BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Salah satu masalah penting dalam bidang pendidikan adalah mutu
|
|
- Hamdani Hartono Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Salah satu masalah penting dalam bidang pendidikan adalah mutu pendidikan. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional telah bertekad untuk melakukan peningkatan mutu pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Adanya peningkatan mutu pendidikan salah satunya dapat dillihat dari hasil prestasi belajar siswa-siswanya. Pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan dapat terlihat dari prestasi belajar anak didik. Prestasi belajar siswa di Indonesia khususnya Matematika dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari data PISA (Programme for International Student Assessment) (OECD, 2012), yang menunjukkan bahwa prestasi belajar Matematika siswa Indonesia berada di peringkat dua terbawah untuk skor Matematika pada survei tahun Dari total 65 negara dan wilayah yang masuk pada survei PISA, Indonesia menduduki peringkat ke-64 atau hanya lebih tinggi satu peringkat dari Peru. Data lain menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat 38 dari 42 negara pada skor rata-rata prestasi belajar Matematika kelas delapan. Survei ini berdasar data pada TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) tahun 2011 yang menyatakan bahwa negara Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia (Keswara, 2013). 1
2 2 Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan di Ujian Nasional (UN) pada semua jenjang pendidikan termasuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Capaian yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Matematika, menjadi salah satu bobot penilaian yang penting dalam penentuan kelulusan di UN. Meskipun demikian, bukan berarti prestasi Matematika senantiasa menggembirakan. Hal ini tampak dari pernyataan Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh, yang menyatakan bahwa berdasarkan data yang ada, mata pelajaran yang banyak diulang oleh siswa adalah mata pelajaran Matematika, bahasa Indonesia, dan Biologi (Kemdiknas, 2011). Berdasarkan data Analisis dan Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional SMA Sederajat Tahun (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan & Tempo, 2014) menyebutkan data bahwa daya serap nasional mata pelajaran jurusan IPA adalah sebagai berikut: 1) Bahasa Indonesia (71,20%); 2) Fisika (64,51%); 3) Bahasa Inggris (64,33%); 4) Biologi (61,02%); 5) Matematika (60,12%); dan 6) Kimia (59,82%). Mata pelajaran Matematika pada siswa SMA jurusan IPA dapat dikategorikan rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, meskipun bukan yang terendah. Peneliti telah melakukan studi awal siswa SMA X jurusan IPA di Yogyakarta. Data menunjukkan bahwa nilai raport semester ganjil T.A. 2013/2014 yang berada di bawah KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) pada pelajaran Matematika sebanyak 87 dari 309 siswa atau sebesar 28,16%. Nilai KKM pelajaran Matematika di sekolah ini ialah 76. National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menjelaskan bahwa di masa sekarang ini, siapa saja yang memahami dan mampu menguasai
3 3 Matematika akan mempunyai peluang secara signifikan lebih besar untuk membangun masa depannya (dalam Varol & Farran, 2006). Menurut Sembiring (dalam Sembiring, Hadi, & Dolk, 2008), salah satu tujuan pengajaran dan pembelajaran Matematika di Indonesia adalah untuk mengembangkan kemampuan penalaran dan kemampuan logika siswa, serta menjadi salah satu metode untuk mengembangkan pola penalaran siswa secara lebih sistematis. Matematika menjadi ilmu yang penting, hal ini juga diungkap oleh Woolfolk (2007) bahwa Matematika merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa, di samping kemampuan membaca dan menulis, karena ketiga kemampuan tersebut menjadi dasar untuk mempelajari ilmu yang lain. Senada dengan pendapat di atas, ulasan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006), mengemukakan bahwa Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Dengan demikian, siswa dapat menggunakan kemampuan penalaran dan logika berpikirnya untuk dapat memecahkan permasalahan yang dihadapinya seharihari. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga SMA. Hal ini penting untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan kemampuan bekerjasama. Kompetensi tesebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (BSNP, 2006).
4 4 Berbagai fakta di atas pada akhirnya menunjukkan masih ada yang perlu dibenahi dalam proses penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, khususnya pada jenjang SMA terkait prestasi belajar Matematika. Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum, faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal siswa/lingkungan sekitar siswa (Suryabrata, 2011). Peran lingkungan dapat dilihat dari sudut pandang ekologi seperti yang dijelaskan oleh Brofenbrenner (Santrock, 2010), bahwa faktor lingkungan dapat mempengaruhi performa belajar siswa. Hal ini dapat dipahami dengan melihat tingkatan yang dapat mempengaruhi individu. Interaksi yang terjadi pada mikrosistem meliputi individu dengan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan tetangga mampu saling memberikan pengaruh pada performa individu. Keterkaitan antara lingkungan sekolah dengan rumah dapat menjadi indikator capaian prestasi siswa di sekolah. Prestasi siswa di sekolah memerlukan hubungan yang positif antara lingkungan sekolah dan rumah (Santrock, 2011). Studi oleh Gregory dan Weinstein (2004) menunjukkan bahwa prestasi belajar Matematika pada siswa SMA mampu diprediksi dari persepsi siswa yang positif atas hubungan antara kondisi lingkungan di rumah (orangtua) dan di sekolah (guru). Interaksi individu dengan orang lain di lingkungan sekitarnya secara positif merupakan konsep umum dari istilah dukungan sosial. Dukungan sosial ialah adanya suatu rasa nyaman, adanya bantuan, dan adanya suatu informasi yang didapat melalui adanya interaksi individu atau kelompok (Prokop, Bradley, Burish, Anderson, & Fox, 1991). Dukungan sosial dapat meningkatkan fungsi
5 5 individu dan atau mampu menjadi penyokong dari akibat yang kurang baik (Malecki & Demaray, 2002). Siswa usia remaja identik dengan teman sebaya sebagai faktor lingkungan yang banyak memberikan pengaruh, namun pada konteks pendidikan khususnya terkait dengan keberhasilan siswa di sekolah, dukungan orangtua dan guru merupakan sumber dukungan yang paling berkontribusi daripada dukungan teman (Demaray & Malecki, 2002; Malecki & Demaray, 2003; Fezer, 2008). Okun, Sandler, dan Baumann (dalam Goldsmith, 2004) mengungkapkan bahwa dukungan guru dan keluarga (tetapi bukan dukungan dari teman) merupakan penyangga siswa dari dampak negatif pada kejadian negatif di sekolah dan mendorong dampak positif pada kejadian positif di sekolah. Hasil studi oleh French, Rianasari, Pidada, Nelwan, dan Buhrmester (2001) yang membandingkan antara remaja Amerika dengan Indonesia menyebutkan bahwa remaja di Indonesia memeringkat lebih tinggi pada anggota keluarga daripada teman dalam hal dukungan sosial yang diterimanya. Hal ini senada dengan Mufarrikhatul (2011), bahwa faktor dukungan orangtua memberikan kontribusi secara langsung pada prestasi akademik siswa (termasuk Matematika) sebesar 81,6 % pada siswa SMA kemudian oleh dukungan sosial yang diterima dari teman sebesar 11,6 % pada siswa SMA. Dukungan orangtua dan guru berdampak positif pada siswa usia remaja terkait prestasi belajar. Pada kenyataannya, masih terdapat siswa yang merasa kurang mendapatkan dukungan, baik dari orangtua maupun dari guru. Hal ini terlihat dari pemaparan guru Bimbingan dan Konseling (Ibu Etna) yang disampaikan pada situs Guraru (Guru Era Baru) mengenai dukungan orangtua
6 6 dan guru. Beliau menyatakan bahwa dukungan orangtua dan guru mampu memberikan keyakinan pada siswa untuk berperilaku rajin di sekolah sehingga siswa mampu meraih prestasi belajar dengan lebih baik. Ibu Etna telah menangani kasus seorang siswa yang bernama Gundi. Gundi mendapatkan label anak super malas di sekolahnya. Gundi ingin merubah perilakunya yang buruk namun terlihat hampir putus asa karena kurangnya dukungan sosial yang diberikan kepadanya. Ibu Etna menuturkan bahwa lingkungan di sekolah (guru dan temantemannya) kurang memberikan lingkungan yang kondusif pada masa perubahan perilaku Gundi tersebut. Ibu Etna kembali menuturkan bahwa Gundi sebenarnya anak yang baik. Gundi hanya membutuhkan dukungan dari lingkungannya (orangtua, guru, dan teman-temannya). Selama proses konseling, Ibu Etna memberikan dukungan sosial yang maksimal kepada Gundi selama di sekolah. Tidak hanya itu, Ibu Etna juga melakukan mediasi dengan orangtua Gundi agar mereka juga memberikan dukungannya atas usaha Gundi selama di rumah. Ibu Etna menyatakan bahwa orangtua Gundi telah berupaya memberi dukungan yang baik selama di rumah agar tetap bersemangat di sekolah. Selama proses konseling berlangsung, Gundi mulai memperlihatkan perubahan perilakunya yang mulai rajin dalam bidang akademik, baik di sekolah maupun di rumah sehingga prestasi belajar di sekolah mulai meningkat (Etna, 2013). Berdasarkan pendekatan humanistik, siswa yang mendapatkan dukungan secara sosial (socially supportive) akan mampu mengurangi tekanan dan kecemasan yang dirasakan siswa ketika siswa merasa kesulitan secara kognitif untuk mempelajari sesuatu atau menghindar dari tugas akademiknya. Peran lingkungan dengan adanya dukungan tersebut merupakan sumber pemenuhan
7 7 kebutuhan siswa terhadap rasa cemas dan takut yang melibatkan emosi siswa. Hal ini dikarenakan adanya persepsi dan emosi yang negatif pada siswa akan banyak memerlukan usaha dalam memenuhi kebutuan individu tersebut. Dukungan dari orangtua dan guru merupakan sumber pemenuhan kebutuhan siswa agar siswa memiliki perasaan positif mengenai diri mereka dan mempersepsi sekolah sebagai tempat yang akan mendukung atas usaha siswa untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang baru (Snowman & McCown, 2012). Penulis telah melakukan wawancara kepada guru BK (Bimbingan dan Konseling) di tiga SMA di Yogyakarta. Penulis merangkum hasil pemaparan guru-guru BK tersebut. Guru-guru BK tersebut menuturkan bahwa perilaku yang secara umum dapat mengakibatkan prestasi siswa rendah ialah pertengkaran antarsiswa/geng, perilaku membolos, bullying, dan ramai di kelas. Perilaku negatif siswa di sekolah tersebut dapat diakibatkan karena siswa kurang mendapatkan dukungan sosial, baik dari orangtuanya maupun dari gurunya. Orangtua yang terlalu sibuk atau kondisi keluarga yang bermasalah juga dapat menjadi penyebab siswa berprestasi rendah. Penyebab dari perilaku siswa ramai di kelas dapat dikarenakan dukungan guru yang kurang (mengajar secara monoton, pengajaran kurang menarik minat siswa, sikap guru yang tidak adil, dsb.). Berdasar pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa rendahnya dukungan dari orangtua dan guru dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Berdasarkan pemaparan kasus di atas, dapat ditinjau dari pendekatan humanistik. Menurut Schunk (2012), pada sejumlah SMA yang mempunyai
8 8 banyak kasus dengan kekerasan dan tekanan yang berkaitan dengan perilaku gerombolan siswa (gang behaviors) dapat menyebabkan prestasi siswa yang rendah. Peran orangtua dan guru menjadi penting dalam memberikan dukungan kepada siswa. Jika siswa merasa takut atau terancam berada di sekolah dikarenakan maraknya perilaku bullying/gang di sekolah, kebutuhan siswa akan rasa aman tidak terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan siswa menjadi terganggu konsentrasi belajarnya di dalam kelas. Pada kasus seperti ini diperlukan adanya komunikasi antara pihak guru, orangtua, serta siswa-siswa di sekolah. Pada konteks keluarga, jika siswa berada pada lingkungan keluarga yang destruktif, peran guru ialah mengkomunikasikan bahwa orangtua perlu untuk menyediakan lingkungan rumah yang kondusif bagi anak. Proses pembelajaran dengan pendekatan humanistik ini ialah mampu menunjukkan pandangan positif (positive regard) kepada siswa, mendorong siswa pada pertumbuhan personalnya dengan menyediakan kesempatan dan pilihan kepada siswa, serta memfasilitasi pembelajaran dengan menyediakan sumber-sumber dan dukungan-dukungan yang mewadai (Schunk, 2012). Uraian di atas ditegaskan oleh pemaparan lebih lanjut dari hasil wawacara dengan guru-guru BK. Guru-guru BK tersebut menegaskan akan pentingnya perhatian, dukungan, dan pendekatan secara emosional yang dilakukan oleh orangtua dan guru kepada siswa agar siswa lebih berperilaku baik di sekolah. Jika anak merasa nyaman, dihargai, dan senang di rumah, anak akan melakukan tindakan yang positif di sekolah karena kebutuhan emosinya terpenuhi. Siswa akan lebih mudah dalam memahami materi yang dipersepsinya sulit ketika guru mampu memberikan bentuk-bentuk dukungannya kepada siswa. Siswa tidak takut untuk bertanya jika guru selalu menghargai siswa. Hal tersebut
9 9 akan berdampak positif pada nilai pelajarannya. Penulis menyimpulkan bahwa dukungan dari orangtua dan guru diperlukan bagi siswa untuk memberikan pengaruh positif pada prestasi belajar siswa. Pada pendekatan humanistik, peran dukungan sosial menjadi hal yang penting terkait prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan pada pendekatan ini tidak hanya melibatkan faktor kognitif saja, tetapi juga faktor afeksi (Lefrancois, 2000; Woolfolk, 2007; Sternberg & Williams, 2009; Schunk, 2012), melibatkan proses interaksi sosial yang positif (Parsons, Hinson, & Brown, 2001; Sternberg & Williams, 2009; Santrock, 2011), serta dukungan sosial merupakan sumber pemenuhan kebutuhan siswa untuk berprestasi (Lefrancois, 2000; Sternberg & Williams, 2009; Schunk, 2012; Snowman & McCown, 2012). Ulasan di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat dukungan dari sosialnya untuk dapat memenuhi deficiency needs (kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta dan kepemilikan, dan harga diri) akan mendorong siswa untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya, yaitu growth needs (kebutuhan kognitif, estetik, dan aktulisasi diri). Prestasi siswa dalam hal ini adalah kebutuhan aktualisasi diri (Lefrancois, 2000). Kebutuhan-kebutuhan defisiasi (deficiency needs) ini dapat terpenuhi dengan adanya dukungan sosial, dengan melihat aspek-aspek pada dukungan sosial yaitu: 1) Emotional support; 2) Appraisal support; 3) Instrumental support; dan 4). Informational. Aspek-aspek dukugan sosial tersebut mengacu pada House (dalam House & Kahn, 1985). Prestasi belajar pada siswa SMA dapat dilihat dari tingkat penerimaan dukungan sosial yang diberikan oleh orangtua. Pendapat ini dijelaskan oleh Suhaili (2007) yang meneliti 130 siswa SMKN I Godean Sleman. Hasil studinya
10 10 menyatakan bahwa dukungan orangtua dan motivasi belajar siswa memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa (termasuk Matematika). Studi oleh Mufarrikhatul (2011) pada 131 siswa SMA di Gresik menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara dukungan orangtua terhadap prestasi akademik siswa (termasuk Matematika). Pendapat di atas ditegaskan oleh Iksan (2012) yang menunjukkan hasil bahwa faktor dukungan orangtua memberikan kontribusi secara langsung pada prestasi akademik (termasuk Matematika) siswa sebesar 81,6 % pada siswa SMA. Prestasi belajar pada siswa SMA dapat dilihat dari tingkat penerimaan dukungan sosial yang diberikan oleh guru. Studi oleh Widyaningsih (2006) menyatakan bahwa persepsi anak terhadap dukungan guru, keterlibatan orangtua, dan inteligensi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Dukungan orangtua dapat memberikan kontribusi positif pada prestasi belajar Matematika siswa (Tocci & Engelhard, 1991; Lee, Smith, Perry & Smylie, 1999; Downs, 2006; Chiu, 2010; Harrison, 2011; dan Syafaruddin, 2012). Prestasi belajar Matematika juga tidak lepas dari adanya dukungan dari guru. Studi oleh Lee, et al. (1999); Lopez, Ehly, dan Garcia-Vazquez (2002); serta Chen (2005) mengungkap adanya dukungan guru yang berkorelasi positif terhadap prestasi belajar Matematika. Berdasarkan uraian di atas, dukungan sosial dari orangtua dan guru merupakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar Matematika pada siswa. Inteligensi mempunyai kontribusi terkait prestasi Matematika. Hal ini dikarenakan Matematika merupakan pelajaran yang menuntut kemampuan abstraksi. Siswa dikenalkan dengan operasi yang menggunakan angka dan
11 11 simbol untuk memecahkan suatu masalah Matematika, misalnya penjumlahan dan pengurangan. Oleh karena itu, faktor inteligensi merupakan faktor untuk mendukung kesuksesan belajar Matematika karena Matematika meliputi proses berpikir yang cukup kompleks (Woolfolk, 2007). Inteligensi sebagai salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar Matematika dapat terlihat dari hasil studi Siegler, Duncan, Davis- Kean, Duckworth, Claessens, Engel, Susperreguy, dan Chen (2012); Rosal, Jorge, dan Sierra (2012); Murayama, Pekrun, Lichtenfeld, dan Hofe (2012); dan Rustika (2014). Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa dukungan orangtua, dukungan guru, dan inteligensi berkorelasi positif terhadap prestasi belajar, khususnya prestasi belajar Matematika. B. Rumusan Permasalahan Permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah dukungan orangtua, dukungan guru, dan inteligensi dapat memprediksi prestasi belajar Matematika siswa SMA. C. Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris dukungan orangtua, dukungan guru, dan inteligensi sebagai prediktor prestasi belajar Matematika siswa SMA. Manfaat Penelitian Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan menambah informasi data empirik dan pengetahuan di bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan
12 12 mengenai dukungan orangtua, dukungan guru, dan inteligensi sebagai prediktor prestasi belajar Matematika siswa SMA. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pihak sekolah tentang peranan dukungan orangtua, dukungan guru, dan inteligensi siswa terhadap prestasi belajar Matematika siswa SMA. Manfaat praktis bagi orangtua yaitu tentang peranan dukungan orangtua dan inteligensi siswa terhadap prestasi belajar Matematika siswa SMA. D. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya Penelitian dengan judul Social Support from Parents, Friends, Classmates, and Teachers in Children and Adolescents Aged 9 to 18 Years: Who Is Perceived as Most Suportive? oleh Bokhorst, Sumter, dan Westenberg (2009), bertujuan untuk melihat perbedaan di antara usia dan jenis kelamin terhadap bentuk dukungan sosial yang dirasakannya dari orangtua, teman, teman kelas, dan guru. Penelitian ini dilakukan kepada 304 siswa laki-laki dan 351 siswa perempuan dengan rentang usia 9-18 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah Social Support Scale for Children and Adolescents terdiri dari 24 butir dengan analisis statistik anava tiga jalur mix model. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat persepsi siswa atas dukungan orangtua dan teman dirasakan sama, hanya pada rentang usia tahun. Dukungan guru lebih rendah pada kelompok usia yang lebih tua. Penelitian dengan judul Relation of Academic Support From Parents, Teacher, and Peers to Hong Kong Adolescents Academic Achievement: The Mediating Role of Academic Role of Academic Engagement oleh Chen (2005) dengan subjek siswa usia remaja (14-20 tahun) di Hong Kong, menguji
13 13 hubungan dukungan akademik dari orangtua, guru, dan teman sebaya dengan prestasi akademik (Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Cina) dengan mediator keterlibatan akademik. Alat ukur yang digunakan yaitu Perceived Parental Academic Support Scale, Perceived Teacher Academic Support Scale, Perceived Friend/Peer Academic Support Scale, dan Perceived Academic Engagement Scale. Hasilnya berupa dukungan guru paling besar memprediksi prestasi akademik, diikuti oleh dukungan orangtua, lalu kemudian dukungan teman sebaya. Dukungan orangtua dan guru secara langsung berhubungan dengan prestasi akademik. Penelitian dengan judul Assessing Teacher and Parent Support as Moderators in The Relationship Between Black High School Student s Academic Achievement and Sosioeconomic Status oleh Harrison (2011), menguji hubungan di antara prestasi akademik siswa SMA, dukungan orangtua, dukungan guru, status sosial ekonomi dengan menggunakan analisis sekunder dari Educational Longitudinal Study Subjeknya ialah siswa dari 752 sekolah di Kolombia. Alat ukur yang digunakan berupa survei kepada siswa menggunakan ELS:2002 serta kuisioner yang diberikan kepada siswa dan orangtua. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi. Hasilnya menunjukkan adanya korelasi positif pada persepsi dukungan orangtua dengan prestasi akademik (Membaca dan Matematika), namun pada dukungan guru hasil korelasi tidak signifikan dengan prestasi akademik. Penelitian oleh Fezer (2008) dengan judul Adolescent Social Network: Student Academic Success It Relates To Source And Type Of Support Received, menguji dampak dukungan sosial pada siswa SMA dengan keberhasilan di
14 14 sekolah (rata-rata hasil akademik, kehadiran di sekolah, kepuasan pada sekolah, dan perilaku di sekolah). Penelitian ini fokus pada sumber dukungan (orangtua, guru, dan teman) dan bentuk dukungan sosial yang diberikan (emosi, informasi, instrumental, dan penghargaan). Subjeknya meliputi 471 sekolah dari tingkat 9-12 dari wilayah perkotaan dengan skala menggunakan laporan diri menggunakan Child and Adolescents Social Support Scale (CASSS). Hasilnya menunjukkan tingkat dukungan sosial dari guru dengan bentuk dukungan informasi dan emosi berkontribusi pada keberhasilan siswa di sekolah. Dukungan orangtua dan dukungan guru berdampak pada kehadiran di sekolah, nilai hasil belajar, kepuasan di sekolah, dan perilaku siswa di sekolah. Dukungan dari teman sangat berpengaruh kepada perkembangan sosial remaja. Pada konteks pendidikan, khususnya terkait dengan keberhasilan siswa di sekolah, dukungan orangtua menjadi hal yang paling berkontribusi, diikuti oleh dukungan dari guru, kemudian dari teman sekelas. Dari uraian di atas, penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, karakteristik subjek penelitian, tinjauan yang digunakan, dan skala yang digunakan.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan semakin lama semakin berkembang sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan semakin lama semakin berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan dalam suatu negara harus diawasi dan dievaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem pendidikan yang digunakan. Berhasil tidaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu faktor pembentuk pribadi manusia, seseorang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor pembentuk pribadi manusia, seseorang mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk dapat melalui sebuah pendidikan. Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. dasar sampai sekolah menengah atas adalah pelajaran matematika. Bahkan di
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dari bangku sekolah dasar sampai sekolah menengah atas adalah pelajaran matematika. Bahkan di beberapa jurusan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah pembangunan manusia dalam upaya menjadikan manusia berkualitas sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Belajar merupakan masalah bagi setiap orang, dan tidak mengenal usia dan waktu lebih-lebih bagi pelajar, karena masalah belajar tidak dapat lepas dari dirinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan pada jaman ini sangat berkembang di berbagai negara. Sekolah sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan pada jaman ini sangat berkembang di berbagai negara. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemampuan memecahkan masalah merupakan satu aspek yang sangat. penting dalam pembelajaran. Behrman, Kliegman, dan Arvin (2000: 130)
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan memecahkan masalah merupakan satu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Behrman, Kliegman, dan Arvin (2000: 130) mengatakan bahwa pentingnya kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan atau kemunduran suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, dan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diperoleh melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persaingan global saat ini menuntut individu agar mampu mencapai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan global saat ini menuntut individu agar mampu mencapai prestasi dalam pendidikan. Pendidikan merupakan faktor penting individu untuk mencapai kesiapan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang selalu berkembang dan berubah sesuai dengan perubahan zaman. Saat ini pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. dan prosedur operasional dalam penyelesaian masalah tentang bilangan.
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu mengenai bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional dalam penyelesaian masalah tentang bilangan. Matematika dipandang sebagai
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dibutuhkan manusia
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dibutuhkan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Ketika berbelanja, perlu memilih dan menghitung jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelajaran matematika merupakan pengetahuan dasar, dan kompetensi penunjang bagi pelajaran lainnya yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Undang undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya mendapat perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Upaya peningkatan mutu pendidikan dapat
Lebih terperinciTESIS. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh Suharyanto NIM S
0 EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) YANG DIMODIFIKASI PADA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia dalam rangka mencerdaskan bangsa dan kurikulum nasional merupakan standar dan acuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rendah. Data laporan pembangunan manusia yang dikeluarkan United Nation
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dapat dikatakan cukup rendah. Data laporan pembangunan manusia yang dikeluarkan United Nation Development Programme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran di sekolah tersebut. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bidang pendidikan proses pembelajaran di sekolah menjadi pilar utama, karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional terdapat penjelasan mengenai standar nasional. dan afektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hasil Ujian Nasional (UN) digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu pendidikan, seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, serta sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam dan dijelaskan ke dalam bahasa matematika. Karakteristik ilmu fisika seperti Ilmu Pengetahuan Alam lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, baik dari segi spiritual, intelegensi, dan skill. Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Kalimat tersebut adalah bunyi pasal 31 ayat (1) UUD 1945. Pendidikan yang layak adalah pendidikan yang mementingkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Ihsan (2011: 2) menyatakan bahwa pendidikan bagi kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa disadari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kualitas
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. setiap penyelesaian masalah kehidupan tidak terlepas dari kemampuan berpikir
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Matematika siswa seharusnya memperoleh nilai yang maksimal, karena setiap penyelesaian masalah kehidupan tidak terlepas dari kemampuan berpikir logik dan berpikir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Menurut UU RI tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan diberikan untuk memberikan gambaran masalah yang dialami peneliti, solusi permasalahan yang ditawarkan oleh peneliti serta batasan permasalahan yang akan diteliti. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. maju apabila rakyatnya memiliki pendidikan yang tinggi dan berkualitas,
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Suatu negara dan bangsa akan menjadi negara dan bangsa yang maju apabila rakyatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan teknologi dan informasi di era globalisasi ini. Setiap negara berlomba-lomba dalam kemajuan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu yang mendasar dalam kehidupan. Keberadaannya sangat dibutuhkan dalam semua aspek. Melalui pendidikan terciptalah individu-individu
Lebih terperinciAmanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DAN EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMA N 3 MAGELANG Amanda Luthfi Arumsari 15010113120067 Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan pada hampir semua mata pelajaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika adalah ilmu yang berkembang sejak ribuan tahun lalu dan masih berkembang hingga saat ini. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan di era globalisasi sangat menuntut sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan di era globalisasi sangat menuntut sumber daya manusia yang kompeten dalam bidangnya dan mampu mengembangkan kemampuan intelektual yang mereka miliki
Lebih terperinciKEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI Jumarniati 1, Rio Fabrika Pasandaran 2, Achmad Riady 3 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya merupakan makhluk hidup yang harus terus berjuang agar dapat mempertahankan hidupnya. Manusia dituntut untuk dapat mengembangkan dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi internasional untuk mengevaluasi pendidikan khusus hasil belajar peserta didik berusia 14 tahun pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) yang diikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan ratunya ilmu. Matematika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswanya untuk berfikir secara logis, kritis, tekun, kreatif, inisiatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berdampak besar terhadap dunia pendidikan, khususnya terhadap kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern ini sangat berdampak besar terhadap dunia pendidikan, khususnya terhadap kualitas pendidikan. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilaksanakan oleh pendidik untuk mengembangkan potensi yang ada pada siswa. Djumali,dkk (2013:47) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membangun bangsa. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut Puspendik (2012: 2), kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang membosankan bagi siswa, tak terkecuali di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah faktor utama untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai jenjang pendidikan dasar. Matematika timbul karena olah pikir manusia yang berhubungan dengan ide, proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam pembelajaran. Behrman, Kliegman, dan Arvin (2000: 130)
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan memecahkan masalah merupakan satu aspek yang sangat penting dalam pembelajaran. Behrman, Kliegman, dan Arvin (2000: 130) mengatakan bahwa pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang telah berkembang sangat pesat, baik materi maupun kegunaannya.dengan demikian setiap upaya pengajaran matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siska Sintia Depi, 2014
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada beberapa dekade terakhir ini, daya saing negara Indonesia ditengahtengah persaingan dengan negara lain cenderung tidak memuaskan. Hal ini tercermin dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia yang didapatkan lewat sekolah. Setiap orang yang bersekolah harus
Lebih terperinci2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jika ditelisik pencapaian prestasi belajar IPA (biologi) siswa Indonesia menurun. Siswa Indonesia masih dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keterampilan, dan nilai-nilai serta norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pendidikan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Hal ini diatur dalam Undangundang Dasar 1945 pasal 31. Melalui pendidikan akan diperoleh pengetahuan, keterampilan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari aspek pendidikan sehingga sangat wajar jika pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap dunia pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Fauziah Nurrochman, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam kemajuan teknologi dan berbagai bidang keilmuan lainnya. Peranan matematika sebagai ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dari peranan matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu berpikir kritis di era globalisasi. Salah satunya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai menengah untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis,analitis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu mulai mengenal orang lain di lingkungannya selain keluarga,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu mulai mengenal orang lain di lingkungannya selain keluarga, seiring bertambahnya usia. Saat masa kanak-kanak, individu menghabiskan sebagian besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu membangun kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui bidang pendidikan merupakan salah satu kunci sukses dalam menghadapi era globalisasi. Sehubungan dengan hal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era global yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, setiap orang dapat dengan mudah mengakses dan mendapatkan bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bidang kehidupan yang dirasakan penting oleh setiap individu. Melalui pendidikan setiap individu akan memperoleh ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara yang telah maju. Pendidikan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha mewujudkan suasana belajar bagi peserta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha mewujudkan suasana belajar bagi peserta didik. Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan. Pentingnya pendidikan dirasakan oleh semua orang untuk menyongsong masa depan. Untuk perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang dipelajari sejak zaman dahulu hingga kini. Mata pelajaran wajib di sekolah dalam tingkatan apapun. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam kesuksesan yang akan diraih seseorang. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/ PAUD,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah diharapkan mampu. memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif kepada para siswa guna
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan asumsi penelitian. A. Latar Belakang Masalah Sebagai lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembicaraan di kalangan akademisi maupun masyarakat umum saat ini terfokus kepada peningkatan kualitas pendidikan, karena hal tersebut merupakan tuntutan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam pendidikan. Sebagai bukti, pelajaran matematika diajarkan disemua jenjang pendidikan mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus informasi mengalir cepat seolah tanpa hambatan, jarak dan ruang yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di belahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek pengetahuan bahasa, pemahaman isi wacana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survey dari Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi literasi matematika Indonesia pada tahun 2000 berada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan guna membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah mereka yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa ketika pengambilan keputusan meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa ketika pengambilan keputusan meningkat. Keputusan-keputusan yang diambil remaja adalah keputusan mengenai masa depannya. Akan tetapi kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib di pelajari oleh semua siswa dari tingkat dasar hingga tingkat menengah atas bahkan juga di Perguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memudahkan kita untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai belahan dunia. Sejalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai ilmu dasar memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari penerapan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dimiliki manusia, sebab pendidikan memiliki peranan yang penting dalam perkembangan kehidupan manusia. Tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematis merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematis merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern. Matematis penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Aktivitas matematika seperti problem solving dan looking for
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Aktivitas matematika seperti problem solving dan looking for problems (Gravemeijer,
Lebih terperinci