BAB I PENDAHULUAN. ekonomi memerlukan waktu yang relatif lama daripada zaman sekarang yang hanya

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya Teknologi Informasi dari tahun ke tahun yang berkembang pesat, proses transaksi ekonomi menjadi lebih mudah dan lancar. Dimana dulu transaksi ekonomi memerlukan waktu yang relatif lama daripada zaman sekarang yang hanya dengan waktu relatif kecil dan tidak memerlukan energi yang banyak untuk melakukan transaksi. Kemajuan Teknologi Informasi yang pesat ini tidak hanya dapat dirasakan oleh perusahaan-perusahaan besar saja, tetapi perusahaaan yang memiliki skala menengah dan kecil yang kita sebut dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). 5Melalui salah satu artikel yang ditulis oleh Muhammad Yamani (Banjarmasinpost.co.id) yang berjudul Kondisi Ekonomi Indonesia 2016 Ini Diprediksi Akan Lebih Baik. Menurut artikel tersebut dijelaskan kondisi ekonomi Indonesia diprediksi melalui Seminar Makro Ekonomi yang digelar oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Jakarta. Menurut salah satu pakar ekonomi dalam seminar terrsebut,bapak M Chatib Basri, menyampaikan gambaran peluang dan tantangan ekonomi di 2016, khususnya bagi UMKM di Indonesia. kondisi ekonomi Indonesia tahun 2016 diprediksi lebih baik dibandingkn 2015 lalu. Walaupun dampak ekonomi tahun 2015 masih dirasakan pada tahun ini. Namun, semua akan menjadi baik apabila para pelaku eknomi tetap bersabar, tidak melakukan PHK besar-besaran dan menyusun strategi-strategi khusus dalam mempertahankan bisnisnya, 1

2 2 Kamis (25/2/2016).Seperti yang dikatakan bapak M. Chatib Basri diatas bahwa tahun 2016 adalah tahun dimana UKM dapat berjalan maju untuk perekonomian Indonesia. Di Indonesia, UKM sangat diperlukan bagi kalangan masyarakat kecil dan menengah untuk dapat bertahan hidup di negara berkembang. Untuk pemerintah pun juga UKM ini sangatlah penting karena, dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Tetapi, UKM juga masih menghadapi kendala dalam hal akses modal dan pendanaan. Akibatnya, UKM kesulitan dalam meningkatkan kapasitas usahanya atau mengembangkan produk-produk yang mampu bersaing. Sebagian besar UKM belum cukup tersentuh oleh pelayanan lembaga keuangan formal (bank). Sehingga tidak sedikit dari UKM terpaksa memanfaatkan jasa lembaga keuangan mikro yang tradisional meskipun dengan beban dan resiko yang cukup memberatkan demi mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Untuk mengatasi permasalahan permodalan pada UKM, maka hadir suatu lembaga perkreditan, yaitu salah satunya koperasi simpan pinjam. Penyaluran atau pemberian kredit merupakan salah satu bisnis utama dan terbesar hampir pada sebagian lembaga keuangan termasuk koperasi simpan pinjam. Menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 tahun 1992 Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Oleh karena itu, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

3 3 ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan dan bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu lembaga bukan bank yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat, berupa pinjaman di tempat penyimpanan uang bagi masyarakat. Koperasi simpan pinjam menjalankan usahanya sebagai satu-satunya yang melayani anggotanya. Kehadiran suatu lembaga perkreditan, yaitu koperasi simpan pinjam sangat tepat untuk menjangkau masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang dirasa kurang stabil ini ternyata memicu seseorang untuk melakukan tindak kriminal berupa fraud atau yang lebih kita kenal dengan kecurangan pada perusahaan atau Instansi pemerintahan (contohnya Pemerintahan Pusat ataupun Pemerintah Daerah) yang dilakukan oleh karyawan atau bahkan atasan, dan selalu menjadi perbincangan hangat di masyarakat umum. Fraud dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan cara menyalahgunakan posisi jabatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain. Dari berbagai pengertian tentang fraud, secara sederhana dapat diartikan fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan atau organisasi secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dilema yang penulis sangat disayangkan yaitu fraud tersebut merambat tidak hanya ke perusahaan-perusahaan besar atau instansi pemerintah tetapi, sampai merambat ke koperasi simpan pinjam.

4 4 Upaya penegakan hukum terhadap tindakan fraud selama ini kurang membawa hasil. Tindakan yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki keadaan secara keseluruhan belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan yang signifikan. Efektivitas ketentuan hukum tidak dapat dicapai apabila tidak dapat didukung norma dan nilai etika dari pihak terkait. Dalam konteks organisasi yang telah termodifikasi sebagai kode etik dan selengkapnya (Sie Infokum-Ditama Binbangkum, 2008). Menurut Transparansi Internasional ditulis oleh Ervan Hardoko dalam Kompas.com, data menunjukkan dalam indeks korupsi dunia. Dalam rilis terbarunya, Sudan, Korea Utara, dan Somalia menjadi tiga negara paling korup di dunia. Sementara Denmark, Selandia Baru, dan Finlandia adalah negara paling bersih dari korupsi. Di Asia Tenggara, Singapura menjadi negara terbesih dengan menempati peringkat 7 daftar CPI (Corruption Perception Index) Transparansi Internasional. Lalu dimanakah posisi Indonesia? Indonesia duduk di peringkat 107 dari 175 negara. Posisi Indonesia jauh berada di bawah Singapura (7), Malaysia, Filipina, dan Thailand (Kompas.com 3 Desember 2014). Fraud merupakan kejahatan tersembunyi, tidak ada yang dilakukan secara terang-terangan, tidak ada korban yang segera menyadari bahwa fraud telah terjadi, namun fraud adalah kejahatan terstruktur yang merusak sendi-sendi tata kelola baik di perusahaan maupun dalam pelayanan publik. Untuk meminimumkan bahaya fraud, profesi akuntansi mengesahkan seperangkat standar dan prosedur umum yng disebut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Di Indonesia prinsip akuntansi ini, disusun dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas

5 5 Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Penerapan SAK-ETAP, yaitu tentang akuntansi perkoperasian diwujudkan dalam bentuk penyajian laporan keuangan yang terdiri dari posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas (Mulyani 2013). Di dalam SAK-ETAP juga dijelaskan tentang perlunya pengendalian internal dalm suatu perusahaan. Penggunaan SAK-ETAP diharapkan perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha. Perusahaan yang menggunakan SAK-ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK-ETAP dalam catatan laporan keuangn sehingga pengendalian internal suatu perusahaan sangat diperlukan untuk menjaga diterapkannya peraturan tersebut dengan baik. Pengendalian Internal yang efektif akan membantu melindungi aset perusahaan, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajeral yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan, dan pelanggaran (Susanto, 2008). Pengendalian internal sangat penting untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia serta untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (Wilopo, 2006). Perilaku tidak etis mempengaruhi banyaknya penyimpangan perusahaan. Oleh karena itu, untuk mengatasi terjadi kecenderungan kecurangan (Fraud), perilaku etis sangat penting dijadikan budaya bagi perusahaan maupun bagi koperasi. Budaya organisasi adalah suatu kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-hari

6 6 dan membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan tindakan mereka untuk mencapai tujuan organisasi (Rivai dan Mulyadi, 2012:374). Pernyataan diatas menunjukkan, bahwa budaya organisasi dapat memahami keadaan yang terjadi di dalam sebuah organisasi. Hal ini juga dapat memberikan pengaruh dalam nilai-nilai dan normanorma yang meliputi semua kegiatan bisnis, yang mungkin terjadi tanpa disadari. Budaya etis organisasi merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan yang telah menjadi panutan bagi semua anggota organisasi, tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku yang dapat diterima oleh moral dan benar secara hukum. Dengan diterapkannya budaya etis dalam organisasi maka akan dapat mendorong seseorang untuk dapat melakukan tindakan-tindakan yang beretika sehingga kecenderungan kecurangan dapat dihindari. Di suatu lingkungan yang lebih etis, seorang karyawan akan lebih cenderung menjalankanmenjalankan peraturan-peraturan perusahaan, dan menghindari perbuatan kecurangan di dalam instansi tersebut, lingkungan etis ini dapat dinilai dengan adanya budaya etis organisasi. Untuk itu penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Lestari dkk (2015) yang berjudul Pengaruh Pengendalian Internal dan Budaya Etis Organisasi terhadap Kecenderungan Kecurangan (Fraud) pada Koperasi Simpan Pinjam di Kecamatan Buleleng. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Karyawan Minyak Caltex (KKMC) yang ada di Pekanbaru, Riau. Karena menurut data yang penulis terima bahwa ada indikasi terjadinya kecurangan (Fraud) yang terjadi di koperasi tersebut.

7 7 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis ingin melakukan studi kasus di salah satu koperasi di Pekanbaru yaitu Koperasi Karyawan Minyak Caltex (KKMC). Penulis ingin menulis skripsi dengan judul PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN (FRAUD) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOPERASI KARYAWAN MINYAK CALTEX (KKMC). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang yang telah disebutkan, maka penulis akan menjabarkan berbagai permasalahan yang akan diteliti dan diidentifikasi sebagai berikut: 1. Apakah pengendalian internal berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)? 2. Apakah budaya etis organisasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan (fraud)? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada Koperasi Karyawan Minyak Caltex (KKMC) 2. Untuk menganalisis pengaruh budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan (fraud) pada Koperasi Karyawan Minyak Caltex (KKMC)

8 8 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis 1. Bagi penulis, penelitian ini akan berguna untuk menambah pengetahuan penulis serta untuk melatih diri dalam menganalisa permasalahan dengan lebih ilmiah. 2. Bagi para pengguna, penelitian ini berguna untuk menjadi referensi dan sumbangan konseptual dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna dan dapat memberikan informasi mengenai analisis pengaruh pengendalian internal dan budaya etis organisasi terhadap kecenderungan kecurangan (fraud). 1.5 Sistematika Penulisan Berikut ini penulis akan menyajikan uraian singkat materi pokok yang akan dibahas pada masing-masing bab, sehingga dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang skripsi ini: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

9 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan mengenai landasan teori, tinjauan atas penelitian terdahulu, kerangka piker, dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini memberikan deskripsi mengenai jenis dan sumber data yang dikumpulkan, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan data serta metodologi analisis yang digunakan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan tentang hasil-hasil penelitian yang akan disertai dengan ulasan berupa pembahasaan yang meliputi penjelasan umum tentang penelitian yang dilakukan, uraian hasil penelitian yang berupa hasil dari kuesioner yang dihadapi dipadukan dengan teori-teori yang ada. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yang ada pada bagian bab ini akan berisikan kesimpulan dan saran.