PEDOMAN WAWANCARA. Identitas Informan : Ir. Taksin Limbong. Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan Terakhir : Sarjana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN WAWANCARA. Identitas Informan : Ir. Taksin Limbong. Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan Terakhir : Sarjana"

Transkripsi

1 PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Wawancara untuk Ketua Tim Pokja Hari/ Tgl Wawancara : Rabu/ 24 September 2008 Tempat Wawancara : Dinas PMKdan PKM Deli Serdang Pukul : WIB Identitas Informan Nama : Ir. Taksin Limbong Usia : 48 Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan Terakhir : Sarjana Daftar Pertanyaan TUGAS DAN FUNGSI 1. Apa yang menjadi tugas dan fungsi dari ketua Tim Pokja dalam Program Dana Pinjaman Bergulir ini? Jawab: yang paling utama adalah membuat laporan perkembangan pelaksanaan Program Dana Pinjaman Bergulir ini dan rekapitulasi laporan perkembangan pembayaran jasa dan pengembalian pokok dana pinjaman bergulir untuk dilaporkan kepada Kepala Dinas PMK dan PKM Deli Serdang. Juga mengadakan dan memimpin rapat anggota Tim Pokja untuk membahas permasalahan yang terjadi seputar program mulai dari membuat jadwal untuk tahap penyaluran, mengadakan diklat, pembagian tugas monitoring ke lapangan, dan evaluasi perkembangan program serta membahas masalah yang timbuk untuk dicari jalan keluarnya, sehingga masalah yang terjadi tidak semakin panjang dan besar. Selain itu tugas ketua juga sama dengan anggota lainnya, ikut dalam monitoring ke lapangan, mengecek rekening koran yang tidak ada nama koperasinya, melakukan pembinaan ke lapangan, dan sebagainya. KEBIJAKAN 2. Apa yang menjadi latar belakang dari lahirnya kebijakan Dana Pinjaman Bergulir ini? Jawab: karena dilihat usaha kecil masyarakat yang kurang berkembang. Kebanyakan karena masalah kekurangan modal. Walau skill ada tapi kalau modal tidak ada, kan sulit juga untuk mengembangkan usaha mereka. Dan karena kita lihat mereka juga sulit untuk meminjam dari lembaga keuangan seperti bank, maka dibuatlah program dana bergulir ini dengan tujuan untuk memperkuat aspek permodalan usaha kecil di Deli Serdang. Program ini tidak menyalurkan langsung ke UKM-nya karena lebih mudah bila kita bekerja sama dengan KSP/ USP-kop yang menaungi

2 UKM-UKM. Jadi alurnya adalah Dinas PMK dan PKM menyalurkan dana ke KSP/ USP-kop setelah diseleksi terlebih dahulu, kemudian biarlah KSP/ USP-kop itu yang menyalurkan dananya ke UKM-UKM yang menjadi anggotanya, karena mereka lebih tahu keadaan dan kondisi dari UKM tersebut. Jadi Dinas PMK dan PKM hanya berurusan dengan KSP/ USP-Kop baik dalam hal penyaluran maupun pengembalian pinjaman. 3. Apa peraturan yang menjadi landasan penyelenggaraan Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: ada Perda Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir Perkuatan Modal KSP/ USP-kop yang Bersumber dari APBD Kabupaten Deli Serdang yang ditetapkan pada bulan September Sebelum Perda ini ada, kita berpedoman pada Surat Keputusan Bupati Deli Serdang Nomor 609 Tahun Program dana pinjaman bergulir ini kan sudah ada dari tahun 2004 dengan dana yang bersumber dari APBD tahun Saat itulah sampai penyaluran tahun 2006 kita pakai SK Bupati. Setelah dilaksanakan program ini tahun 2004, kemudian dilihat hasilnya baik dan bermanfaat baik bagi Pemkab Deli Serdang melalui PAD dan koperasi yang menjadi peserta program, maka kemudian disusun Perdanya hingga keluarlah tahun Bagaimana proses terbentuknya peraturan tersebut? Jawab: Perda nomor 3 disusun oleh Tim Pokja yang kemudian perumusannya diberikan kepada Bagian Hukum di Pemkab Deli Serdang di kantor Bupati untuk kemudian istilahnya di eksaminasi, yaitu di edit kata-kata yang kurang atau tidak sesuai dan menimbulkan ambigu atau opini yang tidak benar. Baru kemudian diberikan kepada dewan atau DPRD untuk disetujui. Setelah disetujui oleh anggota dewan, rumusan peraturan itu disyahkan oleh Bupati melalui Sekretaris Daerah Deli Serdang dan diundangkan menjadi Peraturan Daerah. 5. Bagaimana dengan pedoman pelaksanaan seperti Juklak atau Juknis? Apakah ada? Jawab: juklak dan juknis tidak ada. Tim Pokja melaksanakan penyelenggaraan program dana pinjaman bergulir ini hanya berpedoman pada Perda nomor 3 tadi. 6. Selama ini, adakah peraturan atau kebijakan lain yang menghambat terlaksananya Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: sejauh pengetahuan saya tidak ada. Program ini kan berpedoman pada Peraturan Daerah, dimana Peraturan Daerah itu juga disusun berpedoman kepada Undangundang nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Jadi saya kira tidak ada peraturan lain yang sampai menghambat penyelenggaraan program ini.

3 7. Berdasarkan pengamatan Bapak, adakah perubahan yang dilakukan dari tahun 2004 hingga sekarang dalam perencanaan Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: pedomannya saja yang berubah, kalau dulu memakai SK Bupati maka sekarang ada Perda. Tapi isi keduanya juga tidak berbeda jauh. Yang berbeda adalah maksimal dana yang disalurkan untuk tiap koperasi penerima dana. Pada SK Bupati maksimal dana Rp ,-/koperasi yang disesuaikan juga dengan kondisi usaha koperasi yang bersangkutan. Sedangkan sekarang pada Perda nomor 3 ini maksimal dana yang disalurkan Rp ,-/ koperasinya. Alasannya mungkin mengingat karena dana 30 juta tersebut tidak mencukupi untuk disalurkan kepada 25 anggotanya atau lebih. Karena kriteria koperasi yang diterima harus memiliki minimal 25 anggota aktif. Dan mengingat program ini berhasil dilaksanakan dalam artian tepat penyaluran dan lancar dalam pengembalian, maka kemudian dana yang disalurkan diperbesar. Dan juga karena ada anggaran yang tersedia dari APBD. Perubahan juga terjadi pada pembagian pemanfaatan jasa yang sebesar 1% perbulannya itu. Coba bandingkan SK Bupati dengan Perda. PENYALURAN 8. Adakah jadwal prosedur pemberian dana pinjaman bergulir? Mulai dari pelaksanaan sosialisasi, penerimaan proposal KSP/USP-Kop, penilaian, pengumuman hingga pencairan dana? Dan apakah hari pelaksanaannya selalu sesuai dengan jadwal? Jawab: ada. Jadwal dibuat untuk tahap penyaluran. Hari pelaksanaannya diusahakan selalu sesuai dengan jadwal. Karena terkadang ada beberapa keterlambatan misalnya pada tahap pengumpulan berkas persyaratan administrasi. Kebanyakan keterlambatan itu disebabkan oleh KSP/ USP-kop yang ingin ikut penyeleksian menjadi penerima dana. Jadi walaupun waktu pengumpulan telah habis, tapi kalau masih ada KSP/ USP-kop yang datang untuk mengumpulkan berkasnya, ya tidak masalah, tetap kami terima asalkan tidak sampai jauh melanggar jadwal secara keseluruhan. 9. Dalam pelaksanaan sosialisasi, bagaimana modul yang disusun untuk menjadi pedoman bagi petugas dalam menyampaikan materi sosialisasi? Jawab: modulnya Perda Nomor 3 itu. Semua materi yang harus disampaikan kepada KSP/ USP-kop mengenai program dana pinjaman bergulir ini ada dalam Perda tersebut. Petugas cukup membaca dan memahami isi dari Perda Nomor 3 Tahun 2006 tentang pengelolaan dana pinjaman bergulir. 10. Bagaimana Tim Pokja menyeleksi KSP/USP-Kop untuk menjadi peserta program? Jawab: sesuai dengan Perda yang diseleksi adalah apakah KSP/ USP-kop tersebut memenuhi kriteria KSP/ USP-kop pelaksana program. Seleksi dilakukan dengan dua cara. Pertama setiap KSP/ USP-kop yang telah ikut sosialisasi, mengirimkan

4 persyaratan administrasi kepada petugas di Dinas PMK dan PKM. Kemudian petugas atau Tim Pokja membuat janji dengan wakil dari KSP/ USP-Kop untuk datang ke koperasi mereka untuk mengadakan seleksi dengan melakukan penilaian terhadap beberapa aspek yaitu kelembagaan, organisasi, usaha, dan lainnya, dimana petugas memberikan skor pada Kertas Kerja Penilaian yang telah disediakan. Koperasi-koperasi yang menduduki skor tertinggi berarti lulus seleksi dan akan diikutsertakan menjadi peserta program dana pinjaman bergulir dimana jumlah koperasi yang diterima akan disesuaikan dengan dana yang tersedia di APBD ditambah dengan dana pinjaman bergulir yang telah selesai pengembaliannya yaitu selama dua tahun. 11. Apakah setiap KSP/USP-Kop penerima dana membuat kesepakatan bersama (MoU) dengan Tim Pokja? Jawab: ya, harus itu. Kesepakatan bersama itu dibuat setelah diumumkan Koperasikoperasi yang lulus dalam seleksi penerimaan dana pinjaman bergulir, yang ditandatangani oleh tim Pokja dengan koperasi yang bersangkutan dan diketahui oleh Kepala Dinas Penanaman Modal, Koperasi dan PKM Kabupaten Deli Serdang. 12. Apakah Tim Pokja diberitahu ketika dana telah ditransfer ke KSP/USP-Kop oleh Bagian Keuangan Pemkab Deli Serdang? Jawab: jadi begini, pencairan dana dilakukan setelah kami Tim Pokja menyampaikan nama-nama KSP/ USP-kop yang lulus seleksi kepada Bupati Deli Serdang melalui Sekretaris Daerah, daftar itu dilampiri dengan MoU dan nomor rekening masingmasing KSP/ USP-Kop. Baru kemudian tugas Bagian Keuangan Pemkab Deli Serdang yang akan melaksanakan pentransferan ke masing-masing rekening KSP/ USP-Kop tersebut dan selanjutnya dana tersebut sudah bisa dicairkan oleh KSP/ USP-Kop peserta program. Proses transfer itu sehari selesai dilakukan setelah daftar tadi diterima Bupati. Selain itu, sudah ada jadwal mengenai tahap penyaluran mulai dari sosialisasi sampai pencairan dana. Jadi tanpa pemberitahuan pun Tim Pokja mengetahui kapan transfer dilakukan oleh Bag Keuangan, dan memang tidak ada pemberitahuan oleh Bag Keuangan itu. 13. Berapa waktu yang diperlukan dalam proses penyaluran mulai dari awal sosialisasi hingga akhirnya pencairan dana? Jawab: kira-kira satu bulan. Jadwal dibuat untuk satu bulan. PEMBINAAN 14. Apa saja bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Tim Pokja kepada KSP/USP-Kop peserta program?

5 Jawab: pembinaannya meliputi pembukuan, administrasi, pembuatan laporan keuangan, penggunaan dana pinjaman yang tepat guna, dan sebagainya. Tim Pokja melakukan kunjungan langsung ke koperasi penerima dana. Di sana Tim Pokja melakukan bimbingan dan pengajaran tentang apa saja mengenai pengelolaan dana bergulir ini, juga melakukan tanya jawab dengan koperasi tersebut mengenai masalah yang mereka hadapi dan membantu mencari solusinya. Selain kunjungan ke lapangan, Tim Pokja juga mengadakan pembinaan khusus seperti diklat atau pendidikan dan pelatihan. Biasanya dilaksanakan di awal setelah dana diberikan kepada koperasi yang lulus seleksi. Sehingga dengan diklat ini diharapkan dapat membantu mereka untuk melaksanakan dan mengelola dana yang didapat secara tepat guna. 15. Bagaimana prosedur pelaksanaan diklat? Jawab: prosedur pelaksanaan diklat, ehm, diklat ditetapkan pada rapat anggota Tim Pokja, kemudian Tim Pokja menyusun proposal pelaksanaan diklat yang juga berisi perincian dana untuk diberikan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal, Koperasi dan PKM Deli Serdang untuk disetujui. Setelah disetujui, barulah dana operasional dapat dicairkan dari rekening Bendahara Penerima. Undangan kemudian dibuat dan disampaikan kepada masing-masing peserta yaitu KSP/ USP-kop yang lulus seleksi menjadi peserta program, agar mereka mengirimkan wakilnya untuk ikut dalam diklat ini. 16. Adakah modul diklat yang disusun sebagai pedoman bagi Tim Pokja untuk menyampaikan materi? Jawab: jadi yang menyampaikan materi tidak selalu anggota dari Tim Pokja, jadi bergantung kepada materi yang ditetapkan dalam rapat sebelumnya. Modul materinya disiapkan oleh masing-masing pemateri. Kalau Tim Pokja punya pedoman tapi bukan modul, namanya Buku Panduan Pelatihan. MONITORING 17. Apa saja bentuk monitoring yang dilakukan oleh Tim Pokja untuk mengawasi dan mengendalikan perputaran dana? Jawab: monitoring yang dilakukan dalam bentuk kunjungan ke lapangan. Yang dimonitor bermacam-macam. Pertama kita lihat mengenai penggunaan dana yang mereka peroleh, yaitu kepada siapa saja dana tersebut mereka pinjamkan atau salurkan. Kita lebih mengutamakan memberikan pinjaman kepada anggota-anggota koperasi yang mempunyai usaha-usaha yang produktif, agar mereka dapat meningkatkan usaha mereka tanpa terjerat utang kepada rentenir. Selain monitoring penggunaan dana, kita juga melakukan monitoring terhadap pengembalian dana. Koperasikoperasi yang menjadi peserta program kan mengembalikan dana pinjaman kepada bank yang telah ditunjuk oleh Pemkab Deli Serdang. Tim Pokja untuk bisa

6 memonitor pengembalian dana, maka harus melihat ke bank tersebut dengan mengambil cetakan rekening koran pengembalian dana oleh masing-masing koperasi. Kita juga harus pergi ke koperasi yang bersangkutan untuk mencocokkan rekening koran dengan bukti yang mereka punya. Sehingga bila sudah klop, maka tidak ada masalah. Itu berarti pengembalian dana berjalan dengan lancar. 18. Adakah jadwal pelaksanaan monitoring? Apakah dilakukan dengan rutin? Jawab: kami tidak membuat jadwal monitoring. Tapi memang dilakukan minimal sekali dalam satu bulan. Yaitu saat monitoring pengembalian dana. Kalau ini memang rutin dilakukan. Tapi juga tidak menutup kemungkinan dilakukan beberapa kali monitoring dalam satu bulan bila diperlukan. Pelaksanaan monitoring sendiri dilakukan setelah ada rapat Tim Pokja. 19. Adakah dampak yang timbul setelah dilaksanakannya monitoring secara rutin? Jawab: ya, sejauh ini berhasil. Terutama monitoring yang dilakukan untuk mengawasi pengembalian dana. Koperasi-koperasi peserta program selalu membayarkan dana pinjaman tepat waktu yaitu dibayarkan tiap bulannya. Terkadang ada juga koperasi yang tidak membayar dan membayar bulan depannya dua bulan sekaligus. Untuk hal yang seperti ini kita lihat ke koperasi tersebut dan menanyakan penyebab mereka tidak membayar untuk bulan yang bersangkutan. Bila alasan bisa diterima, maka kami tidak akan memperpanjang masalah. Dan sejauh ini, selama Program Dana Pinjaman Bergulir ini diselenggarakan dari tahun 2004, alhamdulillah tidak ada koperasi yang tidak membayarkan pinjaman baik pokok maupun jasanya selama kurun waktu dua tahun. EVALUASI 20. Sejauh ini, apakah hasil yang diinginkan dalam program dana pinjaman bergulir ini telah tercapai? Jawab: ya, kita lihat anggota koperasi yang menerima dana pinjaman bergulir ini tidak lagi atau mengurangi pinjaman ke rentenir, sehingga salah satu tujuan program ini telah tercapai yaitu mengurangi ketergantungan anggota koperasi dan masyarakat pada jeratan rentenir. Selain itu kita lihat di lapangan, anggota koperasi tersebut berhasil mengembangkan usahanya. 21. Pada akhirnya apakah program dana pinjaman bergulir ini bermanfaat bagi perkembangan KSP/USP-Kop peserta program? Jawab: ya, KSP/ USP-Kop peserta program berhasil mengembangkan usahanya terutama suaha simpan pinjam. Dengan adanya perkuatan modal yang berasal dari APBD yang disalurkan melalui Program ini, KSP/; USP-Kop tersebut dapat menyediakan

7 dana yang diperlukan untuk mengembangkan usaha anggota-anggotanya. Bila usaha anggotanya berkembang maka koperasi pun turut berkembang pula. 22. Secara keseluruhan, adakah masalah yang timbul yang dihadapi oleh Tim Pokja khususnya Bapak sebagai ketua, selama melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan dana pinjaman bergulir? Jawab: masalah dan kendala ada namun tidak terlalu meresahkan. Hanya saja yang kami rasakan adalah bahwa dana yang disalurkan itu masih dirasa relative kecil untuk tiap koperasi yaitu maksimal Rp ,-. Dana segitu untuk koperasi dengan jumlah anggota aktif minimal 25 orang, tidak mencukupi lah untuk semuanya, apalagi bila kesemua anggotanya bergerak di usaha sector riil. Kemudian, dalam hal pengembalian dana, koperasi kan mengembalikan dana setiap bulan dengan membayarkannya ke bank. Namun, saat bulan yang bersangkutan ternyata anggota koperasi sangat butuh dana, sehingga akhirnya dana yang tadinya dimaksudkan untuk dibayarkan ke bank, kemudian di gunakan oleh anggota koperasi tersebut. Sehingga terkadang koperasi-koperasi ini membayarkan di bulan depannya. Jadi pengembalian dana tidak rutin dilakukan. Tapi pada prinsipnya, saat batas waktu pengembalian, mereka selalu membayarkan pinjaman sampai batas bulan berjalan. Jadi tidak sampai menunggak hingga beberapa bulan. Selain itu, masalah timbul bila tidak ada nama koperasi dalam rekening koran. Koperasi ini kan membayar pinjaman langsung ke bank. Dan kami Tim Pokja mengevaluasi kelancaran pengembalian dana dengan melihat rekening koran yang diambil dari bank. Nah, kadang-kadang nama koperasi tidak ada tertulis di rekening koran tersebut. Kalau ketua koperasi yang menyetor, dia tahu nama koperasi harus dituliskan. Namun kadang ketua menitipkan uangnya untuk disetorkan oleh bendahara misalnya, dan bendahara koperasi tersebut lupa menulis nama koperasi mereka dan hanya menulis namanya sebagai penyetor. Untuk ini, kami harus mengadakan pengecekan lagi ke koperasi-koperasi yang tidak tercantum dalam rekening koran. 23. Bagaimana upaya Bapak mengatasi masalah tersebut? Jawab: masalah dana yang relative kecil, kami tetap berusaha agar kedepannya dana dapat diperbesar. Dengan pengalaman-pengalaman yang terdahulu dalam mengelola dana pinjaman bergulir ini, kalau selama ini perguliran dana berjalan dengan lancar bahkan dapat digulirkan kembali tahun depannya, maka tidak menutup kemungkinan adanya pertambahan dana dari APBD untuk program tahun selanjutnya. Kalau masalah ketiadaan nama koperasi pada rekening koran, selain kami melakukan pengecekan lagi ke lapangan, kami juga selalu mengingatkan kepada pengurus koperasi di tempat untuk selalu tidak pernah lupa menuliskan nama koperasinya. Karena kami membuat rekapitulasi perkembangan dana pinjaman bergulir hanya mencantumkan nama koperasinya. Sehingga bila tidak tertulis nama koperasi, itu berarti menambah pekerjaan kami. Tapi, yang namanya sudah tanggung jawab dan tugas, maka memang sudah resiko dan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya.

8 PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Wawancara untuk Sekretaris Tim Pokja Hari/ Tgl Wawancara : Jumat/ 10 Oktober 2008 Tempat Wawancara : Dinas PMKdan PKM Deli Serdang Pukul : WIB Identitas Informan Nama : Agustin Usia : 40 Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan Terakhir : SMA Daftar Pertanyaan TUGAS DAN FUNGSI 1. Apa yang menjadi tugas dan fungsi Bapak sebagai sekretaris Tim Pokja dalam Program Dana Pinjaman Bergulir ini? Jawab: tugas saya sama seperti lainnya, ya ikut dalam monitoring dan evaluasi ke lapangan, melaksanakan seluruh kegiatan dalam rangka menyelenggarakan program dana pinjaman bergulir, mulai dari tahap penyaluran hingga evaluasi dan akhirnya perguliran kembali. Namun sebagai sekretaris saya juga punya tugas mengurus surat-surat masuk dan keluar yang berkenaan dengan program ini, mengetik berita acara saat Tim Pokja rapat, mengetik surat-surat atau proposal pelaksanaan kegiatan. Pokoknya pekerjaan yang memang menjadi tugas sekretaris, saya yang mengerjakan. KEBIJAKAN 2. Apa yang menjadi latar belakang dari lahirnya kebijakan Dana Pinjaman Bergulir ini? Jawab: kebijakan ini lahir karena sudah menjadi tugas dari Dinas PMK dan PKM untuk melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah dalam bidang koperasi dan usaha kecil dan menengah. Kami mempunyai fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan lebih dari itu melaksanakan pelayanan umum di bidang koperasi dan usaha kecil menengah. Tugas dan fungsi ini sudah tercantum dalam Peraturan Bupati Deli Serdang. Juga karena adanya kesulitan bagi usaha kecil untuk mendapatkan pinjaman modal dari bank, sedangkan untuk meminjam dari rentenir, mereka tidak sanggup dengan bunga yang tinggi. Maka kemudian sudah menjadi tugas Dinas PMK dan PKM untuk membantu mengatasi kesulitan akses permodalan yang dialami usaha kecil masyarakat. Jadi dibuatlah program dana pinjaman bergulir ini dengan sumber dana dari APBD.

9 3. Apa peraturan yang menjadi landasan penyelenggaraan Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun itu landasannya sekaligus jadi pedoman untuk menyelenggarakan program dana pinjaman bergulir ini. 4. Bagaimana proses terbentuknya peraturan tersebut? Jawab: sebelum peraturan ini ada SK Bupati tentang penyelenggaraan Program Dana Pinjaman Bergulir. Kemudian setelah dilaksanakan program ini dapat berjalan dengan baik, kemudian kita rumuskan peraturan perundang-undangan untuk melandasinya. Rumusan itu kita berikan kemudian ke Bagian Hukum Pemkab Deli Serdang, lalu diberikan ke dewan untuk disetujui, setelah itu disyahkan oleh Bupati dan kemudian diundangkan, sehingga jadilah Perda yang sekarang. 5. Bagaimana dengan pedoman pelaksanaan seperti Juklak atau Juknis? Apakah ada? Jawab: tidak ada. Pedoman kita Perda Nomor 3 itu. Perda itu sudah jelas, jadi kita tidak perlu membuat Juklak atau Juknis lagi. 6. Selama ini, adakah peraturan atau kebijakan lain yang menghambat terlaksananya Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: saya rasa tidak ada. 7. Berdasarkan pengamatan Bapak, adakah perubahan yang dilakukan dari tahun 2004 hingga sekarang dalam perencanaan Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: perubahan hanya pada besarnya dana yang disalurkan untuk tiap koperasi. Jadi kalau dulu 30 juta yang bersumber dari APBD 2003 dan Itupun karena pada SK Bupati maksimal dana disalurkan 30 juta perkoperasi. Nah, kalau sekarang yang berpedoman pada Perda Nomor 3, dana yang disalurkan maksimal 75 juta perkoperasi. PENYALURAN 8. Adakah jadwal prosedur pemberian dana pinjaman bergulir? Mulai dari pelaksanaan sosialisasi, penerimaan proposal KSP/USP-Kop, penilaian, pengumuman hingga pencairan dana? Dan apakah hari pelaksanaannya selalu sesuai dengan jadwal? Jawab: ada jadwal yang dibuat untuk tahap penyaluran, dari sosialisasi, pengumpulan berkas proposal, proses seleksi, pengumuman, pembuatan MoU hingga pencairan dana. Pelaksanaannya diusahakan selalu tepat waktu. Namun keterlambatan juga kadang tidak bisa dihindari. Kadang koperasi-koperasi itu tidak tepat waktu

10 memberikan proposalnya. Jadi jadwal mundur untuk proses seleksi. Tapi bukan masalah besar. Keseluruhan kegiatan penyaluran berjalan dengan baik. 9. Dalam pelaksanaan sosialisasi, bagaimana modul yang disusun untuk menjadi pedoman bagi petugas dalam menyampaikan materi sosialisasi? Jawab: materi sosialisasi yang kita sampaikan tidak ada modulnya. Kita menyampaikan apa yang ada dalam Perda Nomor 3. Semua hal mengenai program dana pinjaman bergulir. Terutama mengenai prosedur pengembaliannya. Karena dana yang diberikan bukan dana hibah dari pemerintah, tapi merupakan pinjaman, jadi harus dikembalikan. Itu yang kita tekankan. 10. Bagaimana Tim Pokja menyeleksi KSP/USP-Kop untuk menjadi peserta program? Jawab: proses seleksi kita ada dua. Pertama seleksi proposal dulu, kalau berkasnya lengkap kemudian kita seleksi ke lapangan. Petugas atau Tim Pokja ke koperasi tersebut dan mengadakan penilaian sesuai dengan Kertas Kerja Penilaian yang disediakan. Kalau skornya tinggi bisa lulus seleksi, tapi disesuikan juga dengan jumlah koperasi yang diterima karena dana yang tersedia juga terbatas. 11. Apakah setiap KSP/USP-Kop penerima dana membuat kesepakatan bersama (MoU) dengan Tim Pokja? Jawab: harus. Naskah Kesepakatan Bersama itu merupakan salah satu tahap dalam proses penyaluran. Gunanya untuk mengikat koperasi yang lulus seleksi sehingga koperasi tersebut benar-benar melaksanakan kewajibannya dengan baik. Jadi jangan sampai setelah koperasi menerima dana, ia menyelewengkan dana tersebut untuk kepentingan pribadi pengurus atau lainnya. 12. Apakah Tim Pokja diberitahu ketika dana telah ditransfer ke KSP/USP-Kop oleh Bagian Keuangan Pemkab Deli Serdang? Jawab: tidak. Masalah transfer sudah jadi tanggung jawab dari Bagian Keuangan Pemkab. Setelah kita dapatkan koperasi-koperasi yang menerima dana, daftarnya kita berikan kepada Bag Keuangan. Setelah itu Bag Keuangan yang mengurus pencairan dana ke masing-masing rekening koperasi. 13. Berapa waktu yang diperlukan dalam proses penyaluran mulai dari awal sosialisasi hingga akhirnya pencairan dana? Jawab: satu bulan kalau sesuai jadwal.

11 PEMBINAAN 14. Apa saja bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Tim Pokja kepada KSP/USP-Kop peserta program? Jawab: kita langsung pergi ke koperasi-koperasi tersebut dan melakukan pembinaan langsung di sana. Kita datang, lihat apa yang mereka butuhkan, masalah apa yang mereka hadapi, kita bantu penyelesaiannya. 15. Bagaimana prosedur pelaksanaan diklat? Jawab: oh ya, diklat ada juga. Terutama di awal setelah dana dicairkan kita adakan diklat. Prosedurnya sederhana, kita rapat, diputuskan diadakan diklat, meminta persetujuan dari Kepala Dinas PMK dan PKM, kita undang koperasi-koperasi untuk mengirim wakilnya mengikuti diklat selama satu atau dua hari. 16. Adakah modul diklat yang disusun sebagai pedoman bagi Tim Pokja untuk menyampaikan materi? Jawab: namanya Buku Panduan Pelatihan. Tapi bukan berisi materi. Materi diklat dibuat oleh masing-masing pemateri. Pemateri tidak harus anggota tim Pokja. Ada dari pejabat di lingkungan Dinas PMK dan PKM atau dari Dekopinda Deli Serdang. MONITORING 17. Apa saja bentuk monitoring yang dilakukan oleh Tim Pokja untuk mengawasi dan mengendalikan perputaran dana? Jawab: monitoring kita lakukan di lapangan dalam bentuk penggunaan dana dan pengembalian dana. Kita lihat dana mereka gunakan untuk apa saja, sesuaikah dengan rencana penggunaan dana yang mereka buat dalam proposal, kepada siapa saja mereka salurkan dana tersebut. Kalau soal pengembalian dana kita cek di bank, apakah koperasi-koperasi tersebut menjalankan kewajiban mereka menyetor pinjaman pokok dan jasa tiap bulannya ke bank. 18. Adakah jadwal pelaksanaan monitoring? Apakah dilakukan dengan rutin? Jawab: monitoring tidak dijadwalkan. Kita lakukan minimal satu bulan sekali. Kadang kita sedang rapat, kita rasa perlu dilakukan monitoring, maka Ketua Tim Pokja membagi kita untuk monitoring ke koperasi-koperasi. Jadi monitoring kadang bisa lebih dari satu kali dalam satu bulan. Kalau rutin mungkin iya, ya itu tadi rutin dilakukan minimal satu kali dalam satu bulan. 19. Sejauh ini, apakah monitoring yang dilakukan membawa hasil? Misalnya, tidak ada keterlambatan dalam pengembalian pinjaman oleh KSP/USP-Kop?

12 Jawab: iya, terutama dalam penggunaan dana. Dana benar-benar disalurkan kepada anggotanya yang memiliki usaha produktif yang membutuhkan modal, juga dipakai untuk membeli inventaris kantor, dimana perbandingan penggunaan dan untuk modal kerja dengan inventaris sesuai dengan Perda Nomor 3 yaitu 95:5. kalau sesuai berarti penggunaan sudah tepat. Kalau soal pengembalian dana, sebagian besar koperasi tepat waktu menyetorkan tiap bulannya. 20. Adakah dampak yang timbul setelah dilaksanakannya monitoring secara rutin? Jawab: ya sama seperti yang sebelumnya ya. Penggunaan dana sudah tepat dan pengembalian dana pun berjalan dengan lancar. EVALUASI 21. Sejauh ini, apakah hasil yang diinginkan dalam program dana pinjaman bergulir ini telah tercapai? Jawab: sejauh ini berhasil. Terutama melepas anggota koperasi dari jeratan rentenir. 22. Pada akhirnya apakah program dana pinjaman bergulir ini bermanfaat bagi perkembangan KSP/USP-Kop peserta program? Jawab: menurut saya bermanfaat. Karena dengan berkembangnya usaha dan meningkatnya produktivitas usaha dari anggota koperasi, pada akhirnya tentu koperasi akan turut berkembang pula. Lagi pula ada pembagian pemanfaatan jasa 25% yang diberikan kepada koperasi yang akan dapat dicairkan oleh koperasi yang bersangkutan bila telah selesai melunasi pinjamannya selama kurun waktu dua tahun. Dana tersebut tentu dapat membantu perkembangan koperasi menjadi lebih baik lagi. 23. Secara keseluruhan, adakah masalah yang timbul yang dihadapi oleh Tim Pokja khususnya Bapak sebagai sekretaris, selama melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan dana pinjaman bergulir? Jawab: tidak ada masalah sebagai sekretaris. Saya rasa saya cukup mampu menjalankan fungsi saya sebagai sekretaris, tidak ada masalah. Kalau secara keseluruhan, masalah ya ada saja. Misalnya pada tahap pengumpulan proposal koperasi yang sering terlambat didikumpulkan. Jadi tidak bisa menepati jadwal yang telah dibuat. Juga masalah monitoring yang kadang-kadang kalau kita ke koperasinya, tidak ada pengurus di tempat padahal sudah membuat janji, atau susah juga membuat janji karena koperasi yang belum punya nomor telepon untuk dihubungi. Masalah yang sering terjadi mengenai rekening koran, tidak ada nama koperasinya, jadi sulit menentukan rekening koran punya siapa apalagi kalau banyak rekening koran yang tidak ada nama koperasinya, harus dicek satu-satu ke koperasi tersebut.

13 24. Bagaimana upaya Bapak mengatasi masalah tersebut? Jawab: cara mengatasi masalah ya tergantung apa masalahnya. Kalau masalah rekening koran, kita mengadakan rapat, kemudian Ketua Tim Pokja menugaskan dan membagi kami untuk mengecek koperasi-koperasi yang tidak ada namanya dalam rekening koran. Kami juga tidak lupa selalu mengingatkan pengurus koperasi di tempat untuk tidak lupa menyertakan nama koperasinya kalau menyetor ke bank. Kalau masalah keterlambatan pengumpulan proposal, saat sosialisasi dilaksanakan kita selalu menekankan kepada koperasi-koperasi yang datang untuk mengumpulkan proposalnya pada waktu yang telah ditentukan dan juga lengkap syarat-syaratnya. Kalau masih terlambat juga ya apa boleh buat, karena sosialisasi juga cuma dilaksanakan satu kali di awal.

14 PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Wawancara untuk Anggota Tim Pokja Hari/ Tgl Wawancara : Rabu/ 10 September 2008 Tempat Wawancara : Kantor Forda Deli Serdang Pukul : WIB Identitas Informan Nama : Folala Gea Usia : 36 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan Terakhir : SMA Daftar Pertanyaan TUGAS DAN FUNGSI 1. Bagaimana prosesnya Ibu dapat menjadi anggota dari Tim Pokja Pengelola Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: saya ditunjuk oleh Kepala Dinas PMK dan PKM sebagai wakil dari UKM untuk menjadi salah satu anggota dari Tim Pokja yang akan dibentuk. Yang kemudian nama saya dicantumkan dalam Surat Keputusan Kepala Dinas PMK dan PKM tentang penunjukan panitia pelaksana program dana pinjaman bergulir. Surat keputusan ini dikeluarkan tiap tahunnya oleh Dinas PMK dan PKM namun namanama tim pokjanya sendiri selalu sama tiap tahunnya, tidak pernah berganti. 2. Apa yang menjadi tugas dan fungsi Ibu sebagai anggota Tim Pokja dalam Program Dana Pinjaman Bergulir ini? Jawab: tugas saya sebagai anggota dari tim pokja ya melaksanakan dan menyelenggarakan program dana pinjaman bergulir ini. Mulai dari penyaluran yang dimulai dari sosialisasi kemudian saya juga bertugas dalam melakukan penilaian lapangan terhadap KSP/ USP-Kop yang menjadi calon peserta program. Selain itu tidak hanya saya, tetapi semua anggota tim pokja juga bertugas dalam melakukan monitoring dan evaluasi juga pembinaan langsung ke lapangan. Sebagai anggota, saya tidak memiliki tugas khusus seperti halnya dengan Bendahara Pengeluaran atau Bendahara Penerimaan. KEBIJAKAN

15 3. Apakah Ibu mengetahui peraturan yang menjadi landasan penyelenggaraan Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: ya, Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2006 tentang pengelolaan dana pinjaman bergulir yang bersumber dari APBD Kabupaten Deli Serdang. Perda itu menjadi pedoman kami dalam melaksanakan program ini sekarang. Kalau dulu sebelum Perda ini keluar, kami menggunakan Surat Keputusan Bupati Deli Serdang yang kalau saya tidak salah Nomor 609 Tahun Bagaimana dengan pedoman pelaksanaan seperti Juklak atau Juknis? Apakah ada? Jawab: setahu saya selama ini kami tidak ada menyusun atau menggunakan Juklak maupun Juknis. Karena saya rasa semua yang diperlukan untuk diketahui mengenai program dana pinjaman bergulir ini telah tercantum dalam Perda Nomor 3 tersebut. Jadi Perda itulah yang menjadi Juklak dan Juknis kami. 5. Berdasarkan pengamatan Bapak/Ibu, adakah perubahan yang dilakukan dari tahun 2004 hingga sekarang dalam perencanaan Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: perubahan dalam perencanaan saya rasa tidak ada. Dari dulu hingga sekarang mulai tahun 2004 pertama kali program ini dijalankan hingga tahun 2008, tidak ada yang berubah, paling besaran dana yang disalurkan dan jumlah koperasi yang menerima karena disesuaikan dengan dana yang ada. PENYALURAN 6. Adakah jadwal prosedur pemberian dana pinjaman bergulir? Mulai dari pelaksanaan sosialisasi, penerimaan proposal KSP/USP-Kop, penilaian, pengumuman hingga pencairan dana? Dan apakah hari pelaksanaannya selalu sesuai dengan jadwal? Jawab: jadwal ada disusun di awal sebelum program mulai dijalankan atau sebelum tahap penyaluran lah. Hari pelaksanaaan seluruh kegiatan juga sesuai dengan jadwal tersebut. Memang kadang terjadi kemunduran jadwal namun tidak sampai merubah jadwal keseluruhan kegiatan. Kemunduran itu kadang terjadi karena masalah penerimaan berkas persyaratan administrasi koperasi calon peserta program yang terlambat diberikan oleh koperasi tersebut kepada petugas pengumpul di Dinas PMK dan PKM. Atau masalah keterlambatan pengumuman daftar peserta program yang disebabkan karena lamanya penyeleksian dilakukan. Ya, masalahnya macammacam, namun tidak mengganggu jadwal secara keseluruhan. Dan kami pun selalu berusaha menepati jadwal yang telah ditentukan. 7. Dalam pelaksanaan sosialisasi, bagaimana modul yang disusun untuk menjadi pedoman bagi petugas dalam menyampaikan materi sosialisasi?

16 Jawab: tidak ada modul itu. Pedoman kami cuma Perda itu. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, Perda Nomor 3 tersebut telah memuat seluruh hal mengenai program dana pinjaman bergulir, mulai dari hak dan kewajiban tiap peserta program, kriteria KSP/ USP-kop yang berhak mengikuti penyeleksian peserta program, pembagian pinjaman jasa untuk PAD, KSP/ USP-kop dan dana operasional Tim pokja, dan lain-lain. Jadi saya kira modul tidak perlu lagi. 8. Bagaimana Tim Pokja menyeleksi KSP/USP-Kop untuk menjadi peserta program? Jawab: dengan 2 cara. Yang pertama penyeleksian berkas persyaratan administrasi yang diserahkan oleh KSP/ USP-kop. Kemudian setelah itu, kami tim pokja melakukan penyeleksian denganc ara melakukan penilaian terhadap KSP/ USP-kop tersebut langsung ke tempatnya. Yang dinilai macam-macam, ada namanya kertas kerja penilaian untuk KSP/ USP-Kop calon pengguna dana yang memuat penilaian terhadap kelembagaan, keragaan atau modal, kepemilikan sarana dan rencana penggunaaan dana bergulir. Masing-masing ada skornya. Nanti diurutkan koperasi dari nilai tertinggi hingga terendah kemudian diambil sejumlah koperasi urutan teratas sesuai dengan dana yang ada. 9. Apakah setiap KSP/USP-Kop penerima dana membuat kesepakatan bersama (MoU) dengan Tim Pokja? Jawab: MoU itu sebuah kewajiban bagi KSP/ USP-kop pengguna dana dengan tujuan untuk mengikat mereka sehingga mereka benar-benar menjalankan penggunaan dana tersebut dengan baik dan sesuai dengan rencana semula serta melakukan kewajiban mereka membayar pinjaman jasa dan pokok. Jadi ya setiap KSP/ USPkop harus membuat kesepatan atau MoU itu. 10. Apakah Tim Pokja diberitahu ketika dana telah ditransfer ke KSP/USP-Kop oleh Bagian Keuangan Pemkab Deli Serdang? Jawab: wah, kalau yang ini saya kurang tahu. Tapi di awal kan ada jadwal dan pencairan dana juga termasuk dalam jadwal, jadi saya rasa kami tidak perlu diberitahu. Toh, nantinya kami juga akan melakukan monitoring ke KSP/ USP-kop peserta program. 11. Berapa waktu yang diperlukan dalam proses penyaluran mulai dari awal sosialisasi hingga akhirnya pencairan dana? Jawab: kalau sesuai dengan jadwal tidak lebih dari satu bulan. PEMBINAAN 12. Apa saja bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Tim Pokja kepada KSP/USP-Kop peserta program?

17 Jawab: umumnya pembinaan yang dilakukan langsung ke lapangan membantu KSP/ USPkop pengguna dana mengatasi masalah yang mereka hadapi seputar dana pinjaman tersebut, misalnya masalah pengembalian dana yang tersendat-sendat, masalah pembukuan yang tidak rapi, dan lainnya. Pembinaan disini bersifat kondisional berdasar pada apa yang KSP/ USP-kop itu butuhkan. Tapi selain ke lapangan kami juga sesekali mengadakan diklat. Biasanya di awal program, beberapa saat setelah dana diterima oleh KSP/ USP-Kop yang menjadi peserta program dana pinjaman bergulir. 13. Menurut sepengetahuan Ibu, bagaimana prosedur pelaksanaan diklat? Jawab: nggak ribet kok. Kami memberikan undangan kepada KSP/ USP-kop untuk mengirimkan satu anggotanya mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh Dinas PMK dan PKM. Tapi memang sebelum itu kami Tim Pokja mengadakan rapat dahulu kapan diklat sebaiknya dilaksanakan dan meminta persetujuan dari Kepala Dinas PMK dan PKM. Untuk biaya penyelenggaraan diklat kami mencairkan dana dari rekening Dinas PMK dan PKM. Mungkin yang ribet itu ya waktu rapat merencanakan diklat ini, mulaid ari waktu, tempat, rincian biaya, pemateri dan materinya, dan susunan acara. Itu saja saya rasa. 14. Adakah modul diklat yang disusun sebagai pedoman bagi Ibu untuk menyampaikan materi? Jawab: saya belum pernah jadi pemateri. Yang saya tahu masing-masing pemateri menyiapkan sendiri bahan materi mereka. Kalau Tim Pokja punya buku panduan pelaksanaan diklat yang isinya dasar penyelenggaraan pelatihan, tujuannya, sasarannya, waktu dan tempat, agenda dan susunan acara, dan lain-lain. MONITORING 15. Apakah Ibu pernah ditugaskan untuk melakukan monitoring terhadap KSP/ USP-Kop peserta program? Jawab: ya sering. Karena saya kan sebagai anggota dari Tim Pokja yang memang tugasnya melakukan monitoring terhadap KSP/ USP-Kop peserta program. 16. Apa saja bentuk monitoring yang dilakukan oleh Tim Pokja untuk mengawasi dan mengendalikan perputaran dana? Jawab: monitoringnya langsung pergi ke KSP/ USP-Kop yang bersangkutan. Bentuk monitoringnya umumnya melihat penggunaan dana untuk apa saja. Diutamakan dana digunakan untuk meminjamkan kepada anggota-anggota koperasi yang aktiv bergerak di bidang usaha produktif. Jadi kita monitor benar tidaknya penggunaan dana. Jangan sampai dana digunakan malah untuk kepentingan konsumtif baik

18 pengurus maupun anggotanya. Bisa berabe. Malah nggak kembali nanti pinjaman pokoknya apalagi jasanya. 17. Adakah jadwal pelaksanaan monitoring? Apakah dilakukan dengan rutin? Jawab: minimal sebulan sekali kita Tim Pokja melakukan monitoring, turun langsung ke lapangan. Mengenai tanggalnya tidak dijadwalkan hari-hari apa saja, karena kita juga selain menjadi anggota Tim Pokja punya pekerjaan lain, saya misalnya anggota UKM juga, jadi kita rapat dulu baru kemudian dibagikan tugas untuk memonitor KSP/ USP-Kop oleh ketua Tim Pokja. 18. Adakah dampak yang timbul setelah dilaksanakannya monitoring secara rutin? Jawab: setelah dilakukan monitoring, memang ada kemajuan dalam program dana bergulir ini. Misalnya masalah pengembalian pinjaman yang sebahagian besar KSP/ USPkop tersebut membayar tepat waktu setiap bulannya. Karena dengan monitoring ini, KSP/ USP-Kop peserta program jadi merasa diawasi dan selain itu juga diperhatikan, sehingga mereka tidak bertindak menyelewengkan dana yang diterima. EVALUASI 19. Sejauh ini, apakah menurut Ibu hasil yang diinginkan dalam program dana pinjaman bergulir ini telah tercapai? Jawab: ya, menurut saya hasilnya sudah lumayan. Anggota dari KSP/ USP-kop yang menjadi peserta program ini tidak lagi meminjam uang dari rentenir sehingga mereka tidak lagi terjebak dari jeratan utang dengan bunga yang tinggi dari rentenir. Walaupun memang dana yang diberikan kepada KSP/ USP-kop sangat terbatas jumlahnya dan kemungkinan tidak mencukupi untuk dipinjamkan kepada seluruh anggotanya, namun saya rasa dana pinjaman ini sudah cukup membantu mereka untuk meningkatkan produktivitas usaha mereka, asal nggak dipakai untuk konsumtif saja. 20. Pada akhirnya apakah program dana pinjaman bergulir ini bermanfaat bagi perkembangan KSP/USP-Kop peserta program? Jawab: sangat bermanfaat. Sebenarnya kan permasalahan utama dari koperasi-koperasi ini adalah masalah permodalan. Sulitnya meminjam ke bank karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi, juga tingginya bunga yang dibebankan bila meminjam ke rentenir, sehingga dengan program ini membantu perkuatan modal dari koperasi-koperasi tersebut. Jadi sudah tentu dengan program dana pinjaman bergulir ini dan dengan pengelolaan yang baik dan tepat oleh tiap koperasi akan membantu mereka mengembangkan usaha mereka khususnya usaha simpan pinjam.

19 21. Secara keseluruhan, adakah masalah yang timbul yang dihadapi oleh Tim Pokja khususnya Ibu sebagai anggota, selama melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan dana pinjaman bergulir? Jawab: masalah selalu ada, tapi saya rasa bisa ditangani dengan baik. Kebanyakan masalah rekening koran, tidak ada nama koperasinya, yang ada hanya nama penyetor, jadi kita sulit untuk menentukan koperasi mana yang membayar pinjaman ke bank, makanya perlu pengecekan lagi ke koperasinya langsung yaitu koperasikoperasi yang belum membayar. Ini mudah bila hanya satu atau dua koperasi yang tidak ada rekening korannya, sulitnya bila ada lebih dari tiga koperasi karena kita harus pergi dan mengecek semuanya. Ohya, terkadang ada juga dua atau tiga koperasi yang menunggak membayar pinjaman, kita tidak boleh membiarkannya terus, maka kita langsung mengecek ke koperasi tersebut sebab penunggakan itu. Makanya perlu monitoring itu tadi. 22. Bagaimana upaya Bapak/ Ibu mengatasi masalah tersebut? Jawab: masalah-masalah itu bisa diatasi dengan monitoring secara rutin, kesiapan petugas atau tim pokja untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kalau masalah rekening koran, kami selalu mengatakan kepada koperasi-koperasi tersebut untuk selalu tidak lupa mencantumkan nama koperasinya selain nama penyetor agar dibelakang tidak terjadi masalah. Akan menjadi masalah bilamana petugas tidak mau mengecek kembali, koperasi tersebut akan dianggap belum membayar. Karena itu saya kira perlu kerja sama yang baik antara petugas yaitu kami Tim Pokja dengan koperasi-koperasi peserta program.

20 PEDOMAN WAWANCARA Pedoman Wawancara untuk Anggota Tim Pokja Hari/ Tgl Wawancara : Rabu/ 17 September 2008 Tempat Wawancara : Dinas PMKdan PKM Deli Serdang Pukul : WIB Identitas Informan Nama : Karyaman Purba, BE Usia : 50 Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan Terakhir : Sarjana Daftar Pertanyaan TUGAS DAN FUNGSI 1. Bagaimana prosesnya Bapak dapat menjadi anggota dari Tim Pokja Pengelola Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: itu ya berdasarkan SK Pengangkatan dari Kepala Dinas lah, yaitu Surat Keputusan Kepala Dinas PMK dan PKM Deli Serdang. Tim Pokja itu kan terdiri dari beberapa unsur, dari Dinas PMK dan PKM, dari Organisasi masyarakat termasuk UKM dan saya ditunjuk sebagai wakil dari Dewan Koperasi atau Dekopin Deli Serdang. 2. Apa yang menjadi tugas dan fungsi Bapak sebagai anggota Tim Pokja dalam Program Dana Pinjaman Bergulir ini? Jawab: Tim Pokja itukan hanya bertugas menyalurkan dan mengawasi penggunaan dana oleh koperasi yang menjadi peserta program juga mengawasi pengembalian dana dan menyalurkannya lagi. Sedangkan yang melaksanakan pengelolaan dana menjadi kewajiban dari koperasi yang bersangkutan. Jadi sebagai anggota dari Tim Pokja, saya bertugas melaksanakan monitoring mengenai penggunaan dana di lapangan dan pengembalian pinjaman, dan evaluasi mengenai sejauh mana program ini berhasil dengan melihat kondisi anggota koperasi dan koperasinya setelah menerima dana serta melihat kelancaran pengembalian dana. Dengan monitoring dan evaluasi ini diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dan mengatasinya di awal sebelum bertambah luas sehingga akhirnya program dapat berhasil dengan baik dan mencapai tujuannya.

21 KEBIJAKAN 3. Apakah Bapak mengetahui peraturan yang menjadi landasan penyelenggaraan Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: ya, ada Perda Nomor 3 Tahun 2006 sebagai pedoman kita untuk menyelenggarakan program dana pinjaman bergulir ini. Sebagaimana diketahui, masyarakat kecil dan usaha-usaha yang masih kecil sulit untuk melakukan pinjaman kepada Bank. Banyak dari mereka yang tidak bisa memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Bank. Karena itu kita buat program ini agar usaha masyarakat dapat berkembang dan mendapat modal yang diperlukan melalui pinjaman kepada koperasi tempatnya menjadi anggota, karena dana yang disalurkan melalui program dana bergulir ini tidak langsung kepada masyarakat akan tetapi kepada koperasi, sehingga diharapkan bukan hanya usaha masyarakat yang mengalami perkembangan tapi juga koperasi-koperasi di Deli Serdang. Nah, dibuatlah Perda nomor 3 itu sebagai pedoman kita. 4. Bagaimana dengan pedoman pelaksanaan seperti Juklak atau Juknis? Apakah ada? Jawab: Juklak dan Juknisnya ya Perda nomor 3 itu. Semua mengenai program dana pinjaman bergulir ini sudah termaktub dalam Perda itu. 5. Berdasarkan pengamatan Bapak, adakah perubahan yang dilakukan dari tahun 2004 hingga sekarang dalam perencanaan Program Dana Pinjaman Bergulir? Jawab: sepertinya tidak ada perubahan, ya kecuali besar dana disalurkan kepada tiap koperasi. Kalau dulu dana maksimal 30 juta perkoperasi sesuai dengan SK Bupati yang menjadi pedoman saat itu. Kalau sekarang mulai APBD tahun 2006 dana maksimal yang disalurkan 75 juta perkoperasi sesuai dengan Perda yang menggantikan SK Bupati. Tapi secara pribadi, menurut saya harusnya Perda yang jadi pedoman penyelenggaraan program dana pinjaman bergulir, ya sebaiknya diubah sedikit mengenai maksimal dana yang disalurkan. Saya pribadi merasa uang 75 juta itu masih belum mencukupi utnuk satu koperasi apalagi koperasi dengan jumlah anggota 25 orang. Juga masalah suku bunga yang 12% perbulan. Menurut saya ya kok masih terasa tinggi. Logikanya paling tidak 9 % lah. Namanya juga kita kan membantu masyarakat, jadi ya jangan malah memberatkan. Tapi ini ya masih opini saya sendiri, karena untuk melakukan perubahan terhadap isi Perda, prosesnya lama dan keputusan kan tetap ada pada dewan. PENYALURAN 6. Adakah jadwal prosedur pemberian dana pinjaman bergulir? Mulai dari pelaksanaan sosialisasi, penerimaan proposal KSP/USP-Kop, penilaian, pengumuman hingga pencairan dana? Dan apakah hari pelaksanaannya selalu sesuai dengan jadwal?

22 Jawab: jelas, ada jadwalnya. Dibuat Tim Pokja. Pelaksanaannya umumnya sesuai dengan jadwal. Ada kemoloran juga kadang-kadang, tapi bukan dari kita, disebabkan koperasi-koperasi itu sendiri. Misalnya pada pengumpulan proposal pengajuan menjadi peserta program, koperasi tersebut terlambat dan melewati batas pengumpulan. Tidak bisa ditolak juga, karena alasan moril. Ya sudah diterima saja. Nanti juga ada proses seleksi selanjutnya. 7. Dalam pelaksanaan sosialisasi, bagaimana modul yang disusun untuk menjadi pedoman bagi petugas dalam menyampaikan materi sosialisasi? Jawab: kalau masalah sosialisasi, modulnya tidak ada. Pedoman kita dalam menyampaikan materi sosialisasi hanya Perda Nomor 3 Tahun Sosialisasi ini diadakan satu kali di awal untuk memperkenalkan kepada koperasi-koperasi yang datang mengenai program dana pinjaman bergulir dan menjelaskan bagaimana penyelenggaraannya. Karena banyak yang berasumsi bahwa dana yang disalurkan adalah dana hibah, bantuan dari pemerintah. Jadi perlu disosialisasikan bahwa dana ini adalah pinjaman sehingga ada proses pengembaliannya. 8. Bagaimana Tim Pokja menyeleksi KSP/USP-Kop untuk menjadi peserta program? Jawab: iya, namanya juga memberikan dana, pasti banyak yang mau. Tapi karena dana juga terbatas, maka diadakan penyeleksian administrasi dan survey lapangan. Kalau administrasi berdasarkan berkas yang dikumpulkan, lengkap atau tidak, dan memenuhi criteria koperasi yang menerima dana atau tidak. Kalau survey lapangan, kita lihat benar tidak ada koperasinya disana, ada kegiatan simpan pinjam tidak, ada nasabahnya atau tidak, jadi kita survey lapangan itu untuk menilai koperasi tersebut ke dalam lembar penilaian. 9. Apakah setiap KSP/USP-Kop penerima dana membuat kesepakatan bersama (MoU) dengan Tim Pokja? Jawab: iya, pake MoU. Tanpa MoU, koperasi tidak syah dan tidak bisa mendapatkan dana walau sudah lulus seleksi. MoU ini kan salah satu tahap yang harus dilalui dalam proses penyaluran, baru setelah MoU dibuat antara Dinas dengan Koperasi, kemudian dana baru bisa dicairkan. Dinas diwakili oleh Ketua Tim Pokja, setelah ditandatangi oleh ketua tim pokja dan ketua koperasi, baru oleh Kepala Dinas. 10. Apakah Tim Pokja diberitahu ketika dana telah ditransfer ke KSP/USP-Kop oleh Bagian Keuangan Pemkab Deli Serdang? Jawab: tidak ada. Transfer dana oleh Bag Keuangan juga sudah termasuk dalam jadwal, jadi kita Tim Pokja juga sudah tahu kapan transfer dilaksanakan. Ya menurut saya tidak diberitahu juga tidak apa.

23 11. Berapa waktu yang diperlukan dalam proses penyaluran mulai dari awal sosialisasi hingga akhirnya pencairan dana? Jawab: itu satu bulan. Ya menurut saya sudah cepat lah itu, kan banyak yang dilakukan dalam satu bulan itu. Tapi kalau memang bisa dipercepat lagi, itu lebih baik. Cuma kalau sekarang ini, koperasi-koperasi itu juga tidak mempermasalahkan waktu pencairan dana yang satu bulan setelah sosialisasi. Ya daripada mereka meminjam dari bank, kan banyak syaratnya, pakai agunan lagi, terus kalaupun proposalnya diterima juga lama dana bisa dicairkan. Jadi sampai saat ini, saya rasa waktu satu bulan sudah lumayan cepat. PEMBINAAN 12. Apa saja bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Tim Pokja kepada KSP/USP-Kop peserta program? Jawab: pembinaan dalam hal administrasi, mengenai kelengkapan administrasi dari sebuah organisasi koperasi. Pembinaannya langsung ke lapangan, kita pergi ke lokasi dimana koperasi itu berada. Kita dikasih Surat Tugas dari Kepala Dinas, kalau yang menunjuk siapa-siapa yang melakukan kunjungan ke lapangan, itu wewenang dari Ketua Tim Pokja dalam rapat anggota. Kalau diklat ada, kadangkadang kita buat tergantung dana yang tersedia juga kebutuhan dari koperasikoperasi itu. 13. Menurut sepengetahuan Bapak, bagaimana prosedur pelaksanaan diklat? Jawab: diklat, ya kita kasih undangan saja ke tiap koperasi peserta program. Lalu mereka mengirimkan satu wakilnya untuk mengikuti diklat. Itu saja. 14. Adakah modul diklat yang disusun sebagai pedoman bagi Bapak untuk menyampaikan materi? Jawab: ada. Modulnya dibuat sesuai dengan materi yang mau disampaikan. Kalau ada modulkan jadi lebih mudah bagi saya sebagai pemateri untuk menyampaikan, dan peserta juga diberikan modul sehingga lebih mudah dalam menyimak dan memahami materi yang disampaikan. Dan memang modulnya dibuat oleh masingmasing pemateri. MONITORING 15. Apakah Bapak pernah ditugaskan untuk melakukan monitoring terhadap KSP/ USP- Kop peserta program? Jawab: pernah, sering malah. Saya kan anggota jadi memang tugas saya untuk melakukan monitoring.

24 16. Apa saja bentuk monitoring yang dilakukan oleh Tim Pokja untuk mengawasi dan mengendalikan perputaran dana? Jawab: monitoring ke lapangan. Mengenai ketepatan penggunaan dana, benar tidak dana disalurkan ke anggota, ke siapa-siapa saja, dana digunakan untuk apa, benar tidak untuk usaha atau malah untuk konsumsi pribadi, jadi harus dimonitor. Juga monitor mengenai perkembangan dana, ada manfaatnya tidak bagi koperasi khususnya anggota yang langsung menggunakan dana tersebut. Kadang-kadang kita datang tanpa pemberitahuan dulu, jadi kita ingin lihat, benar tidak mereka ada kegiatan, jangan-jangan waktu petugas datang saja baru mereka ada di Koperasi, baru ada kegiatan. 17. Adakah jadwal pelaksanaan monitoring? Apakah dilakukan dengan rutin? Jawab: tergantung rapat. Tapi yang namanya kita petugas kan punya tanggung jawab, jadi kadang-kadang kita langsung pergi koperasi. Kita kan sudah dibagi wilayah masing-masing, koperasi mana yang jadi tanggung jawab kita. Tapi memang tidak selalu koperasi itu. Kita dipindah-pindah juga. Kalau rutin tidak. Kita monitoring minimal satu kali sebulan. Kadang lebih, tergantung kebutuhan juga dan dana yang ada. Dana monitoring kan termasuk dana operasional dari pemanfaatan jasa. 18. Adakah dampak yang timbul setelah dilaksanakannya monitoring secara rutin? Jawab: dampak ada. Koperasi jadi lebih teratur untuk membayar pinjaman tiap bulannya. Karena ada juga beberapa koperasi yang membayar tidak tiap bulan, tapi tiap dua bulan terakhir. Kalau membayar langsung dua bulan kan rasanya berat. Jadi daripada lama kelamaan koperasi itu sulit membayar dua bulan langsung dan jadi menunggak, kita monitoring terus pembayaran mereka. Kalau ada masalah, kita datang ke koperasi yang bersangkutan. EVALUASI 19. Sejauh ini, apakah menurut Bapak hasil yang diinginkan dalam program dana pinjaman bergulir ini telah tercapai? Jawab: jelas, penyaluran dana berjalan dengan baik dan pengembalian pun berjalan dengan lancar. Koperasi pun kita lihat dari laporan keuangannya telah meningkat. Lebih dari itu, masyarakat khususnya anggota koperasi penerima dana, telah dapat melepaskan diri mereka dari rentenir. 20. Pada akhirnya apakah program dana pinjaman bergulir ini bermanfaat bagi perkembangan KSP/USP-Kop peserta program? Jawab: menurut saya sudah bermanfaat. Kita lihat dari keberhasilan usaha anggotaanggota koperasi yang menggunakan dana ini. Kalau usaha mereka meningkat,

SARAS MITHA RAMADHAN

SARAS MITHA RAMADHAN PERANAN DINAS PENANAMAN MODAL, KOPERASI DAN PENGUSAHA KECIL MENENGAH DALAM PENGELOLAAN DANA PINJAMAN BERGULIR DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI D I S U S U N OLEH : SARAS MITHA RAMADHAN 040903051 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 68 TAHUN 2008/434.013/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PERSYARATAN DAN PROSEDUR BANTUAN PINJAMAN DANA BERGULIR UNTUK PENGUATAN PERMODALAN KOPERASI DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PERATURAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL GUBERNUR NANGGROE

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 618 TAHUN 2010 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DANA INVESTASI DAERAH NON PERMANEN UNTUK

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PENGUATAN PEMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL POLA BERGULIR

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PENGUATAN PEMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL POLA BERGULIR PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG PENGUATAN PEMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL POLA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa koperasi, usaha

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN POLA DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G PETUNJUK TEKHNIS PELAKSANAAN PROGRAM FASILITASI PEMBIAYAAN KELOMPOK USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN DAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KEPAHIANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPAHIANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI P URWOREJ O N O M O R : 27 TAHUN 2006 T E N T A N G PADA KOPERASI, USAHA K ECIL DAN MENENGAH KABUPATEN P U R W O R E J O TAHUN ANGGARAN 2006

BUPATI P URWOREJ O N O M O R : 27 TAHUN 2006 T E N T A N G PADA KOPERASI, USAHA K ECIL DAN MENENGAH KABUPATEN P U R W O R E J O TAHUN ANGGARAN 2006 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI P U R W O R E JO N O M O R : 27 TAHUN 2006 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PENYERTAAN MOD AL BERGULIR PADA KOPERASI, USAHA K ECIL DAN MENENGAH KABUPATEN P U R W O R E J

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR (REVOLVING) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA 11 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA BERGULIR

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1 Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1. Bagaimana perkembangan KSP Anugerah? 2. Apakah koperasi mengadakan rapat/pertemuan selain Rapat Anggota Tahunan? Jika ya, dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah Saat memberikan pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Pembantu Payakumbuh menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN PROSEDUR BANTUAN PERMODALAN BERGULIR UNTUK PEMBINAAN PERMODALAN KOPERASI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAERAH BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN KREDIT DAERAH BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah diuraikan pada Bab Pendahuluan, bahwa yang dimaksud dengan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan salah satu kebijakan pemerintah

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN DANA PERKUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) BERGULIR SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN PROSEDUR BANTUAN DANA BERGULIR UNTUK PEMBINAAN PERMODALAN KOPERASI KABUAPTEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian, maka bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data beserta pembahasannya. Hasil penelitian tersebut untuk menjawab

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 17 Tahun : 2012 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 36/PER/LPDB/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 36/PER/LPDB/2010 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR PADA UNIT PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI USAHA MIKRO DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TENTANG. memperluas. pembiayaan; Undang-Undang. 2. Tahun 2003

TENTANG. memperluas. pembiayaan; Undang-Undang. 2. Tahun 2003 KEMENTERIAN NEGARAA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP DIREKTORAT PEMBINAAN SMP DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 205 KATA PENGANTAR Dana BOS yang diterima oleh sekolah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 08/Per/M.KUKM/II/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 08/Per/M.KUKM/II/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 08/Per/M.KUKM/II/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PEMBIAYAAN PRODUKTIF KOPERASI DAN USAHA MIKRO (P3KUM) POLA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN/UTANG PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 40 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PINJAMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG nis 2006 11-08-2006 1.2005Draft tanggal, 28 Juli 2006 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA PENJAMINAN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13 /Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM SEKURITISASI ASET KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN BARANG MILIK PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tawar dan KSP Sejahtera Mandiri maka dapat ditemukan informasi-informasi

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tawar dan KSP Sejahtera Mandiri maka dapat ditemukan informasi-informasi 42 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di tingkat sentra budidaya ikan air tawar dan KSP Sejahtera Mandiri maka dapat ditemukan informasi-informasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL DENGAN PENYEDIAAN DANA BERGULIR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH BIDANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN GARUT Jl. Kiansantang No.3 Garut DAFTAR ISI A. Pendahuluan... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Peristilahan...

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM BANTUAN SOSIAL PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL MENENGAH SERTA WIRAUSAHA

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI Masjid Darussalam Jl. Boulevard Utama No. 1 Kota Wisata Cibubur Gunung Putri - Bogor BAB I NAMA TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 1 (1) Koperasi ini bernama Koperasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERIZINAN USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM / UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA JAMBI WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Kepala Sekolah

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE SALINAN WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan, sehingga mampu

I. PENDAHULUAN. daerah melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan, sehingga mampu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan dibidang ekonomi kerakyatan sebagai upaya meningkatkan pendapatan masyarakat Bandar lampung, telah ditempuh berbagai terobosan antara

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa kegiatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, SALINAN PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL MELALUI DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN PEMBUKAAN KANTOR CABANG, KANTOR CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SURABAYA

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN PEMBUKAAN KANTOR CABANG, KANTOR CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN PEMBUKAAN KANTOR CABANG, KANTOR CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2012 T E N TA N G

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2012 T E N TA N G BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2012 T E N TA N G MEKANISME PENCAIRAN, PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN DANA BERGULIR BAGI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 18 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 18 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 18 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 592 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) DAERAH UNTUK KELOMPOK USAHA PERTANIAN

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 1 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR 1 BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PERKUATAN PINJAMAN MODAL BERGULIR BAGI KOPERASI TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 011/PER/LPDB/2011 TENTANG KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/PMK.05/2011 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PINJAMAN PEMERINTAH DENGAN PERSYARATAN LUNAK KEPADA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) MELALUI PUSAT INVESTASI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2017 2 BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2014 TANGGAL 18 AGUSTUS 2014 FORMAT USULAN / PROPOSAL HIBAH KOP ORGANISASI/LEMBAGA, DLL

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2014 TANGGAL 18 AGUSTUS 2014 FORMAT USULAN / PROPOSAL HIBAH KOP ORGANISASI/LEMBAGA, DLL 1 LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH FORMAT USULAN / PROPOSAL HIBAH KOP ORGANISASI/LEMBAGA, DLL,... 20... Nomor : Lamp. : 1 (satu) berkas Perihal : Permohonan Hibah Kepada Yth. Gubernur Kalimantan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG PERSYARATAN DAN PROSEDUR BANTUAN PERMODALAN BERGULIR UNTUK PEMBINAAN PERMODALAN KOPERASI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, ` W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan,

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PINJAMAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER MOHAMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG 9 2 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PEMBIAYAAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 26 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 607 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DANA PINJAMAN MODAL USAHA KEGIATAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 34 TAHUN 2007

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 34 TAHUN 2007 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 34 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN DANA PENGUATAN MODAL USAHA KELOMPOK (PMUK) BERGULIR PADA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI LAMPUNG

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG NOMOR: 47/Kpts/KPU-Kab-011.329047/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DANA KAMPANYE DALAM PEMILIHAN BUPATI DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 35 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 35 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 930 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DANA INVESTASI UNTUK PINJAMAN BERGULIR BAGI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang Mengingat : : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 15 TAHUN 2003 SERI D.12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 06 TAHUN 2003 TENTANG PEMBINAAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak ) PERJANJIAN PINJAMAN Perjanjian pinjaman ini ( Perjanjian ) dibuat pada hari dan tanggal yang disebutkan dalam Lampiran I Perjanjian ini, oleh dan antara: 1. Koperasi Sahabat Sejahtera Anda, suatu koperasi

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BIMA,

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BIMA, BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BIMA, Menimbang : a. bahwa bantuan keuangan kepada partai

Lebih terperinci

2 b. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

2 b. bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.657, 2015 KEMENDAGRI. Dana. Pemilihan. Gubernur/Wakil Gubernur. Bupati/Wakil Bupati. Walikota/Wakil Walikota. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO 02 Maret 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 28 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN TARGET GROUP

KUESIONER PENELITIAN STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN TARGET GROUP LAMPIRAN : KUESIONER PENELITIAN STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN TARGET GROUP DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III DELI SERDANG 2 SEI KARANG, GALANG

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN SERIBU SARANA SANITASI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELEPASAN TANAH ASET PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI

PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI 1 PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI UU 25/1992 PP 4/1994 PERMEN 01/2006 Sekelompok orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA FLPP BAB I FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA FLPP BAB I FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN LAMPIRAN 1 Permenpera Nomor : 15 Tahun 2010 Tanggal : 6 September 2010 PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA FLPP BAB I FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN A. Jenis Layanan 1. Layanan Fasilitas Likuiditas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA KO T A P R A D J A JO J G A TA R A K LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor: 108 Tahun 2005 Seri: D PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DANA BERGULIR PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS KEPADA USAHA MIKRO DAN KOPERASI DI KABUPATEN KUDUS

Lebih terperinci

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN -1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN Menimbang DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2147, 2016 KEMENKEU. Belanja Bantuan Sosial. K/L. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.05/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 30 TAHUN 2007

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 30 TAHUN 2007 GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) PADA DINAS KOPERASI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci