STRUKTUR AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH DALAM PERSPEKTIF STILISTIKA SINTAKSIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRUKTUR AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH DALAM PERSPEKTIF STILISTIKA SINTAKSIS"

Transkripsi

1 STRUKTUR AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH DALAM PERSPEKTIF STILISTIKA SINTAKSIS Syafaat Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: This research aims to explore words or sentences of the Quran that comprise syntactic stylistics, and to investigate forms of the syntactic stylistics of the Quran. It is also aimed at investigating the semantic effects affected by syntactic stylistics. The researcher has conducted a study on the syntactic stylistics of Surah Baqarah and found seven forms of stylistics, namely, (1) the omission of word and sentence, (2) the addition of word and sentence, (3) the changing of sentence composition, (4) the changing of sentence order, (5) combination of some literals and words, (6) repetition of words or sentences; (7) the changing structure of sentences (tarki:b) functions. In terms of semantic effects of the stylistics, the researcher found three meanings: (1) to emphasize meaning, (2) to add the sharpness argumentation, (3) to make meaning more specific and (4) to make meaning more esthetic and various. Keyword: stylistic, syntax, Al-Qur an, meaning effects Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi kata atau kalimat dalam Al- Qur an yang mengandung stilistika sintaksis dan untuk mengungkap bentuk-bentuk dari stilistika sintaksis Al-Qur an. Disamping itu penelitian ini juga bertujuan mencari efek-efek makna (semantik) dari stilistika sintaksis di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam Al-Qur an Surat Al-Baqarah terdapat tujuh bentuk stilistika sintaksis, yaitu: (1) penghilangan huruf dan kata, (2) penambahan huruf dan kata, (3), perubahan bentuk kata ganti dan kata tugas, (4) mendahulukan kata tertentu dan mengakhirkan kata yang lain, (5) penggabungan beberapa huruf dan kata, (6) pengulangan kata dan kalimat, dan (7) perubahan struktur (tarki:b). Terkait dengan efek makna yang ditimbulkan oleh stilistika sintaksis, ditemukan empat makna semantik: (1) penegasan makna (tauki:d), (2) kelugasan dan kejelasan dalam pemberian argumen, (3) pengkhususan makna (takhshish), (4) memperkuat unsur estetika (keindahan) dan variasi dalam kalimat. Kata kunci: stilistika, sintaksis, Al-Qur an, efek makna Setiap orang dalam melakukan komunikasi, baik lisan maupun tulisan, pasti memiliki gaya bahasa tersendiri yang membedakannya dengan orang lain. Gaya bahasa (style) merupakan perwujudan penggunaan bahasa dari seseorang untuk mengemukakan ide, gagasan, dan pendapat, yang membuahkan efek tertentu bagi pembaca atau pendengarnya (Aminuddin, 1995). Karya sastra sebagai produk bahasa tulis juga memiliki gaya bahasa yang memberikan corak tersendiri dari segi keindahan dan efektifitas pesan yang disampaikan. 141

2 Syafaat, Struktur Al-Qur an Surat Al-Baqarah 142 Gaya bahasa sebuah karya sastra dapat diteliti secara rinci dengan memperhatikan preferensi penggunaan kata atau struktur bahasa. Penelitian tentang gaya bahasa semacam itu disebut stilistika. Menurut Sudjiman (1993:14) pengkajian stilistika itu mengidentifikasi ciri-ciri stilistik (stylistic features) yang membedakan pengarang, karya, tradisi, atau periode tertentu dari pengarang. Ciri ini dapat berupa fonologis (pola bunyi bahasa, matra, rima), sintaksis (tipe struktur kalimat), leksikal (diksi, frekuensi penggunaan kelas kata tertentu), retoris (majas, citraan). Salah satu kitab suci berbahasa Arab yang memiliki gaya bahasa yang khas dan mengandung nilai sastra yang tinggi adalah Al-Qur an. Menurut Syihab (1998:5): Dalam Al-Qur an terpadu keindahan bahasa, ketelitian, keseimbangan, kedalaman makna, kekayaan, kebenaran, serta kemudahan pemahaman dan kehebatan kesan yang ditimbulkannya. Al-Muhdar dan Arifin (1983) mengemukakan bahwa seluruh ayat Al-Qur an 100% bernilai sastra, bahkan pakar sastra Arab Mesir Nashr Hamid (dalam Syamsuddin, 2003) memandang Al-Qur an sebagai teks sastra Arab yang teragung dalam sejarah. Sejak awal tahun 90-an animo masyarakat Indonesia untuk mempelajari isi kandungan Al-Qur an meningkat, seiring dengan didirikannya lembaga-lembaga kursus terjemah Al-Qur an di kota-kota besar, misalnya Pelatihan Program Terjemah Al- Qur an (PPTQ) Sistem 40 Jam Al-Istiqlal dan Bahasa Arab Qurani (BAQ). Hal itu ditandai dengan maraknya pembelajaran terjemah Al-Qur an di masjid, kantor, instansi pemerintah dan lainnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2005) tentang Pengalaman Pembelajaran Bahasa Arab Qurani (BAQ) untuk Dewasa di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta disimpulkan bahwa 60% peserta mengalami kesulitan memahami gramatika (sintaksis) Al- Qur an dan 35% peserta mengalami kesulitan menghafal kosakata serta 47% peserta kesulitan memahami makna kalimat Al- Qur an. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aspek sintaksis Al-Qur an itu lebih sulit dibanding aspek linguistik lainnya dalam pembelajaran terjemah Al- Qur an. Berdasakan paparan di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: (a) bentuk-bentuk stilistika sintaksis apa saja yang terdapat dalam Al-Qur an, (b) apa efek makna dari stilistika sintaksis Al-Qur an? Beberapa kajian tentang stilistika bahasa Al-Qur an telah ditulis oleh para pakar ilmu Al-Qur an, misalnya Zarqani (tanpa tahun) dalam bukunya Mana:hil al- Irfa:n fi: Ulu:m Al-Qur a:n pada bab Uslu:b Al-Qur a:n. Buku tersebut secara umum membahas stilistika Al-Qur an sehingga cakupannya kurang mendalam. Dalam pembahasan yang hampir sama, Adzimah (1972) juga menulis buku Dira:sa:t li Uslu:b Al-Qur a:n, yang mengkaji stilistika Al-Qur an secara umum, namun disusun secara alfabetik. Demikian juga Al-Zarkasyi (1972) dalam bukunya al- Burha:n fi Ulu:m Al-Qur a:n, sebenarnya ia sudah mengkaji secara mendalam tentang masalah-masalah stilistika hanya saja lebih fokus pada retorika Al-Qur an (balaghah). Kajian-kajian terbaru tentang stilistika telah dilakukan, di antaranya: Stilistika Al-Qur an karya Qalyuby (1997) dan Kajian Linguistik-Semantik terhadap Al-Qur an karya Audah (1995). Dalam penelitian ini peneliti membahas masalah yang belum dikaji, yaitu stilistika sintaksis Al-Qur an surat Al- Baqarah. METODE Penelitian stilistika tentang sintaksis ini termasuk dalam kategori stilistika deskriptif karena meneliti nilai-nilai ekspresivitas khusus yang terkandung dalam suatu bahasa (Hartoko dkk, 1986:138), dan mengacu pada wujud gaya dalam perbandingannya

3 143 BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010 antara individu yang satu dengan yang lain (Aminuddin, 1995:120). Adapun gaya yang diperbandingkan adalah gaya sintaksis bahasa Arab Al-Qur an dengan gaya sintaksis bahasa Arab non Al-Qur an. Untuk mendapatkan data stilistik sintaksis Al-Qur an dilakukan analisis perbandingan antara teks Al-Qur an dan non- Al-Qur an atau disebut dengan analisis kontrastif. Hanya saja, paparan untuk stilistika Al-Qur an menjadi prioritas, karena subjeknya adalah Al-Qur an, sementara teks non Al-Qur an berfungsi sebagai pendukung. Sebagai penelitian yang bersifat kualitatif, instrumen kunci dalam penelitian ini adalah human instrument, artinya peneliti yang mengumpulkan data, menyajikan data, mereduksi data, mengorganisasi data, memaknai data dan menyimpulkan hasil penelitian (Bogdan dan Biklen, 1982). Data dalam penelitian ini berupa teks Al-Qur an yang mengandung unsur stilistika sintaksis. Data ini diambil dari sumber data yang berupa ayat-ayat Al-Qur an pada surat Al-Baqarah yang memuat 286 ayat. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis kontrastif, melalui prosedur sebagai berikut: (1) menganalisis bentuk sintaksis teks Al-Qur an surat Al-Baqarah, (2) menganalisis bentuk sintaksis teks bahasa Arab non-al-qur an, dalam hal ini dipilih buku La: Tahzan karya Syaikh Aid Abdullah Al-Qarany, (3) membandingkan kedua hasil analisis sintaksis tersebut, (4) melakukan validasi hasil kontrastif tersebut dengan kaidah sintaksis bahasa Arab, dalam hal ini dipilih buku Jami: ud Duru:s Al- Arabiyyah karya Mustofa Al-Ghalayaini, (5) mencari efek makna stilistika sintaksis Al-Qur an surat Al-Baqarah dengan piranti buku I ra:bul Qura:n (interpretasi linguistika Al-Qur an) karya Ad-Darwisy dan buku penunjang lainnya, dan (6) mencari efek makna stilistika sintaksis non Al-Qur an dengan piranti buku al-bala:ghah al- Wa:dhihah karya Ali Al-Jarim dan Mustofa Amin. HASIL Bentuk-Bentuk Stilistika Sintaksis Al- Qur an pada Surat Al-Baqarah Di dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah, ditemukan tujuh bentuk stilistika sintaksis yang terklasifikasikan sebagai berikut: Pertama, penghilangan huruf dan kata (idhma:r al-harf wa al-kalimah). Menurut kaidah sintaksis bahasa Arab, struktur kalimat bahasa Arab itu minimal harus terdiri atas fi'il dan fa:il (dalam jumlah fi'liyah) atau mubtada' dan khabar (dalam jumlah ismiyah), dan dipersyaratkan bisa memberikan pemahaman sempurna (jumlah mufi:dah) terhadap mitra tutur (mukha:thab) atau pembaca. Demikian juga pada beberapa jenis frase dipersyaratkan pemenuhan unsur-unsurnya, misalnya frase idha:fah harus terdiri dari mudha:f dan mudha:f ilaih, frase washfi harus terdiri dari man'u:t dan na'at dan sebagainya. Namun, dalam struktur bahasa Al-Qur an surat Al- Baqarah ditemukan 44 tempat yang tidak memenuhi persyaratan di atas, yaitu dihilangkannya beberapa unsur pokok dalam kalimat, seperti dihilangkannya mubtada, khabar, fa: il dan sebagainya. Kedua, penambahan huruf dan kata (idha:fat al-harf wa al-kalimah). Di samping adanya unsur penghilangan kata atau huruf dalam struktur bahasa Arab Al- Qur an, juga ditemukan penambahan huruf dan kata yang terdapat di 43 tempat. Penambahan itu meliputi penambahan harf ja:rr pada khabar, penambahan dhami:r fashl, dan la:m tauki:d. Penambahan huruf dan kata pada ayat Al-Qur an seperti ini merupakan kekhasan Al-Qur an, karena jarang ditemukan dalam ungkapan atau tulisan berbahasa Arab non Al-Qur an meskipun tidak menyimpang dari kaidah bahasa Arab yang berlaku. Ketiga, perubahan bentuk kata ganti dan kata tugas (taghyi:r al-dhama:ir wa huru:f al-ma'a:ny). Bentuk-bentuk stilistika sintaksis selanjutnya yang ditemukan pada

4 surat Al-Baqarah adalah perubahan bentuk dhami:r muannats dan mudzakkar, perubahan fungsi huruf, perubahan letak huruf dan perubahan dari mukha:thab (orang kedua) ke gha:ib (orang ketiga), yang terletak di 13 tempat. Struktur bahasa seperti itu dianggap khas, karena jarang dijumpai dalam kaidah sintaksis bahasa Arab, misalnya menyifati isim jama' ghairu a:qil dengan sifat jama' muannats, ataupun sebaliknya. Keempat, mendahulukan kata tertentu dan mengakhirkan kata yang lain (taqdi:m al-kalimah) di 40 tempat. Jumlah stilistika sintaksis yang berupa pembalikan posisi, dengan mendahulukan kata yang mestinya diakhirkan, pada surat Al-Baqarah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam unsur stilistika sintaksis, yaitu: (1) mendahulukan maf u:l (ma'mu:l) atas fi'il dan fa: il-nya, (2) mendahulukan muta'alliq (harf ja:rr) dari muta'allaq. Kelima, penggabungan beberapa huruf dan kata (jam'u al-huruf wa al-kalima:t) yang terdapat di 26 tempat. Penggabungan (idgham) dari segi bacaan, banyak dijumpai dalam qira:at mutawa:tirah. Sedangkan penggabungan lafadz hanya didasarkan pada kaidah Rasm Utsma:ny yang bersifat tauqi:fiy (taken for granted). Keenam, pengulangan kata dan kalimat (tikra:r al-kalimah wa al-jumlah). Dalam surat Al-Baqarah, ditemukan 14 kata yang terklasifikasi menjadi 5 macam unsur stilistika sintaksis yang terkait dengan pengulangan kata atau kalimat, yaitu: (1) mengulang isim dlahir, (2) mengulang kalimat, (3) mengulang kata, (4) menyambung jama' dengan mufrad pada kata yang sama, dan (5) mengulang fi il. Ketujuh, perubahan struktur (tarki:b). Secara kuantitatif, stilistika sintaksis yang terkait dengan perubahan struktur i'rab terdapat di 20 tempat yang terklasifikasi menjadi 12 macam unsur, yaitu: (1) penggunaan dhami:r munfashil untuk sya n, Syafaat, Struktur Al-Qur an Surat Al-Baqarah 144 (2) harf syarat tanpa jawa:b, (3) am sebagai kata pembuka, (4) ka:na tanpa khabar, (5) an mashdariyah masuk pada fi il amr, (6) athaf pada kata yang jauh, (7) athaf pada makna, bukan pada lafadznya, (8) mubtada' dengan isim nakirah, (9) mengawali kata dengan dlarf, (10) penggunaan harf jazm lamma:, (11) penggunaan wa:wu setelah muna:da: mudha:f, dan (12) badal terhadap isim nakirah. Efek Makna dari Stilistika Sintaksis Al- Qur an Pada Surat Al-Baqarah Dalam tinjauan ilmu semantik bahasa Arab (Bala:ghah) dan tafsir Al-Qur an, ternyata stilistika sintaksis di atas menghadirkan efek makna dan estetika tertentu, yaitu: (1) penegasan makna (tauki:d). Ia berfungsi sama dengan kata inna dan anna yang berarti sesungguhnya. Namun Allah SWT sering mengungkapkannya dalam Al-Qur an dengan pola kalimat yang berbeda, seperti menambahkan huruf ja:rr pada khabar, la:m tauki:d, pengulangan kata dan sebagainya. Semuanya memiliki efek makna yang sama yaitu penguatan atau penegasan. (2) Kelugasan dan kejelasan dalam pemberian argumen. Efek ini tercermin dalam stilistika perubahan I ra:b, penggabungan kata dan penghilangan unsur kalimat. (3) Pengkhususan makna (takhshish). Ini tercermin dalam pembalikan posisi kata, seperti mendahulukan khabar dari mubtada, mendahulukan maf u:l dari fa: il. Dan (4) memperkuat unsur estetika (keindahan) dalam kalimat. Hal ini terlihat dalam pengulangan dan penambahan kata dalam kalimat- kalimat Al-Qur an

5 145 BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010 Tabel Stilistika Sintaksis No Unsur Stilistika Bentuk-Bentuk Frekuensi 1 Penghilangan a. Penghilangan mubtada' 5 huruf dan kata b. Penghilangan khabar 7 c. Penghilangan fi'il 14 d. Penghilangan ya: mutakallim dan ya:' manqu:sh 8 e. Penghilangan mudha:f ilaih dan makhsu:sh adzdzamm 10 2 Penambahan Huruf dan Kata 3 Perubahan bentuk kata ganti dan kata tugas 4 Mendahulukan kata tertentu dan mengakhirkan yang lain 5 Penggabungan beberapa huruf dan kata 6 Pengulangan kata dan kalimat 7 Perubahan struktur. Jumlah 44 a. Penambahan harf jar 19 b. Penambahan dhami:r fashl 11 c. Penambahan dhami:r munfashil setelah la:m nafy 3 d. Penambahan la:m tauki:d 5 e. Penambahan mi:m jama' pada isim isya:rah 4 f. Penambahan ha:' sakt 1 Jumlah 43 a. Perubahan bentuk muannats dan mudzakkar 3 b. Perubahan fungsi harf 4 c. Perubahan letak harf 5 d. Perubahan dari mukha:thab ke gha:ib 1 13 a. Mendahulukan maf'u:l (ma'mu:l) atas fi'il dan fa:'ilnya 11 b. Mendahulukan muta'alliq (harf ja:rr) dari muta'allaq 29 Jumlah 40 a. Menggabungkan dua harf 25 b. Menggabungkan dua kata 1 Jumlah 26 a. Mengulang isim dla:hir 6 b. Mengulang kalimat 2 c. Mengulang kata 3 d. Menyambung jama' dengan mufrad pada kata yang 1 sama e. Mengulang fi il 2 Jumlah 14 a. Penggunaan dhami:r munfashil untuk sya'n 1 b. Harf syarat tanpa jawab 3 c. Am sebagai kata pembuka 3 d. Ka:na tanpa khabar 2 e. An masdariyah masuk pada fi il amr 1 f. Athaf pada kata yang jauh 2 g. Athaf pada makna bukan lafadz 1 h. Mubtada' dengan isim nakirah 1 i. Mengawali kata dengan dlaraf 2 j. Penggunaan harf jazm lamma: 1 k. Penggunaan wa:wu setelah muna:da: mudha:f 2 l. Badal terhadap isim nakirah 1 Jumlah 20

6 PEMBAHASAN Bentuk-Bentuk Stilistika Sintaksis Al- Qur an Pada Surat Al-Baqarah Penghilangan Huruf dan Kata Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa dalam surat Al-Baqarah ditemukan 44 kalimat yang mengandung unsur penghilangan, yang terklasifikasikan ke dalam lima bentuk stilistika, yaitu: (1) penghilangan mubtada', (2) penghilangan khabar, (3) penghilangan fi'il, (4) penghilangan ya: mutakallim dan ya: manqu:sh, dan (5) penghilangan mudha:f ilaih dan makhsu:sh adz-dzamm. Contoh dari penghilangan mubtada adalah kalimat: shummun bukmun 'umyun = tuli, bisu dan buta (QS. Al-Baqarah: 18). Tampak sekali, kalimat tersebut sangat sederhana dan minimalis, yakni tidak terdapat mubtada' dan kata pendukung lainnya. Sepintas, ia tidak bisa dipahami, karena dalam bahasa tulis diperlukan kejelasan referensi. Mustahil bahasa Al-Qur an hadir tanpa makna, bahkan kondisi seperti itulah yang menjadikan eksistensi mukjizat semakin jelas. Melalui piranti buku tafsir, kebuntuan tersebut bisa dipecahkan. Menurut As-Shabuni (tanpa tahun: I/37) bentuk asal dari kalimat tersebut adalah: hum kash shummi wal bukmi wal 'umyi = mereka bagaikan orang yang tuli, bisu, dan buta. Setelah ditambahkan dua kata; "hum" dan "ka", kalimat tersebut semakin jelas strukturnya. "Hum" berfungsi sebagai mubtada' dan Ka berfungsi sebagai kata penghubung yang mengkaitkan antara "hum" dengan shummun, bukmun, dan umyun. Adapun contoh penghilangan fi il adalah kalimat: fa in khiftum fa rija:lan aw rukba:na: = jika kalian takut, maka berjalan-kakilah atau berkendara (QS. Al- Baqarah:139). Pada kalimat di atas, fi'il dan fail-nya dihilangkan sekaligus, hal itu tidak bisa diterima sebab setiap maf u:l harus didahului fi'il dan fa: il. Kata "farija:lan" sebagai maf'ul yang tidak didahului oleh fi'il Syafaat, Struktur Al-Qur an Surat Al-Baqarah 146 dan fa:'il. Jadi semestinya (fa in khiftum fa shallu: rija:lan aw rukba:na: = Jika kalian takut, maka shalatlah dengan berjalan kaki atau berkendara). Dalam buku La: Tahzan, tidak diketemukan kasus seperti di atas, misalnya pada kalimat: al-i:ma:nu wal amalus sha:lihu huma: sirru haya:tika = keimanan dan amal shalih itu rahasia hidupmu (Al-Qarany, 2004:16). Kalimat tersebut terdiri atas struktur mubtada' dan khabar. Kedua unsur inti dalam kalimat tersebut tidak ada yang dihilangkan. Contoh tersebut mewakili struktur jumlah ismiyyah dalam susunan bahasa Arab non Al-Qur an. Penambahan Huruf dan Kata Dalam surat Al-Baqarah ditemukan 43 kalimat yang salah satu unsurnya berupa penambahan. Kalimat-kalimat tersebut terklasifikasikan menjadi enam bentuk stilistika sintaksis, yaitu: (1) penambahan harf ja:rr, (2) penambahan dhami:r fashl, (3) penambahan dhami:r munfashil setelah la:m nafy, (4) penambahan la:m taukid, (5) penambahan mi:m jama' pada isim isya:rah, dan (6) penambahan ha:' sakat. Contoh kalimat dari penambahan itu adalah: wa ula:ika hum al-muflihu:n = dan merekalah orang yang beruntung (QS. Al- Baqarah:5). Kalimat tersebut mengandung unsur penambahan dhami:r fashl berupa kata "hum" yang jatuh setelah "ula:ika". Dalam ungkapan umum bahasa Arab, dhami:r fashl dipakai untuk menghilangkan kerancuan makna atau mempertegas posisi mubtada' dan khabar, namun dalam kalimat di atas fungsi dhami:r hanya sebagai penambah unsur estetis, meski tidak menyalahi kaidah nahwu. Dalam contoh kalimat: wa la: hum yahzanu:n = mereka tidak merasa susah (QS. Al-Baqarah:38) ada penambahan dhami:r 'hum' di sela-sela fi il dan harf nafy. Para ahli berbeda pendapat tentang kedudukan kalimat tersebut, ada yang berpendapat

7 147 BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010 fungsi 'hum' di sini sebagai tauki:d saja, kalimat asalnya adalah: wa la: yahzanu:n, tanpa kata hum. Sedang yang lain berpendapat 'hum' sebagai mubtada' dan "la:" ikut pada fi il-nya yang ditakwil menjadi: wa hum la: yahzanu:n. Contoh lainnya, pada kalimat: innaka idzan la min adh-dha:lli:n = Sesunggunya kamu termasuk orang yang tersesat (QS. Al-Baqarah:145) terdapat penambahan la:m tauki:d pada khabar yang diawali harf ja:rr. Bila dibandingkan dengan struktur sintaksis yang terdapat dalam buku La Tahzan, susunan seperti di atas jarang dijumpai. Misalnya pada kata: wa la: yusha:bu:na bi alihba:th wa alya si = mereka tidak menderita depresi dan putus asa (Al-Qarany, 2004:116). Kalimat tersebut terdiri dari la: nafiy, fi'il mudha:ri', tapi dhami:r munfashilnya tidak ditampakkan. Contoh kalimat yang lain yaitu: wa ma: lakum min du:n alla:hi min waliyyin wa la: nashi:rin = Dan tidaklah kalian dari selain Allah menjadi pelindung dan penolong (QS. Al- Baqarah:107). Perubahan Bentuk Kata Ganti dan Kata Tugas (Preposisi) Secara kuantitatif, jumlah perubahan bentuk dan struktur kata atau kalimat ada 14, kesemuanya dapat diklasifikasi menjadi empat macam unsur stilistika sintaksis, yaitu: (1) perubahan bentuk muannats dan mudzakkar, (2) perubahan fungsi harf, (3) perubahan letak harf, dan (4) perubahan dari mukhatab ke gha:ib. Pada kalimat: wa lahum fi:ha: azwa:jun muthahharah = dan mereka memiliki istriistri yang suci di surga (QS. Al-Baqarah:25) terdapat contoh perubahan bentuk muannats dan mudzakkarr. Na at dari jama' a:qil berbentuk muanntas yang semestinya mudzakkar, yaitu wa lahum fi:ha: azwa:jun muthahharu:n. Dalam buku La: Tahzan, hampir tidak ditemukan ketidaksesuaian bentuk mudzakkar dan muannats, misalnya: Ha:dzihi: hulalun mansu:jah yartadi:ha: as-su'ada' = Inilah perhiasan yang dirangkai dan dipakai oleh orang-orang yang bahagia (Al-Qarany, 2004:73). Kalimat tersebut sesuai dengan kaidah nahwu bahwa setiap jama ghairu a:qil dianggap muannats. Kata mansu:jah dijadikan ta ni:s dengan menambah huruf ta: di akhirnya sebab ia menjadi na at dari kata hulal (berjenis jama ghairu a:qil). Contoh lain tentang perubahan susunan adalah pada kalimat: awa kullama: 'a:hadu: ahdan nabadzahu: = apakah mereka setiap berjanji tidak menepatinya? (QS. Al- Baqarah:100). Pada kalimat tersebut terdapat 'wa:wu athaf' yang diapit hamzah istifha:m dengan harf syarat. Dalam konteks sintaksis umum bahasa Arab jarang wa:wu yang terletak di tengah. Dalam hal ini terdapat dua aliran, yaitu: (a) aliran Sibawaih; menurutnya hamzah istifha:m itu posisinya setelah harf athaf, akan tetapi bila menjadi kalimat pembuka maka didahulukan dari harf athaf, dan ini berbeda dengan 'hal' istifha:m, (b) aliran Zamakhsari; menurutnya bahwa harf wa:wu, fa', tsumma terletak setelah hamzah dan tidak ada hukum ta'khi:r dan taqdi:m, meski demikian fungsi athaf dari kata-kata tersebut tetap berlaku dengan menyimpan fi'il, yaitu: a (taf'alu:na) fala: ta'qilu:na (Ad- Darwisyi, 2002: 99). Galibnya, kata jama taksi:r (plural tak beraturan) yang menunjukkan makna berakal disifati dengan jama pula. Tapi dalam kalimat: wa lahum fi:ha: azwa:jun muthahharah, azwa:j yang merupakan jama taksi:r berakal disifati dengan kata mufrad mu annats (singular maskulin), yaitu muthahharah. Memang, sejumlah ayat lain juga mengindikasikan adanya grammatical style yang berbeda dengan tatabahasa Arab pada umumnya. Contoh kasusnya adalah potongan ayat, Janna:t ma rusya:t (Al- An am:141). Kata janna:t yang merupakan

8 jama taksi:r tak berakal seharusnya disifati dengan mufrad mu annats, tapi ternyata disifati dengan jama mu annats sa:lim, yakni ma ru:sya:t (Ad-Darwisyi, 2002:74). Mendahulukan Kata Tertentu dari Kata yang Lain Contoh dari paparan di atas adalah pada kalimat: wa min ma: razaqna:hum yunfiqu:n = dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan (QS. Al-Baqarah:3). Semestinya fi'il (yang juga mengandung fa:il) "yunfiqu:n" diawalkan dari maf u:l-nya yang terdiri dari ja:rrmajru:r "min-ma:". Didahulukannya maf u:l atas fi il dan fa: il-nya pada kalimat di atas adalah untuk memberi kesan bahwa penekanan kalimat bukan pada perintah infak itu sendiri melainkan Allah-lah yang menginfakkan melalui rezeki yang Dia berikan kepada hamba-nya (Audah, 1995:375). Dalam buku La: Tahzan, tidak banyak ditemukan bentuk kalimat yang disorder dari segi urutan kecuali kalimat yang memang dikutip dari Al-Qur an. Misalnya: fa la: tathlub ghairaha: li annahu: ali:mun bika= maka jangan mencari yang lain karena dia maha tahu terhadapmu (Al- Qarany, 2004:236). Sebaliknya, di dalam Al-Qur an justru banyak ditemukan pembalikan susunan. Misalnya: Walla:hu bikulli syai-in ali:m = Sesungguhnya Allah maha mengetahui atas segala sesuatu. Contoh pertama kata ali:m diawalkan dari harf ja:rr bi, sementara untuk yang kedua diakhirkan. Sedang pada contoh kalimat: wa Allahu bikulli syai-in 'ali:m = Dan Allah mengetahui segala sesuatu (QS. Al-Baqarah:282), maf u:l bih (obyek kalimat), yang berupa frase bi kulli syai-in, seharusnya berada setelah khabar yang menjadi a:milnya, yakni ali:m. Tapi obyek kalimat justru menyelai di antara mubtada dan khabar (Ad-Darwisyi, 2002:82). Menurut Zarkasyi, Syafaat, Struktur Al-Qur an Surat Al-Baqarah 148 kata ali:m bermakna mengetahui tanpa cacat sehingga frase ta alluq (yang terkait dengannya), yakni bi kulli syai-in, perlu didahulukan untuk tujuan tauki:d (al- Zarkasyi, 1972:522). Untuk kasus kalimat: faqali:lan ma: yu'minu:n = Sedikit sekali mereka yang beriman (QS. Al-Baqarah:88), fa' di sini merupakan huruf isti na:fiyah (pembuka). Kata qali:lan merupakan sifat dari masdar yang dibuang, yakni i:ma:nan. Struktur kalimat ayat di atas tidak mengikuti tatabahasa Arab seperti biasanya. Sebab qali:lan yang merupakan kata keterangan seharusnya berada setelah kata yang diterangkannya, yakni yu minu:n. Tujuannya adalah untuk menghadirkan stressing makna pada kata keterangannya (Ad-Darwisyi, 2002:137). Sementara itu untuk kalimat: wa la:kin ka:nu: anfusahum yadllimu:n = akan tetapi mereka dlalim pada diri sendiri (QS. Al- Baqarah:57), kata anfusahum yang berposisi sebagai maf u:l bihi (ma mu:l) dalam ayat di atas mendahului fi il ( a:mil) yang menashab-kannya. Padahal dalam tatabahasa Arab, urutan wajarnya adalah fi il, fa:il, dan maf u:l bihi. Penggabungan Beberapa Huruf dan Kata Jumlah penggabungan yang menjadi kekhasan Al-Qur an surat Al-Baqarah ada 26 kalimat dan dapat diklasifikasi menjadi dua macam unsur stilistika sintaksis yang terkait dengan penggabungan beberapa huruf atau kata, yaitu: (1) menggabungkan dua harf dan (2) menggabungkan dua kata. Contoh dari keduanya yaitu: fa in ma: ya: tiyannakum minni: hudan = Kemudian jika datang petunjuk-ku kepadamu (QS. Al- Baqarah:38) dan pada kalimat: in tubdush shadaqa:ti fa ni'imma: hiya = Jika kalian menampakkan shadaqah maka itu yang terbaik (QS. Al-Baqarah:271). Dalam buku La: Tahzan yang merupakan representasi bahasa Arab non Al- Qur an, sedikit sekali penggabungan dua

9 149 BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010 kata seperti contoh ayat di atas. Misalnya, penggabungan kata "in syarthiyyah" dengan "la: nafiyah" menjadi "illa:" dalam kalimat: fa ra-a: ad-dunya jami:lah kama: khuliqat, wa illa: taghabbasya mindlaruhu: Maka dia melihat dunia itu indah sebagaimana tercipta, jika tidak maka penghilatannya kabur (Al-Qarany, 2004:138). Dari bentuk tulisan, tidak ada bedanya antara illa: istitsna' dengan illa: syarthiyyah tersebut, namun dari segi arti jelas berbeda, yang pertama berarti "kecuali" dan yang kedua berarti "jika tidak". Khusus penggabungan pada illa:, baik dalam Al-Qur an maupun non Al-Qur an banyak dijumpai. Sedang kata "ni'imma: hanya dijumpai dalam Al-Qur an saja. Pengulangan Kata dan Kalimat Unsur pengulangan tercermin dalam kalimat: wa ittaqulla:ha wa yu'allimukumulla:ha wa Alla:hu bikulli syai-in 'ali:m = dan takutlah pada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian dan Allah mengetahui segala sesuatu (QS. Al-Baqarah:282), yaitu pengulangan kata Allah yang biasanya diganti dhami:r, bentuk-bentuk semacam ini merupakan stilistika sintaksis Al-Qur an. Pada kalimat: fa man ta'ajjala fi: yaumaini fa la: itsma 'alaihi wa man takhkhara fala: itsma alaihi liman ittaqa: = Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya bagi orang yang bertakwa (QS. Al-Baqarah:203) terdapat pengulangan fi il dan maf u:l. Hanya saja bentuk fi il pertama adalah amr dan kedua adalah ma:dhi. Demikian juga pada contoh kalimat: wa ila:hukum ila:hun wa:hidun = dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang satu (QS. Al- Baqarah:163). Di sana terdapat pengulangan kata ila:h pada khabar. Hal yang hampir sama juga terdapat dalam kalimat: ha:fizu: 'ala: ash-shalawa:ti wa ash-shala:t alwustha: = Jagalah beberapa waktu shalat dan shalat ashar (QS. Al-Baqarah:238). Di sana terdapat pengulangan kata yang mempunyai akar kata sama, yaitu shalat dan bentuk jama'-nya shalawa:t. Sedang pada contoh kalimat: inna Alla:h yahibbu attawwa:bi:na wa yuhibbu al-mutathahhiri:n = Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertaubat dan menyukai orangorang yang bersuci (QS. Al-Baqarah:222), terdapat pengulangan fi'il, yakni yuhibbu yang dalam ungkapan bahasa Arab umumnya cukup diwakili dengan harf athaf tanpa perlu dilakukan pengulangan. Perubahan Struktur (Tarki:b) Adapun kalimat setelahnya memiliki dua alternatif analisa struktur bahasa. Pertama, muharram adalah khabar muqaddam, dan ikhra:juhum sebagai mubtada -nya. Jumlah ismiyah ini menjadi khabar jumlah dari huwa. Kedua, muharram yang notebene adalah isim maf u:l difungsikan seperti fi il-nya sehingga dapat me-rafa -kan na: ib al- fa:il-nya, yakni ikhra:juhum (Ad-Darwisyi, 2002:134). Sementara itu pada contoh kalimat: law la: yu'allimukumulla:hu aw ta'ti:na: a:yah = Seyogyanya Allah mengajari kalian atau datang pada kami satu ayat (QS. Al- Baqarah:118), terdapat kata 'law' yang biasanya berfungsi sebagai harf syarat dan membutuhkan jawa:b, sedang pada contoh di atas tidak terdapat jawa:b as-syarthi. Pada kalimat: am kuntum syuhada:a idz hadhara ya: qu:ba al-maut = Adakah kamu menjadi saksi ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut (QS. Al-Baqarah:133) merupakan contoh didahulukannya kata am yang biasanya berfungsi menghadirkan makna opsi dari dua kata atau lebih. Namun pada kalimat di atas am berfungsi memutus rantai makna dengan kalimat sebelumnya. Dalam beberapa kitab tafsir, am tersebut disamakan dengan fungsi bal. Pada kalimat: wa in ka:na dzu: 'usratin fa nadhiratun ila:

10 maisarah = Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan (QS. Al-Baqarah:280) terdapat kata kana yang biasanya disertai isim dan khabar-nya. Akan tetapi khabar pada kalimat di atas tidak ditemukan. Dalam sintaksis Arab ka:na seperti ini dinamakan ka:na ta:mm. Bila diteliti, ternyata dhami:r hi pada kalimat: fa man 'ufiya lahu: min akhi:hi syai-un = Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya (QS. Al-Baqarah:178) tidak merujuk pada isim, akan tetapi pada makna dari man ufiya lahu. Padahal dalam kaidah tidak lazim merujukkan dhami:r pada fi'il atau pada makna. Sementara itu, kata matsu:bah pada kalimat: lamatsu:batun min 'indilla:hi khair = Pahala dari sisi Allah adalah lebih baik (QS. Al-Baqarah:102) berposisi sebagai mubtada', akan tetapi ada aturan bahwa mubtada' itu harus makrifah, kecuali jika ada hal lain yang membolehkan (musawwigha:t). Agak ganjil bila sebuah kalimat diawali oleh keterangan waktu (dlaraf) atau preposisi seperti kalimat: fi ad-dunya wa alakhirah = Di dunia dan di akherat (QS. Al- Baqarah:220). Pemisahan kalimat dalam Al- Qur an ditandai dengan ra'su ayat, dan untuk kalimat di atas diawali dlaraf, dengan demikian seakan kata tersebut tak bermakna lantaran terisolir oleh ra su a:yat. Umumnya kata lamma dipakai dalam konteks syarat, sedang kata lamma pada kalimat: wa lamma: ya: tikum matsalu alladzi:na khalau min qablikum = Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu (QS. Al-Baqarah:214) berfungsi sebagai harf jazm dan bermakna nafy. Harf jazm yang sering dipakai adalah lam dengan tanpa disambung ma. Pada kalimat: rabbana: wa la: tahmil 'alaina = wahai Tuhan jangan Engkau bebani kami (QS. Al- Baqarah:286) terdapat wa:wu yang diapit isim muna:da dan la: nahy. Wa:wu Syafaat, Struktur Al-Qur an Surat Al-Baqarah 150 berfungsi menyambung dua kata yang setara, sedang pada kalimat di atas fungsi wa:wu bukan athaf melainkan wa:wu isti'na:f. Kalimat: fidyatun tha'a:mu miski:n = membayar fidyah berupa makanan untuk faqir miskin (QS. Al-Baqarah:184) menunjukkan adanya badal pada bentuk yang berbeda, yaitu mem-badal-kan isim makrifah pada isim nakirah. Efek Makna dari Stilistika Sintaksis Al- Qur an pada Surat Al-Baqarah Setiap pilihan kata atau kalimat yang digunakan oleh seseorang pasti memiliki latar belakang, motif dan maksud tersembunyi, meski ada kesamaan dalam kosakata dan struktur dengan orang lain. Itulah yang disebut dengan efek makna, terutama dalam ungkapan Al-Qur an. Al-Khalidi (2004:8) berpendapat bahwa dalam Al-Qur an terdapat kata-kata yang antonim (mutadha:ddah), hiponim (mutakafi ah), homonim (mutaqa:ribah), namun tidak dijumpai sinonim (mutara:difah). Alasannya, mustahil Allah tersebut mengungkapkan kosakata yang berbeda tanpa ada tujuan, sehingga muncul jargon: La: tara:dufa fi Al- Qur an (Tidak ada sinonim dalam Al- Qur an). Terkait dengan contoh penghilangan huruf dan kalimat, pada QS. Al-Baqarah:18 dan Al-Baqarah:139, terdapat kesan makna yang ringkas dan padat. Kalimat: shummun bukmun 'umyun, apabila dijabarkan sesuai aturan qawa: id nahwiyah niscaya menjadi panjang dan bertele-tele. Inilah yang dalam ilmu balaghah disebut tasybi:h bali:gh (perumpamaan singkat yang memiliki unsur keindahan). Ada tiga unsur yang dibuang dalam kalimat di atas, yaitu musyabbah (subjek yang diserupakan), a:dat al-tasybi:h (kata untuk mengungkapkan keserupaan), dan wajh al-syibh (objek yang diserupakan) dan ketiga kata tersebut memiliki muatan pesan yang sama, yakni penolakan terhadap kebenaran (haqq) yang dilakukan oleh

11 151 BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010 orang kafir (Ad-Darwisyi, 2002:58-61). Demikian juga halnya dengan penghilangan mudha:f ilaih dan ya: mutakallim, lebih banyak disebabkan mafhu:m-nya makna, baik melalui konteks kalimat atau harakat huruf. Bentuk stilistika penambahan kata, juga mengandung nuansa makna tauki:d (penegasan), sebagaimana pada contoh QS. Al- Baqarah:38: La: khaufun alaihim wa la: hum yahzanu:n. Tampak jelas pada ayat di atas bahwa hanya orang yang mengikuti petunjuk Allah sajalah yang tidak akan takut maupun sedih. Seandainya tidak ada penambahan dhamir hum sebelum yahzanu:n, kalimat tersebut akan bermakna: Orang-orang yang mendapatkan hidayah tidak akan takut dan bersedih, sebagaimana orang lain juga mendapatkannya. Dalam hal ini penyebutan hum itu berdampak pada penguatan tekanan pada obyek (tauki:d). Dengan kata lain, selain Allah tak ada satu pihak pun yang ditakuti atau dapat dijadikan tumpuan hidup (Ad-Darwisyi, 2002:155). Secara umum menurut Musa Abdurrazaq (2010) perubahan posisi kata atau kalimat dalam Al-Qur an memiliki tiga efek: (1) menciptakan keteraturan susunan (mura: a:tus siya:q), (2) keindahan urutan kalimat (husnu intidla:m al-kala:m), (3) pengkhususan makna (li at-takhshish). Untuk bentuk stilistika perubahan posisi yang terdapat pada QS. Al-Baqarah:100, mencerminkan unsur keindahan susunan kalimat (husnu intidla:m al-kala:m). Pada ayat tersebut terdapat harf wa:wu yang diapit oleh hamzah istifha:m dan kullama:. Huruf hamzah dikatagorikan huruf berat (tsaqil) sebab makhrajnya di tenggorokan paling bawah, sehingga ia ditempatkan di awal untuk memudahkan pengucapan dan memperindah urutannya. Hal yang hampir sama terdapat pada QS. Al-Baqarah:3 dan Al-Baqarah:282, yang mendahulukan jarr majrur daripada kata ali:m atau bashir. Namun, menurut Zarkasyi, kata ali:m bermakna mengetahui tanpa cacat sehingga frase ta alluq (yang terkait dengannya), yakni bi kulli syai-in, perlu didahulukan untuk tujuan tauki:d (al-zarkasyi, 1972:522). Sementara itu, penggabungan kata pada kata imma: yang terdapat dalam QS. Al- Baqarah:38 dan QS. Al-Baqarah:271, menurut Al-Zarkasyi, (1972:429) berasal dari kata in syarthiyyah yang digabung dengan ma taukid, dan menurut Imam Zujaj penyebab idgha:m adalah adanya nu:n tauki:d setelahnya (Jadi kata "imma:" di atas tidak diterjemahkan dengan "adakalanya/bisa jadi", akan tetapi diterjemahkan "sungguh jika."). Jadi efek maknanya adalah penegasan (tauki:d). Efek makna yang timbul pada kalimat: wa ittaqulla:ha wa yu'allimukumulla:hu wa Alla:hu bikulli syai-in 'ali:m (QS. Al- Baqarah:163) adalah penegasan keagungan Allah. Kata Allah diulang tiga kali dan semuanya menggunakan isim dla:hir, yang semestinya dua kata berikutnya menggunakan isim dhami:r. Menurut Az-Zarkasyi (1972:500) penyebutan isim dla:hir yang semestinya isim dhami:r bertujuan untuk ta dhi:m (mengagungkan Allah). Terdapat pula dalam Al-Qur an, kata yang memiliki makna optional diletakkan di awal kalimat sebagaimana pada QS. Al- Baqarah:133: am kuntum syuhada:a idz hadhara. Di sana kata 'am' berfungsi sebagai munqathi'ah (pemutus hubungan struktur dengan kalimat sebelumnya) dan menyimpan makna 'bal' serta hamzah istifha:m, yang berfungsi li al-inka:ri (untuk menegasikan potensi kemungkinan terjadinya sesuatu) dan li at-taubi:kh (untuk menunjukkan kelemahan argumen musuh agar merasa kalah dan malu). Ash-Shabuny (tt:138) menafsirkan kata 'am tersebut dengan tetapi akankah kalian, dengan demikian kata am pada beberapa ayat tidak diartikan sebagai opsi.

12 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah dilakukan komparasi antara teks-teks Al-Qur an dan non Al-Qur an, ditemukan beberapa kekhasan dan gaya bahasa dari aspek sintaksis, yang disebut dengan stilistika sintaksis. Setiap gaya bahasa yang terpakai dalam Al-Quran, memiliki efek makna tertentu yang menambah nilai keunggulan dari sang penciptanya. Pada surat Al-Baqarah ditemukan tujuh bentuk stilistika sintaksis, yaitu (1) penghilangan huruf dan kata, (2) penambahan huruf dan kata, (3), perubahan bentuk kata ganti dan kata tugas, (4) mendahulukan kata tertentu dan mengakhirkan kata yang lain, (5) penggabungan beberapa huruf dan kata, (6) pengulangan kata dan kalimat, dan (7) perubahan struktur. Adapun efek makna yang hadir dalam stilistika di atas, adalah: (1) penegasan makna (tauki:d). Ini tercermin dalam penambahkan huruf ja:rr pada khabar, la:m tauki:d, pengulangan kata dan sebagainya. (2) Kelugasan dan kejelasan dalam pemberian argumen. Efek ini tercermin dalam stilistika perubahan I ra:b, penggabungan kata dan penghilangan unsur kalimat. (3) Pengkhususan makna (takhshish). Ini tercermin dalam pembalikan posisi kata, seperti mendahulukan khabar dari mubtada, mendahulukan maf u:l dari fa: il. Dan (4) memperkuat unsur estetika (keindahan) dan variasi kalimat. Saran Berdasarkan temuan yang terkait dengan kekhasan bahasa Arab Al-Qur an di atas, disarankan pada para pengajar ilmu nahwu (sintaksis bahasa Arab) untuk tujuan khusus penterjemahan Al-Qur an atau penda-laman tafsir, hendaknya memasukkan satu bab khusus dalam kurikulum yaitu kekhasan (stilistika) sintaksis Al-Qur an, dengan harapan pembelajar mampu memahami ungkapan Al-Qur an dengan mudah serta mampu menangkap efek makna yang Syafaat, Struktur Al-Qur an Surat Al-Baqarah 152 ditimbulkan dari stilistika Al-Qur an tersebut. Disamping itu, dengan memfokuskan diri pada stilistika Al-Qur an dalam aspek nahwu, pembelajaran nahwu menjadi lebih terarah, efektif dan efisien dalam rangka memahami ungkapan Al-Qur an. DAFTAR RUJUKAN Ad-Darwisyi, Muhyiddin I ra:b Al- Qur a:n wa Baya:nuh. Damaskus: Dar Ibn Katsir. Juz I Adzimah, Muhammad Abd Khaliq Dira:sa:t li Uslu:b Al-Qur a:n. Kairo: Mathba'ah As-Sa'adah Al-Ghalayaini, Mustofa. Ja:mi ud- Duru:s al-arabiyyah. Beirut: Dar al-fikr Al-Jarim, Ali dan Mustofa Amin Al- Bala:ghah al-wa:dhihah. Kairo: al- Maktabah al-ilmiyyah Al-Khalidi, Shalah Abd Fattah Latha:if Qura:niyyah. Damaskus: Dar al- Qalam. Al-Muhdar, Y.A dan Arifin, B., Sejarah Kesusastraan Arab. Surabaya: PT. Bina Ilmu Al-Qaisy, Maky Abi Thalib Musykil I'ra:b al-qur'a:n. Damaskus: Majma' al- Lughah al-arabiyyah Al-Qarany, Aid Abdullah La: Tahzan. Kairo: Maktabah al-abikan Aminuddin Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang: IKIP Semarang Press Ash-Shabuny, Mohammad Ali. Tanpa tahun. Safwat at-tafa:si:r, Beirut: Dar al- Fikr Audah, Abu Audah Syawa:hid fi: al- I ja:z al-qur a:ny. Amman: Dar Wathaniah Az-Zarkasyi Al-Burha:n fi: Ulu:m al-qur'a:n. Kairo: Isa al-babi al-halabi wa asy-syirkah Bogdan, Robert, C. dan Biklen, Sari Knopp Qualitative Research for Education: An Introduction to theory and Methods. London: Allyn and Bacon, Inc.

13 153 BAHASA DAN SENI, Tahun 38, Nomor 2, Agustus 2010 Hartoko, Dick, dan D. Rachmanto Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius Hidayat, D Tajribah Haula Ta li:m Al-Lughah Al-Qur a:niyyah Li al-kib:ar Fi: Masjid Agung Sunda Kelapa bi Ja:karta. Makalah disampaikan dalam Seminar Internasional Enhancing The Level of Arabic and Its Role in Dealing with The Challenge of Globalization in Makasar 8-10 September 2005 Lecce, Geoffrey Style in Fiction. London: Longman Musa, Abdurrazaq Al-I ja:z al- Bala:ghiy fi: at-taqdi:m wa at-ta khi:r (Online). Diakses dari: 57, tanggal 15 Maret Qalyubi, Syihabuddin Stilistika Al- Qur an. Yogyakarta: IAIN SUKA Press Shihab, M. Quraish Wawasan Al- Qur an. Bandung: Penerbit Mizan Sudjiman, Panuti Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Syamsuddin, Sahiron Hermeneutika Al-Qur an Mazhab Yogya. Yogyakarta: Jurnal Islamika. Zarqani, Muhammad Abd Adzim. Tanpa tahun. Mana:hil al-irfa:n fi: Ulu:m Al- Qur a:n Kairo: Isa al-ba:bi al-halabi wa Syirkah

Muqaddimah. Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy) rahimahullah :

Muqaddimah. Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy) rahimahullah : Muqaddimah Telah berkata pengarang kitab ini (As Syaikh As Shonhajy) rahimahullah : Macam-macam Kalam Al kalam adalah Lafadz yang tersusun yang berfaedah dengan bahasa arab. Kalam itu ada tiga bagian :

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Nahwu II Kode Mata Kuliah : AR 303 Bobot SKS : 2 SKS Semseter : III (Tiga) Prasyarat : Lulus mata kuliah/mengontrak: 1. Arabiyah Asasiyah 2. Nahwu 1 D o s e

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( S A P ) Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Bobot SKS Semester Prasyarat D o s e n : Nahwu III : AR508 : 2 SKS : IV (Empat) : Lulus mata kuliah: 1. Arabiyah Asasiyah 2. Nahwu I dan

Lebih terperinci

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF )

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF ) MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF ) Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qowaidul Imla Masita Mulyaningtyas 111-13-283 Nur Azizah 111-13-298 Aisah Umi Zar I 111-13-302

Lebih terperinci

SILABUS. Mata Kuliah : Nahwu 3 Kode Mata Kuliah : AR 508 : 2 (dua)

SILABUS. Mata Kuliah : Nahwu 3 Kode Mata Kuliah : AR 508 : 2 (dua) SILABUS Mata Kuliah : Nahwu 3 Kode Mata Kuliah : AR 508 SKS : 2 (dua) Semester : IV (Empat) Dosen : Drs. H. Agus Salam Rahmat, M.Pd. M. Zaka Alfarisi, S. Pd. Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab Prasyarat

Lebih terperinci

Matan Al Ajrumiyyah. Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi Khairul Umam Al Batawy

Matan Al Ajrumiyyah. Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi Khairul Umam Al Batawy Matan Al Ajrumiyyah Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi Khairul Umam Al Batawy Ĥ Matan Al Ajrumiyyah Penulis Al Akh Al Fadhil Abu Abdin Nafi Khairul Umam Al Batawy Penyusun E-Book Abu Aufa Disebarkan Melalui

Lebih terperinci

DIREKTORAT DIKDASMEN YPI AL AZHAR BIDANG KURIKULUM SMP/SMA ISLAM AL AZHAR KISI-KISI UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN PELAJARAN

DIREKTORAT DIKDASMEN YPI AL AZHAR BIDANG KURIKULUM SMP/SMA ISLAM AL AZHAR KISI-KISI UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN PELAJARAN DIREKTORAT DIKDASMEN YPI AL AZHAR BIDANG KURIKULUM SMP/SMA ISLAM AL AZHAR KISI-KISI UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN PELAJARAN 04-05 JENJANG SEKOLAH MATA PELAJARAN JUMLAH SOAL ALOKASI WAKTU : SMP ISLAM AL AZHAR

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Bahasa Arab Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum

Lebih terperinci

AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH

AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 7 AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH Hamka Ilyas Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Abstrak: Dalam pembahasan tentang isim, maka akan ditemukan

Lebih terperinci

No Kompetensi Dasar Indikator Materi Pengalaman Belajar Life Skills Penilaian Alokasi waktu. Sumber/ Bahan/Media/Alat 1.

No Kompetensi Dasar Indikator Materi Pengalaman Belajar Life Skills Penilaian Alokasi waktu. Sumber/ Bahan/Media/Alat 1. Mata Kuliah : N A H W U 1 Bobot : 2 sks Kelompok MK : Mata Kuliah Kompetensi (MKKU) Prodi : Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya Kompetensi Mata Kuliah

Lebih terperinci

SILABUS NAHWU 2 AR 303. Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag. M. Zaka Alfarisi, S. Pd.

SILABUS NAHWU 2 AR 303. Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag. M. Zaka Alfarisi, S. Pd. SILABUS NAHWU 2 AR 303 Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag. M. Zaka Alfarisi, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 67 SILABUS 1. Identitas

Lebih terperinci

STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (A. Suherman)

STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (A. Suherman) STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (A. Suherman) A. Sruktur Kebahasaan Yang dimaksud dengan struktur-struktur kebahasaan adalah struktur- struktur grammar atau tata bahasa. Terdapat banyak

Lebih terperinci

SILABUS NAHWU 1 AR 105. Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd.

SILABUS NAHWU 1 AR 105. Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd. SILABUS NAHWU 1 AR 105 Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA SAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 40 1. Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci

MAKALAH PENAMBAHAN WAWU DALAM KATA ATAU KALIMAT

MAKALAH PENAMBAHAN WAWU DALAM KATA ATAU KALIMAT MAKALAH PENAMBAHAN WAWU DALAM KATA ATAU KALIMAT Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qawaid ul Imla Dosen Pengampu: Muhammad Mas ud, M. Pd.I Disusun Oleh: 1. Yuli Hastuti 111-11-049 2. Evi Triyani 111-11-060

Lebih terperinci

LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali

LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali LUGHATUNA QIRAAH - EDISI KELIMA Asri Ibnu Tsani Djali Setting dan Desain Cover Asri Ibnu Tsani Djali Edisi Kelima: Cetakan I, Jumadal Ukhra 1433 / Mei 01 Edisi Keempat: Cetakan I, Muharram 143 / Mei 011

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. Sesungguhnya kamu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang harf jar di Program studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya USU, telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu : Analisis makna harf jar ala pada surah Al- Baqarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an al-karim adalah sebuah kitab yang tidak datang kepadanya kebatilan dari awal sampai akhirnya, yang diturunkan oleh (Tuhan) Yang Maha Bijaksana lagi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

ḥ așalat bitarkībi ba ḍ ihā ma a ba ḍ in min i rābin wa binā`in wa mā yatba uhumā/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ḥ așalat bitarkībi ba ḍ ihā ma a ba ḍ in min i rābin wa binā`in wa mā yatba uhumā/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu maksud atau keinginan kita kepada orang lain.

Lebih terperinci

Muhammad Ibnu Soim BAB I PEMBAHSAN A. BAB IDHOFAH. Idhofah ialah hubungan antara dua isim dengan mengira-ngira huruf jer serta

Muhammad Ibnu Soim BAB I PEMBAHSAN A. BAB IDHOFAH. Idhofah ialah hubungan antara dua isim dengan mengira-ngira huruf jer serta BAB I PEMBAHSAN A. BAB IDHOFAH Idhofah ialah hubungan antara dua isim dengan mengira-ngira huruf jer serta mewajibkan pada isi yang kedua untuk dibaca jar selama-lamanya (menjadi mudhof illaih). Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bidang linguistik, penerjemahan biasanya dikelompokkan ke dalam bidang linguistik terapan karena berbagai teori yang telah dirumuskan dalam linguistik teoritis diterapkan

Lebih terperinci

ANALISIS AYAT-AYAT KINÂYAH DALAM AL-QURAN DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGAJARAN BALAGHAH. Oleh : Yayan Nurbayan. Abstrak

ANALISIS AYAT-AYAT KINÂYAH DALAM AL-QURAN DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGAJARAN BALAGHAH. Oleh : Yayan Nurbayan. Abstrak ANALISIS AYAT-AYAT KINÂYAH DALAM AL-QURAN DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGAJARAN BALAGHAH Oleh : Yayan Nurbayan Abstrak Di dalam al-quran terdapat ayat-ayat yang menggunakan gaya bahasa kinâyah. Jenis ayat ini

Lebih terperinci

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU 21 BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU A. Metode Qiyasiyyah 1. Pengertian Metode Qiyasiyyah Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad bahwa metode qiyasiyyah merupakan metode yang pertama

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S Labib

Oleh: Rokhmat S Labib Oleh: Rokhmat S Labib Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sesuatu yang kḥas, yang hanya dimiliki oleh manusia. Ernest Cassier dalam hal ini menyebutkan manusia sebagai animal symbolicum, yakni makhluk yang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan adanya bahasa manusia dapat menyampaikan tujuan mereka kepada orang lain dengan mudah dan

Lebih terperinci

BAB 5 UJI COBA DAN PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT

BAB 5 UJI COBA DAN PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT BAB 5 UJI COBA DAN PENGEMBANGAN LEBIH LANJUT Pada bab ini akan dijelaskan tentang ujicoba terhadap prototipe Computer Aided Translation Arab-Indonesia yang telah dikembangkan berikut hasilnya. Didahului

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA ARAB

STANDAR KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA ARAB STANDAR KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BAHASA ARAB A. DASAR PENYUSUNAN KOMPETENSI Yang dijadikan dasar dalam pemetaan standar kompetensi pedagogik guru dan seni adalah sebagai berikut. (1) UU No. 20 Tahun

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Sharaf I Kode Mata Kuliah : AR 106 Bobot SKS : 2 SKS Semester : 2 Prasyarat : - Penanggung jawab : Dr. H. Mamat Zaenuddin, MA. Anggota : Drs. H. Masor Pertemuan I:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il BAB IV ANALISIS FI IL MABNI MAJHUL DALAM SURAH AL FUSHSHILAT A. Analisis Fi il Mabni Majhul dalam Surah Al Fushshilat Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ل ت,ف ص disebut fi il

Lebih terperinci

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM Banyak orang menganggap bahwa memahami kandungan isi al-qur'an itu sangat sulit.. BENARKAH??? Pertama : kata "sulit" itu bisa

Lebih terperinci

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim

Bab II. Mengenal Macam-macam Isim 8 Bab II Mengenal Macam-macam Isim Alokasi Waktu Materi : 120 menit :- Pembagian Isim Ditinjau dari Bilangannya - Pembagian Isim Ditinjau dari Perubahannya - Beberapa Contoh Isim lainnya ISIM bilangannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM. sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan kata سیي ھ yang BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HASANAH DAN SAYYI AH SECARA UMUM A. Pengertian Hasanah dan Sayyi ah,حسنة yang masdarnya,یحسنو,حسن berasal dari kata حسنة Kata disebutkan sebanyak 160 ayat dalam 48 surat, sedangkan

Lebih terperinci

BAB PERTAMA PENGENALAN. Pembinaan ayat dalam bahasa Arab terdiri daripada tiga bentuk : Jumlat ismiyyat,

BAB PERTAMA PENGENALAN. Pembinaan ayat dalam bahasa Arab terdiri daripada tiga bentuk : Jumlat ismiyyat, BAB PERTAMA PENGENALAN 1. 0 PENDAHULUAN Pembinaan ayat dalam bahasa Arab terdiri daripada tiga bentuk : Jumlat ismiyyat, jumlat fi liyyat dan syibh al-jumlat. Ada dua unsur penting dalam pembentukan jumlat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majid (1997:2) dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan tidak lahir dari kekosongan. Ia didahului oleh kebudayaan-kebudayaan lain yang menjadi unsur

Lebih terperinci

KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH

KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH KAIDAH BACA KITAB AQIDAH AHLUS SUNNAH WAL JAMA AH Kaidah-kaidah dalam membaca Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama ah, yaitu : 1. Apabila ada huruf, dimana setelahnya adalah Alif mati ( ا ), maka huruf tersebut

Lebih terperinci

/jundīyyun muslimun/ dalam Buku Al-Qirā atu

/jundīyyun muslimun/ dalam Buku Al-Qirā atu Penelitian tentang klausa belum pernah diteliti pada Program Studi Bahasa Arab, Fakultas Sastra,. Adapun judul yang telah ada adalah Analisis Konstrastif Kalimat Verbal dan Kalimat Nominal dalam Bahasa

Lebih terperinci

w v u t l k j i h g f e y x w v u t s r q p ³ ² ± «ª PELAJARAN 2 Kumpulan Ayat-ayat Pilihan; Surat Al-Baqarah: oleh Dr. V.

w v u t l k j i h g f e y x w v u t s r q p ³ ² ± «ª PELAJARAN 2 Kumpulan Ayat-ayat Pilihan; Surat Al-Baqarah: oleh Dr. V. PELAJARAN 2 w v u t J I HG FEDC BA m W V UT SRQP ONML K d c b a ` _^ ]\ [ Z YX o n ml k j i h g f e y x w v u t s r q p d c b a ` _ ~ } { z l k j ih g f e t s r q p o n m } { z y x w v u ~ ³ ² ± «ª l ¼»

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah

BAB V PENUTUP. 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah 363 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Model pengembangan indeks al-qur an ini adalah model Prosedural, sebuah model yang secara prosedural dilakukan melalui lima tahapan. Tahapantahapannya ditempuh secara

Lebih terperinci

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan Khutbah Jumat berikut ini berisi nasihat untuk senantiasa memanfaatkan segala kenikmatan hidup ini sebagai bekal dalam menghadapi masa yang akan datang (baca:

Lebih terperinci

MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA

MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA MAKALAH ALIF LAYYINAH DI TENGAH KATA Disusun guna memenuhi tugas Qowa idul Imla yang diampu oleh : Bapak Muhammad Mas ud M.Pd.I. Oleh : 1. Umi Mahmudah / 111-13-040 2. ShintaYuniati / 111-13-052 SEKOLAH

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Penghapus Dosa-dosa Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

Sulaiman bin Hasan Al Jamzury. Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman Sulaiman bin Hasan Al Jamzury Terjemah Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman Judul Asli Penulis Judul terjemah Penerjemah Editor Desain Sampul Jumlah Halaman Bidang Ilmu : Matan Tuhfatul Athfal Wal Ghilman

Lebih terperinci

BAB II PENGERTIAN ALQURAN

BAB II PENGERTIAN ALQURAN BAB II PENGERTIAN ALQURAN A. Alquran Menurut Bahasa secara bahasa diambil dari kata: قر ا - يقرا- قراة- وقرانا yang berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat Islam untuk

Lebih terperinci

5. Bidang Studi : BAHASA ARAB

5. Bidang Studi : BAHASA ARAB 5. Bidang Studi : BAHASA ARAB NO STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI YANG DIUJI 1 QIROAH menganalisis dan menemukan pokok pikiran tentang TA ARUF Menentukan gambaran umum dan rinci tentang SALAM dalam

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TINGKAT MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 5. BIDANG STUDI : BAHASA ARAB NO STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI YANG DIUJI 1. QIROAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya Kla Project yang dipopulerkan pada tahun 2010 dengan jumlah

Lebih terperinci

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed TAWASSUL Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed Setelah kita mengetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi

Lebih terperinci

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM MODUL PENGENALAN KAIDAH BAHASA ARAB DASAR BAHASA ARAB KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM Diterbitkan oleh: MA HAD UMAR BIN KHATTAB YOGYAKARTA bekerjasama dengan RADIO MUSLIM YOGYAKARTA 1 ال م ف ر د ات (Kosakata)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al- BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bentuk peneletian sistematis, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan rumusan masalah yang telah ditelusuri yaitu: 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih

Lebih terperinci

CONTOH MAF UL BIH MUQADDAM DALAM AYAT AL-QUR AN

CONTOH MAF UL BIH MUQADDAM DALAM AYAT AL-QUR AN CONTOH MAF UL BIH MUQADDAM DALAM AYAT AL-QUR AN Pada prinsipnya pola kalimat verbal (jumlah fi liyyah) menurut ilmu nahwu : فاػل- مفؼول.فؼل- Fa il (subjek) dituturkan menyusul fi il (verba/predikat) dan

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA ) PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA ) Oleh : Mainizar Abstrak Al-Qur an sebagai mukjizat terbesar

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Analisis Terhadap Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan Bagi Anak Laki-laki dan

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta (TQS al-furqnn [25]: 73-74)

Lebih terperinci

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA. Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA. Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts Al-Ilmiyah Wal Ifta Al-Lajnah Ad-Daa-imah Lil Buhuuts

Lebih terperinci

[ Indonesia Indonesian

[ Indonesia Indonesian SUAMI TIDAK SHALAT : [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Misy'al al-utaibi Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : : : : 2009 1430 2 Suami Tidak Shalat Segala puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan tersebut terlihat pada berbagai kebudayaan serta adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.1 Simpulan Berikut ini disajikan simpulan dari seluruh rangkaian kegiatan studi tentang morfologi, sintaksis, morfosintaksis, verba transitif, dan implikasinya terhadap

Lebih terperinci

MAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat

MAKALAH. Hamzah di Tengah Kalimat MAKALAH Hamzah di Tengah Kalimat Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Muhammad Yanis Abdillah 111-13-012 Tolhah Husen 111-13-124

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Rendahnya kualitas pendidikan merupakan salah satu bentuk permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2016/2017

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN SYEKH NURJATI CIREBON SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2016/2017 A. IDENTITAS 1. Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa Arab 2. Nama Matakuliah..*) : Tarjamah I 3. Kode

Lebih terperinci

DESKRIPSI, SILABUS, DAN SAP BAHASA ARAB DR 422. DR. H. Rahman, M.Pd. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

DESKRIPSI, SILABUS, DAN SAP BAHASA ARAB DR 422. DR. H. Rahman, M.Pd. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. DESKRIPSI, SILABUS, DAN SAP BAHASA ARAB DR 422 DR. H. Rahman, M.Pd. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia 2009

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Makalah Ulumul Qur an : Rasm Al-Qur an hal [1]

PEMBAHASAN. Makalah Ulumul Qur an : Rasm Al-Qur an hal [1] PEMBAHASAN 1. Pengertian dan Sejarah Rasm Al-Qur an A. Pegertian Rasm Al-Qur an atau adalah ilmu yang mempelajari tentang penulisan Mushaf Al-Qur an yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan

Lebih terperinci

MAKALAH. Hamzah di Akhir Kalimat. Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I.

MAKALAH. Hamzah di Akhir Kalimat. Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla. Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. MAKALAH Hamzah di Akhir Kalimat Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qowa idul Imla Dosen : Muhammad Mas ud, S.Pd.I. Disusun Oleh : Hamidah Nur Vitasari 111-13-262 Lailia Anis Afifah 111-13-264

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai pedoman bagi umat manusia agar tetap berada di jalan yang lurus dalam menjalani

Lebih terperinci

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) ", 25

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) , 25 Al-Quran yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad saw, sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki pelbagai macam keistimewaan. Keistimewaan tersebut, antara lain, susunan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Tsanawiyah : Bahasa Arab : VII (Tujuh) : 1 (satu)/ganjil SILABUS PEMBELAJARAN Kompetensi Inti : KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama

Lebih terperinci

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir

Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Kisah Pembangunan Ka bah Sumber: Islam4Kids.com Berdasarkan Kisah Para Nabi oleh Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Katsir Alih Bahasa: Ummu Abdullah Desain Sampul: Ummu Zaidaan Disebarluaskan melalui: Maktabah

Lebih terperinci

KONSEP TOBAT DALAM SURAT MADANIYYAH MENURUT TAFSIR AL-SHA RA>WI. Dhiya Atul Millah

KONSEP TOBAT DALAM SURAT MADANIYYAH MENURUT TAFSIR AL-SHA RA>WI. Dhiya Atul Millah KONSEP TOBAT DALAM SURAT MADANIYYAH MENURUT TAFSIR AL-SHA RA>WI Dhiya Atul Millah Tobat adalah serapan dari bahasa arab, yaitu mas}dar dari kata ta>ba-yatu>butawbatan yang artinya kembali kepada Allah

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA ARAB DR 420

SILABUS BAHASA ARAB DR 420 No.: FPBS/FM-7.1/07 SILABUS BAHASA ARAB DR 420 dibuat oleh Prof. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016 No.: FPBS/FM-7.1/07 LEMBAR VERIFIKASI

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kali gurindam disebut, maka yang terbesit tidak lain ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Seakan-akan hanya Gurindam Dua Belas satu-satunya

Lebih terperinci

2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2008 Perpustakaan Digital UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ( ) ٠٤١١١٧١٣ ٢٠٠٨ ABSTRAKSI Al-Qur an adalah kalam Allah; yang diturunkan dalam bentuk kata dan makna, yang merupakan kitab suci yang harus selalu dipelihara dan diperdalam isi dan maknanya. Untuk memelihara

Lebih terperinci

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Pentingnya Kesabaran Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS SKRIPSI MELALUI PENGENALAN MUTA ALLAQ PADA MATA KULIAH INSYA Oleh: Yayan Nurbayan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS SKRIPSI MELALUI PENGENALAN MUTA ALLAQ PADA MATA KULIAH INSYA Oleh: Yayan Nurbayan PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS SKRIPSI MELALUI PENGENALAN MUTA ALLAQ PADA MATA KULIAH INSYA Oleh: Yayan Nurbayan Abastrak Penyelenggaraan perkuliahan Insya tampaknya belum mencapai hasil

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang (simbol- simbol) ini memiliki bentuk dan makna (bersisi dua), atau dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. lambang (simbol- simbol) ini memiliki bentuk dan makna (bersisi dua), atau dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai alat sarana komunikasi vital dalam hidup ini. Bahasa adalah milik manusia. Bahasa adalah salah satu ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kalam atau firman Allah SWT, yang di turunkan kepada. Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan suatu ibadah.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kalam atau firman Allah SWT, yang di turunkan kepada. Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan suatu ibadah. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Al-Quran adalah kalam atau firman Allah SWT, yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan membacanya merupakan suatu ibadah. (Qaththan,2000:17). Al-Qur an di

Lebih terperinci

RASM UTHMANI; HUBUNGANNYA DALAM BIDANG ILMU QIRAAT Oleh: Norazman bin Alias Abdul Muhaimin bin Ahmad Muhammad Hafiz bin Saleh

RASM UTHMANI; HUBUNGANNYA DALAM BIDANG ILMU QIRAAT Oleh: Norazman bin Alias Abdul Muhaimin bin Ahmad Muhammad Hafiz bin Saleh RASM UTHMANI; HUBUNGANNYA DALAM BIDANG ILMU QIRAAT Oleh: Norazman bin Alias Abdul Muhaimin bin Ahmad Muhammad Hafiz bin Saleh Abstrak: Rasm Uthmani merupakan kaedah penulisan al-quran mengikut gaya penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi Untuk Apa Kita Diciptakan? Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi K ehidupan di dunia pada dasarnya hanyalah senda gurau atau main-main saja. Orang akan semakin merugi bila tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I Konsep Kitab 1. Pengertian Kitab Secara bahasa, kitab adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ditulisi di dalamnya. Sedangkan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Tsanawiyah : Bahasa Arab : VIII (Delapan) : 1 (Satu)/Ganjil Kompetensi Inti : KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama

Lebih terperinci

Keistimewaan Membaca Al-Qur an

Keistimewaan Membaca Al-Qur an Keistimewaan Membaca Al-Qur an Oleh : Drs.H. Hasan Mansur Nasution, MA Pendahuluan Diketahui secara mudah bahwa setiap agama memiliki kitab suci yang merupakan pedoman dalam menjalani kehidupan saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sejak manusia lahir ke dunia, telah dibekali Allah SWT dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal, manusia

Lebih terperinci

PEDOMAN TRANSLITERASI

PEDOMAN TRANSLITERASI PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Muhammad Ali al-shabuni dalam kitab al-tibyan fi Ulum al-qur an sebagaimana yang dikutip oleh Mohammad Nor Ichwan mendefinisikan, bahwa al-qur an adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Salah satu alat komunikasi adalah melalui bahasa. berbicara, pada hakikatnya ia masih juga memakai bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Salah satu alat komunikasi adalah melalui bahasa. berbicara, pada hakikatnya ia masih juga memakai bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia juga perlu berkomunikasi dengan sesamanya.

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI

Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Oleh: Rokhmat S Labib, MEI Maha Suci Allah yang telah menurunkan al-furqan (Alquran) kepada hamba-nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (TQS al-furqan [25]: 1). Sehebat apa pun manusia,

Lebih terperinci