ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG 1.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG) Purnama Sigid L2F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG 1.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG) Purnama Sigid L2F"

Transkripsi

1 ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG) Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik oleh Purnama Sigid L2F JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009

2 HALAMAN PENGESAHAN Laporan Tugas Akhir dengan judul ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG) yang disusun oleh Nama : Purnama Sigid NIM : L2F Telah disetujui dan disahkan untuk dijadikan laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program Strata Satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Menyetujui dan mengesahkan Pembimbing I Pembimbing II Ir. Tejo Sukmadi, MT Karnoto, ST MT NIP NIP Tanggal: Tanggal: Mengetahui a.n. Dekan Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Ir. Sudjadi, MT NIP Tanggal:

3 Tugas Akhir ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG) Yang dipersiapkan dan disusun oleh Purnama Sigid L2F telah dipertahankan di depan para Dosen Penguji pada tanggal dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dosen Penguji Tanda tangan Ketua /Anggota : Dr. Ir. Hermawan, DEA... Tanggal:... Sekretaris/Anggota : Ir. Agung Nugroho... Tanggal:... Anggota : Susatyo Handoko, ST. MT... Tanggal:...

4 ABSTRAK Transformator Tenaga didesain dengan suhu sekitar 20 0 C tetapi beroperasi pada suhu lingkungan 30 0 C di Indonesia, maka trafo tersebut harus disesuaikan pembebanannya Semakin tinggi suhu setempat semakin pendek operasional dan semakin besar susut umur dari transformator tenaga tersebut. Susut umur transformator dipengaruhi oleh isolasi belitan trafo dan minyak trafo tersebut. Salah satu kerusakan atau kegagalan isolasi dari minyak trafo diakibatkan dari perubahan suhu atau suhu sekitar pada transformator tenaga terendam minyak tersebut. Pemanasan pada belitan trafo dapat mengkibatkan isolasi menjadi rusak dan kenaikan temperatur minyak akan mengubah sifat serta komposisi minyak trafo. Apabila perubahan-perubahan tersebut dibiarkan akan mengakibatkan nilai isolasi dari minyak menurun. Pada tugas akhir ini meneliti pengaruh pembebanan tranformator tenaga dan pengaruh suhu lingkungan terhadap susut umur dilihat dari penurunan isolasi belitan transformator serta menganalisis susut umur trafo tenaga GTG. 3 PLGU Tambak Lorok Semarang dengan mengacu pada pada standar IEC 354 tahun 972 Hasil penelitian diperoleh pembebanan tranformator tenaga 80% mengakibatkan susut umur minimal (sebesar 24%). Dengan transformator standar IEC 354 suhu lingkungan 20 0 C menghasilkan susut trafo minimal 00% pada beban 00%. Berdasar data pembebanan tahun 2008 susut umur trafo tenaga GTG. 3 PLGU Tambak Lorok Semarang dengan pembebanan maksimum tanggal 6 September menghasilkan susut umur 5,69%. Kata kunci : transformator, temperatur lingkungan, susut umur.

5 ABSTRACT Operating temperature of potential transformers design is 20 0 C. However it is not applicable in Indonesia with temperature 30 0 C. Because of that, the load of the transformer need to be adjusted. Operating lifetime will become shorter and loss of life will become greater at higher temperature. Loss of life of the transformer depends on winding isolation and transformer oil. Overheating in transformer winding can damage the isolation and increase oil temperature resulting in degradation of the oil. If the changes occur in a long period, it can decrease the isolation value of the oil. The final project observes the correlation between load of transformer and ambient temperature to the loss of life viewed from deterioration transformer winding insulation and analyze GTG.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang Transformer loss of life refer to972 IEC 354 standard. According the result, 80% of transformer load is caused minimum 24% loss of life. With IEC 354 standards transfomer and 20 0 C ambient temperature resulting in minimum 00% loss of life on 00% load. According to 2008s load data, with maximum load of GTG.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang Transformer loss of life is 5.69%. Key word : transformer, ambient temperature, loss of life.

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala rahmat serta karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG) guna melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program Strata Satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan yang sangat berarti, baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :. Bapak Ir. Sudjadi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro UNDIP, 2. Bapak Ir. Tejo Sukmadi, MT selaku Pembimbing I Tugas Akhir yang telah membimbing dan memberikan petunjuk dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, 3. Bapak Karnoto, ST MT selaku pembimbing II Tugas Akhir yang telah menuntun dan mengarahkan penulis dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, 4. R. Rizal Isnanto, ST MM MT selaku dosen wali 2006 yang memberikan nasehat untuk selalu disiplin, jujur dan kerja keras dalam hidup, 5. Seluruh Dosen dan Pegawai Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro. 6. Bapak, Ibu, Adik tercinta yang telah membesarkan dan selalu memberi doa restu kepada penulis sekaligus menjadi inspirasi bagi penulis, 7. Seluruh mahasiswa Teknik Elektro UNDIP khusunya teman-teman Power Ekstensi angkatan 2006 atas dukungan dan doanya kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, 8. Seluruh pihak yang mungkin terlupakan dan tidak mungkin disebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis.

7 Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan pembaca dan semua pihak yang dapat memanfaatkan Laporan Tugas Akhir ini, khususnya untuk rekan-rekan Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Semarang, Agustus 2008 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Tujuan Pembatasan Masalah Metode Penelitian Sistematika Penulisan... 3 BAB II DASAR TEORI 2.. Pengertian Transformator Transformator daya Bagian Utama Inti Besi Kumparan Transformator Regulasi Tegangan Minyak Transformator Bushing Tangki Konservator... 2

9 2.4. Peralatan Bantu Pendingin Perubah Tap (Tap Changer) Alat Pernafasan (Silicagel) Indilator Peralatan Proteksi Rele Bucholz Pengaman Tekanan Lebih (Explosive Membrane) Rele Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay) Rele Pengaman Tangki Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator Pemadam Kebakaran Rele Diferensial (Differential Relay) Rele Arus Lebih (Over Current Relay) Rele Hubung Tanah (Ground Fault Relay) Rele Thermis (Thermal Relay) Arrester Prinsip Kerja Hukum Induksi Dasar Teori Transformator Rangkaian Pengganti Rugi-Rugi pada Trafo BAB III PERKIRAAN UMUR TRANSFORMATOR TENAGA AKIBAT PEMANASAN 3.. Kenaikan Beban Kenaikan Suhu Penuaaan Isolasi Penentuan Kenaikkan Temperatur Pengasumsian Dengan Diagram Thermal Kondisi Untuk Nilai Daya Tertentu... 35

10 Sirkulasi Minyak Alami Sirkulasi Minyak Paksaan Kondisi Untuk Beban Stabil Kenaikkan Temperatur Top Oil Kenaikkan Temperatur Hot Spot Kondisi Untuk Beban Yang Berubah-ubah Kenaikkan Temperatur Top Oil Kenaikkan Temperatur Hot Spot Penuaan Isolasi Belitan Trafo Hukum deterioration Nilai Relatif Dari Umur Pemakaian Persamaan diagram kerugian umur dalam periode 24 jam Operasional pada temperatur konstan Durasi operasional yang masih diijinkan pada c... 4 BAB IV ANALISIS PENGARUH KENAIKAN BEBAN PADA TRAFO TENAGA 4.. Data Masukan Pembebanan Transformator Dengan Beban Konstan Perhitungan-Perhitungan Pengaruh Suhu Sekitar Menentukan Perkiraan Umur Analisa Real Dengan Data Yang Ada Perhitungan-Perhitungan Menentukan Perkiraan Umur Pembahasan Pembebanan Optimum Analisa Optimum... 68

11 BAB V PENUTUP 5.. Kesimpulan Saran... 7 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2. Konstruksi dari transformator... 6 Gambar 2.2 Bagan rangkaian transformator... 6 Gambar 2.3 Konstruksi transformator daya... 8 Gambar 2.4 Sistim pengaman kebakaran... 9 Gambar 2.5a Arus magnetisasi secara grafis tanpa memperhitungkan rugi-rugi besi Gambar 2.5b Arus magnetisasi secara grafis dengan memperhitungkan rugi-rugi besi Gambar 2.6a Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi itu menjadi magnet Gambar 2.6b Suatu lilitan mengelilingi magnet maka akan timbul gaya gerak listrik (GGL) Gambar 2.7 Prinsip dasar dari transformator Gambar 2.8 Rangkaian pengganti trafo Gambar 2.0 Rangkaian pengganti trafo dilihat dari sisi primer Gambar 3. Rangkaian transformator Gambar 3.2 Potongan melintang transformator terendam minyak Gambar 3.3 Diagram thermal Gambar 3.4 Garis umur... 4 Gambar 4. Grafik hubungan antara susut umur dengan umur transformator Gambar 4.2 Grafik hubungan antara load faktor ( K ) dengan temperatur hot spot... 64

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2. Macam-macam sistem pendingin... 4 Tabel 3. Nilai relatif dari umur pemakaian Tabel 3.2 Durasi operasional yang masih diijinkan Tabel 4. Pembebanan pltgu tambak lorok semarang blok i tanggal 6 september Tabel 4.2 Tabel variasi beban Tabel 4.3 Temperatur maksimal harian tahun Tabel 4.4 Tabel pengaruh suhu ambient Tabel 4.5 Umur transformator dari berbagai macam pembebanan Tabel 4.6 Perhitungan-perhitungan untuk jenis pendinginan ONAN... 6 Tabel 4.7 Perhitungan-perhitungan untuk jenis pendinginan ONAN OFAF62 Tabel 4.8 Hubungan antara load faktor (K) dengan temperatur hot spot... 64

14 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Di masa sekarang kebutuhan listrik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan kualitas dan keandalan energi listrik yang dihasilkan. Kualitas dari suatu energi listrik dapat dilihat dari segi ekonomis dan teknis. Hal yang menyangkut kualitas energi listrik dari segi teknis yaitu tegangan, frekuensi dan keandalan. Tegangan dan frekuensi yang dihasilkan oleh pembangkit mempunyai besaran yang sesuai dengan nilai yang ditentukan. Apabila nilai dari tegangan dan frekuensi tersebut diluar dari nilai yang ditentukan maka dikatakan kualitas dari tegangan dan frekuensi tersebut tidak baik. Sedangkan keandalan suatu sistem tenaga listrik sangat erat hubungannya dengan ketersediaan, yaitu jumlah waktu sistem bekerja sesuai dengan fungsinya [8], sehingga gangguan yang terjadi pada sistem akan mengakibatkan turunnya kesinambungan dalam penyaluran energi. Sistem tenaga listrik merupakan sarana untuk meyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit listrik sampai pada konsumen. Sistem tenaga listrik terdiri dari tiga kelompok yaitu: a. Pembangkit b. Saluran transmisi c. Saluran distribusi Salah satu peralatan yang sangat penting dalam penyaluaran tenaga listrik yaitu trafo tenaga. Fungsi transformator tenaga ini adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan) [9]. Oleh karena itu transformator merupakan peralatan yang sangat penting maka diusahakan agar peralatan ini berusia panjang dan dapat lebih lama dipergunakan.

15 Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya berkurangnya umur transformator antara lain yaitu: pengaruh dari suhu sekitar ( ambient temperatur ), suhu minyak trafo, pola pembebanan, kualitas bahan transformator, kualitas minyak, cuaca, kadar oksigen, kelembapan udara dan pengelolaan terhadap transformator tersebut. Untuk pengelolaan transformator berkaitan dengan pemeliharaan rutin yang dilaksanakan, baik itu pemeliharaan preventif, korektif maupun detektif..2 Tujuan Tujuan penelitian tugas akhir ini menganalisis susut umur pada isolasi belitan transformator, yang dapat dibagi menjadi seperti dibawah ini:. Menganalisis pengaruh pembebanan terhadap susut umur transformator tenaga GTG.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang. 2. Mengetahui pengaruh suhu sekitar terhadap susut umur transformator tenaga/daya GTG.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang 3. Mengetahui susut umur transformator tenaga terendam minyak GTG.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang..3 Pembatasan Masalah Batasan masalah dalam penyusunan tugas akhir menentukan susut umur trafo tenaga berdasarkan perubahan beban dan suhu ini adalah : a. Transformator tenaga menggunakan pendingin minyak b. Tugas Akhir ini hanya menganalisis pengaruh suhu sekitar dan perubahan pembebanan transformator tenaga terhadap umur trafo. c. Kualitas minyak trafo tidak dibahas dalam tugas akhir ini. d. Tidak membahas pengaruh arus urutan nol. e. Tidak membahas pembebanan darurat. f. Susut umur dilihat dari isolasi kumparan transformator saja. g. Penelitian pada transformator type pasangan luar GTG.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang

16 .4 Metode penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini yaitu:. Studi literatur Sumber informasi untuk mendukung tugas akhir ini adalah buku literatur, artikel, brosur dari pabrikan, dan artikel dari internet. 2. Konsultasi Dilakukan dengan dosen pembimbing dan beberapa narasumber lainnya. 3. Pengambilan data Dilaksanakan pada transformator tenaga GTG.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang. 4. Wawancara Digunakan untuk mendapatkan rujukan yang berkaitan dengan penelitian. 5. Analisa Data Dari data yang diperoleh dibuat analisa pengaruh pembebanan dan suhu terhadap umur transformator. 6. Penyusunan Laporan Pada tahap terakhir ini akan dibuat laporan mengenai segala sesuatu yang telah dilakukan sampai dengan penarikan kesimpulan dan saran. Penyusunan laporan Tugas Akhir ini sesuai dengan petunjuk penulisan Laporan TA yang telah ditetapkan..5 Sistematika penulisan Secara garis besar sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, metode penelitian sistematika penulisan. BAB II TRANFORMATOR DAYA

17 BAB III Bab dua ini berisi tentang pengertian trafo dan bagiannya, hukum dasar trafo, prinsip kerja trafo, rugi-rugi. PENGARUH PEMBEBANAN DAN SUHU TRANSFORMATOR DAYA AKIBAT PEMANASAN Bab ini berisi kenaikan suhu, penuaaan isolasi, penentuan kenaikkan temperatur, Penuaan Relatif Isolasi Belitan Trafo. BAB IV BAB V DATA DAN ANALISA Bab ini berisi tentang analisa perhitungan menentukan temperatur top oil, temperatur hot spot, susut umur dan umur transformator PLTGU Tambak Lorok Semarang. PENUTUP Bab ini akan berisi kesimpulan yang diambil dari analisa Tugas Akhir dan saran-saran untuk tahap pengembangan selanjutnya yang mungkin dilakukan.

18 BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Transformator Transformator merupakan peralatan mesin listrik statis yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik mentransformasikan tegangan dan arus bolak-balik diantara dua belitan, atau lebih pada frekuensi yang sama besar dan biasanya pada nilai arus dan tegangan yang berbeda [7]. Penggunaan yang sangat sederhana dan andal itu merupakan salah satu sebab penting bahwa arus bolak balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik terjadi kerugian energi sebesar I 2 R watt. Kerugian ini banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan. Dengan demikian maka saluran-saluran transmisi tenaga senantiasa mempergunakan tegangan tinggi. Tegangan transmisi yang tertinggi di Indonesia pada saat ini adalah 500 kv. Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi pada saluran. Dengan menaikkan tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan generator yang biasanya berkisar antara 6 sampai 20 kv pada awal saluran transmisi, kemudian menurunkannya lagi diujung akhir saluran itu ke tegangan yang lebih rendah, dilakukan dengan transformator. Transformator dapat dibagi menurut fungsi/pemakaian seperti: - Transformator mesin (pembangkit) - Transformator gardu induk - Transformator distribusi Penggunaan transformator pada sistem penyaluran tenaga listrik dapat dibagi : a. Trafo penaik tegangan (Step up) atau disebut trafo daya, untuk menaikkan tegangan pembangkit menjadi tegangan transmisi. b. Trafo penurun tegangan (Step down), dapat disebut trafo distribusi, untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.

19 c. Trafo instrumen, untuk pengukuran yang terdiri dari trafo tegangan dan trafo arus, dipakai menurunkan tegangan dan arus agar dapat masuk ke meter-meter pengukuran. Seperti yang terlihat pada gambar berikut yang menunjukan bagian terpenting transformator : Gambar 2. Konstruksi dari transformator a. Bagian utama - Inti besi - Kumparan transformator - Minyak transformator - Bushing - Tangki konservator Sedangkan rangkaian dasar dari transformator ditunjukkan pada gambar berikut. Keterangan : U = tegangan sumber Gambar 2.2 Bagan rangkaian transformator

20 U 2 = tegangan beban N p = jumlah lilitan kumparan primer N s = jumlah lilitan kumparan sekunder I = arus primer I 2 = arus sekunder e p = GGL induksi pada kumparan primer e s = GGL induksi pada kumparan sekunder. b. Peralatan Bantu. - Pendingin - Tap changer - Alat pernapasan (dehydrating breather) - Indikator-indikator : Thermometer, permukaan minyak c. Peralatan Proteksi - Rele Bucholz - Pengaman tekanan lebih (explosive membrane) - Rele tekanan lebih (sudden pressure relay) - Rele pengaman tangki d. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator - Pemadam kebakaran - Rele differensial (differential relay) - Rele arus lebih (over current relay) - Rele hubung tanah (ground fault relay) - Rele thermis (thermal relay) - Arrester 2.2 Tranformator Daya [9]

21 Tranformator daya adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari generator bertegangan menengah ke transmisi bertegangan tinggi dan untuk menyalurkan daya dari transmisi bertegangan tinggi ke jaringan distribusi bertegangan rendah. Konstruksi umum dari transformator daya ditunjukkan pada gambar 2.3 a. Trafo kumparan piring b. Trafo kumparan silinder Gambar 2.3 Konstruksi Transformator Daya Keterangan : ) Kumparan tegangan tinggi 2) Kumparan tegangan rendah 3) Inti 4) Minyak isolasi 5) Tanki baja 6) Bushing tegangan tinggi 7) Bushing tegangan rendah Pada gambar terlihat bahwa bagian utama dari transformator adalah inti, dua set kumparan atau lebih dan isolasi. Inti trafo yang terbuat dari lembaran-lembaran baja silikon yang satu dengan lainnya diisolasi dengan pernis. Kumparan terbuat dari bahan tembaga yang dihubungkan dengan sumber energi disebut kumparan primer, sedang yang dihubungkan dengan beban disebut kumparan sekunder.

22 2.3 Bagian Utama 2.3. Inti Besi Berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempenganlempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current. Inti trafo dibentuk dari lapisan lembaran pelat besi silikon yang memiliki lapisan isolasi sangat tipis pada salah satu sisinya, yang tahan terhadap panas tinggi serta mempunyai koefisien penyebaran panas yang rendah, dengan ketebalan yang sangat tipis untuk dapat menekan rugi-rugi inti yang semakin kecil. Disusun sedemikian rupa sehingga membentuk suatu luasan inti magnetis yang kokoh serta efisien Kumparan Transformator Adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus Regulasi Tegangan Tegangan regulasi menentukan besarnya variasi tegangan sekunder trafo pada kondisi faktor beban yang berbeda. Tegangan regulasi merupakan perbandingan tegangan di terminal sekunder pada saat tidak berbeban dan saat kondisi beban penuh. Hal ini diperhitungkan karena bisa digunakan sebagai acuan untuk persyaratan kerja paralel trafo.

23 Tegangan regulasi trafo diukur setelah terminal output (sekunder) dihubung singkat (kondisi beban penuh) dan menaikkan tegangan secara bertahap pada sisi input (primer) sehingga arus yang mengalir pada sisi primer mencapai nilai nominalnya. Pada kondisi ini besaran arus nominal mengalir pada kedua sisi belitan, dan tegangan sisi primer pada saat itu disebut sebagai tegangan regulasi. Impedansi hubung singkat terdiri dari komponen aktif dan reaktif serta dapat dinyatakan dalam satuan Ohm sebagaimana besaran impedansi lainnya, besarnya tergantung daripada kapasitas dan tegangan nominal trafo. Besar dari tegangan regulasi dinyatakan sebagai berikut [6]: Pengaturan V2 beban nol V2 beban penuh V beban penuh Minyak Transformator Sebagian besar kumparan-kumparan dan inti trafo tenaga direndam dalam minyak trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai isolasi dan media pemindah, sehingga minyak trafo tersebut berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi. Di dalam sebuah transformator terdapat dua komponen yang secara aktif membangkitkan energi panas, yaitu besi (inti) dan tembaga (kumparan). Bila energi panas tidak disalurkan melalui suatu sistem pendinginan akan mengakibatkan besi maupun tembaga akan mencapai suhu yang tinggi, yang akan merusak nilai isolasinya. Sebagai maksud untuk pendinginan, kumparan dan inti dimasukkan ke dalam suatu jenis minyak, yang dinamakan minyak transformator. Minyak itu mempunyai fungsi ganda, yaitu pendinginan dan isolasi.

24 Perlu dikemukakan bahwa minyak transformator harus memiliki mutu yang tinggi dan senantiasa berada dalam keadaan bersih. Disebabkan energi panas yang dibangkitkan dari inti maupun kumparan, maka suhu minyak akan naik. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada minyak transformator. Lagi pula dalam jangka waktu yang lama akan terbentuk berbagai pengotoran yang akan menurunkan mutu minyak transformator. Hal-hal ini dapat mengakibatkan kemampuan pendinginan maupun isolasi minyak akan menurun. Selanjutnya dapat pula terjadi bahwa hawa lembab yang sebagaimana halnya terjadi di daerah tropis, mengakibatkan masuknya air didalam minyak transformator. Bila suhu minyak transformator yang sedang dioperasikan diukur, akan tampak bahwa suhu minyak itu akan tergantung pada tinggi pengukuran pada bak. Suhu tertinggi akan ditemukan pada sekitar 70 80% tinggi bejana. Minyak trafo sebagai bahan isolasi sekaligus sebagai media penghantar panas dari bagian yang panas (belitan dan inti) kedinding tangki atau radiator pendingin memiliki karakteristik sebagai berikut: Berat jenis (specific grafitty) 0,85 sampai 0,90 pada suhu 3,5º C Kekentalan (viscocity) cukup rendah untuk memperlancar sirkulasi dari bagian yang panas ke bagian yang dingin, yaitu 00 sampai 0 Saybolts second pada 40º C Titik didih tidak kurang dari 35º C Titik beku tidak lebih dari -45º C Tegangan tembus tidak kurang dari 30 kv per 2,5 mm atau 20 kv/ cm. Koefisien muai 0,00065 per º C Titik api (flash point) 80º C sampai 90º C Titik nyala (burning point) 205º C Kelembaban terhadap uap air (moisture) nihil

25 2.3.4 Bushing Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki trafo Tangki Konservator Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator. 2.4 Peralatan Bantu 2.4. Pendingin Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu dilengkapi dengan alat/sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa:. Udara/gas 2. Minyak 3. Air 4. Dan lain sebagainya Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:. Alamiah (natural) 2. Tekanan/paksaan

26 Pada cara alamiah (natural), pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media (minyak,udara dan gas), dengan cara melengkapi transformator dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (forced). Macam-macam sistem pendingin transformator berdasarkan media dan cara pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 2. Macam-macam sistem pendingin No. Macam Sistem Pendingin *) Media Dalam Transformator Sirkulasi alamiah Sirkulasi Paksa Diluar Transformator Sirkul Sirkulasi asi Alamiah Paksa. AN - - Udara - 2. AF Udara 3. ONAN Minyak - Udara - 4. ONAF Minyak - - Udara 5. OFAN - Minyak Udara - 6. OFAF - Minyak - Udara 7. OFWF - Minyak - Air 8. ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 4 9. ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 5 0. ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 6. ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7 *) Menurut IEC tahun Perubah Tap (Tap Changer) Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang lebih baik

27 (diinginkan) dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer yang hanya bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut off load tap changer dan hanya dapat dioperasikan manual. Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator berbeban disebut on load tap changer dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan konsumen (PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua sisi belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi (rasio) trafo. Ada dua cara kerja tap changer:. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban 2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban (On Load Tap Changer / OLTC) Transformator yang terpasang di gardu induk pada umumnya menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan dalam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer. Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau pada trafo kapasitas kecil, umumnya menggunakan tap changer yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban. OLTC terdiri dari :. Selector switch, 2. Diverter switch, dan 3. Transisi resistor. Untuk mengisolasi dari bodi trafo (tanah) dan meredam panas pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC direndam di dalam

28 minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak isolasi utama trafo (ada beberapa trafo yang compartemennya menjadi satu dengan main tank). Karena pada proses perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC kualitasnya akan cepat menurun. tergantung dari jumlah kerjanya dan adanya kelainan di dalam OLTC Alat Pernapasan (Silicagel) Karena pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka suhu minyak pun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari tangki, sebaliknya apabila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses tersebut dinamakan pernapasan transformator. Akibat pernapasan transformator tersebut maka permukaan minyak akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernapasan, berupa tabung berisi kristal zat hygroskopis Indikator Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator pada transformator sebagai berikut: - Indikator suhu minyak - Indikator permukaan minyak - Indikator suhu belitan

29 - Indikator kedudukan tap, dan sebagainya 2.5 Peralatan Proteksi Rele Bucholz Rele Bucholz adalah alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas yang timbul diakibatkan oleh karena:. Hubung singkat antar lilitan (dalam fasa) 2. Hubung singkat antar fasa 3. Hubung singkat antar fasa ke tanah 4. Busur api listrik antar laminasi 5. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik Pengaman Tekanan Lebih (Explosive Membrane) Alat ini berupa membrane yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki transformator terhadap kenaikan tekanan gas yang timbul di dalam tangki (yang akan pecah pada tekanan tertentu) dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki transformator Rele Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relay) Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni pengaman terhadap gangguan di dalam transformator. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung menjatuhkan PMT Rele Pengaman Tangki Berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.

30 2.6 Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator 2.6. Pemadam Kebakaran Trafo tenaga adalah salah satu peralatan yang cukup mahal yang terpasang di pusat pembangkit dan gardu induk. Setiap trafo tenaga terisi dengan material yang mudah terbakar dengan jumlah yang cukup besar yang mana bila tersulut dapat menjalarkan api ke instalasi yang berdekatan. Oleh karena itu sangat perlu dilengkapi dengan peralatan pengamannya. Kegagalan-kegagalan trafo tenaga umumnya disebabkan oleh break down isolasi pada bagian internal trafo. Adanya energi busur listrik akan diikuti kenaikan temperatur dan tekanan yang sangat cepat di dalam tangki trafo. Terbakarnya minyak pada jumlah tertentu dapat mengakibatkan tekanan yang sangat tinggi kearah luar melalui kisaran bidang tertentu dan dapat langsung diikuti nyala api. Sistem pemadam kebakaran yang modern pada transformator saat sekarang sudah sangat diperlukan. Fungsi yang penting untuk mencegah terbakarnya trafo. Penyebab trafo terbakar adalah karena gangguan hubung singkat pada sisi sekunder sehingga pada trafo akan mengalir arus maksimumnya. Jika proses tersebut berlangsung cukup lama karena rele tidak operasi dan tidak operasinya rele juga sebagai akibat salah menyetel waktu pembukaan PMT, rele rusak, dan sumber DC yang tidak ada serta kerusakan wiring. Sistem pemadam kebakaran yang modern yaitu dengan sistem mengurangi minyak secara otomatis sehingga terdapat ruang yang mana secara paksa gas pemisah oksigen diudara dimasukan kedalam ruang yang sudah tidak ada minyaknya sehingga tidak ada pembakaran minyak, sehingga kerusakan yang lebih parah dapat dihindarkan, walaupun kondisi trafo menjadi rusak.

31 Proses pembuangan minyak secara grafitasi atau dengan menggunakan motor pompa DC adalah suatu kondisi yang sangat berisiko sebab hanya menggunakan katup otomatis yang dikendalikan oleh pemicu dari saklar akibat panasnya api dan menutupnya katup otomatis pada katup pipa minyak penghubung tanki (konservator) ke dalam trafo (sebelum rele bucholz) serta adanya gas pemisah oksigen (gas nitrogen yang bertekanan tinggi) diisikan melaui pipa yang disambung pada bagian bawah trafo kemudian akan menuju keruang yang tidak terisi minyak. Dengan demikian mencegah terbakarnya minyak didalam trafo dapat dihindarkan. Gambar 2.4 Sistim pengaman kebakaran Rele Differensial (Differential Relay) Berfungsi mengamankan transformator dari gangguan di dalam transformator antara lain, flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan Rele Arus Lebih (Over Current Relay) Berfungsi mengamankan transformator dari arus yang melebihi dari arus yang telah diperkenankan lewat dari transformator tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.

32 2.6.4 Rele Hubung Tanah (Ground Fault Relay) Berfungsi untuk mengamankan transformator bila terjadi gangguan satu fasa ke tanah Rele Thermis (Thermal Relay) Berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan isolasi kumparan, akibat ada panas lebih yang ditimbulkan akibat arus lebih. Besarnya yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur Arrester Fungsi arrester sebagai pengaman surja petir yaitu dengan mengalirkan surja petir ketanah. Dalam keadaan normal arrester bersifat sebagai isolator dan pada saat timbul tegangan lebih yang melebihi nominl arrester maka akan berubah menjadi konduktor dalam waktu singkat sehingga arus kilat mengalir ke tanah. 2.7 Prinsip Kerja Kerja Transformator 2.7. Hukum Induksi Berdasarkan Hukum Faraday yang menyatakan bahwa integral garis suatu gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup adalah berbanding lurus dengan perubahan persatuan waktu daripada arus induksi (flux) yang dilingkari oleh garis lengkung itu.

33 e d a n S g Gambar 2.5a Arus magnetisasi secara k grafis tanpa memperhitungkan rugi-rugi besi. a n Sedangkan arus induksi itu didefinisikan sebagai integral permukaan daripada induksi magnet melalui suatu luasan yang dibatasi oleh garis lengkung tersebut. Bila arah yang dianggap positif dari arus induksi mempunyai tertib siklis kanan dengan arah yang dianggap positif bagi integral garis gaya listrik maka perbandingan lurus itu mempunyai tanda negatif[4]. 0 E. dl d dt s B. d A..(2.) dengan: E = gaya listrik karena induksi (Volt/m) dl = unsur panjang keliling (m) dt = unsur waktu waktu (detik) B = induksi magnet/kerapatan flux (Tesla) da = unsur luas A (m²) = tanda selaku besaran vektor Apabila persamaan 2. disederhanakan maka: E E d N dt d N dt s. B. d A Gambar 2.5b Arus magnetisasi secara grafis dengan memperhitungkan rugirugi besi. dengan: E = Gaya Gerak Listrik (GGL), dalam Volt

34 N = jumlah belitan = arus induksi (flux ), dalam Weber Sehingga apabila sisi primer diberi sumber tegangan V yang berbentuk sinusoidal maka pada saat yang pertama akan mengalir arus Io yang sinusoidal pula. Gaya gerak magnet (GGM) N.Io akan menghasilkan fluks gelombang sinusoidal maka fluks sinusoidal. Sin m t dengan: m = fluks maksimum pada inti besi, karena arus Io merupakan = frekuensi sudut ( = 2 f ) juga merupakan gelombang Dasar Teori Transformator Arus listrik bolak balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet (seperti gambar 2.7a) dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan (seperti gambar 2.7b). Gambar 2.6a Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi itu menjadi magnet Gambar 2.6b Suatu lilitan mengelilingi magnet maka akan timbul gaya gerak listrik (GGL) di bawah ini. Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator seperti

35 Gambar 2.7 Prinsip dasar dari transformator Apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak balik I pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan menpunyai inti, arus I menimbulkan fluks magnet yang berubah-ubah pada intinya. Akibat adanya fluks magnet yang berubah-ubah, pada kumparan primer akan timbul GGL induksi e p. Besarnya GGL induksi pada kumparan primer adalah: e p d N p dt dengan: e p = GGL induksi pada kumparan primer N p = jumlah lilitan kumparan primer d = perubahan garis-garis gaya magnet dalam satuan Weber dt = perubahan waktu dalam satuan detik. Fluks magnet yang menginduksikan GGL induksi e p juga dialami oleh kumparan sekunder karena merupakan fluks bersama (mutual flux). Dengan demikian fluks tersebut menginduksikan GGL induksi e s pada kumparan sekunder. Besarnya GGL induksi pada kumparan sekunder adalah: e s d N s dt dengan N s = jumlah lilitan pada sisi sekunder.

36 Fluks pada saat t dinyatakan dengan pernyataan (t) = m sin t, (dimana m adalah fluks maksimum dalam satuan weber) sehingga GGL induksi pada kumparan primer adalah : e p = d N p dt e p N p d m sin dt t e p = - N p m cos t e p = - N p m sin ( t - 2 ) Dari persamaan diatas dapat dibuktikan bahwa, fluks magnet fungsi sinus akan menimbulkan GGL induksi fungsi sinus. GGL induksi akan ketinggalan 90 0 terhadap fluks magnet. GGL induksi kumparan primer maksimum adalah (e p ) maks = N p m dan besarnya tegangan efektif (e p) dapat dihitung dengan persamaan, e p = (E p ) maks 2 e p = N p 2 m e p = 3,4.,4 f N p m e p = 4,44 f N p m Dengan cara yang sama, maka akan didapatkan e s = 4,44 f N s m 2.8 Rangkaian Pengganti Tidak seluruh fluks yang dihasilkan arus pemagnetan I m merupakan fluks bersama ( m ), sebagian daripadanya hanya mencakup kumparan primer ( ) atau kumparan sekunder saja ( 2 ). Dalam model rangkaian pengganti yang dipakai untuk menganalisis kerja suatu transformator adanya fluks bocor dan 2 ditunjukkan sebagai reaktansi X dan X 2. Sedangkan rugi tahanan

37 ditunjukkan dengan R dan R 2. Dengan demikian model rangkaian dapat dituliskan seperti gambar 2.9 Apabila dilihat dari sisi primer rangkaiannya menjadi seperti gambar dibawah ini: 2.9 Rugi-Rugi Pada Trafo Rugi-rugi trafo beban kosong terdiri atas rugi-rugi besi yang ditimbulkan dari daya magnetisasi yang berganti arah setiap saat pada besi inti, rugi besi yang nilainya kecil juga ditimbulkan oleh adanya arus beban kosong yang mengalir pada belitan sisi primer, demikian pula terdapat rugi besi yang dapat diabaikan yang muncul pada bagian logam tidak aktif lainnya, yang disebabkan oleh adanya fluks bocor pada inti trafo.

38 Rugi-rugi arus Eddy dan histerisis timbul pada inti trafo disebabkan oleh arah bolak balik dari magnetisasi trafo, rugi arus Eddy disebabkan oleh karena arus Eddy yang diinduksikan pada laminasi inti, nilainya adalah[6]: P e = K 2 e. f 2. Bmaks dengan: Pe = rugi-rugi arus Eddy (Watt) f = frekuensi (Hertz) Bmaks = kepadatan fluks maksimum (Tesla) K e = konstan Untuk rugi-rugi histerisis: P, 6 h Kh f B m dengan: Ph = rugi-rugi histerisis (Watt) f = frekuensi (Hertz) Bm = kepadatan fluks maksimum (Tesla) Kh = konstanta Besarnya rugi-rugi inti dipengaruhi oleh perubahan fluks pada inti sebagai fungsi dari waktu, ini merupakan suatu hal yang cukup berarti terutama pada pelaksanaan uji trafo kapasitas besar di laboratorium. Sedangkan rugi tembaga merupakan rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga, nilainya: 2 P cu I R Karena arus beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak tetap tergantung pada beban.

39 BAB III PENGARUH PEMBEBANAN PADA TRANSFORMATOR TENAGA 3. Kenaikan Beban Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban Z L, I 2 mengalir pada kumparan sekunder, dengan I 2 = V 2 /Z L dengan 2 = faktor kerja beban. Gambar 3. Rangkaian Transformator Arus beban I 2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet ( ggm ) yang cenderung menentang fluks ( ) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan I M. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I 2, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I 2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada primer menjadi I = Io + I 2 Transformator dalam keadaan bertegangan dan belum dibebani akan timbul rugi-rugi yang dapat menimbulkan kondisi trafo tersebut panas, namun panas yang timbul kecil. Apabila transformator tersebut dibebani maka kumparan dan minyak di dalam trafo akan bertambah panas sesuai dengan kenaikan bebannya atau sebesar I 2 R. Panas yang timbul pada kumparan akan diteruskan secara konduksi pada minyak trafo yang berfungsi sebagai pendingin. Baik kumparan maupun minyak trafo mempunyai batas-batas operasi panas yang diijinkan. Isolasi kumparan yang terdiri dari kertas kraft

40 mempunyai batas panas yang diijinkan sesuai dengan klas isolasi spesifikasi trafo. Demikian juga minyak isolasi trafo mempunyai batas panas yang diijinkan. Apabila panas-panas tersebut dilampaui maka isolasi akan rusak dan secara keseluruhan transformator tersebut akan rusak. Panas tersebut harus direduksi dengan memasang sistem pendingin. Pembebanan transformator dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu: pembebanan normal ( K ) dan pembebanan diatas normal ( K2 ). 3.2 Kenaikan Suhu Isolasi yang biasa dipakai dalam transformator bisa cepat sekali menjadi buruk apabila dikenai panas dengan suhu diatas 00 o C secara terus menerus. Suhu diatas 00 o C ini hanya dapat ditahan dalam selang waktu yang relatif singkat, namun efek komulatif dan hubungan antara suhu dengan waktu tidak dapat ditentukan. Kenaikan suhu pada belitan, inti dan minyak trafo dirancang untuk pemakaian dengan ketinggian tidak lebih dari 000 meter diatas permukaan laut. Untuk transformator yang menggunakan media pendingin air, maka suhu air tidak boleh lebih dari 25 o C, sedangkan untuk transformator yang menggunakan media pendingin udara, maka suhu udaranya tidak boleh lebih dari 40 o C dan tidak boleh dibawah -25 o C untuk pemasangan luar dan tidak boleh dibawah -5 o C untuk pemasangan dalam. Sebagai tambahan untuk pendinginan dengan udara, suhunya tidak melebihi: - Rata-rata 30 o C untuk satu hari - Rata-rata 20 o C untuk satu tahun Kenaikan suhu belitan dapat diukur dengan metode Resistansi atau metode Thermometer. Dengan metode Resistansi kenaikan suhu dapat ditentukan dengan persamaan[3]: R R t 234 t t 2, 5 R

41 Dengan: R2 = Tahanan lilitan panas (ohm) R2 = Tahana lilitan dingin (ohm) T2 = Suhu panas lilitan ( o C) T = Suhu lilitan pada awal percobaan ( o C) Di dalam transformator minyak timbulnya panas akibat rugi besi dan rugi tembaga di dinginkan dengan minyak trafo. Bila keadaan ini berlangsung terusmenerus lama kelamaan minyak transformator akan menjadi panas. Dengan kenaikan suhu minyak, komposisi minyak transformator akan mengalami perubahan melalui reaksi kimia. Terjadinya reaksi tersebut akan menghasilkan zat (persenyawaan) lain dan akan mengubah sifat dari minyak transformator Perubahan-perubahan itu antara lain: - Warna coklat (hitam) - Kadar asam tinggi - Mengandung endapan (kotor) - Kekuatan daya elektrik menurun - Viskositas tinggi Apabila perubahan-perubahan tersebut dibiarkan dapat menyebabkan turunnya nilai isolasi dari minyak. 3.3 Penuaaan Isolasi Thermal stress, kandungan air dan oksigen mempengaruhi tingkat penurunan bahan isolasi. Komponen yang paling penting dari sistem isolasi kertas adalah yang membungkus lilitan konduktor tembaga atau aluminium yang tidak mudah diganti. isolasi dari minyak mineral yang berkualitas baik diperkirakan berlangsung berumur 30 tahun atau lebih sebelum membentuk asam dan lumpur yang berlebihan. Untuk minyak isolasi walaupun penting, tetapi tidak sebegitu penting seperti isolasi kertas karena mudah direkondisi, reklamasi ataupun diganti. Oleh karena itu, umur cellulosic material (isolasi kertas, menjadi faktor pembatas dalam operasi transformator [Lewand LR dan

42 Griffin P.J., How to Reducethe Rate of Aging in Transformer Insulation, NETA World, Spring, 995]. Sebagian besar isolasi padat yang digunakan di dalam trafo tenaga mempunyai karakteristik-karakteristik mekanis dan elektrik yang baik. Sifat ini akan berkurang apabila di pergunakan pada suhu yang tinggi dan untuk selanjutnya lama-kelamaan akan mengakhiri umur trafo. Penurunan kemampuan suatu bahan isolasi akibat panas, biasa disebut dengan penuaan (Ageing) dan hal ini merupakan faktor utama yang membatasi kemampuan pembebanan / kemampuan mempertahankan umur perkiraan dari transformator tenaga. Akibat utama dari penuaan adalah menurunnya kekuatan mekanis dan elektris dari isolasi belitan transformator. Biasanya penuaan ini terjadi secara perlahan-lahan. Artinya penuaan adalah akibat dari salah satu atau lebih dari reaksi kimia. Karena terjadi penuaan pada isolasi, maka faktor disisipasi tahanan listriknya akan berkurang. Hal ini akan menambah rugi-rugi dielektrik. Rugirugi akan menghasilkan panas yang selanjutnya akan menyebabkan suhu isolasi akan menjadi naik. Dengan naiknya suhu isolasi maka penuaan akan bertambah besar, yang selanjutnya akan memperbesar rugi-rugi dielektrik dan demikian untuk seterusnya. Faktor penuaan isolasi kertas: Efek suhu, air, dan oksigen adalah faktor penting dalam penuaan kertas isolasi (selulosa) dan minyak. Proses penuaan telah dibahas secara luas melalui tes mempercepat penuaan dan pengalaman lapangan. Efek dari Suhu: Secara umum dapat dinyatakan bahwa penyebab utama kemunduran kertas adalah dari ketidakstabilan panas. Penuaan isolasi kertas menurut Arrhenius, ia mengungkapkan pengaruh suhu terhadap penuaan dengan persamaan bahwa untuk setiap kenaikan suhu 6 sampai 8 C, umur isolasi kertas dibagi dua. Sebagai contoh,jika suhu operasi isolasi adalah 40 C, kehidupan yang isolasi diperkirakan tahun. Namun, jika isolasi yang sama ini

43 terkena suhu 40 C yang diperkirakan sekarang umurnya hanya sekitar satu tahun. Apabila temperatur hotspot trafo melebihi 40 o C akan menimbulkan gelembung-gelembung gas pada minyak trafo. Efek Air: Efek air pada penuaan kertas adalah sangat signifikan dan merugikan. Tingkat penurunan kertas berbanding lurus dengan kadar air. Sebagai contoh, mengurangi kadar air dalam kertas dari,0% menjadi 0,5% akan menggandakan umur kertas. Untuk isolasi kertas termal-upgrade kurang sensitif terhadap efek air daripada kertas Kraft. Efek dari Oksigen: Penuaan kertas dipengaruhi oleh adanya oksigen meskipun tidak setingkat dengan minyak. Isolasi kertas termal-upgrade bahkan kurang sensitif terhadap efek oksigen daripada kertas Kraft. Perbandingan antara efek lingkungan yang mengandung oksigen tinggi dibandingkan dengan lingkungan oksigen rendah terhadap penuaan kertas Kraft adalah 2,5 :. Umur yang diharapkan saat kondisi kering ( 0,5% air) kertas Kraft biasa dalam lingkungan oksigen tinggi adalah sekitar 4 tahun melakukan operasi pada suhu 00 C (kenaikan suhu hotspot yang diharapkan pada name plate 55 C). Sebaliknya, umur yang diharapkan saat kondisi kering untuk kertas kraft termal-upgrade dalam lingkungan oksigen rendah beroperasi pada suhu 0 C (kenaikan suhu hotspot yang diharapkan pada name plate 65 C) adalah sekitar 8 tahun [Griffin, Paul J., "Measurement of Cellulose Insulation Degradation: A Study of Service-Aged Transformers, "Notulen Konferensi Internasional Tahunan Doble Klien ke-5, 992, Sec. 0, hal. 4,-4,3]. Sistem isolasi pada transformator mempunyai tujuan untuk mengisolasi antar kumparan trafo dan mengisolasi kumparan trafo dengan dinding trafo atau dengan ground. Isolasi merupakan bagian terpenting dari transformator yang harus dipelihara, Umur isolasi merupakan umur dari transformator tersebut.

44 Gambar 3.2 Potongan Melintang Transformator Terendam Minyak Kecepatan kerusakan isolasi akibat penuaan bahan isolasi selain ditentukan oleh besarnya panas yang terjadi juga lamanya panas yang dialaminya. Disamping itu adanya air, bocornya tangki transformator, adanya oksigen diatas minyak transformator juga akan mempercepat proses penuaan transformator. Untuk peralatan transformator yang direndamkan ke dalam minyak dapat dilihat pada gambar diatas. Minyak juga berfungsi sebagai penghambat kerusakan isolasi yaitu dengan cara memperlambat terjadinya oksidasi pada isolasi dan penguraian. Apabila minyak bersenyawa dengan zat asam, yang secara keseluruhan akan cenderung untuk mempercepat proses penuaan isolasi. Faktor lain yang mempengaruhi proses kerusakan yang berlangsung dengan bebas pada kecepatan berlainan sehingga kesulitan untuk menentukan penyebab kerusakan yang lebih dominan.

45 Untuk setiap peralatan yang mempunyai tugas memberikan pelayanan akan mempunyai suatu batas umur dimana peralatan tersebut tidak dapat dipakai lagi. Umur perkiaraan transformator tenaga disini didefinisikan berhubungan dengan timbulnya panas yang diakibatkan adanya pembebanan, sehingga transformator tersebut mengalami kegagalan dalam melaksanakan fungsinya. Memang belum diperoleh cara untuk memetapkan perhitungan umur perkiraan yang lebih baik dari yang lainnya. Dalam hal ini telah banyak percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menentukan umur perkiraan tetapi mempunyai hasil yang berlainan. Ini disebabkan karena percobaan-percobaan yang dilakukan mempunyai ukuran nilai akhir umur yang berbeda-beda. 3.4 Penentuan Kenaikkan Temperatur 3.4. Pengasumsian Dengan Diagram Thermal Kenaikan temperatur dapat diasumsikan dengan diagram thermal sederhana seperti ditunjukkan gambar 3.2. Gambar ini dapat dipahami karena merupakan diagram penyederhanaan dari distribusi yang lebih rumit. Kenaikkan temperatur top oil yang diukur selama pengujian kenaikkan temperatur berbeda dengan minyak yang meninggalkan kumparan. Minyak pada top oil adalah campuran sebagian dari minyak yang bersirkukasi pada sepanjang kumparan. Tetapi perbedaan ini tidak dipertimbangkan dengan cukup signifikan untuk memvalidasi metode. Metode ini disederhanakan sebagai asumsi yang telah dibuat sebagai berikut: a) Temperatur minyak bertambah secara linear sesuai kumparan b) Kenaikkan temperatur rata-rata minyak adalah sama untuk semua kumparan dari kolom yang sama. c) Perbedaan temperatur antara minyak pada puncak kumparan (asumsinya sepadan dengan yang di puncak) dan minyak yang

46 berada di dasar kumparan (asumsinya sepadan dengan yang di pendingin) adalah sama untuk semua bagian kumparan. d) Kenaikkan temperatur rata-rata dari tembaga pada setiap posisi di atas kumparan meningkat secara linear sejalan kenaikkan temperatur minyak yang mempunyai selisih kostan wo antara dua garis lurus ( wo adalah selisih antara kenaikkan temperatur rata-rata tahanan dan kenaikkan temperatur rata-rata minyak ). e) Kenaikkan temperatur rata-rata puncak kumparan adalah kenaikkan temperatur rata-rata minyak ditambah f) Kenaikkan temperatur hot spot adalah lebih tinggi dibanding kenaikkan temperatur rata-rata puncak kumparan. Untuk menghitung perbedaan antara kedua kenaikkan temperatur ini, nilai diasumsikan 0, untuk sirkulasi minyak secara alami. Sehingga kenaikkan temperatur hot spot adalah sepadan dengan kenaikkan temperatur top oil ditambah. wo. wo. wo Kumparan sisi atas Puncak minyak wo Hot spot Tengah minyak wo Temperatur kumparan rata-rata ( 65 deg C pd daya pengenal ) Dasar minyak Kumparan sisi bawah Kenaikan temperatur Gambar 3.3 Diagram Thermal Kondisi Untuk Nilai Daya Tertentu Sirkulasi Minyak Alami

47 Kenaikkan temperatur rata-rata kumparan (diukur dengan tahanan) = 65 o C Kenaikkan temperatur top oil ( br) = 55 o C Kenaikkan temperatur rata-rata minyak = 44 o C Perbedaan antara kenaikkan temperatur rata-rata kumparan dan kenaikkan rata-rata temperatur minyak wo = 2 o C Kenaikkan temperatur hot spot ( cr) disusun sebagai berikut[3]: cr = b +, wo = = 78 o C Sirkulasi Minyak Paksaan Perbedaan kenaikkan temparatur minyak antara inlet dan outlet akan terjadi, pada umumnya lebih kecil dibanding dengan sirkulasi minyak secara alami. Dengan 65 kenaikkan temperatur yang terukur oleh tahanan, kenaikkan temperatur hot spot mungkin tidak melebihi 75 o C. Bagaimanapun juga hal ini diperlukan untuk margin yang sama, yang masih diperbolehkan 3 o C di atas kenaikkan temperatur rata-rata kumparan 65 o C, untuk mencapai kenaikkan temperatur hot spot pada nilai daya tertentu. Pada umumnya kerapatan arus kerja yang digunakan lebih tinggi dibandingkan dengan sirkulasi minyak alami dan lebih ekonomis untuk memperoleh kenaikkan temperatur ratarata minyak dan nilai yang lebih tinggi dari wo. Oleh karenanya, kenaikkan temperatur top oil dari 40 o C dan kenaikkan temperatur hot spot 78 o C pada nilai daya tertentu telah diasumsikan sebagai kondisi yang lebih sederhana. Kenaikkan temperatur hot spot ( cr) disusun sebagai berikut[3]: o C

48 cr = b + ( cr - b) = = 78 o C Kondisi Untuk Beban Stabil Kenaikkan Temperatur Top Oil Kenaikkan temperatur ini sepadan dengan kenaikkan temperatur top oil pada nilai daya yang dikalikan ratio dari total kerugian dengan eksponen x[3]. b= br dk d 2 x Keterangan : d = perbandingan rugi = Rugi tembaga pada daya pengenal Rugi beban nol x = kontanta br = suhu x = 0,9 (ONAN dan ONAF)* x =,0 (OFAF dan OFWF) Untuk br = 55 o C untuk ON, dan br = 40 o C untuk OF. * spesifikasi dalam sub bab 4.7. publikasi IEC 76 (967), karena mengikuti tabel tunggal yang diatur untuk digunakan pada kedua jenis pendinginan dengan kesalahan yang tidak lebih dari ±2 %. Nilai d secara relatif tidak penting pada beban tinggi, hanya memberikan secara garis besar tinggi atau rendahnya kenaikkan temperatur. Lebih dari itu hal ini dikompensasi untuk seberapa besar korespondensinya dengan naik atau turunnya temperatur minyak pada beban rendah Kenaikkan Temperatur Hot Spot Kenaikkan temperatur hot spot c unntuk beban yang stabil dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut[3]: c = b + ( cr - br) K 2y

49 c = br dk d 2 + ( cr - br) K 2y Keterangan : cr = 78 o C y = kontanta y = 0,8 (ONAN dan ONAF) y = 0,9 (OFAF dan OFWF) br = suhu Untuk br = 55 o C untuk ON, dan br = 40 o C untuk OF Kondisi Untuk Beban Yang Berubah-ubah Kenaikkan Temperatur Top Oil Kenaikkan temperatur top oil on pada waktu t setelah pemberian beban adalah sangat mendekati untuk kenaikkan eksponensial sebagai berikut[3]: on = o(n-) + ( b - o(n-)) ( e -t/r ) Dengan: o(n-) b adalah kenaikkan temperatur awal minyak. adalah kenaikkan temperatur akhir minyak yang telah distabilkan, berhubungan dengan beban seperti dihitung dalam sub bab sebelumnya.. = kontanta waktu minyak dalam jam = 3 (ONAN dan ONAF) = 2 (OFAF dan OFWF) t = waktu dalam jam Kenaikkan Temperatur Hot spot Kenaikkan temperatur hot spot pada waktu tertentu sebelum kondisi distabilkan adalah mendekati perkiraan dengan asumsi bahwa kenaikkan temperatur hot spot di atas adalah kenaikkan temperatur top oil yang terbentuk dengan seketika[3].

50 sama dengan: Kenaikkan temperatur hot spot pada waktu tertentu c = b + ( cr - br) K 2y c = br dk d 2 + ( cr - br) K 2y 3.5 Penuaan Isolasi Belitan Trafo 3.5. Hukum Deterioration Umur isolasi dipengaruhi oleh pemburukannya seiring dengan panas dan waktu, dijelaskan dalam hukum arhenius sebagai berikut[4]: D = e + /T Dengan: D adalah umur transformator yang diharapkan dan konstan (diperoleh dari pengujian beberapa material isolasi yang tersedia) T adalah temperatur mutlak dari temperature hotspot Untuk level temperatur operasi transformator Montsinger memberikan persamaan yang lebih sederhana. D = K e -pv Dengan: v adalah temperatur hotspot dalam derajat celcius K dan vadalah material konstan Selama tidak disebutkan kriteria kapan umur isolasi akan berakhir tidak mudah menetapkan pernyataan tetap dalam persamaan 3.8 dan 3.9. Khusus untuk dan K adalah valid, khusus untuk p dan belum begitu diketahui. Hal tersebut merupakan alasan utama mengapa fungsi penuaan relatif diperkenalkan. Umur yang diharapkan dinyatakan dalam nilai per unit terhadap nilai umur saat kondisi temperature v n atau cr beban terpasang, dalam kenyataannya malah yang digunakan nilai umur relatif atau disebut juga penuaan thermal relatif dinyatakan V disebut juga susut umur relatif.

51 3.5.2 Nilai Relatif Dari Umur Pemakaian Hubungan Montsinger sekarang telah digunakan untuk memperoleh nilai relatif dari umur pemakaian pada temperatur c, dibanding dengan nilai nornal dari umur pemakaian pada temperatur cr [3]. V = Laju pengunaan umur saat Laju penggunaan umur saat c cr = 2 ( c cr ) / Persamaan 3.0 bila diubah dalam bentuk log 0 akan menjadi: V = 0 ( c 98)/ Dengan: V = nilai relatif dari umur pemakaian cr = 98 o C menurut publikasi IEC 76 (967). Hal ini dapat dijelaskan dalam gambar 3.3 dan dengan tabel berikut: Tabel 3. Nilai relatif dari umur pemakaian c Nilai relatif dari umur pemakaian

52 Setelah diperoleh harga hot-spot yang terjadi akibat pembebanan pada transformator dan bila nilai suhu ini dihubungkan dengan faktor penuaan isolasi maka dapat diketahui bentuk kurva faktor penuaan dari isolasi belitan yang dipergunakan. Laju Penuaan Thermal Relatif 00 0,0 0, C Temperatur Hot Spot Gambar 3.4 Garis umur Persamaan diagram kehilangan umur dalam periode 24 jam Dapat digolongkan menjadi beberapa keadaan yaitu: Operasional pada temperatur konstan Jumlah jam dari umur pemakaian pada temperatur konstan dapat dihitung dengan rumus tv seperti pada persamaan Durasi operasional yang masih diijinkan pada c Dari persamaan 3. diperoleh: c = log 0 V jam dari umur pemakaian : tv = t x 0 ( cr 98 ) / oleh karenanya tv sama dengan 24 jam: 24 t = = 24 x 0 ( 98 c ) / V

53 Persamaan 3.4 memberikan jumlah dari jam per hari operasional pada beberapa nilai yang diberikan c dikatakan bahwa umur sehari per hari pada 98 o C. Tabel berikut memberikan nilai-nilai dari t untuk variasi c.. Tabel 3.2 Durasi operasional yang masih diijinkan Jam per hari c

54 BAB IV ANALISIS PENGARUH KENAIKAN BEBAN PADA TRAFO TENAGA 4.. Data Masukan Untuk dapat melakukan perhitungan maka diperlukan sejumlah data-data masukan, yaitu: A. Data Transformator Transformator 3 phasa Daya pengenal : 0 / 45 MVA Jenis pendinginan : ONAN / OFAF Tegangan primer :,5 KV Tegangan sekunder : 50 KV Rugi tembaga : 450 KW Rugi beban nol : 00 KW B. Data Temperatur Temperatur rata-rata harian : 27,9 C Temperatur harian maksimum bulan september : 33,8267 C Temperatur harian maksimum tahun 2009 : 32 C C. Data pembebanan Untuk data pembebanan tanggal 6 September tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

55 Tabel 4. Pembebanan PLTGU Tambak Lorok Semarang Blok I tanggal 6 September 2008 PLTGU BLOK I JAM GTG I. GTG I.2 GTG I.3 STG I.0 MW MVAR MW MVAR MW MVAR MW MVAR 0: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

56 4.2. Pembebanan Transformator Dengan Beban Konstan Perhitungan-Perhitungan Untuk mendapatkan pengaruh dari berbagai pembebanan terhadap transformator tenaga maka besarnya beban dibuat konstan menjadi seperti tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Tabel Variasi Beban No Beban Transformator ( % ) Perhitungan perhitungan untuk beban transformator 00%: Menentukan Ratio Pembebanan ( K ) K S Sr 00% 00% =,0 Menentukan Perbandingan Rugi ( d ) d = Rugi tembaga pada daya pengenal Rugi beban nol 450 = 00 = 4,5 Menentukan Kenaikan Temperatur Stabil Top Oil

57 b = oi dk d 2 x b = ,5(,0 ) 4,5 0,9 = 40 5,5 5,5 0,9 = 40 C Sedangkan untuk temperaturnya memakai temperatur rata-rata selama tahun 2008 yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

58 Tabel 4.3 Temperatur maksimal harian tahun 2008 Tanggal Temperatur Maksimal ( C ) Bulan Ratarata 32.0 Menentukan Kenaikan Temperatur Top Oil ( on ) on = o(n-) + ( b o (n-) ) ( e -t/ 0 ) o = 40 + ( ) ( - e -/ 2 ) = 40 C

59 Menentukan Selisih Temperatur Antara Hot Spot Dengan Top Oil td = ( cr or ) K 2y td = ( ) (,0 ) 2 ( 0,9 ) = ( 38 ) (,0 ),8 = 38 x,0 = 38 C Menentukan Temperatur Hot Spot c = a + on + otd = = 0 C Menentukan Laju Penuaan Thermal Relatif V = 2 ( c - 98 ) / 6 (0-98 ) / 6 = 2 = 2 ( 2 ) / 6 = 2 2 = 4 Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk tiap jam perharinya sama. Menghitung Pengurangan Umur Besarnya susut umur pada transformator saat dibebani 00% karena pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa memperhitungkan pengaruh yang lain dapat dihitung sebagai berikut: L = h 3T V 0 4V odd 2Veven Vn x 00%

60 L = 3x24 { 4 + 4( ) + 2 ( ) } = 72 { 288 } x 00% = 400 % Perhitungan perhitungan untuk beban transformator 90%: Menentukan Ratio Pembebanan ( K ) K S Sr 90% 00% = 0,9 Menentukan Perbandingan Rugi ( d ) d = Rugi tembaga pada daya pengenal Rugi beban nol 450 = 00 = 4,5 Menentukan Kenaikan Temperatur Stabil Top Oil b = oi dk d 2 x b = ,5(0,9 ) 4,5

61 = 40 4,645 5,5 = 33,782 C Menentukan Kenaikan Temperatur Top Oil ( on ) on = o(n-) + ( b o (n-) ) ( e -t/ 0 ) o = 33,782 + (33,782 33,782 ) ( - e -/ 2 ) = 33,782 C Menentukan Selisih Temperatur Antara Hot Spot Dengan Top Oil td = ( cr br ) K 2y td = ( ) ( 0,9 ) 2 ( 0,9 ) = ( 38 ) ( 0,9 ),8 = 38 x 0,827 = 3,435 C Menentukan Temperatur Hot Spot c = a + on + otd = , ,435 = 97,27 C Menentukan Laju Penuaan Thermal Relatif V = 2 ( c - 98 ) / 6 (97,27-98 ) / 6 = 2 = 0,935 Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk tiap jam perharinya sama. Menghitung Pengurangan Umur

62 Besarnya susut umur pada transformator saat dibebani 90% karena pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa memperhitungkan pengaruh yang lain dapat dihitung sebagai berikut: L = h 3T V 0 4V odd 2Veven Vn x00% L = 3x24 { 0, ( 0, , , , , , , , , , , ,935 ) + 2 ( 0, , , , , , , , , , ,935 ) + 0,935 ) = 72 { 65,772 } x 00% = 9,35 % Perhitungan perhitungan untuk beban transformator 80%: Menentukan Ratio Pembebanan ( K ) K S Sr 80% 00% = 0,8 Menentukan Perbandingan Rugi ( d ) d = Rugi tembaga pada daya pengenal Rugi beban nol 450 = 00

63 = 4,5 Menentukan Kenaikan Temperatur Stabil Top Oil b = oi dk d 2 x b = ,5(0,8 ) 4,5 = 40 3,88 5,5 = 28,28 C Menentukan Kenaikan Temperatur Top Oil ( on ) on = o(n-) + ( b o (n-) ) ( e -t/ 0 ) o = 28,28 + (28,28 28,28 ) ( - e -/ 2 ) = 28,28 C Menentukan Selisih Temperatur Antara Hot Spot Dengan Top Oil td = ( cr or ) K 2y td = ( ) ( 0,8 ) 2 ( 0,9 ) = ( 38 ) ( 0,8 ),8 = 38 x 0,669 = 25,430 C Menentukan Temperatur Hot Spot c = a+ on + otd = , ,430 = 85,648 C Menentukan Laju Penuaan Thermal Relatif

64 V = 2 ( c - 98 ) / 6 (85, ) / 6 = 2 = 2 (-2,352 ) / 6 = 0,24 Karena bebannya konstan maka besarnya laju penuaan relatif untuk tiap jam perharinya sama. Menghitung Pengurangan Umur Besarnya susut umur pada transformator saat dibebani 80% karena pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa memperhitungkan pengaruh yang lain dapat dihitung sebagai berikut: L = h 3T V 0 4V odd 2Veven Vn x 00% L = 3x24 { 0, (0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 ) + 2 ( 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 + 0,24 ) + 0,24 ) = 72 { 7,28 } x 00% = 24 % Pengaruh Suhu Sekitar Pengaruh suhu terhadap transformator maka beban transformator dibuat menjadi 3 yaitu sebesar 00%, 90% dan 80% sedangkan suhunya diatur dari 20 C samapai 38 C. c = a + on + otd

65 Karena on dan otd dipengaruhi oleh pembebanan, sedangkan pembebanan dibuat konstan maka on dan otd akan konstan juga. Oleh karena itu yang mempengaruhi temperatur hot spot dalam hal ini adalah temperatur ambient. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.3. Untuk setiap kenaikan C maka akan mengakibatkan naiknya temperatur hot spot sebesar C juga, hal ini sesuai dengan rumusnya yaitu: c = a + on + otd Tabel 4.4 tabel pengaruh suhu ambient. No Suhu ( C) Susut Umur L (%) Pada Pembebanan 00% 90% 80% 20 00,00 22,84 06, ,25 25,64 06, ,99 28,77 07, ,42 32,30 08, ,74 36,25 09, ,8 40,69 0, ,00 45,68 2, ,49 5,27 3, ,98 57,55 5, ,84 64,60 6, ,48 72,5 9, ,36 8,39 2, ,00 9,35 24, ,98 02,54 26, ,97 5,0 30, ,69 29,9 33, ,96 45,02 38, ,72 62,78 42, ,00 82,7 48,0 Temperatur sekitar atau ambient menentukan perubahan temperatur hot spot, semakin besar temperatur sekitar maka semakin besar temperatur hot spot begitu pula sebaliknya. Kenaikan temperatur

66 minyak dan suhu sekeliling akan mempengaruhi besarnya temperatur hot spot Menentukan Perkiraan Umur Perkiraan umur karena pembebanan transformator dapat dihitung sebagai berikut. Sisa umur digunakan untuk melakukan persiapanpersiapan penggantian transformator. Persiapan tersebut antara lain untuk pemesanan dan pengiriman, diharapkan waktu tersebut cukup sebelum transformator telah habis jam operasinya. Untuk lamanya waktu persiapan diasumsikan 2 tahun. Perhitungan perkiraan umur dibawah ini hanya memperhitungkan karena pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa memperhitungkan pengaruh yang lain. Sisa umur pada tahun ke n = umur dasar - ( n x susut umur ) 2 = umur dasar - ( n x susut umur ) 2 + ( n x susut umur ) = umur dasar n = = = umur dasar 2 susut umur % % = 7 tahun Sedangkan untuk pembebanan yang lain seperti pada tabel 4.3 umurnya juga dapat ditentukan dengan cara yang sama, sehingga didapatkan tabel sebagai berikut:

67 Tabel 4.5 Umur transformator dari berbagai macam pembebanan Susut Beban No Umur Umur ( % ) L (%) ( tahun ) , , ,23 >>30 Dari tabel diatas untuk pembebanan 00% akan menghasilkan susut umur 400 % dan umurnya hanya 7 tahun. Sedangkan untuk pembebanan 90% mempunyai nilai susut umur 9,35 % sehingga umurnya lebih panjang yaitu 30,653 tahun. Sedangkan untuk pembebanan 80% dari daya terpasang mempunyai nilai susut umur 24,23 % Susut umur ( % ) Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Susut Umur Dengan Umur Transformator 4.3. Analisa Real Dengan Data Yang Ada Perhitungan-Perhitungan Berdasarkan data pembebanan GTG.3 PLTGU Tambak Lorok Semarang tahun 2008 dapat diambil sebagai contoh untuk perhitungan pengaruh pembebanan. Data yang diambil adalah data yang terbesar selama tahun 2008 dengan tujuan mendapatkan susut umur yang tertinggi karena pembebanannya maksimalnya sekitar 75% dari daya terpasang transformator.

68 Perhitungan perhitungan untuk pembebanan tanggal 6 September 2008 Menentukan daya semu Seperti terlihat pada lampiran 2, besarnya daya pengenal dari trafo yang digunakan 0 MVA / 45 MVA ( ONAN / OFAF ) Besarnya beban trafo pada tanggal 6 September 2008 jam 00:00 adalah 03 MW MVAR S P 2 Q 2 = = 03,005 MVA Menentukan Load Faktor Perbandingan pembebanan atau load faktornya adalah K S Sr 03,005 0 = 0,9364 ( ONAN ) K S Sr 03, = 0,704 ( OFAF ) Menentukan Rugi Tembaga

69 Seperti terlihat pada lampiran 2, besarnya rugi beban nol adalah 00 KW dan rugi tembaga untuk daya pengenal 45 MVA adalah 450 KW P CU = I 2.R + I 2 2.R 2 = I 2.R + ( I.a ) 2.R 2 = I 2.R + I 2.a 2.R 2 = I 2 ( R + a 2.R 2 ) P CU = ( R 2 + a 2.R 2 ) I ,6087 = ( R + a 2.R 2 ) Untuk daya pengenal 45 MVA S r = V. I I = S r V 45 MVA =,5 KV = 2,6087 KA Untuk daya pengenal 0 MVA S r = V. I I = S r V 0 MVA =,5 KV = 9,5652 KA P CU = I 2. R + I 2 2.R 2

70 = I 2. R +( I a) 2.R 2 = I 2 ( R + a 2.R 2 ) = (9,5652 ) 2 ( R + a 2.R 2 ) = (9,5652 ) ( 2 2,6087 = 258,9763 KW Menentukan Perbandingan Rugi ( d ) Untuk daya pengenal 0 MVA ) d = Rugi tembaga pada daya pengenal Rugi beban nol = 258, = 2,5898 Untuk daya pengenal 45 MVA d = Rugi tembaga pada daya pengenal Rugi beban nol 450 = 00 = 4,5 Menentukan Kenaikan Temperatur Stabil Top Oil Kenaikan Temperatur Stabil Top Oil dapat dihitung dengan cara: b = oi dk d 2 x untuk ONAN oi = 55 dan x = 0,9 untuk OFAF oi = 40 dan x =.

71 b = ,5898(0,9364 ) 2,5898 0,9 = 55 2,5898(0,8768) 2,5898 0,9 = 55 2,2709 2,5898 0,9 = 55 3,2709 3,5898 0,9 = 55 x 0,997 = 50,5823 C Menentukan Kenaikan Temperatur Top Oil Kenaikan temperatur top oil dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut, yaitu : on = o(n-) + ( b o (n-) ) ( e -t/ 0 ) untuk ONAN 0 = 3 untuk OFAF 0 = 2 Untuk besarnya o(n-) diasumsikan sama dengan ou karena beban awalnya dianggap stabil. o = 50, (50, ,5823 ) ( - e -/ 3 ) = 50,5823 C Menentukan Temperatur Top Oil Temperatur top oil dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut ini, yaitu : on = on + a

72 Sedangkan besarnya a menurut lampiran temperatur tanggal 6 September 2008 adalah 27,9 C. on = o + a = 50, ,9 = 78,4823 C. Menentukan Jenis pendinginan Jenis pendinginan dapat ditentukan dengan memenuhi satu keadaan atau lebih, yaitu: Jika temperatur top oil kurang dari atau sama dengan 64 C maka jenis pendinginannya adalah ONAN. Jika temperatur top oil lebih dari 64 C maka jenis pendinginannya adalah OFAF, bila temperaturnya masih diatas 50 C pendinginannya masih OFAF, Jika kurang dari 50 C pendinginannya berubah menjadi ONAN. Untuk awal perhitungan digunakan dengan jenis pendinginan ONAN, karena temperatur top oil transformator 78,4823 C, maka dapat diketahui jenis pendinginannya adalah OFAF sehingga perhitungannya menjadi: b = ,5(0,704 ) 4,5 = 40 4,5(0,5047) 4,5 = 40 2,270 5,5 = 40 3,270 5,5

73 = 40 x 0,5947 = 23,788 C o2 = o + a = 23, ,9 = 5,688 C. Temperatur Hot Spot Menentukan Selisih Temperatur Antara Hot Spot Dengan Top Oil td = ( cr br ) K 2y untuk ONAN cr = 78, br = 55 dan y = 0,8 untuk OFAF cr = 78, br = 40 dan y = 0,9. td = ( ) ( 0,704 ) 2 ( 0,9 ) = ( 38 ) ( 0,704 ),8 = 38 x 0,982 = 20,5336 C Menentukan Temperatur Hot Spot Temperatur Hot Spot dapat dihitung temperatur hot spot berdasarkan persamaan, yaitu: c = ar+ on + otd Sedangkan besarnya amaks menurut lampiran temperatur bulan September 2008 adalah 32 C. ar = a maks / hari hari

74 = ( , , ,2 +34, , , ,6 + 33,2 + 35,2 + 35,2 + 36,2 + 32,8 + 32,7 + 33,8 + 36,2 + 3,4 + 35, , ,8 + 34,8 ) / 30 = 33,8267 C c = 33, , ,5336 = 78,484 C Menentukan Thermal Ageing Menentukan Laju Penuaan Thermal Relatif Berdasarkan persamaan V = 2 ( c - 98 ) / 6 (78, ) / 6 = 2 = 2 (-9,856 ) / 6 = 0,009 Dengan cara yang sama untuk pembebanan pada jam yang lain dapat dilihat hasilnya pada tabel 4.6.

75

76

77 Menghitung Pengurangan Umur Jumlah umur yang terpakai tiap harinya karena pengaruh penurunan isolasi belitan saja tanpa memperhitungkan pengaruh yang lain dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: L = h 3T V 0 4V odd 2V even Vn x 00% Untuk ONAN L = 3x24 { 2, ( 2,503 +,622 +, ,3896 +,245 +,8698 +,6944 +,993 +, , , ,6984 ) + 2 ( 0, , ,635 +,0865 +,662 +,833 +,8746 +, , , ,8284 ) + 2,6089 } = 72 { 45,94 } x 00% = 202,65% Untuk ONAN OFAF L = 3x24 { ( 0, ,28 + 0, , , , , , , , , ,092 ) + 2 ( 0, , , , , , , , ,7 + 0, ,7 ) + 0,058 } = 72 { 8,6904 } x 00% = 5,69%

78 Saat transformator masih berbeban rendah akan menghasilkan temperatur yang masih relatif rendah sehingga jenis pendinginannya akan menggunakan ONAN, seiring dengan kenaikkan beban temperaturnya juga akan mengalami kenaikkan pada suhu 64 C jenis pendinginannya akan menggunakan OFAF sehingga temperaturnya akan mengalami penurunan. Namun demikian temperatur minyak transformator saat ONAN dan OFAF akan relatif sama pada beban tertentu. Dari kedua tabel dibawah terlihat bahwa untuk pendinginan ONAN saja akan mengkibatkan tingginya temperatur transformator yang berakibat akan memperbesar susut umurnya, sedangkan jika transformator menggunakan pendinginan kombinasi ONAN dan OFAF akan mendapatkan temperatur transformator yang lebih kecil dan susut umur yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan hanya pendinginan ONAN. Keuntungan menggunakan transformator kombinasi ONAN dan OFAF: Mendapatkan temperatur transformator yang rendah Lebih hemat dalam pemakaian energi listrik karena untuk menggerakkan kipas-kipas pendingin dan pompa minyak tidak terus-menerus, adakalanya sistem OFAF menjadi ONAN. Dari hasil perhitungan-perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pembebanan yang jauh lebih kecil dari daya terpasang akan mengakibatkan suhu minyak yang rendah, semakin besar beban transformator maka semakin besar temperatur minyak pendingin akibatnya akan memperbesar susut umurnya.

79 Dengan kata lain semakin besar load faktor ( K ) semakin besar temperatur hot spot dan susut umurnya. Hubungan antara load faktor (K) dengan temperatur hot spot dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hubungan antara load faktor (K) dengan temperatur hot spot. Pendingin K n td a c ONAN ONAN ONAN ONAN ONAN ONAN OFAF OFAF OFAF OFAF OFAF Gambar 4.2 Grafik Hubungan antara load faktor (K) dengan temperatur hot spot. Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa saat terjadi perpindahan dari ONAN menjadi OFAF temperatur hot spot naik kemudian turun karena OFAF lebih efektif dari pada ONAN.

BAB II TRANSFORMATOR TENAGA

BAB II TRANSFORMATOR TENAGA BAB II TRANSFORMATOR TENAGA 2.1 Pengertian Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG 1.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG)

ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG 1.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG) ANALISA PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR TENAGA (STUDI KASUS TRAFO GTG 1.3 PLTGU TAMBAK LOROK SEMARANG) oleh: Nama : Purnama Sigid NIM : LF306046 Abstrak - Transformator Tenaga didesain

Lebih terperinci

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR OLEH : KOMANG SUARDIKA (0913021034) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN AJARAN 2012 BAB

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

BAB III. Tinjauan Pustaka

BAB III. Tinjauan Pustaka BAB III Tinjauan Pustaka 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi Merupakan Bagian dari sistem tenaga listrik.sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Transformator, Susut Umur

ABSTRAK. Kata Kunci : Transformator, Susut Umur ABSTRAK Susut umur pada transformator dipengaruhi oleh isolasi belitan transformator dan minyak transformator. Salah satu kerusakan atau kegagalan isolasi dari minyak transformator diakibatkan dari perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transformator Transformator merupakan peralatan mesin listrik statis yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, yang dapat mentransformasikan energi listrik dari

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator TRANSFORMATOR 1. Pengertian Transformator Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Selain itu tranformator

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG Yunius Fadli Firdaus. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transformator Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB DASAR TEORI. Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DAYA (APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR)

STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DAYA (APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR) STUDI PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DAYA (APLIKASI PADA GARDU INDUK PEMATANGSIANTAR) Junedy Pandapotan Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...iv MOTTO...v KATA PENGANTAR...vi PERSEMBAHAN...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN Soehardi, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus Pentanahan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK Muhammad Arief N (21060111130114) 1, Mochammad Facta, ST. MT. PhD (197106161999031003) 2. 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. batasan-batasan masalah yang berkaitan erat dengan topik yang sedang diambil.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. batasan-batasan masalah yang berkaitan erat dengan topik yang sedang diambil. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik tugas akhir yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan batasan-batasan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI Agung Aprianto. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG

TUGAS AKHIR. ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG TUGAS AKHIR ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

ANALISA TEMPERATUR MINYAK TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR DI UNIT 6 PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA TEMPERATUR MINYAK TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR DI UNIT 6 PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEMPERATUR MINYAK TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR DI UNIT 6 PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem tenaga listrik DC Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu jurusan saja dalam

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH (Aplikasi pada PLTU Labuhan Angin, Sibolga) Yohannes Anugrah, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA JENIS KEGAGALAN TRANSFORMER BERDASARKAN HASIL UJI DGA DENGAN METODE ROGER S RATIO PLTU TAMBAK LOROK

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA JENIS KEGAGALAN TRANSFORMER BERDASARKAN HASIL UJI DGA DENGAN METODE ROGER S RATIO PLTU TAMBAK LOROK Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA JENIS KEGAGALAN TRANSFORMER BERDASARKAN HASIL UJI DGA DENGAN METODE ROGER S RATIO PLTU TAMBAK LOROK Muhammad Faishal A. R. (L2F 007 051) Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

STUDI SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv AKIBAT PEMBEBANAN LEBIH DI PT.PLN (PERSERO) KOTA PONTIANAK

STUDI SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv AKIBAT PEMBEBANAN LEBIH DI PT.PLN (PERSERO) KOTA PONTIANAK STUDI SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv AKIBAT PEMBEBANAN LEBIH DI PT.PLN (PERSERO) KOTA PONTIANAK Parlindungan Gultom 1), Ir. Danial, MT. 2), Managam Rajagukguk, ST, MT. 3) 1,2,3) Program Studi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR BAGIAN RAT PLTU UNIT 3 PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR BAGIAN RAT PLTU UNIT 3 PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR BAGIAN RAT PLTU UNIT 3 PT. INDONESIA POWER UP SEMARANG Akbar Rama Dhanara. 1, Ir. Tejo Sumakdi, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1. JENIS PENGAMAN Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983) Bagian Satu, C) : Relai Buchollz

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. batasan-batasan masalah yang berkaitan erat dengan topik yang sedang diambil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. batasan-batasan masalah yang berkaitan erat dengan topik yang sedang diambil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik tugas akhir yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Transformator Tenaga Transformator tenaga adalah merupakan suatu peralatan listrik statis yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik arus bolak-balik dari tegangan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Hadha Alamajibuwono 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah BAB II TRANSFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK Mahasiswa dan Dionisius Vidi N., Karnoto, ST, MT. Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ON LOAD TAP-CHANGING PADA FURNACE TRANSFORMATOR

Makalah Seminar Kerja Praktek ON LOAD TAP-CHANGING PADA FURNACE TRANSFORMATOR Makalah Seminar Kerja Praktek ON LOAD TAP-CHANGING PADA FURNACE TRANSFORMATOR Oleh: Radiktyo Nindyo S (L2F 005 572) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Salah satu peralatan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Transformator distribusi Transformator distribusi yang sering digunakan adalah jenis transformator step up down 20/0,4 kv dengan tegangan fasa sistem JTR adalah 380 Volt karena

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power

Lebih terperinci

BAB III FORMULASI PENENTUAN SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

BAB III FORMULASI PENENTUAN SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BAB III FORMULASI PENENTUAN SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 3.1 Pendahuluan Pada bab ini akan diformulasikan hubungan antara kenaikan suhu yang melebihi batas - batas kemampuan isolasi dengan susutnya

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1 1 Mahasiswa dan 2 Hafrizal Lazuardi Susiawan. 1, Karnoto, ST, MT. 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI Oleh: OFRIADI MAKANGIRAS 13-021-014 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MANADO 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL

PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL Yudi Yantoro,Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus Almari Kontrol Transformator-Almari

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,

Lebih terperinci

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu TRANSFORMATOR 1.PengertianTransformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

Kerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1

Kerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1 Makalah seminar kerja praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK 150 KV PT.PETROKIMIA GRESIK Joko Susilo, Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

ANALISA PROTEKSI TRANSFORMATOR 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN RELE DIFERENSIAL DI PLTG PAYA PASIR

ANALISA PROTEKSI TRANSFORMATOR 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN RELE DIFERENSIAL DI PLTG PAYA PASIR ANALISA PROTEKSI TRANSFORMATOR 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN RELE DIFERENSIAL DI PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR TIGA BELITAN SEBAGAI GENERATOR STEP-UP TRANSFORMER

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR TIGA BELITAN SEBAGAI GENERATOR STEP-UP TRANSFORMER Harrij Mukti K, Analisis Kinerja Transformator, Hal 71-82 ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR TIGA BELITAN SEBAGAI GENERATOR STEP-UP TRANSFORMER Harrij Mukti K 6 Pada pusat pembangkit tenaga listrik, generator

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR Yudi Yantoro, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang gangguan pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi tenaga listrik, dan metoda proteksi pada transformator daya. 2.1 Gangguan dalam Sistem Tenaga

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sebuah transformator dapat dibebani secara terus menerus sesuai dengan kemampuan nominalnya. Pada prakteknya sangat jarang terjadi pembebanan sebuah transformator secara terus menerus pada nominalnya.

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ONLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK I

Makalah Seminar Kerja Praktek ONLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK I Makalah Seminar Kerja Praktek ONLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK I Amalia Saraswati 1., Karnoto, ST. MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,

Lebih terperinci

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya Transformator Daya dan Cara Pengujiannya Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN DAYA OUTPUT TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR UNIT 1.3 DI PT. PJB MUARA KARANG

ANALISA PERUBAHAN DAYA OUTPUT TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR UNIT 1.3 DI PT. PJB MUARA KARANG TUGAS AKHIR ANALISA PERUBAHAN DAYA OUTPUT TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR UNIT 1.3 DI PT. PJB MUARA KARANG Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN ABSTRAK

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN ABSTRAK PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN Yudi Yantoro, Sabari D3 Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jl Dewi Sartika No 71 Tegal Telp/Fax (0283)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PengertianTransformator 1 Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain,

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN TRANSFORMATOR TENAGA 150 KV DI GARDU INDUK APP DURIKOSAMBI 4.1 Trafo Step Up 150 kv PT. PLN Durikosambi Gardu Induk Durikosambi berjenis gardu induk Switchyard, yakni gardu induk yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA GANGGUAN TRANSFORMATOR TURBIN UAP UNIT 3 PLTGU MUARA KARANG BLOK 2 DENGAN METODE RCFA

TUGAS AKHIR ANALISA GANGGUAN TRANSFORMATOR TURBIN UAP UNIT 3 PLTGU MUARA KARANG BLOK 2 DENGAN METODE RCFA TUGAS AKHIR ANALISA GANGGUAN TRANSFORMATOR TURBIN UAP UNIT 3 PLTGU MUARA KARANG BLOK 2 DENGAN METODE RCFA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG AREA CIKOKOL

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG AREA CIKOKOL LAPORAN KERJA PRAKTEK PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG AREA CIKOKOL Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB III PENGAMBILAN DATA BAB III PENGAMBILAN DATA Didalam pengambilan data pada skripsi ini harus di perhatikan beberapa hal sebagai berikut : 3.1 PEMILIHAN TRANSFORMATOR Pemilihan transformator kapasitas trafo distribusi berdasarkan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA

PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA Soehardi ABSTRAK Dilapangan dijumpai juga kasus trafo-trafo yang bermasalah, baik dari awal perencanaan, prosedur pemeliharaan bahkan pemeliharaan yang kurang baik sehingga

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Viskositas Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang mudah

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG Aditya Teguh Prabowo 1, Agung Warsito 2 1 Mahasiswa dan 2

Lebih terperinci

Transformator. Dasar Konversi Energi

Transformator. Dasar Konversi Energi Transformator Dasar Konversi Energi Transformator Transformator adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP MASA GUNA DAN PEMBEBANAN DARURAT TRANSFORMATOR DAYA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP MASA GUNA DAN PEMBEBANAN DARURAT TRANSFORMATOR DAYA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP MASA GUNA DAN PEMBEBANAN DARURAT TRANSFORMATOR DAYA TESIS DEWANTO INDRA KRISNADI 09 06 57 77 66 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB II GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB II GARDU TRAFO DISTRIBUSI BAB II GARDU TRAFO DISTRIBUSI II.1 Umum Gardu trafo distribusiberlokasi dekat dengan konsumen. Transformator dipasang pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Untuk mengamankan transformator

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA 2.1 Umum Transformator merupakan suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mentransformasikan tegangan dan arus dari sisi primer ke sisi sekunder

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PERAWATAN TRANSFORMATOR STEP UP 150KV DI PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PENGATURAN BEBAN JAWA DAN BALI AREA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN DURIKOSAMBI Diajukan untuk Melengkapi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR TEGANGAN DAN PEMELIHARAANYA PADA PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN REGION JAWA TENGAH & DIY

TRANSFORMATOR TEGANGAN DAN PEMELIHARAANYA PADA PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN REGION JAWA TENGAH & DIY TRANSFORMATOR TEGANGAN DAN PEMELIHARAANYA PADA PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN REGION JAWA TENGAH & DIY Fajar Romi Al Mubarok. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK TRAFO TEGANGAN Pada Gambar 6.1 diperlihatkan contoh suatu trafo tegangan. Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan rendah yang besarannya sesuai

Lebih terperinci