BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Definisi Posyandu Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi (Kemenkes RI, 2011b). Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih tekhnologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Runjati, 2011). Posyandu adalah satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Pengembangan posyandu merupakan strategi tepat untuk melakukan pembinaan kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Depkes RI, 2006) Tujuan Posyandu Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan

2 Jangka Menengah (RPJM) Bidang Kesehatan. Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampudmewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia dengan tetap lebih mengutamakan pada upaya preventif, promotif serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Posyandu. Maka tujuan posyandu disusun sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Menunjang percepatan angka kematian Ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian anak balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI, 2011b) 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelengaraan upaya pelayanan kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelengaraan posyandu terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan kemampuan pelayanan kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA (Kemenkes RI, 2011b).

3 2.1.3 Manfaat Posyandu A. Bagi Masyarakat a. Memperoleh kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA b. Memperoleh layanan secara professional terutama pemecahan masalah kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan dasar sosial setor lain terkait (Kemenkes RI, 2011). Posyandu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat, diantaranya : 1. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga : a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya. b. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A warna biru ( SI) c. Anak bulan memperoleh kapsul vitamin A warna merah ( SI) setiap enam bulan (Februari dan Agustus) d. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisas memperoleh imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 Kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali e. Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif ) f. Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI. g. Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur dua tahun atau lebih h. Bayi/ anak yang diare segera berikan : - ASI lebih sering dan biasa

4 - Makanan seperti biasa - Larutan oralit dan minum air lebih banyak i. Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari j. Ibu hamil mau meriksakan diri secara teratur dan mau melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan k. Ibu hamil dan wanita usia subur (WUS) mendapat imunisasi tetanus toxoid (TT) setelah melalui penapisan TT l. Setelah melahirkan ibu segera melaksanakan IMD m. Ibu hamil minum 2 kapsul vitamin A warna merah ( SI) n. Ibu hamil, ibu nifas dan menyusui makan hidangan bergizi lebih banyak saat sebelum hamil o. Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak p. Keluarga mengkonsumsi pangan/makanan beragam, bergizi dan seimbang q. Keluarga memanfaatkan pekarangan sebagai warung hidup, meningkatkan gizi keluarga Dengan melaksakan perilaku diatas maka diharapkan : a. Balita naik berat badannya setiap bulan b. Balita tidak menderita kekurangan gizi c. Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi d. Ibu hamil tidak menderita kurang darah e. Bayi lahir tidak menderita GAKY f. Balita dan ibu nifas tidak menderita kurang vitamin A

5 g. WUS tidak menderita kurang energi kronis h. Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan i. Menurunkan jumlah kematian ibu dan balita 2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat 3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 4. Mendukung pelayanan keluarga berencana sehingga PUS menjadi peserta KB dan dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang yang cocok dan tepat penggunaanya. 5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui pemanfataan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa wisma berperan aktif (Kemenkes RI, 2011a). B. Bagi Kader, Pengurus Posyandu dan Tokoh Masyarakat a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA. b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA (Kemenkes RI, 2011b). C. Bagi Puskesmas a. Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan

6 perseorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan kesehatan masyarakat primer. b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat. c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat. D. Bagi Sektor Lain a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA sesuai kondisi setempat. b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor Sasaran Pelaksanaan Posyandu Sasarannya antara lain adalah seluruh masyarakat/keluarga utamanya adalah bayi baru lahir, balita, ibu hami, ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS) (Kemenkes RI, 2011b) Persyaratan Pendirian Posyandu Menurut Runjati (2011) untuk mendirikan Posyandu mempunyai persyaratan antara lain yaitu : a. Penduduk RW tersebut paling sedikit terdapat 100 orang balita. b. Terdiri dari 120 kepala keluarga. c. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa).

7 d. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak terlalu jauh Lokasi/Letak Posyandu Menurut Runjati (2011) mempunyai kriteria sebagai berikut yaitu : a. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat. b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri. c. Dapat merupakan lokal tersendiri. d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk, balai rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya Kegiatan Utama Posyandu Kegiatan di posyandu seperti yang dijelaskan oleh Kemenkes RI (2011a) meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti : imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan konseling, rujukan konseling bila diperlukan. Kegiatan posyandu dilaksanakan oleh kader yang difasilitasi petugas dengan kegiatan : a. Persiapan Pelaksanaan Posyandu 1. Menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat (majelis taklim, kebaktian, pertemuan keagamaan lainnya, arisan dan lain lain) Kader dapat mengajak sasaran untuk datang ke posyandu dengan bantuan tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Fasilitas umum seperti sarana

8 ibadah dapat dijadikan sarana untuk menyebarluaskan informasi hari buka posyandu 2. Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu 3. Mempersiapkan sarana posyandu Kebutuhan sarana berupa KMS/Buku KIA, alat timbang (dacin dan sarung). Pita LILA, obat gizi (kapsul vitamin A, tablet tambah darah, oralit), alat bantu penyuluhan, buku pencatatan dan pelaporan lainnya. 4. Melakukan pembagian tugas antar kader Pembagian tugas dilakukan sesuai dengan langkah kegiatan yang dilakukan seperti pendaftaran, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader. 5. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan lainnya terkait dengan sasaran, tindak lanjut, dari kegiatan posyandu dan rencana kegiatan berikutnya. 6. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan b. Pelaksanaan Posyandu 1. Pendaftraran - Pendaftaran balita - Pendafataran ibu hamil - Pendaftaran PUS 2. Penimbangan - Mempersiapkan dacin

9 - Menimbang balita - Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS 3. Pencatatan - Balita Pada penimbangan pertama, mengisi kolom identitas yang tersedia pada KMS/buku KIA, mencantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak, hasil penimbangan di catat dan buat garis pertumbuhanan anak, catat kejadian yang dialami anak daalam KMS dan menyalin semua data dalam SIP - Ibu hamil hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu hamil dicatat dalam buku KIA dan register ibu hamil (SIP) - PUS/WUS Hasil pengukuran LILA pada WUS dicatat pada register PUS/WUS 4. Penyuluhan - Penyuluhan pada balita Penyuluhan pada balita didasarkan pada umur, hasil penimbangan dan kondisi anak. Balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau BGM segera dirujuk ke petugas kesehatan - Penyuluhan pada ibu hamil - Penyuluhan pada ibu Nifas - Penyuluhan pada PUS

10 5. Pelayanan kesehatan dan KB c. Kegiatan Diluar Hari Buka Posyandu - Kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari posyandu, yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk - Menggerakkan masyarakat ikut serta dalam kegiatan posyandu termasuk penggalangan dana - Memfasilitasi masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga - Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat Sistem Lima Meja Posyandu mempunyai sistem lima meja yaitu : a. Meja I Pada meja I dilakukan pencatatan atau pendaftaran. b. Meja II Pada meja II dilakukan penimbangan balita dan ibu hamil. c. Meja III Pada meja III dilakukan penerangan dan pendidikan d. Meja IV Pada meja IV peningkatan tentang gizi / ASI

11 e. Meja V Pelayanan kesehatan (pemeriksaan hamil, imunisasi balita, anak dan ibu hamil, program keluarga berencana dan pemberian tablet besi dan vit.a) (Runjati, 2011) Perkembangan Posyandu Makin banyaknya posyandu mendorong terjadinya variasi tingkat perkembangan yang beragam. Ada sebagian posyandu yang telah mencapai tingkat perkembangan yang sangat maju, disisi lain masih banyak posyandu yang tinggal papan nama saja. Menurut Runjati (2011) kategorisasi atau stratifikasi posyandu baik dari pengorganisasian maupun pencapaian dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu : 1. Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum mantap yang frekuensi penimbangan kurang dari 8 kali pertahun, kader aktifnya kurang dari 5 orang, pencapaian cakupan kurang dari 50%, tidak ada program tambahan, serta belum ada dana sehat. 2. Posyandu Madya adalah posyandu dengan kegiatan yang lebih teratur, pelaksanaan kegitan lebih dari 8 kali pertahun dan jumlah kader rata-rata 5 orang atau lebih, pencapaian 5 cakupan program kurang dari 50%, belum ada program tambahan, serta belum ada dana sehat. 3. Posyandu purnama adalah posyandu dengan frekuensi penimbangan 8 kali pertahun dan jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, pencapaian 5 cakupan

12 program lebih dari 50%, sudah ada program tambahan, serta sudah ada dana sehat kurang dari 50% kepala keluarga. 4. Posyandu mandiri adalah posyandu dengan frekuensi penimbangan lebih darai 8 kali pertahun dan jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, pencapaian 5 cakupan program lebih dari 50%, sudah ada program tambahan, serta sudah ada dana sehat lebih dari 50% kepala keluarga. Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah : 1. Jumlah buka Posyandu pertahun. 2. Jumlah kader yang bertugas. 3. Cakupan kegiatan. 4. Program tambahan. 5. Dana sehat/jpkm. Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggungjawab kader PKK, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu. 2.2 Perilaku Kesehatan Dari aspek biologis perilaku adalah kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Perilaku manusia merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, jadi perilaku manusia pada hakekatnya

13 adalah suatu kegiatan atau aktivitas dari pada manusia itu sendiri seperti berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, berpersepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Skinner (1938), mengemukakan bahwa perilaku manusia adalah merupakan hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skinner (1938) dalam Notoatmodjo Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Dengan kata lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Respon atau reaksi manusia dibedakan menjadi dua kelompok yaitu yang bersifat pasif dan bersifat aktif. Bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap), bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Perilaku terhadap pelayanan kesehatan adalah respon seseorang terhadap pelayanan kesehatan baik pelayanan kesehatan yang modern maupun pelayanan kesehatan yang tradisional. Perilaku ini menyakut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan pengguna fasilitas, petugas dan obat-obatan. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor

14 tersebut antara lain; susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya (Notoatmadjo, 2010) Faktor faktor yang Memengaruhi Perilaku Kesehatan Green (1980) menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan, kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu : a. Faktor perilaku (behavioral causes) b. Faktor diluar perilaku (non behavioral causes) Selanjutnya faktor perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu faktorfaktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor pemungkin (enabling factors) dan faktor-faktor penguat (reinforcing factors). Faktor-faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Hal di atas dapat berkaitan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang pemanfaatan posyandu bagi tumbuh kembang balitanya, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk melakukan kunjungan ke posyandu. Sebagai contoh perilaku ibu mengunjungi posyandu membawa anak balitanya, akan dipermudah jika ibu tahu apa manfaat membawa anak ke posyandu. Demikian juga, perilaku tersebut akan dipermudah jika ibu yang bersangkutan mempunyai sikap yang positif terhadap posyandu. Kepercayaan, tradisi sistem, nilai dimasyarakat setempat

15 juga dapat mempermudah (positif) atau mempersulit (negatif) terjadinya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2005). Faktor-faktor pemungkin mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya, termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, dokter atau bidan praktek swasta dan sebagainya. Untuk perilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, pada kunjungan ibu balita ke posyandu juga dipengaruhi oleh faktor pemungkin dimana ibu mungkin enggan melaksanakan kunjungan ke posyandu karena jarak posyandu yang jauh, atau fasilitas posyandu yang tidak lengkap. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin. Faktor-faktor penguat meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan dan undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas terutama petugas kesehatan. Di samping itu undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Demikian juga halnya dengan kunjungan ibu balita ke posyandu selain dukungan dari

16 petugas, tokoh masyarakat keaktifan dan dukungan kader, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu balita membawa anaknya ke posyandu. Menurut Green dan Marshall (2005), yang di kutip Notoatmodjo (2003), mengatakan Faktor penguat dapat bersifat positif atau negatif, tergantung dari sikap dan perilaku orang didalam lingkungannya. Sebagai contoh, dalam program posyandu dimana yang menjadi penguat adalah lurah/kepala desa, petugas kesehatan/puskesmas, ketua PKK dan kader kesehatan. Model ini digambarkan sebagai berikut : Reinforcing factors Predisposing factors Health behavior Enabling factors Gambar 2.1 Precede Model Lawrence Green (Notoatmodjo, 2010) Ajzen (1988) dalam Ramadhani (2008) menambahkan konstruk ke dalam Theory of Planned Behavior (TPB) yaitu kontrol perilaku yang dipersepsi (perceived behavioral control). Konstruk ini ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu. Dengan kata lain, dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap dan norma subjektif semata, tetapi juga persepsi individu terhadap kontrol yang dapat dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut (control

17 beliefs). Secara lebih lengkap Ajzen (2005) menambahkan faktor latar belakang individu ke dalam Planned Behavior Theory, sehingga secara skematik Planned Behavior Theory dilukiskan sebagaimana pada Gambar 2.2 : Behavioral Beliefs Attitude Toward the Behavior Normative Beliefs Subjective norms Intention Behavior Control beliefs Perceived Behavior Control Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior Ajzen (2006) Model teoritik dari Teori Planned Behavior (perilaku yang direncanakan) mengandung berbagai variabel yaitu : 1. Keyakinan Perilaku atau behavioral belief yaitu hal-hal yang diyakini oleh individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif, sikap terhada perilaku atau kecenderungan untuk bereaksi secara afektif terhadap suatu perilaku, dalam bentuk suka atau tidak suka pada perilaku tersebut. 2. Keyakinan Normatif (normative beliefs), yang berkaitan langsung dengan pengaruh lingkungan yang secara tegas dikemukakan oleh Lewin dalam Field Theory. Pendapat Lewin ini digaris bawahi juga oleh Ajzen melalui PBT.

18 Menurut Ajzen, faktor lingkungan sosial khususnya orang-orang yang berpengaruh bagi kehidupan individu (significant others) dapat mempengaruhi keputusan individu. 3. Norma subjektif (subjective norms) adalah sejauh mana seseorang memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaku yang akan dilakukannya (normative belief). Kalau individu merasa itu adalah hak pribadinya untuk menentukan apa yang akan dia lakukan, bukan ditentukan oleh orang lain disekitarnya, maka dia akan mengabaikan pandangan orang tentang perilaku yang akan dilakukannya. Fishbein & Ajzen (1975) menggunakan istilah motivation to comply untuk menggambarkan fenomena ini, yaitu apakah individu mematuhi pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya atau tidak. 4. Keyakinan bahwa suatu perilaku dapat dilaksanakan (control beliefs) diperoleh dari berbagai hal, pertama adalah pengalaman melakukan perilaku yang sama sebelumnya atau pengalaman yang diperoleh karena melihat orang lain (misalnya teman, keluarga dekat) melaksanakan perilaku itu sehingga ia memiliki keyakinan bahwa ia pun akan dapat melaksanakannya. Selain pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman, keyakinan individu mengenai suatu perilaku akan dapat dilaksanakan ditentukan juga oleh ketersediaan waktu untuk melaksanakan perilaku tersebut, tersedianya fasilitas untuk melaksanakannya dan memiliki kemampuan untuk mengatasi setiap kesulitan yang menghambat pelaksanaan perilaku.

19 5. Persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control), yaitu keyakinan (beliefs) bahwa individu pernah melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia punya kemampuan atau tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu. Ajzen menamakan kondisi ini dengan persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control). 6. Niat untuk melakukan perilaku (intention) adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu dan sejauh mana kalau dia memilih untuk melakukan perilaku tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya. Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku diawali dengan adanya pengalamanpengalaman sesorang serta faktor-faktor luar orang tersebut (Lingkungan), baik fisik dan non fisik. Kemudian pengalaman dan lingkungan tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini dan sebagainya, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat tersebut yang berupa perilaku.

20 Pengalaman Fasilitas Sosio-budaya Persepsi Keyakinan Keinginan Motivasi Niat Sikap Perilaku kesehatan Gambar 2.3 Skema Perilaku Sumber : Notoatmodjo (2005) Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu 1. Pendidikan Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Hasibuan, 2005). Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengalihkan pengetahuan oleh seseorang kepada orang lain (Siagian, 1991) Hasil studi kuantitatif yang dilakukan Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Depkes RI dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang dikutip oleh Soeryoto (2001), menyatakan faktor pendidikan ibu balita yang baik akan mendorong ibu-ibu balita untuk membawa anaknya ke posyandu.

21 2. Pendapatan Faktor pendapatan atau penghasilan sangat berhubungan erat dengan kesehatan. Soetjiningsih (2007) menyatakan bahwa pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder. Dari Penelitian Wahyuni (1994) didapatkan faktor penghasilan berhubungan dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan penimbangan di posyandu. 3. Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan atau aktivitas utama yang dilakukan secara rutin sebagai upaya untuk membiayai keluarga serta menunjang kebutuhan rumah tangga. Salah satu alasan yang paling sering dikemukakan bila ibu tidak membawa balitanya ke posyandu adalah karena mereka harus bekerja. Hasil penelitian Raharjo (2003) menyatakan bahwa penggunaan posyandu terkait dengan status pekerjaan ibu. Status pekerjaan berhubungan ibu berhubungan dengan kektifan ibu menimbangkan anak di posyandu. Penelitian Paola (2011) juga menyatakan bahwa pekerjaan ibu mempunyai pengaruh terhadap partisipasi ibu dalam membawa balitanya untuk melakukan penimbangan di posyandu. 4. Umur Balita Hasil penelitian Hartati (2002) faktor yang paling berpengaruh terhadap kunjungan balita ke posyandu adalah faktor umur balita, umur 12 hingga 35 bulan merupakan umur yang paling paling berpengaruh terhadap kunjungan. Pada hasil

22 penelitan Rinaldy (2004) di Kabupaten Kepulauan Riau salah faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu balita pada kegiatan di posyandu adalah faktor umur balital 5. Jumlah Anak Menurut Bailon (1978) dalam Sambas (2002) menyatakan bahwa Jumlah keluarga yang melebihi sumber daya suatu keluarga, akan menimbulkan berbagai masalah diantaranya ketidaktanggapan di dalam mengambil tindakan kesehatan. Pada penelitian Raharjo (2003) didapat bahwa jumlah tanggungan anak merupakan faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu menimbangkan anak di posyandu. 6. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2005) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni:

23 a. Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. b. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus. c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Penelitian Rogers (dalam Notoatmojo, 2005) menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif dengan 6 tingkatan yaitu: a. Tahu (know). Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

24 c. Aplikasi (application). Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). d. Analisis (analysis). Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut. e. Sintesis (synthesis). Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian berdasarkan suatu kriteria yang telah ada. Berdasarkan penelitian Pamungkas (2008) di Kelurahan Grabag Kabupaten Magelang terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu balita dengan kunjungan ibu keposyandu. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Paola (2011) bahwa pengetahuan ibu mempunyai pengaruh terhadap penimbangan balita di posyandu, dimana dikatakan sebelumnya bahwa penimbangan balita, merupakan indikator kunjungan balita ke posyandu. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Hartaty (2006) di Kelurahan Bara-Bara Makassar dari penelitian tersebut didapat bahwa tidak ada hubungan anatara pengetahuan ibu dengan kunjungan ibu ke posyandu

25 5. Sikap Beberapa pengertian tentang sikap adalah sebagai berikut: (a) sikap belum merupakan suatu tindakan nyata, melainkan dapat berupa predisposisi tingkah laku Allport dalam Notoatmodjo (1993), (b) Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah, respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Sikap itu dinamis dan tidak statis. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport dalam Notoatmodjo (1993) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok : a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Fisbein dan Ajzen (1975) dalam Ismail (2008) memberi pengertian bahwa attitude atau sikap sebagai faktor predisposisi atau faktor yang ada dalam diri seseorang yang dipelajari untuk memberikan respon dengan cara yang konsisten, yaitu menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek yang diberikan. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan

26 mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang. Menurut Hartaty (2006) ada hubungan antara sikap ibu dengan kunjungan ibu balita ke posyandu di Kelurahan Bara-bara Makassar. Penelitian yang dilakukan Pamungkas (2008) di Kelurahan Grabag Kabupaten Magelang juga terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan kunjungan ibu balita ke posyandu. Pada penelitian Paola (2011) di Puskesmas Bosar Maligas Kabupaten Simalungun terdapat pengaruh antara sikap dengan partisipasi ibu dalam penimbangan balita di posyandu. 6. Norma Subjektif Norma subjektif ditentukan oleh dua hal, yaitu : belief seseorang tentang reaksi atau pendapat orang lain atau kelompok lain tentang apakah subjek perlu, harus, atau tidak boleh melakukan suatu perilaku dan motivasi subjek untuk mengikuti pendapat orang lain tersebut dan motivation to comply berhubungan dengan kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki individu atau kelomok yang berpengaruh terhadap subyek yang bersangkutan. Norma subjektif juga diasumsikan dimiliki sebagai suatu fungsi dari beliefs yang secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk menampilkan suatu perilaku. Kepercayaan-kepercayaan yang termasuk dalam norma-norma subjektif disebut juga kepercayaan normatif (normative beliefs). Seorang individu akan berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang-orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Orang lain yang penting tersebut bisa suami, orang

27 tua, tokoh masyarakat, kader, petugas kesehatan dan sebagainya. Hal ini diketahui dengan cara menanyai responden untuk menilai apakah orang-orang lain yang penting tadi cenderung akan setuju atau tidak setuju jika ia menampilkan perilaku yang dimaksud. Significant others yang mungkin memengaruhi ibu untuk melakukan kunjungan ke posyandu yaitu : a. Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah suatu persepsi mengenai bantuan berupa perhatian, penghargaan, informasi nasehat maupun materi yang diterima ibu balita dari anggota keluarga untuk membawa balitanya pada kunjungan ke posyandu. Dari penelitian Purnamasari (2010) menyatakan terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap kunjungan ibu balita ke posyandu di wilayah kerja puskesmas keboan, ngusikan jombang. b. Dukungan Kader Pelaksana posyandu adalah kader kesehatan. Kader posyandu merupakan seseorang yang berasal dari anggota masyarakat setempat, bisa membaca dan menulis huruf latin, berminat menjadi kader, bersedia bekerja sukarela serta memiliki kemampuan dan waktu luang. Dukungan kader bila dilaksanakan dengan baik akan meningkatkan cakupan posyandu, peran kader dalam kegiatan posyandu sangat penting mulai dari persiapan posyandu, pelaksanaan posyandu dan juga melaksanakan kegiatan di luar posyandu untuk meningkatkan kunjungan ibu ke posyandu (Kemenkes RI, 2011).

28 Berdasarkan penelitian Abdul (2010) dukungan dari kader berpengaruh terhadap partisipasi ibu ke posyandu. Hasil penelitian Sambas (2002) diperoleh pembinaan memilki hubungan yang bermakna dengan kunjungan ibu balita keposyandu. c. Petugas Kesehatan Setiap program dengan sasaran masyarakat khususnya program posyandu tidak akan berhasil jika masyarakat tidak mengerti tentang pentingnya posyandu. Oleh sebab itu sangat diperlukan adanya peran serta dan dukungan dari petugas kesehatan dalam menunjang keberhasilan tersebut. Berdasarkan penelitian Abdul (2010) dukungan dari petugas mempunyai pengaruh terhadap partisipasi ibu dalam membawa balitanya ke posyandu. Hasil penelitian Sambas (2002) diperoleh Bimbingan petugas memiliki hubungan yang bermakna dengan kunjungan ibu balita ke posyandu. d. Dukungan Tokoh Masyarakat Tokoh masyarakat atau sumber daya manusia (SDM) di masyarakat, yaitu semua orang yang memiliki pengaruh di masyarakat yang bersifat formal dan non formal yang merupakan kekuatan besar dan mampu menggerakkan masayarak dalam tiap pembangunan. Dukungan dari tokoh masyarakat di posyandu adalah memberi dukungan kebijakan, sarana, dana penyelenggaraan posyandu, menaungi dan membina kegiatan posyandu dan menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan posyandu.

29 7. Percievied Behavioral Control Ajzen (1985) mendefenisikan percievied behavioral control sebagai suatu acuan yang menunjukkan adanya kesulitan atau kemudahan yang ditemui seseorang dalam intensi berperilaku. Acuan atau keyakinan (belief) dapat diakibatkan oleh pengalaman masa lalu dengan tingkah laku, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, tetapi juga di pengaruhi oleh informasi yang tidak langsung yang diperoleh dengan mengobservasi pengalaman orang yang dikenal. Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi yang kuat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan menyetujuinya. PBC dapat mempengaruhi perilaku secara langsung atau tidak langsung melalui intensi. Jarak rumah ke posyandu, kelengkapan fasilitas posyandu, kepemilikan KMS dan jumlah kader yang hadir pada saat hari buka posyandu merupakan sumber yang dapat menjadi faktor pendukung dan penghambat bagi ibu untuk mempunyai intensi melakukan kunjungan ke posyandu. Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan beberapa faktor penentu, antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatan termasuk posyandu (Depekes RI, 2008). Jarak yang dimaksud disini adalah jauh dekatnya jarak dari rumah atau tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan / posyandu.

30 Dari beberapa hasil penelitan didapatkan bahwa jarak berkontribusi terhadap kunjungan ibu balita ke posyandu. Berdasarkan hasil penelitian Abdul (2010) di Kota subussalam menyatakan bahwa jarak mempunyai pengaruh terhadap partisipasi ibu ke posyandu. Menurut Rinaldy (2004), dalam penelitiannya yang berjudul Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Keikutsertaan Ibu Balita pada Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kepulauan Riau, salah faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan ibu balita pada kegiatan di posyandu adalah faktor jarak ke rumah ke posyandu. Dari hasil penelitian Pinardi (2003) menyatakan bahwa jarak posyandu tidak berhubungan dengan kehadiran ibu-ibu balita ke posyandu di wilayah puskesmas Lerep Kabupaten Semarang. Sebelum pelaksanaan posyandu petugas kesehatan dengan bantuan kader mempersiapkan perlengkapan dan kebutuhan sarana berupa KMS/Buku KIA, alat timbang (dacin dan sarung). Pita LILA, obat gizi (kapsul vitamin A, tablet tambah darah, oralit), alat bantu penyuluhan, buku pencatatan dan pelaporan lainnya. (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan data riskesdas Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 ada tiga alasan rumah tangga (RT) tidak memanfaatkan pelayanan psoyandu yaitu layanan tidak lengkap, letak jauh dan tidak ada posyandu dan persentase terbanyak adalah pada alasan pelayanan tidak lengkap (43,6%). Bayi yang dibawa ke puskesmas atau posyandu mendapat kartu menuju sehat atau buku kesehatan ibu dan anak (buku KIA), yang mencatat petumbuhan, pemberian minum dan makananan, serta imunisasi yang diperoleh. KMS disimpan oleh ibu untuk memonitor pertumbuhan dan keadaan kesehatan balitanya, tapi tidak

31 semua ibu meyimpan KMS, disamping tidak semua ibu membawa balitanya ke posyandu dan diantara yang datang ke tempat pelayananan kesehatan tidak semua mendapat KMS (Depkes RI, 2008). KMS digunakan sebagai alat penyuluhan gizi kepada orang tua berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan anaknya (Depkes RI, 2006). Di Sumatera Utara berdasarkan data Riskesdas 2007 ada 32% balita tidak mempunyai KMS, 48% punya KMS tetapi tidak dapat menunjukkannya dan hanya 18% yang dapat menunjukkannya dan persentase balita yang ibunya dapat menunjukkan KMS turun seiring naiknya umur anak. Pada penelitian Sambas (2002) Kepemilikan KMS merupakan variabel yang secara statistik berhubungan bermakna dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur. Menurut Depkes RI (1997) dalam Sambas (2002) jumlah kader aktif adalah jumlah kader posyandu yang bertugas pada waktu posyandu buka. Dari beberapa indikator penentu jenjang antar strata posyandu salah satunya adalah jumlah kader. Kader yang bertugas pada posyandu purnama dan mandiri berjumlah 5 orang yang bertugas pada meja I sampai meja IV. Posyandu akan mencapai strata posyandu mandiri sangat tergantung pada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggung jawab Kader, PKK, LPM sebagai pengelola mayarakat sebagai pemakai dari pendukung posyandu (Wahyuningsih, 2009). Berdasarkan penelitain Pinardi (2003) Bahwa jumlah kader mempunyai hubungan dengan kehadiran ibu-ibu balita di posyandu pada puskesmas lerep Kabupaten Semarang.

32 8. Intensi (Niat) Menurut Fisbein dan Ajzen (1975) intensi didefenisikan sebagai dimensi probabiltas lokasi subjektif seseorang yang menghubungkan antara diri orang tersebut dengan suatu tindakan tertentu. Intensi perilaku manusia dibentuk oleh tiga komponen, yaitu : sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control. Sikap merupakan kumpulan belief dan evaluasi seseorang terhadap belief tersebut. Sedangkan norma subjektif terdiri dari sejumlah orang yang dianggap penting (significant others) dalam menganjurkan atau melarang seseorang terhadap intensi berperilaku dan sejauh mana seseorang mematuhi anjuran dan larangan tersebut. Sementara perceived behavioral control terdiri dari beberapa kondisi yang dipersepsikan seseorang sebagai faktor yang mendorong atau menghambat dalam menampilkan perilaku tertentu. Berdasarkan penelitian Purnamasari (2010) bahwa niat tidak berhubungan dengan keaktifan ibu balita ke posyandu.

33 2.2 Landasan Teori Attitude Toward The Behavior Subjective Norms Intention Behavior Perceived Behavior Control Gambar 2.4 Theory of Planned Behavior Ajzen (1991) 2.3 Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : Sikap Norma Subjektif Intensi Kunjungan Balita ke Posyandu Perceived Behavior Control Gambar 2.5 Kerangka Konsep Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan sekaligus sebagai investasi, Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan kegiatan yang dipadukan khususnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Kader Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok (Widiastuti A, 2007). Kader kesehatan adalah promotor kesehatan desa (Promkes) yaitu

Lebih terperinci

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui 5 MEJA POSYANDU Langkah ke Posyandu Pelaksanaan kegiatan di Posyandu Cahaya dikenal dengan nama sistem 5 meja, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai kekhususan sendiri-sendiri. Sistem 5 meja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indra yaitu indra

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2.1.1 Definisi Buku KIA Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas, dan catatan kesehatan anak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber Daya Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk danbersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

Lebih terperinci

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan POSYANDU 1. Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (www.bkkbn.com) Posyandu adalah pusat pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Posyandu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Frekuensi Kunjungan Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Balita Menurut Marimbi (2010) balita adalah anak di bawah usia 5 tahun. Masa ini merupakan periode kehidupan yang ditandai dengan perkembangan motorik, kognitif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih

Lebih terperinci

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU

MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU MATERI 6 PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan pengertian SIP dan manfaatnya Peserta dapat menyebutkan nama-nama format SIP Peserta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator penentu keberhasilan tingginya tingkat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi dan balita. Berdasarkan peringkat Human Development Index

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan

Lebih terperinci

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2004).

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pokok pokok penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional, bertujuan tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UUD 1945, pasal H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009, Kesehatan merupakan hak asasi dan sekaligus sebagai intervensi, sehingga perlu diupayakan dan ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Promosi 2.1.1 Pengertian media Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti tengah,, perantara, pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara dari pengirim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Depkes RI (2001), Partisipasi masyarakat atau sering disebut peran serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Depkes RI (2001), Partisipasi masyarakat atau sering disebut peran serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Partisipasi Ibu ke Posyandu Menurut Depkes RI (2001), Partisipasi masyarakat atau sering disebut peran serta masyarakat, diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan atau hasil tahu seseorang dan terjadi terhadap objek melalui indra yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita dimana pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Posyandu) adalah Suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat, oleh dan untuk masyarakat,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) 396726 Kepanjen KERANGKA ACUAN POSYANDU BALITA A. PENDAHULUAN Dalam rangka mendukung dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran 1. Pengertian Peran (role) diartikan sebagai aspek yang dinamis dari suatu kedudukan. Dimana apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya

Lebih terperinci

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. POSYANDU Pengertian Suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Posyandu 2.1.1 Defenisi Posyandu Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007 tentang Pedoman

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007 tentang Pedoman BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu 2.1.1 Definisi Posyandu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu, mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kesehatan Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkunagan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Oleh

Lebih terperinci

MATERI PENYEGARAN KADER

MATERI PENYEGARAN KADER MATERI PENYEGARAN KADER 1. Topik : KMS a. Pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian KMS Balita KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulan

Lebih terperinci

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 POSYANDU Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986 PENGERTIAN salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kesehatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Imunisasi 2.1.1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap

TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK KADER

KUESIONER UNTUK KADER KUESIONER UNTUK KADER Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner ini secara lengkap dan dengan sejujurnya. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut pendapat anda benar.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kader Kesehatan 1. Pengertian Kader Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seribu hari pertama kehidupan bayi merupakan periode emas karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional.

Lebih terperinci

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK MATA KULIAH WAKTU DOSEN TOPIK Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan 1 SUB TOPIK 1. Posyandu 2. Polindes 3. KB KIA 4. Dasa Wisma 5. Tabulin 6. Donor darah berjalan 7. Ambulan desa OBJEKTIF

Lebih terperinci

LAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN DATA MANUAL POSYANDU

LAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN DATA MANUAL POSYANDU LAMPIRAN PETUNJUK PENGISIAN DATA MANUAL POSYANDU LAMPIRAN I : PERATURAN :... NOMOR :... TANGGAL : DAFTAR ISIAN DATA POSYANDU Nama Posyandu :... Alamat : Jalan... RT/RW :... Dusun/Lingkungan :... Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA ISSN: 0854-2996 VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA Keberadaan Posyandu sangat strategis dalam pencapaian sasaran kesehatan dan gizi. Demikian disampaikan Ibu Negara, Hj. Ani Bambang Yudhoyono dalam pembukaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. PUSKESMAS a. Pengertian Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buku KIA 2.1.1 Definisi Buku KIA Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh bangsa tersebut. SDM yang baik adalah SDM yang memiliki mental

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Depkes RI (2003), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Depkes RI (2003), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu Menurut Depkes RI (2003), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai srategis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN PENYULUHAN TENTANG IMUNISASI DAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAYI BALITA DI POSYANDU GULAI BANCAH BUKITTINGGI TAHUN 2013 OLEH : TUTI OKTRIANI.S,ST NIDN 1020108101

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Intensi 1. Definisi Intensi Menurut kamus besar Dagun (2006), intensi adalah keinginan bertindak untuk melakukan atau merubah sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh lingkungan sehat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Masa Nifas Masa nifas disebut juga masa postpartum yaitu waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Posyandu a. Pengertian Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya kesehatan bersumber Daya Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI Sri Mukhodim Faridah Hanum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo srimukhodimfaridahhanum@umsida.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada makhluk hidup. Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam ukuran fisik, akibat

Lebih terperinci

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013 PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013 Dwi Noerjoedianto, Andy Amir, Nurhusna, Herwansyah Staf Pengajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Posyandu 2.1.1. Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Posyandu dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Theory of Planned Behavior Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu

d. Mendistribusikan kartu panggilan/undangan penimbangan melalui pengurus kelompok PKK RT 2. Hari Pelaksanaan Penimbangan (H) Pada hari buka Posyandu 1. BKR (Bina Keluarga Remaja) Dalam upaya meningkatkan peran keluarga dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja baik fisik, intelektual dan kesehatan reproduksi mental emosional sosial dan moral spiritual

Lebih terperinci

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J. HUBUNGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUHPELEM KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan

VISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan EXPOSE KETUA POKJANAL POSYANDU Disampaikan pada Tim Evaluasi Pokjanal Tingkat Provinsi Jawa Barat Oleh : AZRIN SYAMSUDDIN Asisten Administrasi Kemasyarakatan & Pembangunan PEMERINTAH KOTA BOGOR Bogor,

Lebih terperinci

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sendangmulyo merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Tembalang, Semarang. Secara Geografis,, wilayah kelurahan Sendangmulyo sangat luas yaitu mencapai 4.61

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Posyandu a. Pengertian Posyandu Menurut Nasrul Effendi 1998 via Eny (2009), kegiatan posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Posyandu antara lain:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Posyandu antara lain: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Posyandu 2.1.1 Pengertian Posyandu Menurut Depkes RI (2005), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah

Lebih terperinci

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang. KERANGKA ACUAN KEGIATAN SWEEPING PELAKSANAAN BPB, PENIMBANGAN BULANAN DI POSYANDU DAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA UPT PUSKESMAS LOSARANG TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Kegiatan Bulan Penimbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian perilaku Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci