BAB II KAJIAN PUSTAKA. tersebut bisa diperoleh melalui dua sumber yaitu dari luar perusahaan (eksternal
|
|
- Yulia Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Biaya modal (cost of capital) Perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan operasionalnya pasti akan memerlukan modal. Modal yang diperlukan untuk membiayai belanja perusahaan tersebut bisa diperoleh melalui dua sumber yaitu dari luar perusahaan (eksternal financing) dalam bentuk modal sendiri dan hutang dan dari dalam perusahaan (internal financing) dalam bentuk laba di tahan dan penyusutan. Cost of Capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pembelanjaan (Aida, 2002: 235). Menurut Wiwik (2005: 103), biaya modal adalah merupakan konsep yang dinamis yang dipengaruhi oleh beberapa asumsi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi. Asumsi dasar yang digunakan dalam estimasi biaya modal adalah risiko bisnis dan risiko keuangan adalah tetap (relatif stabil). Biaya modal dihitung atas dasar sumber dana jangka panjang. Biaya hutang jangka panjang adalah biaya hutang sesudah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang melalui pinjaman. Biaya saham preferen adalah dividen saham preferen tahunan dibagi dengan hasil penjualan saham preferen. Biaya modal saham biasa adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan dividen yang diharapkan diterima di masa yang akan datang. Rate of return dari saham biasa ini yang selanjutnya disebut biaya modal ekuitas (cost of equity capital). 7
2 Menurut Wiwik (2005: 103), pengukuran biaya modal saham biasa (biaya modal ekuitas), dipengaruhi oleh model penilaian perusahaan, antara lain: a. Model penilaian pertumbuhan konstan (constant growth valuation model) Dasar pemikiran yang digunakan adalah bahwa nilai saham sama dengan nilai tunai (present value) dari semua dividen yang akan diterima di masa yang akan datang (diasumsikan pada tingkat pertumbuhan konstan) dalam waktu yang tidak terbatas (Model ini dikenal dengan sebutan Gordon Model). b. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Berdasarkan Model CAPM, biaya modal saham biasa adalah tingkat return yang diharapkan oleh investor sebagai kompensasi atas risiko yang tidak dapat didiversifikasi yang diukur dengan beta. c. Model Ohlson Model Ohlson digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan dengan mendasarkan pada nilai buku ekuitas ditambah dengan nilai tunai dari laba abnormal. p T τ t y t (1 r) E t{x τ 1 (r)y τ t 1} τ 1 (1) Keterangan: Pt = harga saham pada periode t yt = nilai buku per lembar saham periode t xt = laba per lembar saham r = ekspektasi biaya modal ekuitas Penelitian ini memilih model Ohlson untuk mengestimasi biaya modal ekuitas. Penghitungan ekspektasi biaya modal ekuitas menggunakan estimasi laba per lembar saham. Untuk estimasi laba per saham dalam penelitian ini digunakan random walk model. Alasan menggunakan estimasi model random ini didasarkan 8
3 pada hasil penelitian Rini (2002) dalam Wiwik (2005: 104), yang melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji ketepatan prakiraan laba menggunakan beberapa model mekanik dengan kesimpulan bahwa random walk model dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengukur prakiraan laba. Penelitian sejenis yang mendukung hasil penelitian tersebut telah dilakukan oleh Qizam (2001) dalam Wiwik (2005: 104) yang menyimpulkan bahwa laba tahunan di Indonesia mengikuti random walk Manajemen laba Manajemen laba memiliki banyak definisi dan tidak ada konsensus yang dasar mengenai cara pandang terhadapnya. Scott (2000) dalam Rahmawati dkk (2006: 3) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak hutang dan political costs (Opportunistic Earnings Management). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient Earnings Management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, dapat mempengaruhi nilai pasar dari saham perusahaannya melalui manajemen laba. Menurut Assih dan Gudono (2000: 37) mengartikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General 9
4 Accepted Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan. Menurut Setiawati dan Na im (2000) dalam Rahmawati dkk (2006: 4) manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pembaca laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa. Berdasarkan berbagai pengertian manajemen laba tersebut, penelitian ini memilih pengertian earnings management sebagai fenomena yang muncul dari laporan keuangan, berupa kecenderungan manajemen melakukan pengelolaan earnings untuk keuntungan diri dan perusahaan melalui pemilihan metode akuntansi yang dilakukan secara sadar, namun masih dalam batasan yang diijinkan oleh Standar Akuntansi Keuangan. Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting Theory (PAT). Tiga hipotesis PAT yang dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba yang dirumuskan oleh Watts and Zimmerman (1986) dalam Halim dkk (2005: 119), adalah: 1) The Bonus Plan Hypothesis Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer perusahaan akan lebih banyak memilih metode akuntansi yang dapat menggeser laba dari masa depan ke masa kini, sehingga laba yang dilaporkan 10
5 pada tahun berjalan meningkat. Dengan kata lain, manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus tinggi. Penelitian mengenai hipotesis ini telah dilakukan oleh Healy dalam Adi Susanta (2006) dan menemukan bahwa para manajer perusahaan yang mempergunakan laba akuntansi untuk menentukan besarnya bonus, cenderung memiliki kebijakan akuntansi yang memaksimalkan bonus yang diharapkan. 2) The Debt to Equity Hypothesis (Debt Covenant Hypothesis) Perusahaan dengan rasio debt to equity yang tinggi mengalami kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor dan bahkan perusahaan terancam melanggar perjanjian hutang. Semakin dekat perusahaan ke arah pelanggaran persyaratan hutang yang didasarkan atas angka akuntansi, maka manajer perusahaan cenderung memilih prosedur-prosedur akuntansi yang memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan sehingga laba yang dilaporkan pada tahun tersebut menjadi meningkat. Umumnya, laba yang tinggi akan mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran. Hipotesis ini didukung oleh Penelitian Sweeney (1994) dalam Rahmawati (2006: 5) bahwa manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang berdampak meningkatkan laba. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal. 3) The Political Cost Hypothesis (Size Hypothesis) Pada perusahaan besar yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan memilih metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode masa mendatang, sehingga dapat memperkecil 11
6 laba yang dilaporkan. Biaya politik yang muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen serta pemerintah. Perusahaan tersebut juga dituntut untuk memerhatikan tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Untuk menghindari kemungkinan dijadikan target oleh pihak tertentu serta mendapat perlindungan dalam persaingan luar negeri, maka perusahaan cenderung menangguhkan laba berjalan ke masa mendatang. Scott (2002: 302) dalam Rahmawati dkk (2006: 4), mengemukakan beberapa motivasi terjadinya manajemen laba: 1) Bonus Purpose Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara opportunistic untuk melakukan manajemen untuk memaksimalkan laba saat ini. 2) Political Motivations Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat. 3) Taxation Motivations Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan. 12
7 4) Pergantian CEO CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan untuk memaksimalkan bonus mereka dan jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan. 5) Initial Public Offering Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public menaikkan laba dalam prospectus mereka dengan harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan. 6) Pentingnya memberi informasi kepada investor Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik. Pola manajemen laba menurut Scott (2000) dalam Rahmawati dkk (2006: 7) dapat dilakukan dengan cara: 1) Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengna melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa yang akan datang. 2) Income Minimization Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. 13
8 3) Income Maximization Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang. 4) Income Smoothing Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil. Menurut McNichols (2000) dalam Wiwik (2005: 102) ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk proksi manajemen laba, yaitu: 1) Pendekatan yang mendasarkan pada model agregat Pendekatan ini paling banyak digunakan dalam penelitian perataan laba. Dalam pendekatan ini terdapat dua bagian yaitu discretionary accruals dan non discretionary accruals. Pendekatan ini menggunakan tingkat error model regresi untuk menentukan discretionary accruals, sedangkan untuk non discretionary accruals ditentukan oleh perubahan dari pendapatan dan tingkatan dari aktiva tetap berwujud (property plant and equipment). Pendekatan ini digunakan oleh Healy (1985) dan oleh Jones (1991) yang mengikuti Kaplan (1985) dengan model Jones serta Dechow et al. (1995) dengan modified Jones. 14
9 2) Pendekatan yang mendasarkan pada model spesifik akrual Pendekatan ini biasa digunakan pada penelitian yang menggunakan data untuk industri tertentu, misalnya provisi untuk piutang tak tertagih bagi industri perbankan atau cadangan kerugian klaim industri asuransi dalam menentukan discretionary accruals. McNichols (2000) menganggap metode ini memiliki kelebihan, yakni peneliti dapat melihat faktor utama yang mempengaruhi perilaku accruals berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, serta penerapannya pada industri tertentu, tetapi kelemahannya adalah sulitnya mengambil kesimpulan umum atas hasil penelitian. Pendekatan ini juga pernah digunakan oleh Beneish (1997). 3) Pendekatan berdasarkan distribusi frekuensi Penelitian ini dikembangkan oleh Burgstahler et al. (1997) dan Degeorge et al. (1999). Mereka meneliti bahwa ada hubungan tiga faktor, yaitu zero earnings, earnings tahun lalu, dan ekspektasi analis tahun ini. Kondisi perataan laba dijelaskan melalui hasil penelitiannya adalah banyak perusahaan dalam melaporkan laba tahun berjalan di mana laba tersebut memiliki jumlah laba di atas zero earnings dan earnings tahun lalu namun lebih rendah dibanding ekspektasi analis untuk tahun ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada model agregat akrual dan menggunakan model regresi untuk menghitung discretionary dan non discretionary accruals. Alasan penggunaan pendekatan ini adalah karena pendekatan ini sudah digunakan secara luas dalam mengukur tingkat manajemen laba. 15
10 2.1.3 Pengungkapan (disclosure) laporan keuangan SFAC (Statement of Financial Concepts) Nomor 1, menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor, kreditur, dan pemakai lain dalam pegambilan investasi, kredit dan keputusan lain dan sejenis yang rasional. Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh mereka yang mempunyai wawasan bisnis dan ekonomi (Aida, 2002: 239). Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan diharapkan agar dapat dipahami sehingga tidak menimbulkan kesalahan interpretasi, sehingga dalam penyajian laporan keuangan harus disertai dengan disclosure yang cukup (adequate disclosure) artinya informasi yang disajikan tidak berlebihan namun juga tidak kurang sehingga tidak menyesatkan orang yang membacanya. Secara umum tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Pasar modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan dapat diwajibkan untuk: 1) Tujuan melindungi Pengungkapan dimaksudkan untuk melindungi dari perlakuan para manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka (unfair). Tujuan melindungi menjadi pertimbangan badan pengawas yang mendapat autoritas untuk melakukan pengawasan terhadap pasar modal. 16
11 2) Tujuan informatif Pengungkapan diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pembuatan keputusan pemakai tersebut. Tujuan ini melandasi penyusun standar akuntansi untuk menentukan tingkat pengungkapan seperti Bapepam. 3) Tujuan kebutuhan khusus Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif. Meskipun semua perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum, namun masing-masing berbeda secara substansial dalam jumlah tambahan informasi yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor memahami strategi bisnis manajemen. Hasil penelitian di berbagai negara membuktikan, bahwa laporan tahunan (annual report) merupakan media yang tepat untuk menyampaikan corporate disclosure (terdiri dari disclosure keuangan dan non keuangan). Secara garis besar, disclosure mengikuti pedoman berikut ini: 1) Laporan keuangan Terdiri dari tiga laporan utama: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan juga termasuk rincian Tabel-Tabel untuk menjelaskan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan yang disajikan secara komparatif dengan periode yang lalu; 17
12 2) Catatan kaki Catatan kaki merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam catatan kaki ini sering disajikan catatan-catatan yang berhubungan dengan item-item neraca dan laporan laba rugi; 3) Data statistik Data-data ini disusun dan diolah dari angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dan sering disajikan secara terpisah di dalam laporan tambahan; dan 4) Laporan auditor Laporan ini merupakan media yang paling sesuai untuk mengungkapkan penyimpangan dan akibat penyimpangan penerapan prinsip akuntansi yang berterima umum, perubahan prinsip akuntansi dan akibatnya, dan perbedaan pendapat antara auditor dan manajemen perusahaan yang diaudit. Kualitas keterbukaan (disclosure) informasi dalam laporan tahunan diperlukan oleh pemegang saham dan stakeholders untuk mendapatkan informasi secara lebih mendalam atas pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Melalui informasi tersebut pengguna laporan tahunan dapat mengetahui kondisi perusahaan, menilai kinerja perusahaan, serta melakukan prediksi atas perkembangan perusahaan dalam mengambil keputusan. Bagi investor maupun calon investor di pasar modal akan menggunakan informasi tersebut untuk mempertimbangkan keputusan investasinya. Peraturan mengenai pengungkapan informasi dalam laporan tahunan di Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah melalui Keputusan Ketua Badan Pengawas 18
13 Pasar Modal (BAPEPAM). Dalam keputusan ini telah ditetapkan suatu struktur regulasi pasar modal yang semakin baik. Peraturan mengenai laporan tahunan diatur dalam Peraturan No. VIII.G.2. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep.38/PM/1996 tanggal 17 Januari Dalam peraturan ini diatur mengenai: Ketentuan Umum, Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan, serta Bentuk dan Isi Laporan Tahunan. Peraturan Bapepam yang terbaru No.VIII.G.7 No. Kep. 06/PM/2000 telah dikeluarkan khusus mengatur mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan. Menurut Aida (2002: 239), disclosure untuk pasar modal terdiri atas dua aspek, yaitu: protective disclosure dan informative disclosure. Protective disclosure merupakan usaha badan pengawas pasar modal. Sedangkan yang termasuk ke dalam informative disclosure adalah disclosure yang disajikan dalam rangka keterbukaan emiten untuk tujuan analisis investasi. Dalam penelitian ini, pengukuran luas pengungkapan informasi sukarela laporan tahunan menggunakan daftar item pengungkapan yang digunakan sebelumnya oleh Sunyasmi (2003) yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Botosan (1997) yang berjudul Disclosure Level and The Cost of Equity Capital. Item pengungkapan yang digunakan oleh Botosan merupakan panduan rekomendasi dari American Institute of Certified Public Accountans (1994), studi mengenai business reporting yang dilakukan antara lain oleh Jenkins Comitte Report, SRI International (1987) yang dilakukan melalui survey kebutuhan informasi dari investor dan Canadian Institute of Charatered Accounts (1991) melalui studi atas annual report. 19
14 Adapun item-item pengungkapan sukarela yang terdapat dalam penelitian Botosan terdiri atas lima kategori, yaitu: 1) Informasi mengenai latar belakang perusahaan Informasi ini meliputi tujuan dan strategi perusahaan, lingkungan persaingan, produk utama yang dihasilkan dan pasar utama yang dilayani perusahaan. Perusahaan akan mendapatkan skor satu untuk masing-masing latar belakang perusahaan yang diungkapkan. Satu skor tambahan untuk masing-masing item apabila informasi yang disediakan tersebut memuat data kuantitatif yang tidak termuat dalam laporan keuangan seperti tujuan perusahaan yang targetnya dinyatakan dalam angka. 2) Ringkasan hasil kinerja perusahaan selama sepuluh tahun atau lima tahun Ringkasan hasil kinerja yang penting untuk diungkapkan adalah return on asset, net profit margin, asset turnover, return on equity, sales and net income. Perusahaan akan diberikan skor dua untuk setiap pengungkapan. 3) Informasi non keuangan Informasi non keuangan antara lain meliputi jumlah tenaga kerja, unit terjual, kompensasi untuk karyawan, dan persentase penjualan desain produk dalam jangka waktu lima tahun terakhir. Perusahaan akan mendapatkan skor dua untuk masing-masing pengungkapan informasi tersebut. 4) Proyeksi informasi perusahaan di masa depan Informasi ini antara lain meliputi perkiraan arus kas, perkiraan penjualan, serta pengungkapan atas kesempatan perusahaan di masa mendatang. Informasi tersebut diperlukan oleh para investor dan calon investor untuk memprediksi 20
15 kesempatan dan risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan akan mendapatkan skor dua untuk masing-masing pengungkapan dan skor tiga untuk perkiraan yang disertai data kuantitatif. 5) Analisis dan pembahasan umum oleh manajemen Informasi ini dimaksudkan untuk menyampaikan kepada pembaca laporan tahunan yang berkaitan dengan perubahan dan tidak dimuat dalam laporan keuangan. Seperti perubahan penjualan, biaya-biaya, persediaan, dan lain sebagainya. Perusahaan akan mendapatkan satu skor untuk masing-masing pengungkapan dan tambahan satu skor apabila penjelasan diperkuat dengan data kuantitatif yang termuat dalam laporan keuangan. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan Wiwik Utami (2005) bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas yang dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan publik di sektor manufaktur yang terdaftar untuk tahun 2001 dan Variabel-variabel yang digunakan berupa manajemen laba sebagai variabel bebas, variabel biaya modal ekuitas sebagai variabel terikat, serta risiko beta dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Teknik analisis data yang digunakan model analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Hasil selanjutnya juga menunjukkan bahwa manajemen laba yang diproksi dengan rasio akrual modal kerja dengan penjualan terbukti memberikan kontribusi paling besar dalam menjelaskan variasi biaya modal ekuitas. 21
16 Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel biaya modal ekuitas sama-sama diestimasi dengan Model Ohlson. Persamaan lainnya yaitu terletak pada teknik analisis datanya yaitu samasama menggunakan teknik analisis regresi berganda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut terletak pada periode penelitian dan populasi penelitian, penelitian sebelumnya dilakukan pada periode tahun 2001 dan 2002 dan khusus terhadap perusahaan publik yang bergerak di sektor manufaktur saja, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk tahun dengan populasi semua perusahanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali perusahaan yang bergerak dalam industri keuangan, real estate dan property serta telekomunikasi. Penelitian ini ingin menguji adanya pengaruh manajemen laba dan tingkat pengungkapan sukarela pada laporan keuangan tahunan terhadap biaya modal ekuitas, baik secara serempak maupun secara parsial, sedangkan penelitian sebelumnya hanya bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas. Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa manajemen laba dan tingkat pengungkapan sukarela, sedangkan penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel manajemen laba sebagai variabel bebasnya tetapi memasukkan beta saham dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Pada penelitan ini variabel manajemen laba diukur dengan menggunakan pendekatan agregat akrual dengan Model Jones Modifikasian sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan rasio modal kerja dengan penjualan. 22
17 Penelitian selanjutnya dilakukan Charisma Juliandari (2007) bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas yang dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan publik di sektor manufaktur yang terdaftar untuk tahun 2004 dan Variabel-variabel yang digunakan berupa manajemen laba sebagai variabel bebas, variabel biaya modal ekuitas sebagai variabel terikat, serta ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Variabel manajemen laba diproksi berdasarkan pendekatan agregat akrual dengan Model Jones Modifikasian, variabel biaya modal ekuitas diukur berdasarkan tingkat diskonto yang dipakai oleh investor untuk menilaitunaikan cash flow (Model Ohlson), sedangkan variabel ukuran perusahaan diproksi dengan menggunakan kapitalisasi pasar. Teknik analisis data yang digunakan model analisis regresi berganda. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap biaya modal ekuitas. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel manajemen laba sama-sama diproksi dengan pendekatan agregat akrual dengan Model Jones Modifikasian, dan variabel biaya modal ekuitas sama-sama diestimasi berdasarkan Model Ohlson. Persamaan lainnya yaitu terletak pada teknik analisis datanya yaitu sama-sama menggunakan teknik analisis regresi berganda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut terletak pada periode penelitian dan populasi penelitian, penelitian sebelumnya dilakukan pada periode tahun 2004 dan 2005 dan khusus terhadap perusahaan publik yang bergerak di 23
18 sektor manufaktur saja, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk tahun dengan populasi semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali perusahaan yang bergerak dalam industri keuangan, real estate dan property serta telekomunikasi. Penelitian ini ingin menguji adanya pengaruh manajemen laba dan tingkat pengungkapan sukarela pada laporan keuangan tahunan terhadap biaya modal ekuitas, baik secara serempak maupun secara parsial, sedangkan penelitian sebelumnya hanya bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen laba terhadap biaya modal ekuitas. Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa manajemen laba dan tingkat pengungkapan sukarela, sedangkan penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel manajemen laba sebagai variabel bebasnya. Penelitian selanjutnya, dilakukan oleh Aida Ainul Mardiyah (2002) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara interaksi informasi asimetri dan disclosure terhadap cost of capital yang dilakukan terhadap seluruh perusahaan publik yang terdaftar tahun Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel informasi asimetri dan pengukuran indeks disclosure sebagai variabel bebas dan cost of capital sebagai variabel terikatnya. Dalam penelitian ini variabel asimetri informasi diukur menggunakan relatif bid ask spread, variabel disclosure diukur dengan menggunakan indeks disclosure yang diadopsi dari penelitian Botosan (1997), dan variabel cost of capital diukur dengan menggunakan model CAPM (Capital Asset Pricing Model). Teknik analisis data yang digunakan adalah multiple regression dan multiplicative model untuk mengetahui variasi cost of capital dari interaksi dua variabel 24
19 independennya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara informasi asimetri dengan cost of capital. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan ada hubungan positif antara size perusahaan dengan disclosure. Hasil selanjutnya juga menunjukkan bahwa informasi asimetri yang rendah membutuhkan disclosure yang semakin handal agar dapat menurunkan cost of capital. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Persamaan lainnya yaitu terletak pada pengukuran variabel bebasnya yaitu: variabel disclosure sama-sama diukur dengan menggunakan indeks pengungkapan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut terletak pada periode penelitian dan populasi penelitiannya, penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 1996 dengan populasi semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk tahun dengan populasi semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali perusahaan yang bergerak dalam industri keuangan, real estate dan property serta telekomunikasi. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam menentukan jumlah sampel penelitian sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda, sedangkan penelitian sebelumnya selain menggunakan multiple regression juga multiplicative model. Penelitian ini ingin menguji adanya pengaruh manajemen laba dan tingkat pengungkapan sukarela pada laporan 25
20 keuangan tahunan terhadap biaya modal ekuitas, baik secara serempak maupun secara parsial, sedangkan penelitian sebelumnya hanya bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi informasi asimetri dan disclosure terhadap cost of capital. Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa manajemen laba dan tingkat pengungkapan sukarela, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan variabel informasi asimetri dan disclosure sebagai variabel bebasnya. Pada penelitian ini variabel cost of capital diestimasi dengan menggunakan model Ohlson sedangkan pada penelitian sebelumnya menggunakan model CAPM (Capital Asset Pricing Model). 2.3 Hipotesis Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan penelitian yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis disusun berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan juga tinjauan atas penelitian terdahulu. H1 : Manajemen laba dan tingkat pengungkapan sukarela pada laporan keuangan tahunan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap biaya modal ekuitas. H2 H3 : Manajemen laba berpengaruh positif terhadap biaya modal ekuitas. : Tingkat pengungkapan sukarela pada laporan keuangan tahunan berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas. 26
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004:2) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Biaya Modal Ekuitas Menurut Mardiyah (2002), cost of equity capital adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sumber pendanaan (source financing). Santoso
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. melakukan hal yang terbaik bagi kepentingan pribadinya. Teori ini menjelaskan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan Penelitian mengenai Manajemen laba ini dilandasi oleh teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan mengasumsikan bahwa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
7 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Manajemen Laba 2.1.1. Definisi Manajemen Laba Manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara
digilib.uns.ac.id 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara prinsipal (pemilik atau pemegang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi Praktik manajemen laba dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak agent dengan pihak principal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data kuantitatif atas semua transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori keagenan, teori akunntansi positif, manajemen laba, perataan laba, sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dan media komunikasi utama yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu,
Lebih terperinciRINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT
RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT Untuk Memenuhi Tugas Teori Akuntansi Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sutrisno, S.E., M.Si., Ak., CA Disusun oleh: Annisa Sabrina Djunaedy PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan, dan sebagainya. Industri perbankan
Lebih terperinciSEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN LABA
SEMINAR AKUNTANSI MANAJEMEN LABA MANAJEMEN LABA PADA TINGKAT PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ-45 Isu / Fenomena Masalah Bagaimana pengaruh asimetri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Manajemen laba didasari oleh adanya teori keagenan yang menyatakan bahwa setiap individu cenderung untuk memaksimalkan utilitasnya. Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya globalisasi dan persaingan bebas menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar dapat bertahan hidup, berkembang dan berdaya saing. Dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan
1 PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan eksternal. Bagi pihak internal, laba digunakan untuk menilai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Hanafi dan Halim (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keputusan. Salah satu bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat terjadinya berbagai transaksi saham yang fair. Pasar modal sebagai sarana yang efektif dalam mempercepat pertumbuhan profitabilitas
Lebih terperinciBAB V SARAN DAN KESIMPULAN
BAB V SARAN DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pengaruh Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Nilai Perusahaan yang terhadap Praktik Perataan Laba (Income
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan Teori keagenan secara mendetail pertama kali dinyatakan oleh Jensen dan Meckling (1976). Jensen dan Meckling (1976) menyebut manajer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena teori ini merupakan teori yang menjelaskan praktik manajemen laba dalam
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Akuntansi Positif Teori Akuntansi Positif sangat erat kaitannya dengan praktik manajemen laba, karena teori ini merupakan teori yang menjelaskan praktik
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan go public. Laporan keuangan harus mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen laba sebagai suatu proses pengambilan langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi berterima umum baik di dalam maupun luar batas General
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Laba Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting Theory (PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian yang tepat terhadap perusahaan merupakan hal yang wajar bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian penilaian tersebut biasanya
Lebih terperinciBab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model
Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Agresivitas Pajak Perusahaan Perusahaan menganggap pajak sebagai sebuah tambahan beban biaya yang dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, pemerintah, pelanggan, kreditur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan oleh perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Industri Properti dan Real Estate
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Industri Properti dan Real Estate Aktivitas pengembangan subsektor industri properti dan real estate menurut BAPPEPAM adalah kegiatan perolehan tanah untuk kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Oktober 2015 menjelaskan bahwa saat ekonomi Indonesia melemah properti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Properti dan real estat merupakan investasi yang diminati oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa informasi atau berita yang menjelaskan perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) dalam Muliati (2011) mengatakan bahwa hubungan antara pemilik dan pemegang saham (prinsipal) dengan manajer (agen/investor)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang ini khususnya pada saat krisis financial global, para investor harus lebih teliti dalam membaca atau menganalisis laporan keuangan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Manajemen Laba 2.1.1.1. Defenisi Manajemen Laba Manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dananya untuk kegiatan operasional dan meningkatkan usahanya antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Perusahaan dapat melakukan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhan dananya untuk kegiatan operasional dan meningkatkan usahanya antara lain dengan hutang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai. Pemakai yang dimaksud dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan pada periode tertentu dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan yang merupakan salah satu sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan. Ringkasan tersebut terdiri dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pemakai informasi keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis dengan baik khususnya di era globalisasi ini. Peluang yang dimaksud
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaku bisnis di Indonesia harus mampu memanfaatkan peluang bisnis dengan baik khususnya di era globalisasi ini. Peluang yang dimaksud adalah peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau persekutuan. Seiring dengan perkembangan bisnis tersebut maka akan tiba saatnya untuk mengubah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini.
Lebih terperinciASIMETRI INFORMASI DAN PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
ASIMETRI INFORMASI DAN PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Irma Tyasari Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan praktisi maupun akademisi, khususnya peneliti akuntansi karena berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. teori keagenan mendeskripsi pemegang saham sebagai principal dan manajemen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Sukartha (2007) menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsi pemegang saham sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekonomis di masa depan dan lain-lain (Suhardito et al, 2000).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini khususnya pada saat krisis ekonomi dunia, para investor harus lebih teliti dalam membaca atau menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.
Lebih terperinciANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT
ANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT ) UNTUK MENGHINDARI KERUGIAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA: DETEKSI BERDASARKAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan memenangkan persaingan dari para pesaingnya. Dengan melakukan inovasi maka perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu mengelola perusahaan miliknya sendiri, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan diharuskan melakukan pencatatan dan pelaporan yang wajib dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan. manajemen adalah profitabilitas perusahaan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penilaian keberhasilan manajemen dalam mengelola suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu media komunikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba)
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Earnings Management (Manajemen Laba) II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba) Adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Brigham Gapensi, 1996 dalam Natalia, 2010). Laporan keuangan merupakan. dan laporan arus kas (standar akuntansi keuangan no. 1).
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Maksimum profit atas produk atau jasa yang dihasilkan adalah harapan setiap perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Earning atau laba merupakan komponen keuangan yang menjadi pusat perhatian sekaligus dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sebuah jembatan yang dapat menghubungkan keperluan bisnis. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, dunia perekonomian mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan perekonomian akan menempatkan setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas operasional usahanya. Sementara terdapat pihak yang memiliki kelebihan dana (investor-kreditor)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajer (agent) dengan pemilik perusahaan (principal) ( Jensen dan Meckling,
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan(Agency Theory) Hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak yang terjadi antara manajer (agent) dengan pemilik perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saham akan menimbulkan emisi saham atau biaya modal sendiri sebesar tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sumber dana oleh suatu perusahaan akan menimbulkan biaya modal. Sumber dana dari hutang jangka panjang akan menimbulkan biaya modal yang berupa bunga hutang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan menawarkan saham pada publik untuk yang pertama kali. Dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. merupakan sebuah kontrak, dimana pemilik perusahaan (principal) tidak mampu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Hubungan keagenan yang dijelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976) merupakan sebuah kontrak, dimana pemilik perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi adalah teori yang menyatakan hubungan keagenan dengan prinsipal yang di dalamnya agen bertindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efek Jakarta. Pasar modal merupakan suatu pasar yang didalamnya terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang dinamis dan memasuki era globalisasi, pengumpulan dana dari investor memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk kepada beberapa penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan laporan yang sesuai fakta ini sedikit dapat digerakkan (tuned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena fenomena ini hanya dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keputusan bagi investor di pasar modal. Salah satu sumber informasi tersebut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen (Schipper dan Vincent,
Lebih terperinciPENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA ( STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS PERUSAHAAN TERHADAP PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT ) ( Ditinjau dari Perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk keperluan modal usaha maupun untuk perluasan usahanya. Ekspansi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawabannya kepada pihak penyedia dana. Dana dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perusahaan melakukan pelaporan keuangan sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawabannya kepada pihak penyedia dana. Dana dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan aktivitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri informasi antara manajer dengan investor atau calon investor. Manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penilaian yang tepat terhadap perusahaan merupakan hal yang wajar bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian penilaian tersebut biasanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:201), laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. antara pihak pemilik perusahaan dengan pihak manajemen. Menurut Jensen dan
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Agensi Pada kepemilikan perusahaan yang tersebar terdapat hubungan keagenan antara pihak pemilik perusahaan dengan pihak manajemen. Menurut Jensen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dan memenangkan persaingan bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang ingin tetap bertahan dan memenangkan persaingan bisnis harus selalu melakukan inovasi guna mempertahankan eksistensinya dalam persaingan bisnis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan mempunyai perhatian besar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. TEORI KEAGENAN Masalah keagenan (agency problem) pada awalnya diekplorasi oleh Ross (1973), sedangkan eksposisi teoritis secara mendetail dari teori
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar
Lebih terperinciTEORI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS. RMK Pertemuan 13 MANAJEMEN LABA OLEH: NI MADE KUSUMA AYUNI (32) PROGRAM EKSTENSI
TEORI AKUNTANSI RMK Pertemuan 13 MANAJEMEN LABA OLEH: NI MADE KUSUMA AYUNI 1315351050 (32) PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2015 Manajemen Laba Informasi laba sangatlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin ketat, karena terdapat persaingan antara kompetitor luar dan dalam negeri. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana komunikasi informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara pihak penyedia dana (investor) dan penerima dana (perusahaan). Sejalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi, yaitu sebagai penyedia dana jangka panjang yang mempertemukan antara pihak penyedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pelaporan adalah menyediakan informasi melalui media laporan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan gambaran kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Perusahaan yang menerapkan sistem pengolahan informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modalnya. Namun adanya praktik manajemen laba pada laporan keuangan. emiten dapat menurunkan kembali kepercayaan investor.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlahan tapi pasti pasar modal Indonesia mengalami kebangkitan dari krisis moneter beberapa tahun lalu. Saat ini banyak investor yang kembali mempercayai potensi pasar
Lebih terperinci