merupakan sebuah aktifitas berpindah atau bergerak untuk menempuh suatu jarak. Aktifitas ini dilakukan setiap harinya untuk membantu setiap manusia dalam melakukan

Lebih terperinci

2 A (C) - (D) - (E) -

2 A (C) - (D) - (E) - 01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja

Lebih terperinci

Ulangan Harian 1 : Elektrostatis 1

Ulangan Harian 1 : Elektrostatis 1 1 1. B S : jika sebatang kaca yang digosokkan pada kain sutra, kemudian didekatkan pada potongan styrofoam, maka styrofoam akan bergerak mendekati batang kaca. Kain Sutera bermuatan bermuatan negatif karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri

Lebih terperinci

RINGKASAN DAN LATIHAN - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S

RINGKASAN DAN LATIHAN - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S RINGKASAN DAN LATIHAN Listrik Statis - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S Hukum Coulomb ------------------------------- 1 Listrik Statis Medan Listrik Medan Listrik oleh titik bermuatan Fluk Listrik dan

Lebih terperinci

D. 12 N E. 18 N. D. pa = (M B /M A ). pb E.

D. 12 N E. 18 N. D. pa = (M B /M A ). pb E. 1. Sebuah bola bermassa 0,2 kg diikat dengan tali sepanjang 0,5 m kemudian diputar sehingga melakukan gerak melingkar benturan dalam bidang vertikal. Jika pada saat mencapai titik terendah laju bola adalah

Lebih terperinci

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN. Oleh : NANANG SURIANSYAH

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN. Oleh : NANANG SURIANSYAH STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Oleh : NANANG SURIANSYAH ABSTRACT It has been analysed that the influence of the ratio

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XIV ARUS BOLAK BALIK Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative BB II L I S T I K. ELEKTOSTTIK. Muatan () F Materi Molekul tom Muatan ada 3 :. Proton : muatan positif Benda bermuatan ada 3 :. Benda bermuatan positif 2. Benda bermuatan negatif 3. Benda bermuatan netral

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang diiringi dengan kemajuan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO SPOTORNO TERHADAP AKURASI PEMASANGAN STEM HEMIARTHROPLASTY MONOPOLAR AUSTIN MOORE PROSTHESIS

PENGARUH RASIO SPOTORNO TERHADAP AKURASI PEMASANGAN STEM HEMIARTHROPLASTY MONOPOLAR AUSTIN MOORE PROSTHESIS Tugas Akhir PENGARUH RASIO SPOTORNO TERHADAP AKURASI PEMASANGAN STEM HEMIARTHROPLASTY MONOPOLAR AUSTIN MOORE PROSTHESIS PADA PASIEN GERIATRI DENGAN FRAKTUR COLLUM FEMUR Oleh : Mustoqin S 931007003 Pembimbing:

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : MATEMATIKA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai...

1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai... 1. Di bawah ini adalah pengukuran panjang benda dengan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran ini sebaiknya dilaporkan sebagai... A. (0, ± 0,01) cm B. (0, ± 0,01) cm. (0,5 ± 0,005) cm D. (0,0 ± 0,005)

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4

POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4 POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4 Gravitasi: Gaya dan Usaha Gaya gravitasi yang bekerja pada m oleh M: Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi untuk memindahkan m dari A ke B: INTEGRAL LINTASAN 2 Usaha oleh

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 2008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Name: UNSMAIPA2008FISP67 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,85

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 EBTA-SMK-05-01 Bahan dimana satu arah berfungsi sebagai konduktor dan pada arah yang lain berfungsi sebagai isolator A. konduktor B. isolator C. semi

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Peluru ditembakkan condong ke atas dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2011 Fisika

UN SMA IPA 2011 Fisika UN SMA IPA 2011 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2011FIS999 Doc. Version : 2012-12 halaman 1 1. Sebuah benda bergerak dengan lintasan seperti grafik berikut : Perpindahan yang dialami benda sebesar.

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter minimum dari pengukuran benda di atas A. 5,685 cm B. 5,690 cm C. 5,695 cm D. 5,699 cm E. 5,700 cm 2. Sebuah partikel

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Hip fracture (Carter, 2007)

Gambar 1.1 Hip fracture (Carter, 2007) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur tulang panggul yang dijelaskan pada Gambar 1.1 adalah suatu terminologi yang digunakan untuk menggambarkan fraktur tulang paha pada daerah pangkal proksimal

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2009 Fisika

UN SMA IPA 2009 Fisika UN SMA IPA 009 isika Kode Soal P88 Doc. Version : 0-06 halaman 0. itria melakukan perjalanan napak tilas dimulai dari titik A ke titik B : 600 m arah utara; ke titik C 400 m arah barat; ke titik D 00 m

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe.

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe. BAB FISIKA ATOM Contoh 9. Hitungan mengenai percobaan Milikan. Sebuah tetes minyak yang beratnya,9-4 N diam di antara pasangan keping sejajar yang kuat medan listriknya 4, 4 N/C. a) Berapa besar muatan

Lebih terperinci

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka :

D. 75 cm. E. 87 cm. * Pipa organa terbuka : 1. Pada suatu hari ketika laju rambat bunyi sebesar 345 m/s, frekuensi dasar suatu pipa organa yang tertutup salah satu ujungnya adalah 220 Hz. Jika nada atas kedua pipa organa tertutup ini panjang gelombangnya

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Feni Fitriyani 1, Suharyana 1, Muhtarom 2

Lebih terperinci

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Bandingkan... vs vs vs vs

Bandingkan... vs vs vs vs Bandingkan... vs vs vs vs Hal yang menarik... Sejak kapan perangkat elektronik tersebut ditemukan? Bagaimana perangkat elektronik tersebut bekerja? Apa yang menjadi kesamaan dari semua perangkat elektronik

Lebih terperinci

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY PNGARUH RADIASI HAMBUR TRHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KTBALAN OBYK DAN LUAS LAPANGAN PNYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY KONSNTRASI FISIKA MDIK, JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATMATIKA DAN ILMU PNGTAHUAN

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai Soal No. 1 Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2006

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2006 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Kelistrikan 8/14/2007 Pendahuluan Pengetahuan kelistrikan sudah diamati pada zaman yunani kuno (700 SM). Dimulai dengan pengamatan bahwa batu amber (fosil( fosil) ketika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur merupakan terpisahnya kontinuitas tulang yang terjadi karena tekanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur merupakan terpisahnya kontinuitas tulang yang terjadi karena tekanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraktur merupakan terpisahnya kontinuitas tulang yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. Berdasarkan data Depkes RI pada tahun 2011 sebanyak 45.987

Lebih terperinci

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.

BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD. BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET Hani Nurbiantoro Santosa, PhD hanisantosa@gmail.com 2 BAB 1 PENDAHULUAN Atom, Interaksi Fundamental, Syarat Matematika, Syarat Fisika, Muatan Listrik, Gaya Listrik, Pengertian

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak. LISTRIK STATIS Kata listrik berasal dari kata Yunani elektron yang berarti ambar. Ambar adalah suatu damar pohon yang telah membatu, dan jika digosok dengan kain wol akan diperoleh sifat yang dapat menarik

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi: DEFINISI Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang,

Lebih terperinci

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TP 2008/2009

UJIAN NASIONAL TP 2008/2009 UJIN NSIONL TP 2008/2009 1. aim mengukur diameter sebuah koin dengan menggunakan jangka sorong seperti pada gambar. esar diameter koin adalah. 1 2 a. 2,10 cm b. 1,74 cm c. 1,70 cm d. 1,25 cm e. 1,20 cm

Lebih terperinci

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y

A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D Penyelesaian : D. 2 E. 1. Di titik 2 terjadi keseimbangan intriksi magnetik karena : B x = B y 1. x dan y adalah dua kawat yang dialiri arus sama, dengan arah menuju pembaca. Supaya tidak dipengaruhi oleh medan magnetik, sebuah kompas harus diletakkan di titik... A. 5 B. 4 C. 3 Kunci : D D. 2 E.

Lebih terperinci

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis IV. Arus Listrik Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis listrik alam kilat Pada tahun 1800: Alessandro Volta menemukan baterai listrik

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik

Lebih terperinci

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna)

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna) LSTK US SEH (Oleh : Sumarna) angkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian listrik dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu. esaranbesaran utama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi.

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. PENDAHULUAN Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Demokritus (460-370-S.M) Bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi disebut: ATOM Konsep atom yang dikemukakan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan fisika radiasi sebagai dasar dalam diagnosa Roentgenografi. POKOK BAHASAN : Fisika radiasi Sub pokok bahasan : 1. Konsep dasar sinar

Lebih terperinci

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM

FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-14 CAKUPAN MATERI 1. TEORI RELATIVITAS KHUSUS. EFEK FOTOLISTRIK 3. GELOMBANG DE BROGLIE 4. ATOM HIDROGEN 5. DIAGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Observational Analitik, dengan tinjauan Cross Sectional 3.. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Orthopedi

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cedera merupakan kerusakan fisik pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kekuatan yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga sebelumnya (WHO, 2004).

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN Paket C 2011 Program IP Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Pembacaan jangka sorong berikut ini (bukan dalam skala sesungguhnya) serta banyaknya angka penting adalah. 10 cm 11 () 10,22

Lebih terperinci

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I CTEV merupakan kelainan pada kaki, dimana kaki belakang equinus (mengarah ke bawah), varus (mengarah ke dalam/ medial), dan kaki depan adduktus (mendekati

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1. Pendahuluan BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.

Lebih terperinci

X. LISTRIK STATIS. X.1 Hukum Coulomb

X. LISTRIK STATIS. X.1 Hukum Coulomb X. LISTRIK STATIS X.1 Hukum Coulomb Tinjaulah interaksi antara dua benda bermuatan yang dimensi geometrinya dapat diabaikan terhadap jarak antar keduanya. Maka dalam pendekatan yang cukup baik dapat dianggap

Lebih terperinci