HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN AKTIVITAS PENERBANGAN DI BANDARA ADI SUCIPTO DENGAN NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA ANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN AKTIVITAS PENERBANGAN DI BANDARA ADI SUCIPTO DENGAN NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA ANAK"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN AKTIVITAS PENERBANGAN DI BANDARA ADI SUCIPTO DENGAN NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA ANAK Mieng Nova Sutoo 1, B.U. Djoko Rianto 2, Nawi Ng 3 1 Kantor Kesehatan Pelabuhan Jayaura 2 Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta 3 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, UGM, Yogyakarta ABSTRACT Background: With its increasing status as international airort, the intensifying flight activities at Adi Sucito Airort in Yogyakarta City oses a ublic health roblem to its surrounding community. A reliminary study conducted by the Directorate of Environmental Sanitation, Directorate General of Disease Control and Environmental Sanitation of the Ministry of Health and Environmental Health Engineering Council of Yogyakarta, at an elementary school located in the Noise Area Limit II showed the noise level of 71.4 dba, and subjective comlaints from resondents included difficulty to slee (46.5%), frequent waking u at night (45.1%), and lack of slee (42.2%). Forty three out of 70 students studied exerienced decrease of hearing caability. Objective: The objective of the study was to identify relationshi between noise intensity and level of hearing limit among elementary school students at Noise Area Limit II of Adi Sutjito Airort, Yogyakarta. The study was conducted at two elementary schools within the Noise Area Limit II, one situated closely to the airort and the other one at the outer ring of the area. Method: The study was analytical with cross sectional study design. Result: The airlane noise intensity, either measured at school or subject residence, showed no significant differences between Kali Ajir Lor and Perumnas Condong Catur Elementary School. The duration of exosure is amongst the imortant factor which might exlain the difference of hearing imairment observed in this study. Conclusion: Length of exosure to noise intensity is statistically significant to the level of hearing imairment among students studied. Keywords: noise area limit, noise intensity, hearing disorder PENDAHULUAN Bandar udara (bandara) Adi Sucito Yogyakarta berdasarkan Keutusan Menteri Perhubungan R.I. Nomor KM 90/ ditetakan sebagai bandara internasional. Sejalan dengan enetaan status sebagai bandara internasional tersebut, aktivitas di Bandara Adi Sucito meningkat, baik dari segi kegiatannya mauun frekuensi enerbangan dan jenis esawat yang beroerasi di bandara. Damak dari eningkatan tersebut, intensitas kebisingan yang diterima oleh masyarakat di sekitar bandara meningkat ula. Berdasarkan hal tersebut maka ihak Deartemen Perhubungan telah menentukan Batas Kawasan Kebisingan (BKK) di sekitar bandara. Di sekitar Bandara Adi Sucito Yogyakarta berdasarkan hasil engukuran yang dilakukan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan Dirjen P 2 M&PL Dekes R.I dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta ada tanggal 11 Juni 2004 dari jam yang berlokasi di Dasar Negeri (SDN) Kali Ajir Lor Berbah Sleman (batas dalam wilayah BKK II) dieroleh kebisingan rata-rata sebesar 71,40 dba. Berdasarkan kuesioner yang disusun oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan data tentang keluhan yang dirasakan oleh 70 murid SDN tersebut terdaat 46,5% sulit mulai tidur, 45,1% sering terbangun malam, dan 42,2% merasa kurang tidur, dan terdaat 43 siswa mengalami enurunan endengaran hantaran udara. 2 Di SDN Perumnas Condong Catur (batas luar wilayah BKK II) dieroleh kebisingan rata-rata sebesar 63,40 dba, dengan keluhan yang dirasakan oleh 70 murid SDN tersebut terdaat 25,5% sulit mulai tidur, 23,7% sering terbangun malam, 22,4% merasa kurang tidur, dan terdaat 18 siswa mengalami enurunan endengaran hantaran udara. 2 Berdasarkan data sekunder terdaat 229 anak SDN di Puskesmas dan 223 anak SDN di Puskesmas Deok II mengalami gangguan endengaran. Data dari Kecamatan Berbah ada tahun 1999 terdaat anak usia 6-13 tahun, dan di Kecamatan Deok ada tahun 1999 terdaat anak usia 6-13 tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Reublik Indonesia No. 718/Menkes/Per/XI/1987 3, tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan, ersyaratan untuk wilayah B (wilayah yang 12 l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007

2 Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 23, No. 1, Maret 2007 halaman dieruntukkan bagi erumahan, temat endidikan, rekreasi, dan sejenisnya) ditetakan sebesar 45 dba (maksimum yang dianjurkan) samai 55 dba (maksimum yang dierbolehkan). Berdasarkan uraian tersebut, daat disusun ertanyaan enelitian sebagai berikut: aakah ada hubungan antara intensitas kebisingan akibat aktivitas enerbangan di Bandara Adi Sucito dengan nilai ambang endengaran anak SDN. Kali Ajir Lor dan dan SDN. Perumnas Condong Catur? Tujuan enelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan esawat dengan nilai ambang endengaran ada anak SDN di wilayah BKK II Bandara Adi Sucito Yogyakarta. Subjek enelitian ini adalah siswa SDN di wilayah BKK II Bandara Adi Sucito Yogyakarta. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis enelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional study. Subjek enelitian ini adalah siswa SDN di wilayah BKK II Bandara Adi Sucito Yogyakarta. Jumlah samel dalam enelitian ini sebanyak 96 siswa SDN. Kali Ajir Lor (batas dalam BKK II) dan 96 siswa SDN. Perumnas Condong Catur (batas luar BKK II) yang diambil secara random. Variabel indeenden dalam enelitian ini adalah intensitas kebisingan dari suara esawat yang melintas di atas sekolah temat enelitian, dan lama teraar kebisingan, sedangkan variabel deenden dalam enelitian ini adalah nilai ambang endengaran anak SDN di kedua SDN yang diteliti. Pengumulan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui umur, temat tinggal, lamanya subjek enelitian teraar kebisingan dari esawat udara, keteraaran kebisingan suara esawat udara selain di sekolahnya, gangguan kesehatan yang dirasakan akibat aaran kebisingan, dan endaat subjek enelitian tentang lingkungan sekolahnya. Selain itu juga digunakan Diagnostic Audiometer model AA-39A, Rion Comany milik Balai Hierkes Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), untuk mengetahui tingkat endengaran subjek enelitian, serta menggunakan Sound Level Meter merk Quest model Q 500 milik Balai Hierkes Provinsi DIY, untuk mengukur intensitas suara dari esawat udara dan sumber lainnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik subjek enelitian a. Karakteristik subjek berdasarkan jenis kelamin Subjek enelitian terdiri dari Siswa SDN. Kali Ajir Lor dan siswa SDN. Perumnas Condong Catur kelas I-VI, terdiri dari 103 siswa eremuan (53,7%) dan 89 siswa laki-laki (46,3%), yang ditentukan secara random berdasarkan daftar siswa di tia-tia kelas. Untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 1. b. Karakteristik subjek berdasarkan kelomok umur Berdasarkan kelomok umur, terdaat 33 siswa (33,3%) subjek dari SDN. Kali ajir Lor berumur antara tahun, sedangkan dari SDN. Perumnas Condong Catur terdaat 39 siswa (40,6%) ada kelomok umur 8-9 tahun, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 2. Tabel 1. Distribusi subjek enelitian berdasarkan jenis kelamin ada siswa SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur Jenis Kelamin SDN. Kali Ajir Lor SDN. Perumnas Jumlah % Codong Catur Peremuan 42 43, , ,7 Laki-laki 54 56, , ,3 0,006 Jumlah Tabel 2. Distribusi subjek enelitian berdasarkan kelomok umur ada siswa SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur Kelomok SDN. Kali Ajir Lor SDN. Perumnas Jumlah % Umur Codong Catur 5-7 tahun 22 22, , ,9 8-9 tahun 16 16, , , tahun 26 27, , ,7 0, tahun 32 33,3 4 4, ,8 Jumlah Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007 l 13

3 c. Karakteristik subjek berdasarkan temat tinggal Berdasarkan temat tinggalnya terdaat 21 siswa (21,9%) dari SDN. Kali Ajir Lor tinggal di BKK III, dan 17 siswa (17,7%) dari SDN. Perumnas Condong Catur tinggal di BKK I, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 3. Dalam analisis data selanjutnya, subjek enelitian yang tinggal di kawasan BKK I dan III akan dikeluarkan dari analisis, karena daat mengganggu hasil analisis data. Hal ini disebabkan karena BKK I dan III berada di luar lokasi enelitian. 2. Intensitas kebisingan di lokasi enelitian a. Rata-rata intensitas kebisingan di sekolah Rata-rata intensitas kebisingan di SDN. Kali Ajir Lor ada saat esawat melintas sebesar 118,41 dba dengan rata-rata lama waktu aaran antara 3-7 menit dan ada saat tidak terdaat esawat udara yang melintas sebesar 53,96 dba. Di SDN. Perumnas Condong Catur rata-rata intensitas kebisingan ada saat esawat udara melintas sebesar 118,18 dba dengan rata-rata lama waktu aaran antara 3-7 menit dan ada saat tidak ada esawat sebesar 54,04 dba. Tabel 4, menunjukkan tidak terdaat erbedaan rata-rata intensitas kebisingan di sekolah antara SDN. Kali Ajir Lor dengan SDN. Perumnas Condong Catur ada saat terdaat suara esawat mauun ada saat tidak terdaat suara esawat. b. Rata-rata intensitas kebisingan di sekitar emukiman subjek enelitian Rata-rata intensitas kebisingan di emukiman subjek enelitian siswa SDN. Kali Ajir Lor ada saat esawat melintas sebesar 111,03 dba dan ada saat tidak terdaat esawat udara yang melintas sebesar 53,23 dba, sedangkan di emukiman subjek enelitian dari siswa SDN. Perumnas Condong Catur rata-rata intensitas kebisingan ada saat esawat udara melintas sebesar 109,09 dba dan ada saat tidak ada esawat sebesar 61,94 dba, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 5. Tabel 5, menunjukkan bahwa tidak terdaat erbedaan rata-rata intensitas kebisingan sekitar emukiman subjek antara SDN. Kali Ajir Lor dengan SDN. Perumnas Condong Catur ada saat esawat udara melintas, tetai terdaat erbedaan rata-rata intensitas kebisingan di emukiman antara SDN. Kali Ajir Tabel 3. Distribusi subjek enelitian berdasarkan temat tinggal ada siswa SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur Temat Tinggal SDN. Perumnas SDN. Kali Ajir Lor Codong Catur Jumlah % BKK I ,7 17 8,8 BKK II 75 78, , ,2 BKK III 21 21, Jumlah ,001 Tabel 4. Rata-rata intensitas kebisingan sekolah di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur Intensitas Kebisingan Kali Ajir Perumnas Lor Ada esawat (dba) 118,41 118,18 0,822 Tidak ada esawat (dba) 53,96 54,04 0,585 Tabel 5. Rata-rata intensitas kebisingan sekitar emukiman subjek di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur Intensitas Kebisingan Kali Ajir Perumnas Lor Ada esawat (dba) 111,03 109,09 0,138 Tidak ada esawat (dba) 53,23 61,94 0, l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007

4 Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 23, No. 1, Maret 2007 halaman Lor dengan SDN. Perumnas Condong Catur ada saat tidak terdaat esawat udara yang melintas. 3. Lama Subjek Teraar Kebisingan Lama subjek teraar kebisingan ditentukan berdasarkan dari lamanya subjek tinggal di lokasi enelitian. Di SDN. Kali Ajir Lor terdaat 39 siswa (52,0%) telah teraar kebisingan dari suara esawat udara > 10 tahun, sedangkan di SDN. Perumnas Condong Catur terdaat 12 siswa (15,2%) telah teraar suara kebisingan dari esawat udara >10 tahun, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 6a. Tabel 6a, menunjukkan bahwa terdaat erbedaan jumlah subjek antara SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan lama subjek teraar kebisingan dari suara esawat terbang, dengan nilai = 0,001. Lama subjek teraar kebisingan di sekolah ditentukan berdasarkan dari lamanya subjek berada di sekolah. Di SDN. Kali Ajir Lor terdaat 48 siswa (64,0%) teraar kebisingan dari suara esawat udara di sekolah > 5 jam, sedangkan di SDN. Perumnas Condong Catur terdaat 42 siswa (53,2%) teraar suara kebisingan dari esawat udara di sekolah > 5 jam, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 6b. Tabel 6b, menunjukkan bahwa tidak terdaat erbedaan jumlah subjek antara SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan lama subjek teraar kebisingan dari suara esawat terbang di sekolah, dengan nilai = 0, Rata-rata nilai ambang dengar subjek enelitian di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur Rata-rata nilai ambang dengar telinga kiri dari 75 siswa SDN. Kali Ajir Lor sebesar 23,63 db dan telinga kanan sebesar 23,96 db, sedangkan ada 79 siswa SDN. Perumnas Condong Catur rata-rata ambang dengar telinga kiri sebesar 23,73 db dan telinga kanan sebesar 24,43 db, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 7. Tabel 7, menunjukkan bahwa tidak terdaat erbedaan rata-rata nilai ambang dengar telinga kiri mauun kanan antara siswa SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur, dengan nilai < a. Tabel 6a. Lama subjek teraar kebisingan suara esawat udara di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan lama tinggal di wilayah BKK II Jumlah % Lama Teraar Kali Ajir Lor Perumnas Condong Catur > 10 tahun 39 52, , ,1 < 10 tahun 36 48, , ,9 0,001 Jumlah Tabel 6b. Lama subjek teraar kebisingan suara esawat udara di SDN.Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan lama sekolah Jumlah % Lama Teraar Kali Ajir Lor Perumnas Condong Catur > 5 jam 48 64, , ,4 < 5 jam 27 36, , ,6 0,173 Jumlah Tabel 7. Rata-rata nilai ambang dengar subjek enelitian di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur Rata-rata HTL Kali Ajir Lor Perumnas Kiri (db) 23,63 23,73 0,821 Kanan (db) 23,96 24,43 0,195 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007 l 15

5 5. Ambang endengaran subjek enelitian di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur Ambang endengaran subjek dari 75 siswa SDN. Kali Ajir Lor, terdaat 9 siswa (12,0%) yang mengalami tuli, sedangkan dari SDN. Perumnas Condong Catur terdaat 17 siswa (21,5%) yang mengalami tuli, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 8. Tabel 8, menunjukkan bahwa tidak terdaat erbedaan ambang endengaran ada siswa di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur, dengan nilai = 0, Perbedaan ambang endengaran antara Condong Catur berdasarkan lama teraar Terdaat erbedaan yang bermakna secara statistik berdasarkan nilai ambang endengaran antara siswa SDN. Kali ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur ada lama keteraaran > 10 tahun dan < 10 tahun. Untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 9a. Tidak terdaat erbedaan ambang endengaran antara siswa SDN. Kali ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur ada lama keteraaran > 5 jam dan < 5 jam. Untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 9b. 7. Perbedaan ambang endengaran antara Condong Catur berdasarkan jenis kelamin Tidak terdaat erbedaan ambang endengaran antara siswa SD. Kali ajir Lor dan SD. Perumnas Condong Catur berdasarkan jenis kelamin. Untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 10. Tabel 8. Ambang endengaran subjek enelitian di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur. Ambang Pendengaran Siswa SDN Jumlah % Kali Ajir Lor 9 12, , Perumnas Condong Catur 17 21, , ,115 Jumlah 26 16, , Lama teraar > 10 tahun Tabel 9a. Ambang endengaran siswa SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan lama tinggal Jumlah Kali Ajir Lor 9 23, ,9 39 Perumnas 8 66,7 4 33,3 12 Jumlah 17 33, ,7 51 < 10 tahun Kali Ajir Lor Perumnas 9 13, ,6 67 Jumlah 9 8, , ,012 0,025 Lama teraar > 5 jam Tabel 9b. Ambang endengaran siswa SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan lama sekolah Jumlah Kali Ajir Lor 9 18, ,2 48 Perumnas 15 35, ,3 42 Jumlah 24 26, ,3 90 < 5 jam Kali Ajir Lor Perumnas 2 5, ,6 37 Jumlah 2 3, ,9 64 Tabel 10. Ambang endengaran siswa SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Peremuan Kali Ajir Lor 4 11, ,2 34 Perumnas 14 25, ,0 56 Jumlah 18 20, ,0 90 Laki-laki Kali Ajir Lor 5 12, ,8 41 Perumnas 3 13, ,0 23 Jumlah 8 12, ,5 64 0,095 0,504 0,176 1, l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007

6 Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 23, No. 1, Maret 2007 halaman Perbedaan gangguan endengaran antara Condong Catur berdasarkan kelomok umur Tidak terdaat erbedaan ambang endengaran ada siswa SD. Kali Ajir Lor dan SD. Perumnas Condong Catur yang berumur > 10 tahun, tetai ada kelomok umur < 10 tahun terdaat erbedaan ambang endengaran antara siswa Condong Catur, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel Perbedaan gangguan endengaran antara Condong Catur berdasarkan kondisi rumah Terdaat 17 siswa (21,5%) dari 79 siswa SDN Perumnas Condong Catur yang mengalami ketulian ada kondisi rumah saat tidak terdaat bunyi esawat memunyai intensitas kebisingan > 55 dba, sedangkan di SDN. Kali Ajir Lor tardaat 3 siswa (75%) dari 4 siswa yang kondisi rumahnya saat tidak terdaat bunyi esawat memunyai intensitas kebisingan > 55 dba, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 12a. Terdaat 12 siswa (26,1%) dari 46 siswa SDN. Perumnas Condong Catur yang mengalami ketulian dengan kondisi rumah saat terdaat bunyi esawat memunyai intensitas kebisingan > 110 dba, sedangkan dari 59 siswa SDN. Kali Ajir Lor terdaat 8 siswa (13,6%) yang mengalami ketulian, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 12b. Tabel 11. Ambang endengaran siswa SD. Kali Ajir Lor dan SD. Perumnas Condong Catur berdasarkan kelomok umur Jenis Kelamin Jumlah Peremuan Kali Ajir Lor 4 11, ,2 34 Perumnas 14 25, ,0 56 Jumlah 18 20, ,0 90 Laki-laki Kali Ajir Lor 5 12, ,8 41 Perumnas 3 13, ,0 23 Jumlah 8 12, ,5 64 0,176 1,000 Tabel 12a. Ambang endengaran Siswa SD. Kali Ajir Lor dan SD. Perumnas Condong Catur berdasarkan kondisi rumah saat tidak terdaat suara esawat Intensitas Jumlah kebisingan > 55 dba Kali Ajir Lor 3 75,0 1 25,0 4 Perumnas 17 21, ,5 79 0,042 Jumlah 20 24, ,9 83 < 55 dba Kali Ajir Lor 6 8, ,5 71 Perumnas Jumlah 6 8, ,0 71 Tabel 12b. Ambang endengaran Siswa SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan kondisi rumah saat terdaat suara esawat. Intensitas Jumlah kebisingan > 110 dba Kali Ajir Lor 8 13, ,4 59 Perumnas 12 26, ,9 46 0,085 Jumlah 20 19, ,0 105 < 110 dba Kali Ajir Lor 1 6, ,7 16 Perumnas 5 15, ,4 33 0,351 Jumlah 6 12, ,8 49 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007 l 17

7 10. Perbedaan gangguan endengaran antara Condong Catur berdasarkan kondisi sekolah Terdaat 17 siswa (24,3%) dari 70 siswa SDN Perumnas Condong Catur yang mengalami ketulian ada kondisi sekolahnya saat tidak terdaat bunyi esawat memunyai intensitas kebisingan < 55 dba, sedangkan di SDN. Kali Ajir Lor tardaat 9 siswa (14,8%) dari 61 siswa yang kondisi sekolahnya saat tidak terdaat bunyi esawat memunyai intensitas kebisingan < 55 dba, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 13a. Terdaat 17 siswa (30,4%) dari 56 siswa SDN. Perumnas Condong Catur yang mengalami ketulian dengan kondisi rumah saat terdaat bunyi esawat memunyai intensitas kebisingan > 110 dba, sedangkan dari 48 siswa SDN. Kali Ajir Lor terdaat 9 siswa (18,8%) yang mengalami ketulian, untuk lebih jelasnya daat dilihat ada Tabel 13b. 11. Hubungan antara jenis kelamin, umur, lama teraar, kondisi rumah dan sekolah saat tidak ada esawat dengan gangguan endengaran ada seluruh subjek enelitian Hasil analisis multivariat regresi logistik untuk menentukan adanya hubungan antara jenis kelamin, umur, lama keteraaran, kondisi rumah dan sekolah saat tidak ada esawat, dengan ambang dengar ada siswa SD. Kali Ajir Lor dan SD. Perumnas Condong Catur dieroleh hasil dalam Tabel 14. Tabel 13a. Ambang endengaran Siswa SD. Kali Ajir Lor dan SD. Perumnas Condong Catur berdasarkan kondisi sekolah saat tidak terdaat suara esawat Intensitas Jumlah kebisingan > 55 dba Kali Ajir Lor Perumnas Jumlah < 55 dba Kali Ajir Lor 9 14, ,2 61 Perumnas 17 24, ,7 70 0,194 Jumlah 26 19, ,2 131 Tabel 13b. Ambang endengaran Siswa SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan kondisi sekolah saat terdaat suara esawat Intensitas Jumlah kebisingan > 110 dba Kali Ajir Lor 9 18, ,3 48 Perumnas 17 30, ,6 56 0,256 Jumlah 26 25, ,0 104 < 110 dba Kali Ajir Lor Perumnas Jumlah Tabel 14. Hasil analisis multivariat antara jenis kelamin, umur, lama tinggal, lama sekolah kondisi rumah dan sekolah saat tidak ada esawat mauun saat ada esawat, dan lama sekolah dengan gangguan endengaran ada seluruh subjek enelitian Variabel B P Wald OR 95% CI Jenis kelamin -0,777 0,190 0,460 0,144-1,470 Kondisi sekolah saat tidak ada esawat 2,860 0,740 17,453 0,001-3,79E+08 Kondisi sekolah saat ada suara esawat 0,812 0,596 2,253 0,112-45,354 Kondisi rumah saat tidak ada esawat 0,318 0,001 1,374 1,134-1,664 Kondisi rumah saat ada suara esawat -0,029 0,386 0,971 0,910-1,037 Lama tinggal 1,546 0,011 4,693 1,417-15,540 Umur 1,182 0,066 3,261 0,927-11,481 Lama sekolah -2,711 0,380 0,066 0,001-28, l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007

8 Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 23, No. 1, Maret 2007 halaman Intensitas kebisingan suara esawat udara di lokasi enelitian, baik di sekitar sekolah mauun di sekitar emukiman subjek enelitian yang berasal dari SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur tidak berbeda secara signifikan. Hal ini disebabkan karena antara SDN. Kali Ajir Lor mauun SDN. Perumnas Condong Catur berada ada wilayah batas kawasan kebisingan yang sama yaitu BKK II, walauun jarak antara kedua sekolah tersebut bebeda + 2 kilometer dan + 3 kilometer dari landasan acu Bandara Adi Sucito. Hasil enelitian ini bertentangan dengan hasil enelitian Rahmawati 4 yang menyatakan bahwa terdaat erbedaan yang signifikan antara intensitas kebisingan ada lingkungan emukiman yang berjarak < 500 meter, meter, dan meter dari sumber kebisingan (jalan raya dan rel kereta ai). Hasil enelitian ini sesuai dengan Deartemen Perhubungan RI yang menyatakan bahwa erbedaan intensitas kebisingan suara esawat udara yang ada di lingkungan emukiman diengaruhi oleh ketinggian esawat, toografi, dan arah angin. Gangguan ambang endengaran yang terdaat ada subjek enelitian di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur daat disebabkan oleh aaran intensitas kebisingan dari suara esawat terbang berdasarkan lama teraar (lama tinggal). Berdasarkan Keutusan Menteri Tenaga Kerja R.I. Nomor: KEP-51/Men/1999 5, intensitas kebisingan dba daat memengaruhi ambang endengaran bila teraar dengan lama waktu lebih dari 1,88 menit, sedangkan lama aaran suara esawat terbang yang diterima oleh subjek enelitian antara 3-7 menit. Berdasarkan engamatan eneliti selama melakukan enelitian, rata-rata lama waktu suara esawat didengar oleh subjek enelitian mulai dari munculnya suara esawat samai hilangnya suara esawat antara 5-7 menit, sehingga berdasarkan Keutusan Menteri Tenaga Kerja R.I. Nomor KEP-51/Men/ tersebut sangat dimungkinkan subjek enelitian akan mengalami gangguan endengaran akibat bising suara esawat terutama ada subjek enelitian yang telah tinggal di wilayah BKK II > 10 tahun. Hasil enelitian ini sesuai dengan enelitian yang dilakukan oleh Cohen, et al., 6, ada anak-anak usia sekolah di sekitar Bandara Los Angeles dan di Munich oleh Hygge, et a., 7 yang menyatakan bahwa terdaat 15%-30% anak-anak tersebut memunyai enurunan restasi yang meliuti enurunan kemamuan membaca, memusatkan erhatian, enyelesaian masalah, dan enurunan daya ingat setelah tinggal di sekitar bandara > 5 tahun. Sementara itu enelitian yang dilakukan oleh Bradley 8 ada masyarakat yang tinggal di sekitar bandara di Amerika menggunakan Today Health Index (THI) dan Symtom Check List 90 (SCL-90) menunjukkan bahwa gangguan kebisingan suara esawat yang terbesar adalah gangguan ketidaknyamanan (71%) yang ditunjukkan dengan marah, tidak suka, tidak uas, enolakan, utus asa, deresi, cemas, bingung, agitasi dan juga lelah. Dalam enelitian ini terdaat data bahwa ada variabel lain yaitu intensitas kebisingan di lingkungan emukiman ada saat tidak terdaat suara esawat yang daat mengganggu hasil analisis hasil enelitian yang ditunjukkan dari hasil analisis multivariat yang menunjukkan bahwa intensitas kebisingan saat tidak ada suara esawat di sekitar lingkungan emukiman subjek dan meruakan faktor risiko untuk terjadinya gangguan endengaran ada anak sekolah di SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur. Hasil enelitian menunjukkan bahwa intensitas kebisingan di lingkungan emukiman sekitar SDN. Perumnas Condong Catur sebesar 61,94 dba. Soetirto 9 menyatakan bahwa gangguan endengaran daat terjadi akibat teraar kebisingan mikro (60-70 dba) secara terus-menerus dalam waktu yang cuku lama. Teraar bising yang intensitasnya 85 db atau lebih daat mengakibatkan kerusakan ada resetor endengaran Corti di telinga dalam, yang sering mengalami kerusakan adalah alat Corti untuk resetor bunyi yang berfrekuensi 3000 Hertz (Hz) samai dengan 6000 Hz, dan yang terberat alat Corti untuk resetor bunyi yang berfrekuensi 4000 Hz. Banyak hal yang memermudah seseorang menjadi tuli akibat teraar bising, antara lain intensitas bising yang lebih tinggi, berfrekuensi tinggi, lebih lama teraar bising. Penelitian Rahmawati 4, yang menyatakan bahwa enduduk yang tinggal di sekitar jalan raya (intensitas bising antara 65,3-76,1 dba) memunyai risiko dan menderita ketulian ada frekuensi ercakaan sebesar 26 kali lebih besar dari enduduk yang tidak teraar kebisingan (53 dba); dan enduduk yang tinggal di emukiman bising sekitar Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007 l 19

9 rel kereta ai (63,3-69,9 dba) memunyai risiko menderita ketulian ada frekuensi ercakaan 8 kali lebih besar dari enduduk yang tidak teraar kebisingan (< 55 dba). Berglund & Lindvall 10, menyatakan bahwa engaruh fisiologis kebisingan terhada organ endengaran adalah ditemukannya erubahan morfologi sel-sel rambut ada kohlea yang menyusut dan kaku yang mengakibatkan kemamuannya untuk menghantarkan getaran suara menjadi hilang. Turunnya tingkat endengaran ini sebanding dengan tingkat intensitas dan lamanya kebisingan yang diterima. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimulan Terdaat hubungan yang bermakna secara statistik antara intensitas kebisingan akibat aktivitas enerbangan di Bandara Adi Sucito dengan nilai ambang endengaran anak SDN. Kali Ajir Lor dan SDN. Perumnas Condong Catur berdasarkan lama teraar (lama tinggal di wilayah BKK II). Saran Perlu dilakukan enelitian lanjutan tentang erbedaan nilai ambang dengar antara siswa SDN yang ada wilayah batas kawasan kebisingan I, II, dan III. Perlu dilakukan analisis tentang variabelvariabel lain yang daat menghasilkan bias ada hasil enelitian ini. KEPUSTAKAAN 1. Deartemen Perhubungan RI. Keutusan Menteri Perhubungan Nomor. KM.90 Tahun 1999 tentang Kawasan Kebisingan Di Sekitar Bandar Udara Adi Sucito Yogyakarta Deartemen Kesehatan RI. Tatalaksana Kebisingan di Sekitar Bandara Adi Sucito Yogyakarta, Ditjen PPM&PL, Jakarta Deartemen Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 718/MENKES/Per/IX/1987 tentang Kebisingan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Rahmawati. Analisis Damak Kebisingan Transortasi Darat Terhada Ambang Pendengaran Penduduk. Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Airlangga. Surabaya Denaker Trans RI. Keutusan Menteri Tenaga Kerja R.I. Nomor: KEP-51/Men/ 1999, tentang Nilai Amabang Batas Fektor Fisika Di Temat Kerja Cohen S, Evans GW, Stokols D, Krantz DS. Behavior Health and Environmental Stress. Plenum Press, New York Hygge S, Evans GW, Bullinger M. The Munich Airort Noise Study: Cognitive Effects on Children from Before To After the Change Over Airorts. In F.A. Hill and R. Lawrence (eds) Inter Noise 96. Noise Control-The Next 25 Years, Institute of Acoustics, St Albans, UK. 1996;5: Bradley JS on dose resonse curves of annoyance to aircraft noise. Noise Control Foundation, New York Soetirto, I. Akibat Bising (Noise Induced Hearing Loss), Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan, Fakultas Kedoktreran Universitas Indonesia, Jakarta. 1997a. 10. Berglund, B & Lindvall, T. Tinnitus: A Warning Signal to Teenagers Attending Discotheques? Noise and Health. 1995;2: l Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23, No. 1, Maret 2007

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang

seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks Bandar Udara Djalaludin Gorontalo merupakan satu-satunya bandara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah membawa kemajuan pada bidang transportasi seperti transportasi darat, laut dan udara. Manusia sebagai makluk yang kompleks membutuhkan sarana

Lebih terperinci

ANALISIS PROFIL PENAMPANG GENTENG RUMAH TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN SUARA AKIBAT LALU LINTAS PENERBANGAN DI SEKITAR BANDARA YOGYAKARTA

ANALISIS PROFIL PENAMPANG GENTENG RUMAH TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN SUARA AKIBAT LALU LINTAS PENERBANGAN DI SEKITAR BANDARA YOGYAKARTA ANALISIS PROFIL PENAMPANG GENTENG RUMAH TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN SUARA AKIBAT LALU LINTAS PENERBANGAN DI SEKITAR BANDARA YOGYAKARTA Haris Ardianto 1) dan Wawan Riyanta 2) 1) D3 Aeronautika, Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta Perusahaan Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta merupakan Bandar Udara

Lebih terperinci

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah negara kesatuan republik indonesia dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan. 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia berkembang semakin pesat khususnya dalam bidang teknologi dan industri. Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam dunia industri memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total Penumpang

BAB I PENDAHULUAN. Total Penumpang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta terletak 7 Km di sebelah timur kota Yogyakarta dan masuk di wilayah Kabupaten Sleman. Bandar Udara (Bandara) Adisutjipto Yogyakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN MUSIK DISKOTIK DAN MASA KERJA DENGAN FUNGSI PENDENGARAN KARYAWAN DISKOTIK DI PONTIANAK TAHUN 2013 SANDY TAMBUNAN I11109015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1 GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI KOTA MANADO Raudhah Nur Amalia Makalalag*, Angela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan sejalan dengan penetapan status Bandara Adisutjipto

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan sejalan dengan penetapan status Bandara Adisutjipto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandara Adisutjipto Yogyakarta berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan R.I. Nomor KM 90/19991 ditetapkan sebagai bandara internasional. Kegiatan, frekuensi, dan jenis

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT TROPICA COCOPRIMA DESA LELEMA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Brenda Natalia Rauan*, Grace

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA Umiati a, Badar Kirwono b, Dwi Astuti a a Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DI LINGKUNGAN KERJA DENGAN NILAI AMBANG DENGAR TENAGA KERJA GROUND HANDLING BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI MANADO. Jootje. M. L. Umboh *, Hengky. Loho *,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di sekitar kawasan PLTD Telaga Kota Gorontalo dan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Waktu penelitian

Lebih terperinci

ISSN : Muchsin, Haryono, Rosyidah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ISSN : Muchsin, Haryono, Rosyidah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta ISSN : 1978-0575 154 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WANITA TERPAPAR BISING SHIFT PAGI DI BAGIAN WEAVING (TENUN) AGUNG SAPUTRA TEX PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA Muchsin, Haryono,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi

BAB V HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik ibu dan neonatus Pengambilan samel dilakukan ada bulan Maret 2009 samai Aril 2010, didaatkan jumlah keseluruhan neonatus yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA TINGGAL TERHADAP DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN PLTD TELAGA KOTA GORONTALO

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA TINGGAL TERHADAP DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN PLTD TELAGA KOTA GORONTALO PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA TINGGAL TERHADAP DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN PLTD TELAGA KOTA GORONTALO Lia Amalia, Gunawan Lanjahi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI SKRIPSI

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI SKRIPSI HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendengaran berperan penting dalam komunikasi, perkembangan bahasa dan belajar. Penurunan pendengaran dalam derajat yang ringanpun dapat mempunyai efek negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan

Lebih terperinci

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN : HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG PENDENGARAN DAN MASA KERJA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA KARYAWAN BANDARA INTERNASIONAL ADI SUCIPTO YOGYAKARTA Prananta 1) 1) Jaringan Epidemiologi Nasioanal ABSTRACT

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi --- 62 Kata Pengantar Alhamdulillahi robbil alamin, puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena Jurnal Tekinfo (Jurnal Ilmiah Teknik

Lebih terperinci

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan

Gambaran Perilaku Keluarga Terhadap Penderita Pasca Stroke Dalam Upaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan No. Resonden : Tanggal wawancara Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Keluarga Terhada Penderita Pasca Stroke Dalam Uaya Rehabilitasi Di RS St. Elisabeth Medan Keterangan / Petunjuk engisian 1. Setia

Lebih terperinci

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR ASUPAN MAKANAN DAN PERTUMBUHAN BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR Sri Syatriani 1, Muliati 2 1 Dosen STIK MAKASSAR 2 Peminatan Gizi STIK Makassar Abstract Background: Growth

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Definisi 2 Noise (bising) adalah bunyi yang tidak dikehendaki, suatu gejala lingkungan (environmental phenomenon) yang mempengaruhi manusia sejak dalam kandungan dan sepanjang hidupnya. Bising

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia musik dan industri hiburan berjalan dengan sangat pesat. Tempat-tempat hiburan semakin bertambah dan sudah menjadi kebutuhan warga kota

Lebih terperinci

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI 63 TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI Nyoman Surayasa 1), I Made Tapayasa 2), I Wayan Putrayadnya 3) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Lebih terperinci

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014 PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014 Isramilda Dosen Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Batam

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 ANALISIS FAKT RISIKO KEJADIAN BBLR DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR 2016 Rahmawati STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat koresondensi: Rahmaq320@gmail.com/085395118181 ABSTRAK BBLR adalah bayi dengan berat

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN LAMA PAPARAN DENGAN PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA TERPAPAR KEBISINGAN IMPULSIF BERULANG DI SENTRA INDUSTRI PANDE BESI DESA PADAS KARANGANOM KABUPATEN KLATEN Skripsi ini Disusun

Lebih terperinci

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT

Julia Alistawaty Purba 1, Erna Mutiara 2, Heru Santosa 2 ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMENUHAN HAK-HAK REPRODUKSI DALAM BER-KELUARGA BERENCANA PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2013 Julia Alistawaty Purba

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Belajar Menurut Suwarno (2006) lingkungan belajar adalah lingkungan sekitar yang melengkapi terjadinya proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa lingkungan sebagai

Lebih terperinci

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo

Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Sipatana Kota Gorontalo ARTIKEL PENELITIAN Fator-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Antenatal Care K4 di Puskesmas Siatana Kota Gorontalo Factors Of Associated With The Visit Antenatal Care (ANC) K4 In Community

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin 1 BAB I PENDAHULUAN Teknologi dalam industri diterapkan untuk mempermudah pekerjaan dan meningkatkan hasil kerja. Mesin-mesin dalam industri merupakan terapan dari teknologi canggih yang biasa digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI DUSUN JAGALAN TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN ABSTRACT

PENGARUH KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI DUSUN JAGALAN TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN ABSTRACT PENGARUH KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN DI DUSUN JAGALAN TEGALTIRTO BERBAH SLEMAN 1 Putri Sayidah, 2 Novita Sekarwati, 3 Dewi Wahyu Indriyani 1,2,3 Prodi Kesehatan Lingkungan STIKES Wirahusada

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PAPARAN BISING DAN TAJAM PENDENGARAN PADA KOMUNITAS BALAP RESMI DI SEMARANG

HUBUNGAN LAMA PAPARAN BISING DAN TAJAM PENDENGARAN PADA KOMUNITAS BALAP RESMI DI SEMARANG Online : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico ISSN Online : 25408844 HUBUNGAN LAMA PAPARAN BISING DAN TAJAM PENDENGARAN PADA KOMUNITAS BALAP RESMI DI SEMARANG Lindiana Puspitasari 1, Budi Laksono

Lebih terperinci

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Salah satu jenis transportasi darat yang cukup diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Perkeretaapian tidak saja memberi dampak yang positif bagi masyarakat sekitarnya,

Lebih terperinci

TINGKAT KEBISINGAN DAN TAJAM DENGAR PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

TINGKAT KEBISINGAN DAN TAJAM DENGAR PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI ECOTROPHIC 4 (2) : 97 1 ISSN: 197 5626 TINGKAT KEBISINGAN DAN TAJAM DENGAR PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI I W Putra Yadnya 1), N Adi Putra dan I W Redi Aryanta 2) 1) Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, STATUS EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ORANG DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUAN-TUAN KABUPATEN KETAPANG

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN III.

METODE PENELITIAN III. III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kawasan Industri Kota Tangerang, khususnya di Kecamatan Jatiuwung (Gambar 4) dan dilaksanakan pada Bulan April sampai dengan Mei

Lebih terperinci

Erman, D., Sukendi., Suyanto 2014:8 (2)

Erman, D., Sukendi., Suyanto 2014:8 (2) Erman, D., Sukendi., Suyanto 2014:8 (2) ANALISIS GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PEMOTONG RUMPUT AKIBAT KEBISINGAN DARI MESIN PEMOTONG RUMPUT TAHUN 2014 Defri Erman PT. Surveyor Indonesia, Jl. Aman Gang

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN Oleh : RAKHMANISA LINDHI HANIFA UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan

Lebih terperinci

PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE

PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE PENGARUH BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI TEMPAT MAINAN ANAK MANADO TOWN SQUARE 1 Billy Tumewu 2 R. Tumbel 2 O. Palandeng 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi listrik setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan proyeksi kebutuhan listrik PLN

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR Jasmareni Sri Kurniati Baalijas *,Juandi, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Rudhi Andreas Komang ), Aryo Sasmita 2), David Andrio 3) ) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2,3)

Lebih terperinci

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS Zuhdi Ismail (M0208062) Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta A. Pendahuluan Bising didefinisikan

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN DI BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU

EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN DI BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN DI BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU Aryo Sasmita 1) dan David Andrio 1) 1) Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Riau email: aryosasmita@gmail.com

Lebih terperinci

STUDI HEARING LOSS TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT DI WILAYAH BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR

STUDI HEARING LOSS TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT DI WILAYAH BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR STUDI HEARING LOSS TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT DI WILAYAH BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR Study of Hearing Loss Labour and Community in The Area of Hasanuddin Airport Makassar Paul Miroslov H. Rettob, Rafael

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN TOTAL LAMA KERJA DENGAN STATUS PENDENGARAN PADA PENERBANG TNI AU

ABSTRAK HUBUNGAN TOTAL LAMA KERJA DENGAN STATUS PENDENGARAN PADA PENERBANG TNI AU ABSTRAK HUBUNGAN TOTAL LAMA KERJA DENGAN STATUS PENDENGARAN PADA PENERBANG TNI AU Almyrra Fajrina Ayu Laksmi, 2015; Pembimbing I: Stella Tinia Hasiana, dr., M.Kes, IBCLC Pembimbing II: Rizna Tyrani Rumanti,

Lebih terperinci

Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus

Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 2 / Oktober 2012 Hubungan Paparan Kebisingan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Industri Kerajinan Pandai Besi Di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki AFTA, WTO dan menghadapi era globalisasi seperti saat ini, pemerintah telah mempunyai kebijakan pembangunan industri nasional yang tertuang dalam Perpres No.28

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI PABRIK IB PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI PABRIK IB PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI PABRIK IB PT PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG Melati Ferianita Fachrul, Sintorini Moerdjoko, Lova Verogetta Jurusan Teknik Lingkungan, FALTL,

Lebih terperinci

Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado.

Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado. Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado. 1 Shinly Suzana Montolalu 2 Wenny Supit 2 Vennetia R. Danes 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( )

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( ) PENGARUH INTENSITAS PAPARAN BISING, MASA KERJA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN KARYAWAN PT. X Rara Marisdayana Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu Jambi Email : refkisantriono@gmail.com Submitted

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pabrik speaker (pengeras suara) menggunakan mesin yang menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat membuat pekerja disekitar mesin produksi

Lebih terperinci

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1) Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1) Oleh : Dody Indra Wisnu PENDAHULUAN Kemajuan teknologi di sektor industri, telah berhasil menciptakan berbagai macam produk mesin yang

Lebih terperinci

PENGARUH PAPARAN BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN SISWA SMK NEGERI 2 MANADO JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON

PENGARUH PAPARAN BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN SISWA SMK NEGERI 2 MANADO JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON PENGARUH PAPARAN BISING TERHADAP AMBANG PENDENGARAN SISWA SMK NEGERI 2 MANADO JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON 1 Monica Paskawita Haurissa 2 Steward K. Mengko O. I. Palandeng 1 Kandidat Skripsi Fakultas

Lebih terperinci

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting

Keywords : Bank Waste, Community Participation, Characteristics, Enabling Supporting FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sarah Patumona Manalu 1, Indra Chahaya 2 dan Irnawati

Lebih terperinci

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR Sri umiati 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN LAMA TINGGAL DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASYARAKAT YANG TERPAPAR BISING JALAN RAYA DI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN LAMA TINGGAL DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASYARAKAT YANG TERPAPAR BISING JALAN RAYA DI SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN LAMA TINGGAL DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASYARAKAT YANG TERPAPAR BISING JALAN RAYA DI SURAKARTA RELATIONSHIP BETWEEN AGE AND LENGTH OF STAY WITH HEARING LOSS OF COMMUNITY

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Instalasi Rawat Manado Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Hosital Inatient F General Hosital

Lebih terperinci

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M

GELOMBANG BUNYI. Cepat rambat bunyi di udara yang dipengaruhi oleh tekanan dinyatakan dengan persamaan : pada gas ideal ; M SMK Negeri Rangkasbitung GELOMBANG BUNYI Bunyi meruakan salah satu bentuk gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium sebagai erambatannya. Bunyi yang merambat ada medium udara bentuknya

Lebih terperinci

ABSTRAK UPAVA PENANGGULANGAN DAMPAK KEBISINGAN TERHADAP PENDENGARAN PEKERJA DENGAN BASIS PEMETAAN KEBISINGAN (NOISE MAPPING) DI MANUFACTUlUNG WORKSHPO PT.X DJ MEDAN Imelda Husdiani Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM

BAB IV HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 53 pasien dengan polineuropati diabetika DM BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian Telah dilakukan enelitian ada 53 asien dengan olineuroati diabetika DM tie 2 yang berobat di oli Penyakit Saraf dan Poli Dalam RSUP Dr.Kariadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan kerja. Diperkirakan sekitar sembilan juta pekerja di Amerika mengalami penurunan pendengaran

Lebih terperinci

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa antara Kebisingan Lingkungan Sekolah SDN 03 Alai dan SD Pertiwi 3 Padang

Perbedaan Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa antara Kebisingan Lingkungan Sekolah SDN 03 Alai dan SD Pertiwi 3 Padang 484 Artikel Penelitian Perbedaan Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa antara Kebisingan Lingkungan Sekolah SDN 03 Alai dan SD Pertiwi 3 Padang Andy Yusuf 1, Nirza Warto 2, Dian Pertiwi 3 Abstrak Kebisingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahap yang harus dibuat sebelum melakukan penelitian, karena pada bab ini akan membahas dan menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan di

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek

HASIL PENELITIAN. variabel faktor demografis, faktor risiko vaskuler, dan karakteristik infark Karakteristik Faktor Demografis Subyek 69 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendaatkan 31 subyek enderita asca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek enelitian dikelomokkan menurut

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA TUGAS AKHIR PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA Dosen Pembimbing 1 : Ir.Wiratno A.Asmoro,M.Sc Dosen Pembimbing 2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bising industri sudah lama merupakan masalah yang sampai sekarang belum bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi pendengaran para

Lebih terperinci

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN

PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN M-20 PEMODELAN KETERTINGGALAN DAERAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN ANALISIS DISKRIMINAN Titi Purwandari, Yuyun Hidayat 2,2) Deartemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran, email : titiurwandari@yahoo.com,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD Evi, Irawan Wisnu Wardana, Endro Sutrisno Department of Environmental Engineering,

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN SKRIPSI ANALISIS PENGELOMPOKKAN KECAMATAN DI KODYA SURABAYA BERDASARKAN VARIABEL-VARIABEL KEPENDUDUKAN, KESEHATAN DAN PENDIDIKAN Oleh : Rengganis L. N. R 302 00 046 PENDAHULUAN Latar Belakang Penduduk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF.

ABSTRAK. Pembimbing I : July Ivone,dr., M.K.K., MPd.Ked. Pembimbing II: Drs. Pinandojo Djojosoewarno,dr.,AIF. ABSTRAK PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA KAPAL TUG BOAT PERTAMINA RU VI BALONGAN BAGIAN MESIN DENGAN MASA KERJA 11-30 TAHUN Wina Shaulla, 2010. Pembimbing I : July Ivone,dr.,

Lebih terperinci

NOISE-INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI GEREJA SATU JAM SAJA (GSJS) SURABAYA

NOISE-INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI GEREJA SATU JAM SAJA (GSJS) SURABAYA SKRIPSI NOISE-INDUCED HEARING LOSS PADA MUSISI GEREJA SATU JAM SAJA (GSJS) SURABAYA Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) B-101 Kebisingan di Dalam Kabin Masinis Lokomotif Tipe CC201 Tri Sujarwanto, Gontjang Prajitno, dan Lila Yuwana Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pendengaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Dalam ilmu kedokteran,

Lebih terperinci

BISING VALENSIA PUTRA UTARA. Universitas Sumatera Utara

BISING VALENSIA PUTRA UTARA. Universitas Sumatera Utara KUALITAS HIDUP PENDERITA TINITUSS PADA PEKERJA PANDAI BESI YANG TERPAJAN BISING DI KOTA MEDAN VALENSIA PUTRA 100100047 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 KUALITAS HIDUP PENDERITA

Lebih terperinci

Studi Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Pekerja Terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja di Bagian Produksi

Studi Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Pekerja Terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja di Bagian Produksi Studi Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Pekerja Terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja di Bagian Produksi (Studi Kasus: PT. Industri Kemasan Semen Gresik, Tuban Jawa Timur) Rochana Fathona

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi (Mahfuddin, 2009). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi (Mahfuddin, 2009). Menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan elemen penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia apalagi pada zaman globalisasi sekarang ini dibutuhkan adanya sumber daya manusia

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN digilib.uns.ac.id 1 PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER

KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER SKRIPSI Oleh Bambang Prabawiguna NIM 092010101002 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mesin memiliki kebisingan dengan suara berkekuatan tinggi. Dampak negatif yang ditimbulkannya adalah kebisingan yang berbahaya bagi karyawan. Kondisi ini dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA

ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA ANALISIS KEBISINGAN PADA KAWASAN COMPRESSOR HOUSE UREA-1 PT. PUPUK ISKANDAR MUDA, KRUENG GEUKUEH ACEH UTARA Sabri 1* dan Suparno 2 1 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk Syech Abdurrauf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia semakin meningkat. Peralatan permesinan juga semakin canggih. Penggunaan yang semakin canggih akan memberikan keuntungan bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13 1 I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Tujuan kesehatan kerja adalah berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih serasi dan manusiawi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menilai risiko kesehatan paparan bising pada pekerja di PT X yang terpapar dan tidak terpapar kebisingan. III.1. Kerangka Kerja

Lebih terperinci

STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012

STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012 STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012 Tri Puji Kurniawan a, Nur Endah Wahyuningsih b, dan Suhartono b a Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo Jl.

Lebih terperinci

HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN

HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN SKRIPSI HUBUNGAN DURASI TERPAPAR BISING DENGAN KEJADIAN NOISE INDUCED HEARING LOSS PADA PEKERJA PABRIK SPEAKER X DI PASURUAN Oleh: Nama : Lu Kwan Ying NRP : 1523013056 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado ARTIKEL PENELITIAN Analisis Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Keuasan Pasien di Dr. R. D. Analysis of Factors Correlated with Patient Satisfaction in The Outatient Installation of Surgery General Hosital

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI Oleh : I Nyoman Kertanadi Diajukan sebagai Karya Akhir untuk Memperoleh Gelar Spesialis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan cross sectional (potong lintang). Penelitian ini membagi sampel

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NOISE INDUCED HEARING LOSS DAN TINITUS PADA PEKERJA BENGKEL MESIN TERPAPAR BISING DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NOISE INDUCED HEARING LOSS DAN TINITUS PADA PEKERJA BENGKEL MESIN TERPAPAR BISING DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA SKRIPSI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NOISE INDUCED HEARING LOSS DAN TINITUS PADA PEKERJA BENGKEL MESIN TERPAPAR BISING DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA OLEH: PUTRI BERLIANA SYAH UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Gambar 3.1 Flow Chart

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang transportasi sangat membantu manusia dalam menghemat waktu perjalanan yang tadinya berlangsung sangat lama menjadi lebih cepat. Teknologi

Lebih terperinci