KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU
|
|
- Verawati Salim
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU (Rhizophora mucronata Lamck) DAN KAYU RAMBAI (Sonneratia acida Linn) DENGAN BERBAGAI TEKANAN Oleh/by: Gt. A. R. THAMRIN Program Studi Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani KM 36 Banjarbaru, Kalimantan Selatan ABSTRACT The purpose of this study was to determine the extent to which the influence of the composition of the mixture and Rambai charcoal of mangrove in the pressure of compression in the quality of the resulting charcoal briquettes. The results showed that the content of moisture, volatile matter, carbon residue, density and calorific value of charcoal briquettes from a combination / mix of the average does not meet the standards of Japanese, British, and American. For the calorie value only in the treatment A1B2 and A2B1 that meet Japanese standards. This is due to the high value of water content and thus affects the resulting low calorific value, the results of research that has been done later proved that water content affects the heat generated. Only for the content of ash resulting from the combination mixture of wood and wood charcoal briquettes Mangrove Rambai that meet Japanese standards between the range of 3-6%. Keywords: Rambai, charcoal, briquettes PENDAHULUAN Sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akar bahan bakar dalam kebutuhan rumah tangga dan industry, maka perlu upaya pemanfaatan sumber daya alam selain minyak bumi salah satunya dengan cara pembuatan briket arang. Pemanfaatan kayu sebagai bahan baku pembuatan briket arang sudah dikenal sejak lama, baik bagi pemenuhan bahan bakar rumah tangga maupun didalam industry berskala besar seperti industry alumunium, plat baja dan lain-lain, sehingga dengan adanya kegunaan tersebut maka timbul pemikiran untuk memanfaatkan kayu yang tidak termasuk jenis komersial. Briket arang dengan bentuk, ukuran dan kerapatannya menjadi produk yang lebih efisien dalam penggunaannya sebagai bahan bakar (Hartoyo,1983). Ketersediaan bahan baku dalam proses pembuatan briket arang di Indonesia masih relative banyak. Bahan baku pembuatan briket arang adalah kayu. Pembuatan briket arang biasa dilakukan dengan cara sederhana dan bias juga dengan menggunakan mesin, yang dapat dikerjakan dari mesin pembuat serbuk sampai ke mesin pengering briket yang siap untuk digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh komposisi campuran arang kayu Bakau dan Rambai pada berbagai tekanan kempa terhadap kualitas briket arang yang dihasilkan. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada pemerintah dan masyarakat bahwa kayu Bakau dan kayu Rambai dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan briket arang. Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
2 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan yang meliputi pembuatan arang, pembuatan briket arang, pengujian, pengolahan data dan laporan. Penelitian dan pengujian ini dilakukan di Laboratorium Dinas Pertambangan dan Energi Banjarbaru Kalimantan Selatan. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini bomb calorimeter, ayakan 30 mesh, cetakan,kempa hidrolik, desikator, lumpung besi dan penumbuknya, gelas ukur, oven tanur, oven pengering, timbangan elektrik, cawan porselin, kalkulator, alat tulis menulis, serta kamera foto. Sedangkan bahan yang digunakan adalah arang kayu Bakau dan kayu Rambai, tepung tapioka, dan air. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan contoh uji menurut Departemen Perindustrian(1983) adalah menyediakan bahan baku berupa arang yang berasal dari limbah pembuatan cuka kayu dari kayu bakau dan kayu rambai, menghancurkan arang dengan lumping besi sehingga menjadi serbuk arang, serbuk arang tersebut kemudian disaring melalui ayakan 30 mesh, memanaskan 30 ml air kemudian ditambah tepung tapioka sebanyak 10 % dari serbuk arang yang akan dibuat contoh uji (30 gram), dan diaduk sehingga menjadi larutan semi solid untuk tiap contoh uji, mencampur serbuk arang dengan perekat, kemudian memasukkan ke dalam cetakan sebanyak 10 gram dan dilakukan pengepresan dengan tekanan 125, 150 dan 175 kg/cm 2, mengeringkan briket arang yang dihasilkan dengan menggunakan oven pengering pada suhu C selama kurang lebih 4 jam, setelah dikeringkan, briket arang tersebut diletakkan diudara terbuka selama 24 jam, briket arang yang telah kering kemudian siap diuji. Menurut Departemen Pertambangan dan Energi (1997), menyatakan bahwa prosedur pengujian dilakukan adalah penetapan kadar air, kadar abu, zat terbang, karbon sisa, kerapatan dan nilai kalor. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola percobaan faktorial 3x3 dengan masing-masing 3 kali ulangan untuk setiap contoh perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar Air Data rekapitulasi kadar air (%) briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Data rata-rata persentase kadar air (%) briket arang tersebut menunjukkan bahwa komposisi antara campuran briket arang dari kayu Bakau dan dari kayu Rambai sebanyak 50 % : 50 %, maka ada kecendurangan kadar airnya juga akan semakin menurun, sedangkan jika komposisi campuran briket arang dari kayu Bakau atau kayu Rambai meningkat menjadi 75 % maka kadar airnya juga cenderung meningkat. hal ini karena perbedaan kemampuan menyerap dan mengeluarkan air (higroskopis briket arang) terhadap keadaan lingkungan sekitar sehingga tercapai kadar air keseimbangan. Apabila kelembapan udara tinggi Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
3 maka kadar air pada briket arang juga cenderung akan tinggi. Selain itu peningkatan ataupun penurunan kadar air ini juga disebabkan oleh perbedaan sifat fisik kedua jenis kayu tersebut. Nilai rata-rata persentase kadar air yang berbeda-beda menunjukkan kisaran kadar air briket arang antara 7,2747 % sampai dengan 9,7196 %, dengan kadar air terendah terdapat pada perlakuan A 2 B 1 (arang kayu Bakau 50 % + arang kayu Rambai 50 % dengan tekanan 125 kg/cm 2 ) yakni hanya sebesar 7,2748 % dan nilai rata-rata persentase kadar air tertinggi terjadi pada perlakuan A 3 B 3 (arang kayu Bakau 25 % + arang kayu Rambai 75 % dengan tekanan 175 kg/cm 2 ) dengan kadar air sebesar 9,7196 %. Tabel 1. Rekapitulasi data kadar air (%) yang dikandung dalam briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai. Perlakuan Ulangan Total Rata-rata 1 7,4050 A 1 B , ,9494 8, , ,5135 A 1 B 2 2 9, ,5771 8, , ,5977 A 1 B 3 2 9, ,2769 7, , ,3873 A 2 B 1 2 8, ,8243 7, , ,6348 A 2 B , ,3575 8, , ,0543 A 2 B 3 2 9, ,5839 8, , ,3863 A 3 B 1 2 9, ,668 8, , ,1486 A 3 B , ,4828 9, , ,8625 A 3 B 3 2 9, ,1588 9, ,5544 Keterangan : A 1 = Arang Kayu Bakau 75 % + Arang Kayu Rambai 25 % A 2 = Arang Kayu Bakau 50 % + Arang Kayu Rambai 50 % A 3 = Arang Kayu Bakau 25 % + Arang Kayu Rambai 75 % B 1 = Tekanan 125 kg/cm 2 B 2 = Tekanan 150 kg/cm 2 B 3 = Tekanan 175 kg/cm 2 Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
4 Kadar Abu Hasil perhitungan mengenai kadar abu (%) briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai ini menghasilkan data-data perhitungan briket arang yang tidak sama untuk setiap perlakuan, seperti yang tersaji pada Tabel 2. Data rata-rata persentase kadar abu (%)briket arang tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya komposisi campuran briket arang dari kayu Bakau (menjadi 75 %) dan dengan semakin tinggi tekanan yang diberikan, serta meningkatnya komposisi campuran briket arang dari kayu Bakau, maka ada kecenderungan kadar abu yang dihasilkan semakin meningkat dan akan menjadi menurun jika tekanan yang digunakan menjadi meningkat. Hal ini dikarenakan perbedaan kandungan mineral yang terdapat di dalam kayu Bakau dan kayu Rambai yang tidak menguap pada proses pengabuan sehingga kadar abunya juga berbeda-beda. kandungan mineral seperti CH 3 COOH, SiO 2, aldehida, keton, ester yang terdapat di dalam kayu dan jika tidak menguap pada proses pengabuan maka akan menyebabkan kadar abu yang semakin meningkat. Tabel 2. Rekapitulasi data kadar abu (%) yang dikandung dalam briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai. Perlakuan Ulangan Total Rata-rata 1 4,7030 A 1 B 1 2 5, ,6197 4, , ,9743 A 1 B 2 2 4, ,4064 4, , ,7367 A 1 B 3 2 3, ,6417 3, , ,1513 A 2 B 1 2 4, ,5709 4, , ,2086 A 2 B 2 2 4, ,8861 4, , ,8972 A 2 B 3 2 4, ,8634 3, , ,8978 A 3 B 1 2 4, ,0245 3, , ,8281 A 3 B 2 2 5, ,9812 4, , ,8507 A 3 B 3 2 3, ,1301 3, ,5258 Keterangan : A 1 = Arang Kayu Bakau 75 % + Arang Kayu Rambai 25 % ; A 2 = Arang Kayu Bakau 50 % + Arang Kayu Rambai 50 %; A 3 = Arang Kayu Bakau 25 % + Arang Kayu Rambai 75 %; B 1 = Tekanan 125 kg/cm 2 ; B 2 = Tekanan 150 kg/cm 2 Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
5 Nilai rata-rata persentase kadar abu yang berbeda-beda menunjukkan kisaran kadar abu briket arang antara 3,6296 % sampai dengan 4,8732 %, dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan A 1 B 1 (arang kayu Bakau 75 % dengan tekanan kempa 125 kg/cm 2 ) yakni sebesar 4,8732 % dan nilai rata-rata persentase kadar abu terendah terjadi pada perlakuan A 2 B 3 (arang kayu Bakau 50 % + arang kayu Rambai 50 % dengan tekanan 175 kg/cm 2 ) dengan kadar abu hanya sebesar 3,6296 %. Hal ini dikarenakan kandungan abu pada kayu Bakau lebih tinggi. Pendapat ini didukung oleh Agus, (2002), bahwa kadar abu yang terkandung dalam bahan bakar padat adalah mineral yang tidak dapat terbakar (non-bdt) yang tertinggal setelah proses pembakaran dan perubahan-perubahan atau reaksireaksi yang menyertainya selesai sehingga semakin banyak kadar abu yang tertinggal dalam bahan bakar padat maka akan semakin menurunkan mutu bahan bakar karena dapat menurunkan nilai kalor bahan bakar. Kadar Zat Terbang Hasil perhitungan mengenai kadar zat terbang (%) briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai ini menghasilkan data-data perhitungan yang berbeda untuk setiap perlakuan, seperti yang tersaji pada Tabel 3. Data rata-rata persentase kadar zat terbang (%) briket arang tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya komposisi campuran briket arang dari kayu Bakau (menjadi 75 %), maka kadar zat terbang yang dihasilkan juga semakin meningkat. Sedangkan apabila komposisi campuran kayu Rambai semakin meningkat (menjadi 75 %), maka kadar zat terbang yang dihasilkan semakin menurun. Hal ini karena perbedaan kandungan unsur-unsur yang mudah menguap yang terdapat di dalam kayu Bakau dan kayu Rambai. perbedaan banyaknya kandungan unsur-unsur yang mudah menguap pada kayu jika kayu mengalami pemanasan akan meningkatkan kadar zat terbang. Unsur-unsur tersebut seperti H 2 O, CO 2, CH 4, CO, H 2. Nilai rata-rata persentase kadar zat terbang yang berbeda-beda menunjukkan kisaran kadar zat terbang briket antara 45,7982 % sampai dengan 57,4546 % dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan A 2 B 3 (arang kayu Bakau 50 % + arang kayu Rambai 50 % dengan tekanan kempa yang diberikan 150 kg/cm 2 ) yakni sebesar 57,4546 % dan nilai rata-rata persentase kadar zat terbang terendah terjadi pada perlakuan A 3 B 1 (arang k ayu Bakau 75 % + arang kayu Rambai 25 % dengan tekanan kempa yang diberikan 125 kg/cm 2 ) dengan kadar zat terbang hanya sebesar 45,7982 %. Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
6 Tabel 3. Rekapitulasi data kadar zat terbang (%) yang dikandung dalam briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai. Perlakuan Ulangan Total Rata-rata 1 67,4275 A 1 B , ,827 57, , ,2935 A 1 B , ,109 56, , ,1725 A 1 B , , , , ,6600 A 2 B , , , , ,8397 A 2 B , , , , ,4483 A 2 B , , , , ,1237 A 3 B , , , , ,4830 A 3 B , , , , ,5346 A 3 B , , , ,6393 Keterangan : A 1 = Arang Kayu Bakau 75 % + Arang Kayu Rambai 25 % A 2 = Arang Kayu Bakau 50 % + Arang Kayu Rambai 50 % A 3 = Arang Kayu Bakau 25 % + Arang Kayu Rambai 75 % B 1 = Tekanan 125 kg/cm 2 B 2 = Tekanan 150 kg/cm 2 B 3 = Tekanan 175 kg/cm 2 Karbon Sisa Hasil perhitungan mengenai karbon sisa (%)briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai ini menghasilkan data-data perhitungan karbon sisa yang berbeda (tidak sama) untuk setiap perlakuan, seperti yang terlihat pada Tabel 4. Data ratarata persentase karbon sisa (%) briket arang tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya komposisi campuran briket arang dari kayu Rambai (menjadi 75 %), maka karbon sisa yang dihasilkan mengalami peningkatan. Sedangkan unutk komposisi campuran briket dari kayu Bakau yang semakin bertambah maka ada kecenderungan karbon sisa mengalami penurunan. Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
7 Tabel 4. Rekapitulasi data karbon sisa (%) yang dikandung dalam briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai Perlakuan Ulangan Total Rata-rata 1 27,8695 A 1 B , , , , ,7322 A 1 B , , , , ,0908 A 1 B , , , , ,1887 A 2 B , , , , ,9517 A 2 B , , , , ,6545 A 2 B , , , , ,9785 A 3 B , ,581 50, , ,6889 A 3 B , , , , ,6147 A 3 B , , , ,8349 Keterangan : A 1 = Arang Kayu Bakau 75 % + Arang Kayu Rambai 25 %; A 2 = Arang Kayu Bakau 50 % + Arang Kayu Rambai 50 %; A 3 = Arang Kayu Bakau 25 % + Arang Kayu Rambai 75 %; B 1 = Tekanan 125 kg/cm 2 ; B 2 = Tekanan 150 kg/cm 2 ; B 3 = Tekanan 175 kg/cm 2 Nilai rata-rata persentase karbon sisa yang berbeda-beda menunjukkan kisaran karbon sisa briket arang antara 37,8511 % sampai dengan 50, 5270 %, dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan A 3 B 1 arang kayu Bakau 25 % + arang kayu Rambai 75 % dengan tekanan kempa yang diberikan 125 kg/cm 2 ) yakni sebesar 50,5270 % dan nilai rata-rata persentase karbon sisa terendah terjadi pada perlakuan A 1 B 1 (arang kayu Bakau 75 % + arang kayu Rambai 25 % dengan tekanan kempa yang diberikan 125 kg/cm 2 ) dengan karbon sisa hanya sebesar 37,8511 %. Kerapatan Hasil perhitungan kerapatan (gr/cm 3 ) briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai ini menghasilkan data-data perhitungan yang bervariasi untuk setiap perlakuan, seperti yang terlihat pada Tabel 5. Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
8 Tabel 5. Rekapitulasi data kerapatan (gr/cm 3 ) yang dikandung dalam briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai. Perlakuan Ulangan Total Rata-rata 1 0,6860 A 1 B 1 2 0,6205 1,9285 0, , ,6503 A 1 B 2 2 0,6165 1,8974 0, , ,6397 A 1 B 3 2 0,6208 1,9176 0, , ,7379 A 2 B 1 2 0,7758 2,2863 0, , ,6722 A 2 B 2 2 0,6750 2,0269 0, , ,7184 A 2 B 3 2 0,7790 2,2161 0, , ,7017 A 3 B 1 2 0,7129 2,1253 0, , ,7592 A 3 B 2 2 0,7383 2,2455 0, , ,7256 A 3 B 3 2 0,7138 2,1874 0, ,7480 Keterangan : A 1 = Arang Kayu Bakau 75 % + Arang Kayu Rambai 25 % A 2 = Arang Kayu Bakau 50 % + Arang Kayu Rambai 50 % A 3 = Arang Kayu Bakau 25 % + Arang Kayu Rambai 75 % B 1 = Tekanan 125 kg/cm 2 B 2 = Tekanan 150 kg/cm 2 B 3 = Tekanan 175 kg/cm 2 Data rata-rata persentase kerapatan (gr/cm 3 ) briket arang tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya komposisi campuran briket arang dari kayu Rambai, maka ada kecenderungan kerapatan yang dihasilkan semakin meningkat. Dan dengan semakin meningkatnya komposisi campuran briket arang dari kayu Bakau, maka ada kecenderungan kerapatan yang dihasilkan juga semakin menurun. Rata-rata kerapatan kayu Bakau lebih tinggi jika dibandingkan dengan kerapatan kayu Bakau. Hal ini karena perbedaan berat jenis antara kayu Bakau (berat jenis 1,02 1,05) dan kayu Rambai (berat jenis 0,39 0,42). Sesuai dengan pendapat Sudrajat (1982), menyatakan kayu dengan berat jenis dan kekerasan yang rendah umumnya akan menghasilkan briket arang dengan kerapatan yang cukup tinggi. Pada penelitian ini berat jenis kayu Rambai lebih rendah sehingga menghasilkan kerapatan yang lebih tinggi jika dibandingkan kayu Bakau. Hal ini dipertegas oleh Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
9 Departemen Perindustrian (1983), yang mengatakan bahwa kerapatan briket arang ditentukan oleh berat jenis dan kekerasan kayu yang digunakan sebagai bahan briket arang kayu dengan berat jenis yang rendah pada umumnya akan menghasilkan briket arang dengan kerapatan yang cenderung tinggi. Nilai rata-rata persentase kerapatan yang berbeda-beda menunjukkan kisaran kerapatan briket arang antara 0,632 gr/cm 3 sampai dengan 0,762 % dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan A 2 B 1 dan A 3 B 2 yakni sebesar 0,762 gr/ cm 3 dan nilai rata-rata persentase kerapatan terendah terjadi pada perlakuan A 1 B 2 dengan kerapatan hanya sebesar 0,632 gr/cm 3. Nilai Kalor Data rekapitulasi nilai kalor (kal/gr) briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai dapat dilihat pada Tabel 6. pada briket arang yakni mulai dari tekanan 125 kg/cm 2 sampai dengan 175 kg/ ncm 2, maka ada kecenderungan nila kalornya juga akan semakin menurun. Nilai rata-rata persentase nilai kalor yang berbeda-beda menunjukkan kisaran kadar air briket arang antara 5323,353 kal/gr sampai dengan 6089,330 kal/gr, dengan nilai kalor tertinggi terdapat pada perlakuan A 1 B 2 (arang kayu Bakau 75 % + arang kayu Rambai 25 %) yakni sebesar 6089,330 kal/gr dan nilai rata-rata persentase nilai kalor terendah terjadi pada perlakuan A 3 B 3 (arang kayu Bakau 25 % + arang kayu Rambai 75 %) dengan nilai kalor hanya sebesar 5323,353 kal/gr. Data rata-rata persentase nilai kalor (kal/gr) briket arang tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya tekanan kempa yang diberikan. Perbandingan dengan Standar Jepang, Inggris dan USA Hasil rekapitulasi analisis sifat briket arang dari campuran kombinasi/campuran kayu Bakau dan kayu Rambai dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 7. Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
10 Tabel 6. Rekapitulasi data nilai kalor (kal/gr) yang dikandung dalam briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai. Perlakuan Ulangan Total Rata-rata ,77 A 1 B , ,9 5985, , ,74 A 1 B , , , , ,74 A 1 B , , , , ,09 A 2 B , , , , ,67 A 2 B , , , , ,30 A 2 B , , , , ,68 A 3 B , , , , ,72 A 3 B , , , , ,30 A 3 B , , , ,54 Keterangan : A 1 = Arang Kayu Bakau 75 % + Arang Kayu Rambai 25 % A 2 = Arang Kayu Bakau 50 % + Arang Kayu Rambai 50 % A 3 = Arang Kayu Bakau 25 % + Arang Kayu Rambai 75 % B 1 = Tekanan 125 kg/cm 2 B 2 = Tekanan 150 kg/cm 2 B 3 = Tekanan 175 kg/cm 2 Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
11 Tabel 7. Hasil rekapitulasi analisis sifat briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai N Perlakuan Standar Sifat o. A 1 B 1 A 1 B 2 A 1 B 3 A 2 B 1 A 2 B 2 A 2 B 3 A 3 B 1 A 3 B 2 A 3 B 3 Jepang Inggris USA 1 Kadar Air (%) 8,9831 8,1923 7,7589 7,2747 8,4525 8,5279 8,2226 9,4942 9, Kadar Abu (%) 4,8732 4,1354 3,8805 4,1903 4,2953 3,6211 3,6748 4,6604 3, Zat Terbang 57,275 56, , , , , , , , (%) 6 4 Karbon Sisa 37,851 39, , , , , ,527 44, , (%) 1 5 Kerapatan 0,6428 0,6324 0,6392 0,7621 0,6756 0,7387 0,7084 0,7485 0, ,84 1 (gr/cm 3 ) 6 Nilai Kalor (kal/gr) 5985,3 6089, , , , , , , , Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
12 Data rekapitulasi diatas menunjukkan bahwa kandungan kadar air, kadar zat terbang, karbon sisa, kerapatan dan nilai kalor briket arang dari seluruh kombinasi/campuran tidak memenuhi standar Jepang, Inggris dan Amerika. Untuk nilai kalornya hanya pada perlakuan A 1 B 2 dan A 2 B 1 yang sudah memenuhi standar Jepang. Hal ini disebabkan karena tingginya nilai kadar air sehingga mempengaruhi rendahnya nilai kalor yang dihasilkan, dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka terbukti bahwa kandungan kadar air berpengaruh terhadap nilai kalor yang dihasilkan. hanya untuk kandungan kadar abu yang dihasilkan dari kombinasi campuran briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai yang sudah memenuhi standar Jepang yang berkisar antara %. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan adalah bahwa kandungan kadar air, kadar zat terbang, karbon sisa, kerapatan dan nilai kalor briket arang dari seluruh kombinasi/campuran, rata-rata tidak memenuhi standar Jepang, Inggris dan Amerika, kandungan kadar abu yang dihasilkan dari kombinasi campuran briket arang dari kayu Bakau dan kayu Rambai yang sudah memenuhi standar Jepang yang berkisar antara %, untuk nilai kalor hanya pada perlakuan A 1 B 2 (6089,33 kal/gr) dan A 2 B 1 (6037,02 kal/gr) yang sudah memenuhi standar Jepang yakni sekitar kal/gr, briket arang yang sesuai dengan kualitas adalah briket arang dengan kadar karbon dan nilai kalor yang tinggi serta kadar zat terbang dan kadar air yang rendah, maka perlakuan A 1 B 2 dan A 2 B 1 dapat dikatakan briket arang yang baik karena nilai kalor yang dimiliki oleh dua perlakuan tersebut adalah yang paling tinggi dan memenuhi standar. Saran Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kadar air, kadar zat terbang, karbon sisa, kerapatan dan nilai kalor briket arang dari bahan perekat yang lain ataupun dengan variasi tekanan yang berbeda dan persentase penggunaan komposisi campuran yang sama sebagai bahan baku dalam pembuatan briket arang sehingga menghasilkan briket arang dengan kerapatan dan nilai kalor yang memenuhi standar. DAFTAR PUSTAKA Agus, R. L Analisa Pembuatan Briket Arang dari Kayu Gondong (Bischoffla javanica BL) dan Tempurung Kelapa (Cocos nucifera L) dengan Berbagai Tekanan Kempa. Skripsi S-1 Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru dipublikasikan). (tidak Departemen Perindutrian Penelitian dan Pegembangan Limbah Kayu untuk Briket Arang dan Kayu serta Arang Aktif. Departemen Perindustrian, Balai Penelitian dan Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
13 Pengembangan Banjarbaru. Industri, Departemen Pertambangan dan Energi Pelatihan Analisis Batu Bara. Departemen Pertambangan dan Energi, Bogor. Hartoyo Pembuatan Arang dan Briket Arang secara Sederhana dari Serbuk Kayu Gergaji dan Limbah Perkayuan. Proseding Seminar Pemanfaatan Limbah Pertanian/Kehutanan sebagai Sumber Energi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor. Sudrajat Produksi Arang dan Briket Arang serta Prospek Pengusahaannya. Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Pertanian, Bogor. Jurnal Hutan Tropis Volume 11 No. 30, Edisi September
ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR
ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR (Acacia mangium Wild) DENGAN BATUBARA Oleh/By NOOR MIRAD SARI, ROSIDAH R. RADAM & RANIFA DWINA Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas
Lebih terperinciKUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU BAKAU
KUALITAS BRIKET. (18) : 6-70 KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU BAKAU (Rhizophora macronata Lamck) DAN API-API (Avicennia marina Vlerk) PADA BERBAGAI TEKANAN The Quality Of Charcoal Bracket From
Lebih terperinciBRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM
Briket Arang dari Serbuk Gergajian Kayu Meranti dan Arang Kayu Galam...Yuniarti dkk. BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM CHARCOAL BRIQUETTE FROM MERANTI WOOD SAW DUST AND
Lebih terperinciMangkurat Banjarbaru 2) Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru ABSTRACT
ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PEMBUATAN BRIKET ARANG BERDASARKAN BENTUK DARI KAYU BAKAU (Rhizophora mucronata Lamck) DAN RAMBAI (Sonneratia acida Linn) Oleh/by Hj. NOOR MIRAD SARI 1, ADI RAHMADI 1 & M. ALI
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah spent bleaching earth dari proses pemurnian CPO yang diperoleh dari PT. Panca Nabati Prakarsa,
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes
SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA ) Oleh : Wahyu Kusuma
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET
KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET Siti Hosniah*, Saibun Sitorus dan Alimuddin Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET DARI SEKAM PADI DENGAN KOMBINASI BATUBARA
PEMBUATAN BRIKET DARI SEKAM PADI DENGAN KOMBINASI BATUBARA SKRIPSI Oleh : KASTA EFRATA BARUS 100308040 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 PEMBUATAN BRIKET
Lebih terperinciA. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku
A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 1. Kadar Air (%) 4,5091 4,7212 4,4773 5,3393 5,4291 5,2376 4,9523 2. Parameter Pengujian Kadar
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 1, Juni 014: 9-8 PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT The Effect of Carbonization Temperature and Carbonization
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG SAWIT DENGAN PERLAKUAN WAKTU PENGARANGAN DAN KONSENTRASI PEREKAT
Pembuatan briket arang tempurung sawit dengan perlakuan pengarangan.djoko Purwanto PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG SAWIT DENGAN PERLAKUAN WAKTU PENGARANGAN DAN KONSENTRASI PEREKAT The Manufacture of Charcoal
Lebih terperinciANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH
ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH Hidro Andriyono 1), Prantasi Harmi Tjahjanti 2) 1,2) Prodi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Jalan Raya Gelam
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN
PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN Junaidi, Ariefin 2, Indra Mawardi 2 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Uji proksimat merupakan sifat dasar dari bahan baku yang akan digunakan sebelum membuat briket. Sebagaimana dalam penelitian ini bahan
Lebih terperinciJurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal : 95-102 ISSN NO:2085-580X PENGARUH JUMLAH TEPUNG KANJI PADA PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG PALA THE EFFECT OF TAPIOCA STARCH VARIATION
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Karakterisasi Briket Arang Pengujian karakteristik briket meliputi kadar air, kadar abu, dekomposisi senyawa volatil, kadar karbon terikat, kerapatan dan nilai kalor.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar
Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar Jenis Bahan Rataan Nilai Kalor (kal/gram) Kayu 4.765 Batubara 7.280 Fuel Oil 1) 10.270 Kerosine (Minyak Tanah) 10.990 Gas Alam 11.806 Sumber
Lebih terperinciA. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah
A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah No Parameter Pengujian Hasil Uji Uji 1 Uji 2 Uji 3 Rata-rata 1. Berat Awal Bahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini menguraikan secara rinci langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian agar terlaksana secara sistematis. Metode yang dipakai adalah
Lebih terperinciPemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat
Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat Muzakir MT *, Muhammad Nizar, Cut Safarina Yulianti Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Serambi
Lebih terperinciDATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN
LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN HASIL PENELITIAN L1.1 DATA PENGAMATAN NILAI KALOR Ukuran Partikel (Mesh) 10 42 60 Tabel L1.1 Data Pengamatan Nilai Kalor Perbandingan Nilai kalor Eceng Gondok : Tempurung Kelapa
Lebih terperinciEKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY
EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY POLYETHYLENE PLASTIC WASTE AND MUNICIPAL SOLID WASTE CARBON
Lebih terperinciANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Paisal 1), Muhammad Said Karyani. 2) 1),2) Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Lebih terperinciGambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Lebih terperinciPEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG DAN LIMBAH TEH SEBAGAI BAHAN BRIKET
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2015 PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG DAN LIMBAH TEH SEBAGAI BAHAN BRIKET (Utilization of Corncob and Tea Waste as Charcoal Briquettes) T. Anwari
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET
RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET Muhammad Taufik 1), Adi Syakdani 2), Rusdianasari 3), Yohandri Bow 1),2),3 ), 4) Teknik Kimia, Politeknik Negeri
Lebih terperinciANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG
ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG ABSTRACT Mochamad Agil Yogi Parama, Erlinda Ningsih, Yustia Wulandari Mirzayanti Teknik-Kimia ITATS,
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI
PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Yunus Zarkati Kurdiawan / 2310100083 Makayasa Erlangga / 2310100140 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Bahan/material penyusun briket dilakukan uji proksimat terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dasar dari bahan
Lebih terperinciPEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH KELAPA SAWIT (SLUDGE) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOBRIKET ARANG SKRIPSI
PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH KELAPA SAWIT (SLUDGE) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOBRIKET ARANG SKRIPSI OLEH : MUHAMMAD GINTA MUNTHE PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang akan dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Lebih terperinciKUALITAS ARANG BRIKET BERDASARKAN PERSENTASE ARANG BATANG KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) DAN ARANG KAYU LABAN (VITEX PUBESCENS VAHL)
KUALITAS ARANG BRIKET BERDASARKAN PERSENTASE ARANG BATANG KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) DAN ARANG KAYU LABAN (VITEX PUBESCENS VAHL) The Quality of Charcoal Briquette Based on Percentage of Charcoal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini sedang bergerak menjadi sebuah negara industri. Sebagai negara industri, Indonesia pasti membutuhkan sumber energi yang besar yang bila tidak diantisipasi
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PERBANDINGAN ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA VARIASI KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET SKRIPSI
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA VARIASI KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET SKRIPSI Oleh MELIZA 130425001 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BRIKET ARANG DARI SLUDGE DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA
KARAKTERISTIK BRIKET ARANG DARI SLUDGE DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA SKRIPSI Oleh: JULIANA FRISCA GULTOM 041203002/ Teknologi Hasil Hutan DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET SKRIPSI
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET SKRIPSI Oleh FIRMAN ABEDNEGO SARWEDI SIBARANI 130425014 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
Lebih terperinciUJI KEHALUSAN BAHAN DAN KONSENTRASI PEREKAT BRIKET BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU BRIKET
UJI KEHALUSAN BAHAN DAN KONSENTRASI PEREKAT BRIKET BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU BRIKET HASNUL JEIN 050308026 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciPENELITIAN BERBAGAI JENIS KAYU LIMBAH PENGOLAHAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN BAKU BRIKET ARANG
7. Sudrajat R., S. Soleh," Petunjuk Teknis Pembuatan Arang Aktif ', Balitbangtan, 1994. 8. Sudrajat, "Penelitian Pembuatan Briket Arang dari Batang dan Tempurung Kelapa", Lokakarya Energi Nasional, 1985.
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN DAN SIFAT BRIKET ARANG DARI TEMPURUNG DAN KAYU TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)
TEKNIK PEMBUATAN DAN SIFAT BRIKET ARANG DARI TEMPURUNG DAN KAYU TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) (Technical Process and Characteristics of Charcoal Briquette from Jatropha Curcas (Jatropha curcas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di dua tempat. Tempat yang pertama adalah Lab Program Studi Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan Politeknik
Lebih terperinciAnalisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi
Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi Eddy Elfiano, N. Perangin-Angin Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN ENCENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA DENGAN PEREKAT TETES TEBU
Pembuatan Biobriket dari Campuran Enceng Gondok dan Tempurung Kelapa dengan Perekat Tetes Tebu PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN ENCENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA DENGAN PEREKAT TETES TEBU Dian Fatmawati
Lebih terperinciDylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih
PEMANFAATAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG DAN TEMPURUNG KELAPA MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Dylla Chandra Wilasita 2309105020 Ragil Purwaningsih
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG DAN SERBUK GERGAJI MENGGUNAKAN PEREKAT TETES TEBU
PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG DAN SERBUK GERGAJI MENGGUNAKAN PEREKAT TETES TEBU Eko Yudi Aristiyanto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail:
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi
Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses dan Non Dylla Chandra Wilasita (2309105020) dan Ragil Purwaningsih (2309105028) Pembimbing:
Lebih terperinciThe effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes
85 Pengaruh Variasi Perekat Tepung Sagu terhadap Nilai Kalor Briket Tongkol Jagung (Zea mays) The effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes 1) Endang Adyaningsih, 2)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rendemen Arang Briket Tempurung Kelapa Nilai rata-rata rendemen arang bertujuan untuk mengetahui jumlah arang yang dihasilkan setelah proses pirolisis. Banyaknya arang
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PADAT HASIL HIDROLISIS DARI KULIT SINGKONG MENJADI BIOBRIKET
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT HASIL HIDROLISIS DARI KULIT SINGKONG MENJADI BIOBRIKET Irmawati Syahrir 1), Muhammad Syahrir 2), Sirajuddin 3) 1),2),3 ) Teknik Kimia, Politeknik Negeri Samarinda Jl. Dr. Ciptomangunkusumo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan program dilakukan dibeberapa tempat yang berbeda, yaitu : 1. Pengambilan bahan baku sampah kebun campuran Waktu : 19 Februari 2016
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN MASSA ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET
PENGARUH PERBANDINGAN MASSA ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET Iriany, Meliza*, Firman Abednego S. Sibarani, Irvan Departemen Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinci(Maryati Doloksaribu)
Pembuatan Briket Arang Dari Tanah Gambut Pengganti Kayu Bakar (Maryati Doloksaribu) Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah : (1). Untuk membuat briket arang dari tanah gambut (2). Untuk mengetahui nilai
Lebih terperinciLampiran I Data Pengamatan. 1.1 Data Hasil Pengamatan Bahan Baku Tabel 6. Hasil Analisa Bahan Baku
Lampiran I Data Pengamatan 1.1 Data Hasil Pengamatan Bahan Baku Tabel 6. Hasil Analisa Bahan Baku No. Parameter Bahan Baku Sekam Padi Batubara 1. Moisture (%) 10,16 17,54 2. Kadar abu (%) 21,68 9,12 3.
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU
KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU Erna Rusliana M. Saleh *) Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas Khairun Jln. Raya Pertamina, Gambesi, Ternate,
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR AIR HILANG DAN VOLATILE MATTER PADA BIO-BRIKET DARI CAMPURAN ARANG SEKAM PADI DAN BATOK KELAPA
Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika Vol. 01, No. 01 (2017) 51 57 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran PENENTUAN KADAR AIR HILANG DAN VOLATILE MATTER PADA BIO-BRIKET DARI CAMPURAN ARANG SEKAM PADI
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG DAN BONGGOL BAMBU MENGGUNAKAN PEREKAT TETES TEBU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
JTM. Volume 03 Nomor 03 Tahun 2015, 128-135 PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG DAN BONGGOL BAMBU MENGGUNAKAN PEREKAT TETES TEBU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Rahmat Apriyanto Utomo
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH GERGAJIAN BATANG KELAPA (Cocos nucifera L.) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ARANG
PEMANFAATAN LIMBAH GERGAJIAN BATANG KELAPA (Cocos nucifera L.) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ARANG Bayu Murti 1, J.P. Gentur Sutapa 2 1. Alumni Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, UGM 2. Dosen
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui dapat atau tidaknya limbah blotong dibuat menjadi briket. Penelitian pendahuluan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Renewable Energy Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di Laboratorium
Lebih terperinciKarakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri
EBT 02 Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri Abdul Rahman 1, Eddy Kurniawan 2, Fauzan 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus Bukit Indah,
Lebih terperinciANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS
ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS Rr.Harminuke Eko Handayani*, RR.Yunita Bayuningsih, Ade Septyani *)Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Lebih terperinciPembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji
74 Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji Preparation and Quality Analysis of Coconut Shell Charcoal Briquette Observed by Starch Concentration. 1) Maryono,
Lebih terperinciPembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif
Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif Siska Titik Dwiyati, MT, Ahmad Kholil, MT Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
Lebih terperinciStudi Sifat Hasil Pembakaran Arang Dari Enam Jenis Kayu
www.usi.ac.id/karya ilmiah dosen upload : biro sistem informasi data & hubungan masyarakat@2016 Studi Sifat Hasil Pembakaran Arang Dari Enam Jenis Kayu Sarintan Efratani Damanik Lembaga Penelitian dan
Lebih terperinciBerapa Total Produksi Sampah di ITS..??
Berapa Total Produksi Sampah di ITS..?? Dalam sehari terjadi 6x pengangkutan sampah menggunakan mobil pengangkut sampah menuju TPS. Total produksi Sampah di ITS setiap harinya sebanyak 4,8 m3 Setara dengan
Lebih terperinciPAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)
Papan partikel dari campuran limbah rotan dan penyulingan PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp) Particle Board from Mixture of Rattan Waste and Gemor
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH BAHAN PEREKAT TERHADAP KUALITAS BRIKET BIOARANG DARI TONGKOL JAGUNG
PENGARUH JUMLAH BAHAN PEREKAT TERHADAP KUALITAS BRIKET BIOARANG DARI TONGKOL JAGUNG RIWAN MANALU 040308041 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 PENGARUH JUMLAH
Lebih terperinciKonsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak
Konsumsi BB yang meningkat SDA semakin menipis Pencarian BB alternatif Biobriket Yang ramah lingkungan Jumlahnya Banyak Kulit kacang dan serbuk gergaji yang digunakan berasal dari limbah home industri
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO
PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO Ahmad Fauzul A (2311 030 053) Rochmad Onig W (2311 030 060) Pembimbing : Ir. Imam Syafril, MT. LATAR BELAKANG MASALAH Sumber
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 5, No. 3 (September 2016) PENGARUH PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET Iriany, Firman Abednego Sarwedi
Lebih terperinciOPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.2 ; November 2016 ISSN 2407-4624 OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET * DWI SANDRI 1, FAJAR SAPTA HADI 1 1 Jurusan
Lebih terperinciYenni Ruslinda, Fitratul Husna, Arum Nabila
KARAKTERISTIK BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH BUAH, SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF DI RUMAH TANGGA Yenni Ruslinda, Fitratul Husna, Arum
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA ANALISIS. Tabel 7. Data Hasil Cangkang Biji Karet Setelah Dikarbonisasi
53 LAMPIRAN I DATA ANALISIS 1.1 Data Analisis Bahan Baku Pembuatan Biobriket Data hasil analisis bahan baku yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon tetap, dan nilai kalor dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu sumberdaya alam
Lebih terperincidalam briket hasil rekayasa. Briket hasil rekayasa dari serbuk gergaji kayu sengon
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Lama Pengeringan Briket Pengeringan briket dilakukan guna mengetahui kadar air yang tersimpan dalam briket hasil rekayasa. Briket hasil
Lebih terperinciPEMANFAATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU JATI DAN JANGGEL JAGUNG SERTA TEPUNG KANJI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
JTM. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 82-87 PEMANFAATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH SERBUK GERGAJI KAYU JATI DAN JANGGEL JAGUNG SERTA TEPUNG KANJI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Baktiyar Mei Hermawan S1
Lebih terperinciDeskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)
1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH FURNITURE ENCENG GONDOK (Eichornia crassipes) di Koen Gallery SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN BRIKET BIOARANG
PEMANFAATAN LIMBAH FURNITURE ENCENG GONDOK (Eichornia crassipes) di Koen Gallery SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN BRIKET BIOARANG Arif Fajar Utomo (L2C008118) dan Nungki Primastuti (L2C008140) Jurusan Teknik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pertanian Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan bahwa berdasarkan asalnya limbah dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Limbah organik yaitu sampah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Densitas Densitas atau kerapatan merupakan perbandingan antara berat dengan volume briket. Besar kecilnya kerapatan dipengaruhi oleh ukuran dan kehomogenan penyusun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arang Arang adalah residu yang berbentuk padat hasil pada pembakaran kayu pada kondisi terkontrol. Menurut Sudrajat (1983) dalam Sahwalita (2005) proses pengarangan adalah pembakaran
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING. Oleh Emilia Usman
PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul Karakterisasi Briket campuran Arang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu sebagai Bahan bakar Alternatif Ramah Lingkungan Oleh Emilia Usman 441 410 057 Telah diperiksa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Indonesia sedang berkembang menjadi sebuah negara industri. Sebagai suatu negara industri, tentunya Indonesia membutuhkan sumber energi yang besar. Dan saat
Lebih terperinciPengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran
Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran Jeffrie Jacobis Malakauseya, Sudjito, Mega Nur Sasongko Jurusan
Lebih terperinciEFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA
EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA Minto Supeno Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155 Intisari Penelitian
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH SABUT DAN TEMPURUNG KELAPA MUDA (CocosNucifera) SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET ARANG. Oleh: NICO PRADANA NIM.
PEMANFAATAN LIMBAH SABUT DAN TEMPURUNG KELAPA MUDA (CocosNucifera) SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET ARANG Oleh: NICO PRADANA NIM. 120 500 031 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Abstrak Senadi Budiman, Sukrido, Arli Harliana Jurusan Kimia FMIPA UNJANI Jl.
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI ARANG SEKAM PADI DAN ARANG KULIT BIJI JARAK PAGAR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG
Jurnal Litbang Industri, Vol. No.1 Juni 01: 1-0 PENGARUH KOMPOSISI ARANG SEKAM PADI DAN ARANG KULIT BIJI JARAK PAGAR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG The Effect of Rice Husks and Jatropha Seed Husks Composition
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 204 di Workshop Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara untuk membuat
Lebih terperinciPembuatan Biocoal Sebagai Bahan Bakar Alternatif dari Batubara dengan Campuran Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati,Glugu dan Sekam Padi
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 26 Januari 2010 Pembuatan Biocoal Sebagai Bahan Bakar
Lebih terperinciSTUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA
STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas, Kampus Limau Manis-Padang 2516 Email: renny.ekaputri@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI KALOR BRIKET DENGAN MEMVARIASIKAN BERBAGAI BAHAN BAKU
PENENTUAN NILAI KALOR BRIKET DENGAN MEMVARIASIKAN BERBAGAI BAHAN BAKU Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar Email: syamsinar_76@yahoo.com Abstract:Limitations of the availability
Lebih terperinciDaun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif
Daun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif Ariyanto Politeknik ATI Makassar ariyantoresearcher@gmail.com Abstrak Daun jati dan daun kakao sangat berlimpah di indonesia pada umumnya dan di
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN JANGGEL JAGUNG DAN LIMBAH BAMBU DENGAN PEREKAT TETES TEBU
Pembuatan Biobriket dari Campuran Janggel Jagung dan Limbah Bambu dengan Perekat Tetes Tebu PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN JANGGEL JAGUNG DAN LIMBAH BAMBU DENGAN PEREKAT TETES TEBU Dhea Lutfita Pramiswari
Lebih terperinciBriket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)
Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells) Rhoisyatul Amilia 2307.100.129 Oleh: Septian Era Yusindra 2307.100.142 Pembimbing: Prof. Dr. Ir. H. M. Rachimoellah, Dipl. EST Laboratorium
Lebih terperinciSTUDI VARIASI KOMPOSISI BAHAN PENYUSUN BRIKET DARI KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PERTANIAN. Santosa, Mislaini R., dan Swara Pratiwi Anugrah
STUDI VARIASI KOMPOSISI BAHAN PENYUSUN BRIKET DARI KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PERTANIAN Santosa, Mislaini R., dan Swara Pratiwi Anugrah Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas
Lebih terperinciEFFECT OF ADDITIONAL LEATHER LEATHER TO MAKING BRICKET CAR FROM CANGKANG RUBBER SEEDS Hevea braziliensis Muell Arg
Agrium ISSN 0852-1077 (Print) ISSN 2442-7306 (Online) Oktober 2017 Volume 21 No. 1 EFFECT OF ADDITIONAL LEATHER LEATHER TO MAKING BRICKET CAR FROM CANGKANG RUBBER SEEDS Hevea braziliensis Muell Arg PENGARUH
Lebih terperinci