BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Yenny Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari adalah hari yang sibuk bagi para ibu rumah tangga dan juga para pembantu rumah tangga. Ada banyak kegiatan/aktivitas yang harus dilakukan dari pagi hingga malam hari seperti sudah menjadi rutinitas harian yang nyaris tanpa hari libur. Tanpa adanya campur tangan orang yang spesialis urusan kerumah-tanggaan, sebuah rumah akan selalu dirasakan ada yang kurang. Walaupun demikian adanya, banyak orang yang meremehkan tugas dan tanggung jawab pada profesi ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga. Pekerjaan yang dilakukan seorang Ibu rumah tangga/pembantu rumah tangga sehari-hari secara umum yaitu: menyiapkan atau memasak makanan dan minuman, menyapu lantai rumah dari debu dan kotoran, mencuci piring dan peralatan makanan lainnya,mencuci baju dan pakaian lainnya, membuang sampah dari rumah kepembuangan sampah, membersihkan debu-debu yang ada dirumah merawat dan menyiram tanaman, membersihkan lingkungan di depan rumah, menguras bak di kamar mandi,menjemur dan menyetrika pakaian yang telah dicuci, belanja kebutuhan sehari-hari, membersihkan kaca-kaca yang ada di rumah, mengurus anak dari a sampai z, membasmi binatang pengganggu (nyamuk, kecoa, tikus, dll), menjaga hubungan baik dengan para tetangga dan menjaga nama baik keluaga dan masih banyak lagi yang lainnya. Kegiatan menyapu, mengepel, memasak, mencuci, dan menyetrika merupakan kegitan yang tidak terstruktur dan tidak repetitif yang dilakukan oleh Ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga setiap harinya. Kegiatan-kegiatan tersebut memiliki sifat resiko tinggi dalam kesehatan, 1
2 membutuhkan waktu yang lama serta kegiatannya berulang hampir dilakukan setiap hari kecuali untuk kegiatan mencuci dan menyetrika. Jika diuraikan, kegiatan menyapu, mengepel dan memasak merupakan kegiatan rutin setiap hari sedangkan mencuci dan menyetrika kegiatannya dilakukan tidak setiap hari, biasanya 1-3 kali/seminggu. Kegiatan yang tidak rutin tersebut membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Jika ditelaah kembali, kegiatan rutin seperti menyapu dan mengepel merupakan hal yang wajib karena dampaknya berpengaruh dengan kesehatan rumah, khusus mencuci merupakan hal yang tidak rutin setiap hari dilakukan karena sifatnya yang ditujukan untuk menghemat listrik sampai pakaian menumpuk, sedangkan menyetrika juga merupakan kegaiatan yang tidak rutin setiap hari dilakukan karena membutuhkan waktu lama dalam pengerjaan sehingga menimbulkan rasa lelah yang besar, hemat listrik dan menunggu pakaian hingga menumpuk sebelum dikerjakan. Jadi, kegiatan yang mendominasi masalah kegiatan rumah tangga yaitu menyetrika. Kegiatan menyetrika merupakan kegitan yang bersifat repetitif, dimana pengguna memaju-mundurkan setrika secara berulangulang untuk menjangkau seluruh bagian pakaian yang disetrika sehingga menghasilkan pakaian yang bersih, lembut dan rapi. Kegiatan yang dilakukan oleh Ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga ini biasanya dilakukan lesehan, duduk, maupun berdiri yang menyebabkan ketidak nyamanan dalam hal pengerjaan. Pada gambar 1.1, gambar 1.2, dan gambar 1.3, merupakan gambaran dari memulai melakukan aktvitas menyetrika sampai dengan mengakhirinya. Keluhan kerja yang sering timbul dalam proses kegiatan menyetrika yaitu sering merasa kelelahan pada pinggang/punggung karena harus membolak-balikan badan untuk mengambil dan meletakan pakaian yang sudah setrika, kelelahan pada leher jika harus menyetrika dalam waktu yang lama, kelelahan pada kaki jika menyetrika dilakukan berdiri. 2
3 Gambar 1.1: Ibu rumah tangga sedang mempersiapkan pakaian untuk disetrika (Sumber: Dokumentasi penulis, 2015) 3
4 Gambar 1.2: Ibu rumah tangga sedang menyetrika pakaian (Sumber: Dokumentasi penulis, 2015) 4
5 5
6 Gambar 1.3: Keluhan, tumpukan pakaian, dan gantungan pakaian ibu rumah tangga ketika Sedang menjalani aktvitas menyetrika (Sumber: Dokumentasi penulis. 2015) Dari hasil penelitian awal melalui interview dengan 25 responden yang terdiri atas ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga yang biasa melakukan kegiatan menyetrika, diketahui banyaknya ketidakpuasan akan desain meja setrika saat ini. Beberapa voice of costumer yang berhasil dikumpulkan adalah sebagai berikut: Saya tidak memiliki tempat yang luas untuk menyimpan meja setrika saya. Saya ingin meyetrika dalam posisi duduk dan berdiri secara bergantian sehingga tidak mudah pegal. Rak pakaian saya kadangkala tidak saya gunakan karena sempit dan malas membungkuk. Saya merasa lelah karena harus berdiri selama menyetrika. Saya merasa sakit pada punggung dan kaki sewaktu menyetrika dilakukan dengan lesehan. Meja setrika yang saya gunakan tidak nyaman karena mengharuskan saya membungkuk ketika menyetrika. 6
7 Saya ingin meja setrika yang tahan lama sehingga tidak perlu membelinya lagi dalam jangka waktu beberapa tahun. Harga meja setrika harus sesuai dengan kualitasnya, murah tetapi tidak kuat juga tidak akan saya beli. Dari seluruh voice of costumer yang ada, keluhan akan kelelahan dan ketidaknyamanan yang dirasakan selama menyetrika dengan memanfaatkan meja setrika maupun lesehan seperti pada gambar 1.1, 1.2, 1.3 semua responden yang merasa cepat lelah dalam menyetrika menyebutkan keluhan berdiri terlalu lama dan lesehan penyebab kelelahan pada saat menyetrika. Beberapa reponden yang menjadi objek penelitian juga menyebutkan bahwa terkadang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menyetrika semua pakaian mencapai 3-4 jam per kegiatan menyetrika. Padahal, menurut Lafond, Champagne, Descarreaux, Dobois, Prado & Duarte (2008), Gregory dan Callaghan dalam penelitiannya menyebutkan bahwa sekitar 50% orang dalam kondisi sehat akan merasakan ketidaknyamanan pada area pinggang setelah 2 jam berdiri. Sementara itu responden juga mengeluhkan postur tubuh yang statis dalam menyetrika. Apalagi, kegiatan kegiatan menyetrika adalah kegiatan yang bersifat repetitif, dimana penyetrika harus memaju-mundurkan setrika secara berulang-ulang untuk menjangkau seluruh bagian pakaian yang disetrika. Postur tubuh yang statis dalam waktu lama dengan pekerjaan yang refetitif dapat menyebabkan musculoskeletal disorder pada seseorang (Anghel, Argesanu, Niculesnu, & Lungeanu, 2007). Keluhan-keluhan kecil dapat mengakibatkan efek dengan skala luas. Gangguan kesehatan berupa ketidaknyamanan pada bagian tubuh seseorang agar berpengaruh terhadap performa kerjanya. Beberapa produsen mungkin menganggap hal ini sebagai aspek yang kurang penting dan dapat dikorbankan sebagai trade-off agar dapat menghasilkan produk dengan harga murah. Terlebih dengan adanya persepsi bahwa kegiatan menyetrika 7
8 adalah kegiatan yang mungkin terlihat sederhana dan sepele. Namun demikian, aspek-aspek yang diharapkan oleh konsumen, salah satunya terkait aspek kenyamanan dalam kegiatan ini, juga hendaknya diperhatikan, mengingat kegiatan menyetrika merupakan kegiatan seharihari yang sangat dekat dengan kebutuhan sandang manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas khusus memberikan kenyamanan untuk kegiatan menyetrika serta dapat memudahkan kegiatan menyetrika yang dilakukan ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga disaat menyetrika, meletakan pakaian yang ingin disetrika, meletakan pakaian dengan cara lipat maupun pakaian yang membutuhkan gantungan pakaian seperti kemeja, gaun pesta dan pakaian panjang lainnya. Dari permasalahan tersebut, disesuaikan dengan antropometri manusia dengan batasan usia dan fasilitas yang dibutuhkan sehingga menimbulkan kenyamanan bagi pengguna salah satunya bagi kesehatan manusia itu sendiri. Berangkat dari latar belakang diatas, maka tugas akhir ini bermaksud untuk mengangkat topik inovasi perancangan meja setrika yang ditujukan untuk Ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga. Adapun inovasi yang dilakukan akan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan konsumen sesuai dengan kebutuhan voice of custumer yang ada. 8
9 1.2 Masalah Perancangan Identifikasi Masalah Dari latar belakang permasalahan, didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Setiap hari adalah hari yang sibuk bagi ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga dalam melakukan aktivitas rumah tangga, mulai pagi hingga malam hari yang membuat ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga menjadi kelelahan. 2. Kegiatan yang banyak dijumpai dalam rumah tangga seperti menyapu, mengepel, memasak, mencuci dan menyetrika merupakan kegiatan yang tidak terstruktur dan tidak repetitif yang dilakukan oleh ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga setiap harinya sehingga membuat tingginya resiko dalam faktor kelelahan yang mengganggu alur aktivitas lainnya. 3. Kegiatan mencuci dan menyetrika merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu lama dalam pengerjaannya sehingga menimbulkan rasa lelah yang besar. 4. Kegiatan yang mendominasi dari masalah kegiatan di rumah tangga yaitu menyetrika karena kegiatan tersebut bersifat repetitif seperti memaju-mundurkan setrika untuk menjangkau seluruh bagian pakaian yang disetrika sehingga menyebabkan ketidak-nyamanan dalam pengerjaan ketika lesehan, duduk, dan berdiri. 9
10 Diagram 1.1 Keterkaitan Masalah (Sumber: Data Penulis, 2015) 10
11 1.2.2 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana merancang sarana pendukung kegiatan menyetrika dirumah tangga yang memberikan kemudahan dan mengurangi kelelahan pada pengguna? Batasan Masalah Membatasi masalah pada perancangan produk alat bantu untuk kebutuhan menyetrika di rumah tangga sehingga mempermudah dalam mencari masalah yang akan diselesaikan secara detail, adapun batasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian disekitar desa Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung, karena desa tersebut memiliki aktivitas rumah tangga yang sibuk sebab mayoritas ibu rumah tangga di desa tersebut memiliki bisnis disekitar rumah seperti rumah makan, kost-kostan, dan warung kecil maupun besar. 2. Penelitian terkait studi ergonomi dilakukan terhadap responden dengan jenis kelamin wanita dari umur tahun, karena mayoritas yang melakukan aktivitas menyetrika yaitu wanita yang sudah mempunyai keluarga. 3. Perancangan ditujukan kepada ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah, karena ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga merupakan pelaku paling sibuk dalam mengurus rumah tangga. 4. Penulis mempertimbangkan aspek ergonomi dan antropometri dalam perancangan sarana kebutuhan kegiatan menyetrika karena aspek tersebut berdampak positif seperti efektivitas kerja, dan kenyamanan bagi pengguna. 11
12 1.3 Tujuan Perancangan Dari hasil data diatas didapatkan tujuan perancangan penulis adalah membuat produk alat bantu kebutuhan untuk memberi kemudahan dalam kegiatan menyetrika terutama untuk para ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga. 1. Tujuan Umum Memberikan kemudahan dalam memberikan kebutuhan kegiatan menyetrika di dalam rumah Memberikan solusi desain yang tepat sehingga menguntungkan bagi pengguna dalam melakukan kegiatan menyetrika Mengimplementasikan ilmu desain produk ke dalam masalah rumah tangga ketika melakukan kegiatan menyetrika 2. Tujuan Khusus Memberikan kemudahan khususnya kepada ibu rumah tangga maupun pembantu rumah tangga dalam memerlukan kebutuhan menyetrika di dalam rumah. Menghasilkan rancangan yang lebih ergonomis, tidak hanya nyaman tetapi juga sehat serta berdasarkan penilainan postur yang disesuaikan dengan antropomentri penggunan/user. 1.4 Manfaat Penelitian dan perancangan produk dari permasalahan kebutuhan fasilitas ibu rumah tangga yaitu: 1. Bagi Keilmuan Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara keilmuan desain produk. Diharapkan hasil akhir dari penelitian ini bermanfaat dari permasalahan yang terjadi dikegiatan ibu rumah tangga yaitu kegiatan menyetrika yang permasalahannya itu fatigue/kelelahan, dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi serta mampu bertindak 12
13 sebagai fasilisator, sekaligus problem solver dalam pemecahan masalah dari aktivitas ibu rumah tangga. 2. Bagi Fakultas Indusri Kreatif Jurusan Desain produk Menambah wawasan berpikir yang luas dengan perancangan melalui ilmu desain produk dalam pemecahan masalah kegiatan menyetrika ibu rumah tangga. Memberikan inovasi produk mengenai perancangan fasilitas kebutuhan menyetrika ibu rumah tangga berdasarkan ergonomi dan antropometri dengan pendekatan kegiatan desain produk. Menyediakan referensi bagi akademisi dan institusi yang berkepentingan mengenai aktivitas menyetrika ibu rumah tangga. 3. Bagi Masyarakat Meminimalir dampak yang ditimbulkan dari kegiatan menyetrika ibu rumah tangga. 1.5 Tahapan Perancanagan Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan Perancangan ini terbagi ke dalam beberapa tahapan sebagai berikut: No Tahapan Tujuan Strategi 1 Latar Belakang - Mengetahui permasalahan dari aktivitas ibu rumah tangga atau pembantu rumah tangga yang sedang melakukan pekerjaan rutin rumah tangga. - Mengetahui keluhan yang di sebabkan dari kegiatan menyetrika. - Observasi Desa Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung. - Wawancara, menyebar kuesioner dan dokumentasi dilakukan untuk memperkuat masalah. 13
14 (Lanjutan) Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan - Mengetahui tahapan kerja dari kegiatan menyetrika. - Mengetahui fasilitas apa yang dibutuhkan untuk kegiatan menyetrika agar menjadi lebih efektif dan efisien. - Memperoleh data lapangan berupa gambar. - Mendapatkan hipotesa permasalahan. 2 Data Literatur - Mengetahui teori mengenai ergonomi dan antropometri mengenai kegiatan menyetrika. - Mengetahui teori-teori yang bersumber dari hasil penelitian maupun buku mengenai aktivitas menyetrika. - Mendapatkan ide awal -Kepada ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga yang melakukan kegiatan menyetrika. - Mencari sumber literatur dari beberapa buku mengenai ergonomi seperti buku Ernest Neufert Data Arsitek, R.S. Bridger Introduction to ergonomics, Madyana A.M Analisis perancangan kerja dan ergonomi Alwisol psikologi kepribadian, S.E. Gordon Becker Human Factors Engineering. - Mencari sumber dari jurnal mengenai aktivitas menyetrika. - Observasi lapangan 14
15 (Lanjutan) Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan 3 Data lapangan - Mendapatkan data valid dari wawancara kepada pihak terkait seperti wawancara kepada ibu rumah tangga dan pembantu rumah tangga. - Wawancara dan dokumentasi dilakukan untuk memperkuat masalah. 5 Analisa aspek desain 6 Perancangan dan visualisasi - Pembobotan aspek desain perancangan kebutuhan fasilitas menyetrika rumah tangga. - Mendapatkan analisa mengenai aspek ergonomi, antopometri, operasional, teknologi, pengguna, aktivitas, fungsi, material, psikologi, dan warna. - Menemukan konsep desain perancanagan produk fasilitas sarana kebutuhan menyetrika. - Mendapatkan analisa mengenai pertimbangan desain yang terdiri dari pertimbangan pengguna, pertimbangan psikologi, pertimbangan kebutuhan, pertimbangan fungsional, pertimbangan teknis, pertimbangan ergonomi, pertimbangan sosial budaya, dan pertimbanagan visual - Menganalisa aspek ergonomi terhadap aspek-aspek lainnya. - Menganalisa aspek antropometri terhadap aspekaspek lainnya. - Menganalisa aspek yang mendukung mengenai perancangan fasilitas menyetrika di rumah tangga. - Melakukan perancangan berdasarkan konsep desain perancangan produk fasilitas sarana kebutuhan menyetrika. - Menganalisa pertimbangan desain yang digunakan untuk mendapatkan perancangan sesuai dengan konsep desain. 15
16 (Lanjutan) Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan (estetika). - Mendapatkan T.O.R (Term Of Reference). - Mendapatkan analisis S.W.O.T - Mendapatkan keputusan desain berdasarkan dari desain, kebutuhan, dan target pengguna. - Tahapan perancangan meliputi blocking system, sketsa desain, final sketsa, gambar teknik, pembuatan mock up, HPP (Harga Pokok Penjualan), dan pembuatan prototype. - Menganalisa perancangan produk berdasarkan analisis T.OR dan S.W.O.T - Melakukan tahapan dari perancangan blocking system, sketsa desain, final sketsa, gambar teknik, pembuatan mock up, HPP dan prototype untuk menghasilkan akhir perancangan produk sarana kebutuhan menyetrika. 7 Kesimpulan dan saran - Menyatakan intisari dari produk yang dirancang. - Memberikan penjelasan mengenai produk rancangan, baik dari material, operasional,dan perawatan. Table 1.1 : Table Tahapan Perancanagan (Sumber: Data Penulis, 2015) - Analisis Penulis 1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar, sistematika penulisan tugas akhir ini terbagi dalam lima bab: BAB I PENDAHULUAN Bab pertama merupakan bab yang berisi pendahuluan atau pengantar dari seluruh rangkaian perancangan yang dilakukan. Pada bab ini di jelaskan mengenai ringkasan singkat dari proses yang dilakukan dalam perancangan. Adapun isi dari bab pendahuluan 16
17 adalah mengenai latar belakang pemilihan topik, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metodologi perancangan, dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II STUDI PUSTAKA Bab ini berisi penjelasan yang membuat deskripsi, eksplantasi, sintesis, dan analisis (pembahasan) yang dituangkan dalam beberapa sub bab, sesuai dengan keperluan, Namun secara umum terdiri dari: a. Landasan Teoritik b. Landasan Empirik c. Gagasan Awal Perancangan BAB III ANALISIS ASPEK DESAIN Berisi tentang analisa perancangan dengan pertimbangan desain produk yang dikaji dari berbagai aspek. Mulai dari aspek ergonomi, antropometri, produksi fungsi, operasional, teknologi masyarakat, psikologi, rupa, dan lain sebagainya. Dari hasil analisa kemudian dituangkan dalam hipotesa seperti: 5W+1H, analisa S.W.O.T, dan T.O.R (Term of Refference). BAB IV KONSEP PERANCANGAN DAN VISUALISASI Berisi data real yang didapat dari masalah desain, kemudian dalam prosesnya melakukan pertimbangan desain dari gagasan awal ke gagasan akhir. Serta mendeskripsikan keterangan produk mulai dari nama, fungsi, target user, serta kebutuhan produk yang harus dipenuhi, serta aspek-aspek desain terkait dengan perancangan sampai kepada desain akhir berupak gambar rendering 3D, gambar kerja, study model,prototype dan standar operasional produk. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan perancangan atau hasil penelitian sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan ditulis dengan padat, jelas dan bukan rangkuman. 17
18 Diagram 1.2 Chart Bab I (Sumber: Data Penulis, 2015) 18
BAB I PENDAHULUAN. Masanung.staff.uns.ac.id/2009/04/28/ruang-publik/
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah kota secara umum memiliki ruang publik yang digunakan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Ketika umat islam melakukan sholat pada umumnya menggunakan alat ibadah yang dinamakan sajadah, sajadah digunakan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebersihan secara umum mempunyai arti sebagai suatu keadaan yang terbebas dari kotoran, debu,sampah hingga bau. Kenapa saat ini kebersihan sangat diutamakan? Sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia Tugas Akhir. Yogya karta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skateboarding mulai muncul pada tahun 1930-an. Di California selatan, skateboard terbuat dari kayu peti buah dengan roda yang dipasang pada bagian bawah. Model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kos merupakan salah satu bentuk hunian yang bersifat sementara. Kos pada umumnya memiliki desain bagunan minimalis yang terdiri dari beberapa kamar dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Commuter Line adalah salah satu bagian dari Pola Transportasi Makro DKI Jakarta yang dinilai memiliki peran penting sebagai sarana transportasi masal untuk mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah penyedia layanan jasa yang harus sadar akan pentingnya kualitas pelayanan terhadap pasien sebagai konsumen. Salah satu yang berperan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring terus meningkatnya ilmu pengetahuan di masyarakat kini beiringan dengan meningkat pula kesadaran masyarakat akan pentingnya memperhatikan asupan gizi sehati-hati
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, hampir sebagian besar perusahaan industri baik barang maupun jasa kurang memperhatikan kondisi kerja karyawannya, ini disebabkan karena perhatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri rumah tangga laundry. Saat ini industri rumah tangga laundry
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu industri informal yang memiliki potensi untuk mengalami bahaya keluhan muskuloskeletal adalah pada aktivitas pekerjaan ialah industri rumah tangga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kursi Roda adalah alat bantu untuk melakukan aktifitas bagi penderita cacat fisik seperti patah tulang kaki, cacat kaki, atau penyakit-penyakit lain yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil perancangan desainer dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil perancangan desainer dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Produk-produk yang di hasilkan dan di perkenalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Salah satu sentral kerajinan gerabah yang paling dikenal yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gerabah merupakan salah satu kerajinan tangan yang terkenal di Provinsi Jawa Tengah. Salah satu sentral kerajinan gerabah yang paling dikenal yaitu terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbit tahun Sumber detikhealth.com, hasil penelitian WBTI (World Breastfeeding Trends Initiative), ditulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyusui merupakan sebuah hal yang berkelanjutan pasca melahirkan atau disebut masa post-partum. Adapun yang dimaksud dengan post-partum merupakan masa-masa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya industri pariwisata di Kota Bandung, membuat para penyedia jasa dalam berbagai bidang berusaha menyediakan fasilitas yang memuaskan bagi konsumen.
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kerja merupakan serangkaian dari beberapa pekerjaan yang berbeda kemudian dipadukan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa, yang menghasilkan keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut fenomena yang ada banyak sekali ibu-ibu yang memiliki bayi, dikarenakan angka kelahiran semakin bertambah. Data angka kelahiran Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X
PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. titik awal dan titik akhir kesuksesan dalam industri manufaktur. Oleh karena
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan produk dalam dunia industri akan semakin dibutuhkan untuk menuju Indonesia sebagai negara maju. Produk merupakan titik awal dan titik akhir kesuksesan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pariwisata, hotel mempunyai peran yang sangat penting dimana hotel merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih seseorang atau beberapa orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi manusia. Pakaian termasuk barang yang mudah untuk didapatkan. Umumnya, orang-orang mendapatkan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN INOVASI MEJA SETRIKA DALAM VIRTUAL ENVIRONMENT SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN INOVASI MEJA SETRIKA DALAM VIRTUAL ENVIRONMENT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi persyaratan beban studi sesuai dengan kurikulum yang berlaku di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti kita ketahui, saat ini pembangunan gedung-gedung untuk berbagai kepentingan masyarakat tumbuh dengan sangat pesat. Berbagai gedung baru seperti gedung perkantoran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lagu wajib nasional adalah lagu-lagu mengenai perjuangan dan nasionalisme bangsa yang wajib untuk dihapalkan oleh peserta didik. Lagu wajib nasional sebagai
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA
PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA Endang Susanti (Dosen Tetap Prodi Teknik Elektro UNRIKA Batam) ABSTRAK Meja dan kursi adalah salah satu fasilitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tidak lepas dari pekerjaan rutin yang biasa dilakukan sehari-hari seperti mencuci pakaian. Pastinya tidak semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telekomunikasi merupakan suatu kegiatan menyampaikan suatu informasi dari satu tempat menuju satu tujuan yang lain. Informasi yang disampaikan juga dapat berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Limbah Kayu Potongan (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2016)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Berdasarkan peninjauan yang penulis lakukan dilapangan yaitu dengan meneliti ke beberapa pengrajin kayu di Bandung, rata rata para pengrajin kayu tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pasar modern yang ada di Indonesia nampak semakin lama semakin maju. Hal ini dibuktikan dengan bermunculannya area perbelanjaan supermarket seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggergajian adalah proses dimana seseorang merubah bentuk suatu material dari bentuk awal menjadi bentuk yang diinginkan. Dalam dunia perindustrian saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Desain yang tepat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN
IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah UD. M Irfan Shoes merupakan usaha kecil menengah yang berada di dalam kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) yang bergerak dalam bidang pembuatan sepatu. Proses
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 3.1 KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Furniture merupakan sarana atau fasilitas bagi berbagai kegiatan manusia. Desain furniture lahir karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang merupakan hasil budi daya manusia (made-man). Hal ini. menaklukkan alam lingkungannya. Tujuan pokok manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang penting yang menunjukkan karakteristik masyarakat industri yang hidup di negara maju ialah banyaknya orang yang hidup dalam lingkungan fisik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting. Karena kebutuhan ini pula, ada berbagai macam penjual yang memperdagangkan makanannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan industri di negara Indonesia sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik itu dalam bidang jasa atau manufaktur. Persaingan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan dituntut untuk memperhatikan kinerja pekerjanya, karena pekerja merupakan salah satu aset perusahaan yang sangat vital dalam kegiatan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi merupakan interaksi dari tenaga kerja, metode kerja, fasilitas kerja dan lingkungan kerja untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk. Peranan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perabot kelas merupakan fasilitas fisik yang penting karena aktivitas belajar siswa banyak dihabiskan di dalam kelas seperti membaca, menggambar, menulis dan kegiatan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan pernah lepas dari kebutuhan akan sandang. Kebutuhan akan sandang semakin hari semakin meningkat. Hal ini terlihat dari tempat-tempat berjualan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu isu ergonomi kesehatan semakin banyak diminati, mengingat setiap aktivitas kehidupan, mulai dari bangun tidur hingga istirahat pada semua orang akan melibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1
Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perguruan tinggi biasanya dilengkapi dengan adanya perpustakaan di mana perpustakaan ini dapat menjadi pusat informasi dan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sepatu adalah salah satu jenis alas kaki yang berfungsi untuk melindungi keselurukan kaki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sepatu diartikan lapik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya disebabkan oleh pelayanan sarana kesehatan yang belum memadai. Dengan memperbaiki pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluhan terbanyak dari mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai kursi kuliah yang digunakan saat ini adalah kurang memberikan
Lebih terperinciDesain Workstation Peracikan Obat Untuk Ruang Kelas SMK Farmasi di Surabaya
F59 Desain Workstation Peracikan Obat Untuk Ruang Kelas SMK Farmasi di Surabaya Sherly Pracelina dan Drs. Taufik Hidayat, MT. Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Istilah difabel sebagai kepanjangan dari Different Abled People atau orang yang memiliki kemampuan berbeda, sudah dikenal sejak tahun 1988. Istilah tersebut secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di era globalisasi ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri di Indonesia. Sehingga industri perlu mengadakan perubahan untuk mengikuti
Lebih terperinciFAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4
FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4 FAKTOR ERGONOMI Setiap tempat kerja atau kegiatan yang bisa menyebabkan/ menimbulkan tekanan terhadap fisik/ jiwa ataupun perlakuan yang tidak pantas terhadap
Lebih terperinciBab 3. Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, material, metode kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah bagi
Lebih terperinciPERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )
PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS ) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri 2 Intitut Teknologi Nasional
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian yang telah dikumpulkan dan telah diolah pada bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI
JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 3 NO. 2 AGUSTUS 2016 PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGEMASAN EMPING MELINJO DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Jaka Abdul Rohim, Agung Kristanto Program Studi
Lebih terperinciABSTRAKSI. Keyword: Gallery, Wedding, Mars and Venus
ABSTRAKSI Pernikahan adalah ikrar dua hati untuk mengarungi hidup bersama, disaksikan Tuhan dan manusia. Dua hati ini setuju untuk memikul suka dan duka bersama, saling mendukung di setiap waktu, dan tetap
Lebih terperinciERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR
ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi (Eko
Lebih terperinciGANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)
.~5."':!>.~~ Computer.BasedSystems GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA) Farry Firman H., Rina Prisilia Laboratorium Teknik Industri Menengah Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah masalah dunia. Bekerja dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut, udara, bekerja disektor
Lebih terperinciNUGROHO NIM. I : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
PERANCANGAN ROTARY TABLE UNTUK AKTIVITAS MENYABLON DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ANTHROPOMETRI OPERATOR (Studi Kasus : Produsen Pakaian Jadi Black Bat Industries) Skripsi SIGIT NUGROHO NIM. I 0306059 JURUSAN
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi (Windi, Rasmidar Samad 2015).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat melaksanakan profesi sehari-hari dokter gigi melakukan perawatan yang memerlukan ketelitian di area perawatan yang relatif kecil, yaitu daerah mulut, sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendidikan usia dini merupakan masa yang amat penting bagi pendidikan anak-anak. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anak yang diajarnya mendapatkan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, bahan baku,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang Permasalahan Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, bahan baku, metode kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampu seringkali digunakan dalam penerangan suatu ruangan yang dalam pemasangannya di letakkan di langit-langit ruangan. Pemasangan lampu umumnya menggunakan tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi yang salah satunya berperan penting menjadi sumber pengairan atau irigasi untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, bisnis yang bergerak dalam bidang makanan semakin berkembang pesat. Seiring dengan perkembangannya, persaingan antar penjual makanan pun menjadi
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, industri sangat berkontribusi bagi perekonomian nasional,baik industri kecil, menengah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini tengah menjadi salah satu fokus pemerintah. Hal ini karena Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah
Lebih terperinciBisnis Warung Kelontong Modal Kecil
Bisnis Warung Kelontong Modal Kecil Mungkin benar bila modal uang merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam memulai usaha. Namun memiliki modal uang yang terbatas, bukan menjadi satu alasan bagi Anda
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI
PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI Bernard Sianipar Bina Nusantara University, Jl. Pustaka Kencana 2 Blok U2 No.16 Sektor 12.5 Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan, 0812-1897-6330, bernard9nipar@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angkatan kerja tahun 2009 di Indonesia diperkirakan berjumlah 95,7 juta orang terdiri dari 58,8 juta tenaga kerja laki-laki dan 36,9 juta tenaga kerja perempuan. Sekitar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai
Lebih terperincimeja dan kursi pada proses memahat untuk memperbaiki postur kerja di Java Art Stone Yogyakarta adalah Problem-Solving Research.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Perancangan ulang meja dan kursi pada proses memahat untuk memperbaiki postur kerja di Java Art Stone Yogyakarta diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju ini, dunia pendidikan dituntut agar dapat lebih bersaing, sehingga dunia pendidikan diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik oleh pekerja apabila tempat kerjanya dirancang dengan baik pula, tempat kerja yang baik disini yaitu tempat kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Condotel adalah tempat dimana tempat yang berfungsi lebih kesebuah bisnis, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir
Lebih terperinciPenentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik
Penentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik Dr. Ir. Dayal Gustopo,MT, Ir. Ida Bagus Suardika, MM dan Fuad Kautsar,ST 1) Program Studi Teknik Industri D-III, 2) Program
Lebih terperinciPenyusunan Kerangka Karangan (Ragangan)
Penyusunan Kerangka Karangan (Ragangan) Setelah ancangan karangan itu jelas dalam bentuk topik, judul, tujuan dsb. dibuat kerangka. Bila perlu sebelumnya diadakan eksplorasi pengetahuan tentang topik itu
Lebih terperinci