ANALISIS SUBSTITUSI PENGGUNAAN INPUT PADA INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SUBSTITUSI PENGGUNAAN INPUT PADA INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS SUBSTITUSI PENGGUNAAN INPUT PADA INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN INDONESIA Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui substitusi antara factor produksi modal dan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman di Indonesia, apakah relatif mudah atau relatif sukar. Hipotesis diuji dengan menggunakan model fungsi produksi Constant Elasticity of substitution (CES). Penelitian ini menggunakan teknik data panel dengan data cross section sebanyak 51 perusahaan dan data time series dari tahun 1998 sampai dengan tahun 00. Data diperoleh dari BPS dan diestimasi dengan metode General Least Squares (GLS). Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai elastisitas substitusi pada industri makanan dan minuman di Indonesia lebih besar dari satu atau bersifat elastis. Implikasi dari temuan ini adalah sbstitusi antara factor produksi modal dengan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman di Indonesia adalah relatif mudah. Kata Kunci: Tenaga Kerja, Modal, Substitusi dan Output Abstract: The aim of this research is to examine whether the substitution between capital and laboar in food and beverage industry in Indonesia is relatively easy or difficult. A Constant Elasticity of Substitution (CES) production function was applied to test the hypothesis. This research used panel data techniques. The data consist of cross section and time series data on 51 enterprises for the period from 1998 to 00 obtained from the Bureau of Statistics (BPS). Estimation was conducted by the method of General Least Squares (GLS). The results show that the value of substituion elasticity in th Indonesia s food and beverage industraie is greater than one, i.e elastic. The implication of the research findings is that the substitution between capital and labor in the food and beverage industries is relatively easy as measured by the elasticity. Key word : Labor, Capital, Substitution and output. PENDAHULUAN Sasaran utuam pembagunan nasional di bidang ekonomi adalah terciptanya struktur ekonomi yang seimbang yaitu terdapat industri yang didukung oleh sector pertanian yang mantap. Walaupun pergeseran dari sektor pertanian ke sektor industri (non pertanian) telah terjadi, namun bila dilihat dari struktur kesempatan kerja maka jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian masih cukup besar. Pada tahun 1995 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian sebesar 43,98 persen dari total tenaga kerja nasional dan sektor industri hanya menyerap sebesar 0,80 persen dari total tenaga kerja nasional. Tahun 00 terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor industri yaitu sebesar 14,05 persen dan pada thun yang sama penyerapan tenaga kerja masih tetap didominasi oleh sektor pertanian yaitu sebesar 46,8 persen dari total tenaga kerja nasional. Secara umum tenaga kerja di negara sedang berkembang masih memiliki tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah, sehingga bagi industriindustri besar dan sedang terutama yang beorientasi ekspor lebih banya menggunakan peralatan mesin dari pada tenaga manusia. Keadaan ini menyebabkan adalanya ketidakcocokan teknologi modern yang diterapkan di negara berkembang bila dibandingkan dengan kebutuhan negara tersebut. Teknologi modern yang cenderung padat modal telah tidak memungkinkan substitusi yang tinggi antara factor produksi modal dan tenaga kerja. Bila dilihat dari jumlah perusahaan maka jumlah industri nasional mengalami penurunan. Tahun tahun 1997 dan 1998 jumlah perusahaan industri di Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,3 persen. Sedangkan di tahun 00 jumlah tersebut mengalami peningkatan yaitu sebesar 3,0 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Dilihat dari komposisinya industari makanan dan minuman nasional termasuk industri yang paling banyak jumlah perusahaannya (BPS, 000 : 6). Hal ini dapat dimengerti karena semakin tinggi pertambahan jumlah penduduk maka semakin besar kebutuhan terhadap bahan makanan dan minuman termasuk makanan dan minuman olahan, sehingga industri ini banyak bermunculan dalam berbagai skala usaha. Banyaknya industri pengolahan makanan dan minuman ini tidak berarti tinggi pula tingkat konsumsi penduduk Indonesia, karena harganya yang relatif tinggi dan tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat terutama golongan menengah ke bawah. Hal ini sejalan dengan pendapat Gunawan (1994 : 15) yang menyatakan bahwa permintaan makanan olehan di Indonesia sangat rendah, bukan hanya karena konsumen yang mengkonsumsi makanan segar tetapi juga disebabkan oleh tingkat pendapatan yang rendah dan harga produk olahan yang sangat mahal untuk konsumen lokal. 03

2 Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 005 Kekurangan makanan bergizi akan menyebabkan gangguan kesehatan dan tingkat kecerdasan manusia yang akhirnya dapat menurunkan kualitas sumberdaya manusia. Keadaan ini menyebabkan terbatasnya jumlah tenaga kerja yang berkualitas sebagai input industri termasuk industari makanan dan minuman, disamping faktor produksi lain seperti bahan baku, bahan bakar dan modal lainnya. Dalam perkembangannya industri makanan dan minuman mengalami pertumbuhan modal yang sangat tidak stabil terutama pada saat terjadi krisis ekonomi. Kondisi yang tidak stabil ini terutama terjadi pada tahun 1991 dan tahun Pertumbuhan modal pada tahun 1997 sebesar 9,16 persen sedangkan tahun 1998 meningkat dengan sangat mencolok dengan pertumbuhan sebesar 80 persen. Keadaan ini disebabkan pada tahun-tahun tersebut rupiah terdepresiasi terhadap dollar Amerika pada tingkat yang sangat rendah, sehingga untuk memperoleh bahan baku dari luar negeri membutuhkan modal yang sangat besar. Menghadapi masalah ketenagakerjaan yang cukup besar di negara berkembang dengan semakin berkembangnya perekonomian ke arah perekonomian yang bersifat industari, maka sektor industri, terutama industri pengolahan, diharapkan mampu menjadi sektor yang menciptakan banyak lapangan kerja. Walaupun penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan semakin meningkat, namun masih dalam jumlah yang terbatas. Terbatasnya kemampuan sektor modern dalam menyerap sebagian besar tenaga kerja tidak produktif yang berasal dari sektor tradisional merupakan masalah yang dihadapi oleh negara berkembang pada umumnya. Sungguhpun pertumbuhan produksi tinggi, kesempatan kerja pertumbuhannya lamban. (Todaro 1993 : 30). Ini mengindikasikan bahwa sektor industari pengolahan lebih banyak menggunakan modal (Capital intensive) dari pada menggunakan tenaga kerja (labor intensive). Industri-industri yang menggunakan teknologi modern pada umumnya cenderung padat modal sehingga akan sulit untuk terjadinya substitusi antara modal dan tenaga kerja. Namun demikian beberapa studi pada beberapa industri tertentu menunjukkan kemungkinan potensial dilakukannya substitusi antara modal dengan tenaga kerja pada sektor industri di negara berkembang (Burton, 197, Morawetz, 1996). Oleh karena Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana substitusi input dalam hal ini tenaga kerja dan modal apakah relatif mudah atau relatif sukar pada industri makanan dan minuman nasional. Tenaga Kerja dan Modal dalam Proses Produksi. Tenaga kerja dan modal dapat digunakan sebagai ukuran untuk menganalisis ciri-ciri industri dan menyusun kebijaksanaan pembangunan (Kaneko, 1989 :118). Sedangkan peranan modal dan tenaga kerja dalam proses produksi dapat dilihat dari rasio masing-masing input terhadap produksi. Jika proses produksi bersifat padat modal berarti secara relatif modal memiliki peranan yang lebih penting dari faktor produksi lain dalam menghasilkan produksi. Keadaan ini berakibat balas jasa dari masing-masing faktor produksi lebih besar diterima oleh pemilik modal dari pada pemilik faktor produksi lain. Di negara-negara sedang berkembang, pada umumnya tabungan unuk pemupukan modal lebih kecil dari jumlah yang diperlukan dan sebagian besar barang modal diimpor (Kaneko, 1989 :119). Oleh karena itu pengembangan industri lebih tepat diarahkan pada industri-industri yang lebih sedikit memerlukan barang modal, apabila diukur dari jumlah tabungan dan jumlah valuta asing yang terbatas. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kebijaksanaan pengembangn industri padat karya lebih tepat diterapkan pada negara-negara sedang berkembang karena umumnya dihadapkan pada masalah di bidang ketenagakerjaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Djojohadikusumo (dalam Embang dan Cahyono, 1990 : 59) menyatakan bahwa pada azasnya ada suatu cara untuk meluaskan kesempatan kerja, yaitu melalui pengembangan industri, terutama jenis industari yang bersifat padat karya (labor intensive) yang dapat menyerap relatif banyak tenaga kerja dalam proses produksi (labor absorbtive). Suatu industari dikatakan padat karya ditandai dengan elastisitas kesempatan kerja lebih besar dari elastisitas modal. Skala Hasil Kombinasi input yang menghasilkan output optimal harus dapat ditemukan oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut berada pada proses produksi dengan biaya terendah. Skala hasil (return to scale) memperlihatkan dampak peningkatan proporsional dari seluruh faktor produksi terhadap produksi. Return to scale juga perlu untuk mengetahui apakah suatu perusahaan berproduksi pada increasing return to scale, constant return to scale atau decreasing return to scale. Distribusi Pendapatan dan Intensitas Faktor Distribusi pendapatan adalah bagian pendapatan yang diterima masing-masing faktor produksi dalam hal ini ditentukan oleh sifat teknis yang terdapat dalam proses produksi, yaitu bagian dari produksi total secara fisik yang dpat dihasilkan masing-masing faktor produksi tersebut, dan ini tidak lain adalah elastisitas produksi terhadap faktor. Intensitas faktor produksi adalah kata lain dari input mana yang lebih dominan dari pada input lainnya, apakah input modal atau tenaga kerja jika 04

3 dua input ini yang digunakan proses produksi. Informasi ini sangat penting untuk mengetahui proses produksi yang sedang berlangsung, terutama kaitannya dengan kebijakan perusahaan itu sendiri atau kebijakan pemerintah. Sebagaimana telah dimaklumi bahwa di negara-negara sedang berkembang diharapkan sektor industri dapat menyediakan lapangan kerja lebih luas lagi. Kebijakan ini mengisyaratkan bahwa proses produksi diharapkan lebih bersifat padat tenaga kerja daripada padat modal. Elastisitas Substitusi Fungsi produksi dengan Q = f (K,L), elastisitas substutusinya (σ) adalah mengukur perubahan proporsional dalam K/L relatif terhadap perubahan proporsional dalam tingkat substitusi teknis di sepanjang kurva isoquant (Nicholson, 1995 : 363). Satu ciri penting dari fungsi produksi adalah sampai seberapa mudahnya sebuah masukan digantikan dengan masukan lainnya, apakah relatif mudah untuk menggantikan tenaga kerja dengan modal sambil tetap mempertahankan keluaran. Disepanjang isoquant diasumsikan bahwa tingkat substitusi teknis akan menurun sementara rasio (K/L) menurun. METODE ANALISIS Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) sedangkan yang digunakan untuk analisis adalah data kerat silan (Cross-section) sebanyak 51 perusahaan dan data runtun waktu (time series) sebanyak 5(lima) tahun yaitu dari tahun 1998 sampai dengan 00. Untuk menganalisis substitusi antara faktor produksi modal dan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman Indonesia digunakan model fungsi produksi Constant Elasticity of Substitution (CES) sebagai berikut : v / ρ Q = γ [δm + ( 1- δ) TK ]... (1) ( γ>0, 1>δ>0, v>0, ρ -1) dimana : Q = Jumlah produksi makanan dan minuman M = Jumlah modal TK = Jumlah tenaga kerja v = Parameter skala hasil γ = Parameter efisiensi δ = Parameter distribusi ρ = parameter substitusi Estimasi model tersebut adalah sebagai berikut : Ln Q = Ln β 1 + β LnM + β 3 LnTK + β 4 (lnm-lntk) + εi... (3) Parameter persamaan tersebut berkaitan dengan koefisiennya, sehingga diperoleh : γ = antilog β 1... (4) v = β + β 3... (5) β δ = β + β 3 β 4 ( β + β 3) ρ β β.... (6) =... (7) 3 Sehingga elastisitas substitusi menurut Greene dan Henderson dan Quandt dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : 1 σ =... (8) 1 + ρ Model persamaan (3) diestimasi dengan menggunakan program shazame komputer yaitu dengan metode Ordinary Leas Squares (OLS). Sedangkan untuk mengetahui tingkat signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen yang dianalisis dapat dilihat pada nilai p-valui variabel tersebut baik secara individual (t-test) maupun secara bersama-sama atau serentak (F-test). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Ekonometrik Dalam mengestimasi suatu fungsi produksi dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS) maka hasil estimasinya harus memenuhi asumsi-asumsi klasik. Hasil estimasi industri makanan dan minuman nasional dengan menggunakan OLS menunjukkan terjadinya pelanggaran asumsi klasik berupa multikolinearitas dan serial korelasi positif. Untuk mengobati pelanggaran asumsi klasik ini maka data tersebut dianalisis kembali dengan menggunakan General Least Squares (GLS). Adapun hasil estimasi dengan General Least Squares (GLS) adalah sebagai berikut: Dalam bentuk logaritma (ln) dapat dinyatakan : Ln Q = ln γ v/ ρ ln [δm + ( 1- δ) TK ] + εi... () (Kmenta 1971: 463; Greene 000:331) 05

4 Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 005 Hasil Estimasi Fungsi Produksi Industri Makanan Dan Minuman Nasional Variabel Koefisien Estimasi p-value Ln M Ln TK Ln MTK Konstanta 0,480 0, , ,9696 0,004 R = 0,960 R Adjusted = 0,9594 D-W = 1,969 Tabel tersebut memperlihatkan bahwa semua variabel yang diteliti adalah signifikan pada taraf kepercayaan 99% (α=1%) yang ditunjukkan oleh nilai p-valuenya masing-masing. Analisis Ekonomi Hasil estimasi model penelitian sebagaimana diperlihatkan pada tabel estimasi menunjukkan bahwa koefisien parameter modal (LM) bertanda positif yaitu sebesar 0,48. Hal ini memberi arti bahwa peningkatan modal sebesar 1% akan dapat meningkatkan produksi makanan dan minuman sebesar 0,48%. Ini sesuai dengan teori produksi yang menyatakan bahwa semakin meningkatnya modal yang digunakan dalam suatu proses produksi maka akan dapat meningkatkan produksi. Koefisien regresi varibel tenaga kerja (LTK) juga bertanda positif yaitu 0,49, artinya penambahan tenaga kerja sebesar 1% akan dapat meningkatkan produksi makanan dan minuman nasional sebesar 0,49%. Dari koefisien yang diperoleh dapat dihitung nilai parameter distribusi (δ) sebesar 0,49 yaitu lebih kecil dari 0,5 tetapi lebih besar dari 1 (0< δ<1), artinya persentase pendapatan yang diterima oleh pemilik modal lebih besar dari pada yang diterima pemilik tenaga kerja. Selain itu juga diperoleh nilai parameter skala usaha (v) sebesar 0,97 lebih kecil dari 1 (v<1), artinya industri makanan dan minuman nasional berproduksi pada tahap decreasing return to scale. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan input dalam kegiatan produksi akan menyebabkan tambahan output yang semakin berkurang. Oleh karena nilai parameter substitusi (ρ) adalah sebesar -.04 maka nilai elastisitas substitusi adalah sebesar 1,67. Nilai tersebut adalah lebih besar dari 1 (elastis), artinya substitusi antara modal dan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman nasional adalah relatif mudah. KESIMPULAN 1. Substitusi faktor produksi modal dengan tenaga kerja pada industari makanan dan minuman nasional relatif mudah atau bersifat elastis. Ini berarti bahwa untuk menggantikan barang modal seperti bahan bakar, peralatan mesin dengan tenaga kerja tidak begitu sulit pada industri yang bersangkutan.. Distribusi pendapatan antara faktor produksi modal dan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman nasional lebih besar dinikmati oleh pemilik modal dari pada pemilik tenaga kerja. Saran Mengingat relatif mudahnya substitusi antara modal dan tenaga kerja pada industri makanan dan minuman nasional selama periode penelitian ini, maka perlu adanya pengembangan terutama dengan penambahan jumlah perusahaan makanan dan minuman. Hal ini dilakukan karena merupakan salah satu usaha mengatasi penganggurran terutama selama perekonomian belum stabil, namun dalam jangka panjang yang diperlukan adalah peningkatan sumberdaya manusia. 06

5 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 000. Indikator Industri Besar dan Sedang, Jakarta...., 00. Indikator Industri Besar dan Sedang, Jakarta Burton, H.J (197). Elasticity Substitution in Developing Countries. Research Memorandum No.45. Center for Development Economics, William College, USA. Embang M dan Cahyo Tri, Analisis Efek Substitusi dan Efek Output pada Industari Penggergajian dan Pengolahan Kayu di Kalimantan Tengah. dalam Penelitian Berkala UGM, no.4a, Yogjakarta. Greene. W.H, 000. Econometric Analysis. Prendtice Hall International, Inc, New Jersey. Joesron, T.S dan Fathorrozi. M, 00. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat, Jakarta. Kaneko. Y Industri Pengolahan : Analisis dan Kebijakan dalam Shinichi Ichimura (Editor), Pembangunan Ekonomi Indonesia. UI Press-Jakarta. Kmenta, Jan, (1971). Element of Econometrics. The Mac Millan Compay, New York. Nicholson W, Teori Mikroekonomi, Prinsip Dasar dan Perluasan. Bina Arupa Aksara, Jakarta, Jilid 1. Prima, Roza (1996). Elastisitas Substitusi dan Proporsi Modal dan Tenaga Kerja pada Sektor Industri di Indonesia. Satuan Analisa Funsi Produksi. Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang. 07

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 3) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman

Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 3) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman EKO-REGIONAL, Vol.3, No.2, September 2008 ELASTISITAS MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP TINGKAT PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL (Studi Kasus pada Industri Batik Banyumas) Oleh: Lilis Siti Badriah 1), Nunik

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Analisis Elastisitas Substitusi Tenaga Kerja Dan Modal Suatu Fungsi Produksi Constant Elasticity Of Substitution Analysis Elasticity of Substitution Labor and Capital

Lebih terperinci

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja.

III. METODE PENELITIAN. yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan tenaga kerja. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu PDRB, dan variabel bebas yaitu infrastruktur listrik, infrastruktur jalan, infrastruktur air,

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

Analisis Industri Rotan Jawa Barat dengan Model Constant Elasticity of Substitution (CES) dan Model Cobb-Douglas

Analisis Industri Rotan Jawa Barat dengan Model Constant Elasticity of Substitution (CES) dan Model Cobb-Douglas Trikonomika Volume 9, No. 2, Desember 2010, Hal. 113 123 ISSN 1411-514X Model Constant Elasticity of Substitution (CES) dan Model Cobb-Douglas Fakultas Ekonomi Universitas Dharmawangsa Medan Jln. K.L Yos

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota Malang. Pemilihan obyek penelitian di Kota Malang adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. ANALISIS ELASTISITAS SUBSTITUSI ANTARA TENAGA KERJA TERAMPIL DAN TIDAK TERAMPIL PADA INDUSTRI ROTAN DI DESA TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

Oleh : Suprapto *) Key words : International Standard of Industrial Classification (ISIC), increassing returns to scale. I.

Oleh : Suprapto *) Key words : International Standard of Industrial Classification (ISIC), increassing returns to scale. I. PENGARUH VARIABEL JUMLAH PERUSAHAAN, PEMBELIAN BARANG MODAL TETAP DAN JUMLAH TENAGA KERJA TERHADAP OUTPUT INDUSTRI MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU DI INDONESIA Oleh : Suprapto *) Abstract The study analysed

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1 Sampel, Sumber Data, dan Cara Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan data dari perusahaanperusahaan penggergajian kayu yang tersebar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai kemampuan ekonomi nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka waktu yang cukup lama untuk dapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

ESTIMASI ELASTISITAS PRODUKSI INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS EKONOMI

ESTIMASI ELASTISITAS PRODUKSI INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS EKONOMI ESTIMASI ELASTISITAS PRODUKSI INDUSTRI PENGOLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS EKONOMI Rina Sugiarti 1 Syamsu Rizal 2 1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma rinasugiarti@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan produktivitas tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Jambi Nurfita Sari Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan berlangsungnya proses demografis. Pada tahun 2004, di Jawa. 1,07 persen bila dibanding tahun 2003 (BPS, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan dan jumlah komposisi tenaga kerja tersebut akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik Estimasi model pertumbuhan ekonomi negara ASEAN untuk mengetahui pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN yang menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1985 2005 SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Jenjang Strata

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea

V. PEMBAHASAN Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang Produksi Pupuk Urea V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Produksi Pupuk Urea PT. Pupuk Kujang 5.1.1. Produksi Pupuk Urea ton 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000 - Tahun Sumber : Rendal Produksi PT. Pupuk Kujang,

Lebih terperinci

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai pengaruh pertumbuhan variabel PMTDB, pertumbuhan variabel angkatan kerja terdidik, pertumbuhan variabel pengeluaran pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010: 161) objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Hal ini karena objek penelitian

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 7.1.1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

EFISIENSI PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI MIKRO DI INDONESIA. Asrizal Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

EFISIENSI PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI MIKRO DI INDONESIA. Asrizal Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat EFISIENSI PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI MIKRO DI INDONESIA Asrizal Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstract This research aims to determine the efficiency

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH 56 Intan Alkamalia 1, Mawardati 2, dan Setia Budi 2 email: kamallia91@gmail.com ABSTRAK Perkebunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Spesifikasi Model Kajian dalam tesis ini akan menggunakan model hasil penelitian Lutfi (2007) mengenai pengaruh faktor-faktor institusional dan infrastruktur terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

B A B. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

B A B. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi adalah suatu faktor yang sangat penting bagi penurunan kemiskinan, tetapi bukan satu-satunya penentu. Kebijakankebijakan yang pro-kaum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam waktu jangka pendek biasanya sulit untuk menambah hasil

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam waktu jangka pendek biasanya sulit untuk menambah hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan dengan luar negeri, karena perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek terpenting

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditas kakao dunia tidak ditentukan. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Perusahaan Batik di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Solo pada Tahun 2007

Analisis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Perusahaan Batik di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Solo pada Tahun 2007 Analisis Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Perusahaan Batik di Kampoeng Batik Kecamatan Laweyan Solo pada Tahun 2007 Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S-1 pada Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Lastri Apriani Nurjannah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Lastri Apriani Nurjannah ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN 2001 2015 Oleh: Lastri Apriani Nurjannah 133401016 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi (Jl.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN V.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian Pada awal penelitian, penulis akan menganalisis data secara deskriptif terlebih dahulu. Setelah analisis deskriptif data dilakukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

Lebih terperinci

PEMILIHAN MODEL EFEK TETAP ATAU EFEK RANDOM PADA DATA PANEL PENDAPATAN PT. PLN

PEMILIHAN MODEL EFEK TETAP ATAU EFEK RANDOM PADA DATA PANEL PENDAPATAN PT. PLN PEMILIHAN MODEL EFEK TETAP ATAU EFEK RANDOM PADA DATA PANEL PENDAPATAN PT PLN Faiz Fisher Al Faraby, Yuliana Susanti, Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive

Lebih terperinci

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISIS Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil regresi dan analisis berdasarkan hasil tersebut. Metode estimasi yang digunakan adalah metode Ordinary Least Square (OLS).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh belanja daerah, tenaga kerja, dan indeks pembangunan manusia terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor kehutanan di Indonesia secara komersial dan besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor kehutanan di Indonesia secara komersial dan besar-besaran BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan sektor kehutanan di Indonesia secara komersial dan besar-besaran mulai dilakukan pada akhir tahun 1960-an. Eksploitasi sumber daya hutan tersebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi provinsi jawa tengah dipilih karena Tingkat kemiskinan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi 35 kabupaten/kota dengan objek penelitian adalah tingkat kemiskinan dan faktor penyebab kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Fitri Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jawa Periode tahun karena di Pulau Jawa termasuk pusat pemerintahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penelitian di Indonesia khususnya di Pulau Jawa dengan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur pasar industri gula rafinasi terhadap kinerja perusahaan di dalam industri gula rafinasi. Industri gula rafinasi

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi

BAB 5 PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Ringkasan Hasil Regresi BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Hasil Regresi Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana pengaruh PAD dan DAU terhadap pertumbuhan ekonomi dan bagaimana perbandingan pengaruh kedua variabel tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri atas Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sektor perekonomian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Sampel, Sumber Data dan Pengumpulan Data Penelitian kali ini akan mempergunakan pendekatan teori dan penelitian secara empiris. Teori-teori yang dipergunakan diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan/Desain Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel yang akan diukur serta mengetahui sejauh mana variasi-variasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil Provinsi Jawa Timur sebagai lokasi penelitian untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) dan investasi terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Irham Lihan 1) dan Yogi 2) 1 Fakultas Ekonomi Universitas Lampung 2 Fakultas Ekonomi Universitas Winaya Mukti ABSTRAK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini berisi tentang perkembangan oleokimia dan faktor apa saja yang memengaruhi produksi olekomian tersebut. Perkembangan ekspor oleokimia akan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel

METODE PENELITIAN. tingkat migrasi risen tinggi, sementara tingkat migrasi keluarnya rendah (Tabel 30 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup nasional, yang dilihat adalah migrasi antar provinsi di Indonesia dengan daerah tujuan DKI Jakarta, sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sumberdaya alam (SDA) dan energi sebagai pokok kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya

Lebih terperinci

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Oleh: Ainul Fatwa Khoiruroh (1310100096) Pembimbing: Dr. Setiawan, M.S. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Peneltian dan Definisi Operasional Untuk mempermudah analisis dan memperjelas variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini maka dilakukan variabel operasional

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD. a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Model Regresi dengan Variabel Dependen PAD a. Pemilihan Metode Estimasi untuk Variabel Dependen PAD Cross-section F Pemilihan model estimasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam lingkup wilayah Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005:01 2012:12 yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Ketimpangan Pendapatan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Ketimpangan Pendapatan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Ketimpangan Pendapatan Identifikasi pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap ketimpangan dilakukan melalui analisa data panel dengan model

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan Ryan Z., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan... 187 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data sekunder

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga 53 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga Analisis ini dilakukan dengan memasukkan variabel-variabel independen yang diduga memengaruhi variabel dependen (tabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci