Bab 3. Analisis Data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data Pada bab ini penulis akan membahas mengenai pergeseran penerjemahan kata 他動詞 (tadoushi) dalam Bahasa sumber (BSu) yaitu bahasa Jepang terhadap penerjemahan kata 自動詞 (jidoushi) bahasa sasaran (BSa) yaitu bahasa Indonesia yang terdapat dalam komik Doraemon jilid tiga puluh samapai dengan jilid tiga puluh empat. 3.1 Analisis Pergeseran Penerjemahan dari Tadoushi Dalam Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi pada Bahasa Indonesia Dalam subab ini penulis akan menganalisis pergeseran penerjemahan kata dari tadoushi ( 他動詞 ) dalam bahasa Jepang ke dalam penerjemahan kata jidoushi ( 自動詞 ) pada bahasa Indonesia Data 1 1) Nobita ingin sekali melihat kejadian-kejadian seperti kecelakaan dan kebakaran secara langsung. Dia kemudian meminta pertolongan dari Doraemon untuk mengeluarkan alat ajaibnya yang bisa mengabulkan permintaan nya, Doraemon menjelaskan cara pemakaian alat tersebut, karena merasa tidak ada sinyal, Nobita menanyakan bagaimana jika radius serta waktunya diperluas. Lalu mereka terbang memakai baling-baling bambu ke tempat kejadian kecelakaan dan kebakaran tadi dengan Doraemon yang sedang memegang alat yang bisa mengetahui kejadian seperti kebakaran yang belum terjadi. 18

2 Tsu 時間と距離の範囲をひろげてみたら?(Fujiko, 1985: 27). Jikanto kyorino han i wo hirogetemitara? Tsa Kalau radius dan waktunya diperluas, bagaimana? (Reymon, 1994: 23). Analisis: Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata hirogete ( ひろげて ) dalam BSu, menjadi diperluas dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini. 19

3 Bagan 3.1 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata hirogete Kalimat bahasa Jepang 時間と距離の範囲をひろげてみたら? Jikanto kyorino han i wo hirogetemitara? Kalimat bahasa Indonesia Kalau radius dan waktunya diperluas, bagaimana? ~ をひろげて ~wo hirogete diperluas Transitif Intransitif Sumber: Masahiro (2007: 263) Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130) Kata hirogete ( ひろげて ) yang berasal dari kata hirogeru ( ひろげる ) termasuk ke dalam kata kerja transitif. Kata hirogeru mempunyai arti dalam Matsura (1994: 287) mempunyai arti memperluas atau meluaskan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi ( 他動詞 ). Sebagian besar kata kerja transitif atau tadoushi memilik 20

4 bunyi eru, maka kata hirogeru termasuk ke dalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek ( Masahiro: 263). Sedangkan kata hirogeru diartikan kedalam BSa menjadi diperluas yang dalam BSu mempunyai arti meluaskan. Kata diperluas termasuk ke dalam kata kerja intransitif, kata diperluas diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk ke dalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks di (Alwi dan Moeliono: 130) Tsu 時間と距離の範囲をひろげてみたら?(Fujio, 1985: 27). Jikanto kyorino han i wo hirogetemitara? Tsa Kalau radius dan waktunya diperluas, bagaimana? (Reymon, 1994: 23). Kata kerja yang bisa memiliki objek langsung disebut kata kerja transitif. Sebagian objek diikuti oleh kata depan o, wa, ni, atau ga. Meskipun demikian, objek yang terletak sebelum kata kerja transitif apapun dalam bahasa Jepang bisa dihilangkan (Masahiro: 262). Seperti yang dikatakan Ichikawa dan Ogawa ( 2000: 147) 他動詞は通常 目的語 +を をとり 自動詞とらない,yang dapat diartikan yaitu, katakerja tadoushi itu selalu memakai objek + を sedangkan jidoushi tidak memakai objek. 21

5 Tabel Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata hirogete ( 目的語 + を ) 名詞 ( 目的語 ) Partikel 他動詞 時間と距離の範囲 を 時間と距離の範囲をひろげてみた ら? Jikan to kyorino hani Jikanto kyorino han i wo hirogetemitara? Sumber: Ichikawa (2000: 147) Tabel Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata hirogete 名詞 ( 目的語 )= 他動詞 時間と距離の範囲をひろげてみたら? Jikanto kyorino han i wo hirogetemitara ひろげる Hirogeru Sumber: Ichikawa (2000: 147) Pada bahasa Jepang tadoushi biasanya ditandai dengan partikel を yang diawali dengan kata benda atau nomina yang kita kenal dalam bahasa Jepang meishi ( 名詞 ) yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut (Tanaka: 111). Partikel を termasuk dalam kakujoushi ( 格助詞 ). Menurut Masuoka dan Takubo (1990: 1) berpendapat mengenai kakujoshi, yaitu struktur dari sebuah kalimat yang terbentuk dari sebuah predikat dan beberapa nomina sebagai pelengkapnya, contoh pada 22

6 kalimat Tarou memberitahukan hal tesebut kepada Hanako melalui telepon, dibentuk dari sebuah predikat, yaitu memberitahukan dan empat buah nomina, yaitu Tarou, Hanako, telepon, hal tersebut. Dari contoh kalimat ini, partikel ga, ni, de, wo mempunyai fungsi menunjukkan hubungan yang seperti apa antara masing-masing nomina dan predikat. Kata-kata yang menunjkkan hubungan antara nomina dengan predikat inilah yang disebut dengan kakujoshi Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat disebut dengan kakujoshi. Contoh-contoh kalimat kakujoshi, yaitu: 1. 私が電気を付けた Sayalah yang menyalakan lampu. Watashiga denki wo tsuketa 2. 誰が窓を開けた? Siapa yang membuka jendela? Darega mado wo aketa? 3. 電気を消す Mematikan lampu. Denki wo kesu Dalam bahasa Indonesia verba transitif menyatakan peristiwa yang melibatkan dua wujud atau entitas: manusia, binatang atau hal yang dapat menjadi titik tolak untuk menunjukkan peristiwa itu, baik menggunakan verba aktif maupun verba pasif (Alwi dan Moeliono, 2003: 32). Ciri-ciri kalimat transitif yaitu dapat dirubah menjadi kalimat pasif dan pada umumnya berawalan me-, memper-, meng. Kata kerja atau verba yang mengenal oposisi aktif-pasif seperti contoh kata menemukan-ditemukan adalah verba transitif. Verba transitif dapat diturunkan melalui transposisi, afiksasi serta reduplikasi. 23

7 Kalimat intransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba intransitif, yaitu verba yang tidak memiliki objek (Chaer, 1994: 250). Kalimat-kalimat intransitif tidak bisa dirubah menjadi kalimat aktif dan biasanya ditandai dengan prefiks di-. Makna verba intransitif dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu dasar data yang dipakai, wajib tidakya afiks, dan ciri khusus semantik dari dasar kata (Alwi dan Moeliono, 2003: 133). Verba intransitif ada yang berupa bentuk kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan ada pula yang diturunkan. Penurunan verba intransitif sebagian kecil melalui penururnan transposisi. Sebagian verba intransitif berwujud verba asal dan ditambahkan prefiks di-. Makna verba intransitif asal harus kita lihat dari tiap kata secara leksikal. Selain verba intransitif yang monomorfemis, verba asal intransitif juga dapat dijadikan bentuk majemuk dengan menambahkan kata lain. Ada juga beberapa verba yang berbentuk perulangan dengan perubahan vokal. Makna verba intransitif majemuk sering bersifat idiomatik. Verba intransitif ada juga yang terbentuk melalui penurunan afiksasi meng-, ber-, ber-kan, ter, dan ke-an. Perbedaan besar antara verba transitif dengan intransitif yang sama-sama diturunkan dengan prefiks meng- adalah verba transitif prefiks ini bersifat sesukanya, sedangkan pada verba intransitif sifatnya wajib. Karena itulah pada verba transitif prefiks ini sering ditanggalkan dalam bahasa lisan, sedangkan pada verba intransitif verba itu tidak mungkin dihilangkan (Alwi dan Moeliono, 2003: 136). Verba yang dibentuk dengan dibentuk dengan prefiks ber- hanya ada tiga macam, yaitu: yang pertama ber- dengan kata dasar, kedua ber- yang diikuti oleh kan, dan ber- yang harus diikuti oleh afiks an. Pada Matsura (1994: 287), kata hirogeru ( ひろげる ) memiliki arti memperluas atau meluaskan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi ( 他動詞 ). 24

8 Dalam bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46), dimana pada kalimat transitif itu adalah kalimat yang memerlukan objek. Kata dalam BSu yang diterjemahkan mengalami perubahan yang tadinya ひろげる itu memiliki arti memeperluas, berubah terjemahannya menjadi diperluas. Awalan di- menandakan ciri-ciri kalimat pasif. Dalam KBBI ( 2008: 323) awalan di-, adalah prefiks pembentuk verba yang dikenai sutu tindakan. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, karena verbanya berubah, kata hirogeru ( ひろげる ) dalam BSu ke dalam BSa mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi ( 他動詞 ) ke terjemahan jidoushi ( 自動詞 )yang tadinya berarti memperluas menjadi diperluas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (disingkat KBBI), kata memperluas berasal dari kata kerja luas yang dalam KBBI (2008: 844) memiliki arti 1) lapang, lebar; 2) umum; 3) merata; 4) ukuran panjang-lebarnya bidang; 5) banyak dan beragam; 6) dapat melihat lepas dan bebas; 7) besar atau banyak. Prefiks mem yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan serta sufiks per dalam KBBI (2008: 1049) yang memiliki arti 1) menjadikan atau membuat menjadi; 2) membagi menjadi; 3) melakukan. Terlihat jelas bahwa yang ditegaskan oleh sang pengarang adalah ingin meluaskan jarak dan waktu kejadian kebakaran atau kecelakaan yang ingin dilihat oleh Nobita secara langsung. 25

9 Data 2 2) Nobita dan kawan-kawannya yang berda di taman sedang melukis pemandangan sekitar. Dekisugi salah satu teman Nobita yang cerdas memperlihatkan hasil lukisannya kepada teman-teman termasuk Nobita, dan mereka memuji hasil lukisan tersebut. Nobita yang malu dengan lukisannya yang tidak begitu bagus lalu ia segera pulang dan menemui Doraemon untuk meminta bantuannya. Sesampainya dirumah Nobita menceritakan hal yang terjadi barusan, dan ia memohon kepada Doraemon untuk mengeluarkan benda dari kantong ajaibnya yang dapat mengabulkan permintaanya yaitu ingin dapat melukis sesuai dengan gambar atau foto aslinya. Doraemonpun mengeluarkan benda yang diinginkan Nobita lalu alat tersebut di uji coba kepada ayah. Tsu で えんぴつとスケッチブックをもたせると... (Fujio, 1985: 48). De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to... Tsa Kalau ayah diberi pensil dan buku gambar ini... ( Reymon, 1994: 44). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata もたせる (motaseru) dalam BSu, menjadi diberi dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini. 26

10 Bagan 3.2 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata motaseru Kalimat bahasa Jepang で えんぴつとスケッチブックをもたせると... De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to... Kalimat bahasa Indonesia Kalau ayah diberi pensil dan buku gambar ini... ~ をもたせる ~wo motaseru diberi Transitif Intransitif Sumber: Masahiro (2007: 263) Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130) Kata motaseru ( もたせる ) termasuk kedalam verba transitif. Kata motaseru mempunyai arti dalam Matsura (1994: 664) kata motaseru ( もたせる ) memiliki arti 1) memberi, 2) membawakan, 3) mempertahankan yang merupakan kata kerja yang 27

11 termasuk ke dalam tadoushi ( 他動詞 ). Sebagian besar kata kerja transitif atau tadoushi memilik bunyi eru, maka kata motaseru termasuk ke dalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek ( Masahiro: 263). Sedangkan kata motaseru diartikan kedalam BSa menjadi diberi yang dalam BSu mempunyai arti memberi. Kata diberi diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk kedalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks di (Alwi dan Moeliono, 2003: 130). Tsu で えんぴつとスケッチブックをもたせると... (Fujio, 1985: 48) De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to... Tsa Kalau ayah diberi pensil dan buku gambar ini... ( Reymon, 1994: 44) Kata kerja transitif yaitu kata kerja yang memiliki objek langsung. Dalam bahasa Jepang objek yag letaknya sebelum kata kerja transitif dapat dihilangkan. Sebagian objek diikuti oleh kata depan o, wa, ni, atau ga (Masahiro, 2007: 262). Seperti yang dikatakan oleh Ichikawa dan Ogawa ( 2000: 147) 他動詞は通常 目的語 +を をとり 自動詞とらな, yang dapat diartikan yaitu, biasanya tadoushi itu selalu memakai objek + を sedangkan jidoushi tidak memakai objek. 28

12 Tabel Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata motaseru ( 目的語 + を ) 名詞 ( 目的語 ) Partikel 他動詞 えんぴつと で えんぴつとスケッチブックを スケッチブック を もたせると... Enptsu to sukecchi De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to... bukku Sumber: Ichikawa (2000: 147) Tabel Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata motaseru 名詞 ( 目的語 )= 他動詞 で えんぴつとスケッチブックをもたせると... De, enpitsuto sukecchi bukku wo motaseru to... もたせる Motaseru Sumber: Ichikawa (2000: 147) Partikel を biasanya menandai kalimat tadoushi dalam bahasa Jepang, dan diawali dengan meishi ( 名詞 ) yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut (Tanaka: 111). Seperti yang sudah dijelaskan Partikel を termasuk dalam kakujoushi ( 格助詞 ) yaitu partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat (takahasi dan Yukinori,1993: 1). Ciri-ciri kalimat transitif yaitu dapat dirubah menjadi kalimat pasif dan pada umumnya berawalan me-, memper-, meng. Verba yang mengenal posisi aktif-pasif 29

13 seperti contoh kata menemukan-ditemukan adalah verba transitif. Kalimat transitif yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba transitif yang biasanya diikuti dengan sebuh objek (Chaer, 1994: 249). Verba transitif dapat diturunkan melalui transposisi, afiksasi, dan reduplikasi. Transposisi adalah perpindahan kata dari satu kelas kata ke kelas kata yang lain tanpa merubah bentuk. Afiksasi adalah penambahan prefiks, infiks, atau sufiks pada dasar kata. Sedangkan reduplikasi adalah pengulangan dasar kata, baik dengan tambahan afiks atau tidak (Alwi dan Moeliono, 2003: 117). Kalimat intransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba intransitif, yaitu kalimat yang tidak memiliki objek (Chaer, 1994: 250). Biasanya kalimat intransitif berupa kalimat pasif, dan tidak dapat dirubah menjadi kalimat aktif. Kalimat intransitif biasanya ditandai dengan awalan di-. Verba intransitif ada yang berupa bentuk kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan ada pula yang diturunkan. Makna verba intransitif dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu dasar data yang dipakai, wajib tidakya afiks, dan ciri khusus semantik dari dasar kata (Moeliono, 2003: 133). Proses penurunan verba intransitif tidak jauh beda dengan verba transitif. Hal yang membedakan hanyalah sufiks dan prefiks yang dipakainya. Dalam Matsura (1998: 664) kata motaseru ( もたせる ) memiliki arti 1) memberi, 2) membawakan, 3) mempertahankan. Memberi termasuk kedalam verba transitif yang dalam bahasa Jepang disebut dengan tadoushi. Dalam bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46), dimana pada kalimat transitif itu adalah kalimat yang memerlukan objek. Kata dalam BSu yang diterjemahkan mengalami perubahan yang tadinya motaseru ( もたせる ) memiliki arti memberi berubah terjemahannya menjadi diberi 30

14 dalam BSa. Awalan di- menandakan ciri-ciri kalimat pasif. Dalam KBBI awalan di-, adalah ( 2008: 323) prefiks pembentuk verba yang dikenai suatu tindakan. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata motaseru ( もたせる ) dalam BSu terjadi perubahan menjadi diberi dalam BSa dan mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi ( 他動詞 ) ke dalam terjemahan jidoushi ( 自動詞 ). Menurut KBBI kata memberi berasal dari kata dasar beri yang dalam KBBI (2008: 178) memiliki arti serahkan atau bagi sesuatu kepada orang lain. Kata memberi sendiri dalam (KBBI: 178) memilik arti 1) menyerahkan; membagikan, menyampaikan sesuatu, 2) menyediakan, 3) memperbolehkan; mengizinkan, 4) menyebabkan; menjadikan menderita, 5) menjadikan supaya, 6) membumbuhi, 7) mungucapkan; menyampaikan. Prefiks mem yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan. Terlihat jelas bahwa sang pengarang ingin menegaskan Doraemon yang memberikan alat ajaibnya kepada ayah yang sedang beristirahat siang. Data 3 3) Nobita mendapat hadiah berupa uang yang sangat besar dari pamannya merasa sangat senang sekali. Tiba-tiba terdengar suara ibu dan ayah dari ruang keluarga yang sedang membicarakan kurs mata uang pada zaman dulu. Nobita yang menghayal ingin dapat hidup di zaman dulu itu tiba-tiba terbersit pikiran memohon kepada Doraemon untuk mengeluarkan salah satu benda ajaibnya dan mengubah 31

15 kurs mata uang zaman sekarang dengan yang jaman dulu, dan tiba-tiba Nobita mendadak kaya raya. Karena hal itu rumahnya pun banyak dikunjungi oleh wartawan, sehingga Nobita menjadi incaran para penjahat karena kekyaannya yang begitu melimpah ruah. TSu ばかやろ おまえを誘拐して身代金をとるんだ (Fujio, 1985: 126) Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda. TSa Bodoh, kamu diculik untuk dimata uang tebusan. (Metti S, 1994: 122) Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas pada kata yuukai shite ( 誘拐して ) dalam BSu, menjadi diculik dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini. 32

16 Bagan 3.3 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata yuukaishite Kalimat bahasa Jepang ばかやろ おまえを誘拐して身代金をとるんだ Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda. Kalimat bahasa Indonesia Bodoh, kamu diculik untuk dimata uang tebusan ~ を誘拐して ~ wo yuukaishite diculik Transitif Intransitif Sumber: Masahiro (2007: 263) Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130) Kata yuukai shite ( 誘拐して )yang berasal dari kata yuukai suru ( 誘拐する ) termasuk kedalam kata kerja transitif. Kata yuukai suru mempeunyai arti dalam Matsura (1994: 1197) kata yuukai suru ( 誘拐する ) memiliki arti menculik dan 33

17 merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi ( 他動詞 ). Kata yuukai suru termasuk kedalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek (Masahiro, 2007: 263). Sedangkan kata yuukai suru diartikan kedalam BSa menjadi diculik yang dalam BSu mempunyai arti menculik. Kata diculik termasuk kedalam kata kerja intransitif, kata diculik diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk kedalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks di (Alwi dan Moeliono, 2003: 130). TSu ばかやろ おまえを誘拐して身代金をとるんだ Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda. Tsa Bodoh, kamu diculik untuk dimata uang tebusan Menurut yang dikatakan oleh (Ichikawa dan Ogawa, 2000: 147) 他動詞は通常 目的語 +を をとり 自動詞とらない Dapat diartikan yaitu, biasanya tadoushi itu selalu memakai objek + を sedangkan jidoushi tidak memakai objek. 34

18 Tabel Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata yuukaishite ( 目的語 + を ) 名詞 ( 目的語 ) Partikel 他動詞 おまえ を ばかやろ おまえを誘拐して身代金をとるんだ Omae Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda Sumber: Ichikawa (2000: 147) Tabel Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata yuukaishite 名詞 ( 目的語 )= 他動詞 ばかやろ おまえを誘拐して身代金をとるんだ Bakayaro, omaewo yuukaishite minoshirokin wo torunda. 誘拐する yuukai suru Sumber: Ichikawa (2000: 147) Dalam bahasa Jepang kalimat tadoushi biasanya ditandai dengan partikel を yang diawali dengan kata benda atau nomina yang kita kenal dalam bahasa Jepang meishi ( 名詞 ) yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut (Tanaka, 1990: 111). Kata-kata yang menunjkkan hubungan antara nomina dengan predikat disebut dengan kakujoshi (Masuoka dan Takubo, 1993: 1). 35

19 Verba transitif bahasa Indonesia yaitu menyatakan peristiwa yang melibatkan lebih dari satu wujud atau entitas: manusia, binatang atau hal yang dapat menjadi titik tolak untuk menunjukkan peristiwa tersebut, baik menggunakan verba aktif maupun verba pasif (Alwi dan Moeliono, 2003: 32). Dapat dirubahnya kalimat aktif ke kalimat pasif adalah ciri dari kalimat transitif, dan pada umumnya berawalan me-, memper-, meng. Kata kerja atau verba yang mengenal posisi aktif-pasif seperti contoh kata memukuldipukul adalah verba transitif. Verba transitif dapat diturunkan melalui transposisi, afiksasi serta reduplikasi. Verba intransitif merupakan predikat dari kalimat intransitf (Chaer, 1994: 250). Makna verba intransitif dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu dasar data yang dipakai, wajib tidakya afiks, dan ciri khusus semantik dari dasar kata (Alwi dan Moeliono, 2003: 133). Sebagian verba intransitif berwujud verba asal yang ditambahkan prefiks di-. Makna verba intransitif asal harus kita lihat dari tiap kata secara leksikal. Verba intransitif ada yang berupa bentuk kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan ada pula yang diturunkan.penurunan verba intransitif sebagian kecil melalui penururnan transposisi. Selain itu verba asal yang monomorfemis, verba asal ini juga dapat dijadikan bentuk majemuk yang menambahkan kata lain. Jumlah verba majemuk ini juga terbatas. Makna verba intransitif majemuk ini sering bersifat idiomatik. Dalam Matsura (1994: 1197) kata yuukai suru ( 誘拐する ) memiliki arti menculik dan merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi ( 他動詞 ). Dalam bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46), dimana pada kalimat transitif itu adalah kalimat yang memerlukan objek. Kata dalam BSu yang diterjemahkan mengalami perubahan 36

20 yang tadinya yuukai suru ( 誘拐する ) memiliki arti menculik, berubah menjadi diculik. Awalan di- menandakan ciri-ciri kalimat pasif. Dalam KBBI ( 2008: 323) awalan di-, adalah prefiks pembentuk verba yang dikenai sutu tindakan. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata yuukai suru ( 誘拐する ) dalam BSu mengalami perubahan menjadi diculik dalam BSa dan mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi ( 他動詞 ) yang tadinya menculik ke dalam terjemahan jidoushi ( 自動詞 ). Dalam KBBI ( 2008: 279) kata menculik berasal dari kata dasar culik yang memiliki arti ambil (anak atau orang) untuk tujuan tertentu, sedangkan kata menculik itu sendiri memiliki arti mencuri atau melarikan orang lain dengan maksud tertentu.. Prefiks men- yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan. Terlihat jelas bahwa yang ingin ditegaskan oleh sang pengarang adalah lebih menekankan misi sang penjahat menculik Nobita. Data 4 4) Di lapangan tempat biasa Nobita, Suneo dan Giant berkumpul, Suneo yang ingin mendengarkan cerita baru dari Giant berbicara bahwa ia sudah tidak sabar untuk mendengarkannya, dan Nobita pun berbicara, akan tetapi ia malah kena pukul dari Giant. Akhirnya mereka berdua pulang kerumah, tetapi Nobita takut akan ibu yang mengetahui hasil ujiannya mendapatkan nilai jelek. Namun Suneo bersikap santai 37

21 walaupun ia juga bernasib sama, akan tetapi Suneo dapat merayu ibunya yang berniat memarahinya. Nobita yang beranggapan ingin seperti Suneo yang pandai berbicara meminta pertolongan Doraemon untuk mengeluarkan benda ajaibnya yang bisa membuat dirinya pandai berbicara. TSu ロボットをとめると ごまかしがばれるんだぞ (Fujio, 1985: 143) Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo. TSa Jangan berbicara sembarangan kalau robot itu berhenti tipuanmu akan ketahuan. (Metti S, 1994: 139). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata とめ る (tomeru) dalam BSu, menjadi berhenti dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini. 38

22 Bagan 3.4 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata tomeru Kalimat bahasa Jepang ロボットをとめると ごまかしがばれるんだぞ Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo. Kalimat bahasa Indonesia Jangan berbicara sembaranga kalau robot itu berhenti tipuanmu akan ketahuan. ~ をとめる ~wo tomeru berhenti Transitif Intransitif Sumber: Masahiro (2007: 263) Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130) Kata tomeru ( とめる ) termasuk kedalam kata kerja transitif. Kata tomeru mempeunyai arti dalam (Matsura, 1994: 1090), kata tomeru ( とめる ) memiliki arti menghentikan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi ( 他動詞 ) Sebagian besar kata kerja transitif atau tadoushi memilik bunyi eru, maka kata tomeru termasuk kedalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek (Masahiro 2007: 263). 39

23 Sedangkan kata tomeru diartikan kedalam BSa menjadi berhenti yang dalam BSu mempunyai arti menghentikan. Kata berhenti termasuk ke dalam kata kerja intransitif, kata berhenti diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk ke dalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks di (Alwi dan Moeliono, 2003: 130) TSu ロボットをとめると ごまかしがばれるんだぞ Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo. TSa Jangan berbicara sembaranga kalau robot itu berhenti tipuanmu akan ketahuan. Kata kerja yang bisa memiliki objek langsung disebut kata kerja transitif. Sebagian objek diikuti oleh kata depan o, wa, ni, atau ga. Meskipun demikian, objek yang terletak sebelum kata kerja transitif apapun dalam bahasa Jepang bisa dihilangkan (Masahiro, 2007: 262). Kalimat tadoushi itu selalu memakai objek + を sedangkan jidoushi tidak memakai objek (Yasuko dan Ogawa,1993: 147). 40

24 Tabel Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata tomeru ( 目的語 + を ) 名詞 ( 目的語 ) Partikel 他動詞 ロボッをロボットをとめると ごまかしがばれるんだぞ Robotto Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo. (Ichikawa, 2000: 147) Tabel Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata tomeru 名詞 ( 目的語 )= 他動詞 ロボットをとめると ごまかしがばれるんだぞ とめる Tomeru Robotto wo tomeruto, gomakashigabarerundazo. (Ichikawa, 2000: 147) Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat serta yang menunjukkan hubungan antara nomina dengan predikat disebut dengan kakujoshi ( Masuoka dan Takubo, 1993: 1). Kata kerja atau verba yang mengenal oposisi aktif-pasif adalah verba transitif. Verba transitif dalam bahasa Indonesia menyatakan peristiwa yang melibatkan dua 41

25 wujud atau entitas: manusia, binatang atau hal dapat menjadi titik tolak untuk penunjuk peristiwa, ada yang menggunakan verba aktif maupun verba pasif (Alwi dan Moeliono, 2003: 32). Dari segi makna, kedua wujud tersebut mempunyai peran yang berbeda dalam setiap peristiwa. Wujud yang pertma sebagai sumber peristiwa tersebut, sedangkan wujud yang kedua adalah yang dikenai langsung oleh peristiwa tadi. Kalimat-kalimat intransitif tidak bisa dirubah menjadi kalimat aktif dan biasanya ditandai dengan prefiks di-. Verba intransitif ada juga yang terbentuk melalui penurunan afiksasi meng-, ber-, ber-kan, ter, dan ke-an. verba intransitif juga dapat dijadikan bentuk majemuk dengan menambahkan kata lain, selain verba intransitif yang berbentuk monomorfemis dan polimorfemis. Matsura (1994: 1090), kata tomeru ( とめる ) memiliki arti menghentikan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi ( 他動詞 ) pada bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46). Kata dalam BSu mengalami perubahan pada terjemahannya yang tadinya tomeru ( とめる ) memiliki arti menghentikan menjadi berhenti. Dalam KBBI (2008: 174) awalan ber-, adalah prefiks pembentuk verba 1) mempunyai, 2) menggunakan atau memakai, 3) menghasilkan, 4) jumlah atau kelipatan, 5) mengakui dan/atau memanggi sebagai, 6) bertindak atau bekerja sebagai, 7) berada, 8) menyatakan perbuatan timbal balik, 9) menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata tomeru ( とめる ) dalam BSu terjadi perubahan berheti dalam BSa, dan mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi ( 他動詞 ) ke dalam terjemahan jidoushi ( 自動詞 ). 42

26 KBBI (2008: 492) kata menghentikan itu berasal dari kata dasar henti yang memiliki arti keadaan tanpa bergerak, sedngkan menghentikan memiliki arti 1) meminta sesuatu berhenti, 2) mengakhiri, menyudahi. Prefiks meng yang dalam (KBBI, 2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan, serta sufiks kan KBBI (2008: 615) memilik arti sufiks pembentuk verba 1) menjadikan, 2) sungguh-sungguh, 3) untuk; kepada orng lain. Terlihat jelas bahwa yang ingin ditegaskan oleh sang pengarang adalah bahwa ingin menghentikan aksi robot yang dapat membantu Nobita pandai berbicara. Data 5 5) Nobita yang sedang bersantai dengan Doraemon dalam keadaan yang dingin tibatiba ibu masuk dan mematikan alat pemanas ruangan dan menyuruh Nobita menghangatkan dirinya di ruang tamu. Menghadapi situasi persediaan minyak bumi yang katanya semakin menipis, ibu mengurangi pemborosan dalam rumah. Nobita yang mendengarkan berita tentang menipisnya persediaan minyak bumi tersontk kaget dan merasa khawatir dengan hal tersebut. Doraemon mencoba untuk menenangkan Nobita mengeluarkan benda dari kantong ajaibnya, lalu menjelaskan bagaimana cara pakainya. Mereka berdua pergi ke bawah tanah untuk menggali batu yang lebih besar. 43

27 TSu ドアをきちんと閉めて とけちゃうから ( Fujio, 1985: 27). Doa wo kichinto shimete, tokechau kara. TSa Pintunya harus ditutup rapat. (Lisa, 1994: 23). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata shimete ( 閉めて ) dalam BSu, menjadi ditutup dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini. 44

28 Bagan 3.5 Pergeseran Penerjemahan Tadoushi Bahasa Jepang ke Dalam Jidoushi Bahasa Indonesia pada Kata shimete Kalimat bahasa Jepang ドアをきちんと閉めて とけちゃうから Doa wo kichinto shimete, tokechau kara. Kalimat bahasa Indonesia Pintunya harus ditutup rapat. ~ を閉めて ~wo shimeru ditutup Transitif Intransitif Sumber: Masahiro (2007: 263) Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 130) Kata shimete ( 閉めて ) yang berasal dari kata shimeru ( 閉める ) termasuk kedalam kata kerja transitif. Kata shimeru mempeunyai arti dalam Matsura (1998: 916) kata shimeru ( 閉める ) memiliki arti 1) menutup, 2) menyimpulkan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi ( 他動詞 ). Sebagian besar kata kerja transitif atau tadoushi memilik bunyi eru, maka kata shimeru termasuk kedalam kata kerja transitif. kata kerja transitif dalam kalimat transitif memiliki objek ( Masahiro, 2007: 263). 45

29 Sedangkan kata shimeru diartikan kedalam BSa menjadi ditutup yang dalam BSu mempunyai arti menutup. Kata ditutup termasuk ke dalam kata kerja intransitif, kata ditutup diawali dengan prefiks di- yang dimana sebagian besar kata kerja intransitif dalam suatu kalimat termasuk kedalam kalimat pasif. Tanda kalimat pasif di awali dengan prefiks di (Alwi dan Moeliono, 2003: 130). TSu ドアをきちんと閉めて とけちゃうから Doa wo kichinto shimete, tokechau kara. TSa Pintunya harus ditutup rapat. Seperti yang diungkapkan Iori (2003: 20) 変化するものを目的語にとり変化させる他の人主語にする動詞を他動詞といいま, yang dapat diartikan yaitu verba transitif disebut juga dapat mengubah objek menjadi subjek. Tadoushi merupakan, kata kerja yang menggunakan subjek yang bersifat sebagai formalitas, yang berstruktur 名詞 + partikel を. 46

30 Tabel Penjelasan Kalimat Tadoushi pada Kata shimete ( 目的語 + を ) 名詞 ( 目的語 ) Partikel 他動詞 ドア を ドアをきちんと閉めて とけちゃうから Doa Doa wo kichinto shimete, tokechau kara. Sumber: Ichikawa (2000: 147) Tabel Pembentukkan Kalimat Tadoushi pada Kata shimete 名詞 ( 目的語 )= 他動詞 ドアをきちんと閉めて とけちゃうから Doa wo kichinto shimete, tokechau kara. 閉める Shimeru Sumber: Ichikawa (2000: 147) Partikel を biasanya menandai kalimat tadoushi dalam bahasa Jepang, dan diawali dengan meishi ( 名詞 ) yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan Partikel を termasuk dalam kakujoushi ( 格助詞 ) yaitu partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat (Masuoka, 1993: 1). Kalimat transitif yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba transitif yang biasanya diikuti dengan sebuah objek. Kalimat yang dapat dirubah dari kalimat aktif menjadi 47

31 kalimat pasif, itu merupakan ciri kalimat transitif. Verba transitif dapat diturunkan melalui transposisi, afiksasi, dan reduplikasi. Transposisi adalah perpindahan kata dari satu kelas kata ke kelas kata yang lain tanpa merubah bentuk. Afiksasi adalah penambahan prefiks, infiks, atau sufiks pada dasar kata. Sedangkan reduplikasi adalah pengulangan dasar kata, baik dengan tambahan afiks atau tidak (Alwi dan Moeliono, 2003: 117). Kata kerja yang tidak bisa memiliki objek langsung disebut dengan kata kerja itransitif. Verba intransitif ada yang berbentuk kata asal yang monomorfemis, polimorfemis, dan ada pula yang diturunkan. penurunan verba intransitif tidak jauh beda dengan verba transitif. Hal yang membedakan hanyalah sufiks dan prefiks yang dipakainya. Pada Matsura (1998: 916) kata shimeru ( 閉める ) memiliki arti 1) menutup, 2) menyimpulkan dan termasuk kedalam verba transitif yang dalam bahasa jepang disebut dengan tadoushi. Dalam bahasa Jepang partikel を menunjukkan sebagai partikel yang mengenai objek dalam suatu kalimat transitif (Tanaka, 1990: 46). Kata dalam BSu yang diterjemahkan mengalami perubahan yang tadinya kata shimeru ( 閉める ) memiliki arti menutup berubah menjadi ditutup dalam BSa. Dalam KBBI (2008: 323) awalan di-, adalah prefiks pembentuk verba yang dikenai suatu tindakan. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata shimeru ( 閉める ) terlihat jelas mengalami pergeseran terjemahan dari tadoushi ( 他動詞 ) ke dalam terjemahan jidoushi ( 自動詞 ), menutup dalam BSu berubah menjadi ditutup dalam BSa. KBBI (2008: 1510) kata menutup berasal dari kata dasar tutup yang memiliki arti benda yang menjadi alat untuk membatasi suatu tempat sehingga tidak terlihat isinya, 48

32 tidak dapat dilewati, terjaga keamanannya, serta Prefiks me- yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan. Sehingga terlihat jelas bahwa sang pengarang ingin menegaskan Nobita untuk menutup rapat pintu itu. 3.2 Analisis Pergeseran Penerjemahan dari Jidoushi Dalam Bahasa Jepang ke Dalam Tadoushi pada Bahasa Indonesia Pada subab ini penulis akan menganalisis pergeseran penerjemahan kata dari jidoushi ( 自動詞 ) dalam bahasa Jepang ke dalam penerjemahan kata tadoushi ( 他動詞 ) pada bahasa Indonesia. Data 1 1) Ayah yang menanyakan kepada Nobita buku yang dibelikannya tahun lalu apa sudah dibaca atau belum, tapi ternyata Nobita belum membacanya membuat ayah marah dan pergi bersantai di ruang tamu. Tiba-tiba ibu yang membawa tangga datang menghampiri ayah, dan ayah bertanya kepada ibu ingin berbuat apa. Ayah yang terkejut mengetahui ibu yang ingin mengganti bingkai yang ada di ruang tamu tersebut memberi bantuan biar ayah saja yang mengerjaknnya, karena ayah takut ibu tahu tempat penyimpanan tabungan ayah. 49

33 TSu へそくりがみつかるところだったよ (Fujio, 1985: 153). Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo. TSa Menemukan tempat tabungan rahasia. (Metti S, 1994: 149). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata mitsukaru ( みつかる ) dalam BSu, menjadi menemukan dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini. 50

34 Bagan 3.6 Pergeseran Penerjemahan Jidoushi Bahasa Jepang ke Dalam Tadoushi Bahasa Indonesia pada Kata mitsukaru Kalimat bahasa Jepang へそくりがみつかるところだったよ Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo. Kalimat bahasa Indonesia Menemukan tempat tabungan rahasia. ~ がみつかる ~ga mitsukaru Menemukan Intransitif Transitif Sumber: Masahiro (2007: 263) Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 119) Kata mitsukaru ( みつかる ) termasuk kedalam kata kerja intransitif. Kata mitsukaru mempeunyai arti dalam Matsura (1994: 646) kata mitsukaru ( みつかる ) memiliki arti kedapatan, ketahuan, bertemu atau ditemukan dan termasuk ke dalam kata kerja jidoushi ( 自動詞 ). Sebagian besar kata kerja intransitif atau kita kenal dalam bahasa Jepang jidoushi berakhiran bunyi aru, maka kata mitsukaru termasuk kedalam 51

35 kata kerja intransitif. kata kerja intransitif dalam kalimat intransitif tidak memilik memiliki objek langsung (Masahiro: 263). Sedangkan kata mitsukaru diartikan kedalam BSa menjadi menemukan yang dalam BSu mempunyai arti meluaskan. Kata menemukan termasuk ke dalam kata kerja transitif, kata menemukan diawali dengan prefiks meng- yang dimana sebagian besar kata kerja transitif dalam suatu kalimat termasuk kedalam kalimat aktif yang dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Kalimat aktif di awali sebagian besar dengan prefiks meng (Alwi dan Moeliono, 2003: 119). TSu へそくりがみつかるところだったよ Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo. TSa Menemukan tempat tabungan rahasia. Kata kerja yang tidak atau tidak bisa memiliki objek langsung disebut dengan kata kerja intransitif atau yang kita kenal dalam bahasa Jepang yaitu jidoushi. menurut Tanaka ( 1990: 111 ) jidoushi adalah 戸が開く 水が流れる の 開く や 流れる はその語だけで主語自身の動作や作用を表しています このような動詞を自動詞と言います Dalam kalimat seperti pintu terbuka, air mengalir, dimana kata buka dan mengalir, menunjukkan pergerakan atau aktifitas dari subjek, inilah yang disebut dengan jidoushi. Pola kalimat intransitif 主語 +が seperti contoh ame ga furu ( 雨が降る ), jidoushi tidak memerlukan objek (Sutedi, 2004: 72). 52

36 Tabel Penjelasan Kalimat Jidoushi pada Kata mitsukaru ( 主語 + が ) 名詞 ( 主語 ) Partikel 自動詞 へそくりがへそくりがみつかるところだった よ Hesokuri Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo. (Ichikawa, 2000: 153) Tabel Pembentukkan Kalimat Jidoushi pada Kata mitsukaru 名詞 ( 主語 )= 自動詞 へそくりがみつかるところだったよ みつかる Hesokuri ga mitsukaru tokoro dattayo. mitsukaru (Ichikawa, 2000: 153) Dalam bahasa Jepang biasanya kalimat jidoushi ditandai dengan partikel が diawali dengan kata benda atau nomina yang kita kenal dalam bahasa Jepang meishi 名詞 yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut. Partikel が termasuk dalam kakujoushi( 格助詞 ). Menurut Masuoka dan Takubo (1990: 1) berpendapat mengenai kakujoshi, yaitu struktur dari sebuah kalimat yang terbentuk dari sebuah predikat dan beberapa nomina sebagai pelengkapnya, seperti pada contoh kalimat Tarou memberitahukan hal tersebut kepada Hanako melalui telepon, dibentuk 53

37 dari sebuah predikat, yaitu memberitahukan dan empat buah nomina, yaitu Tarou, Hanako, telepon, hal tersebut. Dari contoh kalimat ini, partikel ga, ni, de, wo mempunyai fungsi menunjukkan hubungan yang seperti apa antara masing-masing nomina dan predikat. Kata-kata yang menunjkkan hubungan antara nomina dengan predikat inilah yang disebut dengan kakujoshi. Contoh-contoh kalimat kakujoshi berpartikel ga: 目が回る Mata saya berputar Me ga mawaru 手が動く Tangan ku bergerak Te ga ugoku 子供が遊ぶ Anak-anak bermai Kodomo ga asobu Dalam bahasa Indonesia kalimat intransitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba intransitif, yaitu verba yang tidak memiliki objek (Chaer, 1994: 250). Kalimat intransitif ini sering kali kita temukan berupa kalimat pasif, dan tidak bisa dirubah menjadi kalimat aktif. Berbeda dengan kalimat transitif yang dapat dirubah yang tadinya berupa kalimat aktif berubah menjadi kalimat pasif. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, makna kata kerja intransitif dipengaruhi tiga hal, yaitu dasar data yang dipakai, ciri khusus semantik dari dasar kata, dan wajib-tidaknya afiks. Verba transitif memerlukan objek dalam kalimatnya. Verba transitif dapat diturunkan dari berbagai dasar dengan menggunakan prefiks meng- yang dikombinasikan baik dengan sufiks -kan, -i, maupun gabungan dari prefiks-sufiks per- -kan atau per- -i. 54

38 Pada Matsura (1994: 646) kata mitsukaru ( みつかる ) memiliki arti kedapatan, ketahuan, bertemu atau ditemukan dan termasuk ke dalam kata kerja jidoushi ( 自動詞 ). Menurut (Tanaka, 1990: 30) が が対象を表す場合は 後に状態性言葉がきます Dapat diartikan partikel が menunjukkan keadaan objek, setelah itu keadaan kata. Kata mitsukaru ( みつかる ) dalam BSu mengalami perubahan menjadi menemukan. Prefiks me yang dalam KBBI (2008: 899) memiliki arti 1) menjadi; 2) berfungsi sebagai; 3) makan atau minum; 4) meuju; 5) mencari atau mengumpulkan; 6) mengeluarkan bunyi; 7) menimbulkan kesan seperti seseorang atau sesuatu yang membisu; 8) dasar verba; 9) membuat, menghasilkan; 10) menyatakan dan ditambahkan dengan sufiks -kan. Dilihat dari sudut pandang terjemahannya, kata mitsukaru ( みつかる ) terjadi perubahan terjemahan menemukan dan dapat terlihat pergeseran penerjemahan dari terjemahan jidoushi ( 自動詞 ) ke dalam terjemahan tadoushi ( 他動詞 ). Dalam KBBI (2008: 1436) kata ditemukan berasal dari kata dasar temu yang mempunyai arti sua, jumpa, dan ditambahkan prefiks di-, dalam KBBI (2008: 323) awalan di-, adalah prefiks pembentuk verba yang dikenai satu tindakan. Dapat terlihat jelas bahwa yang ingin ditunjukkan oleh sang pengarang yaitu lebih menegaskan tempat penyimpanan tabungan ayah yang tidak ingin ditemukan oleh ibu. 55

39 Data 2 2) Nobita yang bermalas-malasan tidak ingin pagi-pagi untuk pergi ke sekolah, karena di sekolah ada lari maraton yang menyebabkan kenapa Nobita malas. Doraemon yang melihat Nobita seperti itu akhirnya mengeluarkan alat ajaibnya berupa sekering, lalu Doraemon memberi penjelasan tentang sekring tersebut. TSu 電気がとまる (Fujio, 1985: 130). Denki ga tomaru TSa Untuk menghentikan aliran listrik. (Lisa, 1994: 126). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata tomaru ( とまる ) dalam BSu, menjadi menghentikan dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini. 56

40 Bagan 3.7 Pergeseran Penerjemahan Jidoushi Bahasa Jepang ke Dalam Tadoushi Bahasa Indonesia pada Kata tomaru Kalimat bahasajepang 電気がとまる Denki ga tomaru Kalimat bahasa Indonesia Untuk menghentikan aliran listrik ~ がとまる ~ga tomaru Menghentikan Intransitif Transitif Sumber: Masahiro (2007: 263) Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 119) Kata tomaru ( とまる ) termasuk kedalam kata kerja intransitif. Kata tomaru mempunyai arti dalam Matsura (1994: 1090) adalah, 1) berhenti, 2) terhenti, 3) bertengger yang termasuk ke dalam kata kerja jidoushi ( 自動詞 ). Sebagian besar kata kerja intransitif atau kita kenal dalam bahasa Jepang jidoushi berakhiran bunyi aru, 57

41 maka kata tomaru termasuk kedalam kata kerja intransitif. kata kerja intransitif dalam kalimat intransitif tidak memiliki objek langsung (Masahiro, 2007: 263). Sedangkan kata tomaru diartikan kedalam BSa menjadi menghentikan yang dalam BSu mempunyai arti meluaskan. Kata menghentikan termasuk ke dalam kata kerja transitif, kata menghentikan diawali dengan prefiks meng- yang dimana sebagian besar kata kerja transitif dalam suatu kalimat termasuk ke dalam kalimat aktif yang dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Kalimat aktif di awali sebagian besar dengan prefiks meng (Alwi dan Moeliono, 2003: 119). TSu 電気がとまる Denki ga tomaru TSa Untuk menghentikan aliran listrik. Jidoushi yang sudah dijelaskan sebelumnya, seperti yang kita ketahui jidoushi yaitu menunjukkan pergerakkan atau aktifitas dari subjek, dan pada bahasa Jepang kalimat jidoushi biasanya di tandai dengan pertikel ga. 58

42 Tabel Penjelasan Kalimat Jidoushi pada Kata tomaru ( 主語 + が ) 名詞 ( 主語 ) Partikel 自動詞 電気が電気がとまる Denki Denki ga tomaru Sumber: Ichikawa (2000: 153) Tabel Pembentukkan Kalimat Jidoushi pada Kata tomaru 名詞 ( 主語 )= 自動詞 電気がとまる Denki ga tomaru とまる Tomaru Sumber: Ichikawa (2000: 153) Pada bahasa Jepang biasanya kalimat jidoushi ditandai dengan partikel が diawali dengan kata benda atau nomina yang kita kenal dalam bahasa Jepang meishi 名詞 yang menghubungkan atau menjelaskan nomina tersebut. Partikel が termasuk dalam kakujoushi( 格助詞 ). Kalimat jidoushi juga menunjukkan pergerakan atau aktifitas dari subjek. Kalimat intransitif dalam bahasa Indonesia yaitu kalimat yang predikatnya berupa verba intransitif, seprti contoh kata menari, datang, dan biasanya kalimat intransitif ini 59

43 berupa kalimat pasif dan tidak bisa dirubah ke dalam kalimat aktif. Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya kata kerja aktif. Dalam bahasa Indonesia verba aktif sering kali ditandai dengan prefiks me- atau memper-. Kalimat aktif biasanya dipertentangkan dengan kalimat pasif, dimana kalimat pasif ciri dari kalimat intransitif. Kalimat pasif ini ditandai dengan prefiks di- atau diper-. Berbeda dengan intransitif, transitif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba transitif, yaitu verba yang biasanya diikuti oleh ojek jika verba tersebut bersifat monotransitif, seperti contoh kalimat adik menendang bola. Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah verba transitif yang tidak perlu diikuti oleh objek. Verba yang seperti itu biasanya verba yang sudah menjadi kebiasaan atau biasa dilakukan terhadap objek tersebut, sehingga tanpa dengan disebutkannya objek pada kalimat tersebut dapat kita pahami (Chaer, 1994: 249). Dalam Matsura (1994: 1090) kata tomaru ( とまる ) memilik arti 1) berhenti, 2) terhenti, 3) bertengger yang termasuk ke dalam kata kerja jidoushi ( 自動詞 ). Menurut (Tanaka: 30) が が対象を表す場合は 後に状態性言葉がきます Dapat diartikan partikel が menunjukkan keadaan objek, setelah itu keadaan kata. kata とまる (tomaru) dalam BSu terjadi perubahan terjemahan menjadi menghentikan. Jika dilihat dari sudut terjemahannya, terlihat jelas perubahan terjemahannya yang dalam Bsu kata tomaru ( とまる ) berarti berhenti, mengalami pergeseran terjemahan dari terjemahan jidoushi ( 自動詞 ) ke dalam terjemahan tadoushi ( 他動詞 ) menjadi menghentikan. KBBI (2008: 492) kata berhenti berasal dari kata dasar henti yag memiliki arti keadan tanpa gerak, halangan atau jeda, serta prefiks ber- yag merupakan turunan 60

44 intransitif, dalam KBBI (2008: 174) memiliki arti prefiks pembentuk kata kerja 1) mempunyai, 2) menggunakan atau memakai, 3) menghasilkan, 4) jumlah atau kelipatan, 5) mengakui dan/atau memanggil sebagai, 6) bertindak atau bekerja sebagai, 7) berada dalam keadaan, 8) menyatakan perbuatan timbal-balik, dan 9) menyatakan perbuatan yag mengenai diri sendiri. Terlihat jelas bahwa sang pengarang ingin menunjukkan dan menegaska aliran listrik nya terhenti atau berhenti, bukan untuk menghentikannya nya. Data 3 3) Nobita yang berjalan disekitar lapangan yag biasa tempat ia bermain dengan temantemannya merasa kesepian tidak ada yang menemani dirinya, ia hanya memandang teman-temannya dari kejauhan yang sedang asik bermain bola dengan yang lain. Ia sangat merasakan kesepeian, lalu ia terpikir oleh Shizuka, dan segera menghampiri rumah Shizuka. Sesampainya di sana Shizuka terlihat tergesa-gesa tidak mengiraukan Nobita, kejadian itu menambah rasa sedih pda diri nya, dan sepintas ia melihat Shizuka dengan teman perempuannya sedang berbicara, teman Shizuka yang ingin pindah ke Amerika itu membuat Shizuka sangat sedih. Nobita yang melihat kejadian itu mendapat ide jika ia seperti itu pasti semuanya akan memperhatikannya. Ia pun pulang dan menemui Doraemon memberitahu keinginannya itu dan dikabulkan oleh Doraemon. 61

45 TSu うわさが広まるのを まったほうがいい ( Fujio, 1985: 184) Uwasa ga hiromarunowo, matta hougaii. TSa Sebaiknya tunggu saja sampai desas desus itu menyebar. (Metti S, 1994: 180). Pergeseran penerjemahan yang terjadi dalam kalimat di atas terjad pada kata hiromaru ( 広まる ) dalam BSu, menjadi menyebar dalam BSa. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat penjelasan tabel di bawah ini. 62

46 Bagan 3.8 Pergeseran Penerjemahan Jidoushi Bahasa Jepang ke Dalam Tadoushi Bahasa Indonesia pada Kata hiromaru Kalimat bahasa Jepang うわさが広まるのを まったほうがいい Uwasa ga hiromarunowo, matta hougaii. Kalimat bahasa Indonesia Sebaiknya tunggu saja sampai desas desus itu menyebar. ~ が広まる ~ga hiromaru Menyebar Intransitif Transitif Sumber: Masahiro (2007: 263) Sumber: Alwi dan Moeliono (2003: 119) Kata hiromaru ( 広まる ) termasuk ke dalam kata kerja intransitif. Kata hiromaru mempunyai arti dalam Matsura (1994: 288) kata hiromaru ( 広まる ) memiliki arti meluas dan termasuk ke dalam kata kerja jidoushi ( 自動詞 ). Sebagian besar kata kerja intransitif atau kita kenal dalam bahasa Jepang jidoushi berakhiran bunyi aru, maka 63

47 kata hiromaru termasuk kedalam kata kerja intransitif. kata kerja intransitif dalam kalimat intransitif tidak memilik memiliki objek langsung (Masahiro, 2000: 263). Sedangkan kata hiromaru diartikan ke dalam BSa menjadi menyebar yang dalam BSu mempunyai arti meluaskan. Kata menyebar termasuk ke dalam kata kerja transitif, kata menyebar diawali dengan prefiks meng- yang dimana sebagian besar kata kerja transitif dalam suatu kalimat termasuk kalimat aktif yang dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Kalimat aktif di awali sebagian besar dengan prefiks meng (Alwi dan Moeliono: 119). TSu うわさが広まるのを まったほうがいい Uwasa ga hiromarunowo, matta hougaii. TSa Sebaiknya tunggu saja sampai desas desus itu menyebar. Masalah yag timbul pada jidoushi seperti yang diungkapkan oleh Ichikawa (2000: 151) adalah 自動詞の問題は 格助詞を正しく使えるかということにも大きくかかっていると言いえる Dapat diartikan masalah yang ada pada jidoushi yaitu semakin banyak pemakaian benar atau tidaknya kakujoshi. Partikel yang terletak di belakang nomina dan melekat pada predikat disebut dengan kakujoshi (Masuoka dan Takubo, 1993: 1). 64

48 Tabel Penjelasan Kalimat Jidoushi pada Kata hiromaru ( 主語 + が ) 名詞 ( 主語 ) Partikel 自動詞 うわさ が うわさが広まるのを まったほうがいい Uwasa Uwasa ga hiromarunowo, matta hougaii. Sumber: Ichikawa (2000: 153) Tabel Pembentukkan Kalimat Jidoushi pada Kata hiromaru 名詞 ( 主語 )= 自動詞 うわさが広まるのを まったほうがいい Uwasa ga hiromarunowo, matta hougaii. 広まる Hiromaru Sumber: Ichikawa (2000: 153) Salah satu yang menandakan kalimat jidoushi dalam bahasa Jepang biasanya diikuti dengan partikel が, berbeda dengan kalimat tadoushi yang memakai partikel を. Kedua partikel tersebut masuk ke dalam kakujoshi. Kalimat intaransitif dalam bahasa Jepang yaitu kalima yang kata kerjanya tidak bisa memiliki objek langsung (Masahiro: 262). kalimat intransitif ini bersifat kalimat pasif yang biasanya ditandai dengan awalan di-, dan tidak dapat dirubah menjadi kalimat aktif seperti kalimat transitif. Bentuk kata kerja intransitif ini ada yang berupa kata asal, 65

49 dan ada pula yang diturunkan. Penurunan kata kerja atau verba intransitif tidak jauh beda dengan verba transitif, yang membedakannya hanyalah prefiks dan sufiks yang di pakai dalam suatu kalimat. Pada bahasa Indonesia kalimat transitif biasanya berwalan me-, dan dapat dirubah menjadi kalimat pasif, karena pada dasarnya kalimat transitif berupa kalimat aktif. Perbedaan besar antara verba transitif dengan verba intransitif yang mengalami penurunan pada prefiks meng-, adalah bahwa verba transitif nya bersifat semaunya, sedangkan pada verba intrasitif sifatnya wajib. Matsura (1994: 288) kata hiromaru ( 広まる ) memiliki arti meluas dan termasuk ke dalam kata kerja jidoushi ( 自動詞 ) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan kata kerja intransitif yang mengalami penurunan afiksasi. Penurunan verba intransitif dengan berawaln meng- ini membentuk verba intransitif. Kebanyakan verba ransitif yang mengalami penurunan prefiks meng- ini diturunkan dari nomina atau adjektiva (Moeliono, 2003: 134). Seperti kata meluas jika dilihat dari sudut terjemahannya dalam KBBI (2008: 844) berasal dari kata dasar luas yang merupakan adjektiva, dn memilik arti 1) lapang, 2) umum, 3) rata, 4) ukuran panjang-lebarnya suatu bidang, 5) banyak dan beragam, 6) dapat melihat bebas dan lepas, 7) besar atau banyak, kata meluas dalam KBBI (2008: 844) memiliki arti bertmbah luas. Jelas terlihat bahwa pergeseran intransitif dalam bahasa Jepang ke dalam transitif bahasa Indonesia. 66

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. buku penerjemahan. Menurut Larson (1989:3) yang dimaksud menerjemahkan itu

Bab 2. Landasan Teori. buku penerjemahan. Menurut Larson (1989:3) yang dimaksud menerjemahkan itu Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Terjemahan Ada banyak pengertian mengenai penerjemahan yang dapat ditemukan dalam setiap buku penerjemahan. Menurut Larson (1989:3) yang dimaksud menerjemahkan itu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap ragam bahasa, baik dalam bahasa Indonesia, Inggris, maupun dalam bahasa Jepang, memiliki kaidah atau aturan dan beberapa keunikan, salah satu keunikan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk berinteraksi satu dengan lainnya. Untuk dapat berkomunikasi, manusia memerlukan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial memegang peranan yang sangat penting. Komunikasi yang baik perlu mempertimbangkan sikap

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk berkomunikasi antar sesama, manusia menggunakan bahasa. Menurut Sutedi, bahasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang memiliki keunikan-keunikan yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Salah satu keunikan bahasa Jepang tersebut adalah adanya nomina abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Frasa dan kata majemuk memiliki unsur yang sama yaitu penggabungan kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki makna

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus. Begitu pula dalam bahasa Jepang yang memiliki ciri khusus. Salah satu ciri khusus tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa-bahasa di dunia sangat banyak, dan para penuturnya juga terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu setiap bahasa

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut:

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut: Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Haseigo Menurut Masuoka dan Takubo (2000:10) yang dimaksud dengan haseigo adalah sebagai berikut: ある語に付加的要素が付いてできる語を派生語という この付加的要素を 接辞 という また 接辞の付加を受ける 派生語の中心要素を 派生語幹

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif,

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa bersifat universal dan unik, bahasa mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dari bahasa lain. Contohnya adalah mengenai konstruksi kausatif,

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida 8 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai konsep pemikiran yang akan mendukung analisis data pada bab selanjutnya. Konsep tersebut berupa, tentunya konsep aspek dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau komunikasi. Apa yang terdapat pada komunikasi tersebut terdapat

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Bab 2. Landasan Teori. baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Joshi( 助詞 ) Dalam kalimat bahasa Jepang, joshi( 助詞 )memiliki peranan yang sangat vital, baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah satu dari 10 jenis kelas kata tersebut. Partikel dalam bahasa Jepang disebut juga joshi. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak terlepas dari budaya. Salah satu unsur penting dalam budaya adalah bahasa. Manusia tidak mungkin hidup tanpa bahasa karena manusia dikenal sebagai

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan sesuatu, manusia dapat menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Dalam tataran lisan,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Sakakura (1992: 317) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Joshi adalah penghubung atau kata bantu didalam kalimat dari satu kata ke kata lain atau dari satu klausa ke klausa lain (Masuoka, 1993, hal:49). Joshi sendiri memiliki beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat

BAB V KESIMPULAN. dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat 82 BAB V KESIMPULAN 5.1 KESIMPULAN Seorang Receptionist merupakan orang yang paling sering berkomunikasi dengan tamu dan setiap tutur katanya tidak dapat dipisahkan dengan kesan hormat dan sopan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur kalimatnya. Makna kalimat tersebut ditandai dengan hadirnya tanda baca, atau kata-kata

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang

Bab 2. Landasan Teori. Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Analisis Kesalahan Berbahasa Menurut James (1:1998), analisis kesalahan merupakan suatu proses kejadian yang alami maupun tidak, sebab dan akibat dari suatu kesalahan berbahasa.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という Bab 2 Landasan Teori 2.1 Hinshi Definisi hinshi yang dikemukakan oleh Masuoka dan Takubo (1990:9) adalah: 文中での動き ( 統語的機能 ) に基づいて語を分類したものを 品詞 という Yang disebut dengan Hinshi adalah pengelompokan kata yang

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 品詞 Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya: 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang Universitas Indonesia tiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa tidak sedikit orang yang ingin mempelajari

Lebih terperinci

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang 1 ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA KERJA TRANSITIF DAN INTRANSITIF BAHASA JEPANG PADA MAHASISWA TINGKAT II PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNIVERSITAS RIAU Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan.

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Danwa ( 談話 ) Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse (wacana), teks atau bunshou (karangan). Danwa adalah ungkapan bahasa berupa suatu

Lebih terperinci