BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PENGEMBANGAN RELIGIUSITAS SISWA DI SMP ISLAM SUBHANAH SUBAH BATANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PENGEMBANGAN RELIGIUSITAS SISWA DI SMP ISLAM SUBHANAH SUBAH BATANG"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PENGEMBANGAN RELIGIUSITAS SISWA DI SMP ISLAM SUBHANAH SUBAH BATANG A. Analisis Peran Guru PAI dalam Pengembangan Religiusitas Siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang Secara teori banyak peran yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru harus mampu berperan sebagaimana mestinya, tidak terkecuali peran guru pendidikan agama islam. Untuk mengetahui peran guru dalam mengembangkan religiusitas siswa, penulis menggunakan metode wawancara dan observasi. Adapun analisis tentang peran guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan religiusitas siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang adalah sebagai berikut: Pertama, Pengelolah Kelas, peran guru tidak lepas dari memberikan pembelajaran terhadap siswa, dengan memberikan pembelajaran maka ilmu dapat tersampaikan. Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah sebagaimana dikutip oleh A. Fatah Yasin bahwa salah satu peran guru yaitu Pengelola Kelas, yaitu pendidik harus mampu mengelola kelas untuk menunjang interaksi edukatif. 1 Seperti yang telah dipaparkan oleh Ibu Musripah peran guru dalam mengembangkan pengetahuan keagamaan siswa yaitu dengan meningkatkan kualitas pembelajaran PAI dan meningkatkan profesionalitas guru PAI, memberikan pemahaman tentang keislaman di kelas, sampai mana teori diaplikasikan dengan menanamkan hlm A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), 85

2 86 akidah (S1 baris 14). Kemudian ditambahkan oleh Ibu Mintarni bahwa peran di dalam kelas dengan memberikan pengajaran menggunakan metode yang mudah dipahami oleh anak (S2 baris 123). Di SMP Islam Subhanah Subah Batang dalam mengembangkan pengetahuan tentang keagamaan serta dalam memperdalam keimanan siswa guru meningkatkan kualitas pembelajaran, peningkatan pembelajaran dilakukan dengan meningkatkan profesionalitas guru, kemudian di dalam pembelajaran guru PAI menggunakan metode pembelajaran yang mudah dipahami siswa. Kedua, Guru PAI sebagai Motivator, pemberian motivasi merupakan suatu daya penggerak di dalam diri siswa yang memberikan dorongan dan memberikan arah kegiatan belajar pada siswa, dengan adanya motivasi diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Menurut Suparlan sebagaimana dikutip oleh Moh. Rasyid dalam buku yang berjudul Guru, bahwa peran guru salah satunya yaitu motivator, memberikan dorongan untuk maju menuju hidup prospektif. 2 Seperti yang dikatakan Ibu Musripah bahwa pemberian motivasi kepada siswa dilakukan agar siswa dapat mengaplikasikan pemahaman agamanya dalam kehidupan sehari-hari (S1 baris 40). Ditambahkan oleh Bapak Taryo peran di dalam kelas yaitu memberikan motivasi arahan kepada siswa (S3 baris 255). Berdasarkan analisis peneliti di SMP Islam Subhanah Subah, peran guru Agama yaitu memberikan motivasi kepada siswa, pemberian motivasi dilakukan 2 Moh. Rasyid, Guru (Kudus: STAIN Kudus Press, 2007), hlm

3 87 pada saat akan memulai pembelajaran dan sebelum mengakhiri pembelajaran. Pemberian motivasi diharapkan mampu memberikan semangat bagi siswa baik pada saat pembelajaran maupun saat diadakan kegiatan keagamaan. Ketiga, Guru PAI sebagai Pembimbing, salah satu peran dari guru PAI yaitu memberi bimbingan kepada siswa, sehingga siswa dapat berperilaku baik menjalankan hidup sesuai dengan ajaran agama dan menjadikan agama sebagai pedoman hidup. Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah sebagaimana dikutip oleh A. Fatah Yasin bahwa salah satu peran guru yaitu sebagai pembimbing, peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik menjadi manusia susila yang cakap, tanpa bimbingan peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya. 3 Seperti diungkapkan oleh Ibu Mintarni bahwa pemberian bimbingan kepada siswa agar siswa dapat berperilaku baik menjalankan hidup sesuai dengan ajaran agama dan menjadikan agama sebagai pedoman hidup, kemudian juga memberikan teladan kepada anak-anak agar anak-anak berbuat sesuai dengan apa yang digariskan oleh agama (S2 baris 161). Berdasarkan analisis peneliti di SMP Islam Subhanah Subah Batang peran guru dalam membimbing siswa sudah terlaksana dengan baik. Guru PAI di sana SMP Islam Subhanah Subah Batang selalu membimbing siswanya agar siswa dapat berperilaku baik menjalankan hidup sesuai dengan ajaran agama dan menjadikan agama sebagai pedoman hidup. 3 A. Fatah Yasin, Op.Cit., hlm

4 88 Keempat, Guru PAI sebagai Teladan, artinya seorang guru harus menjadi contoh bagi para siswa. Pentingnya keteladanan yang dilakukan oleh guru PAI dikarenakan anak-anak secara umum memang suka meniru. Peran guru PAI diharapkan mampu mengubah sikap dan perilaku peserta didik melaui pengajaran dan pelatihan, sehingga siswa dapat memiliki religiusitas yang tinggi. Menurut Menurut Al-Ghazali sebagaimana dikutip Mukhtar dalam buku yang berjudul Desain Pembelajaran PAI, Jika ada pendidik yang mempunyai sifat jelek, maka siswanya secara spontanitas akan meniru atau mencontoh perilaku jelek tersebut dengan mudah, bahkan cenderung melebihi. Pendidik tidak akan mengajarkan nilai-nilai kebaikan apabila dirinya sendiri masih berprilaku jelek. 4 Seperti yang disampaikan oleh bapak Taryo bahwa pemberian keteladanan melalui sikap, tutur kata, perilaku, lewat bahasa tubuh agar siswa dapat meniru (S3 baris 275). Kemudian ditambahkan oleh Ibu Musripah bahwa pemberian teladan kepada siswa, seperti: memakai pakaian yang sopan dan syar i, bertutur kata yang baik, bertingkah laku baik memberi salam ketika bertemu dengan guru, saling tolong menolong, memberikan shodakoh, adanya kegiatan ibadah yang sudah menjadi program sekolah, semisal shalat dhuhur, shlat duhaa, pembacaan doa, dan seterusnya (S1 baris 69). Berdasarkan analisis peneliti bahwa guru PAI di SMP Islam Subhanah sudah menjadi teladan yang baik bagi siswa mereka memakai pakaian yang syar i, memakai jilbab yang syar i yang menjulur sampai ke dada, kemudian murah senyum, ramah, sopan, tutur katanya baik, dan bertingkah laku baik. Sehingga 4 Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI (Jakarta: Misaka Goliza, 2003), hlm. 96.

5 89 dengan melihat guru sebagai contoh siswa dengan tanpa paksaan melainkan kesadarannya sendiri berperilaku baik dan mentaati tata tertib yang ada. Kelima, Memberikan hukuman yang mendidik terhadap siswa yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan dan berakhlak buruk, hukuman merupakan suatu penyadaran agar siswa dapat berperilaku baik. Tentunya hal itu tidaklah mudah, hal yang harus dilakukan oleh guru dalam memberikan hukuman terhadap siswa yaitu hukumaan tersebut mampu memperbaiki perilaku siswa. Dan tidak terlepas dari nilai-nilai pendidikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Mintarni Ketika ada siswa yang berbicara kotor, ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan yang ada di sekolah, maka siswa diberi hukuman berupa hafalan surat atau membersikan tempat sholat dan toilet, memberikan poin serta apabila siswa berkelakuan buruk maka siswa mendapat nilai Akhlak dan nilai kepribadian rendah (S2 baris 170). Berdasarkan analisis peneliti ketika ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan, berakhlak buruk Guru PAI memberikan hukuman dan hukuman yang di berikan oleh guru PAI adalah hukuman yang mendidik, berupa hafalan surat ataupun membersihkan tempat sholat dan membersihkan WC, kemudian apabila siswa berkelakuan buruk maka siswa mendapat nilai Akhlak dan nilai kepribadian rendah dan mendapatkan point. Dari pernyataan di atas dapat dianalisis bahwa peran guru PAI SMP Islam Subhanah Subah Batang dalam mengembangkan religiusitas siswa meliputi: Pengelola Kelas, Guru PAI sebagai Motivator, Guru PAI sebagai pembimbing, Guru PAI sebagai teladan, Guru PAI memberikan hukuman yang mendidik terhadap siswa yang tidak mengikuti kegiatan keagamaan dan berakhlak

6 90 buruk.dalam pengembangan religiusitas siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang, guru PAI telah berperan secara maksimal untuk memenuhi peranan yang berdasarkan keadaan siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang. B. Analisis Perkembangan Religiusitas Siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang Menurut Glock dan Stark, ada lima aspek atau dimensi religiusitas yaitu: a. Religious Belief (the Ideological Dimension) Dimensi Keyakinan yaitu tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatig dalam agamanya. Misalnya dalam agama islam, dimensi keyakinan ini tercakup dalam rukun iman yang terdiri dari iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah iman kepada Rasul Allah, iman kepada hari kiamat, iman kepada takdir. 5 Berdasarkan observasi siswa semangat dalam menjalankan ibadah sholat, siswa membawa mukenah dari rumah, saat membaca tadarus dan pembacaan asmaul khusnah siswa terlihat sangat khusyuk. Dari hasil analisis peneliti bahwa siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang memiliki keimanan yang baik. b. Religious Practice (the Ritual Dimension), Dimensi Praktik yaitu tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya. Dalam agama islam, dimensi ini dikenal dengan Rukun Islam, yaitu: mengucapkan kalimah syahadah, 5 M.A. Subandi, Psikologi Agama dan Kesehatan Mental (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),, hlm

7 91 melaksanakan sholat, membayar zakat melaksanakan puasa bulan Ramadhan dan menjalankan haji bagi yang mampu. 6 Dari observasi Guru PAI memonitoring siswa saat diadakan kegiatan keagamaan, dengan adanya pemantauan maka kegiatan praktik agama dapat berjalan dengan baik, terlihat semua siswa mengikuti kegamaan yang dilaksanakan di SMP Islam Subhanah Subah Batang, meskipun ada beberapa siswa yang terlambat saat dilaksanakan kegiatan. Dengan adanya pemantauan dari guru PAI, maka kegiatan keagamaan dapat berjalan dengan baik dan terlihat semua siswa mengikuti kegiatan keagamaan, meskipun ada beberapa siswa yang terlambat saat mengikuti kegiatan keagamaan. c. Religious Feeling (the Experential Dimension) Dimensi Pengalaman dan penghayatan beragama, yaitu perasaanperasaan atau pengalaman-pengalaman keagamaan yang pernah dialami dan dirasakan. Misalnya merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa atau merasa doa yang dikabulkan, diselamatkan Tuhan dan sebagainya. Di dalam agama islam aspek ini banyak dibicarakan dalam Ilmu Tasawuf. 7 Guru PAI memberikan pengalaman keagamaan dengan mengadakan peristiwa-peristiwa keagamaan, peristiwa tersebut tidak dibiarkan berlalu tanpa diambil pengalaman yang berharga. Kegiatan keagamaan bertujuan agar membina, mengasah, dan mendidik jiwa, oleh karena itu pengaruhnya tidak hanya sebentar. Dari hasil observasi pemberian pengalaman keagamaan 6 Ibid., hlm Ibid., hlm

8 92 dilakukan dengan membiasakan siswa sholat duhaa setiap hari, pembacaan asmaul khusna, pembacaan Al-Qur an juz 30, sholat dhuhur jamaah. Pada saat melaksanakan kegiatan keagamaan siswa merasa senang, dan kegiatan keagamaan yang dilakukan memberi pengalaman keagamaan bagi siswa, seperti diungkapkan oleh Ananda Hidayatul bahwa setelah mengikuti kegiatan keagamaan merasa jadi orang yang lebih baik mbak, dirumah sholate jadi rajin dan menambah pengalaman (S4 baris 329). Kemudian ditambahkan oleh Bandiyah, kalau ada kegiatan peringatan-peringatan seperti itu selalu ikut mbak, senang mbak rame acaranya biasannya ada rebana sama pengajian mbak (S5 baris 354). d. Religious Knowledge (the Intelektual Dimension) Dimensi Pengetahuan yaitu seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam Kitab Suci maupun yang lainnya. Dimensi ini bisa disebut juga sebagai dimensi ilmu. Di dalam agama Islam dimensi ini termasuk dalam pengetahuan Ilmu Fiqh, Ilmu Tauhid, dan Ilmu Tasawuf. 8 Selain memperdalam keimanan siswa dalam pengembangan religiusitas guru PAI juga memiliki peran mentransfer pengetahuan. Dalam menstransfer pengetahuan guru hendaknya menggunakan cara yang mudah dipahami oleh siswa. Di SMP Islam Subhanah penyampaian materi ke siswa sudah baik dan mudah dipahami oleh siswa. Sebagaiman diungkapkan oleh Ananda Hidayatul bahwa Guru PAI jika mengajar mudah dipahami (S4 baris 309). 8 Ibid., hlm

9 93 e. Religious Effect (The Consequential Dimension) Dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran agamanya di dalam kehidupan sosial. Misalnya apakah dia mengunjungi tetangganya yang sakit, menolong orang yang kesulitan, mendermawankan harta dan sebagainya. 9 Dalam pengembangan religiusitas oleh guru PAI langkah selanjutnya yaitu mengembangankan sikap keagamaan, sebagaimana seorang siswa berprilaku dimotivasi oleh ajaran agamanya, jadi pemahaman siswa tidak hanya pada teori saja, akan tetapi siswa juga mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Dalam observasi bahwa sebagian besar dari perilaku siswa selalu mentaati tata tertib sekolah, ketika bertemu saling menyapa, mengikuti nasihat guru, saling tolong menolong, dan menghormati orang yang lebih tua. Hanya sebagian kecil siswa yang terkadang bandel dan susah untuk dinasehati. Di dalam sekolah guru selalu membiasakan siswa untuk berakhlak baik, bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan dan tidak berakhlak baik maka guru memberikan hukuman. Berdasarkan analisis peneliti bahwa siswa SMP Islam Subhanah Subah Batang memiliki akhlak yang baik, terlihat dari akhlak siswa yang mentaati tata tertib sekolah, ketika bertemu saling menyapa, mengikuti nasihat guru, saling tolong menolong, dan menghormati orang yang lebih tua, bagi siswa 9 Ibid., hlm

10 94 yang tidak mengikuti kegiatan dan tidak berakhlak baik maka guru memberikan hukuman. Dari keterangan di atas dapat dianalisis bahwa perkembangan religiusitas siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang dari dimensi keyakinan, dimensi pengetahuan, dimensi praktik, dimensi pengamalan dan dimensi pengamalan sudah baik. Hal tersebut tercermin dari semangat siswa dalam mengikuti kegiatan keagamaan dan sebagian besar siswa memiliki akhlak yang baik. C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengembangan Religiusitas Siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang Berdasarkan data-data terkait dengan peran guru PAI dalam pengembangan Religiusitas di SMP Islam Subhanah Subah Batang terdapat faktor pendukung dan penghambat, beberapa faktor yang mendukung dalam pengembangan religiusitas siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang: a. Suasana Religius di sekolah atau budaya pendidikan di lingkungan sekolah Aktifitas keagamaan sangat mempengaruhi akhlak yang dapat diterapkan dalam diri sendiri. Sekolah menunjang siswanya untuk menuntut ilmu dan memperbaiki sifat-sifat yang buruk agar menjadi baik. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Musripah bahwa SMP Islam Subhanah merupakan sekolah yang berbasis Islam, jadi untuk pelajaran pendidikan agamanya jauh lebih banyak, kemudian banyak sekali kegiatan keagamaan yang diadakan di SMP Islam Subhanah Subah seperti: kegiatan sholat duhaa, kultum, pembacaan asmaul khusna, tilawah Qur an, sholat duhur jamaah kegiatan ekstra BTAQ,

11 95 peingatan hari besar Islam, kegiatan-kegiatan tersebut sangat mendukung dalam pengembangan religiusitas siswa (S1 baris 78). b. Dukungan dari Kepala Sekolah Kepala Sekolah mendukung penuh terhadap pengembangan pendidikan Agama Islam dan upaya penciptaan suasana religius di sekolah, kepala sekolah mendukung program-program dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di SMP Islam Subhanah Subah Batang, sehingga programprogram keagamaan di SMP Islam Subhanah Subah Batang dapat berjalan dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Musripah bahwa adanya dukungan penuh dari kepala sekolah sehingga kegiatan-kegiatan dapat berjalan dengan baik (S1 baris 85). c. Dukungan dan keteladanan dari Bapak/Ibu Guru Guru adalah sosok teladan untuk dirinya dan untuk orang lain dalam hal ini adalah peserta didiknya. Peserta didik akan selalu mengingat apa yang diperbuat gurunya, apa yang diucapkan gurunya artinya adalah segala tindaktanduk dalam interaksi guru di sekolah akan direkam dan dicontoh oleh para peserta didik baik perilaku yang baik maupun perilaku yang buruk yang dilakukan seorang guru. artinya adalah betapa penting dan besarnya pengaruh guru bagi pembentukan karakter peserta didik. Sebagaimana di katakan oleh Ibu Mintarni Faktor pendukungnya yaitu adanya dukungan dari Bapak atau Ibu guru mapel lain, mereka ikut membantu kami dalam mengkondisikan siswa saat diadakan kegiatan keagamaan, kemudian ikut memberi motivasi terhadap

12 96 siswa agar selalu berperilaku baik, kemudian mereka juga memberikan keteladanan yang baik bagi siswa (S2 baris 183). Berdasarkan analisis peneliti Bapak dan ibu guru mapel lain ikut membantu guru PAI dalam melaksanakan kegiatan keagamaan dan kegiatan yang telah diprogramkan oleh guru PAI, kemudian memberi teladan atau contoh melalui tutur kata dan sikap yang baik serta mengikuti kegiatankegiatan keagamaan seperti mengikuti sholat duhaa dan mengikuti sholat dhuhur berjamaah. Menurut analisis peneliti faktor pendukungnya kebanyakan berasal dari dalam sekolah yaitu adanya lingkungan sekolah yang mendukung, adanya dukungan dari kepala sekolah, dan adanya dukungan dari Bapak/ Ibu guru. Lingkungan intitusional yang ikut memengaruhi perkembangan jiwa keagamaan dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti berbagai perkumpulan dan organisasi. Sekolah sebagai institusi pendidikan formal ikut memberi pengaruh dalam membantu perkembangan kepribadian anak. Menurut Singgih D. Gunarsa,yang telah dikutip oleh Noer Rahmah dalam buku Pengantar Psikologi Islam, bahwa pengaruh itu dibagi tiga kelompok, yaitu: kurikulum dan anak, hubungan guru dan murid, hubungan antar anak. Melalui kurikulum yang berisi materi pengajaran, sikap dan keteladanan guru sebagai pendidik serta pergaulan antar teman di sekolah dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik.

13 97 Pembiasaan yang baik merupakan bagian dari unsur pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang. 10 Faktor-faktor penghambat dalam pengembangan religiusitas di SMP Islam Subhanah Subah Batang yaitu : a. Teknologi yang semakin canggih Melihat semakin pesatnya perkembangan teknologi yang mana disamping membawa dampak positif juga banyak membawa dampak negatif, hal ini sangat menghawatirkan terutama bagi pelajar yang masih SMP, apalagi hampir semua siswa yang duduk di bangku SMP sudah memiliki HP yang canggih tidak terkecuali siswa di SMP Islam Subhanah Subah Batang. Siswa dengan mudahnya mengakses informasi yang tanpa batas dan mudahnya mengakses situs-situs yang membahayakan. Hal ini sangat menghawatirkan dan dapat menurunkan moral siswa. Sebagaimana dikatan oleh Bapak Taryo bahwa Faktor penghambatnya itu adanya perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat sehingga anak-anak sekarang walaupun masih SMP tapi menggunakan handpone canggih bisa digunakan untuk membuka internet, dengan mudah mengakses informasi, membuka situs-situs yang membahayakan. Hal tersebut sangat menghawatirkan terutama bagi pelajar (S3 baris 295). b. Kurang luasnya bangunan yang digunakan sebagai tempat sholat. Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah sangat menunjang keberhasilan pendidikan. Salah satu pengembangan religiusitas yaitu dengan 10 Noer Rohmah, Pengantar Psikologi Agama (Yogyakarta: Teras, 2013), hlm

14 98 diadakannya kegiatan sholat. Berdasarkan analisis peneliti bahwa di SMP Islam Subhanah Subah Batang belum memiliki mushola, tempat yang digunakan untuk sholat yaitu menggunakan ruangan yang tidak terlalu luas,karena ruangannya tidak mencukupi maka ketika sholat berjamaah sebagian siswa ada yang sholat di depan ruangan Sebagaimana dikatan oleh Ibu Mintarni bahwa faktor penghambatnya yaitu kurangnya sarana dan prasarana, salah satu pengembangan religiusitas yaitu dengan membiasakan siswa untuk melaksanakan ibadah sholat di SMP Islam Suhanah tempat sholatnya menggunakan ruangan, didepannya memiliki seperti aula dan tidak memiliki atap jadi ketika turun hujan siswa sholatnya bergantian karena ruangannya tidak cukup untuk menampung semua siswa, karena bergantian terkadang siswa jadi malas untuk melaksanakan sholat (S2 baris 193). c. Orang tua yang kurang peduli terhadap keagamaan anak Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam pendidikan anak agar anak menjadi generasi yang memiliki religiusitas yang tinggi. Kedua orang tua harus membekali anak dengan pengetahuan agama, menjadikan agama sebagai pedoman hidup anak. ketika dirumah memberikan teladan dengan perkataan, pebuatan yang baik. Pengaruh kedua orangtua terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu, sebagai intervensi terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut, kedua orangtua diberikan beban tanggung jawab. Ada semacam rangkaian ketentuan ang

15 99 dianjurkan kepada orangtua. Yaitu mengadzankan ke telinga bayi yang baru lahir, mengadakan akikah, memberi nama yang baik, mengajarkan membaca al-quran, membiasakan shalat serta bimbingan lainnya yang sejalan dengan perintah agama. Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam meltakkan dasar perkembangan jiwa keagamaan. 11 Seperti yang dikatakan Ibu Musripah faktor yang menjadi penghambat yaitu kurangnya perhatian dari orang tua, ada beberapa siswa yang orang tuanya bekerja menjadi TKI kemudian ada juga siswa yang kedua orang tuanya sibuk bekerja mereka berangkat pagi dan pulang sore, sehingga orang tua kurang perhatian terhadap keagamaan anak. Anak yang dengan latar belakang keluarga seperti itu biasanya suka mencari perhatian, bandel dan susah dinasehati (SI baris 92). Menurut analisis dari peneliti, kurangnya perhatian dari orang tua membuat siswa mudah menerima apa saja yang ada di lingkungan pergaulan siswa. d. Lingkungan pergaulan peserta didik yang kurang baik. Salah satu faktor penghambat di SMP Islam yaitu ketika ada interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Terkadang disekolahan sudah dididik agar memiliki religusitas yang tinggi, akan tetapi waktu dirumah siswa terpengaruh dengan teman sepergaulan yang memiliki akhlak yang buruk. Sepintas, lingkungan masyarakat bukan merupakan lingkungan yang mengandung unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka, tetapi norma dan tata nilai yang ada terkadang lebih mengikat sifatnya. Bahkan, 11 Jalaluddin, Psikologi Agama Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsipprinsip Psikologi (Jakarta: PT. Raja Grafino Persada, 2012), hlm. 312

16 100 terkadang pengaruhnya lebih besar dalam perkembangan jiwa keagamaan, baik dalam bentuk positif maupun negatif. 12 Seperti dikatakan oleh Ibu Musripah: Saat berada di rumah guru sulit untuk memantau pergaulan siswa, terkadang mereka bergaul dengan anak-anak yang bandel dan nakal sehingga terkadang sifat tersebut di bawa ke sekolah (S1 baris 98). Berdasarkan analisis peneliti bahwa di SMP Islam Subhanah Subah guru PAI selalu membimbing agar siswa berbuat baik. Akan tetapi ketika berada di rumah guru sulit memantau pergaulan siswa, terkadang mereka bergaul dengan anak-anak yang bandel dan nakal sehingga terkadang sifat tersebut di bawa ke sekolah. Berdasarkan analisis peneliti bahwa faktor penghambatnya kebanyakan berasal dari luar sekolah yaitu adanya pengaruh dari perkembangan teknologi, Kurang luasnya bangunan yang digunakan sebagai tempat sholat, Orang tua kurang peduli dengan keagamaan anak, dan lingkungan pergaulan peserta didik yang kurang baik. Dengan adanya faktor penghambat, hendaknya dapat diusahakan supaya guru PAI dapat memaksimalkan peranannya dalam pengembangan religiusitas siswa, segala yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran dapat membawa peserta didik yang memiliki religiusitas tinggi Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama (Bandung: CV Pustaka Setia,2008), hlm.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan pengaruhnya bagi suatu bangsa. Tanpa adanya pendidikan, maka bangsa tersebut akan tertinggal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN A. Analisis Strategi Guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

Lebih terperinci

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA.

BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA. BAB V FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT INTERNALISASI NILAI- NILAI AGAMA DALAM MENINGKATKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMP NEGERI 26 SURABAYA. Suatu kegiatan yang dijalankan pasti menemui kendala-kendala

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing

BAB V PEMBAHASAN. melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter. Pada masing-masing 164 BAB V PEMBAHASAN A. Peran guru sebagai motivator dalam pendidikan karakter pada kurikulum 2013 Dalam perannya sebagai motivator guru memotivasi siswa untuk melakukan pembiasaan dalam pendidikan karakter.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung. Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang

BAB V PEMBAHASAN. 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung. Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang BAB V PEMBAHASAN 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung Karena sifat anak yang suka meniru terhadap orang-orang yang dikaguminya maka dalam pemberian materi saya langsung memberikan contoh-contoh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan 105 BAB V PEMBAHASAN A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya Sebagaimana yang telah di konsepkan dalam penanaman pendidikan karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (supernatural) (Jalaluddin, 2002). Manusia di mana pun berada dan bagaimana pun

BAB I PENDAHULUAN. (supernatural) (Jalaluddin, 2002). Manusia di mana pun berada dan bagaimana pun BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia telah dianugerahkan potensi beragama. Potensi ini berupa kecenderungan untuk tunduk dan mengabdi kepada sesuatu yang adikodrati (supernatural)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN Mengenai analisis dalam bab ini, penulis berpijak pada rumusan masalah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT A. Analisis Bentuk Penyimpangan Perilaku Peserta Didik

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 PEKALONGAN Pada bab ini akan dipaparkan analisis hasil penelitian tentang implementasi pendidikan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak INSTRUMEN PENELITIAN Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI No Indikator Uraian Observasi 1. Profil a. Sejarah MTs Nurul Huda b. Susunan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 35 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak lokasi pasar Pandu Pasar Pandu Banjarmasin timur terletak di jalan Pandu K.M 4,5 kelurahan kuripan dengan batas-batas sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya hidup manusia, kenyataan semacam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masayarakat tidak meragukan figur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruk, memelihara ketertiban dan keamanan, juga memelihara hak orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. buruk, memelihara ketertiban dan keamanan, juga memelihara hak orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu masa dalam tahap perkembangan manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Periode ini dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada Anak Usia Sekolah Dasar di Lingkungan Keluarga Penanaman nilai-nilai keagamaan adalah suatu proses edukatif berupa kegiatan atau usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH BAB IV ANALISIS PERANAN KEGIATAN WAQI AHAN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MADRSAH DINIYAH AL-ITTIHADUL UMMAT DESA PESALAKAN KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG Analisis hasil dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MI WALISONGO PEKAJANGAN Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo Pekajangan Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung 116 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung Budaya Religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia siswa SMP adalah antara 13-16 tahun, pada fase ini seseorang mulai mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi 99 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Peranan guru PAI dalam pembinaan akhlak peserta didik di SD Negeri 2

BAB V PENUTUP. Peranan guru PAI dalam pembinaan akhlak peserta didik di SD Negeri 2 156 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Peranan guru PAI dalam pembinaan akhlak peserta didik di SD Negeri 2 Kalirejo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Paparan Data Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dengan

Lebih terperinci

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN DALAM PENANAMANAKHLAK TERPUJI SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH SYAFI IYAH PROTO 01 KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Implementasi Metode Pembiasaan Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religius (religiosity) merupakan ekspresi spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum yang berlaku. Religiusitas diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Pada bab ini akan dibahas analisis dari hasil penelitian bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui 78 BAB IV PAPARAN DATA A. Deskripsi Data Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dengan topik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian mengenai Upaya Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Keteladanan Guru (Studi Deskriptif Analitik terhadap Siswa dan Guru

Lebih terperinci

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS

LAMPIRAN ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS LAMPIRAN Nama : Alamat : Kelas : ANGKET TENTANG RELIGIUSITAS A. PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah setiap lembar pertanyaan dalam lembar soal ini dengan baik. 2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG Setelah memperoleh data berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara. mengabdi kepada Allah. Dengan mengamalkan ajaran agama, itu

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara. mengabdi kepada Allah. Dengan mengamalkan ajaran agama, itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama adalah suatu kepercayaan yang berisi norma-norma atau peraturan-peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara manusia dengan Sang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Perspektif Islam adalah amanah dari Allah SWT. Semua orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh, berilmu dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan, kecerdasan dan keterampilan manusia lebih terasah dan teruji dalam menghadapi dinamika kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG 45 BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG A. Analisis Materi Pendidikan Akhlak di MI Islamiyah Kluwih Kec. Bandar Kab. Batang Banyak pendapat pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA PEDOMAN OBSERVASI 1. Meninjau secara langsung lokasi penelitian, serta keadaan sekitar lokasi lingkungan sekolah 2. Mengamati tingkah laku atau akhlak di dalam kelas dan diluar kelas 3. Mengamati akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada akhir pembahasan skripsi yang berjudul Studi Komparasi Keberagamaan Mahasiswa PAI UIN Walisongo Semarang Angkatan 2013 yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN 74 BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Karakter Siswa di Madrasah Tsanawiyah YMI Wonopringgo Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari kepribadian yang sebenarnya. 1 Perilaku manusia dapat dikatakan sebagai perwujudan dari kepribadiannya,

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Religiusitas pada Siswa Bermasalah di SMA PGII 2 Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Religiusitas pada Siswa Bermasalah di SMA PGII 2 Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Deskriptif Mengenai Religiusitas pada Siswa Bermasalah di SMA PGII 2 Bandung ¹Fassa Dery Rosdian, ² Susandari 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan product moment dari Pearson, maka dilakukan uji asumsi normalitas dan linearitas. 1. Uji Asumsi Uji

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN Setelah penelitian mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang diperoleh dari hasil wawancara (interview), observasi dan data dokumentasi maka selanjutnya peneliti akan melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG

BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG 71 BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG A. Proses Pendidikan Agama Islam dengan Metode Keteladanan Metode keteladanan dalam Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor kunci yang memegang peranan terbesar dalam kemajuan suatu bangsa dan peradaban. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Mustari, 2014 : 35). Sedangkan menurut ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar mampu menghadapi dinamika perubahan yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini. BAB V PEMBAHASAN Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini. Pada pembahasan ini peneliti akan mendialogkan temuan penelitian di lapangan dengan teori atau pendapat para ahli.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa. mengadakan rapat untuk membuat perencanaan dan merancang

BAB V PENUTUP. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa. mengadakan rapat untuk membuat perencanaan dan merancang 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari keseluruhan data yang penulis uraikan dalam skripsi ini, dapat ditarik kesimpilan sebagai berikut: 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan siswa

Lebih terperinci

RELIGIUSITAS PADA HIJABERS COMMUNITY BANDUNG

RELIGIUSITAS PADA HIJABERS COMMUNITY BANDUNG Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 RELIGIUSITAS PADA HIJABERS COMMUNITY BANDUNG 1 Yunita Sari, 2 Rd. Akbar Fajri S., 3 Tanfidz Syuriansyah 1,2,3 Jurusan Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat 159 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasar pada hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembinaan

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya tindak kriminal dan kejahatan yang dilakukan oleh anak usia sekolah, seperti bullying dikarenakan semakin kaburnya norma moral sehingga diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah dilakukan penelitian, kajian pustaka dan analisis data film Cinta Subuh mengenai nilai-nilai Islami di dalam film tersebut, maka dapat dikatakan bahwa film ini banyak

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi ranah afektif

Lebih terperinci

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN 14 Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman..... 98 Tabel 14 : Pengaruh intensitas santri dalam kegiatan pendidikan pesantren dengan religiusitas santri... 101 BAB I PENDAHULUAN Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kegiatan amaliah dan diniah penting untuk diterapkan di sekolah sebagai wujud pembiasaan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, terlebih untuk anak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung. Metode merupakan sebuah cara yang akan dilaksanakan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil dari penelitian tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Budaya Keagamaan di SMAN 1 Rejotangan Tulungagung berupa data penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data ini dikumpulkan dari Unit Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya memiliki keberagamaan, dan hal tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya memiliki keberagamaan, dan hal tersebut berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada umumnya memiliki keberagamaan, dan hal tersebut berupa kecenderungan untuk Kepercayaan pada suatu kekuatan Transenden yang menimbulkan cara hidup

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim 69 BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim Dengan berdirinya komplek Perumahan Villa Citra Bandar Lampung, terbentuklah PKK

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH a. Apa saja bentuk pembiasaan khususnya pembiasaan berakhlak yang dilakukan pihak sekolah dalam membentuk karakter siswa? b. Bagaimana proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan manifestasi dari pranata sosial yang memberikan kontribusi besar bagi pola pikir maupun tuntunan berpijak dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Penelitian Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai upaya madrasah dalam menanggulangai pengaruh negatif teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. 1. Data Perencanaan Budaya Religius

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. 1. Data Perencanaan Budaya Religius BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Data Perencanaan Budaya Religius Perencanaan merupakan proses awal dalam menentukan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dalam suatu program sehingga

Lebih terperinci