BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Provinsi Gorontalo yang berbatasan dengan sebelah Utara kecamatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Provinsi Gorontalo yang berbatasan dengan sebelah Utara kecamatan"

Transkripsi

1 19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Desa Moahudu Desa Moahudu adalah bagian dari Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo yang berbatasan dengan sebelah Utara kecamatan Limboto Barat, sebelah Selatan Desa Tabongo Barat, sebelah Timur Desa Ilomangga, sebelah Barat Desa Limehe Barat dan Limehu. Luas wilayah Desa Moahudu yaitu Ha yang terdiri dari pemukiman/pekarangan 27.4 Ha, persawahan Ha, perkebunan 156 dan prasarana umum lainnya 5 Ha. Batasbatas wilayah yang dikemukakan peneliti berdasarkan data profil Desa Moahudu. Gambar 1. Pintu gerbang lokasi kerajinan keramik gerabah Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Penduduk Desa Moahudu sebagian besar adalah penduduk asli yang merupakan keturunan langsung dari leluhur yang lahir, besar dan juga hidup di Desa tersebut. Pada tahun 2012 masyarakat Desa Moahudu terdiri dari 548 rumah tangga dengan jumlah penduduk dewasa dan anak-anak total jiwa yang

2 20 terdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan 976 jiwa. Tingkat pendidikan terakhir penduduk Desa Moahudu sangat bervariasi seperti tampak pada tabel berikut : Tabel 1 Lulusan pendidikan terakhir masyarakat Desa Moahudu No. Pendidikan DUSUN Moahudu Modelomo Ilomangga Manggulipa Jumlah Jumlah Tamat Sekolah 1. Belum Sekolah / Tidak Tamat SD SMP SMA D1-D S1-S TOTAL KESELURUHAN Sumber: Profil Desa Moahudu 2012 Dari tabel di atas dapat dilihat, bahwa sebagian besar masyarakat Desa Moahudu menamatkan pendidikan SD 432 jiwa, dengan demikian jumlah penduduk yang belum sekolah/ tidak tamat pendidikan SD juga sangat tinggi yaitu 823 jiwa. Melihat rendahnya pendidikan sebagian besar penduduk DesaMoahudu yang berakibat pada terbatasnya kesempatan kerja yang bisa diraih dan kemudian berdampak pada rendahnya pendapatan atau tingkat ekonomi masyarakat serta lemahnya kemampuan masyarakat dalam meningkatkan mutu profesi yang ditekuni khususnya sebagai pengrajin keramik gerabah.

3 21 Mengenai jenis mata pencaharian pokok penduduk Desa Moahudu secara rinci diuraikan pada tabel berikut : Tabel 2 Jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan kerja / usaha No. Jenis Pekerjaan Jumlah 1. Tani 152 Orang 2. Buruh 269 Orang 3. Tukang kayu 14 Orang 4. Tukang mesel 9 Orang 5. Pedagang 21 Orang 6. Angkutan 11 Orang 8. TNI / POLRI 2 Orang 9. PNS 28 Orang 10. Tukang ojek / bentor 11 Orang 11. Jasa lainnya 26 Orang JUMLAH TOTAL = 543 Orang Sumber: Profil Desa Moahudu 2012 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Moahudu bekerja sebagai buruh, namun data yang diperoleh seperti tercatat pada tabel di atas tidak memberikan informasi yang memuaskan terkait dengan keberadaan pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu. Pada tabel tersebut, data pengrajin keramik gerabah tidak dikemukakan secara spesifik, sementara berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan TPL-IKM yang bekerja sama dengan DISKOPERINDAG Provinsi Gorontalo kerajinan keramik gerabah Desa Moahudu sudah terdaftar dan telah diketahui oleh pemerintah, yang termasuk pada kerajinan sentra tungku dan gerabah (wawancara, Ervin Puluhulawa 21 Juli 2013).

4 22 Dilihat dari jumlah angkatan kerja berdasarkan data lulusan pendidikan terakhir masyarakat Desa Moahudu tahun 2012 pada tabel sebelumnya yaitu mencapai jiwa. Dari jumlah tersebut yang telah bekerja berjumlah 543 dan yang belum bekerja sebanyak 612 jiwa termasuk usia produktif dan tidak sedang melanjutkan pendidikan. Dari data penduduk di atas nampaknya jumlah penduduk yang tidak bekerja lebih besar dari pada yang bekerja, dengan demikian di Desa Moahudu lebih banyak pengangguran dibanding yang bekerja. Pengangguran tersebut terkait dengan kerajinan keramik gerabah, berpotensi untuk direkrut menjadi pengrajin gerabah. 4.2 Kondisi Pengrajin Keramik Gerabah di Moahudu Kerajinan keramik gerabah di Desa Moahudu mulai ada sejak tahun 1996 produk yang dihasilkan berupa tungku. Kemudian pada tahun 2011, dengan diadakan pelatihan oleh DISKOPERINDAG Provinsi Gorontalo pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu telah mampu menghasilkan produk fungsional seperti vas bunga, asbak, dan tempat pembakaran bara. Pelatihan itu diadakan selama 2 minggu dengan instruktur yang di undang langsung dari Minahasa Sulawesi Utara. Pada pelatihan itu mereka juga diberikan bantuan alat dan usai pelatihan tiap peserta mendapat uang duduk dengan jumlah tertentu (wawancara, Ervin Puluhulawa 21 Juli 2013). Dari informasi tersebut, nampaknya perkembangan keramikgerabah di Desa Moahudu tidak lepas dari dukungan pemerintah dalam bentuk pelatihan serta berbagai dukungan lainnya.

5 Jumlah, Umur, dan Pendidikan Pengrajin Gerabah di Moahudu Menurut Sudana (2011: 25), besaran jumlah pengrajin berpengaruh terhadap kuantitas produk yang dihasilkan, semakin besar jumlah pengrajin yang berproduksi maka semakin banyak pula kemungkinan produk yang bisa dibuat. Berdasarkan penelitian, kelompok pengrajin gerabah di Desa Moahudu tercatat jumlahnya 18 orang. Namun, dari ke-18 orang itu hanya sebagian yang masih aktif yakni 13 orang dan justru yang tidak aktif adalah para pengrajin muda. Mereka hanya terdaftar sebagai pengrajin ketika ada pelatihan dari pemerintah dan setelah pelatihan selesai mereka bubar dan tidak menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh pada produk gerabah (wawancara, Ervin Puluhulawa 21 Juli 2013). Dari penuturan Ervin Puluhulawa sebagai Tenaga Penyuluhan Lapangan di Desa Moahudu, nampaknya para pengrajin yang berusia mudah tersebut hanya memanfaatkan momen pelatihan yang diadakan pemerintah karena uang duduknya saja. Mereka tidak berkeinginan untuk menjadi seorang pengrajin yang di mata mereka pengrajin merupakan pekerja kotor dengan penghasilan yang sedikit khususnya pada kerajinan keramik gerabah. Sementara para pengrajin yang usia tua, harus terus bekerja menekuni profesinya demi memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Informasi yang diperoleh peneliti dari Ervin Puluhulawa dan hasil penelusuran peneliti, diketahui nama, umur, dan pendidikan dari pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu yang masih aktif berproduksi. Dalam kelompok pengrajin di Moahudu tidak ada suatu pembagian kerja, karena semua

6 24 proses pengerjaan keramik gerabah dilakukan oleh masing-masing pengrajin, yaitu dari penggalian atau penyediaan bahan baku tanah liat, pembentukan atau produksi, pembakaran, finishing dan sebagai penyalur atau penjual. Dalam artian, dengan tidak adanya pembagian kerja yang dilakukan kelompok pengrajin di Desa Moahudu dapat dikatakan bahwa secara profesional kelompok usaha kerajinan keramik gerabah Moahudu belum terorganisir dengan baik. Tabel 3 Jumlah, umur dan pendidikan pengrajin No Nama Pengrajin Jenis Kelamin Umur Pendidikan Aktif/ Tidak aktif 1 Abas Husain Laki-laki 50 Tahun SD Aktif 2 Abd. Karim Puyo Laki-laki 50 Tahun SD Aktif 3 Adam Rajak Laki-laki 31 Tahun SD Aktif 4 Adam Diku Laki-laki 47 Tahun SD Aktif 5 Ali Demolingo Laki-laki 53 Tahun SD Aktif 6 Anwar Karim Laki-laki 25 Tahun SD Tidak aktif 7 Arfan Ahmad Laki-laki 35 Tahun SD Aktif 8 Aswin Ma ruf Laki-laki 27 Tahun SD Aktif 9 Danial Abdullah Laki-laki 23 Tahun SD Tidak aktif 10 Hamzah Rajak Laki-laki 50 Tahun SD Aktif 11 Hidun Yusuf Laki-laki 27 Tahun SD Tidak aktif 12 Muhaidin Po u Laki-laki 25 Tahun SD Tidak aktif 13 Nasir Demolingo Laki-laki 51 Tahun SD Aktif 14 Saiful Abdul Laki-laki 50 Tahun SD Aktif 15 Susanto Abdullah Laki-laki 29 Tahun SD Tidak aktif 16 Usman Husain Laki-laki 35 Tahun SD Aktif 17 Yasin Abdul Laki-laki 50 Tahun SD Aktif 18 Wahab Monoarfa Laki-laki 24 Tahun SD Tidak aktif Sumber: Ervin Puluhulawa (wawancara, 21 Juli 2013). Dari tabel di atas dapat dilihat jenis kelamin pengrajin merupakan kaum laki-laki. Dapat dikatakan bahwa kelestarian kerajinan keramik gerabah di Moahudu memang terletak pada keterampilan tangan kaum laki-laki. Keuletan kaum laki-laki Moahudu untuk terus mengembangkan kerajinan keramik gerabahnya hanya dapat diterapkan pada suatu produk tungku. Meskipun

7 25 demikian keahlian yang mereka miliki sudah patut dihargai sebagai suatu potensi sumber daya manusia yang bersifat alami dengan demikian rasa kekhawatiran timbul dibenak para pengrajin akan putusnya regenerasi penerus kerajinan keramik gerabah, karena dapat dilihat dari kenyataannya laki-laki remaja di Moahudu hanya aktif pada saat pelatihan. Anggapan para remaja, meskipun mereka hanya aktif saat pelatihan, tetapi untuk melanjutkan atau terus mengembangkan kerajinan keramik gerabah di Desa Moahudu sudah tertanam dalam hati mereka, hanya saja untuk saat ini mereka masih ingin fokus pada profesi sebagai abang bentor demikian yang diungkapkan oleh ketua kelompok pengrajin (wawancara, Adam Radjak 06 April 2013). Dilihat dari segi usia, para pengrajin yang masih aktif pada sentra kerajinan keramik gerabah Moahudu rata-rata berusia 50 tahun ke atas. Menurut Sudana (2011: 27) dalam produktifitas untuk melakukan berbagai kegiatan atau pekerjaan, usia sangat berpengaruh pada kekuatan fisik seseorang. Sementara jika dihitung dari usia produktif, semakin tua umur seseorang maka semakin berkurang produktifitasnya. Dengan demikian, jika dilihat dari faktor usia bisa dipastikan produktifitas pengrajin keramik gerabah di Moahudu cukup rendah dan lemah dalam berinovasi. Jadi sangat diperlukan upaya yang sungguh-sungguh agar dapat menarik minat generasi muda dalam menekuni bidang tersebut, yang merupakan factor penghambat dan permasalahan yang paling serius untuk pengembangan kerajinan keramik gerabah di masa depan.

8 26 Chitaru Kawasaki (dalam Sudana, 2011: 27) menyarankan, bahwa untuk membangkitkan kembali minat generasi muda pada kerajinan tradisional pertama yang harus dilakukan adalah menumbuhkan kebanggaan, membangun rasa percaya diri terhadap profesi pengrajin yang ditekuni, serta memupuk kesadaran melalui bimbingan teknis dan desain yang telaten dan menantang. Terkait dengan tidak difungsikannya alat pembuat keramik gerabah bantuan pemerintah, faktor usia tidak menjadi satu-satunya penyebab tidak pernah digunakannya peralatan meja putar kaki dengan tempat duduk tinggi bantuan yang diberikan pemerintah Provinsi Gorontalo dikatakan oleh pengrajin yaitu Aswin Maruf sebagai salah satu pengrajin (wawancara, 12 April 2013), meskipun pada penggunaan alat terasa mudah oleh pengrajin tetapi sulit untuk bahan bakunya. Dari kondisi itu juga bisa dianalisis, bahwa pemberian bantuan pada pengrajin hanya memperhatikan segi kegunaan teknis dari peralatan itu, tanpa mempertimbangkan kondisi fisik bahan baku tanah liat. Akibatnya peralatan tersebut menjadi mubazir karena tidak sesuai dengan kondisi fisik bahan baku tanah liat. Oleh karena itu pengrajin malah kembali pada produk tungku yang sudah bertahun-tahun ditekuninya. Dari segi pendidikan pengrajin tampak dari tabel di atas bahwa rata-rata pengrajin berpendidikan (SD) yang dapat dikatakan tergolong rendah.rendahnya tingkat pendidikan para pengrajin aktif itulah yang kemudian telah menciptakan citra kurang baik dikalangan generasi muda yang beranggapan menjadi seorang pengrajin tidak memerlukan pendidikan yang tinggi. Hingga akhirnya mereka berpandangan yakni profesi seorang pengrajin gerabah hanya merupakan

9 27 pekerjaan bagi orang-orang yang putus sekolah dan cenderung pada kebodohan serta kemiskinan. Dapat ditegaskan dengan melihat citra pengrajin gerabah tersebut sehingga para generasi muda beralih profesi ke pekerjaan yang lain. Chitaru Kawasaki (dalam Sudana, 2011:28) mengatakan, bahwa kurangnya pendidikan para pengrajin tradisional menyebabkan pewaris kerajinan tradisional di Indonesia semakin berkurang dan akhirnya hilang sama sekali. Oleh sebab itu sangat diperlukan pendidikan yang berkualitas bagi para pengrajin penerus agar mampu melakukan inovasi teknologi, pengembangan produk baru, dan pembukaan rute penjualan baru. Jadi apabila dilihat dari segi pendidikan, dapat dikatakan kondisi pengrajin keramik gerabah Moahudu juga dalam masalah yang serius. Pengrajin yang latar pendidikan Sekolah Dasar, bahkan ada juga yang tidak sampai tamat sekolah yang menyebabkan kurangnya wawasan yang dimiliki pengrajin dalam menentukan suatu arah pengembangan profesi yang mereka tekuni. Sementara agar dapat mengembangkan kerajinan keramik gerabah tradisional dan dapat mengikuti kontekstualisasi zaman, diperlukan insan-insan pengrajin dengan pendidikan berkualitas dan sesuai dengan profesi yang mereka jalankan, seperti jenjang pendidikan menengah. Rendahnya pendidikan pengrajin gerabah di Moahudu akibatnya mereka terjebak dalam rutinitas kerja yang turun-temurun dengan variasi produk lama, yang bentuk dan fungsinya kurang diminati konsumen. Mereka tidak pernah memikirkan untuk melakukan perbaikan produk yang bermutu dan inovasi untuk menarik minat konsumen.

10 28 Agar permasalah tersebut dapat teratasi perlu dilakukan dorongan pada generasi muda khususnya di Desa Moahudu sehingga mereka dapat mewarisi kerajinan keramik gerabah juga dapat menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan relevan yaitu melalui, beasiswa yang diberikan oleh pemerintah bagi mereka yang memiliki bakat dan berkeinginan untuk sekolah. Tidak hanya pada pendidikan saja tetapi juga dapat mengatasi masalah umur, dan jumlah pengrajin yang semakin langka sehingga dengan sendirinya kita akan mampu meningkatkan citra pengrajin yang awalnya dikenal hanya orang tua, tidak berpendidikan, dan miskin, yang akhirnya dapat digantikan oleh generasi muda yang berpendidikan dan memiliki masa depan dengan demikian profesi sebagai seorang pengrajin akan lebih diminati oleh berbagai kalangan (Sudana, 2011: 29). Dari pembahasan mengenai kondisi pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu, dari jumlah, umur, dan pendidikan, telah ditemukan beberapa permasalahan yang menyangkut jumlah pengrajin aktif sangat terbatas dan mulai berkurang; umur pengrajin yang sudah mulai memasuki usia tua (tidak produktif); serta pendidikan pengrajin yang tergolong rendah. Sementara potensi yang terdapat pada pengrajin yaitu adanya semangat kerja yang tinggi meskipun diantara mereka banyak pengrajin yang sudah berusia lanjut, dan berpendidikan rendah dengan keterampilan mereka dapat membuat keramik gerabah yang cukup memadai. Potensi dan permasalahan yang telah ditemui inilah yang kemudian perlu dipertimbangkan oleh para pihak untuk peningkatan sumber daya manusia yang dapat mendukung pengembangan sektor kerajinan keramik gerabah.

11 Persepsi Pengrajin tentang Profesinya Persepsi pengrajin terkait dengan pekerjaan dan masa depannya menurut salah satu pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu yaitu Nasir Demolingo (wawancara, 01 Juni 2013) bahwa, pekerjaan yang mereka tekuni pada saat ini hanya merupakan keterpaksaan saja melihat sempitnya lapangan pekerjaan dan rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki pengrajin. Para pengrajin tidak pernah memikirkan variasi produk untuk pengembangan kedepannya. Asalkan sudah dapat membantu mencukupi kebutuhan hidup keluarga, meskipun disisi lain penghasilan tersebut tidak mampu untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka. Oleh karena itu anak-anak mereka diajak ikut serta membantu dalam memproduksi keramik gerabah mulai dari persiapan alat dan bahan sampai dengan pembakaran. Mengenai persepsi pengrajin di Desa Moahudu tentang profesinya untuk membuat kerajinan keramik gerabah khususnya jenis tungku diperoleh informasi dari ketua kelompok pengrajin yang mewakili para pengrajin lainnya bahwa, penghasilan yang mereka peroleh rata-rata Rp per hari dan pengrajin menganggap penghasilan tersebut cukup untuk kebutuhan sehari-hari (Adam Radjak, wawancara 06 April 2013). Jika dihitung dari penghasilan pengrajin perharinya sekitar Rp dan diakumulasi menjadi Rp perbulan. Dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Provinsi Gorontalo tahun 2012 sebesar Rp ( maka penghasilan pengrajin Moahudu termasuk sangat rendah.

12 30 Menurut penuturan Adam Radjak 31 tahun (wawancara, 06 April 2013) bahwa, jumlah penghasilan tersebut tidak tetap tergantung dari hasil produk yang laku perharinya. Laku tidak laku produk tersebut mereka tetap melakukan produksi, karena biasanya juga dalam perhari produk yang laku bisa mencapai antara unit. Selain itu pekerjaan yang mereka jalani saat ini hanya merupakan suatu pelarian karena sempitnya lapangan pekerjaan bagi mereka yang tingkat pendidikannya Sekolah Dasar. Jadi pengrajin tidak terlalu khawatir dengan laku tidaknya produk yang mereka jual, yang penting untuk makan sehari-hari sudah dapat terpenuhi. Oleh sebab itu, para pengrajin belum berniat untuk meninggalkan pekerjaan mereka sebagai pengrajin keramik gerabah. Para pengrajin hanya bisa bersyukur dengan apa yang mereka peroleh dari pekerjaan yang mereka tekuni dengan penuh kesabaran. Berdasarkan informasi tersebut, persepsi pengrajin mengenai penghasilan pekerjaannya merupakan suatu nasib yang perlu disyukuri. Penghasilan yang mereka dapat hanya digunakan untuk kebutuhan yang penting-penting saja. Oleh karena itu mereka tetap merasa nyaman dengan pekerjaan dan penghasilan yang demikian itu. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika nanti ada pekerjaan yang lebih layak dari profesi yang mereka jalankan saat ini maka mereka akan beralih ke profesi tersebut. Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa keterpaksaan pekerjaan yang dialami pengrajin karena disebabkan tidak adanya lapangan pekerjaan yang dapat menampung mereka yang hanya memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar. Wawasan pengrajin sangat terbatas mengenai

13 31 pengembangan produk yang mereka hasilkan. Mereka belum berfikir mengenai inovasi produk yang dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Para pengrajin juga belum mampu mengarahkan usahanya dengan pengelolaan manajemen yang baik. Oleh sebab itu, dalam pengembangan kerajinan keramik gerabah Desa Moahudu harus disertai dengan perubahan persepsi pengrajin mengenai profesinya dengan cara membekali para pengrajin dengan kemampuan menciptakan inovasi-inovasi baru pada produk yang akan dihasilkan. 4.3 Bahan Baku Keramik Gerabah Di Desa Moahudu Berdasarkan data dan pengamatan langsung oleh peneliti, Desa Moahudu sebagian besar tergolong lahan basah atau lembab yang merupakan wilayah persawahan dan perkebunan yang terdapat tanah liat, sehingga berpotensi sebagai bahan baku keramik gerabah. Dengan demikian, dari kondisi alam Desa Moahudu telah memberi peluang untuk tumbuhnya kerajinan keramik gerabah dan tungku di Desa tersebut. Telah disebutkan sebelumnya, bahwa di Desa Moahudu bahan baku tanah liat dari awal proses penggalian tanah, pengolahan tanah yang siap dibentuk, pengeringan dan pembakaran, serta sampai pada proses pemasaran dilakukan secara individu oleh para pengrajin. Masing-masing tahapan proses tersebut diuraikan sebagai berikut: Pengambilan Tanah Liat Bahan baku tanah liat yang digunakan oleh para pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu terdiri dari tiga warna, yaitu coklat, putih, dan hitam seperti yang diurai pada gambar berikut ini :

14 32 Coklat Putih Hitam Gambar 2. Bahan baku tanah liat di Desa Moahudu Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Pengambilan bahan baku tanah liat dilakukan di areal persawahan yang memiliki jarak tempuh yang berbeda yaitu tanah coklat berjarak 10 m dan tanah liat putih hitam berjarak 50 m dari tempat tinggal pengrajin. Selain jarak tempuh, cara penggalian tanah pun berbeda. Tanah coklat diambil pada dataran tanah bagian atas sementara tanah liat putih hitam diambil pada lapisan tanah yang kedalamannya sekitar 20 cm. Lokasi pengambilan lapisan tanah putih dan hitam saling berdekatan. Gambar 3. Lapisan tanah liat putih dan tanah liat hitam Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Pengambilan tanah liat dilakukan oleh pengrajin sendiri, biasanya dengan menggunakan ranting pohon atau sekop untuk menggali tanah yang kemudian diangkut menggunakan karung atau tas plastik sampai ketempat pengrajin berproduksi. Dalam menentukan warna dari tanah liat tersebut, para pengrajin

15 33 hanya melihat warna dasar yang ada pada tanah. Penentuan kualitas tanah liat para pengrajin hanya memijit gemburan tanah yang dikepal di telapak tangan, apabila tanahnya tidak terlalu lengket dan tidak banyak bercampur kerikil tanah tersebut dianggap baik untuk keramik gerabah (Adam Radjak, wawancara 12 April 2013). Gambar 4. Persawahan lokasi pengambilan tanah liat Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, bahan baku tanah liat yang digunakan oleh pengrajin diambil pada sawah produktif yang masih ditanami padi. Cara pengambilannyadengan melihat kehalusan tanah dan bagian-bagian tanah yang subur dipisahkan. Sementara untuk penggalian tanah liat sering dilakukan pengrajin pada pinggiran-pinggiran sawah, kemudian akan membekas menjadi suatu lekukan tanah galian yang nantinya akan kembali diurai atau ditutupi oleh lumpur dan air hujan sehingga menjadi rata serta dapat dipergunakan kembali (Nasir Demolingo, wawancara 01 Juni 2013). Dari keterangan yang disebutkan pengrajin, rupanya penentuan kualitas tanah yang baik hanya didasarkan pada pengalaman secara turun temurun. Teknik

16 34 pengambilan tanah liat yang dilakukan pengrajin merupakan pengetahuan alami yang potensial untuk diturunkan pada generasi berikutnya guna mengembangkan kerajinan keramik di Desa Moahudu. Teknik pengambilan tanah liat yang dilakukan oleh para pengrajin tidak menyebabkan kerusakan lingkungan atau menghilangkan kesuburan tanah, sehingga lahan persawahan dan perkebunan, masih tetap produktif. Menurut Suwardono (2002: 11) apabila akan menggunakan lahan sawah atau kebun yang masih subur, sebaiknya penggaliannya diatur. Lapisan tanah bagian atas yang merupakan lapisan tanah yang subur hendaknya dipisahkan/disimpan dan tidak dipergunakan sebagai bahan lempung untuk keramik. Setelah penggalian pada suatu areal dianggap habis, tubuh tanah yang dipisahkan tadi dikembalikan atau untuk menguruk bekas galian-galian. Sehinggaareal tersebut akhirnya tetap bisa dipergunakan sebagai lahan pertanian atau perkebunan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, dari ketersediaan bahan baku cukup melimpah, dan berpotensi untuk pengembangan kerajinan keramik gerabah di Desa Moahudu, karena untuk hasil penggalian tanah tersebut tidak merusak lingkungan dan tidak mengganggu pemukiman pengrajin. Untuk pengambilan tanah liat oleh pengrajin, dampaknya dapat memperluas area persawahan yang nantinya akan ditanami kembali bibit-bibit padi yang baru. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan bekas-bekas penggalian pengrajin yang berada pada pinggiranpinggiran sawah. Untuk itu dapat dikatakan bahwa dengan adanya kerajinan keramik gerabah, potensi alam yang ada telah termanfaatkan dengan baik.

17 Jenis dan Karakteristik Lempung Moahudu Telah diuraikan secara singkat di atas, bahwa lempung yang digunakan pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu diambil dari persawahan. Menurut Suwardono (2002: 21), dari tempat pengambilannya dapat dikatakan lempung tersebut adalah jenis lempung rawa yaitu lempung yang mengendap di rawa yang berwarna hitam. Lempung rawa Moahudu ini sangat berbeda dengan lempung yang lainnya, misalnya lempung residual yakni lempung yang belum berpindah dari tempat asalnya, lempung illuvial yaitu lempung yang berada tidak jauh dari tempat asalnya, lempung alluvial (lempung endapan sungai), lempung danau, dan lempung marin yang terdapat dipinggir laut. Dari hasil pengujian tanah liat atau lempung yang dilakukan oleh peneliti hanya salah satu jenis tanah yang dapat diuji keplastisan dan teksturnya yaitu tanah liat yang warnanya coklat. Sementara untuk tanah liat yang warna hitam dan putih lama pengendapannya sudah sampai 4 minggu airnya tidak naik ke atas dan tanahnya tidak turun mengendap. Tanah liat dan air menyatu seperti agar-agar. Dapat disimpulkan bahwa tanah liat yang berwarna hitam dan putih adalah jenis tanah yang masih sangat produktif. Jadi jenis tanah liat ini tidak dapat digunakan untuk kerajinan gerabah yang bervariasi kecuali tungku, karena masih banyak mengandung kotoran (humus).

18 36 Gambar 5. Tanah liat saat diendapkan Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Setelah diolah karakteristik alami lempung yang warna coklat berdasarkan hasil eksperimen dan uji manual saat ditekan lempungnya tidak lengket dijari, tetapi saat dipatahkan hasilnya kurang plastis. Lain halnya dengan tekstur lempung saat diamati dan uji manual dilokasi pengambilan tanahnya yaitu bersifat lunak, lembab dan plastis, berbentuk warna berlapis, kemudian bertekstur lembut dan lengket ditangan. Berdasarkan karakteristik tekstur dan keplastisan dari tanah liat Moahudu, dari uji manual yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa: 1) tekstur tanah bersifat halus karena saat dipotong dengan kawat atau bendrat tidak terdapat kerikil penghambat tetapi mengandung pasir; 2) keplastisan tanah liat bersifat sedikit plastis, karena tanah liat hanya dapat dibengkokkan menjadi ½ lingkaran saja selebihnya akan terjadi keretakan atau patah. Sebab menurut Suwardono (2002: 25) tanah liat yang baik digunakan untuk bahan keramik gerabah adalah tanah liat yang mempunyai sifat plastis yaitu dapat dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran penuh tanpa terjadi keretakan; 3) dilihat dari kadar air tergolong sudah cukup, karena dari hasil uji tanah liat saat ditekan tidak melengket pada

19 37 jari dan cetakannya nampak. Dari hasil pengujian kadar air tersebut sifat keplastisan tanah liat sudah memungkinkan untuk bisa dibentuk, sebab menurut Suwardono (2002: 24) sifat plastis timbul apabila tanah liat ditambah air pada kadar yang tepat. Jadi jika tergolong belum cukup air maka saat tanah liat ditekan tidak nampak cetakan jari dan jika tergolong terlalu banyak air saat tanah liat ditekan hasil cetakan tidak beraturan serta banyak melengket dijari. Gambar 6. Cara pengujian keplastisan tanah liat Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Terkait dengan karakteristik tanah liat Moahudu yang telah diuraikan diatas hanya merupakan sifat-sifat yang diamati secara fisik. Sementara sifat lain yang menyangkut sifat fisika, sifat kimia, dan kandungan mineral lainnya yang memerlukan uji laboratorium sama sekali belum terungkap. Oleh karena itu, masih perlu penelitian selanjutnya untuk mengungkap karakteristik dan potensi lempung Moahudu, terutama dengan melakukan uji laboratorium bahan baku yang bersifat standar.

20 Proses dan Teknologi Produksi Keramik Gerabah Di Desa Moahudu Proses produksi yang dilakukan oleh pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu saat diamati dilapangan, setelah pengambilan tanah liat, terdiri dari beberapa tahapan yaitu: pengolahan tanah liat, pembentukan, pengeringan, pembakaran, pengecetan keramik gerabah serta pemasaran. Proses tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Tanah liat warna hitam Pengambilan bahan baku Tanah liat warna putih Pengolahan tanah liat Tanah liat warna coklat Pembentukan Teknik Putar Teknik Cetak Pengeringan Pembakaran Finishing Gambar 7. Bagan alur proses pembuatan keramik gerabah di Desa Moahudu

21 Persiapan dan Pengolahan Bahan Baku Pengolahan bahan baku yang dilakukan pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu tergolong sangat sederhana tanpa peralatan yang memadai. Bongkahan tanah liat kering ditumbuk menggunakan kayu pohon, kemudian dipindahkan ke dalam wadah dengan mencampurkan sedikit demi sedikit air sambil dipijit-pijit dan membersihkan kerikil serta kotoran lainnya. Proses tersebut dilakukan sampai tanah liat dapat diperkirakan sudah agak plastis. Gambar 8. Proses pengolahan bahan baku tanah liat hasil bimtek di Moahudu Foto: Ervin Puluhulawa, 2011 Hasil pengolahan tersebut belum dapat dikatakan sudah bisa dibentuk, karena kandungan airnya masih ada sehingga terlalu encer. Oleh karena itu, tanah liat yang telah selesai diolah disimpan dalam plastik selama 2 hari dan dihindarkan dari sinar matahari serta air hujan. Pengendapan tersebut bertujuan agar tanah liat yang sudah diolah dapat menghasilkan kepadatan dan keplastisan sehingga mudah dibentuk. Banyaknya tanah yang akan diolah tergantung pada kebutuhan tanah yang akan pengrajin gunakan (Yasin Abdul, wawancara 07 April 2013).

22 40 Teknik pengolahan yang dilakukan oleh para pengrajin di Desa Moahudu merupakan hasil bimtek pada tahun Tapi saat ini teknik tersebut sudah tidak digunakan lagi, karena menurut mereka proses tersebut selain lama juga merugikan waktu produksi yang sudah mereka tentukan. Akhirnya para pengrajin kembali pada proses pengerjaan yang terdahulu yaitu pengambilan tanah liat dari areal persawahan, kemudian pengendapan tanah yang dilakukan pada bak yang terbuat dari susunan batu bata dan campuran semen yang berukuran 3 x 2m. Pengendapan dilakukan selama ± 1-2 hari dan setiap jam pengendapan tersebut diaduk menggunakan pacul atau sekop agar tanah yang diendapkan cepat larut dalam air. Setelah tanah liat larut dengan air, tanah liat tersebut dipindahkan sekaligus disaring pada bak selanjutnya yang bertujuan untuk membersihkan tanah liat dari kerikil dan akar-akar tumbuhan serta kotoran lainnya. Dari hasil saringan tanah liat tersebut, dicampur dengan abu kulit padi sisa pembakaran keramik gerabah. Gambar 9. Proses pengolahan bahan baku tanah liat di Moahudu Foto: Erna A.Van Gobel, 2013 Informasi wawancara tersebut, menjelaskan bahwa pengolahan tanah liat yang dilakukan pengrajin Moahudu merupakan proses turun temurun dan mudah

23 41 dikerjakan serta tidak memakan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan proses yang mereka dapat saat bimtek. Jadi dapat dikatakan bahwa, pengrajin Moahudu mempunyai potensi dalam penyediaan bahan baku dengan teknik mereka sendiri, meskipun hanya dengan peralatan seadanya. Sementara permasalahannya yaitu hasil upaya pemerintah untuk mendukung keberhasilan kerajinan keramik gerabah melalui bimtek tidak mendapat respon yang baik dari para pengrajin Proses Pembentukan Para pengrajin gerabah di Desa Moahudu dalam teknik pembuatan kerajinan keramik gerabah menggunakan teknik putar dan teknik cetak. Terkait dengan peralatan produksi, para pengrajin memanfaatkan peralatan meja putar sederhana. a. Peralatan Proses Pembentukan Peralatan pokok yang digunakan pengrajin keramik gerabah Moahudu adalah sebagai berikut : Tabel 4 Jenis dan fungsi peralatan pembuatan keramik gerabah No. Jenis Peralatan Fungsi 1. Meja putar kaki Sebagai pembentuk benda bulat dan silindris. 2. Mal kayu Digunakan hanya untuk membuat tungku memasak 3. Ember Tempat air untuk membasahkan tanah dan sebagai pencucian tangan agar benda yang dibentuk terasa halus. 4. Kawat Untuk memotong tanah liat 5. Kayu rotan Membuat cekukan pada benda gerabah. 6. Kain Pengalas tangan saat menghaluskan dan membentuk bodi atau dinding gerabah. 7. Pisau Membuat lubang pada tungku 8. Sendok plastic Penghalus dinding tungku pada bagian dalam 9. Sendok aduk Penghalus dinding tungku pada bagian luar Sumber: Aswin Maruf

24 42 Dilihat dari tabel di atas, peralatan pembentuk keramik gerabah yang digunakan oleh para pengrajin Moahudu masih sangat sederhana yang bahannya terbuat dari kayu tanpa menggunakan mesin otomatis, untuk digerakkan cukup dengan menggunakan bantuan kaki saja. Dari peralatan yang sederhana tersebut ternyata tidak menjadi suatu masalah atau kendala bagi para pengrajin keramik gerabah untuk terus mempertahankan variasi jenis produk yang sudah lama mereka produksi. Selama konsumen atau pasar belum terlalu menginginkan jenis produk yang bervariasi dan berkualitas para pengrajin pun akan bertahan pada variasi-variasi produk tertentu saja khusunya pada tungku. Dengan demikian, kurangnya kretifitas dan pengetahuan para pengrajin mengenai pekerjaan yang ditekuni pada bidangnya akan mudah tertinggal dengan seiring berjalannya waktu. Pada tahun 2011 pemerintah daerah Gorontalo memberikan bantuan alat putar melalui DISKOPERINDAG Provinsi Gorontalo. Bantuan alat yang diberikan sangat membantu para pengrajin dalam membuat benda gerabah dengan berbagai jenis, tetapi sebaliknya peralatan tersebut justru sudah tidak digunakan lagi. Gambar 10. Peralatan meja putar kaki Foto: Erna A. Van Gobel, 2013

25 43 Menurut Adam Radjak, yaitu ketua kelompok pengrajin gerabah Moahudu peralatan meja putar tersebut digunakan hanya pada saat pelatihan yang diadakan oleh DISKOPERINDAG yang mendatangkan instruktur keramik gerabah langsung dari Minahasa Sulawesi Utara. Setelah pelatihan selesai para pengrajin sudah tidak membuat keramik gerabah lagi mereka malah kembali memproduksi jenis tungku. Menurutnya, para pengrajin beralasan bahwa tanah liat atau lempung yang mereka gunakan tidak dapat dibentuk menjadi suatu benda keramik gerabah (wawancara, 07 Juli 2013). Dari informasi yang disampaikan oleh Adam Radjak menunjukkan bahwa, ketersediaan peralatan terkadang tidak secara langsung menjamin hadirnya produk-produk berkualitas tanpa didukung oleh pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Sementara upaya pemerintah dalam mengusahakan bentuk bimbingan teknis dalam bentuk pelatihan tidak menjadi suatu dorongan bagi para pengrajin yang tidak aktif. Terkesan mereka hanya memanfaatkan uang duduk yang didapat dari mengikuti pelatihan tersebut. b. Tahapan Pembentukan Terkait dengan tahap pembentukan kerajinan keramik gerabah yang ada di Desa Moahudu, menurut Aswin Maruf (wawancara, 12 April 2013) para pengrajin menggunakan teknik putar untuk membuat jenis gerabah yang berbentuk silinder atau simetris seperti vas bunga, asbak, guji dan lain-lain. Sementara, untuk jenis tungku pengrajin menggunakan teknik cetak. Padahal pembentukan produk keramik gerabah dikenal beberapa macam teknik yaitu, 1) teknik pilin yang merupakan cara membentuk benda keramik melalui penyusunan pilinan atau

26 44 gulungan-gulungan lempung yang menyerupai tali; 2) teknik pijit (pinching) merupakan cara membentuk dengan memijit tanah menggunakan tangan sesuai bentuk yang diinginkan; 3) teknik seleb merupakan cara membentuk benda gerabah dengan menggunakan lempengan lempung (seleb); 4) teknik cetak merupakan cara membentuk benda gerabah dengan menggunakan cetakan; 5) teknik putar merupakan cara membentuk benda gerabah dengan memanfaatkan alat putaran (tangan atau kaki, mesin atau manual). Pengaplikasian beragam teknik pembentukan tersebut akan menghasilkan berbagai variasi bentuk gerabah (Sudana, 2011: 49). Dari hasil wawancara dengan Aswin Maruf tersebut, nampaknya para pengrajin hanya menguasai dua teknik saja yaitu teknik putar dan teknik cetak. Hal tersebut dibuktikan dengan jenis produk yang mereka hasilkan hanya berupa vas bunga, asbak, tempayan, guci dan tungku. Pembentukan dengan teknik putar berawal dari pengrajin menyiapkan tanah lempung yang dibentuk menjadi bola-bola tanah atau bulatan tanah yang disesuaikan dengan besar kecil ukuran gerabah yang akan dibuat. Proses pengerjaannya sebagai berikut : 1. Bulatan tanah diletakkan ditengah-tengah daun putaran, daun putaran diputar dengan tangan kiri kearah kebalikan jarum jam dan jari-jari tangan kanan menekan bola-bola tanah pada titik pusatnya agar tetap di tengah-tengah. Penekanan tanah diatur kekuatan tanahnya dengan ibu jari tangan kanan, sehingga sedikit demi sedikit membentuk lubang sampai kira-kira 1 cm dari dasar dan tarik ke atas mengikuti tangan sampai lubang menjadi besar.

27 45 Menurut Aswin Maruf jika tanah yang dibentuk terasa agak kering atau pecahpecah, teteskan sedikit air atau dengan membasahi tangan. 2. Pada bagian dinding gerabah sedikit demi sedikit ditarik ke atas dengan cara menghimpitkan jari-jari pada bagian dalam benda gerabah yang sedang dibentuk dan diimbangi dengan jari-jari lain di luar benda, sejajar dengan jarijari bagian dalam benda. Setelah itu untuk menghaluskan bagian bibir gerabah digunakan secarik kain basah, kemudian dasarnya diratakan. Pada saat benda gerabah yang dibuat sudah terasa agak kering maka dipotong dengan kawat yang dapat mempermudah saat mengangkat atau memindahkan gerabah tersebut. Gambar 11. Pembuatan bentuk produk gerabah Foto: Ervin Puluhulawa, Vas bunga diletakkan dalam keadaan terbalik, tegak lurus ditengah-tengah daun putaran. Kemudian bentuk luar kaki dan bentuk kaki bagian dalam disempurnakan. Setelah dibentuk, vas bunga diambil dari daun putaran untuk diangin-anginkan dan selanjutnya dijemur sampai kering.

28 46 Pada proses diatas telah menjelaskan tahapan pembentukan keramik gerabah dengan teknik putar yang menghasilkan jenis produk yang berbentuk silinder atau simetris. Berikutnya proses pembentukan keramik gerabah jenis tungku dengan teknik cetak : 1. Siapkan terlebih dahulu cetakkan yang akan digunakan untuk pembuatan jenis tungku yaitu terbuat dari kayu cempaka atau kayu pohon mangga, kemudian masukkan adonan lempung tanah liat yang telah diolah kedalam cetakkan dan ditekan menggunakan pemberat atau batu agar hasil cetakannya padat selama ± 3 hari. Gambar 12. Proses pembuatan jenis tungku Foto: Erna A. Van Gobel, Setelah itu keluarkan alat cetakan tersebut dan dilanjutkan dengan membuat lubang menggunakan pisau, lalu keluarkan hasil potongan pada lubang

29 47 dengan sendok aduk kemudian haluskan menggunakan sendok plastik. Proses ini dilakukan selama 1 hari penuh. 3. Proses berikutnya pengeringan yang dilakukan selama ± 2 hari dengan cara diangin-anginkan. Melihat serangkaian tahapan pembentukan yang dilakukan pengrajin Moahudu ternyata mereka mampu menghasilkan jenis produk fungsional dengan menggunakan dua teknik saja Proses Pengeringan Proses selanjutnya setelah pembentukan adalah pengeringan.menurut Yasin Abdul (wawancara, 07 April 2013), pengeringan diawali dari dianginanginkan terlebih dahulu, kemudian dijemur dibawah sinar matahari selama ± 2-3 hari. Benda-benda keramik gerabah diatur pada halaman belakang rumah menggunakan alas berupa papan dan karung yang mudah menyerap air. Gambar 13. Pengeringan keramik gerabah Foto: Ervin Puluhulawa, 2011 Proses pengeringan yang dilakukan para pengrajin di Desa Moahudu bertujuan menurunkan kadar air agar keramik gerabah lebih padat, sehingga tidak mudah retak dan pecah pada saat dilakukan pembakaran.

30 Proses Pembakaran Proses pembakaran keramik gerabah di Desa Moahudu dapat dilihat sebagai berikut: a). Tungku Pembakaran Gambar 14. Tempat pembakaran keramik gerabah Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Para pengrajin keramik gerabah yang ada di Desa Moahudu biasanya melakukan pembakaran di tempat yang terbuka seperti perkebunan atau ladang yang ada dibelakang rumah penduduk, hal ini dilakukan karena mereka belum memiliki tungku pembakaran yang khusus. Menurut Suwardono dalam Sudana (2011: 56), suatu tempat pembakaran berupa tanah lapang yang sesungguhnya tidak ada wujudnya disebut tungku ladang. Dibandingkan dengan jenis-jenis tungku lainnya seperti tungku botol, tungku api terbalik, dan tungku bak, tungku ladang tergolong tungku yang masih sangat primitif dan paling tradisional. Teknik pembakaran dengan tungku ladang termasuk teknologi yang paling rendah kualitasnya. Dilihat dari tungku pembakarannya, hasil pembakaran keramik gerabah Desa Moahudu tergolong berkualitas rendah, karena pembakaran yang dilakukan

31 49 dengan tungku ladang hanya dapat menghasilkan suhu pembakaran dibawah 500 C, sedangkan untuk dapat menghasilkan kualitas keramik gerabah yang baik harus mencapai suhu pembakaran C. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suhu yang dimaksud, para pengrajin keramik gerabah Moahudu minimal harus mempunyai tungku bak. Jadi dalam hal tungku pembakaran, teknologi yang diterapkan oleh pengrajin keramik gerabah Desa Moahudu masih tergolong lemah atau bermasalah. Tapi meskipun demikian kelemahan dan keterbatasan teknologi tidak menjadi penghambat bagi para pengrajin untuk tetap semangat bekerja. Terkait dengan kualitas pembakaran, produk keramik gerabah yang mereka hasilkan tidak pernah terjadi komplein dari konsumen yang membeli, namun dengan demikian para pengrajin perlu menyediakan tungku yang lebih baik untuk pengembangan pembakarannya nanti. b). Bahan Bakar Pada bahan bakar, para pengrajin Moahudu sering memanfaatkan sekam padi. Untuk memperoleh sekam padi pengrajin harus datang ketempat orang yang sedang panen padi kemudian mengepulnya langsung menggunakan karung, biasanya juga langsung diantar dengan gerobak atau mobil ketempat pengrajin. Dengan memanfaatkan sekam padi tersebut para pengrajin sudah dapat membantu mengatasi dan mengurangi limbah yang ada disekitar masyarakat. Dari jenis bahan bakar sekam padi ini dapat menghasilkan nyala api yang besar sehingga mampu menghasilkan bara api yang cukup lama untuk menyimpan dan meningkatkan suhu bakar pada keramik gerabah.

32 50 Gambar 15. Bahan bakar yang digunakan pengrajin gerabah Moahudu Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Dilihat dari bahan bakar yang dimanfaatkan oleh pengrajin Desa Moahudu untuk membakar gerabah hasilnya sudah cukup memadai, meskipun bahan bakar sekam padi sudah cukup baik digunakan pada pembakaran keramik gerabah Moahudu namun sangat penting untuk menggunakan bahan bakar lainnya seperti minyak tanah, solar dan gas. c). Penyusunan Gerabah yang akan dibakar Sebelum proses pembakaran, para pengrajin Moahudu menyusun terlebih dahulu keramik gerabah yang akan dibakar agar saat pembakaran nanti panasnya merata, kemudian pada bagian atas keramik gerabah yang sudah disusun ditutupi dengan sekam padi. Keramik gerabah ditempatkan secara teratur dengan jarak 5cm agar dapat memudahkan masuknya api ke celah-celah keramik gerabah yang dibakar. Dari cara penyusunan yang dilakukan oleh para pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu, saat diamati langsung oleh peneliti memang sangat tradisional tanpa ada pengetahuan teori yang mendasar. Mereka mampu melakukannya hanya dengan berdasarkan teknik yang mereka ketahui.

33 51 d). Pembakaran Pada pembakaran, sebelum menyalakan api terlebih dahulu gundukan kulit padi yang telah menutupi keramik gerabah dituangkan sedikit minyak tanah kemudian dinyalakan. Proses pembakaran berlangsung selama ± 2 jam. Selama pembakaran berlangsung pengrajin selalu mengawasi api dan membenahi gundukan kulit padi yang mulai menjadi bara agar bisa masuk ke celah-celah bagian keramik gerabah yang sementara dibakar. Menurut Yasin Abdul, seorang pengrajin yang telah berpengalaman dalam membakar, tujuan dari mengawasi nyalanya api yaitu untuk mempertahankan bara api agar menyala lebih lama dan dapat mempertahankan panas suhu dalam pembakaran. Diharapkan dengan cara inilah hasil pembakaran yang dilakukan bisa lebih baik dan merata (wawancara, 07 April 2013). Dari penuturan Yasin Abdul, nampaknya para pengrajin mempunyai teknik sendiri untuk meningkatkan kualitas produk yang mereka hasilkan dari proses pembakaran. Semangat para pengrajin tersebut merupakan potensi yang ada pada diri mereka, dan akan lebih baik lagi jika mereka mendapat pendidikan dan pelatihan serta fasilitas yang memadai demi pengembangan usaha kerajinan keramik gerabah di Desa Moahudu.

34 52 Gambar 16. Proses pembakaran keramik gerabah Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Dalam melihat kematangan keramik gerabah yang dibakar, para pengrajin mencermati dari warnanya yang agak kemerahan dan berbunyi nyaring saat diketuk. Dari hasil wawancara peneliti saat di lapangan, ternyata mereka sangat jarang mengalami produk yang gagal produksi atau gagal pembakaran Nasir Demolingo (wawancara, 01 Juni 2013). Hal tersebut dapat dilihat dari meratanya hasil pembakaran yang mereka lakukan Finishing Proses terakhir finishing yang dilakukan para pengrajin pada pengecatan keramik gerabah. Menurut Yasin Abdul (wawancara, 07 April 2013), pengecatan benda keramik gerabah selain dilakukan pengrajin sendiri biasanya dibantu oleh para istri pengrajin. Pengecatan diawali dari menggosok terlebih dahulu dinding

35 53 keramik gerabah dengan menggunakan amplas sampai terasa halus, kemudian letakan di atas wadah cat atau wadah lainnya yang bertujuan untuk mempermudah proses pengecatan, lalu mengecat menggunakan kuas yang berukuran 2-5 cm. Cat yang digunakan pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu yaitu cat minyak. Tujuan dari pengecatan yaitu untuk membuat keramik gerabah menjadi cerah dan menarik serta melindungi dari kotoran debu. Gambar 17. Proses finishing keramik gerabah Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Pengecetan yang dilakukan para pengrajin keramik gerabah di Desa Moahudu hanya berlaku pada saat diadakan bimbingan teknis pada tahun 2011 saja itupun hanya pada produk keramik hias sedangkan produk jenis tungku sampai pada saat ini tidak dilakukan pengecetan, karena meskipun tidak di cat tetap laku dipasaran (wawancara, Yasin Abdul 07 April 2013). Dari informasi yang disampaikan oleh Yasin Abdul, nampaknya proses pengecatan tidak menjadi suatu bagian penting untuk menghasilkan produk

36 54 keramik gerabah yang berkualitas di Moahudu, karena meskipun tidak di cat pun keramik gerabah sejenis tungku tetap diminati oleh konsumen. 4.5 Jenis dan Nilai Guna Produk Keramik Gerabah Desa Moahudu Jenis produk keramik gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajin Desa Moahudu dilihat dari bentuk dan fungsinya sebenarnya cukup variatif untuk perkembangannya yaitu, tungku, tempat bara api, vas bunga dan asbak.sangat disayangkan saat ini mereka sudah tidak memproduksinya lagi kecuali tungku.hal ini disebabkan oleh kualitas tanah liat yang rendah untuk dilakukan inovasi produk yang baru.sementara, zaman terus berkembang tentunya selera masyarakat yang menjadi konsumen telah jauh berubah.hal ini yang kemudian menjadi kesenjangan antara selera dan kebutuhan konsumen terhadap model dan fungsi produk keramik gerabah Desa Moahudu sehingga kurang mendapat apresiasi pasar.berikut jenis dan fungsi produk keramik gerabah hasil produksi para pengrajin Moahudu Tungku Dapur Produk tungku di Desa Moahudu seperti terlihat pada gambar 17, bagian atasnya terdapat 4 penyangga yang dibuat pada pinggiran sudut diantara lingkaran lubang sebagai tempat keluarnya api, sedangkan penyangga tersebut bertujuan untuk menahan belanga saat digunakan untuk memasak dan terdapat satu lubang besar dibagian bawah yang berfungsi sebagai tempat memasukan kayu bakar dan menyalakan api.

37 55 Gambar 18. Tungku dapur Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Pada zaman dahulu dimana masyarakat pada umumnya belum terlalu mengenal yang namanya kompor yang menggunakan bahan bakar minyak tanah dan gas, tungku dari keramik gerabah pada saat itu masih sangat dibutuhkan atau lebih jelasnya lagi telah mendapat apresiasi yang sangat baik dari masyarakat. Tetapi setelah berlalunya zaman yang serba tradisional kemudian masuklah zaman modern, dimana beragam kompor minyak tanah dan gas telah menguasai pasar. Oleh karena itu dengan melihat keadaan yang ada, terdesaklah para pengrajin mengurangi jumlah produksi tungku yang dihasilkan. Dalam hal ini hampir dipastikan berkurangnya jumlah konsumen meskipun untuk harga jualnya tidak pernah mengalami peningkatan Tempat Bara Api (Pulutube) Tempat bara api atau biasa disebut dalam bahasa Gorontalo polutube yang dibuat oleh pengrajin keramik gerabah Desa Moahudu pada dasarnya dibuat dari bentuk bulatan. Ukurannya berdiameter sekitar 15 cm dan tingginya kurang lebih

38 56 20 cm. Nampak pada bagian atas bentuk bulat pada bagian tengah polutube merupakan tempat diletakkan bara api. Pada zaman dahulu polutube memiliki banyak kegunaan bagi konsumen, tetapi pada masa kini produk tersebut hampir tidak dibutuhkan lagi seiring dengan mulai berkurangnya kepercayaan-kepercayaan masyarakat terhadap tradisi-tradisi yang menyimpang dimasa lalu seperti, dukun dan hal-hal gaib lainnya Vas Bunga Gambar 19. Tempat Bara Api (Pulutube) Foto: Erna A. Van Gobel, 2013 Vas bunga dengan bentuk dasar bulatan dari bawah yang berdiameter ± 15 cm dan tinggi ± 20 cm. Untuk hiasan dibuat pada bagian tengah sisi vas dan pada bagian atas mulut vas bunga. Model gerabah ini sebenarnya memiliki peluang pasar yang cukup baik, namun tidak dapat diproduksi dengan tanah yang ada di Desa Moahudu. Oleh karena itu agar produk ini mampu diproduksi perlu diadakan tanah liat yang mampu untuk diolah dan dibentuk secara variatif.

39 57 Gambar 20. Vas bunga Foto: Erna A. Van Gobel, Asbak Asbak yang berbentuk bulat dengan diameter ± 10 cm dan tinggi ± 5 cm. pada bagian mulut asbak terdapat empat penyangga yang berfungsi sebagai tempat meletakkan batangan rokok. Volume ruang pada asbak berperan penting dalam menampung sesuatu didalamnya. Dari segi estetika, bentuk pada tepi mulut asbak terlihat lebih sempit yang tujuannya agar dapat menampung banyaknya sampah kecil yang dimasukkan ke asbak. Gambar 21. Asbak Foto: Erna A. Van Gobel, 2013

40 58 Dari beberapa jenis produk yang diuraikan di atas, masih ada beberapa produk juga yang pernah dibuat oleh para pengrajin gerabah di Desa Moahudu, seperti piring, guci, dan kuali yang memiliki nilai yang sama dengan peralatan rumah tangga yang mereka produksi. Dilihat dari beragam produk yang mampu dihasilkan oleh para pengrajin dengan fungsi-fungsi tertentu membuktikan bahwa para pengrajin Moahudu memiliki kemampuan untuk membuat produk gerabah yang variatif dan sesuai fungsinya, meskipun saat ini mereka cenderung hanya memproduksi tungku.

KONDISI KERAJINAN KERAMIK GERABAH DI DESA MOAHUDU KABUPATEN GORONTALO. (Tinjauan Bahan baku, Pengrajin, Teknologi produksi, Produk) JURNAL.

KONDISI KERAJINAN KERAMIK GERABAH DI DESA MOAHUDU KABUPATEN GORONTALO. (Tinjauan Bahan baku, Pengrajin, Teknologi produksi, Produk) JURNAL. KONDISI KERAJINAN KERAMIK GERABAH DI DESA MOAHUDU KABUPATEN GORONTALO (Tinjauan Bahan baku, Pengrajin, Teknologi produksi, Produk) JURNAL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari 8 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Gerabah The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari bahasa Yunani (greeak) keramikos menunjuk pada pengertian gerabah; keramos menunjuk pada

Lebih terperinci

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni

Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni (8) Pisau raut Pisau raut yaitu suatu alat berbentuk pisau kecil terbuat dari lempengan besi

Lebih terperinci

1. Berdasarkan warnanya, tingkat kesuburan tanah dapat diketahui ketika warnanya. a. lebih hitam b. lebih terang c. abu-abu d.

1. Berdasarkan warnanya, tingkat kesuburan tanah dapat diketahui ketika warnanya. a. lebih hitam b. lebih terang c. abu-abu d. Lampiran 1 SOAL UJI VALIDITAS PRETES DAN POSTES MATERI : Proses Pembentukan Tanah Sekolah : SD N Salatiga 02 Waktu : 40 menit Nama : Kelas : No : I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d didepan

Lebih terperinci

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong) Arang sekam padi memiliki banyak kegunaan baik di dunia pertanian maupun untuk kebutuhan industri. Para petani memanfaatkan arang sekam sebagai penggembur tanah. Arang sekam dibuat dari pembakaran tak

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

KERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi

KERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi KERAMIK Oleh : B Muria Zuhdi PENGERTIAN KERAMIK Kata keramik berasal dari bahasa Yunani Keramos yang berarti: periuk atau belanga yang dibuat dari tanah. Sedang yang dimaksud dengan barang/bahan keramik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian Desa Banjarharjo adalah salah satu desa di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS ANGGOTA : 1. Bima Yudha D.N 2. Fadel Muhammad 3. Haryoto Sugihartono 4. Karunia Dwi Febri M 5. Rio Kusuma P 6. Rizal Juliano l Sebagaimana diketahui, kerusakan

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH. PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut: BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Tahap perumusan masalah Tahap ini meliputi perumusan tehadap topik penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES (pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Penelitian a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Dusun Raiy terletak di Desa Raja Kecamatan Ngabang kabupaten

Lebih terperinci

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH Burhanuddin Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Email: amin.burhanuddin@gmail.com Abstract. Studi ini tentang, berapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Sebagian besar para petani yang tinggal di daerah pedesaan nyatanya tidak hanya melakukan pekerjaan di bidang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Pituruh merupakan salah satu dari 16 Kecamatan di Kabupaten Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681.

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS GENTENG ATAP PRESS BULAT

PELUANG BISNIS GENTENG ATAP PRESS BULAT PELUANG BISNIS GENTENG ATAP PRESS BULAT DISUSUN OLEH : Nama : Tri Rahayu Sulistiyaningsih NIM : 11.12.5760 Prog. Study Jurusan : S1 : Sistem Informasi STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 YOGYAKARTA 0 ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik 26 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan Penetilian 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari Kecamatan Yosomulyo, Kota Metro, Provinsi Lampung. 2.

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan unsur dari geosfer yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kehidupan manusia sangat tergantung pada lahan. Manusia memanfaatkan lahan

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin Karakteristik responden usaha pengolahan ikan asin memberikan gambaran mengenai responden atau pemilih usaha ikan

Lebih terperinci

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) 1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok

Lebih terperinci

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

Lebih terperinci

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER)

GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER) GENTONG PENAMPUNGAN CARA CETAKAN (KAPASITAS 250 LITER) 1. PENDAHULUAN Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari untuk minum, membasuh mulut,

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan 29 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan 2. Semen portland yaitu semen baturaja dalam kemasan

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan 525 III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan oktober 2012 di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan spesimen

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi. ` III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) yang berasal dari desa Sumber Agung Kecamatan Seputih Mataram Lampung tengah 2 Abu sekam

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer). 27 III. METODE PENELITIAN A. BAHAN BAHAN PENETILIAN 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan. 2. Air yang berasal

Lebih terperinci

2015 ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA

2015 ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang organ (bentuk) dan struktur alat musik. Organologi mempunyai maksud sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan November 2012 di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan spesimen

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH SNI 03-1742-1989 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan berat isi tanah dengan memadatkan di dalam

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar Lampung dan pengujian sampel dilaksanakan di laboratorium Analisis Bahan dan

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK Berbagai teknik pembentukan produk benda keramik dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung pipa paralon sebanyak

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN KUAT DESAK BATU BATA DARI TANAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DENGAN BATU BATA DARI TANAH LIAT YANG BERASAL DARI PROPINSI JAMBI

ANALISA PERBANDINGAN KUAT DESAK BATU BATA DARI TANAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DENGAN BATU BATA DARI TANAH LIAT YANG BERASAL DARI PROPINSI JAMBI ISSN: 2442-7845 ANALISA PERBANDINGAN KUAT DESAK BATU BATA DARI TANAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DENGAN BATU BATA DARI TANAH LIAT YANG BERASAL DARI PROPINSI JAMBI Akbar Alfa 1, M. Gasali, M 1, Rudi Yanto

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN 88 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN 89 LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN 90 91 LAMPIRAN 3 INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR IPA SEBELUM UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS No Pernyataan 1. Saya senang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

PENANAMAN PADI A.DEFINISI

PENANAMAN PADI A.DEFINISI PENANAMAN PADI A.DEFINISI Penanaman padi adalah kegiatan peletakan tanaman atau benih tanaman dilahan untuk tujuan produksi. Dalam kontek ini diawali dari persemaian, penyiapan alat dan pelaksanaan penanaman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di III. METODE PENELITIAN Pekerjaan Lapangan Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di lapangan. Sampel tanah diambil pada beberapa titik di lokasi pengambilan sampel, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukan adalah membuat benda uji balok dengan tiga variasi. Pembuatan adukan beton untuk benda uji direncanakan dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah yang diteliti. Agar penelitian lebih terarah,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK PKMM-1-13-1 RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK Yuli Dwi Gunarso, Emi Susanti, Sri Nanik Sugiyarmi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 1. Tempat. Penelitian ini akan di lakukan di Kampus STIPAP Beberapa kegiatan penelitian yang dilakukan seperti diperlihatkan pada tabel 3.1. No Tabel 3.1. Kegiatan

Lebih terperinci

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT

PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT MODUL: PENYARINGAN (FILTRASI) AIR DENGAN METODE SARINGAN PASIR CEPAT I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Pengambilan sampel dilakukan pada awal musim penghujan namun ketika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran

Lebih terperinci

1. Starter dengan larutan gula

1. Starter dengan larutan gula 1. Starter dengan larutan gula Siapkan stoples kaca kedap udara ukuran lima liter, pilih yang kedap udara. Tambahkan ke dalam toples 200 gram gula merah, encerkan dengan 3 liter air bersih aduk sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B. III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan milik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan di laboratorium. Pengamatan pertumbuhan

Lebih terperinci

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tempe merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY

Lebih terperinci

Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik

Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik penelitian. Dimulai dari studi pustaka untuk merumuskan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, survei

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak digunakan oleh masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah dan laju perkembangan penduduk. Penggunaan

Lebih terperinci

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah Standar Nasional Indonesia Cara uji kepadatan ringan untuk tanah ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Di sekitar kita terdapat berbagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN GAMBARAN PERUSAHAAN

LAMPIRAN GAMBARAN PERUSAHAAN LAMPIRA GAMBARA PERUSAHAA A. Sejarah Perusahaan Perusahaan Genteng ATI yang beralamatkan di Tegal Mulyo, Karanggeneng, Boyolali ini didirikan oleh Bapak Suratin Hadi Mulyono pada tahun 1987 yang mana pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir. III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel 1. Tanah Lempung Anorganik Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa Kampung Baru Bandar Lampung. Pengambilan sampel tanah menggunakan karung dan cangkul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Sentang adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Beberapa perempuan di Desa Sentang memiliki keahlian dalam membuat

Lebih terperinci

PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN

PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN MODUL: PENJERNIHAN AIR DENGAN MEDIA TUMBUHAN I. DESKRIPSI SINGKAT A ir dan sanitasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena itu jika kebutuhan tersebut belum tercukupi maka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo, III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Pengambilan sampel dilakukan pada cuaca cerah, sehingga

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan umum Daerah penelitian 4.1.1. Keadaan Geografis Desa Munsalo merupakan salah satu desa di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

Lebih terperinci

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMANFAATAN AIR HUJAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa air hujan merupakan sumber air yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR PKMM-1-10-1 PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR A. Syamsul Asti, Andi Fajar Asti, Supriadi, R Universitas Negeri Makassar, Makassar ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting

Lebih terperinci

Ibm Kelompok Tani Kelapa Sawit dan Palawija

Ibm Kelompok Tani Kelapa Sawit dan Palawija Ibm Kelompok Tani Kelapa Sawit dan Palawija (Junifa Layla Sihombing, Jasmidi, Tita Juwitaningsih, Ahmad Nasir Pulungan) Abstrak Langka dan mahalnya bahan bakar minyak tanah untuk kebutuhan rumah tangga

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci