ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA"

Transkripsi

1 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Ni Kt. Maha Putri Widiantari 1, I Md. Suarjana 2, Nym. Kusmariyatni 3 1,2,3 Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia mahaputri27@yahoo.co.id 1, suarjana_undiksha@yahoo.co.id 2, nym_kusmariyatni@yahoo.co.id 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, untuk mengetahui upaya-upaya guru agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat berkembang, dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam pelaksanaan upaya-upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV yang berjumlah 24 orang. Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran matematika, upaya yang dilakukan untuk matematika, dan kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV sebesar 55,04 tergolong Rendah, dengan indikator tertinggi adalah indikator menganalisis pertanyaan sebesar 82,99% dan indikator terendah adalah indikator mengidentifikasi asumsi sebesar 0%. (2) upayaupaya yang dilakukan guru di SD Negeri 2 Pemaron untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis, yaitu memberikan soal terbuka dan memberikan bimbingan belajar. (3) kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, yaitu fasilitas sekolah kurang memadai, dan kurang perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar anak-anaknya. Kata kunci: matematika, kemampuan, berpikir kritis. Abstract This research aims to know the critical thinking ability of the students, to knowing the efforts undertaken of teacher in order that critical thinking ability of the students could flourish, and to knowing the constraints faced by teacher and students in efforts implementation the development of critical thinking ability of students class IV in mathematics learning in SD Negeri 2 Pemaron of subdistrict Buleleng. the subjects of this research is teacher and student 24 person. the object of this research is the critical thinking ability of the students in mathematics learning, the efforts made to develop the critical thinking ability of mathematics, and the constraints facing in efforts improving the critical thinking ability of mathematics. data collection methods used are observations, tests and interviews. Data analysis techniques in this research the using qualitative descriptive and quantitative descriptive. The results of this study suggest that (1) the average ability critical thinking of the students class IV of 55,04 belongs to low, with the highest indicator is an indicator analyze the question of 82.99% and the lowest indicator is an indicator identifying the assumption of 0%. (2) the efforts made the teacher in SD Negeri 2 Pemaron for the develop of critical thinking ability, i.e. giving open text and provides tutoring. (3) the obstacle facing teacher and students in the development of 1

2 critical thinking ability of the students, i.e. inadequate facilities, and supervision parental less of their children's learning activities. Keywords: mathematics, ability, critical thinking PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Trianto (2008:3) mengungkapkan bahwa Pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Adapun tujuan pendidikan seyogyanya harus menyiapkan individu agar dapat membentuk manusia berwawasan luas, sehingga mampu memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta dapat memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, diselenggarakanlah rangkaian kependidikan, baik formal maupun non formal. Pendidikan formal dalam proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, sains, sosial, bahasa dan matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD/MI sebagaimana dikatakan Prihandoko (2006:1) bahwa Matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Mata pelajaran matematika perlu di berikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika yaitu meningkatkan kemampuan dasar matematika, kemampuan dasar yang dimaksud adalah kemampuan bernalar matematika. Untuk meningkatkan kemampuan dasar siswa, hendaknya siswa diarahkan untuk mengamati, menebak, berbuat, mencoba, maupun menjawab pertanyaan, dengan ini diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir siswa. Berpikir yang diarahkan melalui pembelajaran di sekolah dasar adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Yaumi (2012:67) menyatakan, Berpikir kritis merupakan kemampuan kognitif dalam pengambilan kesimpulan berdasarkan alasan logis dan bukti empiris. Pengertian berpikir kritis tersebut dilengkapi lagi oleh Eggen dan Don (2012) bahwa pada kesimpulan yang dibuat juga cenderung dilakukan asesmen (penilaian) berdasarkan bukti. Siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang mampu memahami, memecahkan masalah, mengambil keputusan, serta meneliti permasalahan yang diberikan sehingga mereka mampu menolong dirinya atau orang lain dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi (Rosalina, 2008). Karena berpikir kritis itu tidak hanya terjadi dalam dunia ilmiah melainkan juga dalam pengalaman kehidupan sehari-hari (Molan, 2012). Berdasarkan pendapat ahli tersebut, kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah dan pengambilan kesimpulan dari berbagai aspek dan sudut pandang yang dihadapinya. Dalam pembelajaran matematika keterampilan berpikir kritis hendaknya perlu dilatih/diajarkan sejak sd. Puskur (dalam Lambertus, 2009:136) menyatakan, Salah satu tujuan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan dasar adalah pengembangan pola pikir praktis, logis, kritis, dan jujur dengan berorientasi pada penerapan matematika dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan untuk memahami dan memecahkan suatu permasalahan yang dihadapinya dengan mampu menganalisis, mengevaluasi, dan menginterpretasikan pemikirannya menjadi lebih baik sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam mengerjakan permasalahan matematika bisa diminimalisir. Materi dan tahap-tahap kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan di sekolah dasar disederhanakan dan disesuaikan dengan tingkat kognitif dan kemampuan peserta 2

3 didik di sekolah dasar yang masih berada pada tahap operasional konkret (Yaumi, 2012). Pada penelitian ini kemampuan berpikir kritis hanya diukur berdasarkan enam indikator dari Enis (dalam Pritasari, 2011), yaitu (1) menganalisis pertanyaan, (2) memfokuskan pertanyaan, (3) mengidentifikasi asumsi, (4) menulis jawaban atau solusi dari permasalahan soal, (5) menarik kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh, dan (6) menentukan alternatif-alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah. Muhfahroyin (2009:90) menyatakan, Pelatihan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya dalam pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan baik akan meningkatkan kesuksesan hasil belajar siswa, dimana kepercayaan diri, minat dan semangat siswa akan mengubah cara pandangnya untuk memecahkan masalah-masalah matematika yang dihadapi menjadi lebih menyenangkan. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Pemaron pada hari kamis tanggal 7 januari 2016, salah satu kemampuan siswa yang masih rendah yaitu kemampuan berpikir kritis. Dari catatan dokumen siswa kelas IV SD Negeri 2 Pemaron, nilai rata- rata ulangan tengan semester siswa pada mata pelajaran matematika adalah 65 dimana KKM dari mata pelajaran matematika di kelas IV yaitu 60. Dari 24 siswa terdapat 9 siswa yang memperoleh nilai ulangan tengah semester dibawah KKM. Pada saat observasi dilakukan ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran, guru jarang menggunakan media/alat peraga untuk menjelaskan materi pelajaran. Guru lebih banyak menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal ini berdampak pada proses pembelajaran bersifat pasif sehingga peserta didik tidak terampil (Yaumi, 2012). Pembelajaran yang masih didominasi oleh guru kadang-kadang juga tidak dapat membangkitkan aktivitas dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar. Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan belajar siswa. Untuk meningkatkan keberhasilan belajar siswa, guru harus lebih peka terhadap inovasi dalam pendidikan. Karena pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan bangsa yang menghasilkan sumber daya manusia berkulitas. Kemampuan awal siswa/peserta didik dalam pembelajaran hanya diketahui oleh guru/pendidiknya sehingga tindakan yang tepat dilakukan agar kemampuan siswa/peserta didik berkembang juga lebih diketahui oleh pendidik. Oleh karena itu, guru menjadi penentu atau yang berpengaruh dalam siswa. Pada intinya dalam pembelajaran yang dilakukan guru seharusnya lebih difokuskan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan uraian kemampuan berpikir kritis di atas maka analisis kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan. Oleh karena itu dilakukan suatu penelitian yang tujuan untuk (1) mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016, (2) untuk mengetahui upaya - upaya yang dilaksanakan guru agar kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat berkembang, dan (3) untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan upaya-upaya pengembangan kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE Jenis penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskripitif diartikan sebagai suatu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh keadaan saat ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Dianalisis secara analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. 3

4 Untuk memperoleh data kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika, maka penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 dan tempat penelitian di SD Negeri 2 Pemaron, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Pemaron yang berjumlah 24 orang. Pada penelitian ini hanya diambil satu kelas sebagai sumber data. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan prosedur purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2009). Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Pemaron, upaya-upaya yang dilaksanakan guru agar kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika dapat berkembang, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan upaya-upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika. Data penelitian dikumpulkan dengan metode observasi, tes dan wawancara. Observasi dilaksanakan untuk melihat pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan antara siswa dan guru saat di dalam kelas. Observasi dilakukan selama 2 kali pertemuan. Tes yang digunakan untuk memperoleh kemampuan berpikir kritis siswa adalah tes uraian yang berjumlah 3 butir. Tes dibuat berdasarkan indikatorindikator kemampuan berpikir kritis yang meliputi menganalisis pertanyaan, memfokuskan pertanyaan, mengidentifikasi asumsi, menuliskan jawaban atau solusi dari permasalahan soal menarik kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh, dan menentukan alternative-alternatif/cara lain dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan wawancara diberikan kepada siswa dan guru matematika kelas IV. Terkait dengan metode pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen pengumpulan datanya adalah tes uraian (esay). Pedoman observasi berupa checklist sehingga hasil observasi lebih sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berisi pertanyaanpertanyaan pokok yang akan berkembang ketika proses wawancara berlangsung. Berdasarkan metode dan instrumen pengumpulan data, data utama yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa skor kemampuan berpikir kritis. Pada kegiatan observasi dan wawancara diperoleh informasi tentang upaya-upaya yang dilakukan guru agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat berkembang. Melalui wawancara juga ditemukan permasalahan mengenai kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengolah data hasil tes dan observasi. Analisis data kualitatif digunakan untuk mengolah data hasil wawancara. Dalam penelitian, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacammacam (triangulasi), dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Metode analisis data ini menggunakan metode analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009:247) yang mencakup tiga kegiatan secara bersamaan yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Data berupa skor tes kemampuan berpikir kritis dianalisis menurut pedoman penskoran yang telah disediakan. Datadata hasil observasi pada tabel observasi skala lima juga dianalisis menurut pedoman penskoran yang telah disediakan. Skor tes kemampuan berpikir kritis kembali dianalisis per indikator untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika secara mendalam. Rata-rata skor (mean) hasil tes siswa secara klasikal ini akan dikonversikan berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP) skala lima berikut. 4

5 Tabel 1 Kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tentang Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Persentase Penguasaan Setelah dianalisis data-data tersebut kemudian diuraikan dan dibuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berisi deskripsi data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa, upaya-upaya yang dilakukan guru agar kemampuan berpikir kritis dapat berkembang, dan kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis Kategori Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah siswa. Data kemampuan berpikir kritis dikumpulkan dengan tes uraian kemampuan berpikir kritis yang mengacu pada indikator kemampuan berpikir kritis, masing-masing indikator harus dianalisis untuk mengetahui persentase keberhasilan peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Berikut ini disajikan tabel hasil analisis per indikator kemampuan berpikir kritis matematika peserta didik Tabel 2 Hasil Analisis Per Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematika di SD Negeri 2 Pemaron. Nomor Indikator Persentase Kategori 1 Menganalisis Pertanyaan 82,99% Tinggi 2 Memfokuskan Pertanyaan 78,47% Sedang 3 Mengidentifikasi Asumsi 0% Sangat Rendah 4 Menuliskan Jawaban atau Solusi dari Permasalahan Soal 68,75% Sedang 5 Menarik Kesimpulan dari Solusi 62,15% Rendah Permasalahan Yang Telah Diperoleh 6 Menentukan alternatif-alternatif/cara lain dalam menyelesaikan masalah 40,28% Sangat Rendah Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bawa indikator menganalisis pertanyaan, memfokuskan pertanyaan, mengidentifikasi asumsi, menuliskan jawaban atau solusi dari permasalahan soal, menarik kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh, dan menentukan alternatif- alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah memiliki kategori yang berbeda. Dari enam indikator diatas indikator yang memperoleh nilai tertinggi adalah indikator menganalisis pertanyaan sebesar 82,99% dengan kategori tinggi sedangkan indikator yang memperoleh nilai terendah adalah indikator mengidentifikasi asumsi sebesar 0% dengan kategori sangat rendah. Data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Pemaron dapat dilihat pada tabel 3 berikut. 5

6 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pemaron. Nomor Rentang Nilai Frekuensi Nilai Tengah fx (f) (x) Jumlah Tabel 3 memperlihatkan bahwa nilai yang diperoleh siswa cenderung bervariasi. Nilai tertinggi yang berkisar antara diperoleh sekitar 6 peserta didik sedangkan nilai terendah yang berkisar 3-15 diperoleh sekitar 1 orang. Upaya-upaya yang dilakukan guru agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat berkembang diketahui melalui observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa proses pembelajaran matematika dilakukan dua kali. Hasil observasi pertama dan kedua menunjukkan bahwa cara guru mengajar berada pada kategori cukup baik. Hasil wawancara yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara keseluruhan upaya-upaya yang dilakukan guru agar kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dapat berkembang yaitu memberikan pendapat yang berbeda, terkadang guru membuat lagu yang berkaitan dengan materi agar siswa lebih senang dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, melakukan tanya jawab dengan siswa, memberikan bimbingan belajar/les diluar jam sekolah, memberikan soal-soal yang dapat dikerjakan dengan lebih dari satu jawaban atau cara, mendiskusikan jawaban teman. Meskipun demikian ada sebagian siswa yang belum mampu menunjukkan kemampuan berpikir kritisnya karena tidak semua siswa mempunyai daya serap yang sama di setiap mata pelajaran. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, guru mengulang materi yang sudah diajarkan agar siswa benar-benar mengerti mengenai materi yang diajarkan. Pada penerapan upaya-upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis, ada beberapa kendala yang dihadapi guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Pemaron. Adapun kendala yang dihadapi guru dalam dalam pembelajaran matematika yaitu belum diadakan penilaian terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, fasilitasfasilitas di sekolah kurang memadai, waktu belajar cukup singkat disekolah, komunikasi dengan orang tua masih kurang, tidak mendapat perhatian khusus dari orang tua siswa tersebut ketika siswa belajar dirumah dan respon siswa terhadap pertanyaan guru masih kurang. Hasil wawancara dengan siswa kelas IV yang memperoleh nilai tertinggi dan terendah terdapat kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika yaitu siswa lupa cara membuat langkah-langkah mengerjakan soal, siswa kesulitan menyelesaikan dengan jawaban lain, siswa juga masih kesulitan dalam menyamakan penyebut, mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal, dan mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa. Secara lebih spesifik kendala-kendala siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis meliputi kendala-kendala pada indikator-indikator yang perlu dikembangkan yaitu memfokuskan pertanyaan, mengidentifikasi asumsi, menuliskan jawaban dari permasalahan dalam soal, menentukan kesimpulan dari permasalahan yang telah diperoleh, dan 6

7 menentukan altrenatif-alternatif/cara lain dalam menyelesaikan masalah. Kendala yang paling banyak dihadapi siswa yaitu kendala pada indikator mengidentifikasi asumsi. Pada saat mengerjakan soal semua siswa tidak dapat mengidentifikasi asumsi dengan menentukan dan menerapkan konsep/definisi/teorema dalam menyelesaikan masalah hal itu terjadi karena guru tidak mengetahui teknik, prosedur, dan instrumen penilaian berpikir kritis sehingga siswa hanya dilatih untuk mengerjakan soal-soal biasa. Selain itu kendala-kendala yang dihadapi siswa mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika pada saat menentukan alternatif-alternatif/cara lain dalam menyelesaikan masalah kebanyakan siswa hanya menjawab satu cara tanpa membuat cara lain dalam mengerjakan tes hal ini dikarenakan kemampuan siswa hanya sebatas apa yang diingat saja sehingga siswa mengerjakan dengan cara yang menurut mereka mudah. Analisis kemampuan berpikir kritis diperoleh hasil tes peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Pemaron kurang memuaskan, hal ini terlihat dari nilai-nilai peserta didik. Nilai tertinggi diperoleh adalah 79,17 dan nilai terendah adalah 2,78. Rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis sebesar 55,04% dengan kategori rendah. Dari 24 peserta didik, 10 orang peserta didik atau 41,67% memperoleh nilai dibawah rata-rata, dan 14 orang peserta didik atau 58,33% peserta didik memperoleh nilai diatas rata-rata. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematika peserta didik, maka dilakukan analisis terhadap indikatorindikator yang diteskan. Indikator-indikator tersebut meliputi indikator menganalisis pertanyaan, memfokuskan pertanyaan, mengidentifikasi asumsi, menuliskan jawaban atau solusi dari permasalahan soal, menarik kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh, dan menentukan alternatif- alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah. Dalam hal menganalisis pertanyaan, peserta didik yang dapat mengerjakan dengan benar adalah 82,99%. Ini berarti siswa sudah mampu menganalisis pertanyaan dengan dengan mengidentifikasi seluruh informasi dan menuliskan tepat sekaligus benar pada bagain diketahui. Hasil wawacara dan observasi ditemukan penyebab siswa lain belum mampu menganalisis pertanyaan dengan cara menuliskan diketahui yaitu kemampuan siswa dalam memaknai bahasa soal masih kurang dan mereka tidak dapat mendeskripsikan soal cerita kedalam model matematika. Dalam hal memfokuskan pertanyaan, peserta didik yang dapat mengerjakan dengan benar adalah 78,47% termasuk dalam kategori sedang. Hal ini berarti siswa sudah cukup mampu memfokuskan pertanyaan dengan merumuskan masalah atau pertanyaan dan menuliskan kalimat yang benar sekaligus tanda baca yang tepat pada bagian ditanya. Termasuk dalam kategori sedang penyebabnya yaitu siswa menuliskan kalimat tidak lengkap dalam memfokuskan pertanyaan pada saat membuat ditanya karena siswa kurang cermat dan teliti dalam mengerjakannya selain itu siswa tidak dapat mendeskripsikan soal cerita kedalam model matematika. Dalam hal mengidentifikasi asumsi, peserta didik yang dapat mengerjakan dengan benar adalah 0% termasuk dalam kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak mampu mengidentifikasi asumsi dengan menentukan konsep/definisi/teorema dalam menyelesaikan permasalahan dan tidak menuliskan pada bagian jawaban. Hal ini dikarenakan tidak ada siswa yang menuliskan konsep/definisi/teorema dalam menyelesaikan masalah pada bagian jawaban dan guru juga tidak mengetahui dan tidak mengajarkan teknik, prosedur, dan instrumen penilaian berpikir kritis sehingga guru hanya memberikan siswa latihan soal dengan soal-soal biasa. Dalam hal menuliskan jawaban atau solusi dari permasalahan dalam soal, peserta didik yang dapat mengerjakan dengan benar sebanyak 68,75% termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah cukup mampu menuliskan jawaban atau solusi dari permasalahan dalam soal dengan menunjukkan hasil utama dan prosedur dengan benar pada bagian jawaban. 7

8 Termasuk kategori sedang karena siswa lupa langkah-langkah dalam mengerjakan soal sehingga siswa kesulitan dalam memperoleh hasil akhirnya. Siswa kurang memahami soal cerita sehingga siswa sulit untuk menyelesaikannya. Dalam hal menarik kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh, peserta didik yang dapat mengerjakan dengan benar adalah 62,15% termasuk dalam kategori rendah. Ini menunjukkan bahwa siswa kurang mampu menarik kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh dengan menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan dengan benar dan kalimat sekaligus jawabannya benar. Siswa dalam menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan dalam soal sering kurang lengkap, terburu-buru dan salah tulis dalam menyebutkan hasilnya. Dalam hal menentukan alternatifalternatif/cara lain dalam menyelesaikan masalah, peserta didik yang dapat mengerjakan dengan benar adalah 40,28% termasuk dalam kategori sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu menentukan alternatifalternatif/cara lain dalam menyelesaikan masalah. Termasuk dalam kategori sangat rendah dikarenakan dalam mengerjakan soal siswa hanya menulis satu jawaban tanpa menuliskan alternatif/cara lain dalam mengerjakan soal disamping itu kemampuan siswa hanya sebatas apa yang diingat saja sehingga siswa mengerjakan dengan cara yang menurut mereka mudah. Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa masih ada indikator yang belum bisa dikerjakan siswa. Hasil tes rata-rata siswa secara klasikal sebesar 55,04% termasuk dalam kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV di SD Negeri 2 Pemaron dalam pembelajaran matematika perlu di latih lagi agar kemampuan berpikir siswa dapat berkembang. Hasil persentase rata-rata yang diperoleh disekolah minimal harus berada pada kategori tinggi agar siswa dikatakan mampu berpikir secara kritis. Johnson (dalam Lambertus, 2009) menyatakan bahwa menggunakan keahlian berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi (berpikir tingkat tinggi) dalam konteks yang benar mengajarkan kepada siswa kebiasaan berpikir mendalam, kebiasaan menjalani hidup, dengan pendekatan yang cerdas, seimbang, dan dapat dipertanggung jawabkan. Sejalan dengan pendapat tersebut, kemampuan berpikir kritis siswa masih dapat dikembangkan dengan upayaupaya yang tepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Bloom (dalam Iskandar, 2009:90) bahwa pemikiran kritis dapat diperbaiki melalui latihan berpikir tingkat tinggi, yaitu dari tingkat aplikasi sampai pada tingkat penilaian (evaluasi). Selain itu, menurut Sagala (dalam Iskandar, 2009:101) dalam proses pembelajaran harus dibangun suasana dialogis dan tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berpikir kritis siswa akan berkembang apabila didukung dengan upaya-upaya yang dilakuan oleh guru. upaya-upaya yang dilakukan sudah sesuai dengan kegiatan inti yang diharapkan. Guru berusaha meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan memberikan pendapat yang berbeda, terkadang guru membuat lagu yang berkaitan dengan materi agar siswa lebih senang dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, melakukan tanya jawab dengan siswa agar siswa aktif dalam proses pembelajaran dan melatih siswa agar berani mengemukakan pendapatnya, memberikan bimbingan belajar/les diluar jam sekolah, dan upaya yang terakhir adalah mendiskusikan jawaban teman agar siswa bisa bertukar pikiran dan berkomunikasi dengan temannya sehingga banyak informasi yang diperoleh siswa. Namun metode yang paling sering digunakan guru dalam mengajarkan materi adalah metode ceramah, karena metode ini dianggap paling efektif dalam menjelaskan materi namun membuat peserta didik tidak mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Sumiati (2007) menyatakan ceramah yang baik harus divariasikan dengan metode-metode pembelajaran lain agar memungkinkan siswa aktif dalam melakukan suatu kegiatan. Selain metode ceramah, metode lain yang sering digunakan adalah metode 8

9 tanya jawab, dengan hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab maka tidak akan mampu untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dan siswa akan bersifat pasif. Hal ini sejalan dengan pendapat John Dewey (dalam Yaumi, 2012) menekankan bahwa berpikir kritis merupakan proses yang aktif, maksudnya untuk mengontraskan proses berpikir seseorang dalam menerima atau memperoleh informasi dari pihak lain yang cenderung menerima pasif. Model, strategi, metode atau teknik yang digunakan pendidik pada kegiatan inti pembelajaran harus sesuai dengan pendekatan yang berfokus pada siswa, ranah pembelajaran, dan karakteristik mata pelajaran. Penggunaan media pembelajaran diperlukan agar siswa lebih mudah mengembangkan pengetahuan awal siswa mengingat media pembelajaran yang terbatas akan berpengaruh pada pemahaman konsep-konsep matematika yang tidak optimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Hamalik (2015) penggunaan media atau alat peraga yang lebih variatif akan membuat pelajaran lebih menarik, menjadi lebih konkrit, mudah dipahami dan hasil belajar menjadi lebih bermakna. Upaya-upaya guru dalam melatih kemampuan berpikir siswa perlu dirancang. Latihan berpikir tingkat tinggi ini perlu dirancang oleh guru sebagai pengalaman belajar siswa. Kendala-kendala dalam siswa yang pertama yaitu belum diadakan penilaian terhadap kemampuan berpikir kritis. Dalam proses pembelajaran guru belum pernah mengadakan penilaian secara khusus hanya untuk mengukur kemampuan berpikir kritis saja. Guru hanya memberikan penilaian biasa tanpa memfokuskan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini yang menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa kurang dilatih selain itu guru tidak mengetahui teknik/prosedur/instrumen kemampuan berpikir kritis sehingga guru melatih siswa dengan soal-soal biasa. Kendala yang kedua adalah fasilitas yang ada disekolah kurang memadai dan masih sangat perlu disempurnakan. Fasilitas-fasilitas penunjang yang diperlukan di sekolah dasar antara lain buku pelajaran, media, alat-alat peraga dan fasilitas lainnya. Jika fasilitas yang tersedia disuatu sekolah memadai, maka kemungkinan besar peserta didik akan lebih mudah mengembangkan kemampuan berpikir kritis, namun sebaliknya jika sekolah tidak mempunyai fasilitas-fasilitas penunjang maka peserta didik akan sulit mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Kendala ketiga adalah kurangnya perhatian khusus dari orang tua ketika peserta didik belajar di rumah. Hal ini menyebabkan peserta didik malas belajar dan bertanya karena saat belajar dirumah, peserta didik tidak didampingi oleh orang tuanya. Jika peserta didik malas belajar maka ketika proses pembelajaran berlangsung disekolah peserta didik hanya duduk dan mendengarkan saja tanpa memamami yang diajarkan guru. Ini membuat guru susah dalam siswa. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami materi yang diajarkan. Sumiati (2007) menyatakan bahwa apa yang dipelajari seseorang secara cepat, mungkin tidak dapat dilakukan oleh yang lain dengan cara yang sama. Oleh karena itu mengajar harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa. Secara umum kendala-kendala siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk menjawab soal disebabkan proses pembelajaran matematika masih dominan menggunakan metode ceramah, dan kondisi pembelajaran matematika tidak berpusat pada siswa sehingga siswa kesulitan memahami konsep matematika. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi guru dalam upaya-upaya siswa dapat diatasi dengan solusi-solusi yang diberikan guru terhadap kendalakendala yang muncul dalam siswa ini artinya guru selalu berupaya agar siswanya mampu berpikir kritis. Kemampuan guru tersebut terkait dengan kompetensi pedagogic guru menurut PP nomor 74 tahun 2008, yaitu pengembangan 9

10 berbagai potensi peserta didik. Berdasarkan standar kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL -SP), salah satu kemampuan yang harus ditunjukkan siswa melalui bimbingan guru/pendidik adalah kemampuan berpikir kritis. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang dapat dibuat dari hasil penelitian ini adalah Kemampuan berpikir kritis siswa di SD Negeri 2 Pemaron secara keseluruhan masih perlu ditingkatkan karena tergolong kategori sedang. Hasil tes yang diperoleh peserta didik kurang memuaskan, hal ini terlihat nilai tertinggi adalah 79,17 dan nilai terendah adalah 2,78. Rata-rata tes kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 55,04% dengan kategori rendah. Dari 24 peserta didik, 41,67% memperoleh nilai dibawah ratarata, dan 58,33% peserta didik memperoleh nilai diatas rata-rata. Indikator dari kemampuan berpikir kritis siswa yang paling tinggi adalah indikator menganalisis pertanyaan sebesar 82,99%, dan Indikator dari kemampuan berpikir kritis siswa yang paling rendah adalah indikator mengidentifikasi asumsi sebesar 0%. Upaya-upaya yang dilaksanakan guru agar kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Pemaron dapat berkembang yaitu memberikan pendapat yang berbeda, membuat lagu yang berkaitan dengan materi agar siswa lebih senang dan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, tanya jawab, memberikan soal-soal yang dapat dikerjakan dengan lebih dari satu jawaban atau lebih dari satu cara, dan mendiskusikan jawaban teman. Selain itu guru juga memberikan bimbingan belajar diluar jam sekolah agar siswa dapat waktu tambahan dalam mempelajari materi sehingga siswa dapat melatih kemampuan berpikir kritisnya lebih banyak lagi. Kendalakendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan upaya-upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam pembelajaran matematika yaitu belum diadakan penilaian terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, fasilitas yang ada disekolah tidak memadai, tidak mendapat peratian khusus dari orang tua siswa tersebut ketika siswa belajar dirumah, dan respon siswa terhadap pertanyaan guru masih kurang Ada beberapa saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini. Pertama, guru agar mampu memilih dan menerapkan metode maupun media pembelajaran yang inovatif agar siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Kedua, siswa agar lebih banyak berlatih soal-soal matematika yang bervariasi agar semakin terbiasa menyelesaikan berbagai bentuk soal sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Ketiga, sekolah agar selalu mendukung proses pembelajaran dengan cara menyediakan fasilitas-fasilitas yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mempermudah guru dalam upaya siswa serta dapat memperbaiki kualitas dari kegiatan pembelajaran. Dan Keempat, peneliti lain yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut atau penelitian yang sejenis tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam bidang ilmu matematika maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai agar memperhatikan kendalakendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. UCAPAN TERIMAKASIH Diucapkan terimakasih kepada Drs. I Made Suarjana, M.Pd. dan Dra. Nyoman Kusmariyatni, S.Pd., M.Pd. yang selama ini telah memberikan arahan dan bimbingannya. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Iskandar Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Ciputat: Gaung persada. Lambertus Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Matematika di SD.. Jurnal Forum Kependidikan. Vol. 28, No. 02, Hal: Palembang: 10

11 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya. Molan, Benyamin Logika Ilmu dan Seni Berpikir Kritis. Jakarta: PT Indeks. Menteri Pendidikan Nasional Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru. Jakarta Prihandoko, A.Cahya Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfbeta. Sumiati dan Asra Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Yaumi, Muhammad Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat. 11

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI BILANGAN BULAT KELAS IV

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI BILANGAN BULAT KELAS IV ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI BILANGAN BULAT KELAS IV Ni Pt Sri Widiyastuti., I Md Suarjana 2, I Md Citra Wibawa 3 1,2,3 Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V Ni Wyn Suaryani 1, I Md Suarjana 2, I Kdk Suartama 3 1,2 Jurusan PGSD, 3 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD Oleh: Ika Yuliastuti 1, Suhartono. 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DI 3 SD GUGUS X KECAMATAN BULELENG

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DI 3 SD GUGUS X KECAMATAN BULELENG ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN IPA DI 3 SD GUGUS X KECAMATAN BULELENG Dw. Ayu Indri Wijayanti 1, Kt. Pudjawan 2, I Gd. Margunayasa 3 1,3 Jurusan PGSD, 2 Jurusan TP,

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERKALIAN PECAHAN DESIMAL PADA SISWA KELAS V

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERKALIAN PECAHAN DESIMAL PADA SISWA KELAS V ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERKALIAN PECAHAN DESIMAL PADA SISWA KELAS V Md Suwariyasa 1, I Md Suarjana 2, Luh Putu Putrini Mahadewi 3 1,2 Jurusan PGSD, 3 Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Puji Asmiyati 1), Suhartono 2), Suripto 3) FKIP, PGSD Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1 Peningkatan Hasil Belajar... (Lilik Endang Dewani) 1.353 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1 IMPROVING MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 Masrukhin 1, Triyono 2,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PANJER TAHUN AJARAN 2015/2016 Tasirah 1, Wahyudi 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD PENERAPAN MODEL WORD SQUARE BERBANTUAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD Ni Komang Santi Nopiyanti 1, Made Sulastri 2, Ign. I Wayan Suwatra 3 1 Jurusan PGSD,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 Ary Wardani 1, Triyono 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa, 2

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR Oleh: Istiqomah 1, H. Setyo Budi 2, Kartika Chrysti S 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: istyqomah_8778@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Okmi Muji Rahayu 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIS Tatik Liana Program Studi Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: nhalyana1@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER Esti Zuhroniyah 1, Tri Saptuti Susiani 2, Chamdani 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV 166 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-6 2017 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV IMPROVING THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT BY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan

Lebih terperinci

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA SISWA KELAS IV TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DI SD NEGERI 1 BANJAR BALI

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA SISWA KELAS IV TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DI SD NEGERI 1 BANJAR BALI ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA SISWA KELAS IV TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DI SD NEGERI 1 BANJAR BALI I Md. Aditya Dharma 1, I Md. Suarjana 2, I Kd. Suartama 3 1,2 Jurusan Pendidikan Guru

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Ahmad Bukhari SMP Negeri 3 Tanjung Pura, kab. Langkat Abstract: This study aims to improve student learning

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION Eka Puji Lestari 1), Kuswadi 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1 Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1 Pendahuluan Penerapan Metode Permainan Tebak Kata dengan Media Gambar untuk Meningkatkan dan Hasil Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA ARTIKEL Oleh : NI NYOMAN GUNIATI 0914041089 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGRAAAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI Samsi SD Negeri 1 Purwosari Email: samsisaba@yahoo.com

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LAMUK TAHUN AJARAN 2013/2014 Epri Setyadi¹, Suhartono 2, Warsiti 3 1

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Ahmad Subhanarrijal 1, Triyono 2, Wahyudi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh HERMAWAN RAPANI ASMAUL KHAIR

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh HERMAWAN RAPANI ASMAUL KHAIR PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL Oleh HERMAWAN RAPANI ASMAUL KHAIR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 HALAMAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN 2.886 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi Juni Tahun 2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN THE IMPROVEMENT OF READING

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Reny Atika Rahmawati 1), Siti Kamsiyati 2), Tri Budiharto

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW) PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW) DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Oleh : Novi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD Oleh: Ani Mutoharoh 1, Suhartono 2, M. Chamdani 3 Email Animut_17@yahoo.com Abstract: The Application

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh sekelompok manusia atas sekelompok manusia lain, dengan tujuan untuk membebaskan manusia yang lain

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK Oktavia Indriani 1), M. Shaifuddin 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP DALAM PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD DI GUGUS II KECAMATAN BANJAR

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP DALAM PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD DI GUGUS II KECAMATAN BANJAR ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP DALAM PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD DI GUGUS II KECAMATAN BANJAR Ni Putu Widiawati 1, Ketut Pudjawan 2, I Gd Margunayasa 3 1,3 Jurusan PGSD, 2 Jurusan TP, 3 Jurusan PGSD,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD PENGGUNAAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD Niken Septiasih 1, Suhartono 2, Tri Saptuti Susiani 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Rizal Abdul Fatah Al Fathoni 1), Rukayah 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII 7 SMPN 1 SOLOK SELATAN ARTIKEL Oleh ZULFARIDA PROGRAM SARJANA KEPENDIDIKAN BAGI

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD Oleh: Liyandari 1, Wahyudi. 2, Imam Suyanto 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dwi Ari Istianto 1, Triyono 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV Ni Kadek Sri Lestari 1, Putu Nanci Riastini 2, I Made Suarjana 3 123 Jurusan PGSD, FIP Universitas

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI KRIA KAYU DAN KERAMIK SMK NEGERI 1 SUKASADA KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI CONCEPT MAPPING UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK JURNAL. Oleh PUTU AYU DAHLIAWATI Dr. Hi. Darsono, M.Pd. Dra. Hj. Yulina Hamdan, M.Pd.

PENERAPAN STRATEGI CONCEPT MAPPING UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK JURNAL. Oleh PUTU AYU DAHLIAWATI Dr. Hi. Darsono, M.Pd. Dra. Hj. Yulina Hamdan, M.Pd. PENERAPAN STRATEGI CONCEPT MAPPING UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK JURNAL Oleh PUTU AYU DAHLIAWATI Dr. Hi. Darsono, M.Pd. Dra. Hj. Yulina Hamdan, M.Pd. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD 184 Jurnnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 2 Tahun ke-6 2017 U PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD IMPROVING THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT USING

Lebih terperinci

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI PRACTICE-REHEARSAL PAIRS (PRAKTIK BERPASANGAN) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KKPI SISWA KELAS X TB4 SMK NEGERI 2 TABANAN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan,   Abstrak Meningkatkan Kemampuan Berpikir... (Rahmat Yulianto) 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS IV SDN I KEPUHSARI,

Lebih terperinci

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MASALAH SOSIAL PADA SISWA KELAS IV SDN JATISARI 02 JEMBER Rahayu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi, Desember 203 PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA Nuri Annisa Prodi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

454 Penerapan Model Pembelajaran

454 Penerapan Model Pembelajaran THE USE OF DISCOVERY LEARNING MODEL WITH CONCRETE MEDIA IN ENHANCEMENT OF LEARNING RESULTS ABOUT LIFE PROPERTIES IN STUDENT CLASS V SD NEGERI KALIPUTIH IN THE ACADEMIC YEAR OF 2016/2017 Nurul Dwi Permatasari

Lebih terperinci

ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG

ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG Ni Luh Sri Yogi Utami 1, Ni Wayan Arini, I Wayan Widiana 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Tri Rahayuningsih 1, Suripto 2, Warsiti 3 PGSD FKIP

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERINGKAS ISI BUKU CERITA Ikhsan Akbari 1), Muhammad Shaifuddin 2), Sadiman

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD Oleh: Restu Heri Suryana 1), Suhartono 2), Ngatman 3) FKIP, PGSD Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING

Lebih terperinci

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar   1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD. 1 Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3 Dosen PGSD FKIP UNS PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD Oleh: Agus Hadi Saputro 1), Suhartono 2), Ngatman 3) FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen, Jl.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DISERTAI MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN 2 WONOYOSO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DISERTAI MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN 2 WONOYOSO TAHUN AJARAN 2012/2013 PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DISERTAI MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN 2 WONOYOSO TAHUN AJARAN 2012/2013 Isrina Sri Mulyati 1, H. Setyo Budi 2, Imam Suyanto 3 PGSD

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DI SD NEGERI 19 PASAR MELINTANG TAPAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DI SD NEGERI 19 PASAR MELINTANG TAPAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH DI SD NEGERI 19 PASAR MELINTANG TAPAN Novi Zaini¹,Fazri Zuzano²,Pebriyenni³, ¹Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Dan salah satu tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

Mulyati (2007 : 10) menyatakan ada empat aspek keterampilan berbahasa,

Mulyati (2007 : 10) menyatakan ada empat aspek keterampilan berbahasa, PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS IV SDN TANUHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 Rifqa Annisa Oktaviyana 1, Imam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT Upaya Meningkatkan Hasil... (Atika Wulansari) 2.393 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT IMPROVING MATHEMATIC LEARNING BY COOPERATIVE LEARNING

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS Ayu Galuh Pujawati 1, I Wayan Sujana, Ni Nyoman Ganing 3 1,,3

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DI SDN 20 KURAO PAGANG OLEH: MAILIZA NOPERA NPM: 1010013411008

Lebih terperinci

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS 3.606 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016 PENGGUNAAN KARTU POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV THE USE OF POSITIVE NEGATIVE

Lebih terperinci

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD Suciono Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine whether

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, maupun pada jenjang pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD Km. Arik Indrawan 1, I Wyn. Romi Suditha 2, I Kt. Dibia 3 1,3 Jurusan PGSD, 2 Jurusan TP, FIP Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING Beny Sulistyawan 1), Kuswadi 2), Dwijiastuti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

Kesalahan Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear

Kesalahan Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Siswa Tipe Kepribadian Thinking dan Feeling dalam Menyelesaikan Masalah Program Linear M-89 Rhomiy Handican 1, Ratih Eka Safitri 2 Universitas Negeri

Lebih terperinci

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Alis Suryanti Guru SDN 1 Purwosari Kec. Padangratu E-mail: Alissurnyanti@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR) Siti Halimatus Sakdiyah& Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang (e-mail :

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V Ni Putu Sri Agustini 1, Nyoman Kusmariyatni 2, Dewa Nyoman Sudana 3 1,2,3

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa SDN Keboan Anom Ditinjau Dari Prestasi Belajar

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa SDN Keboan Anom Ditinjau Dari Prestasi Belajar Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa SDN Keboan Anom Ditinjau Dari Prestasi Belajar Richa Ayu Rulandari 148620600157 Semester VI A3 S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo rarulandari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pendidikan juga

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III Bainen, Syamsiati, Suryani PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak Email : ibu.bainen@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL Oleh DIAN ANTIKA ASMAUL KHAIR MUGIADI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS Vc MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN PKn DI SD KARTIKA 1-10 PADANG Natiara 1, Nursi 1, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK 1.082 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 11 Tahun k-6 2017 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK THE IMPROVEMENT OF MATHEMATICS

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR Elvita Yeni *), Hardianto 1), Suwandi 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Yunita Lailati Husna 1, Wahyudi 2, Tri Saptuti Susiani 3 E-mail: yunitalailatihusna@yahoo.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP EDUSCOPE, Vol. 1 No. 1 Juli 2015 ISSN : 2460-4844 MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP Rumini SD Negeri Tanjungrejo rumini@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS V Gede Risa Pebriana 1, I Ketut Dibia 2, Ndara Tanggu Renda 3 123 Jurusan PGSD, FIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

p-issn : e-issn :

p-issn : e-issn : PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN EKSPONEN DAN LOGARITMA SISWA KELAS X BKJ1 Setya Prihatiningtyas SMK Negeri 5 Jember setyaprihatiningtyas@gmail.com

Lebih terperinci

Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud

Lebih terperinci