ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS SEKOLAH MADANIA PARUNG-BOGOR) Oleh DANIAR LUSIANI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS SEKOLAH MADANIA PARUNG-BOGOR) Oleh DANIAR LUSIANI H"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS SEKOLAH MADANIA PARUNG-BOGOR) Oleh DANIAR LUSIANI H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS SEKOLAH MADANIA PARUNG-BOGOR) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh : DANIAR LUSIANI H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

3 Judul Nama NRP : Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Sekolah Madania Parung-Bogor) : Daniar Lusiani : H Menyetujui, Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing., DEA NIP Mengetahui: Ketua Departemen Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP Tanggal Lulus:

4 RINGKASAN DANIAR LUSIANI. H Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Sekolah Madania Parung-Bogor). Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS. Pendekatan pemimpin terhadap bawahannya tidak terlepas dari gaya kepemimpinan kepala sekolah itu sendiri. Gaya kepemimpinan yang dilakukan, dikondisikan terhadap kinerja pegawai maka diperlukan kemampuan pemimpin untuk membaca keadaan dan meresponnya dengan gaya kepemimpinan yang tepat. Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kuantitas, yaitu jumlah, atau banyaknya pekerjaan yang dihasilkan pegawai dan mutu, yaitu mutu pekerjaan yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan waktu menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja pegawai adalah efektif dan efisien, otoritas dan tanggungjawab, disiplin dan inisiatif. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Madania Parung-Bogor, yang beralamat di Komplek Perumahan Telaga Kahuripan Parung Bogor km 47,5. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penerapan gaya kepemimpinan, kinerja pegawai dan pengaruh gaya kepemimpinan tersebut. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada 76 responden yang dipilih dan wawancara, serta data sekunder yang diperoleh dari pustaka-pustaka yang tersedia. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang diterapkan di Sekolah Madania. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Madania berpengaruh nyata dan positif terhadap kinerja pegawai (guru). Maka diperoleh kinerja pegawai (guru), baik departemen Primary maupun Secondary di Sekolah Madania dapat dijelaskan oleh kinerja efektif dan efisien (skor 3,55-4,35), kinerja otoritas dan tanggungjawab (skor 3,88-4,48), kinerja displin (skor 4,13-4,55) dan kinerja inisiatif (skor 4,02-4,47), sehingga penilaian kinerja tersebut berada pada nilai skor rataan setuju/baik atau sangat setuju/baik (skor 4,02-5,00).

5 RIWAYAT HIDUP Daniar Lusiani dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 18 Februaru Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari Keluarga Bapak Wawan Setiawan dan Ibu Iis Isnawati. Penulis memulai pendidikannya ketika berusia 4,5 tahun di Taman Kanak-Kanak (TK) Al Barokah Depok, Kemudian di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cisalak I dan setelah itu melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Depok dan pada tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Cibinong, Kabupaten Bogor. Penulis melanjutkan ke bangku kuliah dan diterima di Program Diploma Universitas Padjadjaran Bandung pada Program Keahlian dan Administrasi Jurusan Administrasi Keuangan dan lulus pada tahun Setelah lulus pada Program Diploma, penulis diterima bekerja di Sekolah Madania. Selanjutnya mengikuti pendidikan Strata 1 pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun Penulis juga pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan selama tiga (3) bulan sebagai entry data di PLN APJ Depok. iii

6 KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrahiim, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW atas segala rahmat dan karunia-nya, hingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Sekolah Madania Parung-Bogor) sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen, FEM IPB. Dengan segala keterbatasan dalam hal pengetahuan, kepustakaan, wawasan, pengalaman, maupun kemampuan, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, maka mengharapkan kritik, ataupun saran yang membangun sebagai bekal untuk penyempurnaan dikemudian hari. Penulis mengucapkan terima kasih dan syukur Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu menuntun, memberikan hidayah-nya dan kasih sayang-nya kepada kita semua, Amin. Akhirul kata, Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bogor, Maret 2012 Penulis iv

7 UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW atas segala rahmat dan karunia-nya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam skripsi ini baik secara materil, moril maupun spiritual kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, koreksi, saran dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Drs. Edward H. Siregar, MM dan Ibu Yusrina Permanasari, ME., selaku Dosen Penguji yang telah bersedia menguji, memberikan koreksi dan saran dalam skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc., selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM, IPB. 4. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM., selaku Ketua Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, FEM, IPB. 5. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM., selaku Tim Quality Control yang telah memberikan koreksi dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Deddy C. Sutarman, STP, MM., selaku Dosen konsultasi yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh staff dan pegawai Sekolah Madania atas kesediaannya mengizinkan dan membantu penulis dalam proses penelitian. 8. Kedua Orang Tua dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 9. Tulus Didiek Trenggono, SE., terima kasih atas doa, motivasi, semangat dan bantuannya selama proses penyusunan skripsi ini. 10. Teman-teman satu bimbingan, terima kasih atas kerjasamanya. 11. Andhika Savitri, Cynthia Sekarani, Khalida Pridasari, Raja Asfar, Jerry Yose. Terima kasih untuk kebersamaannya. 12. Bapak Amran Maxi dan Ibu Indah Kurnianingsih, terima kasih saran dan bantuannya. v

8 13. Seluruh pegawai Sekolah Madania Parung-Bogor, terima kasih atas bantuan, dorongan, dan motivasi dalam skripsi ini. 14. Seluruh staff pengajar dan karyawan/karyawati Program Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, FEM, IPB. 15. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Bogor, Maret 2012 Penulis vi

9 DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii iv v viii ix x I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan Fungsi Kepemimpinan Kinerja Pengertian Kinerja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penilaian Kinerja Hubungan Antara Kinerja dan Kepemimpinan Penelitian Terdahulu yang Relevan III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas vii

10 3.4.2 Uji Reliabilitas Rataan Tertimbang Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linear Sederhana Uji Hipotesis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Sekolah Madania Visi, Misi dan Nilai Perusahaan Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan Karakteristik Pegawai Analisis Gaya Kepemimpinan Faktor-faktor Kinerja Pegawai Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Guru Uji Hipotesis Uji F Uji t Penerapan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Implikasi Manajerial.. 51 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

11 DAFTAR TABEL No Halaman 1 Rataan Tertimbang Karakteristik responden Penilaian rataan skor gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Primary Penilaian rataan skor gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Secondary Rataan tertimbang penilaian Kinerja Guru Primary Sekolah Madania Rataan tertimbang penilaian Kinerja Guru Secondary Sekolah Madania 48 ix

12 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1 Pengaruh pemimpin terhadap yang dipimpin Kerangka pemikiran penelitian Tahapan penelitian Presentase responden berdasarkan usia 40 5 Presentase responden berdasarkan pendidikan Presentase responden berdasarkan lama bekerja Presentase responden berdasarkan unit kerja Presentase responden berdasarkan pendapatan 43 x

13 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1 Hasil Wawancara Kuesioner untuk penelitian Kuesioner gaya kepemimpinan Kuesioner kinerja pegawai Struktur Organisasi 63 6 Tabulasi jawaban responden tentang Gaya Kepemimpinan Tabulasi jawaban responden tentang Kinerja Pegawai Hasil uji Validitas dan uji Reliabilitas Hasil uji perhitungan analisis SPSS.. 68 xi

14 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah Madania adalah sekolah Indonesia yang menghargai perbedaan agama dan pemikiran, serta menghormati individu dengan kebutuhan pembelajaran yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Sekolah Madania memberikan kekayaan pengalaman belajar dalam atmosfir kearifan Indonesia yang menghargai spiritualitas, tradisi, nilai-nilai luhur, seni budaya dan sejarah bangsa, berstandar internasional dan didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM), program pembelajaran dan fasilitas bermutu. Salah satu nilai-nilai yang dimiliki Sekolah Madania ini adalah niat dan kemampuan peduli membantu orang lain demi melaksanakan pelayanan kepada seluruh umat manusia secara adil, penuh penghargaan dan penuh rasa hormat yang diwujudkan dengan teladan dalam pengabdian dan pelayanan melalui mendidik, mengajar, menghormati, membimbing, mengarahkan dan membantu dengan segenap kasih-sayang. Perkembangan sekolah sebagai organisasi non profit bergantung pada beberapa faktor yang menjadi satu kesatuan sistem. Semua personel sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa, komite sebagai bentuk perwujudan dari komunitas masyarakat adalah faktor yang memengaruhi proses perkembangan sekolah. Peran pemimpin pendidikan menjadi sangat penting untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Pemimpin pendidikan sebagai top leader dalam sebuah institusi pendidikan dituntut dapat merumuskan dan mengkomunikasikan visi dan misi yang jelas dalam memajukan pendidikan. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: Kepala

15 2 sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan, serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Namun apabila dalam suatu institusi tersebut ada sistem yang belum berjalan dengan baik, misalnya pengambilan keputusan ada pada beberapa departemen atau unit kerja seperti bagian administrasi, bagian keuangan, bagian edukasi dan bagian senior coach serta pergantian struktur organisasi yang dinamis dapat mengakibatkan kinerja pegawai yang tidak maksimal, sehingga dibutuhkan sosok pemimpin ideal yang dapat mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin untuk mencapai tujuan bersama. Pendekatan pemimpin terhadap bawahannya tidak terlepas dari gaya kepemimpinan kepala sekolah itu sendiri. Gaya kepemimpinan yang dilakukan, dikondisikan terhadap kinerja pegawai. Yang diperlukan adalah kemampuan pemimpin untuk membaca keadaan dan meresponnya dengan gaya kepemimpinan yang tepat. Pengaruh dari pendekatan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam suatu pekerjaan sangat penting sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai Sekolah Madania yang lebih baik. Untuk itu dilakukanlah penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Sekolah Madania Parung-Bogor) 1.2. Rumusan Masalah Pemimpin memiliki peran-peran pokok, untuk mewujudkannya diperlukan kharisma dan wibawa dari hati, sehingga menimbulkan gerakan dengan kekuatan pengaruhnya untuk mencapai tujuan bersama. Mengacu pada pemikiran tersebut, maka rumusan masalah yang diteliti adalah : 1. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan pada Sekolah Madania Parung? 2. Bagaimana kinerja pegawai pada Sekolah Madania Parung?

16 3 3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai yang diterapkan pada Sekolah Madania Parung? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis penerapan gaya kepemimpinan pada Sekolah Madania Parung. 2. Menganalisis kinerja pegawai pada Sekolah Madania Parung. 3. Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Sekolah Madania Parung Ruang Lingkup Penelitian Penelitian terfokus pada penerapan gaya kepemimpinan, kinerja pegawai dan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Sekolah Madania bagian Kependidikan.

17 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan Pengertian Kepemimpinan Pemimpin adalah seseorang yang mengatur atau memimpin atau menginspirasi orang lain. Pemimpin dapat pula diartikan sebagai kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi dan memungkinkan orang lain berkontribusi menuju kesuksesan dan efektifitas organisasi di manapun mereka berada. Menurut Robbins (2008) kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai serangkaian tujuan. Menurut Yukl (2010), kepemimpinan adalah proses untuk memengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama (Gambar 1). Gambar 1. Pengaruh pemimpin terhadap yang dipimpin

18 5 Menurut Nawawi (2006), kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan untuk mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih), agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuantujuan bersama. Kepemimpinan adalah suatu proses, dimana pimpinan atau pemimpin dapat memengaruhi bawahannya, agar bawahan tersebut mau melakukan apa yang diinginkan oleh pimpinan atau pemimpin tersebut. Definisi kepemimpinan, cukup singkat, diajukan Peter G. Northouse yaitu... is a process whereby an individual influences a group of individuals to achieve a common goal adalah proses dalam mana seorang individu memengaruhi sekelompok individu guna mencapai tujuan bersama. Lewat definisi singkat ini, Northouse menggarisbawahi sejumlah konsep penting dalam definisi kepemimpinan, yaitu : a. Kepemimpinan merupakan sebuah proses b. Kepemimpinan melibatkan pengaruh c. Kepemimpinan muncul di dalam kelompok d. Kepemimpinan melibatkan tujuan bersama. Menurut Hasibuan (2006), kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Siagian (2004), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sedemikian rupa, sehingga orang lain mau melakukan kehendak pemimpin, meskipun secara pribadi hal itu tidak disenanginya. Kepemimpinan memegang peranan penting dalam mempengaruhi orang lain agar orang lain tersebut mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ciri khas pemimpin adalah: a. Jujur Pada kenyataannya, kejujuran lebih banyak dipilih dibandingkan dengan ciri khas kepemimpinan apapun lainnya. Ini secara konsisten muncul sebagai suatu unsur yang paling penting dalam hubungan pemimpin dengan bawahannya. Konsistensi antara kata-kata dan perbuatan

19 6 merupakan sarana yang dipergunakan untuk menilai apakah seseorang jujur atau tidak. b. Memandang ke Depan Kita mengharapkan pemimpin kita mempunyai rasa akan arah, dan perhatian kepada masa depan organisasi. Tetapi apakah kita menyebut kemampuan itu wawasan, impian, panggilan, tujuan, atau agenda pribadi, pesannya sudah jelas bahwa pemimpin harus tahu kemana mereka akan pergi kalau ingin mengharapkan orang lain bersedia bergabung dengan mereka dalam perjalanan. Dengan kemampuan memandang ke depan, maksudnya adalah kemampuan menetapkan atau memilih tujuan yang diinginkan yang seharusnya dikerjakan bersama. c. Memberikan Inspirasi Kita juga mengharapkan pemimpin kita antusias, penuh semangat, dan positif tentang masa depan. Kita mengharapkan mereka bisa memberikan inspirasi. Tidak cukup seorang pemimpin untuk punya impian tentang masa depan. Seorang pemimpin harus bisa menyampaikan wawasan dengan cara yang mendorong kita untuk bisa bertahan dan bertindak. d. Cakap Supaya dapat mengajak orang dalam perjuangan orang lain, kita harus berkeyakinan bahwa orang itu cakap membimbing kita ke tempat tujuan. Kecakapan yang dimaksud bukanlah dalam arti serba bisa, tetapi seorang pemimpin harus cakap di bidang yang dipimpin Gaya Kepemimpinan Gaya adalah sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan dan kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan, agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disuka dan sering diterapkan oleh pemimpin.

20 7 Gaya kepemimpinan adalah berbagai tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Menurut Rivai (2004), gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya. Menurut Umar (2005), gaya kepemimpinan adalah suatu cara, atau teknik seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan dan dapat pula diartikan sebagai norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang dilihat. Dalam hal ini usaha yang dilakukan adalah persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi sangat penting. Menurut Rohmat (2010), gaya kepemimpinan pendidikan lebih terlihat pada pola-pola yang dikembangkan dalam berbagai kebijakan yang ditempuhnya dalam menjalankan kepemimpinan. Berbagai bentuk gaya kepemimpinan tersebut terimplementasi dalam melakukan semua kebijakan pendidikan, yang meliputi pengadaan pembinaan terhadap semua personel pendidikan, pelaksanaan program-program pendidikan, dan berbagai bentuk realisasi program itu sendiri. Kepala sekolah, guru dan personel sekolah sebagai seorang pemimpin dalam sebuah institusi pendidikan akan sangat terlihat gaya kepemimpinan yang dijalankan dan strategi yang ditanamkan dalam upaya menggerakkan semua warga pendidikan terhadap sosialisasi program pendidikan, maupun relasi guru-siswa yang dikembangkan. Upaya sosialisasi merupakan usaha untuk dapat menggerakkan semua warga pendidikan dalam menuju komitmen pendidikan. Kepemimpinan tidak dapat dilepaskan dari kepengikutan (followership) karena kepemimpinan menjadi tidak berarti jika tanpa adanya pengaruh serta pengikut. Tingginya rasa kepengikutan akan terpengaruh pada sejauh mana pemimpin pendidikan sebagai seorang pemimpin, dalam melibatkan semua personel pendidikan terhadap penyusunan program-program pendidikan. Semakin sering frekuensi personel pendidikan dalam menjalankan

21 8 program maupun keterlibatan dalam menyusun program akan berpengaruh terhadap keikutsertaan personel pendidikan dalam setiap program. Menurut Rohmat (2010), gaya kepemimpinan terdiri dari empat (4) hal, yaitu : a. Gaya Kepemimpinan Partisipatif Gaya kepemimpinan partisipatif, atau disebut dengan gaya kepemimpinan demokratik merupakan gaya kepemimpinan yang menitikberatkan pada usaha seorang pemimpin dalam melibatkan partisipasi para pengikutnya dalam setiap pengambilan keputusan. Dampak positif yang ditimbulkan dari gaya kepemimpinan partisipatif bahwa para pengikut memiliki rasa tanggungjawab, yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan organisasi karena keterlibatannya dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, pemimpin partisipatif akan lebih merasa diuntungkan dalam menjalankan semua rencana (planning) yang telah ditetapkan. Hal ini karena ditopang oleh kinerja para pengikutnya. Kepemimpinan partisipatif dapat dianggap sebagai suatu jenis perilaku yang berbeda dari perilaku yang berorientasi kepada tugas dan perilaku yang berorientasi pada hubungan (Yukl, 2010:132). Keuntungankeuntungan yang dapat diperoleh dari gaya kepemimpinan partisipatif adalah : 1) Konsultasi ke bawah dapat digunakan dalam rangka meningkatkan mutu keputusan dengan menarik keahlian yang dimiliki oleh para pengikut, sehingga para pengikut akan dapat menerima semua putusan yang diambil dan menjalankannya. 2) Konsultasi lateral, pemimpin melibatkan peranserta orang-orang dalam berbagai sub unit untuk mengatasi keterbatasan kemampuan yang dimiliki pemimpin. Konsultasi lateral memudahkan koordinasi dan kerjasama diantara para pemimpin dari berbagai sub untuk organisasi.

22 9 3) Konsultasi ke atas, memungkinkan seorang pemimpin untuk menaruh keahlian seseorang atasan yang berkemampuan lebih besar dari manajer. Seorang pemimpin partisipatif akan disegani dan dihormati bukanlah ditakuti. Perilakunya akan mendorong daya inovatif dan kreativitas tinggi bagi para pengikut. Pemimpin partisipatif akan memberikan keleluasaan bagi para pengikut untuk berkreasi, serta memberikan penghargaan kepada para pengikut yang berpartisipasi. Reward atau penghargaan akan memberikan dampak pada pengikut untuk meningkatkan kinerja. Dengan demikian, pemimpin dengan gaya partisipatif berorientasi pada people centered, karena menempatkan manusia dalam organisasi pada posisi yang paling fundamental. b. Gaya Kepemimpinan Otokratik Gaya Kepemimpinan Otokratik merupakan kepatuhan pengikut terhadap pimpinan merupakan corak gaya kepemimpinan otokratik. Dalam menjalankan kewajiban sesuai dengan aturan yang bersumber pada tradisi dan pengikut patuh pada pimpinan bukan dilandaskan pada tatanan impersonal, tetapi menjadi loyalitas pribadi dan membiasakan diri tunduk pada kewajiban. Dalam hal ini, tradisi adalah suatu sistem koordinasi yang bersifat mengikat dan dinyatakan sah, dipercaya atas dasar kesucian dari tatanan sosial dan senantiasa ada sanksi yang dibebankan. Pemimpin yang bergaya otokratik cenderung menganut nilai organisasional yang bertujuan pada pembenaran segala tindakan yang ditempuhnya untuk mencapai tujuan. Pembenaran tindakan bertendensius pribadi, apabila tindakan tersebut akan mempermudah tercapainya tujuan, maka dikatakan benar dan sebaliknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang bergaya otokratik mempunyai berbagai sikap, antara lain memperlakukan para pengikut sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, sehingga kurang menghargai harkat dan martabatnya; mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan

23 10 penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas tersebut dengan kepentingan dan kebutuhan para pengikut; mengabaikan peranan para pengikut dalam proses pengambilan keputusan. Para pemimpin yang bergaya otokratik menjadikan tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadi, sehingga konsekuensinya pemimpin tidak dapat menerima saran para pengikut. Pemimpin otokratik lebih menuntut ketaatan penuh para pengikut, menegakkan displin kaku, keras dalam perintah dan instruksi, serta menggunakan pendekatan punitive dalam hal terjadinya penyimpangan oleh pengikut. Tingginya tingkat otoritas gaya kepemimpinan pendidikan otokratik menjadikan semua kebijakan pendidikan didominasi oleh putusan pemimpin pendidikan bergaya otokratik yang menganggap guru, siswa dan staf administrasi mempunyai kinerja yang rendah dan lebih cenderung statis. c. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire Karakteristik utama pada gaya kepemimpinan Laissez Faire meliputi persepsi tentang peranan, nilai-nilai yang dianut, sikap dalam hubungannya dengan para pengikut, perilaku organisasi dan gaya kepemimpinan yang biasa digunakan. Persepsi seorang pemimpin bergaya Laissez Faire memandang perannya sebagai seorang pemimpin, hanya berkisar seputar pandangan dirinya yang menganggap bahwa pada umumnya organisasi terdiri dari orang-orang yang telah mampu mengetahui apa yang menjadi tugas organisasi, sasaran-sasaran yang ingin dicapai, tugas apa yang harus diuraikan oleh masing-masing anggota dan seorang pemimpin tidak perlu sering melakukan intervensi dalam organisasi. Pemimpin bergaya Laissez Faire memposisikan dirinya sebagai Fasilitator. Melalui sikap yang permisif, perilaku seorang pemimpin yang Laissez Faire cenderung mengarah pada tindakan yang memperlakukan pengikut sebagai rekan sekerja. Hanya saja kehadirannya sebagai pemimpin diperlukan karena akibat adanya struktur dan hirarki organisasi,

24 11 maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik utama seorang pemimpin Laissez Faire memiliki ciri berikut : 1) Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif 2) Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal itu yang memang menuntut keterlibatannya secara langsung 3) Status quo organisasional tidak terganggu 4) Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak inovatif dan kreatif diserahkan kepada para anggota organisasi yang bersangkutan 5) Selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, serta intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat sangat minimum. Dampak negatifnya dari tipe kepemimpinan tersebut adalah intervensi terlalu longgar dari seorang pemimpin telah menjadikan organisasi tanpa arah dan otoritas kepemimpinan menjadi berkurang. d. Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya Kepemimpinan Transformasional berorientasi kepada proses membangun komitmen menuju sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori kepemimpinan transformasional mempelajari cara para pemimpin mengubah budaya organisasi dan menata struktur organisasi, serta melakukan strategi-strategi manajemen untuk mencapai sasaran organisasi. Kepemimpinan transformasional merupakan proses yang didalamnya para pemimpin dan pengikut saling memberikan ide konstruktif terkait moralitas dan motivasi lebih tinggi dalam budaya organisasi. Para pemimpin tersebut mencoba mengajak para pengikut dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi,

25 12 seperti keserakahan, atau kebencian. Kepemimpinan yang mentranformasi dapat direalisasikan oleh siapapun dan pemimpin dalam semua tingkatan. Pemimpin tersebut mentransformasi dan memotivasi para pengikut dengan (a) membuat lebih sadar mengenai pentingnya menyelesaikan pekerjaan dengan baik, (b) mendorong untuk lebih mementingkan organisasi, atau tim daripada kepentingan diri sendiri. Tiga (3) komponen kepemimpinan transformasional meliputi karisma, stimulasi intelektual dan perhatian yang diindividualisasi. Karisma didefinisikan sebagai proses. Seorang pemimpin memengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat bagi para pengikut untuk menuju komitmen organisasi. Perilaku-perilaku kepemimpinan transformasional saling berhubungan untuk melakukan perubahanperubahan kinerja para pengikut dan budaya organisasi yang lebih kondusif Fungsi Kepemimpinan Menurut Nawawi (2006), fungsi-fungsi dari kepemimpinan adalah : a. Fungsi Pengambilan Keputusan Fungsi pengambilan keputusan adalah apabila pemimpin memiliki kemauan dalam melaksanakan kekuasaan, atau wewenangnya sebagai pengambil keputusan yang akan dilaksanakan oleh anggotanya dalam suatu organisasi. Pengambilan keputusan memerlukan keberanian karena setiap keputusan pasti memiliki risiko yang akan dihadapi oleh pemimpin untuk memenuhi teori pengambilan keputusan. b. Fungsi Instruksi Fungsi Instruksi adalah sebuah perintah dari seorang pemimpin untuk mewujudkan organisasi efektif yang harus disampaikan secara jelas, baik mengenai isi dan segi bahasa yang harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan, atau pendidikan anggota yang menerima perintah. Dalam memberikan suatu perintah sebaiknya diikuti dengan memberikan penjelasan kepada anggotanya yang akan melaksanakan perintah tersebut,

26 13 maka akan lebih hati-hati atau teliti dalam mengerjakannya, karena suatu perintah mungkin cukup sulit melaksanakannya bagi setiap anggota organisasi. c. Fungsi Konsultatif Fungsi konsultatif adalah fungsi yang mengefektifkan setiap pemimpin, agar bersedia memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk berkonsultasi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan dan mungkin juga mengenai masalah pribadi yang berhubungan langsung, atau tidak langsung dengan pekerjaan. Secara lebih rinci Departemen Pendidikan Nasional membagi fungsi kepemimpinan pendidikan menjadi tujuh (7), yaitu : 1. Sebagai educator (pendidik) 2. Manajer 3. Administrator 4. Supervisor (penyelia) 5. Leader (pemimpin) 6. Inovator 7. Motivator atau sering disebut dengan istilah EMASLIM Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai educator (pendidik) mencakup tujuh (7) aspek, yaitu prestasi guru, kemampuan membimbing guru, kemampuan membimbing pegawai, membimbing siswa, mengembangkan staf, kemampuan belajar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta kemampuan memberi contoh mengajar. Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai manajer mencakup aspek kemampuan menyusun program, menyusun organisasi kepegawaian, menggerakkan staf dan aspek kemampuan mengoptimalkan daya pendidikan. Pemimpin pendidikan dituntut untuk mencapai tujuan akhir yang bersifat khusus. Kerja pemimpin pendidikan merupakan kerja tim yang dibantu oleh guru dan staf administrasi. Pemimpin pendidikan dituntut mampu meningkatkan kinerja semua sub sistem yang terdapat dalam institusi pendidikan. Hal itu

27 14 semua menuntut kemampuan pemimpin pendidikan sebagai manajer untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai administrator mencakup kemampuan mengelola administrasi kegiatan belajar mengajar dan bimbingan, serta konseling, kesiswaan, ketenagaan, kedanaan, sarana dan prasarana maupun aspek kemampuan mengelola administrasi persuratan. Fungsi kepemimpinan pendidikan sebagai seorang leader, lebih mengarah pada pola penyadaran bagi personel pendidikan. Selain itu, pemimpin pendidikan harus dapat memberikan layanan fasilitas bagi sarana-prasarana pengembangan prestasi akademik, maupun non akademik pendidikan. Sebagai seorang leader, pemimpin pendidikan menjadi faktor penggerak bagi jalannya program pendidikan. Dengan demikian, pemimpin pendidikan harus dapat memberikan perilaku yang dapat menumbuhkan inspirasi para pengikut Kinerja Pengertian Kinerja Menurut Mangkunegara (2002), kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kuantitas, yaitu jumlah atau banyaknya pekerjaan yang dihasilkan pegawai dan mutu, yaitu mutu pekerjaan yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan waktu menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Hasil kerja, atau prestasi itu merupakan gabungan dari tiga (3) faktor berikut : a. Minat dalam bekerja b. Penerimaan delegasi tugas c. Peran dan tingkat motivasi seorang pekerja Robbins (2010) mengatakan kinerja adalah jawaban atas pertanyaan apa hasil yang dicapai seseorang sesudah mengerjakan sesuatu. Menurut Mangkuprawira (2008) kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target

28 15 atau sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Menurut Rivai (2004), kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan peranannya dalam perusahaan. Jadi, kinerja pegawai adalah tingkat terhadapnya para pegawai mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yakni memperoleh keuntungan. Organisasi dapat beroperasi karena kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh para pegawai yang ada di dalam organisasi. Aktivitas tersebut diharapkan mampu menghasilkan mutu baik, atau biasa disebut dengan kinerja. Kinerja yang baik didukung oleh lingkungan baik, sedangkan kinerja kurang baik didukung oleh lingkungan kurang baik. Menurut Sutrisno (2010), faktor-faktor yang memengaruhi kinerja pegawai adalah : a. Efektif dan efisien b. Otoritas dan tanggungjawab c. Disiplin d. Inisiatif Penilaian Kinerja Sesuai dengan unit kerja yang terdapat dalam organisasi perusahaan, maka masing-masing unit dinilai kinerjanya, agar kinerja sumber daya manusia yang terdapat dalam setiap unit dapat dinilai secara obyektif. Untuk itu seorang pimpinan perlu mempunyai ukuran kinerja para pegawai,

29 16 jangan sampai menunggu timbulnya suatu masalah. Di samping itu, informasi tentang kinerja pegawai diperlukan pula, bila suatu saat seorang pimpinan ingin merubah sistem yang ada. Handoko (2004) mengatakan, penilaian kinerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja pegawai. Kegiatan penilaian kinerja dapat memperbaiki keputusankeputusan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan memberikan umpan baik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerjanya. Handoko (2004) mengatakan, bahwa manfaat penilaian kinerja adalah : a. Perbaikan prestasi kerja. b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi. c. Keputusan-keputusan penempatan. d. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan. e. Perencanaan dan pengembangan karir. f. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing. g. Ketidakakuratan informasi. h. Kesalahan rencana (design) pekerjaan. i. Kesempatan kerja yang adil. j. Tantangan eksternal. 2.3 Hubungan Antara Kinerja dan Kepemimpinan Bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh secara tidak langsung terhadap tingkat prestasi kerja pegawai melalui pemimpin yang memiliki peran membentuk iklim organisasi yang lebih kondusif, dari iklim yang lebih kondusif itu terbentuklah tingkat prestasi kerja pegawai yang lebih baik. Selain itu memberdayakan bawahannya agar mampu meningkatkan produktivitasnya dalam mencapai tujuan pembangunan. Terdapat 4 (empat) faktor yang menentukan perilaku kerja manajemen suatu perusahaan, yaitu (1) budaya perusahaan; (2) struktur, sistem, rencana dan

30 17 kebijakan formal; (3) kepemimpinan (leadership); dan (4) lingkungan yang teratur. Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada mutu kepemimpinan yang terdapat pada organisasi bersangkutan. Maka mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut didalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya, terutama kinerja para pegawainya. 2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan Wahyu Andi Wibowo (2010), melakukan penelitian berjudul Analisis Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati. Subyek yang digunakan untuk penelitian adalah pegawai Bank Negara Indonesia Cabang Pati, Jawa Tengah. Peubah kinerja pegawai yang digunakan meliputi kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal. Rini Natalia (2010), menarik kesimpulan bahwa dimensi gaya kepemimpinan Kepala Cabang PT. Taspen (Persero) adalah dimensi gaya kepemimpinan atas dasar pertimbangan tinggi dan dimensi gaya kepemimpinan menurut struktur tinggi. Pengaruh dimensi gaya kepemimpinan Kepala PT. Taspen (Persero) terhadap kinerja pegawai yang dihasilkan berpengaruh baik dan menghasilkan kinerja bagus, artinya pimpinan perusahaan ini sudah dapat mengkombinasikan dimensi gaya kepemimpinan menurut struktur dan atas pertimbangan dengan baik, karena dari kedua (2) dimensi gaya kepemimpinan yang ada, pemimpin perusahaan dapat memberikan pengaruh yang baik bagi setiap pegawai yang ada. Menurut Ana Mangopang (2010), Mayoritas penerapan Gaya Kepemimpinan pada Kantor Distrik Abepura adalah Gaya Telling. Kepala Distrik menerapkan gaya Telling. Sekretaris distrik menerapkan gaya Telling. Kepala seksi pemerintahan menerapkan gaya kepemimpinan participating, kepala seksi pemberdayaan masyarakat menerapkan gaya kepemimpinan

31 18 delegating. Sedangkan kepala seksi ketentraman menerapkan gaya kepemimpinan selling, kepala seksi kesejahteraan menerapkan gaya kepemimpinan selling serta kepala seksi pelayanan umum menerapkan gaya kepemimpinan telling.

32 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Peran pemimpin pendidikan menjadi sangat urgen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dalam sebuah institusi pendidikan dituntut dapat merumuskan dan mengkomunikasikan visi dan misi yang jelas dalam memajukan pendidikan. Suasana kerja kondusif memudahkan pencapaian semua program pendidikan yang telah menjadi komitmen bersama dan pekerjaan dalam suatu organisasi. Demi terwujudnya visi dan misi tersebut, diperlukan peran seorang pemimpin yang mampu menggunakan kewenangannya dalam merubah sikap dan perilaku pegawai agar bekerja dengan giat dan mencapai hasil optimal. Dalam hal ini kinerja pegawai akan sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Baik atau buruk kinerja perusahaan inilah yang pada akhirnya akan menentukan pencapaian tujuan perusahaan. Untuk kepentingan penelitian ini, kinerja pegawai dipandang sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi atau perusahaan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, atau perusahaan. Ukuran-ukuran kinerja pegawai ini meliputi mutu kerja dan kuantitas kerja. Kinerja pegawai selain dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpinnya, juga dipengaruhi oleh karakteristik pegawai yang bersangkutan serta situasi yang terdapat pada lingkup organisasi. Berdasarkan teori di atas didapat suatu pemikiran dari permasalahan yang dihadapi adalah adanya peubah bebas (independent variable), yaitu gaya kepemimpinan. Kemudian gaya kepemimpinan tersebut diidentifikasikan mempunyai hubungan dengan kinerja pegawai sebagai peubah terikat (dependent variable) yang berasal dari faktor-faktor yang

33 20 memengaruhi kinerja pegawai, antara lain efektif dan efisien, otoritas dan tanggungjawab, displin, serta inisiatif. Data diolah dengan menggunakan software Statistical Package for Social Science (SPSS) 15,00 for windows dan bantuan Microsoft Excel Pengolahan data tersebut nantinya diharapkan dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat menerangkan bahwa adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 dan dan tahapan penelitian pada Gambar 3.

34 21 Visi Sekolah Madania Misi Sekolah Madania Gaya Kepemimpinan 1. Partisipatif 2. Otokratik 3. Laissez Faire 4. Transformasional Faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai 1. Efektif dan efisien 2. Otoritas dan tanggungjawab 3. Disiplin 4. Inisiatif Analisis Deskriptif dan Regresi Linear Sederhana Penerapan Gaya Kepemimpinan Pengaruh Gaya Kepemimpinan Peningkatan Kinerja Pegawai Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

35 22 Persiapan Penelitian pada Sekolah Madania Referensi Tinjauan Pustaka Perumusan Masalah Desain Penelitian Menentukan Perangkat Analisis Statistik Pembuatan Kuesioner Menggunakan Kuesioner dan Wawancara pada pegawai Sekolah Madania Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Rataan Terimbang, dan Regresi Linear Sederhana, Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Regresi Linear Sederhana Pembahasan Hasil Analisis Data Kesimpulan dan Saran Gambar 3. Tahapan penelitian

36 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Madania Parung, Komp. Telaga Kahuripan Penelitian ini dilakukan dari Bulan November 2011 sampai Januari Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh informasi, data dan keterangan lainnya dari pihak terkait dengan penelitian ini Pengumpulan Data Metode dalam penelitian ini bersifat penjelasan yang bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelasan secara sistematis mengenai sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu melalui pengujian hipotesis, yaitu mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Obyek penelitian sekaligus populasi yang menjadi responden penelitian ini adalah Guru dan Kepala Sekolah Madania. Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh adalah metode sensus, atau total sampling. Sensus adalah proses investigasi dengan mengamati semua anggota individu yang menyusun populasi penelitian. Jumlah pegawai (guru) yang dijadikan responden adalah 76 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau langsung melalui obyeknya. Pengumpulan data ini biasanya dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada obyek penelitian dan diisi secara langsung oleh yang responden. Data primer diperoleh dengan cara: a. Wawancara Teknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan pertanyaan lisan kepada subyek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari permasalahan yang biasanya terjadi akibat-akibat khusus yang tidak dapat dijelaskan dengan kuesioner.

37 24 b. Kuesioner Pengumpulan data dengan kuesioner merupakan satu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden memberikan respon terhadap pertanyaan pada kuesioner. Dalam kuesioner ini digunakan model pertanyaan tertutup, yakni bentuk pertanyaan yang sudah disertai alternatif jawaban sebelumnya, sehingga responden dapat memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut. Cara penilaian terhadap hasil dari jawaban kuesioner dengan menggunakan Skala Likert yaitu skala yang berhubungan dengan sikap seseorang terhadap sesuatu, dengan masing-masing bobot nilai yaitu : Bobot nilai = 5 (Sangat Setuju) Bobot nilai = 4 (Setuju ) Bobot nilai = 3 (Cukup Setuju) Bobot nilai = 2 (Tidak Setuju) Bobot nilai = 3 (Sangat Tidak Setuju) 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, atau melalui media perantara. Data yang didapatkan dari arsip yang dimiliki organisasi atau instansi, studi pustaka, penelitian terdahulu, literatur dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data sekunder berupa : a. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari literatur dokumen dan buku-buku teori yang berhubungan dengan teori yang dibahas dalam penelitian. b. Data Perusahaan Data perusahaan berupa dokumen, laporan maupun catatan yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

38 25 c. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dimaksud adalah ringkasan teori-teori yang relevan dengan suatu tema tertentu yang digunakan dan nantinya dapat dikembangkan menjadi teori dalam penelitian. d. Referensi Internet Hal ini merupakan sumber-sumber informasi referensi untuk keperluan studi atau penelitian Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas Uji validitas merupakan sebagai suatu uji derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur (Umar, 2005). Uji validitas kuesioner bertujuan untuk mengetahui apakah pernyataan dalam kuesioner memenuhi syarat, atau tidak untuk dijadikan instrumen dalam penelitian. Teknik yang dipakai untuk menguji validitas kuesioner adalah teknik korelasi Product Moment Pearson berikut : Keterangan : r xy = Korelasi antar X dan Y n = Jumlah responden X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor Total. (1) Uji validitas akan dilakukan pada responden dimana nilai yang dihitung dinyatakan valid, apabila nilai r lebih dari 0,361. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel.

39 Uji Reliabilitas Sedangkan uji reliabilitas merupakan derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditujukan oleh alat pengukuran. Reliabilitas dalam bentuk skala dapat dicari dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Alpha Cronbach digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen Skala Likert (1-5). Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas Alpha Cronbach berikut :..... (2) Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen K = banyaknya butir pertanyaan σ 2 = jumlah ragam butir 1 2 = Jumlah ragam total Mencari nilai ragam dapat menggunakan rumus berikut :... (3) Keterangan : n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih Uji reliabilitas akan dilakukan pada 30 responden. Nilai korelasi yang dihitung dianggap sah, apabila nilai r lebih dari 0,361 dan akan semakin sah (valid) jika mendekati angka 1,00. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 15,00.

40 Rataan Tertimbang Rataan tertimbang digunakan untuk mengelompokkan jawaban responden terhadap masing-masing kriteria (skala 1-5), kemudian jumlah responden dikelompokkan di dalam setiap kriteria dikalikan dengan bobotnya, lalu hasil perkalian di dalam setiap kriteria dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah respondennya, sehingga diperoleh suatu nilai rataan tertimbang yang berada pada skala 1-5. Cara menghitungnya adalah : Xi fi f1 f2 f3 f4 f5 Σfi X =.... (4) Keterangan : Xi = skor butir ke - i Fi = frekuensi skor ke i Hasil nilai Rataan tertimbang kemudian menentukan rentang skala tiap komponen dengan menggunakan rumus rentang skala (1-5):.... (5) Dimana m = jumlah alternatif jawaban tiap item Dari hasil tiap perhitungan tersebut, akan didapat kesimpulan nilai terhadap skala 1-5. Nilai Rataan tertimbang yang dihasilkan akan menunjukkan pengaruh gaya kepemimpinan dan kinerja pegawai. Contohnya sebagai berikut :

41 28 Tabel 1. Nilai Skor Rataan Skor Rataan Penilaian Penilaian 4,2 5 Sangat setuju Sangat baik 3,3 4,1 Setuju Baik 2,4 3,2 Cukup setuju Cukup baik 1,5 2,3 Tidak setuju Tidak baik 1,5 Sangat tidak setuju Sangat tidak baik Analisis Deskriptif Mengetahui karakteristik responden, pola komunikasi dan lingkungan kerja digunakan analisis secara kualitatif, yaitu analisis deskriptif dengan menggunakan analisis tabel rataan skor hasil kuesioner yang diolah menggunakan Microsoft Excel Analisis Regresi Linear Sederhana Regresi merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur ada, atau tidaknya korelasi antar peubah. Jika memiliki dua (2) buah peubah atau lebih, maka sudah selayaknya, apabila ingin mempelajari bagaimana peubah-peubah itu berhubungan atau dapat diramalkan. Analisis regresi mengaitkan hubungan yang diperoleh yang dinyatakan dalam persamaan matematika, yaitu hubungan fungsional antara peubahpeubah. Hubungan fungsional antara satu peubah prediktor dengan satu peubah kriterium sebagai analisis regresi linear sederhana (tunggal), sedangkan hubungan fungsional yang lebih dari satu peubah disebut analisis regresi linear berganda. Melalui analisis regresi, peramalan nilai peubah terikat pada nilai peubah bebas lebih akurat. Persamaan regresi linear sederhana dari Y terhadap X dirumuskan sebagai berikut: Ŷ = a + b X. (6)

42 29 Keterangan: Ŷ = peubah terikat X = peubah bebas a = intersep b = koefisien regresi/slope Uji Hipotesis 1. Uji t Uji t digunakan untuk menguji parameter koefisien regresi setiap peubah bebas secara parsial. Hal ini dapat mengetahui apakah peubah bebas individu mempunyai pengaruh berarti terhadap peubah respons. Pengujiannya adalah : H 0 : βi = 0 (faktor Xi mempengaruhi Y) H 1 : βi 0 (faktor Xi tidak mempengaruhi Y) Untuk melihat pengaruh faktor X terhadap Y digunakanlah uji t dengan rumus : thitung = (7) Keterangan : 1 = slope faktor Xi 0 = slope konstanta SE = Standard Error SE =..... (8)

43 30 Keterangan : Y1 = Nilai Y pada saat i Y1 = Nilai Y hasil regresi pada saat i X1 = Nilai X pada saat i X1 = Nilai X hasil regresi pada saat i N = jumlah contoh Pengambilan Keputusan untuk Uji t Suatu faktor X mempunyai pengaruh terhadap Y, jika nilai t hitung lebih besar t tabel, atau nilai probabilitas hitung lebih kecil dari α (α = 5%). Pengaruh disini berarti bahwa terjadi penolakan terhadap H 1. Sedangkan kebalikannya, jika nilai thitung lebih kecil ttabel, atau nilai peluang hitung lebih besar dari α (α = 5%), yang menunjukkan faktor X tidak mempunyai pengaruh terhadap Y. t hitung > t tabel atau P value < α ; tolak H 0 t hitung < t tabel atau P value > α ; terima H 0 2. Uji F Uji F digunakan untu menguji kesesuaian model secara serentak apakah faktor-faktor gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Rumus Uji F adalah :. (9) Keterangan : JKK = Jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom JKG = Jumlah Kuadrat galat k = Jumlah faktor yang dianalisi n = Jumlah contoh

44 31 Pengambilan Keputusan untuk Uji F Suatu faktor X memengaruhi faktor Y secara bersama-sama dapat dilihat dari nilai F hitung. Jika F hitung lebih besar dari F tabel, maka minimal ada satu X yang mempengaruhi Y dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel, maka dipastikan tidak satupun X yang memengaruhi Y.

45 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Sekolah Madania Yayasan Pendidikan Madania Indonesia (YPMI) berdiri pada 1995 dengan para pendiri Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Drs. Achmad Fuadi dan Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. Nama Madania berasal dari bahasa Arab madaniah, satu akar kata dengan Madinah, yang artinya peradaban. Madinah sendiri berarti tempat peradaban, yang juga sering diartikan kota, yaitu suatu tempat yang dihuni oleh masyarakat berperadaban, penuh ketaatan, displin, dan tunduk-patuh kepada Tuhan. Karena itu, baik madaniah maupun madinah adalah kata turunan dari kata dasar daana, yadiinu, diinan, yang artinya taat, tunduk, patuh dan pasrah. Madaniah dan madinah juga berasal dari kata dasar madana-yamdunu, madyinah, yang artinya membangun, yakni membangun peradaban. Dengan semangat makna tersebut, pada tahun 1996 YPMI mendirikan Sekolah Madania. Sekolah Madania adalah sekolah Indonesia yang menghargai perbedaan agama dan pemikiran, serta menghormati individu dengan kebutuhan pembelajaran yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Sekolah Madania memberikan kekayaan pengalaman belajar dalam atmosfir kearifan Indonesia yang menghargai spiritualitas, tradisi, nilainilai luhur, seni budaya dan sejarah bangsa, dan berstandar internasional, serta didukung oleh SDM, program pembelajaran dan fasilitas berkualitas Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan Visi A True Indonesian School For The Next Generation of Leaders

46 33 Misi Educating towards reviving consciousness of God, actualizing world class standards, living with noble character, and respecting Indonesian Values. Dengan Visi-Misi ini, Sekolah Madania mempersiapkan siswa menjadi generasi pemimpin masa depan, yang memiliki kesadaran Tuhan, berwawasan internasional, berkarakter mulia dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan tradisi Indonesia. Values: a. Truth Keyakinan akan adanya kebenaran mutlak yang diekspresikan dalam bentuk upaya menghilangkan ego (hawa nafsu) sehingga yang ada tinggal (kehendak) Tuhan. b. Inclusive Niat dan kemampuan untuk menjadi pribadi yang menerima perbedaan secara ikhlas dalam agama, keyakinan dan kemampuan, serta keunikan diri sendiri dan orang lain. c. Integrity Menjalankan niat, pemikiran, perasaan dan perbuatan yang baik dan benar, serta keberpihakan (komitmen) kepada yang baik dan benar. d. Care Niat dan kemampuan peduli membantu orang lain demi melaksanakan pelayanan kepada seluruh umat manusia secara adil, penuh penghargaan dan penuh rasa hormat yang diwujudkan dengan teladan dalam pengabdian dan pelayanan melalui mendidik, mengajar, menghormati, membimbing, mengarahkan dan membantu dengan segenap kasih-sayang Struktur Organisasi dan Uraian Jabatan Sekolah Madania mempunyai struktur organisasi yang cukup sederhana dan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Struktur organisasi sangat diperlukan untuk pengaturan tugas, tanggungjawab dan wewenang, sehingga proses dapat berjalan dengan baik dan benar.

47 34 Penjelasan mengenai Job description para responden sebagai berikut : Job Description Head of Secondary a. Memastikan seluruh koordinator yang berada di bawah tanggungjawabnya untuk melaksanakan performance target sesuai dengan rencana. b. Memastikan kebijakan sekolah dalam bidang pendidikan dan pengajaran dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh koordinator, guru dan staf yang berada di bawah tanggungjawabnya (grade 7-12). c. Melaksanakan kebijakan sekolah dalan hal pendidikan dan pengajaran, serta memastikan kejelasan kebijakan tersebut kepada seluruh koordinator, guru dan staf yang berada di bawah tanggungjawabnya. d. Membimbing dan memberikan arahan kepada koordinator untuk membantu dan memberikan pemahaman yang benar kepada guru dan staf dalam hal perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan cara menerima, memeriksa dan memberikan masukan atas perencanaan tersebut, agar standar dan mutu yang ditetapkan terpenuhi dengan baik. e. Memastikan terpenuhinya semua standar pendididikan nasional bagi SMP dan SMA (Secondary) sesuai dengan persyaratan Kementrian Pendidikan Nasional. f. Memastikan terlaksananya koordinasi dan komunikasi efektif, inter dan antar bagian, terkait tugas dan tanggungjawab department of secondary. g. Melakukan observasi dan membimbing seluruh sub-ordinatnya dalam rangka pengembangan pegawai. h. Memastikan sarana dan prasarana pendukung pekerjaan sub-ordinatnya tersedia sesuai dengan kebutuhan dan dan sumber daya yang ada. i. Merepresentasikan secondary (SMP dan SMA) dalam setiap kegiatan kedinasan. j. Memberikan masukan dan laporan kepada Principal tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan dan ide-ide, serta inisiatif baru mengenai pendidikan dan pengajaran di secondary maupun primary untuk menciptakan continuous learning environment.

48 35 k. Mendukung dan melaksanakan peraturan sekolah, peraturan perusahaan, standard operating procedure (SOP) dan keputusan-keputusan, atau kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. l. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan oleh Principal sesuai dengan kapasitas sebagai Head of Secondary. Job description Head of Primary a. Setiap akhir tahun ajaran membuat Performance Target untuk satu tahun ajaran berikutnya, yang berisi target individu sebagai head of primary. b. Setiap akhir tahun ajaran membuat Rencana Kerja Tahunan untuk satu tahun ajaran berikutnya yang berisi rencana kerja sebagai head of primary yang meliputi rencana kerja seluruh koordinator yang berada di bawah tanggungjawabnya beserta anggarannya. c. Memastikan seluruh koordinator yang berada di bawah tanggungjawabnya untuk membuat Performance Target dan melaksanakannya sesuai dengan rencana. d. Memastikan kebijakan sekolah dalam bidang pendidikan dan pengajaran dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh koordinator, guru dan staf yang berada di bawah tanggungjawabnya (Grade 1-6) e. Melaksanakan kebijakan sekolah dalam hal pendidikan dan pengajaran, dan memastikan kejelasan kebijakan tersebut kepada seluruh koordinator, guru dan staf yang berada di bawah tanggungjawabnya. f. Membimbing dan memberikan arahan kepada koordinator untuk membantu dan memberikan pemahaman yang benar kepada para guru dan staf dalam hal perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan cara menerima, memeriksa dan memberikan masukan atas perencanaan tersebut, agar standard dan mutu yang ditetapkan terpenuhi dengan baik. g. Memastikan terpenuhinya semua standar pendidikan nasional bagi SD (Primary) sesuai dengan persyaratan Kementrian Pendidikan Nasional. h. Memastikan terlaksananya koordinasi dan komunikasi yang efektif, inter dan antar bagian, terkait tugas dan tanggungjawab department of Primary.

49 36 i. Melakukan observasi dan membimbing seluruh sub-ordinatnya dalam rangka pengembangan pegawai. j. Memastikan sarana dan prasarana pendukung pekerjaan sub-ordinatnya tersedia sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang ada. k. Merepresentasikan primary (SD) dalam setiap kegiatan kedinasan. l. Memberikan masukan dan laporan kepada Principal tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan dan ide-ide, serta inisiatif baru mengenai pendidikan dan pengajaran di primary maupun secondary untuk menciptakan continuous learning environment. m. Mendukung dan melaksanakan peraturan sekolah, peraturan perusahaan, standard operating procedure (SOP) dan keputusan-keputusan, atau kebijakan yang dibuat oleh Perusahaan. n. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan oleh Principal sesuai dengan kapasitas sebagai head of Primary. Job description coordinator grade 10-12: a. Memastikan bahwa semua base teacher yang dipimpinnya sudah menjalankan tugas sebagaimana mestinya sesuai dengan job description untuk base teacher. b. Membantu dan mengarahkan base teacher dalam menyelesaikan masalah kesiswaan. c. Mengkomunikasikan hasil meeting koordinator kepada base teacher dan guru pada grade yang dipimpinnya. d. Bekerjasama dengan koordinator community service dan ekstrakurikuler mengkoordinasikan hal-hal yang berkaitan dengan kesiswaan : community service dan ekstrakurikuler. e. Membantu koordinator subject dalam menyusun kegiatan remedial dan berdasarkan masukan dari base teacher dan memastikan terlaksananya kegiatan remedial. f. Bekerjasama dengan koordinator school event mengorganisir kegiatan kesiswaan dalam lingkup grade yang dipimpinnya. g. Memimpin rapat grade mingguan.

50 37 h. Menyusun jadwal grade assembly rutin dan menunjuk Person In Charge (PIC) untuk setiap kegiatan. i. Melalui base teacher memastikan proses kenaikan kelas berjalan lancar melalui mekanisme rapat umum yang dipimpin Kepala Sekolah. j. Melalui base teacher memastikan setiap siswa telah memenuhi semua persyaratan kelulusan atau kenaikan kelas (KKM, internship, final paper, reading passport, dan community service). k. Melakukan koordinasi dengan MSR l. Melakukan koordinasi dengan student service dalam menangani Organisasi Intra Sekilah (OSIS) (Student Council) bekerja sama dengan pembina OSIS yang ditunjuk langsung oleh kepala sekolah. m. Merekomendasikan penanganan suatu masalah kepada student service, atau SEN sesuai dengan kebutuhan. n. Bekerjasama dengan guru kelas 12 untuk mempersiapkan siswa menghadapi ujian nasional. o. Bekerjasama dengan guru kelas 10 untuk melaksanakan proses penjurusan. p. Membantu kepala sekolah mempersiapkan UN kelas 12 melalui serangkaian program: tryout, ujian praktek, ujian sekolah, reinforcement, dan ujian nasional. q. Menjalankan kewajiban mengajar sebanyak maksimal delapan (8) periode. r. Mendukung dan melaksanakan peraturan sekolah, peraturan perusahaan, SOP dan keputusan-keputusan atau kebijakan yang dibuat oleh Perusahaan. s. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan oleh kepala sekolah sesuai dengan kapasitas bersangkutan Job Description Teacher Subject a. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang sudah ditetapkan dalam bentuk semester outline dan power point. b. Mengunduh rencana dan materi pembelajaran ke dalam sistem yang sudah disediakan. c. Melakukan lesson plan meeting dengan koordinator subject setiap minggu. d. Melakukan kegiatan pembelajaran seoptimal mungkin. e. Mempersiapkan evaluasi harian, tengah semester dan akhir semester.

51 38 f. Mengolah hasil evaluasi belajar siswa secara holistik meliputi tes tertulis, penugasan, proyek, usaha, dan lain-lain. g. Mengupload nilai hasil evaluasi belajar siswa dalam sistem yang disediakan. h. Menulis rapor narasi di setiap akhir semester. i. Mencatat perkembangan siswa berkaitan dengan subject yang diajarkannya. j. Melaporkan perkembangan siswa yang cukup nyata kepada orang tua. k. Mengembangkan pembelajaran sesuai dengan standar Madania. l. Melakukan perhitungan KKM di awal semester. m. Memastikan minimal 90% siswa mencapai nilai di atas KKM. n. Memberikan program remedial kepada siswa yang membutuhkan. o. Melaporkan perkembangan siswa yang nyata kepada base teacher. p. Mengikuti training-training untuk meningkatkan kompetensi mengajar. q. Mendukung dan melaksanakan peraturan sekolah, peraturan perusahaan, SOP dan keputusan-keputusan atau kebijakan yang dibuat oleh perusahaan. r. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan oleh kepala sekolah sesuai dengan kapasitas bersangkutan Karakteristik Pegawai Di bagian ini menjelaskan gambaran umum tentang responden yang terdiri dari Guru Primary dan Secondary Sekolah Madania. Total keseluruhan untuk pegawai yang diteliti adalah 76 pegawai. Dalam penelitian ini karakteristik responden dianalisis secara deskriptif dan peubah yang dianalisis meliputi Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan Terakhir, Lama/Masa Kerja, Unit Kerja dan Pendapatan. Tabel karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 2.

52 39 Tabel 2. Karakteristik responden Jumlah Karakteristik Pegawai Pegawai (Orang) Usia (Tahun) Jenis Kelamin Pendidikan Masa Kerja (Tahun) Unit Kerja Pendapatan (juta rupiah) Persentase (%) Laki-laki Perempuan SMA 2 3 SMK 4 5 Diploma 4 5 S S Primary Secondary < 2 juta Uraian pada Tabel 2 sebagai berikut : 1. Jenis Kelamin Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 76 pegawai dari 234 karyawan Sekolah Madania. Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki 19 orang (25%) dan wanita 57 orang (75%). Penentuan jenis kelamin diperlukan, karena dalam menentukan gaya kepemimpinan seorang pemimpin dibutuhkan pandangan dari para karyawan laki-laki maupun perempuan, sehingga jenis kelamin dijadikan salah satu karakteristik untuk mengetahui gaya kepemimpinan pada Sekolah Madania.

53 40 2. Usia Responden Berdasarkan Gambar 4, bahwa usia responden dengan usia tahun sebanyak 3 orang (4%), usia tahun sebanyak 26 orang (34%), usia tahun sebanyak 22 orang (29%), usia tahun sebanyak 18 orang (24%), usia tahun sebanyak 7 orang (9%). Pegawai Sekolah Madania dominan berusia tahun (34%) dikarenakan sebagian besar pegawai adalah pegawai senior yang sudah lama bekerja di Sekolah Madania dan yang terendah adalah usia tahun (4%). Minimal dan maksimal rinciannya dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Persentase responden berdasarkan usia

54 41 3. Pendidikan Formal Responden Berdasarkan Gambar 5, pendidikan formal didominasi oleh pegawai dengan pendidikan S1 62 orang (81,6%), karena syarat umum untuk dapat menjadi pegawai Sekolah Madania adalah pendidikan S1. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin paham dan lebih luas pandangannya terhadap gaya kepemimpinan seorang pemimpin. Disisi lain terdapat pegawai yang pendidikannya rendah yaitu SMA 2 orang (3%). Gambar 5. Persentase responden berdasarkan pendidikan 4. Masa Kerja Responden Masa kerja pegawai biasanya menunjukkan tingkat kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang berdasarkan Tabel 2, masa kerja responden dibagi menjadi tiga (3) kelompok, yaitu 1-5 tahun, tahun dan 6-10 tahun. Kelompok responden lebih dominan berada pada kelompok masa kerja 6-10 tahun (57%), dan relatif sedikit pada pegawai yang bekerja pada kelompok 1-5 tahun (12%). Data sebaran pegawai menurut masa kerja dapat dilihat pada Gambar 6.

55 42 Gambar 6. Persentase responden berdasarkan lama bekerja 5. Unit Kerja Responden Berdasarkan Tabel 2, Kelompok unit kerja responden terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu level primary (tingkat SD) sebesar 34% dan level secondary (tingkat SMP-SMA) sebesar 66%. Gambar 7. Persentase responden berdasarkan unit kerja 6. Pendapatan Rataan Responden Berdasarkan Gambar 8, pendapatan rataan responden di bawah Rp sebanyak 3 orang (4%), untuk pendapatan Rp Rp sebanyak 17 orang (22%), pendapatan Rp Rp sebanyak 29 orang (38%), pendapatan Rp Rp sebanyak 18 orang (24%), pendapatan Rp

56 43 Rp sebanyak 8 orang (11%), pendapatan lebih dari Rp sebanyak 1 orang (1%), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pegawai Sekolah Madania memiliki pendapatan Rp Rp Pendapatan lebih dominan pada Rp Rp (38%) dan relatif kecil pada pendapatan dari Rp (1%). Gambar 8. Persentase responden berdasarkan pendapatan 4.3. Analisis Gaya Kepemimpinan Kuesioner gaya kepemimpinan disampaikan kepada pegawai yang terdiri dari guru dan tenaga kependidikan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang memengaruhi kinerja pegawai. Gaya kepemimpinan seseorang adalah tingkah laku yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam proses mengarahkan dan memengaruhi orang-orang di bawahnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat analisis regresi linear sederhana. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara, atau teknik seseorang dalam menjalankan suatu kepemimpinan dan dapat pula diartikan sebagai norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang dilihat. Gaya kepemimpinan pendidikan lebih terlihat pada pola-pola yang dikembangkan dalam berbagai kebijakan yang ditempuhnya dalam menjalankan kepemimpinan. Berbagai bentuk gaya kepemimpinan tersebut terimplementasi dalam melakukan semua kebijakan pendidikan, yang meliputi pengadaan

57 44 pembinaan terhadap semua personel pendidikan, pelaksanaan program-program pendidikan, serta berbagai bentuk realisasi program itu sendiri. Menurut hasil penelitian, rataan skor tertinggi terdapat dalam gaya kepemimpinan Transformasional. Hal ini menggambarkan bahwa Kepala Sekolah menginginkan para Guru bekerja sesuai arahan dari Kepala Sekolah dan memberitahukan apa yang dijalankan untuk setiap unit kerja yang ada di Sekolah Madania. Ini membuktikan bahwa transfer-knowledges yang dilakukan Kepala Sekolah sudah baik dan harus dipertahankan karena hal ini merupakan hal positif untuk kemajuan Sekolah. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Penilaian rataan skor gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Primary Deskripsi Pernyataan Kepala Sekolah memberikan instruksi dengan jelas dan tegas agar pekerjaan diselesaikan tepat pada waktunya. Kepala sekolah langsung memberi hukuman, tanpa adanya komunikasi penyelesaian konflik tersebut ketika terjadi konflik diantara sesama pegawai. Kepala Sekolah tidak berkoordinasi dengan bawahannya dan mengambil keputusan sendiri ketika memperoleh tugas dari Management yang lebih tinggi (Contoh Direktur dan Principal). Skor Total* (T) Rataan = T/n , , ,42 Rataan Gaya Kepemimpinan Otokratik 2,83 Kepala Sekolah melibatkan diri dalam semua aspek ,58 kegiatan-kegiatan di kantor. Kepala Sekolah ditempat saya mengajak staffnya bersama-sama merumuskan suatu tujuan dari program yang dilaksanakan. Kepala Sekolah senang menerima saran, pendapat, dan kritikan-kritikan dari bawahan. Kepala Sekolah terlebih dahulu mendengarkan masukan/saran dari pegawai dalam pengambilan keputusan ketika terdapat musibah/bencana yang terjadi di lingkungan. Kepala Sekolah memberikan tanggung jawab penuh pemecahan masalah kepada bawahan pemecahan masalah berkaitan dengan kesejahteraan pegawai , , ,77 Rataan Gaya Kepemimpinan Partisipatif 3, ,46 Kepala Sekolah saya memperlihatkan perasaan bila dia tidak suka atau ada masalah dengan seorang staff ,62

58 45 Lanjutan tabel 3. Deskripsi Pernyataan Skor Total * (T) Rataa n = T/n Kepala Sekolah saya menetapkan, bila ingin konsultasi tentang suatu program atau ada masalah, hendaknya dikonsultasikan lebih dahulu dengan pegawai yang lebih senior, bila tidak dapat dipecahkan masalahnya, baru kepada kepala Sekolah ,85 Rataan Gaya Kepemimpinan Laise Fairez 3,34 Kepala Sekolah memberikan pendelegasian wewenang ,27 yang jelas terhadap pegawai. Kepala Sekolah terbuka menerima pendapat dari pegawai ,15 Kepala Sekolah tegas dalam mengambil keputusan ,27 Rataan Gaya Kepemimpinan Transformasional 4,23 Gaya kepemimpinan *) (0x1)+(0x2)+(2x3)+(4x20)+(5x4)=106, perhitungan berikutnya dilakukan dengan cara yang sama. Tabel 4. Penilaian rataan skor gaya kepemimpinan Kepala Sekolah Secondary Deskripsi Pernyataan Kepala Sekolah memberikan instruksi dengan jelas dan tegas agar pekerjaan diselesaikan tepat pada waktunya. Kepala sekolah langsung memberi hukuman, tanpa adanya komunikasi penyelesaian konflik tersebut ketika terjadi konflik diantara sesama pegawai. Kepala Sekolah tidak berkoordinasi dengan bawahannya dan mengambil keputusan sendiri ketika memperoleh tugas dari Management yang lebih tinggi (Contoh: Direktur dan Principal). Skor Total* (T) Rataan = T/n , , ,40 Rataan Gaya Kepemimpinan Otokratik 2,65 Kepala Sekolah melibatkan diri dalam semua aspek ,26 kegiatan-kegiatan di kantor. Kepala Sekolah ditempat saya mengajak staffnya bersama-sama merumuskan suatu tujuan dari program yang dilaksanakan. Kepala Sekolah senang menerima saran, pendapat dan kritikan-kritikan dari bawahan. Kepala Sekolah terlebih dahulu mendengarkan masukan/saran dari pegawai dalam pengambilan keputusan ketika terdapat musibah/bencana yang terjadi di lingkungan , , ,50 Rataan Gaya Kepemimpinan Partisipatif 3,03

59 46 Lanjutan Tabel 4. Deskripsi Pernyataan Kepala Sekolah memberikan tanggungjawab penuh pemecahan masalah kepada bawahan pemecahan masalah berkaitan dengan kesejahteraan pegawai. Kepala Sekolah saya memperlihatkan perasaan bila dia tidak suka atau ada masalah dengan seorang staff. Kepala Sekolah saya menetapkan, bila ingin konsultasi tentang suatu program atau ada masalah, hendaknya dikonsultasikan lebih dahulu dengan pegawai yang lebih senior, bila tidak dapat dipecahkan masalahnya, baru kepada kepala Sekolah. Skor Total * (T) Rataan = T/n , , ,32 Rataan Gaya Kepemimpinan Laise Fairez 3,01 Kepala Sekolah memberikan pendelegasian wewenang ,54 yang jelas terhadap pegawai. Kepala Sekolah terbuka menerima pendapat dari pegawai ,54 Kepala Sekolah tegas dalam mengambil keputusan ,34 Rataan Gaya Kepemimpinan Transformasional 3,47 Gaya kepemimpinan ,10 *) Perhitungan serupa dengan total pada Tabel Faktor-faktor Kinerja Pegawai Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target, atau sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja pegawai merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan sebuah perusahaan, atau organisasi dalam mencapai tujuannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sekolah Madania dapat diketahui persepsi, atau penilaian pegawai terhadap pernyataan-pernyataan yang menyangkut kinerja pegawai sebagai seperti dimuat pada Tabel 5.

60 47 Tabel 5. Rataan tertimbang penilaian Kinerja Guru Primary Sekolah Madania Deskripsi Pernyataan Skor Total* (T) Rataan = T/n Banyaknya volume pekerjaan yang diterima oleh pegawai sudah sesuai dengan kemampuan ,38 Banyaknya volume pekerjaan tidak menjadi hambatan bagi pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari volume yang telah ditentukan. Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang telah ditentukan , , ,31 Rataan Kinerja Efektif dan Efisien Guru 4,35 Pegawai diharuskan menyelesaikan tugas pada hari berikutnya, jika pekerjaan tidak dapat dikerjakan sesuai waktu yang tersedia. Pegawai melaksanakan pekerjaan menurut pembagian kerja masing-masing. Pegawai mempunyai ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Pegawai bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan , , , ,46 Rataan Kinerja Otoritas dan Tanggungjawab Guru 4,48 Pegawai masuk kerja tepat waktu ,42 Pegawai berada di ruangan kantor pada saat jam kerja. Pegawai tidak pernah dikenakan sanksi atau hukuman. Pegawai bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan , , ,81 Rataan Kinerja Disiplin Guru 4,55 Pegawai dapat berpikir kreatif dalam melaksanakan pekerjaan. Pegawai dapat memberikan ide yang baik dalam bekerja. Pegawai mampu bekerja sama dengan baik dengan rekan kerja. Pegawai mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam pekerjaan , , , ,00 Rataan kinerja Inisiatif Guru 4,47 Kinerja Guru ,46 *) Perhitungan serupa dengan total pada Tabel 3.

61 48 Tabel 6. Rataan tertimbang penilaian Kinerja Guru Secondary Sekolah Madania Deskripsi Pernyataan Skor Total* (T) Rataan = T/n Banyaknya volume pekerjaan yang diterima oleh pegawai sudah sesuai dengan kemampuan ,80 Banyaknya volume pekerjaan tidak menjadi hambatan bagi pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari volume yang telah ditentukan. Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang telah ditentukan , , ,54 Rataan Kinerja Efektif dan Efisien Guru 3,55 Pegawai diharuskan menyelesaikan tugas pada hari berikutnya, jika pekerjaan tidak dapat dikerjakan sesuai waktu yang tersedia. Pegawai melaksanakan pekerjaan menurut pembagian kerja masing-masing. Pegawai mempunyai ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Pegawai bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan , , , ,54 Rataan Kinerja Otoritas dan Tanggungjawab Guru 3,88 Pegawai masuk kerja tepat waktu ,86 Pegawai berada di ruangan kantor pada saat jam kerja. Pegawai tidak pernah dikenakan sanksi atau hukuman. Pegawai bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan , , ,80 Rataan Kinerja Disiplin Guru 4,13 Pegawai dapat berpikir kreatif dalam melaksanakan pekerjaan. Pegawai dapat memberikan ide yang baik dalam bekerja. Pegawai mampu bekerjasama dengan baik dengan rekan kerja. Pegawai mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam pekerjaan , , , ,34 *) Perhitungan serupa dengan total pada Tabel 3. Rataan kinerja Inisiatif Guru 4,02 Kinerja Guru ,89

62 49 Pada data penelitian di Primary dan Secondary Sekolah Madania, rataan skor tertinggi terdapat pada faktor kinerja kedisiplinan Guru. Penjelasan pernyataan pada tabel, mengacu kepada tingkat displin pada waktu dan tanggungjawab. Tentunya sering didengar kata disiplin waktu, maksudnya memiliki arti demikian ketika dihadapkan pada waktu dalam melakukan sesuatu artinya dalam melakukan sesuatu tersebut kita memiliki tanggungjawab kepada waktu. Displin tidak terlepas dari peraturan, peraturan bersifat mengikat artinya siapapun yang berada pada lingkungan yang memiliki suatu peraturan secara tidak langsung memiliki tanggung jawab pada peraturan tersebut. Ketika orang tersebut mematuhi peraturan tersebut maka ia telah bersikap disiplin dan ketika berbuat sebaliknya dia telah berbuat tidak disiplin dan akan dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku. Kedua cakupan ini harus dipenuhi oleh setiap orang, jika ingin disebut telah memiliki sikap disiplin diri, sehingga meningkatkan kinerja terhadap pekerjaannya Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Guru Bahwa gaya kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Disamping itu juga penghargaan berupa perhatian pimpinan terhadap hasil kerja yang dicapai para guru, dengan ucapan yang menyejukan, membuat guru juga termotivasi dengan baik sehingga meningkatkan kinerja guru tersebut. Hasil penelitian keseluruhan tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja guru yang diberikan baik oleh pimpinan secara keseluruhan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu kerja para guru. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis data dengan menggunakan kinerja Guru sebagai peubah terikat dan gaya kepemimpinan sebagai peubah bebasnya, sehingga menggunakan metode analisis liniear sederhana (Lampiran 9). Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peubah independen terhadap peubah dependen. Nilai R square 0,289 menunjukkan sumbangan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai 28,9% dan sisanya (71,1%) dipengaruhi oleh faktor lain.

63 50 Berdasarkan hasil pengolahan regresi linear sederhana, pola gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai memiliki nilai 0,000 < 0,05, maka gaya kepemimpinan berpengaruh nyata terhadap kinerja pegawai. Persamaan regresi untuk pola gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai adalah : Ŷ = 1, ,679X 1 Persamaan model regresi diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan satu satuan pola gaya kepemimpinan akan meningkatkan kinerja 1, Uji Hipotesis Uji F dan uji t digunakan untuk menguji hipotesi apakah gaya kepemimpinan tidak berpengaruh atau berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hipotesis penelitian adalah : H 0. : Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai H 1 : Tidak terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Uji F Uji F digunakan untuk menguji secara serentak, apakah gaya kepemimpinan (X), berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hasil uji F menunjukkan nilai F 30,143 dengan nilai nyata 0,000 < 0,05, sehingga terima H 0. tolak H 1. Jadi, dapat disimpulkan terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan (X) terhadap kinerja pegawai (Y) Uji t Uji t digunakan untuk menguji konstanta dari setiap peubah bebas Hal ini berarti bahwa uji t dapat mengetahui, apakah peubah independen secara individu mempunyai pengaruh berarti terhadap peubah dependen. Berdasarkan uji t gaya kepemimpinan yang memiliki nilai nyata kurang dari 0,05 adalah gaya kepemimpinan (X) 0,001. Gaya kepemimpinan inilah yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai Sekolah Madania.

64 Penerapan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Kepemimpinan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan berorganisasi. Banyak gaya kepemimpinan dapat dipilih untuk kemudian diterapkan oleh seorang pemimpin dalam organisasi yang dipimpinnya. Sekalipun gaya kepemimpinan transformasional diyakini oleh banyak pihak sebagai salah satu gaya kepemimpinan yang terbaik, namun pelaksanaanya membutuhkan beberapa kondisi, baik dalam diri pemimpin, maupun kondsi organisasinya. Dari hasil penelitian yang dilakukan, kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang diterapkan di Sekolah Madania, karena Kepala Sekolah berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan dalam mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun, sehingga muncul iklim saling percaya diantara anggota organisasi Implikasi Manajerial Hubungan antara Gaya yang diinginkan dengan Gaya yang dipakai sangat erat. Melihat dari penerapan Gaya yang diterapkan oleh Kepala Sekolah Primary dan Kepala Sekolah Secondary Madania adalah Gaya Kepemimpinan Transformasional, dimana gaya kepemimpinan ini berorientasi kepada proses membangun komitmen menuju sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada bawahan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Langkah operasional yang dapat diterapkan oleh Kepala Sekolah adalah : 1. Para Kepala Sekolah mentransformasi dan memotivasi para bawahannya dengan membuat lebih sadar tentang pentingnya menyelesaikan pekerjaan dengan baik, mendorong untuk lebih mementingkan organisasi, atau tim daripada kepentingan diri sendiri. Kepala sekolah sebagai pendidik selain mengatur Sekolah secara umum, juga memberikan pembelajaran, baik pada guru dan staf ataupun siswa/i, disamping menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan. Membimbing guru dalam menyusun, melaksanakan program pembelajaran sampai teknik evaluasi bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah.

65 52 2. Pada penerapan kinerja yang bernilai sangat baik, yaitu kinerja tanggungjawab dan kinerja disiplin. Setiap pegawai memiliki kekurangan, maupun masalah yang dihadapi, ada baiknya Kepala Sekolah tidak hanya menuntut penyelesaian tugas tetapi juga memperhatikan kesejahteraan pegawai. 3. Kinerja karyawan akan meningkat, apabila gaya kepemimpinan diperkuat. Hasil ini memberikan implikasi akan perlunya untuk lebih mempraktekkan gaya kepemimpinan kepada para pegawai Sekolah Madania. Tinjauan terhadap indikator penyusun peubah gaya kepemimpinan. Hasil ini menunjukkan perlunya meningkatkan integritas para karyawan Sekolah Madania di seluruh unit kerjanya.

66 53 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 1. Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang diterapkan di Sekolah Madania, karena kepala sekolah berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut, diharapkan hubungan baik antar pegawai dapat dibangun, sehingga muncul iklim saling percaya di lingkungan kerja. 2. Kinerja pegawai (guru), baik departemen Primary maupun Secondary di Sekolah Madania dapat dijelaskan oleh kinerja efektif dan efisien (skor 3,55-4,35), kinerja otoritas dan tanggungjawab (skor 3,88-4,48), kinerja displin (skor 4,13-4,55) dan kinerja inisiatif (skor 4,02-4,47). Keseluruhan penilaian kinerja tersebut berada pada nilai skor rataan setuju/baik hingga sangat setuju/baik. 3. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Madania berpengaruh nyata dan positif terhadap kinerja pegawai (guru). 2. Saran 1. Untuk mentransformasi nilai-nilai dalam lingkungan kerja oleh pimpinan di Sekolah Madania, maka perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah melalui langkah-langkah tegas, tetapi tetap mengacu pada tujuan yang telah ditentukan, agar tercapainya visi dan misi Sekolah Madania tercapai, misalnya sikap menghargai ide-ide baru, cara dan metode baru, praktikpraktik baru yang dilakukan para guru dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.

67 54 2. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja guru sesuai kriteria kinerja yang telah diterapkan, maka berdayakan guru untuk melakukan hal yang terbaik untuk sekolah, mendengarkan semua pemikiran guru untuk mengembangkan semangat kerjasama, sehingga guru merasa dihargai, dapat sadar dengan sendirinya untuk berperilaku disiplin dan profesional dalam menuju guru mutu dan mandiri. 3. Agar gaya kepemimpinan di Sekolah Madania berdampak positif bagi peningkatan kinerja pegawai, maka kepemimpinan kepala sekolah perlu diberdayakan. Pemberdayaan kepala sekolah mengandung arti peningkatan kemampuan secara fungsional, dimana kepala sekolah mampu berperan sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawabnya, baik itu sebagai pemimpin bagi para guru, maupun sebagai manajer, atau pemimpin dalam manajemen sekolah. Hal ini dikarenakan, tugas dan fungsi kepala sekolah merupakan sosok sentral dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan di sekolah.

68 55 DAFTAR PUSTAKA Handoko, T H Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE, Yogyakarta. Hasibuan, M Manajemen Sumber Daya Manusia. (Edisi revisi). PT Bumi Aksara, Jakarta Mangkuprawira, Tb. S Bisnis, Manajemen, dan Sumberdaya Manusia. IPB Press, Bogor. Mangkunegara, S.P Evaluasi Kinerja Sumberdaya Manusia. Refika Aditama, Jakarta. Mangopang, A Analisis Gaya Kepemimpinan dan Komitmen Kerja Pegawai Kantor Distrik Abepura Jayapura. Skripsi pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Natalia, R Analisis Pengaruh Dimensi Gaya Kepemimpinan Atasan Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus PT Taspen (Persero) Cabang Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Nawawi, H Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Gadjah Mada Press University, Yogyakarta. Rivai, V Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Robbins, S.P, Perilaku Organisasi (Terjemahan Buku 1), Salemba Empat, Jakarta. Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan Konsep dan Aplikasi. STAIN Press. Purwokerto. Siagian, S.P Teori Pengembangan Organisasi. PT Bumi Aksara, Jakarta. Sutrisno, Edy, Budaya Organisasi, Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Umar, H Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wibowo, W.A Analisis Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati). Skripsi pada

69 56 Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Yukl, G Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Edisi Kelima). PT Indeks, Jakarta.

70 LAMPIRAN

71 57 Lampiran 1. Hasil Wawancara 1. Menurut Ibu apakah gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja pegawai? Bolehkah dijelaskan? Jawab : Gaya kepemimpinan setiap pemimpin, termasuk kepala sekolah akan mempengaruhi kinerja pegawai. Hal ini dikarenakan pemimpin memiliki empat peran pokok: penentu arah gerak (pathfinding), penyelarasan pandangan langkah (aligning), pendelegasian (empowering) dan keteladanan (modeling). Untuk mewujudkannya, diperlukan karisma dan wibawa dari hati, sehingga menimbulkan gerakan dengan kekuatan pengaruhnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan dalam pathfinding. Pengaruh ini berhubungan dengan kemampuan pemimpin membangun hubungan interpersonal dengan pegawai. Pegawai adalah manusia berperasaan, sehingga komunikasi yang baik berperan dalam memahami satu sama lain, agar semua pihak dapat mengeluarkan potensi terbesarnya bagi organisasi. 2. Apakah kinerja para pegawai sekolah madania berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan? Bolehkah dijelaskan? Jawab : Ada yang ya dan ada juga tidak. Setiap pemimpin memiliki gaya kepimimpinannya masing-masing. Gaya kepimpinan yang dilakukan dikondisikan terhadap kinerja pegawai. Yang diperlukan adalah kemampuan pemimpin untuk membaca keadaan dan meresponnya dengan gaya kepimpinan yang tepat. 3. Dari hasil pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai adakah manfaatnya untuk sekolah? Apa saja? Jawab : Maksudnya ini teh, kalau gaya kepemimpinan disesuaikan dengan kinerja pegawai, di nomor 2 Manfaat untuk sekolah (organisasi) sebagai akibat dari gaya kepimimpinan terhadap kinerja pegawai adalah :

72 58 Lanjutan Lampiran 1. a. Tercapainya tujuan orgainisasi dalam pathfinding dengan mendorong orang lain untuk bergerak menuju tujuan melalui contoh yang diberikan. b. Terdapatnya kesamaan standar melalui pengembangan kemampuan pegawai

73 Lampiran KUESIONER PENGUMPULAN DATA ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Madania Indonesian School with World Class Standard) 1. Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai pada Sekolah Madania Parung. 2. Untuk itu saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur, benar dan akurat agar informasi ilmiah yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak ada kaitannya dengan penilaian komitmen maupun kinerja anda, sebab kuesioner ini hanya ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas akhir studi. 4. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Nama NRP Fakultas Program Studi : Daniar Lusiani : H : Ekonomi dan Manajemen : Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Identitas Responden 1. Jenis Kelamin : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Lama/Masa Kerja : Tahun 5. Level : Primary/Secondary 6. Level Pendapatan : a. Rp Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. Rp Rp e. Rp Rp Keterangan : Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Cukup Setuju (CS) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

74 Lampiran Lanjutan Lampiran 2. Cara Pengisian Kuesioner 1. Mohon memberi tanda ceklis ( ) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai. 2. Setiap pernyataan hanya membutuhkan satu jawab. 3. Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu mengembalikan kepada yang menyerahkan kuesioner

75 Lampiran 3. Kuesioner gaya kepemimpinan 61 GAYA KEPEMIMPINAN NO PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN STS TS CS S SS 1 Kepala Sekolah memberikan instruksi dengan jelas dan tegas agar pekerjaan diselesaikan tepat pada waktunya. 2 Kepala sekolah langsung memberi hukuman, tanpa adanya komunikasi penyelesaian konflik tersebut ketika terjadi konflik diantara sesama pegawai. 3 Kepala Sekolah tidak berkoordinasi dengan bawahannya dan mengambil keputusan sendiri ketika memperoleh tugas dari Management yang lebih tinggi (Contoh; Direktur dan Principal). 4 Kepala Sekolah melibatkan diri dalam semua aspek kegiatan - kegiatan di kantor. 5 Kepala Sekolah ditempat saya mengajak staffnya bersama-sama merumuskan suatu tujuan dari program yang dilaksanakan. 6 Kepala Sekolah senang menerima saran, pendapat, dan kritikan-kritikan dari bawahan. 7 Kepala Sekolah terlebih dahulu mendengarkan masukan/saran dari pegawai dalam pengambilan keputusan ketika terdapat musibah/bencana yang terjadi di lingkungan. 8 Kepala Sekolah memberikan tanggung jawab penuh pemecahan masalah kepada bawahan pemecahan masalah berkaitan dengan kesejahteraan pegawai. 9 Kepala Sekolah saya memperlihatkan perasaan bila dia tidak suka atau ada masalah dengan seorang staff. 10 Kepala Sekolah saya menetapkan, bila ingin konsultasi tentang suatu program atau ada masalah, hendaknya dikonsultasikan lebih dahulu dengan pegawai yang lebih senior, bila tidak bisa dipecahkan masalahnya, baru kepada kepala Sekolah. 11 Kepala Sekolah memberikan pendelegasian wewenang yang jelas terhadap pegawai. 12 Kepala Sekolah terbuka menerima pendapat dari pegawai. 13 Kepala Sekolah tegas dalam mengambil keputusan.

76 Lampiran 4. Kuesioner kinerja pegawai 62 KINERJA PEGAWAI NO PERNYATAAN ALTERNATIF JAWABAN STS TS CS S SS 1 Banyaknya volume pekerjaan yang diterima oleh pegawai sudah sesuai dengan kemampuan. 2 Banyaknya volume pekerjaan tidak menjadi hambatan bagi pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. 3 Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari volume yang telah ditentukan. 4 Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang telah ditentukan. 5 Pegawai diharuskan menyelesaikan tugas pada hari berikutnya, jika pekerjaan tidak dapat dikerjakan sesuai waktu yang tersedia. 6 Pegawai melaksanakan pekerjaan menurut pembagian kerja masing-masing. 7 Pegawai mempunyai ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. 8 Pegawai bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan. 9 Pegawai masuk kerja tepat waktu. 10 Pegawai berada di ruangan kantor pada saat jam kerja. 11 Pegawai tidak pernah dikenakan sanksi atau hukuman. 12 Pegawai bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 13 Pegawai dapat berpikir kreatif dalam melaksanakan pekerjaan. 14 Pegawai dapat memberikan ide yang baik dalam bekerja. 15 Pegawai mampu bekerja sama dengan baik dengan rekan kerja. 16 Pegawai mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam pekerjaan.

77

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Pemimpin adalah seseorang yang mengatur atau memimpin atau menginspirasi orang lain. Pemimpin dapat pula diartikan sebagai kemampuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Peran pemimpin pendidikan menjadi sangat urgen untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan. Pemimpin pendidikan dalam sebuah institusi pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatakan produktivitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Vale Indonesia Tbk. Memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud, apabila didukung oleh SDM bermutu. PT. Vale Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin.

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini dimulai dengan melihat visi dan misi PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H24104083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni 2016 sampai dengan bulan November 2016. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang beralamat di Jl. Demang. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah karyawan PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Bumi Serpong Damai yang beralamat di Jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utama Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan PT

BAB III METODE PENELITIAN. Utama Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan PT BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini membahas mengenai pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan pada PT Askes (Persero) Cabang Utama Bandung. Subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang sudah mulai terasa saat ini memaksa setiap organisasi baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang akan mereka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang 70 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Sinar Sosro memiliki visi untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai

BAB III METODE PENELITIAN. Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 32 AA-BB Medan dimulai 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini adalah pada Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer TIME Medan Jalan Merbabu No. 3 AA-BB Medan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (2014). Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu dimensi kompetensi yang sangat menentukan terhadap kinerja atau keberhasilan organisasi.esensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et. al (2011) yang berjudul The Effect Of Transformational Leadership, Empowerment Toward

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik III. METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi sumber daya manusia dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Satpol PP Perjalanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Mojokerto diawali sebagai sub bagian pada Bagian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan kepala bagian di masing-masing Rumah Sakit Swasta di Bandar lampung. Adapun kriteria Rumah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR Oleh: DEWI ERAWATI H 24066003 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan, pemasaran serta produknya, tetapi juga ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka yang menjadi objek penelitian adalah sistem pengendalian

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh MAHARDHIKA YUDA H

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh MAHARDHIKA YUDA H ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP MUTU PELAYANAN PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh MAHARDHIKA YUDA H24077025 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap fase pembelajaran organisasi dengan mekanisme pembelajaran organisasi sebagai mediator, menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Aditma Graha Lestari yang beralamat di Komplek Ruko Puri Kembangan Indah No. 168 D, Kembangan Selatan,

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG Eko Yuliawan STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 eko_yuliawan@mikroskil.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengarahkan bawahannya. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi, kelompok atau masyarakat tentunya membutuhkan dan memiliki pemimpin. Masyarakat yang ingin berkembang membutuhkan tidak saja adanya pemimpin namun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempengaruhi dan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel 69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian deskriptif inferensial dengan membedakan variabel ke dalam variabel bebas yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor antara lain sumber daya alam, modal, teknologi dan sumber daya manusia yang tersedia. Sekalipun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran diperlukan untuk memperjelas penalaran sehingga sampai pada jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Dalam upaya pencapaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research. 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), explanatory research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat. 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih PT Meprofarm sebagai objek penelitian. PT Meprofarm adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa proses penelitian, antara lain: pengidentifikasi masalah di lokasi penelitian, perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juli 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juli 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah 21 SKPD pada pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juli 2012.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Memotivasi karyawan dianggap penting karena motivasi terkait dengan kinerja karyawan. Motivasi bisa mengakibatkan kepuasan dan ketidakpuasan karyawan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Bank Sahabat Sampoerna Cabang Puri yang beralamat di Jalan Puri Indah Raya Blok A/15, Kembangan, Jakarta

Lebih terperinci

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diamati dengan lebih mendetail, misalnya disertai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengambil populasi pada karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) sub duvisi regional III.2 Tanjung Karang yang berlokasi di JL. Teuku

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan 43 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Data Primer Data yang dikelompokan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis,

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, tentunya untuk dapat bersaing sebuah perusahaan memerlukan adanya sistem manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka lokasi penelitian akan dilaksanakan pada Kantor Pengadilan Tinggi Gorontalo.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Adapun lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan, 51 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Pengawasan (X 1 ), yaitu persepsi karyawan pelaksana terhadap pengawasan yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS INTERNAL CONTROL PADA PENURUNAN TINGKAT FRAUD DALAM OPERASIONAL PT. BANK X. Oleh SANTI RAHMAYANTI H

ANALISIS EFEKTIFITAS INTERNAL CONTROL PADA PENURUNAN TINGKAT FRAUD DALAM OPERASIONAL PT. BANK X. Oleh SANTI RAHMAYANTI H ANALISIS EFEKTIFITAS INTERNAL CONTROL PADA PENURUNAN TINGKAT FRAUD DALAM OPERASIONAL PT. BANK X Oleh SANTI RAHMAYANTI H24077034 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR)

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) Oleh BHASKARA KUSEN H24101135 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. RAFATEX. DI SIDOARJO

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. RAFATEX. DI SIDOARJO PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. RAFATEX. DI SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh penilaian kinerja terhadap kinerja kinerja manajerial dengan reward sebagai variabel intervening pada Inspektorat

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN BAB III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: BUDAYA

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KAB. BONE BOLANGO NOVRIYANTI SUMAS SI MANAJEMEN ABSTRAK Novriyanti Sumas, NIM 931 409 084 Pengaruh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Desain Riset Metode Unit Analisis Penelitian Time Horizone T1 Deskriptif Survey T2 Asosiatif

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) 9 II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu sumber daya yang tidak dapat diikuti oleh

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah deskriptif kuantitatif, dimana penulis mencoba memberikan suatu gambaran tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel terikatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan beserta definisi operasionalnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan beserta definisi operasionalnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen atau Variabel Bebas (X) 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai (Uma Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini. Kegiatan penelitian dimulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini. Kegiatan penelitian dimulai dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kerangka pikir adalah gambaran utama yang digunakan untuk menganalisa penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini. Kegiatan penelitian dimulai dari merumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Dinamika Berkah Solusindo yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) Disusun Oleh: Anita Naliebrata H24103041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk 13 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Karakteristik Responden Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri di Kota Administrasi Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian eksploratif (explorative research), penelitian deskriptif

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian eksploratif (explorative research), penelitian deskriptif 37 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan desain penelitian umumnya terbagi atas 3 (tiga) bentuk, yaitu penelitian eksploratif (explorative research), penelitian deskriptif (descriptive

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BPK Perwakilan Provinsi Lampung selama bulan Desember Tahun 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kausal dengan menghubungkan variabel penelitian gaya kemimpinan dengan kinerja organisasi. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang merupakan perusahaan listrik negara yang bertugas menyediakan tenaga listrik bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (2014). Penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik parametrik. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan item-item

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan di PT United Can Company Jakarta sehingag

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. BRI (Persero) Tbk CABANG PATI

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. BRI (Persero) Tbk CABANG PATI PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. BRI (Persero) Tbk CABANG PATI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci