TINGKAT KEEFEKTIFAN PENERAPAN SIMDA PENGADAAN BARANG BERBASIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINGKAT KEEFEKTIFAN PENERAPAN SIMDA PENGADAAN BARANG BERBASIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL"

Transkripsi

1 TINGKAT KEEFEKTIFAN PENERAPAN SIMDA PENGADAAN BARANG BERBASIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ADITYA RISKIAWAN F FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul Tingkat Keefektifan Penerapan Simda Pengadaan Barang Berbasis Technology Acceptance Model. Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap rasa hormat dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2. Bapak Santoso Tri Hananto, SE, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi FE UNS. 3. Bapak Sri Suranta, SE, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Swadana Transfer FE UNS. 4. Bapak Anas Wibawa, SE, M.Si, Ak, selaku pembimbing dalam pembuatan Skripsi yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan Skripsi. 5. Orang-orang yang sangat penulis sayangi Mama dan Papa yang senantiasa memberikan dorongan serta semangat baik material maupun doa. 6. Wanita yang penulis sayangi Medya Riana Happy yang selalu mendukung dan memberikan semangat serta dorongan untuk terus maju menjadi lebih baik. vi

7 7. Teman-teman kos LaTahzan, (Andy, Angga, Dinastian, Febri, Hanimas, Hirzan, Ikbal, Imam, Monik, Tunggul, Tangguh) semoga cita-cita yang kalian inginkan cepat tercapai. 8. Teman-teman mahasiswa jurusan akuntansi swadana transfer khususnya angkatan 2010, tetap semangat untuk kalian semua dan semoga sukses. 9. Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dan tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga penulisan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan Surakarta, November 2012 Penulis vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PERSETUJUAN...ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN PERSEMBAHAN iv HALAMAN MOTTO v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR LAMPIRAN xii ABSTRACT xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Batasan Penelitian Sistem Penulisan Penelitian BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Technology Acceptance Model (TAM) Kelebihan dan kekurangan TAM Konstruksi TAM viii

9 2.4 Kerangka Penelitian Hipotesis...26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Instrumen Penelitian Teknik Pengambilan Sampel Pengukuran Variabel Sumber Data Teknik Pengambilan data Teknik Analisis BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Koefisien Jalur Uji Validitas Uji Realibilitas Uji Asumsi Uji Asumsi Goodness of Fit Hasil Model Hipoesis yang Diperoleh ix

10 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Keterbatasan Penelitian Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR TABEL 4.1. Tabel Hasil Faktor Analisis Tabel Hsil Uji Realibilitas Tabel Hasil Uji Skewness dan Kurtosis Tabel Hasil Uji Asumsi Goodness of Fit Tabel Model Hipotesis yang Diperoleh xi

12 DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran kuisioner 2. Lampiran penginputan data 3. Lampiran data pengolahan AMOS 4. Lampiran Surat Izin Instansi xii

13 xiii

14 ABSTRAK TINGKAT KEEFEKTIFAN PENERAPAN SIMDA PENGADAAN BARANG BERBASIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Aditya Riskiawan F Penggunaan teknologi telah berkembang pesat pada masa ini, tidak hanya digunakan kalangan mahasiswa dan umum, di perkantoran sudah mengadopsi beberapa software untuk memudahkan dalam bekerja. Salah satunya software Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) yang telah diterapkan di seluruh Indonesia khususnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian ini di khususkan SIMDA pengadaan barang yang terdapat di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKAD) pada setiap kabupaten. Penelitian ini bertujuan untuk memberi pemahaman lebih baik mengenai proses pengadopsian SIMDA pengadaan barang dan tingkat keefektifan diterapkannya software tersebut. Technology Acceptance Model (TAM) digunakan sebagai suatu kajian teoritis yang mampu menjelaskan kegunaan dan kemudahan yang dirasakan serta seberapa besar tingkat keefektifan software tersebut oleh pegawai. Unsur dari TAM terdiri dari Preceived ease of use, Preceived Usefulness, Mandatory Using, Attitude Toward Using, Behavioral Intention, dan Actual Usage. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner pada 112 pegawai DPPKA dan DPPKAD pada setiap kabupaten yang menngoperasikan software tersebut untuk penentuan sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dianalisis dengan AMOS versi 16. Hasil dari penelitian ini menunjukan PEU berpengaruh terhadap PU, PEU tidak berpengaruh terhadap ATU, PEU tidak berpengaruh terhadap ATU, MU berpengaruh terhadap ATU, ATU berpengaruh terhadap BI, PU berpengaruh terhadap BI, dan BI tidak berpengaruh terhadap AU. Kata kunci : SIMDA, Pengadaan barang, DPPKA, Technology Acceptance Model, Perceived ease of use, Perceived Usefulness, Mandatory Using, Attitude Toward Using, Behavioral Intention, Actual Usage.

15

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang begitu pesat, membawa perubahan yang sangat signifikan dalam dunia kantor. Dari model pembelajaran konvensional (model pembelajaran pada umumnya) yang memiliki keterbatasan ruang dan waktu, menjadi lebih mudah dengan memanfaatkan layanan software. Hal ini menjadi fenomena yang cukup menarik di era globalisasi dan informasi karena kehadirannya banyak memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan organisasi. Manfaat yang diperoleh antara lain pekerjaan lebih mudah dikerjakan, lebih cepat diselesaikan, lebih hemat waktu dan biaya, lebih mudah diakses oleh pihak-pihak yang membutuhkan sehingga meningkatkan efektifitas dan produktivitas pemakainya. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan ketergantungan manusia dan organisasi pada sistem teknologi informasi. Penggunaan sistem teknologi informasi selain memberikan banyak manfaat, ada juga organisasi yang gagal dalam penerapannya. Banyak proyek pengembangan sistem telah gagal menghasilkan suatu sistem yang bermanfaat. Kegagalan dalam penerapan sistem teknologi informasi pada organisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal (Davis, 1989). Keputusan untuk mengadopsi suatu sistem teknologi informasi ada ditangan manajer, tetapi keberhasilan penggunaan teknologi 1

17 tersebut tergantung pada penerimaan dan penggunaan setiap individu pemakainya (Hartono 2007). Menurut Bodnar dan Hopwood (1995) ada tiga hal yang berkaitan dengan penerapan teknologi informasi (TI) berbasis komputer yaitu; (1) perangkat keras (hardware), (2) perangkat lunak (software) dan (3) pengguna (brainware). Ketiga elemen tersebut saling berinteraksi dan dihubungkan dengan suatu perangkat masukan keluaran (input-output media), yang sesuai dengan fungsinya masingmasing. Pengguna sistem adalah manusia (man) yang secara psikologi memiliki perilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya, sehingga aspek keperilakuan dalam konteks manusia sebagai pengguna (behavior) TI sebagai faktor penentu. Perilaku manusia merupakan salah satu aspek yang menentukan dalam keberhasilan penerapan TI. Permasalahan yang muncul dari sisi aspek perilaku manusia, seperti sulitnya merubah perilaku dapat menjadi penghalang berkembangnya penggunaan TI, maka perusahaan atau lembaga manapun akan mengalami kerugian karena dalam penerapan TI memerlukan dana dalam jumlah yang cukup besar. Darma (2000) meneliti industri perhotelan di Bali menemukan bukti bahwa kepuasan pekerja dalam menggunakan TI berhubungan secara positif dengan investasi pada sistem informasi. Hal ini membuktikan bahwa aspek perilaku merupakan pertimbangan penting dalam memutuskan penerapan teknologi informasi. Sama halnya dengan teknologi Sitem Informasi Daerah (SIMDA), keberhasilannya tergantung dari bagaimana pengguna menerima model pembelajaran digital tersebut, sehingga memunculkan kecemasan dari para praktisi karena pemahaman dan reaksi 2

18 pengguna yang salah dapat membuat penerapan suatu teknologi informasi menjadi sia-sia. Oleh karena itu, penting bagi organisasi sektor publik khususnya instansi pemerintah untuk mengetahui bagaimana pengoperasian software Simda (Sistem Informasi Daerah) dalam mendukung proses bekerja. Secara umum penelitian mengenai penerimaan teknologi informasi didasarkan pada Technology Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis yang menjelaskan bahwa sebuah penerimaan individu terhadap teknologi komputer yang didasarkan pada dua keyakinan, yaitu : (1) Perceived Usefulness (PU), yaitu tingkatan pada seseorang berfikir bahwa menggunakan suatu sistem akan meningkatkan kinerjanya, (2) Perceived Ease of Use (PEU), yaitu tingkatan seseorang mempercayai bahwa menggunakan teknologi hanya memerlukan sedikit usaha (Davis dan Fred, 1989). TAM dinilai mampu memberi kontribusi terbaik dalam memprediksi dan menjelaskan penerimaan (acceptance) pengguna pada teknologi komputer dalam organisasi (Venkatesh dan Davis, 2000 dalam Schillewaert et. al., 2000). Dalam teori TAM kedua keyakinan ini menentukan tingkah laku penerimaan secara langsung terhadap TI. Technology Acceptance Model (TAM) Penerimaan teknologi model (TAM) awalnya ditemukan oleh Davis (1986). TAM disesuaikan oleh Ajzen dan Fishbein (1980) mengenai teori tindakan berdasarkan Trade Readjustment Allowances (TRA) yang ada sebelumnya untuk menjelaskan hubungan kausal antara keyakinan internal pengguna (manfaat dan 3

19 kemudahan penggunaan), sikap, niat dan penggunaan perilaku menggunakan komputer (Davis et al., 1989). Meskipun dalam 20 tahun terakhir TAM telah menjadi metode kuat untuk memprediksi penerimaan pengguna teknologi (Venkatesh, 2000), beberapa studi mencoba untuk memvalidasi model TAM penuh dengan konstruksi aslinya. Penelitian selanjutnya TAM banyak ditandai oleh berbagai metodologi dan faktor pengukuran, menghasilkan temuan yang bertentangan dan agak membingungkan yang sangat bervariasi dalam hal statistik, signifikansi arah dan besarnya. Ulasan dari Lee dan Patterson (2003) serta Ma dan Liu (2004) mengenai TAM mengungkapkan bahwa gabungan temuan ini tidak hanya merusak presisi TAM, tetapi juga menyulitkan upaya praktisi TI dan akademisi untuk lebih memahami teknologi serta penerimaan pengguna perilaku. Model tersebut dapat menjelaskan faktor-faktor internal pemakai dan menjadi determinan penggunaan teknologi diantaranya adalah TAM. Model ini menganggap dua keyakinan individual yaitu kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness/pu) dan kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use/peu) yang merupakan determinan penting dalam perilaku penggunaan TI. Tujuan utama TAM menurut Davis (1989) adalah untuk memberikan dasar penelusuran pengaruh aspek perilaku individu berupa persepsi, sikap dan minat dalam penggunaan sistem. TAM dianggap sebagai model penelitian perilaku yang paling luas digunakan dalam adopsi sistem informasi. Lee et al., (2003) dalam Hermana (2005) menjelaskan bahwa dalam 4

20 kurun waktu 18 tahun terakhir, TAM merupakan model yang populer dan banyak digunakan dalam berbagai penelitian. Hasil pengujian TAM oleh Davis (1989) memberikan dasar pengukuran dan bukti empiris bahwa perceived usefulness dan perceived ease of use mempunyai korelasi yang signifikan dengan penggunaan sistem informasi. Kekuatan hubungan usefulness relatif lebih besar dibandingkan dengan ease of use terhadap penggunaan sistem informasi. Temuan Adams, Nelson, dan Todd (1992) memperkuat temuan Davis (1989) bahwa usefulness dan ease of use mempunyai korelasi yang signifikan dengan penggunaan beberapa jenis sistem informasi dengan memperluas penggunaan beberapa jenis sistem informasi yang banyak digunakan oleh para pengguna di pasaran. Temuan lain menyatakan usefulness mempunyai hubungan lebih kuat dengan pemakaian dibandingkan ease of use. Variabel ease of use ternyata memberi tekanan sebagai fungsi biaya yang tidak terakomodir dalam pengujian (Davis 1989). Ditambahkan pula oleh Davis et al. (1989) bahwa ease of use mungkin mempunyai pengaruh terhadap keputusan awal. Dari hasil penelitian Horton et al. (2001) dalam Lu et al. (2003) menemukan bahwa kegunaan dan kemudahan yang dirasakan, signifikan untuk menjelaskan sikap terhadap penggunaan (attitude toward use), minat menggunakan sistem (intention to use), pemakaian sistem dilaporkan (self-report usage) dan pemakaian sistem yang diprediksi (self predicted report). Penelitian Ndubisi dan Jantan (2003) serta Spacey (2004) juga menemukan pentingnya kedua variabel dalam menentukan penggunaan sistem informasi. Chau (1996) dalam Lu et al. (2003) memodifikasi TAM untuk 5

21 membedakan antara kegunaan yang dirasakan jangka pendek (perceived near-term usefulness) dan jangka panjang (perceived long-term usefulness). Hasilnya bahwa minat individu untuk menggunakan sistem lebih ditentukan oleh kegunaan yang dirasakan dari pada kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease to use). Pada organisasi yang memanfaatkan ERP, hasil penelitian Ramayah dan Lo (2007) menunjukan bahwa end user lebih menyukai perceived ease of use dibandingkan perceived usefulness. Artinya kedua variabel mempunyai pengaruh dalam penentuan penggunaan sisetm informasi suatu lingkungan sistem informasi tersebut diterapkan Pengembangan model dengan memasukan variabel baru dan pengujian penerapan TAM dilakukan peneliti lain. Pengaruh variabel eksternal suatu culture dimasukan dalam penelitian Straub (1994) dalam Hartono (2007) maupun Bandyopadhpay dan Fraccascoro (2007), hasilnya menunjukan budaya sebuah negara secara signifikan berpengaruh terhadap minat pemakai sistem informasi. Studi Kripanont (2007) menunjukan bahwa persepsi manfaat (usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (ease of use) dan kemampuan diri (self efficacy) secara signifikan menentukan perilaku pembelajaran sedangkan persepsi manfaat dan persepsi kemudahan penggunaan menentukan perilaku tugas lainnya. Banyak kelebihan dalam TAM dibandingkan model penerimaan teknologi yang lain, meski TAM belum membantu untuk memahami dan menjelaskan cara user menerima sistem informasi (Venkatesh, 1999). Penelitian Straub et al. (1995) juga mempertanyakan variabel intention guna memprediksi perilaku aktual pemakai sistem (Ndubisi dan Kahraman, 2005). Namun walaupun demikian, TAM 6

22 merupakan model sederhana dan memiliki daya prediksi yang baik dalam menjelaskan penggunaan sistem informasi pada situasi yang berbeda. Fakta penelitian empiris menyatakan bahwa jika orang merasakan bahwa sistem informasi bermanfaat dan mudah digunakan maka orang akan mempunyai sikap positif sehingga ditranslasikan dalam minat yang menyenangkan sehingga menjadi prediktor dalam perilaku penggunaan sistem informasi (Davis, 1989). Berdasar hasil kajian sebelumnya, perceived usefulnes dan perceived ease of use diindikasikan sebagai konstruksi penting dan mendasar serta mempengaruhi penggunaan sistem informasi meskipun bukan sebagai variabel penentu satu-satunya yang menjelaskan perilaku pengguna. Oleh karena penelitian tentang pengaruh perceived usefulness dan perceived ease of use digunakan sebagai determinan utama pendekatan TAM dalam penggunaan sistem informasi terutama di sektor pemerintahan daerah di Indonesia masih sedikit dilakukan. Implementasi sistem pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menggunakan software Simda (Sisten Manajemen Daerah) dengan menggunakan teknologi computer khususnya pengadaan barang, relatif masih baru dilaksanakan terkait dengan pemberlakuan peraturan pemerintah setempat..oleh karena itu, penelitian dengan pendekatan TAM menarik dan perlu dilakukan untuk mengetahui penggunaan sistem informasi yang diwajibkan pada Pemerintah Yogyakarta sehingga diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan model pengembangan sistem informasi di daerah lain. 7

23 B. Perumusan Masalah Penelitian sistem informasi dengan menggunakan pendekatan TAM terdahulu menunjukan bahwa model ini cukup sederhana dan baik dalam menjelaskan aspek perilaku pemakai sistem informasi. Penelitian Davis et al. (1989); Adams et al. (1992); Barnet (2006) dan Kripanont (2007) menunjukan pengaruh perceived usefulness dan perceived ease of use signifikan dalam penggunaan sistem informasi. Studi Venkatesh dan Davis (2000) menambahkan variabel proses sosial, diantaranya voluntariess (kesukarelaan) menghasilkan temuan bahwa variabel tersebut signifikan berpengaruh dalam penggunaan sistem informasi. Penelitian ini perlu dilakukan untuk memperluas penelitian sebelumnya dengan subjek pegawai sebagai user di bawah kondisi sistem informasi yang diwajibkan pada pemerintahan daerah di Indonesia. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah persepsi kemudahan dalam menggunakan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi akan manfaat (perceived usefulness) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang? 2. Apakah persepsi kemudahan dalam menggunakan (perceived usefulness) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang? 3. Apakah ada pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang? 8

24 4. Apakah ada pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang? 5. Apakah ada pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang? 6. Apakah ada pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang? 7. Apakah ada pengaruh minat (behavioral intention) terhadap penggunaan aktual (actual usage) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian adalah berikut : 1. Mengungkap pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use) terhadap kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang; 2. Mengungkap pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang; 3. Mengungkap pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang; 9

25 4. Mengungkap pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang; 5. Mengungkap pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang; 6. Mengungkap pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang; 7. Untuk menguji secara empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang. D. Manfaat Penelitian Bertolak dari tujuan penelitian yang hendak dicapai maka manfaat yang diharapkan adalah berikut ini. 1. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use) terhadap kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang. 2. Memberikan bukti empiris pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang. 10

26 3. Memberikan bukti empiris pengaruh kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang. 4. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang. 5. Memberikan bukti empiris pengaruh sikap (attitude toward using) terhadap minat (behavioral intention) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang. 6. Memberikan bukti empiris pengaruh kewajiban penggunaan (mandatory using) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang. 7. Memberikan bukti empiris pengaruh kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease of use) terhadap sikap (attitude toward using) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang, sehingga dapat bermanfaat dalam penganggaran pengadaan barang yang mempunyai sistem informasi pengadaan barang berbasis komputer. Bagi peneliti lain adalah dapat menjadi salah satu temuan model TAM pada organisasi sektor publik dalam kondisi penggunaan yang diwajibkan sehingga berguna bagi pengembangan penelitian lanjutan. 11

27 E. Batasan Penelitian Batasan penelitian dari studi ini adalah Simda Pengadaan Barang. Alasan pemilihan obyek studi adalah didasarkan pada pertimbangan bahwa sebenarnya Simda Pengadaan Barang telah diadopsi oleh DPPKA di Kota Yogyakarta dan DPPKAD setiap kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka dari itu diperlukan penelitian lebih lanjut tetang bagaimana penerapan Simda Pengadaan Barang tersebut dapat berjalan, apakah tingkat keefektifan sudah berjalan sebagaimana mestinya atau adanya kendala-kendala yang dihadapi dalam mengadopsinya. F. Sistematika Penulisan Peneiitian Sistematika penulisan dalam penelitian ini meliputi : 1. Bab I, Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika pembahasan dalam penelitian ini. 2. Bab II, Merupakan tinjauan pustaka dan pengembangan hipotesis yang berisi teori, konsep dan penelitian sebelumnya yang relevan dengan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. 3. Bab III, Merupakan metode penelitian yang berisi mengenai sumber dan jenis data yang akan digunakan, definisi dan pengukuran variabel yang diperlukan dalam penelitian ini dan metode analisis data. 4. Bab IV, Merupakan hasil dan analisis data yang akan menguraikan berbagai perhitungan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. 12

28 5. Bab V, Merupakan kesimpulan, keterbatasan dan saran dari analisis yang telah dilakukan. 13

29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Salah satu ukuran kesuksesan implementasi adalah tingkat pencapaian yang diharapkan dari pengguna TI. Pengguna sistem mencerminkan penerimaan teknologi oleh penggunanya (Venkatesh, 1999 dalam Shih, 2004). Technology Acceptance Model (TAM) telah menjadi dasar bagi penelitian di masa lalu dalam sistem informasi yang berhubungan dengan perilaku, niat dan pengguna teknologi informasi (Adam et. al., 1992, Davis et. al., 1989, Defend dan Straub, 1997, Amoako-Gyampah dan Salam, 2004 dalam Shih, 2004). Dalam konsep TAM, manfaat dan kemudahan penggunaan teknologi yang dirasakan adalah prediktor dari sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi, niat perilaku berikutnya dan penggunaan aktual. Persepsi kemudahan dalam menggunakan juga dinilai untuk mempengaruhi kegunaan teknologi. Gambar 1 menyajikan versi original dari TAM (Davis et. al., 1989 dalam Masrom, 2006). TAM berfokus pada sikap terhadap penggunaan teknologi informasi, sehingga pengguna diukur berdasarkan persepsi akan manfaat dan kemudahan dalam menggunakan teknologi informasi. Sasaran dari TAM adalah untuk menyediakan sebuah penjelasan dari faktor-faktor penentu penerimaan komputer yang umum. TAM kurang umum dibandingkan dengan TRA (Theory of Reasoned Action). 14

30 TAM didesain hanya untuk perilaku penggunaan komputer, namun karena menggabungkan berbagai temuan yang diakumulasi dari riset-riset dalam beberapa dekade, maka TAM sesuai sebagai modelling penerimaan komputer. Variabel ekternal Persepsi akan manfaat (PU) Sikap dalam penggunaan (ATU) Minat untuk menggunakan (BI) Persepsi kemudahan dalam menggunakan (PEU) Penggunaan Senyatanya (AU) Gambar 1. Technology Acceptance Model (TAM) Original. Sumber : Davis et. al. (1989) dalam Masrom (2006) Tujuan inti dari TAM adalah untuk menyediakan sebuah gambaran yang mendasari pengaruh faktor-faktor ekstenal terhadap kepercayaan (belief) internal, sikap dan tujuan. TAM diformulasikan dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang mendasar seperti yang disarankan oleh riset-riset sebelumnya yang menyalurkan faktor kognitif dan afektif dari penerimaan komputer dan menggunakan TRA sebagai dasar teoritis untuk model 15

31 hubungan teoritis diantara variabel-variabel tersebut. TRA digunakan sebagai dasar teoritis untuk menentukan hubungan sebab akibat antara dua kunci belief, yaitu (1) perasaan kegunaan dan (2) perasaan kemudahan dari penggunaan terhadap sikap user dan tujuan perilaku adopsi komputer sesungguhnya. Kedua kunci belief tersebut relevan untuk perilaku penerimaan komputer (Kurniawan, 2008). Perasaan kegunaan didefinisikan sebagai prospek kemungkinan subyektif user yang menggunakan sistem aplikasi khusus, yang akan meningkatkan kinerjanya dalam organisasi. Perasaan kemudahan dari penggunaan diartikan sebagai tingkat sasaran yang diharapkan user membebaskan diri dari serangkaian usaha-usaha tertentu (Kurniawan, 2008). Sama dengan TRA, TAM mempostulatkan bahwa penggunaan komputer ditentukan oleh tujuan perilaku, namun perbedaannya adalah bahwa tujuan perilaku ditinjau secara bersama-sama ditentukan oleh sikap individu terhadap penggunaan sistem dan perasaan kegunaan. Hubungan antara penggunaan sistem dan tujuan perilaku yang digambarkan dalam TAM menunjukkan secara tidak langsung bentukbentuk tujuan individu untuk melakukan tindakan yang positif. Hubungan antara perasaan kegunaan dan tujuan perilaku didasarkan pada ide bahwa dalam penyusunan organisasi, orang-orang membentuk tujuan-tujuan terhadap perilakunya yang diyakini akan meningkatkan kinerjanya. Hal ini karena kinerja yang meningkat merupakan instrumen untuk mencapai berbagai reward yang terletak di luar pekerjaan itu sendiri, seperti peningkatan gaji dan promosi (Vroom dalam Goodhue dan Thompson, 1995). 16

32 2.2 Kelebihan dan Kekurangan TAM TAM banyak digunakan dalam penelitian penggunaan sistem informasi, menurut Hartono (2007) disebabkan adanya beberapa kelebihan berikut ini. a. TAM merupakan model perilaku (behavior) yang dapat menjawab penyebab kegagalan atau keberhasilan penerapan sistem informasi, dengan memasukan faktor psikologis serta perilaku yaitu persepsi dan sikap yang mempengaruhi minat penggunaan sistem informasi di dalam modelnya. b. TAM dibangun dengan dasar teori psikologi yang cukup kuat yaitu TRA. c. TAM telah banyak diuji dengan penelitian dan sebagian besar hasilnya mendukung bahwa TAM merupakan model yang parsimoni (parsimonious) yaitu model yang sederhana tapi valid. Artinya, harus ada trade off antara model yang sederhana tapi banyak asumsi sehingga hanya beberapa faktor saja yang dimasukan. Tapi jika menginginkan mdoel yang lengkap maka banyak sekali faktor yang harus dimasukan dalam model sehingga mengurangi asumsi yang digunakan. Di samping beberapa kelebihannya, TAM mempunyai beberapa kelemahan berikut ini. a. TAM hanya memberikan informasi yang sangat umum saja tentang minat dan perilaku pemakai dalam penggunaan sistem informasi. 17

33 b. TAM tidak memasukan aspek kontrol perilaku (behavioral control) dalam modelnya yang membatasi minat perilaku seseorang. c. Perilaku yang menjadi ukuran penggunaan sistem informasi seharusnya adalah pemakaian sesungguhnya (actual use) bukan self-reported atau selfpredictedusage yang belum tentu mencerminkan atau mengukur pemakaian yang sebenarnya. d. Subjek penelitian yang digunakan umumnya adalah pegawai yang belum tentu menerapkan software tersebut dengan kerja sesugguhnya. e. Kurang dapat menjelaskan sepenuhnya hubungan antar variabelnya (causation). Konsep TAM kemudian dikembangkan oleh beberapa peneliti lain dengan menambahkan variabel tambahan diantaranya faktor gender, kultur, karakteristik sistem, kesukarelaan (voluntariness). Venkatesh dan Davis (2000) mendefinisikan voluntariness sebagai sejauh mana pengadopsi potensial mempersiapkan keputusan adopsi sebagai sesuatu yang tidak wajib. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kesukarelaan (voluntariness) memoderasi hubungan antara norma subjektif dengan minat untuk menggunakan sistem informasi. Di penelitian Sun dan Zhang 2003 (dalam Hartono 2007), kesukarelaan (voluntariness) memoderasi hubungan antara minat dengan perilaku penggunaan. Minat perilaku bervariasi antara pemakaian sistem karena diwajibkan dan atas dasar kesukarelaan. Kualitas sistem manajemen dan informasi dalam penggunaan akan mempengaruhi perilaku individu. Sistem kualitas yang baik dapat mempengaruhi 18

34 kepuasan pengguna sebagai produktifitas kinerja. Jika individu telah menguasai sistem tersebut maka akan berpengaruh pada jalannya organisasi. Pemakaian sistem di organisasi dapat bersifat sukarela (voluntary) atau bersikap wajib (mandatory) khususnya di organisasi pemerintahan. Karena pemakaian sifatnya wajib maka semua pemakai harus menggunakan sistem informasi tersebut. Penelitian Hartwick dan Barki 1994 (dalam Hartono 2007) menunjukan bahwa pada kondisi pemakaian wajib, sikap tentang penggunaan sistem (attitude concerning system use) ditentukan oleh sikap terhadap sistem (attitude toward system). Hal ini berarti pemakai yang mempunyai persepsi bahwa sistemnya baik maka akan bersikap positif dalam penggunaan sistem informasi. Penelitian Syarip dan Sensuse (2008) menyatakan bahwa model TAM dapat digunakan sebagai model penerimaan teknologi di suatu organisasi pemerintah. Sistem Informasi Pengadaan Barang telah diberlakukannya Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang, mengandung semangat pelaksanaan otonomi daerah, dimana daerah diberikan kewenangan untuk merencanakan dan melaksanakan anggaran pengadaan barang pada daerahnya masing-masing sesuai dengan apa yang dikehendaki. Otonomi daerah mengakibatkan terjadinya pergeseran pertanggungjawaban pemerintah daerah dari pertanggungjawaban ke pemerintahan yang lebih tinggi atau ke pemerintah pusat secara vertikal menjadi pertanggungjawaban secara horizontal kepada masyarakat di daerah yang diwakili oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), termasuk pertanggungjawaban pengadaan barang yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 19

35 Distribusi kewenangan dan kekuasaan disesuaikan dengan kewenangan pemerintah pusat dan daerah termasuk kewenangan pengadaan barang menuntut kemandirian sistem manajemen di daerah tersebut. Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik yang digunakan untuk menganggarkan suatu barang dituntut mampu menyediakan sistem informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Implementasi sistem informasi pengadaan barang di Pemerintah Kota Yogyakarta sebelum menggunakan software SIMDA pengadaan barang masih menerapkan sistem pencatatan dan pengadaan barang secara manual atau memakai perangkat komputer, baik perangkat lunak (software) maupun perangkat keras. Pelaksanaannya terbatas sebagai alat bantu pemrosesan data, pada taraf sederhana dan belum berbasis Teknologi Informasi (TI) yang terintegrasi. Masih sedikit para pegawai yang benar-benar mengetahui dalam penggunaan software tersebut yang telah diprogramkan oleh pemerintah. 2.3 Konstruksi Technology Acceptance Model (TAM) Terdapat lima konstruk utama yang membentuk TAM, kelima konstruksi tersebut adalah sebagai berikut: Persepsi Akan Manfaat (Perceived Usefulness) 20

36 Jogiyanto (2007) mendefinisikan persepsi akan manfaat (perceived usefulness) sebagai sejauhmana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Thompson et. al. (1991) menyimpulkan kemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna teknologi informasi dalam melaksanakan tugas. Thompson et. al. (1991) juga menyebutkan bahwa individu akan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi jika orang tersebut mengetahui manfaat atau kegunaan (usefulness) positif atas penggunaanya. Pengukuran konstruksi kegunaan (usefulness) menurut Davis et. al. (1986) terdiri dari (1) menjadikan pekerjaan lebih cepat (work more quickly), (2) bermanfaat (useful), (3) menambah produktifitas (increase productivity), (4) mempertinggi efektifitas (enchance efectiveness) dan (5) mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance) Persepsi Kemudahan dalam Meggunakan (Perceived Ease of Use) Kemudahan penggunaan (ease of use) didefinisikan sebagai sejauhmana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha (Jogiyanto, 2007). Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Davis et. al. (1989) mengungkapkan kemudahan adalah tingkatan seseorang percaya bahwa pengunaan suatu sistem tertentu dapat k orang tesebut bebas dari usaha (free of effort). Bebas dari usaha yang dimaksudkan adalah bahwa saat seseorang menggunakan sistem, ia hanya 21

37 memerlukan sedikit waktu untuk mempelajari sistem tersebut karena sistem tersebut sederhana, tidak rumit dan mudah dipahami. Kemudahan penggunaan dalam konteks ini bukan saja kemudahan untuk mempelajari dan menggunakan suatu sistem tetapi juga mengacu pada kemudahan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas sehingga penggunaan suatu sistem akan semakin memudahkan seseorang dalam bekerja dibanding mengerjakan secara manual. Pengguna sistem informasi mempercayai bahwa sistem informasi yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya sebagai karakteristik persepsi kemudahan dalam menggunakan Sikap Dalam Penggunaan (Attitude Toward Behaviour) Sikap dalam penggunaan (attitude toward behaviour) didefinisikan oleh Davis et. al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sama halnya definisi sikap dalam penggunaan menurut Aaker dan Myers (1997), yaitu sikap suka atau tidak suka terhadap penggunaan suatu produk. Sikap suka atau tidak suka terhadap suatu produk ini dapat digunakan untuk memprediksi perilaku niat seseorang untuk menggunakan suatu produk atau tidak menggunakannya. Sikap dalam penggunaan teknologi (attitude toward using technology), didefinisikan sebagai evaluasi dari pengguna tentang ketertarikannya dalam menggunakan teknologi (Arif Hermawan, 2008 dalam Suseno, 2009) Minat Untuk Menggunakan (Behavioral Intention to Use) 22

38 Behavioral intention to use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi (Davis et. al., 1989). Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatian pengguna terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Arief Hermawan (2008 dalam Suseno, 2009) mendefinisikan minat perilaku menggunakan teknologi (behavioral intention to use) sebagai minat (keinginan) seseorang untuk melakukan perilaku tertentu Penggunaan Senyatanya (Actual Use) Penggunaan senyatanya (actual system usage) adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis et. al., 1989). Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Tangke, 2004). Bentuk pengukuran penggunaan senyatanya (actual system usage) adalah frekuensi dan durasi waktu penggunaan terhadap teknologi. Penggunaan teknologi sesungguhnya (actual technology use), diukur dengan jumlah waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan teknologi dan frekuensi penggunaan teknologi tersebut Kewajiban dalam penggunaan (Mandatory Using) 23

39 Kewajiban dalam penggunaan (Mandatory Using) adalah suatu kondisi dimana lingkungan penggunaan wajib menggunakan, lebih spesifiknya yaitu "pengguna diwajibkan untuk menggunakan teknologi tertentu atau sistem memerintahkan untuk menjaga dan melakukan pekerjaan mereka "(Brown, Massey, Montoya-Weiss, & Burkman, 2002, p.283). Pengguna harus menggunakan sistem, terlepas dari apakah ia bermaksud untuk menggunakannya. Penggunaan wajib dianggap sebagai kemungkinan penyebab untuk temuan campuran dalam studi TAM (Hartwick &nbarki, 1994; Mathieson, 1991; Taylor & Todd, 1995; Venkatesh & Davis, 2000). 2.4 Kerangka Penelitian Dari sekian banyak teori yang menjelaskan mengenai penerimaan para pengguna terhadap penerapan teknologi, khususnya teknologi informasi, TAM adalah teori yang paling populer dan paling sering dipakai oleh para peneliti. TAM terbukti secara konsisten dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna teknologi (Vankatesh dan Davis, 2000). Sejak diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989 sampai dengan tahun 2000, tercatat 424 jurnal telah mengacu teori TAM, dari dua jurnal yang telah diterbitkan oleh Davis (Vankatesh dan Davis, 2000). TAM adalah model yang dikembangkan oleh Davis dalam penelitiannya mengenai perilaku pengguna sistem informasi. Davis mengungkapkan bahwa hasil yang diinginkan dari penggunaan sistem informasi, tidak akan maksimal, atau bahkan mungkin tidak akan tercapai, karena adanya 24

40 resistensi atau penolakan dari pengguna sistem itu sendiri (Davis et. al., 1989). Penyebab dari penolakan oleh pengguna sistem informasi, menurut Davis ditentukan oleh dua variabel dasar, yaitu persepsi kemudahan dalam menggunakan (percieved ease of use) dan persepsi akan manfaat (perceived usefullness). Menurut Davis, kedua variabel ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap keinginan menggunakan dan kemudian akan mempengaruhi penggunaan sistem tersebut (Davis et. al., 1989). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis, terbukti secara signifikan bahwa kedua variabel tersebut memang mempengaruhi keinginan dari pengguna. Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian lain yang menggunakan model TAM sebagai rujukannya. Salah satunya Arami et. al. (2004) yang meneliti penerimaan pengguna kartu mahasiswa elektronik serbaguna di Universitas Viena, Austria. Menurut Masrom (2006), dalam model TAM, perceived usefullness mengacu pada sejauh mana pengguna yakin bahwa menggunakan teknologi akan meningkatkan kinerjanya, sementara percieved ease of use mengacu pada seberapa mudah ia merasakan menggunakan teknologi. Keduanya dianggap faktor berbeda yang mempengaruhi sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi, meskipun persepsi kemudahan dalam menggunakan juga diduga mempengaruhi kegunaan yang dirasakan dan sikap dalam menggunakan teknologi. Akhirnya, sikap dalam menggunakan teknologi menentukan niat perilaku menggunakan teknologi itu. Penelitian ini menggunakan model TAM yang digunakan oleh Masrom (2006) sebagaimana gambar berikut: 25

41 H4 Persepsi akan manfaat (perceived usefullness) H1 Persepsi kemudahan dalam menggunakan (percieved ease of use) H3 Sikap dalam penggunaan (Attitude toward using) H2 H6 Kewajiban Penggunaan (Mandatory Using) H5 Minat untuk menggunakan (Behavioral Intention to Use) Penggunaan Aktual (Actual Usage) H7 Gambar 2. Kerangka Penelitian Sumber: Masrom (2006) 2.5 Hipotesis 26

42 Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini mepunyai landasan dari penelitian Suhendro (2009) yang memiliki tujuh hipotesis. Hipotesis ini diperkuat dengan hasil penelitan TAM sebelumnya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1: Persepsi kemudahan dalam menggunakan (PEU) SIMDA pengadaan barang berpengaruh terhadap persepsi akan manfaat (PU) SIMDA pengadaan barang. Sikap user sistem informasi ditentukan oleh kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness). Jika user merasakan manfaat yang besar untuk mendukung pekerjaannya, maka pemakai akan bersikap menerima penggunaan sistem informasi tersebut. Hasil penelitian mengenai perceived usefulness sebelumnya dilakukan untuk membuktikan hubungan yang signifikan variabel kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) terhadap sikap penggunaan sistem informasi (self-reported usage) (Davis 1986; Horton et al dalam Lu et al. 2003; Spacey et al. 2004). Hasil penelitian Barnet et al. 2006) agak berbeda yang menunjukan variabel kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness) relatif lemah untuk menjadi predictor objectif usage. Dalam penelitan Suhendro (2009) terdapat hubungan positif PU terhadap PEU. H2: Persepsi kemudahan dalam menggunakan (PEU) SIMDA pengadaan barang berpengaruh terhadap sikap dalam penggunaan (ATU) SIMDA pengadaan barang. User akan mempunyai minat untuk terus menggunakan sistem informasi jika secara langsung merasakan adanya manfaat yang akan diterimanya. Jika tidak bermanfaat maka orang cenderung tidak berminat untuk menggunakan sistem 27

43 informasi yang ditawarkan. Hasil penelitian TAM menunjukan pengaruh kegunaan yang dirasakan yang signifikan terhadap minat penggunaan (Davis 1986; Kripanont 2007; Syarif dan Sensuse 2007). Dalam penelitian Suhendro (2009) menunjukkan PEU berpengaruh positif terhadap ATU. H3: Persepsi akan manfaat (PU) SIMDA pengadaan barang berpengaruh terhadap sikap dalam penggunaan (ATU) SIMDA pengadaan barang. Jika user merasakan penggunaan sistem informasi relatif mudah untuk mendukung kinerjanya maka user tersebut akan bersikap positif (menerima) penggunaan sistem informasi. Hasil penelitian tentang perceived ease of use sebelumnya dilakukan menunjukan adanya hubungan yang signifikan variabel kemudahan penggunaan yang dirasakan terhadap penggunaan sistem informasi (Davis 1986; Adams et al. 1992; Davis et al. 1993; Ndubisi dan Jantan 2003; Horton et al dalam Lu et al. 2003; Spacey et al. 2004; Ramayah dan Lo 2007). Meskipun hasil penelitian Chau (1996) dan Hu et al. (1999) dalam Lu et al (2003) pengaruh perceived ease of use terhadap minat tidak signifikan. Begitu juga dalam penelitian Suhendro (2009), hasil penelitian tersebut PU tidak mempunyai hubungan positif terhadap ATU. H4: Persepsi akan manfaat (PU) SIMDA pengadaan barang berpengaruh positif terhadap keinginan untuk menggunakan (BI) SIMDA pengadaan barang. 28

44 Apabila user sudah mempunyai minat yang kuat maka akan direalisasikan menjadi bentuk perilaku penggunaan. Hasil penelitian tentang aspek attitude towards behavior (sikap terhadap perilaku) sebelumnya telah menunjukan sikap berhubungan (positif) dalam penggunaan sesungguhnya sistem (Davis 1989; Adams et al. 1992; Chau dan Hu 2001; Agarwal and Prasad 1998; Horton et al dan Hu et al dalam Lu et al. 2003); Spacey et al. 2004). Dalam penelitian Suhendro (2009) PU berpengaruh terhadap BI. H5: Sikap dalam penggunaan (ATU) SIMDA pengadaan barang berpengaruh terhadap keinginan untuk menggunakan (BI) SIMDA pengadaan barang. Sikap menerima atau menolak suatu penggunaan sistem informasi dipengaruhi oleh kesadaran diri individu, kesukarelaan atau karena diwajibkan oleh peraturan yang ada. Pemakai yang mempunyai persepsi bahwa sistemnya baik maka akan bersikap positif (menerima) dalam penggunaan sistem informasi. Hasil penelitian telah menunjukan adanya kondisi lingkungan yang berbeda yaitu penggunaan yang diwajibkan (mandatory) dan kesukarelaan (voluntariness) mempunyai pengaruh dalam penggunaan sistem informasi (Venkatesh and Davis 2000; Adamson & Shine 2003; Hartwick dan Barki 1994 dalam Hartono 2007 dan Syarif&Sensuse 2008). Dalam penelitian Suhendro (2009) menunjukkan bahwa ATU berpengaruh positif terhadap BI. 29

45 H6: Pengaruh kewajiban penggunaan (MU) terhadap sikap (ATU) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang. Minat akan menentukan individu untuk memakai atau menolak sistem informasi yang ditawarkannya. Hasil penelitian tentang aspek minat menggunakan (behavior intention) sebelumnya menunjukan bahwa minat perilaku berhubungan dan prediktor yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem informasi (Davis 1989; Davis et al. 1989; Adams et al. 1992; Chau dan Hu 2001; Venkatesh dan Davis 2000; Venkatesh et al. 2003; Agarwal and Prasad 1998 dan Hu et al dalam Lu et al. 2003; Spacey et al. 2004; Fusilier dan Durlabji 2005; Kripanont 2007). Dalam penelitian Suhendro (2009) menunjukkan hal yang berbeda, MU tidak berpengaruh terhadap ATU. H7: Pengaruh minat (BI) terhadap penggunaan aktual (AU) dalam penggunaan sistem informasi pengadaan barang. Suatu keinginan atau minat untuk menggunakan sistem berpengaruh terhadap penggunaan senyatanya (aktual). Minat akan menentukan individu untuk memakai sistem tersebut ditinjau dari durasi waktu dan lama penggunaan secara nyata. Hasil penelitian tentang aspek minat menggunakan (behavior intention) sebelumnya menunjukan bahwa minat perilaku berhubungan dengan penggunaan aktual sistem tersebut dan mempunyai durasi pemakaian relatif lama (Venkatesh dan Davis 2000; Venkatesh et al. 2003; Hu et al dalam Lu et al. 2003), sedangkan hasil 30

46 penelitian sebelumnya pada Suhendro (2009) menunjukkan bahwa BI berpengaruh positif terhadap AU. 31

47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggambarkan keterkaitan antara beberapa variabel yang terhubung. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian, Suharsimi Arikunto (1992 : 102 ). Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna SIMDA pengadaan barang instansi DPPKA Kabupaten Kulonprogo, Sleman, Gunung Kidul, Bantul, serta Kota Yogyakarta yang berjumlah 112 orang. Sampel merupakan bagian dari populasi, Suharsimi Arikunto (2002 : 112), jika subjeknya lebih dari 100 merupakan penelitian populasi. Jumlah diatas 30 orang tersebut sudah memenuhi syarat terbentuknya distribusi normal. 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuisioner. Untuk menentukan bobot penelitian terhadap kuisioner serta memudahkan dalam memasukkan data, penelitian ini menggunakan modifikasi skala likert. Skala likert merupakan skala yang berisi lima tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap statement atau pernyataaan yang dikeluarkan. 32

48 Opsi jawaban yang disediakan dalam kuisioner tersebut dengan ketentuan pengisian seperti berikut : 1. Sangat Setuju (SS) skor 5 2. Setuju (S) skor 4 3. Netral (N) skor 3 4. Tidak Setuju (TS) skor 2 5. Sangat Tidak Setuju (STS) skor Teknik pengambilan sampel Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan memungkinkan untuk menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Sekaran, 2003). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan pertimbangan (judgement) tertentu atau jatah (quota) tertentu (Jogiyanto, 2007). Kriteria sampel yang diambil yaitu pegawai DPPKA dan LPSE pada setiap kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menggunakan software Simda pengadaan barang. Alasan pemilihan sampel karena mereka secara umum sudah mampu mengoperasikan dan mengerti software Simda pengadaan barang yang telah diterapkan pada setiap kabupaten. 33

49 3.5 Pengukuran Variabel Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi SIMDA pengadaan barang dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel yang digunakan berdasarkan penelitian terdahulu Suhendro (2009), Davis et. al serta Adam et. al. Variabel tersebut adalah : Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya (Sekaran, 2003). Variabel independen dalam penelitian ini adalah : a. Perceived Ease of Use (PEU) Davis et. al. (1989) mendefinisikan kemudahan penggunaan (ease of use) sebagai suatu tingkatan seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami. Atas dasar definisi tersebut kemudahan penggunaan berarti kemudahan dalam membuka, memahami isi dari fitur-fitur yang ada dalam Simda Pengadaan Barang jika sewaktu-sewaktu pegawai diberikan tugas yang prosesnya menggunakan software tersebut. Variabel ini diukur dan diadaptasi dengan menggunakan instrumen kuesioner hasil Davis et al. (1989) maupun Adam et al. (1992), yang terdiri dari enam pertanyaan. Item pertanyaan ini berisi tentang kemudahan belajar, kemudahan mendapatkan sistem, kemudahan dimengerti, kemudahan berinteraksi, kemudahan menggunakan dan kemahiran menggunakan. 34

50 Skala interval terdiri dari jangkauan tanggapan dari 1 = sangat tidak setuju ; 2 : tidak setuju ; 3 = netral ; 4 = setuju ; 5 = sangat setuju. b. Mandatory Using (MU) Kewajiban dalam penggunaan (Mandatory Using) adalah suatu kondisi dimana lingkungan penggunaan wajib menggunakan sistem tersebut. Pengguna harus menggunakan sistem, terlepas dari apakah ia bermaksud untuk menggunakannya. Variabel ini diukur dan diadaptasi dari Venkatesh dan Davis (2000), yang terdiri dari 3 pertanyaan. Item pertanyaan ini berisi tentang penggunaan melaksanakan karena diwajibkan, perintah penggunaan dan perintah agar efektif.. Skala interval terdiri dari jangkauan tanggapan dari 1 = sangat tidak setuju ; 2 : tidak setuju ; 3 = netral ; 4 = setuju ; 5 = sangat setuju Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya (Sekaran, 2003). Variabel dependen dalam penelitian ini terdiri dari : a. AttitudeToward Using (ATU) Attitude toward using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya (Davis et. al., 1989). Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan 35

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang tingkat penerimaan pengguna TI dengan menggunakan metode TAM sudah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian ini terjadi karena sudah menjadi sesuatu yang alamiah

Lebih terperinci

PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS DAN PERCEIVED EASE OF USE DALAM PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TESIS

PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS DAN PERCEIVED EASE OF USE DALAM PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TESIS PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS DAN PERCEIVED EASE OF USE DALAM PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bali yang dikenal sebagai pulau Dewata dan pulau dengan sejuta keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh masyarakat baik lokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sistem informasi berperan besar pada perubahan perilaku organisasi yang berdampak pada perubahan perilaku individu. Perubahan perilaku individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of Reasoned Action (TRA), dengan satu premis bahwa reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang pesat baik dalam perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola informasi dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam diagram alur penelitian di bawah ini : Diagram Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam diagram alur penelitian di bawah ini : Diagram Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian atau langkah-langkah penelitian ini dapat dijelaskan dalam diagram alur penelitian di bawah ini : Tabel 3. 1 Diagram Alur Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMANFAATAN SISTEM KEUANGAN DESA (SISKEUDES): ANALISIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem teknologi informasi saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap perusahaan. Pengembangan teknologi informasi (TI) telah memimpin dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, para pelaku bisnis di dunia dihadapkan pada perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi membutuhkan teknologi informasi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring perkembangan zaman, semua kegiatan masyarakat semakin akrab bahkan sangat akrab dengan teknologi informasi, termasuk menjalankan sebuah tugas. Salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yang diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana pendukung berbagai aktivitas, baik aktivitas para pebisnis, akademisi, birokrat, maupun profesional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, di mana setiap orang berusaha untuk mendapatkan informasi dengan tepat, akurat, dan secepat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Teknologi Informasi Menurut Information Technology Association of America (ITAA) dalam Sutarman (2009:13) teknologi informasi adalah suatu studi, perancangan, pengembangan,

Lebih terperinci

Pengaruh Karakteristik Manusia, Karakteristik Organisasi dan Karakteristik Teknologi. Terhadap Penerimaan Sistem Informasi di Rumah sakit

Pengaruh Karakteristik Manusia, Karakteristik Organisasi dan Karakteristik Teknologi. Terhadap Penerimaan Sistem Informasi di Rumah sakit Pengaruh Karakteristik Manusia, Karakteristik Organisasi dan Karakteristik Teknologi Terhadap Penerimaan Sistem Informasi di Rumah sakit SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan penerapan teknologi informasi salah satunya adalah pengguna atau pemakai. Pengguna merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. nilai yang dihasikan belum memenuhi kriteria Goodness of fit atau nilai

BAB V PENUTUP. nilai yang dihasikan belum memenuhi kriteria Goodness of fit atau nilai BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil olah data, analisis data dan pembahasan di bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Hasil estimasi awal terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Electronic Banking (E-Banking) Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah portal internet yang memungkinkan nasabah untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang penuh dengan persaingan teknologi seperti sekarang ini, teknologi informasi menjadi hal yang sangat penting. Teknologi informasi dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mobile commerce Mobile commerce adalah kegiatan transaksi yang bersifat komersial dengan menggunakan perangkat mobile serta jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Sistem Informasi Sistem merupakan satu kesatuan kelompok yang saling berinteraksi dan bekerjasama satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan dokumen evaluasi perguruan tinggi menjadi masalah tersendiri ketika informasi dan data yang dibutuhkan masih dalam bentuk manual (kertas). Pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan Teori yang memaparkan teori teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan Sub Bab 2.2 Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR 2.1 Technology Acceptance Model (TAM) Beberapa model penelitian telah dilakukan untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai berbagai keperluan pemerintah dan pembangunan, antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah suatu negara yang berkembang saat ini, dimana negara Indonesia membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan

Lebih terperinci

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN DAN PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP MINAT BERPERILAKU DALAM PENGGUNAAN E-LEARNING (Studi Pada Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya) Fitri Imandari Endang Siti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Desa dan Kawasan merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi terus berkembang dan memiliki pertumbuhan yang sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting bagi banyak orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura (Staatsblad Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura (Staatsblad Tahun A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Keberadaan peradilan agama di Indonesia pada awalnya diatur dengan beberapa peraturan perundang-undangan yang terbagi di berbagai daerah. Peraturan tentang

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat cepat saat ini telah banyak memberikan manfaat pada bidang ekonomi. Teknologi juga telah mendorong manusia untuk dengan mudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 TAM (Technological Acceptance Model) Salah satu unsur penting dalam penerapan sebuah sistem informasi adalah penerimaan terhadap sistem informasi. Bagi sebuah Perusahaan, sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu atribut atau penilaian orang, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang keuangan negara yang ditandai dengan terbitnya 3 paket undang-undang yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERSYARATAN GELAR... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan BAB III METODE PENELITIAN Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan penelitian yang akan digunakan untuk meneliti penerimaan penerapan PARIS (Parking Information System) dengan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logika dan Desain Pemrograman adalah salah satu mata kuliah yang ada di Stikom Surabaya. Mata kuliah ini adalah mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi Stikom Institutional Repository (SIR) yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini menjadikan internet sebagai bagian penting untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Dampak pertumbuhan internet mendorong setiap orang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa teori mengenai mengenai The Unified Theory of Acceptance and Use Of Technology (UTAUT), perumusan hipotesis penelitian, dan model penelitian.

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn EISSN Studi komparatif metode Utaut & Tam terhadap penerapan SIA 1 Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dankesehatanissn2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI KOMPARATIF METODE UTAUT DAN TAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam setahun terakhir tercatat lebih dari 73 coffee shop tumbuh berkembang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam setahun terakhir tercatat lebih dari 73 coffee shop tumbuh berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dunia bisnis terlihat dengan semakin banyak pelaku usaha membuka dan mengembangkan bisnis mereka. Salah satu bidang bisnis di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Electronic Book (E-Book) Secara sederhana e-book dapat diartikan sebagai buku elektronik atau buku digital. Buku elektronik adalah versi digital dari buku yang umumnya terdiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Belanja Online Belanja online (online shopping) adalah proses dimana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini meliputi beberapa sub bab yaitu 1.1 Latar Belakang Masalah, 1.2 Rumusan Masalah, 1.3 Tujuan Penelitian, dan 1.4 Manfaat Penelitian. 1.1 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem informasi dalam suatu organisasi telah meningkat secara signifikan. Sejak tahun 1980-an, sekitar 50 persen modal baru digunakan untuk pengembangan

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) (Studi Kasus : Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Handayani, 2010 dalam Ratnaningsih, 2014). Teknologi informasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Handayani, 2010 dalam Ratnaningsih, 2014). Teknologi informasi merupakan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini teknologi informasi menjadi salah satu faktor pendukung perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Teknologi merupakan alat yang berguna untuk membantu individu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM adalah teori sistem informasi yang memodelkan penerimaan dan penggunaan teknologi. TAM yang dikemukakan oleh Davis (Davis, 1989) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mendirikan sekolah. Pola otonomi pendidikan yang. hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mendirikan sekolah. Pola otonomi pendidikan yang. hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ke depan akan terus berkembang seiring dengan program pemerintah yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendirikan sekolah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem adalah sebuah rangkaian yang saling terkait antara beberapa bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh dengan cepat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan alat komunikasi yang semakin canggih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kab. Sleman yang mengalami juga perkembangan pesat adalah distro. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Kab. Sleman yang mengalami juga perkembangan pesat adalah distro. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat telah menjadikan informasi menjadi sumber daya organisasi yang paling dibutuhkan saat ini. Hal ini mendorong perusahaan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI KOMPARATIF METODE UTAUT DAN TAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (STUDI KASUS: SISTEM INFORMASI AKADEMIK

Lebih terperinci

PERAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DALAM MEMEDIASI PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL YANG DIPERSEPSIKAN DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS PADA KINERJA

PERAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DALAM MEMEDIASI PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL YANG DIPERSEPSIKAN DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS PADA KINERJA PERAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DALAM MEMEDIASI PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL YANG DIPERSEPSIKAN DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS PADA KINERJA (Studi Pada Karyawan AJB Bumiputera 1912) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan infrastruktur seperti hardware, software, teknologi penyimpanan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan infrastruktur seperti hardware, software, teknologi penyimpanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi informasi turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi yang meliputi perkembangan infrastruktur

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM (Studi Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Administrasi Bisnis Angkatan Tahun 2010/2011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi belakangan ini banyak menyinggung tentang e-commerce dengan berorientasi pada Business-to-Customer (B2C). Saat ini banyak orang yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sarana untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan bisnis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi dan teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan yang harus dimiliki untuk membantu kegiatan operasional suatu organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jogiyanto, 2005 : 1). Sampai saat ini teknologi informasi (TI) telah

BAB I PENDAHULUAN. (Jogiyanto, 2005 : 1). Sampai saat ini teknologi informasi (TI) telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah sistem teknologi informasi (STI) dimulai sejak tahun 1950 (Jogiyanto, 2005 : 1). Sampai saat ini teknologi informasi (TI) telah berkembang dan banyak

Lebih terperinci

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAGEMENT DAERAH (SIMDA) PADA PENGOLAHAN DATA KEUANGAN MENGGUNAKAN MODEL TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) 3 STUDI KASUS : KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP Antika Larasati,

Lebih terperinci

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL) Ratna Kartika Wiyati STIKOM Bali Jln. Raya Puputan no.86 Renon Denpasar e-mail: ratna@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Review Penelitian Sebelumnya Dalam penelitian Oswari, Suhendra, Harmoni (2008), mengungkapkan penggunaan komputer sudah cukup tinggi pada pengelola UKM, terutama dalam pembentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN MODEL EVALUASI PRILAKU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI

TINJAUAN MODEL EVALUASI PRILAKU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI TINJAUAN MODEL EVALUASI PRILAKU PENGGUNA TEKNOLOGI INFORMASI Angraini Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SUSKA RIAU Ni_maifa@yahoo.com ABSTRAK Peranan teknologi informasi dalam perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang sudah berlangsung merupakan kenyataan terhadap kemajuan jaman yang memiliki kelebihan dan kekurangannya. Hal ini terjadi berkat dari perkembangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring terjadinya ledakan informasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PERILAKU WAJIB PAJAK UNTUK MENGGUNAKAN E-FILING OLEH: SISCA THERESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PERILAKU WAJIB PAJAK UNTUK MENGGUNAKAN E-FILING OLEH: SISCA THERESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PERILAKU WAJIB PAJAK UNTUK MENGGUNAKAN E-FILING OLEH: SISCA THERESIA 3203012184 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, teknologi informasi berkembang dengan pesat, terlebih lagi dengan munculnya internet. Perkembangan teknologi informasi yang disertai dengan dukungan internet

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 207 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 4 Februari 207 ANALISIS PERILAKU PENGGUNA PADA WEBSITE SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS XYZ DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan suatu komunitas. Begitu pula dengan sebuah universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang persepsi kemudahan penggunaan pernah dilakukan oleh Suhendro pada tahun 2009 bertujuan untuk membuat perceived usefulness

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan model yang diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1.E-learning E-Learning didefinisikan sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dengan pokok masalah yang dibahas di dalam penelitian ini, yaitu meliputi Theory

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dengan pokok masalah yang dibahas di dalam penelitian ini, yaitu meliputi Theory BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Sub bab ini akan membahas landasan dan rerangka teori yang berkaitan dengan pokok masalah yang dibahas di dalam penelitian ini, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam satu dekade terakhir, penggunaan internet di dalam kelas sebagai bagian dari lingkungan pembelajaran telah meningkat secara drastis. Salah satunya disebabkan

Lebih terperinci

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010 JDA Vol. 2, No. 2, September 2010, 92-102 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda APLIKASI MODEL PENERIMAAN TEKNOLOGI DALAM PENGGUNAAN SOFTWARE AUDIT OLEH AUDITOR Dhini Suryandini Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjabarkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk modernisasi

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH Allah SWT Kedua orangtua Harjito dan Waluyati, Harry Agung Vembriarto Hardjana, Sherli Elza Stefanie,

UCAPAN TERIMA KASIH Allah SWT Kedua orangtua Harjito dan Waluyati, Harry Agung Vembriarto Hardjana, Sherli Elza Stefanie, UCAPAN TERIMA KASIH Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan sehingga saya berhasil menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terimakasih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR LAMPIRAN...xvi BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR LAMPIRAN...xvi BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR LAMPIRAN...xvi BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...3 1.3

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM 5.1. Simpulan BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI Penelitian ini bertujuan untuk menguji model niat perilaku penggunaan M- library menggunakan faktor-faktor dalam Technology Acceptance Model 2 (TAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia yang penuh dengan tantangan dan persaingan mengharuskan pada semua sektor kehidupan dan perusahaan untuk mempersiapkan diri, hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Metodologi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari lima tahapan utama, yaitu tahap perencanaan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri merupakan suatu kebutuhan yang penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri merupakan suatu kebutuhan yang penting dan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Keberadaan teknologi informasi di era globalisasi ini tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran Dasar pemikiran pemasaran sebagaimana yang dikemukakan Kotler (2010:174), dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi saat ini mendorong masyarakat dunia memasuki era teknologi yang serba cepat sekaligus menjadikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image,

BAB I PENDAHULUAN. komputer (hardware, software) dengan teknologi komunikasi (data, image, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi komputer yang begitu pesat dan terus berlangsung telah membawa pengaruh yang luas terhadap sistem informasi akuntansi. Adanya kecenderungan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Perilaku Rencanaan (Theory Of Planned Behavior) Melanjutkan sekolah dan menyelesaikan pendidikan merupakan sebuah tujuan yang semestinya dicapai oleh setiap siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi (TI) telah menjadi faktor penting dalam keberhasilan organisasi karena peran pentingnya dalam memungkinkan pencapaian tujuan individu dan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Jerry Fith gerald dalam Jogiyanto (2006) juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi sistem informasi kesehatan memiliki potensi untuk meningkatkan performa sarana pelayanan kesehatan, menghemat biaya operasional, dan meningkatkan kepuasan

Lebih terperinci