BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka merupakan suatu tinjauan terhadap teori, generalisasi dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka merupakan suatu tinjauan terhadap teori, generalisasi dan"

Transkripsi

1 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka merupakan suatu tinjauan terhadap teori, generalisasi dan konsep yang dapat mengarahkan penulis dalam mengkaji permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Selain itu, tinjauan pustaka dapat diartikan sebagai suatu kajian terhadap studi terdahulu yang relevan dengan studi yang dilakukan beberapa penelitian yang telah dituangkan kedalam bentuk buku. Dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi) yang diterbitkan Universitas Pendidikan Indonesia (2002: 47), dimuat hal-hal berikut, 1) apakah teori-teori utama dan teori-teori turunannya dalam bidang yang dikaji; 2) apa yang telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti lain dalam bidang yang diteliti dan bagaimana mereka melakukannya (prosedur, subjek); 3) apa yang diketahui (berdasarkan hasil-hasil penelitian) dalam bidang yang diteliti; 4) setelah peneliti melakukan kajian secara komprehensif, maka dapatlah diketahui masalah apa yang masih perlu di teliti, sehingga jelas kedudukan penelitian ini ditengah-tengah penelitian sejenis sebelumnya. Beradasarkan prosedur maka penulis pada bab ini mencoba untuk memaparkan dan menganalisis beberapa kajian terdahulu dengan objek yang sama. Untuk kemudian menempatkan sesuai kedudukan masing-masing, sehingga menajdi jelas bagian mana yang belum terbahas oleh pelenitian sebelumnya yang menjadi kajian penulisan ini. Dengan demikian penulis dapat menempatkan skripsi ini dalam kajian-kajian sejenis.

2 12 A. Literatur mengenai Komunis Penelitian mengenai paham komunis telah banyak dilakukan oleh para peneliti baik luar maupun dlam negeri. Beberapa tulisan sangat membantu penulis dalam memahami apa dan bagaimana paham komunis itu. Untuk memahami ideologi komunis penulis menemukan beberapa literatur. Tulisan Anthony Brewer yang berjudul Kajian Kritis Das kapital Karl Marx (1999), dalam buku ini membahas mengenai inti dari Das Kapital yang merupakan dasar dari ideologi komunis. Menurut Brewer komunis merupakan sebuah hasil dari sebuah proses sejarah yang dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi. Setiap tingkat perkembangan produksi itu sendiri adalah perkembangan sejarah dan hasil dari pencapaian generasi-generasi sebelumnya (Brewer, 1999:11). Selanjutnya Brewer menjelaskan mengenai proses perkembangan ekonomi manusia selanjutnya mengakibatkan lahirnya komunisme, seperti ditulis Brewer bahwa: Perkembangan produksi mengharuskan keterlibatan bentuk-bentuk kerja sama, pembagian kerja organisasi kemasyarakatan. Selanjutnya masyarakat berubah melalui serentetan tingkat yang ditandai dengan berbagai bentuk kepemilikan. Pemilikan komunilan masyarakat kuno didasrkan pada peranan budak. Pemilikan feodal (tanah) atas perampasan hamba serfs. Dan kepemilikan perorangan borjuis (kapitalis) atas eksploitasinya terhadap ploletariat dari pkerja upahan yang tak punya milik apa-apa. Setiap tingkat menyediakan syarat bagi yang akan datang. Perkembangan kapitalis menciptakan pemiskinan ploletariat kapitalisme. Komunisme adalah produk sejarah ayng tak terhindarkan (Brewer, 1999:19). Tulisan Brewer memberikan wawasan kepada penulis tentang latar belakang komunisme dan penjelasan mengenai Das Kapital. Buku ini bermanfaat untuk menjelaskan teori ekonomi Marx yang merupakan latar belakang

3 13 munculnya komunisme. Kelemahan buku ini adalah hanya memaparkan mengenai teori ekonomi Marx dalam das kapital tanpa penjelasan mengenai gerakan sosial komunisme. Padahal Dalam pemikiran Marx gerakan komunisme merupakan jawaban atas persoalan pertentangan kelas dalam ekonomi. Selanjutnya karya David Smith dan Phil Evans yang berjudul Das Kapital untuk Pemula (2004). Buku ini membahas secara komprehensi das kapital. Menurut Smith dan Evans latar belakang munculnya komunisme adalah karena adanya sistem yang menjadikan tenaga kerja sebagai komoditas. Tenaga kerja merupakan buruh yang teralienasi ketika berkerja dibawah perintah pemilik modal (Smith & Evans, 2004:162). Selanjutnya menurut Marx untuk dapat melepaskan diri dari kapitasi tenaga kerja harus berdiri sendiri.seperti ditulis Smith dan Evans, bahwa Pekerja tidak hanya dapat meningkatkan nilai mereka sebagai tenaga kerja tapi juga meghapus status mereka yang selama ini dilihat sebagai komoditas. Kemampuan kerja tak harus dilihat sebagai komoditas dengan kemampuan tukar tertentu, yang dijual demi upah. Sebaliknya, kehidupan pekerja dapat dipersatukan dalam kehidupan kerjasama produksi yang demokratis. Tanpa batas, tanpa bisa gender, melalui produksi untuk kegunaan bersama. Ini mungkin komunisme dalam semangat yang otentik. Orang-orang biasa secara demokratis dalam mengontrol, baik produksi maupun kehidupan sosial, dalam produksi untuk kegunaan dan bukan untuk jual-beli atau keuntungan semata (Smith & Evans, 2004:163). Selanjutnya Smith dan Evans menjelaskan bahwa jika komunisme tidak akan terwujud bila kelas ploletar (buruh) tidak bersatu. Jika ingin menghapus eksploitasi, maka harus kaum terekploitasi yang melakukannya. Terorganisisr secara politik dalam partai-partai revulisoner dan perwakilan-perwakilan daerah (Smith & Evans, 2004:177). Karya ini membantu pembahasan mengenai inti dari

4 14 ideologi komunisme secara komprehensif. Mulai dari latar belakang lahirnya komunisme sampai dengan gerakan sosial komunisme. Tulisan Dipagitrop merupakan inti adalah diktat untuk KPS dan KPSS tentang "Pembangunan Partai" disusun oleh Depagitrop (Departemen Agitasi dan Propaganda) CC PKI, 1958.Tulisan ini memaparkan tentang pengertian Komunis. Tulisan ini membahasa ideologi kaum komunis, pengertian komunis serta lawan komunis. Menurut Dipagitrop koumunis merupakan ideologi kaum buruh, menurut Dipagitrop kaum buruh harus bersatu untuk melawan kapitalis, seperti ditulis sebagai berikut: Klas buruh tidak memiliki alat-alat produksi. Klas buruh bekerja di dalam pabrik-pabrik, bekerjasama dan mengadakan pembagian pekerjaan dengan mempunyai tanggungjawab perseorangan menurut pembagian pekerjaan masing-masing, dan menjalankan produksi secara kolektif. Dalam produksi yang maju di pabrik-pabrik, terpeliharalah kebiasaan kaum buruh untuk bersatu, untuk saling membantu, berorganisasi dan berdisiplin. Untuk perkembangan diri klas buruh sendiri, klas buruh harus bersatu dengan massa Rakyat pekerja lainnya. Hanya dengan persatuan di kalangan klas buruh dan massa Rakyat pekerja lainnya itulah, klas buruh dapat membebaskan dirinya dan selanjutnya membebaskan seluruh massa Rakyat pekerja dari penghisapan kapitalisme. Klas buruh menaruh perhatian pada perjuangan-perjuangan untuk pembebasan Rakyat pekerja sedunia, pada kemenangan-kemenangan dan kekalahan-kekalahannya. Mereka mengerti, bahwa setiap kemenangan atau kekalahan Rakyat pekerja dimana saja adalah berarti kemenangan atau kekalahan mereka sendiri. (Dipagitrop, 1958:3) Tulisan ini memamaparkan dasar-dasar organisasi komunis, menurut tulisan ini kelas buruh mempunyai bermacam-macam organisasi perlawanan. Terdapat diantaranya serikat buruh, organisasi koperasi kaum buruh yang dengan usaha sendiri meringankan beban dari anggota-anggotanya dan perkumpulan perkumpulan pendidikan, organisasi-organisasi pemuda, dan lain-lain sebagainya.

5 15 Semua organisasi adalah organisasi kelas buruh yang berusaha meningkatkan kesadaran kelas buruh. Dari tulisan ini penulis mengetahui dasar-dasar organisasi komunis dan pergerakan komunis dalam mencapai tujuannya. Karya Harun Hadiwijono yang berjudul Sari Sejarah Filsafat barat 2 (1980), membahas mengenai perkembangan pemikiran umat manusia dari jaman Yunani Kuno hingga abad ke-20. didalamnya terdapat tulisan megenai pemikiran Karl Marx dan komunisme. Henrut Hadiwijono komunisme bermula dari teori Marx tentang materialisme sejarah. Sejarah terdiri dari peperangan kelas (Hadiwijono 1980, 122). Dijelaskan bahwa pada masa awal kehidupan, manusia tidak mengenal kelas dan hidup secara berkelompok (komunal). Seperti ditulis oleh Hadiwijono Menurut Marx masyarakat asali tidak mengenal pertentangan kelas. Pada waktu itu manusia hidup dalam keadaan komunisme sejati, dimana alatalat produksi berada di tanga masyarakat. Adanya kelas-kelas di dalam masyrakat disebabkan oleh kekhusuan pekerjaan dan karena timbulnya gagasan tentang milik pribadi (Hadiwijono, 1980:122) Buku ini memberikan pandangan baru kepada penulis tentang komunisme. Bahwa masyarakat komunis telah tercipta pada awal kehidupan dan merupakan bentuk asali dari manusia. Ini memberikan gambaran kepada penulis untuk dapat mengalisis mengenai perkembangan paham komunis. Tulisan Molyneux (2001) yang berjudul Mana Tradisi Marxis yang Sejati?, membahas mengenai ideologi Marxis yang sebenarnya, dirunut Karl Marx hingga kaum revisian. Molyneux menyatakan bahwa banyak orang yang mengaku Marxis yang memiliki pendapat berbeda mengenai masalah-masalah tertentu (katakanlah akan kecenderungan laju profit untuk turun, atau analisis terperinci

6 16 tentang Uni Soviet); itu wajar dalam setiap gerakan politik yang sehat dan teguh. Persoalannya jauh lebih rumit: bahwa kaum "Marxis" sering saling memenjara, memerangi serta membunuh; yang lebih merisaukan lagi, bahwa dalam semua konflik sosial, ada banyak kelompok atau tokoh "Marxis" mengambil sikap yang sama sekali bertentangan. Molyneux (2001) berpendapat bahwa Marxis yang berkembang setelah kematian Marx jauh menyimpang dari tujuan Marx sendiri. Menurut Molyneux Marxis diciptakan oleh Marx dengan rasa humanis yang besar namun seiring perkembangan waktu Marxis berubah menjadi alat pembunuh massal, seperti yang terjadi di Uni Soviet masa Lenin dan Stalin. Dalam tulisan Molynoux ini dijelaskan bahwa: Ada yang berupaya memecahkan masalah ini dengan menyamakan Marxisme dengan karya Marx sendiri, kemudian membandingkan karya tokoh politik lain dengan patokan itu. Namun ini pendekatan religius. Menurut Friedrich Engels, Marxisme "bukanlah sebuah dogma melainkan harus memandu aksi", makanya teori tersebut harus terus hidup dan berkembang, harus mampu menganalisis alam nyata yang senantiasa mengalami perubahan alam nyata yang sudah berubah secara dahsyat sejak meninggalnya Marx sendiri. Meskipun dengan alasan historis kita memberi nama Marx sendiri untuk teori Marxisme, tradisi ini tidak bisa direduksi secara dogmatis kepada karya-karyanya saja. Seperti yang Leon Trotsky tulis, "Pada pokoknya Marxisme adalah metode analisis: bukan analisis akan teks-teks saja melainkan terutama akan hubungan sosial. ( Tulisan Molyneux (2001) memberikan pemahaman baru kepada penulis tentang bagaimana sebenarnaya ideologi Marxis bergerak dan apa tujuan Marxis itu. Bahwa ideologi Marxis diciptakan oleh Marx dengan rasa humanis, namun pada perkembangannya terdapat pelencengan-pelencengan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh komunis sendiri. Sehingga penulis dapat membandingkan pemikiran

7 17 komunis tokoh komunis internsional diatas dengan pemikiran komunis di Indonesia (Musso dan Aidit). Berikutnya tulisan karya Piötr Sztompka yang berjudul Sosiologi Perubahan Sosial (2004). Dalam karya Sztompka teori perjuangan kelas dialasisi secara sosiologi. Menurut Sztompka konsep-konsep yang digunakan oleh Marx tak dapat segera dihubungkan dengan fenomena empiris karena memang merupakan konstruk, model datau idealisasi yang berguna untuk menata pengalaman empiris yang sangat kompleks (Sztompka, 2004:186). Permikiran Marx mengenai perubahan sosial menurut Sztompka terbagi menjadi tiga pandangan. Pertama Pada tingkat sejarah dunia, Marx membayangkan kemunculan komunisme, yakni terutama melimpahnya komoditi ekonomi yang teropelihara oleh ledakan perkembangan kekuatan produktif(teknologi), lenyapnya sistem pemilikan pribadi dan lenyapnya negara. Kedua Pada tingkat sosial, ia meramalkan akan terciptanya masyarakat tanpa kelas yang adil dan merata terwujudnya prinsip setiap orang akan terpenuhi kebutuhannya. Ketiga Pada tingkat tindakan idividual, ia berharap keterasingan anggota masyrakat akan lenyap sama sekali, dalam arti tercapainya kebebasan penuh: secara negatif bebas dari semua hambatan struktural dan secara positif bebas untuk membentuk lembaga dan organisasi sosial menurut keinginan orang (Sztompka, 2004:1987). Revolusi sosial tercipta pada tahapan individual. Karya Sztompka memberikan gambaran mengenai kelemahan dan kelebihan dari teori Marxis yang disusun oleh Karl Marx. Selain itu memberikan

8 18 pandangan lain Marxisme, yaitu dilihat dari sudut pandang sosiologi. Sehingga memberikan gambaran luas bagi penulis untuk dapat memahami komunisme. Selanjutnya karya Takashi Shiraishi (1997) yang berjudul Zaman Bergerak. Buku karangan Takashi Shiraishi memberi gambaran tantang kondisi pergerakan nasional Indonesia pada masa awalnya. Dalam buku ini dijelaskan mengenai perkembangan ideologi-ideologi yang mempengaruhi pergerakan nasional pada masa awal. Di dalamnya menyangkut perkembangan awal komunisme di Indonesia. Komunis yang pada saat itu diterima sebagai ideologi pergerakan bahkan dipersatukan dengan Islam secara terang-terangan menentang imprealisme. Hal ini mengundang dukungan banyak kalangan untuk masuk dan mendukung komunis termasuk kaum ulama seperti Haji Misbach. Dijelaskan pula mengenai pergerakan komunis pada masa awal yang berafiliasi dengan Sarekat Islam. Buku ini memberikan pemahaman kepada penulis tentang kondisi awal pergerakan nasional yang didalamnya melibatan paham komunis. Bahkan komunis menjadi paham yang diterima oleh tokoh-tokoh pergerakan Indonesia. Komunisme pada masa awal dipersatukan dengan Islam oleh Haji Misbach, seperti ditulis Shiraishi: Bagi Misbach, melakukan propaganda kebebasan kita, kebebasan negeri sama seperti melakukan propaganda untuk Islam dan dalam pengertian itulah ia menunjukkan sebagai mubaligh sekaligus propagandis Insulinde. (Shiraishi, 1997:204) Hal ini memberikan gambaran kepada penulis mengenai komunisme di Indonesia. Seperti dikatakan oleh Edman bahwa sebelum datangnya komunisme ala Eropa Indonesia telah memiliki nilai-nilai komunisme (Edman, 2005:12)

9 19 Michael C Williams (2003) memaparkan tentang kondisi awal komunisme di Indonesia. Buku ini memberikan pemahaman kepada penulis bahwa komunis pada masa awal masuk ke Indonesia berafiliasi dengan Islam, bahkan saling mendukung. Williams memaparkan bahwa Islam dan komunis pernah bersatu dalam melakukan pemberontakan petani di Banten. Mengenai Islam komunis ini Williams mengatakan bahwa Islam komunis menampakkan satu paradoks yang nyata ketika seseorang mengakui bahwa tidak ada satu agama pun yang lebih membuktikan resistensinya terhadap ideologi komunis kecuali Islam (Williams, 2003:3). Namun dalam perkembangan komunis, Islam Komunis merupakan sebuah kenyataan bahwa menurut William salah satu pemimpin komunis Indonesia Tan Malaka percaya bahwa Islam dapat digunakan untuk meraih cita-cita reaksioner. Tokoh lainnya semacam haji Misbach dan Pemimpin banten, Haji Achmad Chatib yakin tidak ada perbedaan fundamental antara Islam dan komunis (Williams, 2003:3). Selanjutnya karya William Ebenstein berjudul Isme-isme yang Mengguncang Dunia (2006). Dalam buku ini juga dipaparkan akan peran signifikan Musso dalam pembangunan kembali PKI setelah kegagalan pemberontakan Tulisan Musso yang terkenal; Djalan Baroe (1948), menemukan pijakannya dalam buku ini. Karena inti dari tulisan Musso tersebut adalah adalah perjuangan yang tidak mengenal ampun terhadap oportunisme "Kiri" dan Kanan didalam dan diluar Partai. Karena setelah kegagalan pemberontakan , kekuatan PKI tercerai berai, walau berhasil

10 20 membentuk Central Comite dibawah pimpinan Pamudji (1937), akan tetapi kepemimpinan tersebut tidaklah mulus. Terutama kesepahaman dalam menjalankan strategi taktik. Hal tersebut dapat tercermin dengan meletusnya peristiwa revolusi tiga daerah. Baik Imam Soedjono menyimpulkan akan lemahnya kepemimpinan politik PKI pada waktu itu dan adanya perbedaan garis politik dengan implementasi kerja yang berbeda diantara para pimpinan PKI dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. B. Musso Karya Musso (1948), yang berjudul Djalan Baroe karya Musso ini merupakan sebuah oto kritik terhadap perjuangan PKI pada masa perang kemerdekaan. Dalam tulisan ini terlihat bagaimana pandangan dan pemikiran Musso terhadap komunisme di Indonesia. Dalam tulisan ini musso lebih menitikberatkan kepada perjuangan kaum komunis untuk merebut kekuasaan pemerintah. Menurut Musso tujuan kaum komunis adalah mendirikan Republik Indonesia berdasarkan Demokrasi rakyat, yang meliputi seluruh daerah Indonesia dan yang bebas dari pengaruh imprealisme serta tentaranya (Musso. 1948:17). Dalam tulisan ini Musso mangatakan bahwa kaum komunis Indonesia dalam upayanya mencapai tujuan harus bekerjasama dengan gerakan-gerakan antiimprealis Asia, Eropa dan Amerika. Karya Soek Hok Gie (1997), dalam tulisan ini memaparkan mengenai latar belakang terjadinya pemberontakan PKI tahun 1948 terhadap pemerintahan Republik Indonesia. Dipaparkan bagaimana kondisi sosial ekonomi rakyat Indonesia sebelum terjadinya pemberontakan, serta dijelaskan pula pertentangan

11 21 ideologi yang terjadi sebelum pemberontakan terjadi termasuk ideologi komunis. Karya ini cukup membahas secara lengkap perkembangan komunis di Indonesia mulai dari awal berdiri sampai pada masa perang kemerdekaan, dengan melihat dari berbagai pandangan. Karya ini membantu penulis dalam memahami kondisi komunis di Indonesia khususnya pada masa perang kemerdekaan. Gie memaparkan beberapa perubahan yang terjadi dalam komunis di dunia pasca Perang Dunia II. Pada masa perang dunia II komunisme Internasional bekerja sama dengan kaum liberal untuk melawan fasis. Setelah perang dunia berakhir pandangan tersebut hilang dengan adanya teori Zhdanov, yang menyatakan bahwa, kerjasama dengan kaum imprealis tidak usah dilanjutkan. Selain itu, partai-partai komunis harus mengambil garis keras dan memimpin perjuangan di negara-negara masing-masing. (Gie, 1997:170) Tulisan ini memaparkan bagaimana pemikiran Musso dalam resolusi Djalan Baroe mempengaruhi pergerakan komunisme Indonesia. Tulisan ini membantu penulis dalam menganalisis kondisi komunis Indoensia serta membantu penulis dalam menganalisis pemikiran Musso pada sekitar tahun Menurut Gie ide dasar Musso dalam Djalan Baroe terbagi menjadi tiga, pertama ia ingin membentuk sebuah fron nasional yang dipimpin oleh PKI. Kedua, ia ingin mengubah organisasi PKI menjadi partai Marxis-Leninis yang tunggal. Ketiga ia ingin menyesuaikan garis partai dengan garis keras komintern (Gie, 1997:224). Tulisan terakhir merupakan karya Himawan Sutanto (2003) yang berjudul Pemberontakan PKI 19 September 1948 (1) Muso Datang untuk Menertibkan

12 22 Keadaan. Tulisan ini membahas mengenai pemberontakan PKI madiun serta peranan Musso dalam pemberontakan tersebut. Sutanto mangatakan bahwa Tahun 1948 merupakan tahun perjuangan terberat bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaannya. Kesatuan dan persatuan yang sangat diperlukan menghadapi Belanda mendapatkan tikaman dari belakang. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun September 1948 dilancarkan ketika Indonesia sedang bersiap menghadapi agresi Belanda yang bermaksud menguasai daerah RI yang masih tersisa di Jawa dan Sumatera. ( Menurut Sutanto (2003) pemberontakan 1948 sangat dipenngaruhi oleh pemikiran Musso, seperti dikatakan Sutanto: Kehadiran Muso mempunyai arti politis bagi gerakan komunis di Indonesia. Ia membawa garis komunis internasional ortodoks ialah garis keras Zhadanov. Di tahun 1947, gerakan komunis internasional (Komintern) berubah haluan dan menempuh garis keras. Garis lunak Dimitrov yang dilakoni sejak 1935 yaitu bekerja sama dengan kapitalis untuk melawan fasisme sudah dikesampingkan. Komintern diubah namanya menjadi Kominform (komunis reformasi). Angin perubahan dari Moskow ini yang dibawa Muso ke Indonesia. Ia ingin merombak organisasi yang dinilainya kurang revolusioner dan radikal. Dalam konferensi PKI pada Augustus 1948, ia mengungkapkan garis Kominform yang telah berubah seraya mengajukan rencana-rencana baru yang dituangkannya di thesisnya: Jalan Baru untuk Republik Indonesia. ( Tulisan Sutanto (2003) memberikan pengertian kepada penulis bahwa pemikiran Musso membawa garis komunis Moskow dan mencoba menerapkannya di Indonesia dengan cara pemberontakan. C. Aidit Komunisme ala Aidit yang ditulis oleh Peter Edman (seterusnya disebut Edman). Buku ini mengkaji tentang pemikiran komunisme Aidit ( ). Selain itu buku ini mengkaji tentang sejarah pergerakan PKI sejak awal berdiri hingga masa Aidit. Dijelaskan pula perbedaan-perbedaan pemikiran Aidit selama

13 23 menjadi pemimpin PKI dengan tokoh-tokoh PKI sebelumnya, seperti di ungkapkan oleh Edman, bahwab kepemimpinan Aidit atas PKI telah membawa partai tersebut pada suatu arah yang jelas-jelas berbeda dengan sebagian besar pendahulunya, yang telah memberinya sentuhan khas Indonesia dengan jelas (Edman, 2002:3). Selanjutnya Edman memaparkan pengaruh kehidupan Aidit terhadap pemikirannya tentang komunisme di Indonesia yang membedakannya dengan tokoh-tokoh komunis Indonesia lainnya khususnya Musso. Dengan latar belakang yang sepenuhnya Indonesia, Aidit dapat berinteraksi dengan situasi melalui cara-cara yang tidak dapat dilakukan oleh sebagain besar tokoh PKI. Meskipun ia bukanlah seorang Jawa, akan tetapi sebagaimana mereka yang tetap tinggal di Indonesia selama pendudukan ataupun masa-masa revolusi, ia memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh para tokoh lainnya, misalnya saja Tan Malaka yang menghabiskan sebagain terbesar waktunya di Moskow dan tentu saja Musso yang kurang begitu memahami Indonesia.(Edman, 2002:249) Melalui tulisan Edman dapat diketahuai pemikiran-pemikiran Aidit dalam kurun waktu sayangnya Edman kurang menjelaskan secara mendalam bagaimana perbedaan-perbedaan Aidit dengan tokoh PKI lain khususnya Musso. Bertolak dari hal tersebut maka skripsi ini berudaha mengisi kekosongan tersebut. Sumber kedua merupakan tulisan dari Aidit. Dari tulisan Aidit dapat diketahui pemikiran Aidit tentang komunisme di Indonesia. Menurut Aidit kaum komunis di Indonesia harus bekerja sama dengan masa nasionalis dan Islam, seperti diungkapkan sebagai berikut:

14 24 Tidak ada alasan samasekali bagi massa komunis, jang terorganisasi dan tidak terorganisasi, untuk menolak kerdjasama berdasarkan suatu program jang kongkret dengan massa nasionalis dan Islam, jaitu massa partai2 nasionalis dan Islan jang terorganisasi dan tidak terorganisasi. (Aidit, 1954:29) Menurut Aidit kaum komunis harus berada ditengah-tengah rakyat dan membantu kehidupan rakyat dan pemahaman tersebut harus ditekankan kepada seluruh kuam komunis, seperti diungkapkan Partai komunis adalah partai jang hidup di tengah2 masjarakat. Adalah keliru djika kita mengira bahwa ideologi burjduis dan pengaruh burdjuis hanja ada di luar partai. Apalagi dengan banjaknja orang2 baru jang masuk kedalam partai kita, juga kebanjakanja masuk dengan membawa restan2 ideologi dan kebiasaan2 burdjuis dan feodal ke dalam partai. Tulisan Kasenda (2001) yang berjudul Soekarno, D.N. Aidit dan PKI membahas mengenai hubungan antara Soekarno Aidit dan PKI. Kasenda memaparkan hubungan Soekarno dengan tokoh-tokoh PKI khususnya Musso dan Aidit. Menurut Kasenda hubungan antara Sukarno dengan Musso dan Aidit dapat dikatakan sangat baik, sebelum terjadinya pemberontakan yang dilakukan oleh keduanya. Menurut Kasenda naiknya nama PKI pada masa pemerintahan Soekarno tidak lepas dari pengaruh Soekarno sendiri, disini Kasenda menulis: Dengan diawali adanya Demokrasi Terpimpin, inilah PKI mulai lagi memainkan peranan yang penting dalam peta politik Indonesia. Naik panggungnya PKI tidak lepas dari pemikiran politik Soekarno. Untuk itu ada baiknya saya menjelaskan sedikit tentang masa transisi ke arah Demokrasi Terpimpin. Konsepsi Presiden, 21 Februari 1957, di mana ia ingin membentuk Kabinet Gotong Royong dan Dewan Nasional. Artinya, kabinet semacam itu diartikan Soekarno dengan memakai bahasa Belanda Alle kinderen aan een eettafel aan werktafel (Semua makan bersama di satu meja dan kerja). Maksudnya Soekarno adalah di dalam kabinet itu, nantinya semua partai dan golongan yang mempunyai suara minimal di DPR harus diikutsertakan. Dengan demikian Presiden Soekarno secara tidak langsung mengkondisikan PKI dimasukkan dalam kabinet itu, sebagaimana pencerminan 4 besar

15 25 dalam Pemilihan Umum 1955 dan dibantu oleh partai kecil. maksudnya agar kabinet semacam itu lebih mampu menjalankan koalisi yang senantiasa diganggu oposisi. Walaupun hasilnya tidak seperti yang diinginkan Soekarno. ( Menurut Kasenda dukungan Soekarno ini terjadi karena mencuatnya pemikiran tantang Nasakom. Pemikiran yang pernah dikemukakan pada tahun 1920-an tentang bersatunya tiga isme mau merealisir kembali. Bukan berarti ini bahwa Soekarno ingin mempertahankan PKI dalam persatuan nasional. Seperti apa yang dikatakan dalam pidatonya, Laksana Malaikat yang Menyerbu dari Langit: Jalannya Revolusi Kita 17 Agustus 1960, ia menegaskan bahwa di Indonesia, ada tiga golongan besar revolusionaire krachten yang tidak dapat diingkari keberadaannya di Indonesia, yaitu Nasakom yang merupakan kerja sama aliran-aliran politik ideologis. Dan seringkali Soekarno menegaskan tentang Nasakom sebagai suatu kebenaran yang hidup dalam masyarakat Indonesia. ( Dari tulisan Kasenda dapat disimpulkan bahwa perkembangan komunis pada masa pemerintahan Soekarno sangat diepangruhi oleh Soekarno sendiri. Hal ini memepengaruhi kebijakan partai, hal ini mempengaruhi pula pemikiran Aidit. Tulisan ini memberikan pemahaman baru kepada penulis tenatang perubahan pemikiran tokoh komunis dipangruhi oleh kondisi sosial politik suatu Negara. Rex Mortimer (1974) memaparkan tentang Ideologi komunis pada masa Pemerintahan Sukarno ( ). Disini dijelaskan bagaimna ideologi komunis dalam tubuh PKI secara berangsur-sangsur mulai meninggalkan garis Moskow. Menurut Mortimer untuk memahami bagaimana kegiatan dan strategi yang

16 26 digunakan pada masa Sukarno, kita harus memahami bagaimana Ideologi PKI, seperti dikatakan oleh Mortimer: Consequently, the elucidation of the ideologi of the PKI will necessary state a survey of the party activities and the events to which those activities were related. But the present work does not purpost to be a history of the PKI, and still less a history of guined Democracy. Events and activities are introduced only to the extent that they demonstrate how the PKI concived of the action implications of this generalized strategy (Montimer, 1979:21). Dari buku ini penulis mendapatkan pemahaman mengenai perbandingan ideologi PKI masa Soekarno dan masa perang kemerdekaan. Selain itu Mortimer juga mengungkapkan bahwa aktivitas PKI pada masa pemerintahan Soekarno sangat bergantung sekali kepada pemimpinnya. Seperti ditulis Montimer: The PKI was a practical party in that its programantic statements were always concerned with the political task of the fore see able future and in that it was seldom constrained by considerations of docrinal fedelity from pursuing a course which its the leader felt were its best immediate interest (Mortimer, 1979:23). Dalam buku ini menerangkan adanya perubahan dalam pemikiran Aidit, seperti ditulis Montimer: At first the Aidit leadership worked with a concept of the United National Front strategy taken from Uni Soviet source, but by 1954 it had already begun to modify this strategy, principally by downgrading the role of class stunggle and the significance of PKI hegemony over the front in favor of a top levels alliance with PNI in which the PKI was prevared to accept a sub ordinate status for an idenfinite periode (Montimer, 1979:24) Sulistyo dalam tulisannya menjelaskan penyebab komunis pada masa Aidit dapat berkembang dengan pesat, seperti ditulis Sulistyo Ada dua penjelasan yang dapat digunakan untuk menerangkan pertumbuhan jumlah anggota PKI. Pertama, PKI melancarkan strategi

17 27 yang radikal dan agresif sehingga menarik lebih banyak pengikut dan simpatisan dalam waktu singkat. Kedua PKI mengubah taktik dari perjuangan bersenjata menajadi fron kesatuan. (Sulistyo, 2000:32) Sulistyo memaparkan kondisi PKI pada masa Aidit. Dari pemaparan Sulistyo penulis mengetahui pola dan strategi PKI pada masa Aidit, yang secara tidak langsung merupakan hasil pemikiran Aidit. Pada masa Aidit PKI melakukan penyesuaian ideologi Marxis-Leninis, menurut Sulistyo hal ini adalah terjemahan pribumi atas Marxisme dan komunisme, seperti konsepsi tentang pertentangan kelas berdasarkan jenis pekerjaan yang ada di masyrakat (Sulistyo, 2000:32) Buku karangan Herbert Feith dan Lance Castles (1970) memaparkan tentang pertentangan ideologi dan pemikiran politik Indonesia masa Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari tokoh-tokoh politik Indonesia pasca Proklamasi, didalamnya terdapat empat tulisan Aidit yang menggambarkan pola pemikiran Aidit tentang republik Indonesia dan komunisme di Indonesia. Dari buku ini penulis mengetahui perkembangan ideologi yang berkembangan di Indonesia pasca Proklamasi. Termasuk di dalamnya perkembangan komunis dan tulisan-tulisan Aidit masa itu. Buku ini tidak memberikan seuatu analisis mengenai perkembangan pemikiran politik Indonesia secara menyeluruh, tulisan ini hanya menyampaikan tulisan-tulisan dari tokoh Indonesia yang sebelumnya pernah di tulis. Sehingga penulis tidak menemukan penjelasan yang komprehensif mengenai pemikiran tokoh Indonesia khususnya Aidit. Feith dan Castles hanya mengkalisfikasikan pemikiran-pemikiran politik tokoh Indonesia berdasarkan ideologi. Namun buku

18 28 ini memberikan pemahaman kepada penulis tentang keadaan ideologi politik Indonesia sebagai latar belakang pemikiran Aidit. Buku Hermawan Sulistyo (2000) berisi tentang aksi penumpasan pemberontakan Gestapu. Sulistyo memaparkan kondisi sebelum terjadinya pemberontakan dari berbagai sudut pandang. Mulai dari susut pandang PKI sendiri maupun dari pihak anti-komunis. Hal ini memberikan gambaran kepada penulis tentang kondisi sosial politik pada masa akhir kepemimpinan Aidit yang mempengaruhi pemikiran Aidit. Selain itu membantu penulis dalam menganalisis dampak dari pemikiran tokoh Musso dan Aidit terhadap perkembangan komunisme di Indonesia. Sulistyo dalam tulisannya menjelaskan penyebab komunis pada masa Aidit dapat berkembang dengan pesat, seperti ditulis Sulistyo Ada dua penjelasan yang dapat digunakan untuk menerangkan pertumbuhan jumlah anggota PKI. Pertama, PKI melancarkan strategi yang radikal dan agresif sehingga menarik lebih banyak pengikut dan simpatisan dalam waktu singkat. Kedua PKI mengubah taktik dari perjuangan bersenjata menajadi fron kesatuan. (Sulistyo, 2000:32) Sulistyo memaparkan kondisi PKI pada masa Aidit. Dari pemaparan Sulistyo penulis mengetahui pola dan strategi PKI pada masa Aidit, yang secara tidak langsung merupakan hasil pemikiran Aidit. Pada masa Aidit PKI melakukan penyesuaian ideologi Marxis-Leninis, menurut Sulistyo hal ini adalah terjemahan pribumi atas Marxisme dan komunisme, seperti konsepsi tentang pertentangan kelas berdasarkan jenis pekerjaan yang ada di masyrakat (Sulistyo, 2000:32).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan komunis di Indonesia mengalami perubahan yang garis politiknya. Pada masa awal berdiri, PKI bernama Indische Sociaal Democratische Vereeninging

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan 122 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan Aidit tentang komunisme di Indonesia, maka penulis menyusun kesimpulan. Adapun Kesimpulan yang dapat ditarik adalah

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara Aidit tentang Komunisme di Indonesia. Dari judul tersebut, maka penulis mencari

Lebih terperinci

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri LIMA ALIRAN PEMIKIRAN POLITIK DI INDONESIA Terdapat lima aliran pemikiran politik di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, dua jenis sistem pers muncul di Nusantara (Lee, 1971:35). Pertama, terdiri dari surat kabar-surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ideologi marxisme pada saat ini telah meninggalkan pemahaman-pemahaman pertentangan antar kelas yang dikemukakan oleh Marx, dan menjadi landasan

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang 168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Gerakan Partai Komunis Indonesia : Strategi Partai Dalam Mencapai Kekuasaan Politik Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-20, sewaktu mulai timbul akan kesadaran dan paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan pembuka jalan bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi duta besar pertama Amerika untuk RIS. Sementara pemerintahan Truman di Amerika Serikat sedang berusaha BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia telah memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden RIS Pada tanggal 16 Desember 1949, Jakarta ibu kota Republik Indonesia Serikat yang baru, rakyat Indonesia secara

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan 138 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Ideologi Posmarxisme Dalam Perkembangan Gerakan Anti Perang Masyarakat Global. Kesimpulan tersebut merujuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori. marxism. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM Tatanan Politik Komunisme dan teoriteori marxism This diagram from 1867 perfectly illustrates the inherent genius within the capitalist system and how it is indestructible: it has a strong base built on

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ami Abdullah Fahmi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ami Abdullah Fahmi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terbentuknya sebuah negara pada esensinya adalah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai bersama oleh sekelompok orang. Begitupun yang terjadi di Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Industri / Inggris Revolusi Perancis Revolusi Bolshevik / Rusia 2 INDUSTRI TERJADI PADA ABAD 18 DAN 19 TEPATNYA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan

Lebih terperinci

A. Pengertian Orde Lama

A. Pengertian Orde Lama A. Pengertian Orde Lama Orde lama adalah sebuah sebutan yang ditujukan bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Soekarno. Soekarno memerintah Indonesia dimulai sejak tahun 1945-1968. Pada periode

Lebih terperinci

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni PERBANDINGAN IDEOLOGI Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni MAKNA IDEOLOGI KARL MARX Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. HAROLD H. TITUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap

Lebih terperinci

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1900 yang diawali dengan munculnya sekelompok mahasiswa yang membentuk perkumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) BAB I PENDAHULUAN The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah 1 BAB I PNDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan revolusi nasional Indonesia. Revolusi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasakom merupakan hasil buah pikiran Presiden Soekarno yang dijadikannya sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita yang belum

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat kapitalisme di era globalisasi saat ini. Keterpurukan klas buruh di dunia dari awal membawa semangat pembebasan

Lebih terperinci

PERANG SAUDARA DI RUSIA

PERANG SAUDARA DI RUSIA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 1917, Rusia mengalami sebuah peristiwa yang menandai munculnya sebuah pemerintahan baru yang berbentuk Republik Sosialis. Peristiwa itu yakni

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 A. Latar Belakang 1. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya kabinet dan persaingan partai politik yang semakin menajam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

2016 PERBAND INGAN SOSIALISME JOSEPH STALIN D AN LEON TROTSKY D I UNI SOVIET

2016 PERBAND INGAN SOSIALISME JOSEPH STALIN D AN LEON TROTSKY D I UNI SOVIET BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eropa adalah tempat yang sangat unik, banyak paham-paham yang lahir di benua tersebut. Membicarakan tentang sosialisme tidak terlepas dari pahampaham seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dalam Dewan Keamanan PBB. Agresi Militer Belanda II. mengadakan diplomasi lewat jalan perundingan. Cara diplomasi ini BAB V KESIMPULAN Periode 1946-1949 merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya dari kekuasaan penjajah Belanda. Pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan oleh Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional

BAB I PENDAHULUAN. pasca revolusi. Revolusi Indonesia yang juga dikenal sebagai revolusi nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi Indonesia, umumnya dipahami sebagai perubahan radikal dalam kehidupan bermasyarakat. Ini terlihat dari perubahan struktur sosial masyarakat pasca revolusi.

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila PAPER HUBUNGAN INDUSTRIAL Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila Oleh : Agnes Yosephine Saragih (125030207111004) Kelas A PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam konteks transisi politik di Indonesia, gerakan mahasiswa memainkan peranan yang penting sebagai kekuatan yang secara nyata mampu mendobrak rezim otoritarian.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Komunisme adalah ideologi dan gerakan yang bersifat internasional.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Komunisme adalah ideologi dan gerakan yang bersifat internasional. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komunisme adalah ideologi dan gerakan yang bersifat internasional. Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi yaitu tanah,

Lebih terperinci

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar.

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. BY HANDOKO WIZAYA ON OCTOBER 4, 2017POLITIK https://seword.com/politik/partai-pdip-dan-pembasmian-pki-melalui-supersemar/ Menurut Sekretaris Jenderal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peristiwa Perang Sipil Spanyol (Spanish Civil War) yang terjadi pada tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi sesaat sebelum

Lebih terperinci

Konflik Politik Karl Marx

Konflik Politik Karl Marx Konflik Politik Karl Marx SOSIALISME MARX (MARXISME) Diantara sekian banyak pakar sosialis, pandangan Karl Heindrich Marx (1818-1883) dianggap paling berpengaruh. Teori-teorinya tidak hanya didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penulisan sejarah Amerika Latin merupakan sebuah tantangan bagi peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD 11 Oleh: Sulthan Zainuddin ABSTRAK Dalam bukunya Social Origins of

Lebih terperinci

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PENDIDIKAN PANCASILA SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA PENGERTIAN IDEOLOGI DAN IDEOLOGI TERBUKA IDEOLOGI-IDEOLOGI BESAR DI DUNIA: LIBERALISME-KAPITALISME, SOSIALISME,

Lebih terperinci

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia

Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia Sejarah umum - kelas XII BAB 9 Revolusi perancis. Revolusi Amerika, Revolusi Rusia, dan Indonesia KEADAAN RUSIA SEBELUM REVOLUSI 1917 Tahun Pemimpin Politik Sosial Ekonomi Even Dampak (1894-1917) Tsar

Lebih terperinci

Presiden Seumur Hidup

Presiden Seumur Hidup Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan

Lebih terperinci

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia Lebih dari dua abad lamanya Negara Rusia tidak pernah jauh dari pusat perpolitikan Iran, baik itu sebagai musuh politik dan terkadang menjadi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG

SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG Jurnal Sejarah. Vol. 1(1), 2017: 151 156 Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia DOI: 10.17510/js.v1i1. 59 SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG Sumber Gambar: Tempo.co Professor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para

Gerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal

Lebih terperinci

DEMOKRASI. Drs. H.M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

DEMOKRASI. Drs. H.M. Umar Djani Martasuta, M.Pd DEMOKRASI Drs. H.M. Umar Djani Martasuta, M.Pd Demokrasi Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata demos dan kratos/kratein. Demos berarti rakyat, dan kratein berarti kekuasaan/berkuasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.

Lebih terperinci

CRITICAL THEORIES Bagian II

CRITICAL THEORIES Bagian II CRITICAL THEORIES Bagian II 1 MARXISME Jalur Pengaruh Pemikiran Karl Mark & Teori Kritis Hegel Neo Marxisme Teori Kritis II Marks Muda Karl Mark Marks Tua Engels Kautsky Korsch Lukacs Gramsci Hokheimer

Lebih terperinci

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

SOSIOLOGI PENDIDIKAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF STRUKTURAL KONFLIK TOKOH PEMIKIR ANTARA LAIN: 1. KARL MARX (1818-1883) 5. JURGEN HABERMAS 2. HEGEL 6. ANTONIO GRAMSCI 3. MAX HORKHEIMER (1895-1973) 7. HERBERT

Lebih terperinci

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disingkat UUD 1945 1 telah mengalami perubahan sebanyak empat kali, yakni Perubahan Pertama pada tahun 1999, Perubahan

Lebih terperinci

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA Perangkat kelembagaan dimaksud, meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, secara kaidah atau norma yang mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak

BAB I PENDAHULUAN. Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politik Luar Negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan sedikit banyak dibentuk oleh kepentingan-kepentingan untuk menjawab tantangan dari realita Perang Dingin,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

MAKALAH IDEOLOGI KOMUNISME Pendidikan Pancasila Adi Bayu Mahadian M. I. Kom.

MAKALAH IDEOLOGI KOMUNISME Pendidikan Pancasila Adi Bayu Mahadian M. I. Kom. MAKALAH IDEOLOGI KOMUNISME Pendidikan Pancasila Adi Bayu Mahadian M. I. Kom. - Disusun Oleh ; Atef Fahrudin Erwanto Rahadian A Indra Wandi Okta Nurhilmi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

Materi Bahasan. n Pengertian Ideologi. n Fungsi Ideologi. n Komponen Ideologi. n Klasifikasi Ideologi.

Materi Bahasan. n Pengertian Ideologi. n Fungsi Ideologi. n Komponen Ideologi. n Klasifikasi Ideologi. Ideologi Politik Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Pengertian Ideologi. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, demokrasi merupakan salah satu pandangan dan landasan kehidupan dalam berbangsa yang memiliki banyak negara pengikutnya. Demokrasi merupakan paham

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM

2015 KETERLIBATAN AUSTRALIA DALAM PERANG VIETNAM BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Setelah Perang Dunia ke II (PD II) berakhir, negara-negara di kawasan Asia Tenggara mulai dihadapkan pada dua kondisi yang berbeda. Kondisi pertama,

Lebih terperinci

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Konsepsi Presiden Soekarno Secara etimologis, konsepsi berasal dari perkataan konsep, sedangkan konsep diartikan sebagai rancangan atau buram surat,

Lebih terperinci