PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA"

Transkripsi

1 PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Ana Widi Astuti ) Henik Istikhomah 2) 1) 2) Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Pembimbing I, Dosen Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Intisari Latar belakang. Menurut survey pendahuluan diperoleh hasil bahwa penggunaan metode pembelajaran belum maksimal, metode yang digunakan sebagian sudah bervariasi dan ada juga yang masih monoton. Tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan mengungkap fenomena persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran yang digunakan pada Jurusan Kebidanan Di Kampus III Poltekkes Surakarta. Metode penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan teknik pengumpulan sampel secara purposive sampling dengan jenis sampling maximum variation sampling. Adapun pengumpulan data dengan menggunakan teknik DKT dan WM. Hasil penelitian. Hasil penelitian persepsi mahasiswa tentang pengertian dan mafaat metode pembelajaran semua informan sudah menjelaskan dengan baik, diantarannya pengertian metode pembelajaran yaitu cara dosen memberikan pelajaran, cara mengimplementasikan teknik, dan strategi pembelajaran. Manfaat metode pembelajaran untuk menghilangkan kejenuhan mahasiswa, mengaktifkan mahasiswa dalam pembelajaran. Jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen, sebagian besar informan mengatakan bahwa jenis metode pembelajaran yang sering digunakan dosen yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, brainstorming, role play, simulasi, demonstrasi, resitasi, kerja kelompok. Metode pembelajaran yang jarang digunakan yaitu jigzaw. Metode pembelajaran lapangan yaitu ronde, bed site teaching, mentorship dan preseptorship. Metode pembelajaran yang disenangi dan tidak disenangi pada prinsipnya semua metode baik tetapi tergantung dosen dalam cara menyampaikan. Harapan mahasiswa agar dosen mengenalkan dan menerapkan metode pembelajaran agar mahasiswa dan dosen lebih aktif. Kesimpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah persepsi mahasiswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran adalah cara, strategi, metode dosen untuk mengajar. Jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen yaitu ceramah, tanya jawab, diskusi, brainstorming, role play, driil, resitasi, kelompok, ronde, bet site teaching, jigzaw, simulasi, demonstrasi, mentorship dan preseptorship. Metode pembelajaran yang disenangi yaitu diskusi, jigzaw, brainstorming, demonstrasi, simulasi, role play, ceramah tanya jawab. Metode yang tidak disenangi yaitu ceramah, presentasi kelompok, diskusi, tanya jawab. Harapan penggunaan metode pembelajaran yaitu mahasiswa sudah termotivasi dari metode yang digunakan tetapi perlu mengembangkan metode. Kata kunci : persepsi, mahasiswa, metode pembelajaran

2 Pendahuluan Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting bagi perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Suardi, M. 2012). Penggunaan metode pembelajaran dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan dilakukan untuk menciptakan dan membentuk manusia yang profesional. Metode pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Supriyanto (2012) terdapat peranan yang berat antara variabel persepsi mahasiswa mengenai penggunaan metode pembelajaran terhadap variabel motivasi belajar mahasiswa. Penjelasan tersebut diperkuat oleh penelitian ButarButar (2012), dengan hasil penelitian ada pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran dan variasi metode pembelajaran dosen terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dari proses pembelajaran kami melakukan studi pendahuluan pada tanggal 9 September dan pada tanggal 16 September 2013 dengan melakukan wawancara kepada 10 mahasiswa DIII Kebidanan dan DIV Kebidanan diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran yang ada di Kampus III bervariasi, namun dalam penggunaan metode pembelajaran belum maksimal, mahasiswa mengatakan metode pembelajaran adalah cara dosen untuk menyampaikan pelajaran. Mahasiswa mengatakan metode yang digunakan sebagian sudah bervariasi dan ada juga yang masih monoton. Metode yang sudah digunakan dan yang diketahui mahasiswa diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, role play, demonstrasi, tugas, simulasi. Sebagian besar mahasiswa mengatakan metode pembelajaran yang disenangi mahasiswa adalah metode demonstrasi karena menurut mereka bisa efektif, mahasiswa lebih paham karena bisa melihat dan mempraktikkan secara langsung, selain itu metode yang disenangi yaitu role play karena dapat menjadikan mahasiswa aktif dalam pembelajaran metode tersebut membahas masalah kemudian di praktikkan

3 mahasiswa sendiri. Hasil penelitian Hamid, A (2010). Menunjukkan bahwa aktivitas belajar mahasiswa dapat ditingkatkan secara optimal, hasil belajar mahasiswa dapat ditingkatkan, dan ketuntasan belajar mahasiswa lebih besar, respon mahasiswa terhadap strategi pembelajaran berkategori positif. Sedangkan metode pembelajaran yang kurang disenangi dan dianggap monoton yaitu ceramah, kelebihannya dapat digunakan orang banyak, waktu lebih pendek, sedangkan kelemahannya mahasiswa mengatakan bila dosen yang menyampaikan pembelajaran ceramah disertai slide dan bisa menguasai kelas dan kreatif dalam pembuatan slide nya maka mahasiswa semangat dalam pembelajaran, tetapi bila dosen kurang menguasai kelas maka ceramah dianggap membosankan mahasiswa, susah memahami pelajaran, mahasiswa cepat mengantuk. Mahasiswa mengatakan metode yang digunakan dosen ada yang dapat untuk memahami pelajaran yang diberikan dan ada yang tidak dapat memahami pelajaran khususnya metode ceramah. Menurut mahasiswa sebenarnya semua metode pembelajaran yang di gunakan ada kelebihan dan kekurangannya, sehingga mahasiswa harus bisa mengikuti dan pandai-pandai dalam memanfaatkan kelebihan metode tersebut dan menghindari kekurangan metode tersebut. Sebaiknya dosen mengganti metode pembelajaran yang lebih menarik sehingga akan menumbuhkan keminatan mahasiswa untuk mengikuti proses belajar. Ungkapan tersebut juga sesuai dengan penelitian ButarButar, D (2012). Dengan hasil penelitian tentang motivasi belajar ada pengaruh yang positif dan signifikan antara penggunaan variasi metode pembelajaran dosen terhadap motivasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran yang digunakan dosen.,untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan., Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang metode-metode pembelajaran yang disenangi

4 dan tidak disenangi mahasiswa, dan Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang harapan penggunaan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis fenomenologi dengan rancangan pengambilan data secara deskriptif kualitatif. Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang persepsi apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan metode kualitatif untuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran yang digunakan dosen dalam pembelajaran di Jurusan Kebidanan Kampus III Poltekkes Surakarta (Moleong, 2010). Lokasi penelitian dilaksanakan di Jurusan Kebidanan Kampus III Poltekkes Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai bulan Februari subyek penelitian menggunakan metode purposive sample dengan jenis sampling adalah maximum variation sampling. Maximum variation sampling, dengan jumlah informan 21, pengumpulan data dengan : Diskusi Kelompok Terarah (DKT) atau Focus Group Discussion (FGD) dan Wawancara Mendalam (In depth interviews). Hasil Penelitian 1. Karakteristik Informan Dalam penelitian yang telah dilaksanakan, informan penelitian ini adalah mahasiswa jurusan kebidanan. Jumlah keseluruhan mahasiswa yang menjadi informan penelitian adalah sebanyak 21 mahasiswa, 14 mahasiswa dari jurusan DIV Kebidanan Pendidik, 2 mahasiswa DIV Kebidanan Komunitas dan 6 mahasiswa dari jurusan DIII Kebidanan. Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan teknik Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dan wawancara mendalam. Diskusi Kelompok Terarah dilakukan sebanyak 2 kali. Jumlah informan yang mengikuti Diskusi Kelompok Terarah (DKT) sebanyak 13 informan terdiri dari mahasiswa DIV kebidanan Pendidik dan mahasiswa DIII Kebidanan. Jumlah informan yang mengikuti wawancara mendalam sebanyak 8 informan. 2. Persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran yang digunakan Di Kampus III Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta. Penelitian tentang persepsi mahasiswa tentang metode

5 pembelajaran yang digunakan pada Jurusan Kebidanan Di Kampus III Poltekkes Surakarta ini terdiri dari empat sub fenomena yaitu : tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran yang digunakan dosen, tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan, metode-metode pembelajaran yang disenangi dan tidak disenangi mahasiswa, harapan mahasiswa tentang metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar. Adapun hasil-hasil penelitian dari masing-masing sub fenomena akan peneliti uraikan sebagai berikut : a. Persepsi mahasiswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran yang digunakan dosen pada Jurusan Kebidanan Di Kampus III Poltekkes Surakarta. Hasil penelitian yang dilakukan mengenai persepsi mahasiswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran yang di gunakan dosen menurut informan Di Kampus III Poltekkes Surakarta, metode pembelajaran itu adalah caracara dosen memberikan pelajaran kepada mahasiswa. Adapun pendapat lain metode pembelajaran yaitu cara dosen untuk mengimplementasikan teknik dan strategi dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yaitu strategi dosen dalam menyampaikan materi kepada mahasiswa. Menurut informan penelitian manfaat metode pembelajaran yaitu agar mahasiswa lebih bisa mengerti dan memahami materi yang disampaikan dosen, meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran, mencegah kejenuhan mahasiswa, meningkatkan interaksi dan keaktifan mahasiswa dalam hal aktif mencari solusi dalam pembelajaran, sedangkan dosen hanya mengarahkan atau sebagai fasilitator. Secara lebih rinci, data mengenai persepsi mahasiswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran dapat dilihat pada bagan 4.1.

6 Data di atas di dukung oleh kuotasi 1 sebagai berikut : 1) Strategi yang di gunakan dosen untuk menyampaikan materi kepada mahasiswa, metodemetode itu ada strategi pokoknya strategi dari dosen untuk menyampaikan materi kepada mahasiswa (Ssw DIV DKT 1) 2) Manfaatnya emm mahasiswa lebih bisa mengerti sama materi yang diberikan oleh emm dosennya mbak.. Lebih paham penyampaian materi dari dosen itu jadi aa tidak membingungkan mahasiswanya,bisa tepat gitu.. (Pt DIV DKT I) 3) Untuk menyampaikan materi sesuai SKS yang akan dicapai, sehingga materi dapat dipahami mahasiswa sehingga mahasiswa tahu dan jelas dan bisa menerima materi sampai selesai penyampaiannya. (Dy DIV WM 2) b. Persepsi mahasiswa tentang jenisjenis metode pembelajaran yang digunakan dosen Persepsi mengenai jenisjenis metode pembelajaran yang digunakan dosen pada proses pembelajaran Di Kampus III Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta dari hasil penelitian menurut informan meliputi metode pembelajaran yang di gunakan dosen saat pembelajaran di kelas antara lain metode brainstorming, metode ceramah dan tanya jawab, metode resitasi, metode drill, metode diskusi, role play, metode jigzaw. Metode pembelajaran yang digunakan dosen saat pembelajaran di laboratorium menurut informan penelitian meliputi : 1) Laboratorium kebidanan menggunakan metode simulasi dan metode demonstrasi, 2) Laboratorium Mikrobiologi menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, kerja kelompok, resitasi, 3) Laboratorium Anatomi menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, presentasi kelompok dengan pemutaran video, diskusi dan resitasi, 4) Laboratorium Komputer menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan resitasi. Adapun metode yang digunakan dosen saat mahasiswa praktik lapangan menurut informan penelitian

7 meliputi : 1) Rumah Sakit / klinik / puskesmas menggunakan metode diskusi, tanya jawab, resitasi, ronde, bed site teaching, mentorship dan preseptorship. 2) Praktik komunitas menggunakan metode kerja kelompok dan resitasi. 3) Praktik Di Institusi Pendidikan menggunakan metode diskusi, mentorship dan preseptorship. Hasil penelitian yang dilakukan Data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.2. Data di atas di dukung oleh kuotasi 2 sebagai berikut : 1) Saat ini sepertinya ceramah, kemudian diskusi sama tanya jawab terus brainstorming kalau jigzaw itu jarang mbak digunakan disini.. (Dy WM 2) 2) Kalau di sini ya mbak,di Poltekkes itu ceramah tentunya..sering lagi diskusi,kalau nonton video itu termasuk metode apa nggak ya mbak?tetapi itu juga seru mbak..kemudian itu mbak,pernah sekali saya yang itu..satu temennya itu bisa kemudian menjelaskan ke yang lain jigzaw mbak..pernah.. (Mn WM 1) c. Persepsi mahasiswa tentang metode-metode pembelajaran yang disenangi dan tidak disenangi mahasiswa Persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran yang di senangi maupun yang tidak disenangi dari hasil penelitian di dapatkan bahwa mahasiswa mengatakan ada yang senang metode diskusi dan ada yang tidak senang dengan metode diskusi, informan mengatakan senang dengan metode pembelajaran diskusi karena mahasiswa bisa bercerita, dapat mengaktifkan mahasiswa saat pembelajaran, mahasiswa lebih bisa mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya. Mahasiswa tidak senang metode diskusi dengan alasan karena kurang efektif saat pembelajaran, mahasiswa yang kurang aktif hanya diam dan tidak ikut berpartisipasi saat pembelajaran. Selain metode diskusi, dari hasil penelitian didapatkan ada metode yang disenangi maupun tidak

8 disenangi mahasiswa yaitu metode ceramah, mahasiswa mengatakan bahwa metode ceramah menarik tetapi tergantung dosen yang menyampaikan, kalau dosen humoris dan cara menyampaikan materi menarik mahasiswa juga senang. Mahasiswa tidak senang dengan metode ceramah dengan alasan metode ceramah dapat membuat capek, ngantuk saat mendengarkan pelajaran, metode ini tidak menggali kemampuan mahasiswa, kurang mengikutsertakan mahasiswa dalam pembelajaran, sehingga mahasiswa yang tidak aktif hanya bicara sendiri di belakang, informan mengatakan dosen saat menggunakan metode ceramah sering tidak jelas dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dari penelitian didapatkan lagi metode yang disenangi maupun tidak disenangi mahasiswa yaitu metode tanya jawab, mahasiswa mengatakan senang metode tanya jawab bila penyampaian materi menarik dan dosen humoris. Alasan mahasiswa tidak senang metode tanya jawab, informan mengatakan kebanyakan mahasiswa yang kurang siap takut mengungkapkan jawaban. Metode yang disenangi mahasiswa yaitu metode simulasi dan demonstrasi karena bisa mengaplikasikan materi, materi yang diberikan dosen mudah diingat, mahasiswa lebih tahu gambaran materi saat pembelajaran. Pendapat lain tentang metode pembelajaran yang disenangi yaitu metode jigzaw karena dengan metode ini pembelajaran lebih seru, mahasiswa lebih bisa interaksi aktif dengan kelompok lain, pembelajaran lebih menantang. Metode brainstorming mahasiswa mengatakan metode tersebut dapat menggali kemampuan mahasiswa, mahasiswa berani mengutarakan masalah, dalam pembelajaran terjadi karena ada masalah, menjadikan mahasiswa lebih aktif dan lebih serius saat pembelajaran. Metode yang lain yang disenangi mahasiswa yaitu metode role play, informan mengatakan dengan metode ini mahasiswa bisa berekspresi dan dapat memerankan seperti kenyataan di lahan. Metode pembelajaran yang tidak di senangi mahasiswa di dapatkan metode presentasi kelompok karena mahasiswa sering tidak fokus, mahasiswa yang belakang bicara sendiri dan tidak memperhatikan teman

9 yang sedang presentasi. Data tersebut dapat di lihat pada tabel 4.3. Data diatas di dukung kuotasi 3 sebagai berikut : 1) Yang paling saya senangi diskusi mbak.. Ya itu tadi mbak..saya jadi lebih aktif, kalau misalkan temennya tanya mbak, kemudian misalkan saya lagi aa maju di depan saya pengennya jawab mbak..jadi kalau pertanyaan itu tidak terjawab itu rasanya nggak puas gitu lo mbak..kan kalau saya bisa jawab atas materi yang saya sampaikan kan rasanya waah berarti saya menguasai materi mbak, gitu..ada kebanggaan sendiri gitu lo mbak.. Kalau itu seneng mbak..apalagi kalau kita diskusi itu ya mbak..bikin power point nya suka ada gambar-gambarnya mbak..apa lagi kalau dosennya nggak monoton tulisannya semua ya mbak,tapi saya lebih seneng yang berkelip-kelip gitu lo mbak.. (Mn WM 3) 2) Metode pembelajaran demonstrasi, itu saya senang sekali Karena saya jadi tahu gambarannya..gimana cara pelaksanaannya,jadi teringat di memori saya seperti itu..jadi untuk ujian,o..saya ingat ini ini seperti itu,beda dengan ceramah, ceramah hanya ngomong saja,lalu kita penangkapannya hanya sedikit saja..seperti itu.. (Ln DKT 1) 3) Kalau untuk teori saya lebih sukanya itu diskusi. jadi kita bisa menemukan sendiri apa sih yang jadi permasalahan yang perlu kita ketahui..ya kalau di praktikkum saya suka demonstrasi dan simulasi, kita di beri kesempatan untuk mencoba.. Ya idem mbak, jadi kebanyakan itu ceramah, jadi itu tidak memberikan kesempatan kepada kami, kalau misalnya ceramah tanya jawab itu bagus, mungkin tanya jawabnya membuka interaksi kepada mahasiswa,tapi kalau hanya ceramah satu arah mungkin itu lebih kurang efektif.. (Ssw DKT 1)

10 d. Persepsi mahasiswa tentang harapan mahasiswa dalam penggunaan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar. Hasil penelitian persepsi mahasiswa tentang harapan mahasiswa dalam penggunaan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar di dapatkan penggunaan metode pembelajaran memberikan motivasi belajar karena dengan metode yang sudah diterapkan mahasiswa ingin menggali kemampuan memahami materi yang di sampaikan. Pendapat lain penggunaan metode pembelajaran sangat memberikan motivasi belajar mahasiswa, misalnya besok ada metode diskusi, sekelompok mahasiswa itu berusaha membuat penampilan semaksimal mungkin, misalnya besok ada metode tanya jawab, mahasiswa menyiapkan untuk belajar malam harinya sebelum besok di mulai, mahasiswa bisa termotivasi untuk belajar, dengan membaca buku atau membuka materi yang ada di internet. Menurut informan yang lain mengenai harapan mahasiswa dalam penggunaan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar mahasiswa yaitu dosen perlu mengenalkan metode pembelajaran agar mahasiswa tidak bosan, mahasiswa tahu macam-macam metode pembelajaran, sehingga mahasiswa bisa meminta dosen untuk menggunakan metode yang menarik mahasiswa dan diharapkan mahasiswa mengerti materi yang disampaikan dosen. Harapan informan yang lain agar dosen menerapkan semua dan lebih meningkatkan metode pembelajaran agar dosen sesuai dalam menerapkan metode saat mengajar, agar mahasiswa tidak jenuh dan dapat memberikan semangat dalam pembelajaran. Dosen perlu mengembangkan metode agar mahasiswa bisa aktif pembelajaran, pembelajaran lebih hidup dan mutu PBM bisa berkembang. Harapan mahasiswa penggunaan metode lebih bervariasi, tidak monoton, penggunaan metode yang beragam dan sebaiknya metode sesuai dengan materi dengan alasan agar materi mudah diingat dan dipahami, diharapkan pembelajaran tidak menjadi beban tetapi menjadi hiburan. Sebaiknya dosen kreatif memilih metode, menggunakan metode yang mengaktifkan mahasiswa, dosen menggunakan metode yang menarik dan sebaiknya dosen aktif mengevaluasi metode dengan mengubah metode yang

11 dirasa kurang efektif dan mempertahankan metode yang berdampak positif bagi mahasiswa. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4. Data di atas di dukung kuotasi 4 sebagai berikut : 1) Yang meningkatkan peran aktif mahasiswa.. Aa jadi mahasiswanya itu tidak pasif, jadi aa ma dosennya itu sebagai fasilitator saja,mahasiswa itu yang aktif dalam pembelajaran.. (Pt DKT 1) 2) Yak, yang bervariasi yang tepat sasaran dan menghasilkan mahasiswan yang berlian yang profesional.. Ya antara teori dan metode pembelajaran praktikum itu bisa di pilah-pilah lagi yang tepat itu seperti apa.. ( Ln DKT 1) 3) Ya sangat mbak..misalkan besok ada diskusi ya mbak, kita kan sekelompok jadi berusa untuk membuat penampilan semaksimal mungkin mbak..atau mungkin emmm kalau besoknya ada tanya jawab atau kuis ya mbak..kita jadinya malamnya belajar, jadi kita jadi apa ya mbak..termotivasi biar nggak kalah sama temennya besok mbak pas lagi pembelajaran.. Saya terdorong untuk membaca buku sebelum aa besok aa perkuliahan di mulai nah saya misalkan membuka materi memiliki keinginan untuk membuka materi aa membuka materi bahan di buku mbak..saya senengnya lewat Hp cari di internet.. ( Mn WM 3) A. Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di Kampus III pada Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Surakarta. Politeknik Kesehatan Surakarta memiliki dua Program Studi Kebidanan yaitu DIII Kebidanan dan DIV Kebidanan Pendidik dan DIV Kebidanan Komunitas. Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta merupakan calon tenaga bidan yang profesional baik di institusi pendidikan maupun di instansi pelayanan kesehatan, yang nantinya diharapkan dapat menjalankan misi atau tugas untuk mendharmabaktikan nilai,

12 sikap dan pengetahuan serta keterampilan dalam dunia pendidikan dan pelayanan kesehatan. Sehingga salah satu syarat tercapainya kelulusan mahasiswa diharapkan mampu mencapai ujian akhir Karya Tulis Ilmiah untuk mahasiswa program DIII Kebidanan dan Ujian Akhir Program skripsi bagi mahasiswa DIV Kebidanan. Dalam penelitian yang berjudul Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Pembelajaran Yang Digunakan Pada Jurusan Kebidanan Di Kampus III Poltekkes Surakarta akan membahas sub fenomena yang telah ditemukan pada informan penelitian. Proses dalam menafsirkan persepsi pada setiap individu yang meliputi proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindera atau data. Dalam proses tersebut dipengaruhi faktor internal seperti kebutuhan psikologis, latar belakang, pengalaman, kepribadian, sikap kepercayaan umum, dan penerimaan diri. Sedangkan faktor eksternal meliputi intensitas, ukuran, kontras, gerakan, ulangan, keakraban, serta sesuatu yang baru. Faktor internal dan faktor eksternal dari masing-masing mahasiswa kebidanan Di Kampus III Poltekkes Surakarta menimbulkan persepsi yang berbeda terhadap metode pembelajaran. Hal ini sesuai pendapat Pareek (dalam Sobur, 2003) bahwa persepsi adalah proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pancaindera atau data. Pendapat ini didukung oleh Mulyana (2007), bahwa persepsi adalah proses menafsirkan suatu obyek melalui informasi indrawi yang diperoleh dari rangsangan yang berasal dari lingkungan sekitar. Berikut ini peneliti uraikan pembahasan mengenai persepsi mahasiswa dalam penggunaan metode pembelajaran pada Jurusan Kebidanan Di Kampus III Poltekkes Surakarta ini meliputi empat sub fenomena yaitu : 1) Persepsi mahasiswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran yang digunakan dosen, 2) Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen dalam proses pembelajaran, 3) Persepsi mahasiswa tentang metode-metode pembelajaran yang disenangi dan tidak disenangi mahasiswa, 4) Persepsi mahasiswa tentang harapan penggunaan metode

13 pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar. Adapun 4 sub fenomena tersebut akan dibahas sebagai berikut : 1. Persepsi mahasiswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran yang digunakan dosen. Berdasarkan hasil penelitian, persepsi tentang pengertian metode pembelajaran menurut informan penelitian pada jurusan kebidanan di Kampus III Poltekkes Surakarta terdapat variasi jawaban, diantaranya metode pembelajaran yaitu cara dosen mengaplikasikan teknik dan strategi pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara-cara dosen memberikan pelajaran ke mahasiswa, hal ini sesuai dengan pendapat Syah, D (2007), yang menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara yang di gunakan guru atau dosen untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa atau peserta didik untuk mencapai tujuan. Pengertian metode pembelajaran yaitu strategi yang di gunakan dosen untuk menyampaikan materi kepada mahasiswa, kiat-kiat dosen dalam menyampaikan materi pelajaran kepada mahasiswa. Pendapatpendapat informan tersebut sesuai dengan pendapat Sutikno, M S (2009), yang menyatakan bahwa metode pembelajaran adalah caracara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Persepsi tentang manfaat metode pembelajaran menurut informan penelitian terdapat variasi jawaban di antaranya yaitu agar mahasiswa tidak jenuh pada proses pembelajaran, mahasiswa bisa aktif mencari solusi sendiri dalam pembelajaran, dosen hanya mengarahkan atau fasilitator, mahasiswa akan tahu materi pelajaran yang akan disampaikan dosen. Untuk dosen menyampaikan materi sesuai SKS yang akan dicapai, diharapkan materi dapat dipahami mahasiswa sehingga mahasiswa tahu dan jelas, bisa menerima materi, hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dalam Syah, D (2007), bahwa tujuan penggunaan metode pembelajaran tersebut agar materi pembelajaran dapat diserap peserta didik dengan baik. Pendapat lain dari informan manfaat metode pembelajaran yaitu nilai mahasiswa naik, karena dengan metode pembelajaran itu mahasiswa jadi tahu materi dosen, sehingga mahasiswa akan meningkatkan belajarnya. Dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran,

14 jadi mahasiswa lebih aktif mengikuti pembelajaran, mahasiswa ikut terjun ke pembelajaran. Pendapat tersebut di dukung oleh pendapat Benny, A (2009), yang menyatakan bahwa tujuan proses pembelajaran adalah agar siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. 2. Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen. Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang di gunakan dalam PBM di berbagai tempat pembelajaran meliputi tiga kategori, yaitu : a) Persepsi tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang di gunakan dosen pada proses pembelajaran di kelas, b) Persepsi tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen dalam pembelajaran Laboratorium, c) Persepsi tentang jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen saat pembelajaran di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen pada Jurusan Kebidanan Kampus III Poltekkes Surakarta, informan penelitian berpendapat bahwa jenis-jenis metode pembelajaran yang di gunakan dosen yaitu metode diskusi, ceramah, jigzaw, tanya jawab, brainstorming, role play, simulasi, demonstrasi, resitasi, ronde, bed site teaching, mentorship dan preseptorship, kerja kelompok. Menurut pendapat informan tentang metode diskusi yaitu membagi kelompok-kelompok kecil atau besar, memecahkan dan mendiskusikan suatu masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Aqib, Z (2013), bahwa metode diskusi bertujuan untuk menganalisis, memecahkan, meggali, mendiskusikan permasalahan tertentu. Kelebihan metode diskusi yaitu mahasiswa bisa aktif, menjadikan mahasiswa yang aktif bisa mengeksplor kemampuannya, sedangkan yang tidak aktif hanya diam. Pendapat dari informan lain, keuntungan metode diskusi yaitu dosennya juga aktif, mahasiswa semangat, kemudian materi yang di sampaikan dosen mudah di cerna, suasana menyenangkan. Hal ini sesuai pendapat Aqib, Z (2013), bahwa kelebihan metode pembelajaran diskusi yaitu dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal, dapat

15 merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ideide, melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. Pendapat informan yang lain mengenai manfaat metode diskusi yaitu mahasiswa bisa bertanya pada dosen yang mengajar, sehingga mahasiswa tidak ngantuk, dan materi yang di sampaikan lebih jelas karena bisa berdiskusi bersama, lebih hidup pembelajarannya, lebih semangat, dosen dapat memberikan umpan balik ke mahasiswa, sehinggan pegetahuan mahasiswa lebih banyak karena mahasiswa di kelas berhak mengeluarkan pendapat. Hal ini sesuai dengan pendapat Aqib, Z (2013), bahwa metode diskusi tepat dapat membiasakan siswa untuk beragumentasi dan berpikir rasional, untuk belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan. Kelemahan diskusi ilmu yang didapat kurang sesuai dengan yang diharapkan. Menurut informan penelitian, metode ceramah yaitu dosen memberikan ceramah ke mahasiswa di depan. Kelemahan ceramah dosen mudah capek, menjadikan mahasiswa ngantuk sehingga kurang terserap materinya oleh mahasiswa yang tidak memperhatikan. Hal ini sesuai pendapat Aqib, Z (2013), bahwa ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, tetapi secara mental siswa sama selakali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran, pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk yang disebabkan oleh gaya bertutur guru tidak menarik. Pendapat informan lain, metode ceramah dosen hanya berbicara saja sehingga penangkapan mahasiswa sedikit. Sesuai dengan pendapat Aqib, Z (2013 ) bahwa kelemahan metode ceramah yaitu materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kekurangan metode ceramah yaitu monoton, mahasiswa tidak aktif. Keuntungan metode ceramah yaitu bila itu materi baru mahasiswa jadi tahu materi yang disampaikan oleh dosen. Pendapat informan lain kelebihan metode ceramah yaitu

16 mahasiswa bisa mendengarkan dosen. Metode tanya jawab menurut informan penelitian yaitu memberikan umpan balik ke mahasiswa, dosen maupun mahasiswa saling bertanya. Sesuai dengan pendapat Aqib, Z (2013), bahwa metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru atau pengajar dan peserta didik atau siswa. Keuntungan metode tanya jawab yaitu mahasiswa aktif, pembelajaran tidak membosankan. Pendapat informan yang lain menyatakan metode tanya jawab yaitu dosen bisa menggali lebih dalam pengetahuan mahasiswanya, tidak hanya mahasiswa yang paham saja, tetapi semua mahasiswa di kelas sehingga dosen tahu mahasiswa mana yang lebih menguasai materi. Pendapat ini sesuai dengan Aqib, Z (2013), menyatakan bahwa tujuan yang akan di capai dari metode tanya jawab yaitu untuk merangsang siswa berpikir, untuk mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa. 3. Persepsi mahasiswa tentang metode-metode pembelajaran yang disenangi dan tidak disenangi mahasiswa. Pada pembahasan sub fenomena ini ada 2 kategori, yaitu a) Persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran yang disenangi, b) Persepsi mahasiswa tentang metode pembelajaran yang tidak disenangi. Pada penelitian ini akan dibahas metode yang disenangi dan tidak disenangi mahasiswa. Persepsi pada sub fenomena ini didapatkan metode pembelajaran yang disenangi maupun tidak disenangi mahasiswa yaitu metode diskusi, mahasiswa senang metode diskusi dengan alasan untuk penyampaian teori yang disenangi yaitu diskusi karena mahasiswa bisa menemukan permasalahan yang perlu di ketahui, mahasiswa bisa bercerita, bisa lebih aktif, kalau ada pertanyaan dari temanteman waktu maju ke depan dan bisa menjawab pertanyaan itu merasa puas, bangga, karena merasa menguasai materi yang sudah didiskusikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Aqib, Z (2013), bahwa metode diskusi tepat jika di gunakan untuk perluasan pengetahuan yang telah dikuasai siswa atau peserta

17 didik, dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Selain itu yang disenangi dari diskusi bila dosen dalam menyampaikan materi power poinnya tidak monoton tulisannya, senang yang tulisannya menarik. Metode diskusi juga tidak disenangi mahasiswa dengan alasan bahwa metode diskusi membosankan, banyak mahasiswa yang bicara sendiri saat pelaksanaan diskusi, mahasiswa yang tidak aktif hanya diam, hal ini sesuai pendapat Djamarah dalam Aqib, Z (2002), bahwa kelemahan diskusi dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara, sehingga bagi mahasiswa yang kurang aktif mengikuti diskusi akan bosan. Agar metode diskusi banyak disenangi mahasiswa maka metode ini perlu strategi tertentu yang dapat menarik mahasiswa dan mengaktifkan semua kalangan mahasiswa dalam pembelajaran diskusi, karena diskusi memerlukan waktu yang cukup panjang dan kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan Aqib, Z (2013). Selain metode diskusi, didapatkan juga metode yang disenangi maupun tidak disenangi mahasiswa yaitu metode ceramah, metode ceramah disenangi mahasiswa dengan alasan apabila cara penyampaian dosen menarik dan dosen humoris dalam pembelajaran maka mahasiswa akan senang. Kalau dosen hanya membaca slide saja maka mahasiswa bosan dan ngantuk. Sesuai dengan pendapat Aqib, Z (2013), bahwa melalui ceramah guru atau pengajar dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah. Pendapat informan lain, metode yang tidak di senangi yaitu metode ceramah karena monoton, hanya komunikasi satu arah saja dari dosen, tidak menggali kemampuan mahasiswa Metode ceramah tidak disenangi mahasiswa dengan alasan metode ceramah dapat membuat capek, ngantuk saat mendengarkan pelajaran, metode ini tidak menggali kemampuan mahasiswa, kurang mengikutsertakan mahasiswa dalam pembelajaran, sehingga

18 mahasiswa yang tidak aktif hanya bicara sendiri di belakang, informan mengatakan dosen saat menggunakan metode ceramah sering tidak jelas dalam menyampaikan materi pembelajaran, membosankan. Hal ini sesuai pendapat Aqib, Z (2013), bahwa ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan jika guru kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, tetapi secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran, pikirannya melayang kemana-mana, atau siswa mengantuk yang disebabkan oleh gaya bertutur guru tidak menarik. Metode yang disenangi maupun tidak disenangi yaitu metode tanya jawab, mahasiswa tidak senang metode tanya jawab dengan alasan mahasiswa deg-degan, takut ditunjuk dosen untuk mengutarakan jawaban. Tetapi kalau ditunjuk ya terpaksa menjawab pertanyaan dari dosen. Mahasiswa senang metode ini apabila dalam penyampaiannya menarik dan dosen humoris. Berhasil tidaknya metode tanya jawab sangat bergantung kepada teknik guru dalam mengajukan pertanyaannya. Metode ini digunakan apabila bermaksud mengulang bahan pelajaran, ingin membangkitkan siswa belajar, tidak terlalu banyak siswa, sebagai selingan metode ceramah Aqib, Z (2013). Metode yang disenangi mahasiswa yaitu metode simulasi karena mahasiswa bisa mengaplikasikan pengetahuan. Sesuai dengan pendapat Aqib, Z (2013), bahwa metode simulasi bertujuan untuk dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. Metode yang disenangi mahasiswa yaitu metode jigzaw karena metode ini seru, mahasiswa lebih bisa interaksi aktif dengan kelompok lain, lebih menantang saat pembelajaran. Metode pembelajaran demonstrasi, karena mahasiswa dapat mengaplikasikan materi, dapat praktik langsung, mahasiswa jadi tahu gambaran materi yang di sampaikan dosen. Sesuai dengan pendapat Saiful sagala (2005), bahwa dengan cara mengamati secara langsung,

19 siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan, melalui metode demonstrasi, terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. Metode pembelajaran yang disenangi mahasiswa yaitu metode role play, karena mahasiswa lebih aktif, bisa berekspresi memerankan kenyataan di lapangan, mahasiswa tahu gambaran besar materinya. Pendapat lain dari informan penelitian bahwa metode role play lebih seru, sesuai pendapat Aqib, Z (2013), bahwa metode ini akan menarik perhatian siswa, sehingga dengan begitu suasana kelas akan menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Metode brainstorming, karena mahasiswa lebih aktif dan lebih fokus saat pembelajaran, lebih mengutarakan dan menggali kemampuan mahasiswa. Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang tidak disenangi menurut informan penelitian yaitu presentasi kelompok karena tidak efektif, mahasiswa tertentu saja yang aktif, dan mahasiswa yang lain tidak memperhatikan, kalau mahasiswa yang presentasi kurang menguasai materi maka membosankan mahasiswa yang lain. 4. Persepsi mahasiswa tentang harapan mahasiswa dalam penggunaan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar. Persepsi mahasiswa tentang harapan dalam penggunaan metode pembelajaran menurut informan penelitian bahwa metode pembelajaran yang digunakan dosen sudah memberikan motivasi melalui ceramah, diskusi. Penggunaan metode pembelajaran memberikan motivasi belajar karena dengan metode yang sudah diterapkan mahasiswa ingin menggali kemampuan memahami materi yang di sampaikan. Pendapat informan yang lain bahwa penggunaan metode pembelajaran sangat memberikan motivasi belajar mahasiswa, misalnya besok ada metode diskusi, sekelompok mahasiswa itu berusaha membuat penampilan semaksimal mungkin, misalnya besok ada metode tanya jawab, mahasiswa menyiapkan untuk belajar malam harinya sebelum besok di mulai, mahasiswa bisa termotivasi untuk belajar,

20 membaca buku atau membuka materi yang ada di internet. Metode pembelajaran yang di gunakan dosen belum terlalu sesuai harapan mahasiswa, mahasiswa ingin setiap dosen dapat menerapkan semua metode pembelajaran, sehingga mahasiswa tidak bosan, dosen diharapkan dapat menguasai dan menerapkan metode pembelajaran yang ada. Harapan mahasiswa semoga dosen selalu menerapkan metode pembelajaran yang ada agar mahasiswa tidak jenuh kalau yang sering digunakan hanya metode ceramah. Harapannya dosen pandai menggunakan dan memodifikasi metode-metode pembelajaran saat mengajar. Metode pembelajaran yang di gunakan dosen sudah cukup memuaskan tetapi sarannya metode yang di gunakan lebih di tambahkan trik yang bagus agar mahasiswa di kelas bisa lebih aktif mengikuti pembelajaran. Harapannya ke depan ada inovasi baru yang belum pernah di sampaikan dosen karena masih banyak metode-metode pembelajaran yang lain yang belum di sampaikan ke mahasiswa, dosen bisa menambahkan teknis-teknis lain untuk metode pembelajaran. Harapan mahasiswa yaitu metode pembelajaran yang sudah ada di kembangkan lagi, agar sistem pendidikan lebih bagus, sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar mahasiswa, dan materi yang disampaikan dosen dapat terserap secara utuh, mahasiswa di harapkan hafal dalam proses pembelajarannya. Metode pembelajaran yang di harapkan mahasiswa yaitu yang bervariasi, yang tepat sasaran sehingga menghasilkan mahasiswa yang berlian dan profesional. Menyesuaikan metode yang tepat untuk pembelajaran teori dan praktik. Hal ini sesuai dengan pendapat Syah, D (2007), dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang di gunakan maka makin efektif dan efisien kegiatan mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa pada akhirnya akan menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan yang dilakukan oleh guru. Harapan lain yaitu dosen dapat menerapkan metode yang sudah ada, karena dosen mungkin sudah tahu metodemetode pembelajaran yang ada tetapi belum menerapkan

21 metode itu. Metode pembelajaran yang di harapkan yaitu yang beragam yang sesuai dengan materi yang di sampaikan, materi yang harus disampaikan dengan cerita yaitu dengan metode ceramah, tetapi kalau pembelajaran berhubungan dengan praktik disampaikan dengan demonstrasi atau simulasi. Sesuai dengan pendapat Djamarah dalam Aqib, Z (2013) menyatakan bahwa kriteria yang paling utama dalam pemilihan metode pembelajaran bahwa metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh, bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan katakata tentunya metode ceramah. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi kerja suatu benda yang nyata maka metode demonstrasi. Pendapat informan lain, metode pembelajaran yang di harapkan yaitu metode yang lebih meningkatkan keaktifan mahasiswa sehingga saat pembelajaran tidak SMS atau ngobrol sendiri, diharapkan mahasiswa itu berperan aktif sehingga dosen harus meningkatkan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang di harapkan mahasiswa yaitu yang meningkatkan peran aktif mahasiswa, dosen hanya sebagai fasilitator dan mahasiswa yang aktif dalam pembelajaran. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Persepsi mahasiswa tentang pengertian dan manfaat metode pembelajaran, bahwa informan mengartikan metode pembelajaran adalah cara dosen mengimplementasikan teknik pembelajaran, strategi dosen dalam menyampaikan materi, metode untuk belajar mengajar. Manfaat metode pembelajaran yaitu untuk meningkatkan pemahaman, partisipasi, interaksi dan keaktifan mahasiswa. Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen Persepsi tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang digunakan dosen pada proses PBM diberbagai tempat pembelajaran meliputi metode ceramah, tanya jawab, diskusi, role play, resitasi, brainstorming, simulasi, demonstrasi, jigzaw, drill. Persepsi mahasiswa tentang jenis-jenis metode pembelajaran yang disenangi dan tidak disenangi

22 mahasiswa. Metode pembelajaran yang disenangi mahasiswa meliputi metode diskusi, jigzaw, brainstorming, demonstrasi dan simulasi, role play, ceramah dan tanya jawab. Metode pembelajaran yang tidak disenangi mahasiswa meliputi metode ceramah, presentasi kelompok, diskusi, tanya jawab. Persepsi mahasiswa tentang harapan penggunaan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar. Persepsi tentang harapan penggunaan metode pembelajaran yang dapat memberikan motivasi belajar mahasiswa, informan penelitian mengatakan bahwa mahasiswa berharap agar dosen mengembangkan metode pembelajaran, memodifikasi metode yang menarik sehingga mahasiswa tidak bosan, bisa aktif dalam pembelajaran. Daftar Pustaka Aqib, Zainal Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung : Yrama Widya. Direktorat Jendral Pergururan Tinggi Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta Fitriana, A Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Pembelajaran Student Centered Learning antara Role Play dan Group Discussion. Surakarta : Politekhnik Surakarta. Kesehatan Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia. Jacobsen, David A Methods For Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Majid, Abdul Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Masitoh, Siti Metode Pembelajaran Diskusi Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Bagi Siswa Kelas VIII Di Mtsn Cimerak-Ciamis. Yoyakarta : Uin Sunan Kalijaga. Miles, M. B., Hubberman, A. M Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia Press. Moleong, L. J Metodologi Penelitian Kualitatif. EdisiRevisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Suardi, M Pengantar Pendidikan : Teori dan Aplikasi. Jakarta Barat : PT Indeks Supriyanto, D Peranan Persepsi Mahasiswa Mengenai Penggunaan Media dan Metode Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Penjaskesrek JPOK FKIP UNS Maret Angkatan Skripsi FKIP UNS : Surakarta.

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PADA JURUSAN KEBIDANAN DI KAMPUS III POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Ana Widi Astuti 1), Henik Istikhomah 2) 1, 2 Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar (Prawiradilaga, 2008). Menurut

Lebih terperinci

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DENGAN MEDIA PERMAINAN CROSSWORD PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII.6 SMP NEGERI 1 GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

Profil Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisioterapi melalui Self Assessment dan Peer Assessment

Profil Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisioterapi melalui Self Assessment dan Peer Assessment Profil Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisioterapi melalui Self Assessment dan Peer Assessment Rose Ash Sidiqi Marita 1*, Zainal Abidin 2 dan Suci Amanati 3 1 DIII Fisioterapi, Akademi Fisioterapi

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa atau negara dapat dikatakan maju, berkembang atau terbelakang dapat dilihat dari sejauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada individu-individu guna menggali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus dapat memberi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap manusia berhak mendapatkan dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran menurut Asmani (2012:17) merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan manusia. Sebaliknya, berbicara tentang kehidupan manusia berarti harus mempersoalkan

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah menengah atas cenderung bersifat monoton dan tidak menghasilkan banyak kemajuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:82).

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP

PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PENERAPAN METODE DISKUSI TIPE BUZZ GROUP PADA MATERI VIRUS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS X B MA BUSTANUL ULUM PAGERHARJO KECAMATAN WEDARIJAKSA PATI TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. di paparkan temuan penelitian sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini penulis memaparkan hasil penelitian, yang menjabarkan tentang: a). deskripsi data, b). temuan penelitian, c). analisis data. A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK DISERTAI TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS ORAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-J SMA NEGERI 1 KARTASURA SKRIPSI Oleh : ANI SUGIHARTI NIM. K 4305002 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia dalam memperoleh bekal dalam kehidupan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO 176 PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO Oleh : Sopiyah IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan

BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan BAB III PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN (MP) A. Gambaran Umum Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan 1. Sejarah dan Dinamika Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi OLEH: ASTRI ASTUTI K 4305006 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dengan topik

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan memiliki peranan stategis dalam menyiapkan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS X3 SMAN 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: Hardani Endarwati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam belajar. Guru harus mampu berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan siswa dalam belajar. Guru harus mampu berperan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah atau yang sering disebut dengan proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dengan siswa. Jika guru telah memahami siswanya

Lebih terperinci

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES PENERAPAN FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman saat ini semakin pesat dan canggih. Hal ini ditandai dengan persaingan di segala bidang yang semakin ketat, tak terkecuali dalam dunia pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia mulai belajar mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di antaranya adalah masalah belajar. Permasalahan belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau individu untuk mencapai tujuan tertentu. Pendidikan merupakan kebutuhan vital bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Perkembangan kemajuan ini ditandai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas layanan pendidikan merupakan salah satu agenda Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun 2015 2016 sebagaimana telah diamanatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung resiko dalam pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011). Sifat keberanian seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi pokok dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Karena itu pengembangan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis sebagai suatu kegiatan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran. Produktif

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pembelajaran mengandung serangkaian perbuatan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI Erny Untari Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Ngawi Email : Erny1703@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia dan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini sejalan dengan UU RI No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dikatakan bahwa:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di Sekolah Dasar. Selain merupakan mata pelajaran pokok IPS juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2014, Cet Pertama, hlm Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan (Asas & Filsafat Pendidikan), Arruz Media,

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2014, Cet Pertama, hlm Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan (Asas & Filsafat Pendidikan), Arruz Media, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai banyak definisi, ahli yang satu dengan ahli yang lain terkadang memberi definisi yang bebeda tentang pendidikan. Perbedaan definisi pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA 406 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 406-412 PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA Eko Budi Susatyo, Sri Mantini Rahayu

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI Agar kegiatan PPL yang dilaksanakan sejak 2 Juli sampai 17 September 2014 berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan maka diperlukan adanya persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara terutama bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan Undang Undang nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan melakukan perubahan kurikulum pendidikan yaitu dari Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar adalah suatu interaksi timbal balik antara guru dan siswa dan antara siswa dengan siswa itu sendiri. Berhasil tidaknya proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa itu sendiri. Mata pelajaran PKn sering dianggap sebagai sebuah mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. siswa itu sendiri. Mata pelajaran PKn sering dianggap sebagai sebuah mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik dari pihak guru maupun dari pihak siswa itu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan 1. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang SD sampai dengan Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar yang dipelajari di Sekolah Dasar. Sesuai dengan tingkatan pendidikan yang ada, pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD Oleh: Ika Yuliastuti 1, Suhartono. 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa karena melalui pendidikan warga negara akan siap dalam menghadapi setiap perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

PERPADUAN KONSEP METODE PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN METODE DRILL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI

PERPADUAN KONSEP METODE PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN METODE DRILL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI PERPADUAN KONSEP METODE PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN METODE DRILL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI Nur Eka Setiowati Abstrak Pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh : Pratiwi Narti A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh : Pratiwi Narti A PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN TRUE OR FALSE DENGAN MENGOPTIMALKAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas V SD N Gumpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas belajar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Pembelajaran yang menekankan aktivitas belajar akan menjadi lebih bermakna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Interaksi antara guru dan

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa Semester 3 Program Studi Rekam Medik dan Informasi Kesehatan melalui Think-Pair-Share (TPS) Sri Nawangwulan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, setiap orang dihadapkan pada berbagai macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut maka setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dipengaruhi keberhasilan guru dan siswa itu sendiri, yang merupakan tokoh utama dalam kegiatan

Lebih terperinci

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMK NEGERI 8 SEMARANG DALAM MATERI INTEGRAL Almiati SMK Negeri 8 Semarang Abstrak

Lebih terperinci

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Desra Putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan dan membudayakan manusia serta mengembangkannya menjadi sumber daya yang berkualitas. Berdasarkan UU

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH TENTANG ZAKAT MELALUI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VIII-A

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH TENTANG ZAKAT MELALUI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VIII-A PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIQIH TENTANG ZAKAT MELALUI PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VIII-A MTs. ARRAHMAH KELAPA DUA WETAN CIRACAS JAKARTA TIMUR Santi Hartika Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI (GI) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun

Lebih terperinci

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI

PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DI GUGUS 1 BARUGA KOTA KENDARI PERAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR JURNAL HASIL PENELITIAN SITI MURNI NUR G2G1 015 116 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017 1 PERAN KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat 1, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (2006: 3) menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengalaman merupakan hal yang penting bagi generasi muda, bukan hanya sekedar diingat tetapi juga sebagai cara bagi anak-anak untuk berkenalan dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkembang akan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan di sekolah peranan seorang guru sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Guru merupakan pribadi yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya proses pembelajaran.

Lebih terperinci