RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR INTENSITAS HUJAN DENGAN METODE JUNGKAT-JUNGKIT BERBASIS SENSOR MEDAN MAGNET UGN3503 RIAN MARYANTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR INTENSITAS HUJAN DENGAN METODE JUNGKAT-JUNGKIT BERBASIS SENSOR MEDAN MAGNET UGN3503 RIAN MARYANTO"

Transkripsi

1 iv RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR INTENSITAS HUJAN DENGAN METODE JUNGKAT-JUNGKIT BERBASIS SENSOR MEDAN MAGNET UGN3503 RIAN MARYANTO DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 iv PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Rancang Bangun Alat Pengukur Intensitas Hujan Dengan Metode Jungkat-Jungkit Berbasis Sensor Medan Magnet UGN3503 adalah benar-benar hasil karya saya sendiri di bawah bimbingan Drs. M. N. Indro, M.Sc dan Heriyanto Syafutra, S.Si, M.Si dan belum pernah dipublikasikan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, 09 September 2013 Rian Maryanto

4 ABSTRAK RIAN MARYANTO. Rancang Bangun Alat Pengukur Intensitas Hujan Dengan Metode Jungkat-Jungkit Berbasis Sensor Medan Magnet UGN3503. Dibimbing oleh Drs. M. NUR. INDRO, Msc dan HERIYANTO SYAFUTRA M.Si. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan alat pengukur intensitas hujan dengan menggunakan sensor medan magnet UGN3503. Sensor UGN3503 dapat mendeteksi medan magnet yang mengenai permukaanya. Sensor ini ditempatkan diatas sebuah jungkat-jungkit yang sudah disisipi magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet Neodymium yang merupakan jenis magnet tetap dengan medan magnet terkuat dibandingkan dengan jenis-jenis magnet dengan medan tetap yang lain. Ketika jungkat-jungkit membuang air, jarak sensor dengan magnet semakin dekat dan menyebabkan tegangan keluaran sensor semakin besar. Tegangan keluaran dari sensor dibandingkan dengan tegangan referensi oleh komparator sehingga data keluaran sensor sudah dalam bentuk digital dan siap untuk diolah. Sebagai pengolah dan pengirim data digunakan mikrokontroler Atmega16, mikrokontroler mengambil data sensor setiap 100 ms sekali dan menampilkan data ke LCD (Liquid Crystal Display) 16x2. Setiap 30 menit data diolah menjadi intensitas hujan kemudian disimpan ke dalam komputer. Kata kunci : intensitas hujan, jungkat-jungkit, komparator, mikrokontroler, sensor UGN3503. RIAN MARYANTO. Design and Build of Rain Intensity Gauge With a seesaw method Based on Magnetic Field Sensor UGN3503. Supervised by Drs. M. NUR. INDRO, Msc and HERIYANTO SYAFUTRA M.Si. This research has been done on making rain intensity gauge using a magnetic field sensor UGN3503. Sensor UGN3503 can detect the magnetic field on its surface. The sensor is placed above a seesaw that was inserted magnet. The magnet used is Neodymium magnet is a type of permanent magnet with stongest magnetic field compared to other types of fixed magnetic field magnets. When the seesaw discards rainwater, the distance between sensor and magnet is closer and causing the keluaran voltage of the sensor increases. The keluaran voltage of the sensor is compared with a reference voltage by the comparator so that the sensor keluaran data is in digital form and ready to be processed. As the processing and sending of data used ATmega16 microcontroller, microcontroller take sensor data once every 100 ms and display data to the LCD (Liquid Crystal Display) 16x2. Every 30 minutes the data is processed into the rain intensity is then stored into a computer. Keywords : rain intensity, seesaw, comparator, microcontroller, sensor UGN3503.

5 iv RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR INTENSITAS HUJAN DENGAN METODE JUNGKAT-JUNGKIT BERBASIS SENSOR MEDAN MAGNET UGN3503 RIAN MARYANTO Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Fisika DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6

7 iv Judul Skripsi : Rancang Bangun Alat Pengukur Intensitas Hujan Dengan Metode Jungkat-Jungkit Berbasis Sensor Medan Magnet UGN3503. Nama : Rian Maryanto NIM : G Disetujui oleh Drs. M. N. Indro, M.Sc Pembimbing I Heriyanto Syafutra, S.Si, M.Si Pembimbing II Diketahui, Dr. Akhiruddin Maddu Ketua Departemen Fisika Tanggal Lulus:

8

9 iv PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Rancang Bangun Alat Pengukur Intensitas Hujan Dengan Metode Jungkat-Jungkit Berbasis Sensor Medan Magnet UGN3503 sebagai salah satu syarat kelulusan program sarjana di Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Dalam penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. M.N. Indro, M.Sc dan bapak Heryanto Syafutra, M.Si, selaku pembimbing skripsi serta semua dosen dan staff Departemen Fisika IPB. 2. Kedua orang tua, adik-adik dan semua keluarga besar yang selalu memberikan doa, nasehat, semangat dan motivasi kepada penulis. 3. Teman-teman seperjuangan di fisika instrument Chriss Leowardy S, Anugrah Permana Putra S, Rady P, Niken Tri H yang telah banyak membantu dalam proses penelitian. 4. Teman-teman satu angkatan (Helen, Irma, Vina, Agie, Alpi, Vino, Upri, Indri, Noldy, Cecen, Miko, Mamet, Arlin, Feby, Nadia, Robi, Khusnul, Mita, Bayu, Zashli, Firda, dan juga teman-teman angkatan 46 lainya yang telah banyak memberi motivasi bagi penulis. 5. Adik-adik dan kakak-kakak tingkat di departemen fisika angkatan 48, 47, dan 45 yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kemajuan penelitian ini. Bogor, Agustus 2013 Penulis

10

11 iv DAFTAR ISI DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN x PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Hujan 2 Tipping Bucket Sensor 2 Magnet 2 Medan Magnet 3 Sensor Medan Magnet UGN Efek Hall 3 Mikrokontroler ATMega16 3 METODE 5 Waktu dan Tempat Penelitian 5 Alat dan Bahan 5 Tahapan Penelitian 5 Karakterisasi Magnet Batang Neodymium 5 Karakterisasi Sensor Medan Magnet UGN Perancangan dan Perakitan Regulator 6 Perancangan dan Perakitan Sensor 6 Perancangan dan Pembuatan Mekanik alat 6 Pengujian Mekanika Alat 6 Kalibrasi dan Pengujian alat 7 Pemograman Mikrokontroler ATMega Diagram Alir Penelitian 8

12 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Hasil Karakterisasi Magnet Batang Neodymium 9 Hasil Karakterisasi Sensor Medan Magnet UGN Hasil Pembuatan Mekanik Alat 10 Hasil Kalibrasi Alat 12 Program Mikrokontroler 12 Hasil Pengujian Alat 13 SIMPULAN DAN SARAN 16 Simpulan 16 Saran 16 DAFTAR PUSTAKA 17 LAMPIRAN 18 RIWAYAT HIDUP 27

13 iv DAFTAR TABEL 1 Hasil pengujian volume air yang dapat ditampung alat 11 2 Hasil pengujian waktu untuk alat berjungkit 12 DAFTAR GAMBAR 1 Sensor UGN Efek Hall 4 3 Pin Mikrokontroler Atmega Rangkaian Regulator 5 5 Rangkaian Sensor dan Regulator 6 6 Rancangan jungkat-jungkit alat 6 7 Diagram Alir Penelitian 8 8 Diagram hasil karakterisasi magnet 9 9 Diagram Hasil Pengujian Sensor Foto jungkat-jungkit alat Proses pengujian alat untuk kalibrasi sensor Flowchart program secara umum Contoh Tampilan LCD untuk curah hujan 0.3 mm Grafik hasil pengujian alat Tahapan penelitian 15 DAFTAR LAMPIRAN 1 Jadwal Kegiatan Penelitian 18 2 Alat dan Bahan 19 3 Data sheet Sensor UGN Data Hasil Karakterisasi Magnet 20 5 Data Hasil Karakterisasi Sensor 20 6 Dokumentasi proses penelitian 21 7 Program pada Mikrokontroler 22

14

15 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia terletak di garis equator dan mempunyai iklim tropis yang terdiri dari dua musim, yaitu kemarau dan hujan. Menurut Koppen 1 klasifikasi iklim di Indonesia adalah iklim hujan tropik dan selalu basah dengan curah hujan rata-rata perbulan lebih dari 60 mm, sehingga sering terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi. Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan diameter 0.5 mm atau lebih yang merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum. 2 Hujan sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama di bidang pertanian, hujan sangat menentukan waktu tanam dan waktu panen suatu tanaman, dengan mengetahui dan mencatat data intensitas hujan yang turun, maka waktu tanam dan waktu panen dapat ditentukan dengan lebih teliti, sehingga hasil panen dapat maksimal. Metode pengukuran intensitas hujan ada dua, yaitu cara manual dan otomatis. Pengukuran manual dilakukan dengan cara menghitung curah hujan yang ditampung dalam wadah dibagi dengan lamanya hujan. Metode ini kurang efektif karena keterbatasan indra pengamat dan tidak bisa mengukur langsung ketika hujan turun. Metode otomatis menggunakan jungkat-jungkit, dengan menghitung banyaknya pulsa persatuan waktu yang ditentukan dari banyaknya air yang masuk ke dalam corong sensor tersebut. Proses penghitungan pulsa pada metode otomatis ini menggunakan magnet dan sensor medan magnet yang dapat mendeteksi perubahan fluks magnetik, sehingga pada saat proses pembuangan air terjadi perubahan fluks magnetik dan pencacah mulai menghitung, ketelitian alat ini dinilai masih kurang karena terdapat kesalahan (jika menggunakan luas penampang standar 100 cm 2 maka kesalahan curah hujan alat ini mencapai 0.7 mm). Hal ini karena untuk mencapai torsi yang cukup untuk sekali pembuangan dibutuhkan volume air 7 ml. Desain alat pada penelitian ini menggunakan metode jungkat-jungkit, namun hanya menggunakan satu sisi untuk menampung air, hal ini agar air dapat mengisi bagian ujung dari corong sehingga torsi yang dibutuhkan untuk menggerakan jungkat-jungkit dapat dicapai dengan volume air yang lebih sedikit, dan meningkatkan ketelitian alat. Perumusan Masalah Perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana rancangan alat yang sesuai supaya sensor magnet UGN3503 dapat digunakan sebagai alat pengukur intensitas hujan.

16 2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membuat alat pengukur intensitas hujan tipe tipping bucket yang memiliki ketelitian yang besar, dengan memanfaatkan sensor medan magnet UGN3503, dan mikrokontroler ATMEGA16. Hipotesis Sensor medan magnet UGN3503 dapat digunakan sebagai sensor pendeteksi pada alat pengukur intensitas hujan. TINJAUAN PUSTAKA Hujan Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. 3 Untuk dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu dan asam belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap air dari udara Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. 3 Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu. Umumnya memiliki satuan mm/jam. Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Ringan (tipis) : jika nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam b. Sedang : jika nilai curah hujan antara mm/jam c. Lebat : jika nilai curah hujan lebih dari 38 mm/jam Tipping Bucket Sensor Sensor yang dipakai untuk mengukur besarnya curah hujan adalah rain gauge. Jenis rain gauge bermacam-macam. Salah satunya adalah jenis tipping bucket. Tipping bucket sensor bekerja dengan cara menghitung pulsa persatuan waktu yang ditentukan dari banyaknya air yang masuk ke dalam corong sensor. 4 Magnet Magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan, salah satunya adalah magnet Neodymium yang merupakan jenis magnet tetap dengan medan magnet terbesar dibandingkan dengan jenis-jenis magnet tetap yang lain. 5

17 3 Medan Magnet Medan magnet merupakan daerah terdapat pengaruh gaya magnet. Medan magnet dapat menembus benda maupun medium yang berada disekitar medan magnet tersebut. 5 Daerah yang memiliki medan magnet kuat digambarkan dengan garis-garis gaya yang rapat, sedagkan derah yang memiliki medan magnet lemah digambarkan dengan garis-garis gaya yang renggang. 6 Medan magnet B dinyatakan dalam tesla (T) sebagai satuan SI. Nama yang lebih tua untuk tesla adalah weber per meter persegi (Wb/m 2 ). Satuan lain yang umum digunakan untuk menyatakan medan magnet adalah cgs, gauss(g). 7 Sensor Medan Magnet UGN3503 Sensor UGN3503 merupakan sensor yang dapat merespon medan magnet yang mengenai sensor. Sensor ini bekerja dengan memanfaatkan fenomena efek hall, dimana sensor ini membaca beda tegangan hall, sehingga sensor ini dapat mendeteksi medan magnet statis. Sensor ini bekerja pada tegangan catu antara 4,5 hingga 6 V. 8 Tegangan keluaran sensor akan meningkat jika sensor mendeteksi medan magnet kutub selatan magnet, sedangkan jika sensor mendeteksi medan magnet kutub utara, tegangan keluaran sensor akan menurun. Respon sensor dipengaruhi oleh besarnya medan magnet disekitar sensor. Efek Hall Efek Hall yaitu suatu peristiwa berbeloknya aliran listrik (elektron) dalam pelat konduktor karena adanya pengaruh medan magnet, ketika ada arus listrik yang mengalir pada divais efek Hall yang ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya tegak lurus arus listrik, pergerakan pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi pelat dan menghasilkan medan listrik. 7 Pembelokan arah gerak elektron akibat pengaruh medan magnet akan terus terjadi sampai gaya yang muncul akibat medan listrik sama dengan gaya lorentz, pada kondisi ini beda potensial pada kedua sisi pelat disebut beda potensial Hall. Fenomena efek hall ditunjukan oleh Gambar 2. Mikrokontroler ATMega16 ATMega16 merupakan salah satu mikrokontroler 8 bit buatan Atmel untuk keluarga AVR. Pada mikrokontroler ATMega16 ini semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit. Pada pembuatan alat ini digunakan mikrokontroller AVR Atmega16 dikarenakan kelebihannya yaitu sudah terdapat pengubah analog ke digital (ADC internal) didalam chip tersebut. 9

18 4 Gambar 1 Sensor UGN3503 Gambar 2 Efek Hall Gambar 3 Pin Mikrokontroler Atmega16 8

19 5 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Microcontroller, dan Laboratorium Elektronika Dasar, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan April Alat dan Bahan Alat dan komponen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah komputer atau laptop, obeng, tang jepit, tang potong, multimeter, dan mikrokontroler Atmega16,LED merah, resistor (1K, 10K, 220R, 1R), kapasitor (0.1 uf, 1 uf, 100 uf), kabel 2A, kabel jumper, solder, timah solder (Asahi), penyedot timah solder, PCB-IC, push button, IC (7805, 7809), IC 324, LED Super Bright, blackhousing, cone, kaki PCB, switch/saklar, pipa akrilik, dan LCD 16x2. Tahapan Penelitian Karakterisasi Magnet Batang Neodymium Magnet yang digunakan pada penelitian ini adalah magnet jenis neodymium berbentuk balok berukuran 3 cm x 2 cm x 0.5 cm. Karakterisasi magnet bertujuan untuk mengetahui besarnya medan di sekitar magnet, alat ukur yang digunakan adalah Teslameter dengan memvariasikan jarak antara magnet dan teslameter. Hasil dari karakterisasi magnet digunakan sebagai acuan dalam proses pemasangan sensor. Karakterisasi Sensor Medan Magnet UGN3503 Karakterisasi sensor UGN3503 ini bertujuan untuk mengetahui respon sensor terhadap perubahan medan magnet di sekitar sensor. Sensor diberi catu daya 5 volt kemudian jarak antara sensor dan magnet diubah-ubah, dan tegangan keluaran dari sensor dicatat. Gambar 4 Rangkaian Regulator

20 6 Gambar 5 Rangkaian Sensor dan Komparator Perancangan dan Perakitan Regulator Tegangan Regulator tegangan berfungsi sebagai pengatur tegangan untuk catu daya yang digunakan menjadi stabil dan sesuai dengan keperluan, penelitian ini menggunakan IC 7805 untuk menghasilkan tegangan 5 volt. Rangkaian elektronik regulator ditunjukan oleh Gambar 4. Perancangan dan Perakitan Rangkaian Sensor Sensor UGN3503 akan dihubungkan dengan sebuah komparator IC342, agar keluaran dari sensor dalam sinyal digital sehingga mudah dibaca oleh mikrokontroler dan mudah dikalibrasi. Rancangan elektronik sensor dan komparator ditunjukan Gambar 5. Perancangan dan Pembuatan Mekanika Alat Desain rangka alat ukur dibuat dengan menggunakan software Google SketchUpWEN 8.0. Desain ini menjadi panduan saat membuat alat yang sebenarnya. Badan dan rangka alat ukur Intensitas hujan dibuat dengan menggunakan akrilik, Luas penadah hujan bagian atas sesuai dengan panakar standar Indonesia yaitu 100 cm 2. Desai jungkat-jungkit ditunjukan oleh Gambar 6. Pengujian Volume Air yang Tertampung Pengujian ini bertujuan mengetahui volume maksimal yang dapat ditampung oleh alat dan volume air yang tertinggal di dalam alat ketika alat sudah berjungkit. Pengujian dilakukan dengan cara memasukan air dan mencatat volume air yang terbuang dan tersisa di alat, variasi air yang dimasukan yaitu 6 20 ml. Gambar 6 Rancangan jungkat-jungkit alat

21 7 Pengujian Waktu untuk Alat Berjungkit Pengujian ini bertujuan mengutahui waktu yang dibutuhkan alat untuk berjungkit dan kembali ke keadaan semula. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan komputer dan mikrokontroller dengan memvariasikan waktu pengambilan data oleh komputer. Kalibrasi Alat Kalibrasi alat merupakan proses penyesuaian sensor dengan alat. Proses kalibrasi terdiri dari dua langkah, yaitu kalibrasi elektronik dengan memutar potensiometer pada komparator dan disesuaikan dengan kondisi switch sensor, dan kalibrasi mekanik yaitu dengan menuangkan air ke dalam corong dan dicatat banyaknya volume air maksimum yang dapat ditampung sebelum jungkat-jungkit mulai bergerak. Pemograman Mikrokontroler ATMega8535 Pembuatan program untuk mikrokontroler ATMega8535 menggunakan software CVAVR V program ini akan menghitung jumlah pulsa yang masuk dan mengolahnya menjadi banyaknya data curah hujan dan intensitas hujan, dengan mengacu pada persamaan : V o = n. V m (1) C = Vo L (2) I = C t (3) Keterangan : Vo = volume air yang keluar dari alat (mm 3 ) n = jumlah pulsa yang masuk Vm = volume air rata-rata yang keluar dari alat (mm 3 ) C = curah hujan (mm) L = luas penadah hujan (mm 2 ) I = Intensitas Hujan (mm/jam) t = waktu (jam) Pengujian Alat Pengujian alat meliputi pengujian elektronika alat yaitu dengan mencocokan hasil keluaran sensor dengan komparator yang sudah terkalibrasi, pengujian mekanika alat yaitu mengujian alat dalam skala lab, dengan menuangkan air dengan volume tertentu dan dicatat berapa kali jungkat-jungkit bergerak, dan yang terakhir pengujian program, alat akan dihubungkan dengan mikrokontroler yang sudah terprogram kemudian akan dilihat keluaran yang dihasilkan mikrokontroler dengan variasi volume air yang dituangkan kedalam alat.

22 8 Diagram Alir Penelitian Perancangan dan Perakitan Rangkaian Elektronik Perancangan dan Perakitan Regulator Tegangan dan Rangkaian sensor Perancangan dan Pembuatan Badan Alat Pembuatan Jungkat-jangkit dan Corong Penampung air Penggabungan Mekanik dan Elektronik Pemasangan Sensor pada alat Kalibrasi sensor Pembuatan Program Mikrokontroler Pemrograman Mikrokontroler Pengujian Alat Pengujian Lab (simulasi) dan Lapang (real time) Pembuatan Laporan Pembuatan Laporan Penelitian Gambar 7 Diagram Alir Penelitian

23 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi Magnet Batang Neodymium Hasil karakterisasi magnet batang neodymium dengan menggunakan teslameter diperoleh data medan magnet terhadap jarak antara magnet dan teslameter, medan magnet terbesar diperoleh pada saat kutub selatan magnet berhimpit dengan teslameter, kemudian medan magnet menurun dengan pesat sampai pada jarak 2 cm, kemudian grafik penurunan medan magnet menjadi landai, dan hasil pengukuran medan magnet untuk kutub utara magnet diperoleh hasil yang hampir sama dengan kutub selatan akan tetapi medan magnet bernilai negatif, karena arah medan magnet utara berlawanan dengan arah medan magnet selatan. Hasil karakterisasi magnet ditunjukan oleh grafik pada Gambar 8. Hasil Karakterisasi Sensor Medan Magnet UGN3503 Hasil dari karakterisasi sensor UGN3503 diperoleh data yang menunjukan hubungan jarak antara magnet dengan sensor dan tegangan keluaran sensor, serta respon sensor terhadap medan magnet disekitarnya. Tegangan keluaran dari sensor dimulai pada volt, menurut datasheet sensor, tegangan keluaran sensor dimulai dari 2.5 volt, perbedaan sebesar volt dikarenakan adanya pengaruh magnet bumi. 5 Tegangan keluaran sensor UGN3503 hampir sama untuk kutub selatan dan utara, hal ini karena pada saat pengujian sensor, magnet digerakan dari depan hingga belakang sensor, sehingga untuk kutub utara, medan magnet diterima oleh permukaan bagian belakang dari sensor, menyebabkan arah medan magnet dari utara seolah-olah searah dengan medan magnet kutub selatan. Hasil karakterisasi sensor UGN3503 dapat dilihat pada Gambar Grafik hasil karakterisasi magnet Medan Magnet (mt) Jarak (cm) Kutub Selatan Kutub Utara Gambar 8 Diagram hasil karakterisasi magnet

24 10 tegangan output (V) Grafik jarak vs tegangan output sensor jarak (cm) Gambar 9 Diagram Hasil Pengujian Sensor Kutub Selatan Kutub Utara Gambar 10 Foto jungkat-jungkit alat Hasil Pembuatan Mekanik Alat Badan alat terbuat dari pipa akrilik dengan ketebalan 5 mm terdiri dari wadah penampung air berbentuk prisma persegi dengan ukuran luas alas 10 cm x 10 cm, prisma dipasang terbalik untuk menampung air hujan, di bawah prisma dipasang jungkat jungkit yang terbuat dari akrilik dengan volume 5 ml. Prisma dan jungkat-jungkit ditempatkan dalam wadah berbentuk kubus, agar jungkatjungkit tidak digerakan oleh gangguan dari luar. Foto hasil pembuatan jungkatjungkit alat ditunjukan oleh Gambar 10.

25 11 Hasil Pengujian Mekanika Alat Pengujian Volume Air yang Tertampung Hasil pengujian alat menunjukan jungkat-jungkit pertama kali akan membuang air hujan ketika volume air yang tertampung sudah mencapai 5 ml, setelah pembuangan pertama jungkat-jungkit akan membuang air setiap 3 ml air hujan yang masuk ke jungkat-jungkit. Rata-rata sisa air yang masih tertampung di jungkitan setelah pembuangan sekitar 2 ml. Untuk mengoreksi kesalahan pada pengukuran pertama, sebelum alat bekerja, jungkitan harus diisi terlebih dahulu dengan air sebanyak 2 ml, sehingga jungkitan akan langsung membuang air pada saat air hujan yang masuk ke dalam jungkitan sebanyak 3 ml dan selanjutnya alat bekerja dengan resolusi 3 ml. Hasil pengujian volume air maksimal yang dapat ditampung oleh jungkitan ditunjukan oleh Tabel 1, dan Gambar 11 adalah foto pada saat pengujian alat. Pengujian Waktu untuk Alat Berjungkit Waktu yang dibutuhkan alat untuk berjungkit digunakan untuk menentukan selang waktu pengambilan data sensor oleh mikrokontroler. Volume inputan air yang digunakan pada pengujian ini adalah 5 ml, dengan resolusi jungkitan 3 ml, jungkitan akan berjungkit sekali, dan mikrokontroler seharusnya menghitung satu kali cacahan. Pada saat waktu pengambilan data diset pada 50 ms, mikrokontroler menghitung dua kali jumlah cacahan, hal ini karena pengambilan data terlalu cepat, sehingga menyebabkan satu cacahan terbaca dua kali. Pada saat waktu pengambilan data sensor diset pada 200 ms, pada pengulangan kedua mikrokontroler tidak melakukan pencacahan, hal ini dikarena jungkitan sudah kembali ke keadaan semula sebelum mikrokontroler sempat mencacah. Pada saat waktu pengambilan data diset pada 100 ms, mikrokontroler konsisten mencacah sekali untuk sekali jungkitan, sehingga waktu yang paling tepat untuk proses pengambilan data adalah 100 ms. Hasil Pengujian waktu jungkitan ditunjukan pada Tabel 2. Tabel 1 Hasil pengujian volume air yang dapat ditampung alat input air (ml) Jumlah Jungkitan keluaran air(ml) sisa air (ml) 6 1 3,14 2, ,40 1, ,66 2, ,22 2, ,47 2, ,67 2, ,63 3, ,3 1, ,2 2, ,8 3, ,7 2, ,3 2, ,4 3, ,2 1,80

26 12 Tabel 2 Hasil pengujian waktu untuk alat berjungkit input air waktu (ms) Jumlah Cacahan 5 ml ml ml Gambar 11 Proses pengujian alat untuk kalibrasi sensor Hasil Kalibrasi Alat Jarak antara sensor dan magnet pada keadaan normal adalah 2.5 cm dengan tegangan keluaran sensor 2.6 volt, sedangkan pada saat jungkitan berjungkit jarak antara sensor dan magnet adalah 1 cm dengan tegangan keluaran sensor 3 volt, oleh karena itu tegangan referensi komparator diset pada 3 volt, sehingga alat akan menghitung jumlah pulsa setiap sensor menghasilkan tegangan keluaran 3 volt. Program CVAVR Alat Program alat dibuat dengan menggunakan software CVAVR. Data hasil pengukuran pada karakterisasi sensor UGN3503 digunakan sebagai data awal untuk program alat. Mikrokontroler pertama kali menginisialisasi LCD (Liquid Crystal Display) 16x2 dan setiap port, sebelum mikrokontroler menghitung waktu kondisi pencacah di porta.0 harus bernilai nol, dan mencatat data intensitas hujan setiap setengah jam sekali. Flowchart program secara umum ditunjukan oleh Gambar 12.

27 13 START Inisialisasi LCD, counter = 0 Apakah pin 0 = 0 T Y Counter tambah 1 Tampilkan data di LCD T Apakah sudah 30 menit? Y Tampilkan data intensitas hujan End Gambar 12 Flowchart program secara umum Program pada mikrokontroler dimulai dengan proses inisialisasi LCD pada port B dan input sensor pada port A, dan mengatur counter pada keadaan nol, program utama yaitu proses pencacahan dan waktu perhitungan dimulai ketika port A pin 0 berlogika low, ketika program sudah berjalan selama 30 menit, data akan diolah menjadi data intensitas hujan dan disimpan ke dalam komputer. Hasil Pengujian Alat Hasil pengujian alat menunjukan bahwa resolusi alat adalah sekitar 3 ml, setiap penambahan volume air 3 ml, alat akan berjungkit dan counter mulai mencacah, setiap proses pembuangan, volume air yang tersisa sekitar 2 ml, sehingga sebelum alat bekerja jungkat-jungkit harus sudah diisi air 2 ml sebagai kalibrator. Tampilan LCD ditunjukan oleh foto pada Gambar 13 dan Hasil pengujian alat ditunjukan oleh Gambar 14.

28 14 Gambar 13 Contoh Tampilan LCD untuk curah hujan 0.3 mm volume air terbaca (ml) Hasil Pengukuran Manual volume air tersisa Hasil Pengujian Alat Grafik Hasil Uji Jungkat-jangkit y = 0.050x volume air masuk (ml) Gambar 14 Diagram hasil pengujian alat Gambar 14 menunjukan hasil dari pengujian alat. Kurva biru menunjukan hasil pengujian alat, garis berbentuk tangga menunjukan resolusi dari alat ini, yaitu 3 ml. Kurva hijau merupakan kurva hasil pengukuran alat untuk resolusi 3 ml. Terdapat beberapa penyimpangan hasil pengujian alat yang diperoleh dengan kurva pengukuran manual, simpangan yang besar terjadi di bagian transisi pada setiap anak tangga pada kurva biru, hal ini karena pada saat inputan volume air merupakan daerah transisi alat (8 ml, 11 ml, 14 ml, dst) jungkitan tepat membuang air dan tidak terisi kembali dengan air, sehingga sisa volume air yang tersisa pada jungkitan lebih sedikit dibandingkan dengan inputan volume air yang lain. Kurva merah merupakan kurva dari volume air yang tersisa pada jungkitan untuk setiap inputan air yang masuk ke dalam alat, pada kurva tersebut terlihat bahwa pada volume-volume inputan air transisi merupakan lembah-lembah pada kurva warna merah.

29 15 (a) (b) (c) (d) (e) (f) Gambar 15 Tahapan penelitian : (a) Pembuatan regulator (b) Pembuatan rangkaian sensor dan komparator (c) Pembuatan jungkat-jungkit (d) Pengujian mekanik alat (e) Pengalibrasian alat (f) Pengujian alat.

30 16 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat ukur curah hujan dan intensitas hujan secara otomatis dengan menggunakan sensor medan magnet UGN3503 dan mikrokontroler atmega16 dengan metode jungkat-jungkit. Magnet yang digunakan pada penelitian ini adalah magnet batang neodynium yang merupakan magnet tetap dengan medan magnet yang berbanding terbalik dengan jarak, medan magnet menurun dengan pesat dari titik 0 cm sampai pada jarak 2 cm, kemudian penurunan medan magnet menjadi landai. Tegangan dari sensor ketika tidak ada medan magnet adalah volt, dan tegangan keluaran maksimal dari sensor adalah 4.19 volt, yaitu pada saat sensor berhimpit dengan magnet. Tegangan keluaran dari sensor hampir sama untuk kutub utara maupun kutub sela-tan. Badan alat terbuat dari pipa akrilik yang bersifat diamagnetik dengan ketebalan 5 mm terdiri dari wadah penampung air berbentuk prisma persegi dengan ukuran luas penampung air 100 cm 2. Pada bagian bawah penampung ditempatkan jungkat-jungkit yang terbuat dari bahan yang sama dengan volume air yang dapat ditampung sebanyak 5 ml. Hasil pengujian volume air yang tertampung menunjukan bahwa alat dapat menam-pung air sebanyak 5 ml, namun ketika proses pembuangan hanya 3 ml air yang terbuang dan sisanya tertinggal pada jungkat-jungkitnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa resolusi alat ini adalah 3 ml, artinya counter akan menghitung volume air yang masuk pada setiap kelipatan 3 ml. Pada proses pengeluaran air dari alat, tidak semua air pada alat terbuang semua, volume air yang tersisa pada alat sekitar 2 ml, sehingga sebelum alat dapat bekerja alat harus diisi terlebih dahulu dengan air sebanyak 2 ml. Cara kerja alat ini secara keseluruhan adalah menghitung jumlah jungkitan alat pada saat hujan, dengan mengalikan jumlah jungkitan dengan volume air maksimal yang dapat ditampung maka diperoleh volume air huja yang tertampung, volume air hujan yang tertampung dibagi luas penadah alat, maka diperoleh data curah hujan dan intensitas hujan.. Saran Untuk pengembangan lebih lanjut, sistem pengiriman data dari mikrokontroler ke komputer dapat menggunakan sistem pengiriman telemetri, sehingga dapat meminimalisir kehilangan data yang disebabkan oleh kabel yang panjang. Untuk sumber tegangan dapat menggunakan sumber energi portable seperti panel surya atau akumulator (aki).

31 17 DAFTAR PUSTAKA 1. Koesmaryono, Y. dan Handoko, I. Klasifikasi Iklim. Bogor: Institut Pertanian Bogor Estu, P B. Pembuatan Automatic Rain Recorder untuk Pengukuran Curah Hujan Menggunakan Microcontroller ATmega8. Bogor: IPB Skripsi Lilis, Y. Pemilihan Metode Intensitas Hujan yang Sesuai dengan karakteristik Stasiun Pekanbaru. Pekanbaru: Universitas Riau Evita, M H. Mahfudz. Suprijadi. Djamal. dan Khairurrijal. Alat Ukur Curah Hujan Tipping-Bucket Sederhana dan Murah Berbasis Mikrokontroler. Bandung: ITB Suryono. Karakterisasi Sensor Magnetik Efek Hall UGN3503 Terhadap Sumber Magnet dan Implementasinya pada Pengukuran Massa. Semarang: Undip Suarga C Efek Medan Magnet Terhadap kontraksi Usus Halus Kelinci Secara In Vitro. IPB Skripsi S Giancoli, Douglas, C. Fisika Edisi Kelima. Jilid kedua. Jakarta: Erlangga Anonim. Ratiometric, linear Hall-effect sensors. Worcester: Massachusetts Rohman Y, Anang B & Haryadi A D. Rancang Bangun Sistem Pengukuran Arus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535. Surabaya: ITS. 2008

32 18 LAMPIRAN Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian Studi pustaka Pembuatan proposal Preparasi Alat dan Bahan yang diperlukan Perancangan dan Perakitan Rangkaian Elektronik dan mekanik Alat Penggabungan Rangkaian Elektronik dan mekanik Alat Pembuatan Program Mikrokontroler ATMega8535 Kalibrasi dan Pengujian Alat Pembuatan skripsi januari Februari Maret April Mei Juni Juli

33 19 Alat dan Bahan Pengujian Alat Data sheet Sensor UGN3503

34 20 Data Hasil Karakterisasi Magnet jarak medan (mt) Vout(V) , ,5 3, ,0 2, ,9 2, ,90 2, ,30 2, ,00 2,55 7 2,20 2, ,70 2, ,40 2, ,20 2,525 Data Hasil Karakterisasi Sensor jarak(cm) medan (S) Vout(V) medan (U) Vout(V) , , ,5 3,177 63,3 3, ,0 2,841 28,4 2, ,9 2,673 11,6 2, ,90 2,600 5,76 2, ,30 2,568 2,88 2, ,00 2,55 1,52 2, ,20 2,538 0,80 2, ,70 2,532 3,50 2, ,40 2,527 0,06 2, ,20 2,525 0,12 2,532

35 Dokumentasi proses penelitian 21

36 22 Program pada Mikrokontroler #include <mega16.h> #include <stdio.h> #include <stdlib.h> #include <delay.h> // Alphanumeric LCD Module functions #include <alcd.h> #define ADC_VREF_TYPE 0x40 // Read the AD conversion result unsigned int read_adc(unsigned char adc_input) { ADMUX=adc_input (ADC_VREF_TYPE & 0xff); // Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage delay_us(10); // Start the AD conversion ADCSRA =0x40; // Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & 0x10)==0); ADCSRA =0x10; return ADCW; } // Declare your global variables here void main(void) { int a,c,h,i,j,k,l,m; float b; char det1[10]; char det2[10]; char min1[10]; char min2[10]; char jam[10]; char rian[10]; // Input/Output Ports initialization // Port A initialization // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T PORTA=0x00; DDRA=0x00;

37 23 // Port B initialization // Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out // State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0 PORTB=0x00; DDRB=0xFF; // Port C initialization // Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out // State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0 PORTC=0x00; DDRC=0xFF; // Port D initialization // Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out // State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0 PORTD=0x00; DDRD=0xFF; // Timer/Counter 0 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer 0 Stopped // Mode: Normal top=0xff // OC0 output: Disconnected TCCR0=0x00; TCNT0=0x00; OCR0=0x00; // Timer/Counter 1 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer1 Stopped // Mode: Normal top=0xffff // OC1A output: Discon. // OC1B output: Discon. // Noise Canceler: Off // Input Capture on Falling Edge // Timer1 Overflow Interrupt: Off // Input Capture Interrupt: Off // Compare A Match Interrupt: Off // Compare B Match Interrupt: Off TCCR1A=0x00; TCCR1B=0x00; TCNT1H=0x00; TCNT1L=0x00; ICR1H=0x00; ICR1L=0x00;

38 24 OCR1AH=0x00; OCR1AL=0x00; OCR1BH=0x00; OCR1BL=0x00; // Timer/Counter 2 initialization // Clock source: System Clock // Clock value: Timer2 Stopped // Mode: Normal top=0xff // OC2 output: Disconnected ASSR=0x00; TCCR2=0x00; TCNT2=0x00; OCR2=0x00; // External Interrupt(s) initialization // INT0: Off // INT1: Off // INT2: Off MCUCR=0x00; MCUCSR=0x00; // Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization TIMSK=0x00; // USART initialization // USART disabled UCSRB=0x00; // Analog Comparator initialization // Analog Comparator: Off // Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off ACSR=0x80; SFIOR=0x00; // ADC initialization // ADC Clock frequency: 1000,000 khz // ADC Voltage Reference: AVCC pin // ADC Auto Trigger Source: ADC Stopped ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff; ADCSRA=0x83; // SPI initialization // SPI disabled SPCR=0x00; // TWI initialization // TWI disabled

39 25 TWCR=0x00; // Alphanumeric LCD initialization // Connections specified in the // Project Configure C Compiler Libraries Alphanumeric LCD menu: // RS - PORTB Bit 0 // RD - PORTB Bit 1 // EN - PORTB Bit 2 // D4 - PORTB Bit 4 // D5 - PORTB Bit 5 // D6 - PORTB Bit 6 // D7 - PORTB Bit 7 // Characters/line: 16 lcd_init(16); while (1) { m=0; b=0; lcd_clear(); while(m<=9){ l=0; while(l<6){ k=0; while(k<=9){ j=0; while(j<6){ i=0; while(i<=9){ itoa(i,det2); lcd_gotoxy(8,0); lcd_puts(det2); itoa(j,det1); lcd_gotoxy(7,0); lcd_puts(det1); itoa(k,min2); lcd_gotoxy(5,0); lcd_puts(min2); itoa(l,min1); lcd_gotoxy(4,0); lcd_puts(min1); itoa(m,jam); lcd_gotoxy(2,0); lcd_puts(jam); lcd_gotoxy(3,0); lcd_puts(":"); lcd_gotoxy(6,0);

40 26 i++; } j++; } k++; } l++; } m++; } } } lcd_puts(":"); a=read_adc(0); if (a<=500){ b=b+0.05; } ftoa(b,3,rian); lcd_gotoxy(9,1); lcd_puts(rian); lcd_gotoxy(0,1); lcd_puts("c'hujan:"); lcd_gotoxy(14,1); lcd_puts("mm"); delay_ms(100);

41 27 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kuningan pada tanggal 16 Maret 1991 dari Ayah Didi Suardi dan Ibu Tuti Heryani. Penulis adalah putra pertama dari tiga bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kuningan dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Fisika TPB pada tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013, asisten praktikum Sensor dan Transduser pada tahun ajaran 2012/2013. Penulis juga pernah aktif sebagai staf Divisi Keilmuan Himpunan Mahasiswa Fisika IPB tahun 2010/2011.dan 2011/2012.

Tabel Data Pengujian 5x Perubahan Posisi. Kanan (V) Kiri (V)

Tabel Data Pengujian 5x Perubahan Posisi. Kanan (V) Kiri (V) LAMPIRAN Tabel Data Pengujian 5x Perubahan Posisi 1. Motor 2 tak Kawasaki Ninja 2011 Waktu (menit) Tengah Kanan Kiri Atas Bawah Ratarata 3 8,60 8,62 8,60 8,63 8,62 8,614 6 8,60 8,52 8,54 8,66 8,65 8,594

Lebih terperinci

Kajian Pustaka. Spesifikasi - Krisbow KW Fitur - Krisbow KW06-290

Kajian Pustaka. Spesifikasi - Krisbow KW Fitur - Krisbow KW06-290 LAMPIRAN Kajian Pustaka Fitur - Krisbow KW06-290 Dua modus memberikan 2.5dB 3.5dB atau akurasi A dan berat C pengukuran tinggi dan rendah berkisar: Rendah (35 sampai 100dB) tinggi (65 sampai 130dB) Resolusi

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur Alat

Standar Operasional Prosedur Alat LAMPIRAN Standar Operasional Prosedur Alat 1. Letakkan sampel/objek yang akan dibersihkan pada keranjang didalam chamber 2. Pastikan chamber telah terisi oleh air sebelum alat dihidupkan. Isi air secukupnya

Lebih terperinci

Listing Program. // Declare your global variables here

Listing Program. // Declare your global variables here Listing Program #include // standart input/output library #include // delay library #include // Alphanumeric LCD functions #include // adc mode avcc 10bit #define ADC_VREF_TYPE

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Gambar A. Layout alat tongkat tunanetra. Ubiversitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A. Gambar A. Layout alat tongkat tunanetra. Ubiversitas Sumatera Utara LAMPIRAN A Pada gambar A. di bawah ini menjelaskan tentang layout atau susunan komponen yang mencakup semuanya alat tongkat tunanetra selanjutnya dapat di lihat pada gambar sebagai berikut : Gambar A.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Pembuatan Minimun system dan Penanaman Program 1. Rangkaian Minimum System yang telah dilarutkan, di bor dan dipasang komponen

LAMPIRAN. A. Pembuatan Minimun system dan Penanaman Program 1. Rangkaian Minimum System yang telah dilarutkan, di bor dan dipasang komponen LAMPIRAN A. Pembuatan Minimun system dan Penanaman Program 1. Rangkaian Minimum System yang telah dilarutkan, di bor dan dipasang komponen 2. Rangkaian Driver relay dan sensor suhu yang telah dilarutkan

Lebih terperinci

Langkah-langkah pemrograman: 1. Pilih File >> New:

Langkah-langkah pemrograman: 1. Pilih File >> New: Kondisi sistem: Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega8535, dalam hal ini untuk memudahkan digunakan DI-Smart AVR System. Tujuan pemrogram adalah untuk menampilkan tulisan Apa Kabar Dunia? SEMANGAT!

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROGRAM CODE VISION AVR

LAMPIRAN A PROGRAM CODE VISION AVR LAMPIRAN A PROGRAM CODE VISION AVR A-1 /***************************************************** This program was produced by the CodeWizardAVR V2.05.0 Evaluation Automatic Program Generator Copyright 1998-2010

Lebih terperinci

LAMPIRAN. #include <mega16.h> //menambahkan library atmega16 #include <delay.h> //menambahkan library delay #define ADC_VREF_TYPE 0x40

LAMPIRAN. #include <mega16.h> //menambahkan library atmega16 #include <delay.h> //menambahkan library delay #define ADC_VREF_TYPE 0x40 LAMPIRAN #include //menambahkan library atmega16 #include //menambahkan library delay #define ADC_VREF_TYPE 0x40 // Fungsi untuk mengaktifkan dan membaca nilai adc unsigned int read_adc(unsigned

Lebih terperinci

Langkah-langkah pemrograman: 1. Pilih File >> New:

Langkah-langkah pemrograman: 1. Pilih File >> New: Kondisi sistem: Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega8535, dalam hal ini untuk memudahkan digunakan DI-Smart AVR System. Tujuan pemrogram adalah untuk menyalakan LED yang active-low dan terhubung

Lebih terperinci

A-1 LISTING PROGRAM MIKROKONTROLER

A-1 LISTING PROGRAM MIKROKONTROLER A-1 LISTING PROGRAM MIKROKONTROLER de #inclu #include #include #include #include // Alphanumeric LCD functions #include // Declare your global

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATmega16 Menggunakan Bahasa C. Bandung: Penerbit Informatika. Bejo, Agus. 2007. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler

Lebih terperinci

Penerima Remote SONY dengan ATmega32

Penerima Remote SONY dengan ATmega32 Pendahuluan Standar Remote Kontrol yang mudah untuk dimengerti dan diaplikasikan adalah standar SIRC atau lebih dikenal dengan standar SONY. Bagian terkecil dari sinyal pembacaan pada standar ini adalah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANGKAIAN LENGKAP dan FOTO PENGUAT KELAS D

LAMPIRAN A RANGKAIAN LENGKAP dan FOTO PENGUAT KELAS D A RANGKAIAN LENGKAP dan FOTO PENGUAT KELAS D A1 LAMPIRAN A2 Rangkaian Low Pass Filter Butterworth dan Level Shifter Rangkaian Low Pass Filter Pasif A3 Rangkaian AT mega16 dan L293D B PROGRAM AT MEGA16

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MEDAN AREA

UNIVERSITAS MEDAN AREA DAFTAR PUSTAKA Malvino, Elektronika Terpadu, Penerbit Air Langga Sutrisno, Dasar Elektronika, Penerbit Air Langga NN, Signal Conditioning PC-Based Data Acquisition Handbook, info@mccdaq.com Jacob, Handbook

Lebih terperinci

Project : Version : Date : 15/05/2013 Author : F4CG Company : F4CG Comments:

Project : Version : Date : 15/05/2013 Author : F4CG Company : F4CG Comments: 48 Program Keseluruhan ********************************************************************* This program was produced by the CodeWizardAVR V1.25.8 Standard Automatic Program Generator Copyright 1998-2007

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Barry, Gwoollard Elektronika Praktis. PT. Praditya Paramitha, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Barry, Gwoollard Elektronika Praktis. PT. Praditya Paramitha, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Barry, Gwoollard. 1998. Elektronika Praktis. PT. Praditya Paramitha, Jakarta. Bejo, Agus. 2005. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroller AT-MEGA 8535. Penerbit Gaya Media,

Lebih terperinci

Ping))) Paralax Ultrasonic Range Finder By : Hendawan Soebhakti

Ping))) Paralax Ultrasonic Range Finder By : Hendawan Soebhakti Ping))) Paralax Ultrasonic Range Finder By : Hendawan Soebhakti 1. Karakteristik Ping))) Paralax Ultrasonik, sebutan untuk jenis suara diatas batas suara yang bisa didengar manusia. Seperti diketahui,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A FOTO REALISASI ALAT

LAMPIRAN A FOTO REALISASI ALAT LAMPIRAN A FOTO REALISASI ALAT A-1 TAMPAK DEPAN TAMPAK BELAKANG A-2 TAMPAK SAMPING PEMBACAAN LCD A-3 PROSES PENGERINGAN PERBANDINGAN PEMBACAAN SENSOR TPA 81 DENGAN DIGITAL THERMOMETER CONSTANT 20T A-4

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DATA SHEET

LAMPIRAN A DATA SHEET LAMPIRAN A DATA SHEET Data Sheet Modul ATMEGA16 A-1 Sensor PIR KC7783R A-2 Sensor PIR #555-28027 A-3 PIR 325 FL65 A-4 Spesifikasi TLP 434A Spesifikasi RLP 434A A-5 HT12E A-6 HT12D A-7 Rangkaian RLP.TLP

Lebih terperinci

OHMMETER DIGITAL BERBASIS MICROCONTROLLER

OHMMETER DIGITAL BERBASIS MICROCONTROLLER OHMMETER DIGITAL BERBASIS MICROCONTROLLER DISUSUN OLEH : ZULVA TRI DIANTI (7308.030.055) ZENDY KURNIA WIDARTO (7308.030.056) DOSEN : EPYK SUNARNO, SST,MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI POLITEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan merupakan pemaparan dari spesifikasi alat, kinerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan merupakan pemaparan dari spesifikasi alat, kinerja BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan merupakan pemaparan dari spesifikasi alat, kinerja alat, serta analisa dari hasil pengukuran untuk mengetahui alat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang

Lebih terperinci

SKEMATIK RANGKAIAN A V R 12V. Out. Gnd. Kontak Motor. Accu 12V. Klakson ISP CONNECTOR PA0 PB0 PB1 PA2 PA4 MOSI MISO PA6. 10uF SCK RST. 10uF. 47uF.

SKEMATIK RANGKAIAN A V R 12V. Out. Gnd. Kontak Motor. Accu 12V. Klakson ISP CONNECTOR PA0 PB0 PB1 PA2 PA4 MOSI MISO PA6. 10uF SCK RST. 10uF. 47uF. SKEMATIK RANGKAIAN 5V 4 U L N 0 0 3 8 15 13 5V NOR CLOSED NOR OPEN 1V Klakson IGNITION COIL Accu ISP CONNECTOR 5 4 3 1 PB0 PB1 A V R PA0 PA D B 9 M A L E 3 7 4 5 1uF 16 1 1uF 3 4 1uF 5 7 8 14 M A X 3 15

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OTOMATISASI PINTU GARASI DENGAN KOMUNIKASI BLUETOOTH BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN OTOMATISASI PINTU GARASI DENGAN KOMUNIKASI BLUETOOTH BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN OTOMATISASI PINTU GARASI DENGAN KOMUNIKASI BLUETOOTH BERBASIS MIKROKONTROLER Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Komputer Politeknik

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKEMATIK RANGKAIAN

LAMPIRAN A SKEMATIK RANGKAIAN LAMPIRAN A SKEMATIK RANGKAIAN LA-1 GAMBAR RANGKAIAN CONVERTER TEGANGAN UNTUK LED BERUKURAN 8X8 Vcc R4 R3 Q4 Vcc1 Q3 R6 R5 Q6 Vcc2 Q5 R7 R8 Q7 Vcc3 Q8 R9 R10 Q9 Vcc4 Q10 Output Input Scanning(1/0) R12 R11

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bejo, Agus C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega 8535.Yogyakarta:Graha Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA. Bejo, Agus C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega 8535.Yogyakarta:Graha Ilmu. DAFTAR PUSTAKA Bejo, Agus.2008. C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega 8535.Yogyakarta:Graha Ilmu. Jamilah. Pengenalan Bahasa C. http://jamilah.staff.gunadarma.ac.id/downloads/

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebelumnya telah dihaluskan dan melalui proses quality control

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebelumnya telah dihaluskan dan melalui proses quality control 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Mekanis Sistem Sistem mekanis yang penulis buat menggunakan bahan plat logam yang sebelumnya telah dihaluskan dan melalui proses quality control sehingga diharapkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA.

DAFTAR PUSTAKA. DAFTAR PUSTAKA [1] Prabhu, J., P. Thanapal, and R. Vijay Anand. 2016. Home Intruder Detection System. www.ijptonline.com/wp-content/uploads/2016/10/15640-15650.pdf, diakses pada 5 September 2016. [2] Attia,

Lebih terperinci

CLAMP-METER PENGUKUR ARUS AC BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR

CLAMP-METER PENGUKUR ARUS AC BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR CLAMP-METER PENGUKUR ARUS AC BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR Oleh: TANU DWITAMA (3210701018) Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Program Studi Teknik Elektro Politeknik Batam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Rangkaian Catu Daya Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lay Out Minimum Sistem dengan ATMega8

LAMPIRAN. Lay Out Minimum Sistem dengan ATMega8 LAMPIRAN - Lay Out PCB Lay Out Minimum Sistem dengan ATMega8 Lay Out LCD Lay Out Instrumentasi (Op-Amp) 1. List Program #include //preprocessor menyertakan library IC ATmega 8 #include

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. otomatis yang dapat terjadwal.

BAB V PENUTUP. otomatis yang dapat terjadwal. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan pengujian dan analisa program, maka dapat diperoleh kesimpulan : 1. RTC (Real Time Clock) ditambahkan sebagai pengatur waktu otomatis yang dapat terjadwal.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. sistem perancangan ini memiliki sensor untuk mengetahui seberapa intensitas cahaya

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. sistem perancangan ini memiliki sensor untuk mengetahui seberapa intensitas cahaya BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Gambaran besar perancangan sistem Dalam hal ini perlu diketahui bahwa perancangan sistem atap otomatis ini memiliki sejumlah komponen yang berfungsi sebagai penggerak dari

Lebih terperinci

Digital Compass CMPS03 By : Hendawan Soebhakti

Digital Compass CMPS03 By : Hendawan Soebhakti Digital Compass CMPS03 By : Hendawan Soebhakti 1. Karakteristik Digital Compass Mobile robot, adalah istilah yang sering digunakan untuk menyebut sebuah robot yang memiliki kemampuan menjelajah. Tidak

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Rangkaian keseluruhan

Gambar 4.1 Rangkaian keseluruhan 24 BAB IV IMPLEMENTASI DATA DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari simulasi sistem perancangan program. Tujuan simulasi adalah untuk mengetahui kebenaran

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1 2 Lampiran 1 : Skematik Rangkaian Seluruh Alat 3 Lampiran 2 : Listing Program /******************************************************* This program was created by the CodeWizardAVR V3.12 Advanced Automatic

Lebih terperinci

C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana cara membuat timbangan digital? 2. Apa tujuan pembuatan timbangan digital?

C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana cara membuat timbangan digital? 2. Apa tujuan pembuatan timbangan digital? A. PENDAHULUAN Perkembangan dunia digital akhir-akhir ini tampak semakin berkembang dan banyak sekali peminat dari berbagai kalangan baik itu sebagai pembuat atau programmer maupun sebagai user atau pemakainya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak yang meliputi:

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. perangkat keras maupun perangkat lunak yang meliputi: 48 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini akan membahas tentang cara perencanaan dan pembuatan perangkat keras maupun perangkat lunak yang meliputi: 3.1 Konstruksi Fisik Pendulum Terbalik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENDETEKSI OTOMATIS KETINGGIAN PERMUKAAN AIR BERBASIS SENSOR MEDAN MAGNET UGN3503 CHRISS LEOWARDY SITUMORANG

RANCANG BANGUN PENDETEKSI OTOMATIS KETINGGIAN PERMUKAAN AIR BERBASIS SENSOR MEDAN MAGNET UGN3503 CHRISS LEOWARDY SITUMORANG RANCANG BANGUN PENDETEKSI OTOMATIS KETINGGIAN PERMUKAAN AIR BERBASIS SENSOR MEDAN MAGNET UGN3503 CHRISS LEOWARDY SITUMORANG DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PEMBUATAN

BAB III DESAIN DAN PEMBUATAN 23 BAB III DESAIN DAN PEMBUATAN 3. 1 Prinsip Kerja dan Perencanaan Perancangan dan pembuatan perangkat keras mencakup pembuatan rancangan layout, penempatan komponen elektronika didalam sirkuit PCB sampai

Lebih terperinci

MIKROKONTROL ATMega8535 Teknik Elektronika Industri

MIKROKONTROL ATMega8535 Teknik Elektronika Industri MODUL PEREKAYASAAN SISTEM KONTROL MIKROKONTROL ATMega8535 Teknik Elektronika Industri Mardiyanto S.Pd. A. Topik : Program CodeVisionAVR B. Kompetensi Setelah praktikum peserta menguasai penggunaan program

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Gambar A. Skematik Perancangan Solar Tracker Dual Axis. 54 Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A. Gambar A. Skematik Perancangan Solar Tracker Dual Axis. 54 Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN A Pada gambar A. di bawah ini menjelaskan tentang layout atau susunan komponen yang mencakup semuanya alat perancangan solar tracker dual axis selanjutnya dapat di lihat pada gambar sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. MMC (Multi Media Card) merupakan alat untuk menyimpan data digital. Memory card

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. MMC (Multi Media Card) merupakan alat untuk menyimpan data digital. Memory card BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Akses MMC dengan Microcontroller MMC (Multi Media Card) merupakan alat untuk menyimpan data digital. Memory card biasanya mempunyai kapasitas ukuran berdasarkan bit digital,

Lebih terperinci

MODUL V: Timer dan Counter

MODUL V: Timer dan Counter MODUL V: Timer dan Counter.1 DASAR TEORI Gambar.1 Prinsip Dasar Timer/Counter pada Mikrokontroler Ttimer = Tosc*(-TCNT0)*N ( bit = ) Ttimer = Tosc*(-TCNT1)*N (1 bit = ) Gambar. Diagram Blok Timer/Counter

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Hasil Pengukuran

LAMPIRAN 1 Perhitungan Hasil Pengukuran LAMPIRAN 1 Perhitungan Hasil Pengukuran 1. Hasil Pegujian Volume Cairan Infus pada 1 Menit a. Analisa perhitungan pada Pengaturan 0,50 ml/min 1) Nilai Rata-rata 2) Simpangan D= X s - D= 0,50-0,51 D= -0,01

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap pengujian sistem dilakukan dengan tujuan adalah untuk mengetahui hasil dari perancangan yang telah dibuat pada Bab 3. Pengujian sistem ini terdiri dari beberapa tahapan,

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perangkat Keras. Informasi waktu yang akan ditunjukkan oleh jarum dan motor power

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perangkat Keras. Informasi waktu yang akan ditunjukkan oleh jarum dan motor power BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perangkat Keras Informasi waktu yang akan ditunjukkan oleh jarum dan motor power window yang telah dimodifikasi menggunakan gear akan digunakan sebagai penggerak jarum jam. Informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Software Instalasi merupakan hal yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke dalam mikrokontroler. Sebelum melakukan instalasi, hubungkan

Lebih terperinci

REMOTE CONTROL LAMPU KAMAR DENGAN FITUR PWM DAN SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535

REMOTE CONTROL LAMPU KAMAR DENGAN FITUR PWM DAN SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 1, No. 1, Juni 2014 ISSN : 2356-0010 REMOTE CONTROL LAMPU KAMAR DENGAN FITUR PWM DAN SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega 8535 Ruri Hartika Zain,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Diagram blok sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan dan pembuatan alat ini, karena dari diagram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK 4.1 Merancang Rangkaian Remote Control Sesuai namanya remote control adalah alat pengendali jarak jauh yang berfungsi untuk mengendalikan sebuah benda (biasanya memiliki komponen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut. Sampel Air Sensor TDS Modul Sensor Program Mikrokontroller ATMega16

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut alat dan bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan pada pembuatan dan penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut alat dan bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan pada pembuatan dan penelitian ini adalah: 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Perancangan Perangkat Keras 3.1.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan modul termometer digital dengan output suara berbasis ATmega 16 ini dalam pengerjaanya membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Diagram blok pengembangan breastpump elektrik berbasis mikrokontroler ATMega8535 dilengkapi dengan pengatur waktu dan tekanan

Lebih terperinci

Membuat Sendiri Robot Line Tracker

Membuat Sendiri Robot Line Tracker Membuat Sendiri Robot Line Tracker Application Note Robot Line Tracker Pada project kali ini kita akan membahas cara membuat robot line tracker yang dapat bergerak mengikuti track berupa garis hitam setebal

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL

BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL TEST BED AUTOMATIC CRUISE CONTROL III.1 Alur Perancangan Perancangan sistem kontrol test bed sistem Automatic Cruise Control dilakukan dengan menggunakan alur perancangan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (ADC DAN APLIKASI TERMOMETER) dins D E P O K I N S T R U M E N T S

MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (ADC DAN APLIKASI TERMOMETER) dins D E P O K I N S T R U M E N T S MIKROKONTROLER ATMEGA BERBASIS CODEVISION AVR (ADC DAN APLIKASI TERMOMETER) dins D E P O K I N S T R U M E N T S ADC Konsep Dasar ADC ADC = Analog to Digital Converter Pengubah sinyal analog menjadi sinyal

Lebih terperinci

Pulsa = Frekuensi * 60/20 ; atau Pulsa = frekuensi*30;

Pulsa = Frekuensi * 60/20 ; atau Pulsa = frekuensi*30; JUDUL : Penghitung Kecepatan Motor DC dengan Display LCD 16X2 Berbasis Mikrokontroler ATMega16 TUJUAN : - Menghitung nilai kecepatan motor dc dengan satuan rpm - Menampilkan nilai rpm ke tampilan LCD -

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana

PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana PRAKTIKUM III Robot Line Follower Sederhana A. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengkombinasikan antara pengontrolan motor dengan PWM, dengan sensor proximity dengan ADC. 2. Mahasiswa dapat membuat program robot

Lebih terperinci

POLITEKNIK CALTEX RIAU

POLITEKNIK CALTEX RIAU BAB 1 SOFTWARE COMPILER CODEVISION AVR 1.1 PENGENALAN CodeVisionAVR merupakan salah satu software gratis yang berfungsi sebagai text editor dalam menulis baris perintah sekaligus sebagai compiler yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penjelasan mengenai sistem instrumen alat ukur kelembaban, dapat dilihat dalam bentuk Blok diagram berikut: Power Supply 5Vdc Sensor Kelembaban HCZ-H6 Non Inverting Amplifier

Lebih terperinci

MAX6675 K-Type Thermocouple Temperature Sensor

MAX6675 K-Type Thermocouple Temperature Sensor MAX6675 K-Type Thermocouple Temperature Sensor User Manual Indo-ware Electronic Easy & Fun Email Customer: sales@indo-ware.com Email Technical: support@indo-ware.com Facebook: www.facebook.com/indoware

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Instalasi Interface Instalasi rangkaian seluruhnya merupakan hal yang sangat penting karena merupakan proses penginputan data dari komputer ke mikrokontroller. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan suhu dan timer berbasis mikrokontroler ATMega8535, dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan suhu dan timer berbasis mikrokontroler ATMega8535, dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Adapun blok diagram sistem dari inkubator bakteri dilengkapi dengan suhu dan timer berbasis mikrokontroler ATMega8535,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015. 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015. Perancangan, pembuatan alat dilaksanakan di Laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG TAHUN AJARAN

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG TAHUN AJARAN 1 ROBOT MOBILE AVOIDER MENGGUNAKAN SENSOR INFRAMERAH OLEH: KELOMPOK IV Abdi Riyanto (09110303014) Afifah Fasywah (09110303044) Awliya Ikhsan Harahap (09110303010) Ketut Sri Rahayu (09110303030) Pratikto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT DETEKSI MINYAK GORENG YANG TELAH DIPAKAI MENGGORENG DAGING BABI BERBASIS PARAMETER KAPASITANSI

RANCANG BANGUN ALAT DETEKSI MINYAK GORENG YANG TELAH DIPAKAI MENGGORENG DAGING BABI BERBASIS PARAMETER KAPASITANSI RANCANG BANGUN ALAT DETEKSI MINYAK GORENG YANG TELAH DIPAKAI MENGGORENG DAGING BABI BERBASIS PARAMETER KAPASITANSI untuk memenuhi syarat skripsi program studi fisika Diajukan oleh : Tri Sulistyo Yunianto

Lebih terperinci

Sistem Kendali Servo Pada Sumbu Mesin CNC Aciera F5

Sistem Kendali Servo Pada Sumbu Mesin CNC Aciera F5 Sistem Kendali Servo Pada Sumbu Mesin CNC Aciera F5 Oleh: Eko Purwanto Aribowo NIM: 612012802 Tugas Akhir Untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Ijasah Sarjana Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

MAKALAH MIKROPROSESOR JAM DIGITAL DENGAN LCD 16X2

MAKALAH MIKROPROSESOR JAM DIGITAL DENGAN LCD 16X2 1 MAKALAH MIKROPROSESOR JAM DIGITAL DENGAN LCD 16X2 SHERLY MELISA SEMBIRING 131421086 YOHANA BR SITEPU 131421087 LELY DAHLYANA 131421090 ABNER SORITUA SIDAURUK 131421096 KOM C EKSTENSI PROGRAM STUDI S1

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring dengan berjalannya waktu, manusia terus berpikir dan berusaha untuk membuat suatu alat bantu yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA RANCANG BANGUN PERBAIKAN FAKTOR DAYA Setia Graha (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Penggunaan beban-beban reaktif dalam suatu sistem tenaga listrik akan

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dirancang sebelumnya akan dibahas pada bab ini. Tahap implementasi merupakan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dirancang sebelumnya akan dibahas pada bab ini. Tahap implementasi merupakan BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pembahasan mengenai proses implementasi dan pengujian alat yang telah dirancang sebelumnya akan dibahas pada bab ini. Tahap implementasi merupakan penerapan perancangan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Diagram Mekanik 1. Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.1 Tampilan Depan dan Belakang Keterangan gambar : = tombol start = tombol up = tombol down = tombol stop

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan perancangan komponen secara tepat dan akurat. Tahap perancangan sangat penting dilakukan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Tata letak konektor DT-AVR ATMEGA168 BMS adalah sebagai berikut: Persiapan hardware DT-AVR ATMEGA168 BMS adalah sebagai berikut:

Tata letak konektor DT-AVR ATMEGA168 BMS adalah sebagai berikut: Persiapan hardware DT-AVR ATMEGA168 BMS adalah sebagai berikut: DT-AVR ATMEGA168 BMS Application Note Oleh: Tim IE Application Note (AN) ini disusun untuk memberikan penjelasan tentang cara penggunaan DT-AVR ATMEGA168 Bootloader Micro System beserta software pendukungnya.

Lebih terperinci

Desain dan Realiasasi Alat Ukur Curah Hujan dengan Metode Timbangan Menggunakan Sensor Flexiforce

Desain dan Realiasasi Alat Ukur Curah Hujan dengan Metode Timbangan Menggunakan Sensor Flexiforce JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No., Juli 6 Desain dan Realiasasi Alat Ukur Curah Hujan dengan Metode Timbangan Menggunakan Sensor Flexiforce Afrida Hafizhatul Ulum, Gurum Ahmad Pauzi & Warsito

Lebih terperinci

MODIFIKASI PENAKAR HUJAN OTOMATIS TIPE TIPPING BUCKET DENGAN HALL EFFECT SENSOR ATS276 SKRIPSI VALENTINA SOPHIA MANULLANG

MODIFIKASI PENAKAR HUJAN OTOMATIS TIPE TIPPING BUCKET DENGAN HALL EFFECT SENSOR ATS276 SKRIPSI VALENTINA SOPHIA MANULLANG MODIFIKASI PENAKAR HUJAN OTOMATIS TIPE TIPPING BUCKET DENGAN HALL EFFECT SENSOR ATS276 SKRIPSI VALENTINA SOPHIA MANULLANG 110821008 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sistem Pemantau Curah. Berbasis Arduino Uno

Sistem Pemantau Curah. Berbasis Arduino Uno Sistem Pemantau Curah Hujan Melalui LCD Dan SMS Berbasis Arduino Uno Nama : Dedi Dermawan NPM : 21112790 Jurusan : Sistem Komputer Pembimbing 1 : Dr. Nur Sultan Salahuddin, SKom., MT. Pembimbing 2 : Jalinas,

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. II. Tujuan. III. Gambaran Disain. MODUL 7 Monitoring Suhu dan Cahaya ke PC

I. Pendahuluan. II. Tujuan. III. Gambaran Disain. MODUL 7 Monitoring Suhu dan Cahaya ke PC MODUL 7 Monitoring Suhu dan Cahaya ke PC I. Pendahuluan Pada praktikum ini, anda akan mencoba memanfaatkan fasilitas komunikasi serial pada mikrokontroler AVR ATmega8535. Modul praktikum sebelumnya adalah

Lebih terperinci

Bab III Metode Perancangan

Bab III Metode Perancangan Bab III Metode Perancangan Mulai Pengumpulan data Acuan Tekanan angin Berat benda Jenis komponen pneumatic & elektrikal Analisa data : 1. Perancangan Tooling. 2. Penggabungan sistem mikrokontroler Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anton, 2007, Sensor Suhu LM35, com/sensor Suhu LM35.htm

DAFTAR PUSTAKA. Anton, 2007, Sensor Suhu LM35,  com/sensor Suhu LM35.htm DAFTAR PUSTAKA Anonim, 20012, 8-bit Microcontroller with 4K Bytes In-System Programmable Flash, Atmel Corporation Anton, 2007, Sensor Suhu LM35, http://www.elektronika-elekronika.blogspot. com/sensor Suhu

Lebih terperinci