BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSDIKLAT TENIS LAPANGAN BALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSDIKLAT TENIS LAPANGAN BALI"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSDIKLAT TENIS LAPANGAN BALI Pada Bab II ini akan dijabarkan mengenai tinjauan pustaka mengenai Olahraga tenis lapangan dan hal-hal yang berhubungan dengan tenis lapangan, dan tinjauan dan studi proyek sejenis mengenai objek sejenis juga dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan kedepanya Pengertian PUSDIKLAT Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lampiran IV, PUSDIKLAT merupakan pusat pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan Wawancara dengan Sekretaris Umum PELTI Bali, Bapak Susrama Putra (Putra, 2015), PUSDIKLAT merupakan sebuah Pusat pendidikan dan pelatihan yang mengkhususkan dalam bidang tertentu. Dimana PUSDIKLAT dapat memfasilitasi para pesertanya untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan. Fasilitas PUSDIKLAT tentunya akan menyediakan dan melayani para peserta didik dengan 7

2 melengkapi segala kebutuhan para peserta, seperti Fasilitas dan perlengkapan yang mendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan, penginapan, konsumsi, dan lain sebagainya Tinjauan Olahraga Tenis Lapangan Pada Tinjauan olahraga Tenis Lapangan ini akan digabahas mengenai pengertian tenis dan organisasi olahraga tenis lapangan Pengertian Tenis Lapangan Menurut Kamal (2011: 72) Olahraga tenis merupakan sebuah olahraga yang dapat dilakukan oleh sepasang orang (satu lawan satu) ataupun dilakukan oleh 4 orang sekaligus (dua lawan dua). Perlengkapan yang diperlukan dalam bermain tenis lapangan anatar lain : raket, bola tenis, dan sebuah net yang di pasang membentang di tengah tengah lapangan. Olahraga tenis merupakan salah satu olah raga yang cukup popular salah satu alasanya adalah tenis lapangan dapat dilakukan oleh seuruh lapisan usia, baik dari usia dini hingga usia dewasa/tua. Olahraga tenis berawal dan mengalami perkembangan di inggris pada abad 19 dan kini telah meluas keseluruh dunia bahkan dengan kepopulerannya kini, telah menjadi salah satu cabang olahraga di ajang olimpiade Organisasi Olahraga Tenis Lapangan Sebagaimana yang dikutip dari Yudoprasetio (1981: 8) Cabang olahraga tenis memiliki suatu organisasi yang disebut PELTI. PELTI adalah kepanjangan dari Persatuan Lawn Tenis Indoneisa. Organisasi PELTI ini memiliki seuatu dewan pimpinan berkedudukan di Jakarta yang disebut Pengurus Besar (PB). PELTI tersebar di seluruh daerah-daerah tingkat I yang kemudian disebut dengan PELTI Daerah, kemudian juga terbagi menjadi cabang-cabang PELTI di daerah tingkat II, artinya PELTI daerah tingkat I beranggotakan cabang-cabang PELTI daerah tingkat II. 8

3 Dari yang dikutip dari laporan Pengurus PELTI Bali masa bhakti , dapat diketahui bahwa terdapat Sembilan pengurus Kabupaten / Kota dibawah naungan PELTI Bali, yaitu : a) Pengurus Kabupaten Klungkung b) Pengurus Kabupaten Karangasem c) Pengurus Kabupaten Jembrana d) Pengurus Kabupaten Bangli e) Pengurus Kabupaten Gianyar f) Pengurus Kabupaten Tabanan g) Pengurus Kabupaten Buleleng h) Pengurus Kabupaten Badung i) Pengurus Kota Denpasar Dengan adanya PELTI diharapkan pengelolaan tenis di Indonesia dapat berkembang dengan baik, baik dari segi pengelolaan maupun dalam bentuk penyediaan sarana tenis. Sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki oleh PELTI Bali, yaitu : A. Visi Terbentuknya atlet tenis putra maupun putri Bali masuk dalam lima besar peringkat nasional B. Misi 1) Pembinaan pemain usia dini 2) Menyelenggarakan turnamen tenis tingkat daerah dan nasional baik junior maupun senior 3) Menjalin hubungan dengan mitra (sponsor dan donatur) 4) Mendodrong pemain junior dan senior untuk mengikuti pertandingan pada kejuaraan di luar daerah Dalam proses peningkatan prestasi tenis, pihak PELTI perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 9

4 A. Analyst, merupakan orang yang mampu dalam hal hal : 1) Menilai kemampuan dan keahlian seorang atlit 2) Dapat menganalisis permasalahan yang menyebabkan terhambatnya perkembangn atlit 3) Mampu menganalisa jalanya sebuah pertandingan 4) Menganalisa titik lemah atlit saat pertanding B. Coach / Pelatih, merupakan seorang yang dapat memberikan pembinaan dan pelatihan para atlet, dimana pelatih telah dinilai dan dianalisis bahwa telah memenuhi syarat-syarat dan layak dalam melatih C. Instructor / instruktur, merupakan seorang guru yang mengetahui ilmu dasar tenis dan paham tentang teknik tenis lapangan, serta dapat memperagakannya. D. Practice, merupakan seorang pelatih yang membantu seseorang-atlet menerapkapn pelajaran dan peragaan yang diberikan oleh guru tenis Adapun landasan ajaran yang disebut dasar kurikulum, sebagai berikut : 1) Racket Control, ajaran dasar tentang penggunaan raket yang benar dan pemain dapat melakukan pukulan dengan baik dan benar 2) Ball control, ajaran dasar untuk menguasai bola tenis 3) Pengamatan terhadap bola 4) Dapat mengatur posisi yang baik dan benar terhadap bola yang akan dipukul 5) Stroke Production, ajaran dasar mengenai tatacara pemukulan bola baik dilakukan dengan cara backhand, forehand dan serve 2.3. Tinjauan Lapangan Tenis Perencanaan dan perancangan lapangan tenis tentunya harus megetahui standar-standar lapangan tenis yang perlu diketahui, antara lain : 10

5 Lokasi Menurut Walsh (1912: 7) pemilihan lokasi untuk lapangan tenis harus memperhatikan pencahayaan. Lapangan harus dibangun pada lokasi lahan yang selalu mendapatkan pencahayaan yang baik, namun harus menghindari lokasi lahan yang pencahayaanya terlalu terang karena dapat menyebabkan silau dimana akan menyulitkan para pemain tenis untuk melihat dan memperhatikan bola, maka orientasi yang baik untuk pencahyaan yang baik adalah arah utara-selatan. Penggunaan latar belakang dedaunan merupakan kesalahan pada pemilihan latar belakang dimana menyebabkan sulitnya melihat bola, jika penggunaan latar belakang langit akan lebih mudah dalam melihat bola (lihat gambar 2.1). Lokasi lapangan tenis juga sebaiknya memperhatikan sifat tanah apakah tanah yang keras atau lunak, selevel dengan drainase alami dimana diusahakan memiliki kemiringan 1-1,1 % setidaknya dapat mengalirkan air kedalam tanah, dan usahakan mengihndari pada lokasi yang miring, dimana dapat memungkinkan adanya gundukan tanah yang mengarah ke arah lapangan. Gambar : 2.1 Latar belakang lapangan tenis Sumber : How to make a tennis court (1912: 7) Jenis Lapangan Jenis lapangan yang akan dibahas berdasarkan ruangnya dan penutup dasarnya. A. Jenis Lapangan Olahraga Berdasarkan Ruangnya 11

6 yaitu : Menurut Kamal (2011: 52), lapangan olahraga dapat dibagi menajdi 2 jenis, 1) Lapangan Outdoor/ Luar Ruang Lapangan luar ruang yang umunya ditemukan dapat berupa lapangan tenis, bulu tangkis, basket, voli, futsal, dan lainya. Lapangan luar ruang memiliki jenis yang beragam sesuai dengan fungsi olahraga yang ditampung didalamnya. Lapangan luar ruang disebut demikian dikarenakan lapangan luar ruang tidak dilindungi oleh atap, sehingga lapangan bersifat terbuka, terang, serta tidak memiliki batas ketinggian. Terdapat lapangan luar ruang yang diberikan pembatas yang mengelilingi lapangan tersebut, dapat berupa jarring/kawat namun terdapat juga lapagan luar ruang yang tidak diberikan batas keliling. Untuk pemutup dasar lapangan dapat berupa perkerasan berbahan semen ataupun pengerasan beton dengan kombinasi warna, berguna untuk pembeda antara area olahraga satu dengan yang lainya. Jenis-jenis penutup dasar/tanah pada lapangan luar ruang dapat berupa grass court (rumput), clay court (tanah liat), dan hard court (beton,semen) dimana masingmasing penutup dasar lapangan tersebut dapat mempengaruhi permainan/olahraga yang dilakukan. Lapangan tenis outdoor dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Gambar lapangan tenis outdoor Sumber : 12

7 2) Lapangan Indoor / Dalam Ruang Lapnagn dalam ruang tidak terlalu jauh berbeda dengan lapangan luar ruang jika ditinjau dari fungsinya yaitu sama-sama dapat digunakan untuk berbagai jenis olah raga. Perbedaan yang mencolok antara lapangan dalam ruang dan luar ruang adalah terdapatnya dinding dan atap yang permanen pada lapangan dalam ruang.sehingga memungkinkan kegiatan olahraga tidak terganggu oleh kondisi cuaca yang ada diluar. Lapangan tenis indoor dapat dilihat pada gambar 2.3. Dengan adanya atap pada lapangan dalam ruang, adanya standar khusus pada ketinggian langit-langit yang perlu diperhatikan sesuai dengan fungsi olahraga yang terwadahi didalamnya. Lain halnya dengan lapangan luar ruang dimana cahaya dan sirkulasi udara bebas masuk, pada lapangan dalam ruang pencahayaan dan penghawaan sangat penting peranya dalam membantu kelancaran dan kenyamanan olahraga. Dengan perencanaan yang baik pencahyaan dan penghawaan buatan dapat digunakan seminimal mungkin yang akan berdampak pada penghematan energi. Salah satu contoh lapangan dalma ruang yang sering dijumpai adalah Gedung Olah Raga (GOR). Gambar 2.3 Gambar lapangan tenis Indoor Sumber : 13

8 B. Jenis Lapangan Tenis Berdasarkan Penutup Dasar Menurut saviano (2007: 6), lapangan tenis dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu : clay court, grass court, dan hard court. Lapangan Rumput (grass) dan tanah liat (clay) merupakan jenis lapangan yang jarang digunakan dibandingkan lapangan Keras (hard) dikarenakan mahalnya perawatan lapangan rumput dan tanah liat. 1) Clay Court / Lapangan tanah Liat Aspek yang perlu diperhatikan pada penggunaan lapangan tanah liat adalah perlunya mempertahankan tingkat kelembaban tanah liat. Jika tanah liat terlalu basah, lapangan akan manjadi lengket, sedangkan jikat terlalu kering akan mengeras. Perlunya penyiraman yang rutin pada waktu yang ditentukan. Cara lainnya dapat dilakukan dengan system pipa bawah tanah yang mengalirkan air ke tanah. Bermain tenis di lapangan tanah liat tentunya memberikan perbedaan pada permainan di lapangan keras. Perbedaanya terletak pada dapat terjadinya meluncur pada saat melakukan pukulan bola dimana merupakan manfaat yang dimiliki lapangan tanah liat. Contoh lapangan tenis tanah liat dapat dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4 Gambar lapangan tenis Roland Garros menggunakan tanah liat (clay court) Sumber : tenispiramidi.blogspot.com 14

9 2) Grass Court / Lapangan rumput Permainan pada lapangan tenis rumput juga memiliki perbedaam yang cukup mencolok, yaitu pantulan bola yang kurang baik dan arah bola yang tidak menentu akibat permukaan rumput yang tidak rata serta laju bola yang lebih cepat. Perancangan lapangan tenis rumput memiliki kemiripan pada teknik yang digunakan pada perancangan rumput pada lapangan golf yaitu mempersiapkan dasar tanah yang keras, diikuti dengan lapisan bahan drainrock kemudian diikuti oleh lapisan tanah yang mudah dialiri air. Lapangan rumput baik digunakan pada kondisi cuaca yang hangat. Contoh lapangan tenis rumput dapat dilihat pada gambar 2.5 seperti berikut Gambar 2.5 Gambar lapangan tenis rumput (grass court) Sumber : meganadams12.wordpress.com 3) Hard Court / Lapangan Keras Lapangan keras umumnya terbuat dari aspal ataupun beton. Lapangan keras inilah yang paling umum tersedia dikarenakan mudah dalam perawatanya. Lapangan keras memberikan pengaruh berupa : a) Kecepatan bola yang lebih lambat dibandingkan lapangan rumput, namun lebih cepat dibandingkat tanah liat. b) Pantulan bola yang lebih tinggi karena permukaan yang lebih keras 15

10 c) Arah pantulan bola sangat mudah diprediksi karena permukaan yang sangat datar Lapangan keras (hard court) dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut. Gambar 2.6 Gambar lapangan tenis keras (hard court) Sumber : Lapangan keras umumnya dianggap sebagai permukaan yang dianjurkan oleh ITF (international tennis federation) karena lebih baik untuk semua jenis permainan Ukuran Lapangan Tenis Menurut International Tennis Federation Rules (2014: 2) lapangan tenis harus berbentuk persegi panjang, dengan panjang 78 kaki (23,77 meter) dan untuk pertandingan tunggal, lebar 27 kaki (8,23 meter) sedangkan untuk pertandingan ganda, lapangan harus berukuran lebar 36 kaki (10,97 meter) Lapangan akan dibagi ditengah oleh jaring yang dikuatkan dengan kabel atau logam yang akan melewati kedua pos net pada ketinggian 3,5 kaki (1,07 meter). Net harus sepenuhnya diperpanjang sehingga benar-benar mengisi ruang antara dua pos net dan lubang-lubang net yang harus dipastikan cukup kecil agar memastikan bola tidak tembus melewati lubang net. Ketinggian net harus 3 kaki (0,914 meter). Pada pertandingan ganda, pusat post net harus memiliki ketinggian yang sama yaitu 3 kaki (0.914 meter). 16

11 Garis-garis pada ujung lapangan disebut baseline dan garis-garis di sisi lapangan disebut sideline. Dua jalur akan ditarik antara sideline tunggal, 21 kaki (6.40 meter) dari setiap sisi net dan sejajar dengan net. Garis-garis ini disebut dengan service line. Disetiap sisi net, daerah antara service line dan net akan dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Setiap baseline akan dibagi menjadi dua dengan tanda pusat (centre mark), 4 inci (10 cm) panjangnya. Semua garis lapangan harus dari warna yang sama, jelas dan kontras dari warna permukaan lapangan. Ilustrasi denah lapangan tenis dapat dilihat pada gambar 2.7. Gambar : 2.7 Gambar ilustrasi denah lapangan tenis Sumber : ITF Rules of Tennis

12 Berdasarkan (2015), Lapangan tenis indoor memeiliki ketinggian minimal mencapai 10,67 meter. Sedangkan untuk lapangan turnamen memiliki ketinggian minimal meter. Dalam membantu permainan, menurut Jones dan Buxton (1995: 101) terdapat system zone yang membagi lapangan menurut area melakukan teknik bermain tenis lapangan (Gambar 2.8). Gambar 2.8 Gambar sistem zone Sumber : Belajar tenis untuk pemula (1995: 101) 1. Area ini merupakan area untuk melakukan pukulan jarak jauh 2. Lakukan pukulan bola menyerang pada area ini 3. Area yang membutuhkan kesigapan dalam melihat bola dan diikuti pergerakan menuju net 4. Teknik volley mulai dilakukan pada area ini 18

13 5. Tetap berfokus pada teknik volley pada area ini dan terus bergerak kedepan mendekati net 6. Area yang ideal dalam melakukan finishing volley Pembatas Lapangan (backstop) Menurut Walsh (1912: 16) berbagai macam pembatas lapangan dapat digunakan pada lapangan tenis dan efek dekoratif harus dipertimbangkan dalam menata lapangan. Jaring pembatas/pagar minimal memiliki jarak 15 kaki (4,6 meter) dari belakang garis lapangan, namun jarak 21 kaki (6,4 meter) dianggap jarak standar batas pagar perlombaan atau turnamen. Jaring batas/pagar minimal memiliki ketinggian 10 kaki (3,5 meter), namun tinggi yang dianggap cocok yaitu 15 kaki (4,6 meter). Sedangkan menurut Neufert (2002: 159) ruang kosong pada sisi lapangan selebar 3.,65 meter. Pembatas pagar lapangan dapat dilihat pada gambar 2.9 seperti berikut. Gambar : 2.9 Gambar pembatas pagar lapangan Sumber : Making a Tennis Court (1912: 16) Terdapat beberapa bentuk pembatas lapangan sebagai berikut : 19

14 1) Pembatas lapangan / backstop net dimana seluruh lapangan dikelilingi oleh pembatas lapangan, dengan ukuran setidaknya tidak kurang dari 60 kaki (18.2 meter) x 120kaki (36.5 meter) (gambar 2.10) Gambar : 2.10 Ilustrasi backstop net tertutup Sumber : Making a Tennis Court (1912: 16) 2) Jenis backstop-net (gambar 2.11) gambar dibawah menyediakan sisa ruang yang terbuka pada kedua sisi Gambar : 2.11 Gambar ilustrasi backstop-net kedua sisi terbuka Sumber : Making a Tennis Court (1912: 17) Keterangan : kaki : 36,5-39,6 meter 32 kaki : 9,7 meter 48 kaki : 14,6 meter 8 kaki : 2,4 meter 20

15 3) Jenis backstop-net yang paling ekonomis, namun dengan bukaan dikedua sisi yang lebar sulit untuk menyaring pukulan bola liar (gambar 2.12) Keterangan : kaki : 36,5-39,6 meter 16 kaki : 4,8 meter 48 kaki : 14,6 meter Gambar : 2.12 Gambar ilustrasi backstop-net paling ekonomis Sumber : Making a Tennis Court (1912: 17) Storage / Gudang Penyimpanan Menurut saviano (2007: 13) sudah umum diketahui bahwa kebutuhan akan fasilitas penyimpanan pada sebuah lapangan tenis. Tempat penyimpanan ini berguna untuk penyimpanan barang-barang keperluan tenis seperti mesin bola atau keranjang hingga perlengkapan pembersihan perawatan lapangan. Gudang penyimpanan juga berguna sebagai peletakan barang-barang elektrikal Pencahayaan Lapangan Menurut saviano (2007: 13) pada lapangan tenis faktor cahaya sangatlah penting dalam membantu pebgelihatan pada bola saat proses permainan tenis berlangsung, baik latihan ataupun pertandingan tenis. Pencahayaan lapangan tenis yang baik perlu memperhatikan diagram fotometrik dari pola pencahayaan yang 21

16 dapat diberikan pada lampu pada lapangan tenis. untuk menghindari zona gelap terjadi, perlu memperhatikan pedoman intensitas cahaya dalam footcandles : d) 50 + footcandles pencahayaan yang cukup menerangi lapangan tenis privat. e) 70 + footcandles merupakan pencahayaan paling baik, biasanya cocok pada ajang turnamen tenis Tinjauan Fasilitas Sejenis Tinjauan fasilitas sejenis dalam hal ini merupakan fasilitas pendidikan dan pelatihan Tenis akan digunakan sebagai acuan dan perbandingan antara satu dengan yang lainya, demi mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang diinginkan. Tinjauan proyek sejenis yang berhasil didapatkan seperti : Sekolah Tenis Lapangan Dharma Praja Sekolah tenis lapangan Dharma Praja berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Denpasar, Bali. Dilihat dari segi lokasi, penempatan sekolah dan lapangan tenis ini dapat dikatakan strategis, dimana dekat dengan Lapangan kota Lumintang. Sesuai dengan hasil wawancara oleh Bapak Made Arsana selaku pelatih tenis lapangan sekolah dharma praja dan lembaran kurikulum sekolah tenis lapangan dharma praja, sekolah Dharma Praja ini memberikan pendidikan dan pelatihan Tenis lapangan. Kegiatan pelatihan tenis lapangan masih berlangsung hingga kini. Salah satu persyaratan penerimaan siswa memiliki kriteria umur minimal 5 tahun dan dapat lulus tes pra seleksi yang dilakukan pihak sekolah. Sekolah Dharma Praja memiliki program / jadwal latihan sebanyak 3x dalam seminggu dimana setiap harinya pelatihan dilakukan selama 2 jam sehari dan dibagi menajdi 2 grup yakni grup pagi yang dilaksanakan pada hari seninm, rabu, jumat pukul sampai dengan pukul Wita, Sedangkan untuk Grup Sore pada hari selasa, Kamis dan sabtu mulai pukul sampai dengan pukul Wita. 22

17 Lama pendidikan tenis lapangan sekolah dharma praja ini yaitu selama 3 tahun dimana dibagi berdasarkan tingkatan atau jenjang pendidikan yang diterapkan, yaitu : 1) Pendidikan dasar : 1 tahun 2) Pendidikan Menengah : 1 tahun 3) Pendidikan lanjutan : 1 tahun Setelah 3 tahun peserta diharapkan telah terampil dan dapat bermain tenis, dan apabila ingin meningkatkan prestasi dipersilahkan untuk bergabung dengan klub-klub yang ada. Fasilitas-fasilitas yang tersedia dari hasil pengamatan dan observasi antara lain : 1) Lapangan Tenis Outdoor Lapngan Tenis Outdoor berjumlah 2 lapangan (Gambar 2.13). Untuk penggunaanya sering digunakan untuk pelatihan tenis bagi para peserta didik sekolah dharma praja dan klub-klub tenis yang sehari-hari rutin menggunakanya. Gambar : 2.13 Foto Lapangan Tenis Oudoor Sumber : Observasi, ) Lapangan Tenis Indoor Lapangan tenis indoor memiliki jumlah yang sama dengan jumlah lapangan tenis outdoor yaitu berjumlah 2 buah lapangan yang masingmasing lapangan juga berfungsi sebagai pelatihan tenis yang umumnya bagi para anak-anak seperti yang dapat dilihat pada gambar

18 Gambar : 2.14 Foto Lapangan Tenis Indoor Sumber : Observasi, ) Tribun Penonton Tribun penonton ini terletak pada lapangan tenis indoor pada bagian sisi selatan dan outdoor pada bagian sisi barat lapangan dengan kapasitas penonton sebanyak ± 500 orang seperti yang dapat dilihat pada gambar (1) (2) Gambar : 2.15 Foto tribun penonton indoor (1) dan outdoor (2) Sumber : Observasi, ) Ruang Sekolah Tenis lapangan Dharma Praja Ruang ini merupakan ruangan yang digunakan untuk pengelola sekolah tenis dan penyimpanan arsip-arsip sekolah. Ruang Sekolah Tenis lapangan Dharma Praja dapat dilihat pada gambar

19 Gambar : 2.16 Foto ruangan pengelola sekolah Dharma Praja Sumber : Observasi, ) Fasilitas Pendukung Fasilitas pendukung yang ada seperti : Kantin, Toilet, dan gudang (Gambar 2.17) (1) (2) Gambar : 2.17 Foto (1) Kantin dan (2) Bangunan yang berfungsi sebagai Gudang dan Toilet Sumber : Observasi,

20 A. Kesimpulan studi banding pada sekolah tenis lapangan Dharma Praja Tabel : 2.1 Kesimpulan studi banding sekolah tenis lapangan dharma praja No Nama Lokasi Fungsi Batasan umur Fasilitas a) Lapangan tenis indoor (hardcourt) 2 buah b) Lapangan tenis indoor (hardcourt) 2 buah 1 Sekolah c) Tribun Jalan Gatot tenis Sekolah penonton Subroto, lapangan tenis Minimal 5 tahun indoor dan Denpasar, Dharma lapangan outdoor Bali Praja d) Ruang pengelola sekolah tenis Dharma Praja e) Fasilitas penunjang : kantin, gudang dan toilet Sumber : Observasi,

21 IMG Academy : Nick Bollettieri Tennis Berdasarkan sumber (2015) Pelatihan program tenis IMG Academy Bollettieri Tennis menetapkan standar yang sama dengan semua akademi tenis yang ada. Akademi ini dapat dikatakan merupakan pelopor dalam industri sejenis dan telah mengembangkan juara di setiap tingkat permainan dan terus menghasilkan pemain yang memiliki keterampilan teknis, taktis, fisik dan mental. Pendidikan dan kedisiplinan merupakan landasan utama pada IMG academy, dengan menyediakan fasilitas dan alat-alat yang dibutuhkan oleh para siswa untuk berlatih dan mengahadapi kesulitasn-kesulitan yang didapat serta membantu para pemain muda hingga dewasa untuk mendapatkan keberhasilan dalam dan luar lapangan. Terdapat beberapa program-program pendidikan dan pelatihan yang ada pada akademi ini, yaitu : A. Program Dewasa Program IMG Academy tenis tingkat dewasa menyediakan instruksi olahraga, persaingan dan peningkatan kondisi fisik yang diberikan oleh tim IMG acadmy profesional dan pelatih ahli yang bertanggung jawab untuk persiapan turnamen-turnamen tenis.program IMG academy memanfaatkan system pelatihan Nick Bollettieri yang memberikan pendidikan dan pelatihan dasar tenis dan tingkat lanjut seperti bagaimana langkah untuk menjadi pemain yang lebihi baik melalui pelatihan, matchplay dan sesi strategi dan pada setiap sesi pelatihan memiliki beberapa focus pada perkembangan permainan seperti footwork, keterampilan teknis, serving, keterampilan menyerang dan lainya. Pelatihan dapat diadakan selama 1 hari, setengah hari, 3hari, dan 5 hari yang tersedia sepanjang tahun. Peserta-pemain dapat memilih berapa lama ingin berlatih dilapangan untuk meningkatlan keterampilan dan keahlian. 27

22 B. Program Masa Muda Junior Pada IMG Academy memiliki sebuah program yang diperuntukan bagi siswa-pemain tenis yang masih tergolong muda yang dibagi menajdi 3 tingkatan yang memiliki level pendidikan yang berbeda, yaitu : Sekolah Dasar, Sekolah menengah pertama-atas, dan Program setelah kelulusan Fasilitas-fasilitas yang tersedia berupa : Lapngan tenis indoor dan outdoor, ruang gym, klinik olahraga, clubhouse dinning room / ruang makan, ruang makan junior dapat dilihat pada gambar 2.18 hingga gambar Gambar : Indoor Tennis Center Sumber : Gambar : Lapangan Tenis Outdoor Sumber : 28

23 Gambar : 2.20 Ruang Gym Sumber : Gambar : 2.21 Sport Therapy Center / Klinik Olahraga Sumber : 29

24 Gambar : 2.22 Clubhouse Dining Room Sumber : Gambar : 2.23 Junior Dining Room Sumber : 30

25 B. Kesimpulan studi proyek sejenis pada IMG Academy : Nick Bollettieri Tennis Tabel 2.2 Kesimpulan studi proyek sejenis IMG Academy : Nick Bollettieri Tennis No Nama Lokasi Fungsi Batasan umur Fasilitas a) Lapangan Tenis indoor dan 1 outdoor Dewasa & Junior hardcourt IMG 34th St W, (Sekolah Dasar, b) Ruang kebugaran Academy : Bradenton, Akademi Sekolah / gym Nick Florida, Tenis menengah c) Klinik olahraga Bollettieri Amerika Lapangan pertama-atas, dan d) Ruang Makan Tennis Serikat Program setelah e) Clubhouse kelulusan) dinning room / ruang makanpertemuan Sumber : Sekolah Atlet Ragunan Sekolah Atlet Ragunan merupakan sebuah fasilitas lembaga pendidikan yang khusus diperuntukan bagi para olahragawan untuk meningkatkan prestasi. Sekolah Ragunan yang berlokasi di jl. Harsono RM, Komplek GOR Ragunan, pasar minggu Jakarta selatan, Indonesia. Dari hasil wawancara yang didapat dengan salah satu siswa sekolah atlet ragunan, para siswa mendapatkan pendidikan akademik dan pelatihan tenis lapangan dimana, tersedia kelas dan Lapangan untuk pelatihan tenis, dimana pendidikan yang didapat selain teori olahraga tenis juga mendapatkan materi akademik lainya 5hari dalam seminggu, sedangkan pelatihan tenis di lapangan dilakukan hamper setiap hari, dan untuk pelatihan pagi dilakukan pada hari Rabu dan Jumat. 31

26 Fasilitas yang tersedia pada sekolah ragunan yang berkaitan dengan olahraga tenis antara lain : lapangan tenis yang berjumlah 2 buah lapangan tenis outdoor, asrama atlet, ruang kelas belajar, serta fasilitas pelengkap seperti toilet, ruang peralatan (inventory) dan gudang seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.24 hingga gambar 2.27 berikut. Gambar : 2.24 Foto Lapangan tenis Sekolah Ragunan Sumber : Observasi, 2015 (1) (2) (3) Gambar : 2.25 Foto (1) Toilet (2) Ruang Peralatan (3) Gudang Sumber : Observasi,

27 Gambar : 2.26 Foto Ruang kelas belajar siswa alet ragunan Sumber : Observasi, 2015 (1) (2) Gambar : 2.27 Foto (1) Asrama Siswa atlet Ragunan (2) Wisma Atlet Sumber : Observasi,

28 C. Kesimpulan studi proyek sejenis pada sekolah atlet ragunan Tabel 2.3 Kesimpulan studi proyek sejenis sekolah tenis ragunan No Nama Lokasi Fungsi Batasan umur Fasilitas a) Lapangan tenis outdoor 1 hardcourt Jl. Harsono b) Ruang kelas RM, Komplek Sekolah belajar siswa - GOR menengah Sekolah Sekolah atlet ragunan Ragunan, pertama (SMP) atlet atlet - c) Ruang pasar minggu dan sekolah ragunan tenis penunjang : Jakarta menengah atas toilet, ruang selatan, (SMA) peralatan dan Indonesia gudang d) Asrama / wisma Atlet Sumber : Observasi, Pusdiklat Tenis Semen Gresik (Pusdiklat SG) Pusdiklat Semen gresik ini terletak di Gresik, Jawa Timur. Diadakannya Pusdiklat Tenis SG ini merupakan hasil dari kepedulian Perusahaan Semen Nasional PT Semen Gresik terhadap peningkatan prestasi olahraga tenis lapangan di Jatim. Program pembentukan pusdiklat ini sudah lama direncanakan oleh pihak KONI dan PELTI Jatim hingga mendapatkan dukungan dari PT Semen Gresik. Salah satu alasan adanya pusdiklat ini adalah ketidak inginannya pihak PELTI akan terhentinya karir petenis ditengah jalan akibat kurangnya pendidikan dan pelatihan tenis yang memadai. Kepedulian PT Semen Gresik terhadap prestasi tenis terbukti dalam memberikan fasilitas dari tempat tinggal (asrama), lapngan tenis, dan lainya. 34

29 D. Kesimpulan studi proyek sejenis pada PUSDIKLAT Tenis Semen Gresik Tabel 2.4 Kesimpulan studi proyek sejenis PUSDIKLAT Tenis Semen Gresik No Nama Lokasi Fungsi Batasan umur Fasilitas Pusdiklat Pusat pendidikan a) Lapangan Tenis 1 tenis Gresik Jawa dan b) Tempat tahun semen Timur pelatihan tinggal / gresik tenis Asrama lapangan Sumber : Spesifikasi Umum PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali Spesifikasi umum PUSDIKLAT Tenis lapangan dapat diperoleh dari hasil penyimpulan antara tinjauan teori dan hasil studi banding yang dilakukan seperti yang akan dijabarkan sebagai berikut : Fungsi Fungsi dari PUSDIKLAT Tenis lapangan bali merupakan pusat pendidikan dan pelatihan olah raga tenis lapangan Tujuan Tujuan dari PUSDIKLAT Tenis lapangan adalah memberikan pendidikan dan pelatihan tenis lapangan kepada para calon atlet maupun atlet tenis bali, serta untuk menaikan prestasi olahraga tenis lapangan di Bali Bidang Kegiatan Bidang kegiatan pada pusdiklat tenis Lapangan meliputi : 1) Kegiatan utama Fasilitas pendidikan teori tentang tenis lapangan dan praktek lapangan berupa pelatihan tenis lapangan 35

30 2) Kegiatan penunjang Segala kegiatan yang dapat menunjang kegiatan utama agar dapat berjalan dengan baik Lokasi Pemilihan lokasi setidaknya memiliki persyaratan sesuai dengan teori yang didapat, yaitu : 1) Lokasi memiliki permukaan tanah yang datar 2) Pencahayaan matahari yang tidak terhalang 3) Tersedianya jaringan listrik, air, dan komunikasi 36

PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar BAB 1 PENDAHULUAN

PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Sebelum memulai lebih lanjut, pada bab ini akan di jabarkan mengenai latar belakang perlunya pengadaan PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dilakukan oleh orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga kebugaraan tubuh juga bertujuan untuk rekreasi, memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan adalah permainan yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan dalam sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sekarang ini manusia tidak dapat dipisahkan lagi dari yang namanya olahraga. Baik itu sebagai sarana untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini disebabkan olahraga tidak hanya berfungsi untuk mendapatkan kesegaran sematamata, tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Perkembangan Olahraga Di Magetan Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi penerus yang dikemudian hari akan membawa nama harum bangsa pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan perancangan, metoda penelitian dan pemahaman terhadap proyek. Latar belakang yang memaparkan tentang alasan pertimbangan

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli sendiri tidak terpaku hanya untuk bermain di lapangan outdoor saja,

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli sendiri tidak terpaku hanya untuk bermain di lapangan outdoor saja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini bola voli di Kabupaten Sleman mengalami kemunduran yang sangat banyak, itu ditunjukan dengan banyaknya lapangan bola voli yang beralih fungsi menjadi pemukiman.

Lebih terperinci

fisik, mental dan rohaniah manusia demi

fisik, mental dan rohaniah manusia demi BAB II TINJAUAN UMUM OLAHRAGA PERMAINAN 2.1. OLAHRAGA PERMAINAN 2.1.1- Pengertian Pengertian olahraga menurut keputusan Jendral Olahraga no. Direktur 057 tahun 1968 adalah kegiatan manusia yang wajar sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga squash merupakan olahraga yang mulai berkembang di Indonesia. Terbukti sudah mulai munculnya klub-klub squash yang tersebar di Indonesia. Walaupun

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH TENIS MEJA DAN GAMBARAN UMUM UNIT KEGIATAN. Tenis meja merupakan olahraga yang sangat bagus dimainkan untuk kesehatan,

BAB II SEJARAH TENIS MEJA DAN GAMBARAN UMUM UNIT KEGIATAN. Tenis meja merupakan olahraga yang sangat bagus dimainkan untuk kesehatan, BAB II SEJARAH TENIS MEJA DAN GAMBARAN UMUM UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) TENIS MEJA DI KAMPUS USU 2.1 Sekilas tentang Sejarah Tenis Meja Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga terpopuler di dunia.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT OLAHRAGA TENIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR YUDA PRATAMA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT OLAHRAGA TENIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR YUDA PRATAMA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT OLAHRAGA TENIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana YUDA PRATAMA 21020110120066 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tennis lapangan merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah berkembang luas di masyarakat. Olahraga Tenis lapangan dilakukan dengan memainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari anak-anak hingga dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga ini dimainkan oleh anak-anak, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, di antara sekian banyak olahraga permainan ada salah satu olahraga yang sangat populer pada saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, pria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Kelayakan Proyek Atambua merupakan Ibukota Kabupaten Belu yang termasuk dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan rencana induk pengembangan,

Lebih terperinci

2015 PUSAT PEMBINAAN ATLET BOLA VOLI KOTA BANDUNG

2015 PUSAT PEMBINAAN ATLET BOLA VOLI KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga Bola Voli merupakan salahsatu olahraga yang digemari selain olahraga Sepak Bola. Olahraga ini cukup popular dikalangan masyarakat, baik dalam lingkup sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan mulai dari anak - anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan mulai dari anak - anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat popular karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik-teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. dengan pencapaian prestasi optimal yang hendak dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik-teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. dengan pencapaian prestasi optimal yang hendak dicapai. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai

Lebih terperinci

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket atau dalam bahasa indonesia berarti bola keranjang merupakan olahraga yang populer. Permainan bola basket merupakan cabang olahraga yang makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di berbagai wilayah di desa maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar.

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar. BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN A. Pengertian Obyek Pengertian Sekolah bulutangkis PB. Djarum. Sekolah : sebuah tempat dimana terjadinya proses belajar mengajar. Persatuan : Kumpulan orang yang memiliki

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olang raga yang sangat popular di seluruh dunia, hampir jutaan orang disetiap penjuru dunia turut mengambil bagian dalam dunia persepakbolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan alasan pemilihan judul dalam latar belakang yang dilengkapi juga dengan fakta-fakta pendukungnya, rumusan masalah, tujuan, metode penelitian, teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer karena banyak diminati oleh masyarakat. Kebutuhan akan tenis lapangan semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI

BAB II PROFIL INSTANSI BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Instansi Gelanggang Olahraga Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia, didirikan bersamaan dengan didirikannya Univesitas Pendidikan Indonesia tanggal 20 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini akan dijabarkan mengenai latar belakang diperlukannya Gedung Olahraga Air Di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan

Lebih terperinci

2015 PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A

2015 PROFIL KOND ISI FISIK ATLET SQUASH KABUPATEN BEKASI PAD A PORD A BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Squash telah ada pada abad ke-19, di daerah Fleet Prison London. Seorang murid sekolah di daerah itu mengadopsi permainan tenis dengan melakukan gerakan memantul-mantulkan

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga sebagai aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sebagai kegiatan fisik atau jasmani memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Olahraga juga berperan untuk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sport science mungkin bukan hal baru bagi insan olahraga. Sport Science adalah disiplin ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip science dan teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Umum Nama Proyek Tema Sifat Proyek Pemilik Proyek Pemilik Dana Lokasi Luas Lahan : BANDUNG BADMINTON CENTER : Form Follow Function : Fiktif : Pemerintah : Pemerintah : Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan jasmani manusia dalam kehidupannya adalah olahraga. Bersamaan dengan perkembangan zaman, sekarang ini ilmu tentang olahraga bukan saja didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan tenis lapangan merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua atau empat orang pemain yang saling berhadapan dengan menggunakan jaring (net) dan raket.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block

BAB I PENDAHULUAN. teknik dasarnya adalah (1) servis, (2) passing, (3) umpan, (4) spike dan (5) block BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan seorang pembina pendidikan jasmani pada tahun 1895 di Amerika Serikat. Permainan bola voli adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Kegiatan ini pun dalam perkembangannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah dikenal dan banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan orang tua. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permainan hockey sudah menyebar luas di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permainan hockey sudah menyebar luas di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tercapainya prestasi dalam olahraga merupakan usaha yang dilakukan melalui pembinaan diusia dini baik darikemampuan teknik taktik dan strategi serta melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota hingga desa hampir selalu ada sarana bermain tenis meja. Sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. kota hingga desa hampir selalu ada sarana bermain tenis meja. Sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis meja juga merupakan olahraga yang popular di Indonesia, dari kota hingga desa hampir selalu ada sarana bermain tenis meja. Sekarang ini, perkembangan tenis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL Oleh: ANCE LARICHI 1107487/2011 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

Lebih terperinci

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu elemen penting dalam daur hidup manusia khususnya berperan dalam aspek biologis yaitu menjaga kondisi fisik dan organ tubuh tetap sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di tanah air saat ini semakin kurang baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di tanah air saat ini semakin kurang baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga di tanah air saat ini semakin kurang baik dalam hal kepengurusan organisasi maupun dalam pencapaian prestasi atlet pada masing-masing cabang

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS KELOMPOK HENNY NUR PRATIWI A TRI WAHYUNI A INDRAYANI A

LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS KELOMPOK HENNY NUR PRATIWI A TRI WAHYUNI A INDRAYANI A 2012 LAPORAN STUDI KELAYAKAN BISNIS KELOMPOK HENNY NUR PRATIWI A21109304 TRI WAHYUNI A21109294 INDRAYANI A21109261 STUDY KELAYAKAN BISNIS LAPANGAN FUTSAL (NAKAMA FUTSAL ZONE) BAB I PENDAHULUAN Olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang terbentuknya sport club di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan Konseptual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak olahraga. Pembelajaran keterampilan gerak merupakan salah satu bagian dari pembelajaran pendidikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO KOMPLEK OLAHRAGA KUDUS PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN TUGAS AKHIR PERIODE 131/53 APRIL SEPTEMBER 2015

UNIVERSITAS DIPONEGORO KOMPLEK OLAHRAGA KUDUS PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN TUGAS AKHIR PERIODE 131/53 APRIL SEPTEMBER 2015 UNIVERSITAS DIPONEGORO KOMPLEK OLAHRAGA KUDUS PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN TUGAS AKHIR PERIODE 131/53 APRIL SEPTEMBER 2015 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana/S1 SAMSUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakui bahwa peminat olahraga ini sebagian besar adalah orang-orang dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. diakui bahwa peminat olahraga ini sebagian besar adalah orang-orang dari tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah salah satu dari bentuk peningkatan kualitas manusia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... x

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... x DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan... 4 1.4 Metode... 4 BAB II PEMAHAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa abad yang lalu pada waktu penduduk dunia belum sepadat

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa abad yang lalu pada waktu penduduk dunia belum sepadat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beberapa abad yang lalu pada waktu penduduk dunia belum sepadat zaman sekarang, tehnik daripada produksi dan pengangkutan masih bersifat sederhana, dalam keadaan

Lebih terperinci

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola Sepak Bola Sepak bola termasuk salah satu permainan bola besar. Sepak bola merupakan olahraga yang paling akbar di dunia. Setiap kejuaraan sepak bola akan mengundang banyak penonton. Jumlah penonton sepak

Lebih terperinci

GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP SEMARANG

GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP SEMARANG GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP SEMARANG Oleh : Endi Burhan, Bharoto, Abdul Malik Universitas Diponegoro sebagai salah satu institusi pendidikan Tinggi terkemuka di Indonesia memiliki peranan dan fungsi yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Seminar Tugas Akhir Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar

KATA PENGANTAR. Seminar Tugas Akhir Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas Akhir dengan judul Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di dunia yang maju seperti sekarang ini, semua orang sangat sibuk dan terus berusaha mengerjakan segala kegiatan mereka. Pekerjaan yang dhadapi bukanlah hal yang mudah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olahraga adalah suatu kegiatan untuk menyehatkan tubuh baik secara jasmani maupun rohani. Kegiatan olahraga ini dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis merupakan olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011 LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KEJURNAS TONNIS ANTAR MAHASISWA PIALA REKTOR UNNES II TAHUN 2011 Oleh Abdul Alim, S.Pd.Kor., M.Or. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukan secara sistematis, sehingga dapat ikut mengharumkan nama bangsa di forum internasional dan membangkitkan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretis 1. Hakikat Permaianan Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga yang dimainkan didalam gedung oleh dua atau empat pemain. Permainan tenis

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PROJEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXVI, Semester Gasal, Tahun 2014/2015 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM GOR TRI LOMBA JUANG DI SEMARANG Tema Desain HIGH TECH ARCHITECTURE Fokus Kajian KENYAMANAN PENGGUNA PADA

Lebih terperinci

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN DAN PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP KEMAMPUAN GROUNDSTROKE BACKHAND TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI PENJASKESREK IKIP-PGRI PONTIANAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bola basket merupakan salah satu olahraga yang populer di dunia. Khususnya di Indonesia, Olahraga ini diciptakan pada akhir abad ke-19. Penciptanya adalah

Lebih terperinci

AMBASSADOR CUP Wageningen 18 Oktober 2009

AMBASSADOR CUP Wageningen 18 Oktober 2009 Diselenggarakan oleh: Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda Perhimpunan Pelajar Indonesia - Wageningen Pemanasan Dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda, Kedutaan Besar Republik

Lebih terperinci

PANDUAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) SEKOLAH DASAR TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2015

PANDUAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) SEKOLAH DASAR TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2015 PANDUAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) SEKOLAH DASAR TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2015 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah sebagai pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan tenis meja di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai banyak digemari oleh masyarakat, terbukti bertambah banyak klub dan banyak lahir pemain-pemain baru

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN GELANGGANG FUTSAL UNDIP 5.1 Program Dasar Perencanan 5.1.1 Program Ruang Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka diperoleh hasil besaran ruang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching Harsono (1988 : 153) mengemukakan bahwa kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga Prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Olahraga bola voli merupakan salah olahraga bola besar yang dimainkan pada nomor kategori beregu yang masing-masing terdiri 6 pemain, di lapangan dibagi 2 sama besar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : 1. Pola Pembinaan Klub Bola Voli Bank Sumut Medan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : 1. Pola Pembinaan Klub Bola Voli Bank Sumut Medan 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan temuan sebagaimana telah diuraikan pada Bab IV, maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : 1. Pola Pembinaan Klub Bola Voli Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani erat kaitanya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah ataupun Universitas di luar jam belajar kurikulum standar, kegiatan ini ada pada setiap jenjang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.I. Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan Akademi Spak Bola ini adalah menciptakan dan mewujudkan suatu bangunan yang merupakan wadah bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan aktifitas-aktifitas yang ada dalam kehidupan, misalnya bekerja. Masyarakat sering melupakan kesehatan

Lebih terperinci

PENDAFTARAN DAN PELAKSANAAN

PENDAFTARAN DAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN DAN PELAKSANAAN SELEKSI CALON ATLET PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPOP) PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2018 A. PERSYARATAN CALON ATLET 1. Warga Negara Indonesia, diutamakan domisili sekolah

Lebih terperinci

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY Tingkat Keterampilan Pukulan (Revina Clarinda Devi) 1 TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY THE ABILITY OF FOREHAND AND BACKHAND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai ibukota Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam bidang olahraga. Dewasa ini semakin banyak event olahraga yang di selenggarakan di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Permainan Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan ke seberang jaring dengan

Lebih terperinci

Pada gambar ini menunjukkan perletakan area parkir untuk bus. mobil. sepeda

Pada gambar ini menunjukkan perletakan area parkir untuk bus. mobil. sepeda GEDUNG OLAHRAGA DI BANTUL BAB III PENGEMBANGAN DESAIN Selama dalam proses perancangan ada beberapa perubahan yang dilakukan terutama pada bagian denah karena beberapa sebab yang kemudian diikuti dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga menjadi suatu kebutuhan hidup masyarakat di zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga menjadi suatu kebutuhan hidup masyarakat di zaman modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi suatu kebutuhan hidup masyarakat di zaman modern sekarang, dalam pelaksanaannya terdapat unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan pada waktu

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA PRAKTIS DAN GAYA PERIKSA DIRI TERHADAP KETERAMPILAN DASAR TENIS LAPANGAN (Quasi Eksperimen pada Atlet Tenis Semen Padang)

PENGARUH GAYA PRAKTIS DAN GAYA PERIKSA DIRI TERHADAP KETERAMPILAN DASAR TENIS LAPANGAN (Quasi Eksperimen pada Atlet Tenis Semen Padang) PENGARUH GAYA PRAKTIS DAN GAYA PERIKSA DIRI TERHADAP KETERAMPILAN DASAR TENIS LAPANGAN (Quasi Eksperimen pada Atlet Tenis Semen Padang) Lolia Manurizal 1) 1) Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Lebih terperinci