PENGUJIAN DAN ANALISIS FILTER ARANG KARBON AKTIF UNTUK VENTILASI SISTEM REAKTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUJIAN DAN ANALISIS FILTER ARANG KARBON AKTIF UNTUK VENTILASI SISTEM REAKTOR"

Transkripsi

1 226 Buku I Proseding Pertemuan dan Presentasi l/miah PPNY-BATAN, Yogyakarta Juli 1999 PENGUJIAN DAN ANALISIS FILTER ARANG KARBON AKTIF UNTUK VENTILASI SISTEM REAKTOR, Ma'sum Ischaq, Dwi Retnani PPNY -BATAN ABSTRAK PENGUJIAN DAN ANALISIS FILTER ARANG KARBON AKTIF UNTUK VENTILASI REAKTOR KARTINI. Telah dilakukan pengujian don analisis filter orang karbon untuk ventilasi reaktor Kartini. Sampel orang karbon diambil dari orang batok kelapa buatan lokal yang telah ado. Pengujian dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran partikel. kerapatan, kekerasan, kandungan pengotor, kandungan abu dan suhu pengapian dari orang karbon. Hasil pengujian dibandingkan dengan orang karbon dari Barneby don orang karbon standar sebagai acuan. 4i mana orang karbon standar dianggap telah memenuhi syarat sebagai filter j7artikel yang mengandunglmemancarkan gas mulia yang mungkin timbul dalam pengoperasian reaktor nuklir. Hasil pengujian menunjukkan bahwa orang karbon yang telah dibuat mendekati syarat yang telah direkomendasikan seperti pada charcoal standar. Namun untuk dapat dipakai sebagai filter di reaktor Kartini, ukuran partikel orang masih perlu disempurnakan kemudian efisiensi penyerapannya Jilarus diuji. Distribusi ukuran partikel charcoal sebaiknya adalah : < 10 mesh sekitar 5 %; (10-12) mesh se!kitar 90 %; (12-16) mesh sekitar 4 % don > 16 mesh, maksimum 1 %. ABSTRACT THE INVESTIGATION AND ANALYSIS OF CHARCOAL FILTER FOR KARTINI REACTOR VENTILA TION.. The investigation and analysis of charcoal for Kartin reactor ventilation has been carried out. Coconut shell carbon made by local producer was used as a sample. Experiment was done to investigate a part of the cha,.coal's characteristic. i.e particle size distribution. density, hardness. moisture content. ash content and ignition temperature. The experiment results were then compared to the Barneby charcoal examination results and standart charcoal which have been sufficient as an inert gas filter. The results shows that the local charcoal characteristic close to the requirement values recomended as well as standard charcoal. Butfor implementation as inert gas filter at nuclear reactor the particle size distribution should be treated again and then charcoal's absorption efficiency should be investigated. The distribution size recommended arl in order of: < 10 mesh around 5 %; (10-12) mesh around 90 %; (12-16) mesh around 4 % and> 16 mesh maximum 1 %. PENDAHULUAN R eaktor nuklir harus mempunyai tingkat keandalan operasi yang tinggi atau tingkat kegagalannya kecit Selain itu pengoperasian reaktor harus memperhatikan keselamatan, baik keselamatan terhadap personil operator, instalasi maupun lingkungan. Pacta pengoperasian reaktor nuklir dihasilkan neutron yang dapat mlngaktivasi produk fisi berupa gas sehingga menjadi aktif. Dalam keadaan normal gas-gas mulia di dalam udara akan ikut teraktivasi, misalnya Argon 40 atau Ar-40 menjadi Ar-41 yang aktif. sedangkan dalam hal terjadi kecelakaan akan muncul Yodium (1-131) Agar tidak membahayakan operator dan lingkungan gas tersebut harus difilter sebelum dibuang. Pacta beberapa instalasi nuklir, filter arang karbon aktif dipakai untuk memfilter gas yang timbul baik dalam kondisi operasi normal dengan jalan disirkulasi maupun dalam hal hila terjadi kecelakaan, lihat lamp iran I JRR-3 Jepang dan lampiran 2 RSG-GAS Serpong. Untuk tujuan filtrasi gas mulia telah direalisir pengadaan arang karbon aktif di dalam negeri karena selain harganya lebih murah juga lebih mudah diperoleh. Ada beberapa macam bahan yang dapat dibuat menjadi arang karbon aktif misalnya tempurung kelapa. Pembuatannya dilakukan dengan cara pembakaran secara khusus dengan nama material Cocunut Shell Carbon. Banyak syarat yang harus dipenuhi agar arang karbon aktif dapat dipakai sebagai filter gas mulia. Syarat tersebut meliputi distribusi ukuran partikel (particle size distribution), kekerasan (hardness), kandungan pengotor (moisture content), kandungan abu (ash content), kerapatan (density), suhu pengapian (ignition temperature) dan efisiensi

2 Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah PPNY-BATAN, Yogyakarta Juli 1999 Buku I 227 Tabell. Syarat batas yang direkomendasikan dalam pemakaian arang karbon. penyerapan (absorption effesiency), lihat Tabel I. Sebelum dipakai arang harus dikarakterisasi agar filtrasinya memenuhi syarat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan karakteristik arang karbon aktif yang telah tersedia. Di samping itu juga untuk menentukan langkap-langkah yang harus diambil agar arang karbon aktif tersebut memenuhi syarat filtrasi sehingga dapat dipakai sebagai filter gas mulia di dalam sistem ventilasi reaktor. TATA KERJA DAN PERCOBAAN Bahan arang karbon yang dipakai dalam percobaan ini adalah produksi lokal dan sebelum diuji dilakukan pengayakan dengan alat pengayak yang tersedia hingga dihasilkan ukuran partikel yang mendekati ukuran standar. Peralatan yang dipakai dalam pengujian itii antara lain adalah pengayak, Motor listrik, pewaktu (timer), tennokopel, brander, tungku listrik (furnace), timbangan dan gelas ukur. Metoda yang digunakan untuk karakterisasi arang karbon adalah dengan cara komparasi atau membandingkan hasil uji dengan arang karbon standar. Sedangkan langkah-langkah percobaan untuk karakterisasi adalah sebagai berikut. oven pada suhu 120 c selama 16 jam untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang mungkin ada. Kemudian diayak selama 1.0 menit dengan menggunakan mesin pengayak Dalam hal ini alat disusun vertikal dari atas ke bawah, di mana ukuran yang paling besar (6 mesh) diletakkan di bagian paling atas, berturut-turut ke bawah sesuai dengan ukurannya, lihat Tabel 2. Tabel 2, Syarat distribflsi ukuran partikel arang karbon aktif Ukuran partikel (mesh) Jumlah (%) 6 < 0,1 6-8 < < > <5 18 <1 Distribusi Partikel Dalam proses pembuatan arang karbon dengan pembakaran tempurung kelapa, akan dihasilkan arang karbon dengan ukuran yang bervariasi. Agar dapat dipakai sebagai filter harus disortir bagian yang tidak memenuhi syarat yaitu yang berukuran sangat kcil clan berbentuk debu. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan, dilakukan penyaringan atau pengayakan. Sebeluni diayak,arang karbon dipanaskan di dalam Kekerasan Arang karbon merupakan benda padat yang lunak sehingga kekerasannya tidak dapat diketahui dad ditentukan dengan cara seperti menentukan kekerasan logam. Samail kekerasan arang karbon dinyatakan dalam persen (%) berat. Pengetesan kekerasan dilakukan dengan melakukan gesekan dengan peluru atau bola besi kecil (gotri) terhadap arang.. Gotri yang dipakai ISSN , dkk.

3 228 Buku I Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah PPNY-BATAN. Yogyakarta Juti 1999 adalah yang ada di pasaran dengan ukuran diameter 11,75 mm dengan berat rata-rata 6,887 gram dad 10,25 mm dengan berat rata-rata 4,485 gram masing-masing sebanyak 15 buah. Caranya adalah sebagai berikut. Mula-mula diseleksi sampel yang berukuran mesh yaitu sebanyak 200 gram, kemudian dicampur dengan bola besi denagn ukuran Y2 dad 3/8 inchi masing-masing sebanyak 15 buah dad selanjutnya dilakukan pengayakan selama 30 menit. Dengan perlakuan tersebut maka kekerasan arang karbon H (%) adalah : H = A/Ex 100% (1) di mana A berat arang mula-mula (gr) clan B berat arang setelah dilakukan pengayakan (gr). Kandungan Pengotor Untuk mengetahui banyaknya pengotor dilakukan pengetesan sebagai berikut. Ke dalam cangkir dari bahan porselin dimasukkan arang karbon yang telah disediakan kemudian dipanaskan pada suhu 150 c selama 3 jam, selanjutnya ditimbang. Dengan perlakukan tersebut maka kandungan pengotor MC (%) adalah MC = (B-C)/(B-A) x 100 % (3) di mana A berat wadah (gr), B berat wadah dad arang mula-mula (gr) dan C berat wadah dad arang setelah dioven (gr). Kandungan Abu Yang dimaksud dengan kandungan abu adalah abu yang terjadi setelah seluruh arang karbon dibakar habis. Untuk itu dilakukan pembakaran dengan cara meng-oven arang karbon sampai menjadi abu seluruhnya. Pelaksanaannya dikerjakan dengan ketelitian yang tinggi karena berat abu yang tejadi sangat ringan. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut. Mula-mula cangkir kosong dati bahan porselin dipanaskan di dalam oven pada suhu 650 c selama I jam untuk menghilangkan pengotor yang mungkin ada. Kemudian ditimbang setelah didinginkan sampai pada suhu 150 c. Selanjutnya arang karbon bersama-sama dengan cangkir dioven pada suhu 150 c selama I jam dad ditimbang. bersama-sama. Langkah selanjutnya adalah rang karbon dibakar sampai pada suhu 650 c selama 16 jam agar semua arang karbon menjadi abu. Setelah didinginkan dalam silikon-gel kemudian ditimbang. Dengan percobaan tersebut maka dapat dihitung kandungan abu AC (%), yaitu AC = (C-B)/(D-B) x 100 % (3) di mana B berat wadah (gr), C berat arang dan wadah setelah dioven (gr) dan D berat arang dan wadah sebelum dioven (gr). Kerapatan Untuk mengetahui kerapatan arang karbon dapat dilakukan dengan mengukur beratnya pada volume tertentu. Gelas ukur yang dipakai harus dalam keadaan bersih sedangkan arang karbon hams dioven dulu selama 16 jam pada suhu 150 DC. Pengukuran dilakukan dengan menuangkan arang karbon ke dalam gelas ukur secara pelan-pelan dan kontinu sambil gelas ukur diketok-ketok agar arang karbon padatlmampat pada volume tertentu, kemudian ditimbang. Dengan perlakuan tersebut maka kerapatan arang D (gr/cm3) adalah D = (A -B)/V (4) dimana A berat arang dad gelas ukur (gr), B berat gelas ukur (gr) dad V volume bahan yang diuji (cm3). Suhu Pengapian Pengetesan suhu pengapian dilakukan dengan memanaskan arang di atas tungku dengan kecepatan pemanasan konstan. Pencatatan suhu dilakukan dengan termokopel K(CA) (SS 316) JIS '81 0,75. Sebelum termokopel dipakai, lebih dulu diuji karakteristiknya dengan termometer dalam air yang dipanaskan. Arang karbon yang akan diuji sebelumnya dioven pada suhu 150 c, kemudian dipanaskan diatas tungku dengan kecepatan 10 C/menit BASIL DAN PEMBAHASAN Bahan arang karbon yang dipakai dalam percobaan ini adalah produksi lokal. Pengujian dilakukan berulang-ulang agar akurasinya dapat terjamin, hasilnya adalah sebagai berikut. Distribusi Partikel Pengetesan ukuran partikel dilakukan dengan alat pengayak yang tersedia yaitu 4, 6, 10 dan 20, dkk. ISSN

4 Proseding Pertemuan dan Presentasi llmiah PPNY-BATAN, Yogyakarta Juti 1999 Buku I 229 mesh. Dengan mengambil berat sampel sebesar 250 gram, pengayakan dilakukan 4 kali. Dengan pendekatan < 4 mesh = < 6 mesh, (6-12) mesh = 10 mesh, (12-18) = < 20 mesh dan > 18 mesh = > 20 mesh diperoleh hasil sebagai berikut Tabel 3. Hasil pengujian distibusi ukuran partikel dari sam pel. Nomor mesh <4 Berat (gr) 124 Berat (%) 49,6 Berat(%)* < ,2 90 <20 0,4 4 >20 0,8.adalah berat (%) seharusny;agar ukuran partikel mendekati standar Dengan melihat hasil pengetesan ukuran partikel di atas terlihat bahwa ukuran partikel dari sampel terlalu besar. Agar memenuhi syarat, maka ukuran partikel harus dibuat lebih kecil sedemikian hingga yang berukural1l mendekati 10 mesh atau antara 8 sampai 16 mesh berjumlah sekitar 90 %, sesuai dengan yang direkomendasikan oleh IAEA. Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan 2 kali dengan sampel yang berbeda masing-masing seberat 100 gram. Hasilnya adalah 92,73 dad 92,90 gram, sehingga kekerasan arang rata-rata adalah 92,82. Terjadinya pengurangan berat arang karena debu arang yang terbentuk sebagian menempel pada gotri dad sebagian lagi terbuajlg. Kandungan Pengotor Pengujian dilakukan 2 (dua) kali dengan beret sampel dan wadah yang berbeda. Hasilnya adalah sebagai berikut. Tabel 4. Jum/ah pengotor do/am orang. Dengan menggunakan rumus 3 maka diperoleh kandungan pengotor rata-rata sebesar 2,82 %. Kandungan Abu Yang dimaksud dengan kandungan abu adalah abu yang terjadi setelah seluruh arang karbon dibakar habis. 5 Percobaan dilakukan dengan memakai wadah seberat B = 180,41 gr serta berat sampel dan wadah mula-mula C = 229,27 gr. Setelah dilakukan percobaan diperoleh berat sampel dan wadah D = 181,36 gr, sehingga diperoleh kandungan abu AC = 1,944 % Kerapatan Untuk mengetahui kerapatan arang karbon, dilakukan dengan mengukur beratnya pada volume tertentu. Percobaan dilakukan 3 kali dengan gelas ukur dad berat sampel yang berbeda sebagai berikut. Percobaan Tabel 5. Kerapatan orang. A (gr) B (gr) V (cmj) 12,1 56,8 25 D (gr/cmj) 0, ,6 57,2 2S 0, ,9 383, ,627 Dengan menggunakan rumus 4, maka diperoleh kerapatan rata-rata sebesar 0,618 (gr/cm3) Suhu Pengapian Sebelum pengujian, lebih dulu dilakukan kalibrasi tehadap termokopel. Kalibrasi dilakukan dengan termometer air yaitu dengan mencatat tegangan keluarannya untuk setiap kenaikan suhu sebesar 5 DC. Hasilnya adalah V = 0,31; 0,42; 0,22 0,14; 0,19; 0,24; 0,18; 0,18; 0,23; 0,23; 0,24; 0,18 0,24; 0,15 dan 0,22 my. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa V/t rata-rata adalah 0,048 mv/oc, lihat gambar 1. Untuk mendapatkan kecepatan kenaikan suhu sebesar 10 DC/menit perlu dilakukan percoba-an yang berulang-ulang. Pengujian suhu pengapian sampel dilakukan dengan mengamati besarnya tegangan termokopel tiap menit. Hasilnya adalah 3.55; 4.01; 4.44; 5.45; 7.42; 8.14; 8.68; 9.2; 9;.57; 10.08; 10.69; 11.25; 11.9; 12.54; 13.18; 13.76; 14.12; 14.9; 16.46; 17.99; 18.88; 19.54; volt, lihat gambar 2. Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa suhu pengapian sek:tar 338,6 DC Dari basil pengujian dapat dibandingkan karakteristik arang lokal terhadap arang dati Barneby (Iampiran 3) dan arang standar, lihat Tabel6 ISSN , dkk.

5 -- "7 L...0::::::: I...:::::::: f Buku I Proseding.Pertemuan dan Presentasi l/miah PPNY-BATAN, Yogyakarta14-15Ju/i /.{! ill > E -C It! C> C ru.0>.s :/ /"! - 1., I a suhu (oc) FSries1-, Gambar 1. Karakteristik termokopel. 25 ;:>,g 20 IQ) Waktu() Gambar 2. Suhu pengapian arang karbon (0,048 m V = 1 DC)., dkk. ISSN

6 Proseding Pertemuan dan Presentasi llmiah PPNY-BATAN, Yogyakarta Juli 1999 Buku I 231 Tabel6. Perbedaan karakteristik arangloka terhadap arang Barneby dan standar. Item Standar Barneby Lokal Distribusi partikel lihat tabel 2 lihat lamp iran lihat tabel 3 Kekerasan (%) >92 99,6 92,82 Kerapatan (gr/cm3) > 0,38 0,476 0,618 Kandungan pengotor (%) <3 1,3 2,82 Kandungan abu (%) <6 2,5 1,944 Suhu pengapian rc) > ,7 338,6 Dengan melihat Tabel 6 maka dapat diketahui sebagai berikut. I. Distribusi ukuran partikel tidak memenuhi syarat, yaitu partikel yang berukuran besar terlalu banyak 2. Kekerasan arang cukup baik 3. Kerapatan arang baik (Iebih besar dari stadar) 4. Kandungan pengotor cukup (mendekati harga batas) 5. Kandungan abu baik 6. Suhu pengapian, memenuhi syarat KESIMPULAN Dengan melihat hasil pengujian pacta Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa agar arang lokal yang telah acta dapat dipakai sebagai filter gas mulia, ukuran partikelnya perlu disempumakan yaitu yang berukuran (6-12) mesh atau yang berukuran 10 mesh berjumlah sekitar 90 % dari berat total. UCAP AN TERIMA KASIH Dengan telah selesainya penelitian ini kami mengucapkan terima kasih kepada Para star dan pimpinan di Instalasi Teknologi Proses (ITP), khususnya kepada Saudara Paryadi dan Saudara Aryadi serta Para star dan pimpinan di Bidang Keselamatan Kerja dan Kesehatan, khususnya Saudara Sukosrono yang telah banyak membantu melakukan percobaan DAFTAR ACUAN 1. B. HOPPITf, "Med1ods of Installing and Testing Absolute Filter in The Nuclear Industr. Vokes Air Filter Limited", Burnley, Lancs UNITED KINGDOM 2. "Analysis Method of Activated Carbon", Japan Material Testing Reactor (JMTR), 1996/ SISWO PURWONO, "Penentuan Karakter Filter Karbon Aktif Terhadap Gas Karbon Aktif (Ar- 41)", Skripsi STTL 1996

7 232 Buku I LAMPIRAN Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah PPNY-BATAN, Yogyakarta Juli 1999 Lampiran 1. Pemakaian filter char coal di JRR-3 (Jepang). Lampiran 2. Pemakaian filter char coal di PRSG (Serpong)., I ;id (ell, I ","",..-s-w_-- ---;-c ",.. I ",,1' ;.,.,.;0...,,1-,-,"-"..,..'... --=I -J --"W"' "0., -, t-- i u- ""I---'»--- """""""".., 'or ' '. -,,- L..:::i= ""K """ '" I -.-C- - -,1 I' I.:.,.. -"",.,. "'---, ---:: -'I I -, I"'",.;!!.!!.J.'l:..1 : ' I :HaI 7.,; L- :'o:w1j :1.1.I I : j.;..., -:-", -;=1,...,...,-""""'-, -;1 J! i i.., ;IU...-' -.-;::,.-...i' -. x-.. -: :- =t: --'\AM-'" _..-;;-I "..,.I ' I..".' 1,... I "", ', -.- -,- W l w'l i-i. _.,,:.,.-'---Er;-"'M i '1/ -_I.,: '.;:o: 1, ' -""" :r K\AIAJ.II: '"-:;I I I".., I'..."" -;.,. : I -,..., '-i I. i!:.121' ;. -+--= I ua- u:.:;: ; '- "!:'-"'- : I =:-', I;;;; I.1 J. 1.L_-'", :i f -r I ; I'. : 1 1 I., 'I ',-, -! _I! "-,, '! =:,-. I " :-AAn _to '."" u:m:-' I.,...,..]A'..'"...J- i ;; i, i j -, '.. j ""','Sj-;- I' R -...W ', I I 'ClAD j! i.'.,.,. '..;... '{:g-..." 1 :..","'" =J 'Pr'-YCtI!. r-+-i -r=,_t 'I -. _. -' _: '!,. - I -'"' - '! 'I'" ; ",a I ". L -i, dkk. ISSN

8 Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah PPNY-BATAN. Yogyakarta Juli 1999 Buku I 233 Lampiran 3. Hasil pengujian orang karbon aktif oleh Barnebey. BARNEBEY & SUTCLIFFE CORPORATION CERTIFICATE OF ANALYSIS PURCHASER: Kondoh Industries Ltd. DATE: July 9, 1996 No Roppongi 6-Chorne B&S LOT NO.: Minato-Ku, Tokyo Japan P.O. NUMBER: BA9607 ATTN: Mr. suji B&S REG NO: AO14605 DESIGNATION: Barnebey & Sutcliffe Type 2 I ACTVATION:, Stearo BASE MATERIAL: Cocunut Shell Carbon HARDNESS. ASTM D APPARENT DENSITY ASTM D-29S4-93 TOTAL ASH CONTENT ASTM CCL4 ASTM D :.flLg/cm3 MOISTURE CONTENT ASTM D \ IGNITION TEMPERATORE 358.7DC ASTM D SCREEN ANALYSIS ASTM D REQUIRED AC'L'UAL ON 6 (Ell..Sl) 0.1% I-iax 0.0'- 6x8 (E11-Sl) 5-0\ Xax 1.% Sx12 (Ell-8l) 60.0% Max x16 (Ell-8l) 40.0% Min 43.9\ Thru l6(e11-81) 5.0% Max 0.9% -- Thru 18(Ell-B1) 1.0% Max. 0.1\ TOTAL IMPREGNANT (6 & S fn-f38)!. ph OF WATER EXTRACT ASTM GO at. -c We hereby certify that the abo're data is correct s contained in the records of the Company. -{ ;c--- Chuck Hegenberger Quality Assurance Coordinator TANYAJAWAB Soeleman -Mengapa arang karbon kebanyakan dati tempurung kelapa. -Apakah tidak acta bahan lain yang lebih baik selain tempurung kelapa. -Karena tempurung kelapa baik & mudah dibuat sebagai bahan penyerap (absorben) dengan keunggulan-keunggulan sebagai berikut :.Dapat menyerap bau, warna don zat-zat /ainnya..selain cukup kekerasannya juga kal:ena bentuknya yang tidak ter/a/u teba/ sehingga

9 234, Buku I Proseding Pertemuan danpresentasi Ilmiah PPNY.BATAN; Yogyakarta Juti 1999 proses penyerapannya dapat berlangsung secaramerata..tempurung kelapa mempunyai komposisi kimia (selulosa, pentosan, lignin, di/.) yang memudahkan terjadinya penyerapan (absorbsi) yang baik. -Kemungkinan ada, tetapi arang karbon banyak terdapat di mana-mana, murah & memenuhi syarat sebagaijilter yang baik (lihat no 1). Bambang Herutomo -Apakah terdapat hubungan anmra distribusi ukuran partikel dengan efisiensi penyerapan. -Meskipun ada sebagian parameter yang belum memenuhi persyaratan. Apakah tidak sebaiknya arang produksi ini langsung dicoba untuk menyaring gas-gas aktif yang ada di gedung reaktor dan hasilnya dibandingkan dengan arang karbon standart (Char Coal) yang biasa digunakan. -Jelas ada, semakin kecil ukurannya filtrasi akan semakin baik, tetapi ken.aikan tekanan akibat pemasangan filter akan sangat tinggi sehingga kerja blower sangat berat. -Sudah dicoba/dipasang & sam pel diambil dari orang yang dipakai. Hasilnya seperti yang telah disampaikan pada Tabel6. Prajitno -BagaiInana cara menyempumakan ukuran partikel agar dapat menjadi 6-12 mesh? Sehingga orang lokal dapat dipakai sebagai filter gas mulia. -Arang dipecah kemudian disaring/diayak dengan.mesin pengayak 6, 8 & 10 mesh yang tidak /%s dari a/at pengayak yang diambi/ldipakai. Y. Sardjono -Hanya konfinnasi.parameter apa saja yang mempengaruhi distribusi partikel clan bagaimana caranya (saran) agar distribusi partikel sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. -Distribusi partikel dipengaruhi oleh pemecahan dan penyaringan arang. Dengan distribusi tersebut filtrasi akan baik & kenaikan teka'nan akibat pemasangan filter tidak terlalu besar (blower menjadi berat). Hudi Hastowo -Koreksi dati abstrak yang ada di buku panduan..gas mulia tidak dapat difiltrasi/dit;apis, yang dapat ditapis adalah partikel yang mengandung atau melepaskan gas mulia. -Terima kasih, akan dikoreksi "yang difilter adalah partikel yang melepaskan/tertempel oleh gas mulia"., dkk. ISSN

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT Oleh : Harit Sukma (2109.105.034) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT. JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN

DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN L1.1 DATA PENGAMATAN NILAI KALOR Ukuran Partikel (Mesh) 10 42 60 Tabel L1.1 Data Pengamatan Nilai Kalor Perbandingan Nilai kalor Eceng Gondok : Tempurung Kelapa

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE (Manufacture of Activated Carbon From Waste Leather Cassava by Using Furnace ) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.1, Juni 2010 : 21 26 PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA EFFECT OF ACTIVATOR IN THE MAKING OF ACTIVATED CARBON FROM COCONUT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3 III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Dalam pengambilan data untuk laporan ini penulis menggunakan mesin motor baker 4 langkah dengan spesifikasi sebagai berikut : Merek/ Type : Tecumseh TD110 Jenis

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Pori Karbon Aktif Berbahan Dasar Arang Tempurung Kelapa Dengan Variasi Tekanan Gas Argon (Ar)

Analisis Morfologi Pori Karbon Aktif Berbahan Dasar Arang Tempurung Kelapa Dengan Variasi Tekanan Gas Argon (Ar) Analisis Morfologi Pori Karbon Aktif Berbahan Dasar Arang Tempurung Kelapa Dengan Variasi Tekanan Gas Argon (Ar) Bernadeta Dwi Pramita Yuniarti 1, Esmar Budi 2, Hadi Nasbey 3 1,2&3 Jurusan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA ANALISIS. Tabel 7. Data Hasil Cangkang Biji Karet Setelah Dikarbonisasi

LAMPIRAN I DATA ANALISIS. Tabel 7. Data Hasil Cangkang Biji Karet Setelah Dikarbonisasi 53 LAMPIRAN I DATA ANALISIS 1.1 Data Analisis Bahan Baku Pembuatan Biobriket Data hasil analisis bahan baku yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon tetap, dan nilai kalor dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Renewable Energy Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian. Alat penelitian a. Sepeda motor. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor bensin 4-langkah 0 cc. Adapun spesifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG Moraida Hasanah 1, Tengku Jukdin Saktisahdan 2, Mulyono 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang akan dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI Eko Surojo 1, Joko Triyono 1, Antonius Eko J 2 Abstract : Pack carburizing is one of the processes

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN BAHAN BAKU DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA

LAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN BAHAN BAKU DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA LAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN BAHAN BAKU DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)

LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram) LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN A. DATA PENGAMATAN 1. Uji Kualitas Karbon Aktif 1.1 Kadar Air Terikat (Inherent Moisture) - Suhu Pemanasan = 110 C - Lama Pemanasan = 2 Jam Tabel 8. Kadar Air Terikat pada

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP SNI 06-2433-1991 METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan and pegangan dalam pelaksanaan pengujian

Lebih terperinci

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah No Parameter Pengujian Hasil Uji Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-rata 1. Berat Awal Bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA Pada pembuatan aspal campuran panas asbuton dengan metode hot mix (AC WC), terlebih dahulu melakukan uji coba dalam skala kecil terhadap agregat, aspal dan asbuton yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi Motor Diesel 4-Langkah Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0

KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0 KARAKTERISASI SEMI KOKAS DAN ANALISA BILANGAN IODIN PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TANAH GAMBUT MENGGUNAKAN AKTIVASI H 2 0 Handri Anjoko, Rahmi Dewi, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR

ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR (Acacia mangium Wild) DENGAN BATUBARA Oleh/By NOOR MIRAD SARI, ROSIDAH R. RADAM & RANIFA DWINA Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas

Lebih terperinci

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN BAB. III. III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di: Balai Riset Perindustrian Tanjung Morawa Waktu penelitian : Penelitian dilakukan pada Pebruari 2010 - April

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di : 1. Observasi lapang di sentra produksi pertanian dan/atau industri penghasil limbah padat pertanian yang berada di sekitar

Lebih terperinci

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung ICS 13.220.50; 91.100.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BRIKET ARANG DARI SLUDGE DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA

KARAKTERISTIK BRIKET ARANG DARI SLUDGE DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA KARAKTERISTIK BRIKET ARANG DARI SLUDGE DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA SKRIPSI Oleh: JULIANA FRISCA GULTOM 041203002/ Teknologi Hasil Hutan DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF

DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF Mohammad Mirwan Staf Pengajar Teknik Lingkungan UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT Active charcoal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Eksperimen dilakukan untuk mengetahui proses pembakaran spontan batubara menggunakan suatu sistem alat uji yang dapat menciptakan suatu kondisi yang mendukung terjadinya pembakaran

Lebih terperinci

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal) (Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal) LABORATORIUM INTI JALAN RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS LAMPUNG Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Jurusan PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR. Oleh : Badi ah Muniaty Syahab NIM

LAPORAN AKHIR. Oleh : Badi ah Muniaty Syahab NIM LAPORAN AKHIR PEMANFAATAN CAMPURAN KARBON AKTIF dari TEMPURUNG KELAPA, ZEOLIT dan CANGKANG SAWIT sebagai ADSORBEN pada PENGOLAHAN LIMBAH POME (Palm Oil Mill Effluent) Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang membahas mengenai kualitas air dengan menggunakan metode filtrasi atau dengan mencari parameter kadar lumpur, kadar Fe, dan kadar ph dengan

Lebih terperinci

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM Briket Arang dari Serbuk Gergajian Kayu Meranti dan Arang Kayu Galam...Yuniarti dkk. BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM CHARCOAL BRIQUETTE FROM MERANTI WOOD SAW DUST AND

Lebih terperinci

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI 3.1 SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI Desain dan peralatan sistem refrigerasi dengan menggunakan prinsip adsropsi yang direncanakan pada percobaan kali ini dapat dilihat

Lebih terperinci

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU (Rhizophora mucronata Lamck) DAN KAYU RAMBAI (Sonneratia acida Linn) DENGAN BERBAGAI TEKANAN Oleh/by: Gt. A. R. THAMRIN Program Studi Teknologi Hasil Hutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini

Lebih terperinci

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN H 2 O SEBAGAI AKTIVATOR UNTUK MENGANALISIS PROKSIMAT, BILANGAN IODINE DAN RENDEMEN Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi Jurusan

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup a. Metode ini meliputi pengujian untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan pada campuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah BAB III METODE PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4-langkah 0 cc dengan merk Honda Blade. Adapun spesifikasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4 POSTER Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pembelajarannya, ISBN : 978-602-0951-12-6 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PRODUCTION

Lebih terperinci

UJI BERAT JENIS TANAH ASTM D ERLENMEYER

UJI BERAT JENIS TANAH ASTM D ERLENMEYER UJI BERAT JENIS TANAH ASTM D-854-02 - ERLENMEYER 1. LINGKUP Percobaan ini mencakup penentuan berat jenis (specific gravity) tanah dengan menggunakan botol Erlenmeyer. Tanah yang diuji harus lolos saringan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA 03-2847-2002 USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai 77 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada

Lebih terperinci

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo dan Agus Sartono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam Pengambilan data ini menggunakan motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini; 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini; Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Tungku Gasifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung ICS 13.220.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi i Daftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Awal Bahan Dasar Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa dan Batu Bara 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab hasil dan pembahasan ini akan diuraikan mengenai hasil preparasi bahan dasar karbon aktif dari tempurung kelapa dan batu bara, serta hasil karakterisasi luas permukaan

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI VOLUME PARTIKEL TERHADAP KETAHANAN BAKAR KOMPOSIT FLY ASH-RIPOXY R-802

PENGARUH FRAKSI VOLUME PARTIKEL TERHADAP KETAHANAN BAKAR KOMPOSIT FLY ASH-RIPOXY R-802 digilib.uns.ac.id PENGARUH FRAKSI VOLUME PARTIKEL TERHADAP KETAHANAN BAKAR KOMPOSIT FLY ASH-RIPOXY R-802 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: YOGA PRASETYA

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier Nur Aklis 1, M.Akbar Riyadi 2, Ganet Rosyadi 3, Wahyu Tri Cahyanto 4 Program Studi Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT Aditiya Yolanda Wibowo, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan BAB IV METODE PENELITIAN A. Bagan Alir Penelitian Pelaksanaan pengujian dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu pengujian bahan seperti pengujian agregat dan aspal, penentuan gradasi campuran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor disel 4-langkah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA ) Oleh : Wahyu Kusuma

Lebih terperinci

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran

sehingga dihasilkan sebuah produk yang solid dengan bentuk seperti Karakteristik yang penting dari partikel adalah: distribusi serbuk dan ukuran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. METALURGI SERBUK. Metalurgi serbuk merupakan proses pembuatan produk dengan raw material berupa serbuk logam atau serbuk non logam yang ditekan (compacting) di dalam cetakan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL Haryadi 1*, Sariadi 2, Zahra Fona 2 1 DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe 2 Jurusan Teknik Kimia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Karakterisasi sampel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah 40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar Jenis Bahan Rataan Nilai Kalor (kal/gram) Kayu 4.765 Batubara 7.280 Fuel Oil 1) 10.270 Kerosine (Minyak Tanah) 10.990 Gas Alam 11.806 Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini menguraikan secara rinci langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian agar terlaksana secara sistematis. Metode yang dipakai adalah

Lebih terperinci

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat Standar Nasional Indonesia Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari persiapan, pemeriksaan mutu bahan yang berupa agregat dan aspal, perencanaan campuran sampai tahap

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di areal KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF-GAS. Pengoperasian sistem VAC & Off-gas dilakukan

Lebih terperinci

: Pengujian Bahan Perekat Hidrolis. Materi : Uji Berat Jenis SSD dan Penyerapan Air Agregat Halus dan Kasar REFERENSI

: Pengujian Bahan Perekat Hidrolis. Materi : Uji Berat Jenis SSD dan Penyerapan Air Agregat Halus dan Kasar REFERENSI I REFERENSI 1 SNI 03-1969-1990, Metoda Pengujian BJ dan Penyerapan Air Agregat Kasar 2 SNI 03-1970-1990, Metoda Pengujian BJ dan Penyerapan Air Agregat Halus 3 ASTM C127-1993, TM Specipic Gravity and Absorption

Lebih terperinci

EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA

EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA Minto Supeno Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155 Intisari Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam sebuah penelitian, sehingga dalam pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada penelitian

Lebih terperinci

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara uji berat jenis aspal keras Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis aspal keras ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Revisi SNI 03-1739-1989 isi isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan definisi...1 4 Peralatan uji...2 5 Ukuran dan jumlah benda uji...2 6 Prosedur pengujian...4 7 Hasil

Lebih terperinci

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Bahan/material penyusun briket dilakukan uji proksimat terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dasar dari bahan

Lebih terperinci

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat 81 BAB V PEMBAHASAN Pada pengujian kualitas batubara di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, menggunakan conto batubara yang diambil setiap ada pengiriman dari pabrik. Conto diambil sebanyak satu sampel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut : meningkat dan menurun terlihat jelas.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut : meningkat dan menurun terlihat jelas. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai pengaruh variasi suhu pada proses pemadatan dalam campuran beton aspal yang dilakukan di Laboratorium Transportasi Program Studi

Lebih terperinci

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 Oleh Joko Prasetio W 1, Kiswanta 1, Edy Sumarno 1, Ainur Rosidi 1, Ismu Handoyo 1, Khrisna 2 1 Pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 135 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pada mulanya diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan kegiatan yang melebihi kemampuannya. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS

BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS 4.1. Bahan Pegas Bahan baja pegas yang digunakan diimpor dari jepang, yaitu dari Aichi steel work, ltd. Baja pegas yang digunakan adalah memakai standard JIS (Japanise Industrial

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian bahan bakar dan penghasil polusi udara terbesar saat ini. Pada 2005, jumlah kendaraan bermotor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di III. METODE PENELITIAN Pekerjaan Lapangan Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di lapangan. Sampel tanah diambil pada beberapa titik di lokasi pengambilan sampel, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi Eddy Elfiano, N. Perangin-Angin Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau

Lebih terperinci

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK Slamet P dan Yatno D.A.S. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan

Lebih terperinci