RANGKAIAN PELEDAKAN. Potong sumbu api tegak lurus, sesuai dengan panjang yang diperlukan. Ambil detonator secara hati-hati dari kemasan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANGKAIAN PELEDAKAN. Potong sumbu api tegak lurus, sesuai dengan panjang yang diperlukan. Ambil detonator secara hati-hati dari kemasan."

Transkripsi

1 RANGKAIAN PELEDAKAN A. PELEDAKAN CARA NON-LISTRIK 1. Sumbu Api ( Safety Fuse ) Sumbu api adalah alat berupa sumbu yang fungsinya adalah merambatkan api dengan kecepatan tetap.perambatan api tersebut dapat menyalakan detonator yang dipasang pada ujung sumbu guna meledakkan bahan peledak. Sumbu api terdiri dari inti berupa black powder dan pembungkus berupa tekstil dan material kedap air. Fungsi pembungkus untuk menjaga sumbu api dari kerusakan mekanis dan kerusakan akibat air atau minyak. Kecepatan rambat sumbu api yang biasa diperdagangkan adalah : 130 detik per meter ( 120 detik/yard), pada permukaan laut dengan variasi 10 detik, untuk sumbu api buatan USA. 120 detik per meter dengan variasi yang sama, untuk sumbu api standar Eropa. Sumbu api harus disimpan digudang yang sejuk, kering dan mempunyai ventilasi yang baik. Terhindar dari cairan yang mungkin dapat merusak. Suhu penyimpanan F dan kelembaban relatif rendah. Pemasangan Detonator pada sumbu api Pemasangan detonator pada sumbu api dapat dilakukan dengan memakai crimper. Crimper dibagi menjadi 2 macam yaitu : Bench - type Crimper Hand type Crimper Cara pemasangan sebagai berikut : Potong sumbu api tegak lurus, sesuai dengan panjang yang diperlukan. Ambil detonator secara hati-hati dari kemasan. Masukkan ujung sumbu api yang baru dipotong tepat kedalam detonator sedalam mungkin. Jepit mulut detonator yang mengarah sumbu api dengan sempurna, Celupkan seluruh detonator dan sumbu api sepanjang satu inch kedalam larutan penyebab kedap air.

2 Hindari tekanan atau terkena panas pada ujung detonator yang tertutup. 2. Pembuatan Primer Untuk peledakan dengan lubang tembak besar telah tersedia primer yang dibuat pabrik disebut Booster sedangakn peledakan dengan lubang kecil perlu membuat primer dahulu. Pembuatan primer dengan cara memasang detonator kedalam cartridge bahan peledak kuat. Detonator yang dipakai adalahdetonator biasa yang telah dipasang pada ujung sumbu api. Cara pembuatan primer sebagai berikut ; Ambil dodol bahan peledak kuat, pembungkus jangan dibuang. Buatlah lubang kira-kira 2 inch dalamnya ditengah-tengah salah satu ujung dari dodol memakai penusuk kayu atau tembaga. Sisipkan detonator kedalam lubang sedemikian rupa sehingga detonator terbenam seluruhnya kedalam dodol. 3. cara menyalakan sumbu api Menyalan sumbu api dapat dilakukan dengan memakai hot wire fuse lighter, full wire fuse lighter, lead spritter, korek dan igniter cord. Apabial sumbu api dinyalakn akan terlihat pancaran api yang dikenal dengan nama ignition flame, menandakan sumbu terbakar dan berfungsi normal. Pembakaran akan merambat perlahan terus sepanjang sumbu api sampai pada ujung yang lain. 4. Sumbu Ledak Sumbu ledak adalah sumbu yang terdiri dari : inti initiating explosive dibalut lapisan plastic dan dibungkus dengannkombinasi tekstil, kawat dan lapisan plastic. Sumbu ledak mudah dan aman penggunaannya, mempunyai ketahan terhadap air yang baik sekali dan mempunyai kecepatan detonasi yang tinggi feet per detik. Sumbu ledak mempunyai kuat tarik yang baik, ringan dan fleksibel. Sumbu ledak apabila dinyalakan dapt merambatkan gelombang detonasi kesemua tempat sepanjang sumbu. Peledakan dengan sumbu ledak tidak memerlukan detonator didalam lubang tembak. Sumbu ledak sangat luas pemakaiannya, sangat cocok untuk daerah-daerah yang kondisi iklimnya banyak petir. Sumbu ledak dikemas dalam bentuk gulungan 500 ft, 1000 ft dalam kotak kemasan berisi 2-4 gulungan.

3 1. Delay Connector Delay connector disebut juga non-electric MS delay connector atau detonating relay connector. Delay connector adalh perlengkapan peledakan yang digunakan untuk menyelenggarakan peledakan tunda ( delay blasting ) dalam suatu peledakan memakai sumbu api. Delay connector mempunyai bermacam-macam interval waktu atau delay time. Bentuk delay connector adalah berupa tabung tembaga panjangnya ± 3 inch. Pada ujung-ujungnya diisi muatan bahan peledak dipisahkan oleh elemen yang fungsinya menunda peledakan dan disebut delay element. 2. Cara menyambung sumbu ledak Dalam peledakan memakai sumbu ledak, terutama peledakan dikuari, pemasangan sumbu ledak terdiri dari trunk line yaitu sumbu ledak sepanjang sisi lubang tembak dan brach atau downline yaitu Sumbu ledak yang menuju kedalam lubang tembak. Penyambungan sumbu ledak dengan delay connector dalam peledakan beruntun dapat dilakukan dengan cara memotong trunk line antara dua lubang tembak, kemudian kedua sumbu ledak yang telah terpotong dimasukkan kedalam ujung-ujung delay connector, selanjutnya dijepit supaya tidak mudah terlepas. 3. Cara menyalakan sumbu ledak Dalam peledakan memakai sumbu ledak hanya diperlukan satu detonator. Didalam setiap lubang tembak tidak perlu dipasang detonator. Sumbu ledak hanya dapat dinyalakan dengan detonator. Cara menyalakan sumbu ledak adlah sebagai berikut: 1. sumbu ledak dengan detonator biasa ( plain detonator ) sumbu api yang telah dipasang detonator disiapkan dengan panjang tertentu. detonator yang dipasang pada sumbu api dikaitkan pada sumbu ledak memakai tape atau tali. 2. sumbu ledak dengan detonator listrik detonator listrik dikaitkan pada ujung sumbu ledak dengan memakai tape. 3. dalam penggunaan dilapangan kita harus menyiapkan dulu detonator yang diikatkan pada sumbu ledak sepanjang IS inch. Kemudian baru disambungkan dengan sumbu ledak utama memakai ikatan square knot.

4 Detonator yang dijelaskan diatas dipasang terakhir setelah semua rangkaian peledakan siap untuk diledakkan. 4. Cara memasang rangkaian peledakan memakai sumbu ledak. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyambungan sumbu ledak adalah : - Setiap sambungan harus tegak lurus, penyambungan dengan plastic connector lebih baik. - Jarak antara sumbu ledak yang pararel tidak boleh kurang dari 0,2 m. - Jarak antara delay connector / relay connector dengan sumbu yang pararel harus paling sedikit 1,0 m. - Didalam round sumbu ledak tidak boleh membelit atau menggulung. - Detonator yang dipakai untuk meledakkan selalu diarahkan pada arah detonasi sumbu ledak yang diinginkan. 5. Nonel Nonel adalah tube plastik,yang mempunyai diameter luar 3 mm. didalamnya berisi suatu bahan reaktif yang dapat menjalankan gelombang kejut dengan kecepatan kira-kira 2000 meter per detik. Dua macam nonel yang tersedia: 1.A Nonel GT Mempunyai interval waktu : Short delag, deci-second dan half-second delay. Nonel GT/MS dipakai untuk peledakan tambang terbuka dan nonel GT/T dipakai untuk peledakan dalam terowongan. 2. A Nonel UNITED adalah system nonel yang terakhir. Detonator mempunyai delay yang sama. Dalam peledakan urutan waktu peledakan dipasang dipermukaan. Hal tersebut akan memudahkan pemakaian dan penyimpanannya. 6. Nonel detonator Bagian-bagian dari detonator adalah sebagai berikut : 1. Kelongsong alumunium, panjangnya bervariasi tergantung panjang dari delay element. 2. Base charge : bahan peledak kuat. 3. Primer charge : bahan peledak kuat yang peka terhadap nyala api. 4. Delay element 5. Sumbat karet

5 6. Nonel tube : panjangnya tertentu, ujung yang bebas ditutup. Macam-macam jenis nonel detonator: Nonel standard Nonel GT HD dan Nonel UNITED HD Nonel GT OD dan Nonel UNITED OD Nonel GT HT dan Nonel UNITED HT B. PELEDAKAN CARA LISTRIK Rangkaian peledakan meliputi 3 elemen dasar rangkaian, yaitu : 1. Detonator listrik. 2. Kawat rangkaian : leg wire, connecting wire, firing line dan bus wire. 3. sumber tenaga : blasting machine dan AC-Power line. 1. Detonator Detonator dapat dibagi menjadi : 1. Instantaneous detonator 2. Milli-second detonator 3. Half-second detonator 2. Circuit wiring - Legwire adalah dua kawat yang menjadi satu dengan detonator listrik yang salah satu ujung dihubungkan dengan bridge wire yang terdapat dadalam detonator. - Connecting wire adalah kawat yang mempunyai isolasi dipakai untuk menghubungkan legwire dengan firing line. - Firing line atau leading wire adalah kawat yang dipergunakan untuk menghubungkan sumber tenaga listrik dengan rangkaian detonator. - Buswire adalah perpanjangan dari firing line dimana masing-masing detonator dihubungkan. 3. Rangkaian peledakan Ada 3 macam susunan rangkaian peledakan, yaitu : - Rangkaian Seri - Rangakaian pararel - Rangkaian Seri-Pararel

6 4. Perhitungan Rangkaian Peledakan Dalam Rankaian peledakan yang perlu ditentukan adalah apakah arus yang mengalir melalui rangkaian detonator dalam peledakan cukup untuk menyalakan seluruh detonator. Arus yang dihitung harus sama dengan atau lebih dari minimum standard yang tercantum. RANGKAIAN PELEDAKAN Rangkaian Peledakan merupakan bentuk atau susunan yang dilakukan agar peledakan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Ada tiga elemen dasar rangkaian peledakan: 1. Detonator listrik Pada dasarnya detonator listrik terdiri dari sebuah metal shell yang di dalamnya terdapat power charge dan sebuah electrical ignition element yang dihubungkan dengan insulated wires yang disebut leg wire. Dan pada garis besarnya detonator listrik dapat di bagi menjadi dua macam yaitu : Instantaneous detonator (detonator tanpa element delay). Dellay detonator, dimana fungsi dari delay ini adalah : Menentukan muka peledakan. Mengatur fragmentasi. Mengurangi getaran yang ditimbulkan 2. Kawat rangkaian Ada beberapa kawat rangkaian yaitu : Legwire yaitu 2 kawat yg menjadi satu dengan detonator Connecting wire yaitu kawat yang mempunyai isolasi untuk menghubungkan legwire dengan firing line Firing line yaitu kawat yg digunakan untuk menghubungkan sumber tenaga listrik dengan rangkaian detonator Buswire yaitu perpanjangan dari firing line dimana masing-masing detonator (rangkaian seri atau parallel) dihubungkan. 3. Sumber tenaga berupa blasting machine Adapun beberapa tipe dari rangkaian listrik yaitu, 1. Rangkaian Seri

7 Rangakaian seri adalah rangkaian yang sangat sederhana dengan arus minimum yang disuplai Blasting Machine pada setiap detonator sekitar 1,5 Amper untuk menjamin tiap detonator tersebut meledak sempurna.prinsip peledakan adalah menghubungkan Legwire dari satu lubang ke lubang lain secara menerus, sehingga apabila sala satu detonator mati, maka seluruh rangkaian terputus dan akan berakibat gagal leda ( Miss fire). Pada sisitem seri akan diperoleh arus ( amper ) yang rendah dan tegangan atau voltage tinggi. Apabila salasatu kawat ada yang putus, maka seluruh rangkaian tidak dapat berfungsi. Umunya jumlah detonator pada system seri kurang dari 40 bijih degnan panjang Leg Wire ( Kabel Utama ) tiap detonator 7 m ( meter ). Tahanan total ( R t ) dan Voltage dari rangkaian seri dapat dihitung sebagai berikut. - PRINSIP DASAR R total ( R t ) = R1 + R2 + R 3 +R 4 + R n = n.r i total i 1 = i 2 = i n Volt = i ( n R ) V = I x R R T = RD + RC + RF Contoh : Hitunglah arus yang mengalir dalam rangkaian seri yang terdiri dari 40 detonator dengan panjang leg wire tembaga 24 ft, Connecting Wire tembaga 20 AWG = 200ft dan Firing Line Tembaga 14 AWG = 500ft Tahanan detonator ( R D ) Tahanan setiap detonator menurut table XXXIV adalah 2,3 ohm, Tahanan detonator dalam rangkaian = R D = 40 x 2,3 ohm = 92 ohm Tahanan firing line dan tahanan connecting wire ( R C & R F ) Tahanan firing line connecting wire 500 ft 14 AWG dan connecting wire 20 ft 20 AWG. Dari table XXXIV tahanan kawat tembaga 14 AWG adalah,53 ohm / 1000 ft dan 20 AWG adalah 10,15 ohm / 1000 ft. Catatan ; AWG ( American Wire Gauge, yaitu ukuran kawat standart amerika ) jawab ; Rf = 2 500ft (2,53 ohm)/(1000 ft) = 2,53 ohm Rc = 200 ft (10,15 ohm)/(1000 ft) =2,03 ohm Hitunglah tahanan total, R T

8 R T = RD + RC + RF R T = 92 ohm + 2,53 ohm + 2,03 ohm = 96,56 ohm Arus Arus yang mengalir dalam rangkaian seri dari sumber tenaga 220 Volt Power Line I = V/R =(220 volt)/(96,56 ohm) = 2,28 amper atau lebih besar dari ( > ) 2 Amper Tabel XXXV di tentukan bahwa minimum arus AC untuk rangkaian seri adalah 2,0 Amper. Hasil perhitungan di dapat 2,28 Amper, melampaui kebutuhan Minimum, sehingga peledakan dapat di laksanakan. Gambar 1. Rangakian Seri 2.Rangkaian Parallel Rangkaian parallel adalah suatu rangkaian di mana setiap detonator mempunyai alur alternative dalam rangkaian tersebut, sehingga apabila sala satu atau beberapa detonator mati, detonator yang lainnya masih dapat meledak. Oleh sebab itu pengujian rangkaian menyeluruh secara langsung sangat riskan, apabila setiap detonator belum di uji. Untuk peledakan rangkaian parallel, arus minimum yang diperlukan per detonator sekitar 0.5 amper. Namun secara menyeluruh system parallel memerlukan arus tinggi dengan Voltage rendah dan untuk menyuplai tenaga listrik digunakan panel control khusus bukan dari Blastign Machine atau Expolder. Tahana parallel total ( R t ) di hitung sebagai berikut ;

9 PRINSIP DASAR 1/(R total) = 1/(R 1)+1/R /R3 i total=i1+i2+ in Volt =i ( n R) Contoh : Suatu peledakan memakai 60 buah detonator jenis 16 ft copper wire delay electric detonator dirangkai dalam parallel. Bus wire 200 ft 14 - AWG copper. Firing line terdiri dari Expendable Firing line 200 ft 14 AWG copper dan Permanent firing line 2000 ft 110 AWG sumber tenaga yang tersedia adalah 220 volt AC dan 440 Volt AC power line. Menurut table XXXV arus yang di hasilkan dari sumber tenaga untuk setiap detonator adalah minimum 1,0 amper dan maximum 10 amper untuk AC maupun DC. a. Tahanan detonator dalam rangkaian ( R D ) Tahanan setiap detonator menurut table 6.2, untuk 16 ft copper "wire detonator adlah 1,9 ohm. RD= (1,9 ohm)/(60 detonator) RD=0,032 ohm b.tahanan Bus wire ( R B ) Tahanan Bus wire adalah : ½ x Panjang Bus Wire x Tahanan Kawat 14 AWG / ft ( table XXXIV ). RB= ft (2,53 ohm)/(1000 ft) RB=0,253 ohm c. Tahana Firing Line ( R F ) Tahan firing line adalah jumlah dari tahanan Expendable Firing line 14 AWG copper dan

10 Permanent firing line 110 AWG ( table XXXIV ). R F = tahanan Permanent firing line R f1=2 200 ft (2,53 ohm)/(1000 ft) =1,012 ohm R F 2 = tahanan permanent firing line R f2= ft (0,999 ohm)/(1000 ft)=3,996 ohm RF = Rf1 + Rf2 R F = ohm + 3,996 ohm = 5, 008 ohm d. Tahanan total ( R T ) R T = R D + R B + R F R T = 0,032 ohm + 0,253 ohm + 5,008 ohm R T = 5,293 ohm e. Arus Arus yang mengalir dalam rangkaian dari sumber tenaga 220 Volt AC atau 440 volt AC dapat dihitung dengan rumus : I= V/R I= (220 volt)/(5,293 ohm) I = 41,56 Amper Arus per detonator= (41,56 amper)/(60 detonator)=0,69 amper/ detonator Sumber tenaga 220 volt AC tidak mencukupi untuk meledakan raoud dalam pembuatan trowongan. Sumber tenaga 440 volt AC I= (440 volt)/5,293ohm I = 83,13 amper Arus per detonator= (83,13 amper)/(60 detonator)=1,38 amper/ detonator Ternyata sumber tenaga 440 volt AC dapat di pakai unutk peledakan round karena arus yang mengalir per detonator diantara minimum 1,0 amper dan maximum 10 amper ( Tabel XXXV ) 3.Rangkaian Parallel Seri Rangkaian ini terdiri dari sejumlah rangkaian seri yang di hubungkan parallel. Umumnya rangkaian ini di terapkan apabila peledakan memerlukan lebih dari 40 detonator dengan leg wire setipa detonator lebih dari 7 meter,serta dipetimbangan bahwa apabilah seluruh lubang ledak dihubungkan secara seri memerlukan power yang besar. Perhitungan tahanan dan arus untuk memperoleh power atau voltage yang sesuai,adalah sebagai berikut :

11 Hitung duluh tahanan total untuk setiap rangkaian Hitung tahanan pada rangkaian parallel - seri degnan menganggap bahwa tahanan total hubungan seri sebagai tahanan pada rangkaian parallel. Cara parallel cukup efektif untuk jumlah lubang ledak kurang dari 300, namun demikian perlu di pertimbangkan pula bahwa untuk jumlah lubang ledak sampai ratusan rangkaian dan perhitungan menjadi tambahan kompleks. Contoh : Suatu rangkaian parallel seri terdiri dari 4 seri masing masing mempunyai 40 detonator short delay ( Gbr diatas ) dengan tahanan tiap detonator 1,8 ohms, kawat penyambung ukuran 22 AWG 40 m, dan kawat utama 22 AWG 150 m, hitunglah total tahan dan voltage. Penyelesaian ;

12 Pemilihan sistem rangkaian akan tergantung dari pada jumlah detonator listrik yang akan diledakan. Secara umum, sambungan seri digunakan untuk jumlah lubang tembak yang sedikit, < 50 detonator. Sedangkan paralel seri atau seri paralel digunakan bila sejumlah besar detonator listrik yang akan diledakkan. Paralel biasanya hanya digunakan untuk peledakan secara khusus, banyak diterapkan pada tambang dalam.

POLA PEMBORAN & PELEDAKAN

POLA PEMBORAN & PELEDAKAN POLA PEMBORAN & PELEDAKAN Faktor-Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemboran dan peledakan : 1. Arah Pemboran 2. Pola pemboran dan Peledakan 3. Waktu daur dan jam kerja efektif alat bor 4. Geometri Peledakan

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN. Nama Praktikan/11215XXXX 4

BAB III KESIMPULAN. Nama Praktikan/11215XXXX 4 BAB III KESIMPULAN 3.1 Kriteria Penggalian Kemampuan untuk menaksir kemampugalian suatu massa batuan sangatlah penting, apalagi bila akan mengunakan alat gali mekanis kontinu. Tujuan memelajari kriteria

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN STANDAR KURIKULUM PENDlDlKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

Jenis - Jenis Detonator PT. Dahana, Orica, DNX, dan MNK

Jenis - Jenis Detonator PT. Dahana, Orica, DNX, dan MNK Jenis - Jenis Detonator PT. Dahana, Orica, DNX, dan MNK 1. PT. Dahana PT. Dahana memproduksi Dayadet (detonator produksi Dahana) dengan jenis detonator elektrik dan detonator nonel. Sumber: dahana.com

Lebih terperinci

Pemetaan rinci berdasarkan kenampakan fisik tanah, warna dan komposisi tanah.

Pemetaan rinci berdasarkan kenampakan fisik tanah, warna dan komposisi tanah. MATERIAL GEOLOGI Material geologi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis jaitu: Material tanah dan Material batu 1. Material Tanah ada beberapa faktor eksplorasi tanah hal yang perlu diperhatikan, antara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... repository.unisba.ac.id. Halaman

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... repository.unisba.ac.id. Halaman DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i v vii xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian... 2 1.3. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER

DASAR DASAR KELISTRIKAN DAIHATSU TRAINING CENTER DASAR DASAR KELISTRIKAN Dasar dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu partikel yang disebut Molekul, Molekul bila kita bagi lagi kita kan mendapatkan

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

SISTEM PIROTEKNIK PADA ROKET

SISTEM PIROTEKNIK PADA ROKET SISTEM PIROTEKNIK PADA ROKET Sukandi Nasir Rohili Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN RINGKASAN Piroteknik adalah salah satu instrumen yang banyak dipakai pada peroketan, apalagi pada roket

Lebih terperinci

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB I LAS BUSUR LISTRIK BAB I LAS BUSUR LISTRIK A. Prinsip Kerja Las Busur Listrik Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI Tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan merupakan suatu petunjuk yang sangat penting dalam menilai keberhasilan dari suatu kegiatan peledakan, dimana

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

BAB 1 KONDUKTOR LISTRIK. Tujuan Pembelajaran. Tujuan Pembelajaran dinyatakan pada setiap awal bab. Tujuan

BAB 1 KONDUKTOR LISTRIK. Tujuan Pembelajaran. Tujuan Pembelajaran dinyatakan pada setiap awal bab. Tujuan BAB 1 KONDUKTOR LISTRIK Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran dinyatakan pada setiap awal bab. Tujuan pembelajaran ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai informasi yang diharapkan diperoleh

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN BAB II DASARDASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN II.. Syaratsyarat Umum Dalam melakukan perencanaan suatu instalasi baik itu instalasi rumah tinggal, kantorkantor, pabrikpabrik ataupun alatalat transport,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

IGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN

IGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN IGNITER ROKET LAPAN Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN Berita Dirgantara Vol. 10 No. 1 Maret 2009:8-12 RINGKASAN Igniter merupakan komponen dari motor roket yang berfungsi sebagai penyala

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan metode yang akan digunakan dalam Modifikasi, baik teknik dan tahap tahap yang dilakukan untuk memodifikasi. Pada bab ini juga

Lebih terperinci

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY

KELISTRIKAN BODI SISTEM KELISTRIKAN BODY KELISTRIKAN BODI Komponen-komponen kelistrikan bodi adalah komponen kelistrikan yang dilengkapi dalam bodi kendaraan termasuk komponen sistem penerangan, meter kombinasi, sistem wiper dan washer dan komponen

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas mengenai perancangan alat yang meliputi, blok diagram, diagram pembuatan alat, Wiring rangkaian alat, dan juga tahapan pembatan alat. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 - Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.

Lebih terperinci

BAB 17 LISTRIK DINAMIS

BAB 17 LISTRIK DINAMIS BAB 7 LISTRIK DINAMIS A. Hukum Ohm Pada rangkaian listrik terjadi kuat arus listrik. Kuat arus listrik adalah hasil pembagian tegangan oleh hambatan. Pada hukum ohm berlaku: a. Bunyinya: Kuat arus yang

Lebih terperinci

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN

BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN BAB I DASAR-DASAR KELISTRIKAN 1. Pengertian Listrik adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tetapi dapat dirasakan akibat dan manfaatnya. Listrik berasal dari kata electric

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000

Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000 Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000 Mata Ujian: Teknik Radio Waktu 45 menit Petunjuk cara menjawab: a. Jawablah dengan memberi tanda silang (x) untuk jawaban yang Saudara anggap benar b. Apabila

Lebih terperinci

Pengetahuan Produk Baterai

Pengetahuan Produk Baterai Pengetahuan Produk Baterai A. Ikhtisar Baterai sepeda motor dapat digolongkan ke dalam dua jenis. Yaitu baterai yang memerlukan penambahan air suling dan yang tidak memerlukannya. Pada umumnya, yang pertama

Lebih terperinci

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang berbahaya terhadap saluran transmisi yang dapat menggagalkan keandalan dan keamanan sistem tenaga

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ELEKTRONIKA : BAB 14

RSU KASIH IBU - EXTENSION ELEKTRONIKA : BAB 14 DAFTAR ISI HAL 01. LINGKUP PEKERJAAN... 287 02. URAIAN SISTEM.. 287 03. SYARAT SYARAT SISTEM. 288 04. CONDUIT... 288 05. PENGKABELAN 289 06. SISTEM DESAIN... 290 07. TENAGA AHLI DAN PENGALAMAN KERJA...

Lebih terperinci

Resistor Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu

Resistor Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu Resistor Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan nama dan kegunaanya maka resistor mempunyai

Lebih terperinci

MEMBUAT LAMPU 220V DENGAN LED

MEMBUAT LAMPU 220V DENGAN LED MEMBUAT LAMPU 220V DENGAN LED Untuk membuat lampu dengan LED yang perlu diperhitungkan adalah tegangan DC yang akan diberikan kepada LED, tidak boleh melampaui tegangan majunya. Jika tegangan sumber cukup

Lebih terperinci

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan

Lebih terperinci

Antena Dipole Oleh YC0PE Ridwan Lesmana

Antena Dipole Oleh YC0PE Ridwan Lesmana Hal 1 dari 5 halaman Antena Dipole Oleh YC0PE Ridwan Lesmana Untuk LEMLOKTA Edisi pertama ini, sengaja Penulis menurunkan artikel tentang Antena Dipole. Mengapa???. Jika Anda adalah seorang anggota ORARI

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

Deskripsi KONEKTOR KABEL DISTRIBUSI

Deskripsi KONEKTOR KABEL DISTRIBUSI 1 Deskripsi KONEKTOR KABEL DISTRIBUSI Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan suatu konektor kabel distribusi listrik tegangan rendah yang menghubungkan antara jaringan distribusi dengan pelanggan-pelanggan,

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI PELEDAKAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PELATIHAN AHLI PELEDAKAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BLE 07 = POLA PELEDAKAN PELATIHAN AHLI PELEDAKAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI KATA

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 10 FISIKA Listrik Dinamis - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0601 Version : 2012-08 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8. 10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar 2

Lebih terperinci

1. Proteksi Generator

1. Proteksi Generator 1. Proteksi Generator Generator merupakan sumber energi listrik didalam sistem tenaga listrik, maka perlu diproteksi dari semua gangguan jangan sampai mengalami kerusakan karena kerusakan generator akan

Lebih terperinci

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali 7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi

Lebih terperinci

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!

Lebih terperinci

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M.

Pelatihan Sistem PLTS Maret PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, Maret Oleh: Fariz M. PELATIHAN SISTEM PLTS PROTEKSI DAN KESELAMATAN KERJA Serpong, 24-26 Maret 2015 Oleh: Fariz M. Rizanulhaq Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) TUJUAN DAN SASARAN Peserta memahami berbagai macam alat proteksi

Lebih terperinci

SQUIB SEBAGAI SUMBU PENYALA LISTRIK

SQUIB SEBAGAI SUMBU PENYALA LISTRIK SQUIB SEBAGAI SUMBU PENYALA LISTRIK Evie Lestariana Peneliti Bidang Propelan, LAPAN Berita Dirgantara Vol. 9 No. 2 Juni 2008:46-50 RINGKASAN Dalam pembakaran propelan diperlukan penyala mula (igniter).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan mesin pendingin minuman dan makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

Nokia Extra Power DC-11

Nokia Extra Power DC-11 Nokia Extra Power DC-11 5 2 4 3 2008 Nokia. Semua hak dilindungi undang-undang. Pendahuluan Dengan Nokia Extra Power DC-11, Anda dapat secara bersamaan mengisi daya baterai di dua perangkat yang kompatibel

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA Gambar detail meliputi, kecuali: Simbol pada alat ukur listrik 1 Lengkapi table prosentase kesalahan pada skala penuh meter, berikut: Klas meter 0,2 0,5 1,0 1,5 2,5 Prosentase kesalahan a. ±0,2, ± 0,5,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter

PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Jwb : Volt Meter PEMBAHASAN UAS ONLINE TIL 1. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik adalah... Volt Meter 2. Untuk memperbaiki faktor daya/kerja dalam rangkaian lampu TL dapat dipasang... Kapasitor 3.

Lebih terperinci

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan INJ 24 x Three Core Heatshrinkable Cable Joint Karakteristik dan Aplikasi Produk : TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR ISOLASI KABEL JENIS KONDUKTOR JUMLAH

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah :

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah : Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran listrik, maka di sekeliling

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... i ii iii iv v vii ix x I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan mulai dikenal pada tahun 1900. Sebelumnya sistemsistem tenaga listrik tidak diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak membahayakan.

Lebih terperinci

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK

HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN. 3.1 Langkah-Langkah Dalam Merancang Motor Induksi 3 Phase. memerlukan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN. 3.1 Langkah-Langkah Dalam Merancang Motor Induksi 3 Phase. memerlukan langkah-langkah sebagai berikut : BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN 3.1 Langkah-Langkah Dalam Merancang Motor Induksi 3 Phase Untuk melakukan perancangan motor induksi tiga phase mini, memerlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menggambar

Lebih terperinci

Blok Diagram Sebuah Osiloskop

Blok Diagram Sebuah Osiloskop OSILOSKOP BAB VI Kegunaan Osiloskop Untuk mengamati secara visual tingkah tegangan bolak balik dan tegangan searah. Sebagai alat ukur: tegangan searah dan tegangan bolak balik. : tegangan (Vpp) berbagai

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA kwh dan kvarh meter : sistem induksi kw / kva max meter Volt meter Amper meter : sistem elektrodinamis : sistem elektro magnit, kumparan putar, besi putar : sistem

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,

Lebih terperinci

BAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)

BAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi) BAB V ELEKTRODA (filler atau bahan isi) 5.1. Elektroda Berselaput Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada

Lebih terperinci

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK TUGAS RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian Seri Paralel dan Metode Thevenin Disusun Oleh : M. Zaqi Alfharazy 17020 POLTEKES SITEBA PADANG JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 2017/2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

05D Peralatan apakah yang kita gunakan untuk mengukur arus listrik? A. ohmmeter B. wavemeter C. voltmeter D. ammeter

05D Peralatan apakah yang kita gunakan untuk mengukur arus listrik? A. ohmmeter B. wavemeter C. voltmeter D. ammeter Dasar-Dasar Listrik Prefiks Metric, sp. pico, nano, micro, milli, centi, kilo, mega, giga Konsep, unit dan pengukuran arus, tegangan Konsep kumparan dan insulator Konsep rangkaian yang tersambung dan terputus

Lebih terperinci

Induktor. oleh danny kurnia

Induktor. oleh danny kurnia Induktor oleh danny kurnia Masih ingat aturan tangan kanan pada pelajaran fisika? Ini cara yang efektif untuk mengetahui arah medan listrik terhadap arus listrik. Jika seutas kawat tembaga diberi aliran

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah TUGAS AKHIR Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah Disusun : HENDRA ADHI NAGARA NIM : D.200.01.0173 NIRM : 01.6.106.03030.50173

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah

Lebih terperinci

Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori:

Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori: Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan selalu ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. 1 (kal) ternyata ekivalen dengan 4,186 joule

Lebih terperinci

INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC dan SNI IEC Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan

INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC dan SNI IEC Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC 60335-1 dan SNI IEC 60335-2-24 Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk Refrigerator oleh : Irwan I (B4T)

Lebih terperinci

KAJIAN GROUND VIBRATION DARI KEGIATAN BLASTING DEKAT KAWASAN PEMUKIMAN UNTUK MENCAPAI KONDISI AMAN DI PENAMBANGAN BATUBARA.

KAJIAN GROUND VIBRATION DARI KEGIATAN BLASTING DEKAT KAWASAN PEMUKIMAN UNTUK MENCAPAI KONDISI AMAN DI PENAMBANGAN BATUBARA. KAJIAN GROUND VIBRATION DARI KEGIATAN BLASTING DEKAT KAWASAN PEMUKIMAN UNTUK MENCAPAI KONDISI AMAN DI PENAMBANGAN BATUBARA Oleh : Sundoyo 1 ABSTRAK Penelitian dilakukan di PT. Cipta Kridatama site PT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. LST/EKO/EKO 217/03 Revisi : 00 Tgl : 21 Juni 2010 Hal 1 dari 9 A. Kompetensi. Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa dapat memilih dan menggunakan alat ukur dalam praktik dengan cepat dan benar. B.

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR GANGGUAN PADA GENERATOR Pada Sirkit Listrik Generator yang menyebabkan tripnya PMT, pada umumnya disebabkan oleh : 1. Gangguan diluar seksi generator tetapi PMT generator

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian

Lebih terperinci

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad 23 BAB III PERALATAN PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH 3.1 Pendahuluan Gangguan tegangan lebih yang mungkin terjadi pada Gardu Induk dapat disebabkan oleh beberapa sumber gangguan tegangan lebih. Perlindunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN

BAB 3 METODE PENGUJIAN 28 BAB 3 METODE PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang dilakukan dalam pengujian, peralatan dan rangkaian yang digunakan dalam pengujian, serta jalannya pengujian. 3.1 Peralatan dan

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) Page : 1 LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) 1. PENDAHULUAN. Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis prose las busur listrik elektrode terumpan,

Lebih terperinci

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian

Lebih terperinci