PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PUASA PADA DEWASA OBES EFFECT OF AEROBIC EXERCISE ON FASTING BLOOD GLUCOSE LEVELS IN OBESE ADULT
|
|
- Hendri Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP KADAR GULA DARAH PUASA PADA DEWASA OBES EFFECT OF AEROBIC EXERCISE ON FASTING BLOOD GLUCOSE LEVELS IN OBESE ADULT Dini mengga, Ilhamjaya Patellongi, A.Mushawwir Taiyeb 1. RSUP Prof.DR.R.D. Kandou Manado 2. Bagian fisiologi Fakultas kedokteran universitas Hasanuddin Makassar 3. Fakultas MIPA,jurusan Biologi,universitas Negeri Makassar Alamat korespondensi : Perumahan Minanga Indah,blok A.no.28.Manado Sulut. E mail : dinimengga@yahoo.co.id HP :
2 ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah puasa pada dewasa obes setelah melakukan latihan aerobik selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu dan durasi 90 menit. Penelitian ini dilakukan di Akper Metuari Waya Manado, Jln. Maruasey.Malalayang II. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pre test, post test dengan kontrol grup desain. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling,jumlah sampel 20 orang terdiri dari laki-laki 3 orang,perempuan 17 orang. Sebelum melakukan penelitian dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut. Analisis data menggunakan uji parametrik yaitu paired t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum latihan kelompok perlakuan dengan rerata dan standart deviasi yaitu 89,90 dan 4,3 dan setelah latihan aerobik menurun menjadi 83,70 dan 3,9 dengan nilai p = Kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum latihan pada kelompok kontrol dengan rerata dan standart deviasi yaitu 92,10 dan 16,14 menurun setelah latihan aerobik menjadi 89 dan 6,9 dan nilai p = 0,55. Kesimpulan bahwa latihan aerobik berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa pada dewasa muda obes Kata kunci : latihan aerobik,obesitas,gula darah puasa ABSTRACT The study aims to invetigate the effect of aerobic exercise on the fasting blood glucose level of obese adult after performing aerobic exercise for 4 week with freqency of 3 time a week. The study is a quasi experiment involving pre-test and post-test with a control group design. The study was carried out in the nursing academy of metuari waya in manado and the sample is a group of 20 obese students representing a population of 227 student. The sample was selected by means Sampling was done by purposive sampling techniques. The selected sample was required to participate in 4 week aerobic exercise with frequensi of 3 time a week. The data were analaised with parametric paired test and non parametric wilcoxon test.the study indicates that the average fasting blood glucose rate of the studied subjects of the treatment group before the aerobic exercises was 89,90 ml/dl with a standart deviation of 4,3. After the aerobic exercise the glucose level was and a standard deviation of 3,9 with a value of p = 0,28. Meanwhile the average glucose level of the studied subject in the control group before the aerobic exercises was 92,10 mg/dl with a standart of deviation of 16,14 and the numbers decrease after the exercises tp 89 mg/dl with a standart of deviation 6,9 and a value of p = 0,87. The study concludes that the aerobic exercise have any impact on the glucose level adults. Keywords : aerobic exercise,obecity,fasting blood glucose
3 PENDAHULUAN Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia,obesitas juga merupakan masalah kesehatan kronis terbesar pada orang dewasa. Obesitas merupakan faktor penyebab kematian ke 5 di dunia. Seiring dengan meningkatnya obesitas maka penyakit sindrom metabolik, penyakit jantung,diabetes melitus dan lain-lain semakin meningkat.( Who.2012) Prevalensi obesitas didunia semakin meningkat dan diperkirakan pada tahun 2015 penduduk dunia yang berat badan lebih ± 2,3 miliar dan 700 juta penduduk dunia mengalami obesitas. Prevalensi obesitas di Indonesia juga semakin meningkat,berdasarkan dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 penduduk usia 15 tahun 10,3% mengalami obesitas. Prevalensi obesitas sentral penduduk usia 15 tahun 18,8%. Diabetes melitus merupakan penyebab kematian ke 2 di daerah perkotaan. (Depkes.2012 ) Penyebab terjadinya obesitas adalah ketidakseimbangan antara intake dan out put,genetik. Jaringan adiposa dan adipocit pada lemak menghasilkan berbagai hormon dan sitokin yang terlibat dalam metabolisme antara lain metabolisme gula. Sitokin pro inflamasi yaitu TNF α dan IL 6 menghambat signaling insulin dan merusak reseptor insulin sehingga mengakibatkan terjadinya resistensi insulin. (Lumeng et.al,2007) Pada keadaan tubuh kekurangan Insulin mengakibatkan ambilan glukosa ke dalam sel seperti otot dan hepar akan berkurang sehingga gula darah akan meningkat, selain mensekresi sitokin sel lemak juga mensekresi asam lemak bebas atau free faty acid sehingga terjadi proses lipolisis yang meningkat didalam sel yang mengakibatkan cadangan energi dalam sel semakin berkurang sehingga mengakibatkan lipotoksik pada sel beta pankreas. (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2011). Olahraga dapat mengatur gula darah melalui tiga mekanisme yaitu perangsangan akut transport gula otot, penguatan akut kerja insulin dan Up regulation jalur jangka panjang insulin signal. Perbaikan kepekaan insulin merupakan dampak dari afinitas reseptor insulin, pengendalian gula mengarah pada penundaan penebalan membran basal pembuluh darah. (Giri.W, 2013) Penanganan obesitas yaitu diet dan aktifitas serta pengobatan. Aktifitas yang tinggi dapat mengurangi penimbunan lemak dalam tubuh. Aktifitas seperti olahraga yang teratur
4 dapat memberikan dampak pada tubuh yaitu dapat meningkatkan fungsi kekuatan, meningkatkan fungsi ketahanan dan kardiovaskuler. Latihan aerobik dengan intensitas ringan sangat bermanfaat untuk menurunkan berat badan karena sumber energi utama dalam latihan aerobik ini adalah lemak (Bagian ilmu Gizi medik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung,2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa pada dewasa obes METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian quasi experimen, pre test dan post test dengan kelompok control grup desain, penelitian ini untuk melihat pangaruh latihan aerobik intensitas ringan dengan durasi 90 menit, frekwensi 3 kali seminggu dan dilakukan selama 4 minggu. Pada penelitian terdapat 2 kelompok yaitu kelompok yang mendapat perlakuan dan Kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapat perlakuan. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di akper metuari waya manado yang terletak di Jln.Maruasey Malalayang II kota manado,sulawesi Utara. Penelitian dilakukan di akper karena memiliki asrama dan mahasiswanya berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang mampu. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa akper metuari waya manado berjumlah 277 orang yang terdiri dari laki laki 77 orang dan perempuan 192 orang. Sampel dalam penelitian ini seluruh mahasiswa yang obesitas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan. Pengumpulan Data Pengambilan darah dilakukan sebelum dan setelah latihan aerobik. Pengambilan darah dilakukan oleh petugas dari laboratorium, pengambilan darah dilakukan sebanyak 3 kali sebelum latihan aerobik kemudian pengambilan darah dilakukan pada minggu ke 2 dan pengambilan darah terakhir dilakukan pada minggu ke empat dan sebelum dilakukan pengambilan darah subjek penelitian sudah dipuasakan selama 8-10 jam. Analisis Data Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan SPSS 19,untuk melihat pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa digunakan uji paired T test karena distribusi data normal.
5 HASIL PENELITIAN Deskripsi sampel Tabel 1.dapat dilihat bahwa umur subjek penelitian berkisar antara tahun dengan rata-rata ± standart deviasi : 20,20 ± 2,4 tahun. Tinggi badan subjek penelitian berkisar antara cm dengan rerata ± standar deviasi : 155,2±9,1. Berat badan subjek penelitian berkisar antara kg dengan rerata ± standart deviasi :71,35 ± 13,42. Pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa sebelum dan sesudah latihan aerobik pada kelompok perlakuan Tabel 2. Dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum latihan aerobik kelompok perlakuan berkisar antara mg/dl, median 84mg/dl dengan rerata ± standar deviasi : 84,90 ± 4,3. Kadar gula darah puasa subjek penelitian setelah latihan aerobik kelompok perlakuan berkisar antara 83,7 91, median 83,5 mg/dl dengan rerata ± Standart deviasi : 83,7 ± 3,9 Pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa pada kelompok kontrol sebelum dan setelah latihan Dari tabel 3. Dapat dilihat bahwa Kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum latihan aerobik pada kelompok kontrol berkisar antara mg/dl,median 85,5 dengan rerata ± standart deviasi : 92,10 ± 6,9. Kadar gula darah puasa subjek penelitian setelah latihan aerobik pada kelompok berkisar antara dengan median 88,5 dan rerata ± standart deviasi : 89,9 ± 6,9. Perubahan kadar gula darah puasa sebelum dan setelah latihan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Tabel 4. Dapat dilihat bahwa kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum latihan kelompok perlakuan dengan rerata dan standart deviasi yaitu 89,90 dan 4,3 dan setelah latihan aerobik menurun menjadi 83,70 dan 3,9 dengan nilai p Hal ini dapat disimpulkan bahwa latihan aerobik tidak berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa pada dewasa mudah obese. Kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum latihan pada kelompok kontrol dengan rerata dan standart deviasi yaitu 92,10 dan 16,14 menurun setelah latihan aerobik menjadi 89 dan 6,9 dan nilai p 0,55. Dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada perubahan pada kadar gula darah puasa pada kelompok kontrol.
6 PEMBAHASAN Hasil penelitian mendapatkan bahwa kadar gula darah puasa subjek penelitian sebelum latihan pada kelompok perlakuan dengan rerata dan standart deviasi yaitu 89,90 dan 4,3 dan setelah latihan aerobik menurun menjadi 83,70 dan 3,9 dengan nilai p Hal ini dapat disimpulkan bahwa latihan aerobik tidak berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa pada dewasa obes. Pada saat latihan aerobik terjadi kontraksi otot dan kontraksi otot ini memicu penyisipan GLUT 4 ke membran plasma sel otot yang berkontraksi sehingga ketika otot berkontraksi gula darah bisa masuk kedalam sel walaupun tanpa insulin,karena otot rangka tidak bergantung pada insulin. Ketika latihan aerobik glukosa yang berada dalam darah akan masuk kedalam sel sehingga gula darah akan turun. Gula darah turun mendadak saat berolahraga maka sistem homeostasis tubuh melakukan kompensasi umpan balik negatif yaitu pankreas mensekresi glukagon dan menghambat sekresi insulin sehingga gula darah yang turun secara mendadak bisa meningkat dengan disekresinya glukagon (Sherwood L,2012 ) Insulin dan glukagon mempunyai fungsi yang berlawanan yaitu Insulin untuk menurunkan gula darah dan glukagon untuk meningkatkan gula darah, hormon ini bekerja sama secara seimbang untuk memulihkan gula darah pada keadaan normal. Proses glikogenolisis terjadi dimana glukagon mengaktifkan adenil siklase yang ada di sel hepatosit sehingga terbentuklah camp yang mengaktifkan protein pengatur protein kinase yang mengaktifkan protein kinase kemudian protein kinase ini mengaktifkan fosforilase b kinase kemudian diubah menjadi fosfolirase kinase a yang meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa monofosfat dan selanjutnya mengalami defosforilasi kemudian glukosa dilepaskan dari sel sel hati (Guyton et all,2012) Penelitian yang dilakukan oleh Marlis,2002 bahwa latihan fisik dengan intensitas rendah tidak mempengaruhi kadar gula darah karena setelah dilakukan latihan fisik kadar gula darah konstan, penelitian yang dilakukan oleh Cooper,1998 tidak ada penurunan kadar glukosa darah setelah latihan aerobik intensitas rendah selama 40 menit. Pada penelitian latihan aerobik tidak berpengaruh terhadap gula darah puasa karena penelitian ini dilakukan hanya dalam waktu 1 bulan. Waktu 1 bulan bisa saja dampak olahraga terhadap tubuh belum maksimal. Latihan aerobik dapat berdampak terhadap meningkatnya rasio volume mitokondria,meningkatnya kepadatan permukaan luar dan permukaan dalam mitokondria (Giriwijoyo,2012). Kadar gula darah dalam penelitian ini
7 tidak mengalami perubahan secara signifikan bisa saja disebabkan oleh karena diit yang tidak dikendalikan pada subjek penelitian. KESIMPULAN DAN SARAN Latihan aerobik berpengaruh terhadap kadar gula darah puasa pada dewasa obes.untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan durasi latihan yang lebih lama dan disertai dengan pengendalian diet. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada direktur akper metuari waya manado yang telah memberikan ijin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di akper. Diucapkan terima kasih juga untuk seluruh staf dosen dan pegawai tata usaha yang telah membantu peneliti sehingga penelitian ini boleh berlangsung dengan baik. Diucapkan terima kasih untuk pembimbing dr ilhamjaya Patellongi dan pak Mushawwir Taiyeb yang telah membimbing peneliti mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesai penyusunan tesis ini. DAFTAR PUSTAKA Bagian ilmu Gizi medik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.(2009) Obesitas permasalahan dan terapi praktis, Sagung Seto, Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, FKUI, Jakarta. Giri.W.( 2013). Fisiologi dan Olahraga,Graha Ilmu,Jakarta. Giriwijoyo. (2013). Ilmu faal olahraga,rosda,bandung. Guyton and Hall. (2012). Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta. Lacasa,et al. (2007). Machropage - Secreted Factors Impair Human Adipogenesis Involvement of Proinflamatory State in Preadipocytes. Endocrinology 148: , 2007 Lumeng, et al. (2007). Obesity induces a phenotypic switch in adipose tissue machropage polarization. The journal of clinical investigation. volume 117 number 1 january Lauralee.S,(2011). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem EGC, Jakarta. Who,(2012) Data dan statistic. Depkes,(2012) Prevalensi diabetes indonesia.
8 Tabel 1.Deskripsi umur,tinggi badan,berat badan Variabel N Min Max Mean Std.deviasi Umur ,20 2,14 Tinggi badan ,2 9,1 Berat badan ,35 13,42 Tabel 2. Pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa sebelum dan setelah latihan pada kelompok perlakuan Variabel N Min Med Max Mean± SD GDP Kelompok Perlakuan: Sebelum Latihan ,90 ± 4,3 Setelah Latihan 10 83,7 83, ,7 ± 3,9 Tabel 3. Pengaruh latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa sebelum dan setelah latihan pada kelompok kontrol Variabel N Min Med Max Mean± SD GDP Kelompok Kontrol : Sebelum Latihan , ,10 ±16,4 Setelah Latihan , ,9 ± 6,9
9 Tabel 4. Perubahan kadar gula darah puasa sebelum dan setelah latihan aerobik Gula darah Puasa Kelompok N Pre Test Post test Per KGDP Paired tes (mean ±SD) (mean ± SD) Perlakuan 10 84,90 ± 4,3 83,70 ± 3,9 1,2 ± 0,4 0,28 Kontrol 10 92,10 ± 16,14 89 ± 6,9 3,1 ± 9,24 0,55 Tidak ada pengaruh yang bermakna dari latihan aerobik terhadap kadar gula darah puasa
I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi Penderita Diabetes Melitus tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan dari kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH SETELAH PUASA DAN DUA JAM SETELAH SARAPAN SELAMA MELAKUKAN TREADMILL PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA
ABSTRAK PERBANDINGAN PERUBAHAN KADAR GLUKOSA DARAH SETELAH PUASA DAN DUA JAM SETELAH SARAPAN SELAMA MELAKUKAN TREADMILL PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA Emanuella Tamara, 2016; Pembimbing I : Harijadi Pramono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi
Lebih terperinciNunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat merupakan suatu tuntutan bagi manusia untuk selalu tetap aktif menjalani kehidupan normal sehari-hari. Setiap aktivitas memerlukan energi, yang tercukupi
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN DENGAN GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN GLUKOSA DARAH
ABSTRAK PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN DENGAN GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN GLUKOSA DARAH Helen Sustantine Restiany, 1310199, Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.Mkes. Pembimbing II : Dr. Hana Ratnawati,
Lebih terperinciUPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN
179 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106- UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan World Health Organization (WHO) tahun 1995 menyatakan bahwa batasan Berat Badan (BB) normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekrsi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya,
Lebih terperinciPERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS
ABSTRAK PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS Wendy Sadikin, 2010. Pembimbing I Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes : dr. Ellya Rosa Delima,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik
Lebih terperinci*Yohanes Wahyu N, * Kristiana Puji P *) Dosen Akper GSH Wonogiri ABSTRAK
PERBEDAAN KADAR GLUKOSA PADA MAHASISWA OBESITAS AKPER GSH WONOGIRI 2011-2014 YANG RUTIN BEROLAHRAGA DENGAN TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA SELAMA 30 MENIT BEROLAHRAGA *Yohanes Wahyu N, * Kristiana Puji P *) Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan munculnya hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak, kerja insulin yang rusak
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang buruk dan tidak teratur. Salah satunya adalah diabetes melitus. Menurut data WHO tahun 2014, 347 juta
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA Tommy Wibowo, 2013, Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II :
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP
BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini maka kerangka konsep dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelebihan berat badan saat ini merupakan masalah yang banyak terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur lebih dari 30 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia, setelah menjadi masalah pada negara berpenghasilan tinggi, obesitas mulai meningkat di negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obesitas merupakan kelainan metabolisme yang paling sering diderita manusia. Saat ini penderita obesitas di dunia terus meningkat. Penelitian sejak tahun 1990-an menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM seluruh dunia sebanyak 171 juta penderita pada Tahun 2000, dan meningkat, menjadi 366 juta pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat secara tidak langsung telah menyebabkan terjadinya pergeseran pola hidup di masyarakat. Kemajuan teknologi dan industri secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolisme yang ditandai oleh glukosa darah melebihi normal yang diakibatkan karena kelainan kerja insulin maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga
Lebih terperinciPENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN DM TIPE 2 DI RSU UNIT SWADANA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG
PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN DM TIPE 2 DI RSU UNIT SWADANA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG Lina Erlina Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Keperawatan Abstrak Diabetes melitus
Lebih terperinciJl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2
PENGARUH TERAPI STEAM SAUNA TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013 Effect Of Steam Sauna Therapy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di bidang sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup khususnya di daerah perkotaan di Indonesia, jumlah penyakit degeneratif khususnya
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE
ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE Paulin Yuliana, 2011 Pembimbing I Pembimbing II : Winny Suwindere, drg., MS. : Adrian Suhendra, dr.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi obesitas dewasa (>18 tahun) di Indonesia mencapai 19,7% untuk laki-laki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah suatu keadaan dimana terdapat akumulasi lemak secara berlebihan. Obesitas merupakan faktor risiko dislipidemia, diabetes melitus, hipertensi, sindrom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus
Lebih terperinciBAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA. 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden
BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA Berdasarkan judul penelitian Hubungan Gaya Hidup Dan Tingkat Kebugaran jasmani Terhadap Risiko Sindrom Metabolik maka dapat dideskripsikan data
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam Aerobik merupakan aktifitas fisik yang mudah dilakukan dengan biaya yang cukup terjangkau. Senam Aerobik itu sendiri menghabiskan waktu kurang lebih satu jam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena
Lebih terperinciSKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR
SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR A.A NGURAH WISNU PRAYANA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKata Kunci: Senam Diabetes Mellitus, Kadar Gula darah, Kayumas
EFEKTIFITAS SENAM DIABETES MELLITUS DALAM MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAYUMAS Witriyani dzaky_nabil@ymail.com Abstrak: Kerusakan sel-sel beta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3 patofisiologi dasar : sekresi insulin yang terganggu, resistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS
PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS Nadimin 1, Sri Dara Ayu 1, Sadariah 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA
ABSTRAK EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA Evan Christian Sumarno,2012, Pembimbing 1 : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nurlika Sholihatun Azizah
PERBEDAAN INTERVENSI SENAM DIABETES PADA DIET RENDAH GULA TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS USIA 35-70 TAHUN DI PUSKESMAS BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Nurlika
Lebih terperinciThe Effect of Aerobic Exercise to Fast Blood Glucose Level in Aerobic Participants at Sonia Fitness Center
The Effect of Aerobic Exercise to Fast Blood Glucose Level in Aerobic Participants at Sonia Fitness Center Bandar Lampung Berawi KN, Fiana DN, Putri A Faculty of Medicine University of Lampung Abstract
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan ideal adalah model kurus dan langsing, obesitas dipandang sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penuaan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap manusia. Banyak faktor yang berperan dalam proses penuaan. Salah satunya adalah obesitas. Seiring dengan
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh. Indah Kusuma Wardani
PENGARUH LATIHAN FISIK JANGKA PENDEK TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 (STUDI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG BERKUNJUNG DI POLI PENYAKIT DALAM RSD
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat adalah komponen yang sangat penting dalam kehidupan kita. Kondisi masyarakat yang sehat menjadikan masyarakat tersebut produktif. Kondisi kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES
ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Viola Stephanie, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes. Obesitas
Lebih terperinciUPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN
UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN Agus Kirwanto Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA LAKI-LAKI DEWASA NORMAL Hans Ariel Satyana, 2015, Pembimbing I : Rizna Tyrani, dr.,m.kes Pembimbing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2004). Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan biasanya tidak disadari oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal akibat tubuh kekurangan insulin (Sidartawan, 2004). Penyakit ini
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty
Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto Indriani Setyowati Program Study S1 Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian a. Pre Test Data yang terkumpul merupakan datalingkar Lengan Atas, Lingkar Panggul dan Lingkar Pinggul yang diperoleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan subyek pegawai swasta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN KADAR LDL, HDL, DAN RASIO LDL/HDL PADA DEWASA MUDA YANG BEROLAHRAGA TIPE AEROBIK CUKUP DAN TIDAK CUKUP
ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR LDL, HDL, DAN RASIO LDL/HDL PADA DEWASA MUDA YANG BEROLAHRAGA TIPE AEROBIK CUKUP DAN TIDAK CUKUP Theresa Sugiarti Oetji, 2011 Pembimbing I : drg. Winny Suwindere, MS. Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya tiap tahun semakin meningkat. Di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah
Lebih terperinciNegeri Jakarta. Kata Kunci: Joging, Kadar Gula dalam Darah, Mahasiswa.
76 PENGARUH JOGING SELAMA 30 MENIT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Kuswahyudi 1, Fatah Nurdin 2 1 Program Studi Ilmu
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan pola kesakitan dan kematian dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke penyakit tidak menular menunjukan telah terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis, disebut juga penyakit gula merupakan salah satu dari beberapa penyakit kronis yang ada di dunia (Soegondo, 2008). DM ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula darah atau hiperglikemia. Penyakit DM dapat disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktifitas fisik merupakan suatu pergerakan tubuh, dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi (WHO, 2011). Aktifitas fisik menurut Departemen Kesehatan
Lebih terperinciTestosteron Deficiency Syndrome ( TDS ) & Metabolic Syndrome ( METS )
Testosteron Deficiency Syndrome ( TDS ) & Metabolic Syndrome ( METS ) Asman Manaf Subbagian Endokrin Metabolik Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RSUP Dr M Jamil Padang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Validasi Model Model simulasi yang dibuat harus kredibel atau dapat dipercaya. Representasi kredibilitas tersebut ditunjukkan oleh validasi model. Validasi merupakan proses penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia semakin meningkat. Hal ini berdampak terhadap adanya pergeseran pola penyakit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan
Lebih terperinciFREKUENSI LATIHAN 3 KALI SEMINGGU PADA TARI BARIS MODERN DAPAT MENURUNKAN PRESENTASE LEMAK TUBUH
FREKUENSI LATIHAN KALI SEMINGGU PADA TARI BARIS MODERN DAPAT MENURUNKAN PRESENTASE LEMAK TUBUH ) Ni Made Ari Pradnyawati, ) M. Irfan, ) I Made Niko Winaya. Mahasiswi Program Studi Fisioterapi, Fakultas
Lebih terperinciPengaruh senam lansia terhadap kadar gula darah pada lansia di BPLU Senja Cerah Manado
Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Pengaruh senam lansia terhadap kadar gula darah pada lansia di BPLU Senja Cerah Manado 1 Amelia Ramadhani 2 Ivonny M. Sapulete 2 Damajanty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Overweight dan obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Dahulu obesitas identik dengan kemakmuran, akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam keberhasilan sebuah penelitian, seorang peneliti harus bisa memecahkan suatu permasalahan dengan metode yang benar dan tepat serta sesuai dengan apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin yang tidak adekuat, kerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cukup tinggi di dunia. World Health Organization (WHO) tahun 2003
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya cukup tinggi di dunia. World Health Organization (WHO) tahun 2003 menyebutkan, penderita DM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk di seluruh dunia. DM juga disebut dengan penyakit kencing manis dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) menjadi penyakit berbahaya yang banyak diderita penduduk di seluruh dunia. DM juga disebut dengan penyakit kencing manis dapat menyerang penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu
Lebih terperinciGAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2
GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fruktosa merupakan gula yang umumnya terdapat dalam sayur dan buah sehingga sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa fruktosa sepenuhnya aman untuk dikonsumsi.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data
91 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada Bab ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh berdasarkan hasil analisis data yang meliputi deskripsi data, hasil uji persyaratan, hasil analisis inferensial,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di negara miskin, negara berkembang, maupun negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain kematian, Diabetes Mellitus (DM) juga menyebabkan kecacatan, yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...ii LEMBAR PERSETUJUAN...iii HALAMAN PENGESAHAN...iv KATA PENGANTAR...v ABSTRAK...vii ABSTRACT...viii DAFTAR ISI...ix DAFTAR GAMBAR...xiii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM sudah banyak dicapai dalam kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi industri. Salah satu karakteristik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Data Penyajian hasil penelitian berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada sebelum dan sesudah perlakuan berupa hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang akan menimbulkan perubahan yang permanen pada kehidupan setiap individu (Stuart & Sundeen, 2005). Diabetes
Lebih terperinciFREDYANA SETYA ATMAJA J.
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Perencanaan penelitian sangat dibutuhkan untuk menunjang pencapaian tujuan. Perencanaan atau metode yang baik adalah mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan
Lebih terperinciABSTRAK EFEKTIVITAS TEH HIJAU, TEH HITAM, DAN TEH PUTIH DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA
ABSTRAK EFEKTIVITAS TEH HIJAU, TEH HITAM, DAN TEH PUTIH DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA Lie Milka Ardena Lianto.,2016, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,m.kes Pembimbing II
Lebih terperinci