BAB IV ANALISIS PESANTREN TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF SWOT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PESANTREN TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF SWOT"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PESANTREN TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF SWOT A. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Pesantren APIK Kaliwungu Kendal. 1. Kekuatan Pesantren APIK Kaliwungu Kendal. 1.1 Lokasi strategis dan mudah dijangkau Keberadaan pondok pesantren APIK Kaliwungu sangat strategis dan mudah dijangkau dari segala penjuru arah kota baik Semarang, Kendal maupun daerah sekitar sehingga pondok pesantren ini mudah dikenal. Juga kerena letaknya bersebelahan dengan jalan raya dan alun-alun dimana komunitas masyarakat sering berkumpul karena adanya kegiatan sosial yang diadakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar. 1.2 Pondok pesantren tertua dengan jumlah santri terbanyak di Kaliwungu Dari 25 pondok pesantren yang ada di Kaliwungu, pondok pesantren APIK merupakan pondok pesantren tertua dengan jumlah santri terbanyak. Sebagaimana tercatat di Departemen Agama Kabupaten Kendal tahun 2005 yaitu sejumlah 1300 santri 1. Sementara berturut-turut disusul PP Al Fadlu sebanyak 600 santri, PP ARIS sebanyak 355 santri, PP Al Irsyad 310 santri dan PP Bani Umar Al Karim 255 santri. Sehingga informasi tentang keberadaan pondok pesantren APIK ini semakin bagus, terbukti dengan meningkatnya jumlah santri dari tahun ke tahun. Status sebagai pondok pesantren tertua menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang ingin mendalami ilmu agama Islam. 1 Data Departemen Agama tentang Nomor Statistik Pondok Pesantren Se-Kabupaten Kendal tahun

2 Kuatnya pengaruh alumni dalam masyarakat Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan akan dilihat dari kiprah para alumninya di tengah masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan, pondok pesantren APIK Kaliwungu telah melahirkan banyak alumni yang mampu berkiprah di masyarakat baik dalam skala besar maupun kecil. Sebagai contoh, beberapa figur alumnus pondok pesantren APIK Kaliwungu yang berpengaruh di masyarakat luas antara lain: Kiai A. Zaeni Aman dari Comal dan Kiai Umar Khudori yang saat ini berperan sebagai pengasuh pondok pesantren, KH. Dimyati Rois sebagai anggota badan pembina IAIN Walisongo yang juga pernah menjabat sebagai anggota DPR/MPR, H. Ja far sekarang menjabat sebagai anggota komisi B di DPRD Purbalingga dan masih banyak lagi yang berprofesi sebagai pegawai pemerintahan maupun wiraswasta. Peran dan kiprah para alumnus tersebut telah menjadi daya tarik bagi masyarakat. Sehingga masyarakat yang mengetahui hal tersebut tertarik untuk mengarahkan dan menganjurkan anak-anaknya untuk menempuh pendidikan di pondok pesantren APIK Kaliwungu. 1.4 Penerapan sistem klasikal dalam pembelajaran Sistem klasikal dalam pembelajaran di pondok pesantren APIK Kaliwungu ini telah menjadi kelebihan tersendiri, sehingga santri dari pondok pesantren salaf lain yang mengikuti pendidikan di Madrasah Salafiyah Miftahul Huda (MSMH) pondok pesantren APIK Kaliwungu. Pembelajaran dengan sistem klasikal yang diterapkan di pondok pesantren ini secara manajemen mengadopsi sistem klasikal lembaga atau sekolah umum lainnya namun dari sisi materi yang diajarkan di pondok pesantren tersebut murni materi keagamaan yang bersumber dari kitab kuning.

3 60 2. Kelemahan Pesantren APIK Kaliwungu Kendal. 2.1 Efek sosio-kultural daerah perkotaan Masyarakat urban yang cenderung selfish (mementingkan diri sendiri) sangat mempengaruhi nilai-nilai tradisi yang telah tertanam secara turun temurun di lingkungan pondok pesantren yang notabenenya merupakan komunitas ramah, saling menolong, kebersamaan dan penuh kekeluargaan. Situasi pondok pesantren APIK Kaliwungu yang terletak di pusat kota menjadi kurang kondusif untuk menjalankan nilai-nilai tradisi tersebut karena hiruk pikuk keramaian kota yang sarat dengan aktivitas komunitas masyarakat yang datang dari berbagai daerah sekitar dan juga banyaknya orang yang melintas maupun transit di sekitar pondok pesantren tersebut. 2.2 Minimnya pendidikan ketrampilan Pendidikan yang mengarah pada pembinaan ketrampilan bagi para santri belum dikembangkan dengan maksimal. Pendidikan ketrampilan yang ada meliputi kursus kaligrafi, qiro ah, pidato dan belum mengarah pada pendidikan vocational seperti perdagangan, perikanan, pertanian dll yang potensial untuk dikembangkan. Hal ini penulis pandang perlu mengingat tantangan yang dihadapi santri di masa yang akan datang semakin besar dan kompleks serta menuntut penguasaan ketrampilan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. 2.3 Minimnya pemanfaatan akses teknologi dan informasi Walaupun lokasi pondok pesantren APIK Kaliwungu berada di pusat kota, namun pemanfaatan akses teknologi informasi masih belum maksimal. Perkembangan sarana komunikasi informasi yang sudah sangat canggih belum bisa terjangkau oleh kalangan para santri karena kurangnya fasilitas media seperti komputer. Sarana komputer yang ada sejumlah 3 unit hanya digunakan untuk sistem

4 61 administrasi. Sementara pengadaan media untuk pemanfaatan teknologi informasi belum terpenuhi. B. Analisis Peluang dan Tantangan Pesantren APIK Kaliwungu Kendal 1. Peluang Pesantren APIK Kaliwungu Kendal. 1.1 Lokasi yang strategis untuk pengembangan usaha Karena perkotaan dianggap menjanjikan pertumbuhan ekonomi dan cukup prospektif dalam peluang usaha, maka lokasi pondok pesantren APIK Kaliwungu sangat memungkinkan untuk diadakan kegiatan investasi permodalan dalam pengembangan usaha baik berupa Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren). Model usaha yang bisa dikembangkan di lingkungan pondok pesantren APIK Kaliwungu bisa berupa: wartel, toko sembako, barang kelontong, toko kitab atau buku, catering, bahan bangunan sarana pertanian perkebunan dan peternakan beserta pupuk, pakan maupun lainnya. Bahkan lingkungan pondok pesantren APIK Kaliwungu yang strategis ini bisa dimanfaatkan sebagai center of development akses informasi yang berbasis teknologi mutakhir. Jenis usaha kecil tersebut jika diberdayakan secara maksimal akan menjadi tiang penyangga ekonomi pesantren. Usaha kecil tersebut dapat pula menghidupi kegiatan di sektor lain seperti pendidikan dan pembinaan masyarakat. Namun begitu, kendala utama yang sering dihadapi adalah masalah permodalan, tak sedikit jenis usaha tersebut harus tutup karena kekurangan modal. 1.2 Kesempatan pemanfaatan teknologi terapan Revolusi teknologi yang berawal dari berakhirnya perang dunia ke-2 mendorong negara-negara yang berhaluan progresif mengubah pola tatanan kehidupan dari pola agraria menjadi pola industri. Industrialisasi yang berkembang pesat pada dua dekade

5 62 terakhir setelah berakhirnya perang dunia ke-2 menuntut masyarakat untuk berpola kehidupan yang lebih mudah dan simple. Sejak dikenalnya sistem komputerisasi integral, kehidupan masyarakat dunia mulai beralih dari sistem manual ke sistem yang lebih modern. Peluang pemanfaatan teknologi yang telah berkembang pesat di era modern ini akan sangat efektif bila pondok pesantren APIK Kaliwungu ini mampu merealisasikan infrastruktur yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh elemen pondok pesantren sekaligus sebagai upaya pengembangan skill. Sebagai contoh pemanfaatan sistem komputerisasi di lingkungan pondok pesantren. Apabila integrated system yang ada didukung dengan pengadaan jaringan local (Local Area Network) maupun jaringan akses internasional (internet) maka manfaat teknologi akan lebih terasa. Contoh lain adalah tingginya tingkat arus perpindahan dari daerah satu ke daerah lain dan besarnya animo masyarakat untuk bepergian membuka peluang pondok pesantren ini untuk menyediakan alat transportasi dan jasa tour and travel. Pemanfaatan teknologi alat transportasi bisa berupa sarana umum misalnya bus maupun angkutan kota. Sarana alat transportasi tersebut bisa dimanfaatkan pula untuk kegiatan wisata religius seperti ziarah ke berbagai pondok pesantren, makam para tokoh Islam maupun tempat-tempat bersejarah bagi umat Islam di seluruh nusantara. 1.3 Pemberdayaan jaringan (network) alumni Tersebarnya alumni pondok pesantren APIK Kaliwungu di berbagai daerah yang telah menjadi tokoh masyarakat di berbagai bidang kemasyarakatan yang bersifat individual maupun institusional memberi kesempatan kepada pondok pesantren ini untuk mengoptimalisasikan potensi alumni guna pengembangan akses informasi sesama alumnus dalam hal sharing ide maupun alumni

6 63 dengan santri dalam hal peluang masa depan. Potensi alumni yang bermacam-macam dalam lingkungan masyarakat yang bersifat material berupa kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan etos kerja yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk kemajuan pondok pesantren ini. Dalam hal ini potensi alumni bisa diolah sebagai trainer program pengembangan pondok pesantren termasuk proyek pemberdayaan yang melibatkan seluruh potensi pesantren atau masyarakat yang berorientasi pada pembangunan sosial ekonomi pesantren. Pemberdayaan potensi alumni dengan sistem jaringan untuk melakukan empowering sumber daya pesantren yang meliputi potensi diri (SDM) dan potensi kewirausahaan (SDA) merupakan cara yang cerdas, visioner dan bermanfaat untuk jangka panjang. Pemberdayaan alumni akan melahirkan kemandirian tindakan yang bermuara pada pencapaian harapan eksistensi pondok pesantren yang lebih baik. 2. Tantangan Pesantren APIK Kaliwungu Kendal. 2.1 Tantangan dunia global Hal spektakuler yang tak terelakkan dan harus dihadapi oleh masyarakat sekarang adalah modernisasi. Modernisasi suatu masyarakat adalah proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern dalam segala dimensi kehidupan. Di bidang pendidikan, modernisasi berarti tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan yang mengusung panji-panji modernitas pendidikan dengan sistem dan metodologi terkini. Implikasi dari modernitas pendidikan adalah adanya organisasiorganisasi kompleks yang mendirikan, menyelenggarakan dan mengembangkan sistem dan metodologi pendidikan yang secara khusus menspesialisasikan lembaga pendidikan tersebut ke dalam suatu bidang kompetensi baik yang berwawasan nasional maupun internasional. Pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan

7 64 yang mempunyai tujuan membentuk talenta individu mempunyai konsekuensi yang signifikan dalam menghadapi arus modernisasi. Sebagai lembaga pendidikan yang menspesialisasikan pada pembelajaran ilmu agama, pondok pesantren APIK Kaliwungu mempunyai konsekuensi logis yang apabila tidak mengantisipasi gejala modernitas sistem dan metodologi pendidikan, di kemudian hari pondok pesantren ini akan kalah bersaing dengan lembaga pendidikan lain yang lebih antisipatif terhadap arus modernisasi. 2.2 Pergeseran Paradigma Masyarakat Di era globalisasi ini pergesekan dan saling mempengaruhi antar nilai-nilai budaya tidak bisa dihindarkan. Seiring dengan hal tersebut, paradigma masyarakat pun bergeser. Semula para orang tua hanya menginginkan anak-anaknya bermoral dan berakhlak mulia. Namun saat ini tidak cukup hanya berbekal akhlak mulia saja tapi juga harus bisa menguasai teknologi sehingga mereka cenderung mengarahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah umum daripada ke pondok pesantren. Eksistensi pondok pesantren APIK Kaliwungu sebagai lembaga pendidikan ilmu agama di tengah kota sangat riskan terhadap imbasnya laju roda perkembangan jaman. Ini berarti bahwa tantangan yang dihadapi pondok pesantren tersebut jauh lebih besar daripada pondok pesantren yang ada di pedesaan. Suatu faktor yang dominan adalah kurangnya minat dari para calon santri atau orang tua dalam mengarahkan anaknya untuk menuntut ilmu agama, sehingga lambat laun pondok pesantren akan dilupakan dan bahkan ditinggalkan bila tidak sensitif dengan keinginan masyarakat secara universal. 2.3 Kemungkinan Perubahan Tata Guna Kota Aspek geografis pondok pesantren APIK Kaliwungu yang sangat strategis di pusat keramaian yang didukung oleh sarana publik

8 65 di sekitarnya berupa alun-alun, masjid agung, jalan lintas antar kota dan titik temu tiga daerah yang saling berhubungan dan mempunyai sisi benefit secara finansial, akan menjadi obyek para penguasa maupun pengusaha daerah untuk melirik lahan potensial di sekeliling pondok pesantren. Hal tersebut bisa saja akan menjadi obyek relokasi tata letak kota oleh pemerintah maupun pusat kegiatan komersil oleh pengusaha. C. Analisis Strategi Pesantren APIK Kaliwungu Kendal Dalam bidang kurikulum, pondok pesantren APIK Kaliwungu yang tetap mempertahankan bahan materi yang bersumber dari Kitab Kuning dengan didukung metode klasikal, penulis nilai cukup efektif dalam menjaring peminat untuk belajar di pondok pesantren tersebut yang ditandai dengan meningkatnya jumlah santri dari tahun ke tahun. Hal yang penulis nilai cukup menjadi daya tarik bagi para calon santri adalah diterapkannya metode klasikal dalam pengajarannya dimana pada mulanya hanya berupa sorogan dan bandongan. Sementara program pengajarannya dilaksanakan dengan mengacu pada kalender kerja pondok. 1 Meskipun begitu, proses belajar mengajar yang dikembangkan masih berorientasi pada bahan atau materi. Proses pembelajaran dianggap telah berhasil bila para santri sudah menguasai betul materi-materi yang ditransfer dari Kitab Kuning dengan hafalan yang baik. Sehingga menurut hemat penulis, upaya pemecahannya bisa dicari melalui pengembangan wawasan berpikir analitis dalam tradisi membaca teks Kitab Kuning. Metode musyawarah yang sudah ada juga perlu dikembangkan karena metode ini lebih menekankan pada dialog. Kurikulum yang dikembangkan hendaknya tidak lagi hanya terbatas pada kajian fiqih, nahwu, sharaf dan tasawuf yang dibaca secara berulang-ulang untuk setiap cabang ilmu yang sama, melainkan juga diperluas lagi cakupannya dengan mengkaji dan menelaah disiplin ilmu-ilmu 1 Dokumen PP APIK Kaliwungu, Buku Pedoman Kerja MSMH.

9 66 keislaman lainnya. Lebih dari itu, di era modern sekarang ini dimana ilmu umum lebih dikedepankan oleh sebagian besar masyarakat dalam memilih jenis pendidikan, pesantren yang hanya mengkaji Kitab Kuning secara tekstual bisa jadi akan mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Demikian pula metode pengajarannya yang cenderung menggunakan pendekatan doktrinal hendaknya ditransformasikan dan diperkaya dengan berbagai metode instruksional modern agar lebih membuka eksplorasi cakrawala pemikiran para santrinya. Tradisi menulis juga penting dipraktekkan sebagai bagian dari tradisi baca Kitab Kuning secara maknawi. Sebab, bagaimanapun juga, tradisi menulis ini merupakan warisan intelektual Islam yang hampir tidak berkembang di dunia pesantren. Padahal, dari tradisi menulis inilah banyak lahir ilmuwan muslim yang berkonsentrasi pada segala cabang ilmu sehingga menjadi literatur utama kalangan akademisi di Barat maupun di Timur. Hal-hal tersebut bisa dicapai asalkan pihak internal pesantren sendiri melakukan ikhtiar transformasi sistem pendidikannya dengan tetap berpijak pada khithah utama pesantren sebagai institusi pendidikan dan pengembangan masyarakat. ikhtiar ini akan berhasil bila keinginan-keinginan itu dikehendaki dan diupayakan oleh para tokoh pemukanya. Adanya kemauan dari para tokoh pemuka pesantren untuk melakukan transformasi sistem pendidikannya merupakan potensi tersendiri untuk dapat menjawab tuntutan masyarakat dan zaman modern. Di bidang pengembangan sumber daya manusia, manajemen tenaga pendidik pondok pesantren APIK Kaliwungu yang direkrut dari kalangan sendiri, di satu sisi lebih mudah mengetahui kompetensi para ustadz dan langkah efesiensi biaya operasional. Namun di sisi lain menjadi kendala karena kurangnya wacana atau suasana pembelajaran baru yang mungkin dibawa oleh para ustadz dari luar. Rekruitmen tenaga pengajar dari kalangan sendiri akan lebih bermakna bila para ustadz tersebut kemudian diberdayakan dengan mengikuti program in service training dengan lembaga yang berkarakteristik sama. Pondok pesantren APIK Kaliwungu juga memberikan beasiswa kepada para ustadz untuk meningkatkan keilmuannya dengan

10 67 menuntut ilmu di perguruan tinggi sehingga akan membawa pemikiran baru yang berguna bagi pengembangan pembelajaran di lingkungan pondok. Hal ini merupakan langkah yang sangat baik, namun akan jauh lebih baik bila kesempatan yang ada diperluas sehingga bisa dijangkau oleh lebih banyak ustadz. Organisasi kedaerahan yang ada cukup efektif dalam rangka sharing ide ataupun sebagai akses informasi ke dalam dan keluar pondok. Melalui organisasi ini para santri mendapatkan informasi tentang peluang masa depan serta berbagai cakrawala baru dari para alumni yang telah berkecimpung dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Begitu pula alumni mendapatkan berbagai informasi dari santri baik yang menyangkut kegiatan di pesantren, di daerah asal mereka dan hal-hal lain. Selain itu para alumni aktif memberikan pengarahan dan motivasi bagi para santri. Langkah ini sangat baik dalam rangka pengembangan informasi baik bagi santri maupun alumni. Namun, alangkah lebih baik bila hal tersebut tidak saja dilakukan pada tingkat kedaerahan saja tapi juga menyeluruh sehingga akan membuka cakrawala santri secara keseluruhan. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan tak lepas dari produktivitas dan prestasi kerja seluruh eksponennya. Dalam pondok pesantren, kiai dan para ustadz sebagai tenaga pendidik mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Santri, sebagai salah satu elemen dasar pondok perlu diberdayakan sehingga diharapkan nantinya akan menjadi generasi muslim yang mampu bersaing di era global. Begitu pula pemberdayaan alumni menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan mengingat perannya cukup signifikan dalam pengembangan pesantren ke depan. Secara de facto, santri yang belajar di pondok pesantren APIK Kaliwungu mayoritas adalah teman, saudara atau bahkan anak dari para alumni. Disamping sebagai agen informasi bagi masyarakat, beberapa alumni pondok pesantren APIK Kaliwungu juga menjadi donatur atau setidaknya mempunyai akses informasi untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pondok. Dari dua sisi pemberdayaan alumni, secara kuantitas

11 68 santri pondok pesantren APIK Kaliwungu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan secara kualitas performa dapat dilihat dari bangunan fisik gedung pondok yang cukup representif. Hal ini menunjukkan bahwa langkah tersebut efektif. Dalam bidang keuangan, pondok pesantren APIK Kaliwungu yang menjadikan iuran santri sebagai sumber utama finansial, ke depan bukan tidak mungkin kegiatan belajar mengajar akan terhambat. Moralitas tenaga pendidik pondok pesantren yang penuh keikhlasan dan kesederhanaan mungkin akan meringankan beban biaya yang ditanggung lembaga tersebut tapi kurang sejahteranya staf pengajar akan mengakibatkan stagnasi kegiatan belajar mengajar. Sehingga menurut hemat penulis, di masa yang akan datang pondok pesantren APIK Kaliwungu perlu kiranya untuk menciptakan peluang-peluang sumber dana alternatif misalnya dengan mengelola usaha pertanian, peternakan, perikanan atau perdagangan untuk mendukung biaya operasional pondok. Dalam bidang manajemen, pondok pesantren APIK Kaliwungu menyusun struktur kepengurusan dengan masa jabatan satu tahun sehingga hal ini membuka peluang bagi para ustadz untuk dapat belajar mengelola madrasah dengan arahan kiai. Dengan pembagian tugas dan wewenang ini terlihat adanya demokrasi yang di terapkan di pondok. Proses belajar mengajar dalam suatu lembaga akan berjalan lancar apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sarana pondok pesantren APIK Kaliwungu cukup representatif dilihat dari gedung, ruang kelas dan media pengajaran namun prasarana untuk kegiatan belajar mengajar belum tersedia secara memadai. Barangkali akan menambah ketenangan dan konsentrasi belajar bila kondisi sarana dan prasarana yang ada lebih ditingkatkan kebersihan dan keindahannya. Begitu pula dengan media pengajaran yang ada perlu dikembangkan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan mampu menciptakan suasana yang menyenangkan bagi eksponen pondok.

12 69 Meskipun pondok pesantren APIK Kaliwungu sudah dikenal nilai tradisionalismenya di kalangan masyarakat luas, tidak menjadikan pondok pesantren ini eksklusif. Sifat membuka diri dan mau menerima perkembangan dunia membawa pondok pesantren ini sering mengadakan kerja sama dengan institusi lain baik yang kapasitasnya sama sebagai lembaga pendidikan agama tradisional dan modern maupun dengan lembaga umum lain guna menunjang kreativitas para santri. Kerjasama yang dilakukan masih sebatas pada pemberdayaan para santri berupa pelatihan komputer, internet, perpustakaan dan studi banding ke pondok pesantren lainnya. Sementara kerjasama dengan lembaga pendidikan masih minim hanya dengan institusi regional seperti IAIN Walisongo, UNISSULA, atau perguruan tinggi yang berafiliasi pada satu naungan dengan diterimanya lulusan pondok pesantren APIK dan disediakannya beasiswa oleh lembaga tersebut. Akan tetapi para santri tidak mendapatkan porsi kesempatan yang sama dalam mengenyam jenjang pendidikan tinggi dan hanya beberapa saja, itupun melalui rekomendasi pengasuh pondok. Dengan demikian jelaslah bahwa pesantren bukan hanya mampu bertahan. Tetapi lebih dari itu, dengan penyesuaian, pesantren pada gilirannya juga mampu mengembangkan diri, dan bahkan kembali menempatkan diri pada posisi yang penting dalam sistem pendidikan nasional Indonesia secara keseluruhan. Tetap bertahannya pesantren agaknya mengisyaratkan bahwa dunia Islam tradisi dalam segi-segi tertentu masih tetap relevan di tengah deru modernisasi, meskipun bukan tanpa kompromi. Awalnya pesantren enggan menerima modernisasi namun secara gradual, pesantren kemudian melakukan penyesuaian dan menemukan pola yang dipandangnya cukup tepat guna menghadapi modernisasi dan perubahan yang kian cepat dan berdampak luas. Tetapi penyesuaian itu dilakukan pesantren tanpa mengorbankan esensi dan hal-hal dasar lainnya dalam eksistensi pesantren. Pesantren mampu bertahan bukan hanya karena kemampuannya untuk melakukan adjustment seperti terlihat di atas. Tetapi juga karena karakter

13 70 eksistensialnya, yang dalam bahasa Nurcholish Madjid disebut sebagai lembaga yang mengandung makna keaslian Indonesia (indigenous). Sebagai lembaga indigenous, pesantren muncul dan berkembang dari pengalaman sosiologis masyarakat lingkungannya. Dengan kata lain pesantren mempunyai keterkaitan erat yang tidak terpisahkan dengan komunitas lingkungannya. Deskripsi singkat di atas menjelaskan bagaimana respon dan usaha pesantren APIK Kaliwungu Kendal dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di sekelilingnya. Dalam menghadapi semua perubahan dan tantangan itu, para eksponen pesantren bukannya secara begitu saja dan tergesa-gesa mentransformasikan kelembagaan pesantren menjadi lembaga pendidikan modern Islam sepenuhnya, tetapi sebaliknya cenderung mempertahankan kebijaksanaan hati-hati, mereka menerima pembaharuan (modernisasi) pendidikan Islam hanya dalam skala yang terbatas, sebatas mampu menjamin pesantren untuk tetap bisa survive.

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DALAM MEMPERSIAPKAN KADER MUBALLIGH Analisis Strategi Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo Kudus

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DALAM MEMPERSIAPKAN KADER MUBALLIGH Analisis Strategi Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo Kudus BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH PONDOK PESANTREN DALAM MEMPERSIAPKAN KADER MUBALLIGH 4.1. Analisis Strategi Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo Kudus Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo Kudus merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan yang dilakukan oleh penulis Selain kesimpulan, diuraikan pula rekomendasi yang penulis berikan kepada beberapa pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagian besar bertumpu salah satunya pada sektor pendidikan dan pembangunan pribadi manusia khususnya untuk membentuk akhlakulkarimah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus 195 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bagian akhir tesis ini, peneliti memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang awalnya sangat berperan

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN Setelah peneliti mengadakan observasi dan wawancara, maka dalam bab ini akan dikemukakan tentang hasil penelitian yang telah didapatkan. Pandangan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

Menjadikan Jurusan Syari`ah sebagai institusi pendidikan Tinggi yang berkualitas serta berorientasi pada keilmuan dan pasar kerja. C.

Menjadikan Jurusan Syari`ah sebagai institusi pendidikan Tinggi yang berkualitas serta berorientasi pada keilmuan dan pasar kerja. C. There are no translations available. A. PENDAHULUAN Jurusan syari ah merupakan jurusan tertua di STAIN Pekalongan di mana keberadaannya adalah warisan dari IAIN Walisongo yang memiliki fakultas cabang

Lebih terperinci

KIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN. Oleh, Novita Siswayanti, MA. *

KIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN. Oleh, Novita Siswayanti, MA. * KIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN Oleh, Novita Siswayanti, MA. * Abstrak: Pemikiran pembaharuan Kiai Wahid Hasyim telah memberikan pencerahan bagi eksistensi pesantren dalam menentukan arah serta

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

[PONDOK PESANTREN MODERN DI KABUPATEN DEMAK] LP3A BAB I PENDAHULUAN

[PONDOK PESANTREN MODERN DI KABUPATEN DEMAK] LP3A BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan, sebab kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasan, keaslian (indegeneous) Indonesia (Madjid, 1997: 3). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasan, keaslian (indegeneous) Indonesia (Madjid, 1997: 3). Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesantren atau pondok adalah lembaga yang merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Sebagai bagian lembaga pendidikan nasional, kemunculan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 84 BAB IV ANALISIS DATA A. Implementasi UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 terhadap Pengembangan Kurikulum di Madrasah Miftahul Ulum Sidogiri Pasuruan Madrasah Miftahul Ulum Sidogiri Pasuruan adalah sebuah

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI TESIS

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI TESIS MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PROGRAM PERCEPATAN BELAJAR BAGI SISWA YANG MEMILIKI POTENSI KECERDASAN DAN BAKAT ISTIMEWA DI SMP NEGERI 1 WONOGIRI TESIS OLEH : RESI HANANTO AGUNG WAHYONO NIM PROGRAM KONSENTRASI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota Pontianak. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT Dalam pendidikan yang berkenaan dengan perkembangan dan perubahan pada santri dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan pengetahuan, sikap, kepercayaan,

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN

BAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN BAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN A. Analisis Kriteria Profil Muballigh Berwawasan Kebangsaan Muballigh adalah pembawa ilmu yang berkewajiban

Lebih terperinci

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MINAT MENJADI GURU DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2009/2010) SKRIPSI Disusun oleh: DWI KUSTIANTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan senantiasa menjadi sorotan bagi masyarakat khususnya di Indonesia yang ditandai dengan adanya pembaharuan maupun eksperimen guna terus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 169 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan Berdasarka hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada babbab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jenjang pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus diberikan terhadap seorang anak. Pendidikan terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan hidup, merupakan hal yang menjadi variabel pembeda antara manusia dengan makhluk lain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini membutuhkan sumberdaya manusia berkompeten dan mempunyai kompetensi spiritual yang baik. Terjadinya kasus-kasus korupsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia di era global sedang mengalami perubahan yang mendasar pada kekuatan daya saingnya, dari yang berdasar pada kekayaan sumber daya alam serta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan

PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan 9 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Eksistensi lembaga tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada setiap individu maupun organisasi dalam konteks apapun pasti memerlukan perencanaan (planning). Perencaanan tersebut tidak hanya dimiliki oleh orang-orang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN ALIRSYAD DITINJAU DARI ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN TESIS

MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN ALIRSYAD DITINJAU DARI ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN TESIS MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN ALIRSYAD DITINJAU DARI ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN TESIS Diajukan untuk Memenuhi sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Ilmu Kependidikan dalam Bidang Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan bagi kepentingan hidup manusia, bukan hanya untuk kepentingan hidup pada masa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Peran Kebudayaan dalam Pembangunan Pendidikan Berkelanjutan Salah satu fungsi pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukan bahwa kunci keberhasilan pembangunan Negaranegara maju adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dengan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul Ilmi. Manajemen pelaksanaan pendidikan life skills santri di Pondok Pesantren Darul Ilmi Banjarbaru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Menurut Mulyasa (2013:2), perubahan itu menyangkut perubahan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah

Lebih terperinci

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG Misi untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman dan berkualitas tinggi merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera. Sumberdaya manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya transformasi budaya dan nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh generasi terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat sejak dulu. Setiap orang memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya. Tujuan pendidikan sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat ini diharapkan lahir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan baru yang penuh harapan akan terjadinya berbagai langkah-langkah

I. PENDAHULUAN. kehidupan baru yang penuh harapan akan terjadinya berbagai langkah-langkah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi saat ini telah menghantarkan bangsa Indonesia memasuki suasana kehidupan baru yang penuh harapan akan terjadinya berbagai langkah-langkah perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bukan hanya hak monopoli bidang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bukan hanya hak monopoli bidang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini persaingan bukan hanya hak monopoli bidang ekonomi saja, di bidang pendidikan pun persaingan tak bisa terelakkan. Masyarakat atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 memuat enam strategi, yaitu: 1) perluasan dan pemerataan akses pendidikan usia dini bermutu dan berkesetaraan gender, 2) perluasan

Lebih terperinci

Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang

Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RELOKASI PONDOK PESANTREN KRAPYAK DI YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN KONSEP : PERPADUAN SISTEM PEMBELAJARAN SANTRI SAAFI-KHALAFI DAN PENEKANAN DESAIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal mempunyai proses bimbingan yang terencana dan sistematis mengacu pada kurikulum. Kurikulum merupakan unsur yang siknifikan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan waktu yang tidak optimal atau tidak efisien akan merugikan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan waktu yang tidak optimal atau tidak efisien akan merugikan kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, waktu merupakan sesuatu yang sangat signifikan. Penggunaan waktu yang tidak optimal atau tidak efisien akan merugikan kehidupan

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Universitas Indonesia (UI) secara internasional diakui sebagai salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes

BAB V PENUTUP. di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes 242 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan kajian teoritis dan analisis data berdasarkan temuan di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes Al-Ma dar yang meliputi desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung pada mutu pendidikan generasi muda saat ini termasuk kemajuan ekonomi Islam. Perbankan islam adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terelakkan. Seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali anak-anak bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. terelakkan. Seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali anak-anak bangsa 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menyebabkan kemajuan dalam bidang informasi komunikasi dan transportasi. Kemajuan teknologi tersebut menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan atau makanan merupakan kehidupan pokok semua mahluk hidup untuk dapat bertahan dan hidup. Mahluk hidup mengolah makanan yang dicerna untuk diolah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan, kepercayaan kepada leluhur

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan, kepercayaan kepada leluhur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Adat Kuta sebagaimana desa adat lainnya di Bali, merupakan suatu lembaga adat yang secara tradisi memiliki peran dalam mengorganisasi masyarakat dan menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL Data-data yang telah diperoleh akan penulis analisa dalam Bab

Lebih terperinci

Rencana Strategis (Renstra) Universitas Islam Indonesia Telah disahkan oleh Senat Universitas

Rencana Strategis (Renstra) Universitas Islam Indonesia Telah disahkan oleh Senat Universitas Rencana Strategis (Renstra) Universitas Islam Indonesia 2006-2010 Telah disahkan oleh Senat Universitas Yogyakarta 2006 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Nilai Dasar UII...

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : Arif Rahman Hakim L2D 303 283 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang turut serta memunculkan lembaga-lembaga keuangan yang mewarnai

BAB I PENDAHULUAN. yang turut serta memunculkan lembaga-lembaga keuangan yang mewarnai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan lembaga keuangan di Indonesia sangatlah pesat. Perkembangan zaman yang semakin maju sangatlah berperan penting pada perubahan pola pikir masyarakat

Lebih terperinci

CMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan

CMS CAREER MAPPING SYSTEM. Pendahuluan CMS CAREER MAPPING SYSTEM Pendahuluan Pemerintah menyadari bahwa sistem perencanaan tenaga kerja dan strategi pengembangan karir bagi manajer perkotaan yang ada saat ini sudah tidak memadai. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia merupakan tahap paling menentukan bagi perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dengan perkataan lain dapat diterangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL AMAL BLORA TESIS

PENGELOLAAN KEUANGAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL AMAL BLORA TESIS 1 PENGELOLAAN KEUANGAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL AMAL BLORA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan dapat memberikan perubahan, perbaikan, dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi tolak ukur kualitas dari lulusannya. Kompetensi lulusan yang baik dari lembaga pendidikan yang terpercaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, peneliti akan membahas tentang: 1) latar belakang; 2) fokus penelitian; 3) rumusan masalah; 4) tujuan penelitian; 5) manfaat penelitian; dan 6) penegasan istilah.

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ARI AYU KUSUMANINGTYAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan bagian yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan pendidikan dan latihan kerja. Dalam GBHN dinyatakan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat berperan penting bagi kemajuan suatu bangsa, tidak hanya bagi individu yang menempuh pendidikan tersebut, tetapi juga berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Dalam sejarah peradaban manusia, terlihat dengan jelas bahwa kemajuan suatu bangsa selalu terkait dengan masalah pendidikan sebagai bagian

Lebih terperinci

PONDOK PESANTREN MODERN DI KENDAL

PONDOK PESANTREN MODERN DI KENDAL LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PONDOK PESANTREN MODERN DI KENDAL DIAJUKAN OLEH : DILMA FINISA ANGGRIANA L2B 308 011 DOSEN PEMBIMBING : 1. Ir. Titien Woro Murtini, MSA 2. Ir. Hendro

Lebih terperinci