BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alam yang kasat mata (Sunaryo, 2009: 14). Motif banyak digunakan pada tekstil,
|
|
- Leony Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motif merupakan unsur pokok sebuah ornamen.perwujudan motif umumnya merupakan gubahan atas bentuk-bentuk alam atau sebuah representasi alam yang kasat mata (Sunaryo, 2009: 14). Motif banyak digunakan pada tekstil, antara lain motif flora, motif fauna, motif pewayangan yang masuk ke dalam motif hias sosok manusia. Banyak penggambaran diri manusia dijadikan sebagai motif. Hal tersebut bisa merupakan rekaman atau dari suatu rentetan kejadian. Motif hias manusia seperti motif wayang yang telah ada sejak kebudayaan prasejarah. Wayang pada mulanya merupakan penggambaran roh nenek moyang.perkembangannya, wayang dikenal sebagai bentuk karya seni yang mewarnai kekayaan budaya Indonesia. Istilah wayang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2005: 205) adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional, biasanya dimainkan oleh seseorang yang disebut dalang. Wayang di Indonesia adalah hasil dari kreasi seni yang menggambarkan berbagai tokoh dalam kisah tertentu (Santosa, 2011:11). Wayang diolah, dicipta, serta berkembang terutama di daerah Jawa dan Bali. 1
2 2 Dapat disimpulkan wayang adalah perwujudan dari berbagai tokoh yang dimainkan oleh dalang dalam berbagai cerita. Wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang datang dari India memasuki Nusantara bersamaan dengan pengaruh Hindu, tokoh-tokoh dalam Ramayana dan Mahabharata kemudian semakin menggeser tokoh nenek moyang lokal beserta cerita kepahlawanannya. Perkembangan tokoh-tokoh dalam wiracarita Mahabharata dan Ramayana bercampur dengan mitos-mitos setempat dan dipandang sebagai leluhur bagi orang Jawa (Sunaryo, 2009:56). Pada wiracarita Ramayana terdapat satu tokoh bernama Dewi Sinta, isteri Prabu Rama Wijaya yang menjadi pewaris tahta Ayodya. Menceritakan bahwa Dewi Sinta yang sedang melakukan perjalanan diculik oleh Rahwana Raja Alengka. Dewi Sinta digambarkan sebagai sosok yang tidak mudah goyah oleh godaan dan tantangan,bahkan sebagai sosok wanita yang setia, taat dan berbakti kepada suami, membuat Rahwana kesulitan untuk mewujudkan keinginannya untuk memperisteri Dewi Sinta. Ia tidak termakan oleh godaan Rahwana serta selalu setia terhadap Rama dengan membakar diri sebagai wujud pembuktian bahwa dirinya masih suci selama diculik oleh Rahwana. Penggambaran Dewi Sinta dalam cerita pewayangan Ramayana dapat divisualisasikan sebagai motif tekstil melalui teknik batik tulis. Teknik batik tulis diyakini dapat memunculkan setiap motif Dewi Sinta melalui goresan canting dengan malam yang ditorehkan pada kain. Membatik tulis sama halnya dengan menggambar diatas kain. Banyak macam motif tekstil yang digambarkan melalui teknik batik tulis.
3 3 Batik sendiri merupakan suatu proses pemberian motif pada kain dengan caramemberikan malam pada kain dengan menggunakan canting, seni batik adalah salah satu kesenian khas Indonesia yang telah berabad-abad lamanya hidup dan berkembang. Batik merupakan seni kebudayaan Indonesia yang tinggi akan nilainya dan telah tumbuh berabad-abad lalu serta berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusianya. Pembuatan batik tulis dapat diterapkan pada beberapa jenis kain yang tahan terhadap malam batik.salah satu contohnya adalah jenis kain sutera. Sutera merupakan jenis serat yang dihasilkan dari ulat sutera. Berdasarkan pada kebiasaan hidupnya kokon ulat sutera di Indonesia, dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama merupakan ulat sutera yang dipelihara, contohnya adalah ulat sutera murbei (Bombix mori) yang bisa di olah sebagai bahan baku berupa kain sutera. Kelompok kedua merupakan ulat sutera liar atau wild silk, biasanya hidup di alam bebas dan hasilnya adalah sutera tussah dengan karakter yang kaku, kotor, dan kurang berkilau. Pembuatan motif dengan gambaran Dewi Sinta dapat dituangkan melalui bentuk dari teknik batik tulis serta dapat digambarkan melalui beragam warnanya. Bentuk dan warna yang tercipta merupakan kombinasi yang dapat memvisualkan karakter tersebut. Pentingnya mengangkat Dewi Sinta untuk mengembangkan kebudayaan Pariwisata Jawa Tengah agar lebih dikenal dan dibudidayakan pada masyarakat khususnya Indonesia. Berdasarkan peluang yang ada, maka proyek Tugas Akhir ini mengupayakan perancangan motif dengan sumber ide Dewi Sinta yang menggambarkan
4 4 sosoknya dalam cerita pewayangan Ramayana melalui teknik batik tulis serta menampilkan warna-warna yang selaras dengan penggambaran karakternya sehingga dapat dijadikan sebagai tambahan ide untuk pengrajin batik tulis dalam membuat motif. ` B. Studi Pustaka 1. Motif Motif merupakan pangkal atau dasar dari terbentuknya sebuah pola apabila motif tersebut mengalami pengulangan secara simetris atau pengulangan non simetris. Sebuah goresan garis, titik, dan lainnya dapat disebut sebagai sebuah motif. Perwujudan motif umumnya merupakan gubahan atas bentuk-bentuk alam atau sebuah representasi alam yang kasatmata, namun ada pula yang merupakan hasil khayalan semata karena bersifat imajinatif, bahkan karena tidak dapat dikenali kembali, gubahangubahan motif kemudian disebut bentuk abstrak. Motif gubahan bentuk alam contohnya motif gunung, awan, dan pohon, sedangkan motif imajinatif misalnya motif singa bersayap dan buroq, karena keduanya merupakan makhluk khayal yang bentuknya merupakan hasil rekaan (Sunaryo, 2009:14). Penggambaran motif dapat dilakukan dengan berbagai gaya, antara lain gaya naturalis, stilasi, abstraksi, distorsi, dan dekoratif. a. Naturalis merupakan penggambaranmotif dengan cara meniru bentuk aslinya. Antara obyek dan hasil penggambaran hamper sama.
5 5 b. Gaya stilasi merupakan cara penggambaran motif dengan melakukan penyederhanaan bentuk dari obyeknya yang kemudian dilakukan penggayaan. c. Abstraksi cara penggambaran motifnya dengan mengadakan perubahan dari bentuk aslinya sehingga bentuk asli obyek dalam penggambaran sudah tidak nampak lagi, namun karakter obyek masih tetap nampak. d. Distorsi menggambarkan motif dengan melakukan perubahan bentuk obyeknya dengan melakukan penyimpangan-penyimpangan yaitu keadaan yang dilebih-lebihkan baik dari sisi ukuran maupun bentuknya pada bagian tertentu (Willson, 2001). Yang harus diperhatikan dalam distorsi adalah proporsi, keharmonisan, keseimbangan dan kesatuan (Sunaryo, 2009: 17). e. Dekoratif cenderung pada isian untuk menghias motif.perancangan motif bertujuan untuk pencapaian bentuk-bentuk yang indah, menyampaikan suatu gambaran tertentu. 2. Dewi Sinta Dunia Internasional mengakui wayang sebagai produk budaya dan kesenian asli Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki kualitas tinggi, tetapi juga menghadirkan muatan-muatan moralitas yang bermanfaat untuk pendidikan budi pekerti.
6 6 Cerita wayang bersumber dari karya sastra kelas dunia yang sangat terkenal yaitu Ramayana dan Mahabharata yang keduanya berasal dari India. Berdasarkan catatan sejarah buku-buku sastra di Nusantara, ceritanya digubah oleh para pujangga dan empu. Diperkirakan karya sastra ini sampai di Nusantara pada awal abad masehi. Khusus mengenai Ramayana ditulis oleh seorang Adi Kawi penyair utama, Walmiki atau Balmiki.Istilah Ramayana berasal dari bahasa Sansekerta yang secara etimologis terdiri dari dua kata, yaitu Rama dan Ayana yang berarti Perjalanan Rama (Yasasusastra, 2011:3). Ramayana mengisahkan tentang perjuangan Rama dalam merebut kembali isterinya bernama Dewi Sinta. Perebutan tersebut terjadi karena Sinta telah diculik oleh Rahwana, raja Alengkadiraja yang mempunyai maksud ingin menikahi perempuan titisan Dewi Widowati. Dalam merebut Sinta, Rama dibantu oleh Prabu Sugriwa dengan bala tentara wanara Negeri Kiskenda serta senapati wanara yang sakti seperti Anoman, Anila, Anggada, dan lain-lain. Adik Rahwana yang bernama Arya Wibisana tidak menyetujui perbuatan kakaknya dan memilih bergabung dengan Rama untuk menjadi penasihatnya. Perang besar merebut kembali Dewi Sinta berhasil dimenangkan oleh Rama berkat strategi dari Arya Wibisana.Seluruh senapati Alengkadiraja tidak ada yang selamat termasuk Rahwana (Santosa, 2011:95). Dewi Sinta adalah putri Prabu Janaka dari Negara Mantili. Menurut Serat Purwacarita, kisah kelahiran Dewi Sinta memiliki hubungan erat
7 7 dengan Rahwana. Saat permaisuri Dewi tari sedang hamil besar, Rahwana pergi bersemadi, sebelumnya ia memerintahkan Arya Wibisana untuk menuggui Dewi Tari bersama dayang-dayang kepercayaan lainnya. Konon, Dewi Tari melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik, bahkan menurut Arya Wibisana, wajah bayi tersebut sangat mirip dengan Dewi Widowati atau Dewi Sri, seorang wanita yang sangat didambakan oleh Rahwana. Arya Wibisana khawatir dengan tabiat buruk Rahwana, tidak mustahil jika bayi tersebut setelah dewasa akan dikawini ayahnya sendiri. Untuk menghindari kemungkinan tersebut, Arya Wibisana mengambil keputusan untuk menciptakan bayi laki-laki yang berasal dari awan dan diberi nama Megananda. Sedangkan bayi perempuan yang lahir dari Dewi Tari segera dimasukkan kedalam kotak, dibalut kupat sinta dan dilarung di Bengawan Silugangga dan ditemukan oleh Prabu Janaka (raja Mantili), lalu dijadikan anak sendiri dan diberi nama Dewi Sinta. Setelah dewasa, Prabu Janaka memperoleh wangsit dewa bahwa Dewi Sinta adalah titisan dari Dewi Widowati atau Dewi Sri, dan atas petunjuk dewa pula, jodohnya kelak harus titisan Batara Wisnu. Untuk menemukannya, Prabu Janaka diminta untuk mengadakan sayembara yang intinya siapa yang dapat merentangkan busur pusaka Mantili dan melepaskan panah hingga menembus tujuh pohon tal yang berjajar sekaligus, dialah titisan Wisnu yang sesungguhnya. Ketika sayembara diadakan, Raden Rama beserta Raden Leksmana mengikuti sayembara tersebut, dan putra mahkota Ayudya inilah yang berhasil memenangkan
8 8 sayembara. Akhirnya segeralah Prabu Janaka menikahkan Raden Rama dengan Dewi Sinta di Mantili (Santosa, 2011:134). Sosok Dewi Sinta digambarkan sangat menarik, ia cantik, serasi tinggi dan besarnya badan, berwatak sabar, setia, dan taat kepada suami. Memiliki suami bernama Prabu Rama dan melahirkan dua anak kembar bernama Ramabatlawa dan Ramabatkusya (Yasasusastra, 2011:64). Berikut beberapa contoh gambar perwujudan Dewi Sinta: Gambar 1. Contoh Gambar Wayang Dewi Sinta gagrak Surakarta Sumber: wayang.wordpress.com
9 9 Gambar 2. Contoh Gambar Wayang Dewi Sinta gagrak Yogyakarta Sumber: ebilawa.blogspot.com 3. Batik Tulis Batik adalah salah satu cara dalam pembuatan motif pada kain dengan menorehkan malam melalui canting. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non bendawi sejak 2 Oktober Kata batik berasal dari bahasa Jawa, namun kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka (Prasetyo, 2010:2). Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Surakarta dan Yogyakarta.
10 10 Kesenian batik merupakan kesenian gambar diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Jenis batik sendiri ada 2 macam, yaitu batik tulis dan batik cap. Batik tulis dikerjakan dengan menggunakan canting, yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk dapat menampung malam atau lilin batik dengan memiliki ujung berupa saluran pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain. Bentuk gambar atau desain pada batik tulis tidak terdapat pengulang yang jelas, sehingga gambar nampak dapat lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bias lebih kecil dibandingkan dengan batik cap. Batik cap dikerjakan dengan menggunakan cap, yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki. Bentuk gambar atau desain pada batik cap selalu terdapat pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis (Prasetyo, 2010:8). Menurut tekniknya, batik tulis adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan
11 11 waktu kurang lebih 1-3 bulan. Sedangkan batik cap adalah kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan cap. Proses pembuatannya lebih cepat dengan memerlukan waktu kurang lebih 2-3 hari. Menurut asal pembuatannya, Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia khususnya daerah Jawa. Batik Jawa memiliki motif-motif yang berbeda. Perbedaan motif ini dapat terjadi karena motif-motif tersebut memiliki makna masing-masing, bukan hanya sebuah gambar saja namun mengandung makna yang didapat dari para leluhur, yaitu penganut agama animisme, dinamisme, atau Hindu dan Buddha. Batik Jawa banyak dikembangkan di daerah Surakarta atau yang biasa disebut dengan batik Surakarta. Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Pada sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralif pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya (Prasetyo, 2010:10). Kain batik tulis merupakan sebuah hasil karya seni terpadu yang indah dan unik, yang menjadikannya bagian dari warisan leluhur. Motif-motif yang dilukispun mempunyai bentuk-bentuk dan gaya yang khas, yang membedakan kain batik dengan kain bergambar lainnya. Semua motif
12 12 tersebut disusun menjadi sebuah lukisan yang utuh, yang memenuhi seluruh lebar kain, yang selanjutnya disebut dengan pola (Siswomihardjo, 2011;2). Ragam motif dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam motif dan warna yang terbatas, dan beberapa motif hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu, namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga mempopulerkan motif phoenix. Bangsa Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah motif bunga yang sebelumnya tidak dikenal, dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah seperti gedung atau kereta kuda, termasuk warna kesukaan para penjajah yaitu warna biru. Batik tradisional tetap mempertahankan motifnya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena masing-masing motif memiliki perlambang masing-masing (Prasetyo, 2010:6). 4. Kain Sutera Sutera berperan besar dalam peradaban manusia. Cerita legenda menjelaskan bahwa seorang puteri bernama Hsi Ling Chi, pada 2640 Sebelum Masehi secara tidak sengaja menjatuhkan kokon ulat sutera ke air tehnya yang panas. Saat itu, tampak serat sutera terurai. Diketahui selanjutnya bahwa serat yang berasal dari kupu-kupu tersebut memakan daun murbai (Abdullah, 2011:3). Puteri Hsi Ling Chi membantu
13 13 pengembangan industri sutera dengan mendorong penanaman pohon murbai, meningkatkan produksi kokon dan pemintalan benang sutera. Sebelum Masehi, seorang jederal dan seorang anggota dewan pertama Roma telah kembali dari Cina dengan membawa kain-kain sutera yang indah. Selama masa ini, kain sutera menjadi bahan pakaian utama di Kekaisaran Roma. Diperkirakan telah terjadi banyak dilakukan barter antara Roma dan Cina, dimana kain sutera merupakan satu kain yang banyak dipertukarkan. Sutera mula diperebutkan oleh bangsa Romawi melalui Perang Parthian, yaitu perang yang dialami oleh bangsa Romawi dengan Persia yang dilakukan di Cina. Kaisar Marcus Antonius mengirim utusan ke Seres untuk mengatur pengiriman sutera ke Roma, namun misi ini tidak berhasil dan Persia tetap menjadi tempat persediaan utama sutera (Abdullah, 2011:9) Sutera adalah serat yang diperoleh dari sejenis serangga yang disebut lepydoptera. Serat sutera berbentuk filamen yang dihasilkan dari larva ulat sutera waktu membentuk kepompong.spesies utama dari ulat sutera yang dipelihara untuk menghasilkan serat sutera alam adalah bombyx mori. Jenis serat sutera ada dua macam, yaitu cultivated silk dan wild silk. Cultivated silk adalah serat sutera yang dihasilkan dari ulat sutera yang dipelihara. Pemeliharaan dilakukan dari mulai telur ulat menetas sampai dengan masa pembuatan kokon. Wild silkadalah serat sutera yang dihasilkan dari ulat sutera yang tidak dipelihara, yaitu yang memakan daun pohon oak (Subagja, 1988).
14 14 Ulat sutera bombyx mori bukanlah sumber daya hayati asli Indonesia, tetapi diimpor dari Cina dan Jepang, namun telah hadir ulat sutera asli Indonesia, yaitu ulat sutera Cricula dan Attacus, sehingga juga disebut ulat sutera alam lokal (Kaleka,2010:7 ). Ulat sutera alam lokal atau sering dinamakan ulat sutera emas, ulat kipat, ulat kenari atau ulat jambu mete ini mampu menghasilkan kokon sutera emas. Adapun bahan baku yang sering digunakan untuk produksi seperti di pasaran antara lain Cricula, Attacus, dan Bombix mori. Pengembangbiakan cricula tergantung pada alam bebas dan tumbuh di pepohonan liar tanpa di ternak. Ciri dari kokon ini berwarna kuning keemasan dan berfilamen saling silang. Kokon sutera ini memiliki kelebihan antara lain mengandung salur-salur halus, lembut, tidak mudah busuk dan tahan panas, serta pori-pori permukaannya yang unik. Attacus akan berkembang biak dan menghasilkan kokon lebih banyak apabila berada di pohon sirsak. Warnanya coklat dan bersifat individual sehingga dalam satu pohon hanya terdapat sekitar 5 kokon. Bombix mori atau sutera putih adalah sutera yang bisa dikembang biakan di dalam ruangan dengan memberi makan daun murbei. Sutera tersebut akan membuat kepompong berwarna putih. B. Fokus Permasalahan Bagaimana merancang motif dengan sumber ide cerita Dewi Sinta dalam pewayangan melalui teknik batik tulis pada kain sutera?
BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang
15 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang motif dengan sumber ide Dewi Sinta dalam cerita pewayangan Ramayana melalui
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : Internet Wawancara dengan owner Survey terhadap target audience 2.2 DATA UMUM
Lebih terperinciBAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis
29 BAB IV VISUALISASI Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis yang eksklusif, dengan merancangmotif dari sumber ide cerita pewayangan Dewi Sinta melalui teknik batik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Ikat Nusantara
RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN A.
BAB III KONSEP PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Perancangan Motif teratai sebagai hiasan tepi kain lurik Sumber Ide teratai Identifikasi Masalah 1. Perancangan motif teratai sebagai hiasan tepi pada
Lebih terperinciKARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL
KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Dewi Sita PENCIPTA : Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA Kolaborasi antara FSRD ISI Denpasar dan ALVA (Architecture, Landscape,
Lebih terperinciINTERAKSI KEBUDAYAAN
Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sejarah beserta peninggalannya. Candi merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang tidak dapat lepas nilai
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.
BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku etnis dan bangsa yang memiliki ciri khas masing-masing. Dari berbagai suku dan etnis
Lebih terperinciGambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com
BATIK oleh : Herry Lisbijanto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki
II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena proses akulturasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi (budi atau akal) diartikan hal-hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benua Asia hingga mencapai benua Eropa melalui Jalur Sutera. Para ilmuwan mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sutera ditemukan di Cina sekitar 2700 sebelum Masehi dan teknologi budidayanya masih sangat dirahasiakan pada masa itu. Perkembangan dan persebarannya dimulai dari benua
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts.
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Dan Literatur Metode penelitian yang digunakan: Literatur : - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts. - Buku
Lebih terperinciWritten by Anin Rumah Batik Tuesday, 06 November :59 - Last Updated Tuesday, 06 November :10
Pada awalnya batik dibuat di atas bahan berwarna putih yang dibuat dari kapas (kain mori). Sekarang ini semakin berkembang dengan bahan-bahan semacam sutera, poliester, rayon, dan bahan sintetis lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,
Lebih terperinciData kongkrit tentang lahir asal usul wayang sedikit jumlahnya. Perbedaan adanya disiplin ilmu untuk mendekati masalah dan konsep tentang maksud
Data kongkrit tentang lahir asal usul wayang sedikit jumlahnya. Perbedaan adanya disiplin ilmu untuk mendekati masalah dan konsep tentang maksud lahir atau asal usul. Wayang apakah asli Indonesia, berasal
Lebih terperinciPengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,
Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Dalam survey lapangan yang dilakukan di Museum Wayang Jakarta, dapat dilihat
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data a. Survey Lapangan Dalam survey lapangan yang dilakukan di Museum Wayang Jakarta, dapat dilihat rendahnya popularitas wayang di negeri kita sendiri. Tempatnya sangat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan
305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik
Lebih terperinciBAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN
BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN 3.1 Pengertian Pakaian Adat Pakaian adat yaitu semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang menunjukkan kebudayaan suatu
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal
BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara
Lebih terperinciTeknik dasar BATIK TULIS
Teknik dasar BATIK TULIS Bandung, November 2009 Pengertian Batik 1. Batik adalah karya seni rupa pada kain dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang. Menurut konsensus Nasional
Lebih terperinciDEWI SINTA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA KAIN SUTERA
DEWI SINTA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA KAIN SUTERA PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciPenerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil
Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)
Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII Disusun Oleh : BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber sebagai berikut: a. Literatur Didapat dari macam-macam buku baik cetak maupun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KARYA
42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan boneka tiruan rupa manusia yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggabungkan beberapa unsur seni. Wayang Golek
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Data dan informasi untuk membuat buku ini didapat melalui studi kepustakaan berupa buku-buku dan pencarian data melalui internet. Penulis juga melakukan terjun
Lebih terperincidiciptakan oleh desainer game Barat umumnya mengadopsi dari cerita mitologi yang terdapat di Di dalam sebuah game karakter memiliki
ABSTRACT Wimba, Di dalam sebuah game karakter memiliki menjadi daya tarik utama dalam sebuah game, menjadi teman bagi pemain, juga dapat berperan sebagai atau dari sebuah game sekaligus menjadi elemen
Lebih terperinciINTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM
INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada tiga permasalahan yang muncul dalam mengembangkan relief candi menjadi sebuah motif. Pertama, permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung untuk menikmati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Desain 5.1.1 Visual Ilustrasi menggunakan media digital untuk menimbulkan kesan modern dan lebih rapih dalam penarikkan garis pada gambar. Gaya ilustrasi dibuat
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI. Keyakinan bahwa wayang merupakan produk budaya sejati bangsa. Indonesia antara lain ditegaskan oleh G.A.J. Hazeu, Brandes, N.J.
BAB II METODOLOGI A. Identifikasi Masalah Keyakinan bahwa wayang merupakan produk budaya sejati bangsa Indonesia antara lain ditegaskan oleh G.A.J. Hazeu, Brandes, N.J. Krom, Prof. Kern, dan W.H. Rassers;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi untuk memperindah sesuatu atau sebagai simbol yang mengandung makna untuk mencapai sesuatu yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya kebudayaan. Beberapa kekayaan budaya Indonesia seperti: ragam suku, ragam bahasa, dan ragam pakaian adat yang salah satunya berbahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu
Lebih terperinciMenata Pola Ragam Hias Tekstil
MENATA POLA RAGAM HIAS TEKSTIL 81 Menata Pola Ragam Hias Tekstil A. RINGKASAN Dalam bab ini kita akan belajar menata pola ragam hias tekstil. Sebelumnya kita telah memiliki pengetahuan tentang keragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pagelaran Tata Rias dan Kecantikan ini menyelenggarakan ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan. Dasar dari pengembangan pendidikan karakter
Lebih terperinciKain Sebagai Kebutuhan Manusia
KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tonggak utama pembangun bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengedepankan pendidikan bagi warga negaranya, karena dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan
Lebih terperinciOleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti
Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti Seni tata rias yang bertujuan membentuk kesan wajah model menjadi wujud khayalan yang di angan-angankan, tetapi segera dikenali oleh yang melihatnya (Martha Tilaar, 1997).
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. dalam pengembangan motif Batik Bakaran. Ada beberapa permasalahan dan
BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Berdasarkan fokus permasalahan di atas ada permasalahan yang muncul dalam pengembangan motif Batik Bakaran. Ada beberapa permasalahan dan faktor penting
Lebih terperinciRAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora
RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Wayang Kulit
BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Wayang Kulit 1. Pengertian Wayang Kulit Wayang dalam bahasa Jawa berarti bayangan dalam bahasa Melayu disebut bayang-bayang, dalam bahasa Aceh bayeng, dalam bahasa Bugis wayang
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kreasi Baru Sumber: Makanan Hidangan Istimewa Kampung Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan hidangan istimewa
Lebih terperinciA. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Dengan populasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan peranannya di masyarakat serta ciri khasnya
Lebih terperinciKESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau
1 KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau penyalinan naskah-naskah Jawa mengalami perkembangan pesat pada
Lebih terperinci55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang
55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinci54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang
54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Lebih terperinciMEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN
BAB II MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN II.1 Batik Batik merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang sudah ada sejak lama. Pengertian batik itu sendiri adalah suatu proses teknik pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu dalam rangka membentuk generasi bangsa yang memiliki karakter dengan kualitas akhlak mulia, kreatif,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Potensi Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang berarti keras, kuat. Dalam pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kain songket adalah benda pakai yang digunakan oleh masyarakat Palembang sejak dahulu dan merupakan benda yang mengandung banyak nilai di dalamnya, seperti nilai intrinsik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dunia internasional, batik Indonesia telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of
Lebih terperinciDesain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014
Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan
Lebih terperinci2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif
2. Fungsi tari Tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tari dalam kategori tari tradisional dan tari non trasional disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciPengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni
Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas
HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil
Lebih terperinciNo Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I 1.1. Latar belakang PENDAHULUAN Batik merupakan kain bergambar yang sangat identik dengan penggunaan teknik khusus yang dibuat mulai dari penggambaran motif, menerapkan malam (lilin) panas pada kain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam keunikan dan ciri khas pada setiap daerahnya yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Keunikan tersebut tertuang dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi tidak ada lagi sekat yang membatasi ruang kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat dengan mudah di konsumsi dan di adaptasi
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis
III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai unsur yaitu kesenian, sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia catur termasuk olahraga yang sering dimainkan. Di setiap sudut wilayah kita dapat menjumpai orang bermain catur. Bahkan bagi beberapa orang, olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk menyebutkan kain batik yang dihasilkan pengrajin batik dari daerah Blora,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik Blora merupakan istilah atau sebutan untuk produk batik khas dari daerah Blora (Ceviana, 2013). Penyebutan batik Blora pada awalnya digunakan untuk menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga menunjukan identitas suatu bangsa. Kebudayaan ini yang biasanya berkembang dari masa ke masa
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kudus Perancangan Motif Batik Buah Parijoto sebagai sumber pengembangan motif batik Parijoto Konsep desain Aspek Estetis Aspek Bahan Aspek Teknik
Lebih terperinci