Pengaruh Subtitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal pen. 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC
|
|
- Agus Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN Pages pp Pengaruh Subtitusi Asbuton Butir 20/25 pada Aspal pen. 60/70 Terhadap Karakteristik Campuran Beton Aspal AC-WC Heriyanto 1, Sofyan M. Saleh 2, M. Isya 3 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala 2,3) Prodi Magister Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia Heri_7899@gmail.com Abstract: Potential stone asphalt Buton (Asbuton) are abundant, is a natural bitumen contained in Buton Island Southeast Sulawesi, asbuton natural bitumen reserves in the estimate of about 667 million tons. This study examines the Marshall parameter value generated by asphalt concrete wearing Course (AC-WC ) by using substitution Asbuton item 20/25,on asphalt pen 60/70 so in accordance with the technical specifications for AC-WC, so it can be known types of asphalt concrete mixtures which has the best quality. The material used in this study were crushed stone aggregates, asphalt penetration 60/70 and buton granular type 20/25. Test specimens were made consisting of two groups: the test object asphalt AC-WC with hard asphalt binder penetration without buton granular type 20/25 (0% buton granular 20/25) as a comparison of the test specimen and specimen mix asphalt AC-WC with 60/70 penetration bitumen binder with buton granular type 20/25 as a substitute for 0%, 3%, 4%, 5%, 6% of the total weight of the mixture. Variation bitumen content used 5.0%, 5.5%, 6.0%, 6.5%, 7.0%. The test is performed to obtain values Marshall parameter, Durability Tests conducted on the condition of each variation (Optimum Bitumen Content (OBC) buton granular mixture 20/25, Marshall test results show that the greater the percent increase buton granular 20/25 higher the value of stability, highest stability at levels 6% asbuton 20/25 and OBC 6.55 % with a value of stability Kg. Void content in the mixture (VIM) a relatively small change in the range of 4.16% %, levels cavity between granular aggregate (VMA) tends to increase with increasing buton granular mixture 20/25. VMA values ranged from to 19.61, while for the highest durability buton granular levels obtained at 20/25 and OBC 6.55% with value 92.16% Keyword : Asbuton, Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC), Parameter Marshal, Stability, Durability. Abstrak: Potensi aspal batu buton (Asbuton) yang melimpah, merupakan aspal alam yang terdapat di Pulau Buton Sulawesi Tenggara, Cadangan aspal alam asbuton di perkirakan sekitar 667 Juta ton. Penelitian ini bertujuan melihat nilai Parameter Marshall yang dihasilkan oleh campuran beton aspal AC-WC dengan menggunakan subtitusi Asbuton butir 20/25 pada aspal Pen 60/70 sehingga sesuai dengan spesifikasi teknis untuk campuran aspal beton AC-WC, sehingga dapat diketahui jenis campuran beton aspal yang mempunyai kualitas terbaik. Material yang digunakan pada penelitian ini adalah agregat batu pecah, aspal penetrasi 60/70 dan asbuton butir Tipe 20/25. Benda uji yang dibuat terdiri dari dua kelompok yaitu: benda uji aspal AC-WC dengan bahan pengikat aspal keras penetrasi 60/70 tanpa asbuton butir 20/25 (0% asbuton butir 20/25) sebagai benda uji pembanding dan benda uji campuran aspal beton lapis aus (AC-WC) dengan bahan pengikat aspal penetrasi 60/70 dengan asbuton butir 20/25 sebagai bahan subtitusi sebesar 0%, 3%, 4%, 5%, 6% terhadap total berat campuran. Dengan kadar aspal yang digunakan 5.0%, 5.5%, 6.0%, 6.5%, 7.0%. Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh nilai Parameter Marshall, Pengujian Durabilitas dilakukan pada kondisi KAO masing masing variasi campuran asbuton butir 20/25, Hasil pengujian Marshall menunjukkan bahwa semakin besar persen penambahan asbuton butir 20/25 semakin tinggi nilai Stabilitasnya, Stabilitas tertinggi pada kadar asbuton butir 20/25 6 % dan KAO 6,55 dengan nilai stabilitas 1577,74 kg. Kadar rongga dalam campuran (VIM) perubahan yang relatif kecil 61 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
2 berkisar 4,16% - 4,63%, Kadar rongga antara butiran agregat (VMA) cenderung meningkat dengan bertambahnya campuran asbuton butir 20/25. Nilai VMA berkisar antara 18,17 19,61 sedangkan untuk Durabilitas tertinggi diperoleh pada kadar asbuton butir 20/25 dan KAO 6,55 dengan nilai 92,16 % Kata kunci; Asbuton Butir 20/25, Aspal Beton Lapis Aus (AC-WC),Parameter Marshal, Stabilitas dan Durabilitas PENDAHULUAN Asbuton mempunyai kelebihan dalam hal jumlah cadangan yang melimpah namun kelemahannya adalah tidak homogen rendahnya kadar bitumen. Upaya untuk penyeragaman kadar bitumen asbuton yang akan digunakan dalam campuran beraspal, dilakukan fabrikasi dan klasifikasi dari jenis-jenis asbuton yang dihasilkan seperti untuk asbuton butir, aspal yang dimodifikasi dengan asbuton semi ektraksi (Retona) atau asbuton murni ( Kurniaji dan Nono, n.d) Dari permasalahan di atas, maka diperlukan suatu kajian mengenai Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja campuran beraspal dengan menggunakan asbuton butir 20/25 (0%, 3%, 4%, 5%, dan 6%) dengan menggunakan gradasi batas tengah dan optimalisasi subtitusi asbuton butir dengan aspal Pen 60/70, Meminimalkan kadar air asbuton yang dihasilkan sekaligus melindungi terjadinya penambahan kadar air, contohnya dengan melakukan packaging. Melakukan pre blended antara asbuton butir 20/25 dengan aspal Pen 60/70 dengan proses subtitusi sehingga terjadi kehomogenan campuran. TINJAUAN KEPUSTAKAAN Lapisan beton aspal adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal yang berfungsi sebagai lapisan penutup dari konstruksi jalan yang harus mampu menjaga kestabilan jalan akibat dari beban kendaraan dan pengaruh cuaca. Campuran ini terdiri dari atas agregat bergradasi menerus dengan aspal keras, dicampur, dihamparkan dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, yaitu : Laston Lapis Aus atau AC-WC, dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 19 mm, a. Laston Lapis Pengikat atau AC-BC dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 25,4 mm b. Laston Lapis Pondasi atau AC-Base, dengan ukuran maksimum agregat campuran adalah 37,5 mm. 2.1 Bahan Campuran Beraspal Panas : a. Agregat Agregat Terdari dari : 1. Agregat Kasar mempunyai fungsi dalam campuran panas aspal adalah selain memberikan stabilitas dalam campuran juga sebagai pengisi mortar sehingga campuran menjadi ekonomis. 2. Agregat halus terdiri atas agregat hasil pemecah batu (abu batu) atau pasir alam dengan ukuran lolos saringan no. 8 (2,36 mm) dan tertahan pada saringan no.200 (Anonim, 2010). Volume 4, No. 1, Februari
3 b. Bahan pengisi Bahan pengisi (filler) adalah bahan yang lolos ayakan no. 200 (75 micron) dan tidak kurang dari 75% terhadap beratnya. Bahan pengisi (filler) terdiri dari debu batu kapur (limestone dust), abu terbang, semen (PC).. c. Gradasi Gradasi adalah distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran agregat yang saling mengisi sehingga terjadinya suatu ikatan yang saling mengunci (interlocking). Persyaratan gradasi dapat dilihat pada Tabe1.Tabel 1. Spesifikasi Agregat Gradasi Laston AC-WC 1/2 Ukuran Ayakan % Berat yang Lolos AC-WC ASTM (mm) Gradasi Halus Gradasi Kasar / /2 " 12, /8 9, No. 4 4, No.8 2,36 39, ,1 No. 16 1,18 31, ,6 Tabel 1. Spesifikasi Agregat Gradasi Laston AC-WC 2/2 No. 30 0,6 23, ,1 No. 50 0,3 15, ,5 No , Jun No , d. Aspal Aspal mempunyai fungsi sebagai bahan pengikat antar aspal dan agregat dan antara sesama aspal, sebagai bahan pengisi rongga antar butir agregat dan pori-pori yang ada dalam butir agregat itu sendiri dan sebagai pelumas pada saat penghamparan di lapangan sehingga memudahkan untuk dipadatkan. e. Asbuton Butir 20/25 Asbuton butir 20/25 adalah hasil pengolahan dari Asbuton padat yang dipecah dengan alat pemecah batu (crusher) atau alat pemecah lainnya yang sesuai sehingga memiliki ukuran butiran tertentu. Asbuton butir 20/25 (kelas penetrasi 20 (0,1 mm) dan kelas kadar bitumen 25% dan kadar mineral 75% Perencanaan Campuran Beton Aspal Perencanaan campuran beraspal bertujuan untuk mendapatkan campuran efektif dari gradasi agregat dan dari aspal. Suatu campuran beraspal sebagai lapis perkerasan harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Stabilitas (stability). 2. Keawetan (durability) 3. Kelenturan (flexibility) 4. Ketahanan terhadap kelelahan (fatique reistance). 5. Kekesatan/tahanan geser permukaan (skid resistance). 6. Kedap air (impermeability). 7. Kemudahan dalam proses pelaksanaan (workability). (Sukirman, 2003). Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2008) menghitung perencanaan kadar aspal menggunakan rumus sebagai berikut : Pb = 0,035(%CA)+ 0,045 (%FA) + 0,18 (%Filler) + Konstanta 63 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
4 Keterangan : Pb = Kadar aspal tengah/ ideal, persen terhadap berat campuran CA = Agregat kasar tertahan saringan No. 8; FA = Agregat halus lolos saringan No. 8 dan tertahan saringan No. 200 Filler = adalah agregat minimal 75% lolos saringan No. 200 Metode Marshall Pada Pengujian Campuran Beraspal Parameter Marshall campuran beton aspal dapat diperiksa dengan menggunakan alat Marshall. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan: stabilitas, kelelahan plastis (flow), berat volume (density), persen rongga dalam campuran (VIM), persen rongga terisi aspal (VFB), persen rongga antar butir agregat (VMA), Marshall Quotient (MQ), yaitu sebuah gambaran kekakuan yang merupakan ukuran ketahanan benda uji terhadap deformasi. Parameter dan spesifikasi Marshall untuk lalu lintas berat dengan menggunakan aspal Pen. 60/70 dan Asbuton 20/25 diperlihatkan pada Tabel 1 Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) Kadar aspal optimum adalah nilai tengah dari rentang kadar aspal yang memenuhi semua spesifikasi campuran. Kadar aspal optimum yang baik adalah kadar aspal yang memenuhi semua sifat campuran yang diinginkan dalam rentang kadar aspal optimum (Sukirman, 2003). 0,5%, Durabilitas Durabilitas adalah kemampuan beton aspal menerima repetisi beban lalu lintas seperti berat kendaraan dan gesekan antara roda kendaraan dan permukaan jalan, serta menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan iklim, seperti udara, air atau perubahan temperatur. Rasio antara stabilitas benda uji yang direndam 24 jam pada suhu 60 oc, dengan stabilitas benda uji yang direndam selama 30 menit pada suhu yang sama disebut stabilitas sisa (retained stability). Benda uji campuran beraspal dikategorikan awet (durable), bila nilai stabilitas sisa 90% (Sukirman, 2003). Penelitian Terdahulu 1. Pengaruh Penambahan Asbuton Butir Terhadap Karakteristik Beton Aspal Campuran Panas (Madi Hermadi, 2007) Pengaruh penambahan asbuton butir terhadap karakteristik campuran beraspal panas adalah sebagai berikut: - Makin tinggi kadar asbuton butir akan menyebabkan makin tinggi kadar aspal optimum campuran. - Makin tinggi kadar Asbuton Butir akan menyebabkan makin tinggi nilai Stabilitas Marshall campuran beraspal (optimum pada 7 % asbuton butir) yang berarti makin tahan terhadap beban lalu lintas. - Kadar Asbuton Butir 7 % menghasilkan nilai Hasil Bagi Marshall campuran beraspal (optimum pada 7 % Asbuton Butir) yang berarti campuran beraspal Volume 4, No. 1, Februari
5 makin tahan terhadap kerusakan deformasi. 2. Pengaruh Penggunaan Asbuton Butir pada Campuran Aspal Beton Lapisan Aus (AC- WC) (Hasrizal Kurnia, 2011) 1. Hasil Pemeriksaan sifat-sifat fisis material berupa agregat dan aspal penetrasi 60/70 memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal beton aus (AC-WC). 2. Karakteriktik campuran dengan subsitusi asbuton butir pada campuran aspal beton aus (AC-WC) menunjukkan bahwa: a. Density campuran relatif konstan untuk masing-masing persentase asbuton butir dengan nilai density campuran berkisar antara 2,31 2,35 gr/cm 3. b. Semakin besar persentase asbuton butir nilai stabilitas campuran semakin meningkat, dengan nilai stabilitas tertinggi diperoleh pada kadar asbuton butir 10% dan KAO 6,1% sebesar 1227,74 kg. Nilai stabilitas yang diperoleh telah memenuhi spesifikasi yang syaratkan AASHTO (1990) untuk lalu lintas berat yaitu minimum 750 kg. c. Semakin besar kadar asbuton butir, nilai kadar rongga dalam campuran (VIM) semakin besar dengan tingkat kenaikan yang relatif kecil. Nilai VIM berkisar antara 3,20% - 3,97%. Meningkatnya nilai VIM diakibatkan belum terpisahnya antara mineral dan bitumen yang terdapat dalam asbuton butir. d. Semakin besar persentase asbuton butir sifat durabilitas campuran semakin meingkat dengan kata lain ketahanan terhadap air, pengaruh suhu dan cuaca semakin baik. Nilai durabilitas terbesar diperoleh pada kadar asbuton butir 10% dan KAO 6,10% sebesar 94,52%. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilaksanakan pada pogram kerja adalah Dimana prosudur penelitian mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar lainnya seperti American Association of State Highway and Transportation Officianls (AASHTO) dan Setandar Bina Marga. Proses Penelitian Langkah awal dalam penelitian ini adalah penyiapan bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan dalam proses penelitian, kemudian dilakukan pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat dan aspal dan analisa saringan. Setelah diperoleh hasil dari pemeriksaan sifat-sifat fisis material yang sesuai dengan spesifikasi, maka dilakukan perencanaan pembuatan benda uji. Benda uji yang akan dibuat terdiri dari benda uji dengan variasi kadar aspal pen 60/70 tanpa penambahan Asbuton butir 20/25, penambahan 3% Asbuton butir 20/25, penambahan 4% 65 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
6 Asbuton butir 20/25, dan penambahan 5% Asbuton butir 20/25, penambahan 6% Asbuton butir 20/25 dalam campuran beton aspal AC- WC. Kemudian pembuatan benda uji campuran beton aspal dengan kadar aspal optimum untuk masing-masing variasi penambahan Asbuton butir, benda uji 105 buah benda uji. Pemeriksaan Sifat-sifat Fisis Agregat Pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan berat jenis dan penyerapan, berat isi agregat, keausan, kepipihan dan kelonjongan serta tumbukan. Pengujian Material Aspal Aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah Asbuton butir 20/25 yang diproduksi oleh PT. Olah Bumi Mandiri. Dipilihnya Asbuton butir 20/25 karena pertimbangan deposit yang sangat besar di Indonesia dan mampu meningkatkan kestabilan, ketahanan fatigue dan keretakan akibat temperatur. Pemeriksaan ini meliputi: pemeriksaan berat jenis aspal, pemeriksaan penetrasi aspal, pemeriksaan titik lembek; pemeriksaan daktilitas, dan pemeriksaan kelekatan aspal terhadap material. Pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal dilakukan untuk melihat apakah aspal memenuhi persyaratan atau tidak. Pemilihan Gradasi Agregat Kurva gradasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurva gradasi Fuller dan berada dalam titik kontrol gradasi Beton Aspal Lapis Aus (AC-WC) Perencanaan Campuran dengan Metode Marshall Berdasarkan nilai Pb diperoleh 6 %, kemudian menyiapkan benda uji Marshall pada 5 variasi kadar aspal masing-masing 3 (tiga) benda uji, yaitu 5%, 5,5%, 6% (perkiraan Kadar Aspal tengah), 6,5% dan 7,0% terhadap berat total Dengan melihat pada batas-batas yang disyaratkan untuk semua parameter Marshall (Stabilitas, Flow, MQ, VFB, VMA, VIM dan VIM), maka ditentukan besarnya KAO sehingga memenuhi semua kriteria. Banyaknya benda uji untuk mengetahui sifat-sifat campuran dan penentuan kadar aspal masingmasing campuran AC-WC dapat dilihat pada Tabel 3 sampai Tabel 10. Tabel 3. benda uji menggunakan Aspal Pen. 60/70 No. Kadar Aspal Pen. 60/70 Kode Benda Uji 1. 5,0 % A 11, A 12, A ,5 % B 11, B 12, B ,0 % C 11, C 12, C 13 `4. 6,5 % D 11, D 12, D ,0 % E 11, E 12, E Buah Volume 4, No. 1, Februari
7 Tabel 5. benda uji menggunakan Asbuton Butir 20/25 (3%) No. Kadar Aspal Jurnal Teknik Sipil Asbuton Butir 20/25 (3%) Kode Benda Uji 1. 5,0 % F 11, F 12, F ,5 % G 11, G 12, G ,0 % H 11, H 12, H 13 `4. 6,5 % I 11, I 12, I ,0 % J 11, J 12, J Buah Tabel 6. benda uji menggunakan Asbuton Butir 20/25 (4%) No. Kadar Aspal Asbuton Butir 20/25 (4%) Kode Benda Uji 1. 5,0 % K 11, K 12 K ,5 % L 11, L 12, L ,0 % M 11, M 12, M 13 `4. 6,5 % N 11, N 12, N ,0 % O 11, O 12, O Buah Tabel 7. benda uji menggunakan Asbuton Butir 20/25 (5%) No. Kadar Aspal Asbuton Butir 20/25 (5%) Kode Benda Uji 1. 5,0 % P 11, P 12, P ,5 % Q 11, Q 12, Q ,0 % R 11, R 12, R 13 `4. 6,5 % S 11, S 12, S ,0 % T 11, T 12, T Buah Tabel 8. benda uji menggunakan Asbuton Butir 20/25 (6%) No. Kadar Aspal Asbuton Butir 20/25 (6%) Kode Benda Uji 1. 5,0 % U 11, U 12, U ,5 % V 11, V 12, V ,0 % W 11, W 12, W 13 `4. 6,5 % X 11,X 12, X ,0 % Y 11, Y 12, Y Buah Setelah kadar aspal optimum (KAO) diperoleh, maka dibuat benda uji dengan persen aspal KAO untuk masing-masing jenis aspal dan gradasi yang digunakan. Benda uji pada KAO ini dibuat untuk pengujian dengan standar dan rendaman 60 o C selama 24 jam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 dan10 Tabel 9. Benda Uji dengan pada masing-masing KAO menggunakan Aspal Pen.60/70 Batas Tengah No. Jenis Benda Uji 1. Standar 3 Buah jam, 60 o C 3 Buah 6 Buah 67 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
8 Tabel 10. Benda Uji dengan pada masing-masing KAO menggunakan subtitusi Asbuton Butir 20/25 (3%) No. Jenis Benda Uji Batas Tengah 1. Standar 3 Buah jam, 60 o C 3 Buah 6 Buah HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan adalah hasil evaluasi penggunaan asbuton butir 20/25 sebagai bahan substitusi terhadap karakteristik campuran aspal beton lapis aus (AC-WC). Hasil Pengujian Marshall pada Kadar Aspal Optimum (KAO) Berdasarkan KAO yang diperoleh dari evaluasi masing-masing gradasi dan jenis aspal yang digunakan, nilai parameter Marshall yang diperoleh. Pembahasan Hal-hal yang akan dibahas pada sub bab ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dari penelitian dan hasil pengolahan data berupa tinjauan pengaruh substitusi asbuton butir terhadap karakteristik campuran aspal beton lapis aus (AC-WC). Gambar 1 Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai KAO a. Tinjauan terhadap nilai kepadatan (density) Peningkatan persentase aspal dalam campuran dapat memperkecil rongga dalam campuran dan mengakibatkan campuran semakin rapat dan memiliki nilai density yang besar Gambar.2 Tinjauan Terhadap Nilai KAO Gambar 1 menunjukkan peningkatan kadar asbuton butir 20/25 mengakibatkan nilai KAO campuran cenderung meningkat meskipun relatif kecil. Gambar 2 Pengaruh Asbuton butir 20/25 terhadap nilai Density b. Tinjauan terhadap nilai stabilitas Gambar 3. menunjukkan semakin besar persentase asbuton butir nilai stabilitas campuran semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena bitumen yang dikandung asbuton butir Volume 4, No. 1, Februari
9 bercampur dengan aspal penetrasi 60/70 di dalam campuran. Pencampuran ini menyebabkan daya lekat aspal menjadi lebih baik sehingga mengakibatkan nilai stabilitas campuran semakin meningkat Gambar 3 Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai Stabilitas d. Tinjauan terhadap nilai Marshall Quotient (MQ) Gambar 5. menunjukkan bahwa dengan substitusi asbuton butir campuran cenderung menjadi lebih kaku dimana nilai Marshall quotient campuran lebih tinggi dari campuran tanpa asbuton butir. Nilai Marshall quotient ini dipengaruhi oleh nilai stabilitas dan nilai flow dari campuran dimana nilai Marshall quotient berkorelasi negatif dengan nilai flow, penurunan nilai flow mengakibatkan nilai Marshall quotient semakin meningkat. c. Tinjauan terhadap nilai kelelehan plastis (flow) Gambar 4. menunjukkan bahwa semakin besar persentase asbuton butir nilai flow campuran semakin kecil. Hal ini disebabkan termobilisasinya bitumen dari asbuton butir ke dalam campuran sehingga mengakibatkan aspal dalam campuran menjadi lebih keras, Nilai flow pada semua variasi kadar asbuton butir memenuhi batas yang disyaratkan berkisar antara 3-5 mm. Gambar 5. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai Marshall Quotient e. Tinjauan terhadap nilai voids in mix (VIM) Gambar 6. menunjukkan substitusi asbuton butir tidak mempengaruhi rongga dalam campuran (VIM) secara signifikan atau dengan kata lain perubahan nilai VIM pada setiap persentase kadar asbuton butir sangat kecil. Peningkatan persentase aspal dalam campuran dapat memperkecil nilai VIM campuran, dirnana aspal akan mengisi ronggaronggadalamcampuran. Gambar 4. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai Flow 69 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
10 nilai VFB. Hal ini disebabkan karena proses distribusi ukuran butiran yang membentuk pori dalam campuran aspal beton lapis aus (AC- WC) tidak merata pada berbagai variasi. Gambar 6. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai VIM f. Tinjauan terhadap nilai Void in Mineral Agregat (VMA) Gambar 4.7 menunjukkan semakin meningkatnya kadar asbuton butir nilai VMA campuran semakin besar. Peningkatan nilai VMA ini disebabkan karena semakin tingginya KAO dan banyak jumlah asbuton butir dalam campuran aspal beton yang tersubtitusi ke dalam campuran yang menyelimuti butiran semakin tebal, sehingga bila selimut aspal dibutir agregat dihilangkan, makan nilai VMA semakintinggi. Gambar 8. Grafik VMA dari variasi gradasi dan jenis aspal h. Tinjauan terhadap nilai Durabilitas Gambar 9. menunjukkan peningkatan nilai durabilitas campuran sebagai akibat dari adanya peningkatan persentase asbuton butir. Peningkatan nilai durabilitas ini disebabkan semakin bertambahnya bitumen yang terkandung dari asbuton yang menyelimuti butiran dalam campuran aspal beton lapis aus (AC-WC). Gambar 9. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai Durabilasi. Gambar 7. Pengaruh Asbuton Butir 20/25 terhadap nilai VMA g. Tinjauan Void Filled by Bitumen (VFB) Gambar 8. menunjukkan semakin meningkatnya kadar asbuton butir cendrung tidak linear dengan peningkatan atau penurunan Rangkuman Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan Pengaruh subtitusi Asbuton butir 20/25 pada Aspal pen.60/70 menyebabkan nilai stabilitas campuran meningkat dengan bertambahnya kadar asbuton, nilai stabilitas pada campuran Volume 4, No. 1, Februari
11 tanpa menggunakan asbuton (0% asbuton) sebesar 1480,72; 3% asbuton sebesar 1508,39; 4% asbuton sebesar 1517,62; 5% asbuton sebesar 1545,29; 6% asbuton sebesar 1577,58. nilai VIM, VMA dan MQ juga meningkat dengan bertambahnya persentase asbuton, nilai flow dan VFB menurun. Nilai VIM, VMA, MQ, Flow dan VFB dapat dilihat pada Tabel 4.5 di atas. Nilai durabilitas campuran meningkat yaitu pada 0% asbuton sebesar 90,65; 3% asbuton sebesar 91,44; % asbuton sebesar 91,73; 5% asbuton sebesar 91,79; 6% asbuton sebesar 92,16. Meningkatnya nilai durabilitas menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kadar persentase asbuton butir sebagai campuran AC-WC maka semakin awet lapisan AC-WC tersebut. Bertambahnya persentase campuran asbuton, maka kadar aspal optimum (KAO) semakin meningkat, hal ini disebabkan karena didalam asbuton butir 20/25 mengandung mineral sebesar 75%, dengan meningkatnya kadar asbuton meningkat pula jumlah mineral pada campuran AC-WC, sehingga nilai kadar aspal juga meningkat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran antara lain: 1. Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis material berupa agregat dan aspal penetrasi 60/70 memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan sebagai bahan campuran aspal beton lapis aus (AC- WC). 2. a. Kadar aspal optimum yang didapat sebesar 6,06% untuk 0% kadar asbuton butir 20/25; 6,17% untuk 3% kadar asbuton butir 20/25; 6,27% untuk 4% kadar asbuton butir 20/25; 6,42% untuk 5% kadar asbuton butir 20/25; 6,55% untuk 6% kadar asbuton butir 20/25 b. Semakin besar persentase asbuton butir 20/25 nilai stabilitas campuran semakin meningkat, dengan nilai stabilitas tertinggi diperoleh pada kadar 6% asbuton butir 20/25 yaitu 1577,58 kg pada KAO 6,55%. Nilai stabilitas yang diperoleh telah memenuhi spesifikasi yang syaratkan AASHTO (1990) untuk lalulintas berat yaitu minimum 800 kg. c. Semakin besar persentase asbuton butir sifat durabilitas campuran semakin meningkat dengan kata lain ketahanan terhadap air, pengaruh suhu dan cuaca semakin baik. Nilai durabilitas terbesar diperoleh pada kadar asbuton butir 6% pada KAO 6,55% sebesar 92,16 %. d. Karakteristik campuran dengan substitusi asbuton butir 20/25 pada campuran aspal beton lapis aus (AC- WC) menunjukkan bahwa density campuran relatif konstan untuk masing-masing persentase asbuton butir 20/25 dengan nilai density campuran berkisar antara 2,34 2,37 gr/cm3. e. Semakin besar kadar asbuton butir 71 - Volume 4, No. 1, Februari 2015
12 20/25, nilai kadar rongga dalam campuran (VIM) semakin besar dengan tingkat kenaikan yang relatif kecil. Nilai VIM berkisar antara 4,16%- 4,63%. Meningkatnya nilai VIM diakibatkan belum terpisahnya antara mineral dan bitumen yang terdapat dalam asbuton butir. f. Secara keseluruhan karakteristik campuran aspal beton lapis aus (AC- WC) dengan penggunaan asbuton butir 20/25 sebagai bahan substitusi lebih baik dibandingkan tanpa asbuton butir. g. Hasil penelitian menunjukkan nilai stabilitas campuran meningkat dengan bertambahnya kadar asbuton, nilai stabilitas pada campuran tanpa menggunakan asbuton (0% asbuton) sebesar 1480,72; 3% asbuton sebesar 1508,39; 4% asbuton sebesar 1517,62; 5% asbuton sebesar 1545,29; 6% asbuton sebesar 1577,58 Meningkatnya nilai durabilitas menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kadar persentase asbuton butir sebagai campuran AC-WC semakin awet. h. Bertambahnya persentase campuran asbuton, maka kadar aspal optimum (KAO) semakin meningkat, hal ini disebabkan karena didalam asbuton butir 20/25 mengandung mineral sebesar 75%, dengan meningkatnya kadar asbuton meningkat pula jumlah mineral pada campuran AC-WC, sehingga nilai kadar aspal juga meningkat. Saran 1. Dalam penelitian ini, campuran aspal beton lapis aus (AC-WC) ini menggunakan asbuton butir 20/25, disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan asbuton butir tipe lain dengan gradasi yang berbeda. 2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk membuat substitusi asbuton dengan variasi butir lebih besar dari 6% sehingga dapat diketahui penambahan atau substitusi asbuton butir 20/25 yang dapat menurunkan karakteristik DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Ariawan, A.I.M., 2010, Pengaruh Gradasi Agregat Terhadap Karakteristik Campuran Laston, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 14, Universitas Udayana, Denpasar. 2. Anonim, 1990, Standard Specification for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing, 15th ed, AASHTO,. Washington, DC. 3. Anonim, 2008, Buku Petunjuk Praktis Penggunaan Asbuton Dalam Campuran Beraspal Panas, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta 4. Anonim, 2010, Spesifikasi Umum 2010, Divisi 6, Perkerasan Aspal, Direktorat Jenderal Bina Marga. Volume 4, No. 1, Februari
13 5. Bukhari dkk, 2007, Rekayasa Bahan dan Tebal Perkerasan, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. 6. Kusdiono, 2009, Komparasi Pengaruh Gradasi Agregat Batas Bawah Dengan Bergradasi Batas Atas Terhadap Karakteristik Marshall Pada Beton Aspal Campuran Panas, Wahana Teknik Sipil, Vol. 14, Politeknik Negeri Semarang, Semarang 7. Sukirman, S, 2003, Campuran Beraspal Panas, Penerbit Granit, Bandung Volume 4, No. 1, Februari 2015
JURNAL PORTAL, ISSN , Volume 4 No. 1, April 2012, halaman: 1
KAJIAN VARIASI SUHU PEMADATAN PADA BETON ASPAL MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 Syarwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe E-mail: Syarwanst@yahoo.com Abstract The compaction
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terdiri dari hasil pengujian agregat, pengujian
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS
PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS Praesillia Christien Ator J. E. Waani, O. H. Kaseke Fakultas Teknik, Jurusan
Lebih terperinciPENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS
PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON ASPAL LAPISAN AUS Sumarni Hamid Aly Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan KM 10 Makassar, 90445 Telp: (0411) 587636 marni_hamidaly@yahoo.com
Lebih terperinciAgus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4
STUDI KOMPARASI PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN NILAI KONSTANTA ASPAL RENCANA TERHADAP NILAI STABILITAS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (HRSWC) TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:
PENGARUH JUMLAH KANDUNGAN FRAKSI BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS BERGRADASI HALUS Windy J. Korua Oscar H. Kaseke, Lintong Elisabeth
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Agregat Penelitian ini menggunakan agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya yang berlokasi di Kecamatan Bongomeme. Agregat dari lokasi ini kemudian diuji di Laboratorium Transportasi
Lebih terperinciI Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)
PENGGUNAAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON I Made Agus Ariawan 1 Program Studi
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )
PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Polsri Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 1 ) E-mail:cecesumi@yahoo.com
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON DAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER I Made Agus Ariawan 1 Program
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)
PENGARUH PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC) Kiftheo Sanjaya Panungkelan Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC
PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC Januardi 1) Abstrak Dalam Ditjen (2011), khusus pada sifat-sifat campuran perkerasan hanya terdapat standar untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang berada di atas tanah dasar yang sudah dipadatkan, dimana fungsi dari lapisan ini adalah memikul beban lalu lintas
Lebih terperinciKAJIAN PROPERTIES DARI AGREGAT BATU GUNUNG YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN BERASPAL
KAJIAN PROPERTIES DARI AGREGAT BATU GUNUNG YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN BERASPAL ABSTRAK Oleh Lusyana Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang Sifat-sifat fisik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Aspal Beton Lapis Aspal Beton adalah suatu lapisan pada konstuksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Aspal Beton Aspal Beton merupakan salah satu jenis lapis perkerasan lentur. Jenis perkerasan ini merupakan campuran merata antara agregat dan aspal sebagai bahan pengikat pada
Lebih terperinciKamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
STUDI PERBANDINGAN NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) MENGGUNAKAN AGREGAT SUNGAI GRINDULU, SUNGAI LESTI, DAN BENGAWAN SOLO UNTUK LALULINTAS SEDANG Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil
Lebih terperinci3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari campuran
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK
VARIASI AGREGAT PIPIH TERHADAP KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati Arfan Hasan ABSTRAK Lapis permukaan konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang paling besar menerima beban. Oleh sebab itu
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:
PENGARUH PERUBAHAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LATASTON JENIS LAPIS PONDASI DAN LAPIS AUS Tri Utami Wardahni Oscar H.
Lebih terperinciAlik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU (BAGASSE ASH OF SUGAR CANE) SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS ATB (ASPHALT TREATD BASE) Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1
VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen Pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana E-mail : agusariawan17@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON LAPIS AUS (AC-WC) ABSTRAK
PENGARUH BATU KAPUR SEBAGAI FILLER PADA CAMPURAN LASTON LAPIS AUS (AC-WC) Dennis Aldimus NRP: 1221063 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T., M.T. ABSTRAK Penelitian tentang agregat pengganti maupun filler untuk
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:
KAJIAN PERBEDAAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS ANTARA JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS (HRS-WC) BERGRADASI SENJANG DENGAN YANG BERGRADASI SEMI SENJANG Giavanny Hermanus Oscar H. Kaseke, Freddy
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR
KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR Senja Rum Harnaeni 1), Isyak Bayu M 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciJurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp
ISSN 2302-0253 9 Pages pp. 130-138 KAJIAN CAMPURAN AGREGAT KASAR YANG BERBEDA ABRASI TERHADAP PARAMETER MARSHALL MENGGUNAKAN ASPAL PEN 60/70 UNTUK LASTON AC-WC (STUDI KASUS: AGREGAT KAB. GAYO LUES DAN
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG
PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG ( LIMBAH BAJA ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERTAHAN SARINGAN / DAN 3/8 TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA CAMPURAN AC-WC Afif Ghina Hayati INTISARI Semakin banyaknya industri
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.4 No.7 Juli 2016 ( ) ISSN:
PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON LAPIS AUS GRADASI SENJANG Risky Aynin Hamzah Oscar H. Kaseke, Mecky M. Manoppo
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN JENIS-JENIS AGREGAT HALUS TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHAL PADA CAMPURAN LATASTON DI KABUPATEN KETAPANG
STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN JENIS-JENIS AGREGAT HALUS TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHAL PADA CAMPURAN LATASTON DI KABUPATEN KETAPANG Lalu Heru Ph. 1) Abstrak Penelitian dilakukan untuk memberikan gambaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B
PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B Sabaruddin Fakultas Teknik Universitas Khairun Kampus Gambesi Kotak Pos 53 - Ternate 97719 Ternate Selatan Telp. (0921)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan
Lebih terperinciUJI MARSHALL PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN TAMBAHAN PARUTAN BAN BEKAS
ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 559-570 UJI MARSHALL PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN TAMBAHAN PARUTAN BAN BEKAS Cut Khairani DE 1, Sofyan M. Saleh 2, Sugiarto 3 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapis Aspal Beton Aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi perkerasan jalan raya yang terdiri dari campuran aspal dan agregat yang mempunyai gradasi menerus yang dicampur,
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE- BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 TUGAS AKHIR
ANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE- BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL RETONA BLEND 55 TUGAS AKHIR Oleh : Ayu Indah Kencana Dewi (0719151007) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS
KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS Steward Paulus Korompis Oscar H. Kaseke, Sompie Diantje Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Material Dasar 1. Agregat dan Filler Material agregat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari batu pecah yang berasal dari Tanjungan, Lampung Selatan. Sedangkan sebagian
Lebih terperinciSTUDI PENGGUNAAN ASBUTON BUTIR PADA CAMPURAN BETON ASPAL BINDER COURSE (AC-BC)
JURNAL Rekayasa dan Manajemen Transportasi Journal of Transportation Management and Engineering STUDI PENGGUNAAN ASBUTON BUTIR PADA CAMPURAN BETON ASPAL BINDER COURSE (AC-BC) Arief Setiawan*, Rahmatang
Lebih terperinciPENGGUNAAN ASPAL BUTON TIPE RETONA BLEND 55 SEBAGAI BAHAN SUSUN CAMPURAN HRS-B
Penggunaan Aspal Buton.. Campuran HRS-B PENGGUNAAN ASPAL BUTON TIPE RETONA BLEND 55 SEBAGAI BAHAN SUSUN CAMPURAN HRS-B Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Penelitian ini menggunakan agregat kasar, agregat halus, dan filler dari Clereng, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Hasil pengujian agregat ditunjukkan
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:
PENGARUH PERUBAHAN GRADASI DAN RATIO ANTARA PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO. #200 DENGAN BITUMEN EFEKTIF, TERHADAP BESARAN MARSHALL QUOTIENT PADA CAMPURAN ASPAL LATASTON Maria Rainy Lengkong Oscar H. Kaseke,
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG
PENGARUH VARIASI RATIO FILLER-BITUMEN CONTENT PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI GRADASI SENJANG Fergianti Suawah O. H. Kaseke, T. K. Sendow Fakultas Teknik, Jurusan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Agregat Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil pengujian agregat kasar dan halus No Jenis Pengujian Satuan Hasil Spesifikasi
Lebih terperinciVARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) ABSTRAK
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 VARIASI AGREGAT LONJONG SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1 Dosen
Lebih terperinciKAJIAN HUBUNGAN BATASAN KRITERIA MARSHALL QUOTIENT DENGAN RATIO PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO.#200 BITUMEN EFEKTIF PADA CAMPURAN JENIS LASTON
KAJIAN HUBUNGAN BATASAN KRITERIA MARSHALL QUOTIENT DENGAN RATIO PARTIKEL LOLOS SARINGAN NO.#200 BITUMEN EFEKTIF PADA CAMPURAN JENIS LASTON Louis Christian Lagonda O. H. Kaseke, S.V. Pandey Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)
PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW) Vonne Carla Pangemanan Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciVol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X
KAJIAN CAMPURAN PANAS AGREGAT ( AC-BC ) DENGAN SEMEN SEBAGAI FILLER BERDASARKAN UJI MARSHALL Oleh: Hendri Nofrianto*), Zulfi Hendra**) *) Dosen, **) Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS
KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS Prylita Rombot Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciNILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL
NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL M. Aminsyah Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas Abstrak Dalam rangka peningkatan dan pengembangan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2
PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/ dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan INTISARI Jalan merupakan sarana penghubung mobilisasi dari satu
Lebih terperinciDAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hot Rolled Sheet (HRS) Menurut Kementerian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari dari campuran agregat
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR NTISARI BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR ISI HALAMAN JIJDUL, EEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR,-,-, DAFTAR ISI v DAFTAR LAMPIRAN vn) DAFTAR TABEL jx DAFTAR GAMBAR x DAFTAR 1STILAH XI NTISARI x, BAB I PENDAHULUAN 1 1 1 Latar Belakang I 1.2
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aspal Beton Menurut Sukirman (1999) aspal beton merupakan salah satu jenis lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkersana ini merupakan campuran merata antara
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik - Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. mengizinkan terjadinya deformasi vertikal akibat beban lalu lintas yang terjadi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perkerasan Lentur Perkerasan lentur merupakan perkerasan jalan yang umum dipakai di Indonesia. Konstruksi perkerasan lentur disebut lentur karena konstruksi ini mengizinkan
Lebih terperinciBATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji
BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji Abstract : Daerah Baturaja merupakan kawasan penghasil batu kapur yang ada
Lebih terperinciStudi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal
Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 Studi Penggunaan Aspal Modifikasi Dengan Getah Pinus Pada Campuran Beton Aspal SYAMSI FAJRI, N.¹, SUKIRMAN,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC MENGGUNAKAN AGREGAT SIMEULUE DENGAN VARIASI ASPAL RETONA BLEND 55 DAN ASPAL PENETRASI 60/70
ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 605-616 KARAKTERISTIK CAMPURAN AC-WC MENGGUNAKAN AGREGAT SIMEULUE DENGAN VARIASI ASPAL RETONA BLEND 55 DAN ASPAL PENETRASI Firdaus 1, Yuhanis Yunus 2, M. Isya 3 1) Mahasiswa
Lebih terperinciCHARACTERISTIC TEST OF ASPHALT CONCRETE (AC- BC) BY USING THE AGGREGATE BASALT (CASE STUDY: SUBSTITUTION OF PORTLAND CEMENT AND HUSK ASH)
ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 139-148 CHARACTERISTIC TEST OF ASPHALT CONCRETE (AC- BC) BY USING THE AGGREGATE BASALT (CASE STUDY: SUBSTITUTION OF PORTLAND CEMENT AND HUSK ASH) Teuku Irwansyah Putra 1, M.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat ditemukan pertama kali di Babylon pada tahun 625 SM, tetapi perkerasan jenis ini tidak berkembang,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
56 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan 1. Pengujian agregat Hasil Pengujian sifat fisik agregat dan aspal dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 5.1. Hasil Pengujian Agregat Kasar dan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS
PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. Mayjen Haryono
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4.1 Hasil dan Analisa Pengujian Aspal Aspal yang digunakan pada penelitian ini adalah aspal keras yang mempunyai nilai penetrasi 60/70. Pengujian aspal di laboratorium Jalan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Konstruksi perkerasan lentur ( Flexible pavement), yaitu perkerasan yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1
PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1 Windi Nugraening Pradana INTISARI Salah satu bidang industri yang
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA Charly Laos 1, Gedy Goestiawan 2, Paravita Sri Wulandari 3, Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Pertumbuhan jumlah kendaraan
Lebih terperinciNASKAH SEMINAR INTISARI
NASKAH SEMINAR PENGARUH VARIASI PEMADATAN PADA UJI MARSHALL TERHADAP ASPHALT TREATED BASE (ATB) MODIFIED MENURUT SPESIFIKASI BINA MARGA 2010 (REV-2) 1 Angga Ramdhani K F 2, Anita Rahmawati 3, Anita Widianti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal,aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC)
ANALISA PERBANDINGAN PENGGUNAAN SEMEN PORTLAND DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER PADA ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) Michael Christianto Tanzil Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asphalt concrete - wearing course merupakan lapisan yang terletak dibagian atas berdasarkan susunan perkerasan aspal dimana lapisan permukaan ini harus mampu menerima
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS
PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS Dwinanta Utama Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unversitas Borobudur Jl. Raya Kali Malang No. 1,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA 4.1. Pengujian Aspal Pada pengujian material aspal digunakan aspal minyak (AC Pen 60/70) atau aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Lapisan Antara (Asphalt Concrete-Binder Course) Salah satu produk campuran aspal yang kini banyak digunakan oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lapisan Antara (Asphalt Concrete-Binder Course) Salah satu produk campuran aspal yang kini banyak digunakan oleh Departemen Pekerjaan umum adalah Asphalt Concrete - Binder
Lebih terperinciVariasi Jumlah Tumbukan Terhadap Uji Karakteristik Marshall Untuk Campuran Laston (AC-BC) Antonius Situmorang 1) Priyo Pratomo 2) Dwi Herianto 3)
JRSDD, Edisi Maret 216, Vol. 4, No. 1, Hal:89 98 (ISSN:233-11) Variasi Jumlah Tumbukan Terhadap Uji Karakteristik Marshall Untuk Campuran Laston (AC-BC) Antonius Situmorang 1) Priyo Pratomo 2) Dwi Herianto
Lebih terperincisampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konstruksi Perkerasan Jalan Konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang terletak di atas tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung beban lalulintas dan meneruskannya sampai
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran lapis aspal
Lebih terperinciTINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.
Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 90 TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT Raden Hendra Ariyapijati Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP:
STUDI PARAMETER MARSHALL CAMPURAN LASTON BERGRADASI AC-WC MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI CIKAPUNDUNG Disusun oleh: Th. Jimmy Christian NRP: 9921035 Pembimbing: Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN RASIO ANTARA FILLER DENGAN BITUMEN EFEKTIF TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LASTON JENIS LAPIS AUS
PENGARUH PERUBAHAN RASIO ANTARA FILLER DENGAN BITUMEN EFEKTIF TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LASTON JENIS LAPIS AUS Miristika Amaria Pasiowan Oscar H. Kaseke, Elisabeth Lintong Fakultas Teknik,
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC
ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC DONNY SUGIHARTO NRP : 9321069 NIRM: 41077011930297 Pembimbing: TAN LIE ING, ST.,MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010.
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium PT. Karya Murni Perkasa, Patumbak dengan menggunakan metode pengujian eksperimen berdasarkan pada pedoman perencanaan campuran
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.1 No.2, Januari 2013 ( )
KAJIAN PENYEBAB PERBEDAAN NILAI BERAT JENIS MAKSIMUM CAMPURAN BERASPAL PANAS YANG DIHITUNG BERDASARKAN METODE MARSHALL DENGAN YANG DICARI LANGSUNG BERDASARKAN AASHTO T209 Maria Estela Laoli O.H. Kaseke,
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL
PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL Harry Kusharto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Lebih terperinciPENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL
PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP PERILAKU CAMPURAN BETON ASPAL Harry Kusharto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Gedung E4, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229
Lebih terperinciINVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL
INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelessaikan Pendidikan Strata
Lebih terperinciEFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL
Jurnal Teknik Sipil IT Vol. No. Januari 05 ISSN: 354-845 EFEK EMAKAIAN ASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS ADA CAMURAN ASAL ANAS (AC-BC) DENGAN ENGUJIAN MARSHALL Oleh : Ahmad Refi Dosen Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapis Aspal Beton Aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi perkerasan jalan raya yang terdiri dari campuran aspal dan agregat yang mempunyai gradasi menerus yang dicampur
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well graded)
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Aspal Beton (Laston) Lapis aspal beton adalah lapisan pada konstruksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well graded)
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON AC-BC DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR YANG BERBEDA NILAI ABRASI
ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 79-88 KARAKTERISTIK CAMPURAN LASTON AC-BC DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR YANG BERBEDA NILAI ABRASI Faisal Rizal 1, Sofyan M Saleh 2, Yuhanis Yunus 3 1) Magister Teknik Sipil
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan
Lebih terperincilapisan dan terletak di atas tanah dasar, baik berupa tanah asli maupun timbunan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah salah satu konstruksi yang terdiri dari beberapa lapisan dan terletak di atas tanah dasar, baik berupa tanah asli maupun timbunan yang
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013
OPTIMALISASI PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BERASPAL PANAS (ASPHALTIC CONCRETE) TIPE AC-BASE COURSE (AC-BASE) DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL MODIFIKASI ASBUTON (BNA) (Studi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian
BAB III METODOLOGI Dalam bab ini peneliti menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan selama penelitian tentang Studi komparasi antara beton aspal dengan aspal Buton Retona dan aspal minyak Pertamina
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall
98 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 98-107, November 2012 Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall (Effect of Using
Lebih terperinciKINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC)
KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC) TUGAS AKHIR Oleh : I WAYAN JUNIARTHA NIM : 1104105072 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2 3 ABSTRAK Setiap
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC
KAJIAN LABORATORIUM SIFAT FISIK AGREGAT YANG MEMPENGARUHI NILAI VMA PADA CAMPURAN BERASPAL PANAS HRS-WC Rizky Mamangkey O.H. Kaseke, F. Jansen, M.R.E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.
PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T. ABSTRAK Hot rolled sheet Wearing Course (HRS WC) adalah campuran lapis tipis
Lebih terperinci