Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan Beberapa Logam Berat pada Air Minum Isi Ulang yang Beredar di Kota Medan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan Beberapa Logam Berat pada Air Minum Isi Ulang yang Beredar di Kota Medan"

Transkripsi

1 Pemeriksaan Cemaran Bakteri dan Beberapa Logam Berat pada Air Minum Isi Ulang yang Beredar di Kota Medan Hayati Lubis*, Effendy De Lux Putra* dan Admar Jas** * Staf Pengajar pada Departemen Farmasi FMIPA USU Medan ** Staf Pengajar pada Departemen Farmakologi FK USU Medan Abstrak: Telah dilakukan pemeriksaan air minum isi ulang yang beredar di Kota Medan terhadap cemaran bakteri dan beberapa logam berat. Pemeriksaan terhadap cemaran mikroba dilakukan dengan metode hitungan cawan (Plate Count Method) dan metode uji duga terdekat (Most Probable Number), dan pemeriksaan terhadap logam berat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil pemeriksaan terhadap 5 sampel menunjukkan terdapat bakteri aerob dengan jumlah koloni/ml. Tidak ada sampel yang tercemar oleh bakteri Coliform, Salmonella dan Clostridium perfringens. Kadar logam Cu, Cd, Pb dan Hg tidak ada yang melewati nilai ambang batas. Kadar Cu 0,0022 ppm µ 0,0866 ppm, Cd 0,0007 ppm µ 0,0044 ppm, sedangkan logam Pb dan Hg tidak terdeteksi oleh alat. Kata kunci: air minum, kontaminasi, logam berat, bakteri Abstract: The examinations of microbial and heavy metals contaminations of commercial drinking water refills in Medan city have been carried out. Microbial contamination was measured by plate count method and most probable number method while heavy metals were assayed by atomic absorption spectrophotometer method. The results showed that 5 samples contains colonies/ml samples aerobic bacteria. No samples were contaminated by Coliform, Salmonella, and Clostridium perfringens. The concentrations of Cu, Cd, Pb and Hg did not over the threshold limit values. The concentration of Cu ppm µ ppm and Cd ppm µ ppm, while the concentration of Pb and Hg were undetectable by the instrument. Key words: drinking water, contamination, heavy metals, microbes PENDAHULUAN Air merupakan bahan yang sangat penting bagi manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak bisa digantikan oleh senyawa lain dan tidak ada satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung terus tanpa tersedianya air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air mutlak, karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air, yang jumlahnya sekitar 70% dari bagian tubuh tanpa jaringan lemak 1. Mengkonsumsi air yang bersih dan sehat merupakan cara hidup yang sehat dan menjaga diri agar tetap sehat. Untuk mendapatkan air bersih dan sehat, harganya masih mahal apabila membeli air kemasan secara terus menerus, apalagi bagi keluarga besar. Cara yang paling hemat adalah dengan merebus air tersebut sebelum diminum. Memang, dengan cara merebus, bakteri dalam air tersebut akan mati, tapi tidak dapat mengurangi atau menghilangkan kandungan logam beratnya. Mengkonsumsi air minum dari depot isi ulang kini jadi pilihan baru. Selain praktis karena tidak perlu dimasak lagi, mudah mendapatkannya, dan harganya yang relatif terjangkau. Namun jika air minum tersebut tidak memenuhi syarat maka akan beresiko bagi konsumennya. Adapun proses pembuatan air minum isi ulang sebagai berikut: 1. Bahan air baku dialirkan melalui filter ke dalam tangki pengendapan. 2. Kemudian air dipompakan ke dalam filter yang berisi karbon aktif untuk menghilang kan kandungan logam berat, bau dan warna. 3. Air disterilisasi menggunakan sterilisator (ultraviolet/ozonisasi) terlebih dahulu sebelum dialirkan ke kran pengisian. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 4 Desember

2 Karangan Asli Berdasarkan hasil penelitian Laborato-rium Teknologi dan Manajemen Lingkungan IPB, 16% dari 120 sampel air isi ulang yang diambil dari 10 kota besar (Jakarta, Tanggerang, Bekasi, Bogor, Cikampek, Medan, Denpasar, Yogyakarta, Semarang, Surabaya) yang diteliti terkontaminasi bakteri Coliform. 16% dari sampel itu ternyata juga tidak memenuhi satu parameter persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai kesehatan dan 34 sampel tidak memenuhi persyaratan kesehatan yang dikeluarkan Depkes 2. Air minum yang dikonsumsi manusia, seharusnya tidak mengandung Coliform. Ini sesuai persyaratan SNI nomor dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum 3-6. Menurut Lembaga Perlindungan Konsumen Surabaya (LPKS), 23 depo air minum isi ulang yang diteliti, ditemukan jumlah jasad renik dan kandungan logamnya yang melampaui ambang batas normal, yang akan membawa efek buruk bagi konsumen. Dalam waktu dekat dapat menyebabkan diare. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pemeriksaan cemaran bakteri dan beberapa logam berat air minum isi ulang khususnya yang beredar di Kota Medan, karena peminatnya cukup banyak. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Balai Laborato-rium Kesehatan, jalan Willem Iskandar Pasar V Barat I No. 4 Medan dan di Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara, Laboratorium Lingkungan, jalan H. M. Said No. 25 Medan. Bahan Semua bahan yang digunakan dalam penelitian ini, kecuali dinyatakan lain adalah berkualitas pro analisis keluaran E. Merck yaitu Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1%, Nutrient Agar (NA), Lactose Broth (LB), Selenite Broth (SB), Salmonella Shigella Agar (SSA), Fluid Thioglycollate Medium (FTM), Motility Sulfide Medium (MSM), asam klorida pekat, asam nitrat pekat, kalium permanganat, larutan kalium persulfat, hidroksilamin hidroklorida, larutan timah klorida, larutan standar Pb, Cd, Cu, Hg (Kanto chemical Co., Inc). Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (pyrex), kawat Öse, autoklaf (Hiramaya), inkubator (Fisher Scientific), lampu bunsen, lemari pendingin (satelite electris), spektrofotometer serapan atom (Shimadzu AA-6200), MVU-1A (Shimadzu), lampu katoda Pb, Cd, Cu, Hg (Hamamatsu photonics K. K), hot plate (schott), magnetic stirrer, kertas whatman (0,45 µm). Media yang digunakan 9 Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% Komposisi : Pepton 1000 mg Aquadest 1000 mg Sebanyak 1000 mg peptone dilarutkan dalam 1000 ml aquadest, diaduk sampai bahan larut sempurna. Larutan disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu C. Nutrient Agar (NA) komposisi : Bacto-Beef Extract 3 g Bacto-Peptone 5 g Bacto-Agar 15 g Disuspensikan 23 g campuran bahan di atas dalam 1000 ml aquadest, dipanaskan sampai mendidih sehingga bahan larut sempurna, kemudian dicek ph 6,8. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi steril sebanyak 20 ml dan disterilkan dalam autoklaf pada suhu C selama 15 menit. Selenite Broth (SB) Komposisi: Bacto-Tryptone 5 g Disodium Phosphate 10 g Bacto Lactose 4 g Sodium Selenite 4 g Sebanyak 23 g campuran bahan di atas disuspensikan ke dalam 1000 ml aquadest steril. Dipanaskan sampai mendidih hingga bahan larut sempurna, dicek ph 7. Kemu dian dituangkan kedalam tabung reaksi steril secara aseptis. Salmonella Shigella Agar (SSA) Komposisi : Bacto-Beef Extract 5 g Preteosa Peptone 5 g Bacto-Lactose 10 g Bacto-Agar 13,5 g Sodium Citrate 8,5 g Bacto-Bile Salt No. 3 8,5 g Sodium Thiosulfate 8,5 g 306 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 4 Desember 2005

3 Ferric Citrate 1 g Bacto-Brilliant Green 0,3 g Bacto-Neutral Red 25 g Sebanyak 60 g bahan di atas disuspensikan di dalam 1000 ml aquadest steril, dimasuk kan ke dalam erlenmeyer steril, kemudian dipanaskan sampai mendidih sehingga bahan larut sempurna, dicek ph 7. Fluid Thioglycollate Medium (FTM) Komposisi: Bacto-Yeast Extract 5 g Bacto-Casitone 15 g Bacto-Dextrose 5 g Sodium Chloride 2,5 g l-cystine, Difco 0,75 g Thyoglycollic Acid 0,3 g Bacto-Agar 0,75 g Resazurin 0,001 g Pembuatan: Sebanyak 29,5 g bahan di atas disuspensikan dalam 1000 ml aquadest dan dipanaskan sampai bahan larut sempurna, dicek ph 7,1. Kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi steril sebanyak 20 ml dan disterilkan dalam autoklaf dengan suhu C selama 15 menit. Motility Sulfide Medium Komposisi: Bacto-Beef Extract 3 g Proteose 10 g l-cystine, Difco 0,2 g Ferrous Ammonium Citrate 0,2 g Sodium Citrate 2 g Sodium Cloride 5 g Bacto-Gelatin 80 g Bacto-Agar 4 g Sebanyak 104 g Bacto-Motility sulfide medium disuspensikan dalam 1000 ml air. Bila media terlalu basah, maka dipanaskan hingga mendidih. Media ini memerlukan agitasi yang hampir konstan selama proses pemanasan. Kemudian disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu C, ph 7,3. Pembuatan Pereaksi KMnO 4 5% Dilarutkan 5 mg KMnO 4 dalam labu tentukur 100 ml dengan aquadest, kemudian diencerkan sampai garis tanda (DitJen POM, 1979). Kalium persulfat 5% Dilarutkan 50 g kalium persulfat dalam labu tentukur 1 liter dengan aquadest, kemudian diencerkan sampai garis tanda (SNI, 1992). Hidroksilamin hidroklorida Dilarutkan 10 g hidroksilamin hidroklorida dengan aquadest hingga 100 ml (DitJen POM, 1979). Timah klorida Dilarutkan 33 g SnCl 2 dalam 10 ml HCl p dan aquadest secukupnya hingga 100 ml (DitJen POM, 1979). HNO 3 1:10 Dicampurkan 10 ml HNO 3 p dalam aquadest hingga 100 ml. Metode Pengambilan Sampel Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara acak berkelompok (cluster random sampling), yaitu pengambilan secara acak berdasarkan kelompok wilayah. Kota Medan dibagi menjadi 5 wilayah, dengan pusat pembagian dibuat kecamatan Medan Kota. Kemudian dari masing-masing wilayah didata jumlah depot pengisian air minum isi ulang yang ada. Dari masing-masing depot air minum isi ulang, dilakukan secara acak untuk mendapatkan lokasi pengambilan sampel. Sampel yang diperiksa Kode A : Mewakili Medan Kota Alamat : Jln. Brigjen Katamso Sumber air baku : Air pegunungan Sibolangit Sterilisasi : Ultraviolet Kode B : Mewakili Medan bagian Utara Alamat : Jln. HM. Yamin Sumber air baku : Air pegunungan Sibolangit Sterilisasi : Ultraviolet Kode C : Mewakili Medan bagian Selatan Alamat : Jln. SM. Raja Sumber air baku : Air pegunungan Sibolangit Sterilisasi : Ultraviolet Kode D : Mewakili Medan bagian Barat Alamat : Jln. Setia Budi Sumber air baku : PAM Sterilisasi : Ozonisasi Kode E : Mewakili Medan bagian Timur Alamat : jln. Mandala By Pass Sumber air baku : PAM Sterilisasi: Ozonisasi Prosedur Kerja Uji Cemaran Mikroba Pengenceran sampel Pengenceran 10-1 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 4 Desember

4 Karangan Asli Pengenceran sampel dilakukan secara aseptis. Botol sampel yang akan diperiksa dikocok beberapa kali, kemudian dipipet 10 ml ke dalam botol reagensia steril yang berisi 90 ml larutan Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1%. Pengenceran 10-2 Larutan pengencer 10-1 dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam botol reagensia steril yang berisi 90 ml larutan Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% Pengenceran 10-3 Larutan pengencer 10-2 dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam botol reagensia steril yang berisi 90 ml larutan Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1%. Penentuan Angka Lempeng Total Bakteri a. Larutan pengencer sampel 10-1, 10-2, 10-3, dan sampel tanpa masingmasing dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril yang sudah diberi tanda sesuai dengan nya. Perlakuan ini dibuat dua kali. b. Ke dalam masing-masing cawan petri steril tersebut dimasukkan media nutrien Agar (NA) dengan suhu 45 0 C 50 0 C sebanyak 20 ml. Digoyang perlahan sehingga media dan sampel tercampur homogen. c. Sebagai kontrol terhadap Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% diambil cawan petri steril, diisi 1 ml Pepton Dilution Fluid 0,1% dan 20 ml media Nutrien Agar. d. Sebagai kontrol terhadap media, diambil cawan petri steril dan diisi 20 ml media Nutrient Agar e. Setelah agar memadat, diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 0 C selama jam. f. Setelah masa inkubasi selesai, diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh memakai quebec coloni counter. g. Prosedur seperti di atas dilakukan untuk setiap sampel. h. Data hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 1. Penentuan jumlah bakteri Coliform secara Most Probable Number Uji dugaan a. Setiap sampel yang akan diperiksa, disediakan 13 tabung reaksi steril yang berisi tabung Durham steril dan masingmasing tabung reaksi di isi dengan 9 ml media Lactose Broth (LB) steril dan dibagi atas 5 kelompok. b. Kelompok I terdiri dari 3 tabung reaksi (T 1, T 2, T 3 ) masing-masing diisi dengan 1 ml sampel Kelompok II terdiri dari 3 tabung reaksi (T 4, T 5, T 6 ) masing-masing diisi dengan 1 ml sampel Kelompok III terdiri dari 3 tabung reaksi (T 7, T 8, T 9 ) masing-masing diisi dengan 1 ml sampel Kelompok IV terdiri dari 3 tabung reaksi (T 10, T 11,T 12 ) masing-masing diisi dengan 1 ml sampel tanpa, kelompok V terdiri dari 1 tabung reaksi yang hanya berisi media Lactose Broth (LB) digunakan sebagai kontrol. c. Semua tabung reaksi dikocok hingga homogen. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 C saelama 48 jam. d. Setelah masa inkubasi selesai, diamati dan dicatat tabung reaksi yang menunjukkan reaksi positif yaitu terbentuknya gas pada 1/10 bagian tabung. Pemeriksaan Bakteri Salmonella 1. Sampel tanpa dan dari hasil 10-1 dipipet 1 ml, ditanamkan kedalam tabung reaksi steril yang berisi 9 ml media pembenihan Selenite Broth (SB), dikocok hingga homogen. Perlakuan ini dibuat dua kali. Kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 C selam 24 jam. 2. Setelah masa inkubasi selesai diambil bahan dengan memakai kawat Öse dan digoreskan pada media Salmonella Shigella Agar (SSA) yang telah disediakan dalam cawan petri steril yang telah diberi tanda sesuai dengan. 3. Sebagai kontrol terhadap pengencer Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% ke dalam cawan petri steril dimasukkan 1 ml Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% dan 20 ml media Salmonella Shigella Agar (SSA). 4. Setelah media memadat, diinkubasi pada inkubator pada suhu 37 0 C selama jam. 5. Setelah masa inkubasi selesai, diamati adanya pertumbuhan koloni bulat kecil, tidak berwarna dengan bulat hitam ditengah. 6. Prosedur di atas dilakukan untuk tiap-tiap sampel. Pemeriksaan Bakteri Clostridium Perfringens 1. Sampel tanpa dan dari hasil 10-1 dipipet 1 ml ke dalam 308 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 4 Desember 2005

5 tabung reaksi steril yang berisi 9 ml media pembenihan FTM, diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 24 jam. 2. Setelah masa inkubasi selesai, diambil bahan dengan kawat Öse dan digoreskan pada media Motility sulfide medium (MSM), kemudian diinkubasi pada suhu 37 0 C selama jam. 3. Sebagai kontrol terhadap Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1%, ke dalam cawan petri steril dimasukkan 1 ml larutan Pepton Dilution Fluid (PDF) 0,1% dan 20 ml larutan Motility Sulfide Medium (MSM). 4. Sebagai kontrol terhadap media, ke dalam cawan petri steril dimasukkan 20 ml media Motility Sulfide Medium (MSM), setelah media memadat diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 0 C selama jam. 5. Setelah masa inkubasi selesai, diamati warna koloni yang terbentuk 6. Clostridium Perfringens positif apabila terdapat koloni berwarna hitam pada setiap cawan 7. Prosedur di atas dilakukan untuk setiap sampel. 8. Data dan hasil pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran 3. Pemeriksaan Cemaran Logam 10 Pembuatan Larutan Standar Larutan standar 100 ppm Pada labu tentukur 50 ml, diencerkan 5 ml larutan standar 1000 ppm dengan larutan HNO 3 1:10 hingga tepat garis tanda. Larutan standar 0,4 ; 0,8; 1,2; 1,6; 2 ppm Pada labu tentukur 50 ml, diencerkan 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1 ml larutan standar 100 pm dengan larutan HNO 3 1:10 hingga tepat garis tanda. Larutan standar 1 ppm Pada labu tentukur 100 ml, diencerkan 1 ml larutan standar 100 ppm dengan larutan HNO 3 1:10 hingga tepat garis tanda. Larutan standar 10; 20; 30; 40; 50 ppb Pada labu tentukur 50 ml, diencerkan 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 ml larutan standar 1 ppm dengan larutan HNO 3 1:10 hingga tepat garis tanda. Analisa Kuantitatif Logam Berat Preparasi sampel tembaga, cadmium dan timbal Ke dalam erlenmeyer dimasukkan 100 ml sampel ditambahkan 10 ml HNO 3 (p) di panaskan di atas hot plate hingga sisa volumenya 60 ml, kemudian ditambahkan lagi 10 ml HNO 3 (p), ditutup mulut erlenmeyer dengan gelass arloji dan dipanaskan lagi hingga sisa volume 40 ml. Ditambahkan lagi 4 ml HNO 3 (p) dan dipanaskan kira-kira sepuluh menit. Erlenmeyer diangkat, dibilas gelas arloji dan air bilasan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian sampel disaring dengan menggunakan kertas saring whatman ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan larutan baku standar 1 ppm, ditambahkan aquadest, ditepatkan sampai garis tanda. Sampel siap untuk diuji. Preparasi sampel merkuri Ke dalam erlenmeyer 250 ml dimasukkan 100 ml sampel, ditambah 5 ml H 2 SO 4 (p), 2,5 ml HNO 3 (p), 15 ml KMnO 4 5% dibiarkan selama 15 menit. Kemudian ditambahkan 8 ml K 2 S 2 O 8 5%, dipanaskan di atas hot plate 95 0 C selama 2 jam kemudian didinginkan pada temperatur kamar. Ditambah hidroksilamin hidroklorida sampai warna permanganat hilang, kemudian ditambah larutan baku standar 40 ppb, dicukupkan dengan aquadest hingga volume 100 ml. Pemeriksaan logam Pb, Cu, Cd menggunakan SSA 1. Disesuaikan kondisi alat dengan unsur logam yang akan dianalisa. 2. Diukur absorbansi larutan standar (kalibrasi). 3. Larutan contoh yang akan diperiksa diukur absorbansinya dengan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) sebanyak enam kali 4. Prosedur yang sama dilakukan terhadap sampel yang lain. - Pemeriksan Logam Hg menggunakan SSA 1. Diukur 100 ml larutan uji yang dimasukkan ke dalam bejana. 2. Ditambahkan 5 ml SnCl Larutan diaduk selama 90 detik dengan magnetic stirrer. 3. Larutan yang akan diperiksa diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom sebanyak enam kali. Analisa Data Secara Statistik Untuk mengetahui kadar sebenarnya dari hasil percobaan dapat digunakan rumus : 2 ( X X ) μ = SD = n 1 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 4 Desember

6 Karangan Asli Tabel 1. Hasil pemeriksaan angka lempeng total bakteri No Kode sampel 1 A 2 B 3 C 4 D 5 E jumlah koloni bakteri Jumlah koloni Cawan petri I Cawan petri II tiap ml sampel Persyaratan SNI Maks 1,0 x 10 5 Keterangan : SD = Standar deviasi X = Kadar rata-rata sampel X = Kadar sampel n = Jumlah perlakuan Dengan dasar penolakan data: t hitung > t tabel Untuk mencari data sebenarnya α = 0,01, dk = n 1, dapat digunakan rumus: SD μ = X + t (1-1/2α)dk x n Keterangan : μ = Interval kepercayaan X = Kadar sampel X = Harga t tabel sesuai dk (n 1) α = Tingkat kepercayaan dk = Derjat kebebasan (n 1) SD = Standar deviasi n = Jumlah perlakuan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaan terhadap angka lempeng total bakteri pada seluruh sampel berkisar antara koloni/ml sampel. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel 1. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ternyata semua sampel memenuhi persyaratan batas maksimum cemaran mikroba untuk angka lempeng total yaitu 1,0x10 5 koloni/ml sampel, dimana angka lempeng total bakteri untuk sampel dengan kode A sebanyak 95 koloni/ml sampel, kode B sebanyak 90 koloni/ml sampel, kode C sebanyak 80 koloni/ml sampel, kode D sebanyak 115 koloni/ml sampel dan kode E sebanyak 90 koloni/ml sampel. Terlihat bahwa bahan baku atau sumber air tidak memberi gambaran jumlah angka lempeng total bakteri. Pemeriksaan bakteri terhadap cemaran bakteri Coliform dengan metode Most Probable Number (MPN) menunjukkan hasil yang negatif pada uji dugaan. Oleh karena itu uji penegasan dan uji lengkap tidak dilakukan. Terdapatnya bakteri Coliform dalam air minum menunjukkan adanya kontaminasi bakteri yang berasal dari kotoran manusia dan hewan dan menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah. Air yang tercemar oleh kotoran manusia atau hewan tidak dapat diminum karena dianggap mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan 11. Pemeriksaan sampel terhadap pencemaran bakteri Salmonella pada media Selenite Broth (SB) memberikan hasil yang negatif. Uji penegasan pada media Salmonella Shigella Agar (SSA) juga memberikan hasil yang negatif. 310 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 4 Desember 2005

7 Bakteri ini terdapat pada kotoran unggas, ternak dan manusia. Pemeriksaan sampel terhadap pencemaran bakteri Clostridium perfringens menggunakan media Fluid Thioglycollate Medium (FTM) dan Motility Sulfide Medium (MSM) menunjuk kan hasil yang negatif. Clostridium perfringens merupakan bakteri yang bersifat nonmotil yang tersebar luas di alam, yaitu di dalam tanah dan debu. Semua air minum hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan terkontaminasi bakteri, terutama yang bersifat patogen. Dari hasil pemeriksaan di atas ternyata bahan baku atau sumber air dan proses pembuatan air minum isi ulang yang benar akan menghasilkan air minum isi ulang yang bebas dari kontaminasi bakteri. Pada analisa yang dilakukan untuk penentuan kadar logam, logam-logam yang terkandung di dalam sampel berada di bawah konsentrasi minimum standar pada kurva kalibrasi jika pengukuran dilakukan terhadap sampel langsung, sehingga dilakukan pengadisian terhadap sampel, yaitu 1 ppm untuk logam Cu, Cd, Pb, dan 40 ppb untuk Hg 12. Konsentrasi logam yang terdapat dalam sampel dapat diperoleh dengan menggunakan kurva kalibrasi standar, yaitu dengan menginterpolasikan absorbansi yang didapat terhadap konsentrasi atau menggunakan persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi, kemudian kadar logam yang diperoleh dari perhitungan tersebut dikurangi 1 ppm (untuk logam Cu, Cd, Pb) dan 40 ppb (untuk Hg), hingga kadar logam sebenarnya dalam sampel diketahui 13 - Logam Tembaga (Cu) Pada pengukuran yang dilakukan terhadap larutan standar Cu, diperoleh data seperti yang terlihat pada tabel 2. Berdasarkan data-data dari tabel 2, dapat dilkukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis regresi, diperoleh hubungan linier dengan persamaan regresi Y = 0,0823 X + 0,0009, dengan koefisien korelasi (r) = 0,9996. Konsentrasi logam Cu di dalam sampel setelah dihitung berdasarkan persamaan regresi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Hasil analisis konsentrasi logam Cu No Kode sampel Konsentrasi (ppm) 1 A 0,0022 µ 0, B 0,0698 µ 0, C 0,0140 µ 0, D 0,0108 µ 0, E 0,0373 µ 0,0405 Diperoleh kadar logam Cu sebenarnya yaitu: 0,0022 ppm µ 0,0866 ppm. - Logam Cd Pada pengukuran yang dilakukan terhadap larutan standar Cd, diperoleh data seperti yang terlihat pada tabel 4. Berdasarkan data-data dari tabel 4, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis regresi, diperoleh hubungan linier dengan persamaan regresi Y = 0,2703X - 0,0016, dengan koefisien korelasi (r) = 0,9998. Konsentrasi logam Cd di dalam sampel setelah dihitung berdasar persamaan regresi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Hasil analisis konsentrasi logam Cd No Kode sampel Konsentrasi (ppm) 1 A 0,0007 µ 0, B 0,0010 µ 0, C 0,0009 µ 0, D 0,0012 µ 0, E 0,0013 µ 0,0041 Tabel 2. Data pengukuran absorbansi larutan standar Cu Konsentrasi (ppm) Absorbansi I II III IV V VI Rata-rata 0,0000 0,0001 0,0002 0,0001 0,0001 0,0002-0,0002 0,0001 0,4000 0,0358 0,0351 0,0359 0,0350 0,0352 0,0358 0,0355 0,8000 0,0658 0,0650 0,0659 0,0658 0,0651 0,0656 0,0655 1,2000 0,0998 0,0991 0,0998 0,0990 0,0990 0,0997 0,0994 1,6000 0,1329 0,1333 0,1340 0,1354 0,1347 0,1346 0,1342 2,0000 0,1644 0,1641 0,1647 0,1645 0,1649 0,1646 0,1645 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 4 Desember

8 Karangan Asli Diperoleh kadar logam Cd sebenarnya yaitu 0,0007 ppm µ 0,0044 ppm. - Logam Pb Pada pengukuran yang dilakukan terhadap larutan standar Pb, diperoleh data seperti yang terlihat pada tabel 6. Berdasarkan data-data dari tabel 6, dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis regresi, diperoleh hubungan linier dengan persamaan regresi Y = 0,0144X + 0,0002, dengan koefisien korelasi (r) = 0,9995. Tabel 6. Data pengukuran absorbansi larutan standar Pb Konsentrasi (ppm) Absorbansi I II III IV V VI Rata-rata 0,0000 0,0004 0,0005 0,0005 0,0005 0,0004 0,0005 0,0005 0,4000 0,0058 0,0050 0,0059 0,0057 0,0059 0,0058 0,0057 0,8000 0,0118 0,0116 0,0116 0,0117 0,0118 0,0119 0,0117 1,2000 0,0173 0,0172 0,0173 0,0171 0,0172 0,0173 0,0172 1,6000 0,0230 0,0232 0,0230 0,0234 0,0235 0,0232 0,0232 2,0000 0,0292 0,0290 0,0289 0,0292 0,0290 0,0288 0,0290 Tabel 7. Data pengukuran absorbansi larutan standar Hg Konsentrasi (ppm) Absorbansi I II III IV V VI Rata-rata 0,0000 0,0000 0,0002 0,0001 0,0003 0,0003 0,0002 0, ,0000 0,0023 0,0024 0,0021 0,0022 0,0023 0,0021 0, ,0000 0,0041 0,0043 0,0047 0,0044 0,0043 0,0047 0, ,0000 0,0069 0,0068 0,0069 0,0068 0,0067 0,0065 0, ,0000 0,0087 0,0089 0,0089 0,0094 0,0091 0,0093 0, ,0000 0,0118 0,0112 0,0112 0,0111 0,0116 0,0112 0,0113 Tabel 8. Hasil analisis kuantitatif logam Cu, Cd, Pb, Hg secara spektrofotometer Serapan atom No Logam yang dianalisis Konsentrasi (ppm) Persyaratan SNI Cu 0,0022 µ 0,0866 0,500 ppm 2 Cd 0,0007 µ 0,0044 0,005 ppm 3 Pb Tidak terdeteksi 0,005 ppm 4 Hg Tidak terdeteksi ppm Tabel 4. Data pengukuran absorbansi larutan standar Cd Konsentrasi (ppm) Absorbansi I II III IV V VI Rata-rata 0,0000-0,0005 0,0004 0,0007 0,0015 0,0008 0,0008 0,0006 0,4000 0,1019 0,1018 0,1017 0,1016 0, ,1016 0,1017 0,8000 0,2176 0,2184 0,2190 0,2197 0,2195 0,2190 0,2189 1,2000 0,3187 0,3196 0,3194 0,3199 0,3192 0,3195 0, ,6000 0,4291 0,4317 0,4337 0,4370 0,4346 0,4337 0,4333 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 4 Desember ,0000 0,5387 0,5382 0,5383 0,5385 0,5684 0,5389 0,5385

9 - Logam Hg Pada pengukuran yang dilakukan terhadap larutan standar Hg, diperoleh data seperti yang terlihat pada tabel 7. Berdasarkan data-data dari tabel 7, dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persamaan garis regresi, diperoleh hubungan linier dengan persamaan regresi Y= 0,0002X + 0,0007, dengan koefisien korelasi (r) = 0,9996 Hasil analisis kuantitatif logam Pb dan Hg menunjukkan bahwa logam ini tidak terdeteksi oleh alat, sedangkan logam Cu dan Cd memberikan hasil yang positif, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 8. Dari tabel di atas terlihat bahwa logam Pb dan Hg tidak terdeteksi, hal ini kemungkinan disebabkan oleh : - Sampel yang dianalisis tidak tercemar oleh logam yang bersangkutan. - Sampel yang dianalisis kemungkinan tercemar oleh logam yang bersangkutan dalam jumlah yang sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh alat yang mempunyai kepekaan 0,001 ppm. Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa konsentrasi logam Cu dan Cd berada di bawah konsentrasi batas maksimum yang diizinkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan - Dari hasil pemeriksaan terhadap 5 sampel, menunjukkan bahwa semua sampel memenuhi syarat bakteriologis seperti yang tertera pada SNI Dari sampel yang diperiksa terdapat konsentrasi logam Cu dan Cd yang tidak melewati ambang batas kadar maksimal seperti tertera pada SNI Logam Pb dan Hg tidak terdeteksi oleh alat. Saran Diharapkan agar Pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap depo air minum isi ulang secara rutin atau periodik, untuk menjamin mutu air minum yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Azwar, A. (1996). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Cetakan ke delapan, Jakarta. Mutiara Sumber Widya. Halaman : Waspada Sabtu, 26 april Air Isi Ulang Terkontaminasi Bakteri. Halaman : Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. (1994). Pengujian Kualitas Air Sumber dan Limbah Cair. SNI , SNI , SNI , SNI Departemen Perindustrian dan Perdagangan. (1992). Cemaran Logam Raksa. SNI Halaman : 7 5. Departemen Perindustrian dan Perdagangan. (1996). Air Minum Dalam Kemasan. SNI DitJen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Halaman : 649, 691, 733, Harian Jawa Post, Kamis, 27 Maret Se-babkan Kanker dan Diare. Halaman: Widodo, P dan Laksono, H. (2003). Lampu Kuning Air Isi Ulang. Farmakosindo, edisi 2/tahun I/Juli. Halaman : Difco Laboratories. (1997). Difco Manual of Dehydrated Culture Media and Reagents for Microbiological and Clinical Laboratories Procedures. Ninth edition. Michingan : Detroid. Pages :31-32, 135, 158, 173, Vogel. (1989). Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi 4. EGC kedokteran. Jakarta. Halaman : Fardiaz, Srikandi. (1992). Polusi Air dan Udara. Bogor. Penerbit Kanisius. Halaman : 42-43, Khopkar, M. (2002). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. Universitas Indonesia Press. Halaman : De Lux Putra, E. (2003). Spektrometer Absorpsi Atom. Medan. Program Pascasarjana bidang studi Ilmu Farmasi USU. Halaman : 10 Majalah Kedokteran Nusantara Volume 38 No. 4 Desember

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga November 2015. Lokasi pengambilan sampel penelitian berada di Sumber air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan Jalan Sisingamangaraja No 24, Medan yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan

Lebih terperinci

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering. Lampiran 1.Flowsheet Pembuatan Media Lactose Broth Double Ditimbang seksama media Lactose Broth Double sebanyak 52 gr. Dimasukkan ke dalam beaker gelas. Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti variabel bebas yaitu konsentrasi kunyit dan lama penyimpanan nasi kuning, juga variabel terikat yaitu daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian bioremediasi logam berat timbal (Pb) dalam lumpur Lapindo menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas pseudomallei)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dalam penelitian ini diambil di Instalasi PDAM dan di rumah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dalam penelitian ini diambil di Instalasi PDAM dan di rumah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel dalam penelitian ini diambil di Instalasi PDAM dan di rumah pelanggan PDAM di Kota Gorontalo, sedangkan untuk pemeriksaan cemaran logam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode observasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi kandungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan survei serta rancangan deskriptif dan eksploratif. B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN Sampel Kode sampel Tes perkiraan Tes penegasan MPN Air Bersih 290/B/AB/02/201 4 5-1-0 5-1-0 33 Lampiran 2 Flowsheet Pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012 di Bagian Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera utara.

Lebih terperinci

Tes Pendugaan 216/B/AM

Tes Pendugaan 216/B/AM Lampiran 1.Tabel Hasil Percobaan Sampel Nomor Sampel Tes Pendugaan Tes penegasan MPN Air Minum Isi Ulang 216/B/AM 5 3 0 3 0 0 7.8 34 Lampiran 2.Flowsheet Pembuatan Media Lactose Broth Single Ditimbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Penelitian ini didukung oleh penelitian deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di tiap depot yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1. Materi Penelitian 2.1.1. Lokasi Sampling dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini sampel diambil dari lokasi-lokasi sebagai berikut: 1. Rumah Pemotongan Hewan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah garam buffer

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE meliputi daerah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman Kilemo di daerah Jawa banyak ditemui pada daerah dengan ketinggian 230 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman ini terutama banyak ditemui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif, yaitu penelitian yang menjajaki sesuatu informasi sementara atau kasus yang belum dikenal atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan pengujiannya dilaksanakan di laboratorium. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum yakni tentang analisis penyebaran logam berat tembaga pada air tanah dan aliran sungai di sekitar industri kerajinan

Lebih terperinci

II. METODELOGI PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Waktu dalam kurun waktu 2 bulan, yang dimulai di awal bulan April dan selesai pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. 3.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN A. Spesifikasi Susu Skim Bubuk Oldenburger Komponen Satuan Jumlah (per 100g bahan) Air g 3,6 Energi kj 1480 Protein g 34,5 Lemak g 0,8 Karbohidrat g 53,3 Mineral

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul pengaruh variasi periode pemanasan pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah dilaksanakan sejak tanggal 11 April

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang akan menjelaskan hubungan variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2009. Pengambilan sampel susu dilakukan di beberapa daerah di wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah Agroindustri, dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan April Bahan dan Alat.

METODE PENELITIAN. Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan April Bahan dan Alat. 23 METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Pengambilan sampel daging sapi impor untuk penelitian ini dilakukan di Instalasi Karantina Produk Hewan (IKPH). Pengujian sampel dilakukan di laboratorium Balai Besar

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 2015 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya ANALISIS CEMARAN MIKROBA

Lebih terperinci

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALYSIS OF LEAD, COPPER, AND ZINC IN FRESH COW S MILKS COMMERCIAL

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual

Lebih terperinci

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

Pupuk fosfat alam untuk pertanian Standar Nasional Indonesia Pupuk fosfat alam untuk pertanian ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa. Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. 37 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Desa Boludawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian dilakukan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional. 30 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di desa Hulawa kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato. Dengan hasil observasi bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu :.. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala Kecamatan

Lebih terperinci

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo. 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Desa Bilungala Utara Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis dilaksanakan

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

ANALISIS MIKROBIOLOGI BEBERAPA SUSU KEDELAI TANPA MEREK YANG BEREDAR DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN.

ANALISIS MIKROBIOLOGI BEBERAPA SUSU KEDELAI TANPA MEREK YANG BEREDAR DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN. As-Syifaa Vol 07 (02) : Hal. 130-138, Desember 2015 ISSN : 2085-4714 ANALISIS MIKROBIOLOGI BEBERAPA SUSU KEDELAI TANPA MEREK YANG BEREDAR DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN Santri *), Siska Nuryanti *),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan (mendeskripsikan)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang 19 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang Bawang dan analisis dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi pengambilan sampel air limbah yaitu di Pertambangan Gunung Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

Lebih terperinci

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini diawali dengan mengkaji tentang pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku jamu gendong dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT

ABSTRAK ABSTRACT 29 Analisis Cd Pada Sediaan EyeShadow Dari Pasar Kiaracondong Bandung Analysis of Cadmiumon on EyeShadow Derived From Kiaracondong Market Bandung Fenti Fatmawati 1,, Ayumulia 2 1 Program Studi Farmasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

Gambar 2. Daun Tempuyung

Gambar 2. Daun Tempuyung Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2 ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Analitik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI E. COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG YANG DIJUAL DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KELURAHAN KUIN CERUCUK, KELURAHAN KUIN SELATAN DAN KELURAHAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN

Lebih terperinci

Pupuk tripel super fosfat

Pupuk tripel super fosfat Standar Nasional Indonesia Pupuk tripel super fosfat ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo kemudian diteruskan dengan pemeriksaan bakteri Salmonella sp. di

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo kemudian diteruskan dengan pemeriksaan bakteri Salmonella sp. di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian dilakukan pada warung-warung minuman yang menjual Susu Telur Madu Jahe (STMJ) di taman kota Damay kecamatan Kota Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 9 penjual jajanan bakso, yang terdiri dari 3 kantin ( kantin

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 Ismiaty Abdullah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1 Samarinda, 5 6 Juni 215 Potensi Produk Farmasi dari Bahan Alam Hayati untuk Pelayanan Kesehatan di Indonesia serta Strategi Penemuannya PENGUJIAN KUALITAS ASPEK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Minum Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, syarat-syarat air minum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian ini memperoleh hasil dalam uji pendugaan, uji penegasan serta perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : 1.1.1 Hasil Tabung Reaksi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI Perhitungan Jumlah Bakteri Dengan Metode Most Probable Number (MPN) atau Angka Paling Mungkin (APM) Oleh : Dyah Sukma Rengganingtyas Novi Astuti Novita Ratna

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993). LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993). Bahan yang digunakan : Kentang 200 g Dextrose 20 g Agar 20 g Akuades 1000 ml Cara kerja : Kentang dibersihkan kemudian dipotong

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 34 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Researchyaitu untuk mengetahui ataupun menjajaki kualitas bakteriologis air minum pada depot air minum di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk sekitar Kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan diantaranya Ujung, Ampel,

Lebih terperinci

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM FENTI FATMAWATI 1,, AYUMULIA 2 1 Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. email: fenti.fatmawati@stfb.ac.id.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Alat dan Bahan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diawali dengan pengambilan sampel susu pasteurisasi impor dari Australia melalui Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta. Pengujian dilakukan di Balai Uji

Lebih terperinci