BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
|
|
- Glenna Kusnadi
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lagu wajib nasional adalah lagu-lagu mengenai perjuangan dan nasionalisme bangsa yang wajib untuk dihapalkan oleh peserta didik. Lagu wajib nasional sebagai salah satu produk atau hasil karya cipta budaya masyarakat Indonesia di bidang musik yang telah menyatu dengan jiwa masyarakat Indonesia memiliki fungsi yang kompleks dalam aktivitas budaya masyarakat. Sebagai salah satu ikon budaya masyarakat Indonesia. Lagu Perjuangan Indonesia disebut dengan istilah musik fungsional yang diciptakan untuk tujuan nasional. Fungsi primer lagu-lagu perjuangan Indonesia adalah sebagai sarana upacara, dimana kedudukan para pemain dan peserta didalam seni pertunjukan harus dilibatkan, hingga seni pertunjukan jenis ini bisa disebut the Art of Participation. Fungsi sekunder lagu-lagu perjuangan sebagai media agitasi politik berguna untuk membangkitkan semangat perjuangan melawan penindasan, dan keberadaan jenis lagu-lagu ini di Indonesia pada masa perang kemerdekaan jumlahnya cukup banyak. Dalam pengertian yang luas sebagai perasaan nasional lagu-lagu perjuangan disebut sebagai lagu wajib, diajarkan mulai pada tingkat pendidikan dasar, hingga perguruan tinggi dan wajib diketahui seluruh masyarakat Indonesia. Pengertian lagu wajib disini mengandung maksud, bahwa lagu-lagu itu wajib dipelajari, dipahami, dan dihayati makna dan isinya oleh seluruh pemuda dan pelajar di seluruh pelosok tanah air. Adapun caranya, siapa saja yang namanya pemuda dan pelajar, harus dapat menyanyikan dan dan memimpin lagu-lagu tersebut dengan sebaik-baiknya. Menyadari hal tersebut, maka pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, lalu berusaha menginventarisasikan sejumlah lagu-lagu nasional pada ranah pendidikan salah satunya adalah Sekolah Dasar. Akan tetapi pembelajaran lagu wajib nasional yang telah diajarkan di tingkat Sekolah Dasar, masih terdapat siswa /i yang tidak hapal akan lagu wajib nasional. Hal ini dibenarkan dengan melakukannya penelitian ke lapangan langsung yaitu lingkungan sekolah dasar oleh penulis. Sehingga menghasilkan fenomena yang menjadi dasar melakukannya penelitian berkelanjutan untuk mencari tahu mengapa anak-anak tidak hapal dan mencari solusi untuk menyesaikannya. Adapun fenomena yang dilakukan penulis, yaitu melakukan survei mengenai sejauh mana pengetahuan anak SD dengan lagu-lagu wajib nasional. Penulis pun melaksanakan tes
2 uji pengetahuan lirik lagu-lagu nasional di anak sekolah dasar Cipagalo 01 kelas V. Dari hasil uji tes tersebut penulis mendapatkan data, bahwa dari 18 siswa/i yang mengikuti tes terdapat hanya 8 siswa/i yang dapat menjawab dengan sempurna, sedangkan 10 siswa/i lainnya menjawab salah esai lirik yang diberikan penulis. Gambar 1.1 aktivitas siswi saat mengisi lembar uji tes lirik lagu nasional (Sumber : Dokumentasi Penulis) Adapun kesalahan yang dimaksud terdapat pada tiga lagu, yaitu pada lirik lagu Indonesia Raya yaitu Di sanalah aku berdiri, Jadi... Ibuku, siswi yang bernama Tita tidak menjawab karena lupa lirik lagu. Pada lagu Bendera Merah Putih yaitu pada syair Berkibarlah di langit yang biru, siswi yang bernama Anisa menjawab dengan Berkibarlah di tiang yang biru. Pada lagu Garuda Pancasila, pada syair Patriot proklamasi, Sedia berkorban untukmu, Pancasila dasar negara, siswi yang bernama fitra menjawab Patriot yang sopan, Sedia berkorban untukmu, Pancasila satu nusa. Padahal proses pembelajaran lagu wajib nasional ada di kurikulum Sekolah Dasar, pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Gambar 1.2 Kurikulum yang diterapkan di tingkat Sekolah Dasar (Sumber :
3 Pada gambar di atas dalam kotak berwarna merah terdapat mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dengan beban kegiatan belajar pada kelas I-III mendapatkan 4 jam/minggunya, sedangkan pada kelas IV-VI mendapatkan 6 jam/minggunya. Pada mata pelajaran ini terdapat pembelajaran lagu wajib nasional pada ranah Seni Musik. Sementara beban belajar anak untuk tiap mata pelajaran 35 menit untuk sekali pertemuan. Jika melihat kurikulum yang ada pada saat ini, lagu wajib nasional dipelajari di tingkat sekolah dasar pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, pada ranah Seni Musik (musik nusantara). Merujuk pada Depdiknas (2007), tertera Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar terdapat mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Tujuannya diajarkan pada anak SD adalah untuk mengenalkan salah satu ikon budaya negara, hasil cipta masyarakat Indonesia sendiri yang mengandung makna sejarah Indonesia dengan harapan anak dapat menghargai dan mencintai budaya bangsanya, termasuk para tokoh musik nasional, dan pencipta lagu nasional. Gambar 1.3 Daftar isi buku paket pelajaran Seni Budaya dan Prakarya Kelas VI ( Sumber : Dokumentasi Penulis) Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa proses pembelajaran lagu wajib nasional ada pada bab XI, artinya untuk mempelajari lagu wajib nasional terlebih dahulu melewati bab I hingga bab X. Dalam setahun terdapat 2 semester, pada daftar isi buku paket pelajaran kelas VI terdapat XVI bab. Dalam satu semester mempelajari bab dari daftar isi sebanyak VII Bab,
4 sedangkan pembelajaran lagu wajib nasional ada pada bab XI yang berada pada semester kedua. Untuk pembahasan satu bab, dilakukan selalu satu minggu dengan dua kali pertemuan dalam seminggu. Dampak buruk yang diperoleh jika anak tidak hapal lirik lagu nasional ditinjau pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya sendiri adalah saat memasuki masa ujian di sekolah mengenai pemahaman lagu wajib nasional. Saat ujian prateknya, Guru menyuruh anak untuk bernyanyi lagu wajib nasional tetapi anak tidak dapat bernyanyi dengan baik akan berdampak pada nilai yang didapat anak tidak akan maksimal atau anak tidak lulus mata pelajaran tersebut dapat berdampak pada anak yang tidak akan naik kelas. Selain itu, pada saat upacara bendera rutin hari senin dan hari besar lainnya, sebagai upaya pelestarian lagu wajib nasional di kegiatan rutin sekolah. Lagu wajib nasional dinyanyikan pada acara tersebut, jika anak tidak hapal akan judul lagu dan lirik lagu wajib nasional anak tidak akan bisa bernyanyi dengan baik saat menyanyikan lagu wajib nasional di upacara tersebut. Berangkat dari latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian mengenai fenomena yang ada mengapa anak-anak tidak hapal lirik lagu-lagu wajib nasional, padahal pembelajaran lagu wajib nasional diajarkan di Sekolahan pada Mata Pelajaran Seni Budaya dan prakarya. Penelitian ditujukan untuk mendapat data bagaimana proses pembelajaran lagu wajib nasional yang diajarkan guru dan menganalisa sebab-akibat mengapa anak tidak hapal lirik lagu wajib nasional. Setelah mendapatkan data tersebut peneliti akan mencari solusi untuk membantu memecahkan masalah yang ada dalam ranah keilmuan desain produk. 1.2.Permasalahan Identifikasi Masalah a) Anak-anak tidak hapal syair/lirik lagu wajib nasional, padahal diajarkan di Sekolah pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. b) Dengan adanya pembelajaran lagu wajib nasional pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya terdapat tes ujian praktik saat masa memasuki masa ujian pengetahuan di Sekolah. c) Lagu wajib nasional dinyanyikan saat upacara bendera hari senin dan hari besar lainnya. d) Lagu wajib nasional memiliki identitas berupa syair dan intonasi nada sebagai acuan cara menyanyikan lagu.
5 e) Media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah media cetak tulis, yakni buku paket pelajaran. f) Kurangnya waktu pembelajaran anak mengenai lagu wajib nasional di lingkungan sekolah, dapat dilihat dari kurikulum Sekolah Dasar. g) Anak belajar lagu wajib nasional sesuai dengan struktur proses belajarmengajar yakni mengikuti panduan daftar isi dari buku paket pelajaran Rumusan Masalah a) Mengapa anak-anak tidak hapal dengan lagu wajib nasional? b) Bagaimana proses pembelajaran lagu-lagu wajib nasional di lingkungan sekolah? c) Media apa yang digunakan saat proses pembelajaran lagu wajib nasional? 1.3.Ruang Lingkup Batasan ruang lingkup yang dipilih adalah anak-anak sekolah dasar pada tingkat kelas II,III, IV, V dan VI. Dikarenakan pengenalan lagu wajib nasional di mulai dari tingkat kelas II berdasarkan data daftar isi buku paket pelajaran hasil penelitian lapangan. Wilayah ataupun area penelitian sebagai sampel adalah SD Negeri Cipagalo 01 di Bandung dan penduduk sekitar. Batasan masalah untuk mencari solusi merancang media sebagai alat mengenalkan lagu-lagu wajib nasional terhadap anak-anak agar anak dapat mengingat syair/lirik maupun judul lagu wajib nasional serta penciptanya. Target penelitian sebagai pengguna adalah Anak Sekolah Dasar yang telah memiliki pengetahuan mengenai lagu wajib nasional dan dapat membaca dengan baik. 1.4.Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan adalah menjawab rumusan masalah yang ada, yaitu mencari tahu penyebab mengapa anak-anak tidak hapal dengan lagu wajib nasional dan proses pembelajaran yang dilakukan di Sekolah serta media apa yang digunakan. Setelah mendapatkan jawaban dari beberapa rumusan masalah yang ada akan dicari solusi dengan melakukan perancangan produk untuk mengenalkan lagu-lagu wajib nasional dengan keilmuan desain produk terhadap anak-anak Sekolah Dasar yang telah memiliki kemampuan membaca yang baik, agar anak dapat menyanyikannya dengan baik Manfaat Perancangan
6 Ada 2 manfaat yang diperoleh dari proses perancangan, yaitu : Bagi penulis, memperoleh ilmu dan menambah wawasan bagaimana caranya menyelesaikan permasalahan melalui keilmuan desain produk. Proses perancangan melalui pertimbangan aspek-aspek desain diterapkan langsung saat melakukan perancangan. Bagi anak-anak, memperoleh penambahan wawasan dan bahasa melalui pengenalan lagu wajib nasional yang dilakukan peneliti, melatih daya ingat dan konsentrasi anak. Anak dapat menyanyikan lagu wajib nasional dengan baik dan lewat media edukasi visual lirik lagu nasional Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. a) Data Primer Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan di lapangan, observasi,survey, tes, dan dokumentasi. b) Data Sekunder Mengumpulkan data dari beberapa sumber pustaka, yaitu : Buku 1.7.Metode Analisis Data Proses menganalisis data mengunakan metode campuran (mixed), dengan prosedurprosedur sebagai berikut : 1) Melakukan observasi lapangan dengan melakukan eksperimen dilengkapi dengan alat instrumentasi pengumpulan data. 2) Menggunakan matriks/tabel untuk mendapatkan data-data pertimbangan. 3) Merekam data hasil kegiatan wawancara dan penyebaran angket dengan teknik dokumentasi foto. 4) Mengolah data untuk mendapatkan hasil statistik dari instrumen data yang dipakai untuk mengumpulkan data. 5) Menganalisis data dengan menggunakan interprestasi desain, yakni : 5 W + H dan SWOT buat produk yang sudah ada untuk mencari kemungkinan peluang desain.
7 1.8.Kerangka Perancangan Pengamatan di Lapangan Wawancara Penyebaran Angket Analisa &Intrepertasi 1. Analisa 5W +1H 2. Analisa SWOT Hipotesis TERM of REFERENCE (TOR) DESIGN 1. Penentuan alternatif produk 2. Batasan perencanaan produk 3. Pertimbangan perencanaan 4. Konsep dasar 5. Gambaran produk 6. Konsep bentuk 7. Penggayaan => Trend PRELIMINARY DESIGN SKETSA IDE SKETSA DESIGN FINAL DESIGN WORKSHOP DRAWING 1. Pertimbangan Kebutuhan 2. Pertimbangan ergonomi 3. Pertimbangan produksi 4. Pertimbangan biaya dan material 5. Pertimbangan pemeliharaan Studi banding dengan produk sejenis (Kompetitor) Pertimbangan proses produksi Pertimbangan Estetika PEMBUATAN MOCK-UP 1.9. Pembabakan Sistematika penulisan laporan : a) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, yang di uraikan menjadi Identifikasi masalah dan perumusan masalah. Pada Ruang lingkup masalah berisikan
8 batasan masalah, tujuan perancangan, Manfaat, Metode Pengumpulan data, Metode Analisis, Kerangka Perancangan, dan Pembabakan. b) BAB II STUDI LITERATUR Berisikan Referensi-referensi mengenai hal yang berhubungan dengan permasalah perancangan yang berupa teori-teori yang terdapat pada buku, majalah, jurnal, maupun media online. c) BAB III STUDI EMPIRIS Berisikan data-data yang di dapat dari lapangan bisa berupa hasil survey, wawancara, eksperimen, dan selanjutnya data ini diolah yang akan menjadi acuan dalam tahap proses perancangan. d) BAB IV KONSEP PERANCANGAN ALAT EDUKASI LAGU WAJIB NASIONAL Pada bab ini berisikan proses perancangan yang dimulai dari analisa 5W + H, Product Statement, Visual Image Chart, Studi Blocking komponen 2D dan 3D, pembuatan sketsa alternatif, final rendering dan operational, pembuatan gambar tampak untuk menentukan ukuran, final design untuk menampilkan hasil visual bentuk, dan tahap terakhir pembuatan mock up tau prototype menjadi bentuk yang real. e) BAB VI KESIMPULAN penulis. Bab ini berisikan kesimpulan dari dari setipa bab yang dibahas dan saran dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kos merupakan salah satu bentuk hunian yang bersifat sementara. Kos pada umumnya memiliki desain bagunan minimalis yang terdiri dari beberapa kamar dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari
BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari dokumentasi Film Tanah Surga Katanya mengenai representasi nasionalisme berdasarkan indikator-indikator yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbit tahun Sumber detikhealth.com, hasil penelitian WBTI (World Breastfeeding Trends Initiative), ditulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyusui merupakan sebuah hal yang berkelanjutan pasca melahirkan atau disebut masa post-partum. Adapun yang dimaksud dengan post-partum merupakan masa-masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Commuter Line adalah salah satu bagian dari Pola Transportasi Makro DKI Jakarta yang dinilai memiliki peran penting sebagai sarana transportasi masal untuk mengatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Busro Hamzah, : 2001: 4) yang menyatakan bahwa :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan seni musik merupakan salah satu pembentukan manusia Indoensia seutuhnya dengan cara memupuk rasa kebanggaan nasional dan ketahanan dalam menanggulangi pengaruh
Lebih terperincibangunan saung dengan struktur kayu berfokus pada pengolahan layout dan furniture yang sesuai dengan karakteristik saung tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang penting dalam dunia pendidikan untuk mendidik generasi penerus bangsa. Saat ini telah banyak sekolah yang didirikan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan musik merupakan proses sosial yang didalamnya dapat menggali dan mengembangkan keterampilan dan kreativitas siswa secara mendasar, sehingga musik tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan dengan tujuan untuk mengujungi tempat-tempat wisata yang berada disuatu tempat tertentu. Sebagaimana yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang sering dijumpai di Kota Bandung diantaranya yaitu banyaknya pengguna sepeda motor di jalan raya, khususnya di jam-jam tertentu, seperti saat jam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah merupakan salah satu pembentuk identitas suatu negara. Indonesia sebagai suatu negara dengan daerah yang cukup luas memiliki perjalanan sejarah yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Puspa (2013), tata rias wajah atau yang biasa dikenal dengan sebutan makeup sekarang ini telah menjadi bagian dari rutinitas kehidupan masyarakat modern
Lebih terperinciPANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa ditandai oleh sumber daya manusia yang bermutu. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu, itu diperlukan suatu upaya melalui
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA
NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA (Studi Hermeneutika pada Lagu-lagu Perjuangan Ciptaan C. Simanjuntak) Oleh: RIKA WULANDARI A220090128
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)
SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 21 JAKARTA Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)
PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni musik bisa dimulai dari tingkat pendidikan formal.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan seni musik bisa dimulai dari tingkat pendidikan formal. Misalnya dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sejak tahun 2006 sampai saat ini pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan memunculkan pertanyaan bagaimana sistem pendidikan yang sangat kompetitif ternyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Pembukaan Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya Sunda kini tengah menghadapi tantangan besar dalam proses regenerasi budaya. Banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya terjadi degradasi nilai budaya
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Indonesia sebagai Negara Kepulauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): Setiap warga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
125 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang didapat dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan berbagai pendapat para ahli dan penelitian terdahulu yang
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA PENYELENGGARA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013. PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi tolak ukur kualitas dari lulusannya. Kompetensi lulusan yang baik dari lembaga pendidikan yang terpercaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian sekolah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran; waktu atau
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN)
SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI MUSIK) (WAJIB PILIHAN) SATUAN PELAJARAN: SMP KELAS : VIII KOMPETENSI INTI : KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai perilaku
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital
Lebih terperinci: Rukun dalam Perbedaan.
Tema 2 Subtema 1 : Persatuan dalam Perbedaan. : Rukun dalam Perbedaan. Mata PPKn Bahasa Indonesia 3.5 Memahami Nilainilai Persatuan pada masa penjajahan, pergerakan nasional dan kemerdekaan 4.5 Menerapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin berkembang dan semakin majunya juga perkembangan teknologi yang diciptakan manusia, membuat pola
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, pendidikan formal di sekolah mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun kurikulum guna mewujudkan tujuan Pembangunan
Lebih terperinciSILABUS. Instrumen Pilihan Wajib IV (TIUP) SM 416
No.: FPBS/FM-7.1/07 Lampiran 9.7. Sistematika Silabus SILABUS Instrumen Pilihan Wajib IV (TIUP) SM 416 Engkur Kurdita, S.Pd JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK 2011 DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini membahas
Lebih terperinciESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER
ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Seberapa Indonesia-kah Anda? Lambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan berbeda sesuai dengan zamannya.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Siklus I
85 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Siklus I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu : SDN Sirnamanah : Ilmu Pengetahuan Sosial : VB / II : 3 x 35 menit A. Standar Kompetensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang kehidupan masyarakatnya akan berkembang kesistem masyarakat modern dan demokratis khususnya di ibu kota indonesia. Masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Mata pelajaran PKn merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI
SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali pengguna game baik dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Berdasarkan data demografis menurut survei duniaku.net pada tahun 2015. Duniaku.net
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hasil karya seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni musik, bunyi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. batatamba. instrumen yang masih sederhana terdiri dari tiga jenis instrumen
120 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Bentuk penyajian tradisi awalnya perorangan berfungsi untuk batatamba banyanyian, dalam perkembangannya tradisi terdiri dari formasi instrumen masih sederhana terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masanung.staff.uns.ac.id/2009/04/28/ruang-publik/
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah kota secara umum memiliki ruang publik yang digunakan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga terhadap tanah air. Lebih khusus lagi, nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Ketika umat islam melakukan sholat pada umumnya menggunakan alat ibadah yang dinamakan sajadah, sajadah digunakan untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI. 2. Manfaat Perancangan
BAB II METODOLOGI A. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan typeface ini adalah merancang typeface yang tepat dengan eksplorasi bentuk alat musik Angklung sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui usaha pengoleksian dan memamerkan benda-benda serta aset-aset bersejarah dan sumber pengetahuan
Lebih terperinciPENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman)
KOMPETENSI KETERAMPILAM (Suroto, Kun Setyaning Astuti, Marwanti, Erman) Penilaian keterampilan ini dikembangkan didasarkan pada standar penilian, standar proses, Kompetensi inti, Kompetensi dasar. Tes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum yang ada dalam setiap jenjang pendidikan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kesatuan yang wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa Barat. Kesenian rudat tersebut tersebar di berbagai daerah seperti Kabupaten Banten, Kabupaten Bandung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinamis, dan maju di berbagai bidang, menuntut seseorang harus selalu up to date
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, dinamis, dan maju di berbagai bidang, menuntut seseorang harus selalu up to date mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan terarah dalam rangka mengembangkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu hingga sekarang, musik menjadi sesuatu yang universal, sesuatu yang dikenal luas oleh masyarakat di seluruh dunia. Sepanjang sejarah peradaban manusia,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. kemampuan memori, kognisi, konsentrasi, dan kreativitas. lebih aman di kepala kita adalah dengan cara memakai musik.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Musik adalah salah satu cabang seni yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Bahkan sejak kita masih bayi, kita sudah dikenalkan dengan seni musik oleh ibu kita, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam budaya sejarah dan peninggalan yang saat ini merupakan asset identitas dari Bangsa Indonesia. Untuk menjaga kekayaan yang dimilikinya
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA NEGERI 1 MERTOYUDAN : Seni Budaya (Seni Musik) : XI /satu : Mengaransir Lagu : 1
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gamelan adalah suatu istilah untuk berbagai jenis alat musik yang dimainkan di Indonesia. Seperti diketahui bahwa seni gamelan tidak hanya dimiliki oleh daerah Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu kota yang mempunyai peluang dan potensi besar untuk dikembangkan. Pengembangan potensi ini didasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelajaran sejarah di dunia pendidikan Indonesia sangat identik dengan faktafakta mengenai kejadian, tahun kejadian, tempat dan tokoh. Tidak dapat dipungkiri bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SILABUS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Satuan Pendidikan : SMP Kelas : IX (Sembilan) Kompetensi Inti: KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Menghargai dan menghayati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Dilansir dari meltingpotinternational.com, Indonesia: A multicultural melting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta merupakan ibukota Republik Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, kebudayaan serta hiburan. Karena hal tersebut, kota Jakarta menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan ini merupakan sebuah pengantar untuk menjabarkan hal-hal yang menjadi landasan penelitian seperti latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup,
Lebih terperinciSOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan Peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang saat ini menjadi persoalan yang memprihatinkan. Peningkatan jumlah pengguna dari tahun ke tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan
Lebih terperinci48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK
48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciM. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA
- 345 - M. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMALB TUNANETRA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciPANDUAN TEKNIS LOMBA VOKAL GRUP BAGI MAHASISWA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014
PANDUAN TEKNIS LOMBA VOKAL GRUP BAGI MAHASISWA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN Jalan Pemuda 134 Semarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI MUSIK) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Musik) Kelas/Semester
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, diagram alir penelitian, instrumen penelitian, teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan
Lebih terperinciJUDUL PROPOSAL SEMINAR / PROPOSAL TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENGIKUTI TUGAS AKHIR / SKRIPSI
JUDUL PROPOSAL SEMINAR / PROPOSAL TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MENGIKUTI TUGAS AKHIR / SKRIPSI PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEMESTER NAMA MAHASISWA NIM FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya akan kebudayaan, mulai
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya akan kebudayaan, mulai dari pulau-pulau, suku, rumah adat, tarian adat, senjata tradisional, lagu daerah, pakaian adat,
Lebih terperinci[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Melalui aktivitas berkesenian akan diperoleh banyak hal yang berkait dengan nilainilai yang bermanfaat bagi kehidupan, di antaranya sebagai pemenuhan kebutuhan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta Pulau kecil lainnya, di mana setiap Pulau terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arus globalisasi membawa perkembangan yang sangat pesat di bidang iptek, dimana berdampak terjadinya peralihan komunikasi informasi dari media cetak konvensional ke
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGUKUHAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENGUKUHAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 TANGGAL 13 AGUSTUS 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior Peningkatan kualitas hidup suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, hal tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG MARS TEGAR BERIMAN
SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 3 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG MARS TEGAR BERIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan menurut GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) bahwa pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang
Lebih terperinciSahabat Ciptaan: Aca
Bacalah puisi di bawah ini dengan percaya diri! Sahabat Ciptaan: Aca Betapa bahagia mempunyai sahabat Tertawa gembira bersama sahabat Berbagi cerita bersama sahabat Bermain gembira bersama sahabat Tak
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM)
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI LAGU ISLAMI TINGKAT SMP/MTs SE KABUPATEN BANTUL Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN
Lebih terperinciB. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI MUSIK SMALB AUTIS
- 2008 - B. KOMPETENSI INTI DAN SENI MUSIK SMALB AUTIS KELAS : X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kucing merupakan hewan yang sering ditemui dalam keseharian. Di Jakarta Utara populasi kucing bahkan mencapai 47.000 ekor (www.kompas.com, 5 Mei 2014). Dengan populasi
Lebih terperinci