Praktik Terbaik untuk Jaminan Sosial dan Bentuk Hubungan Kerja yang Tidak Standar
|
|
- Liani Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Praktik Terbaik untuk Jaminan Sosial dan Bentuk Hubungan Kerja yang Tidak Standar Nuno Meira Simoes da Cunha Spesialis Senior ILO DWT untuk Asia Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Jakarta 25 Agustus 2016
2 Bentuk Hubungan Kerja yang Tidak Standar Pekerjaan Informal Konsep yang berbeda tetapi di berbagai kesempatan merepresentasikan kelompok pekerja yang sama khususnya di negara seperti Indonesia
3 Bentuk Hubungan Kerja yang Tidak Standar dan Pekerjaan Informal Cakupan jaminan sosial seringkali merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk membedakan pekerjaan formal dan informal
4 Pekerjaan Informal Kompleks dan sangat Beragam
5 Tantangan yang dihadapi oleh pekerja dengan bentuk hubungan kerja yang tidak standar (1) skema iuran Ketidaksesuaian antara skema dan pola bekerja Terkadang legislasi termasuk unsur-unsur yang mengarah pada eksklusi Persyaratan untuk suatu hubungan kerja antara pemberi kerja dan pekerja Jenis kontrak Skala badan usaha Jumlah jam kerja Ambang batas penghasilan Panjang minimal kontrak Akan tetapi, tidak hanya masalah hukum: Kurangnya penegakkan dan kontrol Kepatuhan yang rendah Kapasitas pengawasan yang terbatas Tantangan untuk menangani banyak individu dan unit mikro Kurangnya organisasi/representasi dari pekerja
6 Tantangan yang dihadapi oleh pekerja dengan bentuk hubungan kerja yang tidak standar (2) skema iuran Kesulitan dalam memenuhi prosedur administrasi (termasuk biaya yang berkaitan); Kurangnya informasi, kesadaran dan kepercayaan Manfaat tidak selalu selaras dengan prioritas Biaya (terutama untuk wiraswasta yang harus menanggung beban kontribusi ganda) Kurangnya kapasitas untuk turut membayar kontribusi asuransi sosial secara teratur; Penghasilan berfluktuasi atau tidak stabil Sulit untuk menghitung pendapatan Sulit untuk membayar secara bulanan
7 Tantangan yang dihadapi oleh pekerja dengan bentuk hubungan kerja yang tidak standar (3) skema iuran Tidak terkait langsung dengan status pekerjaan Cakupan yang terbatas (lingkup dan cakupan pribadi) Beberapa ditargetkan untuk yang paling miskin dan tidak mengikutsertakan mereka yang berada di ekonomi informal Masalah kecukupan Besarnya sektor pekerja/aktivitas di ekonomi informal dapat juga mengakibatkan penurunan pendapatan pajak
8 Cakupan perlindungan sosial The missing middle Untuk banyak negara, the missing middle mewakili mayoritas pekerja
9 2 Strategi untuk Memperluas Perlindungan Sosial Track 1 Perluasan melalui formalisasi Fokus dalam kelompok yang lebih dekat ke ekonomi formal dan memiliki kapasitas membayar iuran Track 2 Perluasan melalui skema non-iuran (SP Floors) Secara independen dari status bekerja Tidak saling eksklusif dan dapat saling mendukung
10 Mempermudah UKM dan pekerja dengan bentuk hubungan kerja yang tidak standar untuk berpartisipasi Memungkinkan kontribusi kecil: Untuk skema sukarela, kontribusi yang terjangkau akan menjadi perhatian utama. Contoh: Skema Mbao di Kenya; Filipina Meningkatkan investasi di layanan pengawasan Perlunya keseimbangan antara sanksi dan insentif Menciptakan derajat fleksibilitas: Secara umum, skema yang ditargetkan pada pekerja dengan penghasilan rendah mencoba meminimalkan denda/sanksi saat tidak membayar iuran Menekan biaya overhead: Biaya transaksi seperti biaya manajemen menjadi lebih signifikan dalam konteks kontribusi kecil
11 Mempermudah UKM dan pekerja dengan bentuk hubungan kerja yang tidak standar untuk berpartisipasi Meningkatkan akses fisik: Banyak skema perlindungan sosial untuk pekerja informal berusaha untuk menciptakan akses yang mudah ke layanan Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggabungkan beberapa tingkat kemitraan: Lembaga keuangan, seperti bank atau lembaga keuangan mikro; Pengusaha atau organisasi pengusaha, termasuk asosiasi profesi sektoral dan organisasi usaha kecil; Serikat buruh dan organisasi pekerja; Organisasi non-pemerintah dan organisasi berbasis masyarakat lainnya The aggregator model mendaftarkan kelompok dan bukan individu Contoh: Filipina; Ekuador Inovasi melalui teknologi: Teknologi ponsel memberikan kemungkinan baru untuk menciptakan cara yang lebih baik untuk perlindungan sosial Cth: Skema Mbao di Kenya dimana iuran bisa dibayar melalui ponsel
12 Mempermudah UKM dan pekerja dengan bentuk hubungan kerja yang tidak standar untuk berpartisipasi Menggunakan skema yang disederhanakan (Monotax) Untuk UKM dengan pendapatan dibawah level tertentu, dimungkinkan satu kali pembayaran yang ditentukan (setiap bulannya) daripada berbagai iuran jaminan sosial dan pajak Tingkat kontribusi yang berbeda menurut klasifikasi berdasarkan pendapatan tahunan; jumlah karyawan; dan dalam beberapa kasus: penggunaan lahan dan konsumsi listrik Skema manfaat dari subsidi pemerintah (UKM yang memilih skema ini dibebaskan dari beberapa jenis pajak dan bagian dari kontribusi jaminan sosial)
13 Menyediakan insentif keuangan untuk partisipasi Kontribusi dari pemerintah dapat menjadi motivasi yang kuat. Contoh: Rwanda Pemerintah memberikan subsidi 50% dari iuran pekerja informal Costa Rica tergantung pada tingkat pendapatan Di beberapa negara bagian di India, pemerintah memberikan kontribusi melalui the Welfare Workers Fund Di India, asuransi kesehatan untuk pekerja rumah tangga dan keluarganya sepenuhnya disubsidi pekerja hanya membayar biaya pendaftaran/pembaharuan (setiap tahun)
14 Meningkatkan akses ke program pemerintah yang ada Mengadaptasi pendekatan yang ada untuk merespon kebutuhan yang lebih luas dari pekerja. Di Filipina, pemerintah mengembangkan metode kontribusi alternatif untuk meningkatkan akses ke dua jenis sistem jaminan sosial nasional: PhilHealth, skema asuransi kesehatan nasional, dan sistem jaminan sosial nasional yang menyediakan manfaat pension, sakit, maternitas, disabilitas, dan kematian. Program perlindungan sosial sektoral dapat digunakan untuk menghubungkan pekerja dengan skema perlindungan sosial pemerintah yang ada WWFs sebagai cara untuk mendaftarkan pekerja informal dalam skema kesehatan nasional untuk mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan (Rashtriya Swasthya Bima Yojana - RSBY Memperluas cakupan skema yang ada berarti meningkatkan kesadaran dan akses ke informasi
15 Manfaat (Un) Employment
16 Tujuan: Melindungi pekerja dan keluarganya terhadap hilangnya pekerjaan dan pendapatan Mempertahankan pengangguran dan keluarganya dalam kondisi hidup sehat dan wajar (C168, art.16) Mempromosikan kebijakan pasar tenaga kerja yang aktif untuk pekerjaan penuh, produktif dan dipilih (C168, art.2&7) Manfaat UI ALMP 1. Memberikan jaminan pendapatan 2. Meningkatkan ketrampilan dan kecocokan pasokan/ permintaan tenaga kerja
17 Definisi: Asuransi Pekerjaan (C.168) Pengangguran: tidak bekerja, mampu bekerja dan bersedia bekerja Prinsip Asuransi sosial (mengumpulkan risiko) Pembayaran berkala (keterbatasan pembayaran pesangon satu kali) Promosi Ketenagakerjaan Pengembangan ketrampilan dan kemampuan bekerja
18 Tolak ukur yang direkomendasikan oleh Konvensi ILO 168
19 Mengapa peraturan pesangon seringkali tidak ditegakkan? 1. Dalam kasus kebangkrutan dan pengurangan pekerja, pengusaha seringkali kekurangan sumber daya untuk menyediakan pesangon untuk pekerja yang diberhentikan. 2. Sangat sulit bagi pemerintah untuk memantau apakah pengusaha telah memberikan pesangon dengan benar. Dalam kasus pelanggaran oleh pengusaha, pekerja yang diberhentikan bisa mendapatkan pesangon hanya ketika mereka mengajukan keluhan kepada lembaga pemerintah, yang banyak pekerja merasa enggan. Para pekerja yang lebih terorganisir dan vokal cenderung untuk mendapat pesangon, sementara hak pekerja yang tidak terorganisir dan dengan suara lemah seringkali diabaikan.
20 Perbedaan antara UI dan Perlindungan Sosial Wajib Siapa yang menanggung biaya? Kemungkinan ketidakpatuhan bagi pengusaha Asuransi Pengangguran (UI) Ditanggung bersama oleh semua pengusaha dan pekerja (dan pemerintah di beberapa negara) Rendah Wajib Pesangon Semua beban diletakkan secara eksklusif dan berat pada pengusaha yang memberhentikan pekerja Tinggi Pencegahan PHK Tidak terlalu kuat Kuat (bila dengan ketat diberlakukan Desain UI sangat kompleks (berbagai pilihan desain) Bagaimana menyeimbangkan jamsos yang ada dengan skema UI baru? Tantangan politik besar Dialog tripartit Kebijakan custom made
21 Tata kelola lembaga jaminan sosial ISSA memilih 5 prinsip untuk digunakan sebagai referensi oleh lembaga Jaminan Sosial : Akuntabilitas Transparansi Prediktabilitas Partisipasi Dinamis Partisipasi merujuk pada pendidikan aktif dan keterlibatan efektif dari pemangku kepentingan untuk memastikan perlindungan kepentingan mereka. Partisipasi pemangku kepentingan tergantung akses informasi dan kemampuan untuk mengerti dan bertindak Anggota dan penerima manfaat harus memiliki cara untuk mengawasi mereka yang bertanggungjawab terhadap manajemen jamsos
22 C.102 Konvensi Jaminan Sosial (Standar Minimum), 1952 Article 72(1) memerlukan partisipasi representasi dari: Orang yang diproteksi Administrasi Tripartit Pengusaha Entitas publik
23 Growing recognition in Asia Unemployment benefits & other income security measures facilitate recovery and economic growth Smooth consumption Boost domestic demand for goods and service Need for additional protection in context of Labour Law reforms which include more flexibility in hiring and firing Challenges regarding the effectiveness of some employment protection mechanisms such as severance payments How many workers do actually benefit from it? How many companies are able to comply with it?
Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial
Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan
Lebih terperinciPerlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016
Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016 Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan
Lebih terperinciProfil Pekerjaan yang Layak INDONESIA
Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri
Lebih terperinciILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013
ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013 Miranda Fajerman Chief Technical Adviser ILO - MAMPU 1 Tujuan AusAID MAMPU Program Meningkatkan
Lebih terperinciPengembangan keterampilan melalui publicprivate partnership (PPP)
National Tripartite High Level Dialogue on Employment, Industrial Relations, and Social Security Session 3 Pengembangan keterampilan melalui publicprivate partnership (PPP) Akiko Sakamoto Skills Development
Lebih terperinciK168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)
K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi
Lebih terperinciMenilai Pekerjaan Layak di Indonesia
Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia Sekilas tentang Profil Nasional untuk Pekerjaan Layak Apa itu Pekerjaan Layak? Agenda Pekerjaan Layak, yang dikembangkan Organisasi (ILO) semakin luas diakui sebagai
Lebih terperinciKajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan
Kajian Aktuaria reformasi BPJS Ketenagakerjaan Kajian aktuaria ini dilakukan bedasarkan permintaan permintaan pemerintah sindonesia dalam merencanakan dan melaksanakan program pensiun baru di Indonesia
Lebih terperinciKerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia
Tujuan 8: Mempromosikan keberlajutan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan yang produktif dan menyeluruh, serta perkerja layak bagi semua Hak untuk Bekerja sebagai Hak Asasi Manusia
Lebih terperinciEduard Marpaung KSBSI
Eduard Marpaung KSBSI Menurut data BPS 2014 Buruh Informal pada tahun 2014 sekitar 59,38%. Pertumbuhan sektor informal ini tidak banyak berubah dari 10 tahun sebelumnya. Yang hanya terjadi adalah berpindahnya
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinci4. Metoda penerapan Konvensi No.111
Diskriminasi dan kesetaraan: 4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan
Lebih terperinciPrinsip-Prinsip Perilaku Korporasi
Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah
Lebih terperinciPemetaan Pekerja Rumahan
Rekomendasi untuk Mempromosikan Kerja Layak bagi Pekerja Berbasis Rumahan Berdasarkan Temuan Riset dan Studi -- Proyek ILO/MAMPU -- Pemetaan Pekerja Rumahan Rekomendasi: 1. Kumpulkan data tentang pekerja
Lebih terperinciR-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982
R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 R-166 Rekomendasi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan
Lebih terperinciMelebihi Batas Pertanian
Presentasi Ekonomika Pertanian dan Perdesaan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta, 14 Mei 2013 Melebihi Batas Pertanian Oleh: Ulfa Maulidya Adrian Nalendra Perwira Ade bayu Erlangga Vincentia Anggita
Lebih terperinciPedoman bagi Rekomendasi ILO No. 189
PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA DALAM USAHA KECIL DAN MENENGAH Pedoman bagi Rekomendasi ILO No. 189 Disahkan oleh Konperensi Perburuhan Internasional (ILC) pada tanggal 2-18 Juni 1998 Program InFocus mengenai
Lebih terperinciK 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982
K 158 KONVENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 K-158 Konvensi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI
KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI 1 2012-2013 Kerugian terhadap lapangan kerja akibat krisis finansial dan ekonomi telah menyebabkan kesulitan hidup bagi pekerja perempuan dan laki-laki, keluarga dan komunitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan adalah pembahasan yang terus menjadi isu utama di Indonesia. Sejahteranya kelas pekerja dapat dianggap menjadi indikator sejahtera atau tidaknya
Lebih terperinciK187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K187 Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1 K187 - Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ISBN 978-92-2-xxxxxx-x Cetakan Pertama, 2010
Lebih terperinciK143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975
K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce
No.1753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Pengawasan Ketenagakerjaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
Lebih terperinci15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN
Lebih terperinciTINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN No. 17/05/34/Th. X, 15 Mei 2008 Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional
Lebih terperinciKebijakan dan Strategi Nasional untuk Pengembangan Keuangan Mikro
Kebijakan dan Strategi Nasional untuk Pengembangan Keuangan Mikro I Pendahuluan Keuangan mikro merupakan alat yang cukup penting untuk mewujudkan pembangunan oleh Pemerintah Indonesia dalam tiga hal sekaligus,
Lebih terperinciStandar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa
Lebih terperinciR201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011
R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak
Lebih terperinciPerkembangan Pengawasan Ketenagakerjaan di Filipina. DEPARTMENT OF LABOR AND EMPLOYMENT (PHILIPPINES) Jakarta, Indonesia 4-6 April 2017
Perkembangan Pengawasan Ketenagakerjaan di Filipina DEPARTMENT OF LABOR AND EMPLOYMENT (PHILIPPINES) Jakarta, Indonesia 4-6 April 2017 TOTAL PENDUDUK 100.981.437 PENDUDUK USIA KERJA ANGKATAN KERJA BEKERJA
Lebih terperinciBab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia
Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia Nelayan (Koleksi Bank Dunia ) Foto: Curt Carnemark 4 Berinvestasi untuk Indonesia yang Lebih Berkelanjutan 1.1 Karakteristik Utama Tantangan Lingkungan
Lebih terperinciInisiatif Accountability Framework
Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda
Lebih terperinciPERUNDINGAN BERSAMA: BEBERAPA TREN, DAMPAK DAN PRAKTIK J O H N R I T C H O T T E I L O B A N G K O K
PERUNDINGAN BERSAMA: BEBERAPA TREN, DAMPAK DAN PRAKTIK J O H N R I T C H O T T E I L O B A N G K O K TOPIK BAHASAN Apa itu perundingan bersama? Mengapa berunding tentang upah dan kondisi kerja lainnya?
Lebih terperinciPraktik Terbaik Sistem Pengupahan Nasional
Praktik Terbaik Sistem Pengupahan Nasional Patrick Belser, ILO High Level Tripartite Dialogue on Employment, Industrial Relations and Social Protection 25-26 August 2016, Jakarta Apa yang menjadi komponen
Lebih terperinciKode etik bisnis Direvisi Februari 2017
Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLandasan Perlindungan Sosial di Asia Tenggara: Menutup celah-celah perlindungan bagi anak dan keluarga
Landasan Perlindungan Sosial di Asia Tenggara: Menutup celah-celah perlindungan bagi anak dan keluarga Rachael Chadwick International Labour Organization, Jakarta Child Poverty and Social Protection Conference
Lebih terperinciKajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Ketenagakerjaan. Oleh: Arinta Dea Dini Singgi dan Daya Cipta S 1
Kajian Statuta Universitas Indonesia Aspek Ketenagakerjaan Oleh: Arinta Dea Dini Singgi dan Daya Cipta S 1 1 SuperStaf Divisi Kajian Kebijakan BK MWA UI UM 2013 Pada tanggal 14 Oktober 2013 telah disahkan
Lebih terperinciR198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA
R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciOleh Pathamavathy Naicker
Oleh Pathamavathy Naicker Pendahuluan Afrika Selatan adalah negara berpendapatan menengah. Populasinya diperkirakan sebesar 56,5 juta pada tahun 2017. PDB Afsel sekitar R4 triliun (R12-R13 :$1). Pendapatan
Lebih terperinciKebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola
Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola BP 2013 Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1. Pendahuluan Kami mengirimkan energi kepada dunia.
Lebih terperinciASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA
ASIAN DEVELOPMENT BANK OPERASI SEKTOR SWASTA Siapa Kami Private Sector Operations Department (PSOD) dari Asian Development Bank (ADB) mendorong, menjembatani, dan memberi pembiayaan pada perusahaan swasta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi memerlukan waktu yang relatif lama daripada zaman sekarang yang hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya Teknologi Informasi dari tahun ke tahun yang berkembang pesat, proses transaksi ekonomi menjadi lebih mudah dan lancar. Dimana dulu transaksi ekonomi
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu program pensiun yang cukup populer adalah Program Pensiun Manfaat Pasti. Dimana ada iuran dari karyawan dan kontribusi dari perusahaan yang berbeda
Lebih terperinciDiscrimination and Equality of Employment
Discrimination and Equality of Employment Pertemuan ke-3 Disusun oleh: Eko Tjiptojuwono Sumber: 1. Mathis, R.L. and J.H. Jackson, 2010. Human Resources Management 2. Stewart, G.L. and K.G. Brown, 2011.
Lebih terperinciStandar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG
Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG Karen Curtis Kepala Bidang Kebebasan Berserikat Kebebasan berserikat dan perundingan
Lebih terperinciKEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN
KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA Pembukaan lapangan kerja Perluasan kesempatan kerja Kebijakan dalam PHK Kebijakan pengupahan Perlindungan tenaga kerja: 1. Waktu kerja 2.
Lebih terperinciIndonesia: Pekerjaan Rumahan di Jawa Timur - Temuan dari penelitian kualitatif
Indonesia: Pekerjaan Rumahan di Jawa Timur - Temuan dari penelitian kualitatif Apa itu pekerjaan rumahan? Banyak orang di Indonesia bekerja dalam hubungan kerja tak standar. Pekerja rumahan merupakan salah
Lebih terperinciR-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992
R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992 2 R-180 Rekomendasi Perlindungan Klaim Pekerja (Kepailitan Pengusaha), 1992 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)
Lebih terperinciUjian Akhir Sekolah Tahun 2007 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Ujian Akhir Sekolah Tahun 2007 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UAS-SMK-TEK-07-01 Asas pembangunan ketenagaan pada dasarnya sesuai dengan... A. UUD 1945 B. Persatuan C. Pancasila D. Pembangunan
Lebih terperinciMENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga
MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga Proporsi angkatan kerja yang sifnifikan (3,6% dari pekerjaan berupah secara global) Pekerja Rumah Tangga Distribusi Regional Benua
Lebih terperinci2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan
No.179, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ORGANISASI. Arsitek. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6108) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinci- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian
Lebih terperinciMENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1
MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 A. KONDISI KEMISKINAN 1. Asia telah mencapai kemajuan pesat dalam pengurangan kemiskinan dan kelaparan pada dua dekade yang lalu, namun
Lebih terperinciK105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA
K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA 1 K 105 - Penghapusan Kerja Paksa 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi laki-laki dan
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI
Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan
Lebih terperinciPENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional
PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA Organisasi Perburuhan Internasional Agenda Kerja Layak ILO untuk Pekerja Rumah Tangga Penyusunan Standar untuk Pekerja Rumah Tangga 2 I. DASAR
Lebih terperinciLapangan Kerja bagi Kaum Muda
Organisasi Perburuhan Internasional Lapangan Kerja bagi Kaum Muda SEBUAH TUJUAN NASIONAL SEKILAS tentang Lapangan Kerja Bagi Kaum Muda di Indonesia: Sekitar 57 persen dari angkatan kerja muda Indonesia
Lebih terperinciJaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja. Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015
Jaminan Hari Tua (JHT) & Jaminan Pensiun (JP) Pekerja Timoer Sutanto, DPN Apindo, Ketua Bidang Jaminan Sosial Jakarta, 24 April 2015 Jaminan Sosial Minimum Jaminan Sosial adalah perlindungan yang diberikan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 29 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG DEWAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang :
Lebih terperinciBAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN
BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 9,5 persen berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Kerja merupakan fitrah manusia yang asasi.
Lebih terperinciPIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DIREKSI PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII. KEBERLAKUAN
Lebih terperinciK189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011
K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi
Lebih terperinciAsesmen Perlindungan Sosial Berbasis Dialog Nasional di Indonesia
INTRO Asesmen Perlindungan Sosial Berbasis Dialog Nasional di Indonesia Sosial Protection Floor (SPF) atau Landasan Perlindungan Sosial (LPS) adalah serangkaian hak dasar dan bantuan langsung yang memungkinkan
Lebih terperinciProblem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN
1 Problem dan Tantangan dalam Implementasi Skema Pensiun Publik Indonesia di masa datang yang berdasarkan pada UU No 40/2004 tentang SJSN H. Bambang Purwoko Anggota DJSN dan Guru Besar Fakultas Ekonomika
Lebih terperinciMengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting
Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Menetapkan konsep
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN
LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,
Lebih terperinciHow Digitalization is Changing Enterprises and Jobs in Indonesia
How Digitalization is Changing Enterprises and Jobs in Indonesia Digital Economy and Its Implications of Social Security Iftida Yasar August 7 th 2017, Jakarta 0.56 1.04 1.79 2.6 3.56 4.49 83.7 93.4 102.8
Lebih terperinciMENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK. Oleh : 9 Juli 2015 DPN APINDO
MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS MELALUI PEKERJAAN YANG LAYAK 9 Juli 2015 Oleh : DPN APINDO Intervensi khusus diperlukan untuk mengatasi masalah tingginya insiden pekerjaan berupah rendah, termasuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI MELALUI JARINGAN PENGEMBANGAN SDM. Orientasi oleh Rajiv I.D. Mehta, ICA AP
PENINGKATAN KAPASITAS KOPERASI MELALUI JARINGAN PENGEMBANGAN SDM Orientasi oleh Rajiv I.D. Mehta, ICA AP Definisi Koperasi Definisi koperasi (telah diakui PBB) adalah "perkumpulan otonom orang per orang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
7 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah BPJS Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional adalah program pemerintah yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh rakyat
Lebih terperinciINOVASI DALAM KEGIATAN PENGAWASAN TENAGA KERJA DI VIETNAM
INOVASI DALAM KEGIATAN PENGAWASAN TENAGA KERJA DI VIETNAM MA. Nguyen Tien Tung Kepala Departemen Pengawasan Kementerian Tenaga Kerja, Invaliditas dan Sosial (MOLISA) Viet Nam April, 2017 I. MENGAPA INOVASI?
Lebih terperinciKOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015
KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia
Lebih terperinciFORUM KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA. Diskusi Round Table Pertama 16 Januari, 2014
FORUM KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA Diskusi Round Table Pertama 16 Januari, 2014 OUTLINE: MASALAH YANG AKAN DIBAHAS Mengapa Forum Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia penting? Mengapa hal tersebut
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebagai salah satu penduduk terbanyak di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Oleh karena ini, tentunya Indonesia memiliki angkatan kerja
Lebih terperinciSTRUKTUR PEKERJAAN DAN STRUKTUR SOSIAL
UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR PEKERJAAN DAN STRUKTUR SOSIAL SOSIOLOGI INDUSTRI DAN KETENAGAKERJAAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 AHMAD MUTSLA Z (1206240234) DETANIA SAVITRI (1206210534) FEBRYAN DWI PUTRA (1206210540)
Lebih terperinciBAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor
BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN A. Sejarah Berdirinya BPJS Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
Lebih terperinciForum Dialog Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan dan Korupsi (P3K3) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Forum Dialog Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan dan Korupsi (P3K3) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Tim Pokja Pencegahan, Penanganan dan Penindakan Kesalahan, Kecurangan
Lebih terperinciATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.EKON/05/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN
Lebih terperinciK177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)
K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 1 K177 - Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA AGUSTUS 2011 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 0,74 PERSEN
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 03/03/Th. IV, 20 Maret 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN NGADA AGUSTUS 2011 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 0,74 PERSEN Jumlah angkatan kerja di
Lebih terperinciR-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997
R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997 2 R-188 Rekomendasi Agen Penempatan kerja Swasta, 1997 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas
Lebih terperinci4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah
4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN/ATAU KEMUDAHAN KEPADA MASYARAKAT DAN/ATAU PENANAM MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciRepublik Indonesia. Laporan Teknis
International Labour Organization Republik Indonesia Laporan Teknis Kajian Aktuaria tentang Reformasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Indonesia Departemen Perlindungan Sosial,
Lebih terperinciMengadu demi Memperbaiki:
KERTAS KEBIJAKAN Mengadu demi Memperbaiki: Pentingnya Suara Publik untuk Peningkatan Pelayanan WWW.CIPG.OR.ID REKOMENDASI Berdasarkan riset Mengkaji Efektivitas Alat Pengaduan Publik yang telah kami lakukan
Lebih terperinciPIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )
PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.
Lebih terperinciKEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116
KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan
Lebih terperinciGUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGANGGURAN
GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENANGANAN PENGANGGURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat GUBERNUR GORONTALO, : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN/ATAU KEMUDAHAN KEPADA MASYARAKAT DAN/ATAU PENANAM MODAL
GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN/ATAU KEMUDAHAN KEPADA MASYARAKAT DAN/ATAU PENANAM MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa PT Jasa Raharja sebagai salah satu BUMN di Indonesia telah dapat menerapkan tata kelola perusahaan
Lebih terperinciETIKA PROFESI PART 3
ETIKA PROFESI PART 3 The Business Ethics Program Responsible Business Conduct As Strategy Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Profesi Oleh : Kelompok 2 Azhar Nur Rachmat 121511040
Lebih terperinci15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional
Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciIndonesia: Tren Sosial dan Ketenagakerjaan (terbaru) November Tren tahun 2015 memperlihatkan penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi...
ASIA-PACIFIC DECENT WORK DECADE 2006 Indonesia: Tren Sosial dan Ketenagakerjaan (terbaru) November International Labour Organization Tren tahun memperlihatkan penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi... saing
Lebih terperinci