KPU. Komisi Pemilihan Umum L IH. Laporan Akuntabilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Komisi Pemilihan Umum. Tahun 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KPU. Komisi Pemilihan Umum L IH. Laporan Akuntabilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Komisi Pemilihan Umum. Tahun 2013"

Transkripsi

1 UMU M PEM I LI HAN K O M ISI UMUM PE MI L IH A N 2014 emilu 2014 Sukses P MUM IHAN U PEMIL Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

2 U P E M I L U M U M I H A N Kata Pengantar Assalamu alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nya kita dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) () Tahun 2013 sebagai wujud pelaksanaan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan menjalankan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). LAKIP disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan memperhatikan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2013 tanggal 19 Desember 2013 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja Penyusunan LAKIP mengacu pada dokumen Penetapan Kinerja (PK) Tahun Menindaklanjuti rekomendasi Menteri PAN & RB melalui Surat Nomor B/3809/M.PAN- RB/11/2013 tanggal 22 November 2013 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yaitu salah satunya merevisi Renstra, maka LAKIP Tahun 2013 menyajikan beberapa tambahan sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai hasil penyempurnaan Rencana Strategis (Renstra). Selain melakukan Penyusunan LAKIP, mendukung kinerja Kementerian PAN dan RB dengan menjalankan proses Reformasi Birokrasi seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi Hal Tersebut dilaksanakan untuk memudahkan proses pemantauan dan pengendalian kinerja dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal, serta menjadikan sebagai badan penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) yang bersih dan bebas korupsi baik secara kelembagaan maupun dalam penyelenggaraan Pemilu. Pelaksanaan kinerja diharapkan tidak hanya dapat dipertangungjawabkan secara mandiri namun juga dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagai pelaksanaan tugas kepada masyarakat. memiliki komitmen dan terus berupaya agar pelaksanaan kinerja berorientasi pada hasil, baik hasil output maupun outcome. Hasil capaian kinerja atas sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Melalui analisis capaian dan evaluasi dari LAKIP Tahun 2013 ini diharapkan dapat menjadi masukan/bahan evaluasi dan perbaikan sehingga kinerja dan akuntabilitas lebih baik lagi di masa mendatang serta mewujudkan visi yaitu terwujudnya sebagai penyelenggara Pemilu yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wa alaikumussalam Wr. Wb. Jakarta,7 Maret 2014 SEKRETARIS JENDERAL, ii LAKIP Tahun 2013 ARIF RAHMAN HAKIM

3 Ikhtisar Eksekutif LAKIP disusun sebagai wujud pertanggungjawaban terhadap/ atas kegiatan dan program dalam mencapai visi dan misi serta sasaran strategisnya kepada stakeholders. LAKIP Tahun 2013 tidak hanya berisi keberhasilan dan kegagalan capaian strategis pada Tahun Anggaran Capaian strategis dapat dilihat dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) serta analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran. telah menetapkan 4 (empat) sasaran strategis yang dicapai pada tahun 2013, sasaran strategis dicapai dengan menentukan 10 (sepuluh) indikator kinerja yang terukur dan target yang ditetapkan. Capaian kinerja diukur dengan menghitung 10 (sepuluh) target dan realisasi kinerja dan keuangan dari indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis capaian kinerja sasaran strategis yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pencapaian target indikator kinerja dan keberhasilan dalam pelaksanaan partisipasi Pemilih dalam Pemilu tidak hanya didasarkan pada komitmen namun juga berhasil dengan keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen aparatur negara, masyarakat, dan civil society. Secara umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2013 adalah sebagai berikut: Kinerja Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Sasaran 1 : Meningkatnya partisipasi Pemilih dalam Pemilu Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Persentase Pemilih perempuan yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada 75% 73,16% 97,55% BERHASIL 75% 71,41% 95,21% BERHASIL LAKIP Tahun 2013 iii

4 U P E M I L U M U M I H A N Kinerja Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Sasaran 2 : Terlindunginya hak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT 2,5 % 0,94% 162,43% Sasaran 3 : Terwujudnya sebagai penyelenggara Pemilu yang profesional, berintegritas dan akuntabel Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti Program Bimtek Terstandar Oleh Persentase Anggota, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota Yang Melakukan Pelanggaran Pemilu 85 % 93% 109,41% SANGAT BERHASIL SANGAT BERHASIL 4 Aplikasi 4 Aplikasi 100% BERHASIL 100% 100% 100% BERHASIL 5% 4.10% 118% Sasaran : Terwujudnya sebagai penyelenggara Pemilu yang profesional, berintegritas dan akuntabel Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama Persentase, Provinsi dan Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP). Persentase Paket Pengadaan Barang dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement 80% 113,42% 141,78% SANGAT BERHASIL SANGAT BERHASIL 80% 82% 102,50% BERHASIL 100% 97,65% 97,65% SANGAT BERHASIL Selanjutnya, berdasarkan analisis akuntabilitas keuangan tahun anggaran 2013, mendapatkan pagu anggaran diluar output cadangan sebesar Rp ,- tingkat pencapaian realisasi anggaran Tahun 2013 adalah sebesar 78,37% atau ekuivalen sebesar Rp ,-. Tingkat capaian tersebut menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh, kerja keras dan konsisten dari seluruh unit kerja dan komitmen bersama sepanjang Tahun iv LAKIP Tahun 2013

5 Terhadap pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja dan anggaran di Tahun 2013 terdapat beberapa langkah ke depan yang akan dilaksanakan oleh untuk perbaikan di masa mendatang, antara lain : 1. Melakukan sosialiasi Pemilu secara aktif dan berkesinambungan, khususnya terhadap pemilih perempuan, pemilih pemula, dan penyandang disabilitas; 2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk aktif dalam pemutakhiran data pemilih, sehingga tidak ada masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT; 3. Memberikan pemahaman dan sosialisasi mengenai pentingnya sikap netral dan profesionalisme, Provinsi, Kabupaten/Kota, peserta Pemilu, serta masyarakat pemilih dalam pelaksanaan pesta demokrasi; 4. Regulasi harus ditetapkan lebih awal dan dapat dimengerti oleh seluruh satker, stake holder, badan adhoc penyelenggara Pemilu, dan peserta Pemilu; 5. Memperluas cakupan sampling review laporan keuangan satker dan melakukan pelatihan secara berkesinambungan kepada operator Sistem Akuntansi Instansi (SAI) untuk meningkatkan kemampuan SDM pada masing-masing satker dalam penyusunan laporan; dan 6. Pelaksanaan lelang oleh satker agar dilaksanakan lebih awal, sehingga jika terjadi gagal lelang dapat segera diantisipasi untuk lelang ulang dan upaya tindak lanjutnya. LAKIP Tahun 2013 v

6 U P E M I L U M U M I H A N Daftar Isi Kata Pengantar... ii Ikhtisar Eksekutif...iii Daftar Isi...vi Daftar Tabel...vii Daftar Grafik... ix Bab I. Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 2 B. Kedudukan dan Tugas... 2 C. Struktur Organisasi... 6 D. Sistematika... 8 Bab II. Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja... 9 A. Sasaran RPJMN B. Rencana Strategis C. Penetapan Kinerja Tahun Bab III. Akuntabilitas Kinerja A. Pengukuran Capaian Kinerja B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Akuntabilitas Keuangan Bab IV Penutup Lampiran 1: Penetapan Kinerja Lampiran 1I: Pengukuran Kinerja vi LAKIP Tahun 2013

7 Daftar Tabel Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Terhadap IKU Tahun Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 3.7. Tabel 3.8. Tabel 3.9. Skala Kategori Penilaian...19 Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu...19 Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Partisipasi Masyarakat yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Pada Tahun 2012 dan Tahun Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Partisipasi Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada pada Tahun 2012 dan Tahun Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar Di Dalam DPT...23 Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Terwujudnya Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas dan Akuntabel...24 Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan...25 Realisasi Presentase Kasus Gugatan Hukum & Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada yang Dapat Dimenangkan Pada Tahun 2012 & Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu...30 Tabel Jumlah Calon Sementara Partai Politik...34 Tabel Jumlah Data Calon Tetap Partai Politik...34 Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti Program Bimtek Terstandar Oleh...35 Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Anggota, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pelanggaran Pemilu...37 Tabel Rekap Pengaduan dan Putusan DKPP Tahun Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Terwujudnya Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas dan Akuntabel...39 LAKIP Tahun 2013 vii

8 UMU M PEM I LI HAN K O M ISI UMUM PE MI A N Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama...39 L IH 2014 Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase, Provinsi UM Sesuai dan Kabupaten/Kota Yang LaporanMKeuangannya AN UM PE ILIH Dengan SAP...40 Tabel Satker yang Menyampaikan Laporan BMN...40 Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Paket Pengadaan Barang dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement...41 Tabel Akuntabilitas Keuangan...43 viii LAKIP Tahun 2013

9 Daftar Grafik Grafik 1.1. Jumlah Pegawai Setjen Berdasarkan Tingkat Pendidikan...7 Grafik 3.1. Persentase Capaian Presentase Partisipasi Masyarakat yang Menggunakan Hak Pilihnya...20 Grafik 3.2. Data Partisipasi Masyakarat pada Pemilukada Tahun 2013 Berdasarkan Per-Pulau...21 Grafik 3.3. Persentase Pemilih Perempuan yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada...22 Grafik 3.4. Perbandingan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tahun Grafik 3.5. Perkembangan Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan...25 Grafik 3.6. Perbandingan Target Dengan Realisasi pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 / Provinsi/ Kabupaten/Kota Yang Mendapatkan Gugatan...26 Grafik 3.7. Sengketa Pemilu dalam Verifikasi Peserta Pemilu di Ajudikasi Bawaslu, Gugatan Banding PT TUN Jakarta dan Kasasi Mahkamah Agung...27 Grafik 3.8. Hasil Perselihan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi Sepanjang Grafik 3.9. Gugatan Pengadilan Lain Pada Penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, / Provinsi/ Kabupaten/Kota...28 Grafik Grafik Perbandingan Jumlah Badan Penyelenggara Pemilu...36 Grafik Putusan DKPP terhadap Penyelenggara Pemilu Tahun Grafik Putusan DKPP terhadap Penyelenggara Pemilu Tahun LAKIP Tahun 2013 ix

10 UMU M PEM I LI HAN K O M ISI UMUM PE MI L IH A N 2014 UM AN UM PEMILIH x LAKIP Tahun 2013

11 Pendahuluan BAB 1 Sukses Pemilu 2014

12 U P E M I L U M U M I H A N A. Latar Belakang adalah Lembaga Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu. Dalam menyelenggarakan Pemilu, bebas dari pengaruh pihak manapun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Pelaksanaan tugas berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. mempunyai fungsi menyelenggarakan Pemilu untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk memilih Gubernur, Bupati dan Walikota secara demokratis. Pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka pelaksanaan fungsi dan pencapaian kinerja dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga. Sebagai lembaga yang menggunakan anggaran negara dalam pelaksanaan tugas dan kegiatannya serta lembaga yang mengedepankan sistem keterbukaan, transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP juga sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya, serta sebagai bahan analisis dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Pembuatan laporan tersebut didasarkan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan setiap entitas pemerintah pusat, daerah, kementerian/lembaga dan bendahara umum negara untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya atas pelaksanaan APBN/APBD. LAKIP ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja selama Tahun Anggaran Capaian kinerja (performance results) Tahun 2013 tersebut diperbandingkan dengan PK (performance agreement) Tahun 2013 sebagai tolak ukur dan gambaran tingkat keberhasilan pencapaian kinerja selama 1 tahun. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana target kinerja digunakan sebagai check point yang memberikan hasil guna perbaikan dan peningkatan kinerja. B. Kedudukan dan Tugas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, berikut adalah Kedudukan, Tugas dan Fungsi dari : 2 LAKIP Tahun 2013

13 1. Kedudukan Pada Pasal 1 ayat 6 meyebutkan bahwa, selanjutnya disingkat, adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu. 2. Tugas Pada Pasal 8 menyebutkan bahwa tugas : a. Tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi: 1) Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal; 2) Menyusun dan menetapkan tata kerja, Provinsi, Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN; 3) Menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilu setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah; 4) Mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan Pemilu; 5) Menerima daftar pemilih dari Provinsi; 6) Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu dan/atau pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih; 7) Menetapkan peserta Pemilu; 8) Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di Provinsi untuk Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan hasil rekapitulasi penghitungan suara di setiap Provinsi untuk Pemilu Bab 1 Pendahuluan 3

14 U P E M I L U M U M I H A N Anggota Dewan Perwakilan Daerah dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara; 9) Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu dan Bawaslu; 10) Menerbitkan keputusan untuk mengesahkan hasil Pemilu dan mengumumkannya; 11) Menetapkan dan mengumumkan perolehan jumlah kursi Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap partai politik peserta Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD; 12) Mengumumkan calon Anggota DPR dan DPD terpilih dan membuat berita acaranya; 13) Menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan; 14) Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu; 15) Mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara Anggota Provinsi, Anggota PPLN, Anggota KPPSLN, Sekretaris Jenderal, dan pegawai Sekretariat Jenderal yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi Bawaslu dan/atau ketentuan peraturan perundangundangan; 16) Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang kepada masyarakat; 17) Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye; 18) Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan 19) Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden meliputi: 1) Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal; 2) Menyusun dan menetapkan tata kerja, Provinsi, Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN; 3) Menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilu setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah; 4 LAKIP Tahun 2013

15 4) Mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan; 5) Menerima daftar pemilih dari Provinsi; 6) Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih; 7) Menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang telah memenuhi persyaratan; 8) Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di Provinsi dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara; 9) Membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu dan Bawaslu; 10) Menerbitkan keputusan untuk mengesahkan hasil Pemilu dan mengumumkannya; 11) Mengumumkan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih dan membuat berita acaranya; 12) Menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan; 13) Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu; 14) Mengenakan sanksi administratif dan/ atau menonaktifkan sementara anggota Provinsi, anggota PPLN, anggota KPPSLN, Sekretaris Jenderal, dan pegawai Sekretariat Jenderal yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan rekomendasi Bawaslu dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; 15) Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang kepada masyarakat; 16) Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye; 17) Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan 18) Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bab 1 Pendahuluan 5

16 U P E M I L U M U M I H A N Dalam menjalankan tugas dan pokok, dibantu oleh Sekretariat Jenderal (Setjen), sedangkan Provinsi dan Kabupaten/Kota dibantu oleh Sekretariat Provinsi dan Sekretariat Kabupaten/Kota. Setjen dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang bertanggungjawab kepada Ketua. Sesuai dengan Pasal 66 Undangundang Nomor 15 Tahun 2011, Sekretaris Jenderal bertugas: 1. Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu; 2. Memberikan dukungan teknis administratif; 3. Membantu pelaksanaan tugas dalam menyelenggarakan Pemilu; 4. Membantu perumusan dan penyusunan rancangan peraturan dan keputusan ; 5. Memberikan bantuan hukum dan memfasilitasi penyelesaian sengketa Pemilu; 6. Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan pertanggungjawaban ; dan 7. Membantu pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. Sesuai Peraturan Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Setjen, Sekretariat Provinsi dan Sekretariat Kab/Kota, Setjen terdiri dari: 1. Biro Perencanaan dan Data; 2. Biro Keuangan; 3. Biro Hukum; 4. Biro Umum; 5. Biro Sumber Daya Manusia; 6. Biro Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat; 7. Biro Logistik; 8. Inspektorat. Seluruh tugas didistribusikan kepada Biro-Biro dan Inspektorat. C. Struktur Organisasi 1. Sumber Daya Manusia Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya didukung oleh 387 orang pegawai dari berbagai keahlian dan latar belakang pendidikan. Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai di lingkungan Setjen dapat diklasifikasikan ke dalam 8 (Delapan) golongan, antara lain: SD, SMP, SMA, D1, D3, D4, S1 dan S2. Rincian jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat di tabel berikut: 6 LAKIP Tahun 2013

17 Grafik 1.1 Pegawai Setjen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan gambaran tersebut dapat dilihat bahwa pegawai dengan latar belakang pendidikan Sarjana S1 lebih besar yaitu 235 dan S2 sebanyak 43 orang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Setjen memiliki sumber daya manusia yang cukup baik yang dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kewenangan dan kewajiban yang tertuang dalam struktur organisasi. 2. Struktur Organisasi Struktur Organisasi sebagai berikut: Ketua Anggota Sekretaris Jenderal Wakil Sekretaris Jenderal Pakar/Ahli Inspektorat Auditor Biro Perencanaan dan Data Biro Keuangan Biro Hukum Biro Umum Biro Sumber Daya Manusia Biro Teknis dan Hupmas Biro Logistik Jabatan Fungsional Bab 1 Pendahuluan 7

18 U P E M I L U M U M I H A N D. Sistematika Sistematika penulisan LAKIP Setjen adalah sebagai berikut: KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi, serta sistematika penulisan laporan. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dijelaskan mengenai Rencana Strategis, Rencana Kinerja dan PK. Pada BAB ini disampaikan tujuan, sasaran, strategi, program dan kegiatan serta indikator kinerja yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi dan misi Setjen. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Diuraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkahlangkah antisipatif yang akan diambil. BAB IV PENUTUP Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Setjen serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan ditahun mendatang. LAMPIRAN : 1. PENETAPAN KINERJA TAHUN PENGUKURAN KINERJA TAHUN LAKIP Tahun 2013

19 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA u 2014 emil P s e s k u S

20 U P E M I L U M U M I H A N A. Sasaran RPJMN Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya secara optimal, telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) untuk periode dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Sasaran pembangunan bidang politik dalam negeri adalah meningkatnya kualitas demokrasi yang ditandai dengan angka indeks demokrasi Indonesia rata-rata 73 pada akhir tahun 2014 dan tingkat partisipasi politik rakyat rata-rata 75%. Meningkatnya kualitas demokrasi tersebut dapat dilihat melalui hal-hal berikut : 1. Semakin terjaminnya peningkatan iklim politik kondusif bagi berkembangnya kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum. Hal ini ditandai dengan peningkatan indeks rata-rata dari 64,3 pada tahun 2010 menjadi 75 pada akhir tahun Meningkatnya akuntabilitas lembaga demokrasi termasuk di dalamnya terwujudnya akuntabilitas peran masyarakat sipil dan organisasi masyarakat sipil, peran parpol, dan peran lembaga legislatif. Lembaga-lembaga demokrasi tersebut diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan amanat konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan sesuai dengan keinginan dan tuntutan rakyat. Pada akhir tahun 2014, capaian sasaran ini akan ditandai dengan 10 LAKIP Tahun 2013

21 indeks kinerja institusi demokrasi rata-rata 70, naik dari indeks rata-rata sebesar 52,3 pada tahun Terlaksananya Pemilu 2014 yang adil dan demokratis, yang ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi politik rakyat mencapai rata-rata 75 %, dan berkurangnya diskriminasi yang terkait dengan pemenuhan hak untuk memilih dan dipilih. Tingkat partisipasi politik tahun 2009 adalah sebesar 70,99% untuk Pemilu Legislatif dan 72,56% untuk Pemilu Presiden. 4. Meningkatnya peran informasi dan komunikasi, yang ditandai dengan meningkatnya kualitas layanan informasi dan komunikasi pemerintah. Untuk mencapai sasaran pembangunan bidang politik dalam negeri dan komunikasi, ditetapkan prioritas bidang politik adalah pelembagaan demokrasi dengan fokus prioritas: (1) Peningkatan akuntabilitas lembaga demokrasi; (2) Peningkatan iklim kondusif bagi berkembangnya kebebasan sipil dan hak politik rakyat dan berkembangnya demokrasi; dan (3) Peningkatan peran informasi dan komunikasi. Berpijak pada sasaran dan fokus prioritas di atas, akan ditempuh arah kebijakan mencakup strategi sebagai berikut : 1. Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas lembaga-lembaga demokrasi, yang dilakukan melalui: a. Fasilitasi program penguatan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan partai politik; b. Perbaikan peraturan perundangan di bidang politik dan perumusan kebijakan pemerintah; c. Dukungan bagi keberlanjutan peran OMS dalam proses demokratisasi; dan d. Fasilitasi program penyiapan dan penyelenggaraan Pemilu Menjaga dan menciptakan iklim kondusif yang menjamin kebebasan sipil dan penghormatan terhadap hak-hak politik rakyat dan perkembangan demokrasi di Indonesia yang dilakukan melalui langkah-langkah antara lain sebagai berikut: a. Fasilitasi perbaikan dan penyusunan peraturan perundangan bidang politik, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan fasilitasi pembahasan Undang-Undang Penanganan Konflik; b. Pelaksanaan pendidikan politik, termasuk di dalamnya pendidikan pemilih, pendidikan politik demokratis, serta pendidikan kewarganegaraan dan pengembangan budaya dan etika politik demokrasi yang berdasarkan empat pilar bangsa; c. Peningkatan peran perempuan melalui pendidikan politik; d. Pengembangan pusat pendidikan politik dan kebangsaan, termasuk di dalamnya pendidikan politik dan pendidikan pemilih, partisipasi politik rakyat, dan pusat pendidikan kebangsaan sebagai wadah pembelajaran dan dihasilkannya metode dan pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam berdemokrasi serta berbangsa; Bab 1I Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 11

22 U P E M I L U M U M I H A N e. Pengembangan kerja sama dengan organisasi masyarakat sipil untuk melaksanakan pendidikan politik, pendidikan pemilih dan pendidikan kewarganegaraan dan melaksanakan diskusi untuk memberikan masukan perumusan kebijakan publik; dan f. Penguatan dan pelembagaan forum dialog masyarakat dalam mendukung proses demokratisasi dan penyelesaian konflik. 3. Fasilitasi penyusunan mekanisme penyusunan kebijakan publik dan meningkatkan peran informasi dan komunikasi yang dilakukan melalui: a. Pengelolaan, penyebaran, dan pemerataan informasi publik; b. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kemitraan dalam penyebaran informasi publik; dan c. Penyediaan dan peningkatan SDM bidang informasi dan komunikasi. B. Rencana Strategis Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya secara optimal, telah menerbitkan Peraturan Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis (Renstra) untuk periode dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Visi dan Misi Dalam Peraturan Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Tahun , memiliki visi yang menunjukkan jati diri dan fungsi dalam menyelenggarakan Pemilu, yaitu: Terwujudnya sebagai Penyelenggara Pemilu yang memiliki integritas, profesional, mandiri transparan dan akuntabel demi terciptanya demokrasi di Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pernyataan visi tersebut terdapat beberapa kata kunci sebagai dasar dalam Penyelenggaraan Pemilu yaitu: Integritas, Profesional, Mandiri, Transparan dan Akuntabel. Pemahaman atas makna kata-kata kunci tersebut akan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Visi. Makna ringkas dari masing-masing kata kunci tersebut adalah sebagai berikut : a. Pemilu yang Berintegritas: penyelenggaraan Pemilu yang berdasarkan kejujuran dan etika yang konsisten dan tanpa kompromi dalam Penyelenggaraan Pemilu, sehingga meningkatkan kepercayaan dan kewibawaan; b. Pemilu yang Profesional: penyelenggaraan Pemilu yang berdasarkan kompetensi, keterampilan dan komitmen pada kualitas yang memungkinkan adanya unjuk kerja yang maksimal dalam Penyelenggaraan Pemilu; c. Pemilu yang Mandiri: penyelenggaraan Pemilu yang bebas dari pengaruh pihak manapun; 12 LAKIP Tahun 2013

23 d. Pemilu yang Transparan: penyelenggaraan Pemilu dengan keterbukaan dan kejelasan dalam segala aspek penyelenggaraannya; e. Pemilu yang Akuntabel: penyelenggaraan Pemilu yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dalam segala kebijakan atau keputusan yang diambil dan prosesnya serta penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada. Pernyataan visi di atas telah memberikan gambaran yang tegas mengenai komitmen yang memperjuangkan kepentingan nasional khususnya dalam tugas pokok dan fungsinya (core competency) yaitu Penyelenggaraan Pemilu dan Pelaksanaan Demokrasi. Disamping itu, relevansi Visi dengan Visi Nasional yang tertuang dalam RPJMN tahap ke-2 ( ) menyiratkan akan arti pentingnya Penyelenggaraan Pemilu yang memiliki Integritas, Profesional, Mandiri, Akuntabel dan Pelaksaan Demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk menjabarkan visi tersebut di atas, maka telah menyusun Misi. Adapun Misi adalah sebagai berikut: a. Membangun lembaga penyelenggara Pemilu yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu; b. Menyelenggarakan Pemilu untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab; c. Meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Pemilu yang bersih, efisien dan efektif; d. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilu secara adil dan setara serta menegakkan peraturan Pemilu secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilu demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis. 2. Tujuan dan Sasaran Strategis Selanjutnya dalam rangka mencapai Visi dan pelaksanaan Misi tersebut dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan (goals) organisasi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi yang akan dilaksanakan atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan ini maka dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam Bab 1I Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 13

24 U P E M I L U M U M I H A N memenuhi Visi dan pelaksanaan Misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh Lembaga Penyelenggara Pemilu. Adapun tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelaksana Pemilu; b. Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik rakyat dalam Pemilu; c. Melaksanakan Undang-Undang di bidang politik secara murni dan konsekwen; d. Meningkatkan kesadaran rakyat yang tinggi tentang Pemilu yang demokratis; e. Melaksanakan Pemilu secara LUBER dan JURDIL. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai tersebut maka dalam pelaksanaannya dijabarkan ke dalam sasaran yang lebih spesifik dan terukur, sehingga dapat menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan. Kebijakan, Program serta Kegiatan tersebut akan dituangkan dan dijabarkan dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan tiap tahunnya. Untuk meningkatkan akselerasi pencapaian kinerja yang merujuk visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, telah menetapkan 5 (Lima) sasaran kinerja yaitu: a. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi rakyat yang tinggi tentang Pemilu yang demokratis; b. Terjaminnya pemilih dalam menggunakan hak pilihnya secara bebas dan tertib; c. Terjaminnya perlakuan yang adil dan setara bagi peserta Pemilu, Calon Anggota Legislatif, Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden serta pejabatpejabat publik lain sesuai undang - undang; d. Terwujudnya organisasi pelaksana Pemilu yang memiliki sistem administrasi efisien, efektif dan memenuhi standar kerja professional di seluruh tingkatan yang didukung dengan sistem komunikasi dan teknologi informasi yang menjangkau, Provinsi, dan Kabupaten/Kota; dan e. Tersedianya peta logistik Pemilu dan Pilkada yang memadai. Di dalam pelaksanaannya, Sasaran Strategis sempat mengalami perubahan berdasarkan rekomendasi Kementerian PAN dan RB sehingga diperbaiki dalam PK menjadi sebagai berikut : a. Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu; b. Terlindunginya Hak Masyarakat Untuk Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilu; 14 LAKIP Tahun 2013

25 c. Terwujudnya Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Professional, Berintegritas dan Akuntabel; dan d. Meningkatnya Kinerja Manajemen Internal Dalam Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi. Adapun IKU adalah sebagai berikut : a. Persentase pemilih yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada; b. Persentase pemilih perempuan yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada; c. Persentase penduduk yang mempunyai hak untuk memilih tetapi tidak terdaftar di dalam DPT; d. Persentase kasus gugatan hukum dan sengketa hukum berkaitan dengan Pemilu dan Pemilukada yang dapat dimenangkan ; dan e. Persentase, Provinsi Dan Kabupaten/Kota yang laporan keuangannya sesuai dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP). C. Penetapan Kinerja Tahun 2013 Dalam rangka melaksanakan Renstra dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2013, pada tanggal 26 Maret 2013 menetapkan Penetapan Kinerja selaku tekad dan janji rencana kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2013 yang dijabarkan pada tabel berikut : 1. Meningkatnya partisipasi Pemilih dalam Pemilu; Sasaran ini telah ditetapkan dalam RPJMN Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan legalitas Pemilu yang demokratis. Sasaran ini dicapai melalui berbagai progam dan kegiatan. Target sasaran dari kegiatan tersebut adalah: No Indikator Kinerja Target 1. Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 75 % 2. Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 75 % 2. Terlindunginya hak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu; Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong pemilih menggunakan hak pilihnya secara bebas dan tertib. No Indikator Kinerja Target 1. Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT 2,5 % Bab 1I Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 15

26 U P E M I L U M U M I H A N 3. Terwujudnya sebagai penyelenggara Pemilu yang profesional, berintegritas dan akuntabel; Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong penyelenggara pemilu bersikap terbuka, komunikatif, dan kerjasama sehingga menambah bobot transparansi proses penyelenggaraan pemilu. No Indikator Kinerja Target 1. Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada yang Dapat Dimenangkan 2. Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu 85 % 4 Aplikasi 3. Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti Program Bimtek Terstandar Oleh 100% 4. Persentase Anggota, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pelanggaran Pemilu 5% 4. Meningkatnya kinerja manajemen intern dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi. Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong efisiensi dan efektifitas profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. No Indikator Kinerja Target 1. Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama 80% 2. Persentase, Provinsi dan Kabupaten/ Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP). 3. Persentase Paket Pengadaan Barang Dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement 80% 100% 16 LAKIP Tahun 2013

27 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA u 2014 emil P s e s k u S

28 U P E M I L U M U M I H A N A. Pengukuran Capaian Kinerja Kinerja Tahun 2013, pada hakekatnya merupakan bagian dari suatu proses atau kegiatan untuk mencapai sasaran Renstra Dengan demikian, pencapaian kinerja per-satuan kegiatan di Tahun 2013 merupakan bagian dari pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra. Untuk keperluan penilaian akuntabilitas kinerja, maka dilakukan pengklasifikasian satuan-satuan kinerja yang telah dilaksanakan ke elemenelemen sasaran Renstra. Dengan cara ini, maka penilaian satuan-satuan kinerja akan dapat mencerminkan kinerja secara menyeluruh. menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2013 melalui PK, sasaran-sasaran tersebut kemudian diukur dengan berbagai indikator kinerja dan dibandingkan antara target dengan realisasinya, sehingga menghasilkan capaian kinerja sebagai berikut: Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja terhadap IKU Tahun 2013 No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) 1. Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 2. Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 3. Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT 4. Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan 5. Persentase, Provinsi dan Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP) 75% 73,16% 97,55% 75% 71,41% 95,21% 2,5% 0,94% 162,43% 85% 93% 109,41% 80 % 82% 102,50% Rata-rata capaian kinerja keseluruhan pada Tahun 2013 sebesar 113,42% yakni lebih dari 85% skala nilai ordinal tertinggi, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dikategorikan Sangat Berhasil dalam menempuh 4 (empat) sasaran strategis dalam kesepuluh indikator kinerja. 18 LAKIP Tahun 2013

29 Adapun kesimpulan berhasil tersebut, diperoleh dari skala ordinal dengan kelompok/ klasifikasi ukuran capaian kinerja sebagai berikut: Tabel 3.2. Skala Kategori Penilaian No. Rentang Nilai Kategori Keterangan 1 > 100 Sangat Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah melampaui target indikator kinerja Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai target indikator kinerja Cukup Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mendekati target indikator kinerja Kurang Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan target indikator kinerja Tidak Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan sangat tidak sesuai dengan target indikator kinerja B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja secara umum dapat mencapai target kinerja sebagaimana telah ditetapkan pada tahun Analisis dan evaluasi capaian kinerja pada tahun 2013 dapat dijelaskan sebagai berikut: Sasaran 1 Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan legalitas Pemilu yang demokratis. Sasaran ini dicapai melalui berbagai progam dan kegiatan. Adapun Capaian indikator kinerja sasaran tersebut di atas selama Tahun 2013, adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Persentase Pemilih perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 75 73,16% 97,55% 75 71,41% 95,21% Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 19

30 U P E M I L U M U M I H A N Persentase partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya didasarkan target nasional dengan nilai rata-rata sebesar 75%, namun berdasarkan berita acara penghitungan suara dalam Pemilukada (formulir model DC KWK dan model DB KWK) maka diketahui realisasi dari partisipasi masyarakat tersebut pada saat pemungutan suara rata-rata mencapai 73,16%. Perbandingan dengan tahun sebelumnya sebagai berikut: Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Partisipasi Masyarakat yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada pada Tahun 2012 dan Tahun 2013 Tahun Target Realisasi % 72% % 73,16% Dengan demikian, terjadi peningkatan kinerja 1,16% dari indikator presentase partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 72%. Faktor yang mempengaruhi kenaikan partisipasi masyarakat sebesar 73,16% antara lain disebabkan oleh tingginya pemahaman masyarakat tentang politik dan demokrasi serta sosialisasi yang efektif. Berikut ini adalah gambarannya: Grafik 3.1. Persentase Capaian Partisipasi Masyarakat yang Menggunakan Hak Pilihnya IKU partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada dapat dilihat pada pelaksanaan Pemilukada Tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pemilukada tahun 2013 dijadwalkan pada 149 daerah dengan 20 LAKIP Tahun 2013

31 rincian Pemilukada terdiri dari 14 Provinsi, 102 Kabupaten, dan 33 Kota. Jadi dari 148 Pemilukada yang dilaksanakan (Provinsi Lampung mengalami penundaan dan dijadwalkan ulang pada Tahun 2014) didapatkan hasil 73,16%. Berikut ini adalah gambarannya: Grafik 3.2. Data Partisipasi Masyarakat pada Pemilukada Tahun 2013 Berdasarkan Per-Pulau Sedangkan untuk pencapaian presentase pemilih perempuan yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada menunjukkan kenaikan yang signifikan dari pencapaian tahun sebelumnya, yakni : Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 21

32 U P E M I L U M U M I H A N Tabel 3.5. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Pada Tahun 2012 dan Tahun 2013 Tahun Target Realisasi % 53% % 71,41% Grafik 3.3. Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Pada Tahun 2012 dan 2013 Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dan pemilih perempuan dalam menggunakan hak pilih dalam Pemilukada dapat terukur dari rata-rata partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilukada yang didapat dari data formulir model DC1-KWK. dan formulir Model DB 1-KWK.. Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pemilih perempuan sebagai berikut : 1. Pada umumnya para pemilih perempuan masih pasif terkait perpolitikan; 2. Pada umumnya para pemilih perempuan kurang aktif dalam mengikuti kegiatankegiatan sosialisasi terkait kepemiluan; dan 3. Pada waktu hari pemungutan suara yang dilaksanakan pada hari libur, umumnya ibuibu lebih memilih untuk mengurus rumah. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan angka partisipasi masyarakat dan pemilih perempuan, telah mengambil sejumlah langkah strategis dan penting, antara lain: 1. Melakukan audiensi kepada mahasiswa; 2. Mengadakan kegiatan kelas pemilu kepada para pelajar; 3. Menggerakkan masyarakat melalui kegiatan Gerak Jalan Sehat agar masyarakat mengetahui hari penyelenggaraan pemilukada; 4. Perlombaan jingle dan maskot pemilukada; 22 LAKIP Tahun 2013

33 5. Seminar goes to campus; 6. Melakukan kerja sama pembentukan agen sosialisasi kepada masyarakat (menciptakan relawan demokrasi/relasi); 7. Forum diskusi dengan organisasi masyarakat, LSM, dan media dalam rangka mencermati peraturan yang dikeluarkan oleh ; 8. Evaluasi partisipasi masyarakat dalam mendukung relasi dan agen-agen pemilu, dibuat modul untuk 5 kelompok masyarakat marginal; 9. Melakukan bimtek pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara; 10. Melakukan MoU dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan partisipasi perempuan; 11. Melakukan kerjasama dengan media masa lokal dan nasional; dan 12. Membuat Iklan Layanan Pemilu di media cetak dan elektronik. Sasaran 2 Terlindunginya Hak Masyarakat Untuk Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilu Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong pemilih menggunakan hak pilihnya secara bebas dan tertib. Capaian target indikator kinerja sasaran, adalah sebagai berikut: Tabel 3.6. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT 2,5 % 0,94% 162,43% Untuk mengetahui kepastian jumlah penduduk yang mempunyai hak untuk memilih tetapi tidak terdaftar di Dalam DPT adalah dengan membandingkan selisih Daftar Pemilih Potensial Pemilu (DP4) yang diserahkan dari Kementerian Dalam Negeri sebesar dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebesar yang telah ditetapkan dalam Rapat Pleno Terbuka tanggal 4 November 2013, sehingga menghasilkan , yakni 0,94% dari DP4. Dapat diinformasikan bahwa proses pemutakhiran data pemilih telah dimulai sejak penerimaan DP4 dari Kementerian Dalam Negeri disinkronisasikan dengan daftar pemilih pada Pemilu dan/atau Pemilukada yang terakhir. Data terpilah yang sudah disinkronisasi kemudian menjadi pegangan bagi panitia pemutakhiran data pemilih untuk melakukan verifikasi faktual di lapangan. Setelah proses pemutakhiran daftar pemilih oleh Pantarlih, masih ditemukan ada beberapa Pemilih yang belum dilengkapi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan masih berbasis Kartu Tanda Penduduk (KTP) non elektronik, hal itu sangat tergantung dengan perekaman KTP elektronik yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu, Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 23

34 U P E M I L U M U M I H A N melakukan sinkronisasi data dengan DPT Pemilukada terakhir dan verifikasi faktual ke lapangan berdasarkan DP4 yang diserahkan pemerintah. Kualitas daftar pemilih bukan hanya tanggung jawab tetapi juga pemerintah, partai politik dan masyarakat secara umum. Grafik 3.4. Perbandingan DP4 dengan DPT Tahun 2013 Sasaran 3 Terwujudnya Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas dan Akuntabel Pencapaian sasaran tersebut, dapat diindikasikan oleh capaian indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.7. Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Terwujudnya Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas dan Akuntabel INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti Program Bimtek Terstandar Oleh Persentase Anggota, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pelanggaran Pemilu 85% 93% 109,41% 4 Aplikasi 4 Aplikasi 100% 100% 100% 100% 5% 4.10% 118% Pembahasan terhadap indikator Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan adalah sebagai berikut: 24 LAKIP Tahun 2013

35 Tabel 3.8. Pengukuran Kinerja terhadap Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan 85% 93% 109,41% Pada Tahun 2013 diketahui terdapat 242 perkara kasus gugatan dari sengketa hukum berkaitan dengan Pemilu dan Pemilukada, dari 242 perkara tersebut hanya 17 perkara yang dikabulkan gugatannya oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) (1 perkara), Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) (2 perkara) dan Mahkamah Konstitusi (MK) (14 perkara). Berdasarkan 17 perkara yang mengabulkan gugatan penggugat tersebut, maka perkara yang dimenangkan oleh menjadi 255 perkara yakni 93% dari total 242 perkara. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut ini: Grafik 3.5. Perkembangan Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan Tabel 3.9. Realisasi Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan pada Tahun 2012 dan Tahun 2013 Tahun Target Realisasi % 89,42% % 93% Berdasarkan Tabel 3.9. tersebut, terjadi peningkatan target maupun realisasi kinerja terhadap Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan pada Tahun 2013 dibandingkan dengan Tahun 2012, meningkatnya perkara disampaikan ke lembaga peradilan dikarenakan bertambahnya jumlah Pemilukada pada Tahun 2013 dibandingkan dengan tahun Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 25

36 U P E M I L U M U M I H A N Namun, dengan Undang-Undang dan peraturan yang jelas penyelenggaraan Pemilu yang semakin berkualitas maka jumlah kasus yang dapat dimenangkan semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat pada grafik berikut ini: Grafik 3.6. Perbandingan Target Dengan Realisasi pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 / Provinsi/ Kabupaten/Kota Yang Mendapatkan Gugatan Dalam penyelenggaraan Pemilu maupun Pemilu Kepala Daerah melahirkan ketidakpuasan yang berujung pada pengajuan keberatan ke pengadilan atau lembaga yang berwenang dengan alasan yang beragam. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya sengketa Pemilu antara lain: 1. Adanya rasa ketidakpuasan dari para peserta Pemilu Sebagai peserta Pemilu, diperlukan tingkat kematangan dalam berpolitik yang tinggi. Kemampuan peserta Pemilu dalam mengendalikan dirinya guna mengikuti segala sistem dan peraturan yang pelaksanaan Pemilu sangat diperlukan. Perlu ditanamkan semangat siap menang dan siap kalah dalam setiap penyelenggaraan Pemilu. Tanpa semangat tersebut akan memicu ketidakpuasan para peserta Pemilu yang berujung pada gugatan sengketa Pemilu. 2. Kepentingan pihak-pihak tertentu Dalam pelaksanaannya, para peserta Pemilu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak tertentu, seperti halnya Pemilukada. Dari setiap pasangan calon selain didukung oleh partai politik, juga didukung oleh setiap elite lokal dan atau pengusaha. Hal tersebut memicu kepentingan-kepentingan politik lain untuk memperebutkan kekuasaan. 3. Kesalahan penafsiran terhadap implementasi peraturan perundang-undangan Seperti diutarakan di atas, untuk meminimalkan kesalahan penafsiran terhadap implementasi peraturan perundang-undangan telah melaksanakan sosialisasi baik terhadap rancangan Peraturan maupun terhadap Peraturan. 4. Biaya yang dikeluarkan peserta Pemilu yang cukup besar Kampanye merupakan sarana untuk memperkenalkan calon peserta Pemilu kepada masyarakat pemilih. Salah dalam pengaturan strategi kampanye akan berimbas pada biaya yang dikeluarkan cukup besar namun hasil yang dicapai tidak sesuai. Hal tersebut juga disinyalir sebagai besarnya niatan untuk melaksanakan gugatan sengketa Pemilu. Selama penyelenggaraan Tahapan Pemilu 2014 yang telah dimulai Tahun 2013 dan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah di Tahun 2013, mencatat pengajuan keberatan sebagai berikut : 26 LAKIP Tahun 2013

37 a. Pada grafik 3.7 terlihat bahwa pengajuan ajudikasi di Bawaslu, dari 17 parpol yang melakukan gugagatan, sebanyak 16 parpol ditolak dan hanya satu parpol yang dikabulkan (PKPI). Sedangkan, dalam gugatan banding di PTTUN Jakarta, dari 15 parpol yang mengajukan, 13 parpol dinyatakan ditolak sedangkan dua parpol dikabulkan (PBB dan PKPI). Untuk gugatan kasasi di Mahkamah Agung (MA) dari 12 gugatatan parpol yang masuk semuanya ditolak MA. Grafik 3.7. Sengketa Pemilu dalam Verifikasi Peserta Pemilu di Ajudikasi Bawaslu, Gugatan Banding PT TUN Jakarta dan Kasasi Mahkamah Agung. b. Jika diperhatikan Grafik 3.8, maka tampak jelas perselisihan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi (MK) sepanjang tahun 2013, dimana sebanyak 200 kasus yang masuk, 14 dikabulkan, 132 ditolak, 42 tidak diterima, 6 diterima dan 2 dinyatakan gugur. Masih ada 4 kasus yang berproses pada tahun 2014, dan ada 12 putusan sela. Grafik 3.8. Hasil Perselihan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi Sepanjang Tahun 2013 Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 27

38 U P E M I L U M U M I H A N c. Dalam grafik 3.9 seperti tampak di bawah ini, terekam bagaimana / Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai penyelenggara pemilu mendapatkan gugatan di berbagai jenis pengadilan terkait dengan penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sepanjang tahun Grafik 3.9. Gugatan Pengadilan Lain Pada Penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, / Provinsi/ Kabupaten/Kota Pencapaian kinerja sampai dengan melewati target yang ditetapkan sebelumnya tersebut didukung oleh beberapa faktor utama, antara lain: 1. Dukungan Jajaran Setjen, Sekretariat /KIP Provinsi, dan Sekretariat Kabupaten/Kota Keberhasilan capaian dalam target sengketa hukum yang dimenangkan merupakan hasil kinerja bersama semua jajaran, /KIP Provinsi, dan /KIP Kabupaten/Kota beserta jajaran Setjen, Sekretariat /KIP Provinsi, dan Sekretariat /KIP Kabupaten/Kota. Disamping itu semangat untuk menciptakan penyelenggara Pemilu yang bersih, jujur dan adil telah memberikan semangat dalam menyelenggarakan Pemilu dan Pemilu Kepala Daerah dengan professional dan tanggung jawab. 2. Dukungan para pihak sebagai pemangku kepentingan Adanya dukungan para pihak sebagai pemangku kepentingan yang telah bersamasama mendukung dan mensukseskan penyelenggaraan Pemilu baik Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah juga merupakan faktor pendukung keberhasilan dalam pencapaian tersebut. 3. Pemilihan kuasa hukum yang tepat dan berpengalaman. Tidak semua pengacara atau advokat dapat ditunjuk sebagai kuasa hukum untuk menghadiri persidangan dan membela kepentingan di hadapan persidangan 28 LAKIP Tahun 2013

39 pengadilan. Pemilihan kuasa hukum menjadi hal yang sangat penting, tanpa merendahkan Pengacara yang telah memiliki nama besar. Sengketa di pengadilan yang dihadapi merupakan sengketa politik dan hukum, diperlukan pengalaman dan pemahaman mengenai kepemiluan. 4. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan untuk sinkronisasi pemahaman Peraturan. Biro Hukum senantiasa mengadakan public hearing dengan mengundang partai politik, LSM, dan stakeholder lainnya agar adanya satu pemahaman. Sudah menjadi kewajiban pasca ditetapkan Peraturan, sosialisasi dan penyuluhan kepada pemangku kepentingan menjadi hal yang penting dalam memberikan pemahaman yang sama mengenai Peraturan sebagai peraturan pelaksana dalam penyelenggaraan Pemilu. Dengan kegiatan tersebut diharapkan antara penyelenggara dan pemangku kepentingan dapat mengetahui informasi yang jelas dalam penerapan aturan main dalam pelaksanaan Pemilu baik Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Pemilu Kepala Daerah. 5. Untuk memberikan pemahaman terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) dan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Daerah (PHPUD), bekerja sama dengan MK mengadakan Diklat PHPU untuk jajaran Pusat dan Provinsi. telah bekerjasama dengan MK dalam peningkatan kinerja terkait dengan penyelesaian sengketa hasil Pemilu diantaranya melalui kegiatan diklat. Diharapkan dari pelaksanaan diklat dimaksud dapat memberikan motivasi baru bagi penyelenggara Pemilu untuk meminimalkan terjadinya gugatan sengketa hukum. Disamping itu dengan adanya diklat penyelesaian sengketa Pemilu, dan Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menyusun strategi dalam pemenangan sengketa Pemilu. 6. Penyiapan bukti yang valid, menghimbau daerah bahwa penyiapan bukti yang valid adalah sangat penting untuk memenangkan di dalam gugatan hukum. Bukti merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan pemenangan dalam proses persidangan di pengadilan. Dalam setiap pertemuan dengan Provinsi maupaun Kabupaten/Kota, Komisioner di bidang Divisi Hukum dan Pengawasan senantiasa mengingatkan dan menghimbau jajaran Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menjaga setiap dokumen-dokumen yang terkait dengan pengambilan keputusan. Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadinya akibat-akibat hukum di kemudian hari. 7. Uji Publik Rancangan Peraturan Terkait dengan hal tersebut, bersama ini disampaikan Tindak lanjut terhadap permasalahan antara lain: Dalam penyelenggaraan Tahapan Pemilu 2014, peraturan perundang-undangan di bidang politik khususnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum telah memberikan aturan baru dalam proses penyusunan Peraturan. Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf c, ayat (2) huruf c, dan ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 menyatakan bahwa tugas dan kewenangan dalam penyelenggaraan Pemilu Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 29

40 U P E M I L U M U M I H A N meliputi menyusun dan menetapkan pedoman teknis setiap tahapan Pemilu setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah. Hal tersebut menjadikan uji publik rancangan Peraturan menjadi penting, mengingat hal tersebut merupakan sarana bagi para pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan saran atas rancangan Peraturan tersebut. Disamping itu, hal tersebut merupakan sarana bagi untuk memberikan pemahaman yang sama terkait filosofi pasal demi pasal dalam Rancangan Peraturan. Dari hasil Uji Publik diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai Racangan Peraturan sebelum dikonsultasikan dengan DPR dan Pemerintah. Selanjutnya mengenai indikator kinerja Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu dijelaskan pada tabel berikut: Tabel Pengukuran Kinerja terhadap Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu 4 Aplikasi 4 Aplikasi 100% Pada tahun 2013, dalam melaksanakan tahapan Pemilu Tahun 2014 menggunakan 4 aplikasi, yakni sebagai berikut: 1. Sistem Informasi Logistik (SILOG) Pengelolaan logistik Pemilu yang tepat memiliki peran sentral dan strategis dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan Pemilu tersebut, dimana proses-proses yang terjadi adalah proses perencanaan, pengadaan, pengawasan dan pendistribusian. Saat ini, mekanisme perencanaan dan pengawasan logistik keperluan Pemilu masih dilakukan secara manual dengan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, sehingga sangat memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan, 30 LAKIP Tahun 2013

41 pengawasan dan pendistribusian barang yang diakibatkan oleh kesalahan manusia (human error) dalam proses tersebut. Untuk menghindari permasalahan tersebut, maka perlu mengembangkan suatu aplikasi logistik yang terintegrasi (sistem informasi yang terintegrasi). Yang dimaksud dengan aplikasi terintegrasi adalah mengintegrasikan atau menggabungkan semua proses yang berlaku pada mekanisme pengelolaan logistik Pemilu ke dalam sebuah sistem atau aplikasi berbasis komputer dan web. Diharapkan dengan diintegrasikannya semua proses bisnis ke dalam suatu SILOG dengan mengintegrasikannya bersama peta informasi berbasis geospasial, dapat memberikan kemudahan dan manfaat yang optimal dalam mengelola logistik keperluan Pemilu dimaksud. Satker Kabupaten/Kota berperan sangat penting dalam mensukseskan pengelolaan logistik Pemilu karena menjadi tulang punggung pengelolaan logistik yang diperlukan pada setiap badan penyelenggara di wilayahnya. Untuk itu, dengan adanya petunjuk penggunaan ini, diharapkan dapat membantu operator Kabupaten/Kota dalam menjalankan Silog Pemilu dengan benar dan memberikan manfaat yang optimal bagi satker Kabupaten/Kota, terutama bagi sebagai instansi vertikalnya. 2. Tools Master Surat Suara Untuk membantu mendesain Surat Suara menggunakan tools aplikasi. Desain Surat Suara yang dibuat meliputi Surat Suara untuk Calon Legislatif Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Desain awal Surat Suara tanpa mencantumkan nama caleg untuk digunakan sebagai bahan sosialisasi baik ke masyarakat maupun ke pemangku kepentingan seperti ke Partai Politik dan Calon Legislatif itu sendiri. Pengosongan kolom-kolom nama caleg pada Desain Surat Suara untuk mengantisipasi tuduhan keberpihakan atau memberi ruang lebih terhadap calon tertentu. Selain demi menjaga profesional independen, juga mengambil kebijakan tersebut untuk melindungi Surat Suara karena amanat Undang-Undang, agar Desain Surat Suara tidak disalahgunakan misalnya untuk memalsukan dan mencetak ekstra atau apapun. Dengan memanfaatkan sebuah tools, data Daftar Calon Tetap (DCT) dimasukkan ke dalam lembar surat suara sesuai dengan Daerah Pemilihan (Dapil) seluruh Indonesia yakni Dapil. Pemasukkan nama-nama caleg tersebut dilakukan pada lembar surat suara DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Tujuan penggunaan tools ini adalah untuk mempercepat dan memperkecil kesalahan yang terjadi pada penginputan nama caleg ke dalam lembar surat suara dibandingkan dengan penginputan secara manual. 3. Sistem Informasi Data Pemilih (SIDALIH) Dalam rangka membantu penyelenggaraan Pemilu 2014 yang lebih berkualitas, khususnya untuk menyediakan daftar pemilih, memanfaatkan sistem informasi dan teknologi yang dinamakan Aplikasi Sistem Informasi Data Pemilih (SIDALIH). Landasan hukum pemanfaatan aplikasi pendaftaran pemilih adalah Pasal 48 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2013 yang berisi: a. dan Kab/Kota dalam menyediakan data pemilih, daftar pemilih sementara, dan daftar pemilih tetap memiliki sistem informasi data pemilih yang dapat terintegrasi dengan sistem informasi administrasi kependudukan; Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 31

42 U P E M I L U M U M I H A N b. dan kabupaten/kota wajib memelihara dan memutakhirkan data pemilih sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1); c. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi data pemilih diatur dengan peraturan. Sistem ini adalah sebuah sistem informasi berbasis teknologi komputer (aplikasi) yang digunakan untuk membantu petugas dalam proses pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih. Fungsi utama SIDALIH antara lain mencangkup konsolidasi data pemilih, pemeliharaan dan pemutakhiran, dan sosialisasi. Sampai saat ini SIDALIH membantu proses pemutakhiran mulai dari analisis DP4, mengunggah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu terakhir, distribusi data pemilih (Model A.) ke seluruh kabupaten/kota, dan menyusun pemilih ke dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS) melalui Model A.0. Selain fungsi tersebut di atas, SIDALIH juga membantu dalam mendata dan merekapitulasi jumlah badan penyelenggara pemilu Ad-Hoc (PPK dan PPS), serta mensosialisasikan Daftar Pemilih Sementara (DPS), Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP), dan DPT kepada masyarakat. 4. Sistem Informasi Pencalonan (SILON) Untuk menunjang pelaksanaan verifikasi kelengkapan administrasi bakal calon anggota DPR, DPD dan DPRD dibuat aplikasi SILON yang bertujuan untuk menyusun informasi berdasarkan dokumen pencalonan menjadi sebuah informasi yang dapat dipahami dan diakses dengan mudah oleh pihak-pihak berkepentingan khususnya dan masyarakat pada umunya dalam melaksanakan tahapan pencalonan. Informasi yang disampaikan adalah proses pencalonan DPR, DPD dan DPRD terkait proses pendaftaran, verifikasi dan pengumuman Daftar Calon, baik Daftar Calon Sementara dan Daftar Calon Tetap. Informasi pencalonan antara lain berfungsi memberikan informasi yang lengkap mengenai data calon serta proses pencalonan secara umum, sebagai alat/sarana untuk melakukan analisis terhadap data calon dan proses pencalonan, serta tidak hanya sebagai wujud pelayanan publik khususnya terkait dengan pelaksanaan tahapan 32 LAKIP Tahun 2013

43 pencalonan Pemilu 2014 tetapi diharapkan mendapatkan pencermatan masyarakat terhadap para calon Anggota DPR, DPD dan DPRD dan memberi masukan kepada atau partai politik sehingga diperoleh calon yang berkualitas sebagai wakil rakyat. Dalam proses pendaftaran calon Anggota DPR oleh Partai Politik, memberikan informasi kepada publik berupa daftar calon yang diajukan partai politik untuk masingmasing daerah pemilihan yang berisi nama dan jenis kelamin, serta persentase jumlah perempuan yang harus memenuhi persentase 30% tiap-tiap dapil dan penempatan calon perempuan minimal 1 pada 3 calon yang diajukan. Disamping daftar nama calon, diinformasikan juga berkas pencalonan masing-masing calon sehingga secara khusus bakal calon atau masyarakat dapat mengetahui kondisi berkas yang diserahkan Partai Politik kepada, sehingga apabila ada kekurangan atau ketidaklengkapan, partai politik maupun bakal calon dapat segera melakukan persiapan untuk memperbaiki berkas untuk disampaikan kepada pada masa perbaikan bekas bakal calon. Informasi hasil pencalonan dilengkapi juga dengan Daftar Riwayat Hidup masing-masing calon. Dari informasi daftar riwayat hidup ini, diharapkan para pemilih dapat mendalami profil calon anggota DPR, DPD dan DPRD. Proses Pendaftaran bakal calon serentak di seluruh Indonesia mulai tanggal 9 s/d 22 April 2013, telah dilaksanakan verifikasi administrasi hingga perbaikan oleh partai politik pada tangal 9 s/d 22 Mei 2013 dilanjutkan dengan verifikasi Penyusunan Daftar Calon Sementara dilakukan pada tanggal 23 s/d 29 Mei Tanggal 30 Mei s/d 12 Juni menyiapkan penyusunan Daftar Calon Sementara Anggota DPR. Pada tanggal 10 Juni 2013 telah melakukan pleno penetapan verifikasi hasil perbaikan dan sekaligus penetapan Daftar Calon Sementara. Jumlah yang didaftarkan sebanyak bakal calon setelah diolah menjadi Calon yang lolos untuk ditetapkan dalam Daftar Calon Sementara dari 12 Partai Politik pada 77 Daerah Pemilihan, dengan rincian calon laki-laki dan calon perempuan (37,39%). Jumlah calon sementara masing-masing partai politik adalah sebagai berikut : Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 33

44 U P E M I L U M U M I H A N Tabel Jumlah Calon Sementara Partai Politik NO. 1 PARTAI POLITIK PARTAI NASDEM DAFTAR CALON SEMENTARA PERSENTASE (%) KETERWAKILAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PEREMPUAN ,54% 2 PKB ,70% 3 PKS ,15% 4 PDI-P ,71% 5 P GOLKAR ,07% 6 P GERINDRA ,12% 7 P DEMOKRAT 8 PAN 9 PPP 10 P HANURA 11 PBB 12 PKPI Jumlah ,61% ,32% ,09% ,43% ,87% ,33% ,39% Pada proses verifikasi perbaikan pasca DCS, diolah data DCS dan menghasilkan Data Calon Tetap sebanyak Calon, sebagai berikut : 34 LAKIP Tahun 2013

45 Tabel Jumlah Data Calon Tetap Partai Politik No Partai DCS Dinamika Thd DCS Awal Putusan Bawaslu Akhir Kurang Tambah DCT 1 NASDEM PKB PKS PDIP GOLKAR GERINDRA DEMOKRAT PAN PPP HANURA PBB PKPI Jumlah Selanjutnya mengenai indikator kinerja capaian kinerja terhadap persentase personil KPPS, PPS, PPK yang mengikuti Program Bimtek terstandar oleh dijelaskan pada tabel berikut : Tabel Pengukuran Kinerja terhadap Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti Program Bimtek Terstandar Oleh INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti Program Bimtek Terstandar Oleh 100% 100% 100% dalam mempersiapkan pelaksanaan Pemilu maupun Pemilukada, melaksanakan Bimtek untuk PPK. PPS dan KPPS sebagai penyelenggara pemungutan dan penghitungan suara di TPS maupun rekapitulasi tingkat PPS dan PPK yang dilaksanakan secara langsung oleh Kabupaten/Kota. Dalam hal Bimtek Pemilu DPR, DPD dan DPRD, pelaksanaan Bimtek kepada PPK, PPS dan KPPS oleh Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaannya didahului dengan pelaksanaan Bimtek tingkat nasional yang diikuti oleh Provinsi. Secara berjenjang, Provinsi melaksanakan Bimtek di tingkat Provinsi yang diikuti oleh Kabupaten/ Kota, untuk selanjutnya Kabupaten/Kota melaksanakan Bimtek untuk PPK, PPS dan KPPS dalam wilayah kerjanya. Berikut ini adalah grafik jumlahnya: Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 35

46 U P E M I L U M U M I H A N Grafik Grafik Perbandingan Jumlah Badan Penyelenggara Pemilu Dalam tahun 2013, pelaksanaan Bimtek Pemilu DPR, DPD, dan DPRD baru dilaksanakan tingkat nasional dan tingkat Provinsi dengan peserta Kabupaten/Kota. Sedangkan Bimtek Pemilu DPR, DPD dan DPRD untuk PPK, PPS dan KPPS dilaksanakan pada tahun 2014 setelah terbentuknya PPK, PPS dan KPPS. Sedangkan dalam pelaksanaan Bimtek Pemilukada, melaksanakan Bimtek langsung kepada Kabupaten/Kota atau Provinsi yang melaksanakan Pemilukada. Dalam hal pemilukada Gubernur/Wakil Gubernur, diadakan Bimtek tingkat provinsi dan berjenjang ke bawah dilakukan oleh Kabupaten/Kota untuk melakukan Bimtek kepada PPK, PPS dan KPPS. Berdasarkan hal tersebut, sudah menjadi standar operasional bagi untuk melakukan Bimtek kepada seluruh badan penyelenggara ad hock sebelum dilaksanakan Pemilu dan Pemilukada. Dalam hal Pemilukada Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota yang dilaksanakan berdiri sendiri dan tidak bersamaan dengan Pemilukada Gubernur/Wakil Gubernur, tidak ada pelaksanaan Bimtek tingkat Provinsi, sehingga Kabupaten/Kota mengikuti Bimtek Pemilukada di tingkat nasional yang dilaksanakan oleh. Bimtek Pemilukada khususnya kepada PPK, PPS dan KPPS menyampaikan materi tentang pemungutan dan penghitungan suara serta terkait pelaksanaan rekapitulasi di tingkat PPS dan PPK, dengan peserta seluruh anggota PPK masing-masing 5 orang, anggota PPS masing-masing 3 orang dan Anggota KPPS masing-masing 7 orang. Dalam pelaksanaan Bimtek untuk KPPS, tidak semua Kabupaten/Kota mengikutsertakan 36 LAKIP Tahun 2013

47 seluruh anggota KPPS sebagai peserta Bimtek, tergantung dari anggaran APBD yang membiayai pemilukada. Namun demikian, untuk Kabupaten/Kota yang tidak dapat menyertakan seluruh anggota KPPS sebagai peserta Bimtek, perwakilan anggota KPPS sebanyak 2-3 orang mengikuti Bimtek tingkat KPPS. Sebelum pelaksanaan pemilukada, seluruh tingkatan baik PPK, PPS maupun KPPS telah mengikuti Bimtek, sehingga pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara serta rekapitulasi di tingkat PPS dan PPK dapat dilaksanakan dengan baik. Berkenaan dengan capaian indikator kinerja Persentase Anggota, Provinsi, dan Kabupaten/Kota yang Melakukan Pelanggaran Pemilu, dijabarkan pada tabel berikut: Tabel Capaian Kinerja terhadap Persentase Anggota, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pelanggaran Pemilu INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Anggota, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pelanggaran Pemilu 5% 4.10% 118% berhasil melampaui target dalam hal menekan persentase pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu di Tahun Dari target kinerja sebesar 5%, persentase Anggota, Anggota Provinsi dan Anggota Kabupaten/Kota yang melakukan pelanggaran kode etik sebesar 4.10%. Dari seluruh Anggota, Anggota Provinsi dan Anggota Kabupaten/ Kota, yaitu sebanyak komisioner, berdasarkan Putusan DKPP Tahun 2013 terdapat 109 komisioner yang terbukti melakukan pelanggaran kode etik (4.10%), yang perinciannya terdiri dari : Tabel Rekap Pengaduan dan Putusan DKPP Tahun 2013 PUTUSAN DKPP INSTANSI REHABILITASI PERINGATAN TERTULIS PEMBERHENTIAN SEMENTARA PEMBERHENTIAN TETAP PROVINSI KABUPATEN/ KOTA Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 37

48 U P E M I L U M U M I H A N Grafik Putusan DKPP terhadap Penyelenggara Pemilu Tahun 2012 Grafik 3.12 Putusan DKPP terhadap Penyelenggara Pemilu Tahun 2013 Di Tahun 2013, terdapat 237 (Dua ratus tiga puluh tujuh) anggota yang direhabilitasi dan 109 anggota yang melanggar kode etik dengan rincian 50 (Lima puluh) peringatan tertulis, 7 (Tujuh) pemberhentian sementara, dan 52 (Lima puluh dua) pemberhentian tetap. Perbandingan antara Pelanggaran Kode Etik di Tahun 2012 dengan Pelanggaran Kode Etik di Tahun 2013 dapat dilihat di grafik berikut : Pelanggaran Kode Etik di Tahun 2013 lebih banyak, yaitu 109 komisioner, jika dibandingkan dengan jumlah pelanggaran kode etik di Tahun 2012 yang hanya berjumlah 39 komisioner. Terjadi kenaikan sebesar 179%. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan jumlah Pemilukada pada tahun 2013, yaitu sebanyak 149 Pemilukada atau sebesar 82%, jika dibandingkan dengan jumlah Pemilukada di tahun 2012 yang hanya sebanyak 82 Pemilukada. 38 LAKIP Tahun 2013

49 Terdapat 237 komisioner di Tahun 2013 yang diputuskan tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu dan direhabilitasi nama baiknya jika dibandingkan Tahun 2012 sebanyak 24 komisioner. Sasaran terakhir dari kinerja sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2013 dapat dijelaskan dan dianalisis capaian kinerjanya sebagai berikut: Sasaran 4 Meningkatnya Kinerja Manajemen Intern Dalam Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, maka indikator kinerja yang dilakukan adalah sebagai berikut: Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Terwujudnya Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas dan Akuntabel INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama 80% 113,42% 141,78% Persentase, Provinsi Dan Kabupaten/ Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP). Persentase Paket Pengadaan Barang dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement 80% 82% 102,50% 100% 82% 102,50% Selanjutnya mengenai indikator kinerja Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama dijelaskan pada tabel berikut: Tabel Capaian Kinerja terhadap Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama 80% 113,42% 141,78% Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas lembaga negara merupakan kewajiban bagi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan pencapaian kinerjanya kepada masyarakat. Pada tahun 2013 sasaran ini diukur melalui hasil capaian perbandingan target dan realisasi pada IKU, keberhasilan dalam mencapai prestasi ini didapat melalui Peraturan yang lengkap dan jelas serta kerjasama yang baik dengan para stakeholder, organisasi masyarakat dan lembaga lainnya. Selanjutnya pengukuran terhadap Persentase, Provinsi Dan Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP) disajikan pada tabel berikut: Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 39

50 U P E M I L U M U M I H A N Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase, Provinsi dan Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan SAP INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase, Provinsi dan Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan SAP 80% 82% 102,50% Indikator ini dinarasikan dengan menganalisis Laporan SAP berdasarkan Laporan Keuangan, Laporan Pencatatan Aset dan Reviu Laporan Keuangan dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan merupakan kompilasi dari satuan- satuan kerja yang berada dibawahnya. Jumlah satuan kerja yang ada di sebanyak 531 satuan kerja. Dari 531 satuan kerja, menargetkan sebanyak diatas 80% telah menyampaikan Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Adapun pada tahun 2013 satuan kerja yang menyampaikan Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah sebanyak 82 % atau 437 satuan kerja. 2. Laporan Pencatatan Aset Laporan Keuangan dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) dan Aplikasi Persediaan. SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Jumlah Satuan Kerja di lingkup sebanyak 531 Satker, yang terdiri dari 1 Satker Tingkat Pusat, 33 Satker Tingkat Provinsi, dan 497 Satker Tingkat Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaan Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (LBMN) Semester I Tahun 2013, Arsip data Komputer (ADK) Barang Milik Negara yang telah berhasil dikonsolidasikan di seluruh Tingkat Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAKPB), yaitu sebanyak 531 entitas UAKPB, seperti pada tabel berikut: Tabel Satker yang Menyampaikan Laporan BMN No Kode Eselon Uraian Jumlah Jenis Kewenangan Kantor Pusat Kantor Daerah M TM M TM Jumlah Satker 1 01 Setjen Jumlah LAKIP Tahun 2013

51 3. Reviu Laporan Keuangan Untuk mencapai sasaran terselengaranya akuntansi pemerintah sesuai SAP, menargetkan Opini dari BPK WTP terhadap laporan Keuangan. Berdasarkan hasil audit yang telah dilakukan oleh BPK terhadap Laporan Keuangan Tahun 2005 sampai Tahun 2009, mendapatkan Opini BPK dengan predikat Disclaimer (Tidak memberikan pendapat). Untuk Tahun 2012 Opini BPK atas Laporan Keuangan adalah Wajar dengan Pengecualian. Selanjutnya kemajuan atau progress atas Opini BPK atas Laporan Keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Untuk Tahun 2010 BPK memberikan Opini atas laporan Keuangan dengan predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau qualified opinion, dengan pengecualian sebagai berikut: 1) Pencatatan dan Pelaporan Aset 2) Pencatatan dan Pelaporan Persediaan b. Untuk Tahun 2011 BPK memberikan Opini atas Laporan Keuangan dengan predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau qualified opinion, dengan pengecualian sebagai berikut: Pencatatan dan Pelaporan Persediaan c. Untuk Tahun 2012 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan sama dengan tahun 2011, yaitu Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau qualified opinion, dengan pengecualian sebagai berikut: Pencatatan dan Pelaporan Gedung dan Bangunan Serta Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Belum Memadai; Terhadap Laporan Keuangan Tahun 2013 BPK RI belum mengeluarkan Opini karena Laporan Keuangan sedang disusun dan masih dalam proses pemeriksaan Oleh Tim BPK RI sampai 25 April Untuk meningkatkan Laporan Keuangan Tahun 2013 melalui Inspektorat melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Monitoring Pembangunan Gedung dan Bangunan Provinsi, Kabupaten/ Kota; 2. Melakukan Pemeriksaan Kepegawaian, Keuangan, dan Perlengkapan, Provinsi, Kabupaten/Kota; 3. Reviu Laporan Keuangan ; dan 4. Pemantauan dan Evaluasi Tindak Lanjut. Selanjutnya pengukuran terhadap Persentase Paket Pengadaan Barang Dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement disajikan pada tabel berikut: Tabel Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Paket Pengadaan Barang Dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Paket Pengadaan Barang dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement 100% 97,65% 97,65% Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 41

52 UMU M PEM I LI HAN K O M ISI UMUM PE MI A N Pengadaan logistik Pemilu 2014 dan sarana pendukung Pemilu 2014 mulai dilaksanakan pada tahun anggaran Tahun anggaran 2013 Satuan Kerja mengadakan sampul PPLN dan perlengkapan teknologi informasi, Provinsi mengadakan kotak suara, bilik pemungutan suara, sampul dan perlengkapan teknologi UM AN UM PEMILIH informasi, sedangkan Kabupaten/Kota mengadakan alat kelengkapan Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD. L IH 2014 Proses pengadaan seluruh sarana dengan pagu di atas Rp ,- dilakukan melalui proses lelang secara elektronik (berbasis web/internet), dengan tahapan sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan perubahannya serta petunjuk teknisnya yang disesuaikan dengan teknis operasional pengadaan secara elektronik sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 18 Tahun Dari pelaksanaan pengadaan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: Seluruh satker Provinsi yang melakukan lelang sudah melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), dan tidak ada yang gagal lelang (dalam arti tidak selesai Tahun Anggaran 2013); Satker Kabupaten/Kota yang melakukan lelang Tahun Anggaran 2013 sebanyak : 493 satker, gagal mengadakan Tahun Anggaran 2013 sebanyak 4 Satker (Malinau, Maluku Tenggara, Banjar, dan Kota Tual); Total lelang yang diadakan secara nasional dari target 587 lelang terealisasi 583 lelang yakni tercapai 97,65%; dan Pelaksanaan proses lelang dengan E-Procurement telah meningkatkan kinerja dalam hal efisiensi penggunaan anggaran, yakni dengan tingkat efisiensi sebesar 56,91%. Data tersebut di dapat dari Pagu anggaran Rp ,- telah terealisasi total kontrak sebesar Rp ,-. Secara umum capaian indikator kinerja dalam pengadaan barang/jasa pada tahun anggaran 2013 lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun anggaran 2012 maupun pada pelaksanaan Pemilu 2009, pengadaan barang/jasa pada satker, Provinsi dan Kabupaten/Kota belum memakai E-Procurement yakni dilaksanakan secara konvensional, tidak menggunakan LPSE. Hal ini membuktikan adanya komitmen untuk mewujudkan good government. Pencapaian kinerja yang lebih baik dalam pengadaan barang/jasa pada satker, Provinsi dan Kabupaten/Kota tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan oleh antara lain workshop implementasi manajemen logistik Pemilu 2014, bimbingan teknis pengadaan barang/jasa, monitoring dan evaluasi pengadaan barang/jasa, sosialisasi LPSE dan Unit Layanan Pengadaan (ULP), Pembentukan dan Finalisasi konsep LPSE & ULP, Penyusunan Standar Barang dan Jasa Keperluan Pemilu, serta finalisasi penyusunan Peraturan dan Keputusan terkait norma, standar dan kebutuhan logistik Pemilu LAKIP Tahun 2013

53 C. Akuntabilitas Keuangan mendapatkan pagu anggaran diluar output cadangan sebesar Rp ,-, tingkat pencapaian realisasi anggaran Tahun 2013 adalah sebesar 78,37% atau ekuivalen sebesar Rp ,-. Tingkat capaian tersebut menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh, kerja keras dan konsisten dari seluruh unit kerja dan komitmen bersama sepanjang Tahun Laporan Akuntabilitas Tahun 2013 ini dapat terlihat pada tabel berikut : Tabel Akuntabilitas Keuangan No. Program Pagu Realisasi 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- TOTAL Rp ,- Rp ,- Pada tahun 2013 merupakan tahun kedua tahapan Pemilu 2014 antara lain kegiatan pemutakhiran data pemilih, pemetaan daerah pemilihan dan alokasi kursi, sosialisasi, kampanye, bimbingan teknis pemungutan dan penghitungan suara, validasi surat suara, pengadaan kelengkapan TPS, dll. Karena tahapan pemilu dan kebijakan pengadaan barang dan jasa belum semua ditetapkan pada tahun anggaran 2013, maka ada beberapa kegiatan yang belum dapat dilaksanakan di tahun 2013 antara lain pencetakan daftar pemilih, penggandaan buku modul pemungutan dan penghitungan suara, serta beberapa daerah belum dapat mengadakan alat kelengkapan TPS. Terdapat Efisiensi belanja sebesar Rp ,- diakibatkan pemotongan masa kerja Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang semula dialokasikan biaya honorarium dan operasional selama 10 (sepuluh) bulan menjadi selama 9 (sembilan) bulan akibat mundurnya tahapan pemilu terutama untuk pembentukan PPK dan PPS, output cadangan anggaran tahapan pemilu sebesar Rp ,- sebagai antisipasi apabila terjadi kekurangan pada pada tahapan Pemilu 2014, tetapi tidak dapat terserap. Beberapa daerah tidak dapat melaksanakan Seleksi Anggota Provinsi dan Kabupaten/Kota dikarenakan sedang melaksanakan Pemilukada dan atau Pemilukada ditunda pada tahun 2014, sehingga alokasi anggaran tersebut tidak dapat diserap. Sebanyak 16 Satker tidak dapat melaksanakan pembanguanan gedung sebesar Rp ,- dikarenakan proses revisi DIPA baru selesai tanggal 2 September 2013 sehingga untuk pelaksanaan pembangunan gedung tersebut tidak dapat dilaksanakan. Bab 1II Akuntabilitas Kinerja 43

54 UMU M PEM I LI HAN K O M ISI UMUM PE MI L IH A N 2014 UM AN UM PEMILIH 44 LAKIP Tahun 2013

55 Penutup BAB IV u 2014 emil P s e s k u S

56 U P E M I L U M U M I H A N LAKIP Tahun 2013 merupakan wujud akuntabilitas kinerja dalam menjalankan tugasnya. Sesuai arah kebijakan dalam menjalankan tugas, program dan kegiatannya, berpegangan pada tujuan, sasaran, dan program kerja yang ditetapkan baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kontrak Kinerja dengan Presiden, Road Map Reformasi Birokrasi , maupun Rencana Strategis (Renstra) Tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 menyajikan berbagai keberhasilan dalam capaian strategis yang ditunjukkan oleh pada tahun anggaran Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran. Hasil capaian kinerja sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, keberhasilan dalam pelaksanaan Pemilu tidak terlepas dari komitmen, keterlibatan, dan dukungan aktif dari aparatur negara, masyarakat, dunia dan civil society. Beberapa langkah ke depan yang akan dilaksanakan oleh antara lain adalah : 1. Melakukan sosialisasi Pemilu secara aktif dan berkesinambungan, khususnya terhadap pemilih perempuan, pemilih pemula, dan penyandang disabilitas; 2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk aktif dalam pemutakhiran data pemilih, sehingga tidak ada masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT; 3. Memberikan pemahaman dan sosialisasi mengenai pentingnya sikap netral dan profesionalisme, Provinsi, Kabupaten/Kota, peserta Pemilu, serta masyarakat pemilih dalam pelaksanaan pesta demokrasi; 4. Regulasi harus ditetapkan lebih awal dan dapat dimengerti oleh seluruh satker, stake holder, badan adhoc penyelenggara Pemilu, dan peserta Pemilu; 5. Memperluas cakupan sampling review laporan keuangan satker dan melakukan pelatihan secara berkesinambungan kepada operator Sistem Akuntansi Instansi (SAI) untuk meningkatkan kemampuan SDM pada masing-masing satker dalam penyusunan laporan; dan 6. Pelaksanaan lelang oleh satker agar dilaksanakan lebih awal, sehingga jikalau terjadi gagal lelang dapat segera diantisipasi untuk lelang ulang dan upaya tindak lanjutnya. 46 LAKIP Tahun 2013

57 Lampiran

58 U P E M I L U M U M I H A N Lampiran 1 Sasaran Strategis Indikator kinerja Target (1) (2) (3) Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu Terlindunginya Hak Masyarakat Untuk Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilu Terwujudnya Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas Dan Akuntabel Meningkatnya Kinerja Manajemen Internal Dalam Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar Di Dalam DPT Persentase Kasus Gugatan Hukum Dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu Dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti Program Bimtek Terstandar Oleh Persentase Anggota, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pelanggaran Pemilu Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama Persentase, Provinsi Dan Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP). Persentase Paket Pengadaan Barang Dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement 75 % 75 % 2,5 % 85 % 4 Aplikasi 100% 5% 80% 80% 100% 48 LAKIP Tahun 2013

59 Lampiran 1I Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Realisasi % Capaian (1) (2) (3) (4) (5) Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu Terlindunginya Hak Masyarakat Untuk Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilu Terwujudnya Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas Dan Akuntabel Meningkatnya Kinerja Manajemen Internal Dalam Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar Di Dalam DPT Persentase Kasus Gugatan Hukum Dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu Dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti Program Bimtek Terstandar Oleh Persentase Anggota, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pelanggaran Pemilu Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama Persentase, Provinsi Dan Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP). Persentase Paket Pengadaan Barang Dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement 75 % 73,16% 97,55% 75 % 71,41% 95,21% 2,5 % 0,94% 162,43% 85 % 93% 109,41% 4 Aplikasi 4 Aplikasi 100% 100% 100% 100% 5% 4.10% 118% 80% 113,42% 141,78% 80% 82% 102,50% 100% 97,65% 97,65% Lampiran 49

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM BAB 1 Pendahuluan SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Sasaran RPJMN 2010 2014 Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat nasional,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KOMISI PEMILIHAN UMUM

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KOMISI PEMILIHAN UMUM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KOMISI PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Pengantar Komisi Pemilihan Umum Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa karena berkat

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN)

PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) www.kpud-banyumaskab.go.id PENETAPAN KINERJA (TAPKIN) KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS www.kpud-banyumaskab.go.id PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANYUMAS PENETAPAN

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gianyar

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gianyar 0 BAB l PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan Negara yang demokratis berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

P E M U M U M I L I H A N. Laporan

P E M U M U M I L I H A N. Laporan KOMISI P E M I L I H A N U M U M Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Komisi Pemilihan Umum Tahun 2012 Kata Pengantar Assalamu alaikum Wr. Wb. Komisi Pemilihan Umum Segala puji dan syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG KPU Kota Bogor sebagai penyelenggara Pemilu dan Pemilukada di Kota Bogor diberikan amanah oleh Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 untuk menyelenggarakan Pemilu dan Pemilukada,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Akuntabilitas adalah Dokumen yang berisi gambaran perwuju kewajiban suatu lembaga instansi untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan kegagalan pelaksanaan Misi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal...

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal... DAFTAR ISI Hal - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum... - BAB I Ketentuan Umum... 4 - BAB II Asas Penyelenggara Pemilu... 6 - BAB III Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS Anang Dony Irawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. 031-3811966,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 205 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI Sekretariat : Jl. Gunung Gandul RT 03 RW 05 Joho Lor Giriwono Wonogiri Telepon (0273) 325503 Fax. (0273) 323866 DAFTAR ISI KATA

Lebih terperinci

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum,

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum, KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum, menempati kedudukan yang cukup penting dalam menjaga proses

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja (LKJ) Komisi Pemilihan Umum

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI

LAKIP KPU KOTA BUKITTINGGI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat dan KaruniaNya sehingga kami dapat menyusun dan membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

-2- Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 02 Juli 2012; MEMUTUSKAN:

-2- Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 02 Juli 2012; MEMUTUSKAN: -2-4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Lebih terperinci

Paragraf 2 KPU Provinsi. Pasal 9

Paragraf 2 KPU Provinsi. Pasal 9 - 12 - Paragraf 2 KPU Provinsi Pasal 9 (1) Tugas dan wewenang KPU Provinsi dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Penetapan Kinerja Komisi Pemilihan Umum Tahun 2013

Penetapan Kinerja Komisi Pemilihan Umum Tahun 2013 KOMISI UMU M PEM I LI HAN Penetapan Kinerja Komisi Pemilihan Umum Tahun 2013 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 KPU Kabupaten 1) Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Jln. BASUKI RAHMAT 2 SAMARINDA TELP.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. LAKIP KPU Belitung Timur A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. LAKIP KPU Belitung Timur A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komisi Pemilihan Umum merupakan lembaga negara yang bertugas untuk menyelenggarakan pemilu. Hal ini didasarkan pada pasal 22E ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.698, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Penyelenggaraan. Pemilu. DPR. DPD. DPRD. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, 23 Februari 2016 Ketua, AHMAD SYAR I

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, 23 Februari 2016 Ketua, AHMAD SYAR I KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-nya Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Tengah dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2015 2019 Perencanaan merupakan sebuah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1. Visi Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lumajang KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LUMAJANG Jl veteran no 70 Lumajang, 67316 Email : humas@kpud-lumajangkab.go.id

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOJONEGORO Jl. K.H.R. Moh. Rosyid No. 93 Bojonegoro Email : kpubojonegoro@gmail.com website : kpud-bojonegorokab.go.id 1.1 Kondisi Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah

Lebih terperinci

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 NO. ISU STRATEGIS URAIAN PERMASALAHAN USULAN KPU 1. Penyelenggara - KPU dalam relasi dengan lembaga lain terkesan ditempatkan sebagai subordinat.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman. No.299, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Lebih terperinci

PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dalam rangka peningkatan kinerja KPU Kabupaten Bangka di masa mendatang. Sungailiat, Januari 2017

PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dalam rangka peningkatan kinerja KPU Kabupaten Bangka di masa mendatang. Sungailiat, Januari 2017 PENGANTAR Segala Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan hidayah-nya Laporan Kinerja Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangka Tahun 2016 sudah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : HUSNI KAMIL

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda Tahun 2015 sebagai wujud pelaksanaan amanat Peraturan Presiden Nomor

KATA PENGANTAR. Samarinda Tahun 2015 sebagai wujud pelaksanaan amanat Peraturan Presiden Nomor KATA PENGANTAR S egala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nya kita dapat menyusun Laporan Kinerja (LK) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.773, 2015 BAWASLU. Pemilihan Umum. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: - 2 - Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: -2- Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: - 2 - Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Bahan Uji Publik Tanggal 11 Maret 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL

Lebih terperinci

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Komisi Pemilihan Umum Arah kebijakan dan strategi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XIV/2016 Konstitusinalitas KPU Sebagai Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Pada Rezim Pemilihan Kepala Daerah Bukan Pemilihan Umum I. PEMOHON 1. Muhammad Syukur

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

LAKIP 2015 KATA PENGANTAR

LAKIP 2015 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nya kita dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UJI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN

Lebih terperinci

, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.565, KPU. Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur. Bupati/Wakil Bupati. Walikota/Wakil Walikota. Jadwal. Program. Tahapan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MOR 2 TAHUN TENTANG

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PENYELENGGARA

Lebih terperinci

8. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah

8. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah TUGAS DAN WEWENANG Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 10 Undang- undang nomor 32 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu bahwa tugas, wewenang dan kewajiban KPU Kota dalam menyelenggarakan Pemilu adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan tujuan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2017 PEMERINTAHAN. Pemilihan Umum. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN I. UMUM 1. Dasar Pemikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu 7 BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu Utara Untuk melaksanakan tuntutan agenda reformasi Tahun 1998 di bidang politik,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KPU KABUPATEN BANYUMAS. Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi:

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KPU KABUPATEN BANYUMAS. Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi: TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KPU KABUPATEN BANYUMAS A. Dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi: 1. Menjabarkan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA NOMOR : 1/HK.03.1-Kpt/6208/KPU-Kab/VII/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TAHAPAN, PROGRAM DAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.386, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan. Tahapan. Pencalonan. Pemilu, Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3

Lebih terperinci

Memperhatikan : Berita Acara Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cilacap Nomor 08/BA/V/2016 Tanggal 22 Mei 2016.

Memperhatikan : Berita Acara Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cilacap Nomor 08/BA/V/2016 Tanggal 22 Mei 2016. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246);

Lebih terperinci

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg No.1748, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DKPP. Kode Etik dan Pedoman Perilaku. PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA utporat*, Kintrja KPU my mhun. 2Oie> KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA egala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memilih Presiden

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA NOMOR : 12/Kpts/KPU.KAB-161/VII/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

: Matriks Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang

: Matriks Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang Lampiran 1 : Matriks Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL

BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL A. Profil KPUD Bantul Dalam konteks penyelenggaraan negara dan pemerintahan, perumusan rencana kerja pemerintah baik jangka pendek, menengah, maupun panjang telah digagas

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); -2- Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta

Lebih terperinci

Tugas dan Wewenang KPU Kabupaten Mamuju. Written by sysadmin Rabu, 07 September :40 - Last Updated Rabu, 23 Mei :25

Tugas dan Wewenang KPU Kabupaten Mamuju. Written by sysadmin Rabu, 07 September :40 - Last Updated Rabu, 23 Mei :25 Sesuai dengan ketentuan pasal 10 Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum bahwa tugas, wewenang dan kewajiban KPU Kabupaten dalam menyelenggarakan Pemilu adalah: Tugas dan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 /Kpts/KPU.Kab / 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 /Kpts/KPU.Kab / 2015 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 2 /Kpts/KPU.Kab-014329914/ 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL

Lebih terperinci